Buku Tata Cara Klaim Jamsostek
-
Upload
ira-rha-pracina-gunarton -
Category
Documents
-
view
508 -
download
1
Transcript of Buku Tata Cara Klaim Jamsostek
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 1
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 2
Arvin Afriansyah, Desi Kurniawati, Rangga Darmajati,
Ira Pracinasari, Aldhila Liantika M. Mia Lukitawati,
Romadona, Sri Handayani
TATA CARA KLAIM JAMINAN SOSIAL TENAGA
KERJA
Ed 1, Cet 1 Surakarta
I, 150 hlm. ; 17,4 x 23,5 cm.
I Judul.
Jml kata : 13.349 Karakter : 75.872 Baris : 632
Buku ini dicetak di atas kertas HVS putih; 80 gr; green
softcover.
Hak Cipta 2013, pada Penulis/Pengarang Buku
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan
cara apapun, termasuk dengan cara menggunakan mesin
fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit/penulis.
Cetakan Pertama, Mei 2013
Arvin Afriansyah, Desi Kurniawati, Rangga Darmajati, Ira
Pracinasari, Aldhila Liantika M., Mia Lukitawati, Romadona,
Sri Handayani
TATA CARA KLAIM JAMINAN SOSIAL TENAGA
KERJA
Penulis/Editor : Arvin, dkk
Desain Cover : Arvin, dkk
Dicetak di : Tumpy FC, Surakarta - Indonesia
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 3
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
buku Perundang-Undangan yang berjudul TATA
CARA KLAIM JAMSOSTEK
Adapun buku Perundang-Undangan yang
berjudul TATA CARA KLAIM JAMSOSTEK ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan buku ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 4
Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki buku
Perundang-Undangan yang berjudul TATA CARA
KLAIM JAMSOSTEK
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
makalah buku Perundang-Undangan yang berjudul
TATA CARA KLAIM JAMSOSTEK ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Surakarta, 31 Mei 2013
Tim Penulis,
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA 1
1.1. Profil Jamsostek 1
1.2. Pengertian 3
1.3. Filosofi 5
1.4. Sejarah Jamsostek 8
1.5. Struktur Organisasi Jamsostek 11
1.6. Program Jamsostek 12
BAB II PERATUAN
PERUNDANG-UNDANGAN 16
2.1. Undang-Undang No.3 Tahun 1992 16
2.2. Keterangan MPR RI No.II/MPR/1993 18
2.3. Mengapa Harus Undang-Undang 18
2.4. Hubungan Risiko dan Jaminan 20
BAB III KEPESERTAAN 23
3.1. Ketentuan Wajib 23
3.2. Tahap Kepesertaan 25
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 6
3.3. Kepesertaan Parsial 27
BAB IV BENTUK JAMINAN 28
4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja 28
4.2. Jaminan Hari Tua 32
4.3. Jaminan Kematian 38
4.4. Jaminaan Pemeliharaan Kesehatan 38
BAB V TINGKAT IURAN 56
BAB VI PENYELENGGARAAN 59
6.1. Badan Penyelenggara 59
6.2. Investasi dan Pengelolaan Dana 60
6.3. Sanksi Hukuman 62
BAB VII PROSEDUR PENDAFTARAN DAN
IURAN 64
BAB VIII PEMBAYARAN JAMINAN DAN
PELAYANAN KLAIM JAMSOSTEK 70
8.1 Tata Cara Pengajuan Klaim
Jamsostek JKK 70
8.2. Tata Cara Pengajuan Klaim
Jamsostek JKM 78
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 7
8.3. Tata Cara Pengajuan Klaim
Jamsostek JHT 82
8.4. Tata Cara Pengajuan Klaim
Jamsostek JPK 87
CONTOH KASUS 119
DAFTAR PUSTAKA 124
LAMPIRAN 128
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 8
BAB I
JAMINAN SOSIAL TENAGA
KERJA
1.1. Profil Jamsostek
Jamsostek merupakan suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang
sebagai pengganti dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa
kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan
meninggal dunia. Jamsostek dimaksudkan untuk
menumbuhkan kemandirian dan menjaga harkat dan
martabat serta harga diri tenaga kerja dalam
menghadapi risiko sosial ekonomi. Sedangkan tujuan
jamsostek adalah mengurangi ketidakpastian masa
depan tenaga kerja yang akan menunjukan ketenangan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 9
sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga
kerja.
Dasar hukum jamsostek adalah :
1. UU No.3 tahun 1992 tentang Jamsostek.
2. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelengaraan
Jamsostek.
3. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit
Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.
Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk
Teknis Pendaftaraan, Pembayaran Iuran, Pembayaran
Santunan, dan Pelayanan.
Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)
sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992,
pada prinsispnya merupakan sistem asuransi sosial
bagi pekerja (yang mempunyai hubungan kerja)
beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi
program-program yang terkait dengan resiko, seperti
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan
pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.
Jamsostek mempunyai visi Menjadi lembaga
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 10
terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima
dan manfaat optimal bagi seluruh peserta. Adapun
misinya adalah :
1. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu
Pelayanan dan Manfaat kepada peserta
berdasarkan Prinsip Profesionalisme.
2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
3. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) dan penerapan
Good Corporate Governance (GCG).
4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan
mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent).
5. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate
Images
1.2. Pengertian
Jaminan sosial tenaga kerja pada hakikatnya
merupakan program publik yang memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja dalam menghadapi
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 11
risiko-risiko sosial-ekonomi tertentu. Unsur-unsur
utama dalam pengertian ini menyangkut:
a. Program piblik
Jaminan sosial merupakan program publik, yaitu
program yang memberikan hak dan kewajiban
secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan
tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No. 3
Tahun 1992. Hak yang diberikan berupa santunan
tunai dan pelayanan medis bagi tenaga kerja dan
keluarganya, sedang kewajibannya berupa
kepesertaan dan pembiayaan dalam program ini.
b. Perlindungan
Jaminan sosial memberikan perlindungan yang
sifatnya dasar dengan maksud untuk menjaga
harkat dan martabat manusia jika mengalami
risiko-risiko sosial-ekonomi dengan pembiayaan
yang dapat dijangkau oleh setiap pengusaha dan
tenaga kerja sendiri.
c. Risiko sosial ekonomi
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 12
Risiko-risiko yang ditanggulangi terbatas pada
peristiwa-peristiwa kecelakaan, sakit, hamil,
bersalin, cacad, hari tua dan meninggal dunia
yang mengakibatkan berkurangnya atau
terputusnya penghasilkan tenaga kerja dan/atau
membutuhkan perawatan medis.
1.3. Filosofi
a. Jaminan sosial tenaga kerja dilandasi dengan
filosofi kemandirian dan harga diri manusia
dalam menghadapi risiko sosial-ekonomi.
Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain
dalam membiayai perawatan sewaktu sakit,
dalam membiayai hidup di hari tua, dalam
mengurus keluarganya jika meninggal dunia.
Harga diri berarti jaminan-jaminan tersebut
diperoleh sebagai hak, dan bukan dari belas
kasihan orang lain, karena memang jaminan
sosial itu merupakan hak tenaga kerja.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 13
b. Untuk merealisasikan filosofi tersebut,
perlindungan itu harus dijamin secara dasar.
Kuantitas dan kualitas jaminan memang tidak
berlebihan tetapi hanya bersifat dasar yang
diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat
manusia.
c. Jaminan-jaminan tersebut memerlukan
pembiayaan yang harus ditanggung oleh
pengusaha dan tenaga kerja. Namun pembiayaan
itu hendaknya tidak terlalu memberatkan dan
masih dalam batas-batas yang dapat dijangkau;
karena itu perlindungan yang diberikan juga
hanya yang bersifat dasar dan esensial saja.
d. Jaminan-jaminan yang diberikan harus
memberikan kemanfaatan bagi tenaga kerja dan
keluarganya dalam menghadapu risiko-risiko
yang bersangkutan. Namun demikian, sesuai
prinsip dan pembiayaan, kemanfaaatan tersebut
juga yang bersifat dasar saja.
e. Agar pembiayaan dan kemanfaatan dapat
optimal, maka pelaksanaannya harus dilakukan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 14
secara gotong royong dimana yang muda
membantu yang lebih tua, yang sehat membantu
yang sakit, dan yang berpenghasilan tinggi
membantu yang berpenghasilan rendah.
Dengan motto Pelindung Pekerja, Mitra
Pengusaha. Kantor Pusat Jamsostek beralamat di Jl.
Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 Tlp.
(021) 5207797 (Hunting 20 Lines) Fax. (021)
5202310. Untuk Kantor Wilayah IV Jawa Barat
beralamat di Jl. P. Hasan Mustofa No. 39 Bandung
40124 Tlp. (022) 7200610, 7102732 Fax. (022)
7200609. Sedangkan untuk Kantor III Cabang
Tasikmalaya beralamat di Jl. R.E. Martadinata No.
260 Tasikmalaya Tel. (0265) 327987, 327811 Fax.
(0265) 331346.
1.4. Sejarah Jamsostek
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero)
mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 15
33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 48/1952 jo
PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk
usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.
15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh,
PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana
Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU
No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja,
secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial
tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan,
baik menyangkut landasan hukum, bentuk
perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada
tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.
33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi
sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap
pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk
mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP
No.34/1977 tentang pembentukan wadah
penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 16
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU
No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan
penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program
Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk
memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan
keluarganya, dengan memberikan kepastian
berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya
penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004,Pemerintah
juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan
dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan
pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan
Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 17
kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat
memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat
lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi
maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan
kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di
Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT
Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 6
program bagi pekerja di sektor formal, yang mencakup
Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan
Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga
kerja dan keluarganya, Dana Peningkatan
Kesejahteraan Peserta (DPKP), dan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Untuk
pekerja di sektor informal, Jamsostek mempunyai
program Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-
LHK). Dengan penyelenggaraan yang makin maju,
program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada
pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif
dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 18
kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa
depan bangsa.
