UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

26
Pemberian Grasi Kepada Terpidana kasus Narkotika Schapelle Leigh Corby oleh President SBY dalam Implementasi Good Govenance dan UU Keterbukaan Informasi Publik Ditulis oleh : FX Arief Poyuono,S.E Mahasiswa Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya ,Jakarta A.Latar belakang Persoalan besar yang dihadapi pemerintahan SBY-Boediono pada periode 2009-2014 adalah bagaimana mampu mewujudkan Good Governance pada tataran implementatif dan bukan retorik semata. SBY dalam kepemimpinan nasional selama ini masih dihadapkan pada persepsi bahwa SBY masih lebih banyak bermain politik pada ranah retorika ketimbang tindakan yang nyata dan cepat untuk mengatasi masalah di lapangan. Dari kasus-kasus besar yang menyangkut elite seperti Kasus Mega Korupsi Proyek Hambalang ,Kasus Korupsi Wisma Atlit di Palembang , kasus Bank Century, kasus Bibit-Chandra, kasus Cicak melawan Buaya, kasus Antasari hingga pada kasus yang menimpa rakyat kecil seperti kasus Prita Mulyasari, kasus Mbah Minah “mencuri” buah kakao, serta kasus pemberian Grasi oleh president SBY kepada Schapelle Leigh Corby warga Negara Australia terpidana 20 tahun dalam kasus narkotika dan sebagainya adalah merupakan fenomena gunung es yang masih sangat besar potensi masalahnya karena sesungguhnya persoalan pada kenyataannya masih sangat banyak terjadi di sekitar kita. Ini semua merupakan agenda kebijakan besar yang sekaligus juga tantangan besar bagi upaya-upaya pemerintahan SBY-Boediono dalam mengelola pemerintahan di periode kedua SBY ini. Kasus Mega Korupsi Proyek Hambalang yang melibat , kasus Bank Century ,pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby warga Negara 1

description

Pemberian Grasi Kepada Terpidana kasus Narkotika Schapelle Leigh Corby oleh President SBY dalam Implementasi Good Govenance dan UU Keterbukaan Informasi Publik

Transcript of UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

Page 1: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

Pemberian Grasi Kepada Terpidana kasus Narkotika Schapelle Leigh Corby oleh President SBY dalam Implementasi Good Govenance dan UU Keterbukaan Informasi Publik

Ditulis oleh : FX Arief Poyuono,S.E

Mahasiswa Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya ,Jakarta

A.Latar belakang

Persoalan besar yang dihadapi pemerintahan SBY-Boediono pada periode 2009-2014 adalah bagaimana mampu mewujudkan Good Governance pada tataran implementatif dan bukan retorik semata. SBY dalam kepemimpinan nasional selama ini masih dihadapkan pada persepsi bahwa SBY masih lebih banyak bermain politik pada ranah retorika ketimbang tindakan yang nyata dan cepat untuk mengatasi masalah di lapangan.

Dari kasus-kasus besar yang menyangkut elite seperti Kasus Mega Korupsi Proyek Hambalang ,Kasus Korupsi Wisma Atlit di Palembang , kasus Bank Century, kasus Bibit-Chandra, kasus Cicak melawan Buaya, kasus Antasari hingga pada kasus yang menimpa rakyat kecil seperti kasus Prita Mulyasari, kasus Mbah Minah “mencuri” buah kakao, serta kasus pemberian Grasi oleh president SBY kepada Schapelle Leigh Corby warga Negara Australia terpidana 20 tahun dalam kasus narkotika dan sebagainya adalah merupakan fenomena gunung es yang masih sangat besar potensi masalahnya karena sesungguhnya persoalan pada kenyataannya masih sangat banyak terjadi di sekitar kita. Ini semua merupakan agenda kebijakan besar yang sekaligus juga tantangan besar bagi upaya-upaya pemerintahan SBY-Boediono dalam mengelola pemerintahan di periode kedua SBY ini.

Kasus Mega Korupsi Proyek Hambalang yang melibat , kasus Bank Century ,pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby warga Negara Australia terpidana 20 tahun dalam kasus narkotika sedang menjadi medan magnit yang menyedot perhatian publik. Kasus kasus ini merupakan salah satu tantangan berat yang harus dihadapi dan segera diselesaikan oleh pemerintahan SBY-Boediono saat ini, karena akan menjadi persoalan politik dan ekonomi yang tidak sederhana bagi kesinambungan pemerintahan sekarang dan komitmen pemerintah SBY dalam penegakan hukum yang transfaran ,adil dan berwibawa .

Suatu syarat untuk kemajuan negara adalah negara memiliki sumber daya manusia yang sehat dan terdidik serta memiliki moral yang baik dan akan lebih maju dan sejahtera jika ditunjang dengan sumber daya alam yang kaya , tetapi sumber daya alam yang kaya bukanlah suatu factor yang terpenting untuk suatu negara menjadi maju dan makmur , ini bisa kita lihat pada negara tetangga kita yaitu Singapura yang tidak memiliki sama sekali sumber daya alam tetapi negara tersebut memiliki cadangan devisa atau kekuatan ekonomi yang lebih besar dari Indonesia .Salah

1

Page 2: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

satu yang mebuat negara Singapura maju dan rakyatnya sejahtera dibangun dengan sumber daya manusai yang terdidik , sehat serta memiliki moral yang kuat serta didukung oleh pemerintahan yang bersih .

