UU Kembang API

25
UNDANG-UNDANG BUNGA API 1932 ( L.N 1932 No. 143, terakhir diubah dengan L.N 1933 No. 9) Ketentuan-ketentuan tentang impor, pembuatan, menyediakan, memasang, demikian demikian pula perdagangan bunga-api di Indonesia. Ketentuan - Ketentuan Umum Pasal 1 (1) Dalam undang-undang ini yang diartikan : a. Karya seni atau dengan singkat bunga- api yaitu : bunga api pada umumnya untuk kesenanga, seperti mercon,mercon banting dan semua benda bunga api tunggal semacam itu,satu sama lain disambung memakai sumbu atau tidak,yang menyebabkan peletusan dan selanjutnya sereng, mercon peluru udara, mercon tikusan, mercon bom udara, mercon sulingan,bunga api mata hari bung api air mancur, sinar benggala dan semua benda-benda bunga api tunggal atau bersusun yang semacam itu,yang dapat menyala berwarna-warni dengan disertai dengan letusan-letusan atau tidak, dangan mengecualikan dublis-dublis isi pistol mainan anak-anak atu permainan anak-anak yang dapat meletus dan petasan-petasan semacam UU BUNGA API TH 1932 1 DASAR JIHANDAK

description

fdfd

Transcript of UU Kembang API

UNDANG-UNDANG BUNGA API 1932

UNDANG-UNDANG BUNGA API 1932( L.N 1932 No. 143, terakhir diubah dengan L.N 1933 No. 9)

Ketentuan-ketentuan tentang impor, pembuatan, menyediakan, memasang, demikian demikian pula perdagangan bunga-api di Indonesia.

Ketentuan - Ketentuan Umum

Pasal 1(1) Dalam undang-undang ini yang diartikan : a. Karya seni atau dengan singkat bunga-api yaitu : bunga api pada umumnya untuk kesenanga, seperti mercon,mercon banting dan semua benda bunga api tunggal semacam itu,satu sama lain disambung memakai sumbu atau tidak,yang menyebabkan peletusan dan selanjutnya sereng, mercon peluru udara, mercon tikusan, mercon bom udara, mercon sulingan,bunga api mata hari bung api air mancur, sinar benggala dan semua benda-benda bunga api tunggal atau bersusun yang semacam itu,yang dapat menyala berwarna-warni dengan disertai dengan letusan-letusan atau tidak, dangan mengecualikan dublis-dublis isi pistol mainan anak-anak atu permainan anak-anak yang dapat meletus dan petasan-petasan semacam itu hanya sedikit sekali berisi obat peletus.

b.Bunga api berbahaya yaitu : bunga api (tunggal atau bersusun) yang dalam tiap - tiap bendanya berisi lebih dari 20 gram misiu;c. Misiu yaitu : bahan-bahan atau campuran-campuran yang didalam bunga-apidapat menyebabkan peletusa, dimana tidak termasuk bahan cahaya, bahan baker, bahan pendorong dan bahan yang dapet menyala lain-lainnya,yang didalam bunga api dapat terbakar, akan tetapi tidak menimbulkan peletusan ;

d. Impor yaitu : membawa masuk ke Indonesia dari luar negri.

(2) Ketentuan-ketentua dalam undang-undang ini tidak berlaku bunga api yang digunakan untuk dinas Negara. Bunga Api Yang DilarangPasal 3.

Dilarang mengimpor, membuat,menyediakan,memasang,demikian pula memperdagangkan bunga api yang tidak memenuhi syarat-syarat yang telah di tetapkan oleh peraturan pemerintahan tentang isinya.

Pasal 4

Bunga api yang susunannya tidak memenuhi syarat-syarat sebagai mana yang dimaksudkan dalam pasal dimuka yang disampaikan kepda kantor bea cukai disalah satu tempat yang ditunjuk munurut ayat (1) pasal 2, harus ditahan dan dirusak,jika kalau bunga api itu tidak diangkut dengan kapal dalam janka waktu satu bulan sesudah disampaikan.

Apabila tidak ada kemungkinan untuk mengakut dengan kapal dalam waktu yang telah ditetapkan itu, maka waktu itu dapat diperpanjang satu kali dengan jangka waktu satu bulan.

Bunga Api Yang DikenakanTentang impor

Pasal 5

(1) Untuk mengimpor diperlukan izin itu hanya diberikan kepada orang-orang yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam undang-undang ini,berhak dalam persediaan.

(2) Selama dan sejauh impor itu belum dilakukan, maka izinnya dapat dicabut kembali

(3) Izin itu menjadi batal sesudah lewat enam bulan setelah izin itu diberikan,kecuali jikalau telah ditetapkan jangka waktu yang lebih pendek.

