dikdasgresik.files.wordpress.com · Web viewPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PENDIDIKAN Jln. Arif...

30
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PENDIDIKAN Jln. Arif Rahman hakim No. 2 Telp.(031) 3981315, 3978404, 3983524 Website : http:// www.dispendik.gresikkab.go.id, email : [email protected] G R ESIK PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK NOMOR 420/ /437.53/2018 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) PADA SATUAN PENDIDIKAN NEGERI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan penyelenggaraan, pengelolaan dan pendanaan pada satuan pendidikan yang terarah, terpadu, tertib aturan, tertib administrasi keuangan dan transparansi anggaran, maka diperlukan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, perlu menetapkan Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan

Transcript of dikdasgresik.files.wordpress.com · Web viewPEMERINTAH KABUPATEN GRESIK DINAS PENDIDIKAN Jln. Arif...

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIKDINAS PENDIDIKAN

Jln. Arif Rahman hakim No. 2 Telp.(031) 3981315, 3978404, 3983524Website : http:// www.dispendik.gresikkab.go.id, email : [email protected]

G R ESIK

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIKNOMOR 420/ /437.53/2018

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNANANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

PADA SATUAN PENDIDIKAN NEGERIDI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK,

Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan penyelenggaraan, pengelolaan dan pendanaan pada satuan pendidikan yang terarah, terpadu, tertib aturan, tertib administrasi keuangan dan transparansi anggaran, maka diperlukan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, perlu menetapkan Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah pada Satuan Pendidikan Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ;

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs);

13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 18 Tahun 2006 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Gresik;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Gresik;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 11 tanggal 29 Desember 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2018;

18. Peraturan Bupati Kabupaten Gresik Nomor 32 Tahun

2016 Tentang Pedoman Penyusunan RAPBS19. Peraturan Bupati Kabupaten Gresik Nomor 46 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik;

20. Peraturan Bupati Gresik Nomor 35 tanggal 29 Desember 2017 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018.

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS) PADA SATUAN PENDIDIKAN NEGERI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Dinas ini yang dimaksud dengan :1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Propinsi adalah Propinsi Jawa Timur3. Daerah adalah Kabupaten Gresik;4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah lainnya sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;5. Bupati adalah Bupati Gresik;6. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik;7. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut;

8. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan, pertanggungj awaban, dan pengawasan keuangan daerah.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

10. Keuangan Sekolah adalah semua hak dan kewajiban sekolah dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban sekolah tersebut;

11. Pengelolaan Keuangan Sekolah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatau sahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan sekolah.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, selanjutnya disingkat APBS adalah rencana keuangan tahunan sekolah yang disusun Kepala Sekolah bersama dengan Komite Sekolah dan dientrykan pada e-APBS

13. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara;

14. Pemangku kepentingan pendidikan adalah orang, kelompok orang, atau organisasi yang memiliki kepentingan dan/atau kepedulian terhadap pendidikan.

15. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi didik melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu;

16. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan;

17. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan;

18. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan;

19. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi;

20. Pelayanan Pendidikan adalah segala kegiatan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan masyarakat atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan dan terkait dengan kepentingan masyarakat;

21. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan daerah yang mencakup masukan, proses, hasil, keluaran dan manfaat pendidikan;

22. Dewan Pendidikan Gresik adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan di Kabupaten Gresik;

23. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang mewadahi dan beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

24. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

25. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

26. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

27. Kas Umum Sekolah adalah tempat penyimpanan uang sekolah yang ditentukan oleh Kepala Sekolah untuk menampung seluruh penerimaan sekolah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran sekolah.

28. Rekening Kas Umum Sekolah adalah rekening tempat penyimpanan uang sekolah yang ditentukan oleh Kepala Sekolah untuk menampung seluruh penerimaan sekolah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran sekolah pada bank yang ditetapkan.

29. Bendahara Sekolah adalah staf pada Sekolah yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja sekolah dalam rangka pelaksanaan APBS pada sekolah.