Singapura adalah merupakan suatu negara yang tidak memberikan ruang pengampunan bagi para penguna ataupun penjual narkotika dimana hukuman bagi pengunan dan pengedar narkotika di Singapura adalah hukum gantung . ini merupakan suatu komitmen bagi Singapura untuk memagari dan melindungi rakyatnya dari bahaya pengunaan narkotika yang kan meyebabkan sumber daya manusianya menjadi tidak berprestasi dan unggul

Lain Singapura lainpula Indonesia ,bulan lalu kita dikejutkan dengan adanya pemberia grasi oleh president SBY terhadap terpidana kasus narkotika berkebangsaan Australia Schapelle Leigh Corby yang dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan tidak tanggung tanggung grasi yang diberikan cukup besar yaitu pengurangan masa tahanan selama 5 tahun , tentu saja ini mencederai rasa keadilan bagi rakyat Indonesia . apalagi saat ini Indonesia menurut beberapa media pemberitaan sudah bukan lagi menjadi negara konsumen narkotika tetapi sudah menjadi negara produsen narkotika .pemberian grasi kepada Corby tentu saja berlawanan dengan program pemerintah melalui BNN yang mencanangkan tahun 2015 akan menjadi tahun bebas narkotika ,sebab pemberian grasi kepada Corby bukanlagi menjadi hukuman berat kepada pengedar narkotika adalah merupakan suatu upaya untuk membuat efek jera serta akan berdampak pada peredaran narkotika di Indonesia

Tentu kita masih ingat tahun 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Menkopolhukam Widodo AS, Sabtu meninjau pabrik ekstasi terbesar ketiga di dunia di Kampung Tegal, Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang yang berhasil di temukan dan di gerebek oleh Mabes Polri serta Peluncuran Program Aksi Peduli Anak Bangsa Bebas Narkoba di sebuah mal di Jakarta pada 30 Januari 2011 yang diselengarakan oleh organisasi pengiat anti narkotika ,dihadiri Istri President SBY yaitu Any Yudhoyono dalam acara tersebut Any Yudhoyono diberi gelar Ibu Anti Narkoba Selain mencederai rasa keadilan bagi rakyat , oleh karena itu pemberian Grasi kepada Corby perlu dipertanyakan juga komitmen SBY sebagai president dalam hal pemberantasan Narkotika di Indonesia dan tanggung jawab moral SBY sebagai suami dari istri yang diangkat sebagai Ibu Anti Narkoba serta patut dipertanyakan penerapan Good Governance oleh SBY dalam pemberian Grasi kepada Corby

Kasus pemberian Grasi oleh President SBY merupakan hal yang menarik untuk dikaji dari sisi Good Governance dan Hak masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan yang diambil oleh president dalam pemberia Grasi oleh sebab itu penulis akan memfokuskan untuk membahas tentang implementasi good governance dalam hal transfaransi dalam hal keterbukaan informasi kepada masyarakat tentang pemberian grasi kepada Schapelle Leigh Corby Pada tataran pembelajaran kepada masyarakat untuk dapat mengunakan UU Keterbukan

2

Page 3: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

Informasi Publik untuk mengetahui proses , pertimbangan ,penilaian serta hingga dikabulkannya Grasi tersebut

B.Permasalahan

Pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby terpidana kasus Narkotika oleh President SBY menuai banyak pertanyaan di masyarakat dan bentuk protes masyarakat terhadap pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby dilakukan melalui gugatan Pengadilan Tata Usaha Negara untuk membatalkan Grasi President SBY disebabkan pemberian grasi oleh SBY melanggar kepatutan bernegara dan ketidak konsistenan oleh seorang president dalam mengunakan hak preogratifnya sebab pemerintah mengklasifikasikan kejahatan narkoba sebagai kejahatan luar biasa seperti korupsi dan terorisme tetapi president SBy malah memberikan Grasi kepada terpidana kasus narkotika .

C.Pertanyaan

Dengan berlakuknya Undang Undang no 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan komitmen penerapan Good Governance oleh pemerintah dimungkinkah masyarakat untuk mengetahui proses dan ala an president SBY dalam memberikan Grasi kepada terpidana kasus narkotika ,Schapelle Leigh Corby yang berkewarnegaraan Australia ?

D.Landasan Teori

Reformasi yang digulirkan sejak tahun 1997 membawa perubahan yang sangat besar terhadap tatanan pemerintahan sampai saat ini. Reformasi yang dipelopori kalangan mahasiswa, membuka mata segenap mata masyarakat maupun pelaksana pemerintahan untuk melakukan perubahan secara mendasar bagi bangsa ini. Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut adalah melalui implementasi konsep Good Governance (kepemerintahan yang baik) yang diharapkan mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan pelayanan publik, dimana pada masa orde baru hal itu dianggap sebagai birokrasi yang “jelimet”. Tuntutan reformasi tersebut diharapkan membawa perubahan terhadap fenomena keterbukaan informasi publik sebelumnya, ketertutupan birokrat tehadap informasi publik yang terjadi selama orde baru dipercaya sebagai awal terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme. Sehingga pelayanan terhadap masyarakat tidak bisa dijalankan secara maksimal, hal ini menimbulkan opini kekurangpercayaan terhadap pemerintah. Untuk mengantisipasi hal tersebut sejak digulirkannya reformasi, pemerintah berupaya lebih terbuka dan informatif. Upaya pemerintah untuk mewujudkan ke arah Good Governance dimulai dengan membangun landasan demokratisasi penyelenggaraan Negara dan bersamaan dengan itu dilakukan upaya pembenahan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang melahirkan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 yang berlaku sejak 30 Mei 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik

3

Page 4: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

D.1.Pengertian Good Governance

Good Governance telah menjadi isu sentral dalam tatanan kepemerintahan dewasa ini, seiring dengan bergulirnya reformasi memberikan pemahaman tentang birokrasi terhadap masyarakat yang selama ini seolah-olah dininabobokan dengan berbagai tekanan dan ketertutupan. Untuk merubah paradigma tekanan serta ketertutupan yang sudah mengakar tersebut, paradigma good governance dianggap sebagai solusi untuk masalah yang terjadi selama ini.