1.5. Struktur Organisasi Jamsostek
Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero)
sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi
Nomor: KEP/190/082007 bulan Agustus 2007 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek
(Persero), adalah sebagai berikut:
1.6. Program Jamsostek
Pada dasarnya program Jamsostek merupakan
sistem asuransi sosial, karena penyelenggaraan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 19
didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded
system), yang dalam hal ini menjadi beban pemberi
kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori
merupakan mekanisme asuransi. Penyelengaraan
sistem asuransi sosial biasanya didasarkan pada fully
funded system, tetapi bukan harga mati. Dalam hal ini
pemerintah tetap diwajibkan untuk berkontribusi
terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau
paling tidak pemerintah terikat untuk menutup
kerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami
defisit. Di sisi lain, apabila penyelenggara Jamsostek
memperoleh keuntungan, maka pemerintah akan
memperoleh deviden dan pajak badan karena bentuk
badan hukum adalah BUMN Persero.
Jenis jenis (ruang lingkup) program jamsostek terdiri
dari :
1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan
pengantian biaya perawatan dan upah,
santunan cacad dan santunan kematian akibat
kecelakaan dan sakit akibat kerja.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 20
2. Jaminan Hari Tua (JHT) berupa tabungan
selama masa kerja yang dibayarkan kembali
pada umur 55 tahun atau sebelum itu jika
mengalami cacad tetap total atau meninggal
dunia.
3. Jaminan Kematian (JKM) memberikan
pembayaran tunai kepada ahli waris dari
tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum
umur 55 tahun.
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
memberikan pelayanan media berupa rawat
jalan, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan
pertolongan persalinan, penunjang diagnostik,
pelayanan khusus dan gawat darurat bagi
tenaga kerja dan keluarganya yang menderita
sakit.
5. Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta atau
lebih dikenal sebagai DPKP merupakan dana
yang dihimpun dan digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan peserta program
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 21
Jamsostek yang diambil dari sebagian dana
hasil keuntungan PT. Jamsostek (Persero).
6. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
yang lebih dikenal sebagai PKBL merupakan
kerjasama antara BUMN dengan Usaha Kecil
yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh
dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari
bagian laba BUMN, sesuai dengan Keputusan
Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003.
7. Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-
LHK) memberikan perlindungan jaminan
sosial bagi tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat
tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau
seluruh penghasilannya sebagai akibat
terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan
meninggal dunia. Memperluas cakupan
kepesertaan program jaminan sosial tenaga
kerja.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 22
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 23
BAB II
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
2.1. Undang-Undang No.3 Tahun 1992
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Ketentuan ini
merupakan landasan bagi dibentuknya program
jaminan sosial yang dapat membantu
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan jika
mengalami resiko-resiko sosial-ekonomi.
2. Undang-Undang No.2 tahun 1951 merupakan
salah satu penjabaran dari pasal 27 ayat (2)
UUD 1945, mewajibkan setiap pengusaha
untuk bertanggung jawab dan memberikan
ganti rugi terhadap kecelakaan kerja yang
menimpa tenaga kerjanya.
3. Undang-Undang No.14 Tahun 1969 yang
merupakan undang-undang pokok
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 24
ketenagakerjaan, antara lain mengatur
penyelenggaraan jaminan sosial oleh
pemerintah yang meliputi jaminan sakit, hamil,
bersalin, hari tua, cacad, meninggal dunia, dan
menggangur bagi seluruh tenaga kerja
4. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1977
tentang ASTEK menyellenggarakan Undang-
Undang No.2/1951 dan Undang-Undang
No.14/1969, tetapi hanya menyangkut jaminan
kecelakaan kerja, hari tua, dan kematian, dalam
bentuk asuransi kecelakaan kerja, tabungan
hari tua, dan asuransi kematian.
5. Dalam rangka melengkapi program ASTEK
dengan jaminan sakit, hamil, dan bersalin
sesuai Undang-Undang No.14/1969, ditetapkan
SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Kesehatan tentang Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Tenaga Kerja.
6. Undang-Undang No.3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja memadukan
seluruh program diatas menjadi Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kematian Pemeliharaan Kesehatan, sedangkan
pelaksanaannya dituangkan dalam peraturan
dalam Peraturan pemerintah No.14 Tahun
1993< keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993,
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 25
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-
05/MEN/1993.
2.2. Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1993
1. Jaminan Sosial tenaga kerja telah diangkat dan
dicantumkan dalam garis-garis besar haluan
negara 1993 yaitu bab IV Pembangunan Lima
Tahun Keenam sebagai kebijaksanaan PELITA
Keenam bidang Ekonomi khususnya sektortenaga
kerja.
2. Dalam GBHN 1993 itu disebutkan bahwa
Jaminan sosial tenaga kerja mencakup jaminan
hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan,
jaminan terhadap kecelakaan, dan jaminan
terhadap kematian.
2.3. Mengapa Harus Undang-Undang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja fiatur dengan
undang-undang karena alasan-alasan tertentu.
1. Jaminan sosial memberikan hak ( kepada
tenaga kerja ), dan membebani kewajiban (
terutama bagi pengusaha ), sehingga harus
ada persetujuan dari wakil-wakil rakyat
dilembaga legislatif.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 26
2. Penjelasan pasal 23 UUD 1945
menyebutkan bahwa segala tindakan yang
menempatkan beban kepada rakyat, seperti
pajak dan lain-lainnya, harus ditetapkan
dengan undang-undang yaitu dengan
persetujuan DPR-RI
3. Sesuai kita Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP), kewajiban yang
mengandung ancaman sanksi pidana hanya
dapat diatur dengan undang-undang dimana
sifat wajib dari jaminan sosial memang
mengandung sanksi pidana sebagai upaya
penegak hukum.
4. Peraturan Perundang-undangan yang ada
sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan
kondisi. Undang-Undang No.2/1951 yang
mengatur kecelakaan kerja sebagai
kewajiban pengusaha secara individual,
dianggap memberatkan keuangan pengusaha
menengah dan kecil serta membuat sungkan
tenaga kerja mengajukan Klaim kepada
pengusahanya selain hanya menyangkut 13
sektor usaha saja, peraturan pemerintah
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 27
No.33/1977 perlu disempurnakan jenis dan
jumlah programnya.
5. Perkembangan pembangunan nasional
kearah industrialisasi memerlukan
perlindungan yang lebih pasti bagi tenaga
kerja sebagai pihak yang lemah.
2.4. Hubungan Risiko dan Jaminan
1. Setiap tenaga kerja yang bekerja dengan
mendapatkan penghasian yang baik dalam
hubungan kerja maupun tidak dalam hubungan
kerja selalu mengha risiko-risiko sosial-
ekonomi tertentu dalam pekerjaannya, yaitu
kemungkinan menderita sakit termasuk
kehamilan dan persalinan, mengalami cacat,
mecapai hari meninggal dunia, dan
menganggur karena PHK.
2. Risiko-risiko tersebut, sebagaimana yang
disebutkan dalam pasal 15 undang-undang
no.14 tahun 1969, sifatnya universal terjadi
dimanapun dan kapanpun, di negara industri
maju dan di negara berkembang, sehingga
harus ditangani secara sistematis, terencana
teratur melalui program-program sebagaimana
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 28
yang diatur dalam undang-undang n0.3 tahun
1992 yaitu, jaminan kecelakaan kerja,
jaminnan pemeliharaan kesehatan, jaminan
hari tua, dan jaminan kematian.
3. Jaminan kecelakaan kerja menanggulangi sakt,
cacat, dan kematian akibat kerja. Jaminan
pemeliharaan kesehatan menanggulangi sakit
akibat apa saja, kehamilan, persalinan; jaminan
hari tua menangulangi hari tua, cacat, dan
kematian; jaminan kematian menanggulangi
kematian biasa.
4. Satu-satunya resiko yang belum ditanggulangi
adalah pengangguaran akibat Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). Dalam hal ini jaminan
hari tua sebagai jaminan masa karyawan dapat
diberikan dalam hal karyawan menalami PHK
sebelum umur 55 tahun asalka telah menjadi
peserta setidak-tidaknya selama 5 tahun.
5. Dalam matrix risiko-jaminan kelihatan ada
beberapa tumpang-tindih dalam
penanggulangan risiko. Oleh karena itu, dalam
penyelenggaraan program-program jaminan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 29
sosial itu sebaiknya dilakukan secara terpadu,
sehingga mungkin merupakan satu kesatuan
paket jaminan.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 30
BAB III
KEPESERTAAN
3.1. Ketentuan Wajib
Jaminan sosial selalu dilaksanaka secara nasional dan
besifat wajib sehingga prinsip-prisipnya dapat
terlaksana secara optimal yaitu menyangkut skala
besar ekonomi gotong-royong, pemerataan
perlindungan, kemanfaatannya terjamin, dan
pendidikan masa depan.
1. Skala besar ekonomis
Ketentuan wajib dapat menjamin jumlah
kepesertaan yang cukup besar sehingga secara
statistik dan berdasarkan hukum angka besar,
maka probabilita, asumsi dan perkiraannya dapat
dilakukan dengan lebih tepat. Selain itu,
pembiayaan secara rata-rata, per unit atau per
kapita dapat ditekan lebih rendah.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 31
2. Gotong-royong
Kepesertaan yang besar kemungkinan
berlangsungnya gotong-royong secara efektif.