30. Penerimaan sekolah adalah uang yang masuk ke kas sekolah.31. Pengeluaran sekolah adalah uang yang keluar dari kas sekolah.32. Pendapatan sekolah adalah hak sekolah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih.33. Belanja sekolah adalah kewajiban sekolah yang diakui sebagai pengurang

nilai kekayaan bersih.34. Dana pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk

menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.35. Pendanaan pendidikan adalah penyediaan sumberdaya keuangan yang

diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.36. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber

dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

37. Barang Milik Sekolah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBS atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Pasal 2

(1) Pedoman Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P, meliputi:a) Pendahuluan;b) Prinsip Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;c) Kebijakan Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;d) Tugas Pokok dan Fungsi;e) Susunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;

f) Tahapan Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;g) Teknis Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P;h) Pelaporan Penggunaan Danai) Hal-hal Khusus Lainnya; danj) Penutup.

(2) Uraian Pedoman Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala Dinas ini.

(3) Form Susunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e. tercantum dalam Lampiran Form yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Kepala Dinas ini.

Pasal 3

Peraturan Kepala Dinas ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : GresikPada Tanggal : Januari 2018

KEPALA DINAS PENDIDIKANKABUPATEN GRESIK

M A H I N, S.Pd., M.MPembina Utama MudaNIP. 19610625 198403 1 003

Salinan Peraturan ini disampaikan Kepada Yth.1. Bupati Gresik;2. Ketua DPRD Kabupaten Gresik;3. Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik;4. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Gresik;5. Kepala Sekolah Negeri di Kabupaten Gresik;6. Pertinggal.

PEDOMAN TEKNIS

PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATANDAN BELANJA SEKOLAH

SD DAN SMP NEGERIKAB. GRESIK

OlehTIM RAPBS DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KAB. GRESIKDINAS PENDIDIKAN KAB. GRESIK

JULI 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGRencana Pendapatan dan Belanja Sekolah atau RAPBS adalah pilar managemen sekolah dengan RAPBS inilah semua kegiatan sekolah direncanakan, tidak sekedar teknis pelaksanaan tetapi juga non teknis. Dana yang didapatkan dari pemerintah dan masyarakat serta dana bantuan lain yang mungkin didapatkan sekolah, diatur sedemikian rupa sehingga penggunaannya jelas dan terbuka. Hal ini juga untuk membiasakan keterbukaan dalam sistem managemen.Setiap kegiatan yang diselenggarakan sekolah sudah direncanakan dalam RAPBS karena terkait dengan pembiayaan kegiatan tersebut. Kita selalu membutuhkan pembiayaan, baik itu besar maupun kecil untuk itulah RAPBS disusun sekolah dan stakeholder terkait.Dengan dukungan pendanaan yang sesuai kebutuhan, kemungkinan ketercapaian program sangat besar. Tetapi, jika program kegiatan tidak didukung pendanaan yang sesuai, tentunya program-program tersebut hanyalah isapan jempol semata. Dan dalam RAPBS itulah setiap kegiatan sekolah direncanakan secara utuh. Strategi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan yang berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Strategi itu sendiri dipengaruhi oleh misi organisasi atau lembaga (sekolah) dan lingkungannya. Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan lingkungan eksteren yang mencakup kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).Dunia pendidikan (sekolah) sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan, baik dalam aspek politik, sosial budaya, ekonom, teknologi, industri, maupun informasi. Pembaharuan dalam aspek-aspek tersebut menuntut para pengambil keputusan kebijakan pendidikan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. dengan demikian, dalam penyusunan RAPBS penting untuk diperhatikan berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi pembiayaan pendidikan dalam penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan perundang-undangan, tuntutan

peningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka peluang, dalam hubungan ini pemberian kewenangan kepada kepala sekolah (otonomi) untuk mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya menjadi sangat strategis.

B. RUANG LINGKUPRuang lingkup pedoman penyusunan APBS ini adalah RAPBS, APBS, RAPBSP, dan APBS-P pada Satuan Pendidikan SD dan SMP Negeri Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik

C. MAKSUD DAN TUJUANRAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P disusun dengan maksud menjabarkan Visi, Misi, Tujuan dan Program Kegiatan satuan pendidikan ke dalam perencanaan 1 (satu) tahun pelajaran guna memberikan arah dalam melaksanakan program kegiatan satuan pendidikan dan keterkaitannya dengan pembangunan pendidikan daerah.Tujuan penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P adalah:1. sebagai dasar dalam menjalankan program dan kegiatan satuan

pendidikan;2. sebagai alat evaluasi dan pengukuran kinerja bagi keberhasilan

dalam mencapai visi, misi dan tujuan satuan pendidikan; dan3. sebagai dasar bagi orang tua, wali murid, masyarakat dan

stakeholders lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan pemberdayaan satuan pendidikan

D. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-PRencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS setidaknya meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.Prinsip-prinsip dalam penyusunan RAPBS adalah:

a. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.

b. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di sekolah.

c. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah

d. sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan berdasarkan rencana strategis dan skala prioritas satuan pendidikan;

e. sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan;

f. tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan;

E. KEBIJAKAN PENYUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P

Kebijakan yang perlu mendapat perhatian satuan pendidikan dalam penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P, diantaranya: sisa anggaran tahun pelajaran sebelumnya; (ii) sumber dana; (iii) Belanja Langsung (BL); (iv) Rekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P; dan (v) rincian alokasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P.

Rincian alokasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P adalah sebagai berikut:

1. SISA ANGGARAN TAHUN PELAJARAN SEBELUMNYA

Sisa Anggaran Tahun Pelajaran Sebelumnya merupakan Sisa Lebih Pagu Anggaran (SILPA) satuan pendidikan tahun pelajaran sebelumnya.

2. SUMBER DANA

Sumber Dana RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P berasal dari:

a. SILPA;b. APBN, yaitu: Biaya Operasional Sekolah (BOS), block grant,

dan dana APBN lainnya;c. APBD Kabupaten, yaitu: Bantuan Operasional Sekolah Daerah

(BOSDA)

d. Partisipasi Masyarakat, yaitu: Sumbangan Sukarela Tidak Mengikat,Sumbangan Dunia Usaha/Industri, dan Sumbangan Lainnya;

e. Pendapatan Lain yang Sah: Jasa Produksi, Hasil Sewa, Kerjasama denganPihak Ketiga, dan Pendapatan Lainnya; serta

f. Bantuan Pihak Ketiga, yaitu: Bantuan Luar Negeri dan Bantuan Lainnya.

Penganggaran pendapatan satuan pendidikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Penganggaran yang bersumber dari SILPA, dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat c.q. kementerian terkait dan/atau oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

b. Penganggaran yang bersumber dari APBN atau lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat c.q. kementerian terkait dan/atau oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

c. Penganggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten, yaitu: Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA); yang dialokasikan dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dan/atau Dinas Pendidikan;

d. Penganggaran yang bersumber dari partisipasi masyarakat, yaitu: Sumbangan Sukarela Tidak Mengikat, Sumbangan Dunia Usaha/Industri, dan Sumbangan Lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah dan/atau oleh Dinas;

e. Penganggaran yang bersumber dari pendapatan lain yang sah: jasa produksi, hasil sewa, kerjasama dengan pihak ketiga,

dan pendapatan lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau ketentuan yang dikeluarkan oleh kementerian terkait, Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah dan/atau oleh Dinas;

f. Penganggaran yang bersumber dari bantuan pihak ketiga: bantuan luar negeri dan bantuan lainnya dialokasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan berdasarkan peraturan per-UU-an dan/atau ketentuan yang dikeluarkan oleh kementerian terkait, Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah dan/atau oleh Dinas.

4. BELANJA LANGSUNG (BL)BL terdiri dari: (i) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; dan (ii) Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dengan Jenis Belanja: (i) Belanja Pegawai; (ii) Belanja Barang dan Jasa; serta (iii) Belanja Modal.Penganggaran BL dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan di satuan pendidikan digunakan untuk melaksanakan urusan wajib bidang pendidikan. Penganggaran BL dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas mutu pendidikan dan keberpihakan pemerintah daerah terhadap pelayanan pendidikan. Penyusunan anggaran belanja pada RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P untuk setiap program dan kegiatan memperhatikan dan berpedoman pada: (i) Standar Nasional Pendidikan (SNP); (ii) Standar Pelayanan Minimal (SPM); (iii) Analisis Standar Belanja (ASB); (iv) Standar Satuan Harga (SSH); dan (v) Kode Rekening Belanja. ASB dan SSH digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA-DPA)

a. Belanja PegawaiDalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan

kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud. Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja honorarium dan rincian obyek belanja honorarium PNSD dan Non PNSD. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan sesuai dengan SSH dan ASB.

b. Belanja Barang dan Jasa1) Penganggaran belanja barang agar mengutamakan

produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

2) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli/ pakar/ penceramah/pengajar/instruktur/pelatih/pengawas PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa dengan menambahkan obyek dan rincian obyek belanja baru serta besarannya ditetapkan sesuai SSH dan ASB.

3) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan dan/atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan.

4) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi satuan pendidikan, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang.

5) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas

dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan peningkatan mutu pendidikan. Hasil kunjungan kerja dan studi banding dilaporkan sesuai peraturan per-UU-an. Khusus penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah, dan Pimpinan serta Anggota DPRD.memperhatikan aspek pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:a) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil;b)Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil;c) Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak

menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum;

d)Uang harian dibayarkan secara lumpsum;e) Perjalanan dinas dilaksanakan sesuai SSH;f) Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas yang

mengikutsertakan non-PNSD diperhitungkan dalam belanja perjalanan dinas. Tata cara penganggaran perjalanan dinas dimaksud mengacu pada ketentuan perjalanan dinas yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

6) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia, yang tempat penyelenggaraannya di luar daerah harus

dilakukan sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya guna pencapaian efektifitas penggunaan anggaran satuan pendidikan.

7) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah.

8) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya mempedomani Pasal 46 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 48 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

C. Belanja Modal1) Satuan pendidikan memprioritaskan alokasi belanja

modal pada RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang terkait dengan kenyamanan proses kegiatan belajar mengajar, peningkatan mutu kualitas pendidikan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

2) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah dan pemeliharaan barang milik daerah menggunakan dasar perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Selanjutnya, untuk pengadaan barang milik daerah juga memperhatikan standar sarana dan prasarana kerja berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Pemerintahan Daerah. Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

3) Pengadaan barang yang akan dipinjamkan kepada pihak ketiga/masyarakat/siswa pada tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja modal dianggarkan sebesar harga beli barang yang akan dipinjamkan kepada pihak ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan barang sampai siap dipinjamkan. Pengadaan Barang ini menjadi dan dicatat dalam aset satuan pendidikan. Contoh dalam pengadaan barang ini adalah pembelian alat transportasi sederhana bagi peserta didik miskin (misalnya: sepeda, dll.)

4) Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan

5) pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

5. REKAPITULASI RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-PRekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P terdiri dari: (i) Penerimaan: Sisa Aggaran Tahun Ajaran Sebelumnya, APBN, APBD Kab, Partisipasi Masyarakat, Pendapatan Lain yang

Sah, dan Bantuan Pihak Ketiga; serta (ii) Pengeluaran Belanja Langsung

6. RINCIAN ALOKASI RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-PRincian Alokasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P terdiri dari rincian uraian kegiatan berikut rincian perhitungan dan sumber pendanaannya.

F. TUGAS POKOK DAN FUNGSI1. Kepala Sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi: (i) menyusun

RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama-sama dengan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, Komite Sekolah dan orang tua dan/atau wali murid; dan (ii) mengesahkan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama dengan Ketua Komite Sekolah.

2. Ketua Komite Sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi: (i) membantu menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama-sama dengan Kepala Sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, anggota Komite Sekolah dan orang tua dan/atau wali murid; dan (ii) mengesahkan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama dengan Kepala Sekolah.

3. Orang tua dan/atau wali murid memiliki tugas pokok dan fungsi membantu menyusun RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P bersama-sama dengan Kepala Sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan Komite Sekolah.

4. Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan asistensi dan verifikasi penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P secara on-line, terkait: (i) struktur organisasi; (v) data umum sekolah; (vi) uraian kalender pendidikan; (vii) Rekapitulasi RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P; (viii) rincian Belanja Langsung (BL); (ix) total pengeluaran persumber dana Belanja Langsung (BL), dengan berpedoman pada SNP, SPM, SSH dan Kode Rekening Belanja; serta (x) Notulen Rapat; dan (xi) Daftar hadir.Keterangan:o Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/ APBS/

RAPBSP/APBS-P Dinas melakukan asistensi dan verifikasi

satuan pendidikan SD dan SMP.5. Kepala Dinas memiliki tugas pokok dan fungsi mengetahui

pengesahan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P pada satuan pendidikan SD dan SMP Negeri setelah diverifikasi oleh Tim Asistensi dan Verifikasi Penyusunan RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-P.

