Uveitis

50
Uveitis Uveitis Bachtiar Arif N.H 2009 031 0153

description

Merupakan istilah umum bagi peradangan uveaPeradangan traktus uvealis banyak penyebabnya dan dapat mengenai salah satu atau ketiga bagian secara bersamaan

Transcript of Uveitis

UveitisUveitisBachtiar Arif N.H2009 031 0153

Uvea Uvea Uvea merupakan lapisan dinding kedua dari bola mata setelah sclera dan tenon. Yang terdiri dari lapisan vaskuler di dalam bola mata yg terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid

Irissuatu permukaan pipih dengan apertura bulat

yg terletak di tengah yg dinamakan pupil, memisahkan kamera okuli anterior dari kamera okuli posterior, yg masing-masing berisi humor aquos. Di dalam iris terdapat sfingter pupil (M. Sfincther Pupillae) yang berjalan sirkuler, letaknya didalam stroma dekat pupil dan dipersarafi oleh saraf parasimpatis, N III. Selain itu juga terdapat otot dilatator pupil (M. Dilatator pupillae) yang berjalan radier dari akar iris ke pupil, letaknya di bagian posterior stroma dan dipersarafi oleh saraf simpatis

Fungsi iris: Mengendalikan jumlah sinar yang masuk mata dengan meluas-sempitkan pupil secara reflektoris.

• Badan siliar (korpus siliaris )berbentuk segitiga terdiri dari pars plikata dan pars plana.processus siliaris dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk cairan bilik mata (humor aquos) sebagai makanan untuk kornea dan lensaFungsi otot siliar untuk akomodasi. kontraksi atau relaksasi otot-otot ini mengakibatkan kontraksi dan relaksasi dari kapsula lentis, sehingga lensa menjadi lebih atau kurang cembung yang berguna pada penglihatan dekat atau jauh.

• Khoroidsegmen posterior uvea, terletak di antara retina dan sklera

Uveitis Uveitis • Definisi :Merupakan istilah umum bagi peradangan uvea• Peradangan traktus uvealis banyak penyebabnya

dan dapat mengenai salah satu atau ketiga bagian secara bersamaan

Patofisiologi Patofisiologi • Penyebab tersering adalah reaksi

hipersensitifitas, baik terhadap mikroorganisme maupun karena autogenik

• Infeksi terjadi di salah satu bagian tubuh kemudian tersensitisasi jaringan karena mikroorganisme atau protein dalam darah sebagai antigen

KlasifikasiKlasifikasi• Berdasarkan patologi :

- Non-granulomatous- Granulomatous

• Berdasarkan struktur anatominya :- uveitis anterior- uveitis intermediat- uveitis posterior- panuveitis

Uveitis Uveitis AnteriorAnterior

• Radang uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris (iritis)

• Bila mengenai bagian tengah uveasiklitis• Biasanya iritis akan disertai siklitisuveitis anterior• Uveitis anterior (iridosiklitis) merupakan penyakit

yang mendadak yg biasanya berjalan 6-8 minggu, pada stadium dini biasanya dapat sembuh dengan tetes mata saja

Uveitis AnteriorUveitis Anterior

KlasifikasiKlasifikasiUveitis anterior dibedakan dalam bentuk: • Granulomatosa akut- kronis• Non-granulomatosa akut- kronik

EtiologiEtiologi Penyebab iritis tidak dapat diketahui dengan

hanya melihat gambaran klinisnya saja Iritis dan iridosiklitis dapat merupakan

manifestasi klinik dari reaksi imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea anterior

• Jika terjadi kekambuhan akan terjadi reaksi imunologik humoral

• Bakteremia atau viremia dapat menimbulkan iritis ringan, yang bila kemudian terdapat antigen yang sama dalam tubuh akan dapat menimbulkan kekambuhan

Non-Granulomatosa AkutNon-Granulomatosa AkutDapat disebabkan oleh :

Trauma Diare Kronis Penyakit Reiter Herpes Simplex Sindrom Bechet Sindrom Posner Schlosman Paska bedah Infeksi adenovirus Parotitis Influenza klamidia

Non-Granulomatosa Non-Granulomatosa KronisKronis

Dapat disebabkan oleh:• Artritis rheumatoid• Fuchs heterokromik iridosiklitis

Granulomatosa AkutGranulomatosa AkutTerjadi akibat:• Sarkoiditis• Sifilis• Tuberkulodsis• Virus• Jamur (histoplasmosis)• Paarasit (toksoplasmosis)

