fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum...

32
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 BLOK 3 TENTANG ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN Tutor 4 Williem Harvey G1A110008 Hafizani Rahmah G1A110018 Yosie Yulanda Putra G1A110025 Erisya Dwi Puspa G1A110031 Intan Gebriela S G1A110034 Rukiah Mayestira G1A110045 Yuli Setyaningsih G1A110047 Rozadila Esriana G1A110049 Silviana Maya Sari G1A110053 Ayu Novita Sari G1A110066 Anggun Mardalitya G1A110069 Dosen Pemimbing : 1

Transcript of fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum...

Page 1: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

LAPORAN TUTORIALSKENARIO 1 BLOK 3

TENTANG

ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN

Tutor 4Williem Harvey G1A110008Hafizani Rahmah G1A110018Yosie Yulanda Putra G1A110025Erisya Dwi Puspa G1A110031

Intan Gebriela S G1A110034Rukiah Mayestira G1A110045Yuli Setyaningsih G1A110047Rozadila Esriana G1A110049Silviana Maya Sari G1A110053Ayu Novita Sari G1A110066Anggun Mardalitya G1A110069

Dosen Pemimbing :dr. Benhard A P, M.Kes AIFO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

1

Page 2: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

UNIVERSITAS JAMBI2010/2011

Skenario

Pada suatu kecelakaan kereta api, dua orang pasien, Tn. Manner berumur 55 tahun dan Nn.

Bonny 22 tahun, ditemukan dalam kondisi tertusuk logam besi yang sama sehingga tubuh

mereka saling merapat. Kedua pasien dibawa ke IGD RS dengan kondisi sadar. Hasil

pemeriksaan tim dokter, menemukan bahwa hanya akan ada 1 pasien yang dapat diselamatkan

sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan. Tim dokter menghadapi dilema etika dan hukum

dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut. Untuk itu, tim dokter berdiskusi dengan

menggunakan ethical method of reasoning –yang terdisi dari tiga langkah, yaitu fact deliberation,

value deliberation, dan duty deliberation- dalam mengambil keputusan penatalaksanaan yang

tepat. Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip-prinsip bioetika (harm, health, benefit,

autonomy, vulnerability), tim dokter akhirnya ,memutuskan untuk menyelamatkan Tn. Manner

yang memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan Nn, Bonny yang mengalami

kerusakan organ tubuh yang sangat luat. Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko

operasi, keduanya bersedia mnandatangani lembar informed consent. Pada akhirnya Tn. Manner

berhasil diselamatkan sedang Nn. Bonny meninggal dunia.

Klasifikasi istilah

1. Etika

Suatu bagian dari ilmu filsafat tentang baik atau buruknya perilaku serta menyangkut

dengan moralitas dan tingkah laku

2. Hukum

Peraturan tertulis yang dibuat untuk mengatur tingkah laku atau perilaku yang berada

dimasyarakat

3. Ethical method of reasoning

Langkah –langkah yang harus diikuti untuk menetukan keputusan yang paling tepat

dalam menghadapi konflik moral dalam suatu kasus

4. Fact deliberation2

Page 3: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Pertimbangan terhadap fakta-fakta yang ada

5. Value deliberation

Pertimbangan terhadap nilai-nilai dalam mengindentifikasi konflik moral

6. Duty deliberation

Pertimbangan untuk menentukan perbuatan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah

7. Informed consent

Persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter terhadap suatu tindakan medik yang

akan diterimanya yang setelah diberi penjelasan dahulu

8. Harm

Kerugian atau bahaya yang akan muncul dari tindakan medis yang akan dilakukan

9. Autonomy

Hak pasien dalam menentukan nasib sendiri

10. Vulnerability

Kemungkinan harapan hidup untuk disembuhkan atau tidak disembuhkan

11. Healh beneficence

Suatu manfaat kesehatan yang diambil dari tindakan medik

12. Operasi

Tindakan bedah yang dilakukan tim medis pada pasien yang membutuhkan pertolongan

setelah menyetujui informed consent

Identifikasi masalah

1. Hasil pemeriksaan tim dokter, menentukan bahwa hanya ada 1 pasien yang hanya

diselamatkan sedangkan 1 orang lainnya dikorbankan sehingga tim dokter mengalami

dilema etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut.

