rakhmayanti.files.wordpress.com · Web viewAnak-anak cenderung kurang peduli terhadap kesantunan...

28
MENANAMKAN KEMBALI SIKAP UNGGAH-UNGGUH (SOPAN-SANTUN) DAN TATA KRAMA (ETIKA) PADA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR MELALUI KEGIATAN DOLANAN SERTA MEMBATIK GUNA MEMBANGUN PERADABAN KAMPUNG CODE UTARA KOTA BARU YOGYAKARTA PROPOSAL Disusun dalam rangka pelayanan sosial guru di masyarakat pada kegiatan lomba guru kreatif se-Indonesia tahun 2010 Ketua : Rakhmayanti, S. Pd Anggota : Farida Qurniawati, S. Pd 1

Transcript of rakhmayanti.files.wordpress.com · Web viewAnak-anak cenderung kurang peduli terhadap kesantunan...

MENANAMKAN KEMBALI SIKAPUNGGAH-UNGGUH (SOPAN-SANTUN) DAN TATA KRAMA (ETIKA)

PADA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASARMELALUI KEGIATAN DOLANAN SERTA MEMBATIK

GUNA MEMBANGUN PERADABAN KAMPUNG CODE UTARA KOTA BARU YOGYAKARTA

PROPOSAL

Disusun dalam rangka pelayanan sosial guru di masyarakat pada kegiatan lomba guru kreatif se-Indonesia tahun 2010

Ketua : Rakhmayanti, S. PdAnggota : Farida Qurniawati, S. Pd

SMK NEGERI 1 YOGYAKARTAJalan Kemetiran Kidul 35 Telepon dan Faksimili (0274) 512148 Yogyakarta 55272

Email [email protected]

1

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dra. Nur IstriatmiNIP : 19600723 198703 2 003Jabatan : Kepala SekolahUnit Kerja : SMK Negeri 1 Yogyakarta

Menyetujui kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka lomba guru kreatif se-Indonesia tahun 2010 yang dilakukan oleh tim guru dalam Unit Kerja SMK Negeri 1 Yogyakarta atas nama:

Ketua : Rakhmayanti, S. PdAnggota : Farida Qurniawati, S.Pd

Demikian persetujuan ini dibuat agar dapat ditindaklanjuti dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Yogyakarta, 16 Juli 2010Kepala Sekolah

Dra. Nur IstriatmiNIP. 19600723 198703 2 003

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sikap unggah-ungguh (sopan santun) dan menjunjung tinggi tata

krama (etika) sebagai bentuk kearifan masyarakat Jawa sekarang mulai

luntur. Anak-anak cenderung kurang peduli terhadap kesantunan dan etika

dengan makan sambil berjalan, bertemu bapak dan ibu guru tidak menyapa,

tidak terbiasa mengucapkan terima kasih, tidak membiasakan diri meminta

maaf jika salah, kebiasaan salam dan cium tangan dengan orang yang lebih

tua mulai luntur, kebiasaan mengucapkan permisi jika lewat di depan orang

mulai jarang diterapkan, bertutur bahasa halus dan tidak mengumpat juga

mulai terkikis.

Munculnya fenomena sikap kurang santun dan kurang beretika di

kalangan remaja disebabkan karena banyak faktor. Pendidikan dalam

keluarga yang kurang menekankan unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata

krama (etika) merupakan salah satu penyebabnya. Hal ini bisa karena faktor

rendahnya pendidikan dan pengalaman orang tua, kesibukan orang tua

sehingga tidak sempat memperhatikan pendidikan sopan-santun dan etika,

atau orang tua kurang memandang penting sopan-santun serta etika dan hanya

mengutamakan pendidikan akademis saja.

Faktor masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggal juga memiliki

andil dalam membentuk sikap anak. Di lingkungan kumuh yang padat

penduduk biasanya masyarakat kurang memperhatikan kesantunan dan etika

1

anak; sering memberikan contoh yang tidak baik dengan bicara kasar,

mengumpat, bergunjing dan sebagainya; hal ini dikarenakan perjungan yang

keras untuk bertahan hidup secara ekonomi.

