(1999) TULISAN BG 1999

56
Komentar Alumni BPK Penabur Pada homepage sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta selalu ada situs khusus untuk komentar alumni. Tentu saja komentar dari alumni SMUK 1 paling banyak karena alumninya juga paling banyak. Yang paling sedikit ialah dari TKK. Sehingga surprise sekali ketika dapat e-mail dari Hartono ([email protected]) pada tanggal 18 Februari 1999 sbb: "Saya terkesan sekali dengan Homepage BPK Penabur, sambil mengenang semua pengalaman yang mengesankan di TKK 10, SDK 10 dan SMPK 6. Setelah dari SMPK 6, saya melanjutkan ke SMA Tarakanita, Pluit dan Monash Uni. di Melbourne. Sekarang saya sudah bekerja (sejak Jan'96) di PricewaterhouseCoopers Melbourne office sebagai computer audit and control consultant. Terima Kasih, Salam damai sejahtera, Hartono". Untuk tingkat SDK hanya SDK 7 (Bintaro), SDK 9 (Menteng Atas) dan SDK BPK Penabur belum ada alumninya yang melapor. Untuk tingkat SLTPK dan SMUK semua situs alumni sudah ada isinya. Sayang untuk sekolah kejuruan baru alumni SMKK 2 (STMK) yang aktif. Berikut ini komentar dari alumninya. Agustiawan Kurniadi ([email protected]) pada tanggal 1 Februari 1999 memberikan komentar sbb: "Wah.. Site-nya sangat- sangat-sangat bagus, terutama sejak terakhir kali saya kunjungi". Kunjungannya satu tahun yang lalu memberikan komentar sbb: "Web Site-nya bagus sekali, apakah ada membuat web site untuk pusat informasi alumni, Agustiawan, Alumni STMK BPK Jabar Elektronika lulusan 1989". Ketika ditanyakan kenapa sampai dua kali mengisi buku tamu, diperoleh jawaban sbb: "Saya berkewajiban mengisinya kembali karena saya sangat terkesan dengan perubahan yang ada, saya akan lebih heran bila site ini hanya di-manage oleh Bapak Bambang seorang diri." Ketika ditanyakan ada minat untuk membantu Ikatan Alumni Cabang Jakarta, diperoleh jawaban yang indah sekali: "Sangat berminat, mohon di informasikan bagaimana saya bisa memulainya. Saat ini paling tidak saya berusaha meng-update alamat alumni dari kelas dan angkatan saya." Moga-moga pada masa yang akan datang makin banyak alumni yang mengirimkan komentarnya. Menarik sekali membaca

description

Kumpulan tulisan Bambang Gunawan yang dibuat pada tahun 1999.

Transcript of (1999) TULISAN BG 1999

Page 1: (1999) TULISAN BG 1999

Komentar Alumni BPK PenaburPada homepage sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta selalu ada situs khusus untuk komentar alumni. Tentu saja komentar dari alumni SMUK 1 paling banyak karena alumninya juga paling banyak. Yang paling sedikit ialah dari TKK. Sehingga surprise sekali ketika dapat e-mail dari Hartono ([email protected]) pada tanggal 18 Februari 1999 sbb: "Saya terkesan sekali dengan Homepage BPK Penabur, sambil mengenang semua pengalaman yang mengesankan di TKK 10, SDK 10 dan SMPK 6. Setelah dari SMPK 6, saya melanjutkan ke SMA Tarakanita, Pluit dan Monash Uni. di Melbourne. Sekarang saya sudah bekerja (sejak Jan'96) di PricewaterhouseCoopers Melbourne office sebagai computer audit and control consultant. Terima Kasih, Salam damai sejahtera, Hartono".

Untuk tingkat SDK hanya SDK 7 (Bintaro), SDK 9 (Menteng Atas) dan SDK BPK Penabur belum ada alumninya yang melapor. Untuk tingkat SLTPK dan SMUK semua situs alumni sudah ada isinya. Sayang untuk sekolah kejuruan baru alumni SMKK 2 (STMK) yang aktif. Berikut ini komentar dari alumninya.

Agustiawan Kurniadi ([email protected]) pada tanggal 1 Februari 1999 memberikan komentar sbb: "Wah.. Site-nya sangat-sangat-sangat bagus, terutama sejak terakhir kali saya kunjungi". Kunjungannya satu tahun yang lalu memberikan komentar sbb: "Web Site-nya bagus sekali, apakah ada membuat web site untuk pusat informasi alumni, Agustiawan, Alumni STMK BPK Jabar Elektronika lulusan 1989". Ketika ditanyakan kenapa sampai dua kali mengisi buku tamu, diperoleh jawaban sbb: "Saya berkewajiban mengisinya kembali karena saya sangat terkesan dengan perubahan yang ada, saya akan lebih heran bila site ini hanya di-manage oleh Bapak Bambang seorang diri." Ketika ditanyakan ada minat untuk membantu Ikatan Alumni Cabang Jakarta, diperoleh jawaban yang indah sekali: "Sangat berminat, mohon di informasikan bagaimana saya bisa memulainya. Saat ini paling tidak saya berusaha meng-update alamat alumni dari kelas dan angkatan saya."

Moga-moga pada masa yang akan datang makin banyak alumni yang mengirimkan komentarnya. Menarik sekali membaca pengalaman Robert Supriadi ([email protected]) yang dikirimkan pada tanggal 16 Februari 1999 karena kebetulan mengalami sekolah di SMUK 1 di Pintu Air dan di Tanjung Duren. Inilah komentarnya: "Saya pernah mengalami 2 tahun di Pintu Air (saya angkatan pertama SMAK1 Tanjung Duren -- tidak kebagian kelas AC).

Masa "Pintu Air" itu enaknya:

1. Sekolah cuman "1/2 hari" (5 jam-an) 2. Pulang sekolah (buat yang kelas 2 dan 3 = masuk pagi) atau sebelum ke

sekolah (buat yang kelas 1 = masuk siang) bisa jalan-jalan di Pasar Baru 3. Ada kantin Sweetcorner di depan sekolah -- enak lho es-krimnya

Page 2: (1999) TULISAN BG 1999

4. Ada warung dan fastfood banyak -- bervariasi makan siangnya 5. Banyak balcon-balcon buat anak ABG pacaran :-) :-) :-) 6. Uang sekolah: Rp 30.000/bulan. Itu pun masih bisa minta di-waive. :-) Tapi

setelah angkatan saya, uang sekolahnya naik secara semi-exponensial. 7. Kepsek-nya baik banget: Pak Bambang Setiadi Alm. 8. Tidak ada kerusuhan dahsyat di Jakarta 9. 1 US$ < 2000 Rp. (ada yang inget berapa tepatnya?) 10. Pulsa telp = 100 Rp./3 menit (tapi gak ngaruh, karena belon ada WWW) 11. Guru-gurunya kebanyakan warisan jaman Belanda yang bisa hafal bahan

pelajaran dan soal-soal tanpa lihat buku lagi. Sorry yah SMAK1 dulu memang lebih berkualitas :-(

Kondisi yang tidak enak:

1. Sekolahnya sempit 2. Olah raga di tempat yang jauh 3. Susah adaptasi dengan jam sekolah siang waktu masuk kelas 1 4. Susah lagi ber-adaptasi dengan jam sekolah pagi waktu masuk kelas 2 5. Susah lagi adaptasi dengan jam sekolah seharian waktu masuk kelas 3

(ketiga kondisi terakhir ini hanya dialami oleh angkatan saya, angkatan khusus :-) )

6. Kalau upacara bendera sempit dan panas dan bosen (susah kabur lagi) :-)

Kondisi yang sama:

1. Tawuran di sekitar sekolah (dulu: Gunung Sahari, sekarang: Grogol) 2. Bisa ngeceng dan dikeceng (dulu: SMFK (farmasi), sekarang: STMK,

SMEAK, Ukrida?)

Siapa lagi alumni yang mau cerita atau berbagi pengalaman ketika sekolah di BPK Penabur? Sangat diharapkan dan ditunggu. Silakan isi pada buku tamu pada Webstie BPK Penabur http://www.bpkpenabur.or.id atau mengirimkannya ke [email protected]

Tgl. 19 Februari 1999, Bambang Gunawan

Lab. Komputer Untuk Akses InternetPada hari Sabtu tgl. 6.2.1999 jam 14.00 saya dan beberapa teman dari BPK Penabur Jakarta mengunjungi Open House SMU Bina Nusantara. Letaknya di Jl. Kemanggisan Ilir III/No. 45 Jakarta Barat. Yang unik dari SMU ini ialah seperti sekolah Pelita Harapan yaitu menggunakan Bah. Inggris. Karena telah beberapa kali ke Pelita Harapan maka tidak aneh lagi ketika ke SMU Bina Nusantara ini.

Page 3: (1999) TULISAN BG 1999

Yang menarik ketika diajak keliling. Begitu masuk ruang komputer, tersedia 26 bh komputer. Karena tidak ada siswa maka semua komputer dalam keadaan tidak dihidupkan. Karena diterangkan bahwa semua komputer itu bisa akses ke internet maka langsung minta dihidupkan salah satu. Ketika program browser Internet Explorer dijalankan homepage default adalah http://www.binus.ac.id. Tetapi ini bisa diambil dari hard disk. Segera dicoba ganti alamatnya jadi http://www.bpkpenabur.or.id, benar keluar homepage BPK Penabur. Berarti benar bisa akses ke internet non-stop 24 jam karena tanpa harus dial up melalui pesawat telpon seperti yang biasa dilakukan. Wah, jadi naksir juga karena di BPK Penabur belum ada lab. komputer yang semua komputernya bisa akses ke internet. Berapa uang sekolahnya tiap bulan? "Tidak mahal hanya 1,5 juta rupiah saja".

Kalau uang sekolah yang harus dibayar sebesar 1,5 juta rupiah pasti BPK Penabur juga bisa melakukannya. Masalahnya ialah uang sekolah di BPK Penabur tertinggi hanya sepersepuluh dari uang sekolah di SMU Binus tsb. Bagaimana BPK Penabur bisa punya lab. komputer yang semua komputernya bisa akses ke internet? Berikut ini dana yang harus disediakan.

Andy Wendrato ([email protected]), pengurus BPK Penabur KPS Bandar Lampung menulis sbb: "Iseng-iseng, saya hitung perkiraan investasinya sbb : 26 buah komputer (P-II, 32 mb, 1.44 mb, ethernet card) Rp. 110.050.000,-. Office connect 24 port dan 8 port Rp. 3.442.500,- - Internet sharing (teorinya bisa sampe 200 komputer) Rp. 3.420.000,-. Modem listline (2 buah ) Rp. 4.140.000,- Untuk leaseline dalam kota, bayar telkom tiap bulan berkisar Rp. 500.000,-. Kalau mau pake modem dial harga modemnya bisa lebih murah, apalagi kalau pakai radio yah. Lain-lain (cable, rj-45, instalasi) Rp. 500.000,- Total perkiraan investasi tidak mahal, hanya = Rp. 121.552.500,- (menurut ukuran BPK Penabur Lho ... :-) plus tiap bulan bayar leaseline dan member di ISP."

Karena dana di atas cukup besar apalagi pada situasi krismon saat ini, lebih baik kita belajar dari Amerika Serikat yang telah menyelenggarakan Internet Day sejak tahun tahun 1996 sehingga terkenal sebagai Netday-96.

NetDay-96 itu dimulai oleh Michael Kaufman, bekas guru taman kanak-kanak di California, dan John Gage, seorang pakar industri teknologi tinggi. Kedua orang itu membuka WorldWide Site, atau semacam kios di cyberspace untuk mencari dukungan bagi usaha menghubungkan semua sekolah di California lewat komputer. Patut dicatat, sejak 10 tahun belakangan ini banyak sekolah di Amerika sudah dilengkapi dengan komputer. Hasilnya luar biasa; 100,000 orang tua dan sukarelawan berkumpul, dan dalam satu hari saja berhasil memasang kabel komputer di 4,000 sekolah negeri di California. Kata Michael Kaufman, tujuan yang hendak dicapai semula adalah sederhana; yaitu menghubungkan komputer yang terdapat dalam lima ruangan kelas dan sebuah perpustakaan ke dalam jaringan Internet. Tapi respons yang diperolehnya sangat luar biasa.

Page 4: (1999) TULISAN BG 1999

Pada suatu hari Sabtu bulan November 1996, di sekolah dasar di kota New York, ratusan orang tua murid datang secara sukarela memasang kawat komputer. Kata Kaufman, orang-orang tua itu ada yang sama sekali tidak tahu soal teknik, dan malahan ada yang tidak tamat sekolah menengah, tapi yang penting mereka sadar akan pentingnya menciptakan sarana pendidikan yang paling baik bagi anak-anak mereka.

Apakah orang tua murid BPK Penabur bersedia juga menjadi sukarelawan?

Tgl. 17 Februari 1999, Bambang Gunawan

BPK Penabur Menjadi Narasumber

Drs. Maman Surahman (kiri) sedang presentasi.

Pada hari Selasa tanggal 23 Februari 1999 dari jam 10.30 - 12.00 WIB BPK Penabur telah menjadi narasumber pada Temukarya Pengembangan Disain Perpustakaan Elektronik yang diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) bekerjasama dengan Indonesia Distance Learning Network (IDLN).

Selain BPK Penabur yang menjadi narasumber hari itu adalah Universitas Kristen Petra Surabaya, Universitas Pelita Harapan dan Institut Pertanian Bogor. Jadi semua dari perguruan tinggi dan hanya BPK Penabur satu-satunya dari sekolah menengah.

Yang hadir sebagai peserta temukarya adalah dari Departemen Agama, Departemen Pertanian, Departemen Dalam Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Keuangan, Departemen Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja, PT. Telekomunikasi Indonesia, Perpustakaan Nasional, SEAMOLEC dan dari Pustekom sendiri.

Temukarya berlangsung dari tanggal 22 s.d. 26 Februari 1999 bertempat di Hotel Griya Astoeti, Jl. Raya Puncak Km. 79.3 Cisarua - Bogor. BPK Penabur mengirimkan Drs. Maman Surahman dari Bidang Media Pembelajaran.

Tujuan dari temukarya ini adalah untuk mengembangkan suatu disain perpustakaan elektronik (perpustakaan maya) yang akan digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi pengembangan lebih lanjut baik bagi Pustekkom selaku koordinator IDLN maupun anggota IDLN yang lain.

