repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan...

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. 1 Anak-anak mempunyai kebutuhan dasar yang sama untuk perawatan gigi seperti halnya orang dewasa terkadang lebih sulit merawat anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi perawatan yang baik untuk anak- anak merupakan tanggung jawab dokter gigi. 1 Banyak orang tua tidak menerima pendidikan kesehatan gigi yang cukup, seringkali mereka mengira 1

Transcript of repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan...

Page 1: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari,

untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal.1

Anak-anak mempunyai kebutuhan dasar yang sama untuk perawatan

gigi seperti halnya orang dewasa terkadang lebih sulit merawat anak-anak

dibandingkan orang dewasa, tetapi perawatan yang baik untuk anak- anak

merupakan tanggung jawab dokter gigi.1

Banyak orang tua tidak menerima pendidikan kesehatan gigi yang

cukup, seringkali mereka mengira gigi susu anak-anak memiliki nilai yang

kecil. Banyak orang tua membawa anak-anak mereka untuk pemeriksaan gigi

dan perawatan pencegahan. Pendidikan kesehatan gigi bagi orang tua

merupan kunci untuk mengatasi masalah yang disebabkan kelainan menjaga

kesehatan gigi anak. Orangtua di ajarkan untuk dapat mendeteksi infeksi gigi

dengan melihat gambaran radiografi karies gigi dan disharmoni yang di

akibatkan prematur.2

1

Page 2: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Radiografi memungkinkan seorang dokter gigi untuk mendeteksi awal

mula kavitas yang tidak dapat dideteksi secara visual diantara gigi

(aproksimal) infeksi gigi, jaringan periodontal dan tulang, bentuk dan

keberadaan dari gigi permanen yang belum erupsi, serta kondisi patologis

lainnya. Orangtua mempunyai hak untuk bertanya atas tindakan radiografi

yang dilaksanakan oleh dokter gigi. Namun dokter gigi memiliki tanggung

jawab untuk menolak perawatan jika pasien tidak mau menerima tindakan

radiografi.2

Prosedur radiografi mungkin menjadi salah satu pelayanan perawatan

pertama kali yang diterima anak-anak. Oleh karena itu pengalaman tersebut

harus senyaman mungkin, sehingga hal ini dapat digunakan sebagai batu

loncatan dalam pengarahan tingkah laku anak yang baik melalui pengalaman

perawatan giginya terlebih kebanyakan anak-anak memilki rasa ingin tahu

yang tinggi pada suatu hal.3

Mahasiswa kedokteran gigi memiliki tanggungjawab yang besar

dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat tanpa

kecuali pada anak-anak. Pengetahuan yang cukup sangat dibutuhkan dalam

pemberian pelayanan yang terbaik dalam bidang dental radiology khususnya

pada pasien anak-anak.3

Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk dilakukan sebab selain

peneliti tertarik melakukan penelitian pada mahasiswa kedokteran gigi unhas

tentang tingkat pengetahuan dalam memanajemen pasien anak di bidang

dental radiology, juga dapat berfungsi untuk peningkatan mutu pelayanan

2

Page 3: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

khususnya di bagian dental radiology pada pasien anak-anak. Berdasarkan

alasan-alasan tersebut, penulis mengangkat sebuah penelitian dengan judul

“Pengetahuan dan perilaku mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi unhas

terhadap penanganan pasien anak di klinik radiologi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan permasalahan:

Bagaimanakah pengetahuan dan perilaku mahasiswa kepaniteraan kedokteran

gigi unhas terhadap penanganan pasien anak di klinik radiologi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku mahasiswa kepaniteraan

kedokteran gigi unhas terhadap penanganan pasien anak di klinik radiologi.

1.4. HIPOTESIS PENELITAN

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi unhas

terhadap penanganan pasien anak di klinik radiologi.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk mahasiswa :

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti saat

melakukan penelitian.

3

Page 4: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

2. Untuk instansi :

a. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan

untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi

dalam penanganan pasien anak di bagian dental radiology.

3. Untuk masyarakat :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

dental radiology terkhusus dalam penerapannya bagi pasien anak-anak.

4

Page 5: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFENISI DENTAL RADIOGRAFI

Radiologi adalah ilmu kedokteran gigi untuk melihat bagian dalam tubuh

manusia menggunakan gelombang atau pancaran radiasi, baik gelombang

elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Dalam dunia kedokteran gigi

radiologi juga digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis, biasa disebut

sebagai dental radiology. Dental radiology ini memegang peranan yang penting

dalam menegakkan diagnosis, merencanakan perawatan dan mengevalusi hasil

perawatan.4

Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion

dan bentuk-bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik dan terapi,

yang meliputi energi pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif

seperti sinar x. Kedokteran gigi sendiri mempunyai cabang ilmu radiologi yang biasa

dikenal dengan dental radiology yang berguna untuk mendukung suatu diagnosis

dalam pemeriksaan.3,4

Dental radiology terutama membantu dalam penegakkan diagnosis pada

kondisi yang tidak dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinis saja, sehingga

peranan dental radiology sebagai pemeriksaan penunjang. Pada kasus dalam klinik

5

Page 6: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

dokter gigi akan banyak dijumpai kondisi penegakan diagnosis, perencanaan

perawatan dan evaluasi hasil perawatan yang membutuhkan radiogram, misalnya

pada kasus perawatan endodontik, penyakit periapikal, penyakit periodontal, TMJ

disorder, fraktur maksilofacial, fraktur mandibula, anomali gigi dan hampir semua

bidang dalam kedokteran gigi membutuhkannya.4

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan

dibagi dalam 6 tingkatan :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

6

Page 7: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktuk

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek.12

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu

pengalaman, ekonomi, lingkungaan sosial, pendidikan, paparan media dan informasi,

akses layanan kesehatan.

a) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman, baik pengalaman pribadi

maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran.

b) Ekonomi (pendapatan)

Faktor pendapatan keluarga sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

pokok dan sekunder dalam keluarga. Keluarga dengan status ekonomi baik

akan lebih baik tercukupi bila dibandingkan dengan keluarga dengan status

ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan

kebutuhan informasi pendidikan yang termasuk dalam kebutuhan sekunder.

