syair79.files.wordpress.com · Web viewMeminimalkan-dalam jangka panjang-biaya modal yang digunakan...

161
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Dilain pihak dengan adanya perdagangan bebas pada era glonbalisasi ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan perusahaan harus dapat mengantisipasi dan mengahdapi segala situasi dan kondisi agar dapat bertahan dan mampu terus maju dalam rangka memenangi persaingan usaha. Dalam mecapai tujuan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan untuk memakmurkan para pemegang saham dan para karyawannya, para manajer perusahaan harus mampu mengantisipasi segala perubahan situasi maupun kondisi baik yang ada di dalam perusahaan maupun di

Transcript of syair79.files.wordpress.com · Web viewMeminimalkan-dalam jangka panjang-biaya modal yang digunakan...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era

globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

mengembangkan usahanya. Dilain pihak dengan adanya perdagangan bebas

pada era glonbalisasi ini menimbulkan persaingan yang ketat, dan

perusahaan harus dapat mengantisipasi dan mengahdapi segala situasi dan

kondisi agar dapat bertahan dan mampu terus maju dalam rangka

memenangi persaingan usaha. Dalam mecapai tujuan yaitu memaksimalkan

nilai perusahaan untuk memakmurkan para pemegang saham dan para

karyawannya, para manajer perusahaan harus mampu mengantisipasi segala

perubahan situasi maupun kondisi baik yang ada di dalam perusahaan

maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan.

Perekonomian yang semakin kompleks dan tidak menentu dengan

persaingan antar perusahaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan

harus mendapat perhatian yang lebih. Dalam bidang keuangan suatu media

penting dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Media

tersebut adalah berupa laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik

biasa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan, mingguan atau bahkan harian.

Laporan keuangan tersebut sudah menjadi kebutuhan para pengusaha,

investor, bank, manajemen, pemerintah maupun para pelaku pasar modal.

2

Prinsipnya laporan keuangan merupakan informasi yang dapat

membantu investor dan para pelaku pasar modal dalam

menginterprestasikan keadaan suatu perusahaan. Namun hanya dengan

melihat laporan keuangan, informasi yang lebih dalam tentang kinerja tidak

dapat diketahui. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perhitungan lebih lanjut

atau analisis yang tepat terhadap laporan keuangan tersebut. Pembaca perlu

mengetahui apa arti angka yang ada dalam laporan keuangan yang ada dan

bagaimana menganalisis dan menafsirkan data dalam cara yang logis dan

sistematis. Dengan timbulnya persaingan yang semakin ketat, pihak

manajemen perusahaan dituntut untuk dapat menganalisis keuangan

perusahaan sehari-hari sehingga tujuan perusahaan tersebut dapat terealisasi.

Manajer peusahaan tidak akan terlepas dari masalah permodalan,

yaitu pemenuhan modal kerja maupun investasi. Sumber dan penggunaan

modal kerja merupakan analisa yang bisa dijadikan acuan dalam mengambil

keputusan yang tepat yaitu dengan analisa sumber dan penggunaan modal

kerja pimpinan bisa mengetahui komposisi-komposisi modal kerja

bersumber dari mana dan digunakan untuk apa, sehingga pimpinan bisa

menggambarkan keadaan modal kerja itu sendiri. Modal kerja merupakan

dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk

membelanjai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan

persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan

sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan

3

akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek

melalui hasil penjualan produknya.

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini akan membantu

manajer keuangan dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya dalam hal

menentukan jumlah dana yang harus tersedia dan untuk dapat melihat asal

sumber dana itu diperoleh. Selain itu, laporan tersebut dapat juga membantu

manajer keuangan dalam merencanakan berapa penggunaan dana dengan

sebaik-baiknya untuk dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

perusahaan sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu akan sulit

berkembang. Kekurangan modal kerja terus-menerus yang tidak segera

diatasi tentu akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Modal kerja merupakan hal yang penting dalam perusahaan hingga

bisa dikatakan sebagai nyawa dari sebuah perusahaan artinya untuk

menjalankan kegiatan operasinya sehari-hari ataupun untuk mengadakan

investasi diperlukan modal kerja yang cukup. Untuk memperoleh modal

kerja, pihak perusahaan harus memperhatikan setiap potensi keuangan yang

ada dan bisa digunakan dengan memperhatikan segala kemungkinan risiko

yang ditimbulkan.

Modal kerja yang terlalu besar memungkinkan terjadinya Idlefund

(dana yang menganggur). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya inefisien,

demikian sebaliknya modal kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan

terganggunya operasi perusahaan sehari-hari. Dengan demikian besarnya

4

modal kerja hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan karenanya akan

efisiensi dalam menggunakan modal kerja dan elemen modal kerja.

Saat ini perusahaan kosmetik yang mencatatkan sahamnya pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak tiga perusahaan yaitu PT. Mandom

Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk..

Neraca perusahaan kosmetik yang listing di BEI tersebut secara ringkas

dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1. Neraca Perbandingan Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI periode 2005-2008 (Dalam Jutaan Rupiah)

No Nama Perusahaan Periode2005 2006 2007 2008

1. PT. Mandom Indonesia Tbk.Current AssetsNon-Current

291.252254.443

354.586317.611

396.330328.867

497.212413.578

Total Assets 545.695 672.196 725.197 910.790Current LiabilitiesNon-Current Liabilities

65.84820.453

40.38224.166

22.50729.050

61.40133.223

Total Liabilities Total Equity

86.301459.394

64.548607.648

51.557673.640

94.624816.166

2. PT. Mustika Ratu Tbk.Current AssetsNon-Current

210.011 80.635

214.753 77.015

235.829 80.168

274.499 80.282

Total Assets 290.646 291.769 315.997 354.781Current LiabilitiesNon-Current Liabilities

29.896 5.114

23.229 4.215

30.706 5.720

43.498 7.648

Total Liabilities Total Equity

35.010255.636

27.444264.325

36.426279.571

51.146303.635

3. PT.Unilever Indonesia Tbk.Current AssetsNon-Current

2.030.3621.811.989

2.604.5522.021.488

2.694.6672.638.739

3.103.2953.401.441

Total Assets 3.842.351 4.626.000 5.333.406 6.504.736Current LiabilitiesNon-Current Liabilities

1.501.485 156.906

2.057.451 191.930

2.428.128 211.159

3.091.111 306.804

Total Liabilities Total Equity

1.658.3912.183.960

2.249.3812.376.619

2.639.2872.694.119

3.393.9153.106.821

Sumber: www.idx.co.id (diolah)

5

Berdasarkan tabel 1.1. terlihat bahwa baik PT. Mandom Indonesia

Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk maupun PT.Unilever Indonesia Tbk mempunyai

posisi keuangan yang baik dimana total assets lebih besar dari total

liabilities dan selalu mengalami peningkatan assets setiap tahunnya. Terlihat

PT. Mandom Indonesia Tbk mengalami fluktuasi peningktan jumlah total

aset dari tahun ke tahun. PT. Mustika Ratu Tbk pada tahun 2006 mengalami

peningkatan aset yang cukup kecil, namun pada tahun 2007 dan 2008

peningkatan total assetnya cukup baik. Sedangkan PT. Unilever Indonesia

Tbk menmgalami fluktuasi kenaikan total asset yang cukup satabil, yakni di

tahun 2006 sebesar 16,94 %, pada tahun 2007 sebesar 13,26 % dan tahun

2008 sebesar 18 %.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Studi

Perbandingan pada perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada

perusahaan kosmetik yang Listing di BEI?

2. Manakah sumber modal kerja yang paling baik di antara perusahaan

kosmetik yang Listing di BEI tersebut?

3. Manakah penggunaan modal kerja yang paling baik di antara masing -

masing perusahaan kosmetik yang Listing di BEI tersebut?

6

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada

perusahaan kosmetik yang Listing di BEI.

2. Untuk mengetahui sumber modal kerja yang paling baik di antara

perusahaan kosmetik yang Listing di BEI tersebut

3. Untuk mengetahui penggunaan modal kerja yang paling baik di antara

masing - masing perusahaan kosmetik yang Listing di BEI tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara langsung

maupun tidak langsung bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi dan

pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengelola modal kerja

sebagai kebijakan di bidang keuangan.

2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi dunia ilmu

pengetahuan agar dapat berguna bagi mereka yang memerlukannya,

utamanya peneliti yang tertarik dengan judul ini.

1.5. Ruang Lingkup

Guna menghindari penafsiran yang berbeda dan lebih terarahnya

penelitian ini, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan kosmetik yang Listing di

BEI selama periode tahun 2006-2008.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuningsih (2008)

dengan judul “Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada PT. Ade

Sula”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sumber dan

pengelolaan modal kerja dikelola secara efektif pada PT. Ade Sula. Hasil

analisa sumber dan penggunaan modal kerja pada perusahaan perdagangan

PT. Ade Sula maka dapat dijelaskan bahwa sumber modal kerja berasal dari

cadangan modal, laba ditahan, laba tahun berjalan dan akumulasi

penyusutan yang totalnya sebesar Rp.338.933.866,- yang oleh perusahaan

dana yang tersedia digunakan untuk pembelian peralatan sebesar Rp.

115.400.000,- atau sebesar 34,05% dari total penggunaan modal kerja.

Akumulasi penyusutan sebesar Rp. 177.478.218,- atau sebesar 52,36% dari

total penggunaan modal kerja sedangkan sisa dana dijadikan sebagai

tambahan modal kerja.

Selanjutnya pada tahun 2009 penelitian yang dilakukan oleh Eka

Sujatni dengan judul “Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal

Kerja dan Tingkat Likuiditas Perusahaan pada Perusahaan Air Mineral yang

Go Public”. Hasil penelitiannya menunjukan PT. Ades Water Indonesia Tbk

memiliki pengelolaan modal kerja terendah dibandingkan dengan PT Aqua

Golden Misissipi Tbk. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas PT. Ades

8

Water Indonesia Tbk masih dibawah standar, sedangakan PT Aqua Golden

Misissipi Tbk memperlihatkan adanya tingkat rasio lancar yang sangat baik.

Sedangkan berdasarkan hasil analisis laporan sumber dan penggunaan

modal kerja manunjukan bahwa PT. Ades Water Indonesia Tbk memiliki

sumber modal kerja yang sangat tinggi dibandingkan dengan PT Aqua

Golden Misissipi Tbk, namun penggunaan modal kerja perusahaan yang

kurang baik, mengakibatkan PT. Ades Water Indonesia Tbk tidak dapat

mengelola modal kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.2. Laporan Keuangan

Definisi Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,

paragraf 07 “Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,

laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan

dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan

arus dana), catatan dan laporan lain secara materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan

tersebut, misalnya informasi keuangan sekmen imdustri dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga.”

Hanafi dan Halim (2007:49) mengemukakan bahwa “Laporan

Keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting disamping

9

informasi yang lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian,

pangsa pasar, kualitas manajemen dan lainnya”. Sutrisno (2001:9)

mendefinisikan laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan rugi

laba. Berdasarkan definisi-definisi para ahli akuntansi di atas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari

proses akuntansi yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan dalam

suatu periode tertentu.

2.3. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat

dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk

memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berguna dalam

proses pengambilan keputusan. Munawir (2004:36) ada beberapa teknik

analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan, yakni :

1. Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan metode dan teknik

analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua

periode atau lebih.

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang

dinyatakan dalam persentase (trend percentage analysis) adalah suatu

metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan

keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

10

3. Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement

adalah suatu metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada

masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui

struktur permodalannya dan komposisi pengongkosan yang terjadi

dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja merupakan suatu analisa

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau

untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode

tertentu.

5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)

adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah

uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang

kas selama periode tertentu.

6. Analisis rasio merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi

secara individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut.

7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa

untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan

dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode

dengan laba yang dibudgedkan untuk periode tersebut.

11

8. Analisa Break-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat

penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan

tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh

keuntungan.

2.4. Pengertian Modal

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya

spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaan-

perusahaan yang menjadi besar, maka modal mempunyai arti yang lebih

menonjol lagi. Masalah modal dalam perusahaan merupakan masalah yang

tidak akan pernah berakhir karena masalah modal itu mengandung begitu

banyak dan berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli

ekonomi juga belum terdapat kesamaan opini tentang apa yang disebut

modal.

Dilihat dari sejarahnya, maka pengertian modal awalnya adalah

physical oriented. Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya

pengertian modal yang klasik, “dimana arti dari modal itu sendiri adalah

sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”.

Dalam perkembangannya ternyata pengertian modal mulai bersifat non-

physical oriented, dimana pengertian modal tersebut lebih ditekankan pada

nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan, yang

terkandung dalam barang-barang modal, meskipun dalam hal ini belum ada

kesesuaian pendapat di antara para ahli ekonomi sendiri.

12

Setiap organisasi termasuk juga perusahaan baik perusahaan besar

maupun kecil, perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang, modal

merupakan hal yang utama untuk menunjang kegiatan operasi dari

perusahaan, Menurut Liitge dalam Bambang Riyanto (2001:18)

mendefinisikan modal sebagai uang. Schwiedland dalam Bambang Riyanto

(2001:18) berpendapat bahwa modal adalah baik merupakan uang maupun

bentuk barang yang digunakan dalam perusahaan. Munawir (2004:19)

mendefinisikan modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh

pemilik perusahaan yang ditujukkan dalam pos modal (modal saham),

surplus dan laba yang ditahan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa antara

konsep modal dan konsep pemeliharaan modal yaitu bagaimana modal yang

digunakan dalam menghasilkan output dapat menciptakan laba yang

dihasilkan perusahaan dapat digunakan kembali pada operasi perusahaan.

2.5. Sumber Modal

2.5.1. Sumber Internal

Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana

yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Alasan

perusahaan menggunakan sumber dana internal yaitu:

Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai

kewajiban untuk membayar bunga maupun dana yang dipakai.

Setiap saat tersedia jika diperlukan.

13

Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana

perusahaan.

Biaya pemakaian relatif murah.

Sumber internal atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan

sendiri di dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan.

a. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah laba bersih yang disimpan untuk diakumulasikan

dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga disebut laba yang

tidak dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh

(earned surplus).

b. Depresiasi

Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan

sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode

akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

2.5.2. Sumber Eksternal

Modal yang berasal dari sumber eksternal adalah sumber yang

berasal dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana

eksternal adalah:

1. Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.

2. Dapat dicari dari berbagai sumber.

3. Dapat bersifat fleksible.

14

Sumber eksternal perusahaan adalah supplier, bank dan pasar modal.

a. Supplier

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk

penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1

tahun), maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10

tahun). Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran

kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan

mentah oleh supplier kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik)

sering pula menjual mesin atau peralatan lain hasil produksinya kepada

suatu perusahaan yang menggunakan mesin atau peralatan tersebut dalam

jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.

b. Bank

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

(financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai

lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.

c. Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan

dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling

mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang

membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak,

atau dengan kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya

penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang.

Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang

menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan

15

yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari

pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit

ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang

mempunyai defisit tabungan.

2.6. Modal Kerja

Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva yang sangat penting

dalam perusahaan, karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat

memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Secara

tradisonal, modal kerja (working capital) didefinisikan sebagai investasi

perusahaan dalam aktiva lancar (current assets). Eguene F. Brigham dan

Joel F. Houston yang diterjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman

Wibowo (2001:150) memberikan pengertian bahwa “modal kerja adalah

investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang

mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha. Modal kerja bersih (net

working capital) adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.” Sehingga

dapat disimpulkan semua dana yang tertanam dalam aktiva lancar

merupakan modal kerja kotor, setelah dikurangi utang lancar maka dana

tersebut dianggap sebagai modal kerja bersih.

