ferdinandusnipa.files.wordpress.com · Web viewIa sekali-sekali membolak balik jurnal-jurnal...
Transcript of ferdinandusnipa.files.wordpress.com · Web viewIa sekali-sekali membolak balik jurnal-jurnal...
BAB 1
PROSES PELAKSANAAN PENELITIAN
Apakah itu penelitian? Penelitian adalah sebuah proses di mana anda melakukan
seperangkat langkah yang logis. Di dalam bab ini, kita akan mendefenisikan apa itu
penelitian, akan kita diskusikan kenapa penelitian itu penting, akan kita ajukan enam
langkah dalam melakukan penelitian, dan akan kita identifikasi bagaimana kita bisa
melakukan penelitian secara etis dengan memanfaatkan ketrampilan-ketrampilan yang
sudah kiata miliki.
Pada akhir bab ini, anda diharapakan akan mampu:
Mendefenisikan penelitian pendidikan
Mengidentifikasi tiga alasan kenapa penelitian itu penting
Menyebutkan enam langkah yang biasanya diikuti oleh para peneliti dalam sebuah
proses penelitian
Mengidentifikasi isu-isu etika penting dalam pelaksanaan penelitian
Melakukan refleksi terhadap ketrampilan-ketrampilan yang anda gunakan dalam
proses penelitian
Maria, seorang guru dengan pengalaman mengajar selama 10 tahun, mengajar bahasa
Inggeris pada sekolah menengah metropolitan yang berukuran sedang. Pada masa
terakhir, sejumlah insiden, di beberapa sekolah, terjadi pada para siswa dalam hal
pemilikan senjata:
Seorang guru menemukan siswa kelas 10 menyembunyiakn sebuah pisau di
dalam locker-nya;
Seorang siswa kelas 12 mengancam siswa lain, dengan mengatakan, “ia takkan
melihat cahaya matahari lagi” kecuali apabila ia berhenti mengganggunya;
Di sebuah sekolah menengah yang berdekatan, seorang siswa memperlihatkan
senjata tangan (handgun) kepada siswa lainnya di luar sekolah;
Insiden-insiden ini merupapakan peringatan bagi para pejabat dinas pendidikan, para
administrator sekolah dan para guru. Kepala sekolah membentuk sebuah komite yang
terdiri dari para aministrator dan guru-guru untuk menyusun petunjuk tentang bagaimana
sekolah harus memberikan respon terhadap situasi ini. Dalam menanggapi seruan agar
para guru megambil bahagian dalam komite ini, Maria dengan seketika mencalonkan diri
secara suka rela.
1
Maria melihat tugas komite sekolah dan persyaratan penelitian pada program
pasca sarjana merupakan peluang yang saling mendukung untuk melakukan penelitian
tentang tindak kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah. Dari mana dia harus mulai?
Situasi Maria yang mencoba menyeimbangkan antara peranan ganda sebagai
seorang profesional dan seorang mahasiswa program pasca sarjana boleh jadi tidak asing
lagi bagi anda. Coba perhatikan situasi penelitian yang dihadapi saat ini:
Maria menyadari perlunya penanganan isu penting ini secara cermat – kekerasan
dan kepemilikan senjata di sekolah – walaupun ia sebenarnya baru dalam dunia
penelitian. Walaupun demikian, dia bukanlah orang asing yang mencari topik-
topik ini di perpustakaan atau mencarinya di iternet, apabila ia memiliki
pertanyaan tentang sesuatu hal. Ia sekali-sekali membolak balik jurnal-jurnal
penelitian, seperti High School journal, the Journal of Educational Research,
dan Theory into Practice, di perpustakaan sekolahnya dan pernah mendengar
guru-guru lain berbicara tentang kajian-kajian penelitian berkenaan dengan
kekerasan di sekolah ini. Walaupun dia tidak memiliki latar belakang penelitian,
ia berharap bahwa penelitian akan menghasilkan temuan-temuan pentng bagi
komite sekolahnya dan juga membantunya memenuhi persyaratan untuk
melakukan penelitian berskala kecil untuk gelar pasca sarjananya.
Untuk menyelesaikan penelitian yang diwajibkan bagi program pasca sarjananya,
Maria harus menanggulangi rasa takut untuk merancang dan melaksanakan
sebuah penelitian. Untuk itu, ia perlu berpikir tentang penelitian yang bukan
berkala besar tapi seperangkat langkah-langah kecil dan dapat dilakukan.
Mengetahui langkah-langkah kecil ini merupakan kunci bagi keberhasilan
merencanakan dan menyelesaikan penelitiannya.
Situasi anda boleh jadi sama dengan situasi yang dihadapi oleh Maria. Pada tahap ini,
perhatian anda boleh jadi dimulai dengan pertanyaan “Apa itu penelitian?”
APAKAH ITU PENELITIAN?
Research (penelitian) adalah sebuah proses langkah demi langkah yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman kita tentang
sesuatu topik atau isu. Pada tataran umum, penelitian terdiri dari tiga langkah:
Mengajukan pertanyaan
Mengumpukan data untuk menjawab pertanyaan
Menyajikan jawaban terhadap pertanyaan
2
Proses ini sebenarnya tidak asing lagi. Anda terlibat dalam mencari solusi terhadap
masalah hampir setiap hari dan anda mulai dengan sebuah pertanyaan, mengumpulkan
informasi, dan kemudian membangun jawaban. Walaupun masih ada beberapa langkah
lagi di dalam penelitian disamping tiga langkah disebutkan terdahulu, ini merupakan
kerangka menyeluruh bagi sebuah penelitian. Apabila anda melihat sebuah penelitian
yang sudah dipublikasikan, atau melaksanakan penelitian anda sendiri, anda akan
menemukan ketiga bahagian ini sebagai unsur inti.
KENAPA PENELITIAN PENTING?
Tidak semua pendidik memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap penelitian. Bagi
beberapa orang, penelitian boleh jadi kelihatannya sebagai sesuatu yang penting hanya
bagi para dosen yang berada di menara gadingnya perguruan tingg dan universitas.
Walaupun benar bahwa para dosen di perguruan tinggi dan unversitas menilai dan
melakukan penelitian, personalia yang terdapat di seting-seting pendidikan lainnya juga
membaca dan menggunakan penelitian, seperti psikolog sekolah, kepala sekolah, anggota
dewan pendidikan, para pendidik yang bergerak dalam bidang pendidikan orang dewasa,
para administrator perguruan tinggi, dan para mahasiswa program pasca sarjana.
Penelitian itu penting dengan tiga alasan.
Penelitian Menambah Pengetahuan Kita
Para pendidik selalu berupaya melakukan perbaikan yang berkelanjutan. Ini
memerlukan penanganan masalah atau isu dan berupaya mencari solusi yang potensial
tehadap masalah. Adding to knowledge (menambah pengetahuan) bermakna bahwa para
pendidik melakukan penelitian untuk bisa memberikan kontribusi terhadap informasi yang
ada tentang isu. Kita semua menyadari akan isu-isu pendidikan yang menantang yang
diperdebatkan dewasa ini, seperti memasukkan pendidikan tentang AIDS ke dalam
kurikulum sekolah.