Manifestasi KlinisManifestasi Klinis• Uveitis dapat terjadi mendadak (akut) berupa

mata merah dan sakit• Dapat juga secara perlahan-lahan dengan mata

merah dengan penglihatan turun perlahan-lahan• Iridosiklitis kronis merupakan episode rekuren

dengan gejala akut yang ringan

Keluhan SubyektifKeluhan SubyektifPasien dengan uveitis anterior akut mengeluh:• Mata merah dan sakit• Fotofobia• Penglihatan turun ringan• Mata berair (epifora)• Keluhan sukar melihat dekat akibat ikut

meradangnya otot-otot akomodasi

Temuan KlinisTemuan Klinis• Pupil kecil akibat rangsangan proses peradangan

pada otot sfingter pupil• Terdapat edema iris• Pada proses radang akut dapat terjadi miopisasi

akibat rangsangan badan silier dan edema lensa• Terdapat fler/ efek tyndal dalam bilik mata depan• Bila peradangan sangat akut akan terlihat hifema

atau hipopion

• Pada nongranulomatosa terdapat presipitat halus pada dataran belakang kornea

• Pada granulomatosa terdapat presipitat besar ‘mutton fat deposit’, benjolan Koeppe (penimbunan sel pada tepi pupil), benjolan Busacca (penimbunan sel pada permukaan iris)

• Dapat terbentuk sinekia posterior, miosis pupil, tekanan bola mata meningkat, pembuluh darah silier dan perilimbus melebar

• Pada iridosiklitis akut dapat terbentuk hipopion di bilik mata depan

• Pada yang kronis terlihat edema makula dan kadang-kadang katarak

• Tekanan bola mata dapat rendah akibat gangguan fungsi pembentukan cairan mata oleh badan silier

• Bila tekanan bola mata tinggi menunjukkan gangguan pengaliran keluar cairan mata oleh sel radang/ perlengketan pada sudut bilik mata

Perjalanan KlinisPerjalanan Klinis• Perjalanan penyakit iritis sangat khas, yaitu

berlangsung 2-4 minggu• Kadang- kadang penyakit ini menunjukkan gejala-

gejala kambuhan atau menjadi menahun

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

• Tujuan dari pengobatan uveitis anterior adalah Memperbaiki visual acuity Meredakan nyeri pada ocular Menghilangkan inflamasi ocular atau Mengetahui asal dari peradangannya Mencegah terjadinya sinekia Mengatur tekanan intraocular.

• Pengobatan uveitis anterior adalah tidak spesifik, pada umumnya menggunakan kortikosteroid topical dan cycloplegics agent

Kortikosteroid topikal adalah terapi awal dan secepatnya diberikan. Tujuan penggunaan kortikosteroid adalah mengurangi peradangan,

yaitu mengurangi produksi eksudat, menstabilkan membran sel, menghambat penglepasan lysozym oleh granulosit, dan menekan sirkulasi limposit.

Beberapa kortikosteroid topikal yang tersedia adalah prednisolon acetate 0,125% dan 1%, prednisolone sodium phospat 0,125% , 0,5%, dan 1%, deksamentason alcohol 0,1%, deksamethasone sodium phospat 0,1%, fluoromethasone 0,1% dan 0,25%, dan medrysone 1%.

Steroid tetes pada siang hari dan steroid salep pada malam hari

Bila perlu diberikan steroid sistemik dosis tunggal seling sehari yang tinggi kemudian diturunkan sampai dosis efektif.

Steroid dapat diberikan subkonjungtiva& peribulbar Pemberian steroid dosis terbagi dalam jangka lama dapat

menimbulkan katarak, glaukoma& midriasis pupil

• Semua agent cycloplegic Cara kerjanya adalah: cholinergic antagonist yang bekerja

memblokade neurotransmitter pada bagian reseptor dari sphincter iris dan otot ciliaris.

• Sikloplegik diberikan untuk mengurangi rasa sakit, mmelepas sinekia yang terjadi, dan memberi istirahat pada iris yang meradang

• Pengobatan spesifik diberikan apabila kuman pennyebab telah diketahui

• Bila terdapat glaukoma sekunder diberikan asetzolamida• Sikloplegik diberikan untuk mengurangi rasa sakit, mmelepas

sinekia yang terjadi, dan memberi istirahat pada iris yang meradang• Pengobatan spesifik diberikan apabila kuman pennyebab telah

diketahui• Bila terdapat glaukoma sekunder diberikan asetzolamida

PenyulitPenyulit• Terbentuknya sinekia posterior dan sinekia anterior perifer

yang akan mengakibatkan glaukoma sekunder• Glaukoma sekunder ini terjadi akibat tertutupnya trabekulum

oleh sel radang/ sisa sel radang• Radang pada satu mata mengakibatkan peradangan yang

berat pada mata sebelahnya (Uveitis simpatis)

KomplikasiKomplikasi• Katarak • Retinitis proliferans • Ablasi retina• Glukoma sekunder yang dapat terjadi pada

stadium dini dan stadium lanjut• Pada uveitis anterior dengan visus yang sangat

turun, sangat mungkin disertai penyulit edema macula kistoid.

Uveitis Uveitis IntermediatIntermediat

DefinisiDefinisi• Uveitis Intermediat adalah sebentuk peradangan

yang tidak mengenai uvea anterior atau posterior secara langsung. Sebaliknya, ini mengenai zona intermediat mata Pars Plana

• Mengenai terutama pada orang dewasa muda

• Keluhan utama melihat “bintik-bintik mengapung” di dalam lapangan penglihatannya.