Pendidikan di sekolah pun memiliki andil dalam penanaman sikap

siswa. Guru berperan sebagai pengajar sekaligus pendidik namun ada hal

yang mulai terlewatkan dari peran guru terhadap siswanya yaitu guru

terkadang lupa untuk menyentuh sisi kesantunan dan etika dalam perilaku

siswa. Kurang tersentuhnya pendidikan di sisi ini menyebabkan siswa kurang

menunjukkan perilaku santun dan beretika yang merupakan nilai luhur dan

baik yang dijunjung oleh masyarakat pada umumnya dan masyarakat Jawa

pada khususnya. Kepedulian guru menyentuh sisi kesantunan serta etika

dalam setiap pembelajarannya dan meneladani dalam sikap maupun

perbuatan guru itu sendiri merupakan cara yang dapat ditempuh untuk

menjadikan peserta didik sebagai insan yang cerdas dan terampil (hard skills)

serta santun dan beretika (soft skills).

Melihat kenyataan ini, penulis ingin berbuat nyata mengembalikan

kearifan masyarakat Jawa yang tercermin dari sikap unggah-ungguh (sopan-

santun) dan tata krama (etika) di kalangan remaja dalam hal ini anak didik

penulis sendiri sehingga penulis melibatkan anak didik untuk ikut dalam

pengabdian masyarakat agar mereka melihat langsung upaya gurunya,

belajar, meneladani, menerapkan dalam kehidupan mereka, serta dapat

menjadi teladan bagi teman di kelas, maupun bagi adik kelasnya. Menurut

penulis, keteladan akan jauh lebih efektif dari seribu perkataan dan

1

pembelajaran dengan cara dilibatkan akan lebih mengena dibandingkan

seribu teori.

Penulis pernah melakukan pendampingan belajar bagi anak-anak usia

Sekolah Dasar tahun 2002 di Kampung Code Utara. Hal yang masih penulis

ingat yaitu anak-anak yang masih polos tersebut menunjukkan perilaku yang

kurang sopan memanggil orang tua dengan sebutan “kowe” (bahasa Jawa

ngoko) yang dalam bahasa Indonesia berarti “kamu”. Panggilan ini tidak

sopan diperuntukkan bagi orang yang lebih tua. Anak-anak berbicara kasar,

berani, dan terkadang membentak dengan orang tuanya.

Saat mengikuti sosialisasi lomba Guru Kreatif 2010 kerjasama

UNIKA Soegijapranata dengan Marimas yang bertema “Pelayanan Sosial

Guru pada Masyarakat dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal”, ingatan

penulis langsung tertuju pada tempat yang pernah penulis kunjungi dan dekat

dengan hati penulis yaitu Kampung Code Utara, Kota Baru, Yogyakarta.

Penulis ingin kembali ke tempat tersebut untuk mengabdikan waktu, tenaga,

dan pikiran bagi anak-anak agar unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata

krama (etika) kembali muncul dalam perilaku mereka sehingga kelak menjadi

insan yang santun dan beretika yang mampu membangun peradaban

Kampung Code Utara menjadi lebih baik lagi. Sasaran penulis adalah anak-

anak usia Sekolah Dasar karena mereka adalah individu yang masih mudah

untuk dibentuk dan diarahkan. Penulis berupaya mengemas kegiatan dengan

cara yang menyenangkan melalui dolanan dan membatik agar anak-anak

senang dan tujuan penulis dapat tercapai. Penulis melibatkan anak didik

1

penulis dalam pengabdian ini dengan harapan mereka menjadi manusia yang

santun, memiliki unggah ungguh, dan tata krama dalam bersikap serta

memiliki kepedulian sosial yang besar bagi lingkungan sekitar.

B. Tujuan

1. Mengabdikan dan membaktikan kemampuan, waktu, tenaga, dan pikiran

penulis untuk kepentingan masyarakat,

2. Mengajarkan kepada anak didik untuk peduli terhadap lingkungan

sosial,

3. Menanamkan kembali sikap unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata

krama (etika) pada diri anak didik,

4. Menanamkan kembali sikap unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata

krama (etika) pada anak-anak Sekolah Dasar di Kampung Code Utara,

5. Membangun peradaban Kampung Code Utara menjadi lebih baik.

C. Manfaat

Bagi Guru (Penulis):

1. Dapat berperan bagi masyarakat,

2. Dapat meneladani peserta didik untuk peduli terhadap lingkungan

sosial,

3. Dapat menanamkan kembali sikap unggah-ungguh (sopan-santun) dan

tata krama (etika) pada diri anak didik.

