shadibakri.uniba.ac.idshadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/... · Web viewDi mana,...

30
MAKALAH MANAJEMEN OPERASI II Manajemen Operasional Media Cetak untuk Menjawab Tantangan Digitalisasi DOSEN PEMBIMBING IR. H. SOLICHUL HADI, M. Erg Disusun oleh MUHAMAD SHIDIQ NPM: 2016P20042/Semester 1 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PASCA SARJANA 0

Transcript of shadibakri.uniba.ac.idshadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/... · Web viewDi mana,...

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI II

Manajemen Operasional Media Cetak untuk Menjawab Tantangan Digitalisasi

DOSEN PEMBIMBING IR. H. SOLICHUL HADI, M. Erg

Disusun oleh

MUHAMAD SHIDIQ

NPM: 2016P20042/Semester 1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

0

1. PendahuluanInformasi menjadi salah satu kebutuhan penting selain tiga kebutuhan utama

manusia (sandang, pangan, papan). Sebab, hal selalu diawali dari sebuah

informasi. Dimensinya bisa sangat luas terkait informasi. Hampir menyeluruh di

semua elemen kehidupan. Informasi sekarang ini menjadi penentu akan

diciptakannya sebuah keputusan ataupun kebijakan.

Di mana, salah satu sumber informasi tersebut adalah koran/surat kabar. Kendati

digitalisasi sudah semakin modern, koran masih menjadi sumber utama informasi

yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena, koran yang merupakan produk

jurnalistik selalu diikat dengan kode etik. Dan aktivitas dalam kerja jurnalistik

tersebut dinaungi regulasi dalam Undang-Undang No 40/1999 tentang pers.

Untuk itu, pengelolaan operasional oleh perusahaan menjadi pondasi utama

keberlangsungan eksistensi media. Dalam kaitan ini, manajemen operasional patut

diperhatikan dan dilakukan guna menunjang kinerja perusahaan media. Dengan

adanya manajemen operasional, keberadaan perusahaan media akan mampu

menjaga keseimbangan performanya dalam jangka panjang.

Terkait hal ini, Eddy Herjanto (2007:2) menyebut, manajemen operasional

adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan

kombinasinya. Yakni melalui proses transformasi dari sumber daya produksi

menjadi keluaran yang diinginkan. Sedangkan Jay Heizer dan Berry Rander

(2009:4) berpendapat, manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang

menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa. Dengan mengubah input menjadi

output. Pendapat yang hamper sama disampaikan James Evans dan David Collier

(2007:5), manajemen operasional adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa

barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke pelanggan.

2. Rumusan masalahPenulis ingin mengungkap lebih dalam beberapa hal terkait manajemen

operasional sebuah perusahaan koran. Di antaranya adalah:

1. Bagaimana manajemen operasional sebuah perusahaan koran?

2. Seperti apa alur kerja di perusahaan koran?

1

3. Bagaimana perusahaan media cetak mampu bertahan di tengah arus

digitalisasi?

3. Landasan teoriDalam hal ini Jay Heizer dan Barry Render (2009:56-57) mengungkap,

diferensiasi, biaya rendah dan respons yang cepat dapat dicapai saat manajer

membuat keputusan efektif dalam sepuluh wilayah manajemen operasional.

Menurut Jay Heizer dan Barry Render, keputusan ini dikenal sebagai keputusan

operasi (operations decisions). Apa saja kesepuluh keputusan manajemen

operasional itu. Pertama, perancangan barang dan jasa. Perancangan barang

dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan.

Keputusan biaya, kualitas dan sumber daya manusia bergantung pada

keputusan perancangan.

Kedua adalah kualitas. Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus

ditetapkan, peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta

mencapai standar kualitas tersebut. Ketiga, perancangan proses dan kapasitas.

Keputusan proses yang diambil membuat manajemen mengambil komitmen

dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia dan

pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan

menentukan struktur biaya dasar suatu perusahaan.

Keempat adalah pemilihan lokasi. Keputusan lokasi organisasi manufaktur

dan jasa menentukan kesuksesan perusahaan. Kelima, perancangan tata letak.

Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat karyawan, keputusan

teknologi dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. Keenam, sumber

daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan bagian yang

integral dan mahal dari keseluruhan rancang sistem. Karenanya, kualitas

lingkungan kerja diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah yang

harus ditentukan dengan jelas.

