VCO dyan

20
VCO I. TUJUAN Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan VCO dari kelapa II. PERINCIAN KERJA Pembuatan starter Pembuatan skim dan krim dari kelapa Pembuatan dan pemisahan minyak (VCO) dari kelapa III. ALAT DAN BAHAN A. Alat yang Digunakan : Baskom Autoklaf Erlemeyer 250 ml Gelas plastik Penyaringan Kain Pipet Bulb Timbangan analitik Spatula B. Bahan yang Digunakan Kelapa Aquadest

Transcript of VCO dyan

Page 1: VCO dyan

VCO

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan VCO dari kelapa

II. PERINCIAN KERJA

Pembuatan starter

Pembuatan skim dan krim dari kelapa

Pembuatan dan pemisahan minyak (VCO) dari kelapa

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat yang Digunakan :

Baskom

Autoklaf

Erlemeyer 250 ml

Gelas plastik

Penyaringan

Kain

Pipet

Bulb

Timbangan analitik

Spatula

B. Bahan yang Digunakan

Kelapa

Aquadest

Urea

Gula

Farmipan (ragi roti)

Page 2: VCO dyan

IV. DASAR TEORI

A. DEFINISI VIRGIN COCONUT OIL

Minyak kelapa pada

umumnya dibagi menjadi dua

kategori utama yaitu RBD dan

Virgin. Penyebabnya adalah

proses pembuatan dan

pemilihan buahnya, yang

mempengaruhi kualitas,

penampakan, rasa, bau dan tentu saja khasiatnya.

Perbedaan proses pembuatan ini sangat mencolok dan berbeda nyata.

RBD merupakan singkatan dari " Refined, Bleached and Deodorized" atau

minyak yang disuling, dikelantang dan dihilangkan baunya.  Virgin bisa

diartikan masih murni atau perawan. 

RBD terbuat dari kopra (daging kelapa yang dijemur matahari atau

diasapi). Sesuai kondisinya, bahan ini relatif kotor dan mengandung bahan

asing yang mempengaruhi hasil akhirnya. Bahan asing ini bisa berupa

jamur, tanah, sampah dan kotoran lainnya. Proses penjemuran dan

pengasapan memberikan pengaruh besar pada hasil akhir. Demikian pula

banyaknya jamur sangat mempengaruhi warna dan bau minyak. Minyak

mentah ( crude oil) yang dihasilkan bisa berwarna coklat tua sampai

keabuan dan berbau tengik menyengat. Untuk menghasilkan minyak goreng

dan minyak komersial lainnya, pabrikan memproses lebih lanjut dengan

menyuling memakai pelarut kimia dan menghilangkan baunya. Untuk

maksud ini mereka menambahkan bahan kimia seperti beberapa jenis soda

(NaOH atau KOH). Bau dihilangkan dengan menyaring melalui karbon

aktif. Tentu saja semua ini sangat mempengaruhi viscositas (tingkat

kekentalan), BD (berat jenis), titik beku, rasa, bau dan sebagainya. Pada

umumnya yang membedakan dengan mudah adalah baunya dihilangkan dan

Page 3: VCO dyan

rasanya hambar. Minyak RBD masih bisa digunakan untuk keperluan

makanan di rumah tangga dan industri.  

Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa

segar. Prosesnya semua dilakukan dalam suhu relatif rendah. Daging buah

diperas santannya. Santan ini diproses lebih lanjut melalui proses

fermentasi, pendinginan, tekanan mekanis atau sentrifugasi. Penambahan

zat kimiawi anorganis dan pelarut kimia tidak dipakai serta pemakaian suhu

tinggi berlebihan juga tidak diterapkan. Hasilnya berupa minyak kelapa

murni yang rasanya lembut dan bau khas kelapa yang unik. Apabila beku

warnanya putih murni dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening. 