Penelitian memainkan peranan penting dalam menangani isu-isu ini, Melalui
penelitian, kita mendapatkan hasil yang membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan
setelah kita mengakumulasikan hasil-hasil ini, kita memiliki pemahaman yang lebh
mendalam tentang masalah-masalah. Dengan cara begini, para peneliti kayak tukang batu
bata yang membangun dinding dari batu bata, setiap saat masing-masing batu bata akan
menjadikan dinding makin luas dan, dalam prosesnya, akan menciptakan sebuah struktur
yang lebih kuat.
3
Bagaimana penelitian secara khusus memberikan kontribusi terhadap dasar
pengetahuan dan bahan kepustakaan yang ada? Sebuah laporan penelitian boleh jadi
menyajikan sebuah penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan dengan
demikian mengisi kekosongan dalam pengetahaun yang ada. Ia juga memberikan hasil-
hasil tambahan untuk mengkonfirmasi atau menolak hasil-hasil penelitian sebelumnya. Ia
bisa membantu menambah bahan kepustakaan tentang sesuatu praktek yang memang
ampuh atau mengembangkan praktek-praktek yang sudah lebih baik yang dilakukan oleh
para pendidik di seting-seting kependidikan. Ia bisa memberikan informasi tentang orang
dan tempat yang sebelumnya belum pernah diteliti. Pada bab 3, kita akan diskusikan
kontribusi ini secara lebih mendalam dan melakukan peninjauan kembali terhadap
masalah ini.
Misalkan anda memutuskan untuk meneliti bagaimana anak-anak sekolah dasar
mempelajari ketrampilan-ketrampilan sosial. Apabila anda meneliti bagaimana anak-anak
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial, dan penelitian terdahulu tidak pernah
menyinggung-nyinggung soal ini, penelitian anda berkaitan dengan adanya kekosongan
(gap) dalam pengetahuan. Apabila penelitian anda menelusuri bagaimana anak-anak
African Americans menggunakan ketrampilan-ketrampilan sosial pada saat pulang dari
sekolah, penelitian anda pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya
akan tetapi akan menguji hasilnya dengan partisipan yang baru pada situs penelitian yang
juga baru. Apabila penelitian anda mengkaji bagaimana anak-anak menggunakan
ketrampilan-ketrampilan sosial pada saat mereka bermain, tidak di halaman sekolah, akan
tetapi pada saat pulang dari sekolah, penelitian anda memberikan kontribusi terhadap
pengetahuan dengan jalan mengembangkan pemahaman kita tentang topik tersebut.
Apabila penelitian anda mengkaji anak-anak wanita pada saat mereka pulang dari
sekolah, penelitian anda akan menambah suara-suara wanita yang sering tidak disuarakan
dalam penelitian. Apabila penelitian anda memiliki implikasi tentang bagaimana
mengajarkan ketrampilan-ketrampilan sosial kepada anak-anak, ia memiliki nilai praktis.
Penelitian Memperbaiki Praktek
Penelitian juga penting karena ia merekomendasikan perbaikan pada praktek.
Bermodalkan hasil-hasil penelitian, para guru dan para pendidik lainnya menjadi para
profesional yang efektif. Keefektifan ini diterjemahkan ke dalam pembelajaran yang lebih
baik bagi anak-anak. Contoh, melalui penelitian, staf yang terlibat dalam program-
program pendidikan guru pada fakultas pendidikan dan keguruan mengetahui lebih banyak
4
tentang pelatihan guru-guru saat ini ketimbang 20 tahun yang lalu. Zeichner (1999)
membuat keringkasan dari dampak penelitian terhadap pelatihan guru selama periode ini
(lihat tabel 1.1). Para pelatih guru-guru dewasa ini memiliki pengetahuan tentang
kemampuan-kemampuan akademik yang dimiliki para siswa, karakteristik program
pelatihan guru yang baik, praktek-praktek dalam program pelatihan guru terkini,
kebutuhan untuk menantang keyakinan-keyakinan dan pandangan-pandangan hidup para
siswa, dan tekanan-tekanan yang dihadapi oleh para pendidik guru (teacher educator) di
dalam lembaga mereka sendiri. Akan tetapi sebelum hasil-hasil penelitian ini memberikan
dampak terhadap pelatihan guru atau aspek apa saja dari pendidikan, para individu di
dalam seting-seting kependidikan perlu menyadari keberadaan hasil-hasil penelitian, tahu
bagaimana membaca laporan-laporan penelitian, mencari konklusi-konklusi penting dari
laporan tersebut, dan menerapkan temuan-temuan tersebut pada situasi-situasi mereka
masing-masing yang unik. Para pendidik yang menggunakan penelitian boleh jadi para
guru PAUD sampai guru kelas 12, para pengawas di kantor-kantor dinas pendidikan,
psikolog yang menangani anak-anak dengan masalah-masalah tingkah laku di sekolah,
atau para pendidik PLS yang mengajar bahasa Inggeris sebagai bahasa asing. Penelitian
boleh jadi membantu individu-individu ini memperbaiki praktek-praktek dalam pekerjaan
mereka.
Penelitian menawarkan kepada para pendidik dalam praktek gagasan-gagasan baru
untuk dipertimbangkan ketika mereka memulai pekerjaan mereka. Dari membaca hasil-
hasil penelitian, para pendidik mengetahui praktek-praktek terkini yang dicobakan di
seting-seting atau situasi-situasi yang lain. Contoh, pendidik orang dewasa yang
menangani para imigran boleh jadi menemukan bahwa interaksi dalam kelompok kecil
yang terfokus pada pemanfaatan objek-objek kultural dari berbagai tanah leluhur bisa jadi
meningkatkan kecepatan para imigran itu menguasai bahasa Inggeris.
Penelitian juga membantu para praktisi pendidikan mengevaluasi pendekatan-
pendekatan yang mereka harapkan akan ampuh menangani individu-individu dalam
seting-seting pendidikan. Proses ini mencakup pengkajian melalui penelitian untuk
menentukan hasil-hasil penelitian mana yang paling bermanfaat. Proses ini diperlihatkan
dalam Diagram 1.1, yang difokuskan pada tiga langkah yang boleh jadi digunakan oleh
guru kelas (Connelly, Dukacz, & Quinlan,1980). Seperti terlihat pada Diagram 1.1,
seorang guru mula-mula menentukan apa yang harus diimplimentasikan di dalam kelas,
kemudian mengkaji alur-alur alternatif penelitian, dan akhirnya menetapkan alur
penelitian mana yang akan membantu mewujudkan apa yang perlu dilakukan.
