eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI...

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita tahu masalah sampah di Indonesia saat ini sudah mencapai tingkat permasalahan yang cukup serius,dan sungguh sangat memprihatinkan. Hal tersebut terjadi bukan hanya karena masalah pengelolaan yang minim, tapi juga karena suatu budaya buruk akan masyarakat yang senantiasa tidak peduli akan kebersihan lingkungan. Bagi sebagian besar orang, sampah adalah masalah yang tidak menarik untuk dibicarakan, karena ada banyak hal lain yang lebih menarik dan lebih penting. Sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak dulu kala, masalah sampah dianggap bukanlah sebagai masalah. Bagi mereka, jika sampah sudah dibuang, maka masalah sudah selesai. Tapi, benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa bahwa tempat dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang secara sembarangan di jalan, akan membuat kota menjadi kotor. Sampah yang dibuang di sungai akan mencemari air sungai dan menimbulkan banjir. Bahkan sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir pun bisa menjadi masalah.Coba kita lihat kondisi Tempat Pembuangan Akhir sampah yang ada di kota Pekanbaru ini. Lihatlah, sudah seberapa tinggi gundukan sampah yang ada disana. Jika kita 1

Transcript of eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI...

Page 1: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita tahu masalah sampah di Indonesia saat ini sudah mencapai tingkat

permasalahan yang cukup serius,dan sungguh sangat memprihatinkan. Hal tersebut terjadi

bukan hanya karena masalah pengelolaan yang minim, tapi juga karena suatu budaya buruk

akan masyarakat yang senantiasa tidak peduli akan kebersihan lingkungan. Bagi sebagian

besar orang, sampah adalah masalah yang tidak menarik untuk dibicarakan, karena ada

banyak hal lain yang lebih menarik dan lebih penting.

Sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak dulu kala, masalah sampah dianggap

bukanlah sebagai masalah. Bagi mereka, jika sampah sudah dibuang, maka masalah sudah

selesai. Tapi, benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai? Mereka lupa

bahwa tempat dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang

tidak dibuang pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang

secara sembarangan di jalan, akan membuat kota menjadi kotor. Sampah yang dibuang di

sungai akan mencemari air sungai dan menimbulkan banjir. Bahkan sampah yang dibuang

di Tempat Pembuangan Akhir pun bisa menjadi masalah.Coba kita lihat kondisi Tempat

Pembuangan Akhir sampah yang ada di kota Pekanbaru ini. Lihatlah, sudah seberapa tinggi

gundukan sampah yang ada disana. Jika kita tak dapat ‘mengelola’ sampah dengan baik,

maka tak lama lagi gundukan sampah itu akan semakin tinggi.

Pengelolaan sampah itu sendiri ada berbagai macam cara. Ada dengan diangkut

menggunakan mobil sampah, gerobak sampah, dan sebagainya yang kemudian ditampung

di TPS (Tempat Pengelolaan Sampah) terlebih dahulu sebelum dibuang ke TPA (Tempat

Pengelolaan Sampah). Di TPS inilah sampah dipisahkan antara organik dan anorganik.

Sampah yang bisa diuraikan dijadikan kompos, sementara yang tidak dapat dijadikan

kerajinan atau daur ulang, yang nantinya dapat menghasilkan uang.

1

Page 2: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Laporan pengelolaan sampah ini membahas mengenai keadaan kelurahan X dan

pengelolaan sampahnya. Serta rencana pengelolaan sampah di kelurahan Xkedepannya,

guna menciptakan lingkungan sehat .

1.2 Maksud dan Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas pengelolaan

sampah. Selain itu dapat dijadikan pedoman agar masalah persampahan yang saat ini

terjadi mampu teratasi dan bisa terkelola secara baik dan maksimal.

