V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah...
Transcript of V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah...
FTIP001653/051
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
39
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Jumlah Leukosit
Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari
perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan
dapat dilihat pada Gambar 11. Tikus yang diberi yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi
starter 5% memiliki jumlah leukosit yang paling tinggi, yaitu 16.040/mm3 dan jumlah
leukosit paling rendah dimiliki oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan kontrol
negatif (-), yaitu 9.600/mm3.
9.610.78
12.1613.88
16.04
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
A B C D E
Pemberian Minuman Pada Tikus
x103 /mm3
Jum
lah
Leu
kosi
t
Gambar 11. Diagram Batang Jumlah Rata-rata LeukositHewan Percobaan (x103/mm3)
Perhitungan jumlah leukosit dilakukan untuk melihat daya tahan sistem
imunitas tubuh hewan percobaan. Peningkatan jumlah leukosit dari batas normal atau
FTIP001653/052
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
40
disebut juga leukositosis, sedangkan jumlah leukosit yang berada di bawah batas
normal atau penurunan jumlah leukosit disebut juga leukopenia.
Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen darah yang berperan dalam
memerangi infeksi. Jumlah normal dari sel darah putih pada tikus putih adalah sekitar
6,6 – 12,6 (×103/mm3) (Mitruka dan Rawnsley, 1981 dikutip Febriyantho dan
Wisnubroto, 2009). Setiap individu memiliki jumlah leukosit yang berbeda-beda. Hal
ini dipengaruhi oleh keadaan fisiologis masing-masing individu yang meliputi umur,
jenis kelamin, spesies, iklim, dan kondisi lingkungan (Titik, 2008). Pada penelitian
yang dilakukan menggunakan tikus jantan dimana umur yang digunakan sekitar 2-3
bulan. Lingkungan ruangan pada temperatur suhu kamar berkisar antara 20-25 oC,
dan kelembapan antara 40%-60%.
Peningkatan jumlah leukosit dari batas normal, seperti pada hasil dari hewan
percobaan yang diberi perlakuan minuman sinbiotik bonggol pisang batu dengan
penambahan starter 4% dan 5%, dapat disebabkan karena terjadi secara fisiologik
maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat,
gangguan emosi, kejang, dan haid. Leukositosis patologik dapat menunjukan adanya
proses infeksi atau radang akut, luka bakar, kanker, leukemia, anemia sel sabit,
penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan emosi.
Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, seperi aspirin karena
aspirin bersifat irtatif terhadap lambung sehingga meningkatkan resiko luka pada
lambung (Kumala, 2010).
FTIP001653/053
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
41
Berdasarkan perlakuan minuman sinbiotik yang diberikan, dari data yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa hewan percobaan yang diberi perlakuan dengan
menambahkan starter 3% adalah hewan percobaan yang memiliki jumlah leukosit
terbaik, yaitu sebanyak 12.160/mm3. Hal ini dipilih dikarenakan leukositnya
mengalami kenaikan paling besar tetapi masih dalam batas jumlah leukosit tikus
normal yaitu 6.600-12.600/mm3. Diikuti oleh hewan percobaan yang diberi dengan
perlakuan kontrol (+), kontrol (-), minuman sinbiotik 4%, dan minuman sinbiotik
dengan starter 5%. Kontrol positif (+) dianggap lebih baik karena adanya perubahan
atau perbedaan dari kontrol negatif (-) dalam batas normal yang menandakan adanya
pengaruh dari pemberian yoghurt komersial. Kontrol negatif (-) dianggap cukup baik
karena pada diagram batang menunjukan bahwa jumlah rata-rata leukosit masih
dalam batas normal. Penambahan starter 4% dan 5% dianggap kurang baik karena
adanya perubahan jumlah leukosit melebihi batas normal masing-masing sebesar
1280/mm3 dan 3340/mm3. Perubahan pada konsentrasi 4% tidak terlalu besar
dibandingkan dengan penambahan konsentrasi 5%.
5.2 Diferensiasi Leukosit
Data perhitungan terhadap diferensiasi leukosit pada hewan percobaan, dapat
dilihat pada Lampiran 7. Jenis leukosit yang paling banyak dimiliki oleh hewan
percobaan adalah limfosit, yaitu sekitar 40% - 61%, sedangkan yang paling sedikit
dimiliki oleh hewan percobaan adalah basofil yaitu 0%. Neutrofil batang atau disebut
juga neutrofil pita adalah neutrofil yang belum matang atau belum dewasa, sedangkan
FTIP001653/054
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
42
neutrofil bersegmen adalah neutrofil yang sudah dewasa. Diagram rata-rata
diferensiasi leukosit dari hewan percobaan dapat dilihat pada Gambar 12.