Bagi Anak Didik (Siswa):

1. Dapat menjadi sarana belajar untuk peduli terhadap lingkungan sosial,

1

2. Dapat menjadi insan cerdas, terampil, santun, dan beretika,

3. Dapat menjadi teladan bagi teman-teman di kelasnya dan bagi adik

kelas.

Bagi Masyarakat Kampung Code Utara, Kota Baru, Yogyakarta:

Dapat menghidupkan kembali sikap unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata

krama (etika) pada anak-anak usia Sekolah Dasar sehingga mereka akan

tumbuh menjadi manusia santun dan beretika yang akan membangun

peradaban Kampung Code Utara menjadi lebih baik.

Bagi Unika Soegijapranata dan Marimas :

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat menjembatani program Unika-

Marimas Peduli dengan masyarakat Kampung Code Utara, Kota Baru,

Yogyakarta untuk mereka membangun peradabannya melalui upaya

menghidupkan kembali sikap unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata krama

(etika) yang dikemas dalam kegiatan dolanan serta membatik pada anak-anak

usia Sekolah Dasar.

Bagi SMK Negeri 1 Yogyakarta:

Dapat menjadi bentuk dukungan dalam kegiatan pengembangan sumber daya

manusia dalam hal ini guru SMK Negeri 1 Yogyakarta dan dapat menjadi

wujud pengabdian SMK Negeri 1 Yogyakarta pada masyarakat.

1

BAB II

LANDASAN TEORI

Kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom)

dan lokal (local). Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily

memuat definisi mengenai local yang berarti setempat dan wisdom berarti

kebijaksanaan. Kearifan lokal (local wisdom) secara umum dapat berarti gagasan-

gagasan setempat atau lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,

yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Unggah-ungguh dalam http://kulinet.com sama dengan sopan-santun.

Secara harfiah dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "unggah dan ungguh".

Unggah artinya munggah dan ungguh artinya lungguh, sehingga secara

keseluruhan berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Sesuatu yang

harus ditempatkan “di atas” harus “di unggahke” atau “di hormati” dan sesuatu

yang seharusnya belum berada “di tempatnya" seharusnya "di lungguhke" sesuai

dengan posisi dan kedudukannya.

Tata krama dalam http://www.indowebster.web.id merupakan aturan

kehidupan yang mengatur hubungan antarsesama manusia. Tata krama berkaitan

dengan etiket atau etika. Etiket berasal dari bahasa Perancis etiquette yang berarti

tata cara bergaul yang baik, etika berasal dari bahasa Latin ethic yang merupakan

pedoman cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.

1

Istilah peradaban dalam http://id.wikipedia.org sering digunakan sebagai

persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya".

BAB III

RENCANA KEGIATAN

A. TEMPAT DAN WAKTU

Kegiatan pengabdian masyarakat bertempat di Kampung Code Utara RT 01/

RW 01, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman, Kabupaten Kota

Yogyakarta terhitung mulai tanggal 1 sampai dengan 30 Oktober 2010.

B. TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Data mengenai perilaku anak-anak Sekolah Dasar di Code sebelum dan

sesudah pendampingan diperoleh dengan cara wawancara kepada orang tua.

C. SASARAN KEGIATAN PENGABDIAN

Sasaran pengabdian adalah anak-anak usia Sekolah Dasar yang berjumlah

tiga puluh anak dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama

yang beranggotakan anak-anak kelas satu sampai dengan kelas tiga yang

berjumlah sebelas anak dan kelompok dua beranggotakan anak-anak kelas

empat sampai dengan kelas enam berjumlah sembilan belas anak.

