VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda...

123
VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL PERAK (NPP) HASIL BIOREDUKSI EKSTRAK BUAH KERSEN (Muntingia calabura L.) SKRIPSI Oleh: FAUZTA NORMA AYU ANGGRAINI NIM. 14670011 JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018

Transcript of VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda...

Page 1: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN MENGGUNAKAN

NANOPARTIKEL PERAK (NPP) HASIL BIOREDUKSI EKSTRAK BUAH

KERSEN (Muntingia calabura L.)

SKRIPSI

Oleh:

FAUZTA NORMA AYU ANGGRAINI

NIM. 14670011

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2018

Page 2: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN MENGGUNAKAN

NANOPARTIKEL PERAK (NPP) HASIL BIOREDUKSI EKSTRAK BUAH

KERSEN (Muntingia calabura L.)

SKRIPSI

Oleh:

FAUZTA NORMA AYU ANGGRAINI

NIM. 14670011

Diajukan kepada:

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2018

Page 3: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.
Page 4: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.
Page 5: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

LEMBAR PERSEMBAHAN

Terimakasih penulis persembahkan untuk…

1. Allah SWT dan RasulNya

2. Ayah dan Ibu, terimakasih. Kata itu sangat tidak cukup untuk membalas apa

yang telah engkau berikan. Maaf, mungkin aku belum bisa menjadi seperti yang

engkau harapkan. Aku sayang kalian.

3. Adikku, Dino. Tumbuhlah menjadi anak yang selalu mencari ridho kedua

orangtua.

4. Keluarga besar Bani Jannah, terimakasih untuk kehangatan yang tak pernah

padam.

5. Bapak dan Ibu guru dari TK, SD, SMP, MAN, tak lupa juga kepada dosen-

dosen Farmasi UIN Malang terutama Bu Begum dan Bu Sinta, terimakasih

untuk pengetahuan, nasehat, motivasi, dan pengalamannya.

6. Temanku dari masa di dalam kandungan, Neris. Terimakasih untuk perjuangan

yang pernah kita jalani selama ini. Kau curang! wisuda duluan.

7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya.

8. Teman-teman Farmasi 2014, terimakasih untuk gelak tawa yang kalian berikan,

kegokilan kalian, kebaikan kalian, kerecehan kalian dan kesabaran kalian.

Terimakasih untuk segalanya.

9. Aniq, terimakasih telah menjadi pembimbing ketigaku, tanpamu aku hanyalah

butiran tebu.

Page 6: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

10. Izza, Mbak Luluk Marjan, Bang Ragib dan Ustadz Mubasysyir, terimakasih

telah membantuku dalam hal bahasa asing, dan Reyhan sang editor,

terimakasih.

11. Mebel dekat ATM BRI belakang uin, terimakasih pak saya sering meminta

buah kersennya, untungnya bapak baik.

12. Teman se-atap selama di perantauan, Chorida, Isma, Radhinda dan teman-

teman kos dari zaman muda sampai menuju sedikit tua, terimakasih untuk

rumah keduanya, terimakasih untuk hidup bersamanya, terimakasih untuk

kejailannya, terimakasih untuk keusilannya. Terimakasih sekali.

13. Teman hidupku dan keluargaku dari masa depan, terimakasih karena ketika

mengingatmu aku semakin semangat untuk menyelesaikan karyaku ini.

14. Salafudin Nasuha, terimakasih untuk kepengertianmu, kedewasaanmu,

kesabaranmu, keberanianmu, kemanutanmu, kelegowoanmu dan ketabahanmu

dalam menghadapiku.

15. Terimakasih banyak untuk diriku sendiri yang tak henti-hentinya berjuang baik

ketika lelah maupun ingin menyerah.

16. Dan semua yang mengenalku, terimakasih untuk kebaikan kalian semua. Sekali

lagi terimakasih.

Page 7: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.
Page 8: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

MOTTO

“Jadikan Setiap Hari adalah Deadline.”

“If You Never Try, You’ll Never Know - Coldplay”

Page 9: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi di Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus menyelesaikan tugas

akhir/skripsi ini dengan baik.

Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih seiring do’a dan harapan

jazakumullah ahsanal jaza’ kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag., selaku rektor UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang, yang telah banyak memberikan pengetahuan dan pengalaman yang

berharga.

2. Prof. Dr. dr. Bambang Pardjianto, Sp.B., Sp.BP-REK (K) selaku Dekan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Roihatul Muti’ah, M.Kes., Apt. selaku ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan.

4. Ibu Begum Fauziyah, S.Si., M.Farm. selaku dosen pembimbing skripsi, yang

telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan yang berharga.

5. Ibu Dewi Sinta Megawati, M.Sc. selaku konsultan yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing penulis demi dapat terselesainya penelitian ini.

Page 10: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

ii

6. Ibu Rahmi Annisa, M.Farm., Apt. selaku penguji utama penulis yang bersedia

meluangkan waktu untuk menguji penulis.

7. Bapak Abdul Hakim, M.P.I., M.Farm., Apt. selaku penguji agama penulis yang

bersedia memberikan nasehat dan masukan kepada penulis.

8. Segenap sivitas akademika Program Studi Farmasi, terutama seluruh dosen,

terimakasih atas segenap ilmu dan bimbingannya.

9. Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan doa dan restu kepada penulis dalam

menuntut ilmu.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik berupa

materiil maupun moril.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat

kepada para pembaca khususnya bagi penulis secara pribadi. Aamiin Yaa Rabbal

‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Desember 2018

Penulis

Page 11: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

MOTTO

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 8

1.3 Tujuan .............................................................................................. 9

1.4 Manfaat ............................................................................................ 10

1.5 Batasan Masalah ............................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 12

2.1 Melamin ............................................................................................ 12

2.1.1 Pengertian Melamin ................................................................. 12

2.1.2 Kegunaan Melamin ................................................................. 12

2.1.3 Bahaya Melamin ...................................................................... 13

2.1.4 Batas Cemaran Melamin .......................................................... 14

2.2 Definisi Susu Bubuk ......................................................................... 14

2.3 Bayi ................................................................................................... 14

2.4 Kersen (Muntingia calabura L.) ....................................................... 15

2.5 Perak .................................................................................................. 16

2.6 Nanopartikel Perak (NPP) ................................................................. 17

2.6.1 Definisi NPP ............................................................................ 17

2.6.2 Sintesis NPP ............................................................................. 18

2.6.3 Mekanisme Sintesis NPP ......................................................... 18

2.6.4 Mekanisme Deteksi Melamin .................................................. 20

2.7 Kolorimetri ........................................................................................ 23

2.8 Spektrofotometer UV-Vis ................................................................. 24

2.9 Particle Size Analyzer (PSA) ............................................................ 25

2.10 Validasi Metode Analisis ................................................................ 26

2.10.1 Linearitas .............................................................................. 27

2.10.2 LOD dan LOQ ...................................................................... 27

2.10.3 Akurasi.................................................................................. 28

2.10.4 Presisi.................................................................................... 28

2.11 Buah Kersen sebagai Rezeki dalam Perspektif Islam ..................... 29

Page 12: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

iv

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 31

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ............................................................. 31

3.2 Uraian Kerangka Konseptual ............................................................ 32

3.3 Hipotesis ............................................................................................ 34

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 35

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 35

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 35

4.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 35

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 36

4.4.1 Variabel Penelitian ................................................................... 36

4.4.2 Definisi Operasional................................................................. 37

4.5 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 38

4.5.1 Alat ........................................................................................... 38

4.5.2 Bahan ....................................................................................... 39

4.6 Prosedur Penelitian............................................................................ 39

4.6.1 Metode Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Buah

Kersen .................................................................................. 39

4.6.1.1 Ekstraksi Buah Kersen ................................................. 39

4.6.1.2 Pembuatan AgNO3 1 mM ............................................. 39

4.6.1.3 Pembuatan NPP dengan Ekstrak Buah Kersen ............ 40

4.6.1.4 Karakterisasi Larutan Nanopartikel Perak ................... 40

4.6.1.5 Preparasi Sampel Susu Bubuk Bayi ............................. 40

4.6.1.6 Aplikasi Nanopartikel Perak ........................................ 40

4.6.2 Pembuatan Larutan Standar Melamin ...................................... 41

4.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Melamin 100 ppm .............. 41

4.6.2.2 Pembuatan Larutan Melamin 0,25 ppm ...................... 41

4.6.2.3 Pembuatan Larutan Melamin 1,5 ppm ......................... 41

4.6.2.4 Pembuatan Larutan Melamin 2 ppm ............................ 41

4.6.2.5 Pembuatan Larutan Melamin 2,5 ppm ......................... 42

4.6.2.6 Pembuatan Larutan Melamin 5 ppm ............................ 42

4.6.3 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan NPP ......... 42

4.6.3.1 Kurva Baku Standar Melamin ...................................... 42

4.6.3.2 Uji Linearitas NPP ....................................................... 42

4.6.3.3 Uji LOD dan LOQ NPP ............................................... 43

4.6.3.4 Uji Presisi NPP ............................................................. 43

4.6.3.5 Uji Akurasi NPP ........................................................... 44

4.6.4 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan HPLC ...... 45

4.6.4.1 Pembuatan Fase Gerak ................................................. 45

4.6.4.2 Pembuatan Larutan Baku Melamin 100 ppm .............. 45

4.6.4.3 Pembuatan Kurva Baku Melamin ................................ 45

4.6.4.4 Uji Linearitas HPLC .................................................... 45

4.6.4.5 Uji LOD dan LOQ HPLC ............................................ 46

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 47

5.1 Analisis Melamin Menggunakan Nanopartikel Perak ...................... 47

5.1.1 Pembuatan Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak

Buah Kersen ............................................................................. 47

Page 13: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

v

5.1.2 Karakterisasi Larutan Nanopartikel Perak ............................... 54

5.1.3 Preparasi Sampel Susu Bubuk Bayi ......................................... 57

5.1.4 Aplikasi Nanopartikel Perak .................................................... 59

5.1.5 Validasi Metode Analisis Melamin Mengguanakan NPP ........ 63

5.1.5.1 Linearitas NPP ............................................................. 63

5.1.5.2 Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantifikasi (LOQ)

NPP .............................................................................. 67

5.1.5.3 Presisi NPP ................................................................... 68

5.1.5.4 Akurasi NPP ................................................................. 69

5.2 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan HPLC................ 69

5.2.1 Analisis Melamin Menggunakan HPLC ................................. 69

5.2.2 Pembuatan Larutan Standar Melamin ...................................... 71

5.2.3 Validasi Metode Analisis Melamin .......................................... 71

5.2.3.1 Linearitas HPLC........................................................... 71

5.2.3.2 Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantifikasi

(LOQ) HPLC ................................................................ 73

5.3 Perbandingan Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan

NPP dan HPLC ................................................................................. 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 74

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 74

6.2 Saran .................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN

Page 14: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Melamin ........................................................................ 12

Gambar 2.2 Struktur Asam Amino ................................................................. 13

Gambar 2.3 Buah Kersen................................................................................ 15

Gambar 2.4 Struktur Vitamin C ..................................................................... 19

Gambar 2.5 Mekanisme Reaksi Pembentukan NPP dengan Bantuan Sinar

Matahari dan Bioreduktor Vitamin C ......................................... 19

Gambar 2.6 Struktur Flavonoid ...................................................................... 19

Gambar 2.7 Mekanisme Reaksi Pembentukan NPP Dan Bioreduktor

Flavonoid .................................................................................... 20

Gambar 2.8 Panjang Gelombang NPP, NPP ditambah Melamin,

NPP Ditambah Asam Sianurat .................................................... 21

Gambar 2.9 Struktur Asam Sianurat............................................................... 22

Gambar 2.10 Mekanisme Deteksi Melamin ................................................... 22

Gambar 2.11 Skema Representasi Mekanisme NPP untuk Deteksi Melamin

Secara Kolorimetri ................................................................... 23

Gambar 2.12 Panjang Gelombang Nanopartikel Perak dan Penambahan

Melamin ................................................................................... 25

Gambar 2.13 Contoh Persentase Distribusi Ukuran Partikel ......................... 26

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual ...................................................... 31

Gambar 5.1 Spektra Panjang Gelombang Maksimal Ekstrak Buah

Kersen ........................................................................................ 49

Gambar 5.2 Spektra Panjang Gelombang Maksimal AgNO3 1 mM ............. 51

Gambar 5.3 Spektra Panjang Gelombang Maksimal Nanopartikel Perak .... 52

Gambar 5.4 Spektra Panjang Gelombang Gabungan AgNO3, NPP, dan

Ekstrak Buah Kersen ................................................................... 52

Gambar 5.5 (a) AgNO3 Tidak Berwarna ........................................................ 53

(b) Ekstrak Buah Kersen Tidak Berwarna .................................. 53

(c) Nanopartikel Perak Berwarna Kuning ................................... 53

Gambar 5.6 Ukuran NPP Tiap Minggu .......................................................... 56

Gambar 5.7 Absorbansi dan Ukuran NPP yang Semakin Meningkat pada

Tiap Minggu ................................................................................ 57

Gambar 5.8 (a) NPP Berwarna Kuning .......................................................... 60

(b) Sampel + NPP Berwarna Merah ........................................... 60

Gambar 5.9 Penampakan Visual NPP + Melamin ......................................... 60

Gambar 5.10 Kurva Regresi Linier Larutan Standar Melamin+NPP ............. 64

Gambar 5.11 Skema Ilustrasi Kemungkinan Mekanisme Terganggunya

NPP dan Interaksi Ikatan Hidrogen dengan Melamin dan

Asam Askorbat ......................................................................... 66

Gambar 5.12 Kromatogram dan Waktu Retensi Sampel pada Menit

ke 2,233 .................................................................................... 70

Gambar 5.13 Kromatogram dan Waktu Retensi Melamin Standar 4 ppm

Pada Menit ke 2,220 ................................................................. 70

Gambar 5.14 Persamaan Regresi Linier HPLC .............................................. 72

Page 15: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis Fitokimia M. calabura L. .................................................. 15

Tabel 2.2 Nilai % Recovery Berdasarkan Nilai Konsentrasi Sampel .............. 28

Tabel 2.3 Tingkat Presisi Berdasarkan Konsentrasi Analit ............................. 29

Tabel 5.1 Perbedaan Panjang Gelombang Maksimal Kersen dari

Beberapa Literatur ........................................................................... 49

Tabel 5.2 Perbedaan Panjang Gelombang Maksimal AgNO3 1 mM

dari Beberapa Literatur .................................................................... 51

Tabel 5.3 Stabilitas NPP .................................................................................. 54

Tabel 5.4 Data Perubahan Ukuran NPP .......................................................... 56

Tabel 5.5 Data Spektra Panjang Gelombang Sampel, Melamin, dan NPP ..... 60

Tabel 5.6 Ukuran Partikel dan Panjang Gelombang dari Nanopartikel

Perak ................................................................................................ 61

Tabel 5.7 Hasil Anailisis Larutan Standar Melamin Menggunakan UV-Vis .. 64

Tabel 5.8 Parameter Statistika Larutan Standar Melamin ............................... 66

Tabel 5.9 Presisi Melamin pada Batasan 0,25-5,00 ppm ................................ 68

Tabel 5.10 Luas Area Larutan Standar Melamin Menggunakan HPLC ......... 72

Page 16: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja ............................................................................... 84

Lampiran 2. Perhitungan Reagen ................................................................... 85

Lampiran 3. Skema Kerja Prosedur ............................................................... 88

Lampiran 4. Perhitungan Validasi Metode NPP ............................................ 95

Lampiran 5. Perhitungan Validasi Metode HPLC ......................................... 102

Page 17: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

ix

DAFTAR SINGKATAN

EBK : Ekstrak Buah Kersen

HPLC : High Performance Liquid Chromatography

LOD : Limit of Detection

LOQ : Limit of Quantitation

NPP : Nanopartikel Perak

ppm : Part per Million

RSD : Relative Standard Deviation

SBR : Simpangan Baku Relatif

SD : Standar Deviasi

TCA : Tri Cloroacetate Acid

UV-Vis : Ultra Violet-Visible

Page 18: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

x

ABSTRAK

Anggraini, Fauzta Norma Ayu. 2018. Validasi Metode Analisis Melamin

Menggunakan Nanopartikel Perak (NPP) Hasil Bioreduksi Ekstrak

Buah Kersen (Muntingia calabura L.). Skripsi. Jurusan Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing: (I) Begum Fauziyah, S.Si., M.Farm.

(II) Dewi Sinta Megawati, M.Sc.

Buah kersen (Muntingia calabura L.) merupakan tanaman liar yang memiliki

kandungan senyawa anti oksidan yaitu flavonoid dan vitamin C yang memiliki gugus –OH,

sehingga dapat dimanfaatkan untuk sintesis nanopartikel perak (NPP). Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui karakteristik (panjang gelombang dan ukuran) nanopartikel

perak yang disintesis menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen, mengetahui nilai

parameter validasi metode (LOD, LOQ, linearitas, akurasi, dan presisi) analisis melamin

menggunakan NPP dengan bioreduktor ekstrak buah kersen, dan mengetahui perbandingan

nilai parameter validasi metode (LOD, LOQ, dan linearitas) analisis melamin

menggunakan nanopartikel hasil bioreduksi ekstrak buah kersen dengan instrumen HPLC.

Karakterisasi nanopartikel perak dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan

Particle Size Analyzer (PSA). Nilai parameter metode validasi untuk analisis melamin

menggunakan NPP diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan HPLC. Hasil

penelitian menunjukkan panjang gelombang NPP berada pada 419 nm dan dengan ukuran

58,30 nm. Hasil parameter metode validasi analisis melamin menggunakan NPP dengan

UV-Vis dan HPLC berturut-turut menunjukkan nilai linearitas (r) 0,9667 dan 0,9968, nilai

LOD 1,207 ppm dan 0,787 ppm, nilai LOQ 4,024 ppm dan 2,624 ppm, serta nilai akurasi

NPP dengan %recovery 63,04% dan nilai presisi dengan %RSD 1,922% pada konsentrasi

analit 1,50 ppm.

Kata Kunci : validasi metode, buah kersen (Muntingia calabura L.), melamin,

susu bubuk bayi

Page 19: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

xi

ABSTRACT

Anggraini, Fauzta Norma Ayu. 2018. Validation of Melamine Analytical Method

Using Silver Nanoparticles Obtained by Bioreduction Jamaica

Cherry Fruit Extract (Muntingia calabura L.). Thesis. Pharmacy

Department, Faculty of Medicine and Health Science. State Islamic

University of Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Advisors: (I) Begum Fauziyah, S.Si., M.Farm.

(II) Dewi Sinta Megawati, M.Sc.

Jamaica cherry (Muntingia calabura L.) is an adventitious plant that contains anti-

oxidant compounds, called flavonoids and vitamin C which have –OH groups, so that they

can be used for the synthesis of silver nanoparticles. This research was aimed at

determining the characteristics (wavelength and size) of silver nanoparticles synthesized

using Jamaica cherry extract bioreductor, finding out the parameter validation value (LOD,

LOQ, linearity, accuracy, and precision) of melamine analysis using silver nanoparticles

with the Jamaica cherry extract and comparing the parameter validation value (LOD, LOQ,

and linearity) melamine analysis using nanoparticles obtained from bioreduction of

Jamaica cherry extract with HPLC instruments. The characterization of silver nanoparticles

was analyzed using UV-Vis spectrophotometers and Particle Size Analyzer (PSA). The

parameter value of the validation method for the analysis of melamine using silver

nanoparticles was measured using a UV-Vis spectrophotometer and HPLC. The results

showed that the silver nanoparticles wavelength was 419 nm and was 58.30 nm. The results

of the validation analysis method of melamine using silver nanoparticles with UV-Vis and

HPLC showed linearity (r) 0.9667 and 0.9968, LOD value 1.207 ppm and 0.787 ppm, LOQ

value 4.024 ppm and 2.624 ppm, and accuracy values of silver nanoparticles with %

recovery 63,04% and precision value with % RSD 1.922% at analyte concentration of 1.50

ppm.

Keywords : validation method, jamaica cherry fruit (Muntingia calabura L.),

melamine, baby milk powder

Page 20: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

xii

مستخلص البحث

جسيم نانوي فضيالتحقق من صحة طريقة تحليل الميالمين باستخدام . ۸۱۰۲أنغريني، فوزتا نورما أيو. ، (.Muntingia calabura Lالكرز ) فاكهةالناتج من االختزال الطبيعي في مستخرجة ( NPPالفضية )

بجامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية الحكومية علم الصحي ال البحث الجامعي، قسم الصيدلة، كلية الطب و ، الماجستيرة. المشرف الثاني: ديوي سينتا ميغاواتي، الماجستيرة.بغوم فوزيةماالنج. المشرف األول:

(، الميالمين، الحليب .Muntingia calabura Lالتحقق من صحة الطريقة، فاكهة الكرز ) الكلمات الرئيسية: المجفف لألطفال.

