Veronika Simanjuntak

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi pemandangan biasa bagi masyarakat melihat banyaknya para pekerja di sebuah organisasi/perusahaan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam memenuhi kewajibannya sebagai seorang pekerja/karyawan. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar manusia yang akan melakukan hal-hal negatif bila dirinya tidak diawasi oleh pimpinan pada saat bekerja, sehingga akan berdampak kepada pencapaian tujuan yang tidak efektif dan efisien. Hal yang sama juga terjadi pada instansi-instansi pemerintahan, para pegawainya banyak yang melakukan hal- hal yang bersifat negatif. Kurangnya pengawasan oleh para pimpinan menjadi salah satu penyebabnya, sehingga

Transcript of Veronika Simanjuntak

Page 1: Veronika Simanjuntak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sudah menjadi pemandangan biasa bagi masyarakat melihat banyaknya para

pekerja di sebuah organisasi/perusahaan tidak melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dalam memenuhi kewajibannya sebagai seorang pekerja/karyawan. Hal ini

disebabkan oleh sifat dasar manusia yang akan melakukan hal-hal negatif bila dirinya

tidak diawasi oleh pimpinan pada saat bekerja, sehingga akan berdampak kepada

pencapaian tujuan yang tidak efektif dan efisien.

Hal yang sama juga terjadi pada instansi-instansi pemerintahan, para

pegawainya banyak yang melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Kurangnya

pengawasan oleh para pimpinan menjadi salah satu penyebabnya, sehingga

produktivitas para pegawai pemerintahan ini tidak sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Oleh karena itu, pelaksana pengawasan dalam hal ini pimpinan dalam suatu

organisasi/instansi harus dapat menggerakkan dan memotivasi para pegawainya,

karena hal itu dapat mempengaruhi prestasi kerja para pegawainya. Mendayagunakan

pegawai secara tepat, memotivasi dan mengkoordinasikan mereka dengan baik akan

meningkatkan produktivitas kerja pegawai yang selanjutnya meningkatkan

kemampuan instansi untuk merealisasikan tujuannya, sehingga instansi tersebut dapat

tumbuh dan berkembang.

Page 2: Veronika Simanjuntak

Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun suatu tulisan

yang berjudul “Pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada

Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara”.

Peningkatan produktivitas para pegawai di instansi pemerintahan khususnya

dalam hal ini pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

Merupakan hal yang menarik untuk ditelusuri.

Dari hasil pengamatan penulis pada saat melaksanakan magang pada Dinas

Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara pada saat yang lalu sudah

menunjukkan hal yang menggembirakan, sehingga penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang pengaruh pengawasan pada Dinas Pertambangan Dan

Energi Provinsi Sumatera Utara.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan

mengenai identifikasi masalah yang ada sebagai berikut :

1. Produktivitas pegawai sudah cukup baik.

2. Pengawasan yang dilaksanakan instansi yang terkait belum efektif sehingga

mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak

tepatnya sasaran yang diharapkan. Masalah yang dibahas perlu dibatasi pada

Page 3: Veronika Simanjuntak

pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas

Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara terhadap produktivitas kerja

pegawai.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh pengawasan

terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi

Sumatera Utara”?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pertambangan

Dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk melihat peran dan pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja

pegawai pada Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui permasalahan dan hambatan-hambatan yang dihadapi Dinas

Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan

produktivitas kerja pegawainya.

Page 4: Veronika Simanjuntak

F. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Bagi penulis, sebagai sarana memperluas cakrawala berfikir dan melatih

penulisan ilmiah bagi penulis dalam bidang manajemen yang di tekuni di

Perguruan Tinggi.

2. Bagi perusahaan, diharapkan sebagai masukan bagi pihak manajemen dalam

menghadapi masalah.

3. Bagi pembaca, sebagai sarana informasi dan perbandingan untuk mengadakan

penelitian yang sama di masa yang akan datang.

Page 5: Veronika Simanjuntak

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan Dan Tujuan Pengawasan

Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen yang memantau terwujudnya

yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur

apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam

perencanaan. Dengan demikian fungsi pengawasan membawa kita pada fungsi

perencanaan.

