UUJK 18-1999 (IAP)

download UUJK 18-1999 (IAP)

of 44

description

UUJK 18-1999 (IAP)

Transcript of UUJK 18-1999 (IAP)

  • UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI Nomor 18 Tahun 1999

  • UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI Nomor 18 Tahun 1999

    Diundangkan & berlaku : 07 Mei 1999Terdiri dari: 12 Bab dan 46 PasalBab I. : Ketentuan Umum ( Ps. 1)Bab II. : Azas dan Tujuan( Ps. 2 )Bab III.: Usaha Jasa Konstruksi (Ps. 4 13)Bab IV.: Pengikatan Pekerjaan Konstruksi (Ps.14-22)Bab V. : Penyelenggaraan Pek. Konstruksi (Ps. 23-24)Bab VI.: Kegagalan Bangunan (Ps. 25-28)Bab VII: Peran Masyarakat(Ps. 29-34)Bab VIII: Pembinaan (Ps. 35)Bab IX.: Penyelesaian SEngketa (Ps. 36-40)Bab X. : Sanksi (Ps. 41-43)Bab XI. : Ketentuan Peralihan(Ps. 44)Bab XII.: Ketentuan Penutup( Ps. 45-46)Peraturan pelaksanaan :a. PP No. 28/2000 jo No. 4/2010 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksib. PP No. 29/2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksic. PP No. 30/2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

  • HUBUNGAN KONSTITUSIONAL antara PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN dengan PELAKSANAAN JASA KONSTRUKSIPELAKSANAAN JASA KONSTRUKSIUU 18 - 1999 (JAKON )PP 28 2000PP 4 - 2010(U&PMJK)PP 29 - 2000(PJK)PP 30 - 2000(PPJK)PERATURAN LPJKKEPPRES 80-2003KEPMEN KIMPRASWILNo. 369/KPTS/M/2001No. 43/KPTS/M/2007KPTS. GUBERNUR SK / SE. MENTERI UUD ps 5(1): presiden berhak mengajukan RUU- ps 20(1): DPR memegang kekuasaan membentuk UU- ps 33(1): perekonomian disusun sebagai usaha bersama.

  • PERKEMBANGAN KEPRANATAAN PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN JASA KONSTRUKSIMemberi arah pertumbuhan dan perkembangan JAKON untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh andal dan berdaya saing tinggi dan hasil pekerjaan yang berkualitas.Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan dalam hak dan kewajiban , serta meningkatkan kepatuhan pada ketetntuan perundang-undangan yang berlaku.Mewujudkan peran masyarakat di bidang jasa konstruksiUU 18 - 1999 (JAKON)PP 28 2000PP 4 - 2010(U&PMJK)PP 29 - 2000(PJK)PP 30 - 2000(PPJK)LEMBAGA Perlem No. 11a Tahun 2008Perlem No. 12a Tahun 2008PRESIDEN KEPPRES 80/2003BESERTA PERUBAHANNYAKEPMEN KIMPRASWILNo. 369/KPTS/M/2001No. 43/KPTS/M/2007KPTS. GUBERNURPEMBINA JAKONSE. MENDAGRI No. 601/476/SJKPTS GUB. No. 640.05/7/2006TIM PEMBINA TEKNIS PROVINSI, DAN KPTS KABUPATEN / KOTA

  • PENGERTIANJASA KONSTRUKSI

    PEKERJAAN KONSTRUKSI

    INDUSTRI KONSTRUKSIAdalah Layanan Jasa :- Konsultansi Perencanaan Konstruksi- Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi-Konsultansi Pengawasan Konstruksi

    Adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan untuk bidang :-Arsitektural-Sipil-Mekanikal-Elektrikal-Tata Lingkungan

    Adalah seluruh komponen kegiatan dan proses untuk penyelenggaraan Jasa Konstruksi(termasuk didalamnya suplier bahan dan persewaan alat)