Page 5: (1999) TULISAN BG 1999

Yang menarik Universitas Kristen Petra Surabaya tidak berhasil menampilkan website UK Petra karena tidak tersedia line telepon. Presentasi hanya dilakukan pakai OHP. BPK Penabur telah mempersiapkan presentasinya dengan program Power Point dan website BPK Penabur juga bisa ditampilkan secara off-line.

Selamat untuk BPK Penabur.

Tgl. 24 Februari 1999, Bambang Gunawan

VIRTUAL CLASSROOM CONTEST 1998Pada tahun 1998 lebih banyak sekolah BPK Penabur yang ikut serta AT&T Virtual Classroom Contest. Tanggal 1 Oktober 1998 harian The Jakarta Post memberitakan keikutsertaan sekolah-sekolah BPK Penabur tsb. Berikut ini daftar lengkap dengan sekolah pasangan dari luar negeri.

Team School Country

VC-18 Ecole Secondaire Letendre CanadaSMUK 1 BPK Penabur KPS Jakarta IndonesiaCleveland School of the Arts USA

VC-23 The School Centre of Centre of Tallinn EstoniaSekolah Tirta Marta BPK Penabur IndonesiaSt. Julie Billiart School USA

Page 6: (1999) TULISAN BG 1999

VC-37 Port Dover Composite School CanadaSMUK 1 BPK Penabur KPS Jakarta IndonesiaI.T.I. "L. da Vinci" Italy

VC-83 Rochester Secondary College AustraliaSLTPK 2 Penabur IndonesiaThe Ridings High School United Kingdom

VC-91 Sint - Jozefscollege BelgiumSMUK 3 BPK Penabur KPS Jakarta IndonesiaDuke Ellington School of the Arts USA

Tanggal 22 Februari 1999 adalah batas akhir dari contest tsb. Ingin lihat hasil karya siswa-siswa BPK Penabur yang ikut AT&T Virtual Classroom Contest 1998? Ternyata yang terbaik untuk melihatnya harus pakai IE4. Mungkin hanya SMUK 3 yang kurang berhasil karena partnernya kurang aktif. Moga-moga tahun depan lebih banyak lagi sekolah BPK Penabur ikut serta.

Alamat mereka sbb:SMUK 1 (A)- http://202.211.227.166/vc_18/SMUK TM - http://202.211.227.166/vc_23/SMUK 1 (B)- http://202.211.227.166/vc_37/SLTPK 2 - http://202.211.227.166/vc_83/SMUK 3 - http://202.211.227.166/vc_83/

Berikut di bawah ini laporan mereka.

From: "Agusno pei" , SLTPK 2Date: Sat, 27 Feb 1999 21:22:31 Saya baru diforwadin mail sama Ibu Rinna dan baru diberi tahu alamatnya yg benar. Alamatnya memang sedikit beda adalah http://202.211.227.166/vc_83/ Tapi saya kasih tahu saja yang bikin di England sono kaga perhatiin atau sengaja saya tidak tahu, bahwa itu homepage hanya bisa dibuka pake ie tidak pake netscape. Kalo pake netscape blank halamannya.

Date: Sun, 28 Feb 1999 17:05:27 From: - Jane - Website SMUK 1 sendiri yang VC 37 memang ada Java Script Error, karena sampai saat deadline kami masih belum mampu mengatasi kesalahan Scriptnya. Ada juga beberapa kejanggalan karena sulitnya komunikasi dalam menyampaikan ide-ide yang kompleks. VC 18 sendiri tidak berkembang karena sulitnya mencapai kesepakatan antara ketiga sekolah sehingga dibuat sebisanya saja. Ini menjelaskan minimnya isi website tersebut. Saya harap tahun depan mungkin sekolah2 BPK Penabur masih tetap mengikuti VC ini dan bertambah baik dalam mengerjakannya. Saya sendiri tidak keberatan mengikutinya lagi tahun depan,

Page 7: (1999) TULISAN BG 1999

tetapi karena saya akan berada di kelas 3, saya berharap akan ada anak kelas 2 atau kelas 1 yang berkeinginan untuk menanganinya.

From: "Arvin Chandra" (SMUK 3)To: [email protected]: [email protected], [email protected]: (VC-91): Update from SMUK 3 IndonesiaDate: Wed, 03 Feb 1999 21:21:35 PSTDear Mr. Secretariat, I sent two emails to Jarvis Grant and Luuk Carnel, but has not receive any replies from either of them. The Weekly report and the Self-intro / Work rooms have not been updated since three weeks ago. Recently, I located Mr. Carnel in the ICQ network but have not chat with him. Arvin Nathanael, 2/4/1999

Untuk memang pada contest ini sangat sulit karena waktu yang disediakan hanya sekitar tiga bulan saja. Lebih sulit lagi harus kerja sama dengan siswa asing yang belum kenal atau belum pernah ketemu muka dan pakai bahasa Inggris. Tetapi jangan putus asa, walaupun tidak menang, pengalaman yang diperoleh ketika mengikuti contest ini sangat berharga.

Tgl. 10 Maret 1999, Bambang Gunawan

TIDAK SABARLanny Juniarti sejak Februari 1999 dapat e-mail ([email protected]) untuk uji coba meningkatkan efisiensi Administrasi Terpadu di Kompleks Kelapa Gading.

Salah satu pertanyaannya yang cukup menarik sbb: "Mengenai pemasangan e-mail di Admin.Terpadu, sudah saya informasikan ke sekolah-sekolah di Kompleks Kelapa Gading ini. Ada pertanyaan jika sekolah disini (lewat admin terpadu) misalnya akan kirim ke KPS Bandar Lampung apakah dianggap pulsa interlokal? Jika ada e-mail dari luar jaringan KPS maupun GKI, misal orang tua murid dari luar Jakarta (Surabaya) akan menyekolahkan anaknya disini, kita membalas e-mail orang tua tersebut, apakah dikenakan tarif interlokal? Apakah dari KPS dapat ikut menerima dan mengkoreksi jika ada kesalahan dalam jawaban ke orang tua tersebut, jika alamat yang saya tuju (to) hanya alamat e-mail orang tua tersebut".

Dari pertanyaan di atas dapat dinilai ada keinginan belajar yang cukup besar untuk memanfaatkan e-mail secara maximal.

Setelah diterangkan mengenai manfaat dan kelebihan dari e-mail, lalu diajukan pertanyaan kepada Lanny, bagaimana menurut Anda kalau semua sekolah atau minimal semua kompleks punya e-mail.

Page 8: (1999) TULISAN BG 1999

Kebetulan sekali Lanny baru saja mengalami peristiwa yang mengecewakan karena harus menyalurkan surat ke sekolah-sekolah untuk rapat dan waktunya sudah tinggal satu hari tetapi waktu itu petugas ekspedisi yang harus mengantarkan surat tsb tidak masuk. Segera merasakan betapa manfaatnya e-mail.

Segera pertanyaan di atas dijawab sbb: "Memang jika semua sekolah BPK Penabur sudah ada e-mail, pekerjaan ekspedisi (ekspeditor) akan jauh berkurang ya pak.., surat menyurat dan undangan bisa lewat e-mail. Jadi mungkin tinggal ekspedisi barang saja. Kapan rencana realisasinya pak? Rasanya sudah tidak sabar lagi.."

Sebenarnya kalau hanya untuk e-mail saja hard-ware yang dibutuhkan tidak perlu terlalu canggih. Hal ini terbukti Dra. Debora L. Kana baru saja membelikan modem untuk anaknya sedangkan komputernya masih menggunakan Windows 3.11. Setelah diinstall untuk e-mail tidak ada masalah.

Kini siapa yang harus menjawab pertanyaan dari Lanny: Kapan rencana realisasinya pak? Rasanya sudah tidak sabar lagi..?

Pertanyaan di atas banyak mendapat jawaban. Benjamin K. Gunawan, Sekretaris Umum PH BPK Penabur menulis sbb: "Mengapa yang sudah ada tidak dimanfaatkan maksimal, untuk surat yang urgent Pengurus KPS Jakarta sudah menyediakan fasilitas fax di setiap sekolah dan rasanya semua di auto receive waktu sekolah tutup, jadi besoknya waktu sekolah dibuka kembali pasti sudah diterima oleh kepala sekolah dan lebih pasti diterima karena ada bukti pengirimannya, email bisa dicuekin dengan alasan belum sempat dibuka. Sebelum meningkat ke yang lebih canggih ada baiknya yang sudah ada di pakai maksimal supaya tidak mubazir. Saya melihat dalam hal diatas inisiatip yang lemah untuk mencari alternatip bila suatu cara gagal ditempuh, jadi pakai cara apapun akan sama hasilnya kalau masih berpikir cara baheula dalam mencapai tujuan, saya bukan anti pemasangan email disekolah, cukup bagus tetapi cara kerja harus juga disesuaikan, jangan misalnya bila suatu waktu perlu tambah komputer, apakah menambah beban atau meringankan pekerjaan, acapkali dengan cara kerja yang tidak mau berubah malah menyebabkan menjadi beban karena harus menyediakan tambahan operator, padahal maksudnya mau mensederhanakan pekerjaan."

Andy Wendrato, pengurus BPK Penabur Bandar Lampung membagi cerita sbb: "Saya sedikit cerita mengenai Babe saya yang buka toko kelontong di lampung. Dulu sebelum memakai kalkulator dia selalu pake cipoa untuk menghitung total harga barang. Saya sudah beberapa kali mendesak untuk beli kalkulator tapi tidak mau, dia lebih percaya sama cipoa dari pada kalkulator. Akhirnya saya yang belikan dan sedikit demi sedikit saya ajarkan dan memang mudah karena kalkulator tinggal masuk kantong baju saja, kapan mau pake tinggal rogoh kantong saja. Mungkin karena begitu akhirnya dia pake kalkulator dan terbiasa juga kerjanya begitu. Suatu saat kalkulatornya rusak dan dia langsung suruh saya beliin kalkulator baru, karena saya ngak sempet saya bilang sama babe saya pake

Page 9: (1999) TULISAN BG 1999

cipoa dulu saja. Ohh ....iya ..... yah kok jadi lupa sama cipoa ........... :-), lalu saya tanya enakan mana sih pake cipoa sama kalkulator. Jawabnya : 'yah enakan kalkulator dong soalnya sudah terbiasa sih !'"

Uripto Widjaja, mantan Ketua KPS Jakarta walaupun sudah berusia 75 tahun tetap semangat dan menulis sbb: "Rekan-rekan seiman. Kehidupan manusia kini sudah begitu terlibat dan terpengaruh oleh kehadiran komputer, jika kita ingin menghindar, maka pola kehidupan kita akan mundur, seperti hidup di kampung atau di gunung-gunung yang terpencil. Kita bisa saja mengatakan bahwa listrik, radio televisi, telepon, mesin fotokopi, mesin fax, kulkas dan mobil bukan barang-barang yang mutlak kita perlukan, seperti makanan dan minuman, tanpa kehadiran barang-barang tersebut di tengah kita, tetap kita bisa hidup. 50 tahun yang lalu banyak yang berpendirian begitu. Coba kita bayangkan jika kini kita hidup tanpa adanya barang-barang tsb. ditengah-tengah kita, bagaimana rasanya, sengsara juga kan! Begitu pula dengan kehadiran komputer, internet, alat-alat multi media dan IT lainnya. Semua itu akan menjadi bagian yang sulit terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Memang untuk sebagian orang dan instansi-sekolahan yang tidak memiliki dana yang memadai, dirasakan berat mengikuti masa yang terus maju ini. Saya ajukan satu resep yang diharapkan dapat dipakai, yaitu kita bentuk ARISAN, kita saling menolong dengan system ARISAN, secara bergilir diharapkan dalam waktu tertentu ada di antara kita yang terbantu. Ayo maju terus, May God Bless Us."

Atina Osmara, Sekretaris I BPK Penabur KPS Jakarta juga ikut usul: "Ikut usul nih ya? Saya setuju dengan pendapat Pak Benjamin di bawah ini: untuk memaksimalkan peralatan yang ada dulu, dan memaksimalkan SDM yang ada. Memang tidak tertutup kemungkinan untuk perkembangan, tapi kiranya dapat disesuaikan dengan dana dan SDM yang ada. Sampai saat ini, saya lihat e-mails ada di kantor dan di rumah -- karena itu penggunaannya untuk penyampaian berita pun tidak dapat disama-ratakan. Dan masih harus dipertimbangkan, berita mana yang penting atau tidak, dengan menghitung pula siapa yang cepat buka mail dan siapa yang tidak. Facsimile kebanyakan ada di kantor, tapi itu pun, belum tentu cepat masuk (kalau pesawat sibuk, tertunda). Dan kalau pengiriman dilakukan secara otomatis oleh mesin, maka bisa saja, yang belum terkirim akan kelupaan -- jadi tidak terkirim. Mungkin tilpon masih paling baik, tapi itu pun, kalau demi efisiensi dipesankan pada penerima atau voice-mail, kadang tidak sampai juga. Jadi masih banyak sekali kendala komunikasi / penyampaian berita. Mau cepat / tepat atau mau mengerti sikon setiap orang yang dituju?"

Sesuai dengan jaman reformasi, semua punya hak untuk bicara. Lanny juga tidak tinggal diam. "Selama ini saya tidak banyak ikut bicara, usulan tentang alangkah baiknya jika semua sekolah di KPS mempunyai e-mail, terlontar dan diperkuat setelah bertemu muka dengan bapak Bambang Gunawan saat Forum Komunikasi di Kelapa Gading. Pada intinya saya setuju dengan yang dikemukakan oleh ibu Atina, dan memang seperti itulah angan-angan yang saya kemukakan dengan bapak Bambang G. Tapi memang lebih baik jika saat ini untuk ke arah sana belum

Page 10: (1999) TULISAN BG 1999

memungkinkan memang langkah yang lebih tepat adalah effisiensi dan memaksimalkan apa yang ada baik itu sarana prasarananya maupun SDM-nya. Ini semua hanya visi ke depan saja dan jika hal tersebut memungkinkan. Demikian, terimakasih. Hormat saya: Lanny.j".

Semua alat, semua metode selalu ada titik lemahnya. Tidak ada yang sempurna. Unsur manusia atau SDM memang pegang peranan penting. Inisiatif dan kreatifitas sangat dibutuhkan. Berkat proyek TransportationAlive! dari SEAMEO RELC dan AT&T Virtual Classroom, sekolah-sekolah BPK Penabur telah menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah di luar negeri. Tetapi sayang belum semua sekolah ikut serta karena tidak ada fasilitasnya. Untuk komunikasi ke luar negeri saat ini yang paling murah adalah menggunakan e-mail. Jadi e-mail tersebut tidak semata-mata hanya untuk menggantikan "tukang ekspedisi" tetapi ada target ke arah globalisasi.

