ASAL

Usus Buntu

ARIEL H E RYANTO

liSlit

D I Australia ada semacam ke­sadaran "tahu-diTi" bahwa negeTi itu kurang dihaTgai

Indonesia, tetangga teTdekatnya. Ada yang mengatakan bagi Indo­nesia, Australia itu ibarat usus bun­tu. Keberadaannya barn diakui dan dipikiT bila sedang meradang.

Di Indonesia tidak banyak yang tahu, apalagi peduli, sudah beTbu­lan-bulan te?jadi amarah nasional di Australia. Amarah ini beTsumbeT dmi jalannya pengadilan dan ke­mudian vonis yang dianggap ke­teTlaluan tidak adilnya teThadap SchapeZZe COTby, waTga negara Aus­tralia.

PeTistiwa itu menjadi salah satu topik nasional teTbesaT tahun ini . Pada saat yang sama nymis tidak ada satu pun media nasional di In­donesia yang benninat pada kasus ini. Barn setelah vonis dijatuhkan, m edia Indonesia melapo?·kan. Itu pun lebih ban yak beTkisah ten tang Teaksi marah diAustralia ketimbang penjelasan secukupnya mengapa dan bagaimana teTbentuknya kema­rahan itu. DaTi luar Australia, ke-

marahan itu akan tampak sangat aneh dan kekanak-kanakan.

Barn setelah keadaan menjadi pa­rah, media Indonesia meliput lebih seTius. Kiriman pos beTisi serbuk berbahaya ke Kedutaan BesaT RI di Canberra menjadi beTita di halaman pertama media cetak kita Kamis kemaTin. Sernnya, oleh media In­donesia kiTiman itu disebut sebagai "temr", sebagai balasan teThadap vonis atas Corby.

Bagi kita yang di luar pengadilan, "apakah Cm'by bersalah?" bukan pertanyaan yang penting. Itu per­tanyaan bodoh dan berbahaya ke­tika diajukan sebuah stasiun televisi di Australia kepada publik nasional, sambil mengundang mereka mem­beTikan jaw aban lewat telepon dan SMS. Nasib teTdakwa dan hubungan antarnegara dilelang seperti acara "reality show".

Hasilnya bukan saja pengumum­an hasil polling bahwa lebih daTi 90 peTsen pemirsa memvonis Corby "ti­dak bersalah", tetapi juga mening­katnya kemarahan publik teThadap Indonesia. Acara itu sendiTi mening­katkan rating TV dan pemasukan iklan berlimpah.

••• A DA sejumlah pertanyaan lain

yang lebih sulit, tetapi lebih sehat

dan pantas untuk kita. Misalnya