  • AZAS PENGATURAN DALAM JASA KONSTRUKSIDidasarkan kepada 8 azas :

    Kejujuran dan Keadilan

    Manfaat

    Keseimbangan

    Keserasian

    Kemandirian

    Keterbukaan

    Kemitraan

    Keamanan dan KeselamatanSadar akan fungsinya dan bertanggung jawab memenuhi kewajiban dan haknyaBerdasarkan prinsip Profesionalisme, Efesiensi dalam mewujudkan nilai tambah yang maksimal untuk semua pihakKeharmonisan antara Penguna dan Penyedia untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan berwawasan lingkunganBerkeseimbangan antara Kemampuan dan Beban kerjanyaMenumbuh kembangkan Daya saing Jasa Konstruksi NasionalTersedianya informasi yang dapat diakses oleh semua pihak dan masyarakat yang berkepentinganHubungan antar pihak terbuka, harmonis dan sinergisTerpenuhinya tertib penyelenggaraan, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja.

  • RUANG LINGKUP PENGATURAN JASA KONSTRUKSIUsaha Jasa KonstruksiPengikatan Pekerjaan KonstruksiPenyelenggaraan Pekerjaan KonstruksiKegagalan BangunanPeran MasyarakatPembinaanPenyelesaikan SengketaSanksi

  • USAHA JASA KONSTRUKSIJENIS USAHA, BENTUK USAHA DAN BIDANG USAHA1. JENIS USAHAUUJK Pasal 4 (1)PP No. 28/2000 Pasal 4 (1)PP No. 4/2010 Pasal 3,4,5,6,7

    2.BENTUK USAHAUUJK Pasal 5 (1)PP No. 28/2000 Pasa 6(1) dan (2)PP No. 4/2010 Pasal 6

    3.BIDANG USAHAUUJK Pasal 6PP No. 28/2000 Pasal 7Jasa PerencanaanJasa PelaksanaanJasa Pengawasan

    Orang perseorangan (A/N)Badan Usaha Nasional (Badan hukum / bukan)Badan Usaha Asing

    Mencakup Pekerjaan :ArsitekturalSipilMekanikalElektrikalTata Lingkungan

  • TUJUAN UUJK 18/1999 TERHADAP PERAN PENYELENGGARAN PEKERJAAN KONSTRUKSIMemberikan Pengakuan dan Tanggung Jawab Hukum pada para Pelaku Bidang Jasa Konstruksi

    Memberikan Kesetaraan Hukum

    Mengakui adanya Peran Masyarakat pada Penyelenggaraan Pekerjaan KonstruksiPengakuan Hukum mengandung arti bahwa :Hanya Badan Usaha yang bersertifikat usaha dan tenaga Ahli atau Terampil yang memiliki Sertifikat saja yang dapat melakukan kegiatan Jasa KonstruksiTanggung Jawab Hukum berarti :Para pelaku yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi dapat dituntut secara hukum berdasarkan UUJK sebagai bentuk tanggung jawab profesi

  • Memberikan Pengakuan dan Tanggung JawabHukum pada para Pelaku Bidang Jasa KonstruksiDasar Pengakuan Hukum

    Pasal 8,

    Pasal 9,

    Badan Usaha harus memenuhi perijinan usaha di bidang Jasa Konstruksi; memiliki Sertifikat Klasifikasi dan Kualifikasi perusahaan Jasa Konstruksi

    Orang perseorangan/Tenaga Kerja Konstruksi harus memiliki Sertifikat Keahlian atau Sertifikat Keterampilan KerjaPengakuan Hukum mengandung arti bahwa :Hanya Badan Usaha yang bersertifikat usaha dan tenaga Ahli atau Terampil yang memiliki Sertifikat saja yang dapat melakukan kegiatan Jasa Konstruksi