Tgl. 11 Maret 1999, Bambang Gunawan

KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK DI

BPK PENABUR KPS JAKARTAOleh : Drs. Maman Surahman

Makalah sebagai laporan dari kegiatan Temukarya Pengembangan Disain Perpustakaan Elektronik, yang diselenggarakan oleh PUSTEKKOM Dikbud bekerjasama dengan IDLN (Indonesian Distance Learning Network) di Hotel Griya Astoeti, Cisarua, Bogor, 22- 26 Februari 1999.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat telah mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Kecepatan memperoleh informasi juga menjadi salah satu ciri dari situasi ini. Tidak hanya kemudahan dalam memperoleh informasi, tapi juga harga atau modal yang mahal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan informasi tersebut.

BPK Penabur KPS Jakarta sebagai suatu institusi yang bergerak dalam bidang pelayanan pendidikan sangat diharuskan untuk membuat dan menyediakan sistem informasi yang baik. Kebutuhan akan informasi sangat dirasakan oleh setiap personalia yang ada di lingkungan BPK Penabur KPS Jakarta, baik pengurus, karyawan dan guru, serta tak terkecuali siswa sebagai peserta didik. Siswa sebagai salah satu aset institusi yang

Page 11: (1999) TULISAN BG 1999

penting haruslah mendapatkan prioritas dalam mendapatkan informasi terutama yang berkaitan dengan kegiatan belajar mereka.

Sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta yang tersebar di berbagai komplek merupakan bagian dari suatu sistem informasi. Kegiatan belajar mengajar sebagai suatu proses komunikasi akan berjalan dengan baik jika ditunjang dengan unsur-unsur komunikasi yang baik pula, seperti sumber informasi, saluran informasi, dan penerima informasi. Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi akan sangat bermanfaat jika ternyata mampu menyediakan berbagai pesan yang dibutuhkan oleh user (pengguna), guru, siswa, karyawan sekolah, dan lain-lain. Penyediaan informasi yang lengkap melalui perpustakaan sekolah akan sangat membantu siswa dalam proses belajarnya. Selain itu gurupun dapat memanfaatkan perpustakaan terutama untuk memperoleh sumber-sumber pengetahuan baru yang sangat berguna bagi peningkatan kemampuannya,

Pepustakaan yang berada di setiap sekolah dan tersebar di berbagai komplek merupakan aset yang sangat penting pula. Hanya kondisi perpustakaan yang ada saat ini masih bersifat konvensional. Tanpa kehadiran (user) pengguna di perpustakaan, informasi dari bahan pustaka tidak dapat diperoleh pengguna. Artinya pengelolaan dan pelayanan perpustakaan masih bersifat manual. Dengan perkembangan teknologi informasi yang terjadi dewasa ini, perpustakaan dapat diubah dalam segi penyediaan informasi, pengelolaan serta pelayanannya melalui perangkat elektronis yaitu komputer. Ini yang biasa disebut dengan elektronic library atau perpustakaan elektronik. Kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi akan menjadi ciri sebuah perpustakaan elektronik, sehingga akan menghilangkan hambatan waktu, jarak dan ruang atau tempat. Hal ini merupakan perkembangan yang lebih jauh setelah teknologi informasi terutama internet telah menjadi pilihan di lingkungan institusi BPK Penabur KPS Jakarta. Namun sejauh mana dan persyaratan-persyaratan apa saja yang harus ada untuk sebuah perpustakaan elektronik baru merupakan sebuah pemikiran yang mudah-mudahan suatu saat akan terwujud. Mengenai apa dan bagaimana perpustakaan elektronik serta persyaratan apa yang harus ada, pengelolaan serta pelayanan yang bagaimana dalam sebuah perpustakaan elektronik akan diuraikan pada bahasan berikutnya. Selanjutnya berbagai kemungkinan membuat dan menyelenggarakan perpustakaan elektronik di lingkungan BPK Penabur KPS Jakarta serta upaya-upaya apa saja yang akan dilakukan sehubungan dengan hal ini akan menjadi bahasan serta kajian bersama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam penyediaan informasi di lingkungan BPK Penabur KPS Jakarta. Semoga uraian dalam makalah ini akan bermanfaat bagi perkembangan BPK Penabur KPS Jakarta di masa yang akan datang, dan makalah ini juga sebagai laporan dari kegiatan Temukarya Pengembangan Disain Perpustakaan Elektronik yang telah dilaksanakan dan kebetulan penulis adalah salah satu peserta dari kegiatan tersebut.

Lebih Jauh Tentang Electronic Library (Perpustakaan Elektronik)

Electronic Library atau perpustakaan elektronik atau juga dikenal dengan perpustakaan maya adalah sebuah sistem informasi yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses) informasinya dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronis yang berupa

Page 12: (1999) TULISAN BG 1999

komputer. Jika dalam perpustakaan konvensional, bahan-bahan pustaka tersimpan dalam rak-rak penyimpanan dengan kodifikasi (DDC = Dewey Decimal Classification), tersedia meja/laci katalog untuk penelusuran bahan pustaka, ada bagian sirkulasi, ada ruang baca, dan lain-lain. Dalam perpustakaan elektronik, komponen-komponen tersebut tetap ada dalam pengertian tersedia tetapi tidak hadir dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan provider atau penyedia informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik, serta menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data elektronik juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional.

Perpustakaan elektronik merupakan salah satu alternatif dalam menyediakan sumber informasi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning), mengingat user atau pengguna perpustakaan berada di tempat yang tidak diketahui keberadaannya. Ini dimungkinkan dengan adanya teknologi internet yang sudah berkembang dengan sangat pesat dewasa ini.

User dalam memperoleh informasi, selain menggunakan saluran elektronis seperti melalui komputer dan telepon juga dapat memperolehnya melalui layanan lain seperti melalui jaringan layanan pos atau user juga bisa datang langsung ke tempat di mana sumber informasi tersebut berada.

Dalam perpustakaan konvensional, organisasi perpustakaan biasanya terdiri dari kepala perpustakaan, bagian/divisi pengadaan, bagian pengolahan, bagian sirkulasi, bagian referensi, dan lain-lain. Pada perpustakaan elektronik bagian atau divisi umumnya masih seperti perpustakaan konvensional. Tetapi untuk sebuah perpustakaan elektronik, divisi atau bagian yang minimal harus ada adalah bagian yang mengurus tentang hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak), divisi pengadaan, dan divisi/bagian pelayanan. Yang membedakan kedua perpustakaan itu adalah sifat pekerjaan dari masing-masing bagian/divisi yang ditanganinya. Untuk perpustakaan elektronik sesuai dengan ciri dari perpustakaan elektronik itu sendiri yang menyediakan data dan pelayanan elektronik, maka fungsi dari masing-masing bagianpun tidak akan terlepas dari perangkat elektronik.

Untuk lebih memberikan gambaran lebih jelas lagi, perpustakaan elektronik sebagai suatu sistem informasi, bagaimana keterkaitan dan hubungan yang terjadi antar komponen dalam sebuah perpustakaan elektronik dapat digambarkan seperti berikut ini :

Identifikasi data dan informasi yang dibutuhkan

Umumnya dalam pengembangan sebuah perpustakaan elektronik selalu bertitik tolak dari kondisi atau keadaan suatu perpustakaan konvensional. Ini disebabkan terutama dalam hal penyediaan data yang dibutuhkan oleh sebuah perpustakaan elektronik. Data yang umumnya tersedia dalam perpustakaan konvensional, mengalami perubahan format yaitu didisain kedalam format elektronik yang harus memiliki standar internasional sehingga dapat diakses oleh semua mesin pengakses (komputer).

Page 13: (1999) TULISAN BG 1999

Data yang berhubungan dengan item pustaka (bahan pustaka) dapat dibuat identifikasinya seperti berikut ini :

Buku Majalah/buletin/jurnal Juklak/juknis/form/SK. Modul Kertas kerja/laporan penelitian Kliping Brosur Referensi Audio visual

Sedangkan informasi yang dibutuhkan dari data-data di atas dapat dibuat kodifikasi atau penggolongan sesuai dengan kebutuhan atau yang berlaku di dalam perpustakaan pada umumnya, seperti :

Karya umum (bibliografi, ensiklopedi umum, jurnal, penerbitan dan surat kabar, dll.)

Filsafat dan psikologi Agama Ilmu-ilmu sosial (pendidikan, statistik, politik, ekonomi & manajemen, dll.) Bahasa Ilmu-ilmu murni (Pasti/Alam) Ilmu-ilmu terapan (Teknologi) Kesenian, hiburaan, olahraga Kesusasteraan Sejarah umum dan geografi

Dalam mengembangkan perpustakaan elektronik, selain data item pustaka seperti yang telah diuraikan di atas, masih perlu dibuat informasi data mengenai keanggotan, transaksi, jenis-jenis layanan (public service) yang akan diberikan, juga data mengenai statistik layanan perpustakaan elektronik.

Data yang berhubungan dengan keanggotaan, ini meliputi tipe / jenis keanggotaan serta biodata keanggotaannya. Tipe keanggotaan adalah bersifat terdaftar atau tidak terdaftar, individu atau atas nama instansi. Karakteristik dari anggota atau user, misalnya : siswa, mahasiswa, guru/dosen, karyawan departemen, peserta diklat, atau masyarakat umum. Sedangkan biodata yang dibutuhkan adalah seperti; nama, nomor ID, instansi/kantor, alamat rumah/kantor, kota, kode pos, telepon serta fax rumah/kantor, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

Data yang berhubungan dengan transaksi perpustakaan dimaksudkan adalah data yang berhubungan dengan sirkulasi misalnya tanggal peminjaman, tanggal pengembalian, denda, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

Data yang berhubungan dengan public service, yang dimaksud adalah data mengenai promosi serta pengembangan sumber daya manusia baik bagi user

Page 14: (1999) TULISAN BG 1999

(anggota) maupun bagi pengelola perpustakaan elektronik itu sendiri, konsultasi, seminar, pelatihan, kemudahan memperoleh materi dari item pustaka misalnya bisa dibeli, dicopy, diantar, atau melalui fasilitas download melalui internet, e-mail, dan lain-lain. Sedangkan data yang berhubungan dengan pengembangan sumberdaya manusia untuk kebutuhan seminar/pelatihan seperti : nama kegiatan, waktu dan tempat kegiatan, jadwal acara, sponsor, biaya, dan lain-lain.

Data yang berhubungan dengan statistik adalah data yang bersifat output seperti data jumlah pengunjung, jumlah item yang dipinjam, jumlah item yang paling banyak dicari, jumlah item yang dicari tetapi tidak ada, dan lain-lain. Data ini dapat digunakan untuk membuat suatu laporan secara periodik atau berkala, misalnya grafik pengunjung (visitor), grafik peminjaman item pustaka, dan lain-lain.

Struktur data dan standar kepustakaan

Dari uraian dan identifikasi data di atas tadi, maka selanjutnya dibuatlah struktur dari masing-masing data ke dalam format pembuat database. Pada bagian ini prosesnya akan memakan waktu yang cukup banyak, karena akan melalui langkah-langkah yang berurutan yang harus dilakukan. Pekerjaan dimulai dengan pembuatan lembar kerja (worksheet), pengisian lembar kerja yaitu pemindahan semua data yang akan dibuat databasenya ke lembar ini, selanjutnya yang terakhir adalah pemasukan (input) ke dalam mesin (komputer) pembuat database. Ini semua bisa dilakukan setelah perangkat lunak (software) dipilih sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini disajikan struktur database yang dirancang untuk kebutuhan katalog elektronik untuk item pustaka (klas) untuk jenis buku, maka field-field untuk database yang harus tersedia adalah sebagai berikut :

Nomor panggil/ Nomor klas Nomor ISBN Nama pengarang Judul Impresum (tempat terbit, penerbit, dan tahun terbit) Kolasi (jumlah halaman, ilustrasi, dimensi) Keterangan seri Catatan (umum, biblioggrafi, isi) Tajuk subyek Tajuk tambahan Sumber/lokasi Keyword (kata kunci) Abstark

Untuk item klas selain bahan cetakan dapat dibuat field-field database sesuai dengan karakteristik masing-masing bahan pustaka, seperti untuk audio visual field database yang dibutuhkan adalah :

Nomor panggil/ Nomor klas Sutradara/penanggungjawab program

Page 15: (1999) TULISAN BG 1999

Produser Judul Durasi (waktu putar) Copyright/hak cipta Sumber/lokasi Deskripsi fisik Seri Catatan Tajuk subyek Tajuk tambahan Keyword (kata kunci) Abstrak

Pelayanan

Dalam perpustakaan konvensional bagian sirkulasi adalah bagian yang paling bertanggung jawab terhadap proses penggunaan bahan pustaka. Pemakai (user) akan selalu melewati bagian ini untuk kebutuhan peminjaman dan permintaan salinan materi pustaka. Di bagian ini akan ditemui data mengenai jumlah pengunjung, jumlah koleksi yang dipinjam, jumlah koleksi yang paling banyak/sering dipinjam, jumlah koleksi yang belum kembali, data mengenai anggota yang mendapat denda, dan sebagainya. Pada perpustakaan elektronik hal-hal seperti ini tetap ada, hanya tidak akan tampak hiruk-pikuk seperti pada perpustakaan konvensional. Fungsi ini akan ditemukan di dalam perpustakaan elektronik pada bagian atau divisi statistik.

Pada proses pelayanan yang digambarkan di atas ada sesuatu yang selalu dilalui oleh pemakai (user) yaitu yang disebut user interface. User interface merupakan jembatan antara user dengan sistem yang dijalankan sebuah perpustakaan elektronik. Proses dimulai dengan pertanyaan user, apa yang akan dilakukan user dan darimana user akan memulainya. Pada tingkat ini pengalaman dan pengetahuan user akan membantu proses interaksi antara user dengan sistem yang dijalankan oleh sebuah perpustakaan elektronik. Kondisi user dapat dibedakan antara yang sudah melek komputer atau mengerti tentang katalog dan user yang buta komputer serta belum memahami katalog.