2. Tim dokter berdiskusi dengan menggunakan ethical method of reasioning

3. Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip bioetika, tim kedokteran untuk

menyelamatkan Tn Menner yang memiliki peluan terbesar untuk sembuh dibanding Nn

Bonny yang mengalami kerusakan organ tubuh yang luas

3

Page 4: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

4. Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko operasi keduanya bersedia

menandatangani informed consent.

Analisis masalah

1. Hasil pemeriksaan tim dokter, menentukan bahwa hanya ada 1 pasien yang hanya

diselamatkan sedangkan 1 orang lainnya dikorbankan sehingga tim dokter mengalami dilema

etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut.

a. Definisi etik dan hukum?

Etik : akhlak, adat kebiasaan, watak perasaan, sikap baik, yang layak atau seperangkat

asas dan nilai yang berkaitan seperti asas kode etik

Hukum: peraturan perundang-undangan yang dibuat suatu kekuasaan dalam mengatur

pergaulan masyarakat

b. Apa persamaan dan perbedaan etik dan hukum?

Persamaan

Alat pengatur tertibnya hidup bermasyarakat

Ob jeknya tingkah laku manusia

Mengandung hak dan kewajiban masyarakat agar tidak saling merugikan

Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi

Sumber hasil pemikiran para pakar dan pengalaman

Perbedaan

Etik Hukum

Untuk lingkungan Untuk lingkungan umum

Kesepakatan anggota profesi Badan pemerintah

Tidak seluruhnya tertulis Seluruhnya tertulis

Sanksi tuntutan Sanksi tuntutan

Diselesaikan MKDKI Pengadilan

Tidak disertai bukti fiksi Perlu bukti fiksi

4

Page 5: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

c. Apa saja dilema etik dan hukum. Apa contohnya?

1. Keputusan mahkamah agung amerika tentang hak konstitusional wanita untuk

melakukan aborsi

2. Bayi tabung

3. Transplantasi organ

4. Eutanasia

d. Apa saja landasan etika kedokteran?

1. Sumpah hipokrates (460-377 SM)

2. Deklarasi Geneva (1948)

3. International Code Of Medical Ethics (1949)

4. Lafal sumpah dokter indonesia (1960)

5. Kode etik kedokteran indonesia (1983)

6. Pernyataan-pernyataan ikatan dokter sedunia

2. Tim dokter berdiskusi dengan menggunakan ethical method of reasioning

a. Apa itu ethical method of reasioning?

langkah-langkah yang dilakukan dokter untuk memutuskan dilema etik .

cara berfikir untuk membuat keputusan yang benar.

b. Sebutkan langkah-langkah dalam ethical method of reasioning?

1. Fact deliberation

2. Value deliberation

3. Duty deliberation

4. Testing consistensy

5. Conclusion

3. Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip bioetika, tim kedokteran untuk

menyelamatkan Tn Menner yang memiliki peluan terbesar untuk sembuh dibanding Nn

Bonny yang mengalami kerusakan organ tubuh yang luas

a. Apa definisi bioetik?

5

Page 6: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Bioetika: study interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan

dibidang biologi dan ilmu kedokteran baik micro maupun macro, masa kini dan datang

(Bertens 2001)

b. Sebutkan kaidah dasar bioetik?

1.Prinsip beneficence.

2.Prinsip non-malefience.

3.Prinsip autonomy.

4.Justice.

c. Sebutkan prinsip-prinsip bioetika?

1. Human dignity and human rights

2. Benefit and harm

3. Autonomy and individual responsibility

4. Consent

5. Persons without the capacity to consent

6. Respect for human vulnerability and personal integrity

7. Privacy and confidentiality

8. Equality, justice, and equity

9. Non-discrimination and non-stigmatization

10. Respect for cultural diversity and pluralism

11. Solidarity and cooperation

12. Social responsibility and health

13. Sharing of benefits

14. Protecting future generations

15. Protection of environment, the biosphere and biodiversity

d. Apa saja landasan yang mempengaruhi etika, bioetika dan hukum?