B. ZAT TERKANDUNG DALAM VCO

Virgin Coconut Oil dibuat dari kelapa segar tanpa melalui proses

pemanasan, mengandung lauric acid atau asam laurat yang menurut hasil

penelitian secara ilmiah membuktikan bahwa asam laurat dalam tubuh

manusia dirubah menjadi monolaurin dan yang menjadi paling kuat dalam

membunuh virus, ragi, cendawan dan protozoa sehingga dapat

menanggulangi serangan virus seperti HIV, herpes, influenza dan berbagai

ragi patogen termasuk listeria monocytogenes dan helicobacter pyloryd. 

Disamping itu sebagai Asam Lemak Rantai Sedang (MCFA) berfungsi

meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga dapat menambah  energi

dan dapat mengontrol berat badan. Penelitian sejak tahun 1982 telah

menghasilkan produk VCO yang telah dibuktikan secara ilmiah bahwa asam

laurat dapat menanggulangi penyakit Diabetes, Kolesterol, Hepatitis C,

Jantung Koroner, Prostat, Osteoporosis, Maag, Ambeien luar dan dalam,

Penuaan dini, dll.

Sama seperti yang terdapat pada  Air Susu Ibu (ASI) yang memberikan

perlindungan kepada sang bayi,  asam laurat juga dibutuhkan manusia

dewasa.  Bagi manusia dewasa membutuhkan asam ini rata-rata 24 gr per

hari, yang berarti setara dengan tiga sendok makan VCO, artinya dalam satu

hari VCO dapat dikonsumsi sebanyak tiga kali.

Page 4: VCO dyan

C. Manfaat VCO

1. Membantu Menurunkan Berat Badan

Kegemukan dan obesitas sekarang

mudah terlihat pada anak-anak

golongan menengah ke atas yang

tinggal di kota-kota besar yang

keranjingan menyantap junkfoods,

ayam goreng, kentang goreng, pop-

corn, pizza. donat, Oreo, kreker,

biskuit, snacks dll yang digoreng dan atau diolah dengan minyak sayur,

margarin dan shortening.Kejadian ini sudah melanda di Amerika Serikat,

dan tidak kurang dari 60% golongan anak dan remaja mengalami  obesitas

dan morbid obesitas. 

Obat-obat patent (allopathic) tidak bisa menyembuhkan keracunan lemak

trans atau free radicals, malah sebaliknya lemak trans bisa membunuh kita

(Drugs do not cure disease, Yokie Newa, 1997 dan Free Radicals invite

death, Yokie  Newa 1999). Sebaliknya menggoreng dan atau mengolah

makanan dengan minyak kelapa adalah yang paling aman dan paling sehat,

karena hanya menghasilkan energi, bukan kolesterol dan jaringan adiposa

dan tidak pula menghasilkan lemak trans atau radikal bebas.

Salah satu makanan yang bisa meningkatkan metabolisme bahkan lebih

dari protein adalah minyak kelapa. MCFA merubah metabolisme ke

tingkatan yang lebih tinggi, membakar lebih banyak kalori. Hal ini terjadi

setiap saat makan MCFA, karena MCFA meningkatkan  angka metabolik,

mereka merupakan lemak makan yang sebenarnya bisa mengurangi berat

badan. Lemak makan yang menurunkan berat badan bukan menambahnya

merupakan satu konsep yang sangat asing, namun itulah yang benar-benar

terjadi.

Page 5: VCO dyan

MINYAK kelapa Virgin dikenal sebagai minyak yang mampu

melangsingkan tubuh sehingga cenderung digemari oleh para gadis yang

memahami manfaatnya. Manfaat minyak yang asalnya dari buah kelapa ini

lebih luas daripada sekadar pelangsing tubuh. Demikian dikatakan

Suhirman, Ahli Peneliti LIPI, Kebun Raya Bogor yang mempresentasikan

hasil penelitiannya di Jakarta, belum lama ini.

Hasil-hasil penelitian membuka tabir kerahasiaan alam yang terkandung

dalam buah kelapa, menyajikan data tentang manfaat minyak beraroma

gurih dan lembut itu untuk meningkatkan metabolisme tubuh, serta

menanggulangi beraneka penyakit.