D. PENDAMPINGAN OLEH SISWA DAN GURU

Siswa SMK Negeri 1 Yogyakarta dilibatkan dalam kegiatan pengabdian

masyarakat ini sebagai pendamping bagi anak-anak Sekolah Dasar. Satu

siswa mendampingi dua anak Sekolah Dasar. Siswa selain mendampingi

selama belajar dan dolanan, juga akan memberikan pengamatan terhadap

1

perilaku anak, mencatat setiap perilaku anak, mengingatkan, memberikan

pujian, dan melaporkan kepada guru segala sesuatu yang berkaitan dengan

sikap anak-anak yang didampinginya. Peran guru adalah memberikan materi

unggah-ungguh (sopan-santun) maupun tata krama (etika); melakukan

pendekatan psikologis secara individual untuk dapat menanamkan nilai

kepada anak; membangun komunikasi dalam kedekatan serta suasana yang

menyenangkan; melakukan pengamatan secara keseluruhan terhadap anak-

anak kelompok satu, kelompok dua; menerima laporan hasil pengamatan

dari siswa; menindaklanjuti laporan siswa dengan memberikan penghargaan;

dan hukuman kepada anak Sekolah Dasar; serta menanyakan langsung

(wawancara) kepada orang tua perihal perubahan perilaku anak di rumah.

E. PERSON YANG DILIBATKAN BESERTA ALASANNYA

Ketua : Rakhmayanti, S.Pd

Anggota tim : Farida Qurniawati, S.Pd

Anggota tim tersebut memiliki kompetensi dan sekaligus sebagai pengajar

bahasa Jawa sehingga relevan untuk diajak bekerjasama melakukan

pengabdian masyarakat kaitannya dengan tema penanaman sikap unggah-

ungguh (sopan-santun) dan tata krama (etika) yang merupakan kearifan

lokal masyarakat Jawa, selain itu juga sangat peduli dan konsen terhadap

permasalahan sosial di masyarakat dan sangat peduli terhadap misi

penanaman sikap santun dan beretika untuk anak didik.

Siswa :

Nama Siswa Kelas Nama Siswa KelasBayu Eko N XII Keuangan 1 Anita Retno W XII 1 Perkantoran 1

Elqi Farisrasyad S XII Keuangan 1 Anita Marsha D XII 1 Perkantoran 1

1

Nurdin Khaelani XII Keuangan 1 Ismayanti XII 1 Perkantoran 2Sri Mulyaningsih XII Keuangan 2 Novielita I XII 1 Perkantoran 2Umi Kulsum N H XII Keuangan 2 Iif Fajarof Fiati XII Tata Niaga 1Widya Pangestika XII Keuangan 2 Ika Ismawati XII Tata Niaga 1Sarwendah Puji P XII Keuangan 2 Vevri Prayutyas R XII Tata Niaga 2

Virantri XII Tata Niaga 2

Lima belas siswa diambil merata dari tiga Program Keahlian yang terdapat

di SMK Negeri 1 Yogyakarta yaitu Keuangan (Akuntansi), Perkantoran

(Sekretaris), dan Tata Niaga (Penjualan) serta penyebarannya merata untuk

enam kelas sehingga semua kelas XII (kelas 3) memiliki wakil siswa yang

dilibatkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kelima belas siswa

adalah siswa yang aktif berorganisasi dan memiliki pengaruh positif

dikelasnya masing-masing sehingga diharapkan setelah mereka belajar

langsung di masyarakat perihal unggah-ungguh (sopan-santun) dan tata

krama (etika), melihat pengabdian gurunya untuk masyarakat, mereka dapat

menerapkannya dalam perilaku mereka sehari-hari, melekat menjadi

kebiasaan baik mereka, dan pada akhirnya setelah mereka kembali ke

kelasnya masing-masing dapat menjadi panutan ataupun teladan bagi teman-

temannya. Siswa seluruhnya diambil dari kelas XII (kelas 3) sehingga

diharapkan perilaku mereka juga dapat menjadi panutan dan teladan bagi

adik-adik kelasnya.

Narasumber : Putut Arvanto, S.Sn

Putut Arvanto, S.Sn dilibatkan sebagai narasumber dalam kegiatan

membatik baik membatik pelanggi maupun membatik tulis dan menjadi

pendamping saat anak-anak membuat dolanan tradisional. Mengundang

Putut Arvanto, S. Sn sebagai narasumber karena kompeten dalam bidang 1

membatik sekaligus berprofesi sebagai guru Seni Budaya Kesenian (SBK) di

SD Muhammadiyah Sleman, Yogyakarta.

