Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

34

Transcript of Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Page 1: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag
Page 2: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag
Page 3: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 1

Daftar isiRedaksi MenyapaAlhamdulillahi Robbil Alamin,

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas nikmat yang diberikan sehingga Majalah Elektronik Swarna Musi Tahap 1 Volume 10 Edisi 1 Tahun 2021 ini dapat diterbitkan. Majalah Elektronik (E-Magazine) ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Majalah Swarna Musi versi cetak. E-Magazine ini merupakan sebuah terobosan baru Balai Diklat Keagamaan Palembang yang berkomitmen untuk menyajikan berita dan artikel seaktual mungkin, sehingga diterbitkan setiap dua bulan sekali.

Sejak Januari 2021 hingga Maret 2021, banyak kegiatan spesial yang dilaksanakan Balai Diklat Keagamaan Palembang sehingga sangat perlu untuk didokumentasikan dalam bentuk berita. Artikel hasil tulisan beberapa pegawai Balai Diklat Kegamaan Palembang juga akan menyelingi berita, membuat E-Magazine semakin informatif dan layak untuk menjadi pilihan referensi pembaca.

Perkembangan Majalah Swarna Musi Balai Diklat Keagamaan Palembang, khususnya E-Magazine tentunya tidak terlepas dari partisipasi seluruh pegawai Balai Diklat Keagamaan Palembang. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dinantikan melalui alat surel [email protected]

Demikian yang dapat disampaikan. Semoga E-Magazine ini bermanfaat untuk kita semua, aamiin.

Salam Sukses dan Sehat Selalu.

Tim Redaksi

PENANGGUNG JAWABSyafitri Irwan, S.Ag, M.Pd.I

REDAKTURBandar SE, MMAtika Yusni Ferdina, M.B.AMusyaddad, M.Si.

PENYUNTING/EDITORA. Redho Nugraha, S.EYevi Grata Putra, S.Kom

ART & LAYOUTAngga Madona, S.KomPrasiska Adela Susilowati, S.Kom

SEKRETARIATSri Rahayu, S.Kom.Irma Suryani , S.ESarah Rahmadhana, S.ENanda Kamtari, S.Tr.Ak

OFFICEBalai Diklat Keagamaan PalembangJln. Demang Lebar Daun - Macan Kumbang No. 4436

Phone (0711) 445279

E-mail. [email protected]. bdkpalembang.kemenag.go.id

137

BDK Palembang melantik sebanyak 7 orang pegawainya yang memperoleh Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)......

2 Maret lalu memperoleh kehormatan karena disambangi oleh Prof. Dr. H. Achmad Gunaryo, M.Soc., S.C., Kepala Badan Litbang .....

BDK Palembang Lantik 7 Pegawai Jabatan Fungsional

Tertentu

Berikan Pembinaan di BDK Palembang, Kaban Litbang

dan Diklat ajak ASN Menjadi Pribadi yang Syakir

Berita6 Sambangi BDK Palembang, Sekjen Nizar Ali: BDK Punya Peran Strategis

7 Berikan Pembinaan di BDK Palembang, Kaban Litbang dan Diklat ajak ASN Menjadi Pribadi yang Syakir

12 Rekonsiliasi Data SAIBA dan SIMAK BMN Terbaik Ketiga, BDK Palembang Bawa Pulang Penghargaan

24 BDK Palembang Buka Diklat Penyuluh Informasi Publik dan Revolusi Mental

25 Ikuti Diklat untuk Pertama Kalinya, Marini: Ingin Ikut Lagi!

31 Wakili Sumsel, 2 Perencana Asal Palembang Datangi Rakornas di Jakarta

Artikel2 Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Matematika

10 Peran Sekolah dalam Menanamkan Moderasi Beragama

16 Pemanfaatan Lingkungan Balai Diklat Keagamaan Palembang sebagai Sumber Belajar

20 Motivasi Penyebab Kesulitan Pelatihan Berbasis E-Learning

26 Pengawas Sebagai Supervisor

28 Strategi Mewujudkan ZI, WBK dan WBBM dengan MemPHQ-kan Pegawai

Page 4: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

2 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

A.PendahuluanPembelajaran matematika tanpa disadari sebenarnya

membentuk suatu karakter peserta didik. Banyak para guru yang hanya mengajarkan matematika saja tanpa mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang ada di pembelajaran matematika tersebut. Karakter itu antara lain sikap disiplin, jujur, cermat, konsisten, adil dan lainnya. Pendidikan karakter ini sangat penting dan pendidikan karakter ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab". Oleh sebab itu, perlu kiranya dunia pendidikan di sekolah/madrasah dalam pembelajaran matematika mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam pembelajaran matematika, sehingga selain dapat mempelajari matematika peserta didik juga dapat mempelajari keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui nilai-nilai karakter yang ada pada materi-materi matematika. Adapun rumusan masalah dalam artikel ini adalah : Apa sajakah nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika? Sedangkan tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang ada dalam pembelajaran matematika.

B.Pembahasan Pembelajaran matematika tidak dapat terlepas dari

matematika itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mengintegrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran matematika sebaiknya dikaji terlebih dahulu sifat-sifat matematika sebagai ilmu pengetahuan. Menurut Suparni (2011) sifat atau karakteristik dari matematika yaitu obyek matematika abstrak, simbol yang kosong dari arti, kesepakatan dan pemikiran deduktif aksiomatik.

Dalam mengembangkan karakter peserta didik pada mata pelajaran matematika tentunya seorang guru harus mengenal karakteristik dari setiap konsep matematika. Karakteristik apa yang terkait dengan karakter atau sifat manusia. Jika kita tahu karakteristik matematika yang memiliki hubungan erat dengan sifat dari manusia, tentunya kita dapat mengembangkan sebuah pengajaran matematika dengan menanamkan nilai-nilai karakter dari setiap konsep matematika. Dampak karakteristik dari konsep matematika itu apabila ditanamkan dalam kehidupan peserta didik tentunya akan berdampak positif terhadap sikap peserta didik.

Menurut Abdussyakir (Fathani, 2009) dampak positif pembelajaran matematika yang berkaitan dengan sikap terpuji atau akhlak mahmudah adalah sebagai berikut:

1. Sikap Jujur, Cermat dan Sederhana Matematika yang banyak orang menyebutnya ilmu

hitung adalah ilmu yang berkaitan dengan proses hitung menghitung. Dalam proses perhitungan untuk menentukan hasil dari jawaban menggunakan teorema ataupun defisnisi dibutuhkan sikap ketelitian, kecermatan dan ketepatan. Setelah didapatkan hasilnya tentu kita memerlukan proses pengecekan dari langkah-langkah yang telah kita lakukan. Apakah langkah-langkah tersebut sudah sesuai dengan teorema atau tidak. Jangan sampai langkah yang kita buat melenceng dari teorema sehingga tentunya jawaban akan salah. Oleh sebab itu, perlu ketelitian dan kecermatan. Dalam matematika juga terdapat prinsip kejujuran. Dimana ketika kita melakukan proses dalam matematika dan tidak sesuai dengan prinsip atau teorema-teorema yang ada tentunya pekerjaan kita akan salah. Dan seseorang tidak dapat mengelak itu ataupun berkilah dengan dasar diluar matematika untuk membenarkan hasil pekerjaan yang salah tadi. Sebaliknya, seseorang tidak dapat menyalahkan sebuah definisi atau teorema yang sudah terbukti kebenarannya untuk mencapai tujuan dari perhitungan yang diinginkan oleh seseorang. Seperti contoh: Jika dalam matematika sudah menyepakati bahwa -3 x 4 = -12, tentunya tidak boleh membenarkan -3 x 4 = 12. Dengan dalih apapun seseorang tidak dapat membantah itu karena tujuannya adalah menghasilkan -12. Disamping itu, dalam matematika juga mengajarkan prinsip kesederhanaan

yang artinya seefektif mungkin menggunakan langkah-langkah untuk menuju pada hasil yang benar. Kita sering dengar adanya perhitungan cepat.

2. Sikap Konsisten dan Sistematis Terhadap Aturan

Matematika adalah ilmu yang didasarkan pada kesepakatan- kesepakatan yang sistematis dan dari kesepakatan itu seseorang yang bekerja dengan matematika harus mentaatinya. Sebagai contoh kalau

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKAPEMBELAJARAN MATEMATIKA

Oleh : Rudi Hermawan Widyaiswara Madya

Sumber : mjanaun09.blogspot.com, 2012

Page 5: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 3

SECTION Artikel

dalam matematika jumlah sudut dalam segitiga = 180° dalam geometri euclid. Tentunya kita harus mentaatinya untuk membuktikan kebenaran selanjutnya. Kita tidak boleh menabrak kesepakatan itu kalau tidak mau dibilang salah. Aturan-aturan dalam matematika itu tersusun rapi secara sistematis mulai dari defini ataupun kebenaran pangkal yang tidak perlu pembuktian karena sudah terbukti kebenarannya. Kemudian adanya teorema yang merujuk pada sebuah definisi harus dibuktikan kebenarannya. Teorema akan menimbulkan sebuah akibat yang disebut Lemma ataupun Corollary. Tidak hanya itu pada bagian-bagian matematika juga sudah tersusun rapih secara sistematis seperti contoh pada konsep bilangan: bilangan kompleks didalamnya terdapat bilangan real dan imajiner. Dalam bilangan real ada bilangan rasional dan irrasional. Didalam bilangan rasional terdapat bilang bulat dan pecahan. Dari contoh tersebut matematika sangat sistematis dan harus ditaati dalam proses pengerjannya. Menjadi seorang pemimpin harus berpegang pada kebenaran dari aturan yang sistematis dan konsisten menjalankannya. Amanah yang diberikan oleh rakyat harus dijalankan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Konsistensi itu harus selalu ada pada konsisi apapun. 3. Sikap Adil

Dalam matematika terdapat prinsip keadilan dalam hal sebuah persamaan. Seperti contoh: 2x + 5 = 15, tentukan nilai x! (solusi dari persamaan) untuk mencari solusi dari persamaan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

2x + 5 = 15 2x + 5 – 5 = 15 – 5 2x = 10 2x = 10 x = 5

Kalau kita lihat operasi pada ruas kiri harus sama dengan ruas kanan. Jadi dalam pengerjaanya terdapat prisnsip keadilan dalam matematika. 4. Sikap Tanggung Jawab

Dalam matematika ada yang dinamakan proses pembuktian baik secara induktif ataupun deduktif. Dalam proses pembuktian terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dan semuanya itu didasarkan pada kebenaran dan alasan yang kuat. Seperti contoh: untuk membuktikan Luas Daerah Segitiga = ½ x alas x tinggi, kita memerlukan langkah-langkah yang terkait misalkan salah satunya dengan menggunkan teorema phytagoras yang sudah dibuktikan kebenarannya. Jadi, untuk membuktikan luas daerah segitiga tersebut dalam langkahnya kita memilih menggunakan teorema phytagoras karena alasan yang kuat yaitu sudah terbukti kebenarannya dan terkait dengan prinsip-prinsip segitiga. 5. Sikap Percaya Diri dan Tidak Mudah Menyerah

Sikap percaya diri amat sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Seorang peserta didik akan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik bila memiliki kepercayaan terhadap kemampuan yang dimilkinya. Dalam matematika sendiri untuk menyelesaikan sebuah persoalan matematika dituntut untuk percaya diri dalam mengerjakannya. Biasanya dalam pembelajaran matematika tidak jarang peserta didik yang suka mencocok-cocokan jawabannya dengan jawaban temannya. Dengan alasan apakah jawabannya itu benar. Tapi, terkadang karena kurang percaya dirinya peserta didik tersebut ketika jawabannya berbeda dengan temannya bukan malah termotivasi untuk mencari jawaban yang benar tapi sebalikanya rasa menyerah. peserta didik tersebut merasa jawabannya salah dan yang timbul

menyontek jawaban temannya yang belum tentu benar. Yang perlu dikembangkan dalam pembelajran matematika terkait dengan sikap rasa percaya diri adalah biarkan peserta didik berkreasi dengan jawabannya menurut kemampuannya. Jika terjadi kegagalan dalm mencari hasil jawaban, guru memberikan scaffolding ataupun bantuan sehingga memotivasi peserta didik untuk mencari jawaban yang benar. Jika kegiatan itu dilakukan terus menerus tentunya sikap tidak mudah menyerah pada peserta didik akan terbangun. peserta didik akan terus mencari dan mencari jawaban dari permasalahan sehingga mereka mendapatkan hasilnya. Rasa tidak mudah menyerah tersebut akan menimbulkan kepercayaan diri pada diri peserta didik

Jadi, dalam pembelajaran matematika sangat penting utnuk membentuk pribadi yang berkualitas. Jika guru dapat menentukan karakteristik dari setiap konsep matematika tentunya guru akan lebih mudah mengembangkannya dalam setiap proses pembelajaran. Guru dapat menciptakan desain pembelajaran dengan mengkombinasi nilai-nilai karakter yang terkandung di setiap konsep matematika. Sehingga, pendidikan karakter tidak hanya dituliskan sebagai sarat administratif saja, tapi benar-benar nilai karakter sikap peserta didik juga dapat terbangun dengan baik.

