Verbatim pelayanan pastoral

9
1.1 Data Umum : Nama : Ibu S.N Umur : 47 tahun Agama : Kristen Suku : Batak Status : Menikah dan punya 9 orang anak Pekerjaan : Ibu rumah tangga 1.2 Data Medis : Keadaan tubuh : Diagnosa : CVD lama dan Hipertensi Perawatan : Rawat tinggal selama dua minggu 1.3 Keterangan : Pasien didatangi oleh konselor tiga kali (konseling I , II, dan III secara bergantian). 1.4 Data Penting Untuk Analisis Situasi Konseling a. Analisis Psikologis : - Emosi Konseli: Sedih, sepi, rindu, dll. - Pola pemikiran: Mengenai anak bungsu yang menggantikan sosok suami. - Pergumulan pribadi : Tidak pernah dijenguk suami dan anak-anaknya. b. Analisis Sosiologis : - Hubungan keluarga : Suami dan anak-anaknya yang tidak pernah menjeguknya selama dirawat.

description

pastoral

Transcript of Verbatim pelayanan pastoral

1.1 Data Umum :

Nama

: Ibu S.NUmur

: 47 tahunAgama

: Kristen Suku

: Batak Status

: Menikah dan punya 9 orang anak

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga 1.2 Data Medis :

Keadaan tubuh: Diagnosa

: CVD lama dan Hipertensi

Perawatan

: Rawat tinggal selama dua minggu

1.3 Keterangan :

Pasien didatangi oleh konselor tiga kali (konseling I , II, dan III secara bergantian).1.4 Data Penting Untuk Analisis Situasi Konseling

a. Analisis Psikologis :

Emosi Konseli: Sedih, sepi, rindu, dll.

Pola pemikiran: Mengenai anak bungsu yang menggantikan sosok suami.

Pergumulan pribadi : Tidak pernah dijenguk suami dan anak-anaknya.b. Analisis Sosiologis :

Hubungan keluarga : Suami dan anak-anaknya yang tidak pernah menjeguknya selama dirawat.1.5 Kesimpulan :

Masalah psikis sangat dominan dalam diri konseli. Mungkin rasa kesepian akan sosok suami dan anak-anaknya yang membuat konseli menjadi sedih dan kehilangan semangat untuk sembuh.1.6 Percakapan : VERBATIMKo1: Selamat pagi bu...

Ki1: Selamat pagi.........

Ko 2: Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apa yang ibu rasakan? Kelihatannya ibu sudah tidak lemas seperti kemarin.

Ki 2: Ia, hari ini saya sudah lebih baikan, nyeri di perut saya juga sudah berkurang. Saya juga sudah tidak sesak lagi seperti kemarin sehingga sampai membuat kita tidak bisa berbincang-bincang.Ko 3: Oh, tidak apa-apa, ibu. Puji Tuhan kalau Ibu sudah agak baikanBaiklah, apakah hari ini ibu bersedia untuk meneruskan perbincangan kita yang tertunda kemarin?

Ki 3: Ia suster, tentu saja.. Saya senang ada yang menemani saya. (tersenyum gembira) Habis...saya bosan. Dari kemarin yang menemani saya hanya anak saya yang bungsu sama pembantu saya.Ko 4: Memangnya anak ibu ada berapa?

Ki 4: Saya punya 9 anak dan 8 orang sudah berkeluarga.Mereka tinggal jauh dari rumah saya. Ada yang di Bekasi, ada yang di Tangerang, pokoknya semuanya jauh-jauh. (wajah tampak sedikit sedih)Ko 5: Apakah selama ibu sakit mereka pernah menjenguk ibu?Ki 5: Pernah...dan itu cuma 3 orang tapi mereka hanya sebentar, lalu pergi.

Saya sadar kalau mereka semua sibuk dengan pekerjaan dan keluarga masing-masing. Saya juga mengerti kalau rumah mereka jauh untuk menjangkau RS ini. (ekspresi wajah kecewa)

Ko 6: Oh, jadi ibu mengerti keadaan anak ibu.........Ki 6: Hm... sebenarnya saya sangat mengharapkan mereka untuk sedikit saja punya waktu untuk melihat keadaan saya disini. (menjawab dengan hati-hati)

Ko 7: Jadi ibu sangat berharap mereka mempunyai waktu untuk mengunjungi ibu ya.........Selain anak-anak ibu, apakah ibu mengharapkan seseorang lagi untuk dapat mengunjungi ibu?

Ki 7: Tidak ada. (sambil menatap ke bawah)

Ko 8: Oh, begitu ya.........Oh ya, Bu... dari kemarin kami praktek kami belum pernah melihat bapak mengunjugi ibu? Bapak ada dimana bu?