  • 2. Dasar Pemberian Tanggung Jawab Hukum

    Pasal 11

    Pasal 25

    Pasal 26PP 29/2000 Pasal : 23, 31,32, 40 dan 45

    Pasal 27

    bahwa Badan Usaha atau orang perseorangan / Tenaga Kerja Konstruksi bertanggung jawab terhadap hasil konstruksi

    bahwa Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas kegagalan bangunan

    Bahwa Perencana atau Pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan Bidang profesi dan dapat dkenakan ganti rugi atas kegagalan bangunan akibat kesalahannyaPelaksana Konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dapat dikenakan ganti rugi atas kegagalan bangunan akibat kesalahannya

    Pengguna Jasa wajib bertanggung jawab dan dapat dikenakan ganti rugi atas kegagalannya yang menimbulkan kerugian bagi pihak lainSANKSIAdministrasiPasal 41, 42PidanaPasal 43Ganti RugiGanti RugiTanggung Jawab Hukum berarti :Para pelaku yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi dapat dituntut secara hukum berdasarkan UUJK sebagai bentuk tanggung jawab profesiGanti Rugi

  • Sanksi Pidana ( Pasal 43 )

    a. Perencana

    b. Pelaksana

    c. Pengawas

    Ketentuan keteknikanTidak memenuhi

    Bertentangan atau tidak sesuai

    Memberikan kesempatan untuk penyimpangan terhadap ketentuanPidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 10 % dari nilai kontrak

    Pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 5 % dari nilai kontrak

    Pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 10 % dari nilai kontrak

    PIDANA ATAU DENDAKEGAGALAN BANGUNAN

  • SANKSI MENURUT UUJK 18/1999Sanksi Administrasi dan atau Pidana ( Pasal 41 )Sanksi Administrasi ( Pasal 42 )

    a. Bagi Penyedia Jasa :- Peringatan tertulis- Penghentian sementara pekerjaan konstruksi- Pembatasan kegiatan usaha- Pembekuan izin usaha- Pencabutan izin usaha

    b. Bagi Pengguna Jasa :- Peringatan tertulis- Penghentian sementara pekerjaan konstruksi- Pembatasan kegiatan usaha dan atau profesi- Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi- Pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi- Pencabutan izin pelaksanaan konstruksi

  • Memberikan Kesetaraan HukumAzas Kesetaraan (Tercantum dalam Pasal 2 UUJK)

    Azas Kejujuran dan KeadilanAzas KeserasianAzas KeseimbanganAzas KeterbukaanAzas KemitraanDilaksanakan dalam proses :

    1.Proses Pengikatan Pekerjaan Konstruksi :a. Pemilihan calon Penyedia Jasab. Kontrak Kerja Konstruksi

    2.Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi

  • KESETARAAN DALAM PENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI1.PRINSIP PEMILIHAN PENYEDIA- JASA - UUJK Pasal 17(1)

    2. AZAS PERSAINGAN YANG SEHAT

    3. KONTRAK KERJA KONSTRUKSIPP 29/2000 Penjelasan Pasal 24

    4. PENCEGAHAN TERHADAP KOLUSI PP 29/2000 Pasal 55

    5.DAN MONOPOLIUUJK Pasal 201.Terciptanya persaingan yang sehat melalui pemilihan (pelelangan umum/terbatas) untuk mendapatkan penyedia jasa yang handal, dengan hasil yang bermutu dan dengan biaya yang wajar

    2.a. menggunakan azas keterbukaan b. azas keadilan danc. azas efesiensi

    3.a. Adanya cakupan kontrak yang sudah bakub. Adanya butir kesetaraan dalam hak dan kewajiban serta tanggung jawab pada antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

    4.a. Badan Usaha dengan satu manajemen tidak boleh menawar dalam satu paket tertentub. Pengguna dan Penyedia Jasa atau antar Penyedia Jasa dilarang melakukan persekongkolan untuk mengatur pemenang pelelanganc. Pengguna Jasa dan Perencana tidak boleh melakukan persekongkolan untuk menaikkan nilai pekerjaand. Pelaksana konstruksi, Pengawas dan Pemasok dilarang melakukan persekongkolan yang merugikan Pengguna Jasa5.Pengguna dilarang memberikan pekerjaan kepada Penyedia Jasa yang terafiliasi pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi dalam kurun waktu yang sama tanpa melalui proses pengadaan