Dalam proses pencarian dan penelusuran informasi memang ada user yang sungguh-sungguh mencari sesuatu informasi, tetapi terkadang ada user yang hanya sekedar browsing untuk mengetahui berbagai fasilitas layanan yang diberikan. Untuk itu sistem yang dijalankan oleh sebuah perpustakaan elektronik harus dapat memberikan petunjuk dan informasi yang lengkap sebagai alat bantu (help). Berbagai program bantu saat ini banyak ditemui dalam bentuk quick tour. Yang harus disadari adalah bahwa suatu sistem yang dijalankan tidak mungkin akan menjawab semua kebutuhan user, untuk itu sebuah search engine yang baik harus meyediakan berbagai alternatif penelusuran misalnya hanya dengan memasukkan sebuah kata kunci (keyword).

Pada pembahasan data dan informasi yang dibutuhkan di atas telah disinggung mengenai data-data untuk public service, maka pada pembahasan mengenai pelayanan akan dibahas

Page 16: (1999) TULISAN BG 1999

mengenai berbagai fasilitas yang mungkin perlu disediakan seperti terlihat pada bagan di bawah ini :

Jaringan dan sistem pengamanan

Sebuah jaringan yang baik akan menentukan sebuah sistem informasi berjalan dengan baik pula. Di sini belum dibicarakan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang akan mendukung jaringan dalam suatu sistem informasi. Jaringan akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan tentunya menyangkut anggaran biaya yang tersedia disamping kemauan institusi yang bersangkutan. Pada bagian ini akan diinformasikan sebatas pada hal-hal yang berhubungan dengan aspek pengamanan jika mau mengembangkan sebuah perpustakaan elektronik. Pengamanan mencakup lingkup pengamanan data yang berupa pengamanan data elektronik, fasilitas fisik, dan prosedur kerja.

Pengamanan data elektronik mencakup disemua aspek seperti pada bagan di atas. Pada sistem yang dijalankan oleh sebuah perpustakaan elektronik hanya yang berwenang yang memiliki akses ke dalam data dengan fasilitas fastword yang dimilikinya. Campur tangan bagian lain yang bukan wewenangnya akan menjadikan keamanan data kurang dapat dijamin dengan baik.

Pengamanan yang berhubungan dengan fasilitas fisik akan menjadikan sistem dan jaringan akan terpelihara dengan baik, dimana di dalamnya tersimpan data. Ini merupakan pengamanan terhadap seluruh investasi biaya yang telah dikeluarkan untuk menjalankan sebuah perpustakaan elektronik.

Sedangkan pengamanan yang berhubungan dengan prosedur kerja seperti terlihat pada bagan di atas berlaku untuk pengelola sebuah perpustakaan elektronik. Ini terkait dengan manajemen yang akan dijalankan oleh perpustakaan elektronik tersebut. Dalam menjalankan perpustakaan elektronik akan banyak menemukan permasalahan hukum terutama dengan masalah hak cipta (copyright) yang hingga saat ini menjadi masalah yang terkadang kurang mendapat perhatian yang serius. Untuk ini perlu ditetapkan kode etik dan hukum untuk mengantisipasi langkah ke depan.

Pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan sebuah perpustakaan elektronik sangan membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan teruji. Ini akan mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti terlihat pada daftar berikut ini :

Analis sistem (tim multidisiplin) Software engineer Programer Database administrator Network administrator Teknisi Operator

Page 17: (1999) TULISAN BG 1999

Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan perpustakaan belum cukup handal untuk mengembangkan sebuah perpustakaan elektronik. Untuk menjadi seorang analis sistem, seorang pustakawan harus melengkapi dirinya dengan kemampuan di bidang komputer. Inipun harus ditunjang oleh beberapa ahli dari disiplin ilmu yang lain, seperti ahli komunikasi, ahli teknologi pendidikan, dan lain-lain.

Kondisi Umum Perpustakaan Sekolah BPK Penabur KPS Jakarta

Sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta yang tersebar di berbagai kompleks memiliki perpustakaan sendiri-sendiri. Dari data yang dikeluarkan bagian pendidikan, mulai jenjang SD hingga SLTA tidak semua sekolah memiliki perpustakaan dengan kategori baik. Masih ada beberapa sekolah yang memiliki perpustakaan dengan kategori kurang. Ini sesuai dengan perkembangan tiap-tiap sekolah yang ditinjau dari segi sarana dan perkembangan sumber daya manusianya. Untuk sekolah yang memiliki perpustakaan yang baik terutama jenjang SLTP dan SLTA, perlu ditinjau kembali sarana dan fasilitas yang tersedia di masing-masing perpustakaannya. Ini diperlukan terutama untuk mengetahui mengenai jumlah koleksi, sistem penyimpanan data, statistik, dan lain-lain.

Berangkat dari kondisi umum perpustakaan sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta yang masih bersifat konvensional, dipilih beberapa sekolah unggulan yang memiliki kemungkinan untuk pengembangan perpustakaannya. Yang cukup menggembirakan adalah bahwa hingga saat ini perpustakaan untuk jenjang SLTP dan SLTA sudah dilakukan komputerisasi administrasi perpustakaan. Setiap perpustakaan sudah memiliki database yang tersimpan di komputer masing-masing perpustakaan, seperti data koleksi, data anggota, dan data sirkulasi. Sekolah-sekolah yang sudah memiliki akses ke internet SLTPK 2, SMUK 1, dan SMUK 3. Kompleks sekolah yang sudah ada jaringan lokal (LAN) seperti kompleks Tanjung Duren, kompleks Kelapa Gading, dan Sunrise Garden. Ini sudah merupakan modal awal untuk tahap pengembangan sebuah perpustakaan elektronik.

Upaya-upaya Kearah Pengembangan Perpustakaan Elektronik

Mendisain data elektronik :

Langkah yang pertama adalah menata kembali disain Home Page BPK Penabur yang sudah online, kemungkinan dimasukkannya komponen perpustakaan yang bisa diakses melalui internet.

Pengembangan majalah elekronik yang saat ini sudah berada di Home Page BPK Penabur dan sudah dapat diakses melalui internet seperti Berita Penabur, Karya Wiyata, Widya Warta, dan Jelajah.

Pengembangan program CAI untuk jenjang SMU yang saat ini sudah ada seperti CAI Fisika dan Matematika untuk dilanjutkan dengan bidang studi yang lain. Ini cukup memungkinkan karena di semua sekolah jenjang SMU sudah memiliki fasilitas untuk presentasi multimedia.

Page 18: (1999) TULISAN BG 1999

Pembuatan database katalog dari koleksi (item pustaka) sebagai katalog elektronik di seluruh perpustakaan sekolah BPK Penabur KPS Jakarta sebagai upaya pengembangan koleksi perpustakaan.

Pembuatan resensi bahan pustaka (item pustaka) menjadi data elektronik sebagai informasi awal untuk penelusuran bagi pengguna perpustakaan sebelum memperoleh sumber yang asli di tempat penyimpanan perpustakaan.

Pembuatan jaringan perpustakaan di tingkat kompleks sekolah (intranet):

Untuk kompleks sekolah yang sudah memiliki jaringan (LAN) seperti kompleks Tanjung Duren, kompleks Sunrise Garden, dan kompleks Kelapa Gading fasilitas jaringan ditambah hingga ke ruang-ruang perpustakaan sekolah yang berada di areal komplek tersebut. Seperti untuk kompleks Tanjung Duren dapat dibuatkan koneksi jaringan dari perpustakaan SMUK 1, perpustakaan SMK 1 dan SMK 2, dan pepustakaan SMFK.

Untuk sekolah-sekolah yang berada dalam satu kompleks dapat dibuat kumpulan database dari setiap perpustakaan dan ditempatkan pada sebuah server sehinga dapat diakses oleh pemakai di kompleks tersebut.

Upaya akhir dari pengembangan perpustakaan elektronik adalah terbentuknya jaringan perpustakaan di lingkungan BPK Penabur KPS Jakarta. Jika ini terealisasi maka berbagai manfaat akan diperoleh dari upaya-upaya ini, seperti :

Bagi Siswa : Penyediaan sumber-sumber pengetahuan untuk pengerjaan tugas-tugas bidang

studi. Kemudahan informasi melaui internet Kemudahan informasi dari koleksi buku (item pustaka) yang ada di perpustakaan

antar sekolah BPK Penabur KPS Jakarta Dapat langsung mencetak materi yang dibutuhkan dari sumber tersebut.

Bagi Guru : Dapat meningkatkan wawasan pengetahuan guru bidang studi, akses ke internet,

akses ke resensi buku (koleksi perpustakaan), dan lain-lain. Mempermudah guru dalam mendisain media pembelajaran dengan tersedianya

sumber-sumber materi yang mudah diperoleh melalui komputer.

SUMBANGAN SERVERIr. Christian Handoyo ([email protected]) pengurus BPK Penabur KPS Jakarta juga alumni SMKK2 (STMK) pada tanggal 11 Maret 1999 menulis pada mailing list BPK Penabur sbb:

Page 19: (1999) TULISAN BG 1999

Sorry nih, mau ikutan diskusi tentang intranet. Saya sudah baca semua pembicaraan dan diskusi tentang intranet, pada dasarnya kita semua menyadari betapa perlu dan pentingnya komunikasi melalui internet, sehingga untuk organisasi sebesar BPK Penabur khususnya KPS Jakarta sudah saatnya membangun jaringan intranet (juga khusus untuk sinode, hal ini saya pernah diskusikan dengan sekum/wasekum Bpk.David).

Saya yakin semua pihak khususnya SINODE, PH BPK Penabur, KPS Jakarta, dan UKRIDA sangat setuju bahwa membangun jaringan intranet merupakan kebutuhan yang sangat urgent saat ini. Masalahnya sekarang bagaimana merealisasi kebutuhan ini diantara kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tidak kalah pentingnya juga.

Agar supaya program ini dapat bergulir, ternyata ada teman saya yang mendengar dan beliau cukup konsen. Dia bilang: OK deh saya akan sumbang satu komputer khusus server yaitu: Digital Prioris HX 51666 DP (baru) kepada KPS Jakarta untuk digunakan sebagai Web Server (sebagai trigger pancingan agar program tersebut dapat direalisasi). Menurut saya, sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Usulan saya berikutnya adalah :

1. Bentuk Team Implementasi: mengingat Kompartemen Sistek KPS Jakarta kurang SDM dan mereka masih punya program lain yang cukup penting, saya usulkan bentuk team yang terdiri dari berbagai unsur yang punya kepentingan dibawah koordinasi KPS Jakarta.

2. Investasi: mengenai investasi barang yang lainnya khususnya yang berada di lokasi kantor KPS Jakarta, saya usulkan dibiaya oleh KPS Jakarta (yang paling mungkin), supaya dari segi kepemilikan aset jelas.

3. Lokasi Jaringan & Hardware: berada di lokasi kantor sekretariat KPS Jakarta. Kebetulan kantor-kantor lainnya cukup berdekatan karena satu lokasi (seperti sinode, ph bpk penabur, kps jakarta dan ukrida)

4. Setelah ini berjalan, pelaksana dan maintenance selanjutnya berada dibawah Kompartemen Sistek KPS Jakarta. Tentu perlu diatur aturan mainnya dengan pihak terkait yang menggunakan jaringan intranet tersebut.

Sorry usulan saya sementara cukup sekian dulu (karena saya sudah ditunggu). Mohon komentar dan tanggapan dari rekan-rekan sekalian. Terima kasih .

Ir. Bambang Tjahjono ([email protected]) juga pengurus BPK Penabur KPS Jakarta memberikan tanggapan pada tanggal 12 Maret 1999 sbb:

Usulan dari Pak Christian amat sangat bagus apalagi kita dapat unit gratisan untuk memancingnya. Tapi tolong diconsider keperluan koneksi dengan PH, Ukrida dan semua sekolah apakah saat ini sudah sedemikian urgent...... Pekerjaan dengan workstation diperlukan untuk yang mempunyai pekerjaan dengan keterkaitan satu sama lainnya yang tinggi dan akurat jadi apabila dalam berhubungan cukup dengan tilpon dan fax (spt kata pak Benyamin), mengapa harus pakai workstation, tetapi bila untuk meningkatkan efisiensi itu harus dilakukan maka menurut saya ya harus. Untuk itu saya kira LITBANG dengan orang-orangnya adalah team yang saat ini paling berkompeten untuk menganalisa

Page 20: (1999) TULISAN BG 1999

ini. Bila litbang mengatakan yes maka kita baru cari sumber pendanaannya dengan sponsor lain u/ melengkapi umpan tadi misal dengan perusahan computer yang besar seperti PRIMAKOM yang menurut informasi ada dana untuk campain new product yang belum digunakan dan itu bisa KPS minta. Akhirnya saya cuma pesan bahwa bila dengan naik mobil MINIBUS kita bisa sampai ketempat tujuan dengan selamat dan efisien apakah kita harus beli Merzedes benz dulu untuk mencapai tujuan yang sama?????? Terimakasih ...

Selanjutnya Ir. Andy Wendrato ([email protected]) pengurus BPK Penabur KPS Bandar Lampung pada tanggal yang sama 12 Maret 1999 memberikan komentar sbb:

Kalau bicara soal efisiensi tentunya sangat efisien sekali. Kalau dulu setiap satu unit komputer dilengkapi satu printer, dengan LAN cukup satu printer dipakai rame-rame. Begitu juga dengan CDRom, scanner dipakai rame-rame, harddisk kita yang sudah penuh bisa kita simpan ke harddisk orang lain. Beaya telepon bisa ditekan. Tidak perlu beli fax yang sekarang harga paling murah saja Rp. 1.500.000,-, dengan modem fax kecuali kecuali bisa untuk internet juga bisa untuk terima dan kirim fax yang harganya cuma Rp. 250.000,-. Data semua tersimpan dalam harddisk backupan yang kalau terjadi kerusuhan tinggal kantongin itu harddisk dan bawa kabur. Coba dibayangin kalau data banknya berupa kertas, bisa berapa uang yang kita keluarkan untuk mengfotocopy backupannya (seperti anjuran PH setelah kejadian di Bandung).

Ir. Hartojo Halim SE ([email protected]) pengurus BPK Penabur KPS Jakarta juga pada tanggal 12 Mar 1999 memberikan komentar sbb:

Pak Christian. Penawaran sumbangan Prioris Server ini, apakah sama dengan yang pernah Pak Christian bicarakan dengan Sistek ? Atau ada lagi ?

Kalau sama, mohon ma'af kalau kami di Sistek terkesan lamban sekali untuk menerima offering ini. Saya akan tanyakan teman-teman apakah ada masalah, kalau perlu nanti saya yang ambil ke pak Christian untuk dibawa ke KPS.