Ki 8: Ada di rumah... Mungkin dia sibuk jadi belum sempat datang. (terlihat pasrah)

Ko 9: Oh jadi bapak belum bisa datang karena bekerja... Memang bapak pekerjaannya apa bu?

Ki 9: Ya punya usaha kecil-kecilan... Teguh juga ikut membantu.Ko 10: (mengangguk-angguk)Dari hati ibu yang paling dalam apakah ibu mengharapkan sekali kehadiran bapak disini?

Ki 10: Iyalah, sus... Saya sebagai wanita juga ingin diperhatikan oleh suami yang dicintainya. Tapi yang ada hanya Teguh, anak saya yang paling bungsu. Hanya dia yang menjaga saya, hanya dia yang menemani saya disini.Untung ada dia, kalau tidak ada, saya benar-benar kesepian sekali bruder...

Ko 11: Oh... jadi sekarang Teguh yang menggantikan sosok bapak itu.

Ki 11: Ia,bruder...

Saya sangat ingin cepat sembuh. Kasihan bapak selama saya sakit tidak ada yang menyiapkan dia makan lagi. Biasanya saya yang menyediakan makanan bapak, menunggu bapak pulang kerja, dll. Karena keadaan saya sekarang begini jadi saya tidak bisa melakukan hal itu lagi. (terlihat perasaan sedih dan kecewa)Ko 12: Jadi ibu merasa kehilangan peran dan fungsi ibu menjadi seorang istri ya......Ki 12: Bisa dibilang iya suster.........

Walaupun keadaan saya sekarang seperti ini tapi saya masih ingin membantu dan masih ingin memenuhi kebutuhan bapak lainnya. (seperti menahan air mata)

Ko 13: Kelihatannya ibu seperti menahan tangisan. Kalau ibu ingin menangis, menangis saja bu tidak apa-apa. (diam sejenak)

Ki 13: Ia, bruder... (menagis)

Ko 14: Apa yang menyebabkan ibu menangis?

Ki 14: Sebenarnya saya ingin sekali kita sekeluarga berkumpul walau hanya sehari. Saya hanya ingin melepaskan kerinduan saya bisa berkumpul bersama bapak, anak-anak dan cucu-cucu saya di rumah.Ko 15: Jadi ibu ingin sekali berkumpul dengan keluarga ibu ya.........

Hm... Bagaimana kalau setelah ibu keluar dari RS ibu membicarakan keinginan ibu kepada bapak, dan semua anak-anak ibu untuk mencari waktu yang tepat untuk berkumpul bersama? Mungkin anak-anak ibu juga menginginkan hal yang sama, hanya karena masalah waktu yang kurang tepat maka dari itu anak ibu kurang memperhatikan ibu.Ki 15: Ia, mungkin suster dan bruder ada benarnya. (tersenyum lega dan semangat)

Ko 16: Ibu merasa bahwa saran kami itu baik?

Ki 16: Ia......... Terima kasaih ya...

Ko 17: Ia ibu...

Apakah masih ada yang ingin ibu utarakan kepada kami?

Lalu bagaimana pandangan ibu mengenai penyakit yang ibu alami sekarang?Ki17: Kata dokter saya tidak bisa sembuh, apakah itu benar bruder?

Ko18: Ya saya tidak bisa memastikan ibu bisa sembuh atau tidak, tetapi kita semua berharap ibu bisa lekas sembuh dan kita lihat bagaimana perkembangan ibu ke depan.Ki 18: Trimakasih ya.. Sekarang saya semakin bersemangat untuk cepat sembuh agar suatu hari dapat berkumpul bersama keluarga besar saya...(terlihat senang)Sekali lagi terima kasih ya, suster Febrina, Imma, dan bruder Denis.

Ko 19: Baiklah, ibu... Apakah ibu bersedia untuk kami doakan?

Ki 19: Tentu silahkan Doakan semoga saya cepat sembuh ya dan kami cepat bisa berkumpul dengan keluarga.

Ko & Ki: (berdoa)

Ko 20: Baiklah ibu, kalau begitu kami permisi dulu ya, bu...

Ki 20: Ia... Terima kasih banyak ya sudah mau menemani ibu disini.......Ko21: Ia bu sama-sama..

LAPORAN VERBATIM KELOMPOK

KELOMPOK I UNIT STROKE

DI SUSUN OLEH :DENIS ARIANTO AFANDIQ

FEBRINA BERLIAN HUTABARAT

IMMA ISADORA YOLANDAAKPER RS PGI CIKINI

JAKARTA, 2010