Konsep lain yang dikemukakan oleh William H. Husband dan James

C. Dockerey yang dikutip oleh Suyadi Prawirosentono (2002:131) adalah

Konsep Umum dari modal kerja (The gross concept of working)

menyatakan bahwa working capital (modal kerja) merupakan seluruh

16

jumlah aktiva lancar (Current assets) yang terdapat dalam neraca suatu

perusahaan. Konsep neto dari modal kerja (The net concept of working)

adalah selisih antara current assets dengan pasiva lancar (Current

liabilities). Artinya modal kerja itu terbagi menjadi dua yaitu modal kerja

kotor dan modal kerja bersih.

Menurut Sutrisno (2001:43) mendefinisikan modal kerja adalah dana

yang diperlukan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan sehari-hari. Sedangkan Bambang Riyanto (2001:20)

mendefinisikan modal kerja menjadi tiga hal pokok yaitu:

1. Jumlah modal kerja adalah fleksibel

2. Susunan modal kerja adalah relatif variable

3. Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu pendek.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa modal kerja merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan suatu

perusahaan yang bersifat fleksibel dan disusun secara relatif variabel serta

mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek.

Menurut Munawir (2004:114) ada tiga macam konsep modal kerja

yang biasa digunakan untuk analisis, yaitu:

1. Konsep kuantitatif adalah menitik beratkan pada kuantum yang

diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai

operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukan jumlah dana (fund) yang

tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.

17

2. Konsep kualitatif adalah menitik beratkan pada kualitas modal kerja

dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar

terhadap utang jangka pendek (net working capital) yaitu jumlah aktiva

lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para

pemilik perusahaan.

3. Konsep fungsional adalah menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki

dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok

perusahaan.

Menurut Manulang (2005:20) tentang peranan dan fungsi modal

kerja dalam perusahaan industri yaitu :

a. Menjamin kontinuitas operasional perusahaan.

b. Membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.

c. Menunjukan tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek.

d. Semua kegiatan di luar dan di dalam perusahaan sangat bergantung

pada yang ada pada perusahaan.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

tersedianya modal kerja dalam suatu perusahaan sangatlah berperan untuk

membantu perusahaan dalam membiayai semua aktivitas-aktivitas

operasionalnya sehari-hari sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai.

2.7. Jenis-Jenis Modal Kerja

Modal kerja menurut Bambang Riyanto (2001:60) digolongkan

menjadi dua yaitu:

18

1. Modal kerja permanen (permanent working capital) yaitu modal kerja

yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat menjalankan

fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus

diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent working capital ini dapat

dibedakan dalam:

a) Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal

kerja minimum yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin

kontinuitas usahanya

b) Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal

kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang

normal. normal disini dalam artian yang dinamis

2. Modal kerja variabel (vareable working capital) yaitu modal kerja yang

jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan

modal kerja ini dibedakan antara lain :

a) Modal kerja musiman (sesaonal woking capital) yaitu modal kerja

yang jumlahya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

b) Modal kerja siklis (cycles working capital) yaitu modal kerja yang

jumlahnya beubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur.

c) Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja

yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang

tidak diketahui sebelumnya.

Berdasarkan pernyataan Bambang Riyanto tersebut diketahui modal

kerja dalam suatu perusahaan itu tidak selalu tetap jumlahnya tetapi dapat

19

berubah-ubah karena pengaruh lingkungan perusahaan. Modal kerja dapat

bersifat permanen yaitu modal kerja yang harus selalu ada dan siap

digunakan dalam perusahaan karena menjamin kelangsungan usaha pokok

atau normal perusahaan. Sedangkan modal kerja variabel yaitu modal kerja

yang jumlahnya selalu berubah-ubah karena dipengaruhi faktor-faktor

tertentu seperti fluktuasi musim.

2.8. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar (aktiva tetap, hutang

jangka panjang dan modal sendiri) yang mempunyai efek memperbesar

modal kerja disebut sebagai sumber-sumber modal kerja, sebaliknya

perubahan dari unsur-unsur non-akun lancar yang mempunyai efek

memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja.

Apabila sumber lebih besar dari penggunaan, berarti ada kenaikan

modal kerja dan sebaliknya apabila penggunaan lebih besar dari sumber -

sumber modal kerja berarti terjadi penurunan modal kerja.

2.8.1. Sumber – Sumber Modal Kerja

Modal kerja yang diperoleh perusahaan dapat dipenuhi oleh dua

sumber yaitu :

a. Sumber Internal, yaitu modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan

sendiri yang terdiri dari laba yang ditahan, penjualan aktiva tetap,

20

keuntungan penjualan surat – surat berharga di atas nilai nominal dan

cadangan penyusutan.

b. Sumber eksternal, yaitu modal kerja yang berasal dari luar perusahaan

yang merupakan hutang bagi perusahaan.

Sumber -sumber modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) yang

akan menambah modal kerja adalah:

1. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun dari

penambahan modal saham.

2. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena adanya

penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.

3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi

maupun hutang jangka panjang lainnya.”

Selanjutnya menurut S. Munawir (2004:120) mengemukakan

contoh-contoh modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:

1. Hasil Operasi perusahaan. Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan

barang dan hasil-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang.

Jadi sebenarnya yang merupakan sumber modal kerja yang diperoleh dari

operasi jangka pendek dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisa

laporan perhitungan laba rugi perusahaan.

2. Keuntungan dari penjualan surat berharga. Penjualan surat-surat berharga

menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos “surat-surat

berharga” menjadi pos “kas”. Keuntungan yang diperoleh meupakan

21

sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya jika terjadi kerugian maka

modal kerja akan berkurang.

3. Penjualan aktiva tetap investasi jangka panjang dan aktiva lancar lainnya.

Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva

tetap , investasi jangka panjang, aktiva tidak lancar lainnya yang tidak

diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut

menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih

penjualan aktiva tidak lancar tersebut.

4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik, hutang

hipotik, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila

diperlukan sejumlah modal kerja.

5. Pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. Pinjaman

jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa perusahaan merupakan

sumber penting aktiva.

6. Kredit dari supplier atau trade creditor. Salah satu sumber modal kerja

penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier, material, barang-

barang. Supplies dan jasa-jasa biasa dibeli secara kredit atau dengan

wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual

barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu harus dilunasi,

perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

2.8.2. Penggunaan Modal Kerja

Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk

maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun

22

tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan

penurunan total modal kerja. Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan

turunnya modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141) adalah sebagai

berikut :

1. Berkurangnya modal sendiri karena kerugian maupun pengambilan

privasi oleh pemilik perusahaan.

2. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.

3. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap.

Berikut disajikan gambar tentang sumber-sumber dan penggunaan

modal kerja menurut Agnes Sawir (2005:141-142):

Gambar 2.1. Sumber – sumber Modal Kerja

Aktiva Lancar Hutang Lancar++ Modal Kerja++

Hutang Jangka Panjang

+

- Aktiva Tetap Modal Sendiri + +

Gambar 2.2. Penggunaan Modal Kerja

Aktiva Lancar Hutang Lancar-- Modal Kerja--

Hutang Jangka Panjang _

23

+ Aktiva Tetap Modal Sendiri _ _

Modal kerja sebenarnya merupakan jumlah yang terus menerus

menjembatani antara saat pengeluaran uang untuk memperoleh barang atau

jasa dengan saat penerimaan barang atau jasa. Contoh penggunaan-

penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja

adalah:

1. Pembayaran biaya-biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan.

2. Kerugian-kerugian yang diderita perusahaan karena adanya penjualan

surat berharga atau efek maupun kerugian yang insedentil.

3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-

tujuan tertentu dalam jangka panjang misalnya dana pelunasan obligasi

dan pensiun pegawai, dana ekspansi ataupun dana-dana lainnya.

4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka

panjang atau aktiva tidak lancar lainnya.

5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik,

hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya. Serta

penarikan atau pembelian kembali saham perusahaan yang beredar.

6. Pengambilan uang atau barang oleh pemilik perusahaan untuk

kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian

keuantungan oleh pemilik dalam perusahaan perseroan dan persekutuan.

24

S. Munawir (2004:128) menyatakan bahwa contoh transaksi yang

mengakibatkan perubahan aktiva lancar tetapi modal kerja tidak berkurang

adalah:

a. Pembelian efek ( marketible securities) secara tunai.

b. Pembelian barang-barang dagangan secara tunai

c. Perubahan suatu bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang

menjadi piutang wesel.

Didasarkan pada neraca perubahan modal kerja (dalam pengertian

modal kerja neto) pada prinsipnya karena pengaruh dari perubahan unsur-

unsur rekening tidak lancar (non current accounts). Unsur-unsur rekening

tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal kerja adalah :

1. Berkurangnya aktiva tidak lancar

2. Bertambahnya hutang jangka panjang

3. Bertambahnya modal saham

4. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Perubahan unsur -unsur rekening tidak lancar yang mempunyai

pengaruh memperkecil modal kerja (netto) adalah :

1. Bertambahnya aktiva tidak lancar

2. Bertambahnya hutang jangka pendek

3. Berkurangnya modal saham

4. Pembayaran deviden tunai

5. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan

25

2.9. Manajemen Modal Kerja

Menurut Bruton A. Kolb (dalam Agnes Sawir, 2005:133)

mendefinisikan manajemen modal kerja sebagai berikut: “working capital

managemnt encompasses the administration and control of current assets,

utilization of short-term financing via various current liability sources and

control of the amount of net working capital”. Sedangkan menurut J. Fred

Weston dan Eugene F. Brigham mengemukakan “manajemen modal kerja

mengacu pada semua aspek penatalaksanaan aktiva lancar dan utang

lancar”.

Dua definisi di atas menunjukan bahwa manajemen modal kerja

adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva

lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Adapun sasaran yang

ingin di capai dari manajemen modal kerja adalah :

1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar

sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau

lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-

aktiva tersebut.

2. Meminimalkan-dalam jangka panjang-biaya modal yang digunakan

untuk membiayai aktiva lancar.

3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan

dana dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi

kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

26

Dari ketiga sasaran di atas, sasaran ketiga mengindikasikan bahwa

perusahaan harus mempertahankan likuiditas yang cukup. Modal kerja

yang harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti

harus dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan

sehari-hari. Menurut Agnes Sawir (2005:133) Modal kerja yang cukup

akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain :

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya

nilai dari aktiva lancar.

2. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban-

kewajiban tepat pada waktunya.

3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan

memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi kesulitan

keuangan yang mungkin terjadi.

4. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah

yang cukup untuk melayani para konsumennya.

5. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih

menguntungkan kepada para langganannya.

6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat ebroperasi dengan lebih

efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa

yang dibutuhkan.

Mengingat besarnya manfaat yang diberikan dari kecukupan modal kerja,

maka dapat disimpulkan berdasarkan pernyataan di atas bahwa modal

kerja yang baik adalah modal kerja yang cukup.

27

Modal kerja bersih, selisih antara aktiva lancar dan kewajiban

lancar adalah ukuran dasar dari likuiditas perusahaan. Kecukupan modal

kerja dapat dievaluasi dengan menggunakan rasio.

a. Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih (Total assets to net

working capital). Rasio yang tinggi mengindikasikan rendahnya

tingkat likuiditas, sedangkan rasio yang rendah mengindikasikan

tingkat likuiditas yang tinggi.

Total AssetsTotal assets to net working capital ratio= Net Working CapitalSumber : Agnes Sawir (2005:151)

b. Rasio kewajiban lancar (current liabilities to net working capital

ratio). Rasio ini merupakan ekspresi alternatif dari current ratio. Bila

current ratio rendah, rasio ini akan tinggi mengindikasikan likuiditas

rendah. Bila rasio ini rendah, current ratio akan tinggi, menindikasikan

likuiditas tinggi.

current liabilitiescurrent liabilities to net working capital = Net Working CapitalSumber : Agnes Sawir (2005:151)

c. Perputaran modal kerja (Revenues to net working capital ratio).

Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar

atas kewajiban lancar. Rasio tinggi mengindikasikan likuiditas yang

rendah untuk mendukung operasional, rasio yang rendah menunjukan

likuiditas tinggi.

Revenues working capital turnover = Net Working CapitalSumber : Agnes Sawir (2005:151)

28

2.10 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja yang Baik

Manajer Keuangan bertanggung jawab atas perencanaan bagaimana

sumber dana diperoleh, apakah dari modal sendiri, dari penjualan aktiva

tetap atau dari sumber-sumber lain. Selain itu juga manajer keuangan harus

mengetahui dan mempertanggung jawabkan kapan dana tersebut

dipergunakan.

Kamaruddin Ahmad (2002:107) menyatakan bahwa Manajemen dan

para investor jangka pendek terutama akan tetarik kepada posisi keuangan

jangka pendek (posisi modal kerja) suatu perusahaan termasuk perubahan-

perubahan yang terjadi selama periode tersebut. Kenaikan dalam modal

kerja mungkin ditunjukan dalam kas, effek, piutang maupun dalam

persediaan atau adanya penurunan atau berkurangnya utang lancar, dan

adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan ditafsirkan atau

diinterprestasikan tergantung kepada sumber-sumber yang menyebabkan

kenaikan tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal

dari hasil operasi perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang

amat baik atau menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja

yang berasal dari pengeluaran utang jangka panjang atau sumber dari luar

perusahaan lainnya.

Laporan tentang perubahan modal kerja akan memberikan gambaran

tentang bagaimana manajemen mengelola perputaran atau sirkulasi

modalnya. Laporan ini akan dapat memberikan jawaban atas berbagai

29

pertanyaan berikut yang mungkin timbul baik dari manajemen, para

pemegang saham, kreditur maupun pihak-pihak lainnya :

a. Apa yang menyebabkan perubahan posisi modal kerja?

b. Berapa modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dan

bagaimana komposisinya?

c. Berapa dana atau modal kerja yang berasal dari penjualan saham dan

utang jangka panjang serta bagaimana penggunaan dana-dana tersebut?

d. Apakah perusahaan telah menjual sebagian aktiva tetapnya? Apabila

demikian berapakah hasilnya? dan telah digunakan untuk apa saja?

e. Berapakah modal kerja yang digunakan untuk menambah kekayaan

jangka panjang (aktiva tidak lancar)? Atau bagaimanakah perusahaan

membiayai ekspansinya?

f. Bagaimanakah perusahaan menggunakan dana yang diperoleh dari hasil

operasinya? Berapakah yang telah dibayarkan kepada pemilik

perusahaan dalam bentuk deviden?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan dapat

dijawab oleh laporan-laporan keuangan yang konvensiaonal atau yang biasa,

atau dengan lain perkataan bahwa laporan perubahan modal kerja

merupakan ringkasan tentang hasil-hasil aktivitas keuangan suatu

perusahaan dalam satu periode tertentu dan menyajikan sebab-sebab

perubahan-perubahan posisi keuangan perusahaan tersebut.

Laporan ini akan sangat berguna bagi manajemen untuk mengadakan

pengawasan terhadap modal kerja dan agar sumber-sumber modal kerja

30

dapat digunakan secara efektif di masa mendatang, hasil analisis terhadap

sumber dan penggunaan modal kerja dari suatu perusahaan dalam suatu

periode akan dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan atau perencanaan

modal kerja di masa yang akan datang.

