KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA UU NO.3 TAHUN

1992 (JAMSOSTEK)

Anggota Kelompok :I Gede Agus Ariyanto (1020025007)

Ni Komang Semara Yanti (1020025024)Ni Putu Rai Pradnyawati (1020025040)

Dwi Handayani (1020025059)

OUTLINE

1.Latar Belakang

2.Tujuan

3.Pembahasan

4.Ringkasan

1.Latar Belakang

Semakin meningkatnya peran tenaga kerja di era industrialisasi

Peningkatan penggunaan teknologi di sektor pekerja

Risiko kecelakaan dan kesakitan yang dapat dialami oleh tenaga kerja juga meningkat

Diperlukan suatu sistem perundang-undangan yang menjamin keselamatan tenaga kerja

2.Tujuan

Mengetahui, mengidentifikasi dan mendeskripsikan komponen dari Undang-Undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

3.Pembahasan

UU nomor 3 Tahun 1992 adalah perundang undangan yang membahas tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Terdiri dari 11 BAB dan 35 pasal Komponen utamanya yaitu penjelasan

umum mengenai definisi, penyelenggaraan, jaminan, kewajiban, ketentuan iuran, ketentuan pidana, Badan Penyelenggara, penyidik, kelebihan pembayaran, perundang-undangan lain, serta masa berlaku dari undang-undang

BAB I (Pasal 1 dan 2)

menjelaskan tentang definisi-definisi istilah

yang digunakan dalam undang-undang.

Penjelasan istilah-istilah ini meliputi : penjelasan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Tenaga Kerja,

Pengusaha, Perusahaan, Upah, Kecelakaan

kerja, cacat, sakit, Pemeliharaan Kesehatan,

pegawai pengawas ketenagakerjaan, Badan

Penyelenggara, Menteri, dan usaha sosial.

BAB II (Pasal 3, 4 dan 5)

mengatur mengenai penyelenggaraan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Penyelenggaraan meliputi mekanisme,

penerima dan pemberian jaminan.

BAB III (Pasal 6 s/d 16)

Terdiri dari 5 bagian, yaitu :1.Ruang lingkup, 2.Jaminan Kecelakaan Kerja, 3.Jaminan Kematian, 4.Jaminan Hari Tua dan 5.Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

BAB IV (Pasal 17, 18 dan 19) kewajiban pengusaha dan tenaga kerja dalam

mengikutsertakan diri pada program jaminan sosial tenaga kerja.

kewajiban pengusaha dalam memiliki data semua tenaga kerja beserta anggota keluarganya,

pengusaha juga wajib memiliki daftar upah, dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan tersebut yang tata cara penyampaiannya telah ditetapkan oleh Menteri dan kewajiban pengusaha menyampaikan data tersebut kepada Badan Penyelenggara.

Apabila terjadi kesalahan pada data-data tersebut, maka pihak pengusaha akan mendapatkan konsekuensinya.

BAB V (Pasal 20 s/d 24 bentuk iuran program jaminan sosial tenaga

kerja yaitu iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, iuran Jaminan Kematian, iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (ditanggung pengusaha), dan iuran Jaminan Hari Tua (ditanggung pengusaha dan tenaga kerja).

besarnya iuran, tata cara, syarat pembayaran, besarnya denda itu telah ditetapkan sesuai Peraturan Pemerintah. Pegawai pengawas ketenagakerjaan nantinya akan menghitung kembali, apabila ada perbedaan pendapat dan perhitungan maka penyelesaiannya ditetapkan oleh Menteri.

BAB VI (Pasal 25 s/d 28)

Badan Penyelenggara sebagai penyelenggara dari program jaminan sosial tenaga kerja yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan peraturan perundangan

Fungsi dan tugasnya adalah mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya.

Badan Penyelenggara wajib membayar jaminan sosial tenaga kerja dalam waktu tidak lebih dari satu bulan, pengelolaan dana ini juga diatur oleh Peraturan Pemerintah.

BAB VII (Pasal 29 dan 30)

ketentuan pidana yang diberikan bagi pengusaha, tenaga kerja dan badan penyelenggara yang tidak melaksanakan kewajiban sesuai dengan pasal-pasal yang berlaku dan hal tersebut dinyatakan sebagai pelanggaran.

Ketentuan pidana ini dapat berupa hukuman kurungan maupun denda yang setinggi-tingginya. Apabila dilakukan pelanggaran yang sama, maka akan diberikan hukuman kurungan yang lebih lama dari sebelumnya.

BAB VIII (Pasal 31) penyidik pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia dan juga pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Departemen yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi ketenagakerjaan berwenang sebagai penyidik.

wewenang melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana, melakukan penelitian terhadap orang atau badan yang diduga melakukan tindak pidana, meminta, melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat barang bukti dalam perkara tindak pidana, dan melakukan tindakan pertama pada saat di tempat ejadian sehubungan dengan tindak pidana.

BAB IX (Pasal 32)

Kelebihan pembayaran jaminan disengaja ataupun tidak kepada yang berhak akibat kekeliruan penetapan perhitungan, oleh Badan Penyelenggara atau Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan tidak dapat diminta kembali mengingat keadaan sosial ekonomi tenaga kerja atau keluarganya.

BAB X (Pasal 33)

peraturan perundang-undangan yang mengatur program asuransi sosial tenaga kerja adalah semua peraturan perundang-undangan yang mengatur : Asuransi Kecelakaan Kerja, Tabungan Hari Tua yang dikaitkan dengan Asuransi Kematin dan jaminan sosial tenaga kerja lainnya yang selama ini telah dilaksanakan.

BAB XI (Pasal 34 dan 35)

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

4.Ringkasan UU No.3 Tahun 1992 merupakan Undang-undang

yang mengatur tentang penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja untuk memperjelas kewajiban dan tanggung jawab pengusaha dalam memberikan perlindungan, pemeliharaan serta kesejahteraan pekerjanya. Selain itu dalam undang-undang ini juga memperjelas hak-hak pekerja untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja

UU No. 3 Tahun 1992 terdiri dari 11 BAB dan 35 pasal yang komponen utamanya yaitu penjelasan umum mengenai definisi, penyelenggaraan, jaminan, kewajiban, ketentuan iuran, ketentuan pidana, Badan Penyelenggara, penyidik, kelebihan pembayaran, perundang-undangan lain, serta masa berlaku dari undang-undang

TERIMA KASIH