amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk...

61
PROPOSAL PENELITIAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAPEL AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF DI SMA NEGERI 1 BANGSRI Dosen Pembimbing : Oleh : Nama : Amin Dwi Nugroho NIM : 0104510012 Prodi : KTP

Transcript of amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk...

Page 1: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAPEL AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN METODE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF

DI SMA NEGERI 1 BANGSRI

Dosen Pembimbing :

Oleh :

Nama : Amin Dwi NugrohoNIM : 0104510012Prodi : KTP

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JANUARI 2011

Page 2: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat

penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia.[1] Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[2]

Pendidikan sebagai sebuah program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja

sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. [3] Di

bidang pendidikan dan pengajaran siswa sebagai obyek dan sasaran utama bagi

setiap guru sebagai salah satu komponen pendidikan.[4] Antara siswa yang satu

dengan yang lainnya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tidak sama , ada

siswa yang dengan cepat dan mudahnya mampu menyerap materi pelajaran, ada

siswa yang membutuhkan waktu yang lama serta perlakuan kusus untuk

memahami atau menguasai materi pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar

pada semua mata pelajaranatau mata pejaran termasuk mata pelajaran

akuntansi.tidak semua materi akuntansi di ajarkan dengan model ceramah atau

konvensional, pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok

sangatlah penting, demikian juga pemanfaatan media pembelajaran sangat

mondorong siswa tertarik dan mudah menyerap pelajaran.

Salah satu model yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk

memberikan pengalaman secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif,

model pembelajaran kooperatif ini didasarkan atas pandangan kontruktivis yang

menyatakan bahwa anak secara aktif membentuk konsep, prinsip dan teori yang

disajikan kepadanya. Mereka mengolahnya secara aktif, menyesuaikan dengan

1

Page 3: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

skema pengetahuan yang sudah dimilki dalam struktur kogninifnya dan

menambahkan atau menolaknya (Suparno 1997)

1.2 Identifikasi Masalah

Antara siswa yang satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan dan

kecerdasan yang tidak sama , ada siswa yang dengan cepat dan mudahnya mampu

menyerap materi pelajaran, ada siswa yang membutuhkan waktu yang lama serta

memerlukan perlakuan khusus dari guru untuk dapat memahami atau menguasai

materi pelajaran.Metode ceramah yang selama ini mendominasi dalam proses

mengajar kurang efektif dan kurang bisa membangkitkan semangat dan kreativitas

siswa dalam mengikuti pelajaran,sehingga prestasi belajarnya tidak seperti yang

diharapkan sekolah.setiap materi pelajaran mempunyai karakteristik yang berbeda

, maka pemilihan dan penerapan metode serta pemanfaatan media pembelajaran

mempunyai peranan yang penting dan juga punya peranan sebagaipenentu

keberhasilan siswa dalam belajar.

Disinilah metode dan media mempunyai peranan, yaitu menigkatkan kompetensi

siswa terutama meningkatkan prestasi belajar bagi siswa Hal inilah yang

menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAPEL AKUNTANSI MELALUI

PENERAPAN MODEL STUDEN TEAMS ACHIENMENT DIVISION (STAD)

DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF DI SMA

NEGERI 1 BANGSRI”

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalahnya, maka dapat penulis rumuskan

masalah : “Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi

melalui penerapan Metode Student teams Achievenment Divisions (STAD) dan

pemanfaatan media pembelajaran inovativ di SMA Negeri 1 Bangsri.?”

2

Page 4: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

1.4 Batasan Masalah

a. Pengertian Prestasi

Muray dalam Beck (1990:290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :

“To overcome abstacle, to axarcise power, to strive to do something difficultas

well and as quickly as possible”

“ Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan,

berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

kegiatan.Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi nelajar dibedakan menjadi

lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, invormasi verbal,

sikap dan ketrampilan.Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto ( 1990:110)

bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada

saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam

penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

b. Pengertian Belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar disini akan diawali dengan

mengemukan definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang

definisi belajar, sebagai berikut :

1. Cronbach memberikan definisi :

“ Learning is shown by a change in behavioras a resultof axprience”

“ Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil atau

pengalaman”

3

Page 5: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2. Harold Spears memberikan batasan:

“Learning is observe, to read, to initiate, to try samethingthemselve, to listen, to

follow direction”Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba

sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan”

3. Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) mengatakan :

“Learning is a change in performance as aresult of pratice”

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktik

Dari ketiga definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si sunyek

belajar itu mengalami atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik Belajar

sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu

yang dikirim kepdanya oleh lingkungan. Dengan demiklian terjadinya kegiatan

belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus

antara individu dan lingkungan.

c. Pengertian Siswa Atau Peserta Didik

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi

diri melaui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal, in

formal maupun non formal.

Siswa adalah seseorang yang sedang menempuh ilmu sedalam mungkin

meskipun rela maupun tak rela mengeluarkan biaya, segala jerih payah dan lain-

lain, agar mencapai masa depan yang cerah.

d. Pengertian model pembelajaran STAD

Studen Teams Achievenment Divisions (STAD) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, siswa ditempatkan dalam tm

belajar beranggotakan orang yang merupakan campuran menurut tingkat

4

Page 6: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

kinerjanya, jenis kelamin, dan suku.Guru menmyajikan pelajaran kemudian

siswabekerja dalam timuntuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah

menguasai pelajaran tersebut.

e. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu benda yang menjadi

perantara dalam terjadinya pembelajaran. Berdasar fungsinya media dapat

berbentuk alat peraga dan sarana.

1. Alat Peraga

a) Pengertian alat peraga

Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang

mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajarai.

b) Fungsi alat peraga

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk meurunkan keabstrakan dari

komsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut.