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan

kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Dari sudut pandang

kesehatan lingkungan,  pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut  tidak

menjadi media berkembang biaknya  bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi

medium perantara menyebarluasnya  suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi,

yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu

nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya

1.3       Sistematika PenulisanSistematika penulisan laporan ini terdiri dari :1.    Bab 1 pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan serta

sistematika penulisan dalam laporan.2.    Bab 2 Tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang definisi sampah pengolahan

sampah, klasifikasi sampah, metode pengolahan yang baik serta sarana dan prasarana sampah itu seperti apa.

3.    Bab 3 Gambaran umum wilayah studi yang menjelaskan kondisi kelurahan X, yang terdiri dari kondisi fisik, demografi, sarana dan prasarana umum, kondisi eksisting sistem pengelolahan sampah di wilayah studi.

4.    Bab 4 Rencana pengelolaan sampah kelurahan yang menjelaskan tentang perencanaan sarana pengolahan sampah, yang terdiri dari kebutuhan sarana pengelolahan sampah, system pengelolahan, serta organisasi pengelolahan.

5.    Bab 5 Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari laporan pengelolaan sampah di kelurahan X

2

Page 3: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah dan Pengelolaan Sampah

Definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan

sampah (UU-18/2008) adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Dalam paradigma lama pengelolaan persampahan terdiri dari sumber sampah,

pewadahan, pengumpulan/pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Jelas terlihat

dan dirasakan tentang sampah hanya pantas untuk dibuang begitu saja tanpa ada tanggapan

dan langkah lain yang dapat dilakukan. Pengelolaan sampah diidentikkan sebagai tanggung

jawab satu pihak yang terkait saja.

Dalam paradigma baru berbagai potensi kelembagaan dipacu untuk aktif berperan

dan juga sekaligus mengawasi pengelolaan sampah. Kegiatan dan penanganan

persampahan bukan hanya menjadi tugas dan kewajiban dari Dinas PU (Pekerjaan Umum)

Cipta Karya atau Kebersihan, tapi juga masyarakat memegang peranan yang sama.

Pengelolaan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau

merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat antara lain dengan cara pembakaran,

pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan. (SNI T-13-1990-F)

2.2 Klasifikasi Sampah

Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi yang

dianut oleh kebijakan negara setempat. Penggolongan ini dapat didasarkan atas sumber

sampah, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat, dan jenisnya. Penggolongan ini

sangat penting dalam penentuan penanganan dan pemanfaatan sampah.

3

Page 4: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

2.2.1 Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya, yaitu:

a. Sampah Domestik/Pemukiman Penduduk

Jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa sisa makanan, bahan-bahan sisa dari

pengolahan makanan atau samapah basah (garbage), dan sampah kering (rubbish).

b. Sampah Komersil

Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis sampah yang

dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah

khusus, dan kadang-kadang sampah B3.

c. Sampah Institusi

Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat pemerintahan.

Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca,

logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.

d. Sampah Konstruksi dan Pemugaran

Sampah yang berasal dari kegiatan konstruksi, remodeling, perbaikan perumahan,

dan perbaikan bangunan komersil. Sampah yang dihasilkan berupa batu bara, beton,

plester, dan lain-lain. Sampah pemugaran adalah sampah yang berasal dari

reruntuhan bangunan, jalan retak, trotoar, dan jembatan. Jenis sampah yang

dihasilkan adalah kaca, plastik, baja, dan juga sama dengan sampah konstruksi.

e. Sampah Pelayanan Kota

Sampah pelayanan kota terdiri atau sampah penyapuan jalan, sampah taman,

pantai, dan sampah sarana rekreasi. Lumpur instalasi pengolahan dan sisa-sisa lain

yang termasuk ke dalam jenis ini berasal dari pengolahan air minum, pengolahan air

buangan, dan pengolahan limbah indusri.

f. Sampah Industri

Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri.

g. Sampah Pertanian

Sampah jenis ini berasal dari aktifitas pertanian seperti kegiatan penanaman, panen,

peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah jenis ini bukan merupakan

tanggung jawab dari pihak persampahan kota.