  • KETENTUAN-KETENTUAN YANG MENDUKUNG TERCIPTANYA PERSAINGAN DAN KESETARAAN PARA PIHAK1.UUJK Pasal 15 (2) dan PP No. 29/2000 Pasal 15

    UUJK Pasal 17 (1)

    UUJK Pasal 18 (3)

    UUJK Pasal 18 ( 4)

    UUJK Pasal 19PASAL-PASAL PENDUKUNG UTAMA :PP No. 29/2000 Pasal 15, 16, 17 dan 18 Mengatur tentang hak dan kuwajiban Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam proses pemilihan penyedia jasa.Pengguna Jasa harus mempunyai kemampuan membayar biaya pekerjaan

    Pengikatan dilakukan dengan cara pelelangan umum atau terbatas

    Dokumen lelang dan dokumen pelelangan bersifat mengikat dan tidak dapat diubah secara sepihak sampai dengan penanda tangan kontrak

    Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus menindak lanjuti penetapan pemenang dengan satu kontrak kerja

    Pihak yang dirugikan berhak mendapat ganti rugi ayau menuntut secara hukum akibat perubahan yang dilakukan secara sepihak dengan pihak lainnya dalam hal menyangkut penetapan pemenang

  • KEWAJIBAN :PP. No. 29/2000 Pasal 15

    Mengumumkan secara luas untuk pelelangan umum atau terbatasMengundang semua Penyedia Jasa yang lulus prakualifikasiMenetapkan pemenang lelang dalam batas waktu yang ditentukanMenunjukkan bukti kemampuanMenanda tangani kontrak dalam batas waktu yang ditentukanMengganti biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk penyiapan pelelangan apabila Pengguna Jasa membatalkan pelelangan

    1.Menanda tangani kontrak dalam batas waktu tertentuKEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK DALAM PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA PASAL-PASAL PENDUKUNG UTAMA :PENGGUNA JASA PENGGUNA JASAHAK :PP No. 29/2000 Pasal 16

    Menolak seluruh penawaran apabila dipandang seluruh penawaran tidak menghasilkan kompetisi yang efektif atau seluruh penawaran tidak cukup tanggap terhadap dokumen pelelangan

    1.Berhak mendapat ganti rugi apabila Pengguna Jasa membatalkan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang

    PENYEDIA JASA PENYEDIA JASAPP No. 29 /2000Pasal 17 PP No. 29/2000 Pasal 18

  • PEMBAKUAN KETENTUAN PENETAPAN PEMENANGPP No. 29/2000 Pasal 19 (2) dan (3)Untuk pelelangan pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan, penetapan pemenang dibakukan mengikuti cara pemilihan kuantitas dan atau gabungan kuantitas dan harga dan atau kuantitas dengan harga tetap atau harga terendah

    Untuk pelelangan pekerjaan Pelaksanaan penetapan pemenang mengikuti ketentuan harga terrendah terevaluasi diantara penawar yang telah memenuhi persyaratan serta tanggap terhadap dokumen pelelangan

    1.LPJK menerbitkan model dokumen lelang, dokumen kontrak dan tata cara pelelangan / tata cara evaluasi penawaran yang merupakan acuan pokok berlaku secara nasional baik untuk pemerintah atau swastaPEMBAKUAN DOKUMEN LELANG DAN DOKUMEN KONTRAK SECARA NASIONALPP No. 28/2000 Pasal 28 (2) dan PP No. 29/2000 Pasal 14

  • KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSICAKUPAN KONTRAKKontrak Keraja sekurang-kurangnya harus mencakup uraian mengenai :

    a. Para Pihakb. Lingkup, Nilai pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaanc. Pertanggungan ( asuransi )d. Tenaga Ahlie. Hak dan Kewajibanf. Cara Pembayaran (termasuk ketentuan keterlambatan pembayaran)g. Cidera janjih. Penyelesaian perselisihanj. Keadaan memaksak. Kegagalan Bangunanl. Perlindungan Pekerjam. Aspek lingkungan