Mengenai Internet dan Intranet saya setuju bahwa kebutuhannya semakin mendesak, disamping kebutuhan-kebutuhan lain bahkan yang rutin seperti PSB juga sangat mendesak, dan resources di Sistek tersedot cukup besar.

Untuk hal-hal yang rutin yang seharusnya sudah tidak perlu menyedot resource yang senior, cukup yang yunior yang sudah ditraining saja. Namun tampaknya turn over yang cukup tinggi menyebabkan resources yunior keburu resign menjelang/pada saat sudah cukup menguasai pekerjaannya. Disini mungkin perlu dilihat sistem remunerasi, lingkungan/suasana kerja, jenjang karir apakah sudah baik, tidak terlalu jauh dengan industry IT yang ada namun juga tetap mempertimbangan kondisi KPS Jakarta.

Kalau memang KPS Jakarta merasakan hal ini suatu kebutuhan yang sudah sangat mendesak apa yang diusulkan Pak Christian untuk membentuk Team Implementasi

Page 21: (1999) TULISAN BG 1999

(dengan melibatkan Sistek sebagai pengelola setelah implementasi selesai) saya rasa usul yang baik.

Terlepas dari itu, penguasaan teknologi dan manajemen Internet/Intranet di bagian Sistek pada akhirnya memang akan menjadi suatu keharusan. Teknologi tersebut sudah didepan mata dan tidak terhindarkan, sesuatu yang baik dan buruk bisa muncul dari Internet/Intranet namun yang penting bagaimana kita mengelolanya agar bisa memuliakan Tuhan.

Selama ini homepage BPK Penabur numpang tempat pada web server Bitnet. Tidak pernah bayar alias gratis. Karena Pak Christian pernah menanyakan sampai berapa jauh Bitnet masih bisa diharapkan bantuannya. Segera konfigurasi dari server tsb kirimkan ke Bitnet yaitu:

Digital Server Prioris HX 5166 DP RAM 128 MB, HDD 4.3 GB SCSI SBB FDD 1.44 MB, CD-ROM SCSI SCSI Controller, available RAID System Mouse,keyboard ( tanpa monitor )

Jawaban dari Shindu Wiguna ([email protected]) diperoleh pada tanggal 15 Maret 1999. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan pada server tsb. yaitu dititipkan di Bitnet atau diletakkan di Tanjung Duren.

1. Secara garis besar kelebihan bila diletakkan di Bitnet : 1. Koneksi Internet 24 jam, yang lebih reliable karena berada di backbone

ISP. 2. Dapat diakses dari Internet dengan lebih baik, terkoneksi ke Hawaii lewat

VSAT 4 Mbps, dari Hawaii ke backbone Internet dengan 3 x 0C3(145 Mbps) ke MCI, UUnet, Sprint

3. Dapat diakses dari beberapa ISP di Indonesia lebih baik, terkoneksi ke IIX lewat ethernet 10 Mbps.

4. Dapat digunakan untuk hosting bersama beberapa site kristiani lain, misalnya www.gki.or.id, www.pgi.or.id

5. Dapat digunakan untuk Internet mail server, misal : [email protected] 6. Software, dan biaya instalasi dan penempatan server ditanggung oleh

Bitnet (sepanjang tidak digunakan untuk komersial) 7. Lebih aman, karena hanya administrator tertentu yang bisa mengaksesnya

2. Kekurangan bila diletakkan di Bitnet 1. Mail account dikelola oleh administrator Bitnet, kebijaksanaan saat ini

belum dilepas untuk ditangani customer, sehingga setiap penambahan mail account akan dikenakan charge Rp. 10.000 / bulan, tetapi untuk keperluan intranet, dapat diassign domain khusus agar e-mail ke alamat ini langsung diteruskan ke Intranet dan account dapat di-create sendiri. - misalnya [email protected]

Page 22: (1999) TULISAN BG 1999

2. Untuk update homepage lebih memerlukan biaya (telpon, koneksi Internet), tetapi kelebihannya homepage ini dapat diupdate dari mana saja, asal yang akan mengupdate terhubung ke Internet dan mengetahui account serta passwordnya.

3. Kelebihan bila diletakkan di Tanjung Duren : 1. Bebas membuat account untuk mail servernya. 2. Dapat lebih banyak mempelajari fungsi-fungsi server di Internet 3. Untuk update homepage relatif lebih mudah (bila berada di jaringan yang

sama) 4. Kekurangan bila diletakkan di Tanjung Duren :

1. memerlukan koneksi Internet yang reliable dan cukup besar bandwidthnya bila ingin diakses dari Internet dengan baik, beban akan semakin bertambah bila site yang dihosting menjadi semakin banyak dan besar.

2. untuk koneksi 24 jam, diperlukan ruangan khusus, koneksi Internet leased-line, dan biaya perawatan yang cukup besar.

3. perlu di-assign administrator yang akan mengelola server ini 4. kesulitan bila mengupdate homepage tidak dari jaringan yang sama (dari

Internet misalnya)

Karena masalah perserveran sesuatu yang masih asing bagi orang awam, Shindu menerangkan sbb:

1. Intranet pada dasarnya jaringan lokal yang mempunyai fungsi seperti jaringan Internet, tetapi tidak dihubungkan ke jaringan Internet itu sendiri.

2. Web server - server yang bertugas melayani fungsi http, sebagai tempat file-2 html dsb.

3. Proxy server - server yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara jaringan lokal (privat) ke jaringan lain (misal Internet), trafik dari komputer pada jaringan lokal akan berhenti di proxy server, kemudian proxy server akan mengakses jaringan lain dan memberikan hasilnya pada komputer di jaringan lokal tsb.

4. Internet box, merupakan alat bantu yang bisa dipakai untuk menghubungkan jaringan lokal ke jaringan Internet. Sebenarnya dengan proxy server, Internet box sudah tidak diperlukan lagi, tetapi Internet box masih memiliki beberapa keunggulan antara lain :

o bentuknya kompak, praktis serta daya yang diserap lebih kecil o ada yang mempunyai kemampuan menggandakan mail account, sehingga

dapat dianggap sebagai mail server kekurangan internet box dibanding proxy server, biasanya adalah tidak adanya fungsi cache, sebagai buffer trafik dari Internet yang pernah diakses.

Menarik komentar dari Agustiawan Kurniadi ([email protected]) alumni SMKK2 (STMK) pada tanggal 17 Maret 1999 sbb:

Saya membaca bahwa pak Sindu telah menjelaskan perbedaan Intranet & Internet, juga mengenai Proxy, Web Server, dan Internet Box.

Page 23: (1999) TULISAN BG 1999

Menurut saya pertama-tama diperlukan suatu "Master Plan"-nya dulu. Apa yang akan dibangun/dibuat secara keseluruhan dan apa yang harus dimulai terlebih dahulu. Saran dari Pak Sindu untuk menaruh server-nya di BitNet, sangat tepat bila segala sesuatu yang diinginkan (ingin di install) di Komputer tsb sudah siap semua. Namun apakah server ini (komputer - yang adalah berkat dari Tuhan) hanya akan di jadikan Web-server saja. Bila ada hal-hal yang kemudian harus install masuk kedalam server, itu akan merepotkan peng-install dan juga merepotkan BitNet karena lokasi server bukan berada di Kantor pusat Bitnet. Usulan Pak Sindu agar semua Site Kristiani di pindahkan ke Server, itu adalah hal berikut yang bisa dilakukan kapan saja setelah Server terhubung Online.

Prioritas harus disusun dulu. Contoh-nya

1. Menghubungkan BPK Penabur ke Internet untuk (terutama) keperluan E-mail 2. Persiapan Web Server dan aplikasi yang akan berjalan menggunakan Fasilitas

yang tersedia 3. R&D rencana lain yang mendesak 4. Baru dibawa Web Servernya ke Provider 5. Pemindahan site Kristiani ke Web Server yang terpasang

Prioritas 1. Bila memang yang diperlukan adalah cukup E-mail (dahulu), di Install saja program E-mail Gateway/ E-mail Server ke salah satu PC yang cukup powerfull (P133, HD 2Gig, RAM 32Meg). Gunakan program Shareware seperti Vpop3/FTGate harga bervariasi sesuai banyak user (52.5 USD-300USD). Atau cari di Glodok (paham dong maksudnya). Hubungkan semua pc yang perlu e-mail ke Komputer tersebut diatas dengan menggunakan LAN, berarti harus tarik kabel (harus, tidak bisa kompromi lagi). Dengan cara ini Internet Box tidak perlu lagi, tapi tidak bisa Browse ke Internet hanya untuk e-mail. Cukup dengan Dial-up modem yang (saya percaya) sudah ada (kalau tidak Pak Bambang kirim e-mailnya bagaimana ? Iya toh :-).

Prioritas 2 Install Web Server Komputer - Berkat Tuhan- dan program/aplikasi lainnya. Dengan begini banyak hal yang bisa dipilih/dicoba dan di Test

Prioritas 3 Contohnya untuk keperluan Alumni, Bisa dibuat/dicari diinternet aplikasi yang dibutuhkan sambil di test, diinput yang perlu dsb. Atau barangkali Pak Bambang mau bikin sejenis survey, atau Ujian Online, yang bisa leluasa diuji terlebih dahulu tanpa harus bayar telepon (leased line maupun dial up)

Prioritas 4 Ah ini paling perlu "final touch" dari pak Sindu (atau anak buahnya), plus final test.

Prioritas 5 Yang ini kan bisa di-mirror dulu, kalau sudah sip baru yang pakai space-nya BitNet bisa di delete.

Page 24: (1999) TULISAN BG 1999

Bila Priortas 4 sudah berjalan, baru dipikirkan lagi bagaimana supaya dari BPK bisa akses ke Internet (bukan cuma e-mail). Jadi, bagaimana kalau didiskusikan dahulu masalah "Master Plan" dan "Prioritas".

Terima kasih harus diucapkan kepada Ir. Christian Handoyo, Ir. Bambang Tjahjono, Ir. Andy Wendrato, Ir. Hartojo Halim SE, Shindu Wiguna dan Agustiawan Kurniadi untuk sumbangan pemikirannya. Mari kita doakan agar rapat pengurus dapat memutuskan yang terbaik untuk BPK Penabur masa kini dan masa yang akan datang. Amin.

Tgl. 20 Maret 1999, Bambang Gunawan

Peluang Untuk UKRIDAMengagumkan sekali UKRIDA mau turba pada tgl. 28.3.1999 di Indo Alam. Program bea siswa untuk siswa BPK Penabur baik sekali, tentu lebih baik lagi kalau ada program-program yang kongkrit untuk merubah image siswa SMUK BPK Penabur terhadap UKRIDA. Terus terang selama ini siswa SMUK BPK Penabur tidak merasa bergengsi kalau masuk UKRIDA.

FK UKRIDA sudah secara teratur memberikan penyuluhan masalah sex, narkotik kepada siswa-siswa SMUK BPK Penabur. Apakah bisa minta bantuan dari FT UKRIDA untuk masalah di bawah ini? Jagoan internet dimiliki oleh UKRIDA yaitu Khoe Yao Tung yang juga alumni BPK Penabur dari TK s/d SMUK.

Jane, koordinator Virtual Classroom Contest 1998 SMUK 1 BPK Penabur KPS Jakarta pada tanggal 28 Februari 1999 menulis sbb: "Website SMUK 1 sendiri yang VC 37 memang ada Java Script Error, karena sampai saat deadline kami masih belum mampu mengatasi kesalahan Scriptnya. Ada juga beberapa kejanggalan karena sulitnya komunikasi dalam menyampaikan ide-ide yang kompleks. VC 18 sendiri tidak berkembang karena sulitnya mencapai kesepakatan antara ketiga sekolah sehingga dibuat sebisanya saja. Ini menjelaskan minimnya isi website tersebut. Saya harap tahun depan mungkin sekolah2 BPK Penabur masih tetap mengikuti VC ini dan bertambah baik dalam mengerjakannya. Saya sendiri tidak keberatan mengikutinya lagi tahun depan, tetapi karena saya akan berada di kelas 3, saya berharap akan ada anak kelas 2 atau kelas 1 yang berkeinginan untuk menanganinya."

Alangkah indahnya kalau kesalahan Java Script Error di atas pada saat deadline tsb diketemukan oleh UKRIDA. Pasti siswa SMUK akan mendewakan UKRIDA.

Kalau memang web server bisa menjadi kenyataan mungkin FT UKRIDA bisa mengadakan bimbingan & lomba awal sebelum berlangsungnya AT&T Virtual Classroom Contest yang biasanya diadakan dari bulan Oktober s/d Februari tahun berikutnya.

Page 25: (1999) TULISAN BG 1999

Satu hari kemudian pada tanggal 29 Maret 1999 Ibu Naniek N. Setijadi ([email protected]) mengirimkan e-mail sbb: "Pak Bambang Yth. Saya sangat awam mengenai istilah computer (IPTEK) yang canggih-canggih, yang saya tahu adalah semangat yang tinggi anak-anak dalam mengikuti VC Contest (khususnya di Tirta Marta). Kendala yang mereka hadapi dalam mengikuti VC contest tsb. mungkin mirip-mirip sama sekolah yang lain dilingkungan BPK Penabur. Mereka perlu bimbingan dari para ahli. Maka kalau FT UKRIDA bisa memanfaatkan peluang ini, yang seneng dan bangga ngga hanya para siswa tapi juga saya pribadi. Bayangkan anak-anak SMP s/d SMU kelas II dibimbing sama kakaknya yang di UKRIDA. Image bahwa masuk UKRIDA kurang bergengsi bagi anak-anak BPK Penabur mungkin lama-lama bisa pupus juga, walaupun ini hanyalah salah satu cara. What do you think?. Saya tunggu realisasinya lho, tapi jangan lama-lama...semoga...... Let us pray........ salam, Naniek Setijadi".

Bukan hanya indah dan baik tetapi sudah sepantasnya mahasiswa UKRIDA menjadi pembimbing karena potensi ini sebenarnya dimiliki oleh UKRIDA. Agar dapat menjadi pembimbing yang baik mungkin perlu dipelajari hasil karya pemenang di bawah ini.

Dear VC98 Participants. The announcement you've all been waiting for... Give yourselves a round of applause! We congratulate the winners listed below but want to let you all know that there were many outstanding websites. The differences between the scores of the finalists were very, very close.