Ketujuh, manajemen rantai pasokan. Keputusan ini menjelaskan apa yang

harus dibuat dan apa yang harus dibeli. Kedelapan adalah persediaan/stok.

Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika kepuasan pelanggan,

2

pemasok, perencanaan produksi dan sumber daya manusia dipertimbangkan.

Kesembilan, penjadwalan. Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien

harus dikembangkan. Kesepuluh adalah pemeliharaan. Keputusan harus dibuat

pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan.

4. Tujuan

Melalui makalah ini akan dicapai beberapa tujuan. Di antaranya adalah:

1. Mengetahui alur operasional sebuah perusahaan koran

2. Menambah wawasan dan referensi perihal model manajemen operasi

3. Meningkatkan pengetahuan praktis seputar kinerja sebuah perusahaan

5. Analisis dan pembahasan

Koran adalah sebuah produk perusahaan media. Guna mengetahui lebih jauh

mengenai produk, ada baiknya memahami pengertiannya oleh berbagai sumber

dan sejumlah ahli. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan

produk sebagai barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau

nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.

Pengertian lain, KBBI menyebut produk sebagai benda atau yang bersifat

kebendaan seperti barang, bahan, atau bangunan yang merupakan hasil

konstruksi. Pengertian terakhir dari KBBI, produk adalah hasil atau hasil kerja.

Menurut William J. Stanton yang diterjemahkan oleh Rakhmat A. (1996:222),

produk menurut arti secara sempit adalah sekumpulan atribut fisik secara nyata

yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. Sedangkan

secara umumnya, produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata.

Di dalamnya tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan

pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli

sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.

Definisi lain oleh Kotler yang diterjemahkan Hendra Teguh, SE, Ak. (1997:53)

menyebut, produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang

ditawarkan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi. Sehingga dapat memuaskan

3

keinginan dan kebutuhan termasuk. Di dalamnya adalah fisik, jasa, orang,

tempat, organisasi serta gagasan. Sedangkan menurut H. Djaslim Saladin, SE.

dalam bukunya yang berjudul Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen

Pemasaran (2003:45), produk terbagi dalam beberapa pengertian.

Pertama, dalam pengertian sempit, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik

dan kimia berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah

dikenal. Kedua, dalam pengertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-

sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Di dalamnya

sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer.

Serta pelayanan yang diberikan konsumen dan pengecer yang dapat diterima

konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau

kebutuhan konsumen. Ketiga, secara umum, produk diartikan secara ringkas

sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau

keinginan manusia. Baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Pendapat lainnya, Fandy Tjiptono (1997:95) menyebut, produk merupakan

segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,

dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan

atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Adapun definisi yang hampir senada disampaikan Keegan (1999).

Menurutnya, produk adalah kumpulan berbagai atribut fisik, psikologis,  jasa atau

layanan,  dan  simbolik yang secara kolektif  membentuk kepuasan atau manfaat

bagi para pembeli atau pemakai.

Berkaitan dengan pembahasan makalah ini yang mengambil tema produk

koran, maka perlu kiranya mengetahui definisi koran itu sendiri. Di mana,

Wikipedia mendefinsikan koran yang berasal dari bahasa Belanda Krant, dan

dari bahasa Perancis courant atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang

ringan dan mudah dibuang. Biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang

disebut kertas koran. Berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.

Topiknya bisa berupa politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat

kabar juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran lewat

gambar berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hiburan

4

lainnya. Ada pula surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu.

Misalnya berita untuk politik, property, industri tertentu, penggemar olahraga

tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu.

Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari. Surat kabar sore

juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan

yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat

kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan. Di Indonesia, hampir

setiap kota besar terdapat koran harian.

Jenis Produk

Menurut Fandy Tjiptono (1997:95), terdapat beberapa jenis produk.

Secara umum, produk dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu produk konsumsi

dan produk industri. Produk konsumsi merupakan setiap produk yang digunakan

oleh konsumen akhir. Dalam hal ini, produk yang dibeli akan

dikonsumsi/digunakan secara langsung dan tidak akan dijual atau dibisniskan

kembali oleh orang yang bersangkutan.

Barang yang termasuk produk konsumsi terdiri dari tiga kategori. Pertama,

barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods) yaitu barang yang umumnya

sering dibeli, segera dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk

memilikinya. Misalnya barang kelontong, baterai, dan sebagainya.