5
Contoh, seorang guru membaca (reading teacher) memutuskan untuk memasukkan
lebih banyak informasi tentang perspektif budaya ke dalam kelas. Penelitian
merekomendasikan bahwa ini bisa dilakukan dengan interaksi-interaksi di dalam kelas
dengan jalan mengundang pembicara ke dalam kelas (alur A) atau dengan jalan menyuruh
anak-anak berpikir (kognitif) tentang perspektif budaya yang berbeda ketika berbicara
dengan individu-individu pada pusat kebudayaan lokal (alur B). Ini bisa dilaksanakan
dengan jalan menyuruh anak-anak menemukannya di dalam pesan-pesan kultural yang
terkandung di dalam iklan-iklan (alur C) atau mengidentifikasi materi budaya yang
terkandung di dalam pidato-pidato orang-orang yang terkenal (alur D). Sebuah alur
penelitian kemudian dipilih yang membantu guru mewujudkan tujuan yang ingin dicapai
oleh kelas tersebut. Guru tersebut bisa jadi Maria, guru kita yang sedang melaksanakan
penelitian tentang kepemilikan senjata di sekolah dan yang memiliki potensi timbulnya
kekerasan. Maria berharap menyajikan pilihan-pilihan dalam menangani isu ini kepada
komite sekolahnya dan perlu mengidentifikasi alur-alur penelitian yang berguna dan
mempertimbangkan pendekatan-pendekatan yang diambil oleh sekolah-sekolah lain.
Pada tataran yang lebih luas, penelitian membantu pendidik dalam praktek untuk
membangun koneksi dengan para pendidik lain yang sedang menguji coba gagasan-
gagasan yang sama pada lokasi-lokasi yang berbeda. Guru pendidikan luar biasa,
misalnya, bisa jadi membangun koneksi pada konferensi-konferensi penelitian di mana
para individu melaporkan topik-topik yang diminati bersama, seperti penggunaan strategi-
strategi kelompok kecil untuk pengelolaan disiplin di dalam kelas.
Penelitian Memberikan Masukan pada Debat Kebijakan
Disamping membantu para pendidik menjadi praktisi yang lebih baik, penelitian
juga menyediakan wadah percakapan tentang isu-isu penting ketika para pembuat
kebijakan mendebat topik-topik pendidikan. Para pembuat kebijakan boleh jadi bervariasi
dari karyawan pemerintah pusat dan karyawan pemerintah daerah sampai pada anggota
dewan pendidikan dan para adminitrator lokal, dan mereka mendiskusikan dan mengambil
posisi berkenaan dengan isu-isu pendidikan yang mereka anggap penting bagi
konstituennya masing-masing. Bagi individu-individu ini, penelitian menawarkan hasil-
hasil yang bisa membantu mereka menilai berbagai perspektif. Ketika pembuat kebijakan
membaca laporan penelitian tentang sesuatu isu, kepada mereka diinformasikan tentang
perdebatan terkini dan posisi-posisi yang diambil oleh para pejabat publik lainnya. Agar
bermanfaat, penelitian perlu memiliki hasil yang jelas, disarikan dengan cara-cara yang
6
tepat, dan mencakupi bukt-bukt berbasis data. Contoh, penelitian yang bermanfaat bagi
pembuat kebijakan boleh jadi menyarikan alternatif-alternatif tentang:
Kesejahteraan dan pengaruhnya terhadap pendidikan (persekolahan) bagi anak-
anak dari keluarga berpenghasilan rendah
Pilihan sekolah dan argumentasi yang disulkan oleh yang pro atau yang kontra
BEBERAPA MASALAH TERKAIT DENGAN PENELITIAN DEWASA INI
Walaupun penelitian penting, kita harus secara realistis mengevaluasi kontribusinya.
Kadang-kadang hasil penelitian hanya memperlihatkan temuan-temuan yang saling
bertentangan dan samar-samar. Seorang aid dalam bidang pendidikan yang bekerja pada
the Education and Labor Committee of the US House of Representatives, selama 27 tahun
menunjukkan kebingungan: “Saya membaca setiap evaluasi satu demi satu ... mencari
kalimat inti – sebuah kalimat deklaratif—sesuatu yang dapat saya masukkan ke dalam
legislasi (perundang-undangan), dan ternyata sangat sedikit sekali” (Viadero, 1999,
halaman 36). Tidak hanya pembuat kebijakan yang mencari “kalimat deklaratif” yang
jelas, banyak para pembaca laporan penelitian pendidikan mencari beberapa bukti yang
berisi pernyataan langsung tentang isu pendidikan. Walaupun demikian, penelitian
mengakumulasikan hasil-hasilnya lambat sekali, dan apa yang kelihatannya bertentangan
secara bersama-sama, pada waktunya, memperlihatkan makna. Berdasarkan pada
informasi yang sudah diketahui, misalnya, hampir memakan waktu 4 tahun untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mendasar tentang bagaimana seorang ketua jurusan
atau dekan fakultas membantu para dosennya menjadi para peneliti yang baik (Creswell,
Wheeler, Seagren, Egly, & Beyer, 1990).
Masalah lain terkait dengan penelitian adalah berkaitan dengan isu berkenaan
dengan data-data yang masih dipertanyaan. Penulis dari sebuah laporan penelitian
tertentu boleh jadi tidak mengumpulkan informasi dari orang-orang yang memang
memahami dan mengetahui masalah. Jumlah partisipan juga rendah, yang bisa
menimbulkan masalah dalam penarikan konklusi-konklsi statistik yang tepat. Metoda
survai yang digunakan dalam penelitian boleh jadi berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
ambigu dan samar-samar. Pada tataran tekhnis, si peneliti berkemungkinan telah memilih
menggunakan tekhnik statistik yang kurang tepat dalam menganalisis data. Hanya karena
penelitian telah dipublikasikan pada jurnal yang terkenal tidak secara otomatis
menjadikannya sebuah penelitian yang “baik”.
7
Terhadap isu-isu ini, kita bisa menambahkan pernyataan-pernyataan yang tidak jelas
berkenaan dengan tujuan penelitian, kurang terbukanya prosedur-prosedur pengumpulan
data, atau pernyataan-pernyataan yang kurang terartikulasi berkenaan dengan masalah
penelitian yang menggerakkan keseluruhan kegiatan penelitian. Penelitian memang
memimiliki keterbatasan, dan anda perlu tahu bagaimana menganalisis penelitian karena
para peneliti boleh jadi tidak menuliskan laporannya sejelas dan seakurat mungkin. Kita
tidak bisa “menghapus” semua penelitian yang jelek yang dilaporkan di dalam dunia
pendidikan. Walaupun demikian, kita bisa, selaku peneliti yang bertanggung jawab,
berupaya mencari jalan tengah terhadap temuan-temuan penelitian yang berbeda-beda dan
menggunakan prosedur-prosedur yang baik dalam pengumpulan dan penganalisisan data
dan memberikan arah yang jelas bagi penelitian kita.
APA LANGKAH-LANKAH DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN?
Ketika para peneliti melaksanakan sebuah penelitian, mereka bergerak melalui
serentetan langkah yang jelas. Bertahun-tahun yang lalu langkah-langkah ini diidentifikasi
sebagai “metoda ilmiah” dalam penelitian (Kerlinger, 1972; Leedy & Omrod, 2001).