7

Page 8: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

c) Lingkungan Sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi

satu dengan yang lain, individu yang dapat berinteraksi dengan lebih banyak

dan baik, maka akan lebih besar mendapatkan informasi.

d) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan sangat berpengaruh dalam pemberian

respon terhadap sesuatu yang datangnya dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap

informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang akan

mereka dapatkan.

e) Paparan Media dan Informasi

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi

dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering

terpapar di media massa (TV, Radio, Majalah) akan memperoleh informasi

yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar

informasi media massa.

f) Akses Layanan Kesehatan atau Fasilitas Kesehatan

Mudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan

sangat berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam bidang

kesehatan.12

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden.12

8

Page 9: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Salah satu manfaat penyuluhan ialah tercapainya perubahan perilaku individu,

keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan

lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal merupakan salah satu tujuan dilakukannya penyuluhan kesehatan.1

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Tindakan adalah niat yang

sudah direalisasikan dalam bentuk tingkah laku yang tampak dan memerlukan faktor

pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Dari pandangan biologis tindakan

merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.1

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :

a) Persepsi (perception), yaitu mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

b) Respons terpimpin (guided response), yaitu tingkah laku yang dilakukan

sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan yang telah dicontohkan.

c) Mekanisme (mechanism), yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan

sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan

kebiasaan.

d) Adopsi (adoption), yaitu tindakan yang sudah berkembang dengan baik,

sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

9

Page 10: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

2.2 TUJUAN DENTAL RADIOGRAFI

Kegunaan foto Rontgen gigi yaitu:

1. Untuk mendeteksi lesi, dll.

2. Untuk membuktikan suatu diagnosis penyakit.

3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut.

4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan.

5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi.

6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma.

7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan sewaktu-

waktu.4

2.3 TEKNIK DENTAL RADIOGRAFI

Di dalam dental radiology terdapat dua metode penyinaran yaitu intra oral

dan ekstra oral berdasarkan penempatan filmnya. Pada intra oral, filmnya diletakkan

di dalam rongga mulut pasien selama proses penyinaran, sedangkan pada ekstra oral,

filmnya diletakkan di luar rongga mulut pasien dan biasanya berbentuk cassette.6

A. Metode intra oral

Metode ini terdapat tiga jenis, yaitu :

1) Periapical radiography (radiografi periapikal)

Radiografi periapikal berguna untuk menunjukkan gigi geligi secara

individual dan jaringan di sekitar apeks gigi. Indikasi penggunaan radiografi

10

Page 11: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

antara lain untuk melihat infeksi pada apikal, status periodontal, lesi-lesi pada

periapikal dan lainnya. Radiografi periapikal dibagi menjadi dua teknik, yaitu

a. Paralleling technique

Pada teknik ini film ditempatkan pada pegangan film (film holder) dan

diposisikan sejajar dengan sumbu gigi. Tubehead diarahkan pada sebelah

kanan gigi dan film secara sejajar

Prinsip kejajaran antara tubehead, gigi dan film pada teknik paralleling

b. Bisecting angle technique

Pada teknik ini tidak mempergunakan pegangan film (film holder)

sehingga untuk memposisikan film pada rongga mulut menggunakan jari

pasien. Sudut antara sumbu gigi dan sumbu film kira-kira membagi

mentally.6

.Gambar 1. Peletakan salah satu sisi film pada insisal gigi sehinggat terbentuk

vertical angulation (sumber: Whaites, 2003: 100)

Kedua radiografi periapikal ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Pada tehnik bisecting angle sedikit terjadi kesalahan seperti

distorsi dibandingkan teknik paralleling, namun dengan penggunaan

11

Page 12: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

pegangan film (film holder) sering membuat pasien merasa tidak nyaman.

Berikut perbandingan antara teknik paralleling dan bisecting angle.6

2) Bitewing technique

Teknik ini berguna untuk melihat mahkota gigi posterior rahang atas dan

rahang bawah dalam satu film. Pada teknik ini tidak menggunakan film

holder melainkan dengan menggigit sayap (wing) dari film untuk stabilisasi

film di dalam mulut. Dengan menggunakan teknik ini dapat mengetahui

status jaringan periodontal dan efektif untuk mendeteksi deposit kalkulus

pada interproksimal.6

3) Occlusal technique

Teknik ini berguna untuk melihat gigi dari bidang oklusal. Dengan teknik

dapat tergambar gingival sehingga bisa melihat keadaan patologis gigi atau

rahang pada arah buko-lingual, posisi gigi terletak di dalam atau luar

lengkung gigi, fraktur dan letak kelainan dari penyakit sialolithiasus.

Penggunaanya dengan menggigit film selama penyinaran. Teknik ini

mempunyai beberapa cara terkait dengan letaknya, yaitu :

a. Maxillary occlusal projection

Teknik ini berguna untuk memperlihatkan gambaran radiografik bagian

maksila. Terdapat 3 jenis teknik maxillary occlusal projection, yaitu :

a) Upper Standar Occlusal

Pada teknik ini film diletakkan pada bidang oklusal gigi dengan

bagian distal film menyentuh ramus mandibula kemudian film digigit

secara perlahan untuk fiksasi.

12

Page 13: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

b) Upper Oblique Occlusal

Pada teknik ini dihasilkan gambaran yang sedikit berbeda dengan

Upper Standar Occlusal. Gambaran radiografiknya hanya meliputi

gigi-gigi dari insisif lateral hingga molar tiga pada satu sisi atau pada

sisi yang dikehendaki saja.

c) Vertex Occlusal

Pada teknik ini film diletakkan pada bidang oklusal gigi dengan

bagian distal film menyentuh ramus mandibula kemudian film digigit

secara perlahan untuk fiksasi. Gambaran radiografik yang terlihat

adalah maksila dengan jaringan di sekitarnya sehingga dapat

menentukan posisi bukal/palatal gigi yang tidak erupsi/impaksi.6

b. Mandibular Occlusal Projection

Teknik ini berguna untuk memperlihatkan gambaran radiografik

bagian mandibular. Terdapat 3 jenis teknik mandibular occlusal

projection, yaitu :

a) Lower 900 Occlusal

Pada teknik ini film diletakkan pada bidang oklusal gigi dengan

bagian distal film menyentuh ramus mandibula kemudian film digigit

secara perlahan untuk fiksasi. Dengan teknik ini terlihat gambaran

radiografik oklusal mandibula, jaringan lunak mulut terlihat

radiolusen. Pada teknik ini tubehead diarahkan ke ramus mandibula

900.