مضادة لألكسدة، ةنباتات برية تحتوي على مركبمن هي ( .Muntingia calabura Lالكرز )فاكهة

عتاال جسيم نانوي ، حيث يمكن استخدامها الOHة مجموع تضمن منالتي ت ج الفالفونويد وفيتامينة وهي مركب تهموجه، طولجسيم نانوي فضي من ناحية خصائص معرفةهو ا البحثمن هذهدف (. كان الNPP) فضي

لتحقق لقياسية لالدرجة ا معرفةو ، طبيعي في مستخرجة فاكهة الكرزلاالعتاال ا باستخداماعتاالها التي تم هوحجم فضيجسيم نانوي ( باستخدام، الخطية، الدقة، والتكرارLOD ،LOQصحة طريقة تحليل الميالمين ) من(NPP ) كروماتوغرافيا عالية األداءجهاز الكرز من خالل فاكهةالناتج من االختاال الطبيعي في مستخرجة (HPLC) باستخدام جهاز المطياف الضوئي فضي جسيم نانوي خصائص. تم تحليل (Spektrofotometer )

درجة قياسية للتحقق . تم قياس(PSA) وجهاز تحليل حجم الجسيمات (UV-Vis) المرئي وفوق البنفسجيلمرئي وفوق ا باستخدام جهاز المطياف الضوئي من صحة طريقة تحليل الميالمين باستخدام جسيم نانوي فضي

من جسيم نانوي . أظهرت النتائج أن طول موجة(HPLC) كروماتوغرافيا عالية األداءو (UV-Vis) البنفسجي طريقة تحليل الميالمين باستخدامحقق من صحة الت. أظهرت نتائج من ٠٣٫٨٥ حجمه هوو من ٩١٤ فضي هو

( متتالية كما HPLC) كروماتوغرافيا عالية األداء و (UV-Vis) المرئي وفوق البنفسجيجسيم نانوي فضي مع فهي LOQأّما درجة ، و ۱٫۲۲۲ففم و LOD ۰٫۸۱۲، درجة ۱٫٤٤٫٣و ٥٫٤٫٫٠( rيلي درجة خطية )

ودرحة دقة %٫٨٫٥٩ هي recovery%م نانوي فضي مع قيمة ففم، ودرحة دقة جسي ٫٫٫٫٩ففم و ٩٫٥٫٩.ففم ١٫٠۱ في تركيا التحاليل ۰٫٤٫۸% هي RSD% جسيم نانوي فضي مع قيمة

Page 21: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu

nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia adalah protein. Protein dapat diperoleh

melalui produk makanan atau minuman. Produk yang memiliki kandungan protein

yang cukup banyak salah satunya terdapat pada susu. Akhir-akhir ini ditemukan

kasus bahwa pada susu mengandung zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan. Zat

aditif tersebut adalah melamin. Penambahan melamin secara ilegal pada susu

ditujukan untuk meningkatkan kadar nitrogen yang tinggi (66% massa) sehingga

pada saat susu diperiksa seolah-olah susu tersebut mempunyai kandungan protein

yang tinggi, karena secara umum kandungan protein ditetapkan menggunakan

metode Kjeldahl dengan cara menentukan kandungan nitrogennya (Sun et al.,

2010).

Melamin merupakan suatu senyawa kimia organik dalam bentuk kristal,

mengandung banyak nitrogen dan biasa digunakan dalam produk non-pangan

(MenKes, 2012). Melamin banyak digunakan untuk produksi alat plastik seperti

pada peralatan makan (Vail et al., 2007). Selain itu, melamin juga digunakan untuk

produksi bahan adesif, laminasi, cat, industri tekstil, lapisan kertas, dan campuran

fertilizer (Liu et al., 2012).

Kasus akibat adanya melamin di dalam susu bubuk terjadi di Cina pada 11

September 2008. Kasus tersebut dapat mengakibatkan nefrolitiatis dan gagal ginjal

Page 22: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

2

sebanyak 52.857 kasus, 13.000 anak masuk rumah sakit, dan 3 anak meninggal

dunia. Mayoritas kasus terjadi pada anak di bawah umur 3 tahun (82% < 2 tahun;

17% 2-3 tahun; 0,8% > 3 tahun; dan tidak ada kasus yang terjadi pada usia dewasa)

(FDA, 2008). Sedangkan di Indonesia, kasus yang terjadi berdasarkan data yang

diperoleh dari BPOM tahun 2010-2011, bahwa terdapat melamin pada susu kedelai

dan permen susu yang diimpor dari Cina (Nissa, 2011). Meskipun permasalahan di

Indonesia belum besar, akan tetapi harus dipertimbangkan keamanan produk susu

tersebut agar aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Menteri Kesehatan RI telah menetapkan batas maksimal adanya melamin

dalam pangan. Batas maksimal adanya melamin, yaitu 1 mg/kg pada formula bayi

bentuk bubuk, 0,15 mg/kg formula bayi siap konsumsi, dan 2,5 mg/kg pada pangan

lain. Sedangkan WHOa (2008), menetapkan batas melamin dalam susu formula

bayi yaitu tidak melebihi 1 ppm (1 mg/kg).

Adanya melamin dalam produk pangan dapat menyebabkan gagal ginjal.

Kasus tersebut terjadi di Amerika Serikat, Kanada dan Afrika dimana adanya

melamin pada produk makanan yang diimpor dari Cina menyebabkan kematian

pada kucing dan anjing akibat gagal ginjal (WHOc, 2008). Selain itu, di Hongkong

terjadi kasus meninggalnya anak-anak akibat ditemukannya melamin pada susu

(Du, 2008 dalam Octaviana dkk., -). Hal ini membuktikan bahwa adanya melamin

pada produk pangan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Maka, salah

satu cara untuk menghindari dampak yang buruk dari melamin, dapat dilakukan

dengan menganalisis kadar melamin dalam susu. Beberapa metode seperti

elektroforesis kapiler, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC˗MS), Liquid

Page 23: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

3

Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS), dan High Performance Liquid

Chromatography (HPLC) telah dikembangkan dan digunakan untuk menganalisis

kandungan melamin.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari dkk (2011) telah membuktikan

bahwa HPLC dapat digunakan untuk analisis melamin, dengan menunjukkan nilai

parameter validasi metode linearitas sebesar 0,9988, LOD dan LOQ masing-masing

sebesar 0,5194 ppm dan 1,7316 ppm, nilai presisi dengan koefisien variasi 4,263%,

dan nilai akurasi dengan % recovery 103,60% pada 4 ppm, 65,81% pada 6 ppm,

dan 125,28% pada 8 ppm. Meskipun metode tersebut memiliki nilai metode validasi

yang tinggi, namun membutuhkan waktu operasional yang lama, dan instrumentasi

yang relatif mahal. Dengan demikian, diperlukan pengembangan metode analisis

yang sederhana, cepat dan sensitif untuk mempermudah analisis melamin.

Nanoteknologi akhir-akhir ini telah banyak menarik perhatian kepada para

peneliti karena memiliki prospek hasil yang lebih akurat. Nanoteknologi adalah

penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer

dan mencakup semua sifat baru yang muncul setelah material nano tersebut

disintesis (Abdullah dan Khairurrijal, 2009). Hasil dari penciptaan nanoteknologi

disebut nanopartikel.

Nanopartikel dapat dibuat dari beberapa macam logam, seperti tembaga

(Cu), TiO2, ZnO, MgO, dan perak (Ag). Perak merupakan logam yang umum

digunakan, karena sifatnya yang tidak toksik terhadap kulit manusia (Wahyudi,

2011). Nanopartikel perak (NPP) digunakan di berbagai bidang, dan aplikasi utama

sebagai katalis, teknik tekstil, elektronik, optik, dan yang paling penting di bidang

Page 24: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

4

kesehatan sebagai bakterisida dan sebagai agen terapetik (Elumalai et al., 2011).

Selain itu, NPP memiliki kelebihan dibandingkan nanopartikel lain, yaitu sifat optis

yang lebih baik, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai detektor dan indikator pada

kolorimetri (Caro et al., 2010). Metode kolorimetri digunakan untuk mengetahui

adanya reaksi yang terjadi antara NPP dan sampel.

Metode kolorimetri digunakan untuk melihat terjadinya reaksi antara dua

zat yang tercampur dengan melihat perubahan warna yang terjadi. Penelitian yang

dilakukan oleh Rusnaenah dkk (2017) membuktikan bahwa nanopartikel perak

menggunakan bioreduktor ekstrak daun ketapang dengan modifikasi asam

p˗kumarat dapat digunakan untuk mendeteksi melamin dengan rentang 0,1-1000

ppm. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Alam et al (2017) bahwa NPP dengan

reduktor asam tanat dapat digunakan untuk mendeteksi sampel susu dan dapat

mendeteksi melamin dengan rentang 0,05-1,4 µM. Sedangkan hasil penelitian Sarib

(2017) membuktikan bahwa NPP dengan bioreduktor ekstrak buah kersen dapat

digunakan untuk analisis logam merkuri.

Ada dua kemungkinan reaksi yang terjadi ketika NPP diaplikasikan untuk

mendeteksi melamin, yaitu reaksi pertama adalah berdasarkan kegunaan perak yang

tidak termodifikasi. Prinsip reaksi ini adalah reaksi elektrostatik antara golongan

amino pada melamin yang bermuatan positif dan permukaan NPP yang bermuatan

negatif. Hal ini dapat menyebabkan agregasi NPP dan oleh karena itu, terjadi

perubahan warna. Reaksi kedua adalah fungsi ligan tertentu untuk mengenali

melamin. Fungsi ligan pada NPP dapat mendeteksi melamin berdasarkan interaksi

aseptor dan donor proton. Ketika susu bubuk dengan tidak mengandung melamin

Page 25: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

5

ditambahkan ke dalam NPP, maka tidak terjadi perubahan warna dan tetap

berwarna kuning pucat. Akan tetapi, ketika NPP ditambahkan ke dalam susu bubuk

yang mengandung melamin, terjadi perubahan warna menjadi merah pucat dan

apabila konsentrasi melamin lebih tinggi, maka warna berubah menjadi merah

gelap atau lebih pekat (Ramalingam et al., 2017).

Melamin adalah molekul heterosiklik yang mengandung tiga gugus amino

eksosiklik (˗NH2) dan tiga cincin atom nitrogen hibrida yang dapat menjadi reagen

nukleofilik. Melamin juga memiliki kemampuan ikatan hidrogen yang baik dan

dapat berinteraksi dengan gugus karboksil dan gugus hidroksil fenolik (Alam et al,

2017). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ping et al (2012), ketika melamin

ditambahkan ke dalam beberapa larutan NPP yang diletakkan berbaris, secara

bersamaan NPP terlihat adanya penggumpalan atau agregasi dan terlihat warna

larutan NPP yang bervariasi. Menurut Alam et al (2017), ketika melamin

ditambahkan ke dalam larutan NPP, gugus amino dari melamin bereaksi melalui

ikatan hidrogen dengan gugus ˗COO- yang ada di permukaan NPP. Nanopartikel

perak yang tersebar mulai beraglomerasi dan berubah warna dari kuning menjadi

merah. NPP agar dapat diaplikasikan pada sampel perlu dilakukan sintesis atau

pembuatan. Pembuatan untuk NPP ada beberapa cara. Menurut Ristian (2013),

pembuatan NPP dapat dilakukan dengan elektrokimia, fotokimia, sonokimia,

ultrasonic irradiation dan reduksi kimia. Metode reduksi kimia adalah metode yang

paling banyak digunakan, karena selain mudah prosesnya juga sederhana. Metode

reduksi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan

Page 26: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

6

dan mudah didapat, yaitu dengan buah kersen (Muntingia calabura L.). Seperti

pada surat Al Baqarah ayat 22:

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit

sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan

dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah

kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.”

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa setiap apapun yang diciptakan di dunia ini

adalah sebuah rezeki dan pasti ada manfaatnya. Dalam kitab tafsir Al-Azhar,

Hamka mendefinisikan kata rezeki sebagai pemberian atau karunia yang diberikan

Tuhan kepada makhlukNya (Hamka, 1983), seperti pada buah kersen.

Kersen merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di lingkungan

sekitar. Penelitian yang dilakukan oleh Sarib dkk (2017) membuktikan bahwa

ekstrak aquades buah kersen dapat digunakan untuk mensintesis NPP. Selain itu,

adanya vitamin C dan flavonoid pada buah kersen yang memiliki gugus ˗OH dapat

mendonorkan proton dan mereduksi ion Ag+ menjadi Agº. Vitamin C memiliki nilai

potensial reduksi +0,35 dan flavonoid memiliki potensial reduksi +0,33, sedangkan

Ag+ memiliki potensial reduksi yang lebih besar, yaitu +0,80. Oleh karena itu,

vitamin C dan flavonoid mampu mereduksi ion Ag+ menjadi Agº dalam bentuk

NPP. Sintesis NPP dengan menggunakan ekstrak buah kersen ini dapat

meminimalisir penggunaan bahan-bahan yang berbahaya.

Terbentuknya NPP yang telah disintesis tersebut dapat diketahui dengan

melihat perubahan warna yang terjadi, melihat panjang gelombang, dan ukuran.

Page 27: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

7

Menurut Sarib dkk (2017), indikasi apabila NPP dengan ekstrak buah kersen

berhasil dibuat adalah ditandai dengan adanya perubahan warna dari bening

menjadi kuning sampai kuning kecoklatan. Selain itu, karakterisasi nanopartikel

yang terbentuk dapat dilakukan dengan melihat panjang gelombang menggunakan

Ultra Violet-Visible (UV-Vis). Panjang gelombang nanopartikel perak adalah

berada pada rentang 400-450 nm (Saputra dkk., 2011) untuk mengetahui ukuran

yang terbentuk, dapat dilakukan dengan instrumen Particle Size Analyzer (PSA),

sedangkan untuk mengetahui metode yang digunakan telah sesuai dan memberikan

hasil yang valid, dapat diketahui dengan validasi metode.

Validasi adalah suatu proses pembuktian atau konfirmasi melalui pengujian

analisis di laboratorium untuk memberikan data tentang kevalidan suatu metode

dari suatu prosedur yang digunakan. Tujuan validasi metode analisis adalah untuk

membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dalam pengujian mampu

memberikan hasil yang cermat sehingga dapat dipercaya (Cahyadi, 2013).

Parameter validasi metode analisis yaitu akurasi, presisi, linearitas, LOD, LOQ,

selektivitas, kekasaran, dan ketahanan (Aswad dkk., 2011). Pada penelitian ini,

parameter metode validasi yang digunakan adalah LOD, LOQ, linearitas, akurasi,

dan presisi. Arah kemiringan garis (b) atau slope untuk parameter linearitas

menurut Varun dkk. (2016) ketika nanopartikel perak ditambahkan dengan

melamin adalah bernilai negatif, hal ini disebabkan absorbansi NPP semakin

menurun karena NPP terganggu oleh intensitas konsentrasi melamin yang semakin

meningkat. Gangguan ini disebabkan oleh interaksi yang kuat antara ikatan

hidrogen dengan agen pereduksi dan analit melamin. Melamin merupakan nukleofil

Page 28: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

8

kuat yang memiliki sembilan sisi ikatan hidrogen. Dengan demikian, melamin

khusus akan berinteraksi dengan pereduksi melalui ikatan hidrogen yang

mengganggu dalam proses sintesis NPP. Interaksi ikatan hidrogen mengkonsumsi

sejumlah reduktor yang dengan demikian tidak memiliki agen pereduksi yang

cukup untuk mengurangi ion Ag, yang mengakibatkan melemahnya kemampuan

untuk mengurangi reduktor, maka akan mengakibatkan gangguan dari

pembentukan partikel nano. Sehingga, semakin besar konsentrasi melamin maka

absorbansi semakin menurun dan penurunan absorbansi dikarenakan oleh

penurunan jumlah NPP.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, NPP dapat disintesis dengan

ekstrak buah kersen. Akan tetapi, belum ada penelitian mengenai validasi metode

analisis yang membuktikan bahwa NPP yang direduksi dari ekstrak buah kersen

dapat digunakan untuk mendeteksi melamin pada susu bubuk bayi. Maka, pada

penelitian ini akan dilakukan validasi metode analisis melamin pada susu bubuk

bayi menggunakan nanopartikel perak hasil bioreduksi ekstrak buah kersen.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik (panjang gelombang dan ukuran) NPP yang disintesis

menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen ?

2. Bagaimana nilai parameter validasi metode (LOD, LOQ, linearitas, akurasi,

dan presisi) analisis melamin menggunakan NPP dengan bioreduktor ekstrak

buah kersen ?

Page 29: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

9

3. Bagaimana perbandingan nilai parameter validasi metode (LOD, LOQ, dan

linearitas) analisis melamin menggunakan NPP hasil bioreduksi ekstrak buah

kersen dengan metode analisis melamin menggunakan HPLC yang telah

tervalidasi ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

validasi metode NPP hasil bioreduksi ekstrak buah kersen dengan metode

menggunakan HPLC yang telah diketahui nilai validasi metodenya, sehingga

dapat diketahui metode yang lebih baik untuk analisis melamin pada susu bubuk

bayi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui karakteristik (panjang gelombang dan ukuran) NPP

menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen.

b. Untuk mengetahui nilai tiap parameter validasi metode (LOD, LOQ,

linearitas, akurasi, dan presisi) NPP menggunakan bioreduktor ekstrak

buah kersen.

c. Untuk mengetahui perbandingan nilai tiap parameter validasi metode

(LOD, LOQ, dan linearitas) antara NPP menggunakan bioreduktor ekstrak

buah kersen dan metode analisis melamin menggunakan HPLC.

Page 30: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

10

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang metode

NPP hasil bioreduksi ekstrak buah kersen untuk analisis melamin pada susu

bubuk bayi.

2. Manfaat Aplikatif

a. Sebagai landasan penggunaan metode NPP dengan bioreduktor ekstrak

buah kersen yang ramah lingkungan dan tersedia di lingkungan untuk

analisis melamin pada susu bubuk bayi.

b. Sebagai landasan informasi nilai tiap parameter validasi (LOD, LOQ,

linearitas, akurasi, dan presisi) NPP menggunakan bioreduktor ekstrak

buah kersen.

c. Sebagai landasan informasi perbandingan nilai tiap parameter validasi

(LOD, LOQ, dan linearitas) antara NPP menggunakan bioreduktor ekstrak

buah kersen dan metode menggunakan HPLC.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Kersen (Muntingia calabura L.) yang digunakan adalah kersen masak atau

berwarna merah dan segar untuk didapatkan flavonoid yang lebih tinggi

(Farida dkk., 2009).

Page 31: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

11

2. Preparasi ekstrak buah kersen menggunakan pelarut aquades dan suhu larutan

80°C selama 15 menit (Sarib dkk., 2017).

3. Konsentrasi AgNO3 sebagai prekursor nanopartikel perak adalah 1 mM

(Ristian, 2013).

4. Karakterisasi NPP yang terbentuk dengan menggunakan UV-Vis dan PSA.

5. Sampel susu yang digunakan adalah susu bubuk bayi untuk usia 0-1 tahun yang

mengandung protein tertinggi diantara susu bubuk bayi lainnya.

Page 32: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Melamin

2.1.1 Pengertian Melamin

Melamin adalah suatu senyawa kimia organik yang paling umum didapat

dalam bentuk kristal, mengandung banyak nitrogen dan biasa digunakan dalam

produk non-pangan, yang apabila digunakan dalam pangan dapat membahayakan

kesehatan manusia (MenKes, 2012). Nama lain melamin secara IUPAC adalah

1,3,5-triazine-2,4,6-triamine, memiliki massa molekul sekitar 126 g/mol, berbentuk

serbuk kristal putih, dan hanya sedikit larut dalam air. Melamin memiliki

kandungan nitrogen sekitar 66% (ScienceLab, 2005). Rumus bangun melamin:

Gambar 2.1 Struktur Melamin (ScienceLab, 2005)

2.1.2 Kegunaan Melamin

Melamin digunakan untuk produksi resin melamin, biasanya bereaksi

dengan formaldehid dan digunakan untuk perindustrian, termasuk produksi bahan

laminasi, lem, adesif, pencetakan senyawa, pelapisan dan tahan api. Di Amerika

Serikat melamin adalah bahan aditif makanan yang digunakan tidak langsung dan

Page 33: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

13

digunakan hanya sebagai bahan adesif. Melamin juga ditemukan di pestisida

kromasi pada tanaman, kambing, ayam, dan tikus (WHOc, 2008).

2.1.3 Bahaya Melamin

Penambahan melamin secara ilegal pada susu ditujukan untuk

meningkatkan kadar nitrogen yang tinggi (66%) sehingga pada saat susu diperiksa

seolah-olah susu tersebut mempunyai kandungan protein yang tinggi, karena secara

umum kandungan protein ditetapkan dengan cara menentukan kandungan

nitrogennya (Sun et al., 2010). Protein merupakan kumpulan dari beberapa asam

amino. Asam amino mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang

(Adams, 1988 dalam Sari, 2011).