4

Page 5: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

2.2.2 Klasifikasi sampah berdasarkan kandungan organik dan anorganik, yaitu:

a. Sampah Basah (Garbage)

Sampah basah adalah sampah yang mengandung unsur-unsur organik, sifatnya

mudah terurai dn membusuk, dan akan menghasilkan air lindi. Sampah golongan ini

merupakan sisa-sisa makanan dari rumah tangga, hasil sampingan kegiatan pasar.

b. Sampah kering

Sampah kering adalah sampah yang mengandung unsur-unsur anorganik, tidak

membusuk, tidak mudah terurai, dan tidak mengandung air. Sampah kering terdiri

atas:

a. Sampah yang mudah terbakar (combustible) seperti kayu, kertas, kain, dan lain-

lain.

b. Sampah tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam, kaca, keramik,

dan lain-lain.

c. Abu (Dust/Ash)

Abu adalah sampah yang mengandung unsur organik dan anorganik yang berasal

dari proses atau kegiatan pembakaran.

2.2.3 Klasifikasi sampah bersasarkan komposisinya

a. Sampah yang berseragam

Sampah yang berasal dari kegiatan industri pada umumnya termasuk pada sampah

seragam serta sampah perkantoran yang terdiri atas kertas, karton, dan kertas

karbon.

b. Sampah yang tidak seragam (campuran)

Sampah campuran berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.

2.3 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan (SNI 19-3964-1994)

Contoh timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan

terpilih untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya serta diukur komposisinya.

Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan,

5

Page 6: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

kertas karton, kayu, kain tekstil, karet, kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain

(misalnya tanah, pasir, batu, keramik).

Metode pengukuran contoh timbulan sampah yaitu: sampah terkumpul diukur

volume dengan wadah pengukur 40 liter dan ditimbang beratnya; dan atau sampah

terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan ditimbang beratnya, kemudian

dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah dan ditimbang beratnya. Peralatan

yang digunakan adalah:

a. Alat pengambil contoh berupa kantong plastic dengan volume 40 liter.

b. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm yang

dilengkapi dengan skala tinggi.

c. Timbangan

d. Alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 1,0 m x 0,5 m x 1, 0 m botol isi 1

liter dilengkapi dengan skala tinggi

e. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan.

2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (SNI 03-3242-1994)

Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

pemukiman mencakup tentang perencanaan, pengoperasian, pembiayaan, institusi dan

peran serta masyarakat. Operasional pengelolaan sampah di permukiman disyaratkan

adanya keterlibatan aktif masyrakat pengelola sampah kota dan pengembang perumahan

baru terutama dalam mengelola dan mengadakan sarana persampahan di lingkungan

permukiman . Ketentuan pengelola sampah :

a. Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah rumah, klas dan tipe

bangunan; jumlah sampah yang akan dikelola berdasarkan jumlah penduduk, jumlah

dan luas bangunan/fasilitas umum, besaran timbulan sampah berdasarkan sumbernya.

b. Teknik operasional ditentukan berdasarkan kondisi topografi dan lingkungan

pelayanan, kondisi social ekonomi, partisipasi masyrakat, jumlah dan jenis timbulan

sampah, pola operasional dilakukan melaui pewadahan, pengumpulan, pemindahan di

transfer depo, pengangkutan ke TPA.

6

Page 7: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

c. Pembiayaan meliputi seluruh biaya pengelolaan untuk operasi, pemeliharaan serta

penggantian alat. Cara pengerjaan dilakukan dengan menganalisa atas penyebaran

rumah, luas daerah yang dikelola, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, jumlah

rumah berdasarkan tipe,timbulan sampah per hari, jumlah bangunan fasilitas umum,

kondisi jalan, topografi dan lingkungan untuk menentukan alternative system termasuk

jenis peralatan.