Bunga Api Yang DiperkenakanTentang impor

Pasal 5

(1) Untuk mengimpor diperlukan izin. Izin itu hanya diberikan kepada orang-orang yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam undang -undang ini,berhak untuk mempunyai dalam persediaan.

(2) Selama dan sejauh impor itu belum dilakukan, maka izinnya dapat di cabut kembali

(3) Izin itu menjadi batal sesudah lewat enam bulan setelah hari izin itu diberikan, jika kalau ditetapkan dalam jangka waktu yang lebih pendek.Pasal 6

(1) Apabila bunga api, yang inpornya diizinkan, atau izin telah dicabut kembali atau sudah menjadi batal, yang sementara itu di sampaikan kepada sesuatu kantor bea cukai disalah satu tempat yang ditunjukan menurut ayat (1) pasal (2), maka bunga api itu ditahan dan kepada orang berkepentingan diberikan jangka waktu satu bulan setelah bunga api itu disampaikan,untuk mengangkut lagi dengan kapal, apabila pengangkutan dalam jangka waktu yang telah ditentukan itu disampaikan, untuk diangkut lagi dengan kapal. Apabila pengangkutan dalam jangka waktu yang telah ditentukan itu, tidak mungkin, maka jangka waktu itu dapat diperpanjang satu kali dengan satu bulan.(2) Apabila bunga api itu didalam jangka waku ini tidak diangkut dengan kapal, rusak,Tentang Membuat Dan Memperdagangkan Bunga ApiPasal 7

(1) Untuk pembuatan dan perdagangan bunga api diperlukan izin, yang diberikan dengan dapat dihentikan lagi.

(2) Apabila suatu izin sebagai mana dimaksud dalam ayat dimuka,menurut ketentuan dalam pasal 11 a, telah menjadi batal, maka kepada pelaksana kehendak penghabisan (surat wasiat) atau bilang orang tidak ada, kepada para ahliwaris atau salah seorang dari mereka ini, dapat diberi izin melanjutkan untuk sementara perusahaan itu dalam waktu selama-lamanya dua bulan.(3) Izin untuk membuat bunga api berisi juga izin untuk memiliki sejumlah amunisi yang semata-mata digunakan untuk membuat bunga api, akan tetapi tidak boleh lebih dari jumlah yang akan ditetapkan untuk tiap hal yang ditentukan.(4) Suatu izin untuk membuat bunga api berisi pula izin untuk memperdagangkannya,

(5) Izin untuk masing-masing membuat dan untuk meperdagangkan bunga api berbahaya, hanya diberikan dalam hal-hal yang dikecualikan.

Tentang Penyerahan Bunga Api BerbahayaPasal 8

Dilarang menyerahkan bunga api berbahaya kepada orang lain, selain dengan memperlihatkan kepada orang yang menyerahkan oleh orang lain itu suatu bukti izin untuk memasang bunga api berbahaya sebagai mana yang dimaksudkan dalam pasal 10, kecuali bila penyerahan itu dilakukan kepada orang yamg memiliki izin sebagai mana yang dimaksudkan dalam ayat penghabisan pasal 7.

Pasal 9

Penjualan bunga api berbahaya dengan perantara kepala lelang itu dilarang itu dilarang kecuala penjualan semacam itu menurut ketentuan undang-undang memang harus dilakukan. Tentang Mempunyai Dalam Persediaan Dan MemasangBunga-Api BerbahayaPasal 10

Kecuali kepada mereka yang, sesuai dengan pasal 7, telah memperoleh izin untuk memperdagangakan bunga-api berbahaya maka mempunyai untuk persediaan bunga-api berbahaya itu hanya diperkenankan jakalua untuk memasangnya telah diperoleh izin.

Tentang Pencabutan Kembali Izin-IzinPasal 11

(1) Suatu izin yang menurut undang-undang ini telah diberikan untuk membuat atau memperdagangkan bunga-api,atau untuk memasang bunga-api berbahaya dapat dicabut kembali tiap-tiap waktu.

(2) Dalam empat belas hari sesudah yang berkepentingan diberi tahu hal dengan surat terbuka kesempatan baginya untuk mengajukan keberatan.

Tentang Izin-Izin Menjadi BatalPasal 11a

Izin yang telah diberikan menurut undang-undang ini menjadi batal kerena orang yang diberikan izin itu meninggal dunia.Tentang Penyerahan Bunga ApiPasal 12

(1) Kecuali yang ditantukan dalam ayat kedua pasal 7, pada penolakan, pencabutan kembali atau pembatalan izin untuk pambuatan atau perdaganga bunga api, atau untuk memasang bunga api berbahaya, bunga api itu, sekedar berada pada yang berkepentingan, dalam waktu enam belas hari,setelah tentang penolakan atau pencabutan kembali itu diberitahukan, harus di selaraskan.(2) Selama enam bulan, terhitung dari penyerahan, maka bunga api itu akan tersedia bagi yang berhak, yang dengan memperhatikan peraturan-peraturan undang-undang yang ada tentang hal itu, dapat perbuat terhadap bunga api itu uyang ia kehendaki.