Dengan menggunakan “metoda ilmiah” ini para peneliti:
Mengidentifikasi sebuah masalah yang mendefenisikan tujuan penelitian
Membuat prediksi yang, apabila dikonformasi, merupakan solusi dari masalah
Mengumpulkan data yang relevan terhadap prediksi tersebut
Menganalisis dan menginterpretasi data untuk melihat apakah data tersebut
mendukung prediksi dan menjawab pertanyaan yang menginisiasi penelitian
Sebagaimana diterapkan dewasa ini, langkah-langkah ini memberikan fundasi bagi
penelitian pendidikan. Walaupun tidak semua penelitain mencakup prediksi, anda
melakukan langkah-langkah ini kapanpun anda melakukan sebuah penelitian. Seperti
diperlihatkan dalam Diagram 1.2, the process of research (proses penelitian) terdiri dari
enam langkah:
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Melakukan tinjauan kepustakaan
3. Merumuskan tujuan penelitian
4. Mengumpulkan data
5. Menganalisis dan menginterpretasi data
6. Melaporkan dan mengevaluasi penelitian
8
Mengidentifikasi Masalah Penelitian
Anda memulai sebuah kegiatan penelitian dengan mengidentifikasi sebuah topik
untuk diteliti – biasanya sebuah isu atau masalah dalam bidang pendidikan yang perlu
dicarikan pemecahannya. Identifying a research problem (mengidentifikasi masalah
penelitian) adalah menspesifikkan sebuah isu yang akan diteliti, mengembangkan
justifikasi kenapa hal tersebut perlu diteliti, dan memperlihatkan pentingnya hal tersebut
diteliti bagi audience tertentu yang akan membaca laporan penelitian tersebut. Dengan
menspesifikkan “masalah”, berarti anda membatasi materi dan memfokuskan perhatian
pada aspek yang lebih spesifik dari penelitian. Perhatikan “masalah-masaah” berikut yang
masingnya memiliki manfaat untuk diteliti
Anak-anak belasan tahun tidak belajar bagaimana berhubungan dengan orang-orang
lain di dalam komunitas mereka;
Kebiasaan merokok bagi anak-anak belasan tahun akan berakibat pada banyaknya
kematian prematur
Kebutuhan-kebutuhan, isu-isu atau kontroversi-kontroversi seperti ini muncul sebagai
sebuah kebutuhan dalam bidang pendidikan yang terungkapkan oleh para guru, sekolah,
pembuat kebjakan, atau para peneliti, dan kita menyebutnya sebagai masalah penelitian.
Anda akan merumuskan masalah penelitian tersebut pada bahagian-bahagian
pendahuluan dari sebuah laporan penelitian dan memberikan rasional atas pentingnya
masalah tersebut. Dalam maknanya yag lebih formal, masalah ini merupakan bahagian
dari bahagian yang lebih besar yang disebut “rumusan masalah”, bahagian ini mencakup
topik, masalah, justifikasi bagi pentingnya masalah, perlunya masalah tersebut diteliti
untuk audience tertentu seperti para guru, admnistrator, atau peneliti.
Coba perhatikan penelitian Maria untuk melihat bagaimana ia menspesifikkan masalah
penelitiannya:
Maria berencana meneliti kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah. Ia memulai dengan sebuah masalah: peningkatan kasus kepemilikan senjata oleh para siswa di sekolah menengah. Ia perlu menjustifikasi terhadap masalah tersebut dengan memberikan bukti tentang pentingnya masalah tersebut dan mendokumentasikan bagaimana penelitiannya itu akan memberikan pemahaan baru terhadap masalah dimaksud.
Untuk dapat mengidentifikasi dan menjustifikasi masalah penelitian, Maria akan
mengikuti langkah-langkah seperti digambarkan pada bab 3, Mengidentifikasi masalah
Penelitian”.
9
Tinjauan Kepustakaan
Penting diketahui siapa-siapa saja yang sudah melakukan penelitian tentang masalah
yang rencananya akan anda teliti. Anda boleh jadi merasa takut menggagas dan melakukan
penelitian yang cuma merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya. Walaupun
demikian, para dosen dan para pembimbing sering merasa takut pula bahwa anda
berencana melakukan penelitian yang tidak dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah
ada dan tidak memberikan kontribusi terhadap akumulasi temuan-temuan tentang sesuatu
topik. Karena hal-hal seperti inilah, tinjaun kepustakaan merupakan sebuah langkah yang
penting dalam proses penelitian. Reviewing the literature (tinjauan kepustakaan)
bermakna mencari keringkasan-keringkasan, buku-buku, jurnal-jurnal, dan publikasi-
publikasi yang berindeks tentang sesuatu topik; memilih secara selektif bahan kepustakaan
mana yang bisa dimasukkan ke dalam tinjauan kepustakaan; dan kemudian membuat
keringkasan dari bahan kepustakaan dalam sebuah laporan tertulis.
Ketrampilan yang diperlukan untuk bisa melakukan tinjauan kepustakaan
berkembang sejalan dengan berjalannya waktu dan berkat latihan. Anda bisa belajar
tentang bagaimana mencari artikel-artikel jurnal dan buku-buku pada sebuah perpustakaan
akademik, mengakses data base yang sudah terkomputerisasi, memilih dan mengevaluasi
kualitas penelitian tentang topik anda, dan membuat keringkasannya dalam sebuah
tinjauan. Sumber-sumber perpustakaan bisa jadi sangat banyak sekali, sehingga diperlukan
strategi untuk mencari bahan kepustakaan dan menuliskan tinjauannya merupakan hal
yang sangat penting. Mari perhatikan pendekatan Maria dalam melakukan tinjauan
kepustakaan.
Untuk menginformasikan komitenya tentang bahan kepustakaan terkini tentang kekerasan di sekolah dan rencana penelitiannya sendiri, Maria perlu melakukan tinjauan kepustakaan. Proses ini akan mencakup membiasakan diri anda terhadap holdings (kumpulan-kumpulan) bahan kepustakaan yang terdapat pada perpustakaan universitas tentang topik anda. Menghabiskan waktu beberapa saat mengkaji sumber-sumber yang ada dan memutuskan bahan kepustakaan apa yang akan digunakan, dan menuliskan keringkasan resmi dari bahan kepustakaan tentang kekerasan di sekolah. Ia mengecek kataog perpustakaan di univeritasnya dan berencana mencari bahan kepustakaan melalui data base yang sudah terkomputerisasi.
Tipe-tieep prosedur yang akan diperlukan Maria dideskripsikan pada bab 4, “Tinjauan
Kepustakaan”
Menetapkan Tujuan Khusus Penelitian
10
Apabila masalah penelitian anda mencakup bidang permasalahan yang luas, anda
perlu memfokuskannya sehingga anda bisa menelitinya. Rumusan masalah yang sudah
terfokus itulah yang dimaksud dengan purpose statement (rumusan tujuan penelitian).