Bambang Riyanto (2001:6) sehubungan dengan fungsi pembelanjaan

atau manajemen keuangan mendefinisikan sebagai keseluruhan aktifitas

perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang

diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling

menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien

mungkin.

Menurut Lukman Syamsudin (2007:5) manajemen sehubungan

dengan pembelanjaan perusahaan bahwa keputusan atau tindakan-tindakan

yang berkenaan dengan pembelanjaan perusahaan hanya dapat dilakukan

apabila penghasilan manajemen lebih besar dari biaya marginal, sehingga

tujuan perusahaan dapat dicapai.

Dapat disimpulkan dari definisi-definisi diatas manajemen keuangan

berkenaan dengan pembelanjaan perusahaan bahwa pada prinsipnya

menuntut agar baik dalam menggunakan maupun memperoleh dana harus

didasarkan pada pertimbangkan yang efsien dan efektif sehingga tujuan

perusahaaan dapat tercapai.

Fungsi keuangan menurut Sutrisno (2001:5) mengatakan bahwa

fungsi manajemen terdiri dari tiga keputusan utama yang harus berorientasi

pada pencapaian tujuan perusahaan sehingga kombinasi dari ketiga

31

keputusan tersebut akan memaksimumkan nilai perusahaan. Pertama;

keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus

mengalokasikan dana kedalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat

mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. Kedua; keputusan

pendanaan adalah masalah dimana manajer keuangan dituntut untuk

mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana

yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan

investasi serta kegiatan usahanya. Ketiga; keputusan Diveden adalah

merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan besarnya

persentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham, stabilitas

diveden yang dibagikan diveden saham, pemecahan saham dan penarikan

kembali saham yang beredar yang semuanya ditujukan untuk kemakmuran

para pemegang saham.

Berdasarkan definisi para ahli akuntansi di atas dapat disimpulkan

bahwa sumber dan penggunaan modal kerja yang baik harus berorientasi

pada keputusan yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, yaitu dalam

hal pemilihan sumber modal kerja yang baik adalah sumber yang berasal

dari dalam perusahaan atau dari hasil operasinal perusahaan mengingat

biaya perolehannya relatif murah dan tidak menimbulkan kewajiban

membayar dana yang dipakai di masa yang akan datang. Sedangkan

penggunaan modal kerja yang baik adalah penggunaan yang dapat

memaksimumkan nilai perusahaan seperti penggunaan yang dapat

32

menunjang peningkatan operasional, mengurangi resiko beban/kerugian di

masa yang akan datang dan meningkatkan kesejahteraan pemilik saham.

2.11. Sumber Informasi yang Digunakan

Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty (2002:116), sumber informasi

yang digunakan dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja dibagi

menjadi dua bagian yaitu :

1. Sumber informasi utama yang terdiri atas laporan rugi atau laba, laporan

perubahan laba ditahan dan neraca komparatif.

2. Sumber informasi pendukung diperoleh dengan cara mengadakan

analisis terhadap peubahan-perubahan rekening aktiva tidak lancar. Dari

analisis tersebut akan diperoleh informasi mengenai sumber dan

penggunaan modal kerja.

Sebagian besar informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan

perubahan posisi keuangan diperoleh dari laporan keungan utama

perusahaan, yang terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan laba

ditahan dan neraca komparatif. Laporan keuangan perusahaan merupakan

sumber informasi utama.

Selain sumber utama untuk dapat menyusun laporan perubahan

posisi keuangan basis modal kerja, masih dibutuhkan sumber informasi

pendukung. Sumber informasi pendukung diperoleh dengan cara

mengadakan analisis terhadap perubahan rekening-rekening tak lancar. Dari

analisis terhadap perubahan rekening-rekening tak lancar ini yang

33

transaksinya biasanya mempengaruhi baik rekening lancar maupun rekening

tak lancar, akan diperoleh informasi mengenai sumber dan penggunaan

modal kerja.

Meskipun transaksi perubahan rekening tak lancar tersebut biasanya

mempunyai frekuensi yang tidak tinggi dibanding perubahan rekening-

rekening lancar, akan tetapi perubahan rekening tak lancar tersebut

menggambarkan aktivitas investasi dan pembelanjaan yang cukup berarti.

Contohnya pembelian aktiva tetap, penerbitan saham, pengumuman deviden

dan pelunasan hutang jangka panjang.

2.12.Tahap-Tahap Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Menurut Bambang Riyanto (2001:355) ada beberapa langkah dalam

penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai

berikut :

1. Menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja

Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing unsur modal

kerja antara dua periode yang terjadi. Dengan laporan tersebut dapat

diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta besarnya

perubahan modal kerja. Artinya untuk dapat menganalisa atau

menentukan besarnya perubahan modal kerja baik secara total atau

masing-masing pos unsur modal kerja diperlukan data neraca yang

diperbandingkan antara tahun dasar dengan tahun berjalan.

34

2. Mengelompokan perubahan dari unsur –unsur non-current acount antara

dua periode tersebut ke dalam golongan yang mempunyai dampak

memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai dampak

memperkecil modal kerja.

Dari laporan perubahan modal kerja tersebut, elemen-elemen yang

memperbesar modal kerjanya adalah:

a. Penurunan jumlah aktiva tetap.

b. Peningkatan jumlah hutang jangka panjang.

c. Bertambahnya modal.

Elemen-elemen non-current asssets yang dapat memperkecil modal kerja

adalah:

a. Peningkatan jumlah aktiva tetap.

b. Penurunan jumlah utang jangka panjang.

c. Berkurngnya modal.

3. Mengelompokan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan ke dalam

golongan yang perubahannya mempunyai dampak memperbesar modal

kerja dan golongan yang mempunyai dampak memperkecil modal kerja.

Elemen-elemen dalam laporan laba ditahan yang dapat memperbesar

modal kerja adalah adanya laba peusahaan. Sedangkan Elemen-elemen

dalam laporan laba ditahan yang dapat memperkecil modal kerja adalah

kerugian usaha dan pembayaran laba operasi perusahaan.

4. Berdasarkan informasi tersebut di atas maka dapatlah dilakukan

Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja.

35

Laporan tersebut terdiri dari dua kolom yaitu kolom sumber modal kerja

dan kolom penggunaan modal kerja. Dimana semua unsur yang dapat

memperbesar modal kerja dimasukan dalam kolom sumber modal kerja,

sedangkan unsur-unsur yang memperkecil modal kerja dimasukan dalam

kolom penggunaan modal kerja. Setelah melakukan tahapan-tahapan

tersebut di atas, maka dapatlah dilakukan penelitian terhadap perusahaan

mengenai pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerjanya dalam

suatu periode tertentu.

Munawir (1999:134) menyatakan bahwa penyusunan laporan

perubahan modal kerja atau laporan sumber dan penggunaan modal kerja

lebih mudah dengan menggunakan kertas kerja (Worksheet). Dari

pernyataan Munawir tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menyususn

worksheet dapat lebih memudahkan peneliti melihat penggolongan unsur-

unsur dari laporan keuangan perusahaan mana yang merupakan golongan

yang mempengaruhi naik turunnya modal kerja atau golongan yang

merupakan sumber dan penggunaan modal kerja dalam satu kertas kerja.

Adapun contoh worksheet sumber dan penggunaan modal kerja

sebagai berikut ini:

Tabel 2.1. Contoh Worksheet Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

31 Des Perubahan Perubahan Analisa Modal Kerja

Thn

A

Thn

B

D K Naik Turun Sumber Penggunaan

Aktiva

36

Pasiva

Berikut contoh laporan perubahan modal kerja dan laporan sumber

dan penggunaan modal kerja menurut Bambang Riyanto (2001:356)

Tabel. 2.2. PT. Rahayu, Laporan Perubahan Modal Kerja periode 31 Desember 1980 – 31 Desember 1981 (dalam ribuan rupiah)

Unsur-Unsur Modal Kerja

31/12-1980 31/12-1981 Perubahan Modal KerjaBertambah Berkurang

Aktiva lancarKasEfekPiutangBarang (inventory)

Rp. 600,00 700 1.200 2.200

Rp. 700,00 500 1.000 2.600

Rp. 100,00 - - 400

-Rp. 200,00 200 -

Jumlah Aktiva Lancar

Rp.4.700,00 Rp.4.800,00

Hutang LancarHutang Perniagaan Hutang Wesel

Rp.1.500,00 1.000

Rp.1.000,00 1.200

Rp. 500,00 -

- 200

Jumlah Hutang Lancar

(Rp.2.500,00) (Rp.2.200,00)

Modal Kerja Rp.2.200,00 Rp.2.600,00 Rp.1.000,00 Rp. 600,00Bertambahnya Modal Kerja

Rp. 400,00

Total Rp.1.000,00 Rp.1.000,00

Sumber: Bambang Riyanto(2001:356)

Tabel 2.2 di atas menunjukan bahwa modal kerja PT. Rahayu pada

tahun 1981 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar

Rp.400,00 yang berasal dari bertambahnya kas Rp.100,00 dan barang

(inventory) Rp.400,00, serta berkurangnya hutang perniagaan sebesar

Rp.500,-, yang dikuti berkurangnya efek dan piutang masing-masing

Rp.200,00, serta bertambahnya hutang wesel sebesar Rp.200,00.

Tabel 2.3. PT. Rahayu, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode 31 Desember 1980-31 Desember 1981 (dalam ribuan rupiah)

Sumber-Sumber Penggunaan Dana berasal dari operasi:

37

Keuntungan neto Rp.1.500,00 Cash Devinded Rp. 700,00 Depresiasi 500 Bertambahnya mesin 1.000 Bertambahnya utang Bertambahnya tanah 1.400 jangka panjang 1.500,00 Bertambahnya modal 400

Rp.3.500,00 Rp.3.500,00

Sumber: Bambang Riyanto (2001:356)Tabel 2.3 di atas menunjukan sumber-sumber modal kerja pada PT.

Rahayu berasal dari keuntungan neto, depresiasi dan bertambahnya utang

jangka panjang, dimana penggunaan modal kerjanya adalah pembagian

deviden, penambahan mesin, pembelian tanah dan sisanya sebagai tambahan

modal kerja.

2.13. Kerangka Pemikiran

Bursa Efek merupakan tempat bagi perusahaan untuk menjual

sahamnya kepada public. Banyaknya perusahaan yang telah mencatatkan

sahamnya pada bursa efek menjadikan tingkat kompetensi tersendiri bagi

perusahaan yang telah listing tersebut. Laporan keuangan merupakan alat

yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan

bersangkutan. Modal kerja dalam penelitian ini sesuai dengan pernyataan

Munawir yang telah dipaparkan sebelumnya di atas adalah modal kerja

berdasarkan konsep kualitatif dimana modal kerja dalam konsep ini adalah

modal kerja neto yaitu selisih aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.

Laporan tentang perubahan modal kerja akan memberikan gambaran

tentang bagaimana manajemen perusahaan mengelola modal kerjanya yang

dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan modal kerja untuk dua

periode atau lebih. Dengan melakukan analisis sumber dan penggunaan

38

modal kerja selain dapat melihat perubahan modal kerja yang terjadi.

Apabila perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber

lebih besar dari pada penggunaan modal kerjanya, ini berarti akan diperoleh

modal kerja yang cukup.

Sebaliknya apabila perusahaan mengalami kekurangan modal kerja,

keadaan ini akan mendorong perusahaan mengalami kredit pada bank,

dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut maka beban

bunga yang dipikul akan semakin besar pula sehingga bisa mengakibatkan

mengurangi laba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka

pikir sebagai berikut:

Skema 2.1. Kerangka Pikir

Perusahaan Kosmetikyang Listing di BEI

Laporan Keuangan

Modal kerja (Konsep Kualitatif) (Munawir, 2004:114)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah laporan

sumber dan penggunaan modal untuk periode tahun 2006 sampai dengan

2008 pada perusahaan kosmetik yang listing di Bursa Efek Indonesia .

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian in adalah :

a) Data Kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang diperoleh melalui Situs

Resmi www.BEI.com dan www.idx.co.id seperti laporan keuangan PT.

Mustika Ratu Tbk, PT. Mandom Indonesia Tbk dan PT. Unilever

Indonesia Tbk..

Penggunaan Modal kerja :Bertambahnya aktiva tetap.Berkurangnya hutang jangka panjang.Berkurangnya modal.Rugi operasi.Pembayaran deviden.

Analisis Laporan Sumber dan Penggunanaan Modal

Kerja

Sumber modal kerja :Berkurangnya aktiva tetap.Bertambahnya hutang jangka panjang.Bertambahnya modal.Laba Operasi.

Kesimpulan

40

b) Data Kualitatif yaitu data – data berupa penjelasan atau pernyataan yang

tidak berbentuk angka seperti sejarah singkat PT. Mustika Ratu Tbk, PT.

Mandom Indonesia Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk..

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data sekunder yaitu

laporan keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk dan

PT. Unilever Indonesia Tbk. selama periode 2006-2008 serta data lain yang

berkaitan dengan penelitian ini yang bersumber dari website Bursa Efek

Indonesia (www.BEI.com) dan website Indonesia Stock Exchange

(www.idx.co.id).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan kosmetik

yang tercatat sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia. Dimana saat ini

terdapat tiga perusahaan kosmetik yang listing di BEI yaitu PT. Mandom

Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk.

Dengan jumlah populasi yang relatif kecil tersebut, maka peneliti

melakukan penarikan sampel secara sensus yaitu seluruh anggota populasi

akan dijadikan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah

berjumlah tiga perusahaan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah

dokumentasi yaitu :

41

a) Data yang telah didokumentasikan oleh pihak perusahaan seperti laporan

keuangan serta data lain yang diperlukan melalui website Bursa Efek

Indonesia dan Indonesia Stock Exchange.

b) Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu suatu metode penelitian

yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dari

literatur, catatan-catatan kuliah, bahan tulisan lainnya yang ada kaitannya

dengan masalah yang diteliti sehingga dapat dijadikan data sekunder.

Tujuan dari penelitian kepustakaan ini adalah untuk mendapatkan

landasan teori dan berbagai pengertian mengenai masalah yang diteliti.

3.5. Metode Analisis

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis, yaitu metode dengan cara mengumpulkan data dan

mendeskriptifkan atau menjelaskan data-data tersebut. Adapun Langkah-

langkah dalam menganalisis laporan keuangan penulis menggunakan teknik

analisis sebagai berikut :

1. Analisis perbandingan laporan keuangan yaitu :

a) Teknik dan analisis dengan cara membandingkan laporan

keuangan untuk dua periode atau lebih dari satu perusahaan.

b) Teknik dan analisis dengan cara membandingkan laporan

keuangan untuk dua periode atau lebih antara perusahaan satu

dengan perusahaan yang lain.

42

2. Analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisa

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja untuk

mengetahui sebab sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

3. Evaluasi dengan menggunakan rasio kecukupan modal kerja. Yang tediri

dari tiga jenis rasio sebagai berikut:

a. Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih, dimana :

Total AssetsTotal assets to net working capital ratio= Net Working CapitalSumber : Agnes Sawir (2005:151)

b. Rasio kewajiban lancar, dimana :

current liabilitiescurrent liabilities to net working capital = Net Working CapitalSumber : Agnes Sawir (2005:151)

c. Perputaran modal kerja, dimana :

Revenues working capital turnover = Net Working CapitalSumber : Agnes Sawir (2005:151)

3.6. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar (net

working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman

jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.

b. Modal kerja yang baik adalah modal kerja yang tersedia dalam

perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai

pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.