2.5 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (SNI 03-3241-

1994)

Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya

kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk

mengkarantinakan sampah kota secara aman. Kriteria lokasi TPA harus memenuhi

persyaratan/ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan hidup dengan AMDAL (Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan), serta tata ruang yang ada.

Ada beberapa kriteria lokasi tempat pembuangan sampah:

a. Kriteria regional digunakan untuk menentukan kelayakan zone meliputi kondisi

geologi, hidrogeologi, kemiringan tanah, jarak dari lapangan terbang, cagara alam

banjir dengan periode 25 tahun.

b. Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik sebagai tambahan meliputi

iklim, utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah, demografi, batas administrasi,

kebisingan, bau, estetika dan ekonomi.

c. Kriteria penetapan digunakan oleh instansi berwenang untuk menyetujui dan

menetapkan lokasi terpilih sesuai kebijakan setempat. Cara pengerjaan yaitu dengan

melakukan analisis terhadap data sekunder, berupa peta topografi, geologi lingkungan,

hidrogeologi, bencana alam, peta administrasi, kepemilikan lahan, tata guna lahan dan

iklim, data primer berdasarkan criteria, pembuatan peta skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000

dan identifikasi lokasi potersial.

7

Page 8: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

BAB 3

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

 3.1 Demografi

Kelurahan X merupakan salah satu kelurahan yang ada di kota Pekanbaru Provinsi

Riau. Kelurahan ini terdapat di kecamatan Payung Sekaki. Kelurahan ini memiliki luas

wilayah kurang lebih 24,43 km2., dengan jumlah penduduk yang bernukim disana pada

tahun 2011 sebanyak 22.940 jiwa dan kepadatan penduduk rata-rata 8.943 jiwa/km2.

Kelurahan X terdiri dari 14RW dan 61RT. Jumlah penduduk dalam 4 tahun terakhir dapat

dilihat pada table berikut

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk dalam 4 tahun terakhir Tahun Jumlah Penduduk ( Jiwa )

2008 21.848

2009 22.797

2010 22.866

2011 22.940

                                 Sumber : kantor lurah X

  3.2 Kondisi Fisik

 `Kelurahan X merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Payung Sekaki.

Kelurahan X berbatasan dengan:

Utara : kelurahan W

Barat : kabupaten Y

Timur : kecamatan Z

Selatan : kecamatan S

8

Page 9: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Gambar 3.1 Peta Kelurahan X

3. 3 Sarana dan Prasarana

3.3.1 Sarana Hunian

Luas areal lahan ataupun tempat tinggal penduduk yang terdapat di kelurahan X

adalah 24,43 km2.

3.3.2 Sarana Pendidikan

Untuk mengetahui jumlah sekolah negri ataupun swasta yang terdapat di kelurahan

X dapat dilihat pada tabel tabel berikut :

Tabel 3.2 Fasilitas Pendidikan di Kelurahan X

NOTINGKAT

SEKOLAHNEGRI SWASTA JUMLAH

1 TK 0 7 7

2 SD 4 2 6

3 SMP 1 3 4

4 SMA 0 1 1

5 SMK 0 1 1

Sumber : Badan Pusat Statistik

9

Kel XKab Y

Kel T

Kec Z

Kel S

Page 10: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

3.3.3 Sarana Peribadatan

Banyaknya fasilitas peribadatan yanga ad di Kelurahan X dapat dilihat pada tabel

berikut, isi tabel menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di kelurahan X adalah

beragama Islam.

Tabel 3.3 Fasilitas Peribadatan di Kelurahan X

NO TEMPAT IBADAH JUMLAH

1 Masjid 14

2 Surau/Langgar 9

3 Gereja 6

Sumber : Badan Pusat Statistik

3.3.4 Sarana Kesehatan

Terdapat beberapa sarana kesehatan yang ada di kelurahan X, seperti puskesmas,

puskesmas pembantu, rumah sakit bersalin, praktik dokter dan pos KB. Dari data

yang kami peroleh, pada kelurahan X ini tidak terdapat poliklinik.