  • BUTIR-BUTIR KESETARAAN PARA PIHAK DALAM PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSIPENGGUNA JASA

    Berhak mengenakan denda keterlambatan apabila penyedia jasa terlambat menyelesaikan pekerjaanBerhak melakukan tindakan pengaturan kepada Penyedia JasaBerhak mendapat ganti rugi akibat cidera janji penyedia jasaPENYEDIA JASA

    Berhak mendapatkan ganti rugi akibat keterlambatan pembayaranBerhak menahan hasil bagian pekerjaan yang belum dibayarDalam hal diperjanjikan berhak mendapat insentif apabila dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepatBerhak mendapat ganti rugi apabila Pengguna Jasa melakukan tindakan yang dapat merugikan Penyedia JasaBerhak mendapat ganti rugi cidera janji Pengguna Jasa

    Catatan :Karena ada ketentuan ICW maka butir 1,3,4, dan 5 tidak boleh dicantumkan dalam kontrak

  • KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN BANGUNAN

  • KEGAGALAN BANGUNAN1.PENGERTIANUUJK Pasal 1 (6)

    2.JANGKA WAKTU TANGGUNG JAWABUUJK Pasal 25 (2)

    3.BENTUK TANGGUNG JAWABUUJK Pasal 21 (2), 26 (2), 27

    4.PENILAI PENANGGUNG JAWABUUJK Pasal 25 (3)1.Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagaian dan atau tidak sesuai ketentuan Kontrak atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa

    Maksimum 10 tahun sejak penyerahan akhir Ditetapkan oleh Pihak Ketiga selaku PENILAI AHLI

    3.a. Perencana dan Pengawas Konstruksi- Bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi- Dikenakan Ganti Rugib. Pelaksanan Konstruksi- Bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha- Dikenakan Ganti Rugic. Pengguna Jasa- Bertanggung jawab dan dikenakan Ganti Rugi (apabila ternyata merugikan pihak lain)

    4.Pihak Ketiga selaku Penilai Ahli (Perlem 3/2009 tanggal 5 Maret 2009)

  • TANGGUNG JAWAB PROFESI1.AZASUUJK Pasal 11 (2)

    2.PELAKUUUJK Pasal 5 (1)

    3. TANGGUNG JAWABUUJK Pasal 11, 22, 25, 26PP 29/200 Pasal 32, 40, 45

    4.SANKSIUUJK Pasa; 41, 42, 431.Bertanggung jawab sesuai dengan kaidah keilmuan dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesi

    2.a. Badan Usahab. Orang perseorangan / Tenaga Kerja Konstruksi

    3.a. Selama periode pelaksanaan berupa tanggung jawab terhadap Kegagalan Konstruksib.Setelah selesai pekerjaan konstruksi berupa Tanggung Jawab Kegagalan Bangunan

    4.a. Sanksi Administrasi / Profesib. Sanksi Pidanac. Ganti Rugi kepada pihak yang dirugikan

  • UNSUR PENYEBAB KEGAGALAN

    1. PERENCANA

    2. PELAKSANA

    3. PENGAWAS

    a. Tidak mengikuti TORb. Kesalahan pada Gambar Rencanac.Kesalahan penafsiran data dalam menghitung kekuatan rencana komponen konstruksi d.Kesalahan hitungan arithmatike.Penyimpangan prosedur baku (peraturan atau manual)f.Data penunjang perencanan tidak cukup dan tidak akuratg.Kesalahan penulisan dalam spesifikasi teknikh.Kesalahan asumsi besaran beban rencana