2. Sarana

a) Pengertian saranaSarana juga merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai

alat Bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan

sarana tersebut diharapkan dpat memperlancar kegiatan belajar-mengajar. Contoh

media pembelajaran papan tulis, computer, LCD, LK (Lembar Kerja),LT

(Lembar Tugas),

Adapun yang dimaksud Workshop dan media pembelajaran inovativ pada

penelitian ini adalah suatu metode yang diberikan oleh seorang guru kepada siswa

Kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Bangsri yang bertujuan untuk meningkatkan

prestasi belajar.

Dari berbagai pengertian di atas, maka penelitian dengan judul :

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MAPEL AKUNTANSI MELALUI

METODE STUDENT TEAMS ACHIEVENMENT DIVISION DAN

5

Page 7: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF DI SMA NEGERI 1

BANGSRI”

Secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa mata pelajaran Akuntansi yang dilakukan oleh seorang

guru melalui workshop dan pemanfaatan media pembelajaran inovatif di SMA

Negeri 1 Bangsri.

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui

hasil “ peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi melalui Metode

student teams Achievenment Division (STAD) dan pemanfaatan media

pembelajaran inovativ di SMA Negeri 1 Bangsri.”

1.6 Kegunaan Penelitian

Diharapkan dari penelitian ini akan memberikan kegunaan sebagai berikut:

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan tugas ,

khususnya guru SMA pengampu mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi.

b. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang nilai

ulangannya bawahKKM(KriteriaKetuntasanMinimal).

c. Sebagai bahan guna diadakan kajian dan pembahasan lebih lanjut,

mendalam, dan lebih luas mengenai masalah atau tema yang sama bagi

peningkatan mutu pendidikan

.

6

Page 8: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan tentang Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya

bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-

prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek

didik (Sardiman, 2004:20). Teori semacam ini boleh jadi diterima, dengan suatu

alas an bahwa dari struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afeksi

ataupun penampilan seseorang.

Menurut Slavin, dalam Anni (2004:2) menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman

yang dimaksud adalah seperti dalam teori belajar persepsi yang dikembangkan

oleh Arthur Comb dalam Sutarto, dkk (1999:44) menyatakan bahwa belajar

dipengaruhi oleh cara-cara individu dalam menerima dirinya sendiri dengan

lingkungannya. Selain itu, pengertian belajar menurut Morris L Bigge yang

dikutip oleh dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis.

Sedangkan menurut James O Wittaker masih dalam Darsono, dkk (2000:4) belajar

dapat didefinisikan James O Wittaker masih dalam Darsono, dkk (2000:4) belajar

dapat didefinisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku

melalui latihan atau pengalaman. Menurut W. S. Winkel dalam Darsono, dkk.

(2003:4), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam

pemahaman-pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Menurut teori

konstruktivisme, teori belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek didik

belajar membangun sendiri pengetahuannya, dan mencari sendiri makna dari

sesuatu yang dipelajari (Sardiman, 2004:38). Selain itu, belajar dapat diartikan

juga sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada

kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar (Umar& La Sulo, 2005:51).

7

Page 9: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Dengan demikian, belajar dapat dikatakan sebagai proses penting bagi perubahan

perilaku bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang

dipikirkan dan dikerjakan (Anni, 2004:2).

Beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

merupakan suatu proses terjadinya suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal.

Studi Piaget mengisyaratkan agar guru meneliti siswa dengan seksama

untuk memahami kualitas anak berpikir di dalam kelas. Deskripsi Piaget

mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan

pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa

yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Strategi belajar yang

dikembangkan dari teori Piaget ialah menghadapkan anak dengan sifat pandangan

yang tidak logis. Anak sulit mengerti sesuatu pandangan yang berbeda dengan

pandangannya sendiri (anak itu berkembang dari alam pandangan yang egosentris

ke alam pandangan yang sosiosentris). Tipe kelas yang dikehendaki oleh Piaget

menekankan pada transmisi pengetahuan melalui metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan mendorong guru untuk bertindak sebagai katalisator dan siswa

belajar sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan bukanlah

meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan kemungkbukanlah

meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan kemungk inan bagi

anak untuk menemukan dan menciptakan kreativitas sendiri.

Teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian

unsur-unsur kognisi terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami

stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri

manusia ditekankan pada internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan

(processing) informasi (Anni, 2004:40). Dengan demikian hasil kinerja seseorang

diperoleh dari hasil belajar dan tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian

stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana seseorang mampu

mengolah informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon

stimulus yang berada di sekelilingnya. manusia yang bersifat hirarkis yang

dikelompokkan menjadi 5 (lima) tingkatan, yaitu manusia yang bersifat hirarkis

8

Page 10: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) tingkatan, yaitu physiological needs,

belongingness actualization (Mulyasa,2004:112). Kebutuhan fisiologi merupakan

kebutuhan yang paling mendasar dan pemenuhannya mendesak, misalnya

kebutuhan akan makan, minum air, udara, dan actualization (Mulyasa,2004:112).

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan

pemenuhannya mendesak kebutuhan yang mendorong individu untuk

memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungan,

misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat individu untuk mengadakan hubungan

efektif atau ikatan emosional dengan individu individu untuk mengadakan

hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu individu untuk

mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu kebutuhan

yang paling tinggi tingkatannya, misalnya seorang pemusik yang menciptakan

komposisi musik Hubungan teori motivasi dengan pembelajaran adalah dapat

digunakan sebagai pedoman, misalnya siswa yang kebutuhan fisiologisnya tidak

terpenuhi dengan baik, maka akan memiliki kecenderungan merasa kekurangan

bahkan tidak memiliki motivasi untuk belajar dan begitu juga apabila kebutuhan

yang lain tidak terpenuhi. Berdasarkan teori motivasi tersebut, maka terdapat

beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa.

Diantaranya adalah : (Mulyasa,2004:114-115):

1. Siswa akan belajar lebih giat jika topik yang dipelajarinya menarik dan

berguna bagi dirinya.