• Kebanyakan kasus kedua matanya terkena.

• Tidak terdapat rasa sakit, kemerahan, maupun fotofobia.

• Adanya kekeruhan dalam vitreus, yang sering menutupi pars plana inferior.

• Sangat jarang terjadi synechiae anterior maupun posterior.

• Pada kebanyakan pasien, penyakit ini tetap stasioner atau membaik dalam waktu 5 – 10 tahun.

• Beberapa pasien timbul edema makula kistoid dan parut makular permanen.

• Terjadi pelepasan membran-membran siklitik dan retina pada kasus berat.

• Penyebab belum diketahui

TerapiTerapi• Kortikosteroid adalah satu-satunya pengobatan

yang menolong namun hanya dipakai pada kasus berat, terutama bila penglihatan menurun sekunder akibat edema makular.

• Mula-mula topikal; jika gagal, suntikan sub-Tenon atau retrobulber dengan kortikosteroid mungkin efektif. Pengobatan demikian meningkatkan resiko katarak.

Uveitis Uveitis PosteriorPosterior

Uveitis PosteriorUveitis Posterior• Uveitis Posterior = Retinitis = koroidoretinitis =

koroiditis• merupakan inflamasi uvea bagian posterior, atau

bagian dari bola mata yang mengandung retina dan koroid (Lapisan yang kaya akan pembuluh darah yang melapisi retina), yang menyebabkan gangguan penglihatan

• Radang uvea bagian posterior ini dapat berdiri sendiri, namun dapat bersamaan dengan uveitis anterior, yang sering disebut sebagai Pan-uveitis.

• Kebanyakan kasus uveitis posterior bersamaan dengan salah satu bentuk penyakit sistemik

• Penyebab uveitis posterior dapat ditegakan berdasarkan :

- Morfologi lesi- Cara onset dan perjalanan penyakit- Hubungannya dengan penyakit sistemik- Pertimbangan lain adalah umur pasien dan

apakah timbulnya unilateral/bilateral- Tes lab dapat digunakan untuk memastikan

Bentuk-bentuk koroiditis : - Koroiditis anterior, radang koroid perifer- Koroiditis areolar, koroiditis bermula di daerah makula lutea dan menyebar ke perifer- Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di seluruh fundus okuli- Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak- bercak eksudatif- Koroiditis juksta papil

Manifestasi KlinisManifestasi Klinis• Gejala subyektif

- dua keluhan utama uveitis posterior yaitu penglihatan kabur dan melihat lalat beterbangan (floaters)- penurunan visus dpt mulai dr ringan sampai berat yaitu apabila koroiditis mengenai daerah makula atau papilo makular.

• Gejala obyektif- pada lesi yg baru didapatkan tepi lesi yg kabur dan dpt disertai prdarahan sekitarnya dilatasi vaskuler atau sheathing pembuluh darah.- pada lesi lama didapatkan batas yg tegas, seringkali berpigmen rata atau datar dan disertai hilang atau mengkerutnya jaringan retina dan atau koroid

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik• Oftalmoskop

- kekeruhan badan kaca- bila retina masih terlihat, akan tampak fokal pucat disertai pigmen-pigmen.

• Lensa kontak 3-cermin Goldmannterlihat adanya pars planitis sebagai focal kepucatan dgn pigmen-pigmen di daerah pars plana

• Segmen anterior - tidak didapatkan kelainan yg berarti- hiperemi perikorneal (-)

• Pemeriksaan laboratoriumditujukan utk penyakit-penyakit spesifik (TBC dan histoplasmosis) dan penyakit kolagen

Diagnosis banding :• Penyakit degenerasi retina• Kekeruhan badan kaca karena perdarahan• Ablasi retina

Penatalaksanaan Penatalaksanaan • Midriatika

- Sulfas atropin 1% : 1 x 1 tetes/hari- Homatropin 2 % : 3 x 1 tetes/hari

• Tetes / salep mata- dexamethasone 1 % betametasone 1 %- prednisolone 0,5 % tetes atau salep diberikan 3 x sehari

• Suntikan Suntikan periokulersuntikan utk kasus pars planitis dan uv- long acting

metilprednisolon acetat atautriamcinolone 40 mg/cc/mgg- short acting

betametasone 4mg/cc/haridexamethasone 4mg/cc/hari

Suntikan subtenon posteriorobat sama, 1,5cc/suntikan utk kasus pars planitis dan uveitis posterior

• Sistemik - prednisolon : dosis awal 1-1,5mg/kgBB diturunkan bertahap bila sdh ada respon- siklosporin dpt diberikan bila tdk ada respon dgn steroid, stlah pemberian 2 mggu.dosis awal : 5mg/kgBB/hari, bila ada respon, diberi maintenance 2mg/kgBB/hari.Harus dilakukan pengawassan pd faal hati dan ginjal

Komplikasi Komplikasi • Glaukoma sekunder• Katarak atau neovaskularisasi (pembentukan

pembuluh darah baru)• Ablasi retina