GRAND PRIZE WINNERS

Congratulations to the two teams below! They have been selected by the VC Contest 98 judging panel to receive the Grand Prize.

Elementary School Category: VC-85: Our World, Our Perspective; http://ftp2.vc.attjens.co.jp/vc_85/(Delhi Public School EOK, India; Buck Lake Elementary School, USA; Smith-Jackson Ukrainian Bilingual Elementary School, Canada).

Junior/Senior High School Category: VC-06: Introduction to Young Voices; http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_06/ (Penang Free School, Malaysia; Shingu High School, Japan; Paxon School for Advanced Studies, USA).

One teacher and two students from each of these six schools are invited to attend the Award Ceremony in Hong Kong on May 18, 1999. Each school will also receive a trophy. We will contact them soon with more details about their Grand Prize trip to Hong Kong.

Second Prize Winners

Elementary School Category: VC-17: Windows: 95 Million B.C.; http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_17/ (Foundations Private School, Canada; Westminster Primary School, Australia; Sherwood Elementary School, USA).

Page 26: (1999) TULISAN BG 1999

Junior/Senior High School Category: VC-35: Mission 2000; http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_35/ (Adlai E. Stevenson High School, USA; Warrandyte High School, Australia; Athens District High School, Canada).

Each of the 2nd Prize winning schools will receive a trophy and a prize (to be announced). Congratulations!

Third Prize Winners

Elementary School Category: VC-46: Games, Hobbies, Toys, Fun; http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_46/ (Evans Head Public School, Australia; The Manor County Primary School, United Kingdom; Clara Barton Elementary School, USA)

Junior/Senior High School Category: VC-01: Once Upon a Time Machine; http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_01/ (Marist College Penshurst, Australia; Fuwa Junior High School, Japan; Percy Julian Junior High School, USA).

Each of the 3rd Prize winning schools will receive a trophy and a high-speed 56K modem from sponsor 3Com. Congratulations!

Honorable Mention

Elementary School Category:VC-56: VC-56 Homepage (http://ftp2.vc.attjens.co.jp/vc_56/)

Junior/Senior High School Category:VC-65: Links to the Past (http://ftp2.vc.attjens.co.jp/vc_65/)VC-20: KidsWorld (http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_20/)VC-16: Environment's Impact on Us (http://ftp1.vc.attjens.co.jp/vc_16/)VC-86: Folk Tale Square (http://ftp2.vc.attjens.co.jp/vc_86/)VC-81: Ubiquitous Jeans (http://ftp2.vc.attjens.co.jp/vc_81/)

Honorable Mention schools will receive a framed certificate. Congratulations! The official worldwide announcement will be made on May 18th. In the meantime, winning schools, and indeed any school, may contact their local press to announce VC Contest results as soon as the server which hosts your sites has been given a domain name. It should be ready by Monday, April 5, and we will announce the official and final URL for your team's Web site then. The winners list will be posted on the VC website after April 5 (under What's New), and will also be posted to the Fact Sheets in the DIY Media Kit. There's a link to the Media Kit from your team's homeroom page. Best Regards, The AT&T Virtual Classroom Secretariat, Ikuko Nemoto; Fushika Ogawa; Richard Pavonarius; Greg Wilmot.

Mari kita tunggu tindak lanjut dari UKRIDA.

Tgl. 5 April 1999, Bambang Gunawan

Page 27: (1999) TULISAN BG 1999

Cybereducation oleh Khoe Yao TungPada tanggal 24 April 1999 UPT Humas UKRIDA telah mengelar seminar dengan judul CYBEREDUCATION dengan subtema Pemanfaatan Teknologi Cyber Dalam Dunia Pendidikan. Yang menarik adalah penceramah pada seminar ini adalah alumni BPK Penabur dari TKK s/d SMUK dan juga alumni UKRIDA. Namanya Ir. Drs. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom. TK di TKK 4 (Pembangunan Siang), SD di SDK 7 (Pembangunan Siang), SMP di SMPK 5 (Pembangunan Siang) dan SMA di SMAK 2 (Pintu Air Siang), semua sekolah siang.

Bila kita sering membaca makalah-makalah Dr. Onno W. Purbo dari ITB Bandung, apa yang disajikan oleh Khoe Yao Tung sesuatu hal yang tidak asing lagi. Walaupun demikian patut dikagumi karena makalah Khoe Yao Thung memiliki 15 bab yaitu:

1. Flasback 2. Fasilitas Internet Untuk Pembelajaran 3. Open Learning dan Distance Education 4. Perpustakaan di Web 5. Ensiklopedia di Web 6. Jurnal Ilmiah di Web 7. Mematenkan Penemuan di Web 8. Majalah Kampus di Internet 9. Cyberresearch 10. Riset dan Institusi Pendidikan 11. Pemberi Hibah 12. Teknologi Distance Learning 13. Teleconferencing 14. Kelas Global 15. Penutup 16. Ucapan Terima Kasih

Ada 20 nama majalah sekolah di Internet lengkap dengan alamat web-site dalam makalah Khoe Yao Tung. Hanya sayang Majalah Karya Wiyata yang dikeluarkan oleh PH BPK Penabur dan sejak tahun 1995 sudah ada di internet tidak disebut-sebut. Mungkin Khoe Yao Tung tidak tahu bahwa selain Karya Wiyata juga majalah-majalah lain di lingkungan BPK Penabur sudah bisa dibaca di Internet yaitu Berita Penabur, Widyawarta dan Jelajah.

Walaupun demikian perlu kita renungkan karena banyak kebenarannya adalah kata-kata Khoe Yao tung dalam bab Penutup yaitu: "Dalam cybereducation, pemanfaatan internet sebagai sarana akses informasi bagi dosen dan mahasiswa akan tercapai, bila semua mahasiswa dan dosen mempunyai akses yang mudah. Tersedianya kemudahan dalam berkomunikasi akan memudahkan virtual university tercapai. Sarana e-mail merupakan salah satu sarana yang mutlak sebagai awal dari cybereducation. Penyediaan infrastruktur jaringan di kampur dengan tersedianya sarana akses di laboratorium, di

Page 28: (1999) TULISAN BG 1999

ruang kuliah, warung web kampus ataupun cybercafe di kantin-kantin kampus akan lebih memudahkan mahasiswa untuk mengakses informasi. Tersedianya jaringan komputer dengan workstation pada setiap meja dosen akan lebih memberdayakan internet sebagai sarana pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa. Jika fasilitas internet hanya terbatas pada Pusat Komputer atau di kantor-kantor pimpinan, tentunya akan menyulitkan mahasiswa dan dosen untuk mengakses internet, maka apa yang kita usahakan akan gagal".

Salut harus diucapkan kepada Humas UKRIDA yang menyelenggarakan seminar ini tanpa bayar tetapi dapat makan siang. Mungkin ada baiknya juga mengundang Dr. Onno W. Purbo dari ITB Bandung untuk membahas dan memberikan demo mengenai Internet melalui Paket Radio sebagai upaya mencari cara yang semurah mungkin untuk akses ke Internet.

Tgl. 25 April 1999, Bambang Gunawan

Ir. Drs. Khoe Yao Tung, MM., M.Kom. (kanan) saat memberikan ceramah, didampingi oleh moderator Ir. Rochim, MT (kiri).

Khoe Yao Tung Lahir : Jakarta, 20 Jan. 1965 Agama : Protestan

Pendidikan : TKK - SMUK BPK Penabur Jakarta - Bintang Pelajar SMUK 2 (1984). Sarjana Teknik Elektro UKRIDA (1988); Sarjana Fisika UI (1990), Program Pasca Sarjana Ilmu Komputer UI (1992 - 1994), Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM (1995), Magister Komputer Sekolah Tinggi Teknologi Informasi Benarif Indonesia (1996), Kandidat Doktor Teknologi Pendidikan - IKIP Jakarta.

Karier : Profesional dan konsultan di bidang teknologi informasi, Direktur Pusat Pendidikan Komputer Widya Loka - Jakarta (1995), Kepala Pusat Komputer, Universitas Indonusa Esa Unggul (1996 - 1997), Ketua Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonusa Esa Unggul. Selain menjadi dosen Fakultas Teknik UKRIDA, pernah mengajar pada Fakultas Ekonomi UKRIDA, Fakultas Teknik Indonusa, Admajaya dan Program Magister Manajemen Universitas Indonusa Esa Unggul.

"Semakin kompleks dan canggih sistem pendidikan, semakin diperlukan pengelola/ manajer pendidikan yang profesional. Kondisi seperti ini perlu dialami di BPK Penabur

Page 29: (1999) TULISAN BG 1999

sebagai konsekuensi langsung dari kemajuan IPTEK dan kebutuhan masyarakat yang semakin maju."

Diakuinya bahwa pendidikan yang bermutu dapat dikatakan "mahal" dan wajar bila pendidikan memerlukan investasi yang besar. Namun hasilnya dapat diberikan kepada masyarakat, dapat dirasakan dan dialami dalam semua lingkup pendidikan.

Demikian hal nya dengan BPK Penabur yang mengantisipasi globalisasi dengan sistem manajemen yang efektif dan efisien. Manurut, Ir. Drs. Khoe Yao Tung, M.M, M. Kom, seorang Konsultan Manajemen dan Teknologi Informasi bahwa dalam rangka mempersiapkan SDM yang lebih berkualitas baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, maka perlu kebijakan yang lebih operasional.

Masa depan semakin kompleks memang, maka perlu diupayakan pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu belajar seumur hidup. Dalam hal ini sejalan dengan ciri khas dan identitas pendidikan Kristen bertujuan untuk membantu peserta didik tumbuh kembang mencapai kepribadian utuh yang mencerminkan manusia sebagai gambar Allah yang memiliki kasih dan ketaatan kepada Tuhan, kecerdasan dan keterampilan, budi pekerti luhur, kesadaran dan tanggung jawab untuk berperan dalam pembangunan, masyarakat dan bangsa.

Dewasa ini semakin diperlukan pengelola/manajer pendidikan yang profesional. Mengingat kondisi IPTEK yang semakin canggih dan kemajuan masyarakat yang semakin maju.

Apa yang dialami BPK Penabur saat ini yang mengantisipasi globalisasi dengan sistem manajemen yang efektif dan efisien merupakan keharusan.

Menurut Ir. Drs. Khoe Yao Tung, MM., M. Kom., alumnus SMUK II BPK Penabur tahun 1984 selaku konsultan Manajemen dan Teknologi Informasi bahwa dalam rangka mempersiapkan SDM yang lebih berkualitas baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, maka perlu kebijakan yang lebih operasional. Di antaranya, peserta didik dilatih agar mampu menguasai ilmu dan teknologi, dengan memupuk budaya berpikir dan berperilaku ilmiah. Melalui teknologi informasi, membangkitkan peserta didik gemar membaca merupakan tantangan perubahan yang semakin cepat. Jadi pendidikan masa depan perlu sejak dini dilatih untuk mampu belajar secara mandiri. Mencari dan memanfaatkan sumber informasi peserta didik dapat menjawab persoalan-persoalan yang dihadapinya.

Ditambahkan pula karena dunia persaingan di masa mendatang membutuhkan keunggulan SDM, maka peserta didik dibiasakan untuk mampu menguasai ilmu dan teknologi. Sebagai seorang dosen di IKIP Jakarta ia juga menyatakan bahwa peserta didik perlu dipupuk budaya berpikir dan berperilaku ilmiah. Kebiasaan ini akan mengembangkan sikap nalar, logis, kritis, eksploratif, mau mencoba sendiri dan menguji pendapat, serta pengembangan daya-daya imajinasi kreatif. Selain gemar membaca dan mencari informasi.

Page 30: (1999) TULISAN BG 1999

Pengalamannya sebagai pengurus IPEKA, yang mengambil Magister Komputer menyatakan bahwa pendidikan sejak dini akan memupuk tumbuhnya sikap-sikap dan daya-daya tersebut, oleh karenanya pantas ditanyakan seberapa jauh sistem peluangnya.Memang banyak pakar yang menyatakan mengenai teknologi informasi, namun esensinya menyebutkan teknologi informasi merupakan tulang punggung pendidikan di masa depan. Teknologi informasi akan memicu terjadinya transformasi dalam bidang pendidikan. Namun saat kemajuan yang luar biasa dari penggunaan information technology intensity, hati nurani tetap menjadi mata hati dari rasionalitas pengambilan keputusan, apalagi disertai ketekunan dalam iman kristiani (christian value) agar tetap menjadi pelita bagi dunia pendidikan kita.

Diskusi Mengenai Tas Sekolah Yang BeratPada tanggal 22 April 1999 Ibu Atina Osmara menulis pada Mailing List Khusus BPK Penabur sbb:Beberapa waktu lalu saya pernah tanya, apakah anak-anak sekolah kita ikut tawuran. Jawabannya: engga' -- kalau anak lain tasnya penuh batu, anak-anak kita penuh buku. Puji Tuhan. Tapi menurut saya, penuh buku pun tidak betul juga, kalau akhirnya tas jadi terlalu berat. Apalagi buat anak-anak kecil (SD), atau SMP yang bertubuh kecil. Apakah guru tidak bisa menentukan, dari sekian kali dia mengajar, kapan pakai buku A atau B atau C? Mestinya guru toh bisa merencanakan itu? Hari ini, saya dengar dari seorang pasien dokter tulang, dokter tsb. mencontohkan gips yang dipakai dari perut hingga dada, yang kebanyakan untuk anak-anak. Dan pasien anak dari dokter tsb. banyak, katanya. Ini disebabkan dia bawa tas yang terlalu berat. Kalau pakai tas punggung, mendingan, beratnya merata (menurut saya, agak kurang baik juga, kalau dia jalan jauh, karena anak akan bungkuk). Tapi kalau tas di gantung di bahu, lama-kelamaan tulang punggung akan bengkok, karena menahan beban berat sebelah. Pencegahan terbaik adalah dengan berenang. Apakah anak-anak kita diajar berenang? Sejak kelas berapa?

