Validitas Interna Kausal & Eksternal Kausal (Tugas EBM)

4
Harjuna Duta N. 201010330311027 Validitas interna kausal A. Komponen validitas interna 1. Temporality 2. Spesifikasi 3. Kekuatan hubungan 4. Dosis respons 5. Konsistensi internal 6. Konsistensi eksternal 7. Biological plausibility B. Uraian validitas interna 1. Temporality Pada penelitian uji klinis, temporality, sudah pasti terpenuhi. 2. Spesifikasi Pada penelitian ini, spesifikasi terpenuhi karena baseline data antara kelompok bayi yang sangat prematur (24-27 minggu kehamilan), pengobatan noninvasif terus menerus memakai positive airway pressure CPAP) segera setelah lahir dengan kelompok bayi yang sangat prematur (24-27 minggu kehamilan), dengan intubasi dini dan pemberian surfaktan 3. Kekuatan hubungan Kekuatan hubungan yang lemah, karena kematian atau gangguan perkembangan saraf terjadi pada 27,9% bayi pada kelompok CPAP (173 dari 621 bayi), dibandingkan 29,9% dari mereka dalam surfaktan kelompok (183 dari 613). Tidak ada hasil yang signifikan antara bayi yang diberi perawatan dini continuous positive airway pressure (CPAP) dengan bayi yang diberi surfaktan awal pada saturasi oksigen tingkat tinggi atau rendah pada perkembangan saraf bayi tersebut 4. Dosis respons Dosis repons menunjukkan, (risiko relatif, 0,93; 95% confidence interval [CI], 0,78-1,10, P = 0,38), dan 30,2% bayi pada kelompok rendah oksigen saturasi

description

EBM

Transcript of Validitas Interna Kausal & Eksternal Kausal (Tugas EBM)

Harjuna Duta N. 201010330311027

Validitas interna kausal

A. Komponen validitas interna

1. Temporality2. Spesifikasi

3. Kekuatan hubungan

4. Dosis respons

5. Konsistensi internal

6. Konsistensi eksternal

7. Biological plausibilityB. Uraian validitas interna

1. TemporalityPada penelitian uji klinis, temporality, sudah pasti terpenuhi.

2. Spesifikasi

Pada penelitian ini, spesifikasi terpenuhi karena baseline data antara kelompok bayi yang sangat prematur (24-27 minggu kehamilan), pengobatan noninvasif terus menerus memakai positive airway pressure CPAP) segera setelah lahir dengan kelompok bayi yang sangat prematur (24-27 minggu kehamilan), dengan intubasi dini dan pemberian surfaktan3. Kekuatan hubungan

Kekuatan hubungan yang lemah, karena kematian atau gangguan perkembangan saraf terjadi pada 27,9% bayi pada kelompok CPAP (173 dari 621 bayi), dibandingkan 29,9% dari mereka dalam surfaktan kelompok (183 dari 613). Tidak ada hasil yang signifikan antara bayi yang diberi perawatan dini continuous positive airway pressure (CPAP) dengan bayi yang diberi surfaktan awal pada saturasi oksigen tingkat tinggi atau rendah pada perkembangan saraf bayi tersebut4. Dosis respons

Dosis repons menunjukkan, (risiko relatif, 0,93; 95% confidence interval [CI], 0,78-1,10, P = 0,38), dan 30,2% bayi pada kelompok rendah oksigen saturasi (185 dari 612), dibandingkan 27,5% dari mereka yang kelompok yang lebih tinggi-oksigen saturasi (171 dari 622) (risiko relatif, 1,12, 95% CI, 0,94-1,32, P = 0,21). Kematian meningkat dengan target yang lebih rendah-oksigen saturasi (22,1%, 18,2% vs dengan target yang lebih tinggi-oksigen saturasi, risiko relatif, 1,25, 95% CI, 1,00-1,55, P = 0,046).5. Konsistensi internal

Pada penelitian ini, analisis stratifikasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan kelompok bayi premature (24-27 minggu kehamilan). Peneliti membuktkan bahwa hasil yang diperoleh pada kelompok bayi premature (24-27 minggu kehamilan) yang diberi pengobatan noninvasif terus menerus memakai positive airway pressure CPAP) segera setelah lahir dengan intubasi dini dan pemberian surfaktan yang adalah berbeda, meskipun tidak ada hasil yang signifikan. Dengan demikian, konsistensi internal tidak terpenuhi.

6. Konsistensi eksternal

Angka kesembuhan yang diperoleh pada penelitian ini belum diketahui, karena belum diadakan penelitian sebelumnya, karena dilaksanakan di 20 center di Amerika Serikat atas partisipasi dari Neonatal Research Network of the Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development.7. Biological plausibilityPada percobaan ini terdapat kematian sebelum penilaian pada 18 sampai 22 bulan atau gangguan perkembangan saraf pada usia 18 sampai 22 bulan yang terkoreksi. Hasil ini dipilih karena bayi yang meninggal sebelum usia 18 bulan tidak bisa dikoreksi diklasifikasikan memiliki gangguan perkembangan saraf. Hasil lainnya pada usia 18 sampai 22 bulan yang terkoreksi adalah kematian dan gangguan perkembangan saraf.

Gangguan perkembangan saraf didefinisikan sebagai salah satu dari berikut: nilai kognitif pada BSID-III kurang dari 70, skor GMFCS dari 2 atau lebih tinggi, cerebral palsy sedang atau berat, gangguan pendengaran, atau tunanetra bilateral.

Penyelidikan hasil sekunder termasuk komponen individu dari penilaian perkembangan gangguan saraf, tingkat keterlambatan kognitif, dan perbandingan hasil usia kehamilan yang lebih tinggi dan lebih rendah.C. Kesimpulan validitas interna

Aspek validitas interna kasual yang terpenuhi oleh penelitian ini. Aspek tersebut adalah temporality, spesifikasi, kekuatan hubungan ada tapi tidak signifikan, dosis respons, konsistensi internal ada tapi tidak signifikan, dan biological plausibility. Sedangkan aspek validitas interna kausal yang tidak terpenuhi adalah konsistensi eksternal.Validitas eksterna kausal

A. Komponen validitas eksterna

1. Validitas eksterna 1 Besar sampel

Participation rate

2. Validitas eksterna 2

Validitas eksterna 1

Logika akademis untuk generalisasi penelitianB. Uraian validitas eksterna

Validitas eksterna 1 Besar sampel

Participation rate

3. Validitas eksterna 2

Validitas eksterna 1

Logika akademis untuk generalisasi penelitianC. Kesimpulan validitas eksterna