2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan

sehingga siswa mengetahui tujuan belajarnya, dan kemudian dilibatkan

dalam penyusunan tujuan tersebut.

3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya.

4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun

sewaktuwaktu hukuman juga diberikan.

5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu siswa.

6. Usahakan untuk selalu memperhatikan perbedaan siswa.

7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan

memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan

9

Page 11: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

bahwa guru memperhatikan belajar mereka, sehingga mereka

memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman

belajar kearah mereka, mengatur pengalaman keberhasilan, sehingga

mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

3.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman.

Untuk dapat tercapai suatu perubahan tingkah laku tersebut adalah tergantung

pada berbagai factor yang mempengaruhinya. “Faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar adalah factor internal dan faktor eksternal.” (Anni, 2004:11). Yang

termasuk faktor internal mencakup kondisi fisik (kesehatan, organ tubuh), kondisi

psikis (kemampuan intelektual, emosional), dan kondisi sosial (kemampuan

bersosialisasi dengan lingkungan), sedangkan faktor eksternal antara lain seperti

variasi dan derajat lingkungan), sedangkan faktor eksternal antara lain seperti

variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus), yang dipelajari (direspon), suasana

lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses,

dan hasil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut dengan pendekatan system

dapat digambarkan sebagai berikut (Djamarah, 2002:142) :

Kegiatan Belajar melalui Pendekatan Sistem Skema di atas menunjukkan bahwa

masukan mentah (raw input) merupakan bahan baku yang diolah, dalam hal ini

pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar

berpengaruh juga faktor lingkungan environmental input) dan sejumlah faktor

yang sengaja ditantang dan dimanipulasi (instrumental input) guna menunjang

tercapainya output yang kehendaki.

10

Page 12: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

3.1.3. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Afirin (1991:3) bahwa “ Prestasi adalah kemampuan,

keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi

belajar suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha

mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi

belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu,

tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan Environmental input

Learning Teaching Process

Selain itu, menurut Cronbach yang dikutip oleh Arifin (1991:4) bahwa “Kegunaan

prestasi belajar adalah sebagai suatu umpan balik bagi pendidik dalam mengajar,

untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk

keperluan penempatan, untuk penentuan isi kurikulum, dan yang menentukan

kebijakan di sekolah”

Menurut Tu’u (2004:75), bahwa prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya

karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka

nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan

ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya dicapai seseorang setelah

melakukan suatu proses belajar dengan memperoleh Kesimpulan dari

uraian di atas adalah prestasi belajar merupakan hasil yang pengetahuan

dan keterampilan yang diukur dengan tes.

3.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor yang yang

mempunyai indikasi terhadap prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut digolongkan

menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah suatu

faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern

11

Page 13: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

adalah faktor yang dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu” (Djamarah, 2002:142)

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa yang dinyatakan

dalam bentuk nilai. Menurut Slameto (1998:54-71), prestasi belajar siswa

dipengaruhi oleh bentuk nilai. Menurut Slameto (1998:54-71), prestasi belajar

siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern

yang meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologi

intelegensi, perhatian (, bakat, minat, motif, kematangan, dan kelelahan).

Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan keperluan

keluarga), factor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa siswa, disiplin sekolah dan alat pelajaran), dan faktor masyarakat

(kegiatan siswa dengan dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat). Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar

bahan yang dipelajari Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar

bahan yang dipelajari dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Salah satu usaha untuk

mencapai hal itu adalah dengan pengembangan prinsip belajar tuntas atau

“mastery learning”. Maksud utama belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan

oleh siswa yang sedang mempelajari bahan tertentu secara tuntas”(Nasution,

2000:36). Menurut Sardiman (2004:167), bahan tertentu secara tuntas”(Nasution,

2000:36). Menurut Sardiman (2004:167), belajar tuntas adalah suatu sistem

belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa belajar tuntas adalah suatu

sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan

instruksional umum (basic learning objectives) dari suatu satuan atau unit

pelajaran secara tuntas. Untuk dianggap tuntas diperlukan standar norma atau

ketentuan yang tertentu. Dalam sistem pengajaran modul (2004), ditetapkan

bahwa 85 % dari populasi siswa di dalam satu kelas harus menguasai sekurang-

kurangnya 70% dari tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai atau siswa

telah mendapat nilai minimal 70. Jadi, untuk siswa yang telah mencapai

12

Page 14: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

penguasaan sebesar 70% atau siswa telah mendapat nilai sebesar 70 maka siswa

tersebut berarti sudah dianggap lulus.

2.2 Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha menciptakan interaksi

dengan siswa, interaksi ini bertujuan untuk membuat siswa dapat belajar yang

pada akhirnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Usaha

guru untuk berinteraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, berbagai cara inilah

yang disebut metode pembelajaran. Karena interaksi ini bertujuan siswa dapat

mencapai tujuan pembelajaran, maka metode ini dapat diartikan juga suatu cara

yang dipergunakan pembelajaran, maka metode ini dapat diartikan juga suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan

kegiatan belajar siswa (Sudjana, 2002:76), karena itu penggunaan metode tidak

sembarangan. Ketepatan metode sangat bergantung pada aspek berikut :

a. Anak didik

Anak didik mempunyai perbedaan-perbedaan dari segi biologis, individual dan

psikologis. Dari segi biologis terdiri dari laki-laki dan perempuan, postur tubuh

mereka ada yang tinggi, sedang dan ada pula yang pendek. Dari segi intelektual

ada yang cerdas, sedang, kurang dan ada yang mempunyai kepribadian tertutup

dan ada yang terbuka. Perbedaan -perbedaan tersebut mempengaruhi guru dalam

pemilihan dan penggunaan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

b. Tujuan

Tujuan pembelajaran sangat beragam, hal itu mempengaruhi metode yang

digunakan. Penggunan metode harus sejalan dengan isi atau kemampuan apa yang

yang harus dikuasai anak didik sebagaimana tertuang dalam tujuan.

c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari

hari ke hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat bahan dan kemampuan siswa.