Rumusan ini mengungkapkan tujuan atau maksud penelitian secara menyeluruh. Ia
merupakan pernyataan yang paling penting dalam sebuah penelitian. Ia mengetengahkan
keseluruhan kegiatan penelitian, memberikan sinyal terhadap prosedur-prosedur yang akan
digunakan dalam mengumpulkan data, dan memperlihatkan tipe-tipe hasil penelitian yang
diharapkan akan diperoleh.
Purpose of research (tujuan penelitian) terdiri dari identifikasi maksud atau tujuan
utama dari penelitian dan mempersempitnya menjadi pertanyan-pertanyaan penelitian atau
hipotesis. Rumusan tujuan penelitian berisikan fokus utama penelitian, para partisipan
penelitian, lokasi atau situs penelitian. Rumusan tujuan penelitian kemudian dipersempit
menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian atau prediksi yang direncanakan akan
menjawab pertanyaan penelitian. Mari kita cek lagi apa yang dilakukan Maria untuk
melihat bagaimana ia menuliskan rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan penelitiannya.
Maria sekarang perlu merumuskan tujuan penelitiannya dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada masing-masing individu yang diseleksi dalam penelitiannya. Di dalam draft yang sudah berkali-kali berubah, ia kemudian membuat uraian singkat tentang tujuan penelitiannya, menyadari bahwa rumusan tujuan tersebut akan memberikan arahan utama dari penelitiannya dan yang akan membantunya memfokuskan pada tujuan utama penelitian tersebut. Dari tujuan yang bersifat umum, Maria sekarang perlu mempersempit penelitannya pada pertanyaan-pertanyaan spesifik atau pernyatan-pernyataan yang ia harapkan akan dijawab oleh para partisipan.
Bab 5, ”Menukikkan Tujuan Penelitian dan Pertanyaan-pertanyaan Penelitian atau
Hipotesis.” Memberikan informasi tentang unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam rumusan
tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan hipotesis.
Pengumpulan Data
Bukti membantu memberikan jawaban terhadap pertanyaan dan hipotesis penelitian anda.
Untuk mendapatkan jawaban ini, anda perlu mengikuti langkah pengumpulan data. Collecting
data (pengumpulan data) bermakna mengidentifikasi dan menseleksi individu-individu untuk
diteliti, mendapatkan izin dari mereka, dan mengumpulkan informasi dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada orang-orang atau mengobservasi tingkah laku mereka. Yang paling
penting dari kesemua ini adalah kebutuhan untuk memperoleh data yang akurat dari individu-
individu dan situs-situ penelitian. Langkah ini akan menghasilkan setumpuk angka (skor test,
frekuensi tingkah laku) atau kata-kata (respon-respon, pendapat-pendapat, kutipan-kutipan). Sekali
anda telah mengindentifikasi individu-individu dan situs-situs penelitian ini, anda tuliskan pada
11
bahagian metoda atau prosedur dalam laporan penelitian anda. Bahagian ini menyedikan
pembahasan yang rinci dan tehnis berkenaan dengan mekanisme dan administrasi pengumpulan
data. Walaupun demikian, banyak keputusan terkait dengan bagaimana menciptakan posedur
pengumpulan data yang baik. Mari teliti bagaimana Maria menangani pengumpulan data
penelitiannya.
Pada titik ini dalam proses penelitian, Maria perlu memikirkan di mana ia harus melakukan penelitian terkait dengan kekerasan dan kepemilikan senjata di sekolah, siapa yang akan berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana ia mendapat izin untuk melakukan penelitian, data apa yang harus ia kumpulkan, dan bagaimana ia harus mengumpulkan data. Ia perlu memutuskan apakah ia akan minta para siswa mengisi formulir atau berbicara dengan mereka langsung untuk mengumpulkan data dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Apapun bentuk kegiatan yang dipilih, ia perlu mendapat izin dari para siswa sekolah menengah tersebut, dan karena para siswa tersebut masih anak-anak (minor), maka izin tersebut harus diperoleh dari orang tua mereka.
Bab 6, “Pengumpulan Data Kuantitatif”. Dan bab 8. “Pengumpulan data Kualitatif”,
mendeskripsikan tipe-tipe prosedur yang perlu diikuti oleh Maria dalam penelitiannya.
Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Selama atau setelah pengumpulan data selesai, anda perlu memberi makna terhadap
informasi yang diberikan oleh para individu di dalam penelitian. Analisis ini terdiri dari “memilah-
milah data” untuk menentukan respon masing-masing individu dan kemudian “memadukan
kembali” agar dapat membuat keringkasannya. Analyzing and interpreting data (menganalisis
dan menginterpretasikan data) mencakup menarik kesimpulan tentang data; menyajikannya dalam
bentuk tabel, diagram, gambar dalam rangka membuat keringkasannya; menjelaskan konklusinya
dalam bentuk kata-kata guna memberikan jawaban atas pertanyan penelitian. Anda melaporkan
analisis dan interpretasi data pada bahagian laporan penelitian biasanya dengan judul Hasil-Hasil
Penelitian, Temuan-Temuan Penelitian, atau Pembahasan. Bagaimana Maria melakukan analisis
dan menginterpretasikan data dalam penelitiannya?
Apabila Maria mengumpulkan informasi dengan menggunakan angket tertulis dari para siswa di dalam wilayah dinas pendidikan kabupaten/kota, ia perlu melakukan entri data angket tersebut ke dalam program komputer, memilih prosedur statistik, melakukan analisis, melaporkan hasil-hasilnya dalam bentuk tabel, dan menarik kesimpulan tentang (atau memberikan interpretasi) apakah data-data memberikan konfirmasi atau menolak kecenderungan atau prediksi yang diharapkan. Apabila ia melakukan wawancara langsung (bersimuka), ia akan mengumpulkan audiotape (rekaman audio) para siswa berbicara tentang kepemilikan senjata di sekolah dan mentranskripsikan rekaman audio tersebut untuk mendapatkan rekaman tertulisnya. Dengan transkripsi tersebut, ia akan berupaya memahami apa yang dikatakan oleh para siswa dengan jalan menseleksi kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf tertentu dan mengidentifikasi tema-tema yang terkandung di dalam informasi. Dari tema-tema ini, ia akan memberikan interpretasi tentang makna dari komentar para siswa atas dasar posisi atau pandangan pribadi mereka dan saran-saran yang ditemukan di dalam penelitian-peneitian terdahulu.
Untuk dapat membantunya dalam fase analisis dan interpretasi data ini, Maria perlu memahami
prosedur-prosedur penelitian seperti dideskripsikan dalam bab 7, “Menganalisis dan
12
Menginterpretasikan data Kuantitatif,” dan bab 9, “Menganalisis dan Menginterepretasi Data
Kualitatif”.
Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian
Setelah selesai mekakukan penelitian, anda harus menyusun laporan tertulis dan membagi-
bagikannya kepada beberapa audience tertentu (seperti teman sejawat para guru, admnistrator,
orang tua, para siswa) yang bisa menggunakan informasi anda . Reporting research (melaporkan
penelitian) mencakup menentukan audience, menyesuaikan struktur laporan dengan format yang
terterima oleh audience, dan kemudian menyusun laporan sedemikian rupa sehingga sensitif bagi
para audience-nya. Audience dari penelitian bervariasi mulai dari para peneliti akademik yang
memberikan kontribusi dan membaca artikel-artikel jurnal, sampai pada para penasehat akademis
dan komite (panitia penguji) yang melakukan tinjuan terhadap tesis master dan disertasi doktor,
sampai pada pejabat dari perwakilan-perwakilan lembaga pendidikan dan dinas pendidikan yang
mencari laporan-laporan penelitian tentang topik-topik pendidikan terkini. Struktur laporan
penelitian anda akan bervariasi bagi masing-masing audience, mulai dari format yang resmi untuk
tesis dan disertasi sampai pada laporan berupa dokumen-dokumen yang kurang resmi seperti
laporan-laporan biasa. Walaupun demikian, dalam setiap tipe laporan ini, para peneliti perlu
menjaga kehormatan diri mereka dan menghindarkan diri dari penggunaan bahasa yang
diskriminatif dari sisi jender, orientasi seksual, ras, atau kelompok etnik.
Audience untuk laporan anda memiliki standar sendiri dalam rangka menilai kualitas dan
kemanfaatan penelitian anda. Evaluating research (melakukan penilain terhadap penelitian)
mencakup menilai kualitas suatu penelitian dengan menggunakan standar yang diajukan oleh individu-
individu di dunia pendidikan. Tak diraguan lagi, , tidak akan ada standar yang ironclad (tak bisa berubah)
dalam melakukan evaluasi terhadap penelitian pendidikan di dalam komunitas penelitian akademik; di
lingkungan dinas pendidikan kabupaten/kota, agen-agen pendidikan pada tingkat lokal, provinsi atau
nasional. Kita memerlukan alat untuk menentukan kualitas penelitian, terutama penelitian-penelitian yang
dipublikasikan atau laoran-laporan yang disajikan pada audience praktisi. Coba lihat bagaimana Maria
mereka-reka bagaimana ia mengorgankisasikan laporan penelitiannya.
Maria mereka-reka tentang bagaimana ia mengorganisasikan laporan akhir yang akan ia serahkan pada komite sekolahnya dan panitia ujian pada program pasca sarjana. Panita ujian di program pasca sarjana cenderung memiliki struktur dalam benak pikiran mereka sebagai sebuah penelitian pasca sarjana, dan untuk itu ia perlu berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya tentang format yang biasanya digunakan oleh para mahasiswa. Ia harus memiliki gambaran umum tentang bahagian-bahagian utama apa saja yang harus tercakup dalam laporan penelitiannya itu, akan tetapi isi dan gagasan dari paragraf-paragraf tertentu akan terbentuk sejalan dengan berkembangnya analisis dan interpretas data.
Laporan ke komite sekolah cenderung berbeda dari laporan penelitiannya. Laporan ke komite sekolah akan lebih bersifat informatif dan ringkas serta padat, akan menawarkan rekomndasi-rekomendasi, dan mencakup sedikit pembahasan tentang metoda dan prosedur. Apapun audience dan struktur laporan penelitiannya, laporan tersebut harus menghormati audience dan terhindar dari bahasa yang diskriminatif.
13
Bab 10, “Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian”, memberikan fokus terhadap strategi-strategi yang
berkemungkinan ditemukan bermanfaat oleh Maria dalam menulis laporan akhrnya.
PRAKTEK-PRAKTEK ETIKA APA SAJA YANG HARUS DIIKUTI?
Hormat terhadap audience dan penggunaan bahasa yang nondiskriminatif merupakan isu etika yang
harus diikuti oleh Maria. Pada semua langkah dalam proses penelitian, anda akan terlibat dengan praktek-
prakteke etika. Anda akan diberitahu tentang isu etika ketika isu itu muncul pada bab-bab selanjutnya. Pada
tahap pendahuluan terhadap penelitian, anda mungkin terpikir pada isu tentang etika ini apabila kita
berbicara tentang hal-hal seperti menghoramti hak-hak partisipan, menghargai situs-situs penelitian yang
anda kunjungi, dan melaporkan penelitian secara utuh dan jujur.
Menghormati Hak-hak para Partisipan
Standar-standar etika yang digunakan dalam penelitian tersedia pada asosiasi-asosiasi profesional.
Contoh-contoh dari asosiasi-asosiasi profesional yang menawarkan petunjuk-petunjuk yang bermanfaat
mencakup American Educational Research Association (AERA, Ethical Standards of the American
Educational Research Association, Strike, et al., 2002), American Psychological Association (APA, Ethcal
Principles of psychologists and Code of Conduct, 2003), the American Anthropological Association (AAA;
Code of Ethics, 1998), dan the Joint Committee on Standards for Educational Evaluation (Program
Evaluation Stnadards, diadopsi 21 Nopember, 1980, diubah sampai 20 September, 1995).
Menurut petunjuk-petunjuk ini, para indvidu yang berpartisipasi dalam sebuah penelitian memiliki
beberapa hak tertentu. Sebelum berpartisipasi dalam penelitian, para individu tersebut harus mengetahui
tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, bagaimana hasil penelitian akan digunakan, dan
konsekuensi-konsekuensi sosial apa terhadap hidup mereka yang disebabkan oleh penelitian tersebut.
Mereka juga memiliki hak untuk menolak untuk berpartisipasi dalam sebuah penelitian atau mengundurkan
diri kapan saja. Apabila mereka berparrtisipasi dan memberikan informasi, anonimitas (kerahsiaan) mereka
harus dijaga dan dijamin oleh si peneliti. Para individu tidak boleh ditawari imbalan-imbalan finansial yang
berlebihan agar berpartisipasi dalam proyek penelitian, Para partisipan juga memiliki hak untuk mendapat
sesuatu dari penelitian. Para peneliti perlu secara aktif berupaya melakukan segala sesuatu secara timbal
balik karena para partisipan telah memberikan waktunya secara suka rela. Contoh, dalam sebuah penelitan
yang melibatkan individu-individu penderita HIV, para peneliti memberikan bahagian royalti keada para
partisipan. Dalam penelitian yang lain, seorang peneliti secara suka rela membantu mengawasi kegiatan-
kegiatan makan siang di dalam ruangan sebagai ganti dari infromasi yang ia peroleh dari para siswa di
sekolah tersebut.