30
23 24
41
92 0
1823
41
23
2 0
10
18
54
12
2 0
12
20
61
14
2 0
2127
40
9
0
10
20
30
40
50
60
70
eosinofil basofil neutrofilbatang
neutrofilbersegmen
limfosit monosit
kontrol - (minumum putih biasa)kontrol + (probiotik komersial)yoghurt sinbiotik konsentrasi starter 3%yoghurt sinbiotik konsentrasi starter 4%yoghurt sinbiotik konsentrasi starter 5%
Jum
lah
Dif
eren
sias
i Leu
kosi
t
%
Gambar 12. Diagram Batang Rata-rata Diferensiasi LeukositHewan Percobaan (%)
Diferensiasi leukosit menunjukkan jumlah dari jenis-jenis leukosit yang terdiri
dari eosinofil, basofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Menurut Mitruka dan
Rawnsley (1981) dikutip Febriyantho dan Wisnubroto (2009), jumlah sel eosinofil
pada tikus normal adalah 0,03–0,08 (×103/mm3) atau 0,0-1,96%. Jumlah sel basofil
pada tikus normal adalah sekitar 0,00–0,03 (×103/mm3) atau 0,00–0,60%. Jumlah sel
neutrofil pada tikus normal 1,77–3,38 (×103/mm3) atau 4,40–4,92%. Jumlah limfosit
pada tikus normal adalah sekitar 4,78–9,12 (×103/mm3) atau 50,2–84,5%, dan jumlah
sel monosit pada tikus normal adalah 0,01–0,04 (×103/mm3) atau 0,00–1,81%.
FTIP001653/055
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
43
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah limfosit yang paling banyak dimiliki
oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi
starter 4% yaitu 61 %, diikuti oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman
yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi starter 3%, minuman probiotik komersial
(kontrol positif), dan air putih biasa (kontrol negatif), sedangkan hewan percobaan
yang diberi perlakuan minuman dengan starter 5% memiliki jumlah limfosit yang
paling kecil, yaitu 40%. Peningkatan limfosit dalam batas normal berpengaruh pada
meningkatnya tingkat imunitas, dimana menurut Surono (2004) penghancuran
patogen membutuhkan peran Limfosit T sebagai imunitas yang diperantarai oleh sel.
Jenis leukosit yang paling sedikit dimiliki oleh hewan percobaan adalah
basofil yaitu 0% hal ini menunjukan tidak adanya respon alergi karena ada pada batas
normal yaitu berkisar 0% - 0,60%. Pada jenis neutrofil bersegmen, jumlah yang
dimiliki oleh hewan percobaan adalah sekitar 18% - 27%. Jumlah ini melebihi batas
normal neutrofil pada tikus normal. Peningkatan neutrofil atau neutrofilia dapat
terjadi sesaat sesudah stres, latihan berat (Jain, 1986 dikutip Febriyantho dan
Wisnubroto, 2009) serta disebabkan infeksi bakteri (Faris, 2010). Peningkatan
neutrofil yang paling tinggi dialami oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan
minuman sinbiotik dengan penambahan starter 5%.
Pada jenis leukosit monosit, jumlah yang dimiliki hewan percobaan sekitar
9% - 23%. Jumlah ini melebihi batas normal monosit pada tikus normal. Peningkatan
monosit yang paling tinggi dialami oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan
minuman probiotik komersial (kontrol positif). Peningkatan monosit dapat terjadi
FTIP001653/056
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
44
karena leukemia monositik, dan infeksi bakteri (Mitruka dan Rawnsley, 1981 dikutip
Febriyantho dan Wisnubroto, 2009).
Pada jenis leukosit eosinofil, jumlah yang dimiliki hewan percobaan sekitar
2% - 3%. Jumlah ini melebihi batas normal eosinofil pada tikus normal. Eosinofilia
atau kelebihan eosinofil disebabkan oleh alergi, hipersensitivitas terhadap obat,
infeksi parasit, infeksi virus, keganasan, dan kelainan kulit (Faris, 2010). Peningkatan
eosinofil yang paling tinggi dialami oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan
minuman air putih biasa (kontrol negatif). Kelebihan jumlah eosinofil ini tidak terlalu
banyak dari batas normal berkisar antara 2% - 3%.
Pada Gambar 12 terlihat bahwa hewan percobaan yang diberi perlakuan
minuman sinbiotik dengan starter 5% memiliki jumlah limfosit yang paling rendah,
jumlah neutrofil yang terlalu tinggi, serta jumlah monosit dan eosinofil yang diatas
normal. Hal ini yang menyebabkan jumlah leukosit dari hewan percobaan yang diberi
perlakuan minuman yoghurt sinbiotik dengan starter 5% melebihi batas normal.