13

Page 14: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

b) Lower 450 Occlusal

Pada teknik ini film diletakkan pada bidang oklusal gigi dengan

bagian distal film menyentuh ramus mandibula kemudian film digigit

secara perlahan untuk fiksasi. Namun yang membedakan adalah

tubehead diarahkan ke ramus mandibula 450 . Gambaran radiografik

ini dapat berguna untuk melihat keadaan periapikal insisif mandibula

dan melihat luasnya fraktur pada anterior mandibula secara vertikal.

c) Lower Oblique Occlusal

Pada teknik ini film diletakkan pada bidang oklusal gigi dengan

bagian distal film menyentuh ramus mandibula kemudian film digigit

secara perlahan untuk fiksasi. Yang membedakan dengan dua teknik

yang lain adalah tubehead diarahkan pada pertengahan film, dari

bawah dan belakang angle mandibula sehingga akan terlihat

gambaran radiografik mandibula pada satu sisi saja.6

B. Metode ekstra oral

Dalam radiologi ekstra oral terdapat berbagai teknik, namun yang akan

dijelaskan hanya beberapa saja, antara lain:

1) Oblique lateral radiography

Teknik radiografi ini masih menggunakan dental X-Ray walaupun sudah

termasuk metode ekstra oral. Biasanya digunakan untuk membuat radiografik

pada rahang bawah. Teknik ini dibagi menjadi dua berdasarkan obyek yang

diproyeksikan, yaitu :

14

Page 15: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

a. Lateral oblique projection of body mandibulae

Pada teknik ini posisi tubehead berada di belakang ramus dan diarahkan

melewati radiographic keyhole pada sisi yang berlawanan, berpatokan

pada area premolar- molar.

b. Lateral oblique projection of ramus mandibulae

Pada teknik ini posisi tubehead berada di bawah border inferior

mandibula langsung pada daerah posterior menuju ke tengah-tengah

ramus, dengan jarak 2 cm dari border inferior mandibula di regio molar

pertama. Gambaran radiografik yang dihasilkan yaitu ramus mandibula

sampai dengan condyle di satu sisi, M3 atas dan bawah satu sisi dalam

satu film.7

2) Skull & maxillofacial radiography

Teknik ini memberikan gambaran radiografik dari kepala secara lengkap.

Biasanya berguna untuk melihat fraktur di daerah kepala atau maksilofasial,

dan kelainan pada Temporo Mandibulae Junction (TMJ). Terdapat beberapa

cara untuk untuk teknik ini, yaitu :

a. Cephalometric projection

Penggunaan teknik ini untuk melihat hubungan gigi, struktur kraniofasial

dan tulang rahang. Teknik ini dibagi menjadi tiga berdasarkan cara

penyinarannya, yaitu:

a) PA (Posteroanterior)Cephalometric

Pada teknik ini tubehead diputar 90° sehingga arah sinar X tegak

lurus pada sumbu transmental.

15

Page 16: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

b) Oblique Cephalometric

Pada teknik ini arah tubehead berasal dari belakang salah satu ramus

untuk mencegah terjadinya superimposisi dari sisi mandibula yang

satunya.

b. Waters Projection

Teknik ini merupakan variasi dari gambaran posteroanterior untuk

melihat keadaan sinus maksilaris. Film ditempatkan di depan pasien dan

tegak lurus dengan midsagital plane. Agar sinus lebih terlihat maka

kepala pasien dinaikkan sampai the canthomeatal line membentuk sudut

37o terhadap cassete.7

c. Submentovertex Projection

Pada teknik ini cassette diletakkan sejajar dengan transversal (horizontal)

plane pasien dan tegak lurus dengan midsagital plane dan coronal plane.

Biasanya teknik ini digunakan untuk melihat keadaan tulang condyle,

sphenoid sinus, lengkung mandibula, dinding dari sinus maksilaris dan

kemungkinan fraktur di daerah zygomatic.

d. Reverse-Towne Projection

Pada teknik ini pasien menghadap film dengan ujung dahi dan ujung

hidung menyentuh dahi atau biasa disebut forehead-nose position.

Tubehead diarahkan ke atas dari bawah occipital dengan membentuk

sudut 30o terhadap horizontal dan sinar melewati condyle.

16

Page 17: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

3) Panoramic radiography

Teknik ini memberi gambaran radiografik dari kedua rahang dan sekitarnya

secara menyeluruh dalam satu film. Kegunaan dari gambaran radiografik ini

antara lain untuk rencana perawatan ortodonsi, perkiraan lesi-lesi pada tulang,

perkiraan molar ketiga dan lainnya. Tubehead dan film pada teknik ini

berputar mengitari kepala pasien searah 1800.7

2.4 DEFENISI ANAK

Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan anak-anak

dari orang dewasa. Namun mendefinisikan anak-anak dari segi usia dapat menjadi

permasalahan besar karena penggunaan definisi yang berbeda oleh beragam negara

dan lembaga internasional. Departement of child and adolescent healt and

development, mendefinisikan anak- anak sebagai sebagai orang yang berusia di

bawah 20 tahun. Sedangkan The convetion on the rights of the child mendefinisikan

anak-anak sebagai orang yang berusia dibawah 18 tahun. Who (2008),

mendefinisikan anak-anak antara usia 0-14 tahun karena diusia inilah resiko

cenderung menjadi besar.2,8

Masa perkembangan anak di bagi oleh oleh banyak ahli dalam beberapa

periode dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang jelas tentang definisi dan

perkembangan anak. Hal ini disebabkan kareana pada saat- saat tertentu anak-anak

secara umum memperlihatkan ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama.