Pengawasan harus melihat ke depan hal-hal lalu perlu dipelajari. Seorang

pimpinan mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi. Dia harus menjadi salah

satu fungsi manajemen yang memantau terwujud suatu sasaran yang telah di tentukan

sebelumnya. Itu berarti bahwa pengawasan bukanlah sekedar mengawasi tetapi

sedapat mungkin membandingkan hasil pekerjaan yang telah di laksanakan dengan

standar yang ditetapkan. Disini dikemukakan pendapat para ahli tentang pengertian

dari pengawasan.

Menurut Schermerhon dalam Sule (2005:317) Pengertian pengawasan adalah:

“proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat

mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah

ditetapkan tersebut”.

Page 6: Veronika Simanjuntak

Menurut Mockler dalam Sule (2005:318) mengemukakan “pengawasan dapat

didefinisikan sebagai upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan

berbagai tujuan yang direncanakan, mendesain sistem informasi umpan balik,

membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikansi dari

setiap penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk

memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan dipergunakan secara efektif dan

efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan”.

Dari pengertian-pengertian di atas, disimpulkan bahwa pengawasan

merupakan kegiatan pengamatan dan pengevaluasian terhadap pelaksanaan kerja

yang telah ditetapkan, apabila terjadi penyimpangan akan dapat segera diketahui

dengan cepat sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

Maksud pengawasan adalah agar keputusan yang telah dibuat/direncanakan,

sungguh-sungguh dapat di jalankan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah

ditentukan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,

penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan sebagainya yang tidak sesuai

dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.

Menurut Hasibuan, Malayu SP (2005:242) tujuan pengawasan, antara lain :

1. supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari

rencana.

2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-

penyimpangan (deviasi).

Page 7: Veronika Simanjuntak

3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.

Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan, tetapi

berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya

jika terdapat kesalahan-kesalahan.

Jadi, pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses,

yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan juga agar

pemanfaatan semua unsur manajemen efektif dan efisien.

Menurut Manullang (2004:173) menyatakan tentang tujuan pengawasan : “pengawasan pada tahap pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi-instruksi yang telah dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan tersebut diambil tindakan untuk memperbaiki baik pada waktu itu maupun pada waktu yang akan datang”.

Dari uraian di atas, dapat di ambil pengertian dan tujuan pengawasan yang

terkandung didalamnya, antara lain :

1. Tujuan utama pengawasan adalah untuk mengusahakan agar apa yang

direncanakan dapat menajadi kenyataan.

2. Pengawasan itu dimaksudkan bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan

bawahan semata-mata akan tetapi merupakan tindakan preventif (pencegahan)

dan korektif (perbaikan) untuk menghindari agar bawahan tidak membuat

kesalahan lagi.

3. Pengawasan dan perencanaan mempunyai hubungan yang erat dan tidak bisa

dipisahkan dan saling isi. Tanpa adanya perencanaan, pengawasan tidak bisa

dilakukan karena perencanaan itu sebagai dasar, alat atau standar untuk

Page 8: Veronika Simanjuntak

melaksanakan pengawasan, disini ditetapkan apa yang telah menjadi dan

bagaimana cara untuk mendapatkan tujuan tersebut. Tanpa adanya pengawasan

tidak akan diketahui sejauh mana hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan

kerja dan kemampuan organisasi untuk merealisasikan tujuannya.

2. Asas-Asas Dan Jenis-Jenis Pengendalian

Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel dalam Hasibuan, Malayu SP (2005:243)

mengemukakan asas-asas pengendalian dapat dibagi atas beberapa jenis :

1. Asas tercapainya tujuan, artinya pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya

tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan-

penyimpangan dari rencana.

2. Asas efisiensi pengendalian, artinya pengendalian itu efisien, jika dapat

menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal

lain diluar dugaan.

3. Asas tanggung jawab pengendalian, artinya pengendalian hanya dapat

dilaksanakan jika manajer/pimpinan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

rencana.

4. Asas pengendalian terhadap masa depan artinya pengendalian yang efektif harus

ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi,

baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.

5. Asas pengendalian langsung, artinya teknik kontrol yang paling efektif ialah

mengusahakan adanya manajer bawahan yang berkualitas baik.

Page 9: Veronika Simanjuntak

6. Asas refleksi rencana, artinya pengendalian harus disusun dengan baik, sehingga

dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.

7. Asas penyesuaian dengan organisasi, artinya pengendalian harus dilakukan sesuai

dengan struktur organisasi.