PenutupDalam pembelajaran matematika hendaknya memberi

manfaat kepada peserta didik baik secara kognitif, afektif dan psikomotor serta dapat memberikan nilai-nilai karakter peserta didik sehingga secara luas dapat membentuk suatu karakter bangsa. Pengintegrasian konsep matematika dengan nilai-nilai karakter ini sangat penting diterapkan sebagai cara pembentukan karakter bangsa, sehingga perlu dikembangkan secara terus menerus dan dianalisa materi matematika dengan mengaitkan nilai-nilai karakter uang terkandung dalam Al-Quran yang merupakan sumber dari segala sumber ilmu yang dapat diambil khikmah dan pelajarannya oleh setiap manusia melalui matematika.

ReferensiFathani, A.H. 2009. Matematika Hakikat & Logika.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.Suparni. 2011. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan

dengan Pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Diskusi Ilmiah Fakultas sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

Sumber : dokumentasi penulis, 2021

Page 6: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

4 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

Abstrak:

Kemampuan literasi perlu dimiliki tiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. GLSA adalah kegiatan mengasah kemampuan dalam mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara melalui sumber bacaan sastra anak. Berbagai kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana dan terprogram, baik dalam kegiatan-kegiatan berbasis kelas maupun kegiatan-kegiatan berbasis budaya sekolah, dan komunitas masyarakat. GLSA di sekolah diselenggarakan dalam tiga tahapan yaitu pembiasaan,

pengembangan dan pembelajaran. Ketiga tahapan ini ditujukan untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai macam startegi membaca.

Kata Kunci: Gerakan Literasi Sastra Anak, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Salah satu prasyarat kecakapan hidup di abad 21 adalah budaya literasi. Hal ini bisa dilakukan melalui pendidikan terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi harus bersinergi membangun kualitas pendidikan berkemajuan. Peningkatan literasi baik secara internasional maupun nasional sebisa mungkin dijadikan cambuk untuk memotivasi peningkatan mutu diri. Membangun dan menumbuhkan literasi sejak dini di sekolah dasar menjadi gerakan yang harus sesegera mungkin dilaksanakan demi kemajuan mutu pendidikan.

Literasi dan pendidikan memiliki kaitan yang signifikan, oleh karena itu kualitas pendidikan dipengaruhi oleh tingkat Literasi masyarakat. Membangun dan menumbuhkan literasi sejak dini di sekolah dasar menjadi gerakan dan kesadaran kolektif yang harus segera dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurangnya minat baca siswa menyebabkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi dan menjawab pertanyaan analisis kritis rendah. Hal ini disebabkan karena ketersediaan buku yang belum memadai dan merata, seperti yang terungkap pada diskusi Mata Najwa yang ditayangkan hari Rabu tanggal 07 Juni 2017, dengan tema “Menebar Virus Baca”. Ikatan Penerbit Indonesia (2015: 11-12) menambahkan bahwa terjadi peningkatan jumlah penerbit yang singnifikan dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Namun sangat disayangkan, peningkatan jumlah penerbit buku tidak dibarengi dengan persebaran jumlah penerbit yang merata. Terjadi ketimpangan yang begitu nyata antar daerah, terutama dipulau Jawa dan diluar pulau Jawa.

Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan Gerakan Literasi Sekolah pada Anak (GLSA). GLSA merupakan cikal bakal program GLS. GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti dengan mengajak semua pelaku pendidikan untuk menciptakan iklim dan lingkungan

GERAKAN LITERASI SASTRA ANAK GERAKAN LITERASI SASTRA ANAK DI SEKOLAH DASARDI SEKOLAH DASAR

Oleh : Dr. Miskiah, M.PdOleh : Dr. Miskiah, M.Pd

Page 7: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 5

SECTION Artikel

sekolah yang baik sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015. Dalam konteks kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas, gerakan literasi dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada dalam struktur Kurikulum 2013.

PEMBAHASAN

Implementasi GLSA pada tahap pembiasaan,

Pembiasaan dilaksanakan dengan orientasi menumbuhkan minat siswa untuk membaca. Penekanan pembiasaan GLSA melalui kegiatan membaca lima belas menit sebelum pembelajaran. Adapun aktivitas yang dijalankan dalam pembiasaan bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing pihak sekolah (Kemendikbud, 2016: 10-22). Fokus dari tahapan pembiasaan GLSA adalah untuk mengembangkan lingkungan pembiasaan membaca yang menyenangkan di sekolah. Adapun tujuan dari pembiasaan ini adalah untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan sastra anak dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

Dalam tahapan pembiasaan GLSA juga diisi dengan kegiatan membaca mandiri. Membaca mandiri disebut juga dengan membaca sukarela (Krashen, 1993), membaca untuk bersantai, membaca di waktu luang, membaca untuk rekreasi atau membaca di luar sekolah merupakan membaca karena plihan siswa dan dilakukan secara mandiri. Si pembaca memilih sendiri apa yang ingin dibaca dan juga kapan dan dimana dia mau membaca.

Implementasi GLSA pada tahap pengembangan

Kemendikbud (2016: 27), menyatakan kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca siswa. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Anderson & Krathwol, 2001).

Fokus kegiatan pada tahap pengembangan ini berbeda dengan tahap pembiasaan. Pada tahap pengembangan, fokus kegiatan yang dilakukan berusaha semaksimal mungkin untuk memertahankan minat baca siswa, namun juga ada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kelancaran siswa untuk membaca bahan bacaan sastra anak (Kemendikbud, 2016: 27). Pada tahap pengembangan ini, kegiatan yang bisa dilakukan antara lain adalah: menerapkan strategi membaca, memilih buku pengayaan fiksi nonfiksi, mendiskusikan cerita, memanfaatan perpustakaan dan sudut baca, mengapresiasi capaian hasil literasi, dan membentuk tim literasi.

Implementasi GLSA pada tahap pembelajaran

Implementasi GLSA terakhir yaitu pada tahapan pembelajaran. GLSA pada tahap pembiasaan dan

pengembangan yang telah dilaksanakan sebelumnya akan mendukung tahap pembelajaran. Sekolah dapat mengintegrasikan literasi sastra anak dalam pembelajaran. Disisi lain kemampuan literasi sekolah diharapkan dapat meningkat dengan buku-buku pengayaan. Adapun implementasi kegiatan GLSA pada tahap pembelajaran adalah menerapkan strategi membaca dan menerapkan strategi menulis.

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran (Anderson & Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis. Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan siswa membaca buku nonteks pelajaran yang berupa buku genre sastra anak.

KESIMPULAN

Beragam kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan melalui implementasi GLSA di SD memberikan dampak dan manfaat nyata pada penumbuhan budaya literasi disekolah. Salah satunya adalah tumbuhnya motivasi dalam diri (intrinsik) anak untuk membaca. Untuk itu perlu mempertahankan minat baca siswa serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca. Sedangkan pada tahap pembelajaran tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2002). A taxonomy for learning, teaching, and assessing. A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York: Longman.

Dewayani, S., & Retnaningdyah, P. (2017). Suara dari marjin. Literasi sebagai praktik sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ikatan Penerbit Iindonesia. (2015). Industri penerbitan buku Indonesia: dalam data dan fakta. Jakarta: Gedung IKAPI.

Kemendikbud. (2016). Desain induk gerakan literasi sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen. Dikdasmen.

___________. (2016). Manual pendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

___________ . (2016). Buku saku gerakan literasi sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Krashen, S. D dan T.D. Terrel. (1983). The Natural Approach: Language Acquisition in the Classroom. Oxford: Pergamon.

Page 8: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

6 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

PALEMBANG – Pada Selasa (16/2) sore lalu, Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang mendapatkan kehormatan karena dikunjungi langsung Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag.

Dalam kunjungannya ke kantor BDK Palembang, Sekjen Nizar Ali tidak sendirian. Ia didampingi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, Dr. H. Mukhlisuddin, S.H., MA, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama Jakarta, Dr. Nurudin, S.Pd.I., M.Si., Kepala Bidang Litbang RA dan Madrasah Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Ahmad Rijal Rangkuti, S.Sos.I, M.Pd.I, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, H. Abadil, S.Ag., M.Si, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palembang, H. Deni Priansyah, S.Ag., M.Pd.I.

Kunjungan pembinaan tersebut dilakukan oleh Sekjen Nizar Ali di sela-sela kesibukannya menghadiri berbagai acara dan kegiatan di Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagai bentuk penghormatan dan sambutan kepada Sekjen Nizar Ali, Kepala BDK Palembang, Dr. Syafitri Irwan, S.Ag., M.Pd.I memberikan kopiah dan kain sorban bermotif songket khas Sumatera Selatan kepada Sekjen Nizar Ali. Sambutan dari Syafitri tersebut disambut hangat oleh Sekjen. Setelah berbincang sejenak di ruang kerja Kepala BDK Palembang, Sekjen Nizar Ali bertandang ke auditorium BDK Palembang untuk menyampaikan pembinaan singkat kepada semua pegawai Kemenag yang sudah ada disana untuk menyambutnya.

Dalam pembinaannya, Sekjen Nizar Ali menguraikan tiga unsur yang harus dimiliki oleh ASN sesuai dengan amanat PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen ASN. Tiga unsur tersebut antara lain kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Menurut Sekjen Nizar Ali, jika ketiga unsur tersebut dipahami betul oleh ASN, maka ASN tersebut akan menjadi Asn yang baik.

Kualifikasi yang dimaksud adalah harus adanya korelasi antara kualifikasi latar belakang dengan bidang pekerjaannya. Sedangkan untuk kompetensi, terkait dengan kemampuan, penguasaan, pengetahuan,

skill dan keterampilan terhadap bidang pekerjaannya. Terakhir, unsur kinerja berkaitan dengan output dan target yang wajib dimiliki oleh ASN.

“Tiga unsur tersebut penting untuk kita jadikan catatan penting dalam konteks Pembinaan singkat ini,” tutur Prof. Nizar.

Sekjen Nizar Ali juga mengatakan BDK ke depannya akan menjadi tulang punggung Kementerian Agama dalam meningkatkan kemampuan kompetensi seluruh

ASN Kementerian Agama, termasuk CPNS yang akan menerima pendidikan dan pelatihan di BDK.

“Saya rasa ini poin penting saya disini untuk memberikan semangat teman-teman semuanya, bahwa kedepannya insya Allah posisi dan peran BDK sangat strategis, sehingga harus mempersiapakan dari segi kemampuan, kualifikasi dan kinerja dengan baik dan apapun regulasi yang berubah, kita dapat menyesuaikan dengan baik,” tutup Sekjen.

Usai mengisi pembinaan di BDK Palembang, Sekjen Nizar Ali dan stafnya bertolak kembali menuju ke kantor pusat Kemenag di Jakarta. Sebelum bertandang ke BDK Palembang, Sekjen Nizar Ali terlebih dahulu meresmikan 15 gedung yang dibangun melalui pembiayaan surat berharga syariah negara (SBSN) di lingkungan Kemenag Sumsel, termasuk gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kota Palembang. Sekjen Nizar Ali menandatangani prasasti peresmian 15 gedung tersebut di Aula MAN Insan Cendekia, Ogan Komering Ilir.

Penulis: Sarah Rahmadana

Editor: A. Redho Nugraha

Pembinaan Sekjen Kemenag: Sambangi BDK Palembang, Sekjen Nizar Ali: BDK Punya Peran Strategis

SECTION News

Page 9: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 7

SECTION News

Berikan Pembinaan di BDK Palembang, Berikan Pembinaan di BDK Palembang, Kaban Litbang dan Diklat ajak ASN Kaban Litbang dan Diklat ajak ASN Menjadi Pribadi yang SyakirMenjadi Pribadi yang Syakir

PALEMBANG – BDK Palembang pada Selasa, 2 Maret lalu memperoleh kehormatan karena disambangi oleh Prof. Dr. H. Achmad Gunaryo, M.Soc., S.C., Kepala Badan

Litbang dan Diklat Kemenag RI. Gunaryo sebelumnya telah tiba di Palembang pada Senin (1/3) sebelumnya, menjadi pemateri PDWK via Zoom Meeting pada keesokan harinya, lalu menyampaikan pembinaan kepada pegawai BDK Palembang secara langsung dan secara virtual sekaligus dari Ruang Rapat BDK Palembang.