Kedua, barang belanja (shopping goods). Yaitu barang yang dalam

proses pembelian dibeli oleh konsumen dengan cara membandingkan

berdasarkan kesesuaian mutu, harga, dan model. Seperti pakaian, sepatu,

sabun, dan lain sebagainya. Ketiga, barang khusus (speaciality goods). Yakni

barang yang memiliki ciri-ciri unik atau merek khas. Di mana kelompok

konsumen berusaha untuk memiliki atau membelinya. Seperti mobil, kamera,

dan lain sebagainya.

Adapun produk industri merupakan setiap produk yang sengaja dibeli

sebagai bahan baku atau pun sebagai barang yang diperdagangkan kembali

5

oleh pembelinya. Dalam hal ini, produk yang dibeli akan dibuat menjadi produk

lain atau dijual kembali dengan tujuan mencari keuntungan.

Produk industri (business products) akan menjadi begitu luas

dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang industri juga

dapat dirinci beberapa jenis. Pertama, bahan mentah. Yakni barang yang akan

menjadi bahan baku secara fisik untuk memproduksi produk lain. Seperti hasil

hutan, gandum, dan lain sebagainya.

Kedua, bahan baku dan suku cadang pabrik. Yaitu barang industri yang

digunakan untuk suku cadang yang aktual bagi produk lain. Seperti mesin, pasir,

dan lain sebagainya. Ketiga, perbekalan operasional. Yaitu barang kebutuhan

sehari-hari bagi sektor industri. Seperti alat-alat kantor, dan lain-lain.

Adapun koran masuk kategori produk konsumsi. Sebab, konsumen yang

membelinya tidak bermaksud untuk menjualnya kembali. Produk koran akan

dikonsumsi secara langsung oleh konsumen. Di mana, jika produk koran maka

yang dikonsumsi konsumen adalah konten beritanya, foto/gambar, opini, TTS,

iklan dan sebagainya.

Gambar 1. Jenis produk

6

Kebutuhan sehari-hari Barang belanjaBarang khusus

Produk Konsumsi

bahan mentahbahan bakubahan perbekalan

Produk Industri

Nama Perusahaan

Melalui makalah ini, penulis ingin membahas produk koran Jawa Pos

Radar Solo yang operasionalnya di bawah perusahaan PT Surakarta Intermedia

Press berkedudukan di Kota Surakarta. Sedangkan perusahaan percetakannya

adalah PT Nyata Grafika Media Surakarta. Sejak tahun 1999, Jawa Pos Radar

Solo telah memegang SIUPP 1240/SK/Menpen/SIUPP/1999.

Halaman ‘RADAR” dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah setempat. Sementara JAWA

POS berisi berita-berita yang sifatnya nasional. Sehingga apabila membeli koran

Jawa Pos sekaligus mendapat halaman koran “Radar” sesuai dengan daerah

tempat beredarnya koran Jawa Pos.

Koran harian Jawa Pos Radar Solo disamping sebagai surat kabar politik,

juga tampil sebagai koran ekonomi yang patut diperhitungkan. Dengan memuat

berbagai informasi ekonomi dan bisnis, Radar Solo berusaha membesarkan

usaha kecil dan menguatkan usaha besar. Koran Jawa Pos Radar Solo

mengawali distribusinya dengan oplah 27.352 eksemplar per hari dengan jumlah

pembaca potensial sekitar 135.000 orang.

Mayoritas pembacanya kalangan menengah ke atas. Hal ini menjadi

sebuah fenomena dalam peta bisnis media di Solo dengan mengonsentrasikan

pasar Solo dan sekitarnya. Dengan otonomi yang diperoleh dari Jawa Pos

tersebut, Radar Solo berusaha mengoptimalkan aktivitas dalam bidang

periklanan untuk menunjang usaha mandirinya.

7

Operasional perusahaan

Proses produksi adalah kegiatan yang mengombinasikan faktor-faktor

produksi (man, money, material, method) yang ada untuk menghasilkan suatu

produk. Baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai lebihnya atau

manfaatnya oleh konsumen. Sifat proses produksi adalah mengolah. Yaitu

mengolah bahan baku dan bahan pembantu secara manual dengan

menggunakan peralatan. Sehingga menghasilkan suatu produk yang nilainya

lebih dari barang semula.