Gambar 2.2 Struktur Asam Amino (Anonim, 2015)

Melamin berbahaya jika terminum, terhirup, atau terserap melalui kulit.

Paparan secara kronis dapat menyebabkan efek kanker dan kerusakan sistem

reproduksi. Para ahli Food Drug Administration (FDA) menjelaskan ketika

melamin dan asam sianurat terserap dalam darah, maka akan terkonsentrasi dan

berinteraksi di dalam saluran kelenjar ginjal saat pengisian urin, lalu akan

mengkristal berupa kristal kuning dimana memblok dan merusak sel kelenjar ginjal

yang akhirnya menutup saluran ginjal sehingga menyebabkan malfungsi ginjal

(WHOb, 2008).

Page 34: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

14

2.1.4 Batas Cemaran Melamin

Cemaran melamin telah diatur oleh Menteri Kesehatan RI Nomor 034

Tahun 2012 tentang Batas Maksimum Melamin Dalam Pangan, yaitu pada fomula

bayi bentuk bubuk sebanyak 1 mg/kg; pada formula bayi siap konsumsi 0,15 mg/kg;

pada pangan lain 2,5 mg/kg. Pada WHOa (2008) menetapkan batas limit melamin

dalam susu formula bayi dapat ditoleransi sebesar 1 ppm (1 mg/kg).

2.2 Definisi Susu Bubuk

Berdasarkan SNI 3752-2009 (Badan Standarisasi Nasional, 2009), yang

dimaksud susu bubuk adalah produk susu yang diperoleh dengan cara mengurangi

sebagian besar air melalui proses pengeringan susu segar dan/atau susu rekombinasi

yang telah dipasteurisasi, dengan atau tanpa penambahan vitamin, mineral, dan

bahan tambahan pangan yang diizinkan. Deputi MENLH (2006) dalam Wardana

(2012) menyebutkan bahwa pembuatan susu bubuk merupakan salah satu upaya

untuk mengawetkan susu sehingga dapat tahan lebih lama. Susu jenis ini dapat

langsung dibedakan dari bentuk dan penampilannya. Produk susu bubuk

merupakan hasil proses penguapan dan pengeringan dengan cara penyemprotan

dalam tekanan tinggi.

2.3 Bayi

Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan

pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam

Page 35: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

15

kebutuhan zat gizi (Wong, 2003). Pembagian usia menurut Saifudin (2002) adalah

sebagai berikut:

a. Masa neonatal, yaitu usia 0-28 hari: (1) masa neonatal dini, yaitu usia 0-7 hari;

(2) masa neonatal lanjut, yaitu usia 8-28 hari.

b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari-1 tahun.

2.4 Kersen (Muntingia calabura L.)

Tumbuhan kersen adalah tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis. Total

senyawa volatil telah diidentifikasi menggunakan vakum destilasi pada ekstrak

buah kersen yang matang. Bagian-bagian tumbuhan kersen (kulit, akar, daun)

mengandung flavonon, flavon, flavan, dan biflavan (Sibi et al., 2012).

Gambar 2.3 Buah Kersen (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Tabel 2.1 Analisis Fitokimia M. calabura L. (Sumber: Singh et al., 2017)

Phytochemicals Leaf Bark Fruit

Glycosides + + +

Flavonoids + - +

Phlobatannins + + -

Saponins - - -

Tannins + + +

Terpenoid + + -

Page 36: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

16

Klasifikasi tumbuhan kersen adalah: (Vijayanand and Thomas, 2016)

Kingdom : Plantae

Orde : Malvales

Family : Muntingiaceae

Genus : Muntingia L.

Spesies : Muntingia calabura L.

Tumbuhan kersen adalah satu-satunya spesies dalam genus Muntingia dan

merupakan tanaman berbunga yang tumbuh asli di Meksiko selatan, Karibia,

Amerika Tengah, dan barat Amerika Selatan ke Peru dan Bolivia. Kersen di

Jamaika tumbuh sangat cepat, mencapai tinggi 25 sampai 40 kaki. Daun bergerigi

dengan panjang 2,5-15 cm dan lebar 1-6,5 cm. Daun berwarna hijau, berbentuk

elips atau bulat telur. Bunga berukuran kecil, putih, dengan 5 kelopak putih dan

memiliki banyak benang sari berwarna kuning (Vijayanand and Thomas, 2016).

2.5 Perak

Perak memiliki nomor atom 47 dan massa atom 107,8682 g/mol. Melebur

pada suhu 960,5°C. Perak memiliki 4 jenis keadaan oksidasi Agº, Ag+, Ag+2, Ag+3,

dimana dua bentuk utama sangat melimpah dan dua berikutnya cenderung tidak

stabil, terutama di lingkungan air (WHO, 2002). Perak memiliki konduktivitas yang

baik, sifat katalitik dan memiliki aktivitas anti bakteri (Frattini, et al., 2005).

Perak dalam bentuk garam biasanya sebagai AgNO3. Perak nitrat atau

AgNO3 memiliki pH 6-7, titik didih 440°C, berat molekul 169,87 g/mol, tidak

Page 37: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

17

berwarna atau berwarna putih, kelarutannya larut di dalam air dan dietil eter, dan

tidak bersifat korosif (ScienceLab, 2013).

2.6 Nanopartikel Perak (NPP)

2.6.1 Definisi NPP

Nanopartikel dapat didefinisikan sebagai objek yang berukuran 1-100 nm.

Nanopartikel memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai detektor, katalis, zat

pelapis permukaan, anti bakteri (Ristian, 2013) hingga penggunaannya secara luas

yaitu seperti bahan kosmetik dan pakaian (Hasan, 2015). Penelitian yang telah

dilakukan dalam rangka aplikasi nanoteknologi untuk menghasilkan produk

nanopartikel diantaranya melalui rekayasa partikel logam dan oksida logam seperti

perak (Ag), tembaga (Cu), TiO2, ZnO, dan MgO berukuran dalam skala nanometer

untuk kemudian diaplikasikan pada proses berbagai produk lain seperti tekstil, pulp,

keramik dan sebagainya. Diantara logam-logam tersebut, perak merupakan logam

yang umum digunakan, karena sifatnya yang tidak toksik terhadap kulit manusia

(Wahyudi dkk., 2011).

Nanopartikel memiliki banyak kelebihan, beberapa diantaranya adalah,

sebagai sistem penghantaran obat yang lebih efektif, pengembangan material yang

lebih ringan dan lebih kuat menggunakan komposit, serta pengembangan metode-

metode perbaikan atau remedial dalam bidang makanan, air dan lingkungan

(Riwayati, 2017). Penelitian yang telah dilakukan oleh Sonia (2012), membuktikan

bahwa nanopartikel perak dapat mendeteksi ion-ion logam berat, seperti Pb, Cd,

Zn, Co, Cu, Fe, dan Hg. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rusnaenah dkk

Page 38: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

18

(2017) membuktikan bahwa NPP hasil biosintesis dari daun ketapang dan

modifikasi dengan asam p-kumarat dapat digunakan untuk mendeteksi melamin.

2.6.2 Sintesis NPP

Sintesis nanopartikel bisa dilakukan dengan berbagai metode, yaitu secara

reduksi kimia, elektrokimia, fotokima, sonokimia, dan ultrasonic irradiation

(Ristian, 2013). Akan tetapi cara yang sangat populer karena alasan faktor

kemudahan, biaya yang relatif murah serta kemungkinannya untuk diproduksi

dalam skala besar adalah dengan cara reduksi kimia (Wahyudi dkk., 2011).

Metode ini menggunakan proses reaksi reduksi pada garam-garam perak

seperti perka nitrat, perak sulfat, perak perklorat, dan garam-garam yang

mengandung perak lainnya. Zat-zat lain yang digunakan untuk pembuatan

nanopartikel perak yaitu stabilisator, zat pengikat, zat pereduksi, aquades, dan

katalis untuk mempercepat reaksi (Chou and Lu, 2008 dalam Ristian, 2013).

Terbentuknya nanopartikel perak secara visual ditandai dengan terjadinya

perubahan warna dari bening menjadi kuning hingga coklat kehitaman. Terjadinya

perubahan warna koloid pada pembentukan nanopartikel perak disebabkan oleh

proses oksidasi reduksi. Semakin pekat warna yang dihasilkan menunjukkan

semakin banyak senyawa organik yang teroksidasi dan semakin banyak pula Ag+

yang mengalami reduksi menjadi Agº, semakin meningkat konsentrasi nanopartikel

perak yang terbentuk (Haryani dkk., 2016).

2.6.3 Mekanisme Sintesis NPP

Biosintesis NPP tersebut terjadi karena di dalam ekstrak buah kersen

terdapat senyawa anti oksidan sebagai bioreduktor seperti vitamin C sebesar 90 mg

Page 39: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

19

per 100 gram (Rahman dkk., 2010 dalam Sarib, 2017) dan flavonoid sebesar 0,98

mg/g (Chen et al., 2017). Dugaan kuat bahwa vitamin C dan flavonoid yang

terkandung yang menjadi bioreduktor karena senyawa tersebut memiliki gugus ̠ OH

yang mampu untuk mendonorkan proton. Jika dilihat dari data potensial reduksi,

dari Ag+ sebesar +0,80 V, maka vitamin C dan flavonoid dapat mereduksi ion Ag+.

Hal ini dikarenakan potensial reduksi vitamin C dan flavonoid di bawah potensial

reduksi dari Ag+ yaitu +0,35 V dan +0,33 V sehingga akan dapat mereduksi ion

Ag+ menjadi Agº yang merupakan NPP (Sarib dkk., 2017).

Gambar 2.4 Struktur Vitamin C (Chemdraw Application)

Gambar 2.5 Mekanisme Reaksi Pembentukan NPP dengan Bantuan Sinar

Matahari dan Bioreduktor Vitamin C (Sarib dkk., 2017)

Gambar 2.6 Struktur Flavonoid (Jain and Mehata, 2017)

Page 40: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

20

Gambar 2.7 Mekanisme Reaksi Pembentukan NPP dan Bioreduktor

Flavonoid (Jain and Mehata, 2017)

Nanopartikel perak (NPP) dapat disintesis dari tumbuhan kersen, yaitu pada

bagian buah. Sarib dkk (2017) membuktikan bahwa NPP hasil reduksi ekstrak

aquades buah kersen dapat digunakan untuk mendeteksi logam merkuri dengan

kadar minimal 16,7 ppb dengan keakuratan metode 99,4%. Terbentuknya NPP

menggunakan ekstrak buah kersen ini dikarenakan adanya flavonoid dan vitamin C

yang terkandung di dalamnya. Tumbuhan ini mudah untuk didapatkan karena

tersedia di lingkungan sekitar, ramah lingkungan, serta untuk meminimalisir

penggunaan bahan-bahan yang berbahaya.

2.6.4 Mekanisme Deteksi Melamin

Molekul melamin adalah molekul sederhana yang terdapat tiga gugus amino

eksosiklik (˗NH2) dan tiga cincin nitrogen hibrida endosiklik yang dapat beraksi

sebagai reagen nukleofilik (Alam et al, 2017). Melamin juga mempunyai

kemampuan untuk berikatan hidrogen dan dapat berinteraksi dengan gugus

karboksil dan hidroksil fenolik (Saha et al, 2009, dalam Alam et al, 2017 ). Ketika

melamin ditambahkan dalam larutan nanopartikel perak yang terdispersi, gugus

Page 41: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

21

amino dari melamin mungkin dapat berinteraksi melalui ikatan hidrogen dengan

gugus ˗COO˗ pada permukan NPP. Oleh karena itu, NPP yang terdispersi mulai

beragregasi dan mengalami perubahan warna (Alam et al, 2017).

Nanopartikel perak dapat menjadi stabil dalam larutan dengan pelapisan

ion-ion yang bermuatan negatif seperti ion sitrat (Pinto et al, 2010 dalam Ping et al,

2012) dan gaya elektrostatik menetralkan efek Van Der Waals antar molekul,

dengan hasil homodispersi NPP. Ion sitrat bermuatan negatif dapat menempel satu

sama lain dengan gugus amino eksosiklik bermuatan positif (˗NH2), dengan hasil

bahwa molekul melamin melekat pada permukaan NPP (Ping et al, 2012). Pada

penelitian yang dilakukan oleh Ping et al (2012), ketika melamin ditambahkan ke

dalam larutan NPP, NPP akan teragregasi. Secara bersamaan, warna larutan NPP

berubah dengan variasi spektra pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Panjang Gelombang NPP, NPP ditambah Melamin, NPP

Ditambah Asam Sianurat (Ping et al, 2012)

Agregasi NPP kemungkinan diinduksi oleh tiga gugus amino eksosiklik

(˗NH2) atau oleh tiga cincin nitrogen hibrida. Penelitian yang dilakukan oleh Ping

et al. (2012) membuktikan alasan terjadinya agregasi pada NPP dengan

Page 42: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

22

menggunakan asam sianurat sebagai pengganti dari melamin. Pada struktur

molekul asam sianurat, tiga gugus hidroksi (˗OH) menggantikan tiga gugus amino

(˗NH2) dari melamin, dan tiga cincin nitrogen hibrida tetap ada. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa asam sianurat tidak menginduksi terjadinya agregasi

pada NPP. Hal ini jelas bahwa hanya tiga gugus amino melamin menjadi kunci

untuk interaksi antara melamin dan NPP. Tiga gugus amino menjadi penyebab

terjadinya perubahan warna dari kuning menjadi merah, sedangkan tiga nitrogen

cincin hibrida tidak bertanggung jawab terhadap interaksi antara melamin dengan

NPP. Di sisi lain, setiap melamin memiliki enam sisi yang ekuivalen membentuk

dobel ikatan hidrogen NH˗N dengan sisi yang serupa dari molekul lain.

Gambar 2.9 Struktur Asam Sianurat (Sigmaaldrich, 2018)

Gambar 2.10 Mekanisme Deteksi Melamin (Varun et al., 2016)

Page 43: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

23

Gambar 2.11 Skema Representasi Mekanisme NPP untuk Deteksi Melamin

Secara Kolorimetri (Ping et al., 2012)

Menurut Ping et al (2012), sesama melamin yang dilapisi NPP bisa

dihubungkan dengan NH. Ikatan N hidrogen antara molekul melamin seperti pada

gambar 2.11. Dengan demikian, agregasi NPP dapat terinduksi.

2.7 Kolorimetri

Metode kolorimetri merupakan metode yang berdasarkan penyerapan sinar

tampak oleh suatu larutan berwarna. Dalam metode kolorimetri, sinyal target yang

terjadi melalui perubahan warna dalam medium reaksi (Kim et al., 2001). Prinsip

dari indikator kolorimetri berdasarkan pada sifat unik dari SPR (Surface Plasmon

Resonance) suatu nanopartikel dan kemampuannya beragregasi (saling berikatan).

SPR adalah suatu fenomena interaksi NPP untuk menyerap dan menyebarkan sinar

dengan panjang gelombang yang spesifik (Singh et al., 2013).

Page 44: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

24

2.8 Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis adalah alat untuk analisa unsur-unsur berkadar

rendah secara kualitatif berdasarkan puncak-puncak yang dihasilkan dari senyawa

kompleks unsur yang dianalisa dengan pengompleks yang sesuai (Yanlinastuti

dkk., 2011). Prinsip kerja UV-Vis yaitu, ketika cahaya dengan berbagai panjang

gelombang (cahaya polikromatis) mengenai suatu molekul, maka cahaya dengan

panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Jika molekul menyerap cahaya

tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju

kekeadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila

cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom

atau elektron ikatan pada suatu molekul hanya akan bergetar (vibrasi), sedangkan

gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi (Neldawati dan

Gusnadi, 2013).

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang

dihamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum Lambert-

Beer yang berbunyi “jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan

sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu

fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”. Hukum Lambert-Beer

menunjukkan hubungan lurus antara absorbansi dan kadar analit (Neldawati dan

Gusnadi, 2013).

Rumus hukum Lambert-Beer:

A = Ɛ b c

Keterangan: A = absorbansi

Page 45: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

25

Ɛ = absorbtivitas molar

b = jarak tempuh optik

c = konsentrasi

Karakteristik Nanopartikel perak yang telah terbentuk ditandai dengan adanya

puncak serapan khas pada panjang gelombang maksimal 400-442 nm (Salasa dkk.,

2016) dan dengan adanya penambahan melamin, panjang gelombang akan bergeser

menjadi sekitar 500 nm (Ping et al, 2012).

Gambar 2.12 Panjang Gelombang Nanopartikel Perak dan Penambahan Melamin

2.9 Particle Size Analyzer (PSA)

Karakterisasi menggunakan PSA digunakan untuk menentukan ukuran rata-

rata NPP. PSA menggunakan metode Dinamyc Light Scattering (DLS) yang

memanfaatkan hamburan inframerah. Hamburan inframerah ditembakkan oleh alat

ke sampel sehingga sampel akan bereaksi menghasilkan gerak Brown (gerak acak

dari partikel yang sangat kecil dalam cairan akibat dari benturan dengan molekul-

Page 46: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

26

molekul yang ada dalam zat cair). Gerak inilah yang kemudian dianalisis oleh alat,

semakin kecil ukuran molekul maka akan semakin cepat gerakannya.

Analisa distribusi ukuran pada partikel berdasarkan pada ukuran maksimum

yang dihasilkan dalam persentase volume sampel tertentu. Persentase dirumuskan

sebagai XaB, dengan keterangan sebagai berikut:

X = parameter, biasanya D untuk diameter

a = distribusi, misalnya untuk jumlah, v untuk volume, i untuk intensitas

B = persentase sampel

Sebagai contoh, Dv50 digunakan untuk melihat diameter maksimum yang terdapat

dalam 50% volume sampel.

Gambar 2.13 Contoh Persentase Distribusi Ukuran Partikel

(Malvern Instrumen Limited, 2012)

Gambar 2.13 menjelaskan distribusi ukuran partikel Dv10, Dv50 dan Dv90 yang

menunjukkan ukuran maksimum pada sampel dalam persentase volume 10%, 50%

dan 90% (Malvern Instrumen Limited, 2012).

2.10 Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi

bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya. Validasi

Page 47: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

27

biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan

(Riyanto, 2014).

2.10.1 Linearitas

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon

proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Linearitas biasanya

dinyatakan dalam istilah variasi sekitar arah garis regresi yang dihitung berdasarkan

persamaan matematika data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel

dengan berbagai konsentrasi analit. Perlakuan matematik dalam pengujian

linearitas adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil

antara hasil analisis terhadap konsentrasi analit. Parameter hubungan kelinearan

yang digunakan yaitu koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (R) pada

analisis regresi linier y = bx + a (b adalah slope (kemiringan); a adalah intersep; x

adalah konsentrasi analit dan y adalah respon instrumen atau absorbansi). Uji ini

dilakukan untuk mengukur kemampuan standar dalam mendeteksi analit dalam

sampel (Riyanto, 2014). Linearitas metode dapat menggambarkan ketelitian

pengerjaan analisis suatu metode yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi

sebesar >0,997 (Chan, 2004 dalam Riyanto, 2014).

2.10.2 LOD dan LOQ

Limit of Detection (LOD) adalah jumlah terkecil dalam sampel yang dapat

dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko.

Limit of Quantitation (LOQ) adalah kuantitas terkecil analit dalam sampel yang

masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Riyanto, 2014).

Page 48: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

28

2.10.3 Akurasi

Akurasi adalah ukuran perbedaan antara harapan hasil tes dan nilai referensi

yang diterima karena metode sistematis dan kesalahan laboratorium. Akurasi

ditentukan dengan menggunakan metode referensi, studi kolaboratif, atau

perbandingan dengan metode lain. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan

kembali (% recovery). Persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara

hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya (Riyanto, 2014).

Tabel 2.2 Nilai % Recovery Berdasarkan Nilai Konsentrasi Sampel (Harmita,

2004)

No. Analit pada Matriks Sampel Recovery yang Diterima (%)

1 10 < A ≤ 100 (%) 98-102

2 1 < A ≤ 10 (%) 97-103

3 0,1 < A ≤ 1 (%) 95-105

4 0,001 < A ≤ 0,1 (%) 90-107

5 100 ppb < A ≤ 1 ppm 80-110

6 10 ppb < A ≤ 100 ppb 60-115

7 1 ppb < A ≤ 10 ppb 40-120

2.10.4 Presisi

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji

individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur

diterapkan secara berulang pada sampel yang diambil dari campuran yang

homogen. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (RSD

atau Relative Standard Deviation). Presisi dapat dinyatakan sebagai keterulangan.

Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis

yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Kriteria

Page 49: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

29

presisi diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien

variasi (KV) ≤ 2% (Riyanto, 2014).