Dengan Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya

13

Page 15: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

sama dari hari Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak

selamanya sama dari hari demikian guru harus menyesuaikan metode dengan

situasi kegiatan belajar mengajar

d. Fasilitas

Fasilitas sangat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar,

misalnya kurangnya fasilitas pengadaan buku referensi akan menghambametode

latihan t guru menerapkan

e. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda, ada guru yang suka

bicara dan ada t guru menerapkan guru yang kurang suka bicara. Latar

belakang guru pun berbeda, ada yang berlatar pendidikan guru dan ada yang

bukan, hal ini mempengaruhi kompetensi. Guru yang berlatar belakang

pendidikan guru mempunyai berbagai metode, karena memang sudah dibekali.

Selain itu pengalaman mengajar juga mempengaruhi. Ketiga aspek

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode (Bahri, 2002:89-92).

2.2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam

tugastugas yang terstruktur (Lie, 2004:12). Dalam pembelajaran kooperatif siswa

belajar yang terstruktur (Lie, 2004:12). Dalam pembelajaran kooperatif siswa

belajar

dalam suatu kelompok kecil dan dikehendaki untuk saling memberi penjelasan

yang baik, menjadi pendengar yang baik, mengajukan pertanyaan yang benar.

Salah satu faktor penunjang dalam usaha peningkatan prestasi belajar

adalah penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu

menerapkan penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Guru harus

mampu menerapkan metode yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang

maksimal. Menurut Nurhadi metode yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang

maksimal. Menurut Nurhadi (2004:103) bahwa :

14

Page 16: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Ada berbagai model pembelajaran yang memenuhi keriteria dalam mendukung

pelaksanaan kurikulum 2004, antara lain adalah pendekatan kontekstual,

pengajaran berbasis masalah, pengajaran kooperatif, pengajaran berbasis inkuiri,

pengajaran berbasis proyek, pengajaran berbasis kerja, PAKEM, Quantum

Teaching & Quantum Learning, CBSA, serta pengajaran berbasis melayani.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan

akademik yang berbeda ke dalam kelompok kecil, dimana menurut Sartono

(2003:32), “Siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja

sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman

sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa

yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya”.

Pada dasarnya semua pendekatan dan strategi belajar yang

memberdayakan siswa merupakan suatu pendekatan dan strategi yang dianjurkan

diterapkan dalam kurikulum 2004. tidak ada strategi dan pendekatan khusus yang

dianjurkan, kecuali guru tidak menggunakan metode konvensional sebagai satu-

satunya pilihan dalam metode pembelajaran. Menurut Nurhadi (2004:112)

bahwa :

Dalam pendekatan konstruktif, atas dasar teori bahwa pengajaran

menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif dengan harapan siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila

mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk mengembangkan interaksi

yang saling asah, asih, dan kooperatif siswa dilatih untuk mengembangkan

interaksi yang saling asah, asih, dan Menurut Ibrahim (2004:6) pembelajaran yang

menggunakan metode kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

15

Page 17: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu kumpulan strategi pembelajarn dimana

siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi.

2.2.2 Unsur-unsur Metode Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen atau unsur-

unsur yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut, menurut Nurhadi (2004:12)

adalah saling untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial

yang secara sengaja diajarkan. Sedangkan unsur-unsur metode pembelajaran

kooperatif menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2004:31) yaitu

meliputi saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap

muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Kelima unsur

tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Saling ketergantungan yang positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga tiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Keberhasilan

kelompok tergantung dari usaha setiap anggota. Setiap siswa dapat

memberikan kontribusi kepada kelompok. Hal ini disebabkan pola penilaian

yang unik, yaitu nilai kelompok dibentuk dari poin yang disumbangkan oleh

tiap anggota.

a. Tanggung jawab perseorangan nilai kelompok dibentuk dari poin yang

disumbangkan oleh tiap anggota.

b. Tanggung jawab perseorangan

16

Page 18: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Siswa akan merasa bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing.

Hal ini akibat dari pola penilaian cooperative learning. Pembagian tugas yang

jelas akan mengatasi sikap kurang bertanggung jawab siswa, kerana dapat

diketahui dengan mudah siswa tesebut dapat melaksanakan tugasnya atau

tidak. Sehingga rekan-rekannya akan menuntutnya untuk melaksankan tugas

agar tidak menghambat yang lainnya.

c. Tatap muka

Interaksi antar anggota aan menciptakan sinergi yang menguntungkan

kepada semua anggota. Inti sinergi adalah mnghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.

d. Komunikasi antar anggota

Setiap siswa perlu dibekali ketrampilan berkomunikasi yang efektif seperti

bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaannya.

Ketrampilan ini memerlukan proses panjang, namun siswa perlu menempuh

proses ini untuk memperkaya pengalaman belajar dan membina

perkembangan mental dan emosional siswa.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya siswa

bisa bekerjasama dengan aktif. Cara penilaian prestasi dalam metode

pembelajaran kooperatif dapat dilakuakan sebagai berikut (Hastuti, 2003:33):

a. Kuis lisan

1) Guru mengajukan pertanyaan kepada kelompok

2) Kelompok mendiskusikan jawabannya

3) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjawab, sementara

anggota kelompok tidak diperbolehkan membantu.

b. Pekerjaan rumah kooperatif

1) Kelompok diminta menjawab pertanyaan atau meringkas pokok bahasan.

2) Nilai ditentukan berdasarkan gabungan hasil kerja tiap kelompoknya.

17

Page 19: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

3) Seluruh kelompok menjawab pertanyaan yang sama kemudian

membandingkan jawaban mereka pada pertemuan berikutnya dan menyerahkan

jawaban yang telah diperbaiki semua.