8. Asas pengendalian individual, artinya pengendalian dan teknik pengendalian

harus sesuai dengan kebutuhan manajer/pimpinan.

9. Asas standar, artinya pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar

yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan

yang akan dicapai.

10. Asas pengendalian terhadap strategis, artinya pengendalian efektif dan efisien

memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang

strategis dalam perusahaan.

11. Asas kekecualian artinya, efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya

perhatian yang ditujukan terhadap faktor kekecualian.

12. Asas pengendalian fleksibel artinya, pengendalian harus luwes untuk menghindari

kegagalan pelaksanaan rencana.

13. Asas peninjauan kembali artinya, sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali,

agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.

14. Asas tindakan artinya, pengendalian dapat dilakukan, apabila ada ukuran-ukuran

untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan

directing.

Page 10: Veronika Simanjuntak

Menurut Hasibuan, Malayu SP (2005:244) mengemukakan beberapa jenis

pengendalian, jenis-jenis pengendalian antara lain :

1. Pengendalian karyawan (Personel Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan

kegiatan karyawan.

2. Pengendalian keuangan (Financial Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang

pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian

anggarannya.

3. Pengendalian Produksi (Produktion Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi

yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.

4. Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu

untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.

5. Pengendalian Teknis (Technical Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan

dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.

6. Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijakan-

kebijakan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.

Page 11: Veronika Simanjuntak

7. Pengendalian Penjualan (Sales Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang

dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.

8. Pengendalian Inventaris (Inventory Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan

masih ada semuanya atau ada yang hilang.

9. Pengendalian Pemeliharaan (Maintenance Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris

perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak

apakah kerusakannya, dan apakah masih bisa diperbaiki atau tidak.

3. Proses Dan Cara-Cara Pengendalian

Menurut Hasibuan, Malayu SP (2005:245) proses pengendalian dilakukan

secara bertahap melalui langkah-langkah berikut :

1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar

pengendalian/pengawasan.

2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.

3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan

penyimpangan jika ada.

4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan

tujuan sesuai dengan rencana. Rencana juga perlu dinilai ulang dan dianalisis

Page 12: Veronika Simanjuntak

kembali, apakah sudah benar-benar realistis atau tidak. Jika belum benar-benar

realistis maka rencana itu harus diperbaiki.

Seorang manajer/pimpinan harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan

bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui

melalui proses kontrol/pengawasan.

Menurut Hasibuan, Malayu SP (2005:245) mengemukakan bahwa cara-cara

pengendalian/pengawasan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung

oleh seorang manajer/pimpinan. Manajer/pimpinan memeriksa pekerjaan yang

sedang dilakukan. Untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-

hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya. Pengawasan langsung memiliki

kebaikan dan keburukan dalam pelaksanaannya.

Kebaikannya :

a. Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin, sehingga perbaikannya

dapat dilakukan dengan cepat.

b. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan, sehingga akan

memperdekat hubungan antara atasan dan bawahannya.

c. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan, karena bawahan merasa

diperhatikan oleh atasannya.

d. Akan tertampung sumbangan fikiran dari bawahan yang mungkin bisa

berguna bagi kebijakan perusahaan/organisasi selanjutnya.

Page 13: Veronika Simanjuntak

e. Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan yang kadang-kadang

kurang objektif, karena adanya kecenderungan untuk melaporkan yang baik-

baik saja.

Keburukannya :

a. Waktu seorang manajer/pimpinan banyak tersita, sehingga waktu untuk

pekerjaan lainnya berkurang, misalnya perencanaan dan lain-lainnya.

b. Mengurangi inisiatif bawahan, karena mereka merasa bahwa atasannya selalu

mengamatinya.

c. Ongkos/biaya semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lain-lainnya.

2. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui

laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau tulisan

tentang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan dan hasil-hasil yang telah dicapai.

Kebaikannya :

a. Waktu manajer untuk mengerjakan tugas-tugas lainnya semakin banyak,

misalnya perencanaan, kebijaksanaan dan lain-lainnya.

b. Biaya pengawasan relatif kecil.

c. Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam melaksanakan

pekerjaan.

Keburukannya :

a. Laporan yang diberikan kadang-kadang kurang objektif, karena adanya

kecenderungan untuk melaporkan yang baik-baik saja.