Tentang Pengrusakan Bunga ApiPasal 12a

Tidak dengan mengurangkan apa yang ditentukan dalam pasa-pasal 4dan 6, bunga api, yang selama enam bulan telah berada pembesar yang berwajib, dan orang yang berhak tidak dikenal atau jaka kalau dia dikenel,tetapi selama jangka waktu itu, tidak dengan cara yang diperkenakan memutuskan tentang bunga api tersebut, dirusak.

Ketentuan PenutupPasal 13

(1) Pelanggaran dalam pasal 3 dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya satu tahun atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 150.000,-.

(2) Impor dan membuat atau perdagangkan bunga api berbahaya tanpa izin yang diperlukan, demikian pula pelanggaran peraturan dalam ayat (1) pasal 2, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya tiga bulan atau pidana denda setinggi Rp 7.500,-.

(3) Impor dan pembuatan atau perdagangan bunga api lain dari pada yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) tanpa izin yang diperlukan, demikian pula mempunyai persediaan bunga api berbahaya tanpa izin yang diperlukan untuk memasangnya, demikian pula pelanggaran pasal 8, dipidana dengan kurungan selama-lamanya dua bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 7.500,-.

(4) Pelanggaran peraturan yang tercantum dalam ayat (1) pasal 12, dipidana dengan kurungan selama-lamanya satu bulan atau atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 1.500,-.

(5) Pengerusakan bunga api yang telah dipakai berbuat tindak pidana yang dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini, diperintahakan di dalam surat keputusan hakim.

(6) Perampasan bunga api dapat dijatuhkan, yang telah dipergunakan berbuat pelanggaran-pelanggaran yamg dimaksudkan dengan ayat (2), (3), dan (4) pasal ini, sekedar itu milik sipidana.(7) Peristiwa-peristiwa yang diancam pida dalam pasal ini sebagai pelanggarapelanggaran.Pasal 14

Jikalau suatu tindakan pidana dalam undang undang ini dilakukan oleh atau atas nama,suatu badan hukum, maka penuntutan pidana dan pidana-pidana yang diancamkan atas perbuatan-perbuatan itu dijatuhkan kepada para pengurus dan pada komisarisnya.

Pasal 15

(1) Kecuali orang-orang yang khusus dibebani dengan pencarian peristiwa-peristiwa pidana, maka yang juga diserahkan dengan pencarian perbuatan-perbuatan yang diancam pidana dalam atau berdasarkan undang-undang ini adalah :

a. Orang-orang yang khusus dibebani denga pencarian pelanggaran-pelanggaran di dalam Peraturan Pengamanan sebagai yang dimaksud dalam ayat (2) pasal (3) dari peraturan tersebut ;

b. Para pegawai jawatan Bea dan Cukai ;

c. Para kepala pelabuhan dan para pegawai yang menjabat sebagai kepala pelabuhan.

(2) Semua orang-orang yang tersebut dalam ayat (1), yang dibenahi dengan pencarian peristiwa-peristiwa pidana yang di masudkan dalam ayat itu mempunyai wewenang untuk melakukan pengeledahan rumah yang diterangkan dalam pasal 1 Undang-undang 20 Agustus 1865 ( L.N . No 84 ), yang ditambahkan dengan Undang-undang 9 Agustus 1874 ( L.N . No 201 ) dan 10 Oktober 1876 ( L.N No.262 ) sedangkan dalam pada itu berlaku pula ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam pasal pasal 2,3 dan 4 dari Undang-undangyang tersebut pertama .Orang-orang itu terpisah dari wewenang tersebut juga berikut orang-orang yang menyertainya mempunyai kebebasan untuk setiap waktu masuk ke segala tempat di mana dengan patut dapat disangka bahwa di situ ada bunga-api .jikalau mereka itu ditolak untuk masik dapat memaksanya jika perlu dengan bantuanya tangan kuat .(3) Yang berweweng untuk mencari peristiwa-peristiwa pidana yang tersebut dalam ayat ( 1 ) itu termasuk juga orang-orang sebagai tersebut dalam pasal1 dari Undang-undang 17 April 1882 ( L.N No 115 ), sedangkan apa yang ditentukandalam ayat ( 1 ) dan ( 3 ) pasal 2 undang-undang itu berlaku bagi mereka.