Menghormati Situs-situs Penelitian
Situs di mana penelitian berlangsung perlu dihormati. Penghormatan tersebut harus diperlihatkan
melalui adanya atau diperolehnya izin untuk memasuki situs, menjaga agar terganggunya situs seminimal
mungkin selama penelitian berlangsung, dan menganggap diri sendiri sebagai “tamu” di tempat
berlangsungnya penelitian. Lincoln Public School (n.d.) di Lincoln, Nebraska, memberikan petunjuk yang
harus diikuti ketika melakukan penelitian dengan seminimal mungkin mengganggu sekolah.Petunjuk-
14
petunjuk tersebut menyebutkan sejumlah alasan kenapa sesuatu proyek tidak diberi izin. Proyek-proyek yang
tidak dizinkan tersebut adalah proyek-proyek yang banyak mengambil waktu belajar; memerlukan banyak
guru, administrator, atau banyak sekali waktu kantor yang habis (dinas pendidikan boleh saja minta
penggantian biaya pemberian informasi, waktu staf yang habis, bahan yang habis); campur tangan
pengumpulan data oleh dinas pendidikan atau pengerjaan proyek penelitian yang sedang berlangsung;
direncanakan pada bulan pertama atau bulan terakhir tahun ajaran sekolah; atau yang diterima sangat
terlambat pada tahun yang sedang berjalan sehingga tidak cukup waktu untuk mempertimbangkannya lagi.
Strategi lain dalam rangka menghormati situs penelitian dengan gangguan yang sesedikit mungkin
adalah untuk mendapatkan akses melalui gate keeper (penjaga situs). Para peneliti boleh jadi perlu
berkonsultasi dengan gate keeper yang berbeda pada beberapa tataran yang berbeda dalam sebuah
organisasi. Contoh, dalam sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah ruang kelas di sebah sekolah, si
peneliti harus minta beberapa orang individu, termasuk dewan sekolah yang bertanggung jawab atas jaminan
bahwa hak-hak para human partisipant (partisipan manusia) diproteksi, staf yang terkait dengan kegiatan
penelitian pada dinas pendidikan, kepala sekolah, guru di sekolah pemerintah, dan para siswa yang
berpartisipasi dalam penelitian serta orang tua mereka.
Melaporkan Penelitian secara Utuh dan Jujur
Anda perlu menunjukkan penghormatan anda pada audience yang membaca dan menggunakan
informasi dari penelitian. Data harus dilaporkan secara jujur, tanpa mengubah atau memodifikasi temuan-
temuan guna memuaskan kelompok-kelompok tertentu atau menyesuaikannya dengan prediksi. Walaupun
demikian, akan lebih baik apabila peneliti utama menyerahkan kepada para partisipan di situs penelitian
sebuah prelimenary copy (laporan awal) penelitian yang akan dipublikasikan. Tambahan lagi, penelitian-
penelitian yang diselesaikan atau dikerjakan oleh peneliti-peneliti lain tidak diplagiatkan dan penghargaan
harus diberikan kepada bahan yang dikutip oleh peneliti-peneliti lain tersebut. Penghargaan ini mencakup
mengutip pengarang dan tanggal penerbitan, dan daftar penerbitan dalam bahagian referensi penelitan.
Tambahan lagi, penelitan harus bebas dari jargon dan harus difahami oleh orang-orang yang diteliti. Sebagai
seorang pendidik yang beretika, kita perlu melakukan setiap upaya untuk mengkomuniksikan signifikansi
praktis dari penelitian kita kepada komunitas peneliti dan komunitas praktisi sehingga dengan demikian
kegiatan penelitian akan selalu mendapat dorongan dan hasil-hasilya dimanfaatkan.
Konteks Etika
Etika dalam praktek merupakan hal yang sangat kompleks yang mencakup jauh lebih banyak hal
yang tidak sekedar mengikuti atau mematuhi petunjuk-petunjuk statis seperti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi profesional disebutkan terdahulu Melakukan penelitian secara etis
mengharuskan para peneliti untuk mengiterpretasikan secara aktif prinsip-prinsip ini di dalam proyek-proyek
penelitian mereka satu demi satu, menyesuaikan petunjuk-petunjuk etis tersebut dengan konteks-konteks
penelitian mereka. Tambahan lagi, etika harus merupakan pertimbangan utama sebelum penelitian
ketimbang sesudahnya. Para peneliti harus melakukan refleksi terhadap isu-isu etika dalam keseluruhan
proses penlitian, mulai dari merumuskan masalah sampai pada pengajuan pertanyaan penelitian sampai pada
15
pengumpulan dan penganalisisan data sampai pada penulisan laporan akhir penelitian. Etka seharusnya,
setiap saat, berada di depan dari agenda peneliti (Hesse-Bieber & Leavy, 2006).
APA-APA SAJA KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN SEORANG PENELITI?
Sebagai seorang peneliti pemula, anda mungkin tertanya-tanya dalam hati apakah anda memiliki
kemampuan membaca, mengevaluasi, dan melakukan penelitian. Mmengetahui proses penelitian, anda
mungkin bertanya, apakah tidak menjamin pelaksanaan penelitian yang baik? Tentu saja Maria, yang baru
dalam dunia penelitian, memiliki kehawatiran yang sama.
Coba saya tenangkan pikiran anda. Anda telah mempelajari kemampuan-kemampuan penelitian yang
sangat berguna sekali melalui pengalaman hidup anda. Kemampuan-kemampuan ini mencakup
menyelesaikan teka-teki, memberikan perhatian terhadap sesuatu yang berjangka panjang, menggunakan
perpustakaan, dan, tentu saja, menuliskan buah pemikiran anda.
Menyelesaikan Teka-teki
Para peneliti melihat pada penelitian kayak melihat teka-teki yang harus diselesaikan atau dicarikan
jawabannya. Langkah-langkah dalam proses penelitian dilihat sebagai serentetan cabikan-cabikan teka-teki
yang harus disusun kembali oleh si peneliti. Anda sudah memiliki ketrampilan dalam menyelesaikan teka-
teki. Anda cocok-cocokkan debit dan kredit untuk melihat balance buku tabungan anda. Sebagai orang tua,
anda memainkan peran yang bermacam ragam selama sehari penuh yang memerlukan anda melakukan
tugas-tugas yang berbeda. Ini merupakan teka-teki yang kita lakukan dengan jalan memilah-milahnya
menjadi bahagian-bahagian yang manajebel (“Apa tuntutan teradap saya pada penggalan waktu ini?”),
menyusun tujuan-tujuan yang bisa diraih (“Saya memiliki hari yang sibuk di tempat kerja, makanya saya
akan memfokuskan pada pekerjaan saya hari ini”). Dan barangkali menuliskannya (“Saya perlu membuat
daftar apa yang harus saya wujudkan hari ini”). Ketika anda perhatikan sebuah kegiatan penelitian, atau anda
terlibat dalam melakukan penelitian, menyatukan bahagian-bahagian dari teka-teki ini – seperti mula-mula
mengerjakan masalah penelitian dan kemudian menspesifikkan tujuan penelitian – akan memerlukan agar
semua bahagaian-bahagian tadi menyatu, sebagaimana halnya dengan teka-teki yang dalam kehidupan
sehari-sehari kita selesaikan.