Mernurut kartono (2009), periode perkembangan anak terdiri dari masa bayi berusia

17

Page 18: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

0-1 tahun (periode vital), masa kanak-kanak usia 1-5 tahun (periode estatis) masa

anak-anak sekolah dasar usia 6-12 tahun (periode intektual) dan periode pueral usia

12-14 tahun (pra pubertas atau puber awal).9

2.5 MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI DI DENTAL

RADIOGRAFI PADA PASIEN ANAK

Prosedur radiografi mungkin menjadi salah satu pelayanan perawatan

pertama kali yang di terima oleh anak-anak. Pengalaman tersebut harus senyaman

mungkin, sehingga hal ini dapat di gunakan sebagai batu loncatan dalam pengarahan

tingkah laku anak yang baik melaui perawatan giginya. Kebanyakan anak-anak

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kecuali mereka pernah trauma akibat

pengalaman yang tidak menyenangkan di rumah sakit maupun klinik gigi, mereka

lebih ingin tahu daripada berdiam diri. Biasanya hal yang terbaik yang dilakukan

adalah menyapa dan membawa si anak dari ruang tunggu ke ruangan X-Ray tanpa

orang tuanya, berbicara dan menunjukkan pada si anak beberapa peralatan yang

biasanya digunakan dan gambar-gambar radiografi pada anak-anak lain akan

membantu si anak.10

Dokter gigi harus memiliki kemampuan dasar untuk mencegah daripada

mengobati. Dasar dari diagnosis dan rencana perawatan yang akurat didasarkan atas

riwayat medis dan gigi yang komprehensif melalui pengamatan klinis dan diagnosis

radiografi. Untuk mendapatkan diagnosis radiografi pada pasien anak-anak dengan

keluhan gigi adalah hal yang paling sulit dicapai, bukan hanya dari tindakan teknik

saja (ukuran dari mulut yang kecil, kesulitan menempatkan film intra oral, palatum

18

Page 19: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

relatif dangkal) namun juga di karenakan oleh rasa takut orang tua, adanya masalah

pengertian, anak sukar mengontrol lidah dan otot-otot lainnya serta sukar dalam hal

kooperatif. Pada anak yang lebih dewasa juga bisa menjadi tidak kooperatif karena

beragam alasan, seperti rahang terlalu kecil sehingga sulit meletakkan film secara

baik, rasa takut untuk tertelannya film, takut akan prosedurnya itu sendiri atau refleks

muntah.10

2.6 PENANGANAN DAN TEKNIK DENTAL RADIOGRAFI PADA

PASIEN ANAK

Pada pasien yang sangat muda usia di bawah 3 tahun yang membutuhkan

tindakan radiografi, dokter gigi harus di bekali dengan teknik yang baik agar jangan

sampai terjadi trauma psikologi. Langkah pertama untuk mengurangi rasa takut atau

cemas seorang anak dalam perawatan giginya adalah dengan menjelaskan apa yang

dokter gigi rencanakan. Untuk dokter giginya lakukan dengan bahasa yang mudah

dimengerti oleh anak, memperlihatkan obyek melakukan tindakan yang sesuai

dengan penjelasan yang diperlihatkan tadi kepada anak dikenal dengan teknik TSD

(tell, show, do). Sebagai contoh mesin X-Ray dapat dijelaskan sebagai kamera yang

akan mengambil gambar gigi mereka. Si anak seharusnya diberikan paket film untuk

dapat dirasakan dan di pegang, ini bisa jadi tidak dibungkus, sehingga si anak dapat

melihat letak film dimana. Jika suatu film, suatu film holder digunakan, si anak

seharusnya diperbolehkan untuk memeriksa dan memegangnya. Yakinkan pada anak

kamera tidak akan menyentuh mukanya dan bukan suatu obyek yang ditakuti.8

19

Page 20: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Keseluruhan gambar seharusnya dijelaskan dengan hati-hati dan berulang.

Jika diperlukan suatu operator seharusnya menunjukan cara memegang dan

memperlihatkannya agar tidak bergerak. Jangan dilakukan pengambilan gambar

sebelum si anak siap secara emosional. Gambaran radigrafi pada gigi anterior

seharusnya dilakukan pertama sekali untuk mendapatkan kepercayaan diri anak dan

agar terbiasa dengan film yang ada di mulutnya. Pengambilan gambar jangan terlalu

lama, sebab anak masih terlalu kecil dengan struktur tulang yang kecil dan kurang

padat. Pada anak yang keras kepala, takut, sulit diatur dan menunjukkan respon yang

kurang baik, keluarga dapat menemani dalam ruangan. Keluarga mempunyai hak

untuk bertanya atas tindakan radiografi yang akan dilaksanakan oleh dokter gigi.

Namun dokter gigi mempunyai tanggung jawab untuk menolak perawatan jika

pasien tidak mau menerima tindakan radiografi. Orang tua tidak dapat membantah

tindakan kompeten yang harus dilakukan oleh dokter gigi.8

Untuk mendapatkan kooperatif yang maksimal pada anak usia di bawah 3

tahun, mungkin diperlukan anak dapat dipangku orang tuanya ketika dilakukan

pengambilan radiografi. Posisi ini dapat mengurangi rasa cemas pada anak sehingga

anak dapat lebih tenang dan hasil yang didapatkan lebih baik. Si anak didudukkan di