Pasal 16.Para pegawai yang dimaksudkan dalam pasal 15, setiap waktu berwenang untuk membeslah, demikian pula untuk meng-adakan pemeriksaan dan menuntut penyerahan, guna melaku-kan penibeslahan semua benda-benda yang dapat digunaikan untuk mencari kebenaran.Ketentuan PeralihanPasal 17.(1) Kepada mereka, yang pada waktu mulai berlakunya undang-undang ini sudah membuat atau memperdagangkan bunga-api dan kepada siapa untuk itu berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada waktu sekarang telah diberikan suatu surat bukti izin, asal mereka itu, untuk hal tersebut d.alam waktu tiga bulan sesudah berlakunya undang-undang ini, mengajukan per-mohonan, akan diberi izin masing-masing untuk pembuatan dan untuk perdagangan bunga-api. Tanpa adanya permohonan pada waktunya semacam itu, maka tidak dapat dilakuikan pertim-bangan lagi atas surat bukti izin yang lama.(2) Pemberian izin masing-masing untuk pembuatan dan untuk perdagangan bunga-api berbahaya berdasankan ketentuan per-alihan ini hanya dilakukan, jikalau karena tidak diberikannyaizin orang yang berkepentingan amat terpukul dalam pencahari-annya dan selaln itu tidatk ada keberatan yang berarti, satu sama lain menurut pertimbangan Kepala Pemerintahan Daerah yang bersangkutan, atas keputusan siapa dalam waktu empat belas hari terbuka kesempatan untuk diajukan keberatan kepada Presiden.(3) Terhadap mereka yang pada waktu mulai berlakunya un-dang-undang ini mempunyai persediaan bunga-api berbahaya tanpa surat bukti izin, dalam perkara itu tidak diadakan pe-nuntutan pidana, jikalau mereka itu dalam waiktu tiga bulan setelah mulai berlakunya undang-undang tersebut, mengajukan permohonan untuk memperoleh izin guna memasang bunga-api berbahaya menurut pasal 10 undang-undang ini.Ketentuan-Ketentuan PenutupPasal 18.(1) Dengan Peraturan Pemerintah harus diadakan peraturan-peraturan mengenai :

a. Pemberian izm-izin yang diperlukan dalam undang-undangini;

b. Pembuatan, pengangkutan, impor, penimbunan dan pema sangan bunga-api, sejauh pembatasan dalam hal ini dipan-dang perlu untuk kepentingan umum. (2.) Sekedar untuk pelaksanaan undang-undang ini ada kebu-tuhan suatu peraturan tentang hal-hal yang lain lagi daripada yang tersebut dalam ayat (1), maka peraturan seperti itu dapat pula diberikan dengan peraturan pemerintah.Pasal 18a.Undang-undang ini dan peraturan-peraturan pemerintah yang telah ditetapkan untuk pelaksanaannya juga berlaku bagi orang-orang yang masuk penduduk pribumi di daerah yang tunduk kepada kekuasaan pengadilan adat.Pasal 19.Undang-undang ini lapat disebut dengan nama "Undang-undang Bunga Api 1932".Undang-undang ini mulai berlaiku pada tanggal 1 April 1933.7. PERATURAN-PERATURAN UNTUK PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG BUNGA-API 1932(L.N. 1933 No. 10, diubah dengan L.N. 1940 No. 4)

Tentang Bunga-Api Yang DilarangPasal 1.(1) Yang termasuk bunga-api yang terlarang sebagaimana di-maksudkan dalam pasal 3 "Undang-undang Bunga-api 1932" ialah:A. Bunga-api yang berisi :1. Bahan-bahan peledak sebagaimana yang dimaksudkan dalam undang-undang 3 September 1893 (L.N. No. 234), sebagaimana telah diubah yang terakhir dengan Undang-undang 9 Mei 1931 (L.N. No. 168); satu sama lain kecuali yang ditentukan di bawah huruf B dalam pasal ini;2. Penggalak, detonator, sumber detonator dan bahan-bahan dengan, sifat bekerja yang sesuai;3. Bahan-bahan dan. mesiu yang dengan sendirinya atau dengan sebab kecil dapat terbakar atau meledak;4. Bahan-bahan keras yang pada waktu ledakan bunga-api dapat terpelanting;B. Bunga-api yang menimbulkan macam-macaa ledakan memakai isi mesiu lain daripada :1. Campuran belirang, sendawa dan arang kayu yang hasil akhirnya bukan berupa butiran-butiran keras dan tidak digunakan grafit.2. Carnpuran berupa serbuk dari sendawa, belirang, anti-mon-belirang dan serbuk aluminium.C. Bunga-api dengan bermacam-macam ledakan yang berat-nya mesiu yang berada di dalamnya lebih besar daripada beratnya sepertiga bagian satuan bunga-api.Bunga-Api Yang DiperkenankanTentang Susunan Dan Pernyataan Asal Bunga-Api