Gotong-royong antar resiko berarti mereka yang
sehat membantu yang sakit, mereka yang tidak
mengalami musibah membantu yang terkena
musibah. Gotong-royong antar generasi yaitu
mereka yang muda membantu yang lebih tua.
Gotong-royong antar penghasilan ialah mereka
yang berpenghasilan tinggi membantu yang
berpenghasilan rendah.
3. Pemerataan perlindungan
Dengan ketentuan wajib yang ditegakkan secara
konsisten, maka pada dasarnya setiap tenaga
kerja mendapatkan perlindungan jaminan sosial.
Tenaga kerja yang bekerja di peusahaan besar
maupn di perusahaan menengah dan perusahaan
kecil berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.
Perlindungan dasar memungkinkan diikuti oleh
setiap pengusaha dan tenaga kerja karena
pembiayaannya dapat terjangkau.
4. Kemanfaatannya terjamin
Peraturan perundang-undangan menjamin
kesinambungan kepesertaan. Dengan
kesinambungan kepesertaan, perkiraan dan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 32
proyeksi dapat dilakukan jauh ke depan secara
lebuh akurat. Dengan demikian solvabilitasnya
tetap terjamin. Dengan demikian kemanfaatan-
kemanfaatannyaakan selalu terjamin, karena
penerimaan iurannya juga akan terjamin
kesinambungannya. Dengan kata lain,
penyelenggaraannya tidak akan mengenal
kebangkrutan.
5. Pendidikan masa depan
Ketentuan wajib mendidik tenaga kerja
memikirka masa depannya. Tanpa kewajiban
umumnya sulit bagi tenaga kerja untuk
menyisihkan sedikit dari penghasilannya guna
kepentinga jaminan sosial hari tua, waktu sakit,
bila mengalami kecelakaan atau meninggal dunia.
Demikian juga, ketentuan wajib memaksa
pengusaha memikirkan jaminan sosial bagi
karyawannya.
3.2. Tahap Kepesertaan
1. Pada hakekatnya, kepesertaan dan pengusaha
dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial
tenaga kerja bersifat wajib. Namun karena
luasnya kepesertaan, maka pelaksanaannya
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 33
dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan
teknis, administratif, dan oprasional.
2. Kepesertaan pengusaha yang semula dalam
program ASTEK untuk mereka yang
mempunyai 100 orang tenaga kerja atau lebih.
Dengan berlakunya program jaminan sosial,
syarat kepesertaan tersebut diteruskan, yaitu 10
orang tenaga kerja atau lebih, atau membayar
upah sebesar Rp1.000.000 atau lebih sebulan.
3. Kepesertaam tenaga kerja pada dasarnya
meliputi seluruh tenaga kerja sesuai
pengertiannya dalam undang-undang no. 14
tahun 1969 yaitu setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja. Di dalam hubungan kerja
artinya tenaga kerja yang mempunyai perjanjian
kerja dengan pengusaha atau perorangan, seperti
karyawan pengusaha, pembantu rumah tangga.
Di luar hubungan kerja artinya tenaga kerja
mandiri, seperti dokter, pengacara, akuntan,
pedagang.
4. Pentahapan kepesertaan tenaga kerja saat ini
masih menyangkut tenaga kerja dalam hubungan
kerja dengan pengusahan atau perorangan,
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 34
termasuk tenagaborongan dan harian lepas.
Kepesertaan tenaga kerja mandiri ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah tersendiri.
3.3. Kepesertaan Persial
1. Pengusah atau kontraktor di sektor konstruksi
umumnya mempekerjakan pekerja harian lepas.
Dalam hal ini, hubungan kerja tidak boleh untuk
waktu lebih dari 3 bulan berturut-turut, sesudah
itu pekerja harian lepas hanya dapat
dipekerjakan kembali sesudah waktu 20 hari.
2. Oleh karena itu, maka sifat dan pekerjaannya
dapat berubah-ubah dalam waktu maupun
volumenya, upah didasarkan atas kehadiran
pekerja secara harian, dan pihak pengusaha
maupun pihak pekerja bebas memutuskan
hubungan kerja tanpa syarat.
3. Dalam keadaan demikian maka hubungan kerja
tersebut tidak pasti, sehingga kepesertaan p
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 35
BAB IV
BENTUK JAMINAN
4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
4.1.1. Pengertian
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja
merupakan risiko yang harus dihadapi oleh tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh
penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-
risiko sosial seperti kematian atau cacat karena
kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka
diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.
Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan
tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha
memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan
kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74%
sesuai kelompok jenis usaha.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 36
4.1.2. Manfaat
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan
kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat
bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita
penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program
JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan.
Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis
usaha sebagaimana tercantum pada iuran.
1. Jaminan kecelakaan kerja pada hakekatnya
memberikan kompensasi yang terdiri dari :
a. Penggantian biaya yang dikeluarkan
pengusaha, yaitu transport, upah sementara,
tidak mampu bekerja dan perawatan.
b. Ganti rugi atas turunnya/hilangnya
kemampuan bekerja/ berpenghasilan yaitu
santunan cacad atau santunan kematian.
2. Jenis-Jenis kemanfaatan Jaminan Kecelakaan
Kerja meliputi :
a. Biaya transport maksimum :
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 37
Darat Rp. 100.000,00, laut Rp. 200.000,00
dan udara Rp. 250.000,00.
Biaya transport dapat digunakan untuk
transport rawat jalan.
b. Penggantian upah sementara tidak mampu
bekerja.
120 hari pertama sebesar 100% upah, 120
hari kedua sebesar 75% upah, dan hari
selanjutnya sebesar 50% upah.
c. Biaya perawatan medis.
Maksimum sebesar Rp. 3.000.000,00
d. Santunan cacad tetap-sebagian
Persentase jenis cacad sesuai tabel dikalikan
60 bulan upah.
e. Santunan cacad tetap-total
i. Pembayaran sekaligus max : 70 % x
bulan upah
ii. Pembayaran berkala : Rp. 25.000,00
selama 24 bulan
f. Santunan kematian
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 38
i. Pembayaran sekaligus : 60 % x 60 bulan
upah
ii. Pembayaran berkala : Rp. 25.000,00
selama 24 bulan
iii. Biaya pemakaman Rp. 200.000,00
g. Biaya rehabilitasi
Prothese ( anggota badan tiruan ) dan
orthose ( alat bantu ) seperti tongkat dan
kursi roda, dengan penggantian biaya sesuai
harga RS. DR. Suharso, Surakarta ditambah
40 %.
3. Penyakit akibat kerja sesuai daftar dianggap
sebagai kecelakaan kereja dan ditanggung
selama hubungan kerja dan sampai selama-
lamanya tiga tahun setelah hubungan kerja
berakhir.
Selain memberikan kompensasi dan rehabilitasi, JKK
juga ikut aktif membantu usaha-usaha pencegahan
kecelakaan kerja.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 39
4.2. Jaminan Hari Tua
4.2.1. Pengertian
Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai
pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena
meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan
dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan
Hari Tua memberikan kepastian penerimaan
penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja
mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi
persyaratan tertentu.
Iuran Program Jaminan Hari Tua:
Ditanggung Perusahaan = 3,7%
Ditanggung Tenaga Kerja = 2 %
4.2.2. Manfaat
Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar
akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.
Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 40
sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil
pengembangannya, apabila tenaga kerja:
Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau
cacat total tetap
Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-
kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 6 bulan
Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi
PNS/ABRI.
1. Progam Jaminan Hari Tua diselenggarakan
dengan sistem tabungan hari tua (provident fund),
dimana iuran dari pengusaha dan tenaga kerja
setiap bulan dikreditir pada rekening tenaga kerja
secara individual, dan mendapatkan bunga setiap
tahun; saat ini tingkat bunga tersebut 10 %
setahun dari saldo rekening yang terakhir.
2. Dana Jaminan Hari Tua pada hakikatnya
semacam dana bersama (mutual fund) dimana
peserta memberikan iurannya untuk dikelola
dalam investasi bersama, sehingga hasil
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 41
pengelolaan (laba) dibagikan kepada peserta;
karena itu peserta jaminan hari tua juga diberikan
bagian surplus hasil usaha PT. ASTEK (saat ini
sebesar 20 %).
3. Kemanfaatan dari jaminan hari tua berupa
pembayaran saldo tabungan (termasuk bunga dan
bagian surplus hasil usaha) pada saat timbulnya
hak peserta, yaitu :
a. Mencapai umur 55 tahun, atau
b. Mengalami cacat total dan tetap sehingga
tidak bisa bekerja lagi, atau
c. Meninggal dunia, atau
d. Mengalami PHK setelah menjadi peserta
setidak-tidaknya 5 tahun, atau
e. Pergi ke luar negeri atau pulang ke negeri
asal untuk tidak kembali lagi
4. Besarnya saldo tabungan tersebut tergantung dari
iuran, bunga, masa kepesertaan, dan bagian
surplus hasil usaha badan penyelenggara tetapi
diperkirakan kurang lebih 75 % upah untuk setiap
tahun kepesertaan.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 42
5. Saldo tabungan tersebut dapat dibayarkan
sekaligus apabila jumlahnya Rp.3.000.000 jangka
waktu 5 tahun apabila jumlahnya diatas Rp.
3.000.000,00.