G. SUSUNAN RAPBS/APBS/RAPBS-P/APBS-PFormat struktur isi perubahan APBS, prinsipnya hampir sama dengan daftar isi RAPBS/ APBS Tahun 2017, hanya sedikit penyesuain sebagai berikut :Halaman Judul RAPBSDaftar Isi RAPBSHalaman Pengesahan RAPBSTim Penyusunan RAPBSKata Pengantar RAPBSIdentitas SekolahBAB I : Pendahuluan

A. Latar BelakangB. DasarC. Tujuan Penyusunan RAPBS

BAB II : Rencana Strategis dan Data DukungA. RenstraB. Data Dukung ( terutama data peserta didik dirinci :

Laki-laki dan Perempuan Pada semester ganjil th 2017/2018 )

C. Daftar Rencana Kegiatan yang dilakukan perubahan dari Sekian kegiatan yang telah ada pada RAPBS yang disahkan Kepala Dinas.

BAB III : RAPBSA. Rekapitulasi RAPBS (berdasarkan 8 SNP sesuai pada

BAB II. C RAPBS)B. Ringkasan RAPBS (dikelompokkan per standard sesuai

BAB II.C RAPBS)C. Rincian penggunaan dan per sumber dana D. RKAE. Jadwal (mungkin sama/ hampir sama dengan RAPBS).

Bab IV : Penutup

Selanjutnya dibendel sendiri RAPBS ini,tapi merupakan bagian tak terpisahkan dari APBS kegunaan dan pendokumentasiannya.

H. TEKNIK DAN TATA CARA MELAKUKAN PERUBAHAN APBS1. Perubahan APBS pada program dan kegiatan yang semula

diprogram dilaksanakan pada Juli s/d Desember 2016/ Januari s.d Desember 2018.

2. Program kegiatan yang sudah dilakukan pada Januari s/d Juni 2018 tidak ikut perubahan APBS.

3. Perubahan APBS sebagaimana pada Poin angka 1 diatas dilakukan bila :a. Ada sumber pendapatan baru yang harus segera

dilaksanakan kegiatannya (misal SD, SMP ada seragam sekolah dari APBD )

b. Pergeseran anggaran belanja antar jenis belanja dan antar kegiatan. Hal ini bisa terjadi bila ada perubahan jumlah murid yang signifikan (surplus atau minus) yang akan mempengaruhi realitas laporan kegiatan dan jenis belanja.

4. Apabila poin 3.a terjadi, maka tambahkan perubahan tambahan (Program dan kegiatan Baru) untuk personal APBD ( Pada Ringkasan : RAPBS kode : 4.2.2 : Bantuan personal ( seragam Peserta didik baru,selanjutnya kolom belanja langsung untuk seragam Peserta didik baru > Rincilah laki laki dan perempuan).

5. Apabila poin 3 b terjadi,maka perlu dicermati betul ;apakah di dalam RKA tersebut ada kode rekening belanja yang tertera jumlah murid. Contoh : (a) Program kegiatan :08.04 ( pelaksanaan Remedi dan pengayaan. Jumlah murid 1212. Ternyata di tahun 2017/2018 jumlah murid 1285. Ini bila dilihat jumlah murid bertambah banyak,sedangkan kalau dilihat pada kode rekening belanja ada belanja soal pengayaan 20 % X 1212, dan pengayaan 30 % X 1212.Contoh ini tidak sampai mengubah APBS karena perubahan tidak terlalu signiikan.Beda dengan contoh (b) ini:Program kegiatan : 08.01; pelaksanaan UH di tahun 2015/2016 murid 1212 orang ,ternyata thn 2016/2017 murid nya 1285.Ada rekening belanja penggandaan soal sebesar Rp 41.534.400 dengan tertera peserta 1212.ternyata murid Jadi 1285 orang ,maka perlu PAPBS. Bila

PAPBS maka yg berubah adalah jumlah peserta 1285 dan dana belanja penggandaan soal bisa jadi Rp 42.248.400> Ini berarti akan memperngaruhi kode belanja lainnya dalam satu kegiatan itu, atau mempengaruhi perubahan kode kegiatan atau pergeseran anggaran belanja atau kegiatan lainnya.

6. Telaah/ cermati pada RKA-RKA yang waktu pelaksanaannya dari Januari-Desember 2018, selanjutnya cermati pada kode rekening belanjanya apa ada perbedaan data semester genap 2016/2017 dengan semester ganjil 2017/2018. Selanjutnya cermati dengan teliti apakah perlu sangat mengubah APBS.