Esok harinya Pak Hadi Martono memberikan tanggapan sbb:Baru kali ini saya ambil bagian dalam diskusi ini. Khususnya apa yang dituliskan Ibu Atina sangat mengusik saya juga. Praktis setiap hari saya melihat kedua anak saya yang sekolah di KPS Kelapa Gading membawa tas penuh buku. Kasihan saya melihat mereka harus membawa beban sebanyak itu. Saat menaruh beban di punggung, mereka harus mencondongkan tubuh ke depan. Yang SMP bahkan pada hari-hari tertentu harus bawa dua tas, karena buku-buku yang dibawa terlalu banyak. Pertanyaan saya adalah mengapa guru tidak secara spesifik menyampaikan ke anak-anak buku mana yang akan dibahas. Saya sepenuhnya yakin bahwa tidak semua buku dibaca pada hari itu. Saya sangat berharap bagian P4 dapat memberikan pemikiran untuk perbaikan. Dari sisi anak-anak pun mereka seringkali mengeluh, bawaan terlalu berat. Kuncinya adalah pada kualitas perencanaan dari seorang guru saat akan mengajar. OK, sekian dulu pendapat saya.

Page 31: (1999) TULISAN BG 1999

Tidak ketinggalan Pak Uripto Widjaja juga memberikan masukan sbb: Memang kita kurang memperhatikan beberapa hal yang sebetulnya penting sekali bagi pertumbuhan murid-murid, fisik maupun mental/karakter, seperti tas sekolah yang terlalu berat. Cucu saya pada suatu hari muncul di TV Singapore, pada tayangan khusus mengenai hal yang saya sebut diatas. Suatu tim kesehatan murid sekolah dibawah Dept. Kesehatan, mengadakan pengecekan mendadak di sekolahnya dengan menimbang tas sekolah para murid, cucu saya yang duduk di klas 4 SD, mendapat sorotan khusus karena tas bawaannya yang beratnya 3,5 kg, dianggep terlalu berat untuk tubuhnya yang seharusnya tidak melebihi 2,5 kg. Saya setuju jika kita, P4 dan guru-guru, mengadakan penelitian apakah beban belajar murid dapat dikurangi tanpa murid menjadi lebih bodoh dan mencari cara yang memungkinkan murid lebih kreatif dan mandiri, saya kira murid akan lebih bergairah dan guru-guru lebih releks. Hal ini sedang dilakukan pemerintah Singpore. Syalom, uwidjaja.

Pak Bambang Tjahjono juga memberikan komentar sbb: Terima kasih untuk masukannya yang berguna ini, kita tidak mau murid kita punya otak yang pandai tapi bertubuh anehkan? Untuk itu mungkin masukan ini harus difollowup Kompartemen Pendidikan supaya segera memberitahukan kepala sekolah dan guru masing-masing untuk memberikan jadwal yang jelas kepada murid kita. Kita berdoa semoga nanti dengan terbentuknya kabinet baru kurikulum kita lebih disempurnakan, pelajaran dibuat tidak tumpang tindih tetapi kwalitasnya lebih baik tanpa mengurangi etika dan moral kehidupan. Semoga............

Pak Gunawan Hadianto, Ketua Kompartemen Pendidikan, menjawab sbb: Saya pribadi sejak semula selalu mempertanyakan alasan murid-murid BPK Penabur KPS Jakarta yang selalu membawa buku yang luar biasa banyaknya (yang menurut saya tidak masuk akal). Dimana kalau saya bandingkan pada jaman saya masih di SMA, maka buku yang dibawa anak saya yang masih SD banyaknya 2 -3 x lipat. Dan kalau diibaratkan memang seperti truk yang membawa barang melebihi kapasitasnya. Yang perlu ditanyakan di sini adalah sampai sejauh mana guru-guru kita berani mengambil inisiatif untuk tidak mengajarkan sebagian buku-buku yang ditetapkan oleh pemerintah yang secara kasat mata memang terasa mengada-ada. Dan kita semua tahu bahwa mental bobrok sementara pejabat-pejabat kitalah yang membuat semua hal itu terjadi, karena rekomendasi tentang buku-buku mana yang dipakai tentunya mendatangkan fulus bagi mereka. Belum lagi ketika klan cendana masih merajalela, maka sudah menjadi rahasia umum bahwa percetakan-percetakan yang membuat buku-buku itu adalah kroni-kroni mereka. Disinilah terlihat betapa bejatnya mental sementara pejabat kita yang nyata-nyata mengkomersiilkan pendidikan untuk keuntungan pribadi. Pada hakekatnya mereka telah terlibat langsung dalam proses pembodohan rakyat Indonesia karena biaya sekolah khususnya biaya buku menjadi tak terjangkau oleh sementara rakyat kita. Pembangunan SD Inpres hanyalah sekedar bentuk kemunafikan mereka semata, supaya terlihat seakan-akan mereka memperhatikan dunia pendidikan, padahal kita juga tahu berapa uang yang dikorup dalam pembangunan proyek tersebut. Kita memang tidak perlu terlalu banyak mencampuri hal itu, yang terpenting adalah seberapa jauh kita berani mengambil inisiatif dengan bertindak kreatif supaya beban murid-murid kita (baik beban beratnya

Page 32: (1999) TULISAN BG 1999

harga buku maupun berat buku itu sendiri) dapat kita kurangi. Saya memperhatikan untuk anak-anak SD kelihatannya sudah mulai agak berkurang, hal ini saya lihat pada anak saya sendiri yang sudah beberapa bulan membawa tas yang lebih kecil dari sebelumnya. Tetapi saya tidak tahu bagaimana di SD-SD lainnya. Namun satu hal, sebagian kepala-kepala sekolah kita mentalnya juga sudah tercekoki sedemikian rupa, sehingga tidak berani mengambil keputusan yang melawan arus. Jadi apa kata pemerintah, itu pula kata mereka. Walaupun mereka tahu ada yang salah, mereka memilih diam dan melakukan dengan taat. Sebagai contoh, ketika pra raker tanggal 26 April 1999 kemarin, ketika seorang kepsek mengajukan rencana mengurangi jam pelajaran PLKJ dan menggantinya dengan Bahasa Mandarin, maka sebagian dari mereka langsung bereaksi: oh, itu tidak boleh, menyalahi peraturan pemerintah, kan PLKJ sudah ditetapkan untuk 2 jam setiap minggunya. Ketika disanggah bahwa banyak pelajaran di PLKJ, Sejarah, PPKN dan Agama yang saling tumpang tindih, maka dijawab lagi: ya, karena mungkin pemerintah menganggap itu penting sehingga harus diulang. Disini kita bisa melihat mental sementara kepala sekolah kita, yang telah berpuluh-puluh tahun dibentuk untuk menjadi abdi yang setia dari sang penguasa. Merah kata penguasa merah pula kata kami. Tidak ada sedikitpun keberanian mereka untuk berkata tidak, karena selama 32 tahun rakyat kita dalam proses pembodohan, dimana inisiatif ditekan dan kreatifitas dianggap sebagai pembangkangan. Dosa Suharto sungguh tidak berampun. Tapi kita tidak perlu terlalu menyalahkan mereka, yang terpenting kita sebagai pengurus, sebagai penanggung jawab dari BPK Penabur KPS Jakarta, apa yang berani kita lakukan ? Selagi otak kita juga masih diisi konsep untuk menjadikan sekolah kita menjadi sekolah yang manis dan taat kepada ketentuan pemerintah, ketika kita masih mencari kebanggaan menjadi sekolah dengan ranking pertama dalam perolehan NEM, tetapi tidak berani memikirkan apa yang sebenarnya dibutuhkan siswa siswa kita dalam menghadapi tantangan masa depan, maka jangan salahkan kalau guru-guru kita juga punya konsep seperti itu. Ingat orang kreatif dan berani melawan arus di Indonesia adalah mahluk langka, yang terbanyak adalah hanya menjalankan perintah dan policy atasan. Biarlah dalam rangka menyambut raker yang akan memutuskan prosata kita tahun ajaran mendatang, kita berani merenung dan mengkaji ulang: akan kita bawa dan arahkan kemana para anak didik kita, akankah kita korbankan mereka hanya untuk kebanggaan kita dalam rangka mempertahankan reputasi kita menjadi sekolah dengan lulusan NEM tertinggi, ataukah kita membekali mereka dengan hal-hal yang mereka butuhkan untuk menyongsong masa depan yang makin penuh tantangan walaupun untuk itu kita harus melawan arus, dan mungkin tidak populer di mata pemerintah. Tetapi kepada siapakah kita seharusnya bertanggung jawab: kepada pemerintah ataukah terhadap masa depan anak didik yang telah dipercayakan kepada kita. Marilah kita renungkan bersama.

Menarik sekali diskusi pada Mailing List (Milis) Khusus BPK Penabur di atas. Semua ini bisa terjadi karena kini banyak pengurus BPK Penabur yang telah memiliki sarana komunikasi yang canggih yaitu elektronik mail (e-mail). Hanya sayang belum semua sekolah BPK Penabur memiliki e-mail, akibatnya guru-guru tidak bisa mengikuti diskusi tersebut. Karena itu dipandang perlu memuat diskusi ini pada Majalah Berita Penabur agar guru-guru juga mengetahuinya. (Bambang Gunawan)

Page 33: (1999) TULISAN BG 1999

DARI HOMEPAGE SEKOLAH KE HOMEPAGE KELAS

Semua sekolah di BPK Penabur KPS Jakarta yang berjumlah 44 sekolah punya homepage. Ini suatu prestasi yang menarik. Walaupun bentuknya sederhana tetapi foto kepala sekolah dan sebagian besar foto guru-guru sudah dapat dilihat melalui internet. Informasi-informasi lain juga cukup banyak. Di negara maju sendiri seperti di Australia atau Amerika Serikat belum semua sekolah punya homepage. Yohan Sumaiku, alumni BPK Penabur KPS Sukabumi menulis tentang sekolah anaknya di Amerika Serikat sbb: "Sekolah Mitchell Elementary School nggak punya homepage." Dari Australia juga pernah diperoleh informasi yang sama. Sekolah yang pernah menjadi tamu SLTPK 4 mengirimkan e-mail menerangkan bahwa mereka baru saja melihat SLTPK 4 yang pernah mereka kunjungi dan merasa senang sekali. Tetapi ketika dibalas dan ditanyakan alamat homepage sekolah mereka di Australia, diperoleh jawaban bahwa sekolah mereka belum punya homepage.

Sejarah dari homepage sekolah di BPK Penabur KPS Jakarta berasal dari inisiatif alumni SMUK 1 di Amerika Serikat. Karena dulu masih bernama SMAK I, inilah alamat home page SMAK I (http://elektra.res.cmu.edu/~smak1) yang isinya informasi tentang SMAK I yang terdiri dari Get to know SMAK I, Get to know BPK Penabur KPS Jakarta, The memorable year books, SMAK I faculty staff, Personal web pages of SMAK I alumni, Alumni email list dan Miscelaneous.

Homepage sekolah sudah ada. Kini siswa-siswa SMUK 1 punya ide untuk membuat homepage kelas. Berikut ini usulan yang dituliskan pada buku tamu di homepage BPK Penabur.

Nama: Jony Lie. Email: [email protected]. Kota: Melbourne. URL: http://meltingpot.fortunecity.com/alexan. Date: 7/5/99. Komentar: Saya ex SMUK 1, saya ada saran buat homepage SMUK 1, gimana kalau memuat homepage kelas siswa. karena saya menemukan di beberapa site ada homepage murid-murid dari SMUK, terutama SMUK 1 yang menceritakan tentang kejadian-kejadian di kelas masing-masing. Saya rasa ini akan membuat homepage BPK PENABUR lebih bersahabat. Terima kasih.

Segera usulan tersebut dijawab sbb:

Terima kasih untuk kunjungan dan usulannya. Usulan untuk menceritakan tentang kejadian-kejadian di kelas masing-masing memang telah menjadi program kami. Saat ini sedang dipersiapkan pembelian server baru khusus untuk Web Server sehingga bukan hanya tiap sekolah yang dapat kapling tetapi juga tiap kelas. Mohon dukungan doa agar cepat realisasinya.

Page 34: (1999) TULISAN BG 1999

Rupanya Jony Lie sudah membuatnya dan dipasang pada server gratisan di Geocities dan hanya minta dibuatkan link saja. Segera dijawab sbb: "Wah, kalau ini sih gampang sekali. Tolong kirimkan alamat di Geocities, saya siap untuk membuatkan linknya."

Tidak lama kemudian ada e-mail dari Jony Lie sbb: "Terima kasih banget loh ... alamat nya ini: http://meltingpot.fortunecity.com/alexandra/498/hp28.html. Itu adalah homepage kelas 2-8 tahun ajaran 1997/98 SMUK1. Nanti dipasang dimana?? Di bagian kiri layar yg menunjukkan sekolah bukan ??

Selain Website di atas juga sudah ada link di homepage SMUK 1 BPK Penabur KPS Jakarta dari kelas SOS3 1988-1999 dengan alamat: http://members.tripod.com/~hcahyadi

Karena homepage sekolah sudah ada, kini minat siswa dan alumni pindah kepada pembuatan homepage kelas. Ini suatu tanda bahwa kreatifitas siswa dan alumni terus berkembang dengan subur. Semoga SMUK lain juga mengikuti jejak di atas.

Bambang Gunawan, 10 Juli 1999.

DARI MANTAN KETUA KPS BOGORBulan Juni 1999 pada Forum Elektronik CyberGKI yang memiliki moto "Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga!" terjadi diskusi yang sangat menarik mengenai BPK Penabur. Mula-mula dibicarakan mengenai misi BPK Penabur, selanjutnya pembicaraan berkembang ke banyak hal seperti masalah NEM, Sekolah Kejuruan bahkan masalah sumbangan dan sebagainya. Dari BPK Penabur yang selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan adalah Ir. Gunawan Hadianto, Ketua Kompartemen Pendidikan. Berikut ini komentar dari mantan Ketua BPK Penabur KPS Bogor.