1. Sumpah hipokrates (460-377 SM)

2. Deklarasi Geneva (1948)

3. International Code Of Medical Ethics (1949)

4. Lafal sumpah dokter indonesia (1960)

5. Kode etik kedokteran indonesia (1983)

6. Pernyataan-pernyataan ikatan dokter sedunia

6

Page 7: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

e. Bagaimana kaitan kasus dalam skenario di atas jika dipandang dari aspek

agama,hokum,dan hukum kesehatan ?

Agama: Dalam agama islam tidak dibolehkan karena dalam hidup beragama tidak

dibenarkan menghilangkan nyawa seseorang. Sesuai dengan Al-qur’an surat al-baqarah

ayat 178. Sedangkan dalam agama kristen maupun budha juga tidak diperbolehkan

karena bertentangan dengan ajaran agama mereka.

Hukum: dalam hukum menghilangkan nyawa seseorang tidak dibolehkan seperti dalam

Undang - Undang Hukum Pidana 344 KUHP

Isinya: barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu

sendiri yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh dihukum penjara

selama-lamanya 12 tahun

f. Apa saja hak dan kewajiban dokter?

Hak dokter

memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai standar profesi dan opersional

melakukan praktek sesuai dengan standar profesi dan operasional

menerima imbalan jasa

menerima informasi jujur dari pasien dan atau keluarga pasien

Kewajiban dokter

memberi pelayanan medis

merujuk pasien

merhasiakan tentang pasien (privancy)

melakukan pertolongan darurat

menambah pengetahuan

yang terkandung dalam sumpak dokter indonesia

g. Apa saja hak dan kewajiban pasien?

Hak pasien

mendapat pelayanan kesehatan

untuk hidup

mendapat penjelasan diagnosis

menolak prosedur diagnosis7

Page 8: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

mendapat rujukan

kerahasiaan

penjelasan perincian biaya

Kewajiban pasien

memberi informasi yang lengkap

mematuhi nasehat dan ketentuanyang berlaku

memberi jasa

4. Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko operasi keduanya bersedia

menandatangani informed consent

a. Apa definisi informed consent?

Informed consent izin/pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas,

sadar, dan rasional, setelah ia mendapat inform yang dipahami dari dokter tentang

penyakitnya

b. Siapa saja yang berhak menandatangani informed consent?

Pasien yang telah dewasa (>21)

Keluarga/wali jika pasien belum cukup umur

Pasien dalam keadaan sadar

c. Jenis-jenis dan bentuk informed consent?

jenis informed consent

informed consent

proksi consent

bentuk informed consent

tersirat ( implied consent)

normal

darurat

dinyatakan (ekpress consent)

tuhan

lisan

d. Apa saja syarat syahnya informed consent?

Diberikan secara bebas

8

Page 9: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Diberikan pada orang yang sanggup memberikan perjanjian

Telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien

memahami tindakan itu perlu dilakukan

Mengenai sesuatu yang khas

Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

e. Aspek hukum apa saja yang terdapat dalam informed consent?

Aspek hukum informed consent adalah :

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 85/Menkes/Per/1X/1998 tentang persetujuan

tindakan medik

UU No 29 tahun 2004 pasal 45 dan 52

IDI fatwa No 319- 1988

Dari sudut hukum pidana informed consent harus dipengaruhi dengan adanya

pasal 351KUHP tentang penganiyaan

f. Apa saja tata cara dalam informed consent?

Permenkes RI NO 585/MenKesh/Per/IX/1989

Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan dengan bahasa

yang mudah dimengerti oleh pasien

Tidak ada unsur dipengaruhi/ mengarahkan pasien pada tindakan tertentu, semua

putusan diserahkan pasien dan dokter hanya menyarankan dan menjelaskannya

Menyakan ulang kembali apakah sudah mengerti

Lembar informed consent diisi oleh pasien/keluarga/ wali

g. Tindakan medis apa saja yang memerlukan informed consent?