Tabel 2.3 Tingkat Presisi Berdasarkan Konsentrasi Analit (Riyanto, 2014)

No. Jumlah Komponen Terukur dalam Sampel (x) Tingkat Presisi

1 x ≥ 10% ≤ 2%

2 1% ≤ x ≤ 10% ≤ 2%

3 0,1% ≤ x ≤ 1% ≤ 10%

4 x ≤ 0,1% ≤ 20%

2.11 Buah Kersen sebagai Rezeki dalam Perspektif Islam

Buah kersen dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Berdasarkan Surat Al

Baqarah ayat 22:

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit

sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan

dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah

kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.”

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang Allah

ciptakan di muka bumi ini merupakan rezeki terhadap hambaNya. Rezeki dalam

Kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan segala sesuatu yang dipakai untuk

memelihara kehidupan yang diberikan Tuhan, dapat berupa makanan sehari-hari,

nafkah, pendapatan, keuntungan dan sebagainya (KBBI, 1989).

Dalam kitab tafsir al-Azhar, Hamka mendefinisikan kata rezeki sebagai

pemberian atau karunia yang diberikan Tuhan kepada makhlukNya, untuk

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sumber rezeki menurut Hamka ialah

Page 50: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

30

hanya Allah semata, karena semua berasal dari Allah, oleh karena itu, manusia

harus meminta dan menyembah hanya kepadaNya. Selain itu manusia juga

diperingatkan untuk selalu mensyukuri segala pemberian dan rezeki dari Allah.

Kemudian Hamka membagi rezeki kedalam dua kategori, yaitu material dan non

material. Rezeki yang termasuk material ialah, makanan, hewan ternak, kebun-

kebun, air hujan yang turun dari langit serta bumi dan seisinya. Rezeki yang

termasuk non material ialah, risalah kenabian, ampunan dan segala kebaikan serta

rezeki yang mulia (surga). Hamka menjelaskan bahwasanya Allah telah

menyediakan bumi dan seisinya untuk dimanfaatkan oleh manusia. Seperti kebun-

kebun dan sawah-sawah bisa diolah dan diambil hasilnya tiap tahun untuk dimakan

dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia (Hamka, 1983).

Page 51: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

31

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Bagan Kerangka Konseptual

Adanya kasus yang terjadi di

Cina yang dapat menewaskan 3

orang anak akibat adanya

melamin pada susu bubuk

formula serta dapat

menyebabkan gagal ginjal

(WHOb, 2008)

Susu bubuk bayi Lemak

Gula

Protein

Vitamin

Mineral

Bukan protein murni

Protein murni

Melamin Batas kadar melamin pada susu

bubuk adalah 1 ppm

(WHOa, 2008) Deteksi melamin

Sintesis nanopartikel

perak

Menggunakan reduktor

nanopartikel perak yang ramah

lingkungan dan mudah untuk

didapat Ekstrak buah kersen

Adanya vitamin C dan flavonoid pada buah kersen

yang memiliki gugus –OH dapat mendonorkan

proton dan mereduksi ion Ag+ menjadi Ag0

(Sarib dkk., 2017)

Uji karakteristik nanopartikel perak yang

terbentuk:

1. Panjang gelombang

2. Ukuran partikel

Analisis melamin dengan

nanopartikel perak hasil

bioreduksi ekstrak buah kersen

Dibandingkan dengan metode

analisis melamin

menggunakan HPLC

Validasi metode

Presisi

Akurasi

LOD (Batas deteksi)

LOQ (Batas kuantifikasi)

Kekasaran (ruggedness)

Ketahanan (robustness)

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual

Linieritas

Page 52: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

32

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Berkaitan

: Variabel yang diteliti

3.2 Uraian Kerangka Konseptual

Adanya melamin pada susu bubuk bayi dapat menyebabkan gagal ginjal,

dan bahkan meninggal dunia. Hal ini terjadi di Cina yang menewaskan 3 orang anak

dan beberapa lainnya masuk rumah sakit akibat gagal ginjal (WHOb, 2008).

Melamin adalah senyawa organik yang paling banyak didapatkan dalam bentuk

kristal, mengandung nitrogen (66% massa) dan biasa digunakan untuk produk non-

pangan, apabila melamin terdapat dalam makanan maka akan dapat membahayakan

kesehatan manusia (MenKes, 2012). Penambahan melamin pada susu ditujukan

untuk meningkatkan kadar nitrogen yang tinggi (66% massa) sehingga pada saat

susu diperiksa seolah-olah susu tersebut mempunyai kandungan protein yang

tinggi, karena secara umum kandungan protein ditetapkan dengan cara menentukan

kandungan nitrogennya (metode Kjeldahl) (Sun et al., 2010).

Melamin pada sampel susu bubuk bayi dapat dideteksi dengan nanopartikel

perak. Nanopartikel perak dapat disintesis dari reduktor senyawa kimia dan

reduktor alam. Penelitian yang dilakukan oleh Rusnaenah dkk (2017) membuktikan

bahwa nanopartikel dengan reduktor daun ketapang dapat digunakan untuk

mendeteksi melamin. Pada penelitian ini digunakan nanopartikel dengan

Page 53: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

33

menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen. Setelah nanopartikel tersebut

berhasil dibuat, kemudian dikarakterisasi panjang gelombang dan ukuran yang

terbentuk.

Beberapa metode seperti elektroforesis kapiler, Gas Chromatography-Mass

Spectrometry (GC˗MS), Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS) dan

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) telah dikembangkan dan

digunakan untuk mendeteksi kandungan melamin. Meskipun masing-masing

metode ini memiliki sensitivitas tinggi, namun membutuhkan waktu yang lama, dan

instrumentasi yang relatif mahal (Kumar dkk., 2016). Penelitian yang telah

dilakukan oleh Lestari dkk (2011) telah membuktikan bahwa HPLC dapat

digunakan untuk analisis melamin, dengan menunjukkan nilai parameter validasi

metode linearitas sebesar 0,9988, LOD dan LOQ masing-masing sebesar 0,5194

ppm dan 1,7316 ppm, nilai presisi dengan koefisien variasi 4,263%, dan nilai

akurasi dengan % recovery 103,60% pada 4 ppm, 65,81% pada 6 ppm, dan 125,28%

pada 8 ppm.

Deteksi melamin pada susu bubuk bayi menggunakan nanopartikel perak

hasil bioreduktor ekstrak buah kersen dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis,

dimana UV-Vis digunakan untuk mengetahui panjang gelombang dan absorbansi

dari pengaplikasian NPP dan sampel. Penelitian sebelumnya belum ada yang

membuktikan bahwa NPP yang disintesis dari ekstrak buah kersen dapat digunakan

untuk mendeteksi melamin dalam sampel susu bubuk bayi. Oleh karena itu, metode

yang digunakan pada penelitian ini perlu dilakukan validasi metode analisis untuk

Page 54: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

34

menjamin bahwa metode yang digunakan memenuhi persyaratan untuk

penggunaannya.

3.3 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Karakteristik nanopartikel perak hasil sintesis menggunakan bioreduktor

ekstrak buah kersen adalah memiliki panjang gelombang sekitar 400-450

nm dan memiliki ukuran sekitar 1-100 nm.

2. Nilai tiap parameter metode analisis melamin dengan nanopartikel perak

menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen memenuhi persyaratan uji

LOD, LOQ, linearitas, akurasi, dan presisi.

3. Metode nanopartikel perak menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen

memiliki nilai parameter yang lebih baik dibandingkan dengan metode

analisis melamin menggunakan HPLC yang telah tervalidasi.

Page 55: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

35

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian pra experimental dimana

dirancang dengan adanya perlakuan pembanding. Perlakuan pembanding pada

penelitian ini adalah sampel yang diteliti dengan menggunakan metode yang telah

diketahui nilai parameter validasinya untuk analisis melamin, yaitu dengan HPLC.

Kemudian metode NPP hasil bioreduksi ekstrak buah kersen dibandingkan dengan

metode yang tervalidasi. Setelah itu, metode analisis melamin dengan NPP hasil

bioreduksi ekstrak buah kersen divalidasi untuk melihat nilai parameter metode

validasi dari metode tersebut, serta dibandingkan untuk mengetahui metode yang

lebih baik.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada April 2018 di Laboratorium Kimia Analisis

Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah susu bubuk bayi untuk usia 0-1 tahun

dengan jumlah 29 populasi. Sedangkan yang menjadi sampel adalah susu bubuk

untuk bayi yang mengandung protein paling tinggi dibandingkan susu bubuk bayi

lainnya (dengan kadar protein > 12 g/100 g susu). Teknik pengambilan sampel yang

Page 56: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

36

digunakan adalah teknik non random sampling dengan jenis purposive sampling.

Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan tidak

berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya

pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu.

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Aditya, 2008).

Variabel bebas pada penelitian ini adalah validasi metode (linearitas, LOD

& LOQ, akurasi dan presisi) analisis melamin menggunakan nanopartikel

perak hasil bioreduksi ekstrak buah kersen.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Aditya, 2008). Variabel

terikat pada penelitian ini adalah nilai parameter validasi metode (linearitas,

LOD & LOQ, akurasi dan presisi) analisis melamin nanopartikel perak hasil

bioreduksi ekstrak buah kersen.

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol pada penelitian ini adalah buah kersen yang telah

matang dan segar, pelarut yang digunakan adalah aquades, konsentrasi

Page 57: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

37

AgNO3 sebagai prekursor NPP adalah 1 mM, analisis kadar melamin

dengan NPP menggunakan UV-Vis.

4.4.2 Definisi Operasional

a. Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter

tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa

parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya

(Rachmawati dan Widiyanti, 2013).

b. Nilai parameter validasi metode adalah nilai yang didapatkan atau diperoleh

dari proses validasi suatu metode pada beberapa parameter validasi metode

seperti linearitas, LOD, LOQ, akurasi, dan presisi untuk kemudian dihitung

berdasarkan rumus pada masing-masing parameter.

c. Ekstrak aquades buah kersen adalah suatu senyawa yang diperoleh dari

proses pemisahan atau ekstraksi pada buah kersen dengan menggunakan

pelarut aquades.

d. Aquades adalah suatu larutan yang diproses dengan satu kali penyulingan.

Pelarut aquades digunakan karena menurut (Patra et al., 2017), ekstrak

bunga kersen dengan pelarut aquades dapat berfungsi sebagai reduktor,

agen molekul pelapis, dan agen stabilisasi.

e. Nanopartikel perak (NPP) adalah suatu partikel yang berukuran antara

1˗100 nm, yang dibuat dari bahan awal AgNO3, serta diturunkan bilangan

oksidasinya dengan sebuah reduktor.

Page 58: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

38

f. Reduktor adalah suatu unsur atau senyawa yang mengalami oksidasi atau

kehilangan atau mendonorkan elektron kepada spesies kimia lainnya dalam

suatu reaksi kimia reduksi-oksidasi. Zat yang merupakan reduktor ditandai

dengan zat tersebut melepas elektron, mengikat oksigen, dan mengalami

kenaikan bilangan oksidasi.

g. Deteksi melamin pada sampel susu bubuk bayi dengan NPP ekstrak aquades

buah kersen menggunakan metode kolorimetri. Metode kolorimetri adalah

suatu metode analisis kimia yang didasarkan pada perubahan warna yang

terjadi.

h. Analisis kadar melamin yang mampu terdeteksi menggunakan NPP hasil

bioreduksi ekstrak buah kersen dilakukan dengan instrumen UV-Vis,

setelah itu didapatkan nilai absorbansi yang terserap untuk kemudian

diimplementasikan ke dalam regresi linier larutan baku melamin. Sehingga

didapatkan konsentrasi melamin dalam sampel.

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

4.5.1 Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca analitik (Precisa XB

Seri), labu ukur (Pyrex), gelas kimia (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex), botol vial, botol

semprot, gelas ukur (Pyrex), hot plate (Scilogex MS-H-Pro Plus), magnetic stirrer

(Scilogex Magnetic Stirring Bar PTFE), corong (Herma), pipet volume (Iwaki),

bola hisap (Brixco), pipet mikro (Basic Pette), pipet tetes (One Med), tisu, kaca

arloji, tabung sentrifus (Polypropylene PP Centrifuge Tube Vial), sentrifus (LMC-

Page 59: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

39

4200R Benchtop Centrifuge), pH meter (HM Digital), vorteks (BM Labosis),

Ultrasound Assisted Extraction, perlengkapan alat analisis: spektrofotometer Ultra

Violet Visible (UV-Vis) 2100 Series (Shimadzu), Particle Size Analizer atau PSA

(Microtrac), dan HPLC atau High Performance Liquid Chromatography (Termo).

4.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah kersen (Muntingia

calabura L.), AgNO3, asetonitril, melamin standar, sampel susu bubuk bayi, asam

trikloro asetat, metanol, aquades, aquabides, dan kertas saring.

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Metode Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Buah Kersen

4.6.1.1 Ekstraksi Buah Kersen (Sarib dkk., 2017)

Kersen yang akan dipreparasi dipilih yang telah masak atau berwarna merah

dan segar (Farida, 2009). Kemudian dicuci dan ditimbang sebanyak 20 g.

Selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas kimia 150 mL dan ditambahkan dengan

aquades sebanyak 100 mL dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 80°C. Lalu,

disaring dan ditutup dengan alumunium foil, untuk kemudian dilihat panjang

gelombang.

4.6.1.2 Pembuatan AgNO3 1 mM

AgNO3 1 mM dibuat dengan menimbang sebanyak 0,085 g. Kemudian

dilarutkan dengan aquades sebanyak 500 mL. Setelah itu dihomogenkan dan dilihat

panjang gelombangnya menggunakan UV-Vis.

Page 60: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

40

4.6.1.3 Pembuatan NPP dengan Ekstrak Buah Kersen (Sarib dkk., 2017)

Ekstrak buah kersen yang telah dibuat, kemudian diambil sebanyak 5 mL

dan dicampur dengan AgNO3 1 mM sebanyak 20 mL secara tetes demi tetes.

Kemudian dipanaskan secara tidak langsung dengan panas matahari selama 1 jam.

4.6.1.4 Karakterisasi Larutan Nanopartikel Perak

Nanopartikel perak yang terbentuk diambil sebanyak 20 mL untuk

dikarakterisasi menggunakan UV-Vis dan PSA, untuk mengetahui kestabilan NPP

yang terbentuk.

4.6.1.5 Preparasi Sampel Susu Bubuk Bayi (Lestari dkk., 2011)

Preparasi sampel dilakukan dengan memasukkan 1 g serbuk susu ke dalam

labu ukur 25 mL, ditambahkan 7,5 mL TCA 1%, serta 2,5 mL asetonitril dan

ditambahkan aquades sampai tanda batas. Kemudian larutan tersebut divortex

selama 1 menit, diultrasonik selama 30 menit, dikocok selama 10 menit, dan

disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Supernatan yang

diperoleh dipindahkan ke beaker glass dengan melewatkan kertas saring.

Kemudian, larutan supernatan dipipet sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke labu

ukur 25 mL, setelah itu ditambahkan asetonitril-aquades (50:50) sampai tanda

batas. Larutan sampel digunakan untuk direaksikan dengan NPP.

4.6.1.6 Aplikasi Nanopartikel Perak (Octaviana dkk., tanpa tahun)

Larutan sampel susu bubuk bayi (supernatan) dipipet sebanyak 2 mL

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 25 mL, kemudian ditambahkan NPP dengan

volume 3 mL dan selanjutnya dikocok perlahan. Setelah itu diamati perubahan

warna yang terjadi, lalu dilakukan analisis dengan UV-Vis untuk mengetahui nilai

Page 61: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

41

absorbansi dan panjang gelombang. Setelah itu, konsentrasi melamin pada sampel

dihitung dengan mengimplementasikan nilai absorbansi dari sampel yang telah

dicampurkan dengan NPP, pada persamaan regresi linier yang didapatkan dari

larutan standar seri dari poin 4.6.3.1.

4.6.2 Pembuatan Larutan Standar Melamin

4.6.2.1 Pembuatan Larutan Induk Melamin 100 ppm

Standar melamin ditimbang sebanyak 0,005 g, kemudian dilarutkan dengan

metanol-aquades (50:50) dalam labu ukur 50 mL. Setelah itu dihomogenkan.

4.6.2.2 Pembuatan Larutan Melamin 0,25 ppm

Larutan melamin 0,25 ppm didapatkan dari pengenceran larutan melamin

100 ppm. Larutan induk 100 ppm dipipet sebanyak 25 µL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 mL, kemudian dihomogenkan.

4.6.2.3 Pembuatan Larutan Melamin 1,5 ppm

Larutan melamin 1,5 ppm didapatkan dari pengenceran larutan melamin

100 ppm. Larutan induk 100 ppm dipipet sebanyak 150 µL dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 10 mL, kemudian dihomogenkan.

4.6.2.4 Pembuatan Larutan Melamin 2 ppm

Larutan melamin 2 ppm didapatkan dari pengenceran larutan melamin 100

ppm. Larutan induk 100 ppm dipipet sebanyak 200 µL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 mL, kemudian dihomogenkan.

Page 62: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

42

4.6.2.5 Pembuatan Larutan Melamin 2,5 ppm

Larutan melamin 2,5 ppm didapatkan dari pengenceran larutan melamin

100 ppm. Larutan induk 100 ppm dipipet sebanyak 250 µL dan dimasukkan ke

dalam labu ukur 10 mL, kemudian dihomogenkan.

4.6.2.6 Pembuatan Larutan Melamin 5 ppm

Larutan melamin 5 ppm didapatkan dari pengenceran larutan melamin 100

ppm. Larutan induk 100 ppm dipipet sebanyak 500 µL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 mL, kemudian dihomogenkan.

4.6.3 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan NPP

4.6.3.1 Kurva Baku Standar Melamin

Kurva baku standar melamin didapatkan dari larutan standar seri melamin

0,25; 1.5; 2; 2.5; 5 ppm yang ditambahkan dengan NPP. Sebanyak 2 mL larutan

standar seri melamin ditambahkan dengan 3 mL NPP. Setelah itu diletakkan ke

dalam UV-Vis untuk didapatkan nilai absorbansi dan didapatkan persamaan regresi

linier.

4.6.3.2 Uji Linearitas NPP

Linearitas metode ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara

konsentrasi standar pada sumbu x dan absorbansi pada sumbu y. Linearitas

melamin ditetapkan dengan membuat deret standar sebanyak 5 konsentrasi pada

rentang 0,25-5 ppm sesuai poin 4.6.3.1 dengan replikasi sebanyak tiga kali.

Hubungan antara konsentrasi melamin dengan respon rata-rata diimplementasikan

dalam persamaan regresi linier (y = a + bx) dan koefisien korelasi (r).

Page 63: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

43

4.6.3.3 Uji LOD dan LOQ NPP

Perhitungan LOD dan LOQ dilakukan dengan menambahkan larutan

standar seri 0,25-5 ppm sebanyak 2 mL ke dalam 3 mL NPP (poin 4.6.3.1).

Persamaan linier yang diperoleh pada uji linieritas selanjutnya digunakan untuk

menghitung LOD dan LOQ. LOD dan LOQ dihitung dari rerata kemiringan garis

dan simpangan baku intersep kurva standar yang diperoleh dengan rumus (Baskoro,

2012) :

SB = √∑ (𝑦−𝑦1)2

𝑛−2

LOD = 3 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

LOQ = 10 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

Keterangan: SB = simpangan baku intersep kurva standar

LOD = batas deteksi

LOQ = batas kuantifikasi

4.6.3.4 Uji Presisi NPP

Nilai presisi diwakilkan oleh nilai simpangan baku dan % simpangan baku

relatif (% SBR) dari keterulangan masing-masing deret standar melamin yang

diukur pada suatu konsentrasi dengan multireplikasi (sebanyak 3 kali pengulangan).

Ketelitian diukur dengan menghitung persentase simpangan baku relatif (% SBR)

dengan rumus (Baskoro, 2012):

SB = √∑ (𝑥𝑖−𝑥)𝑛

𝑖=1

𝑛−1

Simpangan Baku Relatif (SBR) (%) = 100 𝑆𝐵

𝑥

Page 64: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

44

Keterangan: xi = perolehan kembali ulangan ke-i

x = rerata perolehan kembali

n = banyaknya ulangan

4.6.3.5 Uji Akurasi NPP

Ketepatan metode ini ditentukan dengan metode penambahan dan

dinyatakan sebagai persen temu balik. Temu balik merupakan jumlah standar yang

dapat diperoleh kembali setelah ditambahkan ke dalam contoh. Penentuan akurasi

NPP dilakukan dengan menambahkan larutan standar 2,5 ppm sebanyak 2 mL ke

dalam pengaplikasian sampel dengan NPP seperti pada poin 4.6.1.6. Kadar standar

yang terukur dalam sampel menggunakan metode penambahan baku dapat dihitung

dengan rumus (Harmita, 2004):

C = S (𝑅1

𝑅2−𝑅1)

Keterangan: C = kadar standar yang terukur dalam sampel

S = kadar standar yang ditambahkan pada sampel

R1 = respon yang diberikan sampel

R2 = respon yang diberikan campuran sampel dengan tambahan

standar

Perhitungan temu balik dapat juga ditetapkan dengan rumus sebagai berikut

(Harmita, 2004):

%TB = 𝑎−𝑏

𝑐 × 100%

Keterangan: a = konsentrasi sampel + konsentrasi standar yang terukur

b = konsentrasi sampel

c = konsentrasi standar teoritis yang ditambahkan

Page 65: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

45

4.6.4 Validasi Metode Analasis Melamin Menggunakan HPLC (Lestari, 2011)

4.6.4.1 Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak dibuat dari campuran asetonitril-aquabides dengan perbandingan

50 : 50 (v/v).