Dalam pengelolaan proses produksi terdapat beberapa karakteristik

tertentu. Yakni karakteristik yang dilihat dari proses produksi. Terdiri dari proses

produksi langsung dan tidak langsung. Proses produksi langsung yaitu proses

produksi yang meliputi produksi primer. Yaitu produksi alam langsung seperti

perikanan, pertambangan, dan sebagainya. Produksi sekunder yaitu proses

produksi yang memberikan nilai lebih dari barang yang memberikan nilai lebih

dari barang yang sudah ada. Misalkan kayu untuk membangun rumah, jembatan,

dan sebagainya.

Adapun produksi tidak langsung adalah proses produksi yang hanya

memberikan hasil dari keahlian atau produk dalam bentuk jasa. Seperti

kesehatan oleh dokter, perbaikan mesin kendaraan oleh montir dan sebagainya.

Di mana, ada beberapa sifat proses produksi. Pertama, proses ekstraktif yaitu

proses produksi dengan mengambil langsung dari alam. Kedua, proses analitik

yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang menjadi

bermacam-macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya.

Ketiga, proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi

beberapa bentuk produk baru. Dan keempat, proses sintetik, yaitu proses

mengombinasikan beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. Proses ini

sering disebut dengan proses perakitan.

8

Sedangkan ditinjau dari aspek jangka waktu. Terdapat produksi terus-

menerus dan produksi terputus. Proses produksi terus-menerus adalah proses

produksi yang menggunakan fasilitas-fasilitas produksi untuk menghasilkan

produk yang dilakukan secara terus-menerus tanpa terpengaruh kondisi musim

atau cuaca dan waktu. Sifat produknya hanya beberapa jenis dan diproduksi

dalam skala besar.

Sedangkan produksi secara terputus-putus, yaitu proses produksi yang

kegiatan produksinya berjalan tidak setiap saat, tetapi tergantung beberapa hal.

Seperti produksi berdasarkan pesanan, produksi berdasarkan musim tertentu,

dan sebagainya.

Apabila proses produksi ditinjau dari aspek keutamaan, dapat dipisahkan

menjadi dua kelompok. Yakni proses utama dan bukan utama. Proses produksi

utama merupakan proses produksi sesuai dengan tujuan didirikannya

perusahaan yang bersangkutan. Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan.

Termasuk dalam kelompok ini antara lain proses produksi terus-menerus, proses

produksi terputus.

Juga proses produksi proses. Di mana, pelaksanaan pengolahan bahan

baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses persenyawaan atau

pemecahan. Dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat

bergantung pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan.

Masih masuk kategori proses produksi utama adalah proses produksi

proses yang sama. Yakni jenis proses produksi di mana terdapat beberapa

pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski produk yang

dihasilkan berbeda-beda. Ada pula proses produksi proyek khusus. Yakn suatu

proses produksi yang dilaksanakan karena adanya beberapa program khusus

atau adanya kepentingan khusus. Apabila proses produksi yang dilaksanakan

untuk program tersebut selesai, maka proses produksi juga akan berakhir.

9

Terakhir, proses produksi industri berat. Yakni proses produksi di mana

terdapat berbagai macam aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi

yang sangat komplek. Sedemikian kompleknya sehingga proses tersebut dibagi

menjadi subproses-subproses.

Sedangkan proses produksi bukan utama adalah proses produksi yang

dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepentingan khusus. Proses produksi

bukan utama ini hanya merupakan kegiatan penunjang dalam perusahaan yang

bersangkutan. Masuk dalam kelompok ini antara lain penelitian, model,

prototype, percobaan, demonstrasi.

Operasional redaksi

Di perusahaan PT Surakarta Intermedia Press sebagai penerbit Jawa Pos

Radar Solo, terdapat alur produksi yang baku. Sebagai perusahaan media, Jawa

Pos Radar Solo menerapkan pola produksi yang berbasis keredaksian. Di mana,

pola produksi tersebut sudah diterapkan sejak awal berdiri hingga sekarang.

Namun tentu terus dilakukan perbaikan setiap tahunnya.

Produksi keredaksian dimulai dari kerja peliputan reporter dan fotografer

di lapangan. Dalam kerja ini, para jurnalis resmi yang berbekal kartu pers

menjalankan fungsinya dalam meliput berita/peristiwa. Mengenai bidangnya,

para reporter dan fotografer sudah dibagi menjadi sejumlah desk. Seperti desk

pemerintahan/balai kota, legislative/DPRD, olahraga, grassroot, ekonomi bisnis,

hukum kriminal, pendidikan dan budaya, dan sebagainya.