Kunjungan Gunaryo memperoleh sambutan hangat dari segenap pegawai BDK Palembang, termasuk dari Kepala BDK Palembang, Dr. Syafitri Irwan, S.Ag., M.Pd.I. Sebelum memasuki ruang rapat bersama, Syafitri melakukan penyambutan simbolis kepada Gunaryo dengan pengalungkan kain songket.

Ini adalah kali keduanya Gunaryo menyambangi BDK Palembang selama ia menjabat sebagai Kaban Litbang dan Diklat, menjadikan BDK Palembang sebagai BDK yang paling sering ia kunjungi. Gunaryo membuka pembinaan hari itu dengan sebuah kabar baik: Balai Litbang dan Diklat Kemenag

RI menjadi lembaga nasional kedua dengan total serapan anggaran terbaik tahun 2020. Meski demikian, ia mengajak semua pegawai BDK Palembang agar tidak berhenti sampai disitu. Menurutnya, Kemenag harus dapat menjadi instansi teladan dalam berbagai aspek, termasuk kualitas para pegawainya, dan hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan terus berbenah dan bersyukur.

“Perubahan itu nantinya tidak hanya berdampak bagi diri kita sendiri, tetapi juga organisasi tempat kita mengabdi. Bukan hanya bagi staf, tetapi juga bagi para widyaiswara,” tutur Gunaryo.

Berbenah dan bersyukur, menurut Gunaryo adalah dua hal yang berhubungan dan harus dilakukan beriringan. Definisi syukur bukan hanya terbatas pada ucapan, namun lebih jauh, juga terletak pada kemampuan para ASN Kemenag berefleksi pada pekerjaannya sehari-hari.

“Kita harus merefleksikan rasa syukur tersebut ke dalam pekerjaan sehari-hari, menjadi syakir, orang yang bersyukur, meski refleksinya bermacam-macam. Kita harus bersyukur

sebagai ASN, maka kita harus melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, jika bisa membuat inovasi dan menjadi teladan,” ujar Gunaryo.

Gunaryo kemudian mengajak para hadirin untuk menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya, diiringi dengan tayangan video.

Acara pembinaan ditutup dengan sesi berfoto bersama. Gunaryo selaku Kepala Badan Balitbang dan Diklat Kemenag RI menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pegawai yang bertugas dan terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan pembinaan tersebut.

Penulis: A. Redho Nugraha

Editor: A. Redho Nugraha

Page 10: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

8 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

PERAN GURU BK DI ABAD 21 PERAN GURU BK DI ABAD 21 TERHADAP PENINGKATAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA MADRASAHKARIER SISWA MADRASAHOleh : Oleh :

Dra.Nelly Nurmelly, MMDra.Nelly Nurmelly, MMWidyaiswara Ahli Madya Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keagamaan PalembangBalai Diklat Keagamaan Palembang

Abstrak Karier merupakan pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang ditekuni sebagai suatu persiapan untuk masa

depan. Layanan bimbingan dan konseling merupakan bentuk fasilitasi terhadap siswa untuk mencapai tugas-tugas perkembangan. Keberhasilan karier seorang individu berawal dari perencanaan karier yang tepat dan sesuai dengan potensi karier yang dimiliki. Salah satu hal yang mempengaruhi perencanaan karier siswa ialah pengenalan potensi diri dan potensi karier yang tepat. Untuk dapat mengenali hal tersebut dibutuhkan peran dari guru BK saat ini. Generasi Z di abad 21 membutuhkan peran seorang guru BK dengan layanan-layanan BK yang uptodate. Abad 21 dengan generasi Z-nya dihadapkan pada berbagai tantangan untuk mencapai karier yang optimal. Tantangan tersebut dapat ditanggulangi dengan bimbingan karier yang tepat. Oleh karena itu, peran guru BK abad 21 untuk

meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa sangat diperlukan.

Kata kunci : perencanaan karier, guru BK abad 21

PENDAHULUANPENDAHULUANAnak usia Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) dapat

dikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Batasan usia remaja adalah antara usia 12 tahun hingga usia 21 tahun. Masa remaja terbagi menjadi tiga fase, yaitu: (1) Fase remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun, (2) Fase remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun, (3) Fase remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun. Sementara di Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di sekolah, umumnya mereka masih belajar di Sekolah Madrasah Tsanawiyah, Menengah Atas atau Perguruan Tinggi (Monks, dkk., 2001). Perkembangan yang optimal dan mencapai tugas perkembangan serta aspek-aspek perkembangan yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kemandirian Siswa menjadi tugas seorang guru BK. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling. Layanan yang diberikan membantu siswa mengenali potensi diri dan potensi karier yang tepat serta membantu siswa merencanakan karier mereka di masa depan. Pada Abad 21 siswa memiliki tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan saat ini. Mereka yang memiliki kemampuan dan penyesuaian diri yang baik yang akan bertahan. Jika tidak maka siswa akan menemukan banyak hambatan dan pencapaian karier yang mereka inginkan jadi tidak optimal .

PERENCANAAN KARIRPERENCANAAN KARIRTujuan umum bimbingan dan konseling karir di

Madrasah adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam masyarakat maka penting untuk guru BK ketahui terkait dengan perencanan karier sebelum seorang siswa memutuskan pilihan karier yang akan digeluti sepanjang hidupnya dan menjadi jalan tercapainya cita-cita serta tujuan hidupnya di masa mendatang. Perencanaan Karier merupakan rangkaian pekerjaan yang teratur memiliki suatu pola yang mengarah pada kehidupan dunia kerja, yang digunakan untuk menunjuk seberapa jauh kemajuan seseorang dalam melakukan aktivitas profesi atau pekerjaan dan dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. (Hartono dalam Zamroni 2016: 143; Tiedeman; Super; Wilensky; Gross dalam Sukardi: 1984) Perencanaan karier adalah aktivitas yang dilakukan

Page 11: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 9

SECTION Artikel

secara terarah dan terfokus berdasarkan potensi yang dimiliki untuk pencapaian tujuan karier yang meliputi aspek pemahaman diri, eksplorasi, membuat keputusan dan persiapan diri memasuki dunia kerja (Mastur dan Triono, 2014; Latif, dkk: 2017).

Menurut John Holland (1973), individu tertarik pada suatu karir tertentu karena kepribadiannya dan berbagai variabel yang melatarbelakanginya. Pada dasarnya, pilihan karir merupakan ekspresi atau perluasan kepribadian ke dalam dunia kerja yang diikuti dengan pengidentifikasian terhadap stereotipe okupasional tertentu. Semakin memahami kecerdasan yang dimiliki dan arah bakat dan minat siswa, guru BK akan dapat membantu siswa mengenali potensi karier yang tepat bagi dirinya.

GURU BK ABAD 21GURU BK ABAD 21 Peran Guru BK Abad 21 Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2008 mengenai Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 Tahun 2008 mengenai Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor menyatakan tugas Guru BK adalah untuk mendukung perkembangan pribadi dari para pelajar sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat dan kepribadian mereka, khususnya untuk membantu siswa memahami dan mengevaluasi informasi dunia kerja dan membuat pilihan terkait pekerjaan.

Bimbingan dan konseling harus bisa membantu siswa dalam membuat keputusan menyangkut pendidikan dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan permintaan pasar kerja. Guru BK harus dapat memandu mereka dalam melihat kondisi tantangan-tantangan terkait isu gender terhadap keterampilan sebelum membuat keputusan mengenai pekerjaan dan pendidikan. Arus globalisasi dan kemajuan teknologi mempengaruhi jenis-jenis pekerjaan yang ada. Jenis pekerjaan yang bertahan di abad 21 ini memiliki beberapa kriteria diantaranya: (1) yang memiliki sifat non-routine abstract yaitu tidak prosedural dan bisa segera menyesuaikan dengan perubahan. (2) non-routine analysis, dimana secara kontinu melakukan proses penguraian elemen dan penyelesaian masalah dengan prosedur yang berbeda. (3) non-routine interpersonal, dimana secara berkelanjutan membangun hubungan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, yang bidang dengan pekerjaan atau keahliannya berbeda. (4) non-routine interactive, dimana pekerjaan tersebut menuntut komunikasi dua arah, transfer ilmu dan penggunaan bahasa lintas negara dan budaya.

SIMPULAN SIMPULAN Perencanaan karier adalah suatu aktivitas yang

dilakukan secara terarah dan terfokus berdasarkan potensi yang dimiliki untuk pencapaian tujuan karier yang meliputi aspek pemahaman diri, eksplorasi, membuat keputusan dan persiapan diri memasuki dunia kerja. Untuk membantu siswa mengenali potensi karier yang dimiliki, guru BK dapat mengidentifikasi dengan merujuk pada teori John Holland tentang karier dan teori MI Howard Gadner. Persiapan menuju persaingan karier di abad 21 perlu keterampilan hidup dan berkarir (Life and Career skills) dan untuk itu guru BK dapat menggunakan POP BK di Madrasah dengan layanan Peminatan dan Perencanaan Individual.

REKOMENDASIREKOMENDASI1. POP BK di Madrasah segera diaplikasikan untuk

membantu meningkatkan kemampuan perencanaan karier siswa madrasah.

2. Seluruh stakeholder yang ada memberi perhatian dan fasilitas penuh guna membantu guru BK mengoptimalkan perannya di sekolah.

REFERENSIREFERENSIPeraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27

Tahun 2008 mengenai Standard Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor

Mastur dan Triono, 2014. Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bidang Bimbingan Karier. Yogyakarta : Paramitra Publising.

Zamroni, dkk. 2016. Pengembangan Multimedia Interaktif Bimbingan Karier Untuk Meningkatkan Keterampilan Membuat Keputusan Karier Program Peminatan Siswa SMP. Semarang :Universitas Negeri Semarang

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2000). Psikologi Remaja. Cetakan kelima. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada ______________. (2006). Psikologi Remaja. (Ed. Revisi). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S.R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

John Holland, 1973 tentang Karier dan Teori MI Howard Gadner

Permadi, Nofianti Eka. 2012. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Siswa Dalam Perencanaan Karir Dan Implikasinya Terhadap Pelayanan Bimbingan Karir. Padang: Universitas Negeri Padang.

Page 12: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

10 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

PERAN SEKOLAH DALAM MENANAMKAN MODERASI PERAN SEKOLAH DALAM MENANAMKAN MODERASI BERAGAMABERAGAMA

Oleh : Muhammad AbduhOleh : Muhammad AbduhPendahuluan

Dewasa ini semakin penting semua komponen bangsa berperan mengkampanyekan moderasi dalam beragama. Kementerian agama, sebagai lembaga yang mengurusi agama-agama yang ada di Indonesia, telah mengambil peran tersebut dengan menawarkan konsep moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa. Hal ini dilakukan guna menjawab banyaknya rangkaian peristiwa terjadi yang mengarah pada sikap intoleransi bahkan tindakan kekerasan atas nama agama yang pada akhirnya akan mencabik persatuan dan kesatuan bangsa. Baru-baru ini, peristiwa bom bunuh diri di Makasar adalah contoh tindakan brutal yang mengatasnamakan agama.

Kampanye moderasi tentu tidak cukup jika hanya dilakukan melalui sosialisasi, seminar, dan forum diskusi saja melainkan harus menjadi sebuah gerakkan masif yang terus-menerus dilakukan semua komponen bangsa melalui berbagai kegiatan utamanya melalui kegiatan pembelajaran di sekolah.

Moderasi beragama adalah sebuah sikap yang lahir dari pemahaman terhadap teks ajaran keagamaan. Sebagai output dari pemahaman keagamaan, maka sikap moderat sesungguhnya dapat dibentuk melalui proses yang disebut dengan pendidikan. Disinilah pentingnya peran sekolah ikut ambil bagian dalam menanamkan sikap moderat sejak dini.

Bagaimana proses penanaman moderasi beragama yang perlu dilaksanakan di sekolah menjadi fokus tulisan singkat ini

Pembahasan

A.Moderasi Dalam Beragama

Moderation atau moderasi secara bahasa memiliki arti sikap sederhana, sifat sedang, dan sikap tidak berlebihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moderasi didefinisikan sebagai pengurangan kekerasan, atau penghindaran keekstreman. Jika disandingkan dengan kata beragama, menjadi moderasi beragama, maka istilah tersebut memiliki makna sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keesktreman dalam cara pandang, sikap, dan praktik beragama.