Memperpanjang Rentang Perhatian
Walaupun kita umumnya menyediakan waktu untuk menyelsaikan tugas-tugas yang kita cintai,
rentang perhatian kita tentu saja bervariasi dari satu tugas ke tugas lainnya. Proses penelitian mencakup
enam langkah yang bisa saja berjangka waktu enam buan atau lebih. Membaca sebuah artikel jurnal dan
mengidentifikasi masing-masing langkah ini, contohnya, memerlukan kesabaran sebagaimana halnya
pengetahuan tentang apa yang harus dicari. Semua kita memerlukan rentang perhatian dengan bervariasi
panjangnya terhadap proses penelitian ini. Akan tetapi apabila kita perhatikan tugas-tugas yang kita
cintainya dan jumlah waktu yang kita dedikasikan untuknya, kita bisa melihat bahwa kita telah memberikan
rentang perhatian yang cukup panjang terhadap penelitian.
Menggunakan Sumber-sumber Perpustakaan
16
Langkah dalam proses penelitian yang mengharuskan anda meninjau bahan
kepustakaan bermakna bahwa anda harus menghabiskan waktu anda beberapa saat di
perpustakaan akademik. Bagi kebanyakan kita, berkunjung ke sebuah perpuskaan di mulai
pada saat kita masih di sekolah dasar dengan melakukan kunjungan ke sebuah
perpustakaan sekolah. Terlibat dalam penelitian memerlukan waktu untuk dihabiskan
dengan sumber-sumber perpustakaan, suatu proses yang difasilitasi oleh home computer
dan sambungan intenet ke katalog-katalog perpustakaan. Akan tetapi proses penelitian
mengharuskan anda menggunakan ketrampilan-ketrampilan mencari laporan-laporan
penelitian, membuat keringkasannya, dan menuliskan tinjauan kepustkaannya.
Kterampilan-ketrampilan ini akan bertumbuh kembang selama proses penelitian, apabila
anda belum memilikinya. Ketrampilan tersebut akan berkembang mulai dari merasa
nyaman dengan perpustakaan dan dengan pengalaman-pengalaman yang dimulai
semenjak awal masuk sekolah dan terus berlanjut sampai saat ini.
Menulis, Mngedit, dan Menulis Lagi
Para peneliti tidak bisa terbebas dari pekerjaan tulis menulis sebagai suatu faset
kunci dalam penelitian. Sebagai penulis, kita terlibat dalam berbagai tahap penulisan draft,
menerima reaksi dari orang-orang lain, dan mengembangkan draft baru lagi dan
seterusnya. Penelitian mencakup penulisan laporan untuk sesuatu audience. Apakah anda
senang menulis dan mengkomunikasikan pemikiran anda? Apakah anda suka menulis
artikel untuk jurnal atau menulis catatan harian? Apakah anda mendapakan kepuasan
dengan telah menyelesaikan sebuah proyek penelitian? Anda barangkali telah menulis
beberapa esei di perguruan tinggi atau menulis laporan penelitian dengan mahasiswa-
mahasiswa lainnya atau dengan seorang dosen. Singkatnya, anda telah berpengalaman
dalam menulis. Seperti yang anda ketahui, menulis lebih dari sekedar merekam gagasan di
atas kertas atau di file komputer. Ia mencakup mengorganisasikan gagasan, menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan wawancara, membuat catatan-catatan selama observasi, dan minta
izin, melalui tulisan, untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan atau artikel-artikel orang
lain. Menulis wujud dalam setiap fase proses kreatif dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian.
MENERAPKAN PROSES PENELITIAN DALAM PENELITIAN YANG SEBENARNYA
17
Dalam buku ini, terutama bab 2 sampai bab 10, kita akan mengacu pada dua buah
atikel jurnal yang menyajikan penerapan secara khusus langkah demi langkah proses
penelitian. Pada saat ini, bacalah dengan cermat kedua artikel tersebut pada akhir bab ini.
Artikel tersebut adalah:
Deslandes, R., & Bertrand, R. (2005). Motivation of parent involvement in
secondary-level schooling (Motivasi keterlibatan orang tua dalam pendidikan
persekolahan tingkat menengah) , Journal of Educational Research, 98(3), 164-
175;
Asmussen, K. J., & Creswell, J. W. (1995). Campus response to a student
gunman. (Respon kampus terhadap penggunakan senjata api oleh siswa).
Journal of Higher Education, 66, 575-591.
Baca artikel jurnal ini, pada halaman 17 dan 33, sebelum memulai bab 2,
“Quantitative and Qualitative Approaches”. Ketika anda membaca artikel ini, perhatikan
anotasi pada garis pinggir di dalam artikel yang paralel dengan langkah-langkah proses
penelitian yang dibicaraan dalam bab ini. Juga, anotasi-anotasi ini menandai karakteristik
utama dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yang didiskusikan dalam bab 2.
Pada bab 2, kita akan sering memberikan refleksi kepada kedua artikel tersebut untuk
memperlihatkan penggunaan karakteristik dimaksud.
Juga, ketika anda membaca kedua artikel ini, harap diingat bahwa artikel tersebut
boleh jadi susah dibaca dan difahami. Anda baru dalam penelitian. Membaca laporan
penelitian, pada waktunya, akan menjadi lebih mudah karena anda akan memahami ciri-
ciri mendasar dari sebuah penelitian yang baik. Tambahan lagi, berikut ada beberapa
petunjuk yang akan mempermudah bacaan anda:
Cari cues (rambu-rambu) bagi gagasan-gagasan utama dengan jalan mempeljari
judul utama. Juga, ingat bahwa penelitian adalah sebuah proses yang terdiri dari beberapa
langkah. Cari bahagian-bahagian utama dari proses penelitian: masalah, kepustakaan,
tujuan, pengumpulan data, analisis data, dan struktur yang menyeluruh dari laporan
penelitian. Melihat abstrak bisa jadi bermanfaat membantu mencari bahagian-bahagian ini;
abstrak sangat bervariasi dalam hal kualitas dan pencantumannya sebagai bahagian utama
dari penelitian. Statistics dan analisis boleh jadi sukar difahami. Untuk mendapatkan
gambaran umum tentang apa yang dapat anda pelajari dari analisis data, lihat pertanyaan
penelitian pada awal laporan penelitian dan kemudian ajukan pertanyaan pada diri anda
sendiri bagaimana peneliti menjawab pertanyaan tersebut. Cari pernyataan yang paling
penting di dalam penelitian itu, tujuan penelitian, yang biasanya dimulai dengan ungkapan
18
seperti, “Tujuan penelitian ini adalah,” “maksud penelitian ini adalah,” “Objektif dari
penelitian ini adalah,”. Judul tidak selamanya bermanfaat untuk bisa memahami artikel.
Judul sering singkat dan tidak berisikan semua informasi yang anda perlukan untuk bisa
memahami arah penelitian, Alih-alih, lihat rumusan tujuan penelitian, pertanyaan
penelitian, atau hipotesis penelitian untuk mencari informasi ini.
19