4.6.4.2 Pembuatan Larutan Baku Melamin 100 ppm

Melamin baku ditimbang sebanyak 0,01 g dan dimasukkan ke dalam labu

ukur 100 mL. Kemudian dilarutkan dengan fase gerak sampai batas tanda batas,

lalu disonikator hingga larut.

4.6.4.3 Pembuatan Kurva Baku Melamin

Pembuatan larutan kurva baku melamin dibuat dari larutan baku melamin

100 ppm. Dari larutan baku melamin 100 ppm dipipet sebanyak 50 µL, 200 µL, 600

µL, 800 µL, dan 1000 µL, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

dan ditambahkan dengan fase gerak (asetonitril-aquabides) sampai batas tanda,

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0.5, 2, 6, 8, 10 ppm, kemudian

disonikasi selama 15 menit.

Kolom HPLC dijenuhkan dengan fase gerak selama 20 menit. Detektor

diatur pada panjang gelombang 240 nm. Kemudian larutan dengan konsentrasi 0.5,

2, 6, 8, dan 10 ppm disuntikkan sebanyak 1 µL ke dalam loop injector HPLC

dengan kecepatan alir fase gerak 1 mL/menit. Lalu didapatkan luas puncak pada

kromatogram dan dibuat kurva baku serta persaman regresinya.

4.6.4.4 Uji Linearitas HPLC

Larutan kurva baku melamin 0.5, 2, 6, 8, 10 ppm diinjeksikan pada HPLC.

Persamaan regresi linier HPLC menunjukkan hubungan antara konsentrasi

Page 66: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

46

melamin (x) dengan luas area (y), dan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yang

menunjukkan bagus atau tidaknya linieritas.

4.6.4.5 Uji LOD dan LOQ HPLC

Uji LOD dan LOQ dilakukan dengan perhitungan secara statistika melalui

persamaan garis linier dari kurva baku. Dengan rumus sebagai berikut:

SB = √∑ (𝑦−𝑦1)2

𝑛−2

LOD = 3 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

LOQ = 10 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

Keterangan: SB = simpangan baku intersep kurva standar

LOD = batas deteksi

LOQ = batas kuantifikasi

Page 67: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

47

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik (panjang gelombang

dan ukuran) nanopartikel perak yang disintesis menggunakan bioreduktor ekstrak

buah kersen, nilai parameter validasi metode (linearitas, LOD, LOQ, presisi dan

akurasi) analisis melamin menggunakan nanopartikel perak dengan bioreduktor

ekstrak buah kersen, serta perbandingan nilai parameter validasi metode (linearitas,

LOD dan LOQ) analisis melamin menggunakan nanopartikel perak hasil bioreduksi

ekstrak buah kersen dengan metode analisis melamin menggunakan HPLC yang

telah tervalidasi. Penelitian ini dilakukan dalam 6 tahap, yaitu pembuatan

nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak buah kersen, karakterisasi larutan

nanopartikel perak, preparasi sampel susu bubuk bayi, aplikasi nanopartikel perak,

validasi metode analisis melamin menggunakan UV-Vis, dan validasi metode

analisis melamin menggunakan HPLC.

5.1 Analisis Melamin Menggunakan Nanopartikel Perak

5.1.1 Pembuatan Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Buah

Kersen

Tahap awal dalam penelitian ini adalah membuat ekstrak buah kersen

(EBK). Buah kersen yang digunakan berwarna merah segar, karena menurut Farida

(2009) dan Ningsih dkk (2017), kandungan flavonoid dan vitamin C yang tertinggi

terdapat pada buah kersen yang matang dan segar. Pelarut yang digunakan untuk

ekstraksi adalah aquades, karena flavonoid dan vitamin C memiliki sifat yang

Page 68: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

48

serupa dengan aquades yaitu polar, sehingga flavonoid dan vitamin C dapat terlarut

dalam aquades. Selain itu, Payapo dkk. (tanpa tahun), membuktikan bahwa ekstrak

aquades pada daun ketapang lebih baik dalam proses biosintesis nanopartikel perak

dibandingkan dengan pelarut lain seperti n-heksan, kloroform, dan etil asetat,

karena pada pelarut-pelarut tersebut secara kualitatif tidak menunjukkan perubahan

warna menjadi kuning hingga kuning kecoklatan dan secara kuantitatif nilai

absorbansinya semakin menurun yang menandakan mulai terbentuknya kluster

yang lebih besar akibat mulainya beragregasi, kemudian pemanasan dilakukan

selama 15 menit pada suhu 80°C, kandungan fenolik pada tumbuhan dapat

diekstrak secara optimum pada suhu tersebut tanpa ada kerusakan gugus fenoliknya

(Ibrahim, 2015), sedangkan vitamin C dengan pemanasan 80°C mengalami

penurunan kadar yang paling signifikan diantara suhu 40°C dan 60°C pada waktu

100 menit (Hok dkk, 2007), sehingga agar kandungan vitamin C tidak mengalami

penurunan kadar maka pemanasan dilakukan selama 15 menit. Setelah dilakukan

pemanasan, kemudian EBK dibiarkan sampai mencapai suhu ruang. Ekstrak buah

kersen yang telah tersaring tersebut dilihat panjang gelombangnya menggunakan

UV-Vis. Berdasarkan data UV-Vis, pada EBK terdapat serapan pada 216 nm atau

daerah Ultra Violet (UV), yaitu pada panjang gelombang 200-400 nm (Gambar

5.1).

Page 69: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

49

Gambar 5.1. Spektra Panjang Gelombang Maksimal Ekstrak Buah Kersen

Tabel 5.1 Perbedaan Panjang Gelombang Maksimal Kersen dari Beberapa

Literatur

No. Panjang Gelombang Maksimal

(nm) Literatur

1 258 Hasil penelitian

2 277 Anjani dkk., 2016

3 ±300 Novita, 2016

4 209,19 Ferdinal dkk., 2016

Perbedaan panjang gelombang ini diakibatkan berbedanya pelarut yang

digunakan. Panjang gelombang khas flavonoid adalah pada rentang 300-560 nm

dan 230-285 nm (Novita, 2016). Pada spektrum 277 nm menggunakan pelarut

metanol, spektrum tersebut diduga merupakan flavonoid golongan flavanol (Anjani

dkk., 2016). Pada spektrum ± 300 nm menggunakan pelarut aquades dengan

pemanasan menggunakan panas matahari secara tidak langsung selama 15 menit

menit. Pada spektrum UV-Vis 209,19 nm menggunakan pelarut metanol dan

spektrum menunjukkan bahwa tidak adanya ikatan rangkap berkonjugasi karena

transisi elektronnya dari π-π* (Ferdinal dkk., 2016). Pada penelitian ini muncul dua

puncak serapan, yaitu 258 nm dan 216 nm. Serapan pada panjang gelombang 258

258 nm

Page 70: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

50

nm diduga adanya transisi elektron-elektron yang tidak berikatan ke orbital anti

ikatan (n π*) oleh suatu gugus C=O. Serapan ini terjadi pada panjang gelombang

yang panjang dan intensitasnya rendah (Sastrohamidjojo, 2001; Gafur dkk., tanpa

tahun), sedangkan serapan pada panjang gelombang 216 nm diduga adanya transisi

elektron n σ yang disebabkan oleh suatu auksokrom yang tidak terkonjugasi

yang mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang sekitar 200 nm yang memiliki

gugus –OH (Creswell dkk., 2005; Gafur dkk., tanpa tahun).

Langkah selanjutnya yaitu membuat AgNO3 1 mM sebagai prekursor

nanopartikel perak. Menurut Ristian (2013), AgNO3 dengan konsentrasi 1 mM

memiliki kestabilan yang lebih baik dibandingkan dengan AgNO3 0,5 mM dan 1,5

mM, karena pada pengukuran panjang gelombang, prekursor AgNO3 1 mM tidak

terjadi perubahan yang signifikan hingga periode waktu 7 hari, sehingga larutan

NPP hasil sintesis tersebut relatif cukup stabil. Setelah itu, dilihat panjang

gelombang AgNO3 1 mM dengan menggunakan UV-Vis. Menurut penelitian

Babaahmadi dkk. (2016), panjang gelombang AgNO3 1 mM berada pada sekitar

210 nm. Pada penelitian ini, spektrum serapan spektrofotometer UV-Vis pada

larutan AgNO3 1 mM (Gambar 5.2) menunjukkan adanya serapan pada panjang

gelombang 215 nm. Larutan AgNO3 1 mM diukur panjang gelombang maksimal

untuk dibandingkan dengan spektra NPP.

Page 71: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

51

Gambar 5.2 Spektra Panjang Gelombang Maksimal AgNO3 1 mM

Tabel 5.2 Perbedaan Panjang Gelombang Maksimal AgNO3 1 mM dari Beberapa

Literatur

No. Panjang Gelombang Maksimal

(nm) Literatur

1 215 Hasil penelitian

2 ± 200 Selvam et al., 2016

3 ± 220 Phanjom and Ahmed, 2015

4 ± 210 Babaahmadi et al., 2016

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, AgNO3 1 mM berada pada daerah UV dengan

panjang gelombang ± 216 nm, sehingga hasil pada penelitian ini sesuai dengan

literatur. Langkah selanjutnya adalah pembuatan nanopartikel perak. Pembuatan ini

mengacu pada penelitian Sarib dkk. (2017), dimana buah kersen yang telah

diekstrak diambil sebanyak 5 mL dan dicampurkan dengan 20 mL AgNO3 1 mM

tetes demi tetes, serta dipanaskan secara tidak langsung dengan panas matahari

selama 1 jam. Menurut Sarib dkk. (2017) penyinaran pada biosintesis NPP

dilakukan secara tidak langsung untuk menghindari NPP terbentuk pekat, sehingga

agar tidak mudah terbentuk agregasi. Pada penelitian ini, NPP yang terbentuk

berwarna kuning kecoklatan, hal ini sesuai dengan teori Sarib dkk. (2017) yang

215 nm

Page 72: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

52

menyatakan bahwa keberhasilan terbentuknya NPP ditandai dengan adanya

perubahan warna dari bening menjadi kuning hingga kuning kecoklatan seiring

dengan bertambahnya waktu penyinaran. Terbentuknya NPP tidak hanya ditandai

dengan perubahan warna larutan, melainkan juga dengan munculnya puncak

absorbansi pada kisaran 400-450 nm (Sarib dkk., 2017). Hasil spektrum NPP pada

penelitian ini menunjukkan adanya puncak absorbansi pada kisaran 400-450 nm,

yaitu pada 419 nm (Gambar 5.3). Berdasarkan pengamatan terhadap warna dan

spektrum UV-Vis menegaskan bahwa larutan tersebut telah terbentuk NPP.

Gambar 5.3 Spektra Panjang Gelombang Maksimal Nanopartikel Perak

Gambar 5.4 Spektra Panjang Gelombang Gabungan AgNO3, NPP, dan Ekstrak

Buah Kersen

419 nm

nm

Page 73: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

53

Berdasarkan panjang gelombang AgNO3 1 mM, NPP, dan ekstrak buah

kersen pada Gambar 5.4 di atas, panjang gelombang AgNO3 1 mM dan EBK berada

pada daerah UV karena larutan tersebut tidak berwarna, sedangkan NPP berada

pada daerah Visible. Pergeseran panjang gelombang tersebut menandakan bahwa

terdapat interaksi antara AgNO3 dan EBK.

(a) (b) (c)

Gambar 5.5 (a) AgNO3 Tidak Berwarna, (b) Ekstrak Buah Kersen Tidak

Berwarna, (c) Nanopartikel Perak Berwarna Kuning

Buah kersen dapat digunakan untuk mensintesis nanopartikel perak.

Berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 22, dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang

Allah ciptakan di muka bumi ini merupakan rezeki terhadap hambaNya. Hamka

menjelaskan bahwasanya Allah telah menyediakan bumi dan seisinya untuk

dimanfaatkan oleh manusia. Seperti kebun-kebun dan sawah-sawah bisa diolah dan

diambil hasilnya tiap tahun untuk dimakan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan

manusia (Hamka, 1983).

Prinsip sintesis nanopartikel perak secara biosintesis ialah memanfaatkan

bahan biologis seperti tumbuhan sebagai agen pereduksi. Biosintesis NPP ini terjadi

karena di dalam EBK terdapat senyawa anti oksidan sebagai bioreduktor seperti

Page 74: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

54

vitamin C sebesar 90 mg per 100 g (Rahman dkk., 2010) dan flavonoid sebesar 0,98

mg/g (Chen et al., 2017). Dugaan kuat bahwa vitamin C dan flavonoid yang

terkandung yang menjadi bioreduktor karena senyawa tersebut memiliki gugus ̠ OH

yang mampu untuk mendonorkan proton. Selain itu, jika dilihat dari data potensial

reduksi dari Ag+ sebesar +0,80 V, maka vitamin C dan flavonoid dapat mereduksi

ion Ag+. Hal ini dikarenakan potensial reduksi vitamin C dan flavonoid di bawah

potensial reduksi dari Ag+ yaitu +0,35 V dan +0,33 V sehingga akan dapat

mereduksi ion Ag+ menjadi Ag0 yang merupakan NPP (Sarib dkk., 2017).

5.1.2 Karakterisasi Larutan Nanopartikel Perak

Karakterisasi larutan NPP ini dilakukan untuk mengetahui stabilitas NPP

yang terbentuk. Stabilitas NPP ini dapat diketahui dengan melihat panjang

gelombang dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan ukuran NPP

menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Panjang gelombang NPP tiap minggu

dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Stabilitas NPP

Minggu ke- Panjang Gelombang (nm) Absorbansi

1 419.00 1.601

2 420.50 1.943

3 419.50 2.217

4 421.00 2.378

5 419.00 2.479

Berdasarkan data pada Tabel 5.3, panjang gelombang NPP berada pada

kisaran 400-450 nm dan menurut Saputra dkk (2011), sampel hasil sintesis yang

terbentuk pada panjang gelombang 400-450 nm merupakan nanopartikel perak

Page 75: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

55

(Ag0), sedangkan sampel yang terbentuk pada panjang gelombang 370-400 nm

merupakan ion perak (Ag+), bentuk Ag+ dapat diartikan bahwa proses reduksi kimia

belum berjalan dengan sempurna. Panjang gelombang NPP yang terbentuk

mengalami perubahan setiap minggu dan nilai absorbansinya semakin meningkat.

Kestabilan NPP hasil sintesis diketahui melalui pengukuran menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Perubahan panjang gelombang NPP pada tiap minggu

mengalami kenaikan dan penurunan. Jika terjadi pergeseran puncak serapan ke

panjang gelombang yang lebih besar, menunjukkan bahwa kestabilan NPP masih

rendah dikarenakan telah terjadi peristiwa aglomerasi (Wahyudi dkk., 2011),

meskipun spektrum NPP ini mengalami kenaikan dan penurunan, akan tetapi masih

dalam rentang panjang gelombang terbentuknya nanopartikel perak, yaitu pada

400-450 nm. Nilai absorbansi pada NPP semakin meningkat tiap minggu. Hal ini

menandakan terbentuknya nanopartikel perak. Nilai absorbansi larutan berbanding

lurus dengan konsentrasi nanopartikel perak dalam larutan. Semakin tinggi nilai

absorbansi, maka konsentrasi nanopartikel dalam larutan semakin tinggi (Masakke

dkk., 2014).

Selain dengan melihat serapan spektra pada spektrofotometer, kestabilan

NPP dapat dilihat dari perubahan ukuran menggunakan instrumen PSA (Particle

Size Analyzer). Prinsip dari pengukuran ukuran NPP menggunakan PSA ini yaitu

dengan memanfaatkan hamburan inframerah yang ditembakkan oleh alat ke sampel

sehingga sampel akan bereaksi menghasilkan gerak Brown (gerak acak dari partikel

yang sangat kecil dalam cairan akibat dari benturan dengan molekul-molekul yang

ada dalam zat cair). Gerak inilah yang kemudian dianalisis oleh alat, semakin kecil

Page 76: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

56

ukuran molekul maka akan semakin cepat gerakannya (Malvern Instrumen Limited,

2012).

Tabel 5.4 Data Perubahan Ukuran NPP

Minggu ke- Ukuran (nm)

1 58,30

2 62,50

3 64,60

4 139,65

5 140,90

Tabel 5.4 di atas merupakan data ukuran nanopartikel perak dalam skala

nanometer yang diperoleh menggunakan instrumen Particle Size Analyzer (PSA),

sehingga apabila dibuat kurva ukuran NPP setiap minggu maka akan diperoleh

kurva seperti di bawah ini:

Gambar 5.6 Ukuran NPP Tiap Minggu

Gambar 5.6 di atas menunjukkan bahwa ukuran NPP semakin besar. Pada

minggu pertama sampai pada minggu ketiga, ukuran NPP berada pada rentang 1-

100 nm yang mana ukuran tersebut adalah skala ukuran terbentuknya nanopartikel,

sedangkan pada minggu keempat dan kelima, ukuran NPP sudah melebihi 100 nm,

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 1 2 3 4 5 6

Ukura

n (

nm

)

Minggu ke-

Page 77: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

57

yang artinya telah teragregasi. Agregasi ini disebabkan oleh efek gerak Brown dan

gaya Van der Waals dalam larutan nanopartikel (Masakke dkk., 2014). Adanya

kecenderungan nanopartikel untuk beragregasi menyebabkan ukuran atau diameter

nanopartikel tidak seragam.

Gambar 5.7 Absorbansi dan Ukuran NPP yang Semakin Meningkat pada Tiap

Minggu

Gambar 5.7 di atas menunjukkan hubungan antara absorbansi dan ukuran

nanopartikel perak pada tiap minggu. Data tersebut menunjukkan bahwa tiap

meningkatnya absorbansi, maka ukuran nanopartikel juga semakin meningkat,

sehingga stabilitas NPP pada penelitian ini pada minggu pertama sampai minggu

kelima berada pada rentang panjang gelombang nanopartikel, akan tetapi pada

minggu keempat ukuran nanopartikel melebihi batas NPP yaitu antara 1-100 nm.

5.1.3 Preparasi Sampel Susu Bubuk Bayi

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel dengan kadar

protein tertinggi dari sampel susu bubuk bayi lainnya, karena penambahan melamin

secara ilegal pada susu ditujukan untuk meningkatkan kadar nitrogen yang tinggi

(66% massa) sehingga pada saat susu diperiksa, susu tersebut seperti mempunyai

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Ukura

n (

nm

)

Absorbansi

Page 78: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

58

kandungan protein yang tinggi, karena secara umum kandungan protein ditetapkan

menggunakan metode Kjeldahl dengan cara menentukan kandungan nitrogennya.

Preparasi sampel dilakukan dengan memasukkan 1 g serbuk susu ke dalam labu

ukur 25 mL, kemudian ditambahkan dengan 7,5 mL TCA 1%. Penambahan TCA

ini akan mengendapkan protein yang terdapat dalam susu, yaitu kasein (Saria,

2012), sedangkan melamin tidak dapat mengendap (supernatan). Setelah itu,

ditambahkan dengan 2,5 mL asetonitril dan ditambahkan dengan aquades sampai

tanda batas. Penambahan asetonitril ini untuk membantu proses pengendapan

protein (kasein) dalam susu. Hal ini dibuktikan dengan warna cairan supernatan

menjadi lebih bening setelah ditambahkan dengan asetonitril. Pada tahap ini,

konsentrasi sampel adalah 40.000 ppm. Asetonitril memiliki konstanta dielektrik

yang lebih rendah dari aquades, yaitu pada suhu 25°C sebesar 35,94-36,70 K

(Dortmun Data Bank, 2013 dalam Mardiana dkk., 2014), sedangkan aquades

sebesar 78,3 K (Malmberg and Maryott, 1956 dalam Mardiana dkk., 2014).