Dalam bahasa Arab, padanan moderasi adalah wasath atau wasathyah, yang berarti tengah-tengah. Kata ini mengandung makna i’tidal (adil) dan tawazun (berimbang). Orang yang menerapkan prinsip wasathiyah bisa disebut wasith. Kata wasith bahkan sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wasit dengan tiga pengertian, yaitu: pertama wasit berarti penengah, atau perantara (misalnya dalam perdagangan, bisnis); makna

kedua adalah: wasit berarti pelerai (pemisah, pendamai) antara pihak-pihak yang berselisih; dan makna ketiga adalah: wasit berarti pemimpin di pertandingan (seperti wasit sepakbola, badminton, atau olah raga lainnya). Karenanya seorang wasit harus adil dalam mengambil keputusan dan berimbangan dalam keberpihakannya alias tidak berat sebelah.

Islam sejatinya adalah agama wasathiyah artinya agama yang berimbang. Karenanya seorang Muslim dituntut imbang dalam segala hal, misalnya imbang dalam mencari kehidupan dunia dan akhirat, imbang dalam membangun hubungan dengan Penciptanya dan sesama makhluk, bahkan imbang dalam memperlakukan terhadap anggota tubuhnya sendiri.

Dengan demikian, moderasi dalam beragama dapat dipahami sebagai sikap prilaku yang berimbang tidak berlebihan dalam menjalankan ajaran agama. Hal ini sebagaimana yang diungkapan oleh Prof. Oman Fatrurahman, Ketua Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama RI, bahwa moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Kebalikan dari sikap moderat adalah sikap berlebihan, yaitu Tatharruf. Yusuf Al-Qaradhawi (1996) menyebutkan setidaknya ada lima tanda seseorang telah bersikap berlebihan tatharruf dalam beragama yaitu fanatik pada satu pendapat dan tidak mengakui pendapat yang lain, sering mewajibkan sesuatu yang tidak pernah diwajibkan oleh Allah Swt, bersikap keras dan kasar, sering berburuk sangka dan gampang menuduh, dan mudah mengkafirkan orang lain.

B.Fungsi Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berperan dalam mewujudkan dan melestarikan suatu peradaban. Secara rinci fungsi sekolah sebagaimana yang diungkapkan oleh Suwarno dalam Hasbullah (2009) adalah :

1.Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan,

2.Sepesialisasi,

3.Efisiensi,

4.Sosialiasi,

5.Konservasi dan transmisi kultural,

6.dan transisi dari rumah ke masyarakat.

Page 13: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 11

SECTION Artikel

Pada fungsi pertama di atas, sekolah memberikan layanan yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan pikiran dan pengetahuan. Dalam memenuhi fungsi ini, maka sekolah menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikannya. Kurikulum tersebut tercermin dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Kegiatan intra merupakan kegiatan proses pembelajaran di kelas yang berisi muatan mata pelajaran tertentu yang harus diikuti oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa diberikan pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan. Demikian pula sikap siswa juga dapat ditumbuhkan dalam kegiatan ini.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan di luar jam pelajaran untuk memenuhi kebutuhan pengembangan minat dan bakat. Seperti kegiatan pramuka, seni, keterampilan bela diri, rohis,dan lain sebagainya.

C.Penanaman Nilai-Nilai Moderasi di Sekolah

Penanaman sikap moderasi beragama di sekolah dapat dilakukan melalui tiga jalur yaitu melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah.

Kegiatan Intrakurikuler

Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan ini dilakukan guru dan peserta didik dalam jam-jam pelajaran setiap hari dengan menggunakan kurikulum dan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur program. Dalam kegiatan ini siswa diberikan pemahaman tentang berbagai pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Dalam kaitannya dengan penanaman nilai-nilai moderasi di sekolah, Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai mata pelajaran (di sekolah) maupun sebagai rumpun (di madrasah), memiliki peran yang penting dalam membangun pemahaman agama siswa yang komprehensif. Melalui PAI, pemahaman siswa menjadi luas sehingga tidak mudah untuk menyalahkan orang lain karena berbeda pendapat dengannya. Demikian pula melalui PAI, siswa tidak mudah didoktrin oleh orang lain dengan paham-paham yang ektrim dan menyimpang.

Oleh sebab itu maka pembelajaran PAI di sekolah atau madrasah hendaknya dilakukan melalui banyak pendekatan. Di kelas misalnya guru hendaknya menggunakan metode yang bervariasi tidak terpaku hanya dengan satu metode saja sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Adakalanya guru menggunakan metode ceramah, demontrasi, diskusi, dan lain sebagainya. Pembelajaran di kelas sebisa mungkin memberikan peluang siswa untuk melakukan eksplorasi dan berpikir kritis.

Selain pendekatan proses pembelajaran, keteladanan guru juga memberikan pengaruh terhadap sikap moderasi siswa. Sikap menghargai perbedaan, penyayang kepada sesama, dan menjaga kebersihan lingkungan yang dicontohkan guru sehari-hari menjadi model tersendiri bagi siswa.

Kegiatan Ekstra

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap dan menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa dalam mata pelajaran.

Kegiatan ekstrakurikuler diisi dengan kegiatan olahraga seperti bola basket, bola voli, pencak silat dan lainnya yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Begitupula dengan dibidang lain, seperti bidang seni bisa diisi dengan drama, lukis, tari. Selain itu ada juga bidang keagamaan, seperti Rohis. Keseluruhan bidang tersebut ditujukan sebagai wahana untuk memperluas wawasan serta membangun nilai dan sikap positif siswa.

Utamanya kegiatan rohis, disamping menambah wawasan tentang keagaamaan juga menjadi sarana atau wadah mengimplementasikan pengetahuan keagamaan yang telah dimiliki dalam menumbuhkan nilai-nilai moderasi beragama.

Budaya sekolah

Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Nilai-nilai dalam budaya sekolah seperti kebiasaan hidup, etika, kejujuran, kasih sayang, mencintai belajar, bertanggung jawab, menghormati hukum dan peraturan, menghormati orang lain, mencintai pekerjaan, suka menabung, suka bekerja keras, dan tepat waktu.

Keseluruhan nilai-nilai budaya sekolah tersebut bila dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh masyarakat sekolah akan memiliki peran yang penting dalam membangun sikap moderasi beragama siswa.

Penutup

Sekolah memiliki peran penting dalam menumbuhkan sikap moderasi dalam beragama. Penanaman sikap moderasi beragama di sekolah dapat dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurahman, Oman, 18 Desember 2020. Kenapa Harus Beragama, https://diy.kemenag.go.id, (Diakses 1 April 2021).

Hasbullah, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), http://kbbi.web.id/pusat,(Diakses 1 April 2021).

Qordhawi, yusuf, 1996, Ash Shahwah Al Islaamiyyah Baina Al Juhuud Wa At Tatharruf, Muassasah Ar Risalah.

Page 14: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

12 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

JAKARTA - Kabar membanggakan datang dari Rakor Badan Lirbang dan Diklat Kemenag Tahun 2021 di Hotel Mercure, Jakarta, BDK Palembang yang datang ke kegiatan tersebut meraih penghargaan sebagai “Satker dengan Rekonsiliasi Data SAIBA dan SIMAK BMN Terbaik Ketiga Tahun 2020.”

Piagam Penghargaan langsung diserahkan oleh Kaban Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Dr. H. Achmad Gunaryo, M.Soc., SC., dan diterima langsung oleh Kepala BDK Palembang, Dr. Syafitri Irwan, S.Ag. M.Pd.I.

Dalam Rakornas tersebut, ada beberapa kategori penghargaan yang diberikan kepada semua instansi yang dinaungi Badan Litbang dan Diklat Kemenag, beberapa di antaranya seperti “Satker dengan Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Terbaik”, “Satker dengan Realisasi Anggaran Terbaik Tahun 2020”, “OJS Akreditasi Tercepat”, “Website

dengan Visitor Terbanyak”, “Budaya Kerja Terbaik”, “ZI terbaik” dan masih banyak lagi kategori-kategori yang lain.

Karena penganugerahan penghargaan tersebut bertepatan dengan pelaksanaan Rakor Badan Litbang dan Diklat Kemenag Tahun 2021, pemberian penghargaan tersebut dihadiri oleh pejabat-pejabat di lingkungan Balitbang, Pusdiklat dan BDK Kementerian Agama Republik Indonesia. Dalam kesempatan itu, Kaban Litbang dan Diklat menyampaikan bahwa pemberian penghargaan tersebut diharapkan akan menjadi motivasi bagi seluruh satker yang berada di naungan Badan Litbang dan Diklat Kemenag, agar semakin meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan efisiensi, pengelolaan anggaran, semakin berinovasi dan meningkatkan SDM.

Tak lupa, Syafitri Irwan menyampaikan rasa syukur dan

terima kasihnya atas penghargaan yang diterima kepada segenap pegawai BDK Palembang.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga besar Balai Diklat Keagamaan Palembang, terkhusus untuk tim pengelola data SAIBA dan SIMAK BMN”, ucap beliau.

Senada dengan Kepala BDK, Kasubag Tata Usaha BDK Palembang, Bandar Matondang, SE., MM., juga menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan kinerja para pegawai yang tidak kenal lelah dalam bekerja.

“Saya berharap prestasi ini dapat kita tingkatkan lagi di tahun mendatang,” ujarnya.

Membanggakan! BDK Palembang Membanggakan! BDK Palembang Sabet Penghargaan di Rakor Sabet Penghargaan di Rakor Balitbang dan Diklat 2021Balitbang dan Diklat 2021

Pemberian Pemberian penghargaan penghargaan tersebut diharapkan tersebut diharapkan akan menjadi akan menjadi motivasi bagi motivasi bagi seluruh satker yang seluruh satker yang berada di naungan berada di naungan Badan Litbang dan Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Diklat Kemenag, agar semakin agar semakin meningkatkan meningkatkan kualitas pelayanan kualitas pelayanan publik, meningkatkan publik, meningkatkan efisiensi, pengelolaan efisiensi, pengelolaan anggaran, semakin anggaran, semakin berinovasi dan berinovasi dan meningkatkan SDM.meningkatkan SDM.

SECTION News

Page 15: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 13

SECTION News

PALEMBANG (6/4) - BDK Palembang melantik sebanyak 7 orang pegawainya yang memperoleh Jabatan Fungsional Tertentu (JFT). Ketujuh orang tersebut dilantik ke dalam 5 macam JFT, antara lain 2 orang Widyaiswara Ahli Madya, 1 orang Pustakawan Ahli Muda, 2 orang Arsiparis Ahli Muda, 1 orang Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Ahli Muda serta 1 orang PTP Ahli Pertama.

Pelantikan JFT BDK Palembang dilakukan di Gedung Aula BDK Palembang pada Selasa (6/4) dan dihadiri oleh seluruh pegawai BDK Palembang. Pada kesempatan tersebut, Kepala BDK Palembang, Dr. Syafitri Irwan, S.Ag., M.Pd.I, melantik secara sah ketujuh Pegawai BDK Palembang yang akan menduduki jabatan fungsional baru. Pada acara pelantikan ini, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BDK Palembang, Bandar,SE., MM dan Kepala Seksi Tenaga Administrasi BDK Palembang, Agus Apriansyah,S.Kom,MM. menjadi Saksi pertama dan Saksi kedua. Adapun bertugas sebagai rohaniawan dalam pelantikan ini adalah H.Ikral, S.Ag., MM.

Berikut adalah nama-nama pegawai BDK Palembang yang dilantik tersebut:

1. Mukmin, S.H.I., M.Sy sebagai Widyaiswara Ahli Madya pada BDK Palembang,

2. Mardiansyah, S.I.P., M.Si sebagai Widyaiswara Ahli Madya pada BDK Palembang,

3. Musybi, S.Pd.I.,M.Si sebagai Pustakawan Ahli Muda pada BDK Palembang,

4. Erwan, S.Ag sebagai Arsiparis Ahli Muda pada BDK Palembang,

5. Amrullah, S.Sos sebagai Arsiparis Ahli Muda pada BDK Palembang,

6. Iwan Sugianto, S.Kom., M.Pd.I sebagai PTP Ahli Muda pada BDK Palembang,

7. Taslim, S.T sebagai PTP Ahli Pertama pada BDK Palembang.

Kepada ketujuh pegawai yang baru dilantik, Syafitri berpesan agar semua pegawai yang baru saja dilantik

menganggap amanahnya sebagai sebuah berkah dari Allah SWT. Ia juga mengimbau mereka semua agar menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya di masa pandemi.