Page 14: Veronika Simanjuntak

b. Jika ada kesalahan-kesalahan terlambat mengetahuinya, sehingga

perbaikannya pun juga terlambat.

c. Kurang menciptakan hubungan yang erat antara bawahan dengan atasannya.

3. Pengawasan berdasarkan kekecualian adalah pengendalian yang dikhususkan

untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang

diharapkan. Pengendalian semacam ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan

pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung oleh manajer.

4. Sifat Dan Waktu Pengendalian

Sifat dan waktu pengendalian menurut Hasibuan, Malayu SP (2005:247)

dapat dibedakan atas :

1. Preventive Control, adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan

dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam

pelaksanaannya.

Preventive Control ini dilakukan dengan cara :

a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan.

b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan itu.

c. Menjelaskan atau mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan itu.

d. Mengorganisasi segala macam kegiatan.

e. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi setiap

karyawan.

f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan.

Page 15: Veronika Simanjuntak

g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan.

2. Repressive Control, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi kesalahan

dalam pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan,

sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.

Repressive Control ini dilakukan dengan cara :

a. Membandingkan antara hasil dengan rencana.

b. Menganalisis sebab yang menimbulkan kesalahan yang mencari tindakan

perbaikannya.

c. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya, jika diperlukan akan

dikenakan sanksi/hukuman kepadanya.

d. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada.

e. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana.

f. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana melalui

training atau education.

3. Pengendalian saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan maka segera diperbaiki.

4. Pengendalian berkala, adalah pengendalian dilakukan secara berkala, misalnya

perbulan, persemester, dan lain-lain.

5. Pengendalaian mendadak (Sidak), adalah pengawasan yang dilakukan secara

mendadak untuk mengetahui apa pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada

dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik.

6. Pengendalian melekat (waskat), adalah pengawasan/pengendalian yang dilakukan

secara integrative mulai dari sebelum, pada saat dan sesudah kegiatan dilakukan.

Page 16: Veronika Simanjuntak

5. Macam-Macam Pengendalian

1. Internal Control (Pengendalian Intern) adalah pengendalian yang dilakukan oleh

seorang atasan kepada bawahannya.

2. External Control (Pengendalian Ekstern) adalah pengendalian yang dilakukan

oleh pihak luar.

3. Formal Control (Pengendalian Resmi) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh

instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern.

4. Informal Control (Pengendalian Konsumen) adalah penilaian yang dilakukan oleh

masyarakat atau konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Ruang lingkup pengertian dan penghayatan produktivitas perlu kita pahami

secara lebih mendalam. Karena produktivitas sangat vital artinya demi suksesnya

perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, dimana manusia sebagai

salah satu faktor produksi yang merupakan motor penggerak terhadap faktor-faktor

produksi lainnya.

Produktivitas adalah perbandingan antara output dengan input perusahaan

industri dan ekonomi secara keseluruhan. Produktivitas adalah suatu gabungan

sumber (input). Dengan demikian sama dengan jumlah barang-barang atau jasa

(input) yang dihasilkan dari sumber tersebut.

Page 17: Veronika Simanjuntak

Pada dasarnya produktivitas ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

“produktivitas adalah ukuran efisiensi ekonomis yang mengikhtisarkan nilai dari

output relatif terhadap nilai dari input yang dipakai untuk menciptakannya”. (Ricky

W. Griffin, 2004:213).

Menurut Manullang (2004:105) “Produktivitas adalah antara output dengan

input dimana out put nya harus mempunyai nilai tambah dan teknik pengerjaannya

yang lebih baik”. Dalam setiap usaha baik usaha perorangan, usaha segolongan warga

negara maupun masyarakat selalu ada kecenderungan untuk meningkatkan

produktivitas karyawan. Walaupun motivasi mendorong peningkatan produktivitas

kerja yang berbeda-beda dari suatu perusahaan lainnya. Produktivitas mengutamakan

cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam produktivitas juga

diartikan sebagai berikut :

1. Perbandingan antara kumpulan jumlah keluaran dan masukan yang dinyatakan

dalam satuan umum.

2. Perbandingan antara ukuran harga bagi pemasukan dan hasil.

Berdasarkan definisi diatas maka produktivitas menunjukkan adanya

perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan pengorbanan yang telah diberikan.