Semakin besar konstanta dielektrik pelarut, semakin kecil gaya tarik dari bahan

terlarut. Penambahan asetonitril menurunkan konstanta dielektrik medium pelarut,

sehingga memudahkan terbentuknya agregasi protein kasein (Mardiana dkk.,

2014), kemudian larutan tersebut divortex selama 1 menit, diultrasonik selama 30

menit, dikocok selama 10 menit, dan disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan

4000 rpm. Proses sentrifugasi dapat memisahkan lemak pada susu dari komponen

lain dengan baik melalui proses pengocokan (Mardiana dkk., 2014). Setelah itu

akan terbentuk dua fase. Fase supernatan dipindahkan ke beaker glass 100 mL

dengan melewatkan kertas saring Whattman. Kemudian, larutan supernatan dipipet

Page 79: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

59

sebanyak 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL, setelah itu

ditambahkan dengan asetonitril-aquades (50:50) sampai tanda batas. Pada tahap

pengenceran ini, konsentrasi sampel menjadi 16.000 ppm. Setelah itu, larutan ini

diaplikasikan ke NPP untuk dianalisis.

5.1.4 Aplikasi Nanopartikel Perak

Aplikasi NPP pada sampel susu dilakukan dengan metode kolorimetri, yaitu

dengan melihat perubahan warna yang terjadi. Prinsip metode kolorimetri berbasis

nanopartikel perak adalah kemampuan agregasi nanopartikel perak. Ketika

nanopartikel beragregasi (satu sama lain saling mendekat), interaksi bidang mereka

menuntun terjadinya penggabungan plasmon interpartikel dan mengakibatkan

pergeseran LSPR (Localized Surface Plasmon Resonance). Ketika nanopartikel

teragregasi, LSPR akan bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang dan

melebar (Nafia, 2012). Pergeseran LSPR ini ditandai dengan adanya perubahan

warna pada larutan. Pada penelitian ini, terdapat perubahan dari kuning menjadi

merah. Perubahan warna menjadi merah ini terjadi karena nanopartikel perak

distabilkan oleh sitrat yang bermuatan negatif yang dapat menangkal gaya Van Der

Walls dan menjaga NPP yang terdapat dalam larutan agar tidak teragregasi. Ketika

adanya melamin, melamin tersebut berinteraksi dengan NPP yang bermuatan

negatif melalui ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara NPP dan melamin

menyebabkan agregasi. Selama terjadinya agregasi, warna kuning dari NPP

berubah menjadi berwarna merah (Kumar et al., 2016), seperti pada Gambar 5.8.

Page 80: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

60

(a) (b)

Gambar 5.8 Penampakan Visual (a) NPP Berwarna Kuning dan (b) Sampel +

NPP Berwarna Merah

Gambar 5.9 Penampakan Visual NPP + Melamin (Kumar et al., 2016)

Gambar 5.8 di atas menunjukkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

sedangkan gambar 5.9 menunjukkan aplikasi nanopartikel untuk deteksi melamin

pada metode kolorimetri. Semakin besar konsentrasi yang ditambahkan, perubahan

warna menjadi merah akan semakin pekat.

Selanjutnya, untuk memastikan apakah perubahan warna tersebut

disebabkan oleh adanya melamin atau bukan, maka dapat dilihat dari panjang

gelombang maksimal sampel dibandingkan dengan panjang gelombang maksimal

standar melamin, seperti pada Tabel 5.5 di bawah ini:

Tabel 5.5 Data Spektra Panjang Gelombang Sampel, Melamin, dan NPP

No. Spektrum Literatur Hasil

Penelitian

1. Melamin standar 219 nm (Ananthakumar et al., 2015) 207 nm

2. NPP 398 nm (Varun et al., 2016) 419 nm

Page 81: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

61

3. Melamin

standar+NPP ±420 nm (Varun et al., 2016) 430 nm

4. Sampel susu ±200 nm (Ananthakumar et al., 2015) 206 nm

Berdasarkan Tabel 5.5, panjang gelombang melamin standar pada hasil

penelitian adalah 207 nm, sedangkan pada literatur adalah 219 nm. Perbedaan

panjang gelombang ini dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan. Pada hasil

penelitian yang dilakukan mengunakan pelarut metanol:aquades (50:50),

sedangkan pada literatur (Ananthakumar et al., 2015) menggunakan aquades,

sehingga terjadi pergeseran hipsokromik yang mana panjang gelombangnya

bergeser semakin kecil akibat pengaruh kepolaran pelarut yang digunakan, karena

metanol bersifat semi polar. Spektrum NPP pada literatur menunjukkan panjang

gelombang sebesar 398 nm, sedangkan pada penelitian menunjukkan panjang

gelombang sebesar 419 nm, hal ini diakibatkan instrumen yang digunakan berbeda,

pada Varun et al. (2016) menggunakan instrumen SPR (Surface Plasmon

Resonance), sedangkan pada penelitian yang dilakukan menggunakan instrumen

UV-Vis. Ukuran NPP pada penelitian Varun et al. (2016) pada panjang gelombang

398 nm adalah pada rentang 7-15 nm, sedangkan pada hasil penelitian memiliki

ukuran 58 nm pada panjang gelombang 419 nm.

Tabel 5.6 Ukuran Partikel dan Panjang Gelombang dari Nanopartikel Perak

(Solomon et al., 2007)

No. Panjang Gelombang (nm) Ukuran (nm)

1. 395-405 10-14

2. 420 35-50

3. 438 60-80

Page 82: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

62

Berdasarkan Tabel 5.6, ukuran nanopartikel pada panjang gelombang 398

nm adalah berada pada rentang 10-14 nm dan panjang gelombang 419 nm berada

pada rentang 35-50 nm, sedangkan pada penelitian ini ukuran NPP yang diperoleh

adalah 58,30 nm, hal ini disebabkan pengukuran yang dilakukan menggunakan

instrumen PSA tidak langsung dilakukan pada hari terbentuknya larutan NPP, maka

faktor waktu kontak NPP memberikan pengaruh pada ukuran NPP menjadi semakin

besar.

Berdasarkan Tabel 5.5, data spektrum melamin standar+NPP menurut

literatur adalah berada pada panjang gelombang ±420 nm (Varun et al., 2016),

sedangkan pada hasil penelitian yang didapatkan berada pada panjang gelombang

430 nm. Berdasarkan panjang gelombang NPP (419 nm) dibandingkan dengan

panjang gelombang setelah ditambahkan dengan larutan standar melamin (430 nm),

terlihat adanya pergeseran panjang gelombang, hal ini menunjukkan adanya

interaksi antara NPP dan melamin. Pergeseran panjang gelombang yang semakin

tinggi ini menunjukkan bahwa NPP yang ditambahkan melamin mengalami

agregasi (Wahyudi dkk., 2011), karena prinsip metode kolorimetri berbasis

nanopartikel perak adalah kemampuan agregasi NPP, ketika NPP yang

ditambahkan dengan analit yang akan dideteksi maka akan menyebabkan

pergeseran panjang gelombang ke yang lebih besar. Selanjutnya, data spektrum

sampel susu menurut literatur adalah ±200 nm (Ananthakumar et al., 2015),

sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan panjang gelombang

maksimal 206 nm. Berdasarkan panjang gelombang pada hasil penelitian ini,

panjang gelombang sampel susu (206 nm) mendekati melamin standar (207 nm),

Page 83: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

63

dan berdasarkan metode kolorimetri, terdapat perubahan warna dari kuning menjadi

merah, sehingga nanopartikel perak menggunakan bioreduktor ekstrak buah kersen

dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan melamin dengan menunjukkan

adanya perubahan warna secara organoleptis dari kuning menjadi merah, dan

perubahan warna tersebut ketika dianalisis kualitatif menggunakan instrumen UV-

Vis memperoleh panjang gelombang yang mendekati panjang gelombang standar

analit yang dianalisis.

5.1.5 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan NPP

Pada penelitian ini, metode validasi yang diteliti adalah linearitas, LOD,

LOQ, presisi, dan akurasi.

5.1.5.1 Linearitas NPP

Uji linearitas merupakan suatu metode analisis yang menggambarkan

kemampuan suatu alat untuk memperoleh hasil pengujian yang sebanding dengan

kadar analit dalam zat uji pada rentang kadar tertentu (Baskoro, 2012). Data

linearitas didapatkan dengan cara membuat kurva hubungan antara konsentrasi

standar melamin pada sumbu x dan absorbansi pada sumbu y. Sebelum didapatkan

data linearitas, terlebih dahulu dibuat kurva baku standar melamin dengan

konsentrasi 0,25; 1,5; 2; 2,5; 5 ppm. Larutan standar melamin tersebut ditambahkan

dengan NPP sebanyak 3 mL untuk kemudian diletakkan ke dalam UV-Vis dengan

pengulangan 3x serapan, sehingga didapatkan nilai absorbansi rata-rata, seperti

pada Tabel 5.7.

Page 84: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

64

Tabel 5.7 Hasil Analisis Larutan Standar Melamin menggunakan UV-Vis

Dari data nilai absorbansi di atas, kemudian diolah menggunakan Microsoft

Excel 2013, sehingga didapatkan kurva kalibrasi yaitu:

Gambar 5.10 Kurva Regresi Linier Larutan Standar Melamin+NPP

No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi Absorbansi Rata-

rata

1. 0,25

0,099

0,099 0,100

0,099

2. 1,50

0,081

0,080 0,081

0,080

3. 2,00

0,052

0,052 0,052

0,052

4. 2,50

0,058

0,058 0,058

0,058

5. 5,00

-0,019

-0,019 -0,019

-0,019

y = -0.0252x + 0.1107

R² = 0.9667

-0.04

-0.02

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0 1 2 3 4 5 6

Abso

rban

si

Konsentrasi (ppm)

Page 85: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

65

Berdasarkan Gambar 5.10, dapat diketahui persamaan regresi linier kurva

standar melamin adalah y = -0,0252x + 0,1107, dengan nilai r adalah 0,9667. Pada

penelitian ini, kurva regresi linier standar melamin dengan penambahan NPP,

menunjukkan korelasi yang bernilai negatif. Artinya, semakin besar konsentrasi

analit yang ditambahkan, maka absorbansinya semakin menurun.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nafia (2012), nanopartikel perak yang

digunakan untuk mendeteksi logam Cu2+ menyebabkan penurunan absorbansi pada

tiap peningkatan konsentrasi analit yang ditambahkan, sedangkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Octaviana dkk. (tanpa tahun), nanopartikel emas dengan

bioreduktor ekstrak daun belimbing wuluh yang digunakan untuk mendeteksi

melamin juga mengalami penurunan absorbansi pada tiap peningkatan konsentrasi

analit. Penelitian yang dilakukan oleh Varun et al. (2016) menunjukkan penurunan

absorbansi nanopartikel perak dengan reduktor asam askorbat untuk mendeteksi

melamin dalam sampel susu. Ketika adanya penambahan melamin, NPP dapat

terganggu oleh variasi intensitas absorbansi dari beberapa konsentrasi standar

melamin. Gangguan dalam sintesis NPP mungkin disebabkan oleh interaksi yang

kuat antara ikatan hidrogen dengan agen pereduksi dan analit yang akan dianalisis

(Gambar 5.11). Melamin merupakan nukleofil kuat yang memiliki sembilan sisi

ikatan hidrogen. Dengan demikian, melamin khusus akan berinteraksi dengan

pereduksi melalui ikatan hidrogen yang mengganggu dalam proses sintesis NPP.

Interaksi ikatan hidrogen mengkonsumsi sejumlah reduktor yang dengan demikian

tidak memiliki agen pereduksi yang cukup untuk mengurangi ion Ag, yang

mengakibatkan melemahnya kemampuan untuk mengurangi reduktor, maka akan

Page 86: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

66

mengakibatkan gangguan dari pembentukan partikel nano, sehingga semakin besar

konsentrasi melamin, maka absorbansi semakin menurun dan penurunan

absorbansi dikarenakan oleh penurunan jumlah NPP.

Gambar 5.11 Skema Ilustrasi Kemungkinan Mekanisme Terganggunya NPP dan

Interaksi Ikatan Hidrogen dengan Melamin dan Asam Askorbat (Varun et al.,

2016)

Tabel 5.8 Parameter Statistika Larutan Standar Melamin

No. Parameter Statistika Data Statistik

1. Persamaan regresi linier y = bx + a (Harmita, 2004)

y = -0,0252x + 0,1107

2. Intersep (a) 0,1107

3. Kemiringan garis (b) -0,0252

4. Koefisien korelasi (r) 0,9667

Tabel 5.8 merupakan data parameter statistika larutan standar melamin

menggunakan NPP. Linearitas dinyatakan dalam koefisien korelasi (r). Koefisien

korelasi (r) pada penelitian ini adalah 0,9667. Nilai tersebut kurang memenuhi

syarat yang ditetapkan oleh AOAC guidelines (2002), yaitu 0,9900. Nilai koefisien

Page 87: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

67

korelasi yang kurang tinggi menunjukkan hubungan yang kurang linear antara

sinyal detektor yang terukur dan jumlah melamin dalam contoh. Nilai intersep (a)

menyatakan adanya pengaruh matriks pada larutan yang dianalisis. Nilai intersep

yang semakin jauh dari nol dipengaruhi oleh matriks dalam larutan yang semakin

besar. Hal ini dapat mengganggu penentuan analit dalam contoh yang akan

dianalisis. Nilai kemiringan garis (slope/b) menyatakan sensitivitas suatu metode.

Nilai kemiringan garis yang besar menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi yang

kecil sangat berpengaruh terhadap sinyal detektor yang dihasilkan sehingga suatu

metode dapat dikatakan mempunyai sensitivitas yang sangat baik (Baskoro, 2012).

Nilai kemiringan garis pada penelitian ini adalah -0.0235. Nilai ini sangat kecil

sehingga perubahan konsentrasi yang sangat kecil tidak berpengaruh terhadap

perubahan sinyal detektor.

5.1.5.2 Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantifikasi (LOQ) NPP

Batas deteksi (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat

dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi, sedangkan batas kuantitas

(LOQ) adalah konsentrasi terendah dalam contoh yang dapat diukur secara

kuantitatif dengan akurasi dan presisi. Batas deteksi dan batas kuantifikasi

ditentukan dari persamaan regresi linier kurva standar rerata hasil penentuan uji

linearitas. Perhitungan LOD dan LOQ bisa dilihat pada Lampiran 4 poin 4.2. Nilai

LOD melamin menggunakan NPP pada penelitian ini adalah 1,207 ppm, sedangkan

nilai LOQnya adalah 4,024 ppm. Nilai batas kuantifikasi melamin yang terukur di

bawah nilai ini memberikan ketelitian dan ketepatan yang kurang baik.

Page 88: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

68

5.1.5.3 Presisi NPP

Presisi adalah ukuran kedekatan hasil analisis yang diperoleh dari

serangkaian pengukuran ulangan dari ukuran yang sama. Nilai presisi diwakilkan

oleh nilai simpangan baku dan % simpangan baku relatif (% SBR) dari

keterulangan masing-masing deret standar melamin yang diukur pada suatu

konsentrasi. Kriteria presisi diberikan jika metode memberikan nilai % SBR ≤ 2%.

Kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang dianalisis,

jumlah sampel dan kondisi laboratorium (Riyanto, 2014). Nilai SBR atau koefisien

variasi meningkat dengan menurunnya kadar analit yang dianalisis (Harmita, 2004).

Tabel 5.9 Presisi Melamin pada Batasan 0,25-5,00 ppm

Konsentrasi

(ppm)

Konsentrasi Hasil Analisis

Rata-rata

konsentrasi yang

terbaca

SD (SB) % SBR

0,25 0,451 0,0229 5,079

1,50 1,191 0,0229 1,922

2,00 2,329 0 0

2,50 2,091 0 0

5,00 5,147 0 0

Hasil pengujian presisi melamin menggunakan NPP pada konsentrasi analit

0,25 ppm menunjukkan nilai %SBR (Simpangan Baku Relatif) sebesar 5,079%,

hasil tersebut tidak memenuhi persyaratan presisi yaitu ≤ 2%, sedangkan %SBR

pada konsentrasi analit 1,50; 2,00; 2,50; dan 5,00 ppm memenuhi persyaratan

presisi, sehingga pada penelitian ini semakin besar konsentrasi analit yang

ditambahkan, maka presisinya akan semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 89: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

69

metode analisis melamin menggunakan NPP akan memberikan hasil yang presisi

apabila analit yang ditambahkan semakin besar.

5.1.5.4 Akurasi NPP

Parameter metode validasi selanjutnya adalah akurasi. Akurasi adalah

ukuran yang menujukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang

sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit

yang ditambahkan. Akurasi dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode

simulasi (spiked-placebo recovery) dan metode penambahan baku (standard

addition method) (Riyanto, 2014). Pada penelitian ini, menggunakan metode adisi

(penambahan baku), dimana sampel dianalisis lalu sejumlah analit (variasi

konsentrasi pada persamaan regresi) ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan

dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya.

Berdasarkan pada Lampiran 4.4, parameter akurasi metode NPP untuk

menganalisis melamin menunjukkan nilai %recovery sebesar 63,04% dengan

penambahan standar 2,5 ppm. Jadi, nilai akurasi metode NPP pada penelitian ini

kurang memenuhi persyaratan, yaitu dengan syarat persen perolehan kembali 98-

102 % (Alwi, 2017).

5.2 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan HPLC

5.2.1 Analisis Melamin Menggunakan HPLC

Analisis sampel yang dilakukan menggunakan HPLC dilakukan dengan

melihat waktu retensi dari sampel yang diteliti, kemudian dibandingkan dengan

standar baku melamin. Pada penelitian ini, waktu retensi sampel adalah 2,233

Page 90: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

70

menit, sedangkan waktu retensi standar melamin 4 ppm adalah 2,220 menit, seperti

pada Gambar 5.12 dan 5.13.

Gambar 5.12 Kromatogram dan Waktu Retensi Sampel pada Menit ke 2,233

Gambar 5.13 Kromatogram dan Waktu Retensi Melamin Standar 4 ppm pada

Menit ke 2,220

Pada Gambar 5.12 dan 5.13, waktu retensi sampel dan melamin standar 4

ppm tidak jauh berbeda, sehingga berdasarkan hasil yang diperoleh menggunakan

Page 91: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

71

HPLC, sampel yang dipilih mengandung melamin. Hal ini sesuai dengan uji

kualitatif secara kolorimetrik pada metode menggunakan NPP yang mana sampel

menunjukkan adanya perubahan warna dari kuning menjadi merah.

5.2.2 Pembuatan Larutan Standar Melamin

Pembuatan larutan standar melamin dengan berbagai konsentrasi ini dibuat

dari pengenceran larutan baku melamin 100 ppm. Setelah itu dipipet sebanyak 50

µL, 200 µL, 600 µL, 800 µL, dan 1000 µL dari larutan induk melamin 100 ppm,

masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan dengan

fase gerak (asetonitril-aquabides), sehingga akan didapatkan larutan standar

melamin sebesar 0.5, 2, 6, 8, 10 ppm, kemudian disonikasi selama 15 menit.

Kemudian instrumen HPLC diatur kondisinya sesuai dengan jurnal Lestari

(2011), yaitu kolom HPLC dijenuhkan dengan fase gerak selama 20 menit. Detektor

diatur pada panjang gelombang 240 nm. Kemudian larutan dengan konsentrasi 0.5,

2, 6, 8, dan 10 ppm disuntikkan sebanyak 1 µL ke dalam loop injector HPLC

dengan kecepatan alir fase gerak 1 mL/menit. Lalu didapatkan luas puncak pada

kromatogram dan dibuat kurva baku serta persaman regresinya.

5.2.3 Validasi Metode Analisis Melamin

Metode validasi analisis melamin menggunakan HPLC ini adalah linearitas,

LOD dan LOQ.

5.2.3.1 Linearitas HPLC

Uji linearitas HPLC ini didapatkan dari luas area larutan standar melamin

dengan berbagai konsentrasi. Larutan standar yang digunakan adalah 0.5, 2, 6, 8,

Page 92: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

72

10 ppm. Kemudian didapatkan persamaan regresi linier dengan x adalah konsentrasi

larutan standar, dan y adalah luas area larutan standar.

Tabel 5.10 Luas Area Larutan Standar Melamin Menggunakan HPLC

No. Konsentrasi (ppm) Luas Area

1. 0.5 0.505

2. 2 0.720

3. 6 1.741

4. 8 2.178

5. 10 2.587

Berdasarkan data konsentrasi dan luas area pada Tabel 5.11, kemudian

diolah menggunakan Microsoft Excel 2013, sehingga didapatkan persamaan regresi

linier, yaitu:

Gambar 5.14 Persamaan Regresi Linier HPLC

Persamaan regresi linier pada HPLC ini adalah y = 0,2266x + 0,3451, dengan

koefisien korelasi (r) adalah 0,9968. Nilai koefisien korelasi pada HPLC ini

memenuhi persyaratan linearitas yang telah ditetapkan oleh AOAC guidelines

(2002), yaitu 0,9900, sehingga penggunaan metode HPLC ini dapat digunakan

untuk analisis dengan hasil yang baik.

y = 0.2266x + 0.3451

R² = 0.9968

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

0 2 4 6 8 10 12

Luas

Are

a

Konsentrasi (ppm)

Page 93: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

73

5.2.3.2 Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantifikasi (LOQ) HPLC

Jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat dideteksi (LOD) pada

metode HPLC ini adalah 0,787 ppm. Sedangkan batas kuantifikasi (LOQ) analit

yang dapat diukur secara kuantitatif dengan akurasi dan presisi adalah 2,624 ppm.