Minyak kelapa Virgin mengandung lauric acid yang tinggi (sampai 53

persen), sebuah lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (jumlah

karbonnya 12) yang biasa disebut medium chain fatty acid alias MCFA.

Mendengar kata lemak jenuh, orang mudah menjadi takut, terseret oleh

mitos tentang bahaya lemak jenuh bagi kesehatan, tanpa menyimak bahwa

lemak jenuh yang berantai sedang, justru mendukung kesehatan kita.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan, penggunaan minyak kelapa Virgin

untuk memasak makanan akan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap

penyakit-penyakit yang mematikan. Di dalam tubuh manusia lauric acid

akan diubah menjadi monolaurin, sebuah senyawa monoglyceride yang

bersifat antivirus, antiragi, dan antiprotozoa.

Dengan sifatnya itu, monolaurin dapat menanggulangi serangan virus-

virus seperti HIV, herpes simplex virus-1 (HSV-1), vesicular stomatitis

virus (VSV), visna virus, cytomegalovirus (CMV), influenza, dan berbagai

ragi patogen termasuk listeria monocytogenes dan helicobacter pyloryd,

serta protozoa seperti giadia lamblia.

Selain mengandung lauric acid, minyak kelapa Virgin juga mengandung

capric acid yang, walaupun kandungannya cuma enam persen, juga

bermanfaat bagi kesehatan. Di dalam tubuh kita, lemak berantai sedang

yang jumlah karbonnya sepuluh ini diubah menjadi monocaprin, yang

bermanfaat untuk mengatasi penyakit-penyakit seksual, seperti virus HSV-2

dan HIV-1, dan ragi neisseria gonorrhoeae.

Page 6: VCO dyan

Sifat-sifat antiinfeksi yang dipunyai asam-asam lemak bergantung pada

struktur kimianya, misalnya monoglyserides bersifat antiinfeksi. Sedangkan

diglycerides dan triglycerides bersifat tidak antiinfeksi.

Di antara lemak-lemak jenuh yang berantai karbon sedang, lauric acid

mempunyai antiviral activiy yang lebih besar daripada caprylic acid (dengan

delapan karbon), capric acid (sepuluh karbon), atau myristic acid (dengan

14 karbon).

Adalah Dr Condrado Dayrit, yang pada tahun delapan puluhan menjabat

sebagai Presiden The National Academy of Science dan Direk-tur Medis

Potenciano Medical Center, Filipina, yang mula-mula melaporkan hasil

penelitiannya tentang kemampuan lauric acid ataupun capric acid

mematikan virus HIV.

Setelah profesor JJ Kabara mematenkan hasil penelitiannya lebih dari

tiga puluh tahun yang lalu, hasil-hasil penelitian tentang kemampuan minyal

kelapa Virgin menanggulangi serangan virus telah banyak dipatenkan

misalnya, paten yang dipunyai New England Deacones Hospital yang

berjudul Kernel Oils and Disease Treatment.

2. Kontrol Berat Badan

Lemak jenuh berantai sedang yang terkandung dalam minyak kelapa

Virgin juga bermanfaat untuk mengontrol berat badan. Obesitas telah

menjadi masalah kesehatan masyarakat di Amerika Serikat, yang 55 persen

rakyatnya mengalami masalah kelebihan berat badan.

Obesitas, penyakit jantung, dan osteoporosis adalah keadaan-keadaan

yang diakibatkan oleh rendahnya tingkat metabolisme tubuh. Untuk

menghasilkan energi dari karbohidrat, dibutuhkan insulin agar glukosa dapat

masuk ke dalam sel.

Banyak orang mengalami masalah produksi insulin ketika mereka

menjadi tua sehingga tubuhnya mengalami kesulitan memperoleh energi

dari karbohidrat. Glukosa yang tidak atau belum dimanfaatkan untuk energi

diubah menjadi triglyceride dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Page 7: VCO dyan

Trigliceride dan lipoprotein harus menembus dinding sel agar dapat

digunakan menjadi energi, dan keduanya juga membutuhkan enzim untuk

bisa menembus membran mitokondria di dalam sel, tempat energi

dihasilkan.