“Etikanya adalah semakin kita mengemban suatu amanat yang lebih besar maka kita sudah pasti diberikan beban yang lebih besar pula. Untuk itu, kita sadari bahwa yang kita peroleh saat ini merupakan citaicita harapan kita semua, tapi tentunya dibalik itu semua, ada suatu harapan yang sangat besar, yakni agar kita semua menjadi lebih baik lagi, menjadi lebih solid bekerja sama, menjadi standar mutu yang lebih baik dalam melakukan pelayanan terhadap publik,” tambah Syafitri

“Mari kita bersama-sama bersinergi dalam membangun BDK Palembang. Kita perkuat apa yang menjadi tugas-tugas kita di BDK Palembang dan jangan lupa tetap jaga kesehatan diri kita, karena jika kita sakit itu sangat berpengaruh terhadap kinerja kita, selalu ingat bahwa kesehatan itu mahal harganya,” terus Syafitri.

Pelantikan JFT tersebut ditutup dengan sesi foto bersama para pejabat dan pegawai BDK Palembang.

Penulis: Tri Juliansyah

BDK Palembang Lantik 7 Pegawai BDK Palembang Lantik 7 Pegawai Jabatan Fungsional TertentuJabatan Fungsional Tertentu

Page 16: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

14 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

ABSTRAK

Mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa. Dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan inovasi agar proses belajar-mengajar tidak membosankan.

Kata Kunci: mengajar, inovasi

PENDAHULUAN

Ada perbedaan mengajar dengan pembelajaran. Seperi yang kita tahu, mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengapresiasikan dirinya, serta cara-cara belajar. Sedangkan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik. Secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode didasarkan pada perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya membelajarkan peserta didik.

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran sendiri diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran dimana inovasi tersebut dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Inovasi sendiri adalah gagasan, perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu dan pada suatu jangka tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sesuatu yang baru, mungkin sudah lama dikenal pada konteks sosial tetapi belum dilakukan perubahan. Salah satu inovasi pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan berkesan serta komplek adalah dengan menggunakan media teknologi komputer/laptop. Teknik yang digunakan di antaranya adalah menayangkan video kasus yang sedang berkembang di masyarakat yang berhubungan degan materi pembelajaran yang akan dibahas kemudian dianalisis oleh siswa.

PEMBAHASAN

Menurut pendapat Ibrahim, dkk. (1988), mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa invensi atau diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya “memperbarui” dan “mengubah”. Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi atau diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Ibrahim, dkk., 1988). Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia yang berupa benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru.Sedangkan diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.

Komputer/laptop merupakan salah satu media dalam pengajaran dan pembelajaran menunjukkan dampak yang positif. Selain itu dapat membantu para guru mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menarik minat belajar juga dapat membantu guru menampilkan berbagai berbagai kemudahan, diantaranya melalui tayangan video yang berisi berisi berita-berita termutakhir, menampilkan gambar nyata dalam dunia kehidupan sesungguhnya, bahkan bisa juga menampilkan pendapat seseorang, para ahli, para pakar, masyarakat melalaui tayangan

PENTINGNYA INOVASI DALAM PEMBELAJARANPENTINGNYA INOVASI DALAM PEMBELAJARANOleh: HodidjahOleh: Hodidjah

Widyaiswara Ahli Madya Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Kragamaan palembangBalai Diklat Kragamaan palembang

Page 17: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 15

SECTION Artikel

video, bahkan menampilkan cerita dalam bentuk gambar, tulisan. Oleh karena itu sedikit banyak media komputer/laptop merupakan alternatif dalam mengatasi kemerosotan pelajaran dan pembelajaran. Menurut Zubaidah (1997), guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan cita rasa dan karakteristik pelajar. Lebih dari itu, guru dapat berinovasi dengan membuat video tutorial interaktif membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

KESIMPULAN

Pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar memberikan andil yang besar oleh peserta didik. Prestasi peserta didik akan meningkat dalam suatu mata pelajaran apabila peserta didik tersebut memahami benar terhadap materi pelajaran yang dipelajari. Awal lahirnya peserta didik dalam menyukai suatu materi pelajaran adalah karena adanya motivasi, adanya dorongan yang membuat rasa senang peserta didik dalam mempelajari materi tersebut. Salah satu metode pembelajaran yang sangat berpengaruh kepada minat anak didik adalah metode pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer/laptop. Melalui tayangan video, gambar, cerita dan lain-lain. Proses ini akan memudahkan anak didik memahami pelajaran dan juga mudah untuk memperaktekannya,

DAFTAR BACAANArsyad, Azhar. 2003, Media Pembelajaran. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Asnawir dan Basyirudin Usman. 2002, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Presssjoni Ibrahim dkk. 2008. Pembelajaran Virtual Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:

Pustaka BelajarWarsita,

Bambang. 2008, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka

Cipta.

Page 18: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

16 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

PEMANFAATAN LINGKUNGAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN BALAI pelatihan BALAI pelatihan KEAGAMAAN PALEMBANG KEAGAMAAN PALEMBANG SEBAGAI SUMBER BELAJARSEBAGAI SUMBER BELAJAR

Oleh: BasukiOleh: BasukiWidyaiswara Ahli MadyaWidyaiswara Ahli MadyaBalai Diklat Keagamaan PalembangBalai Diklat Keagamaan Palembang

PendahuluanKampus Pelatihan dilingkungan Balai pelatihan Keagamaan Palembang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber belajar. Kampus Pelatihan menjadi alternatif strategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar peserta pelatihan secara optimal.

Kampus pelatihan dapat dimanfaatkan dan dikelola sebagai sumber belajar. Banyak potensi yang berasal dari lingkungan kampus pelatihan baik yang berupa lingkungan alam, lingkungan sosial, maupun lingkungan buatan yang dapat dieksplorasi untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengajar/widyaiswara dapat mengelola dan memanfaatkan lingkungan kampus pelatihan baik berbentuk alam dan lingkungan buatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan observasi dan eksperimen.

Namun dalam kenyataannya, banyak para widyaiswara/pengajar belum maksimal dapat mengelola dan memanfaatkan lingkungan kampus pelatihan sebagai sumber belajar. Berangkat dari hal tersebut perlu adanya inovasi baru bagaimana mengelola dan memanfaatkan lingkungan kampus pelatihan sebagai sumber belajar.

Kajian Teori1.Pengertian Sumber BelajarAssociation f o r Educational Comunication and Tehnology AECT (1977)

mendefinisikan sumber belajar (learning resources) sebagai semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Dilihat dari bentuknya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu: 1) Pesan, 2) Orang, 3) Bahan, 4) Alat, 5) Teknik, dan 6) Lingkungan yang sering disingkat dengan POBATL.

2.Pengertian LingkunganLingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar

manusia. Dalam Undang- undang No 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Page 19: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 17

SECTION Artikel

Gambar 1 berbagai jenis tanaman di taman Balai pelatihan Keagamaan Palembang

Temuan (sajian Fakta dan Pembahasan)1.Sajian faktaLingkungan kampus pelatihan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kampus pelatihan baik

yang berupa makhluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, benda mati, atau manusia dengan berbagai aktivitas dan pola-pola interaksinya yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Berdasarkan keluasannya, ruang lingkup lingkungan kampus pelatihan dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu: 1) dalam pagar kampus pelatihan, 2). di luar pagar kampus pelatihan yang terjangkau dan 3) di luar pagar kampus pelatihan yang tidak dapat terjangkau pada saat jam pelajaran, akan tetapi dapat dilaksanakan dalam satu hari. Pagar yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah bangunan fisik melainkan batas area pengelolaan kampus pelatihan dengan lingkungan diluar kampus pelatihan

Gambar 2 Bunga mawar di Taman Bunga di Kampus Balai pelatihan

Keagamaan Palembang2.PembahasanSecara umum, prosedur pemanfaatan lingkungan kampus pelatihan sebagai sumber belajar

dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: a) identifikasi potensi lingkungan kampus pelatihan, b) sinkronisasi fenomena dengan kompetensi dasar (KD), c) penentuan model/metode/strategi pembelajaran, dan d) merancang langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan menerapkan belajar inquiry/discovery learning atau project-based learning

Daftar pustakaEkowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Depdiknas. Jakarta.

Kemendikbud. 2017. Panduan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sekolah Menengah Pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah. Jakarta.

Page 20: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

18 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION News

PALEMBANG (30/3) - BDK Palembang pada Selasa (30/3) lalu mendapat kunjungan tim Kementerian PAN-RB dalam rangka Penataan Organisasi dan Tata Kerja K/L Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Kasubbag TU BDK Palembang, Bandar, S.E., MM yang didampingi Kasi Administrasi, Agus Apriansyah, S.Kom., MM beserta Koordinator Widyaiswara, Drs. H. Ridwan., M.HI. menyambut dengan sangat baik kedatangan tim Kementerian PAN-RB untuk berbagi informasi tentang tata kerja di BDK Palembang, terutama terkait kegiatan selama pandemi ini.

Bersama pihak BDK Palembang, tim Kemenpan-RB secara spesifik membahas hal-hal teknis terkait satker yang beroperasi dalam wilayah kerja BDK Palembang, seperti jumlah wilayah kerja BDK Palembang dan total jumlah pegawai JFT, JFU serta Widyaiswara fungsional di BDK Palembang.

Tak lupa, pertemuan tersebut juga mendiskusikan soal pendirian BDK Lampung yang rencananya akan dituntaskan pada tahun 2021 ini. Kepada tim Kemenpan-RB, Kasubbag TU BDK Palembang, Bandar mengatakan jika pendirian BDK Lampung bukan diinisiasi dan diajukan oleh BDK Palembang, namun diajukan langsung oleh Kanwil Kemenag Provinsi Lampung. Selain itu, tim Menpan-RB dan BDK Palembang juga mendiskusikan tentang penyetaraan jabatan struktural menjadi jabatan fungsional tertentu.

Kunjungan tersebut merupakan kelanjutan dari misi Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), yaitu menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi serta pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.

Penulis: Eka Izzati

Tim Kemenpan-RB Sambangi BDK Tim Kemenpan-RB Sambangi BDK Palembang, Lakukan Penataan Organisasi Palembang, Lakukan Penataan Organisasi

dan Tata Kerja K/L di Bidang PMK,dan Tata Kerja K/L di Bidang PMK,

Page 21: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 19

SECTION News

BOGOR – Sebagai tindak lanjut sosialisasi terkait ZI (zona integritas) dan RB (Reformasi Birokrasi) di lingkungan BDK Kemenag, Badan Litbang dan Diklat Kemenag pun menggelar “Pengumpulan dan Validasi Evident ZI Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi” (PMPRB) secara tatap muka di Bogor pada 8 hingga 10 Maret. Kegiatan yang bertempat di Hotel Sahira

Butik, Paledang tersebut turut mengundang perwakilan dari semua BDK yang ada di Indoensia, seorang perwakilan Kemenpan-RB dan seorang perwakilan dari Kemenperin.

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut dibuka oleh Asroi, Kabag OKH (Organisasi Kepegawaian) dan Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Prof. Dr. Isom, M.Si. pada Senin (8/3) malam. Para undangan dan pejabat instansi daerah yang tidak dapat hadir secara langsung di acara tersebut turut mengikuti berlangsungnya acara secara virtual via konferensi video Zoom.

Pembahasan terkait RB dan ZI di lingkungan BDK Kemenag sebelumnya sudah pernah dibahas pada Februari silam di BDK Bandung, namun sebagian peserta hanya mengikuti secara virtual via Zoom,

Pertemuan di Bogor: Bahas RB dan ZI, Balitbang dan Diklat Kemenag Gelar Pertemuan di Bogor

sehingga sosialiasi tentang RB dan ZI dinilai belum merata.

“ T a h u n kemarin sempat takut menggelar temu fisik karena kondisi pandemi, namun sekarang bisa dilakukan dengan tetap m e n e r a p k a n prokes (protokol keseatan). Agar penjelasan menjadi lebih khidmat, mengingat Zoom meeting kemarin kurang kondusif,” terang Isom dalam pembukaannya.

Lebih lanjut, Isom mengatakan jika segenap ASN di lingkungan Kemenag RI, khususnya BDK beserta Badan Litbang dan Diklat, perlu

menyamakan persepsi tentang berbagai hal spesifik terkait aspek-aspek yang menjadi tolak ukur dalam PMPRB.

Untuk menambah khazanah pemahaman akan RB dan ZI, kegiatan tersebut juga turut menghadirkan seorang perwakilan dari Kemepan-RB untuk memberi penjelasan soal RB dan ZI, serta seorang perwakilan dari

Kemenperin untuk berbagi tips dan langkah-langkah dalam menyabet gelar WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dan WBBM (Wilayah Bersihh Birokrasi Melayani) dari Kemenpan-RB untuk satker-satker mereka.