43

c. Sumber modal kerja dinilai baik apabila dananya berasal dari hasil

operasi perusahaan sedangkan sumber dana dari luar perusahan dinilai

kurang baik karena dapat berakibat mengurangi laba.

d. Penggunaan modal kerja dinilai baik apabila dana yang digunakan dapat

mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang bagi perusahaan.

e. Sumber modal kerja berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun

dari luar perusahaan. Modal kerja yang bersumber dari dalam perusahaan

dapat diperoleh dari laba ditahan, penjualan aktiva tetap, keuntungan

penjualan surat-surat berharga dan cadangan penyusutan. Sedangkan dari

luar perusahaan diperoleh dalam bentuk utang.

f. Penggunaan modal kerja akan mengakibatkan perubahan komposisi

maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Penggunaan modal kerja dapat terlihat dari berkurangnya, modal sendiri

karena kerugian maupun pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan,

pembayarn biaya atu ongkos – ongkos operasi perusahaan, pembayaran

utang-utang jangka panjang dan adanya penambahan atau pembelian

aktiva tetap.

g. Analisis Sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisis untuk

mengetahui sumber -sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk

mengetahui sebab- sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu

pada PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk dan PT.

Unilever Indonesia Tbk.

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan atas peusahaan-perusahaan

yang listing di Bursa Efek Indonesia, khususnya untuk jenis perusahaan kosmetik

terdapat tiga peusahaan yaitu PT. Mandom Indonesia Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk

dan PT. Unilever Indonesia Tbk.

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 PT. Mandom Indonesia Tbk.

PT. Mandom Indonesia Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang

Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 tahun

1970 berdasarkan akta No. 14 tanggal 5 Nopember 1969 dari Abdul Latief,

45

S.H.,notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/150/18 tanggal 28 No.

Nopember 1970 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.

24 tanggal 23 Maret 1971, Tamahan No. 141. Anggaran Dasar Perusahaan ini

telah diubah beberapa kali antara lain untuk disesuaikan dengan Undang-Undang

No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas dan persetujuan untuk

melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan mengeluarkan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu sebagaimana tertuang dalam Akta No. 9 tanggal 10 Juni

tahun 2008 dari P. Sutrisno A. Tampubolon S.H., notaris di Jakarta. Akta

Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia

Republik Indonesia dalam suratnya No. AHU-43773.AH.01.02. tahun 2008

tanggal 22 Juli tahun 2008.

Perubahan Anggaran Dasar terakhir adalah mengenai peningkatan modal

dasar sebagaimana tertuang dalam Akta No. 48 tanggal 23 Sepetember 2008 dari

P. Sutrisno A. Tampubolon S.H., notaris di Jakarta. Akta Perubahan ini telah

disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia dalam

suratnya No. AHU-80380.AH.01.02. tahun 2008 tanggal 31 Oktober 2008.

Perusahaan berdomisili di Jakarta Utara dengan pabrik berlokasi di Jakarta

dan Kawasan Industri MM2100, Cibitung, Jawa Barat. Kantor Pusat Perusahaan

terletak di jalan Yos Sudarso By Pass Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi

secara komersial pada bulan April 1971. Pabrik yang berlokasi di Cibitung mulai

beroperasi secara komersial pada 4 Januari 2001. Hasil produksi perusahaan

46

dipasarkan di dalam dan ke luar negeri termasuk ke Uni Emirat Arab, Jepang,

Malaysia dan Filiphina.

Pada tahun 1993 perseroaran menjadi perusahaan ke-167 dan perusahaan

joint venture Jepang ke-11 yang mencatatkan sahamnya ke Bursa Efek Indonesia.

Kegiatan produksi komersial perusahaan dimulai pada tahun 1971 dimana pada

awalnya perseroan menghasilkan produk perawatan rambut, kemudian

berkembang dengan memproduksi produk wangi-wangian dan kosmetik.

Perusahaan mempunyai dua lokasi pabrik yaitu pabrik Sunter yang khusus

memproduksi seluruh produk kosmetik Perseroan sementara pabrik Cibitung

berfungsi untuk memproduksi kemasan plastik dan juga sebagai pusat logistik.

Kemasan plastik dikirim dari Cibitung ke Sunter untuk diisi kemudian barang jadi

dikirim kembali ke Cibitung dan didistribusikan melalui pusat logistik.

Merek utama perseroan antara lain Gatsbi, Pixy dan Pucelle. Selain itu

perusahaan juga memproduksi berbagai macam produk lain dengan merek Tanco,

Mandom, Spalding, Lovilea, Joni Andrean, Mindone dan juga beberapa merek

yang khusus diproduksi untuk ekspor. Selain pasar domestik perseroan juga

mengekspor produk – produknya kebeberapa negara antara lain Uni Emirat Arab

(UEA), Jepang, India, Malaysia, Thailand, dan lain-lain. Melalui UEA produk-

produk perusahaan di re-ekspor ke berbagai negara di Afrika, Timur Tengah,

Eropa Timur dan lain-lain.

Saat ini perseroaran telah menyelesaikan tahap pertama dari Rencana

Manajemen Jangka Menengah 3 tahun (MID-1) selama periode tahun 2005-2007.

Dan menutupnya dengan mencapai penjualan sebesar Rp. 1 triliun. Sejak tahun

47

2008 perseroan memulai Rencana Manajemen Jangka Menengah 3 tahun tahap

kedua (MID-2) yang berlangsung sampai dengan tahun 2010. Pada MID-2 ini

perseroan telah menetapkan tema “Menciptakan kecepatan pertumbuhan dan

menargetkan menjadi perusahaan kosmetik teridentivikasi” dengan “Kosmetik

Wanita” dan “Bisnis Ekspor” sebagai kategori penting yang akan menjadi fokus

untuk dibina dalam membentuk pondasi menuju target berikutnya yaitu penjualan

sebesar Rp. 2 triliun.

Sususnan dewan komisaris dan dewan direksi PT. Mandom Indonesia Tbk

pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Yoshikatsu Nishiumi

Komisaris : Motonobu Nishimura

Harjono Lie

Komisaris Independen : Humala Panggabean

Utomo

Presiden Direktur/CEO : Tatsuyoshi Kitamura

Wakil Presiden Direktur : Yoshihiro Tsuchitani

Sastra Widjaya

Direktur Senior : Katsuya Sogo

Takeshi Hibi

Direktur : Djasman

Naoya Koizumi

Muhammad Makmun Arsyad

Herman Saleh

48

Tugiyono

Koichi Watanabe

4.1.2. PT. Mustika Ratu Tbk

PT. Mustika Ratu Tbk didirikan berdasarkan akta No. 35 pada tanggal 14

Maret tahun 1978 oleh Notaris G.H.S. Loemban Tobing, S.H. Akta pendirian ini

telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.

Y.A.5/188/15tanggal 22 Desember 1978 dan diumumkan dalam Berita Negara

No. 8 tanggal 25 Januari 1980. Tambahan No. 45 Anggaran Dasar Perusahaan

telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.14 tanggal 7

Agustus 2007 oleh Notaris Soetjipto, S.H.M.Kn. mengenai susunan Dewan

Komisaris dan Direksi Perusahaan. PT. Mustika Ratu Tbk memulai kegiatan

komersialnya sejak 1978.

Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan

perusahaan meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik

tradisional serta minuman kesehatan dan kegiatan usaha lain yang berkaitan.

Perusahaan berdomisili di jalan Gatot Subroto, Jakarta dan pabrik berlokasi di

jalan Raya Bogor KM. 26,4 Ciracas Jakarta Timur.

Tercatat di Bursa Efek jakarta sejak 27 Juli 1996, perusahaan yang

dimotori oleh Moeryati Soedibyo ini merupakan satu-satunya perusahaan jamu

dan kosmetik tradisional yang menjual sahamnya ke publik. Dari memproduksi

lima macam jamu tradisional pada awal pendiriannya, kini telah berkembang

dengan memproduksi 455 nama produk kecantikan dan 34 nama jamu tradisional.

49

Produk yang dihasilkan melalui pabriknya yang berlokasi di Caracas Jakarta

Timur tersebut selain dijual ke pasar domestik juga telah dipasarkan ke luar

negeri.

Sususnan dewan komisaris dan dewan direksi PT. Mustika Ratu Tbk pada

tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut :

Presiden Komisaris : Haryo Tedjo Baskoro

Komisaris Independen : F.G. Winarno

Komisaris : Dorodjatun Sanusi

Presiden Direktur : B.R.A. Mooryati Soedibyo

Wakil Presiden Direktur : Putri Kuswisnuwardani

Direktur : Dewi Nur Handayani

Arman S. Tjitrosoebono

4.1.3 PT. Unilever Indonesia Tbk

PT. Unilever Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 5 desember 1933

denga nama Lever’s Zeepfabrieken N.V dengan akta No. 23 Mr. A.H. van

Ophiujsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van

Nederlandsch-indie dengan surat No. 14 tanggal 16 Desemeber 1933 dan

diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Nama perseroan diubah menjadi “PT. Unilever Indonesia” dengan akta No. 171

tanggal 22 Juli 1980 dari Notaris Ny. Kartini Muljadi S.H.

Selanjutnya perubahan nama perseroan menjadi “PT. Unilever Indonesia

Tbk”, dilakukan dengan akta notaris Tn. Mudofir Hadi S.H., No. 92 tanggal 30

50

Juni 1997. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No.

C2-1.049HT.01.04 TH 98 tanggal 23 Februari 1998 da diumumkan dalam Berita

Negara No. 39 tanggal 15 Mei 1998, Tambahan No. 2620.

PT. Unilever Indonesia Tbk adalah perusahaan yang mempunyai main

bussines industri kosmetika, dengan merek produk antara lain ponds, citra,

veselline, dove, lux dan lain-lain. Namun selain kosmetika perusahaan ini juga

memproduksi berbagai jenis produk makanan, deterjen dan perlengkapan rumah

tangga lainnya seperti sariwangi, rinso dan pepsodent. PT. Unilever Indonesia

Tbk berkantor pusat di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta. Sususnan dewan

komisaris dan dewan direksi PT. Mandom Indonesia Tbk pada tanggal 31

Desember 2008 adalah sebagai berikut :

Directors

Presiden Direktur : Maurit Daniel Rudolf Lalisang

Direktur : Franklin Chan Gomes

Joseph Bataona

Okty Damayanti

Handianus Setiawan

Surya Dharma Mandala

Debora Herawati Sadrach

Mohammad Effendi Soeparsono

Commisioners

Presiden komisaris : Jan Zijdervel

Komisaris : Kuntoro Mangkusubroto

51

Cyrillus Harinowo

Bambang Subianto

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dan sesuai dengan identifikasi masalah

pada bab 1, hasil penelitian tentang analisis sumber dan penggunaan modal kerja

pada perusahaan kosmetik yang listing adalah sebagai berikut :

4.2.1. Analisa Sumber dan Penggunaan Dana dalam Artian Modal Kerja

Menyusun analisa sumber dan penggunaan dana dalam artian modal kerja

atau statement of courses and uses of working capital, maka modal kerja yang

dimaksud adalah modal kerja neto yaitu selisih antara current asset (aktiva lancar)

dengan current liabilities (hutang lancar). Dimana perubahan-perubahan current

account tidak akan mempengaruhi besarnya modal kerja yang dapat

mempengaruhi perubahan modal kerja adalah non current account yaitu

perubahan aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal.

Bagi manajer keuangan analisa sumber dan penggunaan modal kerja

merupakan alat analisa finansial yang sangat penting, disamping alat analisa

finansial lainnya. Tujuan dari analisa tersebut adalah untuk mengetahui

bagaimana dana digunakan dan dibelanjai. Laporan sumber-sumber dan

penggunaan modal kerja suatu perusahaan juga sangat penting artinnya bagi bank

dalam penilaian permintaan kredit yang diajukan kepadanya.

52

Sebagai langkah awal untuk memudahkan dalam penyusunan analisa

sumber-sumber dan penggunaan modal kerja adalah menyusun work sheet yang

disusun atas dasar dua neraca dari dua saat waktu. Laporan tersebut

menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen neraca antara dua peiode

dan setiap perubahan elemen tersebut mencerminkan adanya sumber dan

penggunaan modal kerja.

Lebih jelasnya tentang sumber dan penggunaan modal kerja untuk setiap

perusahaan kosmetik yang listing selama periode 2006-2008 dapat dilihat pada

tabel work sheet sebagai berikut :

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

Tabel 4.1-4.9 diatas menunjukan bagaimana perubahan masing-masing

rekening neraca perusahaan untuk setiap periode yang diperbandingkan dengan

periode sebelumnya. Dati tabel diatas terlihat apabila perubahan rekening aktiva

lancar bertambah maka modal kerja naik dan apabila berkurang maka modal kerja

turun. Sebaliknya apabila rekening kewajiban lancar bertambah maka modal kerja

turun dan apabila berkurang maka modal kerjanya naik. Sedangkan untuk

rekening tidak lancar yaitu aktiva tidak lancar apabila perubahannya bertambah

maka merupakan penggunaan modal kerja dan apabila berkurang akan menambah

sumber modal kerja. Sebaliknya rekening kewajiban tidak lancar dan ekuitas

apabila bertambah merupakan sumber modal kerja dan apabila berkurang

merupakan penggunaan modal kerja. Tabel 4.1-4.6 menunjukan PT. Mandom

Indonesia Tbk dan PT. Mustika Ratu Tbk selalu mengalami kenaikan modal kerja

setiap tahun. PT. Unilever Indonesia Tbk hanya pada tabel 4.7 atau periode 2005-

2006 terlihat mengalami kenaikan modal kerja. Sedangkan pada tabel 4.8-4.9

71

terlihat penggunaan modal kerjanya lebih besar dari sumber modal kerjanya

sehingga terjadi penurunan modal kerja.

4.2.2. Laporan Perubahan Modal Kerja Masing-masing Perusahaan

Modal yang disusun atas dasar dua neraca dari dua saat waktu. Laporan

tersebut menggambarkan perubahan untuk setiap jenis atau elemen modal kerja

(perubahan masing – masing pos aktiva lancar dan hutang lancar) dan perubahan

modal kerja secara total.