4) Guru memberikan bonus jika seluruh anggota kelompok mengerjakan

pekerjaan rumah yang baik.

c. Penghargaan kelompok

Dalam memberikan skor individu dan skor kelompok dilakukan 2 tahap

perhitungan sebagai berikut :

1) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Skor yang diperoleh siswa digunakan untuk menentukan nilai perkembangan

individu dan untuk menentukan skor kelompok. Perhitungan skor perkembangan

kelompok.

Langkah 1Menetapkan skor dasar Setiap siswa diberikan skor dasar yang

diperoleh dari nilai rata-rata kuis yang telah lalu atau nilai akhir siswa secara

individual pada semester sebelumnya. disetiap akhir kegiatan pembelajaran. Skor

terkini dijadikan acuan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya

dengan Langkah 2 Menghitung skor kuis terkini Siswa memperoleh poin untuk

kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini. Skor ini diperoleh dari hasil tes yang

diberikan guru disetiap akhir kegiatan pembelajaran. Skor terkini dijadikan acuan

untuk merencanakan memperbaiki kelemahan yang ada pada kegiatan

pembelajaran sebelumnya mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka.

Dengan adanya skor perkembangan, guru bisa melihat sejauh mana usaha siswa

untuk mencapai hasil yang lebih baik dari masa lalu. mereka. Dengan adanya skor

perkembangan, guru bisa melihat sejauh mana usaha siswa untuk mencapai hasil

yang lebih baik dari masa lalu. mereka. Dengan adanya skor perkembangan, guru

bisa melihat sejauh mana usaha siswa untuk mencapai hasil yang lebih baik dari

masa lalu.

Skor perkembangan Poin

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0

1-10 poin di bawah skor dasar 10

1-10 poin di atas skor dasar 20

18

Page 20: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30

Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30

2) Menghargai prestasi kelompok.

Dalam memberikan penghargaan terhadap prestasi kelompok, terdapat tiga tingkat

penghargaan sebagai berikut :

a. Kelompok dengan rata-rata skor 15-19, sebagai kelompok baik (good

team).

b. Kelompok dengan rata-rata skor 20-24, sebagai kelompok hebat (great

team).

c. Kelompok dengan rata-rata skor diatas 25, sebagai kelompok super (super

great team).

Sedangkan menurut Lie (2002:32), hendaknya penilaian dilakukan dengan

cara yang unik dimana setiap siswa mendapatkan nilainya sendiri dan nilai

kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari sumbangan tiap anggota. Untuk menjaga

keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Untuk itu,

evaluasi dalam proses kerja kelompok dan hasil kerja sama perlu direncanakan

oleh guru untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif.

2.2.3 Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Metode pembelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa saling membantu, memotivasi, serta menguasai

ketrampilan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri

dari siklus kegiatan pengajaran biasa yaitu 1) Presentasi kelas, 2) Kegiatan

kelompok, 3) Tes, 4) Perhitungan nilai perkembangan individu, dan 5) Pemberian

penghargaan kelompok (Slavin, 1995:34). STAD merupakan metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Menurut Nurhadi (2004:116), bahwa : Model pembelajaran kooperatif tipe

STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi

ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5

orang anggota kelompok yang

memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik,

maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim

19

Page 21: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk

menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.

Sedangkan menurut Rahayu (2003:13) bahwa “STAD adalah salah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah model yang bagus

untuk memulai bagi seorang guru yang baru untuk mendekatkan pendekatan

kooperatif”. Jadi, inti dari tipe STAD ini adalah bahwa guru menyampaikan

materi, kemudian siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 sampai

5 orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Beberapa komponen dalam pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai

berikut:

1. Presentasi kelas

Sebelum menyajikan materi, guru menekankan arti penting tugas

kelompok dan untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep

yang akan dipelajari.

Materi pelajaran yang disajikan sesuai dengan yang akan dipelajari siswa

dalam kelompok. Selama kegiatan ini, siswa diberi pertanyaan-pertanyaan dan

guru memberi umpan balik terhadap jawaban-jawaban siswa.

Penyajian materi dilakukan dengan menggunakan media, dengan metode

ceramah dan diskusi serta tanya jawab. Siswa harus benar-benar

memperhatikan materi yang disajikan, karena akan membantu siswa dalam

mengerjakan tes/kuis. Nilai tes/kuis setiap siswa akan menentukan nilai

kelompok.

2. Tahap kegiatan kelompok

Selama kegiatan kelompok, guru bertindak sebagai fasilitator dan memonitor

setiap kegiatan kelompok. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diberikan kepada setiap

kelompok untuk dipelajari, bukan sekedar diisi dan diserahkan kembali. Siswa

mengerjakan tugas secara mandiri atau berpasangan, kemudian saling

mencocokan jawaban dan saling memeriksa ketepatan jawaban dengan teman

sekelompok. Jika ada anggota yang kurang memahami maka teman

sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan sebelum meminta bantuan

20

Page 22: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

kepada guru. Dalam metode pembelajaran ini siswa belajar secara kelompok yang

akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep ekonomi yang sulit,

disamping itu belajar kelompok juga berguna untuk menumbuhkan kemampuan

bekerja sama, berpikir kritis, dan dapat membantu teman yang kurang memahami

materi. Dalam Suparno (1996) Pieget juga mengemukakan bahwa lingkungan

sosial juga berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran seseorang. Dalam

perkembangan kognitif yang lebih rendah, pengaruh lingkungan sosial menjadi

lebih berperan dengan teman dan berdiskusi bersama berpengaruh terhadap

perkembangan pemikiran anak. Pieget juga mengemukakan bahwa seluruh siswa

tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun berbeda-beda

kecepatannya. Oleh karena itu, guru mengatur kegiatan kelas dalam kelompok

kelompok kecil.