Peningkatan jumlah leukosit dari batas normal dapat disebabkan karena adanya
infeksi bakteri dan stres yang berlebih. Infeksi bakteri dari tikus diduga dari keadaan
suhu ruangan yang tidak stabil berkisar 20-25 oC memungkinkan terjadinya
perkembangan dengan pesat bakteri dari kotoran tikus pada kandang. Stres berlebih
terjadi diduga rasa asam pada produk yang diberi, dimana semakin besar konsentrasi
dari strater diberikan pada produk rasa asam akan meningkat, yang berpengaruh pada
meningkatnya stres tikus percobaan. Hasil uji organoleptik pada yoghurt konsentrasi
FTIP001653/057
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
45
starter 5% lebih asam dibandingkan dengan 4% dan konsentrasi 4% lebih asam
dibandingkan dengan 3% (Emininta, 2011).
Pada minuman yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi 3%, jumlah limfosit yang
dimiliki adalah 54%. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi kedua, walaupun
masih berada di bawah batas normal, jumlah neutrofil yang dimiliki oleh hewan
percobaan yang diberi perlakuan minuman probiotik paling rendah. Jumlah monosit
dan eosinofil yang dimiliki hewan percobaan tersebut berada diatas batas normal.
Dengan melihat hasil diferensiasi leukosit tersebut, jumlah leukosit yang dimiliki
hewan percobaan ini masih berada dalam batas normal, yaitu 12.160/mm3.
Pada yoghurt sinbiotik dengan penambahan starter 4%, jumlah limfosit yang
dimiliki adalah 61%. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi dibandingkan
dengan hewan percobaan lain, hal ini dinilai baik karena jumlah dari limfosit tersebut
masih berada dibatas normal, dan cukup untuk membangun sistem imun yang kuat.
Jumlah neutrofil yang dimiliki oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan yoghurt
sinbiotik dengan starter 4% yaitu terendah kedua dari kenaikan batas normal, hal ini
juga dinilai cukup baik. Jumlah monosit dan eosinofil yang dimiliki hewan percobaan
tersebut berada diatas batas normal, bahkan untuk jumlah monosit, hewan percobaan
yang diberi perlakuan yohurt sinbiotik dengan starter 4% memiliki jumlah yang
cukup tinggi dari batas normal yaitu 14%.
Pada kontrol (-), jumlah leukosit yang dimiliki hewan percobaan memiliki
jumlah yang paling rendah, hal ini karena jumlah monosit yang dimilikinya paling
rendah walaupun di atas batas normal. Tetapi, jumlah dari neutrofil dan eosinofil
FTIP001653/058
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
46
yang dimilikinya cukup tinggi dari batas normal, sedangkan limfosit yang dimiliki
hewan percobaan tersebut berada di bawah batas normal. Gambar dari jenis-jenis
leukosit dapat dilihat pada Gambar 13.
(1) (2)
(3) (4)
Gambar 13. Jenis-jenis Leukosit : (1) Monosit, (2) Limfosit,(3) Neutrofil, dan (4) Eosinofil
(Dokumentasi Pribadi, 2011)
Gambar-gambar tersebut merupakan gambar yang diambil menggunakan
kamera digital langsung dari lensa okuler mikroskop. Adanya perbedaan warna
gambar-gambar tersebut diambil dari beberapa slide yang berbeda dengan perbedaan
intensitas warna, konsentrasi pewarna dan lamanya paparan zat pewarna.
5.3 Total Bakteri Asam Laktat Pada Feses
Perhitungan total bakteri asam laktat pada feses hewan percobaan dilakukan
untuk mengetahui jumlah bakteri asam laktat yang masih hidup di dalam saluran
percernaan. Menurut Winarno, et.al (2003), jumlah bakteri yang hidup pada feses
FTIP001653/059
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
47
sama dengan jumlah bakteri yang hidup pada usus besar. Bahan baku yoghurt
sinbiotik yang digunakan pada konsentrasi 3%, 4%, dan 5% mengandung jumlah
bakteri asam laktat masing-masing 2,4 x 107 cfu/g , 3,6 x 107 cfu/g, dan 4,8 x 107
cfu/g. Data perhitungan jumlah bakteri asam lakat pada feses dapat dilihat pada
Lampiran 8.