Tabel 3.4 Sarana Kesehatan di Kelurahan X

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH

1 Poliklinik -

2 Puskesmas 1

3 Puskesmas Pembantu 1

4 Rumah Bersalin 5

5 Praktik Dokter 1

6 Pos KB 12

Sumber : Badan Pusat Statistik

3.3.5 Sektor Industri

10

Page 11: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Ada beberapa sektor industri yangterdapat di kelurahan X Untuk melihat jumlah

sektor industri yang terdapat di kelurahan tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Sektor Industri di Kelurahan X

NO SEKTOR INDUSTRI JUMLAH

1 Industri kerajinan kecil 16

2 Industri sedang 11

3 Industri besar 0

Sumber : Badan Pusat Statistik

3.4 Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Sampah Di Kelurahan XKondisi sistem pengelolaan sampah di kelurahan X pada saat ini belumlah optimal.

Hal ini bisa dilihat dari pewadahan, pengumpulan dan sistem pengangkutan sampah hingga

ke TPA.

3.4.1 Pewadahan

Pewadahan sampah yang menggunakan bin / bak sampah di kelurahan X pada

umumnya tidak terpilah dengan baik antara sampah organik dan anorganik bahkan

ada yang tercampur dengan sampah beracun.

3.4.2 Pengangkutan

Sistem pengangkutan sampah di kelurahan X hanya menggunakan armada Pick Up

L300, mobil ini mengangkut sampah dari rumah penduduk langsung ke TPA Muara

Fajar. Petugas yang bertugas mengangkut sampah berjumlah 2orang, yang terdiri

dari satu orang supir dan satu orang petugas yang bertugas mengangkut sampah dari

rumah penduduk ke mobil sampah. Pengangkutan sampah dilakukan setiap pagi,

yaitu mulai pukul 05.30, rata-rata pengangkutan memakan waktu selama 7jam dari

rumah penduduk ke TPA. Rute yang dilalui oleh mobil yaitu jalan Darma Bakti,

jalan Fajar dan sekitarnya. Bagi warga yang tempat tinggalnya tidak termasuk ke

dalam rute, sampah-sampah rumah tangga yang dihasilkan biasanya di proses

dengan cara dibakar dan dibuang. Kebiasaan membuang sampah sembarangan,

dalam arti masih adanya  sampah-sampah yang menumpuk bukan di TPS atau

transfer depo, tetapi di tempat-tempat  yang menjadi lokasi timbulan liar, ada

11

Page 12: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

persepsi masyarakat bahwa yang paling penting tidak ada sampah didekat mereka

dan tidak ada masalah jika ada ditempat lain.

3.4.3 Kondisi Eksisting Tempat Penampungan Akhir di Pekanbaru (TPA Muara Fajar)

Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah dilakukan di TPA .Pada umumnya

pemerosesan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA adalah proses landfill

(pengurugan),di Indonesia sebagian besar dilaksanakan dengan open-dumping, yang

mengakibatkan permasalahan lingkungan, seperti timbulnya bau, tercemarnya air

tanah, timbulnya asap, dan sebagainya.

Gambar 3.2 Dinas Kebersihan dan Pertaman

Gambar 3.3 Pemilahan Sampah

Gambar 3.4 Tumpukan Sampah di TPA Muara Fajar

12

Page 13: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

BAB 4

13

Page 14: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

RENCANA PENGELOLAAN SAMPAH

DI KELURAHAN X

Dalam suatu perencanaan pengelolaan sampah, harus diketahui terlebih dahulu

jumlah timbulan sampahnya. Barulah setelah itu, dapat ditentukan apa sarana dan sistem

pengelolaan sampah yang cocok untuk kelurahan X

4.1 Timbulan Sampah Di Wilayah Studi

Untuk menghitung jumlah timbulan sampah di wilayah studi, dibutuhkan nilai satuan

timbulan sampah dan jumlah sumber sampah.