Narasumber : Ki Ledjar Soebroto

Ki Ledjar Soebroto dilibatkan sebagai narasumber dalam kegiatan membuat

wayang kancil dan praktik mendalang sederhana karena Ki Ledjar Soebroto

adalah pencetus penggalian wayang kancil. Wayang kancil yaitu boneka

wayang yang terdiri dari berbagai jenis binatang. Wayang kancil khusus

diciptakan untuk mengenalkan dunia wayang kepada anak-anak sekaligus

memberikan pendidikan tentang moralitas.

F. JADWAL KEGIATAN

PERSIAPAN12 Juli 2010 : Survei awal ke lokasi,13 Juli 2010 : Penentuan guru sebagai anggota tim,

: Pemilihan siswa yang akan dilibatkan, dilanjutkan dengan koordinasi bersama siswa.

14 s/d 31 Juli 2010

: Penyusunan proposal.

15 Juli 2010 : Permohonan izin ke ketua RT 01 baik secara lisan maupun tertulis,

: Persuratan (surat tugas untuk tim dan siswa). 16 Juli 2010 : Pengambilan data jumlah anak-anak Sekolah Dasar

melalui Ibu RT 01.19, 20, dan 22 Juli 2010

: Pencarian narasumber,: Survei harga terhadap alat dan bahan yang akan

dipergunakan.: Pencarian dan negosiasi video syuting untuk

dokumentasi.28 Juli 2010Pukul 16.00 s/d 17.30

: Pertemuan dengan Ibu-Ibu yang anaknya berusia SD dan akan di berikan perlakuan dalam kegiatan pengabdian ini,

: Pengambilan data dengan teknik wawancara kepada Ibu-Ibu perihal sikap anak-anaknya di rumah.

29 Juli 2010Pukul 16.00 s/d 17.30

: Pengambilan dokumentasi bersama dengan anak-anak Sekolah Dasar.

1

2 Agustus 2010 : Pengiriman proposal.

PELAKSANAAN PROGRAM 5 Oktober 20106 Oktober 2010

: Perkenalan guru, siswa, dengan anak-anak SD, : Penyampaian tujuan, aturan-aturan selama belajar

dan bermain, serta teknik penilaian dan evaluasi,: Pembagian pendamping, satu siswa SMK

mendampingi dua anak SD, : Pemutaran film Ipin-Upin edisi hari Ibu untuk

menumbuhkan rasa hormat, kasih, menghargai kepada orang tua,

: Bermain dengan mengajak anak menyebutkan hal baik yang mereka lihat dari film.

: Penilaian dan evaluasi. 7 Oktober 20108 Oktober 2010

: Materi sopan-santun kepada orang tua dan guru, menyayangi, dan tidak berkata kasar,

: Pemutaran CD interaktive,: Mengulas film dan praktik melalui bermain peran,: Penilaian dan evaluasi.

12 Oktober 201013 Oktober 2010

: Dolanan bocah mempraktikkan unggah-ungguh dan tata krama kepada orang yang lebih tua dan guru, menyayangi teman, bekerjasama, diselingi dengan tembang dolanan,

: Penilaian dan evaluasi. *) Anak-anak kelompok dua membuat wayang

kancil dipandu oleh narasumber Ki Ledjar Soebroto.

14 Oktober 201015 Oktober 2010

: Materi tata krama (etika) saat meminjam barang, meminta tolong, berterima kasih, dan meminta maaf saat bersalah,

: membuat dolanan bocah dari bahan tradisional untuk mempraktikkan tata krama meminjam barang, meminta tolong, berterima kasih, dan meminta maaf saat bersalah,

: Penilaian dan evaluasi.*) Anak-anak kelompok 2 setelah menerima materi

tata krama (etika) saat meminjam barang, meminta tolong, berterima kasih, dan meminta maaf saat bersalah, kemudian mendengarkan Ki Ledjar Soebroto mendalang.