pangkuan ibunya merangkul bagian atas dari tubuh si anak dan kaki orang tuanya

menjepit di bagian bawah tubuh si anak. 10

Tindakan ini tidak hanya memberikan rasa aman secara emosional bagi anak,

juga meningkatkan sikap kooperatif anak dan memberikan kemampuan bagi orang

tua untuk menahan pergerakan yang tiba-tiba dari si anak. Mendapatkan gambaran

radiogafi pertama sulit karena banyak anak memiliki kesulitan untuk

20

Page 21: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

mempertahankan film di dalam mulutnya selama beberapa periode waktu. Pastikan

posisi yang tepat pada operator dan tube sinar sebelum meletakkan film di dalam

mulut si anak. Posisi yang diatur seperti snap A-Ray dapat digunakan orangtua

sebagai bantuan dalam meletakkan dan mengamankan film.10

Untuk memperoleh perlindungan yang adekuat bagi orangtua dan anak

dengan memakai lempengen apron untuk mengurangi paparan sinar radiasi. Jika

anak tidak koopearatif dan kemudian menolak tindakan orang dewasa kedua dapat

membantu bekerjasama untuk menghasikan radiografi yang baik dan orang dewasa

pertama menahan si anak seperti yang di gambarkan sebelumnya lalu orang dewasa

kedua menstabilkan kepada si anak dengan satu tangan, sementara posisi tangan

yang lain pada alat snap A-Ray di dalam mulut pasien. Pada suatu keadaan tertentu

dapat dilakukan oleh operator untuk melakukan tugas ini. Jika si anak tetap tidak

kooperatif kemungkinan diperlukan tindakan pengamanan dengan menggunakan

tindakan farmakologi secara inhalasi, oral atau sedikit parental.10

Ada banyak teknik untuk mengatasi masalah-masalah yang dikemukakan

tadi. Tipe dari radiografi yang dibutuhkan untuk anak-anak sangat berubah-ubah.

Seleksi dari bentuk, ukuran, dan kualitas dari film tergantung dari kesehatan gigi

anak, umur dan kemampuan untuk kooperatif dengan prosedur.8

Tabel 1 Menggambarkan pilihan radiografi untuk anak-anak. 6

Kategori pasien Gigi decidui Gigi bercampurPasien baru Posterior bite wing jika

daerah inter proksimal tidak dapat dilihat secara klinis

Periapikal oklusal, bite wing film atau panoramic

Pemanggilan ulang pasienFrekuensi karies tinggi atau karies resiko tinggi

Posterior bite wing setiap 6 bulan sampai terlihat tidak ada gigi karies

21

Page 22: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Frekuensi karies rendah atau karies resiko rendah

Posterior bite wing setiap 12-24 bulan

Evaluasi pertumbuhan dan perkembangan

Biasanya tidak dibutuhkan Periapikal dan oklusal film atau panoramik film.

Tabel 2 Merupakan pedoman yang direkomentasikan oleh American Dental Assosiation.6

Anak-anak DewasaKategori pasien Gigi decidui

(erupsi gigi permanen pertama)

Gigi bercampur (mengikuti erupsi dari gigi permanen pertama)

Gigi permanen (erupsi gigi molar 3)

Pasein baruSemua pasien baru untuk memelihara, menilai penyakit pada gigi dan pertumbuhan perkembangan

Posterir bite wing pada permukaan proksimal dari gigi decidui yang tidak dapat dilihat atau di probe

Periapikal / oklusal dan posterior bite wing atau panoramik

Posterior bite wing dan pemilihan periapikal. Pemeriksaan radiografi pada gigi yang sudah komplit sangat tepat ketika pasien hadir dengan keterangan dari penyakit umum giginya atau riwayat pengobatan gigi.

Pemanggilan ulang pasienKlinis karies atau faktor resiko tinggi

Posterior bite wing. Interval 6 bulan atau selama tidak terlihat lesi karies

Posterior bite wing. Interval 6-12 bulan atau sampai tidak terlihat lesi karies

Tidak ada karies secara klinis atau tidak ada faktor resiko terjadinya karies

Posterior bite wing. Interval 12-24 bulan

Posterior bite wing. Interval 18-36 bulan

Penyakit periodontal atau riwayat pengobatan penyakit periodontal

Pemilihan periapikal dan posterior bite wing pada daerah dimana terdapat penyakit periodontal (tidak spesifik pada gingivitis) dapat diperlihatkan secara klinis

Pertumbuhan dan perkembangan

Biasanya tidak diindikasikan

Periapikal / oklusal atau panoramik

Periapikal atau panoramic

22

Page 23: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Bite wing

Bite wing film biasanya digunakan untuk melihat karies proksimal, jadi bagi

anak dengan mulut yang kecil dapat digunakan. Ukuran paling kecil yang tersedia

yaitu ukuran film 0 atau film anak-anak. Sebagai tindakan alternatif lainnya dengan

melekukkan film (jangan letakkan bagian lekukan yang tajam) sehingga film dapat

diakomodasikan mengikuti bentuk rahang yang tidak menekan jaringan lunak. Harus

dicatat bahwa membengkokkan film meningkatkan distorsi dari gambaran radiografi

pada daerah apikalnya.11

Penggunakan alat snap A-Ray dengan ukuran film # No 1 sebagai sebuah

pegangan. Bite wing akan mengurangi penekanan dari jaringan lunak, menggunakan

film dengan ukuran # No 0. Dengan gambaran seperti ini sayangnya akan

mengurangi jumlah struktur gigi yang dapat dideteksi pada film.11

Alat snap A-Ray juga sebagai tambahan yang bermanfaat pada teknik

radiografi pada pasien yang takut akan tertelannya film. Dengan menggigit pada

pemisah yang besar dan melihat dikaca mereka dapat diyakinkan untuk tidak

menelan film. 11

Bagi pasien yang takut radiografi, teknik desentisasi (mengurangi rasa takut)

dibutuhkan untuk mendapatkan sikap kooperatif dari pasien. Teknik desensitisasi

memberikan gambaran terhadap si anak akan adanya stimulus yang baru atau adanya

peningkatan pengalaman, sebagai contoh seperti lolipop radiograf. Si anak di berikan

permen lolipop tanpa gula untuk dijilat. 10

Setelah beberapa jilatan lolipop diambil dari anak dan film direkatkan pada

lolipop dengan karet elastik ortodonsi pada sisi lingual film. Lolipop dengan film

23

Page 24: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

yang terekat dikembalikan pada anak yang kemudian disuruh untuk menjilat lolipop

lagi. Setelah beberapa jilatan anak diperintahkan menahan lolipop didalam mulutnya

sementara kita mengambil gambar gigi. 8

Anak mendapatkan prosedur radiografi yang menyenangkan sehingga

desensitisasi akan kebenaran bagian posterior yang lebih sulit dapat diperoleh.