Timbulan Sampah = Satuan Timbulan x Jumlah sumber sampah

Satuan timbulan sampah yang digunakan pada perhitungan timbulan sampah di Kelurahan

X ini adalah satuan timbulan sampah di kota Bandung pada tahun 1994 dan satuan

timbulan di kota Juwana pada tahun 2005.

Tabel 4.1 Timbulan Sampah di Kelurahan X

Sumber SampahTimbulan Jumlah Sumber

Sampah Jumlah Sampah (m3/h)

Besaran SatuanJumlah Satuan

Domestik          Penduduk 1.98 l/o/h 22940 Orang 45.4212Komersil          

Toko 24.1l/unit/h 454 Unit 10.9414

Rumah Makan 0.335 l/o/h 585 Orang 0.1960Institusi          Sekolah 0.12 l/o/h 7893 Orang 0.9472Peribadatan 0.0018 l/o/h 7728 Orang 0.0139Sarana Kesehatan 0.0598 l/o/h 525 Orang 0.0314Pelayanan Kota          Jalan 0.15 l/m/h 14100 Meter 2.1150Industri          Industri 0.55 l/o/h 255 pegawai 0.1403Total 59.8063

4.2 Kebutuhan Sarana Pengelolaan Sampah

14

Page 15: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

4.2.1 Pewadahan

Di daerah pemukiman pada umumnya mempergunakan pewadahan berupa  gentong

plastik (bin/tong sampah), keranjang bekas, kaleng bekas cat,  kantong plastik bekas

dan ada juga yang tidak mempunyai pewadahan. Dari segi operasional pewadahan

seperti disebutkan di atas cukup layak  dipergunakan, akan tetapi dari segi

kesehatan/kebersihan  (kecuali kantong plastik, gentong plastik) harus ekstra hati-

hati karena kalau  sampahnya tidak cepat dibuang akan menimbulkan bau dan

adanya lalat, hal  ini tentunya tidak baik.

Pewadahan di pemukiman yang direncanakan adalah kantong plastik dengan

kapasitas 10-40liter dan bin/ tong plastik dengan kapasitas ±40liter. Sedangkan

untuk komunal adalah bin/ tong (100liter-1000liter). Alat pewadahan disarankan

tidak bertipekan tertanam (dapat diangkat) agar memudahkan operasi pengumpulan.

Wadah sebaiknya memiliki tutup agar mampu mengisolasi sampah dari lingkungan.

Wadah ditempatkan dihalaman muka (tidak di luar pagar) dan mudah diambil.

Pewadahan untuk pertokoan, yang direncanakan adalah bin/ tong dengan kapasitas

120-240liter. Penempatan pewadahan tidaklah mengambil lahan trotoar (harus ada

lokasi khusus), tidak dipinggir jalan protokol, sedekat mungkin dengan sumber

sampah terbesar

Pewadahan untuk di sekolah-sekolah, dapat digunakan bin/tong dengan ukuran 40–

240 liter. Kapasitas untuk Bin/ tong yang menampung sampah pelayanan kota

adalah 50-60 lt yang dipasang secara permanen, bin plastik volume 120-240 dengan

roda. Untuk timbulan sampah industri dapat digunakan kontainer komunal ukuran 1

m3 atau dengan kantong plastik ukuran 120 liter.

4.2.2 Pengumpulan

Sistem pengumpulan sampah kelurahan X yang direncanakan adalah pengumpulan

secara komunal sebanyak 35%, pengumpulan dengan becak 40% dan truk sebesar

25%.