Pasal 2.(1) Bunga-api yang meledak harus dibuat demikian rupa, se-hingga ledakan akan terjadi tidak lebih awal dari lima detik.(2) Sumbu dan mata penyala bunga-api harus sungguh-sungguh baik, tidak boleh su'ka memperlilmitkan bocoran atau padam, harus tahan terhadap pengangkutan, harus dipasang dengan kuat pada bunga-api tanpa longgaran atau lubang antara; selubung-selubung yang berisi mesiu hanya boleh terdiri dari kertas, tali, damar, ranah yang ditumbuk dan bahan-bahan semacam itu, yang pada waktu meledak pecah menjadi serbuk atau bagian-bagian serabut yang sama sekali tidak membahayakan.(3) Tiap-tiap satuan bunga-api, sejauh dibuat di Indonesia, harus dibubuhi tanda yang nienyebutkan nama dan alamat pabrikan dan sejauh itu diimpor oleh seorang pedagang, nama dan alamat pedagang itu ; bunga-api berbahava selain daripada itu harus ditandai secara yang menyolok kata-kata "bunga-api berbahaya".Tentang ImporPasal 3.(1) Bunga-api hanya boleh diimpor melalui kantor-kantor bea cukai di Jakarta, Surabaya, Semarang, Belawan, Padang, Pa-lembang, Ujung Pandang, Pontianak, Banjarmasin dan Menado.(2) Izin-izin untuk impor bunga-api diberikan, ditolak, dan dicabut kembali oleh Kepala Pemerintah Daerah, dalam daerah siapa si pemohon bertempat tinggal.(3) Pemberian, penolakan dan pencabutan kembali harus di-lakukan dengan surat keputusan. Surat keputusan penolakan dan pencabutan kembali harus menyebutkan alasan-alasannya.(4) Untuk memperpanjang jangka waktu untuk mengapalkan yang dimaksudkan dalam pasal-pasal 4 dan 6 "Undang-undang Bunga Api 1932", maka yang berwenang adalah pegawai yang pertama ada pada jawatan bea dan cukai setampat, di mana barang-barang itu disampaikan.Tentang Pembuatan Dan Perdagangan Bunga-ApiPasal 4.(1) Izin untuk pembuatan bunga-api, sejauh yang mengenai lain daripada bunga-api berbahaya, diberikan, ditolak dan dicabut kembali oleh Kepala Pemerintah Daerah, di dalam daerah siapa si pemohon benkehendak mendirikan perusahaannya.Pemberian, penolakan dan pencabutan kembali izin yang dimaksudkan, sejauh yang mengenai bunga-api berbahaya, di seluruh bagian-bagian daerah tetap dipegang oleh Kepala Pemerintah Daerah.(2) Izin untuk perdagangan bunga-api diberikan, ditolak dan dicabut kembali oleh pembesar yang telah ditunjuk untuk itu di dalam atau berdasarkan pasal 14.(3) Permohonan untuk salah satu izin sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat (1) dan (2) harus diajukan dengan ter-tulis dan harus berisi semua keterangan yang harus disebutkan dalam suatu izin yang akan diberikan.(4) Izin untuik membuat bunga-api tidak diberikan, melainkan sesudah diperoleh pertimbangan dari insinyur Pengawasan Ke-amanan dan jikalau ini ada dari Ketua Daerah Perwakilan Daerah atau Kotamadya, di dalam daerah siapa orang berkehen-dak mendirikan perusahaaranya.(5) Izin sebagaimana yang dimasudkan dalam .ayat (1) dan (2) diberikan dengan menyebutkan:a. Nama dan nama depan, demikian pula tempat tinggal pabrikan atau .pedagang;b. Nama daerah dan nama tempat atau tempat-tempat, di mana perusahaan akan didirikan.(6) Kecuali syarat-syarat khusus yamg dalam tiap-tiap hal sendiri-sendiri dianggap perlu untuk kepeatingan keamanan, maka pada izin yang dimaksudkan dalam ayat di muka, dicantumkan syarat-syarat :a. Sejauh mengenai perdagangan bunga-api, yang berhubung-an dengan tempat atau tempat-tempat di mana bunga-api itu akan disimpan dan banyaknya bunga-api yang seba-nyak-banyaknya boleh berada di tempat-tempat penju.alan yang boleh dimaksud oleh umum ;b. Sejauh mengenai pembuatan bunga-api, yang bcrsangkutan dengan banyaknya mesiu yang dipandang perlu untuk perusahaan.(7) Di dalam izin harus disebutkan juga, bahwa pada perusahaan itu berlaku semua peraturan undang-undang yang untuk kepentingan keamanan telah atau akan ditetapkan.(8) Pemberian, penolakan dan pencabutan kemibali dilakukan dengan surat keputusan.Keputusan-keputusan tentang pcnolakan dan pencabutan kembali harus discrtai dengan alasan-alasannva.(9) Apabila izin sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal ini, dicabut kembali, maka surat kcputusan izin yang bersangkutan dalam waktu 30 hari sesudah tanggal surat 'keputusan penarikan kembali, harus difkirimkan kembali kepada pembesar yang telah memberikan izin itu apabila izin batal karena yang berkepentingan meninggal dunia, maka pengkimannya kembali harus dilakukan dalarn wakitu 30 hari setelah meninggalnya itu, ialah oleh pelaksana kehendak yang tera'khir (wasiat), apabila ada, kalau tidak, oleh para ahli warisnya atau salah seorang dari mereka itu.Tentang Penyerahan Bunga-Api BerbahayaPasal 5.(1) Pada waktu penyerahan bungu-api berbahaya dengan di-perlihatkan suatu bukti izin untuk momasang bunga-api itu ; maka pada bukti izin ini oleh orang yang menjual harus di-sebutkan suatu keterangan yang ditulis dengan tinta dan di-tanda-tangani, yang rnenyebirtkan jenis dan banyaknya bunga-api yang telah diserahkan disertai dengan tanggal penyerahan.(2) Penyerahan tidak boleh lagi dilakukan setelah lewat saat pemasangan yang harus dilakukan.(3 Pada penjualan dengan perantaraan kepala Ielang, maka keterangan yang dimaksudkan dalam ayat (1) pasal ini. harus ditulis oleh kepala lelang.(4) Selanjutnya pada penjualan semacam ini, .maika kepala lelang, dalam hal si pembeli tidak dapat mempcrlihatkan surat bukti izin yang diperlukan, harus menyerahkan bunga-apinya di tempat yang akan ditunjuk oleh pembesar yang dimaksudkan di dalam .kalimat pertama pasal 4 ayat (1). Penyerahan kepada si pembeli dilakukan. sctelah nyata. bahwa ia berhak untuk menerima itu.Tentang Memasang Bunga-Api.Pasal 6.(1) Untuk memasang bunga-api diperlukan izin yang diberikan, ditolak dan dicabut kembali oleh Kepala Pernerintah Daerah atau oleh seorang pembesar atau lebih yang ditunjuk olehnya.(2) Apabila diberikan izin untuk memasang bunga-api berbahaya, maka pemberian itu untuk tiap hal khusus sendiri-sendiri dilakukan dengan menyebutkan:a. Nama dan tempat tinggal orang yang diberi izin;b. Hari atau hari-hari dan jam-jam, demikian pula tempat atautempat-tempat di mana bunga-api akan boleh dipasang;