Dalam kajian-kajian pemerintahan yang bersifat institusionalisme atau kelembagaan, pemerintah dimaknai sebagai institusi atau lembaga sedangkan pemerintahan adalah kerja pemerintah. Inilah yang dimaknai sebagai konsep government. Dalam arti luas, government diartikan sebagai lembaga-lembaga yang bertanggung jawab membuat keputusan kolektif bagi masyarakat, sementara dalam arti sempit, government adalah pejabat politik paling tinggi dalam lembaga-lembaga itu, yaitu presiden, perdana menteri, dan menteri.

Pemahaman tentang pemerintah dalam konsep ini menempatkan pemerintah sebagai aktor dominan bahkan aktor utama dalam penyelenggaraan pemerintahan. Keputusan kolektif dalam masyarakat dibuat sendiri oleh seorang pimpinan, misalnya presiden atau kepala daerah, atau oleh satu kelompok (misalnya kabinet). Peranan masyarakat terbatas sebagai kelompok sasaran dalam pelaksanaan kebijakan, bahkan partisipasi masyarakat dimaknai secara sempit hanya sebagai formalitas dalam mendukung legitimasi kebijakan yang dibuat pemerintah. Secara umum, istilah government lebih mudah dipahami sebagai pemerintah yaitu lembaga beserta aparaturnya yang mempunyai tanggung jawab untuk mengurus negara dan menjalankan kehendak rakyat, kecenderungannya lebih tertuju pada lembaga eksekutif atau kepresidenan (executive heavy).

Konsep governance dimunculkan sebagai alternatif model dan metode governing (proses pemerintahan) yang lebih mengandalkan pada pelibatan seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, semi pemerintah, atau non pemerintah, seperti lembaga bisnis, LSM, komunitas, atau lembaga-lembaga sosial lainnya. Dengan cara pandang itu, sekat-sekat formalitas negara atau pemerintah menjadi terabaikan. Konsep governance melihat kegiatan, proses atau kualitas memerintah, bukan tentang struktur pemerintahan, tetapi kebijakan yang dibuat dan efektivitas penerapan kebijakan itu. Kebijakan bukan dibuat oleh seorang pemimpin atau satu kelompok tertentu melainkan muncul dari proses konsultasi antara berbagai pihak yang terkena oleh kebijakan itu (Oyugi, 2000: 30-31).

Dalam konsep ini, pemerintah bukan satu-satunya aktor dan tidak selalu menjadi pelopor dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai fungsi pengelolaan masyarakat yang kompleks, governance melibatkan relasi antara berbagai kekuatan dalam negara, yakni pemerintah (state), civil society, economic society, dan political society (Corbett 2000: 23-27; Keating, 1999: 40-43).

Menurut Tjokroamidjojo (2000) Good Governance secara harfiah mengandung pengertian ‘Good’ yang bermakna berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negaranya sesuai

4

Page 5: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

dengan hukum-hukum positif negara sehingga dapat menghasilkan nilai yang efektif, produktif dan efesien. Sedangkan ‘Governance’ (pemerintahan) berarti “The authoritative direction and administration of the affairs of men/women in nation, state, city, ect” atau administrasi dan pengarahan yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam suatu negara, negara bagian, kota dan sebagainya

Implementasi Good Governance sebagai usaha mewujudkan pemerintahan yang terbuka dan partisipatoris adalah dengan mengembalikan fungsi kontrol atas penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. Masyarakat harus diberi akses dan ruang untuk berperan dalam pembuatan produk kebijakan dan kinerja badan-badan pemerintah beserta para pejabatnya. Hal ini yang mendasari lahirnya dasar hukum yang kuat bagi masyarakat tentang hak atas informasi-informasi publik dalam penyelenggaraan kepemerintahan.

UNDP memberikan pengertian Good Governance sebagai Penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan di antara mereka.

D.2.Pengertian Informasi Publik

Implementasi Good Governance sebagai usaha mewujudkan pemerintahan yang terbuka dan partisipatoris adalah dengan mengembalikan fungsi kontrol atas penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. Masyarakat harus diberi akses dan ruang untuk berperan dalam pembuatan produk kebijakan dan kinerja badan-badan pemerintah beserta para pejabatnya. Hal ini yang mendasari lahirnya dasar hukum yang kuat bagi masyarakat tentang hak atas informasi-informasi publik dalam penyelenggaraan kepemerintahan.

Apakah sebenarnya pengertian informasi publik? Secara harfiah menurut kamus besar bahasa Indonesia, Informasi mengandung pengertian penerangan/ pemberitahuan/kabar atau berita tentang sesuatu Istilah dan publik adalah semua orang/umum atau orang banyak. Dari sumber lain informasi publik mengandung pengertian data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan atau data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan disebut informasi (Suyanto, 2000: 6).

Sedangkan dalam undang-undang keterbukaan publik, informasi publik mengandung pengertian bahwa Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan

5

Page 6: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik. Atau dalam ayat lain di katakan informasi publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang 14/2008 tersebut serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Prinsip dasar tentang informasi publik seperti halnya pengertian di atas seyogyanya menjadi hak segenap masyarakat tetapi selama orde baru bahkan sampai saat ini sering diabaikan, sehingga entitas informasi publik tak lagi merujuk pada sesuatu yang menjadi hak dan kewenangan publik. Badan-badan publik telah memperlakukan informasi publik layaknya privilege yang hanya bisa diakses pihak-pihak tertentu saja.