Tabel 4.2 Metode Pengumpulan sampah

15

Page 16: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Metode Pengumpulan

% Pengumpula

n

Total Timbulan Sampah

Jumlah Sampah

Komunal 35 59.806 20.9322Becak 40 59.806 23.9225Truck 25 59.806 14.9516

Sistem pengumpulan becak dan truk dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Sistem Pengangkutan  Becak TrukKapasitas (m3) 1 3Jumlah Sampah 23.9225 14.9516Jumlah Ritasi 2rit/h 2rit/hJumlah Sampah Ritasi 11.96125808 7.4757863Jumlah Armada 12 5Petugas/ armada 1 2Jumlah Petugas 12 10

Sampah yang dikumpulkan oleh gerobak dan truk dibawa langsung ke tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). Sedangkan sampah yang dikumpulkan dengan pola komunal, akan diangkut oleh amroll ke TPST. Disinilah sampah dikelompokkan sesuai pengolahannya seperti kompos, daur ulang, digunakan kembali, dan sebagainya. Sampah yang tidak bisa diolah dan sisa kompos akan dibungkus lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA)

4.3 Sistem Pengelolaan

Sampah yang telah dikumpulkan di tempat pengelolaan sampah terpadu, akan

dikelola berdasarkan komposisi dari sampah-sampah itu sendiri. Berikut tabel pengelolaan

sampah di kelurahan X, dari timbulan sampah total sebesar 59,8063 m3/h Persentase

komposisi pada perhitungan ini diambil dari komposisi pengelolaan sampah di Jakarta pada

tahun 2007.

16

Page 17: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Tabel 4.4 Pengelolaan Sampah di TPST

Jenis Sampah

Komposisi (%) Jumlah

sampah (m3/h)

Gunakan Kembali Daur Ulang Kompos Timbun

%

Jumlah

(m3/h) %

Jumlah

(m3/h) %

Jumlah

(m3/h) %

Jumlah

(m3/h)

Organik 65.55 39.2010 3.920 5 1.960 30 11.761 55 21.562

Kertas 10.57 6.3210 0.632

25 1.580 25 1.580 40 2.529

Plastik 13.25 7.9250 3.962         50 3.962

Kayu 0.07 0.0470 0.029     10 0.004 20 0.008

Kain 0.61 0.3625 0.091         75 0.274

Logam 1.06 0.6360 0.380         40 0.254

Kaca 1.91 1.1450 0.571         50 0.571

Sampah B3 1.52 0.9110 0.091         90 0.818

S.Bongkaran 0.81 0.48

45 0.218         55 0.266

Lain-lain 4.65 2.78 

         100 2.781

Jumlah 10059.806

3 9.90 13.345 33.02

Untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA, dibutuhkan dump truck sebagai alat angkut. Jumlah Dump truck (kapasitas 8m3)yang dibutuhkan untuk mengangkut sampah-sampah yang akan ditimbun adalah 4 buah truk. Satu buah buah dump truck, 4 orang petugas, sehingga petugas yang dibutuhkan adalah 16 orang.

Dari tablel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah sampah (q) yang akan ditimbun di TPA dari jumlah penduduk (p) sebanyak 22.940 orang adalah 33,02m3/h. Maka luas lahan TPA untuk kelurahan X yang direncanakan dengan ketinggian (h) 20m untuk design selama (n) 1tahun adalah sebagai berikut:

A=365. 10−7 x Lk x Rd x Kp x P x q x n x ( S+t / Rd )

H x S

Lk : faktor perkalian lahan kosong untuk trench fill gali kurung = 1,25

17

Page 18: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Rd : faktor reduksi komposisi

Rd=Pnd + r × Pd

Pnd : Sampah rata-rata non dekomposisi = 76,99%

Pd : Sampah rata-rata dekomposisi = 23,01%

Untuk ketinggian >10m, %r = d + 30

d= 70 −¿1,75 ×n = 70 −¿1,75 ×1 = 68,25

%r = 68,25 +30 = 98,25 Maka Rd = 76,99% + (98,25% × 23,01%) = 1,9825

Kp : Kapasitas pengelolaan = 1

T : Perbandingan tanah

S : Perbandingan sampah

T : S = 1 : 8

Dengan Faktor Kompasi Tanah= 1,1 dan Faktor Kompaksi Sawah = 2, maka perbandingan setelah kompaksi adalah 1,1 × 1 : 2× 8 = 1,1 : 16