Namun, MCFA mempunyai sifat unik, yaitu bahwa dia tidak

membutuhkan enzim untuk menembus dinding mitokondria sehingga dapat

menghasilkan energi dengan cepat dan efisien. Itulah sebabnya ada orang

mengatakan, mengonsumsi MCFA mirip dengan mengisi kendaraan dengan

bahan bakar yang beroktan tinggi.

Dikarenakan MCFA mudah diserap ke dalam sel kemudian ke dalam

mitokondria, metabolisme pun meningkat. Penambahan energi yang

dihasilkan oleh metabolisme itu menghasilkan efek stimulasi dalam seluruh

tubuh kita.

Di samping meningkatkan level energi kita, ada manfaat lain seiring

dengan peningkatan metabolisme itu misalnya, peningkatan daya tahan

terhadap penyakit dan percepatan penyembuhan dari sakit. Dengan

peningkatan metabolisme, sel-sel kita bekerja lebih efisien. Mereka

membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih

cepat.

Peneliti Jepang, T Fushiki dan K Matsumoto melaporkan, dengan

mengonsumsi minyak kelapa Virgin, badan tidak hanya mempunyai energi

lebih besar, tetapi juga mempunyai daya tahan lebih lama.

Dalam pemanfaatannya, minyak kelapa Virgin dapat dikonsumsi secara

langsung, atau dipakai untuk memasak. Dengan struktur kimia yang tidak

mengandung double bond, minyak ini bersifat tahan terhadap panas, cahaya,

oksigen, dan tahan terhadap proses degradasi. Dengan sifat itu, minyak

kelapa Virgin dapat disimpan dengan mudah pada suhu kamar selama

bertahun-tahun.

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki kebun kelapa

(Cocos nucifera) terluas di dunia yakni seluas 3.712 hektare, yang hampir

seluruhnya adalah perkebunan rakyat dan merupakan sumber penghasilan

sekitar dua setengah juta keluarga petani.

Page 8: VCO dyan

Namun, nilai ekspor minyak kelapa kita (32,2 persen) masih di bawah

Filipina (45,6 persen dari total ekspor dunia). Konsumsi minyak kelapa

terbesar adalah negara-negara Eropa Barat sebesar 570.000 ton atau 20,3

persen. Kemudian Amerika Serikat (AS) sebesar 467.000 ton (atau 16,6

persen), dan India sebesar 451.000 ton (16,1 persen). (lipi.go.id/E-5)

D. CARA MEMBUAT VCO

VCO adalah minyak nabati yang dibuat dari buah kelapa (Cocos

nucifera L). Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan buah kelapa.

Kelapa tua segar adalah bahan baku terbaik. Setelah kulit arinya yang

berwarna kecoklatan dikupas, buah kelapa diparut dan diperas

menggunakan mesin pemeras santan (coco milk expeller) atau dengan

tangan secara manual. Perasan santan kental kemudian dimasak dengan

suhu di bawah 60oC. Sampai terbentuk lapisan belondo (endapan protein

kelapa) pada bagian paling bawah, air dan lapisan minyak murni

berwarna bening pada lapisan paling atas. Hasil minyak tidak

mempunyai rasa dan beraroma khas kelapa. Minyak inilah yang dikenal

dengan sebutan minyak perawan atau VCO.

Proses pembuatan VCO juga bisa dilakukan dengan proses dingin

tanpa pemanasan. Langkah pertama memeras santan menggunakan air

kelapa, proses berikutnya menambahkan enzim dari nanas (ananase),

getah pepaya (papain) atau Kepiting sungai/yuyu yang dihaluskan. Selain

dengan menambahkan enzim, fermentasi juga bisa dilakukan dengan

menambahkan starter khamir Saccharomyces cereviseae atau ragi roti.