Ditambah desk yang berada di luar Kota Solo. Seperti desk daerah

Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar dan Wonogiri. Masing-masing

daerah tersebut terdapat minimal satu reporter/fotografer. Dalam kesehariannya,

para jurnalis ini melakukan peliputan di desk masing-masing. Terkecuali ada

penugasan khusus untuk mem-backup desk tertentu.

10

Kerja liputan yang dilakukan para reporter dan fotografer akan dilaporkan

pada siang harinya. Oleh sekretaris redaksi, seluruh liputan akan di-listing

menjadi satu rekam peristiwa pada hari itu. Selanjutnya, pada sore hari, listing

berita ini akan didiskusikan oleh para redaktur dipimpin pemimpin redaksi atau

wakil pemimpin redaksi.

Kepentingan rapat listing tersebut adalah untuk menentukan penempatan

berita yang diliput reporter dan fotografer. Berita yang masuk didistribusikan ke

seluruh halaman yang tersedia. Apabila berita dengan kekuatan nilai jurnalistik

tentu akan ditempatkan di halaman cover depan atau cover belakang. Baik

sebagai berita utama atau headlines, maupun berita features. Demikian pula

masing-masing halaman dalam terdapat berita-berita pilihan yang dipandang

menarik oleh para redaktur.

Pada sore hingga malam harinya, berita yang masuk melalui proses

editing oleh redaktur. Di mana, redaktur juga terbagi dalam beberapa tugas.

Seperti halnya reporter dan fotografer, redaktur juga memiliki desk masing-

masing. Di antaranya desk berita utama halaman 1, halaman kota, halaman

daerah, halaman ekonomi bisnis, halaman remaja/zetizen, halaman tematik,

serta halaman olahraga/sport.

Rata-rata setiap redaktur mengampu satu hingga dua halaman.

Komposisi tugas tersebut masih cukup ideal. Apabila lebih dari dua halaman,

kerja redaktur tidak akan maksimal. Aspek ketelitian, unsur daya tarik berita dan

foto, keberimbangan letak berita berat dan ringan, tidak akan terpenuhi dengan

baik. Karenanya, setiap redaktur sudah dibagi ke desk halaman yang

proporsional.

Usai redaktur melakukan editing, selanjutnya berita akan dilayouting oleh

penata halaman (layouter) dan desainer grafis. Berita yang sudah diatur

penempatannya oleh redaktur, akan dilakukan layout sesuai perencanaan.

Unsur-unsur seni desain menjadi tanggung jawab layouter. Bagaimana agar

11

halaman yang berisi berita dan foto tersebut enak serta menarik dibaca, disitulah

peran layouter berfungsi.

Jika layouter selesai menjalankan fungsinya, maka file tersebut langsung

dikirim ke bagian pracetak. Koordinasi dengan bagian pracetak percetakan

biasanya dilakukan malam hari hingga tengah malam. Dalam kondisi tertentu,

koordinasi ini bahkan bisa dilakukan hingga lewat tengah malam. Apabila sudah

masuk bagian pracetak percetakan, maka akan melalui beberapa tahapan.

Di antaranya cek komposisi halaman dengan file pdf, pengeplatan,

pencetakan, kontrol cetak, dan yang terakhir packing. Khusus untuk ritme kerja

di bagian ini, dilakukan secara cepat dan simultan. Masing-masing pekerja

dituntut melakukan fungsinya seakurat mungkin. Sebab jika tidak, maka akan

berpengaruh terhadap produk koran yang tercetak kurang sempurna.

Rangkaian proses produksi koran di atas akan diakhiri dengan distribusi

ke jaringan pemasaran yang ada. Bagian ekspedisi menjadi tumpuan dalam

fungsi ini. Sejak pagi buta, bagian ekspedisi harus mendistribusikan koran ke

sejumlah lokasi. Beberapa di antaranya di wilayah kota. Tapi tak sedikit pula

yang harus didistribusikan ke sejumlah wilayah pedesaan.

Gambar 2. Proses produksi koran

12

Reporting

Editing

LayoutingPrinting

Distribusi

Operasional periklanan

Selain produksi keredaksian, di sebuah perusahaan media juga terdapat

produksi periklanan. Proses produksi periklanan itu sendiri terpiah dengan

produksi keredaksian. Dalam hal ini, produksi iklan murni komersil. Yakni

transaksi antara pemasang iklan dengan penyedia media iklan. Jadi dalam

operasionalnya, produksi periklanan tak terikat etika jurnalistik seperti halnya di

dalam produksi keredaksian. Meski sebenarnya, keduanya masih dalam

naungan satu perusahaan media.