6. Rumus pembayaran berkala adalah sebagai
berikut :
Tabel JHT Berkala bulanan
Jangka waktu
annuitas
(tahun)
Faktor
annuitas
bulanan
Cara
menentukan
besar Jaminan
Bulanan
1 0,0870 JHT Sekaligus
x 0,0870
2 0,0456 JHT Sekaligus
x 0,0456
3 0,0318 JHT Sekaligus
x 0,0318
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 43
4 0,0250 JHT Sekaligus
x 0,0250
5 0,0209 JHT Sekaligus
x 0,0209
4.3. Jaminan Kematian
4.3.1. Pengertian
Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris
dari peserta program Jamsostek yang meninggal bukan
karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian
diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga
baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun
santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung
iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3%
dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp
21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan
kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan
santunan berkala .
4.3.2. Manfaat
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 44
Program ini memberikan manfaat kepada keluarga
tenaga kerja seperti:
1. Santunan Kematian: Rp 14.200.000,-
2. Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,-
3. Santunan Berkala: Rp 200.000,-/ bulan (selama
24 bulan)
*) sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2007
1. Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahliu
waris dari tenaga kerja peserta yang meninggal
dunia
2. Jaminan kematian ini pada hakekatnya
merupakan unsur komplementer terhadap
jaminan hari tua pada saat meninggal dunia,
saldo tabungan belum optimal sehingga
jaminan kematian akan menutupnya.
3. Jaminan kematian dibayarkan sekaligus sebesar
Rp. 1.200.000 yang terdiri dari:
a. Santunan kematian sebesar Rp. 1.000.000,00
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 45
b. Biaya pemakaman sebesar Rp. 200.000,00
4. Dalam hal tidak ada ahli waris atau wasiat
lainnya biaya pemakaman dibayarkan kepada
pengusaha atau pihak lain yang mengurus
pemakamannya.
4.4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
4.4.1. Pengertian
Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK
adalah salah satu program Jamsostek yang membantu
tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah
kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik
kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu
peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan,
secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang
telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK
(Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
4.4.2. Manfaat
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 46
JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat
memiliki tenaga kerja yang sehat, dapat
konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih
produktif.
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diberikan
dalam bentuk pelayanan medis sebagai paket
jaminan pemeliharaan kesehatan dasar.
2. Paket tersebut terdiri dari :
a. Rawat jalan tingkat pertama, terutama berupa
: pemeriksaaan dan pengobatan oleh dokter
umum dan dokter gigi, pemeriksaan
kehamilan, tindakan medis sederhana.
b. Rawat jalan lanjutan, terutama berupa :
pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter
spesialis.
c. Rawat inap dirumah sakit, antara lain berupa
: pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter,
tindakan medis, menginap dan makan pada
kelas II rumah sakit pemerintah atau kelas III
rumah sakit swasta. Lamanya hari rawat dan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 47
ditanggung maksimum 60 hari per kasus
pertahun sudah termasuk perawatan khusus
atau ICCU/ ICU. Bagi penyakit tertentu yang
memerlukan perawatan diruang khusus
ICCU/ICU ditanggung maksimum 20 hari
per kasus pertahun.
d. Pergolongan persalinan, terutama berupa :
tindakan medis oleh dokter atau bidan,
menginap dirumah bersalin.
e. Penunjang diagnostik, terutama berupa :
pemeriksaan laboratorium, radiologi EEG,
ECG, USG, dan CT SCAN sesuai
tersedianya fasilitas tersebut.
f. Pelayanan khusus, terutama berupa
penggantian maksimum biaya : kacamata Rp.
50.000,00 , prothesa mata Rp. 100.000,00,
prothesa gigi Rp. 80.000, prothesa tangan
Rp. 125.000,00 , prothesa kaki Rp.
150.000,00, alat bantu dengar Rp.100.00,00
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 48
g. Pelayanan gawat darurat, terutama berupa :
pemeriksaan dan pengobatan, tindakan
medik,rawat inap ( jika perlu ).
3. Hal-hal yang tidak tidak ditanggung.
a. Pelayanan kesehatan yang tidak
ditanggungantara lain diluar prosedur
yang ditetapkan .
b. Pelayanan kesehatan pada penyakita
akibat alkohol , narkotika,penyakit
kelamin, penyakit kanker,AIDS,
perawatan kosmetik, transplantasi
organ, dan kemodialisa.
c. Obat-obatan yang tidak ditanggung
antara lain : obat kanker, kosmetika,
obat gosok dan susu.
Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh
melalui program JPK:
1. Pelayanan dari dokter umum dan dokter gigi
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 49
Dokter umum dan dokter gigi bisa anda pilih
sendiri sesuai dengan fasilitas yang ditunjuk
sebagai dokter keluarga.
2. Obat-obatan dan penunjang Diagnostik
Obat-obatan diberikan sesuai kebutuhan
medis, dengan standar obat JPK
JAMSOSTEK dan penunjang diagnostik
sesuai ketentuan.
3. Pelayanan Kesejahteraan ibu dan anak
Berupa pelayanan imunisasi dasar (BCG,
DPT, Polio), pelayanan KB (IUD,vasektomi,
tubektomi, suntik.)
4. Pelayanan Dokter Spesialis
Untuk ke Dokter Spesialis, anda harus
membawa surat rujukan dari dokter PPK
tingkat I yang ditunjuk.
5. Rawat Inap.
Bila diperlukan rawat inap, JPK
menyediakan fasilitas rumah sakit yang telah
ditunjuk. Dilayani pada kelas II RS
Pemerintah atau kelas III RS Swasta. Rawat
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 50
Inap diberikan selama 60 hari dalam satu
tahun, termasuk 20 hari pelayanan pada
ICU/ICCU.
6. Pelayanan Persalinan
7. Berlaku untuk pelayanan persalinan pertama
sampai persalinan ketiga saja, bagi tenaga
kerja berkeluarga, JPK memberikan bantuan
biaya persalinan sebesar maksimum
Rp.400.000,00 per anak.
8. Pelayanan Gawat Darurat
Untuk mendapatkan pelayanan ini melalui
fasilitas yang ditunjuk JPK JAMSOSTEK
langsung, tanpa surat rujukan. Pelayanan
Khusus hanya diberikan kepada Tenaga
Kerja dan diperoleh melalui rujukan
Penggantian Kacamata.
Untuk mendapat penggantian kacamata
(kaca dan bingkai) maksimal sebesar Rp.
150.000,00.
Penggantian Gigi Palsu
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 51
Untuk mendapat penggantian gigi palsu
(yang bisa dipasang/dilepas) dengan
bahan acrylic, maksimum sebesar Rp.
250.000,00.
Penggunaan Mata Palsu dan Alat Bantu
Dengar
Untuk penggunaan mata palsu dan alat
bantu dengar, masing-masing
memperoleh penggantian maksimum
sebesar Rp. 300.000,00.
Penggunaan Alat Bantu Tangan & Kaki
Untuk penggunaan alat bantu tangan
memperoleh penggantian maksimum
sebesar Rp. 350.000,00 dan penggunaan
alat bantu kaki memperoleh penggantian
maksimum sebesar Rp. 500.000,00
4.4.3. Jumlah iuran yang harus
dibayarkan:
Iuran JPK dibayar oleh perusahaan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2012 tentang
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 52
perubahan kedelapan atas Peraturan Pemeritah Nomor
14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dengan perhitungan
sebagai berikut:
Tiga persen (3%) dari upah tenaga kerja (maks
Rp 3.080.000 ) untuk tenaga kerja lajang
Enam persen (6%) dari upah tenaga kerja (maks
Rp 3.080.000 ) untuk tenaga kerja berkeluarga
Dasar perhitungan persentase iuran dari upah
setinggi-tingginya Rp 3.080.000,-
Prosedur ditulis berdasarkan pada ketentuan-
ketentuan:
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-
12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero)
No. KEP/127/062006 tentang Petunjuk
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 53
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi
Peserta Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan.
4.4.4. Hak-hak Peserta Program JPK:
1. Memperoleh kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
dan menyeluruh, sesuai kebutuhan dengan
standar pelayanan yang ditetapkan, kecuali
pelayanan khusus seperti kacamata, gigi palsu,
mata palsu, alat bantu dengar, alat Bantu gerak
tangan dan kaki hanya diberikan kepada tenaga
kerja dan tidak diberikan kepada anggota
keluarganya
2. Bagi Tenaga Kerja berkeluarga peserta
tanggungan yang diikutkan terdiri dari suami/istri
beserta 3 orang anak dengan usia maksimum 21
tahun dan belum menikah
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 54
3. Memilih fasilitas kesehatan diutamakan dalam
wilayah yang sesuai atau mendekati dengan
tempat tinggal
4. Dalam keadaan Emergensi peserta dapat
langsung meminta pertolongan pada Pelaksana
Pelayanan Kesehatan (PPK) yang ditunjuk oleh
PT Jamsostek (Persero) ataupun tidak.
5. Peserta berhak mengganti fasilitas kesehatan
rawat jalan Tingkat I bila dalam Kartu
Pemeliharaan Kesehatan pilihan fasilitas
kesehatan tidak sesuai lagi dan hanya diizinkan
setelah 6 (enam) bulan memilih fasilitas
kesehatan rawat jalan Tingkat I, kecuali pindah
domisili.
6. Peserta berhak menuliskan atau melaporkan
keluhan bila tidak puas terhadap penyelenggaraan
JPK dengan memakai formulir JPK yang
disediakan diperusahaan tempat tenaga kerja
bekerja, atau PT. JAMSOSTEK (Persero)
setempat.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 55
7. Tenaga kerja/istri tenaga kerja berhak atas
pertolongan persalinan kesatu, kedua dan ketiga.
8. Tenaga kerja yang sudah mempunyai 3 orang
anak sebelum menjadi peserta program JPK,
tidak berhak lagi untuk mendapatkan pertolongan
persalinan.