Pengorbanan itu bukan hanya tenaga kerja tetapi turut faktor produksi lainnya. Antara

lain modal dan keahlian. Produktivitas yang rendah akan menimbulkan in-efisien

dalam penggunaan tenaga kerja yang sekaligus merupakan pemborosan bagi suatu

perusahaan. Oleh sebab itu peranan karyawan dan pimpinan sangat menentukan

produktivitas suatu perusahaan.

Page 18: Veronika Simanjuntak

2. Level-Level Produktivitas

Yang dimaksud level produktivitas adalah unit-unit analisis yang dipakai

untuk menghitung atau mendefinisikan produktivitas.

a. Produktivitas Agregat adalah level produktivitas total yang dicapai sebuah negara.

b. Produktivitas Industri adalah total yang diraih oleh semua perusahaan dalam

industri tertentu.

c. Produktivitas perusahaan adalah level produktivitas yang diraih sebuah

perusahaan individual.

d. Produktivitas Unit/produktivitas individual adalah mengaju kepada produktivitas

yang diraih oleh sebuah unit atau departemen dalam organisasi dan oleh seorang

pekerja tunggal.

3. Bentuk-Bentuk Produktivitas

1. Produktivitas faktor total adalah indikator yang menyeluruh tentang seberapa baik

sebuah perusahaan memanfaatkan semua sumber daya seperti : tenaga kerja,

modal, bahan baku dan energi untuk menciptakan semua produk dan jasanya.

Produktivitas faktor total didefinisikan oleh formula berikut :

kelemahannya :

semua elemen mesti di ekspresikan dalam hal yang sama. Uang/sulit untuk

menambahkan jam kerja pekerja dengan jumlah unit bahan baku dalam cara yang

Page 19: Veronika Simanjuntak

tepat dan produktivitas faktor total tidak menyediakan wawasan yang sempit

tentang bagaimana situasi dapat diubah untuk menaikkan produktivitas.

Konsekuensinya sebagian besar organisasi lebih suka menghitung rasio

produktivitas parsial.

2. Produktivitas Parsial

Rasio semacam ini hanya menggunakan 1 kategori sumber daya sebagai contoh :

Produktivitas tenaga kerja dapat dihitung dengan rumus sederhana berikut :

Produktivitas tenaga kerja =

Metode ini memiliki 2 keunggulan antara lain :

1. Tidak perlu mengubah satuan input kesatuan yang lain.

2. Metode ini menyediakan wawasan khusus kepada manajer tentang bagaimana

pengubahan berbagai input sumber daya mempengaruhi produktivitas.

Signifikansi dari produktivitas di mata manajer merupakan hal yang penting

bagi perusahaan mereka untuk memiliki level produktivitas tinggi dikarenakan

produktivitas perusahaan merupakan faktor penentu level profitabilitas dan

kemampuan perusahaan untuk survival (bertahan hidup).

Meningkatkan produktivitas caranya antara lain adalah :

1. Memperbaiki operasi, salah satu cara yang bisa dipakai perusahaan untuk

memperbaiki operasi adalah dengan melakukan pengeluaran lebih banyak untuk

lit bang (R & O).

Page 20: Veronika Simanjuntak

Pengeluaran ini akan membantu perusahaan menemukan produk-produk baru,

aplikasi-aplikasi baru untuk produk-produk lama dan metode baru untuk

membuat produk, menilai kembali dan merenovasi fasilitas-fasilitas transformasi.

2. Meningkatkan keterlibatan karyawan.

Seorang pekerja individual diberikan kebebasan lebih besar menyangkut cara dia.

Melakukan pekerjaannya, kesepakatan kerja sama formal antara manajemen

dengan pekerja dan partisipasi total di seluruh organisasi.

Contoh : GE menghilangkan sebagian posisi supervisor kepada pabrik circuit

breaker barunya dan mengalihkan pengendalian kepada para pekerja sendiri.

Metode lain dengan meningkatkan fleksibilitas dari tenaga kerja organisasi

dengan melatih karyawan untuk melakukan beberapa pekerja berbeda.

C. Hipotesis

Menurut Widayat dan Amirullah (2002:30) “hipotesis diartikan sebagai

jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan, dan jawaban itu

masih akan diuji secara empiris kebenarannya”.