Adapun iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media, dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal. Serta

ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Di Jawa Pos Radar Solo,

iklan merupakan sumber pendapatan utama selain penjualan koran dan event.

Jenis-jenis iklan meliputi iklan display, iklan kolom, iklan banner, iklan

keluarga/sosial, iklan pariwara/advertorial dan iklan baris.

Tugas pencarian iklan dilakukan marketing iklan atau account executive

(AE). Masing-masing biasanya sudah memiliki pos tugas komersil. Seperti

otomotif, fashion, lembaga pendidikan, lifestyle, perawatan tubuh dan

kecantikan, pusat perbelanjaan, hotel dan apartemen, pemerintahan, dan

sebagainya.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang marketing iklan dibekali tanda

pengenal resmi dan lembar order. Setiap order iklan akan teradministrasi dalam

lembar itu. Hal ini menjadi bukti transaksi awal antara pemasang iklan dengan

pihak perusahaan media. Di mana, lembar order tersebut berisi nama

pemasang, nama perusahaan pemasang, alamat, nomor telepon, ukuran iklan,

serta jadwal tayang.

Order iklan yang sudah tercatat akan masuk listing iklan untuk dimuat di

koran. Tim redaksi yang memuat iklan akan mendasarkan pada listing iklan itu.

Seberapa besar space, materi berupa display atau advertorial atau yang lain,

13

serta tanggal pemuatannya. Redaksi memuat dengan acuan listing iklan yang

disodorkan divisi periklanan.

Alur Transaksi Iklan

Transaksi iklan terjadi antara pemasang iklan

dengan AE / Freelance / Biro Iklan. Dokumen yang

digunakan : Order Iklan.

AE / Freelance / Biro Iklan / Pemasang langsung

memberikan order iklan kepada bagian traffic

order.

Bagian Traffic Order menerima order iklan

membuat jadwal iklan sesuai dengan jadwal

penayangan iklan.

Berdasarkan order iklan yang diterima Traffic Order

kemudian membuat laporan omset iklan.

Gambar 3. Alur transaksi iklan

14

TRANSAKSI

IKLAN

AE /

FREELANCE /

BIRO IKLAN/

Pemasang

TRAFFIC

ORDER

LAPORAN

OMSET

Kualitas produk

Terdapat sejumlah definisi yang diungkapkan para ahli tentang kualitas produk.

Seperti disampaikan Tjiptono (1996:55). Menurutnya, kualitas produk mencakup

kesesuaian dengan persyaratan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan berkelanjutan,

bebas dari kerusakan/cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap

saat, melakukan segala sesuatu secara benar serta sesuatu yang bisa membahagiakan

pelanggan.

Untuk itu, kualitas bisa dipahami sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk

(barang atau jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan.

Kualitas seringkali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan konsumen atau

sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan. Sedangkan Stanton (1985:285-286)

menyebut kualitas produk adalah suatu jaminan dalam rangka memenuhi kebutuhan

konsumen dalam memilih suatu produk. Dan dalam hal ini cita rasa pribadi sangat

berperan.

Apabila ditarik garis besarnya, kualitas produk harus meliputi unsure jaminan,

cita rasa dan antara jaminan dan faktor kebutuhan terdapat relevansi. Unsur jaminan

mengandung pengertian bahwa produk yang ditawarkan kepada konsumen benar-

benar telah melalui proses pengukuran dan pengujian yang cermat dan rasional.

Sehingga layak untuk disertai dengan jaminan.

Kemudian cita rasa. Elemen ini menjadi motivasi konsumen dalam memilih

produk adalah faktor yang menjadi fokus perhatian produsen atau pemasar. Jadi siapa

yang menjadi konsumen atau pembeli itu sangat penting diketahui oleh pihak produsen

atau pemasar. Ketiga adalah antara jaminan dan faktor kebutuhan terdapat

rasionalisasi dan relevansi yang harus diterjemahkan secara tepat oleh pihak produsen

atau pemasar.