    a.Tidak mengikuti spesifikasi teknik b.Tidak melakukan pengujian mutu dengan benarc.Salah mengartikan spesifikasid.Salah membuat gambar kerjae,.Salah membuat metode kerjaf.Tidak menggunakan material yang benarg.Menggunakan alat yang salahh.Pemalsuan data profesi

    a. Tidak mengikuti TORb. Menyetujui proposal tahapan pekerjaan dan ijin pelaksanaan tidak sesuai dengan spesifikasic.Menyetujui proposal tahapan pekerjaan yang tidak didukung oleh metode kerja yang benar d.Menyetujui gambar yang salahe.Tidak melakukan prosedur pengawasan yang benarf.Tidak mengikuti Rencana Mutu Konstruksi dengan benar

  • REFERENSI KETENTUAN TENTANG KEGAGALAN BANGUNAN1.STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

    2. GENERAL CODE OF BUILDING FAILURE

    1. Ketentuan Kegagalan Bangunan di SNI mengacu kepada AASHTO

    Merupakan acuan umum untuk kegagalan bangunan pada jalan dan jembatanSeperti Gen. Spec. pada dokumen kontrakGeneneral Specification berlaku s/d FHOGeneral Code Of Building Failure berlaku sejak FHO selama masa jaminan terhadap kegagalan bangunan.

    Profesional Indemnity InsuranceProfesional Liability InsuranceINSTITUSI PENJAMINGANTI RUGI

  • PERAN MASYARAKATHAKUUJK Pasal 29Masyarakat berhak untuk :

    Melakukan Pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa konstruksi

    Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang disebabkan oleh penyelenggaraan pekerjaan konstruksi

    UUJK Pasal 38Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan konstruksi berhak mengajukan gugatan ke pengadilanKEWAJIBANUUJK Pasa 30Masyarakat berkewajiban :

    Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku dibidang penyelenggaraan jasa konstruksi

    Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan umum

  • Peran Masyarakat Jasa KonstruksiUUJK Pasal 31 (1)1. Forum Jasa KonstruksiPasal 31 (2)

    Unsur unsurAsosiasi PerusahaanAsosiasi ProfesiMasyarakat IntelektualOrganisasi yang berkaitan dan berkepentingan dengan jasa KonstruksiInstansi PemerintahUnsur lainnya yang dianggap perluFungsi:

    Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakatMembahas dan merumuskan arah pembangunan jasa konstruksi nasionalMenumbuh dan mengembangkan peran pengawasan masyarakatMemberi masukan kepada Pemerintah dalam merumuskan pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan

  • PENYELESAIAN SENGKETA1.Melalui Pengadilan UUJK Pasal 36 (1)

    Berlaku KUH Perdata2.Diluar Pengadilan UUJK Pasal 36 (1) dan (3) PP No. 29/2000 Pasal 49 Penyelesaian oleh kedua belah pihak berupa konsultasi dan negosiasi :a. Melalui Pihak Ketiga, yaitu: - Mediasi, atau - Konsiliasib. Arbitrase melalui Lembaga Arbitrase atau Arbitrase Ad Hoc

    Catatan :Untuk penyelesaian sengketa diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya boleh dilakukan apabila penyelesaian diluar pengadilan dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau para pihak

  • LEMBAGA INDIPENDEN DAN MANDIRI UUJK Pasal 31 (3)Penyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi dalam melaksanakan pengembangan jasa konstruksi adalah LPJKANGGOTA

    Asosiasi Perusahaan Jasa Konstruksi (8)Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi (5)Pakar dan Perguruan Tinggi yang berkaitan dengan Jasa Konstruksi (2)Instansi Pemerintah yang terkait (3)TUGAS

    Melakukan dan mendorong penelitian dan pengembangan jasa konstruksiMenyelenggarakan pelatihan dan pendidikan jasa konstruksiMelakukan registrasi tenaga konstruksi meliputi klasifikasi, kualifikasi, sertifikasi keterampilan dan keahlian kerjaMelakukan registrasi badan usaha jasa konstruksiMendorong meningkatkan peran arbitrase, mediasi dan penilai ahli dibidang jasa konstruksi