3. Tahap hasil tes belajar

Setiap akhir pembelajaran suatu pokok bahasan dilakukan tes secara mandiri

untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemajuan belajar individu. Setiap

siswa tidak diijinkan untuk saling membantu satu sama lain selama

mengerjakan tes. Setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk

mengerjakan materi tes.

4. Tahap perhitungan nilai perkembangan individu

Nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap

kelompok untuk meraih prestasi maksimal dan melakukan yang terbaik bagi

dirinya berdasarkan prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai

awal berdasarkan nilai rata-rata siswa secara individual pada tes yang telah lalu

atau nilai akhir siswa secara individual dari semester sebelumnya.

5. Tahap penghargaan kelompok

Setelah melakukan tes dan perhitungan nilai perkembangan individu dilakukan

perhitungan dengan cara menjumlahkan nilai individu setiap anggota kelompok

dibagi dengan jumlah anggota. Langkah-langkah bagaimana mengantar siswa

dalam STAD:

a. Persiapan

1) Guru menentukan dan membatasi materi yang akan diberikan.

21

Page 23: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2) Menetapkan siswa dalam kelompok.

a) Meranking siswa berdasarkan prestasi akademik di dalam kelas.

b) Menentukan jumlah kelompok, masing-masing kelompok

beranggotakan4-5orang.

c) Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen dalam

kemampuannya.

3) Menentukan nilai dasar yang merupakan nilai rata-rata siswa pada tes

yang telah lalu, atau nilai akhir siswa secara individual

b. Tahap pembelajaran

1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa sesuai dengan TIK.

2) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar,

diikuti dengan langkah dimana siswa dibawah bimbingan guru bekerja

bersama-sama untuk menyelesaikan LDS (Lembar Diskusi Siswa) atau

tugas.

c. Evaluasi mandiri dan penghargaan kelompok

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan tes atau

kuis secara sendiri-sendiri. Setelah selesai guru memberikan skor individu

dan skor tim yang kemudian diumumkan secara tertulis di papan

pengumuman. Skor individu didapat dari nilai tes masing-masing siswa.

Sedangkan skor tim didapat dari jumlah keseluruhan poin yang

disumbangkan masing-masing anggota tim dibagi dengan jumlah anggota

tim (Nur, 2000 : 31-35).

2.2.4 Kebaikan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu

juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21)

cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan

1) Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun

tes baku.

22

Page 24: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2) Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk

keberhasilan akademisnya.

3) Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan

interpersonal diantara anggota kelompok yang berbeda etnis.

Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif

menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.

f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa.

g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.

h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

i. Meningkatkan kemampuan memandang amsalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan

orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :

a. Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi

pelajaran yang sedang dibahas.

b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa

mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota

kelompoknya.

23

Page 25: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar

mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat

untuk kepentingan bersama-sama.

d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi

menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi

siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

f. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu

pengetahuan.

g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk

memonitor

siswa dalam belajar bekerja sama. Sampai saat ini metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita.

Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa

alasan. Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan

pembelajaran kooperatif di kelas yaitu :

a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar

jika mereka diterapkan dalam grup.

b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau

belajar dalam kelompok.

c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.

d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup

mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam

satu grup dengan siswa yang lebih pandai.

e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang

saja pada hasil jerih payah mereka.

Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning

mempunyai kekurangan sebagai berikut:

a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok

akan tampak macet.

24

Page 26: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,

misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang

aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan

ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam

penyelesaian tugas.

c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul

secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut

Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang

paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil,

adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat berfikir tidak

dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga penbelajaran koopertaif memerlukan

waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak

dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu

dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk

melaksanakannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca

bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi.

Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian

materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik

2.3 Kerangka berpikir

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan sangat penting

untuk menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan penerapan konsep diri.

Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan tercermin dalam

peningkatan prestasi dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu perlu adanya

peran aktif seluruh komponen unsur pendidikan terutama siswa yang berfungsi

sebagai input sekaligus sebagai calon output, dan juga guru sebagai fasilitator.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan

25

Page 27: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

belajar yang kreatif bagi kegiatan anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang

harus guru lakukan adalah pemilihan metode yang tepat untuk mencapai tujuan

pengajaran.

Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan

pengajaran dengan baik bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai

tangguang jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk

membantu perkembangan siswa (Slameto, 2003:79). Kegiatan guru dalam belajar.

Kegiatan guru dalam belajar mengajar petrlu diperhatikan. Kegiatan guru

yang dimaksud adalah berkaitan dengan metode pembelaja ran yang digunakan

sehingga mampu membangkitkan motivasi siswa. Metode pembelajaran adalah

strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai Penggunaan metode yang tepat

dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan

belajar bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah. tujuan yang diharapkan. Dalam penggunaan metode

terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.

Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa mengajak siswa untuk

aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Siswa dalam kelas dibentuk kelompok-

kelompok kecil yang memungkinkan setiap anggotanya untuk saling berinteraksi.

Dengan adanya interaksi tersebut dapat memungkinkan siswa berpartisipasi aktif

dalam kegiatan belajar mengajar. Mata pelajaran ekonomi dengan kompetensi

kebijakan fiskal dan moneter terdapat tingkatan keterampilan yang harus dicapai

oleh siswa yang berupa level kompetensi kunci yang masing-masing dapat

dikembangkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam

memahami kebijakan fiskal dan moneter siswa dituntut untuk dapat menganalisis

data, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan untuk kecakapan

akademiknya, sehingga hal ini dapat dikembangkan dengan cara saling

ketergantungan yang positif antar siswa untuk saling bekerja sama dengan baik.

Kemudian, dalam memahami kebijakan fiskal dan moneter, siswa juga

menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.