Ytk Pak Gunawan H. dan para netters khususnya yang "peduli" kepada BPK Penabur. Saya sangat salut kepada Pak Gunawan H. yang telah dengan sabar menjawab berbagai kritik maupun saran kepada BPK Penabur, khususnya di KPS Jakarta. Terlepas dari semua pelaksanaan sistim pengajaran dan kebijakan penerimaan murid di lingkup KPS Jakarta yang dinilai masih mempunyai kekurangan, ada bagian yang mungkin belum ditampilkan Pak Gunawan H. yang perlu saya kemukakan, yaitu arti KPS Jakarta  bagi KPS-KPS lain di lingkungan BPK Penabur. Kalau dalam hal materi sih sudah jelas, KPS Jakarta merupakan penyumbang terbesar di lingkungan BPK Penabur. Tetapi bukan hanya itu yang patut diketengahkan. Untuk meningkatkan mutu pengajaran di KPS lain, KPS Jakarta sangat banyak membantu KPS lain agar sekolah-sekolah yang diasuhnya bisa mengangkat diri dan bersaing dengan sekolah lain di kota mereka. Memang KPS lain tak mungkin mencontoh KPS Jakarta dalam segala hal, namun penataran guru, pelatihan penggunaan alat edukasi elektronik, bantuan materi pengajaran sangat membantu para guru di daerah dalam meningkatkan gairah kerja mereka. Perlu juga diketahui bahwa di banyak KPS lain, kenyataan banyak yang beda dengan kondisi

Page 35: (1999) TULISAN BG 1999

Jakarta. Bila di Jakarta, banyak warga GKI berusaha untuk memasukkan anaknya di BPK Penabur, di daerah justeru warga memilih masuk BPK Penabur bila di sekolah favorit anaknya tidak bisa masuk, sebab BPK Penabur di sana sudah terlanjur kurang menjadi favorit (banyak yang kalah bersaing dengan sekolah RK). Perhatian terhadap sekolah KPS dari jemaat juga belum sesuai harapan (idem ditto : pengerjanya). Di Bogor, setelah ada bangunan sekolah baru, perhatian mulai baik. Bila di Jakarta, banyak orang berpunya yang memasukkan anaknya di BPK Penabur, di kota-kota kecil, lebih banyak orang tak berpunya yang mendaftar.  Walaupun saat ini saya tidak lagi aktif di BPK Penabur KPS Bogor, namun dalam periode saat saya aktif (mulai tahun 1982 sampai 1990), saya sangat menikmati kerjasama yang baik dengan KPS Jakarta dan P4-nya Pak Bambang Gunawan. Saya yakin kerjasama itu masih berlaku sampai saat ini. Semoga KPS Jakarta tetap bisa menjadi "kakak" yang baik bagi semua adik-adiknya di tempat pelayanan masing-masing. Selamat berjuang. Salam ...K.G.Halim

Karena nama saya disebut-sebut di atas, segera dikirimkan e-mail melalui japri (jalur pribadi) kepada Drg. K. Gunawan Halim sbb:

Wah, nama saya ikutan tertulis di atas. Terima kasih. Sekarang pembinaan pakai internet, tidak perlu keliling lagi pakai mobil unit media keliling seperti dulu. Tetapi sayang KPS Bogor sampai saat ini belum punya akses ke internet. Apakah saya boleh memasukan alamat e-mail Anda pada milis khusus BPK Penabur?

Berikut ini jawaban yang diperoleh pada tanggal 30 Juni 1999.

Dengan senang hati saya sambut tawaran Anda untuk bergabung ke milis BPK Penabur. Beberapa waktu yang lalu juga saya masih terima salah satu majalah terbitan BPK, saya yakin yang ngirim mestilah teman lama yang jadi staf disana, yaitu Binarti (benar engga namanya?). Nah apa kabar dengan BPK Penabur dan KPS Jakarta sekarang. Saya tulis e-mail ke website GKI itu sebab saya sedih dan kasihan juga pada Pak Gunawan Hadianto yang ditembak dari kanan kiri masalah KPS Jakarta. Sudah 3 hari ini, saya perhatikan tidak ada lagi yang nulis soal itu. Saya sendiri sekarang sangat "jauh" dari BPK KPS Bogor. Sudah lama tidak pernah hubungan dengan para pengurusnya. Hanya sesekali bertemu di gereja, hanya tak pernah dengan ketuanya. Kalau dengan para guru, saya masih jumpa dan suka ikutan ngobrol. Saat ini saya dengar mereka merencanakan untuk membuat semacam "buku sejarah" menjelang peringatan HUT BPK ke 50. Wah pesta besar nih ya. Salah seorang pengurus KPS Bogor, yaitu Ibu Beatris P, bisa juga anda capai via e-mail address: [email protected] . Haskar adalah pasangan hidup si ibu itu, yang juga adalah anggota MJ GKI Bogor. Jadi mungkin bisa ditanya bila hubungan ke KPS Bogor untuk urusan pendidikan dilakukan via beliau itu. Oya kembali ke milis BPK Penabur, apa saja tuh yang "dibagi" pada para anggotanya? Dan apa lagi "penemuan baru" anda dalam kaitan tugas pelayanan di BPK? Tetap berkreasi ya, mas Bambang. Rumah saya sekarang di jl Sudirman no. 40 C, Bogor 16154. Kalau lewat mampir dong. Trims sekali untuk kontaknya. Saya sangat menghargai kontak Anda ini. Salam kangen dari Bogor.

Page 36: (1999) TULISAN BG 1999

Demikianlah manfaat internet, dengan e-mail komunikasi dengan teman lama tanpa terduga dapat timbul kembali.

Bambang Gunawan, 10 Juli 1999

PURNABAKTI GOUW SIAUW PENG & GO GE SIONG

Setiap manusia suatu saat akan mengalami masa purnabakti alias pensiun. Hal ini juga terjadi pada diri Gouw Siauw Peng yang kini bernama Gandasaputra, mantan guru di BPK Penabur KPS Jakarta dan Go Ge Siong yang kini bernama Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, mantan psikolog di BPK Penabur KPS Jakarta. Apakah perbedaan kedua insan ini?

Go Ge Siong saat pidato purnabakti pada tanggal 21 Agustus 1999.

Gouw Siauw Peng saat bertemu dengan mantan murid Tan Pek Djie dan Steve Senduk pada tanggal 20 September 1999.

Gandasaputra kini sering sakit. Sudah dua kali masuk rumah sakit karena stroke. Baca sudah sulit sehingga kegiatan sehari-hari hanya nonton televisi saja. Bicara agak pelo dan ingatan sudah banyak lupa. Ketika Pak Uripto Widjaja, mantan Ketua KPS Jakarta berkunjung pada tanggal 13 Agustus 1999, Pak Gandasaputra berkata: "Inilah sedihnya jadi guru". Foto-foto kunjungan ini dapat dilihat pada alamat: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/smuk1/ganda/

Bagaimana dengan Go Ge Siong? Pak Singgih, begitulah panggilan akrabnya, karena psikolog mungkin lebih siap. Pada tanggal 21 Agustus 1999 tepat pada hari ulang tahunnya yang ke 65 secara resmi pensiun dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ada pesta, juga ada pidato purnabakti bagaikan merayakan seseorang yang diangkat menjadi guru besar. Tamu-tamu penting banyak yang hadir seperti Prof. Dr. Fuad Hassan (mantan Mendikbud) dan banyak guru besar lainnya. Persiapan telah dilakukan cukup lama bahkan ada panitia khusus yang dibentuk. Setiap pengunjung mendapatkan tiga buku yaitu Pidato Purnabakti Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Kenangan Bersama Pak Singgih Selama Tiga Dekade dan Lika-liku Psikologi Olahraga di Indonesia.

Page 37: (1999) TULISAN BG 1999

Walaupun Pak Singgih seorang psikolog tetapi ketika membacakan pidato purnabakti sempat menangis. Menangis di depan umum. Mengharukan sekali. Disinilah suatu bukti, kelemahan dan kelebihan memang selalu ada dalam diri manusia, siapapun dia. Tetapi kalau melihat prestasi Pak Singgih seperti yang terdapat dalam buku tsb, rasanya sangat sulit untuk menyainginya. Begitu juga banyak hal yang lucu ketika melihat foto Pak Singgih sedang main halma, Pak Singgih sedang bantu potes sayur untuk masak dan Pak Singgih sedang pacaran dengan Juul, istrinya sekarang. Foto-foto yang telah puluhan tahun ini masih disimpan dengan baik oleh Prof. Dr. Utami Munandar. Banyak cerita dan foto-foto menarik dalam buku Kenangan Bersama Pak Singgih Selama Tiga Dekade baik dari teman-temannya maupun dari mantan murid-muridnya. Dari lingkungan BPK Penabur terlihat nama-nama seperti Maria Theresia S., Emilia Naland, Ina Wibowo, Daisy Imelda R. dan penulis sendiri.

Khusus untuk KPS Jakarta telah diberikan satu exemplar lengkap dengan tanda tangan dan tulisan sbb: "Kenangan buat Pengurus KPS Jakarta". Bagi yang belum punya, bisa membacanya pada alamat: http://www.bpkpenabur.or.id/singgih/

Kini, bagaimana yang belum pensiun? Karena suatu saat nanti pasti akan pensiun alias purnabakti, akan jadi seperti Gouw Siauw Peng atau akan jadi seperti Go Ge Siong?

Tentu saja kalau bisa seperti Go Ge Siong lebih baik. Dalam buku Kenangan Bersama Pak Singgih Selama Tiga Dekade ada 69 yang memberikan kesan dan pesan. Dari luar negeri ada 11 yaitu dari negara Jepang, Amerika Serikat, Belanda, Thailand, Singapore dan Finlandia. Tentu ini semua suatu penghiburan alias "psychotherapy".

Pak Gouw Siauw Peng juga tidak kalah. Pada tanggal 20 September 1999 Steve Senduk, mantan muridnya di SMUK 3 khusus datang dari Belanda untuk bertemu. Melalui internet juga ada e-mail yang tidak melupakan Pak Gouw.

Robert Supriadi ([email protected]) pada tanggal 11 September menulis sbb: "Hallo Pak Bambang, Pak Gouw sakit apa? Saya masih bisa mengenang nilai matematik dari Pak Gouw: 4, 6, atau 10. Gak ada nilai lain. Pak Gouw masih aktif mengajar di SMAK 1? Apa Pak Wahab juga masih ngajar? Saya ingat Pak Wahab itu super anti nyontek dan selalu kagum dengan kesehatan Pak Gouw yang prima. Beliau-beliau ini + Pak Nugroho (dulu Kepsek SMAK2) benar-benar adalah suhu-suhu yang mengasah (+ mengikis) kemampuan matematik anak-anak A1. Salam Robert Supriadi (alumnus angkatan 90)".

J. Rufinus ([email protected]) dari Amerika Serikat pada tanggal 13 September 1999 menulis sbb: "Terima kasih atas infonya. Saya barusan sudah lihat foto tsb. Walaupun sudah lama tidak ketemu, saya masih mengenali wajah Pak Gouw dan Pak Surakitti. Saya mau tanya apakah foto tsb diambil setelah Pak Gouw kena stroke?".

Keprihatinan Pak Gouw banyak disebabkan karena tiba-tiba anaknya tidak bekerja alias kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Karena itu perlu dukungan usaha dari Dr. Danny Hermawan ([email protected]) yang telah membentuk WAP (Wadah Alumni

Page 38: (1999) TULISAN BG 1999

Peduli). Semoga di masa yang akan datang lebih banyak kita bertemu purnabakti dengan type Go Ge Siong.

Bambang Gunawan, 19 Septemberi 1999

DARI AKREDITASI KE WEBSITE

Suasana akreditasi di SDK 2 pada tanggal 15 November 1999.

Pada bulan November 1999 ada 9 sekolah yang diakreditasi yaitu SDK 1, SDK 2, SDK 3, SDK 4, SDK 7, SDK 9, SDK 11, SDK Tirta Marta BPK Penabur dan SLTPK Kota Modern. Semua sekolah dibantu dengan komputer untuk presentasi waktu akreditasi. Bagaimana kisahnya sehingga semua ini menjadi kebutuhan?

Pada tanggal 27 September 1991 SLTPK 2 yang dulu bernama SMPK II adalah sekolah pertama yang memanfaatkan komputer pada waktu akreditasi. Karena dirasakan banyak manfaatnya maka sejak itu semua sekolah yang mau diakreditasi selalu disiapkan dengan komputer.

Dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1995 program presentasi yang digunakan adalah PC Storyboard. Sejak tahun 1996 digunakan program browser (Netscape) bukan Power Point yang khusus presentasi. Kenapa? Agar datanya  dapat langsung dipasang di internet sehingga susah payah mengumpulkan informasi tidak sia-sia. Dulu selesai akreditasi selesai juga datanya. Tidak bermanfaat lagi.

SMUK 5 diakreditasi pada tanggal 12 November 1996. Lalu datanya dipasang pada homepage SMUK 5.  Pada tanggal 11 Desember 1996 Martin W. N. Suryadarma ([email protected]) yang sedang kuliah di Wesleyan University di Amerika Serikat memberikan komentar sbb: "Saya sudah sering melihat - lihat homepage KPS Jakarta, tapi barusan ini ternyata sudah di-update dengan sangat baik. Saya senang sekali karena bagian SMUK 5 jauh lebih bagus dari sebelumnya. Saya juga melihat nama saya sebagai orang yang beruntung mendapat beasiswa. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak untuk memperbaharui homepage SMUK 5." Dengan demikian data atau informasi yang dikumpulkan tidak sia-sia.

Kalau kita berkunjung ke home page BPK Penabur KPS Jakarta dan melihat ada sekolah banyak informasinya berarti sekolah itu diakreditasi setelah tahun 1996. Karena ada camera digital Casio maka foto-foto juga banyak dipasang. Bagaimana reaksi dari anggota tim akreditasi? Di SLTPK 2 ketika akreditasi ulang pada tahun 1996, kaget

Page 39: (1999) TULISAN BG 1999

ketika melihat fotonya sudah langsung ada di layar dan berkomentar: "Wah, sudah jadi slide". Memang ada yang langsung memberikan komentar tetapi umumnya terlihat wajah kaget dan heran karena fotonya sudah langsung ada di layar. Yang lucu di SLTPK Kota Modern pada tahun 1999, komentarnya sbb: "Wah, di sini di mana-mana ada camera". Sambil menunjuk ke atas.

Kini data-data yang digunakan untuk akreditasi tahun 1999 telah dipasang pada homepage BPK Penabur, alamat langsungnya adalah sbb: SDK 1: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk1/ SDK 2: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk2/ SDK 3: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk3/ SDK 4: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk4/ SDK 7: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk7/ SDK 9: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk9/ SDK 11: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdk11/ SDK Tirta Marta BPK Penabur: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/sdktm/ SLTPK Kota Modern: http://www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/smpkml/

Bagaimana tahun 2000? Cukup banyak sekolah yang akan diakreditasi ulang terutama tingkat SMU. Bagi sekolah yang mau diakreditasi sebaiknya sejak bulan Agustus sudah mulai mempersiapkan atau mengumpulkan data-data. Ada 7 komponen yang akan diperiksa yaitu Administrasi Sekolah, Kelembagaan, Ketenagaan, Kurikulum, Siswa, Sarana Prasarana dan Situasi Umum. Cukup banyak dan pekerjaan yang cukup berat.

Bambang Gunawan, 10-12-1999