Hak masyarakat atas informasi tak bisa disandarkan pada itikad baik pemerintah, dibutuhkan aturan atau kebijakan yang secara khusus mengatur jaminan hukum atas hak tersebut. Karena itu, langkah pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan wujud nyata keseriusan pemerintah melibat masyarakat dalam perannya sebagai pengawas dan pengendali pelaksanaan birokrasi. Sehingga hak masyarakat akan terpenuhi seutuhnya. Antara informasi publik di satu sisi dan hak publik di sisi lain seolah-olah terdapat tembok tebal yang sulit ditembus, yakni kultur birokrasi yang sangat tidak kondusif bagi implementasi kebebasan informasi, kultur birokrasi yang melahirkan para pejabat publik yang korup, feodal, dan sangat alergi dengan segala hal yang berbau keterbukaan dan transparansi.

Pada dasarnya, tantangan terbesar dalam membangun sistem informasi dan komunikasi publik yang berkualitas, adalah mengemas sebuah sistem pengelolaan informasi dan pengemasan informasi yang dibutuhkan publik dan memiliki kualitas, akurat dan menarik. Sebab dengan adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik dan acceptable maka kepuasan publik akan bisa tercapai, dengan informasi yang berkualitas maka kredibilitas lembaga pemerintah akan semakin diandalkan di mata publik.

D.III.mplementasi UU KIP dalam Good Governance

Didalam Negara yang menganut Demokratisasi ,demokrasi bukanlah hanya dimaknai sebagai kebebasan masyarakat untuk memilih anngota parlemen dan president sebagai kepala Negara serta kepala Pemerintahan . Demokrasi juga bermakna bahwa masyarakat juga harus mempunyai hak dan kebebasan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan lembaga-lembaga pemerintah dan para pejabat publik. Tanpa hak dan kebebasan itu, niscaya masyarakat tak akan dapat mendapatkan pemerintahan yang diinginkannya. Kalau kita cermati dari uraian singkat diatas, kehadiran Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 setidaknya membuktikan tekad baik pemerintah dan DPR untuk menjalankan pemerintahan yang jujur ,bersih dan demokratis berlandaskan Good Governance yang dalam prinsip-prinsipnya menjalankan pemerintahan

6

Page 7: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

secara “Transparency” (Transparansi / keterbukaan dibangun atas dasar kebebasan arus informasi).

Undang-undang yang terdiri dari 64 pasal ini secara rinci memberikan ruang kepada masyarakat untuk menjadi pilar bangsa yang berperan mengontrol dan mengawasi pelaksanaan tatanan kepemerintahan, sebenarnya signal menuju kearah kebebasan telah dibuka krannya lewat dengan hadirnya Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 walau untuk diundangkan membutuhkan waktu 2 tahun dari disahkannya yakni 30 Mei 2010 dimana UU Keterbukaan Informasi Publik hadir dan dilaksanakan dalam masa pemerintahan Presdent SBY

Keberadaan undang-undang tersebut membuktikan keseriusan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara transparan dan akuntabel yang dapat di awasi pelaksanaannya secara menyeluruh oleh segenap masyarakat, hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya pasal 2 ayat (1) yang menyebutkan bahwa Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik dan Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

Didalam pelaksanaannya lembaga pemerintah yaitu president baik secara lembaga maupun sebagai pembuat kebijakan sebagai penyedia informasi telah dilindungi beberapa pasal yang menjamin informasi yang disampaikan, sehingga setiap pengguna informasi tidak dapat menggunakan informasi yang didapatkannya untuk kepentingan pribadi atau menyudutkan pemerintah. Beberapa hal yang perlu dicermati dan pegangan penyedia informasi antara sebagai berikut:

1.Ketentuan sanksi pengguna dan penyedia informasi

Tuntutan publik di awal adalah adanya sanksi bagi badan publik yang tidak menjalankan kewajibannya memenuhi kebutuh-an informasi publik. Sebagai penyimbangnya bagi pemohon informasi apabila menyalahguna-kan informasi dan membocorkan informasi yang dikecualikan diatur pada pasal 51, 54 dan 55

Kemudian bagi penyedia informasi mempunyai kewajiban memberikan informasi yang dibutuhkan tanpa ditutup-tutupi sedikitpun sebagaimana diatur dalam pasal 52 seperti yang diuraikan dibawah ini

Pasal 51

Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pasal 54

7

Page 8: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

1. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses dan/atau memperoleh dan/atau memberikan informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf d, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses dan/atau memperoleh dan/atau memberikan informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf c dan huruf e, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

Pasal 55

Setiap Orang yang dengan sengaja membuat Informasi Publik yang tidak benar atau menyesatkan dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pasal 52

Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)

2.Permintaan informasi masih menyertakan alasan

Kemudian dalam bagian lain semua informasi yang dimiliki tidak dengan serta merta bisa di dapat, karena dari mulai permohonan serta jenis informasi yang diminta senantiasa harus memperhatiakan aturan Pasal 4 dan 5 seperti yang diuraikan dibawah ini

Pasal 4 ayat (3)

Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permintaan Informasi Publik disertai alasan permintaan tersebut.