Radiografi bagian posterior dapat diperoleh dengan cara yang lebih menyenangkan

dengan memperkenalkan mereka terhadap rasa yang menyenangkan dari rasa permen

karet. Sebelum meletakkan film di mulut pasien, aplikasi pasta gigi rasa permen

karet ke film. Si anak akan lebih mudah menerima penempatan film.8

Jika penempatan film intraoral tidak memungkinkan pada anak, film

ekstraoral dapat menggantikan variasi dari teknik obliq lateral. Kaset diposisikan

dengan cara biasa, tapi pusat penyinaran diatur dari belakang sudut mandibula pada

posisi yang berseberangan seperti film intraoral tapi lebih baik daripada tidak sama

sekali.8,10

Jika tidak tersedia kaset ekstraoral di klinik, selembar film oklusal dapat

ditukar tapi dengan syarat menambah penyinaran radiasi kepada pasien. Lama

penyinaran mendekati 1,5 detik akan dibutuhkan karena penambahan jarak fokal film

(FFD). Hasil radiografi akan memberi beberapa nilai diagnosis.8

BAB III

24

Page 25: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

KERANGKA KONSEP

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

25

Dental Radiografi

Anak-anak

Kerjasama orang tua Ketersedian alat dan

bahan

Masalah yang sering timbul

Tidak kooperatif Rahang kecil Refleks muntah Takut, dll

Rentan mengalami

kerusakan pada gigi dan mulutnya

Butuh penanganan khusus

Tingkat pengetahuan operator

Skill operator (perilaku)

Page 26: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Variabel Penelitian

1. Variabel independen : pengetahuan dan perilaku mahasiswa kepaniteraan

Kedokteran Gigi Unhas.

2. Variabel dependen : penanganan pasien anak di klinik radiografi.

26

Page 27: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik.

4.2 DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study.

4.3 WAKTU PENELITIAN

Waktu dilakukannya penelitian pada bulan Februari – April 2013.

4.4 SAMPEL PENELITIAN

Pada penelitian ini sampel yang diteliti adalah seluruh mahasiswa

kepaniteraan Kedokteran Gigi Unhas yang menangani pasien anak di bagian

dental radiology selama penelitian berlangsung.

4.5 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian di kedua Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas

Kedokteran Gigi Unhas yang bertempat di jalan Tamalanrea.

27

Page 28: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

4.6 KRITERIA SAMPEL

a. Kriteria Inklusi :

Mahasiswa yang hadir dan bersedia mengisi kuisioner pada saat

penelitian dilakukan.

b. Kriteria Eksklusi :

Mahasiswa yang hadir tetapi belum masuk bagian dental radiology.

4.7 ALAT YANG DIGUNAKAN

a. Alat tulis

b. Lembaran kuisioner

4.8 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

a. Pengetahuan dan perilaku mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi

unhas adalah suatu wawasan atau pengetahuan yang dimiliki oleh

mahasiswa klinik atau mahasiswa koas kedokteran gigi unhas yang

diukur dengan kuisioner.

b. Menangani pasien anak dibagian dental radiology adalah mengatur

atau menangani pasien anak di bagian dental radiology.

4.9 PROSEDUR PENELITIAN

a. Sebelum penelitian dilaksanakan, survey awal dilakukan untuk

mengetahui dan mendata jumlah mahasiswa klinik yang terdaftar di

Fakultas Kedokteran Gigi Unhas.

b. Peneliti menentukan sampel melalui kriteria sampel dan menghitung

sampel.

28

Page 29: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

c. Setelah sampel penelitian ditentukan dan didapatkan, penelitian

dinyatakan dimulai. Peneliti membagikan kuesioner untuk dijawab

sampel serta peneliti melakukan pengamatan pada perilaku sampel

dalam menangani pasien anak di klinik radiologi.

d. Data dari kuesioner kemudian akan dikumpulkan, dinilai, dan

dilakukan pengolahan data, sehingga diperoleh hasil penelitian.

4.10 KRITERIA PENILAIAN

Pengolahan kuesioner dilakukan dengan mengelompokkan jawaban yang

sama dari setiap pertanyaan dan disajikan dalam bentuk grafik kemudian

dikategorikan berdasarkan skala Guttman :

Range nilai pada kuesioner adalah:

1 : Jika responden menjawab benar

0 : Jika responden menjawab salah

Cara Perhitungan :

Jumlah pertanyaan : 15

Skor tertinggi = 1 x 15 pertanyaan = 15 (100%)

Skor terendah = 0 x 15 pertanyaan = 0 (0%)

Kemudian diukur dengan rumus:

I = R/K

I = Interval Kelas

R = Range = skor tertinggi – skor terendah

K = Jumlah kategori = 2

29

Page 30: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Maka I = 100% - 0% = 100% /2 = 50%

Jadi skor standar 100% - 50% = 50 %

Kriteria Objektif:

Baik : Jika skor jawaban responden ≥ 50%

Kurang baik : Jika skor jawaban responden < 50%

4.11 DATA PENELITIAN

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti selama penelitian

berlangsung.

b. Pengolahan data

Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan SPSS for Windows versi 16.

c. Analisis data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data

uji hubungan dengan menggunakan uji Chi-Square (X2).

Uji Chi-Square (X2) menurut Stang (2005) digunakan jika:

1. Tujuan untuk uji perbandingan/asosiasi.

2. Skala pengukuran nominal dan ordinal.

X ²=∑ (O−E) ²E

Keterangan :

X² : Chi-Square

30

Page 31: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

O : frekuensi yang diobservasi

E : frekuensi yang diharapkan

Ʃ : Penjumlahan semua kategori

Menurut Stang (2005), kasus 2x2 penggunaan Chi-Square

(X) hendaknya mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Jika sampel > 40 gunakan (X2) hendaknya koreksi kontinyuitas

(Yate’s Corrected).

b. Jika sampel antara 21-40, jika semua nilai expected (E) lima atau

lebih gunakan (X2) dengan koreksi kontinyuitas (Yate’s Corrected).