Fermentasikan dalam suhu 30oC – 35oC selama 12 jam. Diamkan

selama satu malam, keesokan paginya tinggal memisahkan blondo

dengan minyak kelapa murni.

E. Fungsi VCO Baru Sebatas Bahan Pangan Fungsional

Kepada penulis, Prof DR Ir Made Astawan, MS, ahli gizi dari Institut

Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan, konsumsi VCO di kalangan

mayarakat dan peredaran VCO yang semakin mudah diperoleh perlu

Page 9: VCO dyan

diwaspadai. Sejauh ini penelitian manfaat VCO terhadap pengobatan

penyakit baru penelitian awal dan belum diuji klinis. Manfaatnya baru

sebatas meningkatkan stamina tubuh, mirip suplemen pangan fungsional

dan belum dikategorikan sebagai obat. Klaim produsen yang menyatakan

VCO bisa menyembuhkan beragam penyakit sebenarnya cenderung

menyesatkan. Apalagi untuk penderita penyakit tertentu seperti diabetes.

Para penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum

mengonsumsi VCO.

Kandungan Nutrisi dan Asam Lemak VCO/100 g

Energi : 3.760 kal

Protein : 0

Karbohidrat : 0

Gula : 0

Lemak : 100 g

Lemak jenuh : 92,1 g

Medium chain fatty acids (MCFA)

Asam kaprilat : 8 g

Asam kaprat : 10 g

Asam laurat : 48 g

Asam Miristat : 17 g

Long chain fatty acids (LCFA)

Asam palmitat : 9 g

Asam stearat : 2 g

Polyunsaturated : 2,1 g

Menurut Sukmadi (1987) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses

fermentasi krim santan dan terhadap produksi minyak pada pengolahan minyak

kelapa secara fermentasi adalah sebagai berikut :

Jenis mikroorganisme yang digunakan sebagai inokulum

Konsentrasi dan umur larutan inokulum

Tingkat keenceran santan (perbandingan kelapa dan air)

Bahan baku atau jenis dari kelapa

Page 10: VCO dyan

Pengaruh suhu inkubasi

Keasaman media (pH)

Waktu fermentasi

Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, maka

perlu dilakukan pengkajian untuk mendapatkan kondisi optimal proses, sehingga

akan dihasilkan jumlah dan kualitas minyak kelapa yang optimal.

V. CARA KERJA

A. Pembuatan starter

Menyiapkan buah kelapa sebanyak ½ buah.

Memipetnya sebanyak 10 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Menimbang 1 gram gula dan 0.5 gram urea dan memasukkan ke

dalam Erlenmeyer tersebut.

Mengencerkan sampai 100 ml dengan menggunakan aquades

Mensterilisasikan ke dalam autoklaf pada suhu 121 0C selama 15

menit

Mambahkan farmipan sebanyak 1 sendok (spatula) ke dalam

erlemeyer tersebut.

Kemudian dishaker selama 48 jam.

B. Pembuatan skim dan kirm

Menyiapkan 1 buah kelapa

Memerasnya dengan menggunakan kain

Santan kemudian dipasteurisasi dibawah suhu 50oC (tidak sampai

mendidih)

Bila santan sekitar 300 ml, kemudian menambahkan starer sebanyak

30 ml.

Mengingkubasinya selama 2 hari dengan ketentuan menutupnya

dengan aluminium foil.