  • KODE ETIK PROFESI PP. No. 28/2000 Pasal 24 (4) dan (5),

    Asosiasi Perusahaan dan / atau Asosiasi Profesi wajib memiliki dan menjunjung tinggi Kode Etik

  • Harus Profesional yaitu dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dibidang Jasa Konstruksi harus memiliki Sertifikat Keahlian sesuai dengan ketentuan UUJKBertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan profesinyaMenghormati dan tidak boleh merugikan profesi orang lainMemperhatikan dengan sunguh-sungguh dan tidak merugikan kepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkunganTaat kepada Peraturan dan Perundang-undangan yang berlakuMemberi bimbingan untuk peningkatan profesionalisme sesamaMemenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan integritas tinggi dengan tidak menerima pekerjaan diluar keahliannyaMenjunjung tinggi martabat profesi bersikap terhormat, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazas kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektualMenggunakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki, wajib menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti dan tanpa membedakan

  • CIRI - CIRI TINDAKAN YANG PROFESIONALJujurAdilSatunya pikiran, ucapan dan tindakan (komitmen & konsisten)Dapat dipertanggung jawabkan (accountable)Bertanggung jawab (responsible)Setia kepada Bangsa dan NegaraTepat janjiHormat kepada orang lainMengutamakan kepentingan masyarakatMemberikan karya yang terbaikMendukung perkembangan ilmu pengetahuanBerupaya menjaga pelestarian lingkungan

  • PERATURAN PEMERINTAHNo : 4 Tahun 2010 Tgl. 6 Januari 2010

    Perubahan atas PP no. 28 Tahun 2000 (Lembaran Negara no. 5092)

  • BAB IIUSAHA JASA KONSTRUKSIPASAL 4 :Jenis usaha jakon meliputi jasa perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan konstruksiUsaha jasa perencanaan pek konstruksi memberikan layanan jasa konsultasi perenc yang meliputi bidang pek arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan atau tata lingkunganUsaha jasa pelaksanaan pek konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan yang meliputi bidang Usaha jasa pengawasan pek konstruksi memberikan layanan jasa konsultasi pengawasan yang meliputi bidang

  • PASAL 5 :(1) Lingkup layanan jasa perencanaan pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud pasal 4 (2) terdiri dari : - survei - perencanaan umum, studi makro & mikro - studi kelayakan proyek, industri dan produksi - perenc teknik, operasi dan pemeliharaan - penelitian(2) Lingkup layanan jasa pengawasan (2a) Layanan jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi dapat dilakukan secara terintegrasi

  • Terintegrasi Ayat (2a) Layanan jasa konstruksi terintegrasi dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa atau konsorsium penyedia jasa yang mempunyai kompetensi usaha perencanaan dan/atau usaha pelaksanaan dan/atau usaha pengawasan konstruksi dan/atau lainnya sesuai dengan karakteristik layanan yang diperlukan

  • (3) Kegiatan yang dapat dilakukan secara terintegrasi terdiri atas :Rancang bangun (design and built) penyedia jasa membuat rancangan atau design sesuai ketentuan dr pengguna jasa menyediakan jasa pelaksanaan dan/atau pekerjaan lainnya yang dapat mencakup kombinasi berbagai bidang pekerjaan secara terintegrasi (design & built, engineering procurement, construction)Perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan terima jadi (engineering, procurement and construstion) penyedia jasa terintegrasi melaksanakan pembangunan suatu industri proses atau suatu pembangkit tenaga atau suatu pembangkit tenaga atau suatu sarana industri atau suatu prasarana (infrastruktur) atau fasilitas lainnya, dimana seluruh pekerjaan perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan dan pelaksanaan dilaksanakan secara terintegrasi berdasarkan tingkat kepastian harga akhir dan waktu penyelesaian yang tinggi dan siap untuk dioperasikan (turnkey) Penyelenggaraan pekerjaan terima jadi (turnkey project), dan/atauPenyelenggaraan pekerjaan berbasis kinerja (performance based)