Laporan perubahan modal kerja menggambarkan kenaikan atau penurunan

setiap elemen aktiva lancar, hutang lancar serta perubahan total modal kerja dalam

suatu periode tertentu. Berikut ini disajikan laporan perubahan modal kerja untuk

setiap perusahaan kosmetik yang listing selama periode 2006-2008 :

Tabel 4.10 PT. Mandom Indonesia Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2006 (dalam rupiah)

Uraian 2006 (Rp) 2005 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 33.531.932.746 1.560.421.971 31.971.510.775  Investasi Efek 801.045.500 560.653.000 240.392.500  Piutang usaha:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa

143.080.855.040 116.716.245.51226.364.609.528  

-pihak ketiga 3.344.340.855 11.530.039.559   8.185.698.704Piutang lain-lain pihak ketiga

493.562.665 471.780.634 21.782.031  Persediaan 169.764.455.064 156.805.817.927 12.958.637.137  Biaya dibayar dimuka 3.127.880.662 2.283.402.154 844.478.508  Uang muka pemasok dan lain-lain 441.754.315 1.324.154.117   882.399.802KEWAJIBAN LANCAR        Hutang usaha:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa

672.346.756 11.351.763.419 10.679.416.663 

-pihak ketiga 9.954.210.516 28.483.164.398 18.528.953.882  

72

Hutang lain-lain 459.639.511 319.116.352   140.523.159Hutang pajak 12.566.326.198 12.700.463.109 134.136.911  Biaya masih harus dibayar

760.609.785 10.203.049   750.406.736-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

-pihak ketiga 14.165.171.805 11.867.048.944   2.298.122.861Pembayaran diterima dimuka 1.804.000.000 0   1.804.000.000Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 0 1.116.628.829 1.116.628.829  Total     102.860.546.764 14.061.151.262Kenaikan Modal kerja       88.799.395.502Total     102.860.546.764 102.860.546.764

Sumber: Laporan Keuangan PT.Mandom Indonesia Tbk periode 2005-2006 (diolah)

Tabel 4.11 PT. Mandom Indonesia Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2007 (dalam rupiah)

Uraian 2007 (Rp) 2006 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 104.859.857.682 33.531.932.746 71.327.924.936  Investasi Efek 2.783.878.346 801.045.500 1.982.832.846  Piutang usaha:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa

97.211.523.706 143.080.855.040  45.869.331.334

-pihak ketiga 20.983.811.419 3.344.340.855 17.639.470.564  Piutang lain-lain pihak ketiga

420.047.780 493.562.665   73.514.885Persediaan 166.415.233.188 169.764.455.064   3.349.221.876Biaya dibayar dimuka 2.734.686.982 3.127.880.662   393.193.680Uang muka pemasok dan lan-lain

921.084.169 441.754.315479.329.854  

KEWAJIBAN LANCAR        Hutang usaha:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa 218.425.692 672.346.756 453.921.064   -pihak ketiga 2.983.623.440 9.954.210.516 6.970.587.076  Hutang lain-lain 469.931.556 459.639.511   10.292.045Hutang pajak 10.715.183.560 12.566.326.198 1.851.142.638  Biaya masih harus dibayar

0 760.609.785 760.609.785  

-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

-pihak ketiga 6.126.238.895 14.165.171.805 8.038.932.910  Pembayaran diterima dimuka 1.993.510.346 1.804.000.000   189.510.346

73

Total     109.504.751.673 49.885.064.166Kenaikan Modal kerja       59.619.687.507Total     109.504.751.673 109.504.751.673

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk periode 2006-2007 yang telah diolah

Tabel 4.12 PT. Mandom Indonesia Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2008 (dalam rupiah)

Uraian 2008 (Rp) 2007 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 99.238.814.953 104.859.857.682   5.621.042.729Investasi Efek 3.239.748.095 2.783.878.346 455.869.749  Piutang usaha:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa 129.950.862.512 97.211.523.706 32.739.338.806  

-pihak ketiga 25.772.398.248 20.983.811.419 4.788.586.829  Piutang lain-lain:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa 174.148.000 0 174.148.000  

-pihak ketiga 298.627.675 420.047.780   121.420.105Persediaan 230.155.447.995 166.415.233.188 63.740.214.807  Biaya dibayar dimuka 4.578.649.688 2.734.686.982 1.843.962.706  Uang muka pemasok dan lain-lain 3.803.063.318 921.084.169 2.881.979.149  KEWAJIBAN LANCAR        Hutang usaha:         -pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2.156.300 218.425.692 216.269.392

  -pihak ketiga 29.991.822.356 2.983.623.440   27.008.198.916Hutang lain-lain 751.897.147 469.931.556   281.965.591Hutang pajak 9.795.866.727 10.715.183.560 919.316.833  Biaya masih harus dibayar-pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0 0

 

   -pihak ketiga 18.475.775.143 6.126.238.895   12.349.536.248

74

Pembayaran diterima dimuka 2.383.487.595 1.993.510.346   389.977.249Total     107.759.686.271 45.772.140.838Kenaikan Modal kerja       61.987.545.433Total     107.759.686.271 107.759.686.271

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk periode 2007-2008 yang telah diolah

Tabel 4.13 PT. Mustika Ratu Tbk. Laporan Perubahan Modal Periode yang Berakhir 31 Desember 2006 (dalam rupiah)

Uraian 2006 (Rp) 2005 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 79.634.667.922 82.755.846.990   3.121.179.068Piutang usaha 79.132.578.957 73.027.433.254 6.105.145.703  Piutang lain-lain pihak ketiga

       3.446.995.023 2.787.078.547 659.916.476  

Pajak dibayar dimuka -      Persediaan 42.554.098.652 41.808.010.189 746.088.463  Biaya dibayar dimuka 3.999.327.193 3.870.657.743 128.669.450  Uang muka pemasok dan lain-lain

5.985.704.466 5.762.233.690223.470.776  

KEWAJIBAN LANCAR

      

Hutang bank jangka pendek

4.207.430.934 4.228.216.42820.785.494  

Hutang usaha 11.595.900.293 17.359.888.538 5.763.988.245  Hutang lain-lain 1.818.142.656 1.571.488.331   246.654.325Hutang pajak 3.881.394.289 5.790.580.618 1.909.186.329  Biaya masih harus dibayar

1.001.113.846 666.207.643  334.906.203

Hutang dividen 235.653.913 235.653.913    Hutnag sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun 489.083.553 43.910.571   445.172.982Total 15.557.250.936 4.147.912.578Kenaikan Modal kerja 11.409.338.358

Total15.557.250.936 15.557.250.936

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk periode 2005-2006 (diolah)

75

Tabel 4.14 PT. Mustika Ratu Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2007 (dalam rupiah)

Uraian 2007 (Rp) 2006 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 87.984.431.568 79.634.667.922 8.349.763.646  Piutang usaha 86.080.215.924 79.132.578.957 6.947.636.967  Piutang lain-lain pihak ketiga 3.446.995.023 586.326.839  4.033.321.862Pajak dibayar dimuka 325.623.967 0 325.623.967  Persediaan 48.540.045.407 42.554.098.652 5.985.946.755  Biaya dibayar dimuka 3.573.428.476 3.999.327.193   425.898.717Uang muka pemasok dan lain-lain

5.292.432.232 5.985.704.466  693.272.234

KEWAJIBAN LANCAR

   

   Hutang bank jangka pendek

4.014.793.921 4.207.430.934192.673.013  

Hutang usaha 15.928.971.534 11.595.900.293   4.333.071.241Hutang lain-lain 3.524.418.943 1.818.142.656   1.706.276.287Hutang pajak 3.416.501.039 3.881.394.289 464.893.250  Biaya masih harus dibayar

2.757.066.632 1.001.113.846  1.755.952.786

Hutang dividen 237.450.913 235.653.913   1.797.000Hutnag sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun

826.861.873 489.083.553  337.778.320

Total 22.852.864.437 9.254.046.585

Kenaikan Modal kerja 13.598.781.852

Total 22.852.864.437 22.852.864.437

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk periode 2006-2007 (diolah)

76

Tabel 4.15 PT. Mustika Ratu Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2008 (dalam rupiah)

Uraian 2008 (Rp) 2007 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 98.290.268.357 87.984.431.568 10.305.836.789  Investasi 5.983.541.214   5.983.541.214  Piutang usaha 106.183.055.288 86.080.215.924 20.102.839.364  Piutang lain-lain pihak ketiga 6.927.308.061 4.033.321.862 2.893.986.199  

Pajak dibayar dimuka 234.358.276 325.623.967   91.265.691Persediaan 47.058.124.399 48.540.045.407   1.481.921.008Biaya dibayar dimuka 4.007.934.913 3.573.428.476 434.506.473  Uang muka pemasok dan lain-lain

5.814.019.020 5.292.432.232521.586.788  

KEWAJIBAN LANCAR

   

   Hutang bank jangka pendek

3.783.812.205 4.014.793.921230.981.716  

Hutang usaha 21.386.261.384 15.928.971.534   5.457.289.850Hutang lain-lain 6.231.336.891 3.524.418.943   2.706.917.948Hutang pajak 9.333.645.615 3.416.501.039   5.917.144.576Biaya masih harus dibayar

2.259.356.695 2.757.066.632497.709.937  

Hutang dividen 240.374.163 237.450.913   2.923.250Hutnag sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun

       263.485.775 826.861.873

563.376.098  Total     41.534.364.578 15.657.462.323Kenaikan modal kerja       25.876.902.255Total     41.534.364.578 41.534.364.578

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk periode 2007-2008 (diolah)

77

Tabel 4.16 PT. Unilever Indonesia Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2006 (dalam rupiah)

Uraian 2006 (Rp) 2005 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 1.014.379.000.000 705.369.000.000 309.010.000.000  Piutang usaha :        Piutang lain-lain pihak ketiga

       615.939.000.000 415.466.000.000 200.473.000.000  

-Pihak yang berhubungan istimewa

37.268.000.000 41.681.000.000  4.413.000.000

piutang lain-lain 32.363.000.000 19.515.000.000 12.848.000.000  Inventaris 763.398.000.000 766.081.000.000   2.683.000.000pajak dibayar dimuka 89.859.000.000 37.122.000.000 52.737.000.000  Biaya dibayar dimuka 51.346.000.000 45.128.000.000 6.218.000.000  KEWAJIBAN LANCAR

      

Hutang usaha:         -Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

90.158.000.000 53.106.000.000   37.052.000.000

-Pihak ketiga 611.986.000.000 561.180.000.000   50.806.000.000Hutang pajak 304.013.000.000 67.815.000.000   236.198.000.000Pembayaran Diterima dimuka

886.436.000.000 719.917.000.000

  166.519.000.000Hutang lain-lain 164.858.000.000 99.467.000.000   65.391.000.000Total     581.286.000.000 563.062.000.000Kenaikan Modal Kerja       18.224.000.000Total     581.286.000.000 581.286.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2005-2006 (diolah)

78

Tabel 4.17 PT. Unilever Indonesia Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2007 (dalam rupiah)

Uraian 2007 (Rp) 2006 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 437.224.000.000 1.014.379.000.000   577.155.000.000Kas yang Dibatasi Penggunaanya

447.686.000.000  447.686.000.000  

Piutang usaha :        Piutang lain-lain pihak ketiga

       665.952.000.000 615.939.000.000 50.013.000.000  

-Pihak yang berhubungan Istimewa

67.407.000.000 37.268.000.00030.139.000.000  

piutang lain-lain 37.815.000.000 32.363.000.000 5.452.000.000  Persediaan 857.463.000.000 763.398.000.000 94.065.000.000  pajak dibayar dimuka 117.628.000.000 89.859.000.000 27.769.000.000  Biaya dibayar dimuka 63.492.000.000 51.346.000.000 12.146.000.000  KEWAJIBAN LANCAR

      

Hutang usaha:         -pihak yang mem- punyai hubungan istimewa

52.568.000.000 90.158.000.00037.590.000.000  

-pihak ketiga 811.581.000.000 611.986.000.000   199.595.000.000Hutang pajak 163.921.000.000 304.013.000.000 140.092.000.000  Biaya yang Masih harus dibayar

1.228.763.000.000 886.436.000.000

  342.327.000.000Hutang lain-lain 171.295.000.000 164.858.000.000   6.437.000.000Total     844.952.000.000 1.125.514.000.000Penurunan Modal Kerja     280.562.000.000  Total     1.125.514.000.000 1.125.514.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2006-2007 (diolah)

79

Tabel 4.18 PT. Unilever Indonesia Tbk. Laporan Perubahan Modal Kerja Periode yang Berakhir 31 Desember 2008 (dalam rupiah)

Uraian 2008 (Rp) 2007 (Rp) Modal KerjaNaik Turun

AKTIVA LANCAR        Kas dan setara kas 722.347.000.000 437.224.000.000 285.123.000.000  Kas yang Dibatasi Penggunaanya

  447.686.000.000  447.686.000.000

Piutang usaha :        Piutang lain-lain pihak ketiga

       840.530.000.000 665.952.000.000 174.578.000.000  

-Pihak yang ber-hubungan istimewa

115.245.000.000 67.407.000.00047.838.000.000  

piutang lain-lain 38.148.000.000 37.815.000.000 333.000.000  Persediaan 1.284.659.000.000 857.463.000.000 427.196.000.000  pajak dibayar dimuka 31.113.000.000 117.628.000.000   86.515.000.000Biaya dibayar dimuka 71.253.000.000 63.492.000.000 7.761.000.000  KEWAJIBAN LANCAR

      

Hutang usaha:         -pihak yang mem-punyai hubungan istimewa

67.974.000.000 52.568.000.000   15.406.000.000

-pihak ketiga 1.028.699.000.000 811.581.000.000   217.118.000.000Hutang pajak 320.447.000.000 163.921.000.000   156.526.000.000Biaya yang Masih harus dibayar

1.336.761.000.000 1.228.763.000.000

  107.998.000.000Hutang lain-lain 337.230.000.000 171.295.000.000   165.935.000.000Total     942.829.000.000 1.197.184.000.000Penurunan Modal Kerja     254.355.000.000  Total     1.197.184.000.000 1.197.184.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2007-2008 (diolah)

80

4.2.3. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Masing-masing

Perusahaan

Laporan sumber dan penggunaan modal kerja digunakan untuk

mengetahui hasil-hasil aktivitas keuangan pada perusahaan dalam satu periode

tertentu dan untuk melihat penyebab-penyebab terjadinya perubahan modal kerja

serta untuk mengetahui dari mana sumber modal kerja diperoleh dan untuk apa

modal kerja tersebut digunakan. Berikut ini laporan sumber dan penggunaan

modal kerja untuk masing-masing perusahaan kosmetik yang listing di BEI :

Tabel 4. 19 PT. Mandom Indonesia Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2006 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 100.118.341.049 Pembagian Deviden Kas 39.811.200.000

Berkurangnya Piutang Lain-lain 275.443.110Berkurangnya Biaya Dibayar Dimuka 223.124.240

Berkurangnya Aktiva program Pensiun 294.170.861

Bertambahnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 2.229.129.192

Berkurangnya Perangkat Lunak komputer 377.522.028 Bertambahnya Aktiva tetap 62.104.576.656Berkurangnya Beban Tangguhan Hak atas tanah 301.501.512    Berkurangnya uang jaminan 140.148.160    Bertambahnya Kewajiban imbalan kerja

3.713.673.171    Bertambahnya Modal Saham 12.480.000.000    Bertambahnya Modal Disetor 75.466.625.699    

TOTAL 193.167.425.590 TOTAL 104.368.030.08

8

   KENAIKAN MODAL KERJA 88.799.395.502

TOTAL 193.167.425.590 TOTAL 193.167.425.59

0

81

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk periode 2005-2006

(diolah)

Berdasarkan tabel 4.19 di atas perusahan mengalami kenaikan modal kerja

sebesar Rp.88.799.395.502,-. Peningkatan modal kerja pada PT. Mandom

Indonesia Tbk disebabkan oleh adanya laba operasi bersih Rp.100.118.341.049,-,

bertambahnya modal disetor dan modal saham masing-masing

Rp.75.466.625.699,- dan Rp.12.480.000.000,- serta bertambahnya kewajiban

imbalan kerja Rp.3.713.673.171,-. Selain itu, besarnya modal kerja juga

dipengaruhi oleh berkurangnya piutang lain-lain, berkurangnya aktiva program

pensiun, berkurangnya perangkat lunak komputer, berkurangnya beban tangguhan

hak atas tanah dan berkurangnya uang jaminan. Sehingga penggunaan modal

kerja untuk pembagian deviden kas, pembelian aktiva tetap, pembayaran aktiva

pajak tangguhan bersih dan berkurangnya biaya dibayar dimuka bisa teratasi.