Mengenai kriteria kualitas produk koran, Jawa Pos Radar Solo, diketahui

sejumlah variabel. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Konten berita dan iklan diseleksi melalui proses yang disepakati manajemen

b. Produk koran harus melalui mekanisme yang sudah ditentukan perusahaan

15

c. Produk iklan diperoleh dan ditayangkan sesuai perencanaan yang ditetapkan

d. Produk koran dicetak dan didistribusikan dalam jumlah sesuai perencanaan

Standar produk

Mengenai standar kualitas produk koran, Jawa Pos Radar Solo melandaskan

pada ketentuan Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang pers dan faktor kekinian yang

dipandang sesuai dengan kondisi masyarakat. Jika dipadukan antara keduanya, maka

muncul beberapa poin kriteria kualitas produk sebagai berikut:

a. Konten berita harus memenuhi etika jurnalistik seperti valid, berimbang dan

objektif

b. Berita wajib menarik dan mengandung unsur mendidik

c. Desain layout yang segar dan eye catching

d. Desain iklan yang memuaskan pemasang dan menarik bagi pembaca

e. Distribusi koran harus paling awal sampai ke pembaca/pelanggan

Lokasi operasional koran dan iklan

Menurut James M. Apple perencanaan tata letak didefinisikan sebagai

perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu produk untuk

mendapatkan intelerasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan

proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman

produk jadi.

Sementara Littlefield dan Peterson (1956) menyebut layout merupakan penyusunan

perabotan dan perlengkapan kantor pada luas lantai yang tersedia. Tujuan tata letak

antara lain:

1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik

2. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

3. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar

4. Meminimumkan hambatan pada kesehatan

16

5. Meminimumkan usaha membawa bahan

Adapun lokasi produksi Jawa Pos Radar Solo berada di Jalan Kebangkitan Nasional

Nomor 37 Surakarta Jawa Tengah. Kantor tersebut berada di tengah Kota Surakarta

yakni di belakang Sriwedari. Sehingga akses penting bisa terjangkau dengan mudah

dari posisi tersebut. Untuk lokasi percetakan di Jalan Adisumarmo Kartasura.

Lokasi pemasaran koran

Distribusi Koran Jawa Pos Radar Solo meliputi wilayah eks Karesidenan

Surakarta. Adapun lokasinya adalah sebagai berikut:

1. Kota Surakarta

2. Kabupaten Sukoharjo

3. Kabupaten Klaten

4. Kabupaten Boyolali

5. Kabupaten Sragen

6. Kabupaten Karanganyar

7. Kabupaten Wonogiri

Tata letak kantor

Mengenai bagian/divisi kantor, Jawa Pos Radar Solo terdiri dari:

1. Divisi redaksi

2. Divisi iklan

3. Divisi pemasaran dan penagihan

4. Divisi administrasi dan keuangan

5. Divisi umum dan perlengkapan

Tata letaknya, divisi redaksi berada di bagian tengah kantor. Divisi iklan

berdampingan dengan divisi redaksi. Sedangkan divisi administrasi dan keuangan di

bagian depan. Divisi pemasaran dan penagihan di bagian samping. Kemudian divisi

umum dan perlengkapan di bagian belakang kantor.

17

Di bagian depan samping terdapat pos satpam dan gerai ATM. Sementara di

belakang samping terdapat mushola. Di bagian luar kantor terdapat area parkir mobil

yang berbentuk letter L. Di bagian samping barat terdapat parkir khusus roda dua.

Jaringan distribusi koran

Dalam pemasarannya, produk koran Jawa Pos Radar Solo telah memiliki

jejaring. Yakni melalui agen dan lapak koran. Di mana, masing-masing memiliki

asongan koran yang setiap hari beroperasi sesuai wilayahnya. Sesuai data, ada sekitar

40 agen yang tersebar di tujuh kota/kabupaten di eks Karesidenan Surakarta.

Setiap agen/lapak, memiliki order tetap setiap harinya. Mulai dari puluhan hingga

ratusan/ribuan eksemplar. Untuk kondisi tertentu, jumlah order bisa meningkat.

Terutama jika ada peristiwa besar. Seperti berita politik dan kriminal menonjol atau

berita peristiwa yang menonjol.

Jadwal distribusi koran

Usai ekspedisi mengirimkan koran ke masing-masing agen/lapak, Koran akan

dibagi ke sejumlah asongan. Biasanya ini dilakukan mulai dari sebelum subuh hingga

pukul 06.00. Selanjutnya, asongan yang telah memiliki area pemasaran langsung

mendistribusikannya ke pembaca.