    (4) Pengembangan layanan jasa perencanaan dan/atau pengawasan lainnya mencakup :Manajemen proyekManajemen konstruksiPenilaian kualitas, kuantitas dan biaya pelaksanaan

    (5) Layanan jasa konstruksi yang dilaksanakan secara terintegrasi sebagaimana dimaksud ayat (2a) hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbadan hukum

  • Klasifikasi dan Kualifikasi UsahaPasal 8A(1)Klasifikasi bidang usaha jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi :a. arsitekturb. rekayasa (engineering)c. penataan ruangd. jasa konsultansi lainnya(2) Klasisifikasi bidang usaha pelaksanaan konstruksi :a. bangunan gedungb. bangunan sipilc. instalasi mekanikal dan elektrikald. jasa pelaksanaan lainnya(3) Setiap klasifikasi dapat dibagi menjadi beberapa sub klasifikasi(4) Setiap sub klasifikasi dapat meliputi satu atau gabungan dari beberapa pekerjaan konstruksi(5) Ketentuan tentang pembagian subklasifikasi bidang usaha akan diatur dengan Peraturan menteri

  • KUALIFIKASIPasal 8BKualifikasi usaha besar, menengah & kecilSetiap kualifikasi usaha dpt dibagi menjadi beberapa subkualifikasi usahaPembagian subkualifikasi usaha, diatur dengan Peraturan Menteri

  • Pasal 8C :Orang perseorangan yang memberikan layanan jasa konstruksi SERTIFIKAT sesuai dengan klasifikasi & kualifikasiKlasifikasi : a). arsitektur, b). sipil, c). Mekanikal, d). tata lingkungan, e). Manajemen pelaksanaanKualifikasi : a). tenaga ahli, b). tenaga terampilTenaga Ahli : a). Muda, b). Madya, c). UtamaTenaga Terampil : a). Kelas tiga, b). Kelas dua, c). Kelas satuKetentuan ttg persyaratan kompetensi utk subkualifikasi diatur dengan Peraturan Menteri

  • Pasal 11 :Penanggung jawab teknik sbg tenaga tetap harus memiliki SERTIFIKAT keterampilan dan atau keahlian sesuai klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi selain memiliki keterampilan/keahlian PJT harus memiliki kemampuan manajerial (pelaksanaan pekj, administrasi keuangan, pengendalian mutu dan K3Tenaga kerja teknik dan atau tenaga ahli yang berstatus tenaga tetap suatu badan usaha DILARANG merangkap di badan usaha lainnya di bidang jasa konstruksi yang sama larangan ini berkaitan dengan praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat

  • Pasal 28ARegistrasi tenaga kerja konstruksi LPJKN membentuk Unit Sertifikasi Tenaga Kerja Nasional/ProvinsiUSTK Nasional sertifikasi tenaga ahli utama dan penyetaraan klasifikasi dan kualifikasi tenaga asingUSTK Provinsi sertifikasi tenaga ahli madya dan muda, sertifikasi tenaga terampilSertifikasi (3) setelah memperoleh lisensi dari LPJKN

  • Pasal 28B(1) LPJKN/D membentuk USBU Nasional/Provinsi(2) USBUN SBU kualifikasi besar, penyetaraan klasifikasi dan kualifikasi BU asing(3) USBU Provinsi menengah dan kecil(4) Sertifikasi USBU setelah memperoleh lisensi dari LPJKN Pasal 28C Selain USTK yang dibentuk oleh Lembaga, masyarakat jasa konstruksi dapat membentuk USTKUSTK (1), hanya melayani Tenaga Ahli Madya dan Tenaga Terampil dalam satu wilayah provinsi Dalam satu wilayah provinsi dapat dibentuk > 1 USTKSertifikasi dilakukan oleh USTK setelah memperoleh lisensi dari LPJKN

  • SEKIAN