19 Oktober 201020 Oktober 2010

: Tata krama (etika) makan,: Praktik makan bubur kacang hijau untuk

menerapkan etika makan,1

: Penilaian dan evaluasi. 21 Oktober 201022 Oktober 2010

: Tata krama (etika) berkenalan dan memperkenalkan diri & keluarganya,

: Praktik berkenalan dan memperkenalkan diri beserta keluarganya,

: Penilaian dan evaluasi.*) Untuk kelompok dua, saat praktik berkenalan,

diberikan tema tertentu.26 Oktober 2010 : Materi membatik pelangi dari narasumber Putut

Arvanto, S.Sn,: Praktik membatik pelangi pada kaos polos putih

yang disusun sedemikian rupa sehingga saat praktik membatik, anak tetap akan menerapkan unggah-ungguh dan tata krama,

: Penilaian dan evaluasi.27 Oktober 2010 : Materi membatik tulis dari narasumber Putut

Arvanto, S.Sn,: Praktik membatik tulis pada kaos putih polos yang

disusun sedemikian rupa sehingga saat praktik membatik, anak tetap akan menerapkan unggah-ungguh dan tata krama,

: Penilaian dan evaluasi. 28 Oktober 2010 : Menyelesaikan praktik membatik pelangi dan

selama praktik tetap harus menerapkan unggah-ungguh dan tata krama,

: Penilaian dan evaluasi.29 Oktober 2010 : Menyelesaikan praktik membatik tulis dan selama

praktik tetap harus menerapkan unggah-ungguh dan tata krama,

: Penilaian dan evaluasi.30 Oktober 201030 Oktober 2010

: Perpisahan dengan anak-anak dan masyarakat,: Pengumuman anak sopan juara 1, 2, 3 dari masing-

masing kelompok berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian pertemuan pertama - terakhir.

*) Dalam acara perpisahan, masing-masing anak memakai kaos yang telah dibatik baik batik pelangi maupun batik tulis.

Keterangan:Tanggal berwarna biru : pelaksanaan kegiatan anak-anak kelompok satu,Tanggal berwarna hitam : pelaksanaan kegiatan anak-anak kelompok dua.

G. RENCANA ANGGARAN (DALAM RUPIAH)

I. SUMBER DANA: SMK Negeri 1 Yogyakarta 1.500.000,00 Marimas 10.000.000,00

1

Jumlah sumber dana dipindahkan 11.500.000,00

Jumlah sumber dana pindahan 11.500.000,00II. PENGELUARAN Belanja tim: Uang transport ketua (persiapan – penutupan) 25 kunjungan x Rp 20.000,00

(500.000,00)

Uang transport anggota (persiapan – penutupan) 22 kunjungan x Rp 20.000,00 (440.000,00)

Uang transport siswa (persiapan dan penutupan) 3 kunjungan x 15 siswa x Rp 5.000,00 (225.000,00)

Uang transport siswa pelaksanaan 9 kunjungan x 15 siswa x Rp 5.000,00 (675.000,00)

Honorarium pemberian materi2 orang x 4 pertemuan @ Rp 25.000,00 (200.000,00)

Jumlah belanja tim (2.040.000,00) Belanja barang untuk membatik tulis:5 kompor, 5 wajan, 32 canthing (325.000,00)Malam warna coklat, hitam, dan merah3 warna x 1kg x Rp 36.000,00 (108.000,00) Minyak tanah 2 liter (15.000,00)Kaos putih polos (ukuran M anak 20 buah, ukuran M 1 buah, ukuran L 11 buah, ukuran XL 2 buah) 34 buah x Rp 25.000,00 (850.000,00)Sablon logo Unika-Marimas Peduli untuk bagian depan kaos 34 buah x Rp 5.000,00 (170.000,00) Jumlah belanja barang untuk membatik tulis (1.468.000,00)

Belanja barang untuk membatik pelangi dan mewarnai logo: Kaos putih polos (ukuran M anak 12 buah, ukuran M 1 buah, ukuran L 7 buah) 20 buah x Rp 25.000,00

(500.000,00)

Sablon logo Unika-Marimas Peduli untuk bagian depan kaos 20 buah x Rp 5.000,00 (100.000,00)Pewarna naptol 4 warna x 3 ons x Rp 13.000,00 (156.000,00)Karet gelang mentah 1 kg (25.000,00)Kelereng (5.000,00)Kedelai (8.000,00)Ember kecil 4 buah x Rp 7.000,00 (28.000,00)Kuas 20 buah x Rp 3.000,00 (60.000,00)Cat Movilac 3 warna x Rp 60.000,00 (180.000,00)Minyak cat (12.000,00)

1

Plastik untuk alas 3 m x 4 m (50.000,00)Jumlah belanja barang untuk membatik pelangi dan mewarnai logo (1.204.000,00)