Selain itu, 3 BDK Kemenag, yiatu BDK Jakarta, BDK Bandung dan BDK Semarang juga turut memaparkan presentasi mereka yang menceritakan tentang langkah-langkah apa saja yang sudah mereka lakukan demi meraih gelar WBK dan WBBM. Isom berharap ketiga BDK tersebut akan menjadi acuan bagi BDK lainnya dalam berusaha mengembangkan ZI. Setelah ketiga BDK tersebut, BDK Denpasar dan BDK Makassar juga tengah dalam proses mengajukan diri untuk mencapai gelar ZI.

Isom mengatakan jika PMPRB adalah program yang

bagus dan berhubungan dengan realisasi reformasi di pemerintahan Indonesia. Meski tidak sempurna, namun sejauh ini menurutnya penyelenggaraant reformasi tela terlaksana dengan cukup baik.

“Tren PMPRB kita naik, bagus. Penyerapan naik. Ada progress dalam segala aspek. Ini harus kita syukuri,” ujar Isom.

Isom juga berpesan agar semua pihak dapat bekerjasama, sehingga segala pekerjaan menyongsong RB dan ZI akan dapat berlangsung dengan lebih cepat.

“Jadikanlah tempat kerja kita ini sebagai lab anda memompa diri. Memompa diri bekerja lebih baik, berinovasi, bekerja cepat,” tukasnya. “Berada dimana saja, buatlah sesuatu, buatlah legacy, sesuatu yang diturunkan kepada generasi berikutnya.”

Menurut Isom, semua BDK di lingkungan Kemenag harus dapat membiasakan segala hal yang benar, bukan membenarkan kebiasaan, dan penyelenggaraan RB dan ZI adalah medium untuk mewujudkan kondisi tersebut. Isom secara spesifik menyebutkan jika proses internalisasi kebaikan di dalam diri tersebut adalah “ihsan”.

“Semoga nanti indeks RB kita dapat naik, bukan lagi 80%, tetapi 100%. Kedepan, tunjukkan prestasi anda, kreativitas dan inovasi Anda,” tutupnya, sebelum resmi membuka kegiatan PMPRB selama tiga hari tersebut.

Penulis: A. Redho Nugraha Editor: A. Redho Nugraha

Page 22: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

20 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

MOTIVASI PENYEBAB MOTIVASI PENYEBAB KESULITAN PELATIHAN KESULITAN PELATIHAN BERBASIS E-LEARNINGBERBASIS E-LEARNINGOleh : Elsy ZuriyaniOleh : Elsy ZuriyaniWidyaiswaraWidyaiswaraBalai Diklat Keagamaan PalembangBalai Diklat Keagamaan Palembang

PENDAHULUANSecara umum kesulitan yang dialami dalam pelatihan atau pembelajaran e-learning terdapat pada bidang

teknologi (Suhandiah et al., 2019). Sehingga akan menghambat pencapaian tujuan pelatihan. Pelatihan e-learning ini hanya efektif untuk mencapai tujuan ranah pengetahuan dan kurang efektif untuk mencapai tujuan ranah sikap dan keterampilan (Fadillah & Dewi, 2019).

Penelitian tentang pelatihan berbasis e-learning telah banyak dilakukan. Hasilnya masih berputar tentang kesulitan dalam pelatihan e-learning disebabkan penggunaan dan pemanfaatan teknologi.

Padahal, teknologi sudah begitu familiar bagi kita semua dan sering digunakan dalam membantu proses pelatihan dalam kelas. Peneliti terdahulu belum sampai melihat apa sebenarnya yang menyebabkan peserta pelatihan mengalami kesulitan dalam mengikuti pelatihan e-learning tidak lain adalah karena kurangnya motivasi terhadap pelaksanaan pelatihan e-learning.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kesulitan dalam pelatihan berbasis e-learning bukan saja bidang teknologi tetapi lebih pada motivasi belajar dalam pelatihan e-learning. Dengan demikian, maka penelitian ini akan menjawab tiga pertanyaan berikut ini: (1) bagaimana pengalaman dan kendala yang dihadapi pada pelatihan e-learning (2) bagaimana penggunaan teknologi bisa menjadi faktor kesulitan dalam pelatihan secara e-learning (3) Bagaimana cara menciptakan kondisi yang kondusif dalam pelatihan e-learning.

Sebagaimana yang diketahui, bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran baik itu secara klasikal maupun e-learning ditentukan oleh banyak faktor antara lain motivasi belajar (Emda, 2018). Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam pelatihan berupa motivasi merupakan faktor utama karena dengan adanya motivasi dalam belajar apapun kendala yang ada akan dapat diselesaikan dengan baik karena motivasi merupakan alat penggerak dalam melakukan sesuatu (Duha, 2020)

METODOLOGIPenelitian ini dilakukan pada Balai Diklat Keagamaan Palembang

karena balai diklat ini semenjak masa pandemi COVID-19 telah melaksanakan pelatihan berbasis e-learning. Pengambilan data dilaksanakan pada saat pelaksanaan pelatihan jarak jauh berbasis e-learning. Data bersumber dari komponen yang terlibat dalam pelaksanaan pelatihan yaitu peserta pelatihan, narasumber dan panitia. Karena ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pelatihan e-learning. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah survei selama pelatihan dan juga wawancara.

Page 23: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 21

SECTION Artikel

Indikator Responden 1 Responden 2 Responden 3

Tanggung jawab terhadap tugas

Selama mengikuti pelatihan e-learning banyak sekali kendala-kendala yang ditemui sehingga kurang fokus mengikuti pelatihan.

Penyampaian materi pada pelatihan e-learning tidak jauh berbeda dengan pelatihan klasikal perbedaannya hanya pada media pembelajaran saja

Pelaksanaan tugas dalam pelatihan e-learning sesuai dengan tugas masing-masing yang tercantum dalam SK

Memiliki keinginan untuk mempelajari perkembangan IT

Lima puluh persen lebih peserta pelatihan kurang berkeinginan untuk mempela-jari IT selain yang mereka kuasai

Secara umum mau mempelajari hal-hal yang baru tapi kadang-kadang hasilnya tidak diterapkan karena terkendala waktu

Kurang berminat karena sudah nyaman dengan apa yang ada

Pelaksanaan Pelatihan e-learning

Sebagian besar sering terlambat masuk aplikasi dan kurang aktif selama pelatihan

Penyampaian materi hampir sama dengan penyampaian materi pada pelatihan klasikal

Penyediaan administrasi (absensi dll) sering terlambat dikarenakan dibuat dalam bentuk aplikasi

PEMBAHASANPelatihan berbasis e-learning merupakan jenis pelatihan

yang sesuai dengan era pandemik COVID-19. Dengan pelatihan e-learning ini dapat menghindari tertular virus COVID-19. Dan tugas negara dalam menjamin dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat terlaksana sehingga negara tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya. Pada saat pelaksanaan pelatihan berbasis e-learning menemukan berbagai kendala. Terutama kendala motivasi pelatihan e-learning masih kurang. Baik dari peserta pelatihan, narasumber maupun panitia pelatihan itu sendiri. Sehingga sering menghambat pelaksanaan pelatihan dengan demikian tujuan pelatihan sulit dicapai dengan sempurna. Motivasi merupakan sesuatu yang menggerakan seseorang untuk mau melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal (Emda, 2018). Jika motivasi sudah berkurang maka apapun kegiatan tidak akan diikuti dengan semaksimal mungkin sehingga hasilnya kurang sesuai dengan yang kita inginkan

Pelatihan e-learning ini mengusung konsep belajar mandiri. Untuk suksesnya belajar mandiri maka harus ada motivasi untuk mengikuti pelatihan e-learning. Kalau tidak ada motivasi maka pembelajaran secara mandiri tidak dapat tercipta sehingga pelatihan e-learning ini tidak tercapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pelatihan e-learning sama saja dengan pelatihan secara klasikal untuk mencapai tujuan pelatihan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan dalam pelatihan e-learning ini sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar. Karena motivasi belajar ini merupakan penggerak seseorang untuk mau melaksanakan sesuatu.

Sejauh ini penelitian terdahulu menekankan bahwa kesulitan dalam pelaksanaan pelatihan berbasis e-learning disebabkan oleh masalah teknologi baik itu dalam hal penggunaannya maupun kepemlikannya. Pada penelitian ini kesulitan pada pembelajaran e-learning bukan saja disebabkan karena masalah teknologi tapi juga masalah motivasi belajar yang kurang terhadap pelaksanaan pelatihan secara e-learning.

Untuk mengatasi permasalahan motivasi yang kurang pada pelatihan e-learning ini maka perlu meningkatkan motivasi dengan membuat buku panduan pelaksanaan pelatihan e-learning untuk peserta pelatihan, pengajar dan panitia. Sehingga sebelum pelaksanaan pelatihan e-learning mereka yang terlibat dalam pelatihan telah mengenal fitur yang ada pada pelatihan e-learning.

TEMUANSetelah dilakukan survei dan wawancara tentang motivasi pelatihan e-learning maka

dibuatlah ringkasannya dibawah ini

Tabel Hasil Wawancara tentang Motivasi Pelatihan E-learning

PENUTUPKESIMPULANKesulitan dalam pelatihan e-learning bukan

hanya disebabkan oleh penggunaan dan kepemilikan dari teknologi tetapi pada rendahnyan motivasi semua komponen yang terlibat dalam pelatihan e-learning. Untuk meningkatkan motivasi terhadap pelatihan e-learning perlu dibuat buku panduan pelaksanaan pelatihan e-learning sehingga sebelum pelaksanaan pelatihan semua komponen pelatihan e-learning telah mengenal pelatihan e-learning.

REKOMENDASI Penelitian ini terbatas hanya pada sampel kecil

saja sehingga tidak dimungkinkan untuk analisis komparatif. Oleh karena itu diharapkan untuk peneliti selanjutnya menambah jumlah sampel dan juga responden sehingga akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam tentang pelatihan e-learning dapat diperoleh.

DAFTAR PUSTAKADuha, T. (2020). Motivasi untuk Kerja.

Deepublish (Group Penerbit CV Budi Utama).Emda, A. (2018). Kedudukan Motivasi Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida Journal, 5(2), 172. https://doi.org/10.22373/lj.v5i2.2838

Fadillah, M. I., & Dewi, S. (2019). Implementasi kebijakan pengembangan kompetensi teknis berbasis e-learning (study kasus penyelenggaraan management of training). Konferensi Nasional Ilmu Administrasi.

Suhandiah, S., Sudarmaningtyas, P., & Ayuningtyas, A. (2019). Pelatihan E-Learning Bagi Guru Untuk Optimalisasi Pembelajaran Generasi Z. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. https://doi.org/10.30651/aks.v4i1.3470

Page 24: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

22 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

Learning Management System (LMS)Sistem Pembelajaran di masa Depanoleh : Yevi Grata Putra Pranata Komputer Ahli Pertama

Pembahasan :A. Apa itu LMS

Learning Managemen System (LMS) adalah system manajemen pembelajaran yang diciptakan sesuai dengan era digital saat ini, system ini diciptakan untuk merubah system konvesional menjadi system pembelajaran yang digitalisasi setiap lembaga pendidikan. System ini tidak memerlukan bangunan/kelas tapi memerluan perangkat computer dan internet. Dengan LMS ini akan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih terstruktur, lebih cepat, tidak terbatas oleh waktu dan jarak.

Dalam LMS ini ada beberapa elemen yang dibutuhkan, yaitu :

1. Brainware - Admin

Admin adalah elemen yang bertanggung jawab untuk mengatur penggunaan LMS, mengatur hak akses dari user-user yang lain

- Guru / PengajarSebagai elemen yang bertanggung jawab dalam menyampaikan pengetahuan kepada para siswa / peserta didik

- Peserta didikAdalah subjek yang akan menerima materi / konten pelajaran yang disampaikan oleh pengajar

2. SoftwareSofware/Sistem LMS

Sofware/Sistem LMSadalah system yang mengatur proses atau sebagai media belajar mengajardalam kelas online, mulai dari absensi, komunikasi (chat, audio, video chat) antara pengajar dan peserta didik. Pada LMS ini antara pengajar dan peserta didik dapat berbagi file tugas, berdikusi, membagi kelompok belajar, melaksankan quiz, melaksanakan ujian, pelaporan hasil belajar, pemberian e-sertifikat, dan lain-lain.

PendahuluanIlmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin maju telah mengubah banyak aspek kehidupan disemua bidang. Begitu juga dibidang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi, baik formal maupun non formal. Kemajuan teknologi informasi ini untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Kalau dulu system pendidikan dilaksanakan dengan system klasikal atau pertemuan tatap muka di kelas. Saat ini sistem pendidikan sudah mulai dilaksanakan dengan metode pembelajaran jarak jauh atau dengan bahasa lain Learning Management System (LMS). LMS adalah suatu system atausoftware untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan belajar mengajar tercakup dalam satu sistem. Pada LMS ini baik guru, admin, pengawas, maupun siswa bisa berinteraksi tanpa harus bertemu langsung atau bertatap muka, semua kegiatan yang biasanya dilaksanakan di kelas, diiganti dengan kelas online.

sumber : www.theconversation.com, 2020

Page 25: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 23

SECTION Artikel

Konten PembelajaranDapat berupa ebook, software interaktif, video, dan media

materi pembelajaran digital lainnya.