Tabel 4. 20 PT. Mandom Indonesia Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2007 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 111.232.287.817 Pembagian Deviden Kas 45.240.000.000

Berkurangnya Piutang Lain-lain 185.308.350Berkurangnya Biaya Dibayar Dimuka 310.876.204

Berkurangnya Beban Tangguhan Hak atas tanah 301.501.512

Bertambahnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 1.289.609.818

Bertambahnya Kewajiban Imbalan Pasca kerja 4.883.575.914 Bertambahnya Aktiva tetap 9.884.297.013 

 Bertambahnya Perangkat Lunak komputer 206.471.687

    Berkurangnya Uang Jaminan 51.731.364

TOTAL 116.602.673.59

3 TOTAL 56.982.986.08

6     KENAIKAN MODAL KERJA 59.619.687.507

TOTAL 116.602.673.59

3 TOTAL 116.602.673.59

3

82

Sumber: Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk periode 2006-2007

(diolah)

Tabel 4.20 menggambarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja

periode 2007, dimana perusahaan mengalami kenaikan modal kerja sebesar

Rp. 59.619.687.507,-. Adapun sumber modal kerja pada periode ini adalah berasal

dari laba operasi bersih sebesar Rp. 111.232.287.817,-, bertambahnya kewajiban

imbalan pasca kerja Rp. 4.883.575.914,-, berkurangnya piutang lain-lain Rp.

185.308.350,-, dan berkurangnya beban tangguhan hak atas tanah. Adapun

penggunaan modal kerja pada periode 2007 ini yaitu pembagian deviden kas Rp.

45.240.000.000,-, pembelian aktiva tetap Rp.9.884.297.013,-, bertambahnya

aktiva pajak tangguhan bersih Rp. 1.289.609.818,-, berkurangnya biaya dibayar

dimuka Rp. 310.876.204,-, bertambahnya perangkat lunak komputer Rp.

206.471.687,-, berkurangnya uang jaminan Rp. 51.731.364,-.

Tabel 4. 21 PT. Mandom Indonesia Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 114.854.035.121 Pembagian Deviden Kas 50.668.800.000

Berkurangnya Piutang Lain-lain 225.445.285Berkurangnya Biaya Dibayar Dimuka 1.046.496.447

Berkurangnya Perangkat Lunak komputer 60.305.303

Bertambahnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 3.350.462.893

Bertambahnya Kewajiban imbalan kerja 4.172.699.917 Bertambahnya Aktiva tetap 74.016.554.768Bertambahnya Modal Saham

10.053.333.500Berkurangnya Beban Tangguhan Hak atas Tanah 5.994.676.305

Bertambahnya Modal Disetor

68.287.259.478 Berkurangnya Uang Jaminan 588.542.758

TOTAL 197.653.078.604 TOTAL 135.665.533.17

1

   KENAIKAN MODAL KERJA 61.987.545.433

TOTAL 197.653.078.604 TOTAL 197.653.078.60

83

4 Sumber : Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk periode 2007-2008

(diolah)

Berdasarkan tabel 4.21 pada periode 2008 perusahaan mengalami

kenaikan modal kerja sebesar Rp. 61.987.545.433,- yang disebabkan sumber lebih

besar dari penggunaan modal kerja. Sumber modal kerja berasal dari

bertambahnya laba operasi bersih sebesar Rp. 114.854.035.121,-, bertambahnya

modal disetor Rp. 68.287.259.478,-, bertambahnya modal saham Rp.

10.053.333.500,-, bertambahnya kewajiban imbalan kerja Rp.4.172.699.917,-,

berkurangnya piutang lain-lain dan perangkat lunak komputer masing-masing

Rp. 225.445.285,- dan Rp. 60.305.303,-. Penggunaan modal kerja tahun 2008

yaitu pembagian deviden kas Rp.50.668.800,-, pembelian aktiva tetap

Rp.74.016.554.768,-, berkurangnya beban tangguhan hak atas tanah

Rp.5994.676.305,-, bertambahnya aktiva pajak tangguhan bersih

Rp.3.350.462.893,-, berkurangnya biaya dibayar dimuka Rp.1.046.496.447,- dan

berkurangnya uang jaminan Rp.588.542.758,-.

Berdasarkan tabel 4.19 – 4.21, pada periode 2006-2008 perusahaan terus

mengalami kenaikan modal kerja. Kenaikan modal kerja tiap periodenya

bersumber dari pengelolaan laba operasi bersih perusahaan tahun berjalan,

bertambahnya modal disetor, bertambahnya modal saham dan bertambahnya

kewajiban imbalan pasca kerja. Sementara penggunaan modal kerja utamanya

digunakan untuk pembagian deviden kas dan pembelian aktiva tetap.

84

Tabel 4. 22 PT. Mustika Ratu Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2006 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 9.096.227.057 Bertambahnya Aktiva tetap 350.029.999Berkurangnya Aktiva Tetap 752.501.578    Berkurangnya Taksiran Tagihan Retribusi PPh 2.177.700.860

Berkurangnya Kewajiban Imbalan kerja 1.518.205.660 

Berkurangnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 922.706.277Berkurangnya Uang jaminan Pihak yang Berhubungan Istimewa 116.787.039

Berkuranya Akumulasi Selisih Kurs Penjabaran laporan Keuangan

 406.934.000

Bertambahnya Hutang Sewa Guna Usaha 490.809.424    

Bertambahnya Kewajiban Pajak Tangguhan Bersih 127.775.782    

TOTAL 13.684.508.01

7 TOTAL 2.275.169.65

9

   KENAIKAN MODAL KERJA 11.409.338.358

TOTAL 13.684.508.017 TOTAL 13.684.508.01

7 Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk periode 2005-2006 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.22, periode 2006 perusahaan mengalami kenaikan

modal kerja sebesar Rp.11.409.338.358,-. Kenaikan modal kerja yang terutama

disebabkan adanya laba operasi bersih perusahaan sebesar Rp.9.096.227.057,- dan

berkurangnya taksiran tagihan retribusi PPh sebesar Rp.2.177.700.860,-

berkurangnya aktiva tetap Rp.752.501.578,-, berkurangnya aktiva pajak

tangguhan bersih Rp.922.706.277,-, berkurangnya uang jaminan pihak yang

berhubungan istimewa Rp.116.787.039,-, bertambahnya hutang sewa guna usaha

Rp.490.809.424,-, dan bertambahnya kewajiban pajak tangguhan bersih

Rp.127.775.782,-.Dengan penggunaan sumber modal kerja cukup kecil yaitu

85

Rp.2.275.169.659,- yang antara lain untuk pembelian aktiva tetap, pembayaran

kewajiban imbalan kerja dan berkurangnya akumulasi selisih kurs penjabaran

laporan keuangan.

Tabel 4.23 PT. Mustika Ratu Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2007 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 11.130.009.99

6 Pembagian Deviden Kas 1.369.600.000 Bertambahnya Selisih Nilai Estrukturisasi entitas pengendali 5.485.657.273 Bertambahnya Aktiva tetap 954.065.902

Berkurangnya Uang jaminan Pihak Berhubungan Istimewa 57.638.152

Bertambahnya Properti Investasi 2.254.319.360

Bertambahnya Kewajiban imbalan kerja 2.145.892.665

Bertambahnya Uang jaminan Pihak Ketiga 1.916.607

Berkurangnya Hutang Sewa Guna Usaha 210.860.799

   Berkuranya Kewajiban Pajak Tangguhan Bersih 429.653.566

TOTAL 18.819.198.08

6 TOTAL 5.220.416.23

4

   KENAIKAN MODAL KERJA 13.598.781.852

TOTAL 18.819.198.086 TOTAL 18.819.198.08

6 Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk periode 2006-2007 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas PT. Mustika Ratu Tbk periode yang

berakhir 2007 mengalami kenaikan modal kerja sebesar Rp.13.598.781.852,-.

Dimana sumber modal kerja berasal dari laba operasi bersih Rp.11.130.009.996,-,

bertambahnya selisih nilai enstrukturisasi entitas pengendali Rp.5.485.657.273,-,

bertambahnya kewajiban imbalan kerja Rp.2.145.892.665,-, dan berkurangnya

uang jaminan pihak yang berhubungan istimewa rp.57.638.152,-. Adapun

penggunaan modal kerja adalah pembagian deviden kas Rp.1.369.600.000,-,

bertambahnya aktiva pajak tangguhan bersih Rp.2.254.319.360,-, bertambahnya

86

aktiva tetap Rp.954.065.902,-, berkurangnya kewajiban pajak tangguhan bersih

Rp.429.653.566,-, berkurangnya hutang sewa guna usaha Rp.210.860.799,- dan

bertambahnya uang jaminan pihak ketiga Rp.1.916.607,-.

Tabel 4.24 PT. Mustika Ratu Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah). Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 22.290.067.707 Pembagian Deviden Kas 2.225.600.000

Berkurangnya Taksiran Tagihan Retribusi PPh 4.224.347.650 Bertambahnya Aktiva tetap 5.245.965.646Berkurangnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 621.756.756

Berkurangnya Uang Jaminan Pihak ketiga 9.178.462

Berkurangnya Aktiva tetap lain-lain

298.666.768 Berkuranya Uang Jaminan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

3.418.278

Bertambahnya Kewajiban imbalan kerja

2.249.630.914 Berkuranya Hutang Sewa Guna usaha

247.337.090

Bertambahnya Selisih Nilai Estrukturisasi entitas pengendali 3.998.805.240

Berkurangnya Kewajiban Pajak Tanggunah Bersih 74.873.340

TOTAL 33.683.275.035 TOTAL

7.806.372.816

    KENAIKAN MODAL KERJA 25.876.902.255

TOTAL 33.683.275.035 TOTAL 33.683.275.071

Sumber : Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk periode 2007-2008 (diolah)

Tabel 4.24 di atas, periode 2008 perusahaan mengalami kenaikan modal

kerja sebesar Rp.25.876.902.255,-. Sumber modal kerja periode ini yaitu dari laba

operasi bersih perusahaan Rp.22.290.067.707,-, berkurangnya taksiran tagihan

retribusi PPh Rp.4.224.347.650,-, bertambahnya selisish nilai enstrukturisasi

entitas pengendali rp.3.998.805.240,-, bertambahnya kewajiban imbalan kerja

Rp.2.249.630.914,-, berkurangnya aktiva pajak tangguhan bersih

Rp.621.756.756,-, dan berkurangnya aktiva tetap lain-lain Rp.298.666.768,-.

Penggunaan modal kerja periode ini yaitu pembagian deviden kas

87

Rp.2.225.600.000,-, pembelian aktiva tetap Rp.5.245.965.646,-, berkurangnya

hutang sewa guna usaha Rp.247.337.090,-, berkurangnya kewajiban pajak

tangguhan besih Rp.74.873.340,-, berkurangnya uang jaminan pihak ketiga

Rp.9.178.462,- dan berkurangnya uang jaminan pihak yang berhubungan

istimewa Rp.3.418.278,-.

Berdasarkan tabel 4.22-4.24 perusahaan terus mengalami kenaikan modal

kerja. Dimana kenaikan modal kerja yang paling besar adalah pada periode 2007-

2008. Kenaikan modal kerja tiap periodenya bersumber dari laba operasi besih

tahun berjalan, bertambahnya selisih nilai enstrukturisasi entitas pengendali,

berkurangnya taksiran tagihan retribusi PPh dan bertambahnya. Sementara

penggunaan modal kerja tiap tahunnya berbeda-beda, dimana pada periode 2005-

2006 penggunaan modal kerja terbesar untuk pembayaran kewajiban imbalan

kerja, tidak ada pembagian deviden di priode ini. Sedangkan periode 2006-2007

penggunaan modal kerjanya terbesar digunakan untuk penambahan aktiva pajak

tangguhan bersih, selain itu modal kerja digunakan untuk pembagian deviden kas

dan pembelian aktiva tetap. Periode 2007-2008 penggunaan modal kerja terutama

untuk pembagian deviden kas dan pembelian aktiva tetap.

88

Tabel 4.25 PT. Unilever Indonesia Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2006 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 1.721.595.000.000 Pembagian Deviden Kas 1.526.000.000.000Berkurangnya Uang jaminan Pihak yg Berhubungan Istimewa 19.209.000.000

Bertambahnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 3.912.000.000

Berkurangnya Aktiva Tidak Berwujud 13.489.000.000 Bertambahnya Aktiva tetap 229.004.000.000Bertambahnya Uang Jaminan Pihak yang Berhubungan Isti-mewa(kewajiban tidak lancar) 13.056.000.000

Bertambahnya Aktiva tetap Lain-lain 3.261.000.000

Bertambahnya Kewajiban Imbalan kerja 21.968.000.000

Bertambahnya Biaya Pensiun Dibayar Dimuka 5.980.000.000

   

Bertambahnya Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan 2.342.000.000

   Berkurangnya laba tidak dicadangkan 594.000.000

TOTAL 1.789.317.000.000 TOTAL 1.771.093.000.000

   KENAIKAN MODAL KERJA 18.224.000.000

TOTAL 1.789.317.000.000 TOTAL 1.789.317.000.000Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2005-2006

(diolah)

Berdasarkan tabel 4.25, periode 2005-2006 perusahan mengalami

kenaikan modal kerja sebesar Rp.18.224.000.000,-. Pada PT. Unilever Indonesia

Tbk peningkatan modal kerja disebabkan laba operasi bersih sebesar

Rp.1.721.595.000.000,-, berkurangnya kewajiban imbalan kerja, berkurangnya

uang jaminan pihak yang berhubungan istimewa, berkurangnya aktiva tetap tidak

berwujud dan bertambahnya uang jaminan pihak yang berhubungan istimewa

(kewajiban tidak lancar). Hampir seluruh sumber modal kerja digunakan untuk

pembagian deviden kas yaitu sebesar Rp.1.526.000.000.000,- selain itu digunakan

untuk pembelian aktiva tetap, bertambahnya biaya pensiun dibayar dimuka,

89

bertambahnya aktiva pajak tangguhan bersih, bertambahnya aktiva lain-lain,

bertambahnya hak minoritas dan berkurangnya laba tidak dicadangkan.

Tabel 4.26 PT. Unilever Indonesia Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2007 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 1.964.652.000.000 Pembagian Deviden Kas 1.640.450.000.000Berkurangnya Piutang lain-lain Pihak Berhubungan Istimewa 9.345.000.000

Bertambahnya Aktiva Pajak Tangguhan Bersih 12.304.000.000

Berkurangnya Biaya Pensiun Dibayar Dimuka 736.000.000 Bertambahnya Aktiva tetap 475.147.000.000    Bertambahnya Goodwill 81.263.000.000

Bertambahnya Hutang lain-lain Pihak Berhubungan Istimewa 943.000.000

Bertambahnya Asset Tidak Berwujud 58.057.000.000

    Bertambahnya Aktiva Lain-lain 601.000.000

Bertambahnya Kewajiban Imbalan kerja 18.286.000.000

Bertambahnya Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan. 6.114.000.000

   Berkurangnya Cadangan Deviden yang belum diambil 588.000.000

TOTAL 1.993.962.000.000 TOTAL 2.274.524.000.000PENURUNAN MODAL KERJA 280.562.000.000    TOTAL 2.274.524.000.000 TOTAL 2.274.524.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2006-2007

(diolah)

Tabel 4.26 periode 2007, menunjukan perusahaan mengalami penurunan

modal kerja sebesar Rp.280.562.000.000,-. Yang disebabkan penggunaan modal

kerja lebih besar dari sumber modal kerjanya. Walupun perusahaan memperoleh

laba bersih sebesar Rp.1.964.652.000.000,-, namun penggunaan sumber modal

kerja terus mengalami peningkatan di periode ini yaitu untuk pembagian deviden

sebesar Rp.1.640.450.000.000,- dan pembelian aktiva tetap sebesar

Rp.475.147.000.000,-, selain itu bertambahnya goodwill, aset tidak berwujud,

aktiva pajak tangguhan bersih, aktiva lain-lain, bertambahnya hak minoritas atas

90

aktiva bersih anak perusahaan dan berkurangnya cadangan deviden yang belum

diambil memicu peningkatan penggunaan modal kerja periode tersebut.