4.4.5. Kewajiban Peserta Program JPK
1. Menyelesaikan Prosedur administrasi, antara lain
mengisi formulir Daftar Susunan Keluarga
(Formulir Jamsostek 1a)
2. Menandatangani Kartu Pemeliharaan Kesehatan
(KPK)
3. Memiliki Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)
sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan
4. Mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang
telah ditetapkan
5. Segera melaporkan kepada PT JAMSOSTEK
(Persero) bilamana terjadi perubahan anggota
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 56
keluarga misalnya: status lajang menjadi kawin,
penambahan anak, anak sudah menikah dan atau
anak berusia 21 tahun. Begitu pula sebaliknya
apabila status dari berkeluarga menjadi lajang
6. Segera melaporkan kepada Kantor PT
JAMSOSTEK (Persero) apabila Kartu
Pemeliharaan Kesehatan (KPK) milik peserta
hilang/rusak untuk mendapatkan penggantian
dengan membawa surat keterangan dari
perusahaan atau bilamana masa berlaku kartu
sudah habis
7. Bila tidak menjadi peserta lagi maka KPK
dikembalikan ke perusahaan
4.4.6. Hal-hal yang tidak menjadi
tanggung jawab badan
penyelenggara (PT Jamsostek
(Persero))
1. Peserta
Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku
yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 57
Akibat langsung bencana alam, peperangan dan
lain-lain
Cidera yang diakibatkan oleh perbuatan sendiri,
misalnya percobaan bunuh diri, tindakan
melawan hukum
Olah raga tertentu yang membahayakan seperti:
terbang layang, menyelam, balap mobil/motor,
mendaki gunung, tinju, panjat tebing, arum jeram
Tenaga kerja yang pada permulaan
kepesertaannya sudah mempunyai 3 (tiga) anak
atau lebih, tidak berhak mendapatkan pertolongan
persalinan
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk
oleh Badan Penyelenggara JPK, kecuali kasus
emergensi dan bila harus rawat inap, ditanggung
maksimal 7 hari perawatan sesuai standar rawat
inap yang telah ditetapkan
Imunisasi kecuali Imunisasi dasar pada bayi
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 58
General Check Up/Check Up/Regular Check Up
(termasuk papsmear)
Pemeriksaan, pengobatan, perawatan di luar
negeri
Penyakit yang disebabkan oleh penggunaan
alkohol/narkotik
Penyakit Kanker (terhitung sejak tegaknya
diagnosa)
Penyakit atau cidera yang timbul dari atau
berhubungan dengan tugas pekerjaan
(Occupational diseases/accident)
Sexual transmited diseases termasuk AIDS
RELATED COMPLEX
Pengguguran kandungan tanpa indikasi medis
termasuk kesengajaan
Kelainan congential/herediter/bawaan yang
memerlukan pengobatan seumur hidup, seperti:
debil, embesil, mongoloid, cretinism, thalasemia,
haemophilia, retardasi mental, autis
Pelayanan untuk Persalinan ke 4 (empat) dan
seterusnya termasuk segala sesuatu yang
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 59
berhubungan dengan proses kehamilan pada
persalinan tersebut
Pelayanan khusus (Kacamata, gigi palsu, prothesa
mata, alat bantu dengar, prothesa anggota gerak)
hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti
Khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi
tanggung jawab Penyelenggara JPK
Haemodialisa termasuk tindakan penyambungan
pembuluh darah untuk hemodialisa
Operasi jantung berserta tindakan-tindakan
termasuk pemasangan dan pengadaan alat pacu
jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-
obatan
Katerisasi jantung sebagai tindakan Therapeutik
(pengobatan)
Transpalantasi organ tubuh misalnya
transplantasi sumsum tulang
Pemeriksaan-pemeriksaan dengan menggunakan
peralatan canggih/baru yang belum termasuk
dalam daftar JPK, antara lain: MRI (Magnetic
Resonance Immaging), DSA (Digital
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 60
Substraction Arteriography), TORCH
(Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes)
Pemeriksaan dan tindakan untuk mendapatkan
kesuburan termasuk bayi tabung
3. Obat-obatan:
Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya
dengan penyakit
Obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk
operasi keloid yang bukan atas indikasi medis
Obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk
bayi dan sebagainya
Obat-obatan gosok sepeti kayu putih dan
sejenisnya
Obat-obatan lain seperti: verban, plester, gause
stril
Pengobatan untuk mendapatkan kesuburan
termasuk bayi tabung dan obat-obatan kanker
4. Pembiayaan:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 61
Biaya perjalanan dari dan ke tempat berobat
Biaya perjalanan untuk mengurus kelengkapan
administrasi kepesertaan, jaminan rawat dan
klaim
Biaya perjalanan untuk memperoleh
perawatan/pengobatan di Rumah sakit yang
ditunjuk.
Biaya perawatan emergensi lebih dari 7 (hari)
diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh Badan
Penyelenggara JPK
Biaya Perawatan dan obat untuk penyakit lebih
dari 60 hari/kasus/tahun sudah termasuk
perawatan khusus (ICU, ICCU, HCU, HCB, ICU,
PICU) pada penyakit tertentu sehingga
memerlukan perawatan khusus lebih dari 20
hari/kasus/tahun
Biaya tindakan medik super spesialistik
Batas waktu pengajuan klaim paling lama 3 (tiga)
bulan setelah perusahaan melunasi tunggakan
iuran, selebihnya akan ditola
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 62
BAB V
TINGKAT IURAN
1. Dalam pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja,
selain faktor pelayanan, maka ada 2 faktor utama
yang perlu mendapatkan pertimbangan yang
serius yaitu :
a. Kemampuan membayar dari peserta (ability to
pay)
b. Kemanfaatan yang cukup berarti
(meaningfulness of benefits),
2. Kemampuan membayar menyangkut iuran yang
harus tetap berada dalam jangkauan keuangan
penguasaha (besar,menengah,dan kecil) dan
tenaga kerja untuk menanggung. Dilain pihak,
iuran tersebut harus dapat membiayai
kemanfaatan yang cukup berarti, sehingga dapat
dinikmati oleh tenaga kerja dan keluarganya.
3. JAMSOSTEK pada hakekatnya merupakan
kelanjutan dari asuransi sosial tenaga kerja atau
ASTEK, sehingga tingkat iuran dan
kemanfaatannya juga merupakan kelanjutannya.
Selama 15 tahun, ASTEK telah mengalami
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 63
perkembangan dan kemajuan dalam hal
kemanfaatan dan pelayanannya, yang akan
diteruskan dalam pelaksanaan JAMSOSTEK.
Oleh karena itu, tingkat dan struktur iurannya
juga perlu lebih dioptimalkan dan dirasionalkan.
4. Optimalisasi dan rasionalisasi iuran dilakukan
sebagai berikut :
a. Tingkat iuran AKK yang ditanggung
sepenuhnya oleh pengusaha, terdiri dari 10
tarif yang kurang efektif, disederhanakan
menjadi 5 tarif, dan diturunkan dari 0,24 % -
3,6 % upah menjadi 0,24 % -1,74 % upah
dalam JKK.
b. Tingkat iuran AKK yang ditanggung
sepenuhnya oleh pengusaha, sebesar 0,5 %
upah diturunkan menjadi 0,3 % upah dalam
JKM agar dapat memberikan rasio jaminan
yang lebih rasional.
c. Tingkat Iuran THT sebesar 2,5 % upah dimana
1,5 % upah ditanggung pengusaha dan 1 %
upah ditanggung tenaga kerja , tidak bisa
memberikan kemanfaatan yang berarti, karena
itu dinaikkan menjadi 5,7 % upah dalam JHT,
dimana 3,7 % upah ditanggung oleh pengusaha
dan 2 % upah ditanggung tenaga kerja. Oleh
karena kemanfaatan JHT pasti akan diterima
oleh tenaga kerja atau ahli warisnya di hari
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 64
depan, maka kenaikan iuran secara marginal
ini relatif memberikan kemanfaatan yang lebih
besar.
d. Tingkat iuran JPKTK sebesar 7 % upah yang
ditanggung pengusaha untuk pelayanan medis
bagi tenaga kerja dan keluarganya, dalam JPK
lebih dirinci menjadi 3 % upah bagi tenaga
kerja lajang, dan 6 % upah bagi tenaga kerja
dengan keluarga.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 65
BAB VI
PENYELENGGARAAN
6.1. Badan Penyelenggara
1. Menurut pasal 25 Undang-undang No. 3/1992,
badan penyelenggara JAMSOSTEK adalah
BUMN yang berbentuk Perusahaan Perseroan
(PERSERO) yang dibentuk dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu
Undang-Undang No. 9/1969 dan Peraturan
Pemerintah No. 3/1983.
2. Pada saat ini, PERSERO yang menyelenggarakan
progam-progam jaminan sosial bagi tenaga kerja
dan keluarganya sejak akhir 1977 ialah PT.
ASTEK yang dibentuk dari perubahan PERUM
berdasarkan peraturan pemerintah No. 19/1990.
PT. ASTEK telah memiliki personil, sarana, dan
organisasi untuk menyelenggarakan progam
jaminan sosial selama lebih dari 15 tahun,
sehingga paling siap untuk menyelenggarakan
Undang-Undang No. 3/1992.
3. Badan penyelenggara ini diharapkan lebih
meningkatkan pelayanan dalam rangka
perlindungan dan kesejahteraaan tenaga kerja dan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 66
keluarganya, serta menjaga prinsip-prinsip
solvabilitas (kemampuan memenuhi kewajiban
dalam jangka panjang), likuiditas (kemampuan
memenuhi kewajiban yang segera harus
dipenuhi), dan rentabilitas (tidak menderita
kerugian sehingga tidak membebani keuangan
negara).