3. Hardware Perangkat yang dibutuhkan untuk penggunaan LMS ini bisa

menggunkan computer, tablet, smart phone, laptop, dan semua perangkat digital yang bisa terkoneksi dengan internet.

B. Fitur dan Fungsi LMSLMS satu dengan yang lain mungkin saja berbeda dalam

fitur yang mereka tawarkan, namun sebagian besar cenderung memiliki beberapa atau semua fitur dan fungsinya berikut ini:

1. User FriendlyLMS memiliki yang menarik dan mudah untuk digunakan

2. KustomisasiLMS seringkali akan menawarkan beberapa opsi kustomisasi yang berbeda untuk menyesuaikan sistem dengan kebutuhan Kita. Pilihan bahasa, pengaturan notifikasi dan fitur penting lainnya dapat diubah agar sesuai dengan bagaimana Kita ingin LMS nya bekerja.

3. Pendaftaran (Enrollment)Sistem ini memungkinkan siswa untuk mendaftar secara online dan mandiri.

4. Kelas virtual (Virtual Classroom) atau Kelas OnlineLMS bisauntuk sesi kelas virtual dan juga membantu kita menjadwalkan sesi belajar

5. Jaringan social (Social Networking)LMS dapat berintegrasi dengan media sosial sehingga kita dapat membagi konten atau berita melalui Twitter atau Facebook dll dengan klik satu tombol.

6. Komunikasi (Communication)LMS menyediakan ruang obrolan atau forum yang dapat diakses oleh pengajar dan siswa.

7. Laporan (Reports)Setiap LMS yang baik akan memiliki sistem pelaporan yang dapat Kita masuki, menghasilkan laporan yang dapat Kita ekspor ke format excel, pdf dan word.

8. Membantu pembuatan konten 9. Test Online Sertifikat Online

Test online atau ujian online adalah bagian penting dari banyak system pembelajaran online, LMS akan memiliki banyak fungsi yang terkait hal ini. pembuatan sertifikat online sebagai bentuk pengakuan atas pengetahuan yang dimiliki.

C. Contoh LMS yang popular Sumber : skpm.ipb.ac.id, 2018

Moodle adalah sebuah platform pendidikan online yang dibuat untuk mengatur sistem manajemen pembelajaran. Platform Moodle ini memiliki banyak keunggulan yang bermanfaat bagi para penggunanya yang paling umum adalah kemudahan dalam penggunaanya. Disamping itu, Moodle juga menawarkan kelebihan menarik seperti bisa diakses secara offline, memiliki komunitas pengguna yang besar, dan yang pasti moodle itu gratis (open source).

KesimpulanLMS singkatan dari Learning Management System (Sistem

Manajemen Pembelajaran) merupakan istilah global untuk sistem komputer yang dikembangkan secara khusus untuk mengelola kursus/pendidikan online, mendistribusikan materi pelajaran dan memungkinkan kolaborasi antara siswa dan guru. LMS akan memungkinkan Kita mengelola setiap aspek kursus, mulai dari pendaftaran siswa hingga penyimpanan hasil tes, dan juga memungkinkan Kita menerima tugas secara digital dan tetap berhubungan dengan siswa. Moodle adalah salah satu LMS yang sangat popular saat ini sangat mudah untuk digunakan oleh siapa saja.

Moodle sebagai platform pembelajaran dapat digunakan oleh berbagai pihak baik itu instansi pendidikan, perusahaan, maupun lembaga kursus online.

LMS ini akan mengubah sistem pendidikan konvensional menjadi sistem pendidikan digital, untuk bisa menerapkan LMS ini semua subjek yang terlibat harus mengupdate ilmu pengetahuan agar mutu pendidikan di negara kita bisa lebih maju.

Daftar PustakaAnggriawan, Fandy Septia. 2019. Pengembangan Learning

Management System (LMS) Sebagai Media Pembelajaran Untuk Sekolah Menengah Sederajat. Jurnal Tata Rias. 9(2)

idcloudhost.com. 2020. Apa itu Moodle. [internet].https://idcloudhost.com/apa-itu-moodle-fitur-fungsi-keunggulan-dan-cara-kerjanya-untuk-website

Musthofa, Alwi. 2016. Artikel Learning Management System. [internet]. http://gusalwi.blogspot.com/2016/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Rohard. 2017. Sistem Manajemen Pembelajaran. [internet]. https://rohardonline.com/sistem-manajemen-pembelajaran-learning-management-system

Studi Ilmu. No date. Pengertian LMS atau Learning Management System. [internet] https://www.studilmu.com/blogs/details/apa-itu-LMS

sumber : www.forbes.com, 2020

Page 26: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

24 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION News

PALEMBANG (5/4) - BDK Keagamaan Palembang membuka dua diklat sekaligus pada Senin (5/4) lalu. Kedua diklat tersebut antara lain Diklat Revolusi Mental Angkatan II dan Diklat Penyuluh Informasi Publik (PIP) yang digelar dengan kolaborasi bersama instansi lain, seperti BKKBn dan Kemenkominfo.

Diklat tersebut dibuka secara resmi oleh Agus Apriansyah, S.Kom., M.M., selaku Kasi Diklat Tenaga Administrasi, mewakili Kepala BDK yang berhalangan hadir. Selain itu, turut hadir pula Kasubbag TU BDK Palembang, Bandar, S.E., M.M

Dalam arahannya, Agus berharap diklat dapat menjadi strategi yang tepat untuk mengubah paradigma berfikir ASN, sehingga peserta nantinya akan menjadi aparatur negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, Karena hakikatnya diklat adalah proses transformasi kualitas yang menyentuh empat dimensi utama yaitu dimensi spiritual, intelektual, mental dan fisik.

Sedangkan diklat Penyuluh Informasi Publik (PIP) merupakan diklat kerjasama Kemenkominfo dan Kemenag sebagai upaya menciptakan tenaga-tenaga yang terampil dalam membangun pemahaman kepada publik terkait informasi yang baik dan benar. Dalam kerjasama ini Kementerian Agama memberdayakan tenaga-tenaga penyuluh agama dari perwakilan wilayah Sumsel, Lampung, dan Bengkulu.

Pembukaan tersebut dihadiri oleh 65 peserta, yang rencananya akan di gelar hingga enam hari ke depan.

Penulis: Fian Nur Fajria

BDK Palembang Buka BDK Palembang Buka Diklat Penyuluh Informasi Diklat Penyuluh Informasi Publik dan Revolusi MentalPublik dan Revolusi Mental

Page 27: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 25

SECTION News

PALEMBANG - Senyum sumringah tampak menghiasi wajah sebagian peserta diklat BDK Palembang. Di

waktu istirahat, mereka berswafoto beramai-ramai di spot foto tulisan "I Love BDK Palembang" yang ada di lingkungan BDK Palembang.

Salah satu dari mereka adalah Marini, seorang CPNS 2019 yang berasal dari IAIN Curup. Marini mengaku ini adalah diklat pertama yang ia ikuti sejak mulai bekerja sebagai CPNS. Kepada tim BDK Palembang, Marini turut membagikan kesan dan pengalamannya mengikuti diklat pertamanya di BDK Palembang.

“Alhamdulillah bisa diberi kesempatan untuk ikut pelatihan, sangat senang rasanya,” ucap Marini dengan senang. “Selain menambah ilmu, menjadi peserta diklat juga menambah relasi, berkenalan dengan teman dari kantor dan daerah lainnya, ditambah lagi dengan segala fasilitas yang diberikan oleh Balai Diklat, kamar dan tempat belajar yang sangat nyaman, membuat betah,” ujarnya.

Sebagai CPNS baru, Marini menyampaikan

bahwa pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan bagi dirinya yang baru terjun ke dunia perbendaharaan. Ia pun mengaku sangat puas dengan semua materi yang disampaikan oleh pembicara dalam pelatihan tersebut,

“Pembicaranya ahli dan sangat menguasai aturan dan materinya, jadi setiap pertanyaan dapat dijawab dengan jelas. Pokoknya mantap!” lanjut Marini.

Marini mengatakan jika setelah kembali ke kantor, dia akan langsung mencoba mempraktikkan ilmunya.

"Karena kebetulan materi yang disampaikan adalah hal yang nantinya akan saya kerjakan ke depannya,” tukasnya.

Pengalaman pertama kali mengikuti diklat ini sangat berkesan bagi Marini. Marini bahkan berharap untuk seterusnya nanti dia akan dapat mengikuti diklat lainnya untuk menambah ilmu dan relasi.

Penulis: Nanda KamtariEditor: A.Redho Nugraha

Kesan CPNS Asal Curup Setelah Ikut Kesan CPNS Asal Curup Setelah Ikut Diklat RegulDiklat Reguler: Ingin Ikut Lagi!er: Ingin Ikut Lagi!

Page 28: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

26 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

Jabatan pengawas lebih tinggi daripada kepala sekolah dan pengwasan yang dilakukan oleh pengawas termasuk mengawasi epala seolah dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor. pengawas mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya adalam pencapaian tujuan umum pendidikan serta meneliti dan menilai kinerja kepala sekolah dalam menjalankan tugas sebagai supervisor. Dengan demikian, tugasnya diarahkan pada pencapaian tujuan supervisi yang tida hanya untuk menunjang kelancaran proses belajar-mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan meode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan t e k n i l evaluasi pengajaran, dan

s e b a g a i n y a .Sesuai

Pengawas Sebagai SupervisorPengawas Sebagai Supervisoroleh : oleh :

Dr. Weldan F Smith, S.Pd.,M.APDr. Weldan F Smith, S.Pd.,M.AP

Widyaiswara Ahli MadyaWidyaiswara Ahli Madya

Pengawas sekolah/madrasah bertugas sebagai supervisor yang wewenangnya lebih tinggi daripada kepala sekolah/ kepala madrasah. Sebagai pengawas, ia melaksanakan funsi pengawasannya atau supervisi dalam pendidikan, yang bukan hanya sekedar mengontrol apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu, ia meneliti penentuan kondisi atau syarat-syarat personal maupun materil yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif,

dan usaha memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan.

dengan rumusan diatas, kegiatan atau usaha-usaha pelaksaannaan supervisi oleh pengawas dapat disimpulkan sebgai berikut:1. Membangkitkan dan merangsang

semangat guru-guru dan pegawai sekolah/adrasah lainnya dalam menjaklankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya;

2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar-mengajar yang baik;

3. Bersama guru-guru, berusaha mengembangkan, mencari dan mengunakan metode baru dalam proses belajar-mengajar yang lebih baik;

4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah lainnya;

5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai

Page 29: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 27

SECTION Artikel

sekolah, antara lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice-training, atau up-grading;Pengawas dan Kepala Sekolah/

madrasah di tingkat kabupaten dalam pendidikan bertugas sebagai berikut:

1. Menegndalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan penilainya agar berlangsung sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Mengendalikan tenaga teknis sekolah agar terpenuhi persyaratan formal yang berlaku dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Mengendalikan pengadaan, pengggunaan, dan pemeliharaan sarana sekolah/madrasah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menjaga agar kualitas dan kuantitas sarana sekolah memenuhi dan persyaratan yang berlaku;

4. Mengendalikan tata usaha sekolah meliputi urusan kepegawaian,urusan keuangan dan urusan perkantoran agar berjalan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Mengendalikan hubungan kerjasama dengan masyarakat, anatra lain dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan lain-lain;

6. Menilai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum berdasarkan ketetapan dan waktu;

7. Menilai pelaksanaan kerja tenaga teknis sekolah/madrasah;

8. Menilai pemanfaatan sarana sekolah;9. Menilai efisiensi dan keefektifan tata

usaha sekolah/madrasah;10. Menilai hubungan kerja sama dengan

masyarakat, antara lain pemerintahan daerah, dunia usaha, dan lain-lain;

11. Melaksanakan program supervisi sekolah/madrasah serta memberikan petunjuk perbaikan terhadap penyimpangan dalam pengolahan sekolah/madrasah yang meliputi segi.