c. Jenis dan banyaknya bunga-api yang bersangkutan;

d. Tempat atau tempat-tempat, di mana bunga-api akan di-simpan, sebelum dipasang.(3) Selanjutnya dalam pada itu dapat ditentukan syarat-syarat khusus untuk kepentingan keamanan dari sudut tehnis maupun dari sudut kepolisian.(4) Pemberian, penolakan dan pencabutan kembali izin untuk memasang bunga-api berbahaya dilaikukan dengan surat keputusan. Surat-surat keputusan penolakan dan pencabutan kembali harus disertai dengan alasan-alasannya.(5) Izin untuk memasang bunga-api, lain daripada bunga-api berbahaya, diberikan oleh pembesar yang berwenang dengan cara dan dengan syarat-syarat demikian rupa .sebagaimana di-pandang baik oleh pembesar itu.Tentang Pengangkutan Bunga-Api.Pasal 7.

(1) Bunga-api harus diangkut senantiasa dengan dibungkus.(2) Jumlah bunga-api berbahaya 2 1/2 kilogram atau kurang, dan bunga api lain dari bunga api berbahaya 5 kg atau kurang, pada waktu diangkut harus dibungkus dengan kertas pembungkus atau bahan pembungkus lain yang cukup kuat.(3) Pengangkutan jumlah-jumlah bunga-api berbahaya lebih dari 2 1/2 kilogram dan bunga-api lain daripada bunga-api berbahaya lebih dari 5 kilogram harus dilakukan di dalam kotak kayu atau tong-tong yang kuat dan tertutup rapat, yang din-ding-dindingnya terdiri dari papan-papan yang kuat dan yang dipasang dengan rapat. Bobot bruto kotak-kotak atau tong-tong itu tidak boJeh melebihi 100 kilogram.(4) Dengan menyimpang pada ketentuan dalam ayat di muka, maka jumlah bunga-api berbahaya paling banyak 25 kilogram dan bunga api lain daripada bunga-api berbahaya paling banyak 50 kilogram, juga dapat diangkut dengan alat-alat pembungkus lain yang kuat, tertutup rapat dan tahan terhadap pengangkutan, yang bagian dalamnya dilapisi dengan kertas kuat atau bahan lain yang rapat dan kuat.(5) Pada pengangkutan bunga-api berbahaya banyaknya lebih dari 2l/z kilogram dan bunga-api lain daripada bunga-api berbahaya banyaknya lebih dari 5 kilogram, maka satuan-satuan bunga-api sendiri-sendiri harus dibungkus terkumpul memakai kertas yang cukup kuat, atau dibungkus di dalam dus-dus karton yang kuat, bungkusan-bungkusan atau dus-dus mana tidak boleh lebih berat dari 5 kilogram.Tiap-tiap satuan bunga-api berbahaya lagi pula sebelum-nya harus dibungkus dalam kertas yang kuat. Dalam, hal satuan-satuan bunga-api itu sendiri bobotnya melebihi 5 kilogram, maka satuan-satuan bunga-api itu sendiri harus dibungkus dalam dus-dus dari kertas yang kuat atau dus-dus dari karton yang cukup kuat.(6) Bungkusan-bungkusan dan dus-dus ini harus sama sekali diisi penuh dan ditaruh dengan tidak bisa bergoyang di dalam peti-peti atau tong-tong yang penuh sama sekali diisi dengan kertas-kertas, serbuk gergaji atau bahan-bahan lain semacam itu, sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat (3), atau alat-alat pcmbungkus lain yang dimaksudkan dalam ayat (4).(7) Pada peti-peti dan tong-tong yang dimaksudkan dalam ayat (3) dan alat-alat pembungkus lainnya yang dimaksudkan dalam ayat (4) di samping kata-kata "bunga-aipi" atau "bunga-api berbahaya" harus disebutkan dengan jelas bobot bunga-api yang ada di dalamnya dan nama serta alamat si pengirim.(8)Dilarang mengangkut bunga-api dsngan kendaraan yang sama bersamaan dengan bahan-bahan yang dapat meledak atau yang mudah terbakar.Tentang Penyimpanan Bunga-ApiPasal 8.