Pasal 5

(1.)Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan Informasi Publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pengguna Informasi Publik wajib mencantumkan sumber dari mana ia memperoleh Informasi Publik, baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun untuk keperluan publikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

8

Page 9: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

3. Komisi Informasi sebagai badan pelaksana undang-undang

Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi. Dalam pelaksanaannya menurut UU KIP terdapat ketentuan sebagai berikut: Pertama, komposisi anggota Komisi Informasi harus mencerminkan wakil Pemerintah selain wakil publik. Kedua, dukungan administratif, keuangan dan tatakelola Komisi Informasi dilaksanakan oleh Sekretariat yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan Sekretaris Komisi Informasi ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan wewenangnya di bidang Komunikasi dan Informatika. Ketiga, peraturan pelaksanaan Komisi Informasi harus dibawah Peraturan Pemerintah, Keputusan ini menguatkan aturan selanjutnya bahwa Peraturan Pemerintah hanya akan mengatur tentang jangka waktu informasi yang dikecualikan dan tentang pengaturan ganti rugi bagi badan publik yang terkena sanksi. Kemudian, keberadaan undang-undang ini sangat penting, sesuai dengan penjelasannya undang-undang ini merupakan landasan hukum yang berkaitan dengan:

1. Hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi; 2. Kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat,

tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana; 3. Pengecualian bersifat ketat dan terbatas; 4. Kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi

Mengacu kepada grand design penerapan tata kepemerintahan yang baik di Indonesia yang telah disusun oleh Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan yang Baik BAPPENAS, sekurang-kurangnya terdapat empat belas nilai yang menjadi prinsip tata kepemerintahan yang baik (Bapenas, 2008: 5-15), yaitu :

1. Wawasan ke Depan (Visionary);

2. Keterbukaan dan Transparansi (Openness and Transparency);

3. Partisipasi Masyarakat (Participation);

4. Tanggung Gugat (Accountability);

5. Supremasi Hukum (Rule of Law);

6. Demokrasi (Democracy);

7. Profesionalisme dan Kompetensi (Profesionalism and Competency);

8. Daya Tanggap (Responsiveness);

9. Efisiensi dan Efektivitas (Efficiency and Effectiveness);

9

Page 10: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

10. Desentralisasi (Decentralization);

11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat (Private and Civil Society Partnership);

12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan (Commitment to Reduce Inequality);

13. Komitmen pada Perlindungan Lingkungan Hidup (Commitment to Environmental Protection);

14. Komitmen pada Pasar yang Fair (Commitment to Fair Market).

Pada saat ini, mengingat demikian luasnya cakupan substansi permasalahan tentang penyelenggaraan pemerintahan, maka penerapan prinsip tersebut dalam penyelenggaraan pemerintahan sekarang ini masih menunjuk pada empat indikator utama (Bapenas, 2008: 15) yaitu:

1. Transparansi (Openness and Transparency).

2. Partisipasi Masyarakat (Participation).

3. Akuntabilitas/Tanggung Gugat (Accountability).

4. Supremasi Hukum (Rule of Law).

Keempat prinsip tersebut di atas lah yang oleh Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan yang Baik BAPPENAS disebut dengan “More Administrative Good Governance”. Penjelasan secara lebih rinci atas keempat prinsip tersebut selengkapnya dapat dijelaskan pada uraian berikut.

Transparansi. Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan, serta hasil yang telah dicapai melalui sebuah kebijakan publik. Semua urusan tata kepemerintahan berupa kebijakan-kebijakan publik, baik yang berkenaan dengan pelayanan publik maupun pembangunan di daerah harus diketahui publik. Isi keputusan dan alasan pengambilan kebijakan publik harus dapat diakses oleh publik. Demikian pula informasi tentang kegiatan pelaksanaan kebijakan tersebut beserta hasil-hasilnya harus terbuka dan dapat diakses publik. Dalam hal ini, aparatur pemerintahan harus bersedia secara terbuka dan jujur memberikan informasi yang dibutuhkan

10

Page 11: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

publik. Upaya pembentukan masyarakat transparansi, forum komunikasi langsung dengan eksekutif dan legislatif, wadah komunikasi dan informasi lintas pelaku baik melalui media cetak maupun elektronik, merupakan contoh wujud nyata prinsip keterbukaan dan transparansi. Tidak adanya keterbukaan dan transparansi dalam urusan pemerintahan akan menyebabkan kesalahpahaman terhadap berbagai kebijakan publik yang dibuat.

Partisipasi. Partisipasi masyarakat merujuk pada keterlibatan aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Partisipasi masyarakat mutlak diperlukan agar penyelenggara pemerintahan dapat lebih mengenal warganya berikut cara pikir dan kebiasaan hidupnya, masalah yang dihadapinya, cara atau jalan keluar yang disarankannya, apa yang dapat disumbangkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Dengan demikian kepentingan masyarakat dapat tersalurkan di dalam penyusunan kebijakan sehingga dapat mengakomodasi sebanyak mungkin aspirasi dan kepentingan masyarakat, serta mendapat dukungan masyarakat luas. Kehadiran dan keikutsertaan warga masyarakat dalam forum pertemuan publik, serta keaktifan mereka dalam menyumbangkan pikiran dan saran menunjukkan bahwa urusan pemerintahan juga menjadi urusan mereka dan bukan semata urusan birokrat. Meskipun demikian, harus diakui bahwa tidaklah mudah mengikutsertakan semua lapisan masyarakat dalam suatu forum sekaligus. Salah satu alternatif pemecahannya adalah memberi akses kepada seluruh masyarakat serta wakil dari berbagai lapisan masyarakat untuk berpartisipasi menyuarakan kepentingan kelompok yang diwakilinya dan mengajukan usul serta pikiran dalam forum-forum pertemuan publik, misalnya pada musyawarah pembangunan tingkat desa atau konsultasi regional pembangunan. Kurangnya partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan akan menyebabkan kebijakan publik yang diputuskan tidak mampu mengakomodasi berbagai aspirasi dan kepentingan masyarakat, yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