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka hipotesis

yang dapat penulis kemukakan adalah : “Ada pengaruh pengawasan terhadap

produktivitas kerja pegawai Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi Sumatera

Utara”.

Page 21: Veronika Simanjuntak

D. Kerangka Konseptual/Paradigma Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan kerangka berpikir (paradigma penelitian)

sehingga dapat diketahui dengan jelas arah dari penelitian tersebut serta hubungan

antara variabel yang diteliti.

Pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan usaha sesuai dengan

persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam perencanaan. Pengawasan harus

melihat ke depan walaupun hal-hal yang lalu perlu dipelajari. Itu berarti bahwa

pengawasan bukanlah sekedar mengawasi tetapi sedapat mungkin membandingkan

hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan standar yang telah ditetapkan.

Dengan adanya pengawasan yang ketat dari pihak pimpinan maka pegawai

akan disiplin dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan

yang diinginkan yang selanjutnya akan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan

tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

Menurut Hasibuan (2005:216) “Pengawasan efektif merangsang moral kerja

pegawai, karena pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan petunjuk

pengarahan-pengarahan dan pengawasan dari atasannya.

Pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dapat dilihat

dengan paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar Paradigma Penelitian

rxyPengawasan(X)

Produktivitas Kerja(Y)

Page 22: Veronika Simanjuntak

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera

Utara di Jalan Setia Budi Pasar II No. 84 Tanjung Sari Medan.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian bagi penulis adalah “Pengaruh pengawasan

terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Sumatera Utara”.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini penulis merencanakan mulai bulan Februari 2009 sampai

dengan selesai.

Tabel 1 . Jadwal Penelitian

Page 23: Veronika Simanjuntak

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Widayat (2002:203) “Populasi adalah merupakan keseluruhan dari

kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari

bidang-bidang untuk diteliti”. Merujuk pada pendapat diatas, populasi dalam

penelitian ini adalah semua pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Sumatera Utara yang berjumlah 140 orang.

2. Sampel

Sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih dalam

penelitian. Untuk menemukan sampel digunakan pendekatan suharsimi yang dikutip

Widayat (2002) “Apabila objek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua

sehingga penelitian merupakan penelitian populasi”. Selanjutnya jika jumlah objek

penelitian lebih dari 100 orang maka diambil antara 10-15 % atau 20-35 % atau lebih.

Oleh karena jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang, maka

penulis mengambil sampel sebanyak 35 orang pegawai Dinas Pertambangan dan

Energi Provinsi Sumatera Utara.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Daftar pertanyaan (Questioner) adalah metode pengumpulan data yang membuat

daftar pertanyaan dalam bentuk angket dan ditujukan kepada para pegawai di

objek penelitiannya itu Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara

Page 24: Veronika Simanjuntak

dengan menggunakan metode Likert Summated Rating (LSR) dengan bentuk

checklist, dimana setiap pertanyaan mempunyai 5 (lima) opsi sebagaimana

terlihat pada tabel berikut ini :

Pernyataan Bobot

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak 2

Sangat tidak setuju 1

2. Wawancara (interview), yaitu tanya jawab pada pihak yang mempunyai

wewenang untuk memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Studi dokumen yaitu mempelajari data yang ada dalam perusahaan dan

berhubungan dengan penelitian ini misalnya sejarah Dinas Pertambangan dan

Energi Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi, uraian tugas, pengawasan

kerja yang dilakukan dan lain sebagainya.

4. Pengamatan (observasi) yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek

yang diteliti.

Page 25: Veronika Simanjuntak

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data

kuantitatif, yakni menguji dan menganalisis data dengan perhitungan angka-angka

dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian tersebut, dengan rumus-rumus

sebagai berikut :

1. Korelasi Product Moment

(Sugiyono, 2002:182)

dimana :

rxy : Koefisien Korelasi antara x dan y

: Nilai skor pengawasan

: Nilai skor Produktivitas Kerja

: Jumlah kuadrat pengamatan variabel x

: Jumlah kuadrat pengamatan variabel y

: Jumlah pengamatan variabel x dan y

n : Jumlah sampel

2. Uji t yaitu :

Page 26: Veronika Simanjuntak

(Sugiyono, 2002:180)

3. Koefisien Determinasi

(Sudjana, 2002:370)