4. Kekhususan dari PERSERO penyelenggara
jaminan sosial ini, selain tidak mengejar laba
tetapi mengutamakan pelayanan, perlindungan
dan kesejahteraan tenaga kerja, Dewan Komisaris
sebagai pengawas terdiri dari unsur-unsur tripartit
yaitu unsur Pemerintah, unsur pengusaha, dan
unsur tenaga kerja karena unsur-unsur tersebut
terlibat dan berkepentingan secara langsung
terhadap penyelenggaraan progam jaminan sosial
tenaga kerja.
6.2. Investasi dan Pengelolaan Dana
1. JAMSOSTEK dibiayai dengan iuran bulanan
secara teratur, sedangkan hak atas jaminannya
timbul dikemudian hari, sehingga terpupuk dana
yang akan dipergunakan di masa depan.
Pemupukan dan ini terutama akan terjadi pada
progam yang berjangka panjang yaitu JHT dan
JKM, serta pada progam yang berjangka pendek
yaitu JKK dan JPK dalam skala yang kecil.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 67
2. Dana yang merupakan cadangan untuk
pembayaran jaminan ini harus dikelola dengan
mengindahkan syarat-syarat :
a. Keamanan, baik secara nominal (atas pokok
modal yang ditanam) dan riil (atas laju inflasi).
b. Hasil, secara maksimal dalam batas risiko yang
rendah (aman).
c. Likuid, tetap dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban.
Oleh karena itu perlu ditentukan portofolio atau
diversifikasi investasi yang tepat.
3. Portofolio investasi ditentukan sedemikian rupa,
sehingga bentuk-bentuknya mencerminkan urutan
syarat-syarat diatas :
a. SBI, Deposito berjangka, dan surat berharga
Pemerintah lainnya, serta obligasi perusahaan
yang bonafid.
b. Surat saham yang diperdagangkan di pasar
modal.
c. Kekayaan tetap, penyertaan modal, dan anak
perusahaan.
4. Saat ini, deposito berjangka pada Bank
pemerintah merupakan bentuk investasi yang
diunggulkan karena :
a. Keamanan nominal dan riil terjamin.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 68
b. Hasilnya sebesar +/- 1,25 % sebulan sehingga
memperoleh bunga majemuk.
c. Likuiditas terjamin karena dapat dicairkan
dengan perhitungan bunga dan biaya tertentu.
d. Diversifikasinya dapat dilakukan dengan
penempatan pada beberapa Bank Pemerintah.
e. Dapat diperpanjang otomatis, sehingga dapat
bersifat jangka menengah, bukan jangka
panjang.
Bentuk Investasi demikian telah berlangsung
selama lebih dari 20 tahun.
6.3. Sanksi Hukuman
1. JAMSOSTEK pada hakekatnya adalah progam
yang bersifat wajib secara nasional sehingga
termasuk hukum publik yang diatur dengan
undang-undang lengkap dengan sanksi pidana.
2. Ancaman Hukuman terdiri dari :
a. Ketentuan pidana, yaitu :
i. Hukuma kurungan selama-lamanya enam
bulan, atau denda setinggi-tingginya Rp.
50.000.000,-
ii. Pengulangan tindak pidana untuk kedua
kalinya atau lebih dihukum pidana
kurungan selama-lamanya delapan bulan.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 69
Terutama yang menyangkut pelanggaran
kepesertaan, iuran dan laporan.
b. Hukuman administratif, berupa :
i. Ganti rugi.
ii. Denda.
Terutama yang menyangkut pelanggaran
keterlambatan pembayaran iuran dan
kekurangan pembayaran jaminan.
3. Penegakan hukum dilakukan oleh Pegawai
Pengawas Ketenaga Kerjaan, sesuai Undang-
Undang No. 3/1951 tentang pengawasan
perburuhan, sedangkan penyidikan tindak pidana
selain dilakukan oleh Polisi, juga oleh Penyidik
Pegawai Negeri Sipil sesuai Undang-Undang No.
8/1981 tentang Hukum Acara Pidana.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 70
BAB VII
PROSEDUR PENDAFTARAN
DAN IURAN
1. Tata cara pendaftaran perusahaan dalam
JAMSOSTEK meliputi 3 macam kegiatan
administrasi, yakni:
a. Pendaftaran Perusahaan
Pengusaha melakukan pendaftaran untuk kepesertaan
dalam JAMSOSTEK yang terdiri JKK, JHT, dan
JKM. Khusus JPK bagi perusahaan yang sudah
memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan yang
lebih baik dapat tidak mengikuti program JPK.
b. Penetapan Tarif Iuran JKK
Berdasarkan klasifikasi jenis usaha perusahaan, PT.
ASTEK akan menentukan satu tarif JKK dari 5 tarif
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 71
yang ada yang berkisar dari 0,24% s/d 1,74% dari
jumlah upah sebulan.
c. Penerbitan Sertifikat Perusahaan
PT. ASTEK akan memberikan Sertifikat bagi
perusahaan sebagai tanda kepesertaan dalam program
JAMSOSTEK.
Aliran dokumen dalam administrasi pendaftaran
perusahaan dalam JAMSOSTEK adalah sebagai
berikut:
a. Form Pendaftaran Perusahaan (F.1) dikirim ke PT.
ASTEK dengan tembusan ke Kantor Departemen
Tenaga Kerja setempat.
b. PT. ASTEK akan menyampaikan penetapan tarif
iuran JKK kepada perusahaan setelah F.1 diterima dari
perusahaan. Berdasarkan penetapan ini, perusahaan
melakukan pembayaran iuran pertama.
c. PT. ASTEK akan membuat Sertifikat bagi
perusahaan dan menyerahkannya ke perusahaan
setelah iuran pertama diterima PT. ASTEK.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 72
2. Tata cara pendaftaran tenaga kerja dalam
JAMSOSTEK meliputi 4 macam kegiatan
administrasi, yakni :
a. Pendaftaran Tenaga kerja
Pengusaha melakukan pendaftaran tenaga kerja untuk
kepesertaan dalam JAMSOSTEK. Pendaftaran tenaga
kerja ini dilakukan baik bagi tenaga kerja baru pada
kepesertaan awal, maupun bagi karyawan baru susulan
pada bulan-bulan berikutnya.
b. Penerbitan Kartu Peserta (KPA)
Berdasarkan informasi pendaftaran tenaga kerja , PT.
ASTEK akan menerbitkan dan menyampaikan KPA
sebagai tanda kepesertaan tenaga kerja dalam progam
JAMSOSTEK.
c. Pendaftaran Keluarga Tenaga Kerja
Pengusaha melakukan pendaftaran keluarga tenaga
kerja dalam kepesertaan progam JPK. Dan dalam
pendaftaran ini juga dilakukan pemilihan fasilitas
pelayanan kesehatan yang dikehendaki tenaga kerja
dan keluarganya.
d. Pelaporan Tenaga Kerja Keluar
Pengusaha perlu memberitahukan kepada PT. ASTEK
perihal tenaga kerja yang keluar dari perusahaannya.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 73
Aliran dokumen dalam administrasi pendaftaran
tenaga kerja dalam JAMSOSTEK adalah sebagai
berikut :
a. Form Pendaftaran Tenaga Kerja (F.1a) diisi oleh
perusahaan bagi tenaga kerja baru yang bekerja di
perusahaan tersebut dan dikirim ke PT. ASTEK
setempat.
b. PT. ASTEK akan membuat KPA bagi tenaga
kerja baru yang belum memiliki kartu KPA,
setelah F.1a diterima dari perusahaan, KPA ini
diserahkan kepada tenaga kerja melalui
perusahaan.
c. Form Daftar Susunan Keluarga (F.1b) diisi oleh
perusahaan berisi data keluarga dan pilihan
fasilitas pelayanan kesehatan khusus bagi peserta
progam JPK. Form ini dikirim ke PT. ASTEK.
d. Berdasarkan F.1b tersebut, PT. ASTEK membuat
Kartu Berobat bagi tenaga kerja dan keluarganya,
dan diserahkan kepada tenaga kerja peserta
melalui perusahaan.
e. Dan berdasarkan F.1b tersebut, PT. ASTEK
menysun daftar peserta progam JPK dan
meneruskannya kepada setiap fasilitas pelayanan
kesehatan yang ditunjuk.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 74
f. Form Laporan Tenaga Kerja Keluar (F.1c)
disampaikan ke PT. ASTEK oleh perusahaan,
bila terdapat tenaga kerja yang keluar dari
perusahaan.
g. Berdasarkan laporan F.1c tersebut, PT. ASTEK
akan memperbaiki catatan administrasi, dan
menyampaikan perubahan tersebut kepada setiap
fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
3. Tata cara pembayaran iuran dalam JAMSOSTEK
meliputi 3 kegiatan administrasi, yakni :
a. Perincian iuran
Pengusaha melakukan perincian iuran dalam form F.2
setiap bulan berdasarkan upah karyawan bulan yang
bersangkutan dan sesuai dengan tarif iuran setiap
progam yang diikuti. Termasuk didalamnya kelebihan
atau kekurangan iuran yang terjadi pada bulan
sebelumnya.
b. Pelaporan upah tenaga kerja
Pengusaha melaporkan daftar upah tenaga kerja dalam
periode 6 bulan sekali atau kurang dalam bentuk form
F.2a.