Tetapi jika terdapat nilai E kurang dari lima gunakan uji Fisher

(Fisher’s Exact Test).

c. Apabila sampel ≤ 20, gunakan uji Fisher’s Exact Test untuk kasus

apapun.

Rumus Yate’s Correction digunakan jika semua nilai E lima

atau lebih:

X2 = n(|ad−bc|−n/2)2

(a+b ) ( c+d ) (a+c )(b+d )

Dimana:

X2 = Nilai Yate’s Correction

n = Besar sampel

31

Page 32: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Rumus Fisher’s Exact Test digunakan jika terdapat nilai E

kurang dari lima:

p = (a+b )! ( c+d )! (a+c )! (b+d )!

n !a !b ! c !d !

Dengan menggunakan kemaknaan α = 0,05 maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

1. H0 ditolak jika p < 0,05 maka Ha diterima, dengan demikian ada

hubungan antara variabel independen dengan dependen.

2. H0 diterima jika p > 0,05 maka Ha ditolak, dengan demikian tidak

ada hubungan antara variabel independen dengan dependen.

Koefisien φ (Phi) digunakan untuk mengetahui kuatnya

hubungan jika hasil uji Chi-Square (X2) pada tabel kontingensi 2x2

bermakna. Adapun rumus koefisien φ (Phi):

φ = |ad−bc|

√( a+b ) (c+d ) (a+c )(b+d )

Adapun indeks keeratan hubungan yang digunakan adalah

yang dikemukakan oleh Sugiyono :

Interval

Koefisien

Tingkat

Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

32

Page 33: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

d. Penyajian data

Penyajian data pada penelitian ini berupa penyajian dalam

bentuk tabel distribusi

4.12 BAGAN ALUR PENELITIAN

33

Page 34: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mengenai pengetahuan dan prilaku mahasiswa

kepaniteraan kedokteran gigi unhas dalam menangani pasien anak. Penelitian ini

dilakukan pada tanggal 1 Februari – 30 April 2013 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Unhas. Penelitian ini melibatkan mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi. Penelitian

ini menggunakan metode subyek penelitian sehingga seluruh mahasiswa yang ada

ditempat penelitian sebagai subyek penelitian selama penelitian berlangsung,

seluruhnya berjumlah 33 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik sehingga

pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan

observasi langsung. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner bagi

mahasiswa kepaniteraan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Tabel 1 Karateristik responden sesuai kelompok jenis kelamin.

Jenis kelamin Jumlah(n)

Persentase(%)

Perempuan 23 69,7Laki-laki 10 30,3

Total 33 100

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 33 responden mahasiswa kepaniteraan

kedokteran gigi, diperoleh data bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin

34

Page 35: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

perempuan yaitu sebanyak 23 (69,7%) responden dan yang paling sedikit berjenis

kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10 (30,3%) responden.

Tabel 2. Tingkat pengetahuan responden mengenai penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology

Indikator Frekuensi Presentasi

Baik 30 90,9

Kurang baik 3 9,1

Sumber : Data diolah 2013

Grafik 1. Tingkat pengetahuan responden mengenai penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

Pengetahuan

0

5

10

15

20

25

3030

3

Baik Kurang baik

Dari tabel 1 dan grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi unhas pada RS Gigi

dan Mulut di bagian dental radiology adalah baik sebanyak 30 (90,9%) dan

kurang baik sebanyak 3 (9,1 %).

35

Page 36: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Tabel 3. Perilaku responden terhadap penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology

Indikator Frekuensi Presentasi

Baik 30 90,9

Kurang baik 3 9,1

Sumber : Data diolah 2013

Grafik 2. Tingkat perilaku responden mengenai penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

Perilaku0

5

10

15

20

25

30

BaikKurang baik

Dari tabel 3 dan grafik diatas menunjukkan bahwa perilaku

mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi unhas pada RS Gigi dan Mulut di

bagian dental radiology adalah baik sebanyak 30 (90,9%) dan kurang baik

sebanyak 3 (9,1%).

36

Page 37: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

Tabel 4. Hubungan pengetahuan dengan perilaku responden terhadap penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

Pengetahuan

Perilaku penanganan pasien anak Total

p = 0,000φ = 1,000

Baik Kurang baikn % N % n %

Baik 30 100 0 0 30 100Kurang baik 0 0 3 100 3 100

Total 30 90,9 3 9,1 33 100Sumber: Data Primer, 2013

Hasil uji korelasi dengan Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p (value) =

0,000. Karena nilai p (value) 0,000 < 0,05 maka hipotesis nol ditolak, hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku responden

terhadap penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

Kemudian diperoleh nilai koefisien φ (Phi) = 1,000 ini menunjukkan bahwa terdapat

kekuatan hubungan sangat kuat antara pengetahuan dengan perilaku responden

terhadap penangan pasien anak pada RS Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

37

Page 38: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan dan

perilaku kepaniteraan Kedokteran Gigi Unhas dalam menanganai pasien anak pada

Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

Pada penelitian ini jumlah subyek penelitian ialah sebanyak 33 mahasiswa

kepaniteraan. Penelitian dilakukan selama 2 bulan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut

bagian dental radiology dengan cara memberikan kuisioner pada mahasiswa

kepaniteraan yang akan melakukan foto roentgent gigi pada pasien anak, kemudian

peneliti mengamati perlakuan pemotretan yang dilakukan oleh mahasiswa

kepaniteraan tersebut.

Pada tabel 1 menunjukkan karateristik responden berdasarkan jenis kelamin

bahwa dari 33 responden mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi, diperoleh data

sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 (69,7%)

responden dan yang paling sedikit berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 10

(30,3%) responden.

Tabel 2 menunjukkan persentasi tingkat pengetahuan mahasiswa

kepaniteraan kedokteran gigi unhas pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian

dental radiology dengan kategori baik sebanyak 90,9% (30 mahasiswa) sedangkan

kategori kurang baik sebanyak 9,1 % (3 mahasiswa). Hal ini berarti tingkat

pengetahuan mahasiswa kepaniteraan Kedokteran Gigi Unhas dalam penanganan

38

Page 39: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

pasien anak pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian dental radiology masih

dalam kategori baik.