Sehingga apabila metode ini digunakan untuk mengukur melamin dibawah kadar

LOQ, maka akan memberikan ketelitian dan ketepatan yang kurang baik.

5.3 Perbandingan Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan NPP dan

HPLC

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai koefisien korelasi

untuk NPP adalah 0,9667, sedangkan untuk HPLC adalah 0,9968. Nilai untuk

parameter linearitas pada HPLC lebih baik dibandingkan dengan NPP. Sehingga,

metode HPLC memiliki kemampuan analisis melamin yang lebih baik

dibandingkan dengan NPP.

Selain itu, nilai parameter LOD dan LOQ untuk NPP dibandingkan dengan

metode HPLC yang telah tervalidasi untuk mengetahui konsentrasi analit terendah

yang dapat dianalisis. Nilai LOD dan LOQ untuk NPP berturut-turut adalah 1,207

ppm dan 4,024 ppm. Sedangkan, nilai LOD dan LOQ untuk HPLC adalah 0,787

ppm dan 2,624 ppm.

Page 94: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

74

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah diperoleh,

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak buah kersen

adalah memiliki panjang gelombang 419 nm dan ukuran sebesar 58,30 nm.

2. Nilai parameter validasi metode NPP dengan bioreduktor ekstrak buah

kersen menunjukkan hasil linearitas (r) 0,9667 (syarat: ≥0,9900), LOD &

LOQ masing-masing 1,207 ppm & 4,024 ppm, nilai %SBR presisi 1,922%

pada konsentrasi standar 1,50 ppm (syarat: ≤ 2%), nilai %recovery akurasi

63,04% (syarat: 98-102%) pada konsentrasi standar 2,50 ppm.

3. Perbandingan metode validasi NPP dan HPLC untuk analisis melamin yaitu

nilai linearitas (r) 0,9667 dan 0,9968, nilai LOD NPP 1,207 ppm dan HPLC

0,787 ppm, serta nilai LOQ NPP 4,024 ppm dan HPLC 2,624 ppm.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal yang perlu

diperhatikan untuk memperbaiki dan mengembangkan penelitian selanjutnya

adalah perlu dilakukan penelitian analisis melamin dengan menggunakan

konsentrasi analit atau rentang kerja yang lebih besar dibandingkan nilai LOD dan

LOQ agar didapatkan nilai akurasi yang lebih tinggi.

Page 95: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. dan Khairurrijal. 2009. Review: Karakterisasi Nanomaterial. Jurnal

Nanosains & Nanoteknologi. Vol. 2, No. 1. Hal: 1-9.

Adams, A., and Ray, C. 1988. Spectroscopy Atomic and Molecule. Bombay:

Himalaya Publishing House.

Aditya, D. Handout Metodologi Research Variabel Penelitian & Definisi

Operasional. Surakarta: Poltekkes.

Alam, M. F., Laskar, A. A., Ahmed, S., Shaida, M. A., and Younus, H. 2017.

Colorimetric Method for The Detection of Melamine Using In-Situ Formed

Silver Nanoparticles Via Tannic Acid. Spectrochimica Acta Part A:

Molecular and Biomolecular Spectroscopy. Hal: 1-33.

Alwi, H. 2017. Validasi Metode Analisis Flavonoid dari Ekstrak Etanol Kasumba

Turate (Carthamus tinctorius L.) Secara Spektrofotometri UV-Vis [skripsi].

Makassar: Universitas Islam Negeri.

Ananthakumar, T., Suresh, A. J., and Niraimathi, V. 2015. Detection of Melamine

Residue in Raw Milk and Milk Related Products by UV Spectrophotometry.

International Journal of Pharma Sciences and Research (IJPSR). Vol. 06,

No. 02. Hal: 234-240.

Anjani, N. T., Supartono, dan Mursiti, S. 2016. Sabun Mandi Cair Antibakteri dari

Ekstrak Buah Kersen (Muntingia calabura L.). Indonesian Journal of

Chemical Science. Vol. 5, No.3. Hal: 225-228.

Anonim. 2015. https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Glycine-2D-flat.png.

Diakses 11 Februari 2018.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2012. Methods Committee

Guidelines for Validation of Microbiological Methods for Food and

Environmental Surfaces. USA: AOAC International.

Ardianingsih, R. 2009. Penggunaan High Performance Liquid Chromatography

(HPLC) dalam Proses Analisa Deteksi Ion. Berita Dirgantara. Vol. 10, No.

4. Hal: 101-104.

Aswad, M., Fatmawaty, A., Nursamsiar, dan Rahmawanti. 2011. Validasi Metode

Spektrofotometri Sinar Tampak Untuk Analisis Formalin Dalam Tahu.

Makassar: Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Makassar dan Sekolah

Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Kebangsaan Makassar.

Page 96: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

76

Babaahmadi, V., Montazer, M., dan Toliyat, T. 2016. Ex-situ and In-situ Post-

Photosynthesis of Silver Nanoparticles on Polyamide Fabric Using Daylight

Irradiation. Indian Journal of Fibre & Textile Research. Vol. 41. Hal: 55-

61.

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Susu Coklat Bubuk SNI 3752:2009. Jakarta:

Badan Standardisasi Nasional.

Baskoro, B. D. 2012. Studi Optimisasi dan Metode Validasi Untuk Penentuan

Melamin dan Asam Sianurat dalam Sampel Susu Formula dengan HPLC

[skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.

Cahyadi, E. 2013. Uji Validasi Melamin dalam Susu Bubuk dengan Metode LC-

MS (Liquid Chromatography-Mass Spectrofotometry) dan Uji Toksisitas

pada Artemia salina [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Caro, C., Castillo, P. M., Klippstein, R., Pozo, D., and Zaderenko, A. P. 2010. Silver

Nanoparticles: Sensing and Imaging Application. University of Seville-

UPO-Junta the andalucia-spain. Diakses 20 Januari 2018.

Chan, C.C., Lee, H. L. Y. C., and Zhang, X. 2004. Analytical Method Validation

and Instrumental Performental Verifivation. Willey Intercine A. John Willy

and Sons., Inc., Publication.

Chen, L., Chang, Y., Chen, T., and Yang, D. 2017. Food Function. DOI:

10.1039/C7FO00059F. Diakses 1 Februari 2018.

Chou, K. S. and Lu, Y. C. 2008. High-Concentration Nanoscale Silver Colloidal

Solution and Preparing Process Thereof. Patent Application Publication.

US.2008/0064767 A1.

Creswell, C., Ruquist, O., dan Campbell, M. 2005. Analisis Spektrum Senyawa

Organic. Bandung: Institut Teknologi bandung.

Deputi MENLH Bidang Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara

Lingkungan Hidup. 2006. Panduan Inspeksi Penaatan Pengelolaan

Lingkungan Industri Pengolahan Susu. Jakarta: Asisten Deputi Urusan

Pengendalian Pencemaran Agroindustri.

Dionex. 2009. Determination of Melamine in Milk Powder by Reversed-Phase

HPLC with UV Detection. http://www.dionex.com/en-us/webdoes/70949-

AN224-HPLC-Melamine-Milkpowder-18Mar09-LPN2184.pdf.

Dortmun Data Bank. 2013. Dielectric Constant, DDBST GmbH.

http://www.ddbst.com/en/EED/PCP/DEC_C3.

Page 97: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

77

Du, G. 2008. Milk Powder Sent for Testing After Dozens of Babies Get Sick.

Window of China. Xinhua News.

Elumalai, E. K., Prasad, T. N. K. V., Nagajyothi, P. C. and David, E. 2011. A Bird’s

Eye View on Biogenic Silver Nanoparticles and Their Application. Pelagia

Research Library. Vol. 2, No. 2. Hal: 88-97.

Farida, Y., Sugiastuti, S., dan Sari, W. L. 2009. Uji Aktivitas Antioksidan pada

Buah Talok (Muntingia calabura L.) dengan Metode DPPH dan Rancimat.

Jurnal disampaikan dalam Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi

Pangan Indonesia (PATPI). Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas

Pancasila.

[FDA] Food and Drug Administration. 2008. Interim Safety and Risk Assessment

of Melamine and Its Analogues in Food for Humans. United State: FDA.

Ferdinal, N., Aprinaldi, D., dan Arifin, B. 2016. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa

triterpenoid Serta Uji Toksisitas dengan Metode Brine-Shrimp Lethality’s

Test dari Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Muntingia calabura L. Jurnal

Kimia Unand. Vol. 5, No.1. Hal: 7-10.

Frattini, A., Pelligri, N., Nicastro, D., and De Sanctis, O. 2005. Effect of Amine of

Ag Nanoparticles Using Aminosilanes. Materials Chemistry and Physics.

Vol. 94. Hal: 148-152.

Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. 1, No. 3. Hal: 117-135.

Haryani, Y., Kartika, G. F., Yuharmen, Putri, E. M., Alchalish, D. T., dan Melanie,

Y. 2016. Pemanfaatan Ekstrak Air Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale

Linn. Var. rubrum) pada Biosintesis Sederhana Nanopartikel Perak.

Chimica et Natura Acta. Vol.4, No. 3. Hal: 151-155.

Hasan, S. 2015. A Review on Nanoparticles: Their Synthesis and Types. Research

Journal of Recent Sciences. Vol. 4. Hal: 1-3.

Hok, K. T.; Setyo, W.; Irawaty, W.; dan Soetaredjo, F. E. 2007. Pengaruh Suhu dan

Waktu Pemanasan terhadap Kandungan Vitamin A dan C pada Proses

Pembuatan Pasta Tomat. Widya Teknik. Vol. 6, No. 2. Hal: 111-120.

Ibrahim, H. M. M. 2015. Green Synthesis and Characterication of Silver

Nanoparticles Using Banana Peel Extract and Their Antimicrobial Activity

Page 98: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

78

Against Representative Microorganisms. Journal of Radiation Research

and Applied Sciences. Hal: 265-275.

Jain, S. and Mehata S. 2017. Medicinal Plant Leaf Extract and Pure Flavonoid

Mediated Green Synthesis of Silver Nanoparticles and Their Enhanced

Sntibacterial Property. Scientific Reports. Vol.7. Hal: 1-13.

[KBBI] Kamus, Tim Penyusun Pusat. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Kumar, N., Harish, K., Bimlesh, M., and Raman, S. 2016. Colorimetric

Determination of Melamine in Milk Using Unmodified Silver

Nanoparticles. Spectrochim. Acta, Part A: Molecular and Biomolecular

Spectroscopy. Vol. 156. Hal: 89-97.

Kim, Y., Johnson, R. C., and Hupp, J. T. 2001. Gold Nanoparticle-Based Sensing

of “Spectroscopically Silent” Heavy Metal Ions. American Chemical

Society. Vol. 1, No. 4. Hal: 165-167.

Lestari, I. P., Rahayu, W. S., dan Utami, P. I. 2011. Identifikasi Melamin dalam

Susu Impor yang Beredar di Swalayan brebes dengan Metode Kromatografi

Cair Kinerja Tinggi. Pharmacy. Vol. 8, No. 1. Hal: 84-92.

Liu, Y., Todd, E. E. D., Zhang, Q., Shi, J., and Liu, X. 2012. Review: Recent

Developments in The Detection of Melamine. Journal of Zhejiang

University Science B (Biomedicine & Biotechnology. Vol. 13, No. 7. Hal:

525-532.

Malmberg, C.G. and Maryott, A.A. 1956. Dielectric Constant of Water from 0° to

100º C. J. Res. Natl. Bur. Stand. Vol. 56, No. 1. Hal: 1-8.

Malvern. 2015. A Basic Guide to Particle Characterization. United Kingdom:

Malvern Instruments Limited.

Mardiana, Damayanti, S., dan Ibrahim, S. 2014. Pengaruh Penyiapan Sampel pada

Pengembangan Metode Analisis Laktosa dalam Susu Formula

Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Acta Pharmaceutica

Indonesia. Vol. 39, No. 1 & 2. Hal: 33-39.

Masakke, Y., Rasyid, M., dan Sulfikar. 2014. Biosintesis Nanopartikel Perak

Menggunakan Ekstrak Metanol Daun Manggis (Garcinia mangostana L.).

Jurnal Chemica. Vol. 15, No. 2. Hal: 45-57.

[Menkes RI] Menteri Kesehatan RI NO 34. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2012 tentang Batas Maksimum

Melamin dalam Pangan. Jakarta: Permenkes.

Page 99: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

79

Nafia, I. 2012. Nanopartikel Perak termodifikasi L-Sistein Sebagai Indikator Warna

Untuk Logam Pencemar pada Sampel Ikan Tongkol (Eunthynnus affinis)

[skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.

Neldawati, R. dan Gusnadi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan

Kadar Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar of

Physics. Vol. 2. Hal: 76-83.

Ningsih, U. D., Mukaromah, A. H., dan Sitomurty, D. H. 2017. Perbedaan Kadar

Vitamin C pada Buah Kersen (Muntingia calabura L.) Berwarna Merah dan

Hijau Muda [abstrak skripsi]. Semarang: Universitas Muhammadiyah

Semarang.

Nissa, C. 2011. Kajian Cemaran Melamin dalam Produk Pangan dan

Pengawasannya di Indonesia [thesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Novita, D. 2016. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid dan Vitamin C Ekstrak

Buah Kersen (Muntingia calabura L.) [skripsi]. Jember: Universitas

Jember.

Octaviana, Y., Zakir, M., dan Raya, I. Tanpa tahun. Sintesis Nanopartikel Emas

dengan Bioreduktor Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

yang Dimodifikasi 2,4,6-Tritiol-1,3,5-Triazin untuk Sensor Melamin.

Jurnal.

Patra, S., Pandey, A. K., Sen D., Ramagiri, S. V., Bellare, J. R., Mazumder, S., and

Goswami, A. 2014. Redox Decomposition of Silver Citrate Complex in

Nanoscale Confinement: An Usual Mechanism of Formation and Growth of

Silver Nanoparticles. Langmuir. Vol. 30. Hal: 2460-2469.

Payapo, I. A., Zakir, M., dan Soekamto, N. H. Tanpa tahun. Sintesis Nanopartikel

Perak Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia

catappa) dan Potensinya Sebagai Tabir Surya. Jurnal.

Phanjom, P. and Ahmed, G. 2015. Biosynthesis of Silver Nanoparticles by

Aspergillus oryzae (MTCC No. 1846) and Its Characterizations.

Nanoscience and Nanotechnology. Vol. 5, No. 1. Hal: 14-21.

Ping, H., Zhang, M., Li, H., Li, S., Chen, Q., Sun, C., and Zhang, T. 2012. Visual

Detection of Melamine in Raw Milk by Label-Free Silver Nanoparticles.

Elsevier. Vol.23. Hal: 191-197.

Pinto, V.V., Ferreira, M. J., Silva, R., Santos, H. A., Silva, F., and Perreira, C. M.

2010. Long Time Effect on The Stability of Silver Nanoparticles in Aqueos

Medium: Effect of The Synthesis and Storage Conditions. Colloids and

Page 100: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

80

Surfaces a-Physico-chemical and Engineering Aspects. Vol 364. Hal: 19-

25.

Rachmawati, S. dan Widiyanti, P.M. 2013. Kadar Melamin pada Produk Berbahan

Susu dan Susu Bubuk yang Dianalisis secara Liquid Chromatography Mass

Spectrometry (LC-MS). JITV. Vol. 18, No. 1. Hal: 63-69.

Rahman, M., Fakir, S. A., dan Rahman, M. 2010. Fruit Growth of ChinaCherry

(Muntingia calabura). Botany research Internationa 3. ISSN 2221-3635.

Ramalingam, K., Devasena, T., Senthil, B., Kalpana, R., and Jayvel, R. 2017. Silver

Nanoparticles for Melamine Detection in Milk Based on Transmitted Light

Intensity. IET Science, Measurement & Technology. Vol. 11, No. 2. Hal:

171-178.

Ristian, I. 2013. Kajian Pengaruh Konsentrasi Perak Nitrat (AgNO3) Terhadap

Ukuran Nanopartikel Perak [skripsi]. Semarang: Program Sarjana

Universitas Negeri Semarang.

Riwayati, I. 2007. Analisa Resiko Pengaruh Partikel Nano Terhadap Kesehatan

Manusia. Momentum. Vol. 3, No. 2. Hal: 17-20.

Riyanto. 2014. Validasi & Verifikasi Metode Uji: Sesuai dengan ISO/IEC 17025

Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi. Yogyakarta: Deepublish.

Rosalia. 2016. Makanan Halal Dalam Islam. https://dalamislam.com/makanan-

dan-minuman/makanan-halal/makanan-halal. Diakses 25 Januari 2016.

Rusnaenah, A., Zakir, M., dan Budi, P. 2017. Biosintesis Nanopartikel Perak

Menggunakan Ekstrak Daun Ketapang, Modifikasi dengan Asam p-

Kumarat untuk Aplikasi Deteksi Melamin. Ind. J. Chem. Res. Vol. 4, No. 2.

Hal: 367-372.

Saha, A., Roy, B., Garai, A., and Nandi, A. K. 2009. Langmuir 25. 8457-8461.

Saifudin, A. B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Neonatal. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=19334. Diakses 27

Januari 2018.

Salasa, D., Aritonang, H., Kamu, D. V. S. 2016. Sintesis Nanopartikel Perak (Ag)

dengan Reduktor Natrium Borohibrida (NaBH4) Menggunakan Matriks

Nata-De-Coco. Chem. Prog. Volume 9, Nomor 2. Hal: 40-47.

Saputra, A. H., Haryono, A., Laksmono, J. A., dan Anshari, M. H. 2011. Preparasi

Koloid Nanosilver dengan Berbagai Jenis Reduktor Sebagai Bahan Anti

Page 101: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

81

Bakteri. Indonesian Journal of Materials Science. Vol. 12, No. 3. Hal: 202-

208.

Saria, A. Z. 2012. Penentuan Cemaran Melamin Dalam Susu Secara Potensiometri

Menggunakan Elektroda Pasta Karbon Nanopori / Molecularly Imprinted

Polymer [skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga.

Sarib, P. I., Firdaus, M. L., dan Elvia, R. 2017. Pembuatan Nanopartikel Perak

(NPP) Dengan Bioreduktor Ekstrak Buah Muntingia calabura L. Untuk

Analisis Logam Merkuri. Jurnal Pendidika dan Ilmu Kimia. Vol.1, No. 1.

Hal: 20-26.

Sastrohamidjojo, H. 2001. Dasar-dasar Spektroskopi. Yogyakarta: Universitas

Gadjah Mada.

ScienceLab. 2005. Material Safety Data Sheet (MSDS) Melamine.

www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924600. Diakses 22 Januari

2018.

ScienceLab. 2013. Material Safety Data Sheet (MSDS) Silver Nitrate.

http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927411. Diakses 23

Januari 2018.

Selvam, K., Sudhakar, C., Govarthanan, M., Thiyagarajan, P., Sengottaiyan, A.,

Senthilkumar, B., and Selvankumar, T. 2016. Eco-Friendly Biosynthesis

and Characterization of Silver Nanoparticles Using Tinospora cordifolia

(Thunb.) Miers and Evaluate Its Antibacterial, Antioxidant Potential.

Journal of Radiation Research and Applied Sciences. Hal: 1-8.

Sibi, G., Naveen, R., Dhananjaya, K., Ravikumar, K. R., and Mallesha, H. Potential

Use of Muntingia calabura L. 2012. Extracts Against Human and Plant

Pathogens. Phcog J. Vol. 4, No. 34. Hal: 44-47.

Sigmaaldrich, 2018. https://www.sigmaaldrich.com/content/dam/sigma-

aldrich/structure6/015/mfcd00082990.eps/_jcr_content/renditions/mfcd00

082990-large.png. Diakses 19 Maret 2018.

Singh, A., Jha, S., Srivastava, G., Sarkar, P., and Gogoi, P. 2013. Silver

Nanoparticles as Fluorescent Probes: New Approach For Bioimaging.

International Journal of Scientific & Technology Research. Vol. 2, No. 11.

Hal: 153-157.

Singh, R.; Iye, S., Prasad, S., Deshmukh, N., Gupta, U., Zanje, A., Patil, S., and

Joshi, S. 2017. Phytochemical Analysis of Muntingia calabura Extracts

Possessing Anti-Microbial and Ant-Fouling Activities. International

Page 102: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

82

Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research. Vol. 9, No. 6.