DAFTAR PUSTAKAHerabudin. 2009. Administrasi dan

Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Adman. 2005. Manajemen Pendidikan Nasional (Strategi dan Upaya menghadapi Tantangan Globalisasi melalui Pendidikan). Jurnal Edukatif Vol 1, No 1 tahun 2005, diakses dari http://fuadadman.com/wpcontent/uploads/2009/08/Jurnal-Edukatif-Vol.1-No.-1-2005.doc. pada hari Selasa 1 November 2011

Arikunto, Suharsimi & Yuliana, Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Arikunto, Suharsimi. 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Page 30: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

28 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION Artikel

Strategi Mewujudkan ZI, WBK dan WBBMStrategi Mewujudkan ZI, WBK dan WBBMDengan MemPHQ-kan PegawaiDengan MemPHQ-kan PegawaiMusyaddad, M.Si.Widyaiswara Pertama BDK palembang

Tingginya tuntutan masyarakat akan terwujudnya birokrasi yang transparan, akuntabilitas, bebas dari korupsi dan nepotisme (KKN) mengakibatkan reformasi birokrasi merupakan hal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah. Reformasi birokrasi merupakan langkah awal untuk melakukan penataan sistem penyelenggaraan pemerintah yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat dan profesional. Konsep ini sudah ada sejak terbitnya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program hal reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik.

Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, Presiden Republik Indonesia (melalui Inpres Nomor 17 Tahun 2011) menginstruksikan kepada para Menteri dan Kepala Lembaga Negara serta Kepala Daerah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi tahun 2012, dengan merujuk pada Prioritas Pembangunan Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012. Salah satu strateginya adalah “Strategi Pencegahan”. Berbagai upaya pencegahan sebenarnya telah dilakukan, antara lain dengan meningkatkan mutu layanan perizinan, seperti yang dicontohkan di beberapa daerah melalui pembentukan one stop service (layanan satu atap). Namun, dalam implementasinya, persepsi masyarakat masih mencerminkan adanya kelemahan, terutama menyangkut regulasi perizinan di daerah yang meninggalkan sekian celah bagi korupsi.

Dalam rangka memberikan apresiasi kepada top manajemen yang memiliki komitmen terhadap pencegahan korupsi, Menteri PAN dan RB menerbitkan Permenpan dan RB Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas (ZI) Menuju Wilayah Bebas

Dari Korupsi yang diperbaharui dengan Permenpan Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas di Lingkungan Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut sebagai pedoman umum yang merupakan acuan bagi pejabat di Instansi Pemerintah (Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah) dalam rangka Pembangunan ZI Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi. Instansi Pemerintah yang telah mencanangkan kesiapan/kesanggupan menjadi instansi pemerintahan yang berpredikat ZI, mewujudkan komitmen pencegahan korupsi melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan korupsi dalam bentuk yang lebih nyata secara terpadu dan disesuaikan dengan kebutuhan instansi pemerintahan yang bersangkutan. Guna efektivitas pelaksanaan kegiatan tersebut, dilakukan pembinaan oleh pihak Unit Penggerak Integritas (UPI) bersama instansi pemerintahan terkait, sepanjang diperlukan, misalnya BPKP, BKN, dan LKPP. Bentuk konkrit pendampingan yang dilakukan oleh UPI adalah memberikan sosialisasi, pelatihan, coaching, kajian sistem, fasilitas atau bentuk-bentuk pembinaan teknis lainnya.

Definisi Zona Integritas (ZI), Wilayah Bebas Definisi Zona Integritas (ZI), Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), dan Wilayah Birokrasi dari Korupsi (WBK), dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)Bersih dan Melayani (WBBM)

Zona integritas adalah sebuah konsep yang berasal dari konsep island of integrity. Island of integrity atau pulau integritas biasa digunakan oleh pemerintah maupun Non Government Organization (NGO) untuk menunjukkan semangatnya dalam pemberantasan dan pencegahan tindak pidana korupsi. Terdapat dua kata kunci dalam zona integritas, yaitu integrity ataupun integritas dan island/zone atau pulau/kepulauan. Integrity atau integritas diartikan sebagai sikap ataupun budaya yang menunjukkan konsistensi antara perkataan dan perbuatan serta sikap untuk menolak segala tindakan tercela yang dapat merugikan diri dan instansinya. Adapun zona atau island digambarkan dengan unit-unit instansi pemerintah yang telah menanamkan nilai integritas di dalamnya (misalnya Kementerian Keuangan). Salah satu

Page 31: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 29

SECTION Artikel

hal yang juga menjadi penekanan pada zona integritas adalah bahwa sangat memungkinkan lahirnya zona-zona/islands baru yang juga ikut menerapkan sistem integritas di dalamnya. Munculnya island baru ini dimungkinkan melalui proses replikasi oleh unit instansi pemerintah lainnya kepada unit instansi pemerintah yang telah menanamkan sistem integritas terlebih dahulu. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian konsep integritas tersebut, maka instansi pemerintah (pusat dan daerah) perlu untuk membangun pilot project pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi percontohan penerapan pada unit-unit kerja dalam melakukan penataan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat dan profesional serta menghapus penyalahgunaan wewenang, praktik KKN dan lemahnya pengawasan. Untuk itu, perlu secara konkret dilaksanakan program reformasi birokrasi pada unit kerja melalui upaya pembangunan ZI.

Zona Integritas (ZI) juga merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang telah mencanangkan sebagai ZI, mengusulkan salah satu unit kerjanya untuk menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja. Sedangkan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan,

penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja dan penguatan kualitas pelayanan publik. Diharapkan melalui pembangunan ZI ini, unit kerja yang telah mendapat predikat WBK/WBBM dapat menjadi pilot project dan benchmarking untuk unit kerja lainnya, sehingga seluruh unit kerja tersebut diberikan kebebasan untuk bekerja dengan benar sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan. Selain itu unit kerja yang berpredikat WBK/WBBM merupakan outcome dari upaya pencegahan korupsi yang dilaksanakan secara konkrit di dalam lingkup Zona Integritas.

MemPHQ-kan Pegawai MemPHQ-kan Pegawai PHQ adala Pegawai Hafal Al-Qur’an. Hal ini

adalah salah satu wujud nyata upaya dalam mewujudkan ZI, WBK dan WBBM. Program PHQ ini dicanangkan terkhususnya untuk pegawai yang beragama muslim. Salah satu contoh pelaksanaannya adalah misalkan para pegawai diwajibkan dan diusahakan untuk menghafal Al-qur’an minimal 1 juz dalam 1 tahun. Bukan hanya pegawai, termasuk juga para pimpinan yang menjabat disebuah instansi/lembaga pemerintah. Tentunya, program ini akan berdampak positif baik secara individual maupun secara lembaga/instansi. Secara psikologis, ketika seorang pegawai ataupun pimpinan telah melaksanakan program PHQ ini, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa malu pada diri seorang pegawai untuk melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang bahkan tindakan-tindakan yang berlawanan dengan aturan. Terkhususnya kejujuran saat bertugas terlebih menjadi seorang pegawai ASN di lembaga/instasinya masing-masing.

Page 32: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

30 | Swarna Musi Volume X Ed. 1

SECTION

SECTION

News

Sah! Sumsel Kini Punya Kelompok Kerja Sah! Sumsel Kini Punya Kelompok Kerja Perencana KemenagPerencana Kemenag

PALEMBANG – Balai Diklat Keagamaan (BDK) pada Kamis (28/1) malam lalu telah dengan lancar membuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kelompok kerja Perencana dan Sosialisasi E-Dupak dan E-SKP di lingkungan Kanwil Kemenag, BDK dan PTKN Provinsi Sumsel dan Provinsi Lampung.

Kegiatan yang digelar sejak pukul 19.30 tersebut turut dihadiri oleh 14 orang analis perencana dari lingkungan Kemenag Sumsel dan 11 orang analis perencana dari lingkungan Kemenag Lampung. Pembukaan tersebut juga dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Sumsel yang diwakilkan oleh Kabag Tata Usaha, H. Abadil, M.Si., Ketua Pokja (kelompok kerja) Perencana Nasional, Dr. Agus Sunaryo, M.Si. serta Kepala BDK Palembang, Dr. H. Syafitri Irwan, M.Pd.I.

Dalam kata sambutannya, Syafitri turut menyatakan rasa terima kasihnya karena BDK Palembang telah ditunjuk menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut.

“BDK merasa mendapat kepercayaan yang teramat penting dari Biro Perencana Kemenag Indonesia, karena kegiatan ini dilaksanakan secara nasional di beberapa titik dan BDK Palembang ditunjuk sebagai pelaksana di wilayah Sumbagsel,” tutur Syafitri.

Digitalisasi Dupak (daftar usul penetapan angka kredit) dan SKP (sasaran kerja pegawai) merupakan salah satu langkah efisiensi administrasi ASN perencana di lingkungan Kemenag. Acuan dari pembentukan E-Dupak dan E-SKP adalah Permenpan no.4 tahun 2020 dan PMA no.7 tahun 2020 yang mendorong digitalisasi proses administrasi.

Lebih lanjut, Dr. Agus Sunaryo, M.Si. menerangkan jika sosialisasi E-Dupak dan E-SKP telah berlangsung sejak lama dan Sumsel adalah tempat ke-28 bagi sosialisasi tersebut, disusul dengan provinsi lainnya yang juga nanti akan menggelar sosialisasi, seperti Bengkulu, Babel, Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Agus menyatakan jika pemanfaatan E-Dupak dan E-SKP akan mulai efektif diberlakukan terhitung sejak akhir Januari 2021, dan diharapkan akan mempermudah proses pengajuan angka kredit dan keberlanjutan karier ASN Perencana di lingkungan Kemenag Republik Indonesia. Sebelumnya, proses pengurusan angka kredit selama ini dikumpulkan dengan basis laporan cetak, namun E-Dupak dan E-SKP akan mengalihkannya menjadi paperless sehingga pengumpulan angka kredit dapat dilakukan secara remote melalui satu portal yang sama.

Kegiatan malam tersebut bukan hanya membuka sosialisasi E-Dupak dan E-SKP, tetapi juga menjadi malam pengukuhan bagi kelompok kerja (pokja) perencana Sumsel.

Sebanyak 14 orang ASN perencana di Sumsel dikukuhkan ke dalam kepengurusan Pokja Perencana Sumsel lewat Keputusan Kanwil Kemenag Sumsel No.253 Tahun 2021. Dasrial, S.E., M.M dibaiat menjadi Ketua Pokja Perencana Sumsel, dengan Abdul Samad, S.Ag., M.A. sebagai wakil ketua.

Diharapkan nantinya, Pokja Sumsel yang baru dilantik ini akan dapat berpartisipasi di kancah nasional, baik di PPPI (Perkumpulan Perencana Pembangunan Indonesia) maupun Pokjanas Perencana Kemenag. Agus juga membeberkan jika di antara akhir Februari hingga Maret mendatang akan digelar musyawarah pemilihan ketua pokjanas.

Page 33: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag

Swarna Musi Volume X Ed. 1 | 31

SECTION News

JAKARTA – Rakornas Jabatan Fungsional Perencana Tahun 2021 digelar di Hotel Novotel Mangga Dua Square sejak Senin (29/3) lalu hingga Rabu (31/3) mendatang. Rakornas yang digelar selama 3 hari tersebut diikuti oleh perencana fungsional dari satker Kemenag di seluruh Indonesia. Sumatera Selatan sendiri diwakilkan oleh Nyimas Hikmah Susanti, perencana fungsional dari BDK Palembang serta Dasrial, perencana fungsional dari Kemenag Kanwil Sumatera Selatan. Keduanya saat ini terdaftar sebagai pengurus Pokja (Kelompok Kerja) Perencana Kemenag Sumsel.

Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan jika perencana Kementerian Agama sebanyak 920 orang merupakan aset tersendiri untuk mempersiapkan dan merancang program, khususnya program prioritas dengan lebih baik. Tanpa adanya perencanaan, pelaksanaan pembangunan ibarat kapal tanpa kompas. Oleh karena itu, perencanaan akan selalu ada di depan setiap seksi pembangunan. Ia juga mengatakan jika perencanaan yang baik akan memastikan efisiensi waktu, efektivitas biaya serta ketepatan dan objektif.

Rakornas perencana kali ini mengusung tema "Penguatan Perencana dalam Menyukseskan Moderasi Beragama". Dengan mengusung tema ini, diharapkan ke depannya para perencana di lingkungan Kemenag akan dapat memberikan kontribusi terbesar dalam mewujudkan kerukunan dan moderasi beragama di Indonesia dengan selalu mengedepankan kasih sayang, toleransi, gotong-royong, adil dan saling menghormati sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan ajaran mulia semua agama.

Penulis: Irma Suryani

Wakili Sumsel, 2 Perencana Asal Wakili Sumsel, 2 Perencana Asal Palembang Datangi Rakornas di Palembang Datangi Rakornas di JakartaJakarta

Page 34: Redaksi Menyapa Daftar isi - Kemenag