Akuntabilitas. Akuntabilitas publik adalah suatu ukuran atau standar yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan penyusunan kebijakan publik dengan peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk organisasi publik yang bersangkutan. Pada dasarnya, setiap pengambilan kebijakan publik akan memiliki dampak tertentu pada sekelompok orang atau seluruh masyarakat, baik dampak yang menguntungkan atau merugikan, maupun langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, penyusun kebijakan publik harus dapat mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang diambilnya kepada publik. Penerapan prinsip akuntabilitas atau tanggung jawab/tanggung gugat dalam penyelenggaraan pemerintahan diawali pada saat penyusunan program pelayanan publik dan pembangunan (program accountability), pembiayaannya (fiscal accountability), serta pelaksanaan, pemantauan, dan penilaiannya (process accountability) sehingga program tersebut dapat memberikan hasil atau dampak optimal sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ditetapkan (outcome accountability). Para penyelenggara pemerintahan menerapkan prinsip akuntabilitas dalam hubungannya dengan masyarakat/publik (outwards accountability), dengan aparat

11

Page 12: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

bawahan yang ada di dalam instansi pemerintahan itu sendiri (downwards accountability), dan kepada atasan mereka (upwards accountability). Berdasarkan substansinya, prinsip akuntabilitas mencakup akuntabilitas administratif seperti penggunaan sistem dan prosedur tertentu (administrative accountability), akuntabilitas hukum (legal accountability), akuntabilitas politik antara eksekutif kepada legislatif (political accountability), akuntabilitas profesional seperti penggunaan metode dan teknik tertentu (professional accountability), dan akuntabilitas moral (ethical accountability). Apabila semua yang disebut terdahulu dapat terpenuhi, kepercayaan rakyat kepada aparat dan keandalan lembaga pemerintahan yang ada akan tumbuh. Penyelenggaraan pemerintahan yang tidak menerapkan akuntabilitas akan menimbulkan penyalahgunaan wewenang. Dengan penerapan prinsip akuntabilitas tersebut, diharapkan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah/institusi/unit kerja tidak lagi sekedar laporan kesan-kesan dan pesan-pesan, tetapi menjadi laporan pertanggungjawaban kinerja selama yang bersangkutan menjabat. Hal ini sejalan dengan kebijakan Anggaran Berbasis Kinerja.

Prinsip supremasi hukum sangat relevan untuk menjadi prioritas analisis mengingat dalam pemberian pelayanan publik dan pelaksanaan pembangunan seringkali terjadi pelanggaran hukum, seperti yang paling populer saat ini yaitu terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dalam bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), pemberian garsi yang tidak mengusaik rasa keadilan bagi masyarakat seperti pemberian grasi kepada Corby teridana narkotikan serta pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Dalam hal ini, siapa saja yang melanggarnya harus diproses dan ditindak secara hukum atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wujud nyata prinsip ini mencakup upaya pemberdayaan lembaga-lembaga penegak hukum, penuntasan kasus KKN dan pelanggaran HAM, peningkatan kesadaran HAM, peningkatan kesadaran hukum, serta pengembangan budaya hukum. Tidak diterapkannya prinsip supremasi hukum akan menimbulkan ketidakpastian dalam penyelenggaraan pemerintahan.

D.IV.Pengertian Grasi

Grasi, pada dasarnya, pemberian dari Presiden dalam bentuk pengampunan yang berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau penghapusan pelaksanaan putusan kepada terpidana. Dengan demikian, pemberian grasi bukan merupakan persoalan teknis yuridis peradilan dan tidak terkait dengan penilaian terhadap putusan hakim. Pemberian grasi bukan merupakan campur tangan Presiden dalam bidang yudikatif, melainkan hak prerogatif Presiden untuk memberikan ampunan. Kendati pemberian grasi dapat mengubah, meringankan, mengurangi, atau menghapuskan kewajiban menjalani pidana yang dijatuhkan pengadilan, tidak berarti menghilangkan kesalahan dan juga bukan merupakan rehabilitasi terhadap terpidana

Dalam Undang-Undang ini diatur mengenai prinsip-prinsip umum tentang grasi serta tata cara pengajuan dan penyelesaian permohonan grasi. Ketentuan mengenai tata cara tersebut dilakukan dengan penyederhanaan tanpa melibatkan pertimbangan dari instansi yang berkaitan dengan

12

Page 13: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

sistem peradilan pidana. Untuk mengurangi beban penyelesaian permohonan grasi dan mencegah penyalahgunaan permohonan grasi, dalam Undang-Undang ini diatur mengenai pembatasan putusan pengadilan yang dapat diajukan grasi paling rendah 2 (dua) tahun serta ditegaskan bahwa permohonan grasi tidak menunda pelaksanaan putusan, kecuali terhadap putusan pidana mati. Di samping itu, ditentukan pula bahwa permohonan grasi hanya dapat diajukan 1 (satu) kali, kecuali untuk pidana tertentu dan dengan syarat tertentu pengajuan permohonan grasi dapat diajukan 1 (satu) kali lagi. Pengecualian tersebut terbuka bagi terpidana yang pernah ditolak permohonan grasinya dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal penolakan permohonan grasi tersebut, atau bagi terpidana yang pernah diberi grasi dari pidana mati menjadi pidana penjara seumur hidup dan telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal keputusan pemberian grasi diterima.

Untuk menjamin kepastian hukum dan hak-hak terpidana, dalam Undang-Undang ini diatur percepatan tata cara penyelesaian permohonan grasi dengan menentukan tenggang waktu dalam setiap tahap proses penyelesaian permohonan grasi. Tata cara pengajuan grasi, terpidana langsung menyampaikan permohonan tersebut kepada Presiden, dan salinan permohonan tersebut disampaikan kepada pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama untuk diteruskan kepada Mahkamah Agung. Presiden memberikan atau menolak permohonan grasi setelah memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.