A=365. 10−7 x 1 , 25 x 1 , 9825 x 1 x 22940 x 33 .,02 x 1 x (16+1,1/1 , 9825 )20 x 16 =3,5Ha

Jadi, luas TPA yang dibutuhkan untuk timbunan sampah kelurahan X adalah 3,5 Ha

4.5 Organisasi Pengelolaan Sampah Di Kelurahan X

Organisasi Pengelolaan sampah perlu dibentuk organisasi oleh Kelurahan, organisasi

merupakan aspek /sub sistem inti dalam sistem pengelolaan persampahan, karena aspek ini

mengatur hal-hal yang berhubungan dengan fungsi organisasi dalam hal perencanaan,

pelaksanaan ,  pengawasan dan pengkomunikasian seluruh kegiatan

Struktur organisasi di kelurahan X haruslah menggambarkan aktivitas utama dalam

pengelolaan persampahan saat, seperti Adanya seksi kebersihan jalan Kebersihan Jalan dan

Lingkungan yang tugas utamanya adalah

bertanggung jawab atas perencanaan, pengawasan dan pengendalian  serta koordinasi

penyelenggaraan kegiatan kebersihan lingkungan dan jalan. Seksi Operasional &

18

Page 19: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

Pengangkutan yang tugas utamanya adalah menyusun petunjuk pelaksanaan

penyelenggaraan pelayanan  operasional pengangkutan sampah dan melaksanakan

pengawasan serta pengendalian operasional pengangkutan sampah. Seksi penyuluhan

masyarakat, agar adanya peningkatan partisipasi  masyarakat dalam hal pengelolaan

sampah, terutama di bidang 3R (Reuse, Reduce, Recycle).

BAB 5

PENUTUP5.1 Kesimpulan

Total timbulan sampah di kelurahan X adalah 59,8063 m3/h. Sebagian besar sampah

tersebut berasal dari sampah domestik. Komposisi sampah yang paling tinggi adalah

sampah organik yaitu 21,562 m3/h.

Untuk pengelolaan sampah, kelurahan X memerlukan 12becak, 5truk dan 2 amroll

truck untuk pengumpulan sampah ke TPST. 4 dump truck untuk pengangkutan sampah dari

TPST ke TPA.

Kelurahan X membutuhkan lahan seluas 3,5 Ha sebagai tempat pembuangan akhir

(TPA), TPA ini bisa digunakan untuk waktu 1tahun.

Pengelolaan sampah di kelurahan X masih jauh dengan tata cara pengelolaan yang

semestinya. Ini terlihat dari perbedaan yang signifikan antara sarana pengelolaan yang

eksisting dengan yang direncanakan.

5.2 Saran

Untuk mengurangi timbulan sampah di kelurahan X, sebaiknya dimulai dari rumah

tangga hal ini dikarenakan sumber timbulan sampah terbanyak berasal dari sampah rumah

tangga (domestik).

19

Page 20: eskampiun.files.wordpress.com · Web view2.4 Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman (S NI 03-3242-1994) Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan

DAFTAR PUSTAKA

Wahyono, Sri. 2010. Kader Lingkungan Dan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Sumber: http://3rindonesia.blogspot.com/2010/02/kader-lingkungan-dan-pengelolaan-sampah. html . Diakses pada: 26 Desember 2011

---. Rencana Induk Persampahan Kota Depok. Sumber: http://depokbebassampah. wordpress.com/kajian/rencana-induk-persampahan/identifikasi-masalah/#comment-151. Diakses pada: 29 Desember 2011

Damanhuri, Enri. 2008. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3104. Bandung

Soma,Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan. Bogor: IPB Press

---. 2010. Kecamatan Payung Sekaki Dalam Angka 2010. Pekanbaru

20