c. Rekonsiliasi iuran
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 75
Berdasarkan informasi iuran yang diterima setiap
bulan dan informasi upah karyawan yang diterima
setiap periode tersebut, PT. ASTEK akan melakukan
rekonsiliasi iuran.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 76
BAB VIII
PEMBAYARAN JAMINAN DAN
PELAYANAN KLAIM
JAMSOSTEK
8.1. Tata cara pengajuan klaim Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK)
Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) dalam JAMSOSTEK meliputi 4
macam kegiatan administrasi, yakni:
a. Pelaporan Kecelakaan Tahap Pertama (F.3)
Pengusaha melaporkan kecelakaan kerja dalam
tempo 2x24 jam sejak terjadinya kecelakaan
kerja kepada PT ASTEK dan Kantor
Departemen Tenaga Kerja Setempat.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 77
b. Pelaporan Kecelakaan Tahap Lanjutan
(F.3b/3c/3d)
Pengusaha melaporkan status kecelakaan kerja
dalam tempo 2 x 24 jam sejak tenaga kerja
dinyatakan sembuh, cacad total atau sebagian,
atau meninggal dunia. Laporan ini berfungsi
juga sebagai dokumen klaim JKK yang disertai
keterangan dokter (F.3b/3c) dan bukti-bukti
lainnya. Dan laporan tersebut dikirimkan ke PT
ASTEK dan Kantor Departemen Tenaga Kerja
setempat.
c. Penempatan Jaminan Kecelakaan Kerja
Berdasarkan informasi kecelakaan kerja yang
lengkap, PT ASTEK akan melakukan
penetapan besarnya jaminan JKK berdasarkan
tingkat cacad dan tingkat upah tenaga kerja
yang bersangkutan.
d. Pembayaran Jaminan JKK
Dari hasil penetapan tersebut, PT. Jamsostek
melaksanakan pembayaran jaminan JKK.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 78
Aliran dokumen dalam administrasi pengajuan klaim
JKK dalam Jamsostek adalah sebagai berikut:
a. Form Laporan Kecelakaan Tahap I (F.3) diisi
oleh perusahaan dan disampaikan ke PT ASTEK
dan Kantor Departemen Tenaga Kerja dalam
tempo 2 x 24 jam sejak terjadinya kecelakaan
kerja, dengan cara:
1. Mengisi formulir 3 tahap 1 yang sudah di cap
dan tandatangan perusahaan
2. Melampirkan foto copy Kartu Peserta
Jamsostek (KPJ) korban.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 79
3. Melampirkan foto copy KTP korban.
4. Kronologis Kejadian yang dibuat perusahaan.
5. Formulir 3 tahap 1 yang sudah dilengkapi
dengan persyaratan diatas, diserahkan kepada
Kantor Dinas Tenaga Kerja untuk
mendapatkan nomor registrasi kecelakaan.
6. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna
merah diserahkan ke Kantor Dinsnaker.
7. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna putih
diserahkan ke kantor Jamsostek.
8. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna
kuning untuk arsip perusahaan.
Kronologis kejadian berguna pada saat
perusahaan melaporkan kecelakaan kerja kepada
Disnaker, supaya petugas Disnaker dapat
memperoleh informasi secara tertulis. Kronologis
kejadian (asli) diserahkan kepada Kantor
Disnaker, sedangkan foto copy-nya di lampirkan
dengan formulir 3 berwarna putih, foto copy KPJ
dan KTP kepada Kantor Jamsostek. Apabila
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 80
laporan kecelakaan kerja dilaporkan lebih dari
224 jam, maka perusahaan membuat surat
keterangan keterlambatan klaim untuk disertakan
bersamaan dengan laporan kecelakaan kerja.
b. Form Laporan Kecelakaan Tahap Lanjutan (F.3a)
diisi oleh perusahaan dan disampaikan ke PT
ASTEK dan Kantor Departemen Tenaga Kerja
dalam tempo 2 x 24 jam sejak tenaga kerja
meninggal, atau dinyatakan cacad total/sebagian,
atau dinyatakan sembuh.
Laporan ini dilampiri dengan Surat Keterangan
Dokter (F.3b) untuk kasus kecelakaan kerja, atau
F3c untuk kasus penyakit karena hubungan kerja.
Selain itu juga dilampiri dengan bukti-bukti yang
berkaitan dengan kasusnya.
1. Mengisi formulir 3 tahap 2 yang sudah di cap
dan tandatangan perusahaan.
2. Foto copy kartu peserta (KPJ).
3. Surat keterangan dokter (formulir 3a).
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 81
4. Melampirkan kwitansi biaya pengobatan dan
pengangkutan. Laporan tahap ini tidak
melebihi 224 jam.
5. Melampirkan berita acara kecelakaan lalulintas
dari kepolisian. (kecelakaan lalulintas).
6. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna
merah diserahkan ke Kantor Dinsnaker.
7. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna putih
diserahkan ke kantor Jamsostek.
8. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna
kuning untuk arsip perusahaan.
PT . Jamsostek akan menentukan apakah
kecelakaan dan penyakit tersebut termasuk dalam
lingkup program Jamsostek. Kemudian akan
dihitung besarnya santunan dan penggantian
biaya. Uang penggantian akan diberikan melalui
perusahaan sedangkan santunan akan diberikan
kepada tenaga kerja atau ahli waris.
Berikut ketentuan santunan atas biaya pengobatan
dan angkutan :
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 82
1. Biaya Transport (Maksimum) :
o Darat/sungai/danau Rp 750.000,-
o Laut Rp 1.000.000,-
o Udara Rp 2.000.000,-
2. Sementara tidak mampu bekerja :
o Empat (4) bulan pertama, 100% x upah
sebulan
o Empat (4) bulan kedua, 75% x upah sebulan
o Seterusnya 50% x upah sebulan
3. Biaya pengobatan/perawatan, maksimum
sebesar Rp 20.000.000,- dan pergantian gigi
tiruan Rp. 2.000.000,-
4. Santunan Cacat :
o Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah.
o Total-tetap: Sekaligus: 70% x 80 bulan upah
& Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per
bulan.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 83
o Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x
80 bulan upah.
5. Santunan Kematian :
o Sekaligus 60% x 80 bulan upah
o Berkala (24 bulan) Rp. 200.000,- per bulan*
o Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*
6. Biaya rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap
kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh
pusat rehabilitasi RS. Umum Pemerintah dan
ditambah 40% dari harga tersebut, serta biaya
rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp
2.000.000,- :
o Prothese/alat penganti anggota badan.
o Alat bantu/orthose (kursi roda).
c. PT ASTEK berdasarkan semua informasi yang
berasal dari F.3, F.3a dan F.3b/3c melakukan
perhitungan dan penetapan besarnya jaminan
JKK yang terdiri dari penggantian biaya dan
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 84
santunan JKK yang tergantung tingkat cacad dan
tingkat upah tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK
melakukan pembayaran jaminan JKK kepada
perusahaan untuk komponen penggantian
biasanya, dan kepada tenaga kerja/ahli waris
untuk komponen santunannya.
8.2. Tata cara pengajuan klaim Jaminan
Kematian (JKM)
Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kematian
(JKM) dalam Jamsostek meliputi 3 macam kegiatan
administrasi, yakni:
a. Pengajuan Klaim JKM (F.4)
Ahli waris dari tenaga kerja yang meninggal
dunia mengajukan permintaan pembayaran
JKM kepada PT ASTEK.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 85
b. Penetapan Jaminan Kematian
PT ASTEK akan menetapkan besarnya
jaminan JKK sebesar Rp. 1,2 juta yang terdiri
santunan kematian sebesar Rp. 1,0 juta dan
uang kubur sebesar Rp. 0,2 juta.
c. Pembayaran Jaminan JKM
Dari hasil penetapan tersebut, PT ASTEK
melaksanakan pembayaran jaminan JKM
kepada ahli waris tenaga kerja.
Aliran dokumen dalam administrasi pengajuan klaim
JKM dalam Jamsostek adalah sebagai berikut:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 86
a. Form Pengajuan Pembayaran JKM (F.4( diisi
oleh ahli waris dari tenaga kerja yang meninggal
dunia dan disampaikan kepada PT ASTEK
setempat. Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja
yang meninggal dunia mengisi dan mengirim
Formulir Permintaan Pembayaran Jaminan
Kematian, Santunan Berkala dan Jaminan Hari
Tua (Formulir Jamsostek 4) kepada Kantor
Cabang PT Jamsostek (Persero)
Dokument pendukung:
1. Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) Asli
2. Surat keterangan kematian dari Rumah
sakit/Kepolisian/Kelurahan
3. Salinan/fotokopi KTP/SIM dan Kartu
Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang
masih berlaku
4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan
Kartu Keluarga)
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 87
5. Surat Keterangan Ahli Waris dari
Lurah/Kepala Desa setempat
6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang
diberi kuasa (apabila pengambilan JK ini
dikuasakan)
b. PT ASTEK berdasarkan form F.4 tersebut
melakukan penetapan besarannya jaminan JKM
yang terdiri dari santunan kematian sebesar Rp.
1,0 juta dan uang kubur sebesar Rp. 0,2 juta.
c. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK
melakukan pembayaran jaminan JKM kepada
ahli waris tenaga kerja.
8.3. Tata cara pengajuan klaim Jaminan
Hari Tua (JHT)
Tata cara pengajuan klaim Jaminan Hari Tua
(JHT) dalam Jamsostek meliputi 3 macam
kegiatan admisitrasi, yakni:
a. Pengajuan Klaim JHT (F.5)
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 88
Tenaga kerja atau keluarganya mengajukan
permintaan pembayaran JHT (dan THT)
kepada PT ASTEK.
b. Penetapan Jaminan Hari Tua
PT ASTEK akan menghitung dan menetapkan
besarnya JHT (dan THT) selama menjadi
peserta program Jamsostek (dan program PP.