Berbagai penelitian menunujukkan bahwa di samping pembelajaran

kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, secara

26

Page 28: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin dalam

Ibrahim (2001:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa penelitian telah

dilaksanakan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang studi Bahasa,

Geografi, Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Bahasa Inggris. Studi yang telah

ditelaah dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan pedesaan Amerika

Serikat, Israel, dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan pedesaan Amerika

Serikat, Israel, Nigeria dan jerman. Dari 45 laporan 37 menunjukkan bahwa hasil

akademis kelas kooperatif lebih tinggi dibandingkan kelas control. 8 studi

menunjukkan tidak ada perbedaan dan tidak ada satupun studi menunjukkan hasil

negatif.

Menurut Baharudin dalam Tyas (2002:36) merujuk pada penelitian yang

dilaksanakan di SMA Negeri 1Bangsri pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII

IPS 1, menunjukkan bahwa hasil akademis siswa kelas XII IPS 1 mengalami

kenaikan yang cukup memuaskan dibandingkan dengan hasil belajar sebelum

diterapkannya metode kooperatif tipe STAD. dalam belajar sedangkan guru

memperoleh metode pembelajaran baru yang lebih efektif dan efisien dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini membuktikan bahwa metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD cocok digunakan untuk mata pelajaran

Akuntansi.

Penggunaan metode pembelajan kooperatif tipe STAD juga dilakukan oleh

Styarini (2004:66), yang mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Bangsri

dengan menerapkan pada mata pelajaran biologi pokok bahasan hewan vetebrata

dan invetebrata. Styarini juga mengungkan bahwa penerapan metode

pembelajaran koopertaif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

keaktifan siswa dan kinerja guru.

Respon yang positif oleh siswa dan guru terhadap metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Endy

(2005:83) melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Bangsri pada mata pelajaran

Akuntansi. Menegaskan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan perestasi belajar dan keaktifan siswa. Dengan membagi siswa

27

Page 29: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

menjadi kelompok-kelompok kecil akan memudahkan pembelajaran karena pada

mata pelajaran gambar teknik dituntut adanya kerja sama antar siswa dan

ketelitian, sehingga mempermudah guru dalam penyampaian materi dan juga

latihanlatihan penunjang materi. Hal ini terbukti pada siklus I prestasi belajar

mengalami

Dalam penelitian yang dilakukan pada siwa SMA Negeri 1 Bangsri pada mata

pelajaran akuntansi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi kas kecil melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi

Berbagai penelitian di atas memberi inspirasi pada penulis untuk melakukan

penelitian menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penulis

merasa tertantang untuk menerapkan metode STAD pada mata pelajaran

Akuntansi. Sebagaimana diketahui, mata pelajaran Akunatnsi lebih banyak

menyuguhkan materi hitungan yang membutuhkan tingkat pemahaman yang

tinggi. Dalam penelitian ini, ada tiga aspek yang akan diteliti yaitu kinerja guru,

keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa.

1. Kinerja Guru

Aspek ini mengkaji mengenai kemampuan dan ketrampilan guru dalam

mengembangkan kegiatan pembelakaran dengan metode pemmbelajaran

kooperatif tipe STAD, apakah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

yang telah disusun. Kinerja guru diukur dengan menggunakan lembar observasi

kinerja

2. Keaktifan siswa

Aspek ini mengkaji mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Keaktifan

di sini meliputi aktivitas kesiapan siswa sebelum proses pembelajaran dan

aktivitas guru yang berisi semua aktivitas guru selama proses pembelajaran

yang dinyatakan dengan angka siswa selama proses pembelajaran

28

Page 30: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

3. Prestasi belajar Siswa

Aspek ini mengkaji tentang hasil kompetensi dasar yang merupakan indikasi

dari keberhasilan penelitian. Prestasi belajar diukur dengan tes yang dinyatakan

dengan angka. Dari hsil tes tersebut dapat dilihat seberapa besar siswa

memahami materi yang telah disampaikan.

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok

bahasan kebijakan fiskal dan moneter dapat menjadikan siswa berpikir secara

kritis dengan menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan yang muncul

selama pembelajaran. Siswa juga dapat menggali pemgetahuan mengenai materi-

materi tersebut dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Metode pembelajaran kooperatf tipe STAD juga dapat meningkatkan

keaktifan siswa dengan indikator-indikator lainnya, seperti menumbuhkan

keterampilan siswa bekerja sama dalam suatu kelompok, meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyampaikan suatu materi, pendapat dan ide serta

memandang suatu masalah dari segi perspektif dan menimbulkan pemikiran

rasional pada siswa.

Mata pelajaran ekonomi dengan pokok bahasan kebijakan fiskal dan

moneter dituntut untuk dapat menganalisis data, merencanakan dan

mengorganisaskan kegiatan untuk peningkatan akademik siswa, sehingga hal ini

dapat dikembangkan dengan saling bekerja sama antar siswa dengan baik. Dalam

memahamikebijakan fiskal dan moeter siswa juga dilatih untuk

mengkomunikasikan ide dan informasi demi kecakapan dalam menggali

informasi.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada peningkatan kinerja guru SMA Negeri 1 Bangsri dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

pemanfaatan media pembelajaran inovatif.

29

Page 31: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

2. Ada peningkatan keaktifan siswa kelas XI IPS 1 dalam belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

pemanfaatan media pembelajaran inovatif.

3. Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

pemanfaatan media pembelajaran inovatif.

30

Page 32: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Pemanfaatan Media Pembelajaran

Inovativ dengan menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Dalam

penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang berbasis kelas, menawarkan

pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung

prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung dalam bentuk

perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses

belajar mengajar di kelas.

3.2 Populasi dan sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono ( 2008: 117 ) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kulalitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Penelitian ini mengambil populasi adalah siswa kelas XII IPS SMA

Negeri 1.

Tabel 3.1. Jumlah siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Bangsri tahun pelajran 2010/2011

No. Kelas Jurusan Jumlah Siswa

1 XII IPS 120

Data SMA N 1 Bangsri

31

Page 33: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi (Sugiyono, 2008: 118).