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa persentasi perilaku mahasiswa

kepaniteraan kedokteran gigi unhas pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian

dental radiology adalah kategori baik sebanyak 90,9% (30 mahasiswa) sedangkan

kategori kurang baik ialah sebanyak 9,1% (3 mahasiswa). Dengan demikian tingkat

perilaku mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi unhas dalam penanganan pasien

anak pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian dental radiology adalah baik.

Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui hubungan pengetahuan

dengan perilaku mahasiswa kepaniteraan terhadap penangan pasien anak pada

Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian dental radiology. Hasil penelitian ini

menunjukkan dari hasil uji korelasi dengan Fisher’s Exact Test diperoleh nilai p

(value) = 0,000. Karena nilai p (value) 0,000 < 0,05 maka hipotesis nol ditolak, hal

ini berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku responden

terhadap penanganan pasien anak pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut di bagian dental

radiology. Kemudian diperoleh nilai koefisien φ (Phi) = 1,000 ini menunjukkan

bahwa terdapat kekuatan hubungan sangat kuat antara pengetahuan dengan perilaku

responden terhadap penangan pasien anak pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut di

bagian dental radiology.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang hubungan penyikatan gigi

dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siwa-siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu

Imambukhari oleh Eriska Riyanti dkk (2005) yang hasilnya menunjukkan terjadi

perubahan tingkat kebersihan gigi dan mulut yang diukur dengan penurunan indeks

39

Page 40: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

plak pada siswa-siswi yang sebelumnya mendapatkan penyuluhan penyikatan gigi

yang baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh

seseorang sangat efektif dalam menunjang perilaku sehubungan dengan pengetahuan

siswa-siswi tersebut.12 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yonan Herianto dkk tentang hubungan antara pengetahuan, persepsi dan sikap

terhadap kesehatan gigi dengan status kesehatan gigi pada siswa tuna netra di panti

sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Bandung, yang hasilnya menunjukkan

terdapat pengaruh pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tuna netra dalam perilaku

menjaga kesehatan gigi dan mulutnya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan

terhadap status kesehatan giginya.13

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ialah domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dokter

gigi yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara merawat kesehatan gigi dan

mulut masyarakat juga akan membentuk sikap dan perilaku yang baik dalam bentuk

pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada pasienya, tanpa terkeuali

pada pasien anak di bagian dental radiology.

40

Page 41: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

BAB VII

PENUTUP

7.1 SIMPULAN

a. Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut merupakan indikator

dalam penanganan pasien anak baik itu di bagian dental radiology.

b. Terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku terhadap penanganan

pasien anak oleh mahasiswa kepaniteraan kedokteran gigi pada Rumah

Sakit Gigi dan Mulut di bagian dental radiology.

7.2 SARAN

a. Kiranya mahasiswa kepaniteraan Kedokteran Gigi Unhas membekali diri

dengan pengetahuan yang lebih baik dalam penanganan pasien anak

khususnya di bagian dental radiology.

b. Pengenalan pentingnya kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya

pemeliharaan kesehatan sebaiknya dilakukan sejak usia dini kepada anak,

ini membutuhkan kerjasama dan orang tua.

41

Page 42: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

DAFTAR PUSTAKA

1. Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melalui perubahan perilaku anak: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. hal 1-22. Diakses 2012 Okt 12. Diunduh dari: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38- 2 .

2. Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Majalah Kedokteran Gigi. 2005; 38(3): 130-4.

3. Sarianoferni, Arya B. Proteksi radiasi di bidang kedokteran gigi. Denta Jurnal Kedokteran Gigi. 2006; 1(1): 54-7.

4. The use of dental radiographs Update and recommendations. American Dental Association Council on Scientific Affairs JADA [serial on the internet] 2006 Sep [cited 2012 Okt 12]; 37: Available from: URL: http://jada.ada.org.

5. Soekidjo N. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, Inc; 2007.p.57-68.

6. Whaites E, R.A. Cawson, editors. Essentials of dental radiography and radiology.3 rd ed. New York: Churchill livingstone; 2003.

7. White SC, Pharoah MJ, editor. Oral radiology principles and interpretation. USA: Mosby; 2000.

8. Guideline on Prescribing Dental Radiographs for Infants, Children, Adolescents, and Persons withSpecial Health Care Needs. American Academy of pediatric dentistry. From: American Dental Association, US Food & Drug Administration. The Selection of Patients For Dental Radiograph Examinations [serial on the internet] 2012 [cited 2012 Okt 12]; 34(6). Avalaible from: URL: www.ada.org.

9. Rusli M, Gondhoyoewono T. Pengaruh metode bermain terhadap penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti [serial on the internet] 2009 [cited 2012 Okt 12]. Avalaible from: URL: http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_conten&taks=view&id=731&itemid=1 .

10. Espelid I. Mejare I. EAPD Guidelines for use of radiographs in Children. European journal of paediatric dentristry. 2003; 1: 40-8.

11. Kogon SL, Mckay AE, Maclean DF. The validity of bitewing radiographs for the dental identification of children. Jounal of forensic sciences JFSCA. 1995; 40(6): 1055-7.

42

Page 43: repository.unhas.ac.idrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5967... · Web viewKegunaan foto Rontgen gigi yaitu: Untuk mendeteksi lesi, dll. Untuk membuktikan suatu diagnosis

12. Riyanti E,Chemiawan E, Rizalda RA. Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari. [serial on the internet] 2005 [cited 2012 Okt 12]. Available from: http://studentresearch.umm.ac.id/research/download/umm_student_research_abstract_75.pdf .

13. Herianto Y, Niken W, Bambang P. Hubungan antara pengetahuan, persepsi dan sikap terhadap kesehatan gigi dengan status kesehatan gigi pada siswa tuna netra di panti sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Bandung. Sains Kesehatan. 2005; 18 (2): 237-48.

43