> Tindakan-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan pembiusan,

baik untuk menegakkan diagnosis maupun tindakan yang bersifat terapeutik.

> Tindakan pengobatan khusus, misalnya radioterapi untuk kanker.

> Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran ataupun uji

klinik (berkaitan dengan bioetika)

h. Dalam kondisi apa sajakah yang tidak memerlukan informed consent?

Hal yang membatalkan informed consent

9

Page 10: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Keadaan darurat medis

Ancaman terhadap kesehatan masyarakat

Pelepasan hak pemberian consen pada pasien

Clinical privilage

Pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent

i. Apa fungsi dan tujuan dari dilakukannya informed consent?

Tujuan informed consent:

Melingdungi pengguna jasa tindakan medik medis pasien secara hukum dari segala

tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya maupun tindakan laksana

jasa, tindakan medis yang berwenang, tindakan malpraktek yang bertentangan

dengan hak pasien dan standar profesi medis serta penyalahgunaan alat canggih yang

memerlukan biaya tinggi/ over utilitydation yang sebenarnya tidak perlu dan tidaki

ada alasan medisnya

Fungsi informed consent:

penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia

promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri

untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien

menghindari penipuan dan miss leading oleh dokter

mendorong untukmengambil keputusan rasional

mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan

j. Informasi apa sajakah yang tertuang dalam informed consent?

Informasi dalam informed consent:

Garis besar, seluk beluk penyakit yang diderita prosedur perawatan/ pengobatan

yang akan diberikan atau diteruskan

Resiko yang akan dihadapi, misalnya komplikasi yang diduga akan timbul

Prospek atau prognosis keberhasilan ataupun kegagalan.

Alternative metode perwatan atau pengobatan

Hal-hal yang dapat terjadi bila pasien menolak untuk member ikan persetujuan

Prosedur perawatan atau pengobatan yang akan dilakukana merupakan suatu

percobaan atau menyimpang dari kebiasaan, bila hal itu yang akan dilakukan.

10

Page 11: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Hipotesis

Dokter memutuskan menyelamatkan Tn. Manner karena memiliki peluang terbesar untuk

hidup setelah mempertimbangkan aspek hukum dan etika.

Kerangka konsep

11

Pasien dan Dokter

Informed Consent

HukumEtika

HakKewajiban

Persamaan

Perbedaan

Tujuan dan Fungsi

Tata caraSyarat sah

DoktrinIsi

Jenis dan Bentuk

Definisi

Definisi

5 stage

EMORBioetik

Kaidah dasar

Prinsip

Definisi

Page 12: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Sintesis

Etika dan hukum kedokteran

Etik akhlak, adat kebiasaan, watak perasaan, sikap baik, yang layak atau seperangkat

asas dan nilai yang berkaitan seperti asas kode etik

Etik : seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam kode etik.

Etika : ilmu pengetahuan tentang azas akhlak.

Menurut kamus bahasa Indonesia dari departemen pendidikan dan kebudayaan (1988),etika

adalah :

- Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan hak dan kewajiban moral.

- Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

- Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika kedokteran : pengetahuan tentang perilaku professional para dokter dan dokter gigi dalam

menjalankan pekerjaannya sebagaiman tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-

masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.

Landasan etik kedokteran :

- Sumpah hippokrates (460-377 SM)

- Deklarasi geneva (1948)

- International code of medical ethics (1949)

- Lafal sumpah dokter Indonesia (1960)

- Kode etik kedokteran Indonesia (1983)

- Pernyataan-pernyataan (deklarasi) ikatan dokter sedunia (world medical association,

WMA) yaitu antara lain :

- Deklarasi geneva (1948) tentang laval sumpah dokter

- Deklarasi Helsinki (1964) tentang riset klinik

- Deklarasi Sydney (1968) tentang saat kematian

- Deklarasi oslo (1970) tentang pengguguran kandungan atas indikasi medic

- Deklarasi Tokyo (1975) tentang penyiksaan

12

Page 13: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Hukum peraturan perundang-undangan yang dibuat suatu kekuasaan dalam mengatur

pergaulan masyarakat

Hukum : peraturan perundangan seperti yang terdapat dalam hokum pidana, perdata, tata Negara

dan hukum administrasi Negara.