Hal: 826-832.

Solomon, S. D., Bahadory, M., Jeyarajasingam, A. V., Rutkowsky, S. A., Boritz,

C. 2017. Synthesis and Study of Silver Nanoparticles. Journal of Chemical

Education. Vol. 84, No. 02. Hal: 322-325.

Sonia. 2012. Modifikasi Nanopartikel perak dengan Kitosan Sebagai pendeteksi

Ion Logam Berat [skripsi]. Depok: Program Sarjana Universitas Indonesia.

Spiegel, M. dan Stephens, L. J. 1988. Statistika Edisi Kedua. Bandung: Erlangga.

Sun, F., Ma, W., Xu, L., Zhu, Y., Liu, L., Peng, C., Wang, L., Kuang, H., and Xu,

C. 2010. Analytical Methods and Recent Developments in The Detection of

Melamine. Trends in Analytical Chemistry. Vol. 29, No. 11. pp: 1239-1249.

Vail, T. M., Jones, P. R., and Sparkman, O. D. 2007. Rapid and Unambiguous

Identification of Melamine in Contamined Pet Food Based on Mass

Spectrometry with Four Degrees of Confirmation. Journal of Analytical

Toxicology. Vol. 31. Pp: 304-312.

Varun, S., Daniel, K. S. C. G., and Gorthi, S. S. 2016. Rapid Sensing of Melamine

in Milk by Interference Green Synthesis of Silver Nanoparticles. Materials

Science & Engineering C.

Vijayanand, S., and Thomas, A. S. 2016. Screening of Michelia champacca and

Muntingia calabura Extracts for Potential Bioactives. International Journal

of Pharma Sciences and Research (IJPSR). Vol. 7, No. 6. Pp: 266-273.

Wang, Y., Yang, F., and Yang, X. 2010. Colorimetric Detection of Mercury(II) Ion

Using Unmodified Silver Nanoparticles and Mercury-Spesific

Oligonucleotides. Applied Materials & Interfaces. Vol. 2, No. 2. Pp: 339-

342.

Wahyudi, T., Sugiyana, D., dan Helmy, Q. 2011. Sintesis Nanopartikel Perak dan

Uji Aktivitasnya Terhadap Bakteri E. coli dan S. aureus. Balai Besar Tekstil.

Volume 26, Nomor 1. Hal: 55-60.

WHO. 2002. Silver and Silver Compounds: Enviromental Aspects, (Concise

International Chemical Asessement; 44). Website:

http://www.who.int/publications/cicad/en/cicad44.pdf. Diakses 20 Januari

2018.

WHOa. 2008. Toxicological and Health Aspects of Melamine and Cyanuric Acid.

Canada: World Health Organization.

Page 103: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

83

WHOb. 2008. Melamine and Cyanuric Acid: Toxicity, Preliminary Risk Assessment

and Guidance on Levels in Food. Canada: World Health Organization.

WHOc. 2008. Background Paper on Occurrence of Melamine in Foods and Feed.

Canada: World Health Organization.

Wong, D. L. 2003. Konsep Bayi [online].

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39359/Chapter%

20ll.pdf;jsessionid=A0D6C0DF248F91D2D3C3D36AC320632D?seque

nce=4. Diakses 27 Januari 2018.

Yanlinastuti, D. A., Fatimah, S., dan Nampira, Y. Penentuan Kadar Zirkonium

dalam Paduan U-Zr Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan

Pengompleks Arsenazo III. Jurnal disajikan dalam Seminar Nasional SDM

Teknologi Nuklir VII. Yogyakarta: Pusat Teknologi Bahan Bakar (PTBN).

Tanggal 16 November 2011.

Page 104: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

84

Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian

s

Ekstraksi buah kersen

Pembuatan nanopartikel perak

dengan bioreduktor ekstrak buah

kersen

Karakterisasi nanopartikel perak

UV-Vis

PSA

Preparasi sampel

Aplikasi nanopartikel perak

dengan sampel

Pembuatan fase gerak HPLC

Validasi melamin menggunakan

HPLC

Validasi metode

Linearitas

LOD LOQ

Akurasi

Presisi

Perbandingan

validasi metode

Linearitas

LOD

LOQ

Page 105: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

85

Lampiran 2. Perhitungan Reagen

1. Pembuatan AgNO3 1 mM (0,001 M) dalam 500 mL

Mr AgNO3 = 170 g/mol

a. M = n (mol)

V (L)

0,001 M = n

0,5 L

n = 0,0005 mol

b. n = m (gram)

Mr (g/mol)

0,0005 mol = m

170 g/mol

m = 0,085 gram

2. Pembuatan Larutan Induk Melamin 100 ppm dalam 100 mL

ppm = 𝐦𝐠

𝐋

100 ppm = mg

0,1 L

mg = 10 mg (0,01 g)

3. Pengenceran Larutan Standar Melamin Untuk Metode NPP

M1 x V1 = M2 x V2

a. 0,25 ppm

100 ppm x V1 = 0,25 ppm x 10 mL

V1 = 25 µL

b. 1,50 ppm

100 ppm x V1 = 1,50 ppm x 10 mL

V1 = 150 µL

Page 106: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

86

c. 2 ppm

100 ppm x V1 = 2 ppm x 10 mL

V1 = 200 µL

d. 2,5 ppm

100 ppm x V1 = 2,5 ppm x 10 mL

V1 = 250 µL

e. 5,0 ppm

100 ppm x V1 = 5 ppm x 10 mL

V1 = 500 µL

4. Tri Cloroacetate Acid (TCA) 1%

b v⁄ % = gram zat terlarut (g)

100 mL larutan (mL)

1% = gram zat terlarut

100 mL

g = 1

100 x 100 mL

g = 1 gram (dalam 100 mL)

5. Pengenceran Larutan Standar Melamin Untuk HPLC

a. 0,50 ppm

100 ppm x V1 = 0,5 ppm x 10 mL

V1 = 50 µL

b. 2 ppm

100 ppm x V1 = 2 ppm x 10 mL

Page 107: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

87

V1 = 200 µL

c. 6 ppm

100 ppm x V1 = 6 ppm x 10 mL

V1 = 600 µL

d. 8 ppm

100 ppm x V1 = 8 ppm x 10 mL

V1 = 800 µL

e. 10 ppm

100 ppm x V1 = 10 ppm x 10 mL

V1 = 1000 µL

Page 108: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

88

Lampiran 3. Skema Kerja Prosedur

3.1 Metode Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor Ekstrak Buah Kersen

3.1.1 Ekstraksi Buah Kersen

3.1.2 Pembuatan AgNO3 1 mM

3.1.3 Pembuatan NPP dengan Ekstrak Buah Kersen

- Dipilih yang berwarna merah

- Ditimbang 20 g

- Dicuci

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia 150 mL

- Ditambahkan dengan aquades 100 mL

- Dipanaskan pada suhu 80°C selama 15 menit

- Disaring

- Ditutup dengan alumunium foil

- Diukur panjang gelombang menggunakan UV-Vis

Kersen (Muntingia

calabura L.)

Ekstrak Buah Kersen

- Ditimbang 0,085 g

- Diencerkan dalam 500 mL labu ukur

- Ditambahkan aquades sampai tanda batas

- Dihomogenkan

- Diukur panjang gelombang menggunakan UV-Vis

Serbuk AgNO3 1 mM

Larutan AgNO3 1 mM

- Dimasukkan 5 mL ke dalam gelas kimia 100 mL

- Dicampurkan dengan AgNO3 1 mM tetes demi tetes

- Dipanaskan secara tidak langsung dengan panas matahari

selama 1 jam

- Diukur panjang gelombang menggunakan UV-Vis

Ekstrak Buah Kersen

Larutan NPP

Page 109: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

89

3.1.4 Karakterisasi Larutan Nanopartikel Perak

3.1.5 Preparasi Sampel Susu Bubuk Bayi

3.1.5.1 Tri Cloroacetate Acid (TCA) 1%

3.1.5.2 Preparasi Sampel

- Dianalisis panjang gelombang dengan UV-Vis

- Dianalisis ukuran dengan PSA

Larutan NPP

Karakteristik NPP

- Ditimbang 1 g

- Diencerkan dalam 100 mL labu ukur

- Ditambahkan aquades sampai tanda batas

- Dihomogenkan

Serbuk Tri

Cloroacetate Acid

(TCA)

Larutan TCA 1%

- Ditimbang 1 g dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 mL

- Ditambahkan 7,5 mL TCA 1%

- Ditambahkan 2,5 mL asetonitril

- Dipindahkan ke dalam labu ukur 25 mL

- Ditambahkan aquades sampai tanda batas

- Dihomogenkan

- Divortex selama 1 menit

- Diultrasonik selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm

Sampel Susu Bubuk

Supernatan

- Disaring menggunakan kertas saring

- Dipipet 10 mL dan dimasukkan ke labu ukur 25 mL

- Ditambahkan asetonitril:aquades (50:50) sampai tanda batas

- Dihomogenkan

- Diukur panjang gelombang menggunakan UV-Vis

Sampel yang telah

dipreparasi

Page 110: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

90

3.1.6 Aplikasi Nanopartikel Perak

3.2 Pembuatan Larutan Standar Melamin

3.2.1 Larutan Induk Melamin 100 ppm

3.2.2 Larutan Standar Melamin 0,25 ppm

- Dipipet 2 mL

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 25 mL

- Ditambahkan 3 mL NPP tetes demi tetes

- Dikocok perlahan

- Dilihat perubahan warna

- Dianalisis menggunakan UV-Vis

Sampel yang telah

diprepasi

Hasil perubahan

warna

Nilai absorbansi dan

panjang gelombang

- Ditimbang 0,005 g

- Dilarutkan dengan metanol:aquades (50:50) dalam labu ukur 50 mL

- Dihomogenkan

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 100 ppm

- Dipipet 25 µL

- Dilarutkan dengan metanol:aquades (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Dihomogenkan

Larutan induk melamin

100 ppm

Larutan standar

melamin 0,25 ppm

Page 111: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

91

3.2.3 Larutan Standar Melamin 1,5 ppm

3.2.4 Larutan Standar Melamin 2 ppm

3.2.5 Larutan Standar Melamin 2,5 ppm

3.2.6 Larutan Standar Melamin 5 ppm

- Dipipet 150 µL

- Dilarutkan dengan metanol:aquades (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Dihomogenkan

Larutan induk melamin

100 ppm

Larutan standar

melamin 1,5 ppm

- Dipipet 200 µL

- Dilarutkan dengan metanol:aquades (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Dihomogenkan

Larutan induk melamin

100 ppm

Larutan standar

melamin 2 ppm

- Dipipet 250 µL

- Dilarutkan dengan metanol:aquades (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Dihomogenkan

Larutan induk melamin

100 ppm

Larutan standar

melamin 2,5 ppm

- Dipipet 500 µL

- Dilarutkan dengan metanol:aquades (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Dihomogenkan

Larutan induk melamin

100 ppm

Larutan standar

melamin 500 ppm

Page 112: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

92

3.3 Validasi Metode Analisis Menggunakan NPP

3.3.1 Kurva Baku Standar Melamin

3.3.2 Uji Linearitas NPP

3.3.3 Uji LOD dan LOQ NPP

3.3.4 Uji Presisi NPP

- Dipipet 2 mL

- Ditambahakn 3 mL NPP

- Dihomogenkan

Diukur nilai absorbansi menggunakan UV-Vis

Larutan standar

melamin 0,25-5 ppm

Persamaan regresi

linier

- Diimplementasikan dalam persaman regresi linier y = a + bx dan

koefisien korelasi (r)

Persaman regresi linier

Linearitas NPP

- Dihitung dengan rumus LOD dan LOQ

Persaman regresi linier

LOD dan LOQ NPP

- Diukur 3x pengulangan

- Dihitung persentase simpangan baku relatif (%SBR)

Larutan standar

melamin 0,25-5 ppm

Presisi NPP

Page 113: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

93

3.3.5 Uji Akurasi NPP

3.4 Analisis Melamin Menggunakan HPLC

3.4.1 Pembuatan Larutan Induk Melamin 100 ppm

3.4.2 Pembuatan Larutan Standar Melamin 0,5 ppm

3.4.3 Pembuatan Larutan Standar Melamin 2 ppm

- Ditambahkan larutan standar melamin 2,5 ppm

- Dihitung persen temu balik kadar analit yang terbaca

Sampel yang telah

dipreparasi

Akurasi NPP

- Ditimbang 0,01 g

- Dilarutkan dengan asetonitril:aquabides (50:50) dalam labu ukur 100 mL

- Disonikasi selama 15 menit

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 100 ppm

- Dipipet 50 µL

- Dilarutkan dengan asetonitril:aquabides (50:50) dalam labu ukur 100 mL

- Disonikasi selama 15 menit

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 0,5 ppm

- Dipipet 200 µL

- Dilarutkan dengan asetonitril:aquabides (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Disonikasi selama 15 menit

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 2 ppm

Page 114: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

94

3.4.4 Pembuatan Larutan Standar Melamin 6 ppm

3.4.5 Pembuatan Larutan Standar Melamin 8 ppm

3.4.6 Pembuatan Larutan Standar Melamin 10 ppm

3.5 Validasi Metode Analisis Melamin Menggunakan HPLC

3.5.1 Uji Linearitas HPLC

3.5.2 Uji LOD dan LOQ HPLC

- Dipipet 600 µL

- Dilarutkan dengan asetonitril:aquabides (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Disonikasi selama 15 menit

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 6 ppm

- Dipipet 800 µL

- Dilarutkan dengan asetonitril:aquabides (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Disonikasi selama 15 menit

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 8 ppm

- Dipipet 1000 µL

- Dilarutkan dengan asetonitril:aquabides (50:50) dalam labu ukur 10 mL

- Disonikasi selama 15 menit

Serbuk standar melamin

Larutan standar

melamin 10 ppm

- Diimplementasikan dalam persaman regresi linier y = a + bx dan

koefisien korelasi (r)

Persaman regresi linier

Linearitas HPLC

- Dihitung dengan rumus LOD dan LOQ

Persaman regresi linier

LOD dan LOQ NPP

Page 115: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

95

Lampiran 4. Perhitungan Validasi Metode NPP

4.1 Linearitas NPP

x

(konsentrasi)

y

(absorbansi)

0,25 0,099

1,50 0,080

2,00 0,052

2,50 0,058

5,00 -0,019

No. Parameter Statistika Data Statistika

1. Persamaan regresi linier y = bx + a (Harmita,

2004)

y = -0,0252x + 0,1107

2. Intersep (a) 0,1107

3. Kemiringan garis (b) -0,0252

4. Koefisien korelasi (r) 0,9667

y = -0.0252x + 0.1107R² = 0.9667

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0 1 2 3 4 5 6

Abso

rban

si

Konsentrasi (ppm)

Persamaan Regresi Linier Larutan Standar

Melamin

Page 116: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

96

4.2 LOD dan LOQ NPP (Nafia, 2012)

Persamaan regresi: y = -0.0252x + 0.1107

a = 0,1107

b = -0,0252

Rumus LOD: 3 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

Rumus LOQ: 10 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

No. Konsentrasi

analit (ppm) Absorbansi (y) yi y - yi (y - yi)2

1 0,25 0.099 0.1044 -0.0054 0.00002916

2 1.5 0.08 0.0729 0.0071 5.041E-05

3 2,00 0.052 0.0603 -0.0083 6.889E-05

4 2.5 0.058 0.0477 0.0103 0.00010609

5 5,00 -0.019 -0.0153 -0.0037 0.00001369

∑ 0.00026824

SB = √∑ (𝑦−𝑦1)2

𝑛−2

= √0,00026824

5−2

= 0.00946

LOD = 3 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 ×0,00946

0,0252

= 1,207 ppm

Page 117: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

97

LOQ = 10 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 ×0,00946

0,0252

= 4,024 ppm

Page 118: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

98

4.3 Presisi NPP

Persamaan regresi: y = -0,0252x + 0,1107

b = -0,0252

a = 0,1107

Simpangan baku: √∑ (𝑥𝑖−𝑥)𝑛

𝑖=1

𝑛−1

Keterangan: xi = perolehan kembali ulangan ke-i

x = rerata perolehan kembali

n = banyaknya ulangan

Simpangan Baku Relatif (SBR) (%): 100 𝑆𝐵

𝑥

No. Konsentrasi

(ppm)

Absorbansi

(y)

Konsentrasi

yang

terbaca

Rata-

rata

SB %SBR

1 0.25

0.099 0.464286

0.451058 0.02291072 5.079327881 0.100 0.424603

0.099 0.464286

2 1.50

0.081 1.178571

1.191799 0.02291072 1.922364936 0.081 1.178571

0.080 1.218254

3 2.00

0.052 2.329365

2.329365 0 0 0.052 2.329365

0.052 2.329365

4 2.50

0.058 2.091270

2.091270 0 0 0.058 2.091270

0.058 2.091270

5 5.00

-0.019 5.146825

5.146825 0 0 -0.019 5.146825

-0.019 5.146825

Presisi didapatkan dari perolehan kembali konsentrasi larutan standar dengan

beberapa kali pengulangan.

Page 119: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

99

Contoh perhitungan:

Konsentrasi 2,00 dengan nilai absorbansi 0,052

y = bx + a

y = -0,0252x + 0,1107

0,052 = -0,0252x + 0,1107

0,0252x = 0,1107 – 0,052

0,0252x = 0,0587

x = 2,329365 ppm

Page 120: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

100

4.4 Akurasi NPP

Persamaan regresi: y = -0,0252x + 0,1107

a. Respon yang diberikan sampel (R1)

Absorbansi Konsentrasi Sampel

(b)

-0,680

29,904 -0,680

-0,684

Rata-rata: -0,681

b. Respon yang diberikan standar (R2)

Standar yang

Ditambahkan

Absorbansi

2,50 ppm

-0,398

-0,399

-0,399

Rata-rata: -0,399

Rumus kadar standar yang terukur dalam sampel:

C = S (𝑅1

𝑅2−𝑅1)

Keterangan: C = kadar standar yang terukur dalam sampel

S = kadar standar yang ditambahkan pada sampel

R1 = respon yang diberikan sampel

R2 = respon yang diberikan campuran sampel dengan tambahan

standar

Page 121: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

101

%TB = 𝑎−𝑏

𝑐 × 100%

Keterangan: a = konsentrasi sampel + konsentrasi standar yang terukur

b = konsentrasi sampel

c = konsentrasi standar teoritis yang ditambahkan

Standar baku yang ditambahkan adalah 2,5 ppm

Kadar standar yang terukur dalam sampel:

C = 2,5 ppm |0,681

0,399+0,681|

= 2,5 ppm x 0,63

= 1,58 ppm

Konsentrasi sampel + konsentrasi standar yang terukur (a)

a = 29,904 ppm + 1,58 ppm

= 31,48 ppm

%TB = 𝑎−𝑏

𝑐 × 100%

= 31,48−29,904

2,5 x 100%

= 63,04 %

Page 122: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

102

Lampiran 5. Perhitungan Validasi Metode HPLC

5.1 Linearitas HPLC

x

(Konsentrasi)

y

(Luas Area)

0,50 0,505

2,00 0,720

6,00 1,741

8,00 2,178

10,00 2,587

No. Parameter Statistika Data Statistik

1. Persamaan regresi linier y = bx + a (Harmita,

2004)

y = 0,2266x + 0,3451

2. Intersep (a) 0,3451

3. Kemiringan garis (b) 0,2266

4. Koefisien korelasi (r) 0,9968

y = 0.2266x + 0.3451R² = 0.9968

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

0 2 4 6 8 10 12

Luas

Are

a

Konsentrasi (ppm)

Persamaan Regresi Linier HPLC

Page 123: VALIDASI METODE ANALISIS MELAMIN …etheses.uin-malang.ac.id/14266/1/14670011.pdfKau curang! wisuda duluan. 7. Teman-temanku dari masa sekolah, terimakasih untuk kebersamaannya. 8.

103

5.2 LOD dan LOQ HPLC

Persamaan regresi: y = 0,2266x + 0,3451

a = 0,3451

b = 0,2266

Rumus LOD: 3 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

Rumus LOQ: 10 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

No. Konsentrasi

Analit (ppm) Luas Area (y) yi y - yi (y - yi)2

1 0.50 0.505 0.4584 0.0466 0.002172

2 2.00 0.720 0.7983 -0.0783 0.006131

3 6.00 1.741 1.7047 0.0363 0.001318

4 8.00 2.178 2.1579 0.0201 0.000404

5 10.00 2.587 2.6111 -0.0241 0.000581

∑ 0.010605

SB = √∑ (𝑦−𝑦1)2

𝑛−2

= √0,010605

5−2

= 0.059456

LOD = 3 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 3 ×0,059456

0,2266

= 0,787146 ppm

LOQ = 10 ×𝑆𝐵

𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒

= 10 ×0,059456

0,2266

= 2,62382 ppm