(1) Penyimpanan lain daripada di dalam pagar pabrik-pabrik bunga api jumlah banyak bunga-api berbahaya yang banyaknya lebih dari 250 kilogram atau bunga api lain daripada bunga-api berbahaya yang banyaknya lebih dari 1000 kilogram, harus dilakukan di dalam bangunan-bangunan yang di-buat daripada tembok (batu) besi yang digalvani atau bahan-bahan bangunan semacam itu yang kuat dan tidak dapat ter-bakar dan ditutup dengan besi yang digalvani, genteng atau alat-alat semacam itu yang tidak terbakar.Bangunan-bangunan itu harus mempunyai lantai yang wu-tuh dan senantiasa bersih, dan dilengkapi dengan alat penutup yang kuat.Bangunan-bangunan itu tidak atas yang dihuni. Di dalam tempat-tempat penyimpanan itu tidak boleh bersama-sama di-simpan dengan bunga-api, bahan-bahan yang mudah terbakar.(2) Di luar pagar paberik-paberik bunga-api, maka bunga-api harus disimpan senantiasa dengan terbungkus, tetapi dengan pengecualian jumlah bunga-api lain daripada bunga-api berba-haya yang beratnya paling tinggi 1000 kilogram.Pembungkusannya harus memenuhi ketentuan dalam pasal 7 tentang pembungkusan pada waktu mengangkut bunga-api, sedangkan penumpukannya harus dilakukan, demikian, rupa hingga diantara tumpukan-tumpukan itu ada tertinggal gang-gang yang cukup lebar dan tanpa memindahkan kotak-kotak atau benda-benda lain, tulisan-tulisan merk senantiasa dapat dilihat dengan jelas.Tentang Tempat-Tempat PenjualanPasal 9.Di tempat-tempat penjualan yang dapat dimasuki oleh umurn tidak boleh ada bunga-api berbahaya lebih dari 25 kilogram, dan JOOO kilogram bunga-api lain daripada bunga-api berbahaya di dalam -keadaan terbungkus. Bunga-api itu harus diserahkan dalam bungkusan seperti bungkusan untuk pengangkutan yang ditentukan dalam pasal 7.Penyerahan MasukPasal 10.(1) Jikalau bunga-api harus diserahkan masuk dari akibat pe-nolakan, pencabutan kembali atau menjadi batal suatu izin, maka penyerahan masuk ini harus dilakukan di tempat atauTempat-tempat, yang telah ditunjuk atau akan ditunjuk untuk keperluan itu oleh pembesar yang telah menolak, mencabut kembali atau memberikan izin tersebut.(2) Kewajiban untuk penyerahan masuk terletak pada pelak-sana kehendak terakhir (wasiat), jikalau ini ada, apabila tidak ada, pada para ahli waris atau salah seorang daripadanya, jikalau setelah mcninggalnya pemegang izin tidak diperoleh izin baru.(3) Pada waktu penyerahan masuk maka oleh pembesar yang dimaksudkan dalam ayat (1) diberikan bukti penerimaan yang diberi bertanggal.Tentang KeberatanPasal 11.(1) Terhadap penolakan suatu izin sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan ini, yang di dalamnya termasuk juga pencabutan izin yang telah diberikan atas suatu permohonan, maka untuk para pemohon diberikan kesempatan untuk meng-ajukan keberatan :a. Kepada Presiden, jikalau penolakan itu dilakukan oleh se-orang Kepala Pemerintah Daerah, atau oleh Ketua Dewan Perw.aikilan Rakyat sebuah bagian daerah otonom yang menganggap tugas sebagai Kepala Pemerintah Daerah ;b. Kepada Gubernur, jikalau penolakan itu dilakukan oleh Bupati atau Wali Kota ;c. Kepada Kepala Pemerintah Daerah dalam hal-hal yang lain.(2) Keberatan itu harus diajukan di dalam waktu empat belas hari sesudah penolakan atau pencabutan kembali itu diberita-hukan kepada orang yang berkepentingan dengan tertulis. Pem-beritahuan memakai surat tercatat berlaku sebagai pemberi-tahuan yang cukupKetentuan-Ketentuan PidanaPasal 12.