Hukum kesehatan menurut anggaran dasar perhimpunan hokum kesehatan Indonesia

(PERHUKI) : semua ketentuan hokum yang berhubungan langsung dengan

pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan

maupun segenap lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun

sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek, organisasi, sarana,

pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber

hukum-hukum lain.

Persamaan etik dan hukum

1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertipnya hidup bermasyarakat.

2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia

3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan

4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi

5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

Perbedaan etiaka dan hukum

- Etika berlaku untuk lingkungan profesi, hokum berlaku untuk umum.

- Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hokum disusun oleh badan

pemerintah.

- Etik tidak seluruhnya tertulis, hokum tercantum secara terinci dalam kitab undang-

undang dan lembaran/berita.

- Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan, sanksi terhadap pelanggaran

hukum berupa tuntutan

- Pelanggaran etik diselesaikan oleh majelis kehormatan disiplin kedokteran Indonesia

(MKDKI) yang dibentuk oleh konsil kedokteran Indonesia dan atau oleh majelis

13

Page 14: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

kehormatan etika kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh ikatan dokter Indonesia

(IDI), pelanggaran hokum diselesaikan oleh pengadilan.

- Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian

pelanggaran hokum memerlukan bukti fisik.

Dilema etik dan hukum

a. Keputusan Mahkamah Agung Amerika tentang hak konstitusional wanita untuk

melakukan aborsi

b. Bayi tabung

c. Transplantasi organ

d. Eutanasia

Ethical Methode Of Rasoning

Ethical Methode Of Rasoning langkah-langkah untuk memutuskan dilema etik denagn

menggunakan cara berfikir kritis untuk membuat keputusan yang benar dalam menentukan

tindakan kesehatan

Langkah-langkah Ethical Methode Of Resoning

a. Fact deliberation : pertimbangan terhadap fakta yang ada denagan cara

Case

Menentukan kasus yang akan ditelaah terlebih dahulau sambil memikirkan fakta-

fakta yang ada

Deliberation of fact

Pengungkapan fakta dari kasus yang diangkat untuk diselesaikan

b. Value deliberation : pertimbanagan terhadap nilai yang ada di masyarakat

Identifikasi of problem

Menghubungkan masalah-masalah yang timbul dengan nilai-nilai yang di kandung

dalam kehidupan

Choice of main problem

Memilih pokok permasalahan dan mengaitkannya dengan aspek nilai kehidupan

14

Page 15: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

The values of stake

Menentukan nilai yang merupakan poin utama dalam masalah ynag timbul

c. Duty deliberation : pertimbanagan atas kemungkinan yang akan terjadi dan menentukan

pilihan yang terbaik

Reflecting on the most challenging case

Pertimbangan terhadap kasus yang sedang dihadapi setelah di kaitkan dengan aspek

nilai yang ada

Reflecting on other case

Mempertimbangkan dengan kasus yang pernah terjadi sebelumnya

d. Testing consistensy : pertimbangan dengan membandingkan berdasarkan hukum yang

berlaku dan kemampuan kerja

e. Conclusion/ Final decision : keputusan akhir dari masalah

Bioetika

Bioetika study interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan

dibidang biologi dan ilmu kedokteran baik micro maupun macro, masa kini dan datang

(Bertens 2001)

Kaidah dasar bioetika

a. Beneficence

Prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah menjadi atau dalam keadaan

yang umum

b. Non – maleficence

Prinsip prima-facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan)

gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan

nyawanya

c. Autonomy

Prinsip prima facie disini muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok

pasien yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.