Bagi asongan yang sudah memiliki pelanggan, biasanya langsung ke lokasi

pembeli. Selebihnya dipasarkan secara eceran kepada pembaca. Sebagian asongan

hanya mengambil waktu penjualan hingga pukul 12.00. Akan tetapi tak sedikit pula

asongan yang melakukan penjualan hingga pukul 14.00. Hal ini tergantung pribadi

masing-masing asongan dan kondisi tingkat lakunya.

18

Pemasaran konvensional

Pola pemasaran koran Jawa Pos Radar Solo dilakukan melalui agen yang sudah

bekerjasama. Jika dikategorikan, maka terdiri dari agen, lapak dan pengasong. Kantor

Jawa Pos Radar Solo mendistribusikan koran melalui agen dengan ketentuan harga

jual tertentu. Intinya, ada laba yang bisa dibagi antara agen, lapak dan pengasong.

Masing-masing elemen pemasaran konvensional ini setiap hari beroperasi di

wilayahnya.

Bagi agen yang sudah memiliki banyak pelanggan, maka hal itu lebih

memudahkan dan menguntungkan. Setiap pagi, koran dikirim dan tagihan dibayar

pada akhir bulan oleh pelanggan. Agen yang sudah memiliki pelanggan, transaksi ini

biasanya sudah terjalin secara baik. Apabila terdapat komplain pengiriman, agen harus

bertanggung jawab.

Selain langganan, koran juga didistribusikan secara eceran. Agen telah

mempunyai wilayah tersendiri dalam pendistribusiannya. Seperti perumahan penduduk,

area perkantoran, pusat perbelanjaan/pasar, area pendidikan/kampus, sekitar traffic

light, terminal/stasiun, dan sebagainya.

Pemasaran sinergi antardivisi

Pemasaran koran di luar pola konvensional, Jawa Pos Radar Solo juga

menerapkan program sinergi. Seperti pemasaran yang merupakan sinergi dengan

penyelenggaraan event. Dalam hal ini, perusahaan biasanya bekerjasama dengan

penyelenggara event. Atau bahkan seringkali event tersebut dihandle oleh tim Jawa

Pos Radar Solo sendiri.

Sehingga, dalam satu kali event, tim pemasaran bisa sekaligus melakukan

penjualan. Di beberapa kesempatan event, koran dibagi gratis karena sudah masuk

budgeting event. Tujuannya, selain oplah juga sebagai promosi produk. Sebab,

perusahaan koran dituntut terus mengokohkan branding di mata publik pembaca.

19

Strategi inovasi produk koran

Mengaitkan informasi viral di medsos untuk dikelola dengan metode

jurnalistik yang valid, berimbang, dan bertanggung jawab

Selektif memuat berita untuk memberikan edukasi kepada publik

Efisien dan efektif dalam pemberdayaan SDM

Sering menampilkan berita eksklusif dalam bentuk investigasi, indepth

news, cover story

Fokus pada pembaca yang berlangganan

6. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah ini, bisa disarikan beberapa poin kesimpulan. Di

antaranya sebagai berikut:

1. Koran Jawa Pos Radar Solo telah menetapkan manajemen operasional

yang terencana dan terprogram

2. Masing-masing divisi mampu menjalankan alur kerja yang ditetapkan

perusahaan

3. Lokasi produksi dan tata letak sangat mendukung kinerja perusahaan

4. Standar kualitas produk koran sangat diutamakan guna menjaga

hubungan dengan pasar pembaca

5. Model pemasaran koran Jawa Pos Radar Solo mampu menjangkau pasar

pembaca dengan baik

20

Saran

Guna melengkapi manajemen operasional koran Jawa Pos Radar Solo,

perlu kiranya ada saran dan masukan. Tujuannya, agar ke depan produk koran

tersebut akan lebih baik dan terus diterima pembaca. Adapun saran masukan

tersebut di antaranya:

1. Pengetatan deadline kerja khususnya produksi keredaksian dan iklan

2. Model pemasaran yang kreatif guna menjangkau pembaca baru dan

pembaca lama yang loyal

3. Sistem ekspedisi koran yang terprogram untuk menekan munculnya

komplain dari pembaca

Daftar pustaka

https:// pengertian-menurut.blogspot.com

https://blog-definisi.blogspot.co.id

http://dellandini.blogspot.co.id/

https://id.wikipedia.org

http://www.temukanpengertian.com

http://yoppyabenk25.blogspot.co.id/

21