E. Pembahasan

E .I. Badan public dan Jenis Informasi yang bisa di akses oleh masyarakat terkait Grasi Schapelle Leigh Corby

a) Badan Publik Yang terlibat dalam pemberian Grasi Schapelle Leigh Corby

Badan Publik yang dapat dimintai informasi tentang pemberian Grasi oleh president SBY kepada Schapelle Leigh Corby warga Negara Australia terpidana 20 tahun dalam kasus narkotika adalah :

1. President Susilo Bambang Yudhoyono 2. Menteri Sekretariat Negara

3. Mahkamah Agung

4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

5. Direktorat Jendral Permasyarakatan 6. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Provinsi Bali7. Kepala Lemabaga Permasyarakatan Denpasar

b)Jenis Informasi

13

Page 14: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

1.President

Keputusan Presiden Nomor 22/G Tahun 2012 tentang pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby ,Keputusan itu ditetapkan pada tanggal 15 Mei 2012. Presiden memberikan pengampunan terhadap Corby dari vonis hukuman 20 tahun menjadi 15 tahun penjara, sedangkan pidana denda Rp100 juta tetap harus dibayar.

Dari putusan tersebut informasi yang dapat dimintakan adalah mengenai pertimbangan pertimbangan apa saja terhadap di berikannya Grasi kepada Schapelle Leigh Corby ,sebab sebelumnya permohonan Grasi Schapelle Leigh Corby menjadi agenda antara Perdana Menteri Australia Julia Gillard dengan President SBY pada pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/11/2010).

Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai kerja sama di bidang hukum. "Contohnya adalah kerja sama dalam ekstradisi di antara kedua negara. Mutual legal assistance dan kemungkinan transfer of sentence person

2. Menteri Sekretariat Negara

Peraturan Menteri Sekretaris Negara RI Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretaris Negara. Kedudukan Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas Sekretariat Negara memberikan dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara.

Informasi yang dapat dimintakan adalah mengenai waktu permohonan Grasi Schapelle Leigh Corby di sampaikan kepada president serta apakah ini permohonan grasi Schapelle Leigh Corby merupakan permohonan grasi yang pertama kali atau apakah pernah permohonan Schapelle Leigh Corby di tolak . sebab sesuai UU tentang Grasi permohonan Grasi hanya dapat di ajukan satu kali saja kecuali sebelum pernah ada penolakn Grasi .

3.Mahkamah Agung

Hal pemberian Grasi oleh president juga diatur oleh UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 dimana sangat jelas dalam pasal 4 (1) Presiden berhak mengabulkan atau menolak permohonan grasi yang diajukan terpidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 setelah mendapat pertimbangan dari Mahkamah Agung.

14

Page 15: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

Pendapat yang disampaikan MA kepada Presiden terkait diberikannya Grasi oleh President kepada Corby yaitu Corby mengalami depresi berat sehingga perlu didampingi psikiater, Corby hingga kini masih merasa tidak bersalah dan narkotika yang ditemukan adalah disisipkan orang yang tak dikenal, serta polisi Australia tidak memiliki cacat Corby terkait dengan narkoba dan memberikan jaminan bahwa Corby bukan pengguna maupun pengedar narkotika sebab dia merupakan mahasiswa kecantikan.(sumber:http://www.investor.co.id/home/tiga-alasan-grasi-untuk-corby/36918)

Informasi yang dapat dimintakan kepada Mahkamah Agung adalah mengenai latar belakang pertimbangan yang diberikan oleh Mahkamah Agung kepada President SBY ketika adanya permohonan Grasi oleh Schapelle Leigh Corby, serta bukti bukti tentang rekam medis dari Corby dan rekomendasi kepolisian Australia mengenai Corby kepada Mahkamah Agung .

Permintaan Informasi oleh Publk mengenai pertimbangan pertimbangan MA dalam hal pemberian Grasi Schapelle Leigh Corby didukung pula oleh Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan . mengingat Pengadilan dan Mahkamah Agung adalah salahsatu badan publik sipil yang memiliki fungsi untuk melindungi dan melayani masyarakat dalam masalah keadilan dalam hukum sebagai upaya menuju penegakan hukum yang demokratis dan adil

4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang hukum dan hak asasi manusia dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Informasi yang dimintakan adalah mengenai Pemberian pengurangan hukuman bagi terpidana Schapelle Leigh Corby selama menjalani hukuman di Lapas Bali sebab pengurangan hukuman yang didapoat setiap Narapidana pada hari hari raya dan hari kemerdekaan berhubungan juga dengan tingkah laku dan sikap seorang Narapidana selama menjalani hukuman 5.Direktorat Jendral Permasyarakatan

Informasi yang dimintakan yaitu tentang pelaksanaan kebijaksanaan bina perawatan, bina bimbingan kemasyarakatan, bina keamanan dan ketertiban serta bina khusus narkotika,dan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan terpidana 20 tahun kasus Narkotika Schapelle Leigh Corby . Serta pertimbangan pertimbangan dan penilaian kepada Corby yang disampaikan pada Menteri Hukum dan Ham

15

Page 16: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

6. Kanwil Kementerian Hukum dan Ham Provinsi Bali

Informasi yang bisa dimintakan mengenai Rekam medis tentang kesehatan terpidana Schapelle Leigh Corby yang dilakukan oleh Dokter yang bertugas di Lapas Bali tempat Schapelle Leigh Corby .di penjara .dan catatan tingkah laku dan sikap Schapelle Leigh Corby selama di penjara yang dilaporkan Kalapas Denpasar .

7.Kepala Lembaga Permasyarakatan Denpasar

Informasi yang bisa dimintakan mengenai Rekam medis tentang kesehatan terpidana Schapelle Leigh Corby yang dilakukan oleh Dokter yang bertugas di Lapas Bali tempat Schapelle Leigh Corby .di penjara .dan catatan tingkah laku dan sikap Schapelle Leigh Corby selama di penjara

F. Kesimpulan

Pemberian grasi oleh president kepada siapa saja adalah memang merupakan hak preogratif president dan itu dijamin oleh konstitusi seperti dalam hal mengangkat dan memberhentikan seorang menteri yang merupakan hak president . tetapi dalam pemberian grasi ada procedure dan pertimbangan yang harus dilakukan oleh president dalam memberikan grasi kepada seorang terpidana yang dihukum berat tidak dengan serta merta tanpa pertimbangan dari Mahkamah Agung dalam pertimbangn hukum maupun Kemenkumdang untuk prilaku terpidana selama di lembaga permasyarakatan

Tentang pemberian Grasi oleh President yang merupakan hak preogrative president juga di jamin oleh konstitusi Indonesia , tatacara pemberian Grasi kepada seseorang terpidana di atur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 tentang Grasi begitupula Konstitusi Indonesia mensyaratkan tata kelola pemerintahan yang demokratis, yang didalamnya mencakup pelayanan keterbukaan informasi bagi publik. Pemerintah membuat UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Selain dua Badan Publik yang berdasarkan UU tentang Grasi yang mengetahui tentang proses pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby .adapula beberapa badan public yang ikut serta dalam memberikan penilaian untuk seorang Narapidana agar dapat mendapatakan Grasi dari President , dimana penilaian badan public tersebut akan menjadi masukan bagi Mahkamah Agung dalam memberikan pertimbangan hukum kepada president .

Dalam pemberian Grasi oleh President SBY kepada Schapelle Leigh Corby jika dikaitkan dengan keterbukaan informasi public masyarakat memiliki hak untuk memperoleh informasi public yang diatur dalam UU KIP no 14 tahun 2008 dan masyarakat harus terlibat aktif menggunakan perangkat keterbukaan informasi, untuk memastikan access to justice dan law

16

Page 17: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

enforcement sesuai dengan tata kelola pemerintah yang baik ( good governance ) serta mengawal pemerintahan sebagai bentuk kontrol publik. Peran serta masyarakat sipil untuk menggunakan berbagai informasi yang bisa dapat diakses oleh masyarakat untuk mendorong reformasi institusi ini menjadi sangat signifikan untuk memastikan pelaksanaan mekanisme ini bisa berjalan secara efektif. Pentingnya peran dan partisipasi masyarakat dalam mengawal agenda keterbukaan informasi public telah diatur pada aturan nasional sebagai bagian untuk mendorong pemerintahan yang baik (good governance).

Alasan masyarakat untuk meminta informasi kepada badan public yaitu Mahkamah Agung yang memberikan pertimbangan dalam pemberian Grasi kepada Schapelle Leigh Corby sangat beralasan sebab dalam Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1 144/KMA/SK/I/2011 Tanggal : 5 Januari 2011 dimana Pertimbangan atau nasihat hukum yang diberikan Mahkamah Agung sesuai dengan kewenangan dalam peraturan perundang-undangan dapat di akses oleh public , sehingga sangat lah kuat alasan untuk meminta informasi tentang pemberian Grasi oleh President SBY kepada Schapelle Leigh Corby melalui Komisi Informasi Publik

Keberadaan peran masyarakat sudah dilindungi oleh undang-undang guna mengetahui setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sehingga masyarakat menempati posisi yang berperan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang transfaran, bersih dan jujur serta komitmen terutama hal menjaga sumberdaya manusia Indanesia dari kerusakan yang disebabkan oleh narkotika serta penegakan hukum dalam pemberantasan peredaran dan pengunaan narkotika .

Melihat uraian di atas, selayaknya saat ini masyarakat mempunyai hak untuk dapat meminta informasi melalui Komisi Informasi Publik tentang pemberian Grasi oleh President SBY terhadap Schapelle Leigh Corby warga negara Australia terpidana 20 tahun hukuman penjara dalam kasus narkotika .masyarakat sudah mempunyai kewenangan berperan dalam penyelenggararaan pemerintahan dengan peranannya sebagai pengawas yang dapat penegur dan melaporkan kepada pihak yang berkepentingan apabila terjadi penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaannya.

Penguatan kelompok masyarakat sipil, khususnya lembaga –lembaga yang melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat juga sangat diperlukan untuk melakukan pemantauan terhadap akses masyarakat sipil dalam menggunakan mekanisme keterbukaan informasi public dalam pemebrian Grasi

oleh president SBY kepada Schapelle Leigh Corby untuk mengawal proses transfaransi dan akuntabilitas Mahkamah Agung ,Kementerian Menkumham sebagai unit unit kerja yang terlibat dalam proses pemberian pertimbangan hukum terhadap pemberian Grasi yang diberikan oleh President SBY kepada Schapelle Leigh Corby warga Negara Australia terpidana 20 tahun dalam kasus narkotika agar dapat memberikan informasi yang transparan kepada publik.

17

Page 18: UU keterbukaan informasi Publik dalam kasus Corby

Daftar Pustaka

Keating, M, “The Public Service: Independence, Responsibility and Responsiveness, Australian Journal of Public Administration,Vol 58 No. 1, Tokyo, Tokyo University Press,1999, hal 39-47

Oyugi, W.O, Good Governance and Local Government, Tokyo, Tokyo University Press, 2000

Sudibyo, Agus. 2001. Informasi Publik dan Ketertutupan Pemerintah. Jakarta : Tempo

Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Good Governance (Paradigma Baru Manajemen Pembangunan). Jakarta.

Undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. United Nations Development Programme. 1997. Governance for sustainable human development A UNDP policy document

Widagdo E.,Luthfi. 2008. Jaminan Keterbukaan Informasi Publik. Jakarta : Majalah Konstitusi Nomor 24.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 tentang Grasi

Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 Tanggal : 5 Januari 2011

18