33/1977) ditambah hasil pengembangan dana
dan sebagian dari sisa hasil usaha PT ASTEK.
c. Pembayaran Jaminan Hari Tua
Dari hasil penetapan tersebut, PT ASTEK
melaksanakan pembayaran jaminan JHT (dan
THT) yang dapat dilakukan sekaligus atau
berkala bulanan selama 5 tahun, tergantung
pilihan tenaga kerja peserta.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 89
Aliran dokumen dalam admisistrasi pengajuan klaim
JHT dalam Jamsostek adalah sebagai berikut:
a. Form Pengajuan Pembayaran JHT (F.5) diisi oleh
tenaga kerja atau keluarganya (dalam kasus
meninggal dunia) dan disampaikan kepada PT
ASTEK setempat. Pengajuan ini bisa dilakukan
bila tenaga kerja mencapai usia 55 tahun, tidak
bekerja dengan masa kepesertaan minimal 5
tahun dan menjalani masa tunggu 6 bulan, atau
tenaga kerja meninggal.
b. PT ASTEK berdasarkan Form F.5 tersebut dan
semua informasi administrasi JHT (dan THT)
tenaga kerja tersebut selama menjadi peserta
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 90
program Jamsostek (dan PP. 33/1977) melakukan
perhitungan dan penetapan besarnya jaminan JHT
yang terdiri dari pemupukan iuran JHT (dan
THT) tenaga kerja yang bersangkutan ditambah
hasil pengembangan dana JHT dan sebagian dari
sisa hasil usaha PT ASTEK.
c. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK
melakukan pembayaran jaminan JHT (dan THT)
kepada tenaga kerja atau keluarganya.
Pembayaran ini bisa dilakukan sekaligus atau
berkala bulanan paling lama 5 tahun.
Prosedur berdasarkan pada ketentuan-ketentuan:
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-
12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, beserta perubahannya
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 91
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER-06/MEN/III/2009
Setiap permintaan JHT, Tenaga Kerja mengisi
dan menyampaikan Formulir Permintaan
Pembayaran JHT (Formulir Jamsostek 5) kepada
Kantor Cabang PT Jamsostek.
Dokumen pendukung:
1. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli
2. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi)
3. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari
perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan
Industrial
4. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai
5. Kartu Keluarga (KK)
6. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja
yang mengalami cacat total dilampiri
dengan Surat Keterangan Dokter
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 92
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja
yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia
dilampiri dengan:
1. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia
2. Photocopy Paspor
3. Photocopy VISA
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja
yang meninggal dunia sebelum usia 55 thn dilampiri:
1. Surat keterangan kematian dari Rumah
Sakit/Kepolisian/Kelurahan
2. Photocopy Kartu keluarga
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja
yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55
thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah
melewati masa tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak
tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja,
dilampiri dengan:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 93
1. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari
perusahaan
2. Surat pernyataan belum bekerja lagi
Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja
yang menjadi Pegawai Negeri Sipil/POLRI/ABRI
Masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun dengan masa tunggu 1 (satu) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung
sejak pembayaran iuran pertama Program
Jaminan Hari Tua
Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan
tersebut PT Jamsostek (Persero) melakukan
pembayaran JHT
8.4. Tata cara memperoleh Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Tata cara memperoleh Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) dalam Jamsostek meliputi 2
macam kegiatan pelayanan, yakni:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 94
a. Pelayanan PPKK tingkat pertama
Tenaga kerja dan keluarganya berhak
memperoleh pelayanan PPK tingkat pertama
berupa pemeriksaan dan berobat jalan pada Balai
Pengobatan Umum/Gigi yang dipilih.
Dan untuk memperoleh pelayanan tersebut,
tenaga kerja dan keluarganya menunjukan kartu
Pemeliharaan Kesehatan (kartu berobat).
b. Pelayanan PPK tingkat lanjutan
Apabila diperlukan, tenaga kerja atau
keluarganya bisa memperoleh pelayanan PPK
tingkat lanjutan dengan melalui rujukan dari PPK
tingkat pertama. Pelayanan ini bisa berupa rawat
inap dan tingkan medis yang diperlukan.
Untuk pengambilan obat untuk kacamata dapat
dilakukan pada apotik atau optik yang ditunjuk
oleh PT ASTEK. Berdasarkan rujukan resep
dokter spesialis berwenang yang ditunjuk.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 95
Prosedur ditulis berdasarkan pada ketentuan-
ketentuan:
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-
12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis
Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero)
No. KEP/127/062006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi
Peserta Program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 96
8.4.1. Petunjuk Umum
Selalu membawa dan meperlihatkan Kartu
Pemeliharaan Kesehatan (KPK) kepada petugas
Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di Klinik
Dokter Keluarga (PPK I), Klinik Dokter Spesialis
(PPK II), Rumah Sakit, Apotek dan Optik.
Setiap berkunjung ke Klinik Spesialis (PPK II),
sertakan berkas pendukung (fotokopi):
1. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)
2. Surat rujukan dari Dokter Keluarga
Setiap berkunjung ke Kantor Cabang PT
Jamsostek, sertakan berkas pendukung
(fotokopi):
1. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)
2. Surat rujukan dari Dokter Keluarga/Dokter
Spesialis
3. Resep obat/ resep kacamata
Selalu menandatangani Formulir Bukti
Kunjungan / Perawatan / Tindakan / Resep di
setiap PPK yang dikunjungi.
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 97
8.4.2. Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama (PPK I - Dokter Keluarga)
Datangilah dokter keluarga / dokter gigi yang
sudah dipilih sesuai yang tercantum dalam KPK.
Perlihatkan KPK dan daftarkan diri dengan
mengisi dan menandatangani Blanko Kunjungan
di PPK I (JPK 4)
Peserta mendapatkan pelayanan dan obat di PPK
I
Tindakan medis sederhana dilakukan di PPK I,
setelah selesai tandatanganilah Bukti Tindakan
Perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1)
Bila memerlukan pemeriksaan, tindakan medis
atau perawatan tindak lanjutan, dokter keluarga
akan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi.
Mintalah Surat Rujukan (F6.a1) rangkap 4:
1. Lembar 1 : Dokter Spesialis (Rumah Sakit)
2. Lembar 2 : Untuk pengambilan obat
3. Lembar 3 : Untuk arsip peserta
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 98
4. Lembar 4 : Untuk arsip PPK I pengirim
Surat Rujukan dapat dipakai maksimal 4x dalam
satu bulan untuk penyakit yang sama.
Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis
(Formulir Jamsostek 6.a1) untuk diberikan
kepada dokter keluarga
8.4.3. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat
Lanjutan (PPK II - Dokter Spesialis)
Dokter spesialis akan melayani peserta
berdasarkan surat rujukan (Formulir Jamsostek
6.a1) dari dokter keluarga
Tahap-tahap pelayanan:
o Mendaftar di loket RS yang ditunjuk,
perlihatkan surat rujukan (Formulir
Jamsostek 6.a1) dan blanko bukti tindakan
dan perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1)
dan KPK
o Setelah diperiksa oleh dokter spesialis:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 99
1. tandatanganilah blanko bukti tindakan
dan perawatan (Formulir
Jamsostek 6.b1)
2. Dokter spesialis menjawab rujukan
(Formulir Jamsostek 6.b1) pada kolom
yang disediakan untuk diberikan
kepada dokter keluarga
o Untuk rujukan ke poliklinik lain/unit
penunjang diagnostik lain atau ke Rumah
Sakit lain, mintalah dokter spesialis
membuat surat rujukan internal/eksternal
(Formulir Jamsostek 6.b2) rangkap 2:
1. Lembar pertama, untuk poliklinik/unit
penunjang diagnostik/RS yang dituju
2. Lembar kedua, untuk arsip pada
poliklinik yang mengirim. Setelah
pelayanan selesai, tanda tangani bukti
pelayanan dan kembali kepada fasilitas
pengirim dengan membawa jawaban
konsul dan hasil pemeriksaan.
o Untuk pengambilan obat di apotek:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 100
1. resep harus dilegalisasi oleh Kantor
Cabang PT Jamsostek.
2. Obat hanya dapat diambil di apotek
yang telah bekerjasama denga PT
Jamsostek.
o Untuk tindakan khusus atau pemeriksaan
khusus:
1. Tindakan khusus diberikan sesuai
dengan surat pengantar untuk
tindakan/pemeriksaan dari dokter
spesialis
2. Bawa surat pengantar ke Kantor
Cabang PT Jamsostek untuk dibuatkan
surat jaminan (Formulir
Jamsostek 6.c2)
3. Serahkan surat jaminan PT Jamsostek
(Formulir Jamsostek 6.c2) ke Tim
Pengendali/Koordinator Pencatatan dan
Pelaporan Data (P2D) di Rumah Sakit
o Dalam hal peserta memerlukan rawat inap:
-
Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 101
1. Dokter spesialis akan membuat
perintah untuk rawat inap
2. Minta surat pengantar rawat inap dari
Tim Pengendali/Koordinator
Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D)
di Rumah Sakit dengan menunjukkan
surat perintah rawat inap.
o Kontrol ulang rawat jalan dokter spesialis:
1. Dokter spesialis mencantumkan tanggal
kontrol ulang dan paraf pada surat
rujukan (Formulir 6.a1)
2. Buat dua lembar fotokopi surat rujukan
--- satu lembar untuk pendaftaran di
Rumah Sakit, dan satu lembar lainnya
untuk pengambilan obat
3. Surat rujukan berlaku maksimal untuk
4 (empat) kali kunjungan dalam satu
bulan untuk kasus yang sama yang
dilayani di fasilitas yang sama; di luar
ketentuan ini perlu surat rujukan baru.
-
Tata Cara Klaim Ja