Tabel 4.27 PT. Unilever Indonesia Tbk, Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja periode yang berakhir 31 Desember 2008 (Dalam Rupiah).

Sumber-Sumber Penggunaan

Laba Operasi bersih 2.407.231.000.000 Pembagian Deviden Kas 1.999.060.000.000Berkurangnya Piutang lain-lain Pihak yg Berhubungan Istimewa 1.251.000.000

Bertambahnya Aktiva Tetap 360.065.000.000

Berkurangnya Aktiva pajak Tangguhan bersih 12.238.000.000

Bertambahnya Aktiva Tidak Berwujud 448.613.000.000

Berkurangnya Goddwill 6.446.000.000    Berkurangnya Aktiva Tetap Lain-lain 6.093.000.000    Berkurangnya Biaya pensiun Dibayar Dimuka 19.948.000.000    Bertambahnya Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan 4.531.000.000    Bertambahnya Hutang lain-lain Pihak yang Berhubungan Istimewa 75.215.000.000    Bertambahnya Kewajiban Imbalan kerja 20.430.000.000    TOTAL 2.553.383.000.000 TOTAL 2.807.738.000.000PENURUNAN MODAL KERJA 254.355.000.000    TOTAL 2.807.738.000.000 TOTAL 2.807.738.000.000

Sumber : Laporan Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk periode 2007-2008

(diolah)

Tabel 4.27 periode 2008, menunjukan bahwa di periode ini PT. Unilever

Indonesia Tbk, pada periode ini masih mengalami penurunan modal kerja.

Meskipun perusahaan memperoleh laba operasi bersih yang cukup besar yaitu

Rp.2.407.231.000.000,- yang juga didukung oleh banyaknya sumber-sumber

modal lain seperti bertambahnya hutang lain-lain pihak yang berhubungan

istimewa, bertambahnya kewajiban imbalan kerja dan berkurangnya biaya

pensiun dibayar dimuka tidak bisa menutupi besarnya penggunaan modal kerja

91

yaitu pembagian deviden kas Rp.1.999.060.000.000,-, pembelian aktiva tetap dan

aktiva tidak berwujud sehingga mengakibatkan penurunan modal kerja.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada periode 2005-2006

perusahaan mengalami kenaikan modal kerja sebesar Rp.18.224.000.000,-.

Sedangkan periode 2006-2007 dan 2007-2008 perusahaan mengalami penurunan

modal kerja masing-masing turun Rp.280.562.000.000,- dan

Rp.254.355.000.000,-. Walaupun perusahaan selalu memperoleh laba setiap

tahunnya, namun pembagian deviden yang jumlahnya sangat besar ditambah

perusahaan terus melakukan penambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan

penambahan-penambahan aktiva lainnya mengakibatkan sumber tidak dapat

menutupi besarnya penggunaan modal kerja, sehingga pada periode 2006-2007

dan 2007-2008 terjadi penurunan modal kerja.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian4.3.1 Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Setelah dilakukan analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja

pada masing-masing perusahaan kosmetik yang listing di BEI dapat dibuat

ikhtisar perbandingan perubahan modal kerja (Net Working Capital) sebagai

berikut :

Tabel 4.28 Ikhtisar Perubahan Modal Kerja (Net Working Capital) Perusahaan- Perusahaan Kosmetik yang listing di BEI (Dalam Rupiah)

PERUSAHAANPERIODE

2005-2006 2006-2007 2007-2008PT. MANDOM INDONESIA Tbk 88.799.395.502 59.619.687.507 61.987.545.433PT. MUSTIKA RATU Tbk 11.409.338.358 13.598.781.852 25.876.902.255PT. UNILEVER INDONESIA Tbk 18.224.000.000 -280.562.000.000 -254.355.000.000

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI periode 2005-2008 (diolah)a. PT. Mustika Ratu Tbk

92

Berdasarkan tabel 4.28 di atas terlihat bahwa PT. Mustika Ratu Tbk

memiliki pengelolaan modal kerja yang paling baik. Hal ini terlihat dari

pengelolaan modal kerjanya yang terus menghasilkan peningkatan modal kerja

setiap tahunnya. Dimana dari tabel tersebut di atas juga terlihat jumlah

peningkatan modal kerja perusahaan setiap tahunnya selalu mengalami

peningkatan, terutama pada periode 2007 ke periode 2008 jumlah peningkatan

modal kerjanya sangat tinggi hampir mencapai 100% dari total modal kerja

periode sebelumnya. Hal ini disebabkan perusahaan dalam mengelola modal

kerjanya baik dari sisi pemilihan sumber modal kerja maupun penggunaan sumber

modal kerja tersebut perusahaan memprioritaskan sumber dan penggunaan modal

kerja yang dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja, PT. Mustika

Ratu Tbk dari tahun ke tahun sumber modal kerjanya terutama berasal dari

sumber internal perusahaan yaitu dari laba operasi bersih, berkurangnya aktiva

tetap, berkurangnya taksiran tagihan retribusi PPh, bertambahnya selisih nilai

entitas pengendali dan lain-lain. Sehingga dengan peningkatan sumber modal

kerja tersebut dapat menunjang kelancaran operasional perusahaan tanpa

menimbulkan kewajiban membayar kembali dana yang dipakai dikemudian hari.

Begitu pula penggunaan modal kerjanya setiap tahunnya diutamakan untuk pos-

pos yang dapat mendatangkan keutungan di masa yang akan datang seperti

penambahan aktiva tetap, pembagian deviden dan pembayaran kewajiban.

b. PT. Mandom Indonesia Tbk

93

Berdasarkan tabel 4.28 di atas, terlihat PT. Mandom Indonesia memiliki

pengelolaan modal kerja yang cukup baik. Dimana terlihat perusahaan selalu

mengalami peningkatan modal kerja, walaupun jumlah peningkatan modal kerja

tersebut tidak selalu naik setiap tahun seperti terlihat pada periode 2006 ke

periode 2007 mengalami penurunan jumlah peningktan modal kerja. Hal ini

disebabkan karena dalam pemilihan sumber modal kerja, perusahaan memadukan

antara sumber internal dan sumber eksternal. Sehingga dengan besarnya sumber

modal kerja eksternal, yaitu penambahan modal disetor, modal saham dan

bertambahnya kewajiban imbalan kerja maka perusahaan dibebani kewajiban

untuk membayar kembali dana yang dipakai atau akibatnya menambah

penggunaan modal kerja. Hal ini antara lain dapat terlihat dari pembagian deviden

kas yang terus meningkat setiap periode.

Pada periode berikutnya yakni 2007 ke 2008, jumlah peningkatan modal

kerja perusahaan terlihat kembali naik walau belum sebesar jumlah peningkatan

periode 2005-2006. Hal ini disebabkan walupun perusahaan dalam pemilihan

sumber belum begitu baik, namun dalam hal penggunaan modal kerja dari laporan

sumber dan penggunaan modal kerja telihat penggunaannya diutamakan untuk

penambahan aktiva tetap dan pembagian deviden. Dengan penambahan aktiva

tetap dapat menunjang perusahaan dalam meningkatkan operasional perusahaan

yang akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan, dimana laba yang diperoleh

dapat manambah sumber modal kerja diperiode berikutnya. Sedangkan

pembagian deviden dapat meningkatkan kemakmuran pemilik saham.

c. PT. Unilever Indonesia Tbk

94

Berdasarkan Tabel 4.28 terlihat bahwa diantara perusahaan-perusahaan

kosmetik yang listing di BEI PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki pengelolaan

modal kerja yang kurang baik. Hal ini dapat terlihat dari kecilnya peningkatan

modal kerja pada periode 2005 ke periode 2006, bahkan periode-periode

selanjutnya yakni 2006-2007 dan 2007-2008 perusahaan mengalami penurunan

modal kerja yang cukup besar.

Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja, rendahnya

peningkatan modal kerja bahkan hingga terjadi penurunan modal kerja perusahaan

disebabkan oleh pengelolaan modal kerja yang belum begitu baik. Dilihat Dari

sisi pemilihan sumber modal kerja terutama berasal dari sumber internal yaitu

laba operasi bersih namun selain sumber internal perusahaan juga didukung

sumber ekstrenal seperti bertambahnya kewajiban imbalan kerja, hutang lain-lain

pihak yang berhubungan istimewa.

Dilihat dari sisi penggunaan modal kerja terlihat perusahaan

memprioritaskan untuk kemakmuran para pemilik saham yang telihat dari jumlah

penggunaan modal kerja untuk pembagian deviden hampir mencapai seluruh total

sumber modal kerjanya. Sehingga untuk alokasi penggunaan lain yang juga dapat

mendukung peningkatan operasional perusahaan seperti penambahan aktiva tetap

jumlahnya relatif kecil dibanding total sumber modal, bahkan untuk membiayai

alokasi-alokasi lain mengakibatkan penurunan modal kerja. Dimana dengan

adanya penurunan modal kerja tersebut akan menghambat kelancaran jalannya

operasional perusahaan, seperti terlihat pada laporan sumber dan penggunaan

modal kerja PT. Unilever Indonesia Tbk sumber modal kerja tidak dapat menutupi

95

penggunaan modal kerjanya yang dapat menunjang perusahaan meningkatkan

operasionalnya.

Sesuai dengan definifi operasional dimana dikatakan modal kerja yang

baik adalah modal kerja yang cukup. Maka selanjutnya dilakukan evaluasi untuk

melihat kecukupan modal kerja masing-masing perusahaan kosmetik yang listing

di BEI dengan menggunakan rasio kecukupan modal kerja yang terlihat pada tabel

rasio sebagai berikut :

Tabel 4.29 Rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih (total assets to net working capital)

PerusahaanPeriode

2006 2007 2008PT. Mandom Indonesia Tbk 2,14 1,94 2,09PT. Mustika Ratu Tbk 1,52 1,54 1,54PT. Unilever Indonesia Tbk 8,46 20,01 533,88

Sumber; Laporan Keuangan Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI periode 2006-2008 (diolah)

Diketahui bahwa apabila rasio ini tinggi mengindikasikan rendahnya

tingkat likuiditas, sedangkan rasio rendah mengindikasikan tingkat likuiditasyang

tinggi. Berdasarkan tabel 4.29 di atas, terlihat dari tahun 2006-2008 PT. Mustika

Ratu memiliki rasio total aktiva terhadap modal kerja bersih paling rendah,

artinya mengindikasikan PT. Mustika Ratu Tbk berdasarkan rasio ini memiliki

tingkat likuiditas yang paling tinggi diantara perusahaan kosmetik lainnya. Hal ini

berarti bahwa modal kerja yang paling baik berdasarkan rasio ini adalah modal

Kerja PT. Mustika Ratu Tbk.

Tabel 4.30 Rasio kewajiban lancar terhadap modal kerja bersih (current liabilities to net working capital ratio)

96

PerusahaanPeriode

2006 2007 2008PT. Mandom Indonesia Tbk 0,13 0,06 0,14PT. Mustika Ratu Tbk 0,12 0,15 0,19PT. Unilever Indonesia Tbk 3,76 9,11 253,70

Sumber; Laporan Keuangan Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI periode 2006-2008 (diolah)

Diketahui bahwa apabila rasio ini tinggi mengindikasikan likuiditas

rendah. Bila rasio ini rendah, mengindikasikan likuiditas tinggi. Berdasarkan tabel

4.30 di atas, terlihat bahwa pada tahun 2006 PT. Mustika Ratu Tbk memiliki

tingkat likuiditas paling tinggi. Sedangkan pada tahun 2007-2008 PT. Mandom

Indonesia Tbk memiliki modal kerja yang paling baik dalam artian cukup atau

likuid.

Tabel 4.31 Perputaran modal kerja (revenues to net working capital ratio)

PerusahaanPeriode

2006 2007 2008PT. Mandom Indonesia Tbk 3.03 2,72 2,84PT. Mustika Ratu Tbk 1,18 1,23 1,33PT. Unilever Indonesia Tbk 20,72 47,07 1.278,55

Sumber; Laporan Keuangan Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI periode 2006-2008 (diolah)

Diketahui bahwa bila rasio ini tinggi mengindikasikan likuiditas yang

rendah untuk mendukung operasional, rasio yang rendah menunjukan likuiditas

tinggi. Berdasarkan tabel di atas terlihat PT. Mustika ratu Tbk memiliki rasio

terendah dari tahun 2006-2008 yang berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki

tingkat likuiditas paling tinggi. Hal ini berarti modal kerja paling baik atau paling

likuid berdasakan rasio ini terdapat pada PT. Mustika Ratu Tbk.

97

Berdasarkan analisis di atas, diantara perusahaan-perusahaan kosmetik

yang listing di BEI PT. Mustika Ratu Tbk menunjukan pengelolaan modal kerja

yang paling baik. PT. Mandom Indonesia Tbk menunjukan pengelolaan modal

kerja yang cukup baik, dimana modal kerjanya lebih meningkat dari periode

sebelumnya walaupun tidak sebesar peningktan yang ditunjukan PT. Mustika

Ratu Tbk . Sedangkan PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki pengelolaan modal

kerja yang kurang baik. Karena walaupun laba operasi bersih meningkat,

perusahaan masih mengalami penurunan modal kerja.

4.3.2 Sumber Modal Kerja yang Paling Baik pada Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI

Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja masing-masing

perusahaan terlihat bahwa tiap perusahaan memiliki sumber modal kerja yang

bervariasi untuk menutupi penggunaan modal kerjanya. Namun rata-rata sumber

modal kerja yang paling dominan pada setiap perusahaan kosmetik yang listing di

BEI adalah berasal dari Laba Operasi Bersih.

a. PT. Mandom Indonesia Tbk

Perusahaan ini pada periode 2006 selain memanfaatkan sumber

modal internal yaitu seperti laba bersih operasi, juga memanfaatkan sumber

modal eksternal seperti bertambahnya modal disetor, bertambahnya modal

saham dan bertambahnya kewajiban imbalan kerja sebagai sumber modal

utamanya. Pada periode 2007, sumber modal kerja perusahaan terutama

berasal dari sumber internal yaitu laba bersih operasi. Pada periode ini

98

sumber modal juga didukung dari sumber eksternal seperti bertambahnya

kewajiban imbalan kerja, walaupun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding

tahun sebelumnya.

Pada periode 2008, sumber modal kerja utama perusahaan hampir

sama dengan tahun 2006 yaitu berasal dari sumber internal dan sumber

eksternal. Sehingga dengan dimanfaatkannya sumber modal eksternal

tersebut perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar bunga maupun

dana yang dipakai, misalnya dari tambahan modal disetor, akan menambah

kewajiban perusahaan untuk mengembalikannya dalam bentuk pembagian

deviden.