7. Perubahan RKA PAPBS dibuat dengan landscape agar kolom-kolomnya ada tambahan kolom menjadi sebelum PAPBS dan kolom-kolom PAPBS.

I. BOS APBDSasaran program BOS adalah semua sekolah SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB/SMPT termasuk SD-SMP Satu Atap [SATAP], baik negeri maupun swasta diseluruh Kabupaten Gresik yang sudah memiliki Ijin Operasional.Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan :1. SD/MI : Rp. 15.000,-/Siswa/Bulan atau Rp. 180.000,-/Siswa/Tahun2. SMP/SMPT/SATAP : Rp. 32.000,-/siswa/bulan atau Rp.

384.000,-/Siswa/Tahun3. Insentif Tenaga Pendidik dan : Rp. 500.000,-/guru/bulan

Kependidikan SD/SMP Negeri4. Insentif K2 : Rp. 1.500.000,-/ guru/bulan5. Seragam Siswa SD/MI kelas I : Rp. 293.000. /siswa 6. Seragam Siswa SDN kelas I : Rp. 300.000. /siswa 7. Seragam Siswa SMP/MTs kelas VII : Rp. 330.000. /siswa 8. Seragam Siswa SMPN kelas VII : Rp. 350.000 /siswa

J. PEMBUKUAN DAN PELAPORANDalam pengelolaan Anggaran, sekolah harus menyusun pembukuan secara lengkap sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan dan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang penatausahaan dan pertanggungjawaban lembaga pengelola keuangan. Adapun pembukuan dan dokumen pendukung yang harus disusun oleh sekolah sebagai berikut :

a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

RKAS ditandatangani oleh kepala sekolah, Komite Sekolah, dan ketua yayasan (khusus untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat), dan dibuat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun pada awal Tahun Pelajaran, tetapi perlu dilakukan revisi pada semester kedua. Oleh karena itu sekolah dapat membuat RKAS tahunan yang dirinci tiap semester.RKAS harus dilengkapi dengan rencana penggunaan dana secara rinci, yang dibuat tahunan dan triwulan untuk setiap sumber dana yang diterima sekolah.

b. Buku Kas UmumBuku Kas Umum (BKU) disusun untuk masing-masing rekening bank yang dimiliki oleh sekolah. Pembukuan dalam BKU meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang berhubungan dengan pihak ketiga:1) kolom penerimaan memuat penerimaan dari penyalur

dana (BOS atau sumber dana lain), penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan jasa giro dari bank;

2) kolom pengeluaran memuat pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa, biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro, dan setoran pajak.

BKU harus diisi tiap transaksi (segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan) dan transaksi yang dicatat di dalam buku kas umum juga harus dicatat dalam buku pembantu, yaitu buku pembantu kas, buku pembantu bank, dan buku pembantu pajak. Formulir yang telah diisi ditandatangani oleh Bendahara dan kepala sekolah.

c. Buku Pembantu KasBuku ini harus mencatat tiap transaksi tunai dan ditandatangani oleh Bendahara dan kepala sekolah

d. Buku Pembantu BankBuku ini harus mencatat tiap transaksi melalui bank (baik cek, giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh Bendahara dan kepala sekolah

e. Buku Pembantu Pajak

Buku pembantu pajak berfungsi mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak serta memonitor pungutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.

f. Opname Kas dan Berita Acara Pemeriksaan KasSetiap akhir bulan BKU ditutup dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan Bendahara. Sebelum penutupan BKU, kepala sekolah melakukan opname kas dengan menghitung jumlah kas baik yang ada di sekolah (kas tunai) maupun kas yang ada di bank (buku tabungan sekolah). Hasil dari opname kas kemudian dibandingkan dengan saldo akhir BKU pada bulan bersangkutan. Apabila terjadi perbedaan, maka harus dijelaskan penyebab perbedaannya.Setelah pelaksanaan opname kas, maka kepala sekolah dan Bendahara menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Kas.

g. Bukti pengeluaran1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan

bukti kuitansi yang sah.2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus

dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai bea materai.

3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci sesuai dengan peruntukannya.

4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi.

5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala sekolah dan dibayar lunas oleh Bendahara.

6) Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh Bendahara sebagai bahan bukti dan bahan laporan