C. Pembuatan Minyak (VCO)nya

Bila minyak dan airnya sudah terpisah

Menggambil minyaknya dengan sendok lalu menyaringnya ke dalam

botol yang sudah disterilisasikan

Page 11: VCO dyan

Kemudian bila minyak sudah tersaring semua ke dalam botol, lalu di

panasakan di dalam waterbath pada suhu 60-700C

Minyak siap dipergunakan sebagaimana yang dibutuhkan

VI. PENGAMATAN

Setelah pencampuran starter dan diinkubasi selama 2 hari, terbentuk :

Lapisan I : Skim/ protein

Lapisan II : Minyak

Lapisan III : Air

Setelah proses pemisahan, hasilnya :

Warna : Keruh

Bau : Kurang Sedap

Page 12: VCO dyan

VII. PEMBAHASAN

Untuk pembuatan VCO dapat digunakan beberapa cara seperti

fermentasi tanpa starter, serta fermentasi menggunakan starter dengan

perlakuan fisik. Pada praktikum kali ini, digunakan cara pembuatan VCO

dengan starter. Cara ini digunakan agar mengoptimalkan tumbuhnya ragi

dalam media santan karena ragi tidak akan terlalu lama beradaptasi dalam

sampel santan yang akan dibuat VCO.

Dari hasil pengamatan, VCO yang terbentuk terlihat keruh, hal ini

disebabkan oleh waktu pemisahan antar lapisan yang kurang optimal.

Dimana pada saat dilakukan pemisahan, lapisan skim/protein masih banyak

mengandung minyak sehingga proses pemisahan yang sulit dan minyak yang

dihasilkan berjumlah sedikit. Selain itu, setelah proses pasteurisasi untuk

santan dipastikan suhu dari santan telah mencapai suhu ruang karena suhu

yang masih tinggi dapat menyebabkan ragi tidak dapat hidup secara optimal

sehingga hasil penguraian protein tidak maksimal.

Secara teori, VCO merupakan hasil dari penguraian protein tanpa

menggunakan pemanasan. Akan tetapi, pada paktikum ini proses

pasteurisasi dari sampel santan dengan pemanasan dapat menyebabkan

rusaknya protein terlebih dahulu sebelum starter dimasukkan. Seharusnya,

pasteurisasi hanya dilakukan setelah pemisahan agar tidak merusak protein.

Jika dikhawatirkan adanya ragi lain yang masuk ke dalam sampel,

pengerjaan dilakukan di dalam ruang isolasi/ ent-case.

Starter yang digunakan pada sampel yaitu 10% dari sampel, karena

santan yang dihasilkan adalah 300 ml maka starter yang digunakan yaitu 30

ml. Banyak atau sedikitnya starter dapat mempengaruhi minyak yang

dihasilkan karena jika ragi terlalu banyak maka nutrient dari ragi akan habis

dan menghasilkan minyak yang tidak optimal.

Page 13: VCO dyan

VIII. KESIMPULAN

Dapat diketahui bahwa proses pembuatan VCO dapat menggunakan

cara fermentasi dengan penambahan starter dari ragi roti.

Mikroorganisme (ragi tempe) yang digunakan dalam fermentasi

bertujuan untuk mengkoagulasikan protein penstabil emulsi santan.

Cara fermentasi merupakan cara yang sangat tepat untuk mengolah

santan menjadi minyak kelapa karena caranya yang praktis dan

hemat.

Dari hasil fermentasi, didapatkan tiga lapisan dengan lapisan pertama

adalah protein, lapisan kedua adalah minyak, dan lapisan ketiga

adalah air.

Minyak yang dihasilkan dari proses fermentasi ini berwarna keruh,

agak berbau tidak sedap, dan berjumlah sedikit

IX. SARAN

Sebaiknya pada saat proses pasteurisasi santan kelapa menggunakan

thermometer agar temperature tidak melebihi suhu yang telah ditentukan dan

tidak terjadi koagulasi protein lebih awal.

X. DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Praktiku Laboratorium Teknologi Bioproses. 2006. Jurusan Teknik

Kimia. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

http://minyakvcohealthyproduct.blogspot.com/2011/06/manfaat-vco-1.html

http://minyakvcohealthyproduct.blogspot.com/2011/06/manfaat-vco-2.html

http://minyakvcohealthyproduct.blogspot.com/2011/06/apa-sebenarnya-vco-

virgin-coconut-oil.html#more

http://budiboga.blogspot.com/2006/06/informasi-lengkap-virgin-coconut-

oil.html