uveitis-ppt
-
Upload
teuku-mustafa-kamal -
Category
Documents
-
view
85 -
download
0
description
Transcript of uveitis-ppt
UVEITIS
Oleh :Rizky Rahmat Tri Cahyo
20090310116
DEFINISI• Uveitis adalah peradangan
atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid yang disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasia, atau proses autoimun.
ANATOMI UVEA
IRIS
• Bagian mata yang berwarna• Merupakan perluasan badan siliar ke arah
anterior• Berfungsi mengatur banyaknya sinar yang
masuk ke dalam mata.• Permukaan relatif datar dengan celah di tengah
berbentuk bulat yang disebut pupil.• Iris bersandaran pada lensa dan menjadi
pemisah antara BMD dan BMB yang keduanya berisi cairan mata.
BADAN SILIAR
• Terdiri dari koronaria siliar dan Epitel siliar• Mengerutkan dan mengendorkan serabut-
serabut zonula, sehingga terjadi perubahan tensi pada kapsul lensa yang memberikan berbagai fokus baik terhadap obyek yang dekat maupun yang letaknya lebih jauh dari lapang pandang (akomodasi)
KOROID
• Terletak diantara retina dan sklera • Berisi pembuluh darah dalam
jumlah yang sangat besar, yang fungsinya memberi nutrisi retina bagian terluar yang terletak di bawahnya.
infeksi
Hiperemis silier / pericorneal vascular
injection
Slitlamp“Aquos Flare”
Partikel kecil dengan gerak brown (efek
tyndal)Sel radang menumpuk dalam BMD hipopion
sel-sel radang dapat melekat pada endotel kornea, keratic precipitate (KP).
• Mutton fat KP : besar, kelabu, terdiri atas makrofag dan pigmen-pigmen yang difagositirnya, biasanya dijumpai pada jenis granulomatosa.
• Punctate KP : kecil, putih, terdiri atas sel limfosit dan sel plasma, terdapat pada jenis non granulomatosa.
acute
cronic
• Uveitis Anterior
Merupakan inflamasi yang terjadi terutama pada iris
dan korpus siliaris atau disebut juga dengan
iridosiklitis.• Uveitis intermediet
Inflamasi dominan pada pars plana dan
retina perifer yang disertai dgn peradangan
vitreous. • Uveitis posterior
inflamasi yang mengenai retina atau koroid
• Panuveitis inflamasi yang mengenai seluruh laisan uvea
Klasifikasi Uveitis
Perjalanan Penyakit : Uveitis akut : Uveitis yang berlangsung selama <
6 minggu, onsetnya cepat dan bersifat simptomatik. Uveitis kronik : Uveitis yang berlangsung selama
> 6 minggu bahkan sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat asimtomatik
Residif : tanpa disertai
penyembuhan sempurna
Klasifikasi Uveitis
Cara Masuknya : Uveitis eksogen : trauma, invasi
mikroorganisme atau agen lain dari luar tubuh ex : trauma, operasi,
Uveitis endogen : mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh ex : focal infection, reaksi autonimun.
Klasifikasi Uveitis
Berdasarkan reaksi radang
a) Uveitis non-granulomatosa : infitratnya terdiri dari sel plasma dan limfosit.
b) Uveitis granulomatosa : infiltratnya terdiri dari sel epitoloid dan makrofag
Berdasarkan ada tidaknya abses Purulent, ex : endoftalmitis, panoftalmitis, non
granulomatosa Nonpurulent, ex : granulomatosa, non granulomatosa
Perbedaan Uveitis granulomatosa dan non-granulomatosa
Gambaran Klinis
Uveitis anterior akut
Uveitis anterior kronik
Hiperemi Fotopobia Nyeri Lakrimasi Visus↓
Gx minimal meskipun telah terjadi inflmasi berat
Mata tidak merah
Nyeri dangkal hilang timbul
Fotopobia Visus kabur
Gambaran Klinis Uveitis anterior Pada pmx ditemukan
Visus biasanya, normal atau dapat sedikit menurun
Konjungtiva : terlihat injeksi silier / perilimbal.
Kornea : odema, stroma kornea, KP (+)
Gambaran Klinis Uveitis Anterior
KP : • Mutton fat KP → besar,
kelabu, tdd makrofag & pigmen yang difagostisirnya
• Punctat KP → kecil, putih, tdd limfosit & sel plasma
Camera Oculi Anterior (COA) : sel-sel flare dan/atau hipopion
Iris : dapat ditemukan sinekia posterior
Pupil miosis, refleks pupil lemah
Terapi Uveitis Anterior• Terapi Umum
Bed, rest, di kamar terlindungi cahaya, tidak membaca / menulis
• Terapi lokal pada mata
1. Secepatnya diberi sulfas atropin 1% karena bekerja cepat dan khasiat lama (+ 2 minggu)
• khasiat sulfat atropine :• Mengurangi kongesti pada tempat peradangan• Midriasis→ melepas sinekia posterior• Melumpuhkan otot sfingter pupil dan otot siliar, →
mata tak dapat berakomodasi / istirahat.