Dengan demikian sumber modal kerja perusahaan ini belum

memenuhi kriteria sumber modal kerja baik karena sumber modal kerja

utama untuk sumber modal internal tidak menimbulkan kewajiban

membayar dana yang dipakai diperiode berikutnya, namun untuk sumber

modal eksternal selain dapat memberikan keuntungan juga dapat

mengurangi keuntungan tersebut dimasa yang akan datang.

b. PT. Mustika Ratu Tbk

Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja, terlihat

PT. Mustika Ratu Tbk sumber modal kerja utamanya setiap tahun adalah

berasal dari sumber intern yaitu laba operasi perusahaan dan berkurangnya

taksiran tagihan retribusi PPh, bertambahnya selisih nilai estrukturisasi

entitas pengendali dan berkurangnya uang jaminan pihak yang berhubungan

99

istimewa. Selain itu, telihat di laporan sumber dan penggunaan modal kerja

perusahaan juga memanfaatkan sumber modal eksternal namun jumlahnya

sangat kecil dan tidak signifikan yaitu berasal dari bertambahnya hutang

sewa guna usaha, bertambahnya kewajiban imbalan kerja dan bertambahnya

selisih nilai enstrukturisasi entitas pengendali.

Berdasarkan analisis di atas terlihat bahwa sumber modal kerja

utama PT. Mustika Ratu Tbk telah memenuhi kriteria sumber modal kerja

yang baik karena lebih memprioritaskan sumber internal dalam pemilihan

sumber modal kerjanya. Dimana sumber internal diketahui tidak akan

menimbulkan kewajiban membayar dana yang dipakai di masa yang akan

datang.

c. PT. Unilever Indonesia Tbk

Periode 2006 dan 2007, sumber modal kerja terbesar berasal dari

sumber modal internal yaitu laba operasi bersih. Juga ada sumber internal

lain seperti berasal dari berkurangnya uang jaminan pihak yang

berhubungan istimewa, dan berkurangnya aktiva tidak berwujud. Selain itu

perusahaan masih memanfaatkan sumber modal eksternal yaitu dari

bertambahnya uang jaminan pihak yang berhubungan istimewa dan

bertambahnya kewajiban imbalan kerja.

Periode 2008, sumber modal kerjanya sangat bervariatif. Sumber

modal yang paling besar tetap berasal dari sumber internalyaitu dari laba

operasi bersih, ditambah sumber modal internal lain yang berasal dari

berkurangnya piutang lain-lain pihak yang behubungan istimewa,

100

berkurangnya aktiva pajak tangguhan bersih, berkurangnya goodwill dan

aktiva tetap lain-lain dan berkurangnya biaya pensiun dibayar dimuka.

Namun perusahaan telihat juga memanfaatkan sumber modal ekternal yaitu

bertambahnya hak minoritas, hutang lain-lain pihak yang berhubungan

istimewa dan bertambahnya kewajiban imbalan kerja, walaupun jumlahnya

jauh lebih kecil dari total sumber modal kerja internal.

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa PT. Mustika Ratu Tbk mempunyai

sumber modal kerja yang paling baik, dimana setiap tahunnya perusahaan

memanfaatkan sumber modal internal. Walaupun masih terlihat ada sumber modal

eksternal yang digunakan namun jumlahnya sangat kecil dan tidak signifikan.

Sedangkan PT. Mandom Indonesia Tbk terlihat memadukan antara sumber modal

internal dan sumber modal eksternal dalam memperoleh sumber modal kerjanya

sehingga hal ini dapat menimbulkan kewajiban perusahaan untuk membayar

bunga maupun dana yang dipakai, misalnya dari tambahan modal disetor, akan

menambah kewajiban perusahaan untuk mengembalikannya dalam bentuk

peningkatan pembagian deviden. PT. Unilever Indonesia Tbk, terlihat hampir

sama dengan PT. Mandom Indonesia yaitu memadukan antara sumber modal

internal dan eksternal. Walaupun sumber eksternal yang dimanfaatkan untuk

menambah sumber modal kerja jumlahnya lebih kecil dari total sumber modal

internal.

101

4.3.3 Penggunaan Modal Kerja yang Paling Baik pada Perusahaan Kosmetik yang Listing di BEI

Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja, penggunaan

modal kerja masing-masing peusahaan yang listing di BEI cukup bervariasi.

Namun rata-rata penggunaan modal kerja terutama dialokasikan untuk pembagian

deviden dan untuk pembelian aktiva tetap.

a. PT. Mandom Indonesia Tbk

Pada periode 2006, penggunaan modal kerja terbesar perusahaan ini

adalah untuk pembelian aktiva tetap, kemudian untuk pembagian deviden.

Pada periode 2007, penggunaan modal kerja lebih diutamakan untuk

pembagian deviden. Pembelian aktiva tetap masih dilakukan di periode ini.

Selain itu penggunaan modal kerja juga dialokasikan untuk bertambahnya

aktiva pajak tangguhan bersih, berkurangnya biaya dibayar dimuka,

bertambahnya perangkat lunak komputer dan berkurangnya uang jaminan.

Pada periode 2008, pembelian aktiva tetap menjadi alokasi

penggunaan modal kerja yang paling besar selain pembagian deviden kas.

Penggunaan modal kerja juga dialokasikan untuk berkurangnya beban

tangguhan hak atas tanah, bertambahnya aktiva pajak tangguhan bersih,

berkurangnya biaya dibayar dimuka dan berkurangnya uang jaminan.

Berdasarkan dat di atas, terlihat PT. Mandom Indonesia Tbk dalam

hal penggunaan modal kerja diutamakan untuk pembelian aktiva tetap dan

pembagian deviden hal ini mengindikasikan adanya upaya perusahaan untuk

memaksimumkan nilai perusahaan karena dengan penambahan aktiva tetap

102

dapat meunjang peningkatan operasional dan pembagian deviden dapat

mensejahterakan para pemilik saham.

b. PT. Mustika Ratu Tbk

Pada periode 2006, penggunaan modal kerja perusahaan ini sangat

kecil dibandingkan jumlah sumber modal kerjanya. Dimana terbesar

digunakan untuk pembayaran kewajiban imbalan kerja. Alokasi lain

penggunaan modal kerjanya juga untuk pembelian aktiva tetap dan

berkurangnya akumulasi selisih kurs penjabaran laporan keuangan.

Pada periode 2007, penggunaan modal kerja perusahaan lebih

bervariasi yaitu terbesar untuk penambahan properti investasi dan aktiva

tetap serta pembagian deviden. Serta penggunaan juga dialokasikan untuk

pembayaran hutang sewa guna usaha dan kewajiban pajak tangguhan bersih.

Pada periode 2008, penggunaan modal kerja diutamakan untuk penambahan

aktiva tetap dan pembagian deviden kas. Selain itu perusahaan juga

melakukan pembayaran hutang-hutang perusahaan di periode ini.

Berdasarkan data di atas, PT. Mustika Ratu dalam hal pengalokasian

penggunaan modal kerja sangat memperhatikan aspek-aspek yang dapat

mendatangkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang, yaitu

penambahan aktva tetap dan aktiva lainnya dapat menunjang operasional,

pembagian deviden dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik saham dan

pembayaran hutang/ kewajiban perusahaan dapat mengurangi resiko

bertambahnya beban akibat hutang/ kewajiban tersebut di masa yang akan

datang.

103

c. PT. Unilever Indonesia Tbk

Berdasarkan laporan sumber dan penggunaan modal kerja, terlihat

PT. Unilever Indonesia Tbk setiap periodenya memprioritaskan penggunaan

modalnya untuk pembgian deviden kas. Perusahaan ini juga

mengalokasikan penggunaan di sektor lain namun jumlahnya jauh lebih

kecil dari jumlah penggunaan dana untuk pembagian deviden, seperti pada

periode 2006 juga dialokasikan untuk penambahan aktiva tetap, aktiva pajak

tangguhan bersih dan aktiva tetap lain-lain, penambahan biaya pensiun

dibayar dimuka dan hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan serta

berkurangnya laba tidak dicadangkan.

Pada periode 2007 dan periode 2008, variasi penggunaan modal

kerja perusahaan agak berbeda dengan periode sebelumnya seperti

bertambahnya goodwill, bertambahnya asset tidak berwujud dan

berkurangnya cadangan deviden yang belum diambil. Alokasi penggunaan

juga untuk penambahan aktiva tetap, penambahan aktiva pajak tangguhan

bersih dan aktiva tetap lain-lain. Namun seperti periode sebelumnya

penggunaan untuk pembagian deviden kas jumlahnya sangat besar hampir

mencapai seluruh jumlah sumber modal kerja yang ada. Sehingga sumber

modal kerja tidak dapat menutupi banyaknya variasi alokasi penggnaan

modal kerja yang lain, maka pada periode 2007 dan 2008 perusahaan

mengalami penurunan modal kerja.

104

Berdasarkan analisis di atas, penggunaan modal kerja yang paling baik

terlihat pada PT. Mustika Ratu Tbk, dimana penggunaannya diutamakan untuk

pembelian aktiva tetap, pembagian deviden dan pembayaran hutang perusahaan.

Penambahan aktiva tetap dapat menunjang perusahaan untuk meningkatkan

operasionalnya yang nantinya diharapkan meningkatkan pula pendapatan

perusahaan, sedangkan pembagian deviden dapat meningkatkan kesejahteraan

pemilik saham dan pembayaran hutang perusahaan akan mengurangi resiko beban

yang dapat ditimbulkan oleh hutang tersebut. Sedangkan PT. Mandom Indonesia

Tbk, terlihat memiliki penggunaan modal kerja yang cukup baik yaitu

penggunaan modal kerjanya diutamakan untuk penambahan aktiva tetap dan

pembagian deviden.

PT. Unilever Indonesia Tbk, terlihat memilki penggunaan modal kerja

yang kurang baik, karena penggunaan modal kerja setiap periodenya lebih

memprioritaskan pembagian deviden kas sebagai alokasi terbesar. Dimana

besarnya pembagian deviden ditambah lagi banyaknya variasi alokasi penggunaan

modal kerja sehingga pada periode 2007 dan 2008 perusahaan mengalami

penurunan modal kerja. Dengan terjadinya penurunan modal kerja yang terus

menerus akan mengganggu kelancaran operasional dan mendorong perusahaan

mengalami kredit/pinjaman pada pihak luar untuk menutupi pemenuhan modal

kerjanya.dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut maka beban

bunga yang akan dipikul akan semakin besar pula sehingga dapat mengurangi

laba.

105

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

2.11 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis terhadap PT. Mandom Indonesia Tbk, PT.

Mustika Ratu Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk maka dapat disimpulkan :

1) Berdasarkan analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada

perusahaan kosmetik yang listing di BEI PT. Mustika Ratu Tbk menunjukan

pengelolaan modal kerja yang paling baik. Karena baik dalam hal pemilihan

sumber dan penggunaan modal kerjanya perusahaan ini sangat memperhatikan

semua aspek-aspek yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan yaitu

mendatangkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang.

Sehingga perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber

lebih besar dari penggunaan modal kerja bahkan terus mengalami peningkatan

modal kerja setiap tahunnya. Ini berarti akan diperoleh modal kerja yang

cukup sehingga menunjang kelancaran operasional perusahaan.

PT. Mandom Indonesia Tbk menunjukan pengelolaan modal kerja yang cukup

baik. Karena dapat mempertahankan suatu kondisi sumber lebih besar dari

penggunan modal kerja sehingga perusahaan mengalami kenaikan modal

kerja, walaupun jumlah kenaikannya tidak selalu meningkat setiap tahunnya.

Sedangkan PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki pengelolaan modal kerja

yang kurang baik, karena walaupun laba operasi bersih terus meningkat,

perusahaan masih mengalami penurunan modal kerja. Hal ini disebabkan

dalam hal penggunaan modal kerja belum sepenuhnya baik, yaitu lebih

106

diutamakan untuk pembagian deviden kas. Dengan terjadinya penurunan

modal kerja akan mengganngu kelancararan operasional dan dapat mendorong

perusahaan mengalami pinjaman dari pihak luar untuk menutupi kekurangan

modal kerja. Dimana semakin lamanya waktu pinjaman maka beban bunga

dari pinjaman tersebut semakin besar pula sehingga dapat mengurangi laba.

2) Berdasarkan hasil analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja pada

perusahaan kosmetik yang listing di BEI, PT. Mustika Ratu Tbk memiliki

sumber modal yang paling baik yaitu dari sumber internal sehingga tidak akan

menimbulkan kewajiban membayar dana yang dipakai di masa yang akan

datang, sedangkan PT. Mandom Indonesia Tbk dan PT. Unilever Indonesia

Tbk memadukan antara sumber modal internal dan sumber modal eksternal.

3) Berdasarkan hasil analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja PT.

Mustika Ratu Tbk memiliki penggunaan modal kerja yang paling baik yaitu

diutamakan pada tiga sektor yakni penambahan aktiva tetap, pembagian

deviden dan pelunasan hutang. PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki

penggunaan modal kerja yang hampir sama dengan PT. Mustika Ratu Tbk,

hanya saja pengelolaan sumber modal yang besar dari penambahan modal

terus meningkatkan kewajiban perusahaan untuk membayarkan deviden yang

lebih besar kepada pemilik sahamnya.

107

2.12 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat mengajukan

saran sebagai berikut :

1) PT. Mustika Ratu Tbk telah memiliki pengelolaan modal kerja yang

baik agar terus dipertahankan dan ditingkatkan agar dapat

mempertahankan eksistensi usahanya ke depan mengingat ketatnya

persaingan usaha saat ini.

2) PT. Mandom Indonesia Tbk dan PT. Unilever Indonesia Tbk

memiliki pengelolaan modal kerja yang tinggi, hal ini sebenarnya

sangat menguntungkan bagi perusahaan maka sebaiknya modal kerja

ini dapat digunakan seoptimal mungkin dalam mendukung kegiatan

operasional perusahaan, karena apabila pengelolaan modal kerja

kurang baik akan mengakibatkan modal kerja yang tinggi tersebut

mubazir, dalam artian tidak memberikan manfaat yang optimal pula

bagi perusahaan.

108

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Bambang Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Cetakan keenam. Yogyakarta : BPFE.

Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2002. Analisa Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Eka Sujatni, 2009. Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dan Tingkat Likuiditas Perusahaan Pada Perusahaan Air Mineral yang Go Public. Skripsi Diterbitkan, Fakultas Ekonomi : Universitas Haluoleo

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Jakarta: Salemba Empat.

Kamaruddin Ahmad, Drs. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Lukman Syamsuddin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada.

Mahmud Hanafi dan Abdul Halim, 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : YKPN

Manulang, 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi.

Munawir, S. 2004. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Ketiga Belas. Yogyakarta. Liberty.

Slamet Munawir, 1999. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta. BPFE.

Sofyan Safri Harahap, 2001. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonosia.

Suyadi Prawiro Sentono, 2002. Pengantar Bisnis Modern,Studi Kasus Indonesia dan Analisis Kuantitatif. Cetakan Pertama. Jakarta : Pt. Bumi Aksara

109

Yuningsih, 2009. Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Pada Pt. Ade Sula. Skripsi Diterbitkan, Fakultas Ekonomi : Universitas Haluoleo

Http://www.idx.co.id

Http://mandom-indonesia.co.id

Http://mustikaratu.co.id

Http://unilever-indonesia.co.id

Http://www.scribd.com./doc/12781420/analisis-modal-kerja

Http://f-andriana.blogspot.com

110