15

Page 16: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

d. Justice

Prinsip prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam keadaan) konteks

membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri

Prinsip-prinsip Bioetika :

1. Human dignity and human rights

2. Benefit and harm

3. Autonomy and individual responsibility

4. Consent

5. Persons without the capacity to consent

6. Respect for human vulnerability and personal integrity

7. Privacy and confidentiality

8. Equality, justice, and equity

9. Non-discrimination and non-stigmatization

10. Respect for cultural diversity and pluralism

11. Solidarity and cooperation

12. Social responsibility and health

13. Sharing of benefits

14. Protecting future generations

15. Protection of environment, the biosphere and biodiversity

Kaitan masalah dalam skenario dengan aspek agama dan hukum

Agama:

Dalam agama islam tidak dibolehkan karena dalam hidup beragama tidak dibenarkan

menghilangkan nyawa seseorang. Sesuai dengan al-qur’an surat al-baqarah ayat 178.

Sedangkan dalam agama kristen maupun budha juga tidak diperbolehkan karena

bertentangan dengan ajaran agama mereka.

16

Page 17: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan

orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan

hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan

dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan

hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara

yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu

rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang

sangat pedih[111].

Hukum:

Dalam hukum menghilangkan nyawa seseorang tidak dibolehkan seperti dalam Undang -

Undang Hukum Pidana 344 KUHP

Isinya: barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu

sendiri yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh dihukum penjara

selama-lamanya 12 tahun

Hak dokter

memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai standar profesi dan opersional

melakukan praktek sesuai dengan standar profesi dan operasional

menerima imbalan jasa

menerima informasi jujur dari pasien dan atau keluarga pasien

17

Page 18: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Kewajiban dokter

memberi pelayanan medis

merujuk pasien

merhasiakan tentang pasien (privancy)

melakukan pertolongan darurat

menambah pengetahuan

yang terkandung dalam sumpak dokter indonesia

Hak pasien

mendapat pelayanan kesehatan

untuk hidup

mendapat penjelasan diagnosis

menolak prosedur diagnosis

mendapat rujukan

kerahasiaan

penjelasan perincian biaya

Kewajiban pasien

memberi informasi yang lengkap

mematuhi nasehat dan ketentuanyang berlaku

memberi jasa

Informed Consent

Informed consent izin/pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas, sadar, dan

rasional, setelah ia mendapat inform yang dipahami dari dokter tentang penyakitnya

Tujuan informed consent

a. Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari segala tindakan

medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan pelaksana jasa tindakan

medis yang sewenang-wenang, tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi

pasien dan standar profesi medis, serta penyalahgunaan alat canggih yang memerlukan

18

Page 19: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

biaya tinggi atau “over utilization” yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alasan

medisnya.

b. Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-

tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan medis yang tidak terduga

dan bersifat negatif. Selama hal itu terjadi dalam batas-batas tertentu, maka tidak dapat

dipersalahkan, kecuali jika melakukan kesalahan besar karena kelalaian atau

ketidaktahuan.

Fungsi informed consent

penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia

promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri

untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien

menghindari penipuan dan miss leading oleh dokter

mendorong untukmengambil keputusan rasional

mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan

Jenis informed consent

a. informed consent adalah Consent yang diberikan pada pasien yang ditandatangani

langsung oleh pasien yang berangkutan (tanpa keluarga/wali).

b. Proksi consent adalah Consent yang diberikan oleh orang yang bukan si pasien itu

sendiri dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi

(suami, istri, anak, ortu, saudara kandung, dll)

Bentuk informed consent

a. Tersirat ( Implied Consent) adalah persetujuan yang diberikan pasien secara terirat,

tanpa pernyataan tegas

Contoh : melakukan jahitan, penagmbilan darah untuk pemeriksaan laboratorium,

penyuntikan

Presumed consent adalah jika pasien dalam keadaan gawat darurat, dan dokter harus

lakukan tindakan segera sedangkan pasien dalam keadaan tidak bisa memberikan 19

Page 20: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

persetujuan, dan keluargapun tidak ada di tempat, maka dokter segera melakukan

tindakan berdasarkan Permenkes 585 tahun 1989, pasal 11. Dengan arti bila pasien

dalam keadaan yang sadar akan menyetujui tindakan medik yang dilakukan

b. Dinyatakan (Ekpress Consent) adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau

tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang

biasa

Yang berhak menandatangani informed consent

pasal 8

pasien dewasa 21 tahun atau sudah menikah dalam keadaan sehat

keluarga pasien bila umur pasien 21, pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar, pingsan

pasal 9

pasien < 21 tahun/ sudah menikah dibawah pengampuan dan gangguan mental,

persetujuan diberikan pada wali

pasal 10

pasien < atau belum menikah dan tidak punya wali/ wali berhalangan, persetujuan

diberikan pada keluarga atau induk semang/ yang bertanggung jawab pada pasien

pasal 11

dalam keadaan pasien tidak sadar dan tidak ada wali/ keluarga terdekat dan dalam

keadaan darurat yang perlu tindakan medik segera tidak dibutuhkan informed consent

dari siapapun

Syarat syah informed consent

diberikan secara bebas

diberikan pada orang yang sanggup memberikan perjanjian

telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien memahami

tindakan itu perlu dilakukan

mengenai sesuatu yang khas

tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

20

Page 21: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Tata cara informed consent

Permenkes RI NO 585/MenKesh/Per/IX/1989

1. Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan dengan bahasa

yang mudah dimengerti oleh pasien

2. Tidak ada unsur dipengaruhi/ mengarahkan pasien pada tindakan tertentu, semua

putusan diserahkan pasien dan dokter hanya menyarankan dan menjelaskannya

3. Menyakan ulang kembali apakah sudah mengerti

4. Lembar informed consent diisi oleh pasien/keluarga/ wali

Jenis tindakan yang memerlukan Informed Consent

1. Tindakan-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan pembiusan, baik

untuk menegakkan diagnosis maupun tindakan yang bersifat terapeutik.

2. Tindakan pengobatan khusus, misalnya radioterapi untuk kanker.

3. Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran ataupun uji klinik

(berkaitan dengan bioetika)

Hal yang membatalkan informed consent

keadaan darurat medis

ancaman terhadap kesehatan masyarakat

pelepasan hak pemberian consen pada pasien

clinical privilage

pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent

Aspek hukum yang mendasari informed consent adalah :

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 85/Menkes/Per/1X/1998 tentang persetujuan

tindakan medik. Pasal 1 (angka a) ialah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau

keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan

terhadap pasien tersebut.

UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 45, persetujuan diberikan setelah diberikan penjelasan

kepada pasien.

21

Page 22: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

IDI fatwa No 319- 1988

Dari sudut hukum pidana informed consent harus dipengaruhi dengan adanya pasal 351

KUHP tentang penganiyaan

Informasi dalam informed consent

a. Garis besar, seluk beluk penyakit yang diderita prosedur perawatan/ pengobatan yang

akan diberikan atau diteruskan

b. Resiko yang akan dihadapi, misalnya komplikasi yang diduga akan timbul

c. Prospek atau prognosis keberhasilan ataupun kegagalan.

d. Alternative metode perwatan atau pengobatan

e. Hal-hal yang dapat terjadi bila pasien menolak untuk member ikan persetujuan

f. Prosedur perawatan atau pengobatan yang akan dilakukana merupakan suatu

percobaan atau menyimpang dari kebiasaan, bila hal itu yang akan dilakukan.

22

Page 23: fkunja2010.files.wordpress.com · Web view... Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law).

Referensi

1. Achadiat CM.2007. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran Dalam Tantangan Zaman.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

2. Guwandi J.2006. Dugaan Malpraktek Medik dan Draft RPP: “ Perjanjian Terapetik

antara Dokter dan Pasien”. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

3. Guwandi J. 2008, Informed Consent. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

4. Hanafiah MJ, Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

5. Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law). Jakarta: Balai Penerbit FKUI

6. Sampurna Budi,dkk. 2005. Bioetik dan Hukum Kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar

7. Undang-Undang Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006

23