Sutrisno Hadi ( 2000: 221 ) Sampel adalah wakil dari populasi

dimana pengambilan sampel ini harus benar-benar dapat mewakili

populasi.

Teknik yang digunakan pengambilan populasi ini adalah cluster

proporsional random sampling, yaitu dari populasi ditentukan jumlah

sampel sebagai obyek, yaitu kelas IPS1 SMA Negeri 1 Bangsri Tahun

pelajaran 2010/2011

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau niali dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2008

: 61)

Variabel dalam penelitian pada dasarnya adalah apa yang menjadi

titik perhatian di suatu penelitian. Pada penelitian ini variabelnya adalah

Prestasi belajar dengan sub variabel sebagai berikut :

a. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

b. Pemanfaatan Media Pembelajaran Inovativ.

3.4 Instrumen Penelitian

Indikator ketercapaian prestasi oleh tindakan mrtode pembelajaran

kooperatiftipe STAD ini di ukur secara kuantitatif. Sedangkan indikator

mekanisme atau proses terjadinya perubahan diukur secara kualitatif

diskriptif. Untuk itu, instrumen yang

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

32

Page 34: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

3.5.1 Validitas Item

Menurut Arikunto (1990 : 69), instrumen penelitian dikatakan valid

pabila mampu mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas item

soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

N ∑xy-( ∑x)(∑Y)

rxy =

N∑X2-(∑)2 (n∑Y2-(∑Y)2

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi item

N = Jumlah siswa

x = Skor item nomor tertentu

y = Skor total

( Arikunto, 1996 : 162 )

Kriteria :

Apabila rxy>r(table) maka dikatan item tersebut tidak valid

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat dipercaya dan konsisten

(ajeg). Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus kuder and richardson

(K-R 21) seperti yang tercantum dalam Arikunto (1990 : 96) sebagai berikut:

r 11 = ( k )( k-M )

k-1 - k Vt

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

33

Page 35: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

M = skor rata-rata

Vt = varians total

Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5

%. Jika nilai r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.

Pengolahan data untuk uji reliabilitas instrument dalam penelitian ini

menggunakan SPSS 15.00. dari hasil perhitungan menunjukkan hasil sebagai

berikut :

3.6. Uji Pesyaratan Analisis

Sebelum menganalisa data maka perlu dilakukan pengujian

persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, danuji

multoltikoliner

3.6.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengtahui apakah data dalam

penelitian berdistribusi Normal atau tidak.

Dalam uji normalitas ini menggunakan analisis SPSS 15.0

Kriteria normalitas apabila p ≥ 0,005 dan batas toleransi α = 0,005

3.7. Teknik Analisis Data

Pada prinsipnya metode analisis data digunakan untuk mengolah

data dengan menggunakan metode statistic yang dapat untuk mencari

kesimpilan dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat

dikumpulkan oleh peneliti, yaitu :

1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara

diskriptif.

34

Page 36: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif, misalnya

mencari persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi siswa mengenai tingkat pemahaman

terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa

terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti

pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi

belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif Data-data yang

diperoleh dihitung dengan teknik kuantitatif dengan langkahlangkah

sebagai berikut :

1. Data hasil tes dapat dihitung dengan mengguanakan rumus sebagai

berikut :

Pencapaian = ∑ Skor yang dijawab benar X100%

Skor maksimum

( Arikunto, 2002 : 242)

Nilai = ∑Skor yang dijawab benar X 100%

Skor maksimum

(Arikunto, 2002:242)

Nilai tes merupakan hasil belajar kognitif siswa, yang merupakan

perbandingan antara hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil

belajar siswa sesudah tindakan.

1. Data hasil observasi dihitung dengan menggunakan rumus :

% Pencapaian = ∑Skor yang diperoleh X100%

Skor maksimum

35

Page 37: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

3. Nilai yang diperoleh dari hasil observasi merupakan hasil belajar psikomotorik

dan efektif.

4. Menghitung keberhasilan kelas (ketuntasan belajar secara klasikal), yaitu

persentase siswa yang tuntas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan,

dihitung dengan rumus :

% Ketuntasa Belajar Siswa =∑Siswa yangtuntas belajarnya X 100%

Banyaknya siswa dalam satu kelas

5. Membuat rekapitulasi nilai hasil belajar siswa

.

Hasil perbandingan ini akan menggambarkan mengenai persentase

peningkatan kemampuan siswa dalam pelajaran ekonomi pokok bahasan jurnal

khusus melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pemanfaatan media

pembelajaran inovativ.

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data non tes, yaitu

data observasi, data angket dan data wawancara. Data observasi dan angket

digunakan untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam wawancara. Sedangkan

data wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mengatasi siswa yang

mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar

3.7 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila secara

keseluruhan siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan belajar sebesar …..

dengan memperoleh nilai minimal 70 dan keterlibatan siswa secara aktif dalam

proses belajar mengajar. Nilai minimal 70 dan keterlibatan siswa secara aktif

dalam proses belajar mengajar.

36

Page 38: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 2003. Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU

SISDIKNAS. Jakarta : Depag RI.

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka setia.

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Nuri, Amat. 2004. Undang-Undang Guru dan Peningkatan Kompetensi

Profesional Guru, Jurnal Insania. Volume 9, Nomor 3, hlm 185-201.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung :

Remaja Rosda Karya.

[24] Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm. 66

[25] Syamsudin dan Vismaia, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung :

Remaja Rosda Karya, 2006), hln. 108

[26] Suharsini Arikunto, Op. Cit., hlm 234

[29] Syamsudin dan Vismaia, Op. Cit., hlm. 95

[30] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1996), hlm. 40

37

Page 39: amindwinugroho.files.wordpress.com · Web viewPendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

38