Hasil perhitungan total bakteri asam laktat diperoleh rata-rata 0,3 x 106 cfu/g
feses untuk perlakuan kontrol negatif (-), dan 0,7 x 106 cfu/g feses untuk perlakuan
kontrol positif (+). Pada perlakuan yoghurt sinbiotik diperoleh rata-rata 2,3 x 106
cfu/g feses untuk penambahan starter 3%, 2,4 x 106 cfu/g feses untuk penambahan
starter 4%, dan 2,7 x 106 cfu/g feses untuk penambahan starter 5% seperti terlihat
pada Gambar 14
0.3
0.7
2.3 2.4
2.7
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
A B C D E
Pemberian Minuman
x 106 cfu/g feses
Jum
lah
Tot
al B
akte
ri A
sam
Lak
tat
Gambar 14. Diagram Batang Rata-rata Total Bakteri Asam LaktatHewan Percobaan (cfu/g feses)
FTIP001653/060
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
48
Pada Gambar 14 dapat dilihat, bahwa jumlah total bakteri asam laktat dari
feses hewan percobaan yang diberi perlakuan yoghurt sinbiotik bonggol pisang
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan kontrol negatif (-) dan kontrol
positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa bakteri probiotik yang terdapat dalam
minuman sinbiotik bonggol pisang batu meningkat efektivitasnya sehingga mampu
menjaga sistem imunitas di dalam tubuh tetap baik.
Bakteri asam laktat didefinisikan sebagai kelompok bakteri yang membentuk
asam laktat, baik sebagai satu-satunya produk maupun sebagai produk utama pada
metabolisme karbohidrat. Beberapa ciri yang dimiliki oleh bakteri asam laktat adalah
termasuk dalam gram positif, tidak membentuk spora, berbentuk bulat atau batang,
dan pada umumnya tidak memiliki enzim katalase (Zaenuri, 2009).
Menurut Surono (2004), di dalam lambung terdapat Lactobacillus sebanyak
0-103 cfu/g atau per ml, dan bakteri probiotik sebanyak 0-102 cfu/g atau per ml.
Bakteri yang dapat hidup di dalam lambung hanyalah bakteri-bakteri yang tahan
asam, karena dalam rongga lambung yang kosong, memiliki pH 3,0 sampai 3,5
(Winarno, et.al, 2003). Di dalam usus halus Lactobacillus yang hidup sebanyak 102-
105 cfu/g atau per ml, dan sebanyak 103-1011 cfu/g atau per ml (Surono, 2004).
Menurut Drasar dan Hill, (1974) dikutip Suryadjaja (2005) dilaporkan bahwa di usus
halus mengandung Lactobacillus 102-105 cfu/g atau per ml dan di dalam kolon atau
usus besar terdapat Lactobacillus yang hidup sebanyak 104-109 cfu/g. Selanjutnya
menurut Surono (2004), bakteri probiotik yang hidup didalam usus besar sebanyak
108-1011 cfu/g atau per ml. Kisaran jumlah total bakteri asam laktat tersebut
FTIP001653/061
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
49
menunjukkan bahwa bakteri probiotik mampu bertahan hidup di dalam saluran
pencernaan.
Hal tersebut diperkuat dari data perhitungan statistik pada perlakuan dengan
dengan uji F, dimana perlakuan menunjukkan F hitung > F tabel 5% dan 1%, hasil
analisis data stastik dapat dilihat pada Lampiran 9. Hal ini berarti bonggol pisang batu
dalam yoghurt berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat. Data
hasil uji F dilanjutkan dengan uji Duncan, dimana hasil pada uji Duncan pada taraf
5% dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Bakteri Asam Laktat
PerlakuanRata-Rata Perlakuan
(cfu/g feses) Hasil Uji
A (Kontrol -) 3,5 x 105 aB (Kontrol +) 6,6 x 105 a
C (3%) 2,3 x 106 bD (4%) 2,4 x 106 bE (5%) 2,7 x 106 b
Keterangan : Nilai rata-rata yang diwakili huruf menggunakan uji DuncanPerlakuan signifikan pada taraf nyata 5%
Pada uji tersebut menunjukan bahwa pada kontrol negatif (-) dan kontrol
postif (+) tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap jumlah bakteri asam laktat
yoghurt sinbiotik, tetapi berpengaruh nyata lebih kecil dengan perlakuan penambahan
starter 3%, 4%, dan 5%. Konsentrasi yoghurt 5% menghasilkan jumlah bakteri asam
laktat tertinggi, tetapi tidak berbeda nyata dengan penambahan konsentrasi 3% dan
4%. Pengaruh nyata antara kontrol postif dan negatif dengan yoghurt sinbiotik
menunjukkan adanya pengaruh bonggol pisang batu sebagai peran prebiotik dalam
FTIP001653/062
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
50
meningkatkan aktivitas bakteri asam laktat pada yoghurt. Meningkatnya aktivitas
bakteri ditandai dengan jumlah bakteri asam laktat pada feses yang lebih besar yang
menunjukkan bakteri asam laktat lebih dapat bertahan hidup saat melewati usus.
Penambahan konsentrasi 3%, 4%, dan 5% tidak berpangaruh nyata hal ini
disebabkan karena range starter yang tidak jauh sehingga berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan bakteri asam laktat pada yoghurt yang tidak berbeda nyata.