2. Kortikosteriod / anti inflamasi :
(tetes mata, salep, atau infeksi subkonjuctiva)
- Steroid sistemik bila perlu :
Dosis tunggal seling sehari yang tinggi kemudian diturunkan sampai dosis efektif. Bila jangka lama menyebabkan katarak, glaukoma, dan midriasis
- Oral : Prednison 2 tablet sehari 3 kali
- Subkonjuctiva : hidrokortin 0,3 cc. disuntikkan arah jam 12 sejauh mungkin diforniks, supaya obat yang warna putih tertutup palpebra superior, sehingga tak menimbulkan ganguan kosmetik.
3. Antibiotik (diberikan bila ada indikasi yang jelas)
Gambaran Klinis
Uveitis Intermediet Gejala uveitis intermediet biasanya berupa
floater, meskipun kadang-kadang penderita mengeluhkan gangguan penglihatan.
Tidak ditemukan : Hiperemi perikonea Nyeri Fotopobia
Gambaran Klinis
Uveitis intermediet
Kadang-kadang ditemukan KP (mutton fat) pada COA
Dengan oftalmoskopi bisa ditemukan adanya lesi di retina berupa bercak putih kekuningan dan badan kaca di depan lesi tampak keruh.
Gambaran Klinis Uveitis Posterior
Gejala : Visus ↓ Floaters (gangguan
kotoran/bercak-bercak pada lapang padang yang semakin banyak)
Tidak nyeri Tidak ada fotopobia
Gambaran Klinis Uveitis posterior
Pada pmx : Segmen anterior :
- Tidak didapatkan kelainan
yang berarti
- Hiperemi perikoneal (-) Dengan oftalmoskop ditemukan KP,
lesi di retina berupa bercak putih kekuningan dan badan kaca di depan lesi tersebut tampak keruh
Terapi Uveitis Posterior• Midriatika / siklopegik :
1. Sulfas atropin 1% : sehari 1 kali 1 tetes
2. Homatropin 2% : sehari 3 kali 1 tetes• Tetes / Salep Mata :
1. Dexamethaone 1% / betamethasone 1%
2. Prednisolone 0,5% tetes / salep sehari 3 x/sehari• Sistemik :
1. Prednisolone : do awal 1-1,5 mg/kgBB di ↓ bertahap
2. Cylosporin diberi bila tidak ada respons dengan steroid, setelah pemberian 2 minggu. Dosis awal 5 mg/hari, bila berespons maintenance 2
mg/kgBB/hari.
• Suntikan :
Suntikan periokuler : Long acting : Methtylprednisolone acetate atau
Triamcinolone acetonic 40 mg/cc/minggu Short acting : Betamethasone atau Dexamethasone
4 mg/cc/hari
Suntikan subtenon anterior :- Obat sama seperti diatas 0,5 cc/suntikan- Untuk kasus uveitis anterior dan pars planitis
Suntikan subtenon posterior :- Obat sama seperti diatas 1,5 cc/suntikan- Untuk kasus pars plasnitis dan uveitis posterior
PAN UVEITIS
Adalah :Radang uvea anterior, intermediate, posterior
Terapi
Lokal : • Midriatika / siklopegik :
- Atropin 1%
- Homatropin 2%
- Scopolamin 0,25• Kortikosteriod tetes mata sehari 4-6 kali 1
tetes
subconjuctiva sehari 0,3 cc
Sistemik :• Prednison 40-60 mg/hari• Siklosporin
Komplikasi
Komplikasi Karena Radang Sinekia posterior dengan
seklusi pupil & oklusi pupil ▪ Ablasio retina Glaukoma sekunder ▪ Endoftalmitis &
panoftalmitis Katarak komplikata
Kompilasi
Komplikasi Karena Pengobatan
Pemberian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan timbulnya katarak maupun glaukoma, yang sistemik bisa menyebabkan moon face hipertensi, osteporosis
Diagnosa Banding
• Konjungtivitis• Keratitis / keratokonjungtivitis• Glaukoma akut• Neoplasma
Gejala Uveitis Konjuctivitis Keratitis Glaukoma akut
NyeriSekretVisus
HiperemiKorneaPupilTIORefleks pupil
+ (ringan)-Mundur
PCVIBiasanya jernihMiosisNormal Lambat
-+Normal
CVIJernih NormalNormalNormal
++-Tergantung letak infitratPCVIInfitratNormalNormalNormal
+++ (berat)-SgtMundurPCVIKeruhMidrasisTinggiNegatif
Prognosis
Pada uveitis anterior gejala klinis dapat hilang selama beberapa hari hingga beberapa minggu dengan pengobatan, tetapi sering terjadi kekambuhan.
Pada uveitis posterior, reaksi inflamasi dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga tahunan dan juga dapat menyebabkan kelainan penglihatan walaupun telah diberikan pengobatan.