Belanja barang untuk membuat wayang kancil:Karton 11 buah x Rp 10.000,00 (110.000,00)Gunting 10 buah x Rp 8.000,00 (80.000,00)Spidol besar marker 10 buah x Rp 6.700,00 (67.000,00)Gepet (50.000,00)Kawat 4 gulung kecil @ Rp 8.000,00 (32.000,00)Cat movilac 6 warna x Rp 60.000,00 (360.000,00) Pensil 2 lusin 2 Rp 6.000,00 (12.000,00)Penghapus pensil 5 buah @ Rp 2.000,00 (10.000,00)Jumlah belanja barang untuk membuat wayang kancil: (721.000,00)

Belanja barang untuk membuat dolanan tradisional: Jeruk bali 15 buah x Rp 4.000,00 (60.000,00)Tusuk gigi (5.000,00)Jumlah belanja barang untuk membuat dolanan tradisional: (65.000,00)

Belanja administratif dan konsumsi : White board sedang (170.000,00)Spidol snawman hitam dan merah @ Rp 6.700,00 (13.400,00)Bolpoint standart 20 @ Rp 1.200,00 (24.000,00)Penghapus untuk white board (8.600,00)Kertas manila untuk penilaian 7 buah @ Rp 8.000,00 (56.000,00)Stempel untuk penilaian 2 x Rp 25.000,00 (50.000,00)Kertas HVS Kwarto 80 gram (32.000,00)Biaya fotocopy (20.000,00)Penjilidan proposal dan laporan (30.000,00)Ongkos kirim proposal (8.000,00)PIN Identitas untuk guru, siswa, anak binaan, ketua RT narasumber, dan kepala sekolah 52 buah x Rp 5.000,00 (260.000,00)Medali untuk siswa dan untuk anak binaan yang mendapat juara 1, 2, dan 3 sebanyak 21 x Rp 25.000,00 (525.000,00)Beasiswa pendidikan untuk masing-masing kelompok:Juara 1 Rp 100.000,00 x 2Juara 2 Rp 75.000,00 x 2 Juara 3 Rp 50.000,00 x 2

(200.000,00)(150.000,00)(100.000,00)

Video syuting (persiapan, pelaksanaan, penutupan) (750.000,00)Kenang-kenangan untuk RT (100.000,00)Bubur kacang hijau untuk anak-anak (50.000,00)Snack koordinasi dengan Ibu-Ibu 50 dos @ Rp 5.000,00Snack penutupan 80 dos @ Rp 3.500,00

(250.000,00)(280.000,00)

1

Minum teh panas (pesan kepada warga) ( 40.000,00) Makan siang guru & siswa selama pelaksanaan kegiatan15 orang x 9 kali @ Rp 10.000,00 2 orang x 18 kali @ Rp 10.000,00

(1.350.000,00)(360.000,00)

Jumlah belanja administratif dan konsumsi (4.827.000,00)Belanja Jasa: Honorarium narasumber Putut Arvanto, Sn5 kali @ Rp 75.000,00 (375.000,00)Honorarium narasumber Ki Ledjar Soebroto2 kali @ Rp 300.000,00 (600.000,00)Honorarium monitoring oleh ketua RT4 kali @ Rp 50.000,00 (200.000,00)Jumlah belanja Jasa: (1.175.000,00)

RekapitulasiSumber Dana 11.500.000,00Pengeluaran (11.500.000,00)Saldo 0

H. TARGET YANG DIHARAPKAN

Target yang diharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Tertanamkannya kembali unggah-ungguh (sopan santun) dan tata krama

(etika) pada anak-anak usia Sekolah Dasar di Kampung Code Utara agar

kelak anak-anak ini dapat tumbuh menjadi insan yang santun dan

beretika sehingga dapat membentuk komunitas masyarakat Kampung

Code Utara yang dapat membangun budaya atau peradabannya menjadi

lebih baik lagi.

2. Tertanamkannya kembali unggah-ungguh (sopan santun) dan tata krama

(etika) pada anak-anak didik penulis sendiri sehingga mereka dapat

menjadi pribadi yang cerdas, terampil, santun, beretika, dan memiliki

kepedulian sosial yang tinggi serta mampu menjadi teladan bagi teman-

teman dan adik kelasnya.

1