(1) Impor dan pembuatan serta perdagangan buga api ayng tidak memenuhi pada syarat-ayarata yang ditetapkan dalam ayat

(1) dan(2) pasal 2 , perdagangan bunga-api yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam ayat (3) pasal atau , demikian pula pelanggaran terhadap peraturan-peraturan dalam pasal-pasal 7 s./d 9 , dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 7.500,00

(2) Dengan pidan kurungan selama-lamanya 2 bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 4.500,00 dipidana waktu tidakmemenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan pada ijin untuk pembuatan dan perdagangan bunga-api, demikian pula untuk memasang bunga api berbahaya masing-masing sesuai dengan ayat ( 6 ) pasal 4 ayat ( 3 ) pasal 6 , demikian pula memasang bunga api berbahya yang lebih atau yang lain dari pada , atau memasang bunga api demikian itu pada waktu lain atau disuatu tempat atau tempat-tempat lain dari pada, yang telah disebutkan didalam ijin-ijin yang bersangkutan.

(3) Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang termuat dalam ayat ( 9 ) pasal 4, demikian pula dalam ayat (1) dan ( 2 ) pasal 5, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp 1.500,00

(4) Memasang bunga api lain dari pada bunga api berbahaya tanpa ijin yang diperlukan dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 8 hari dengan pidana denda setinggi-tingginya Rp 375,00

(5) Perampasan dapat dijatuhkan terhadap bunga api yang telah digunakan berbuat pelangaran-pelangaran yang tersebut dalam pasal ini , sejauh bunga api itu milik si terpidana. Pasal 13

Jikalau untuk menentukan sifat suatu bunga api dianggap perlu diadakan pemeriksaan oleh lembaga pemerintah, demikian pula jikalau bunga api harus ditunjuk dan simpan, maka hal ini harus dilakukan atas biaya orang yang berkepentingan.

Pasal14

(1 ) Pembesar yang dimaksutkan dalam pasal 4 ayat (2 ) didalam resort badan pemerintah Otonomi yang telahdiadakan berdasarkan pasal-pasal 121 atau 123 Indische Startrengeling dimana untuk semacam itu yang lain terletak badan-badan pemeriksa adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat didalam resort itu resort badan-badan pemerintah otonomi itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyatnya, dan diluar resort badan-badan pemerintah otonomi itu, adalah kepala pemerintah setempat , denganpengertian, bahwa diluar resort badan-badan pemerintah otonomi sebagai mana yang dimaksut diatas, kepala pemerintah daerah buat seluruhnya atau sebagian dapat menyerahkan kekeuasaan yang dimaksudkan diatas itu, kepada pembesar-pembesar lainnya .

(2 ) Peraturan ini mulai berlaku pada 1 April 1933 . UU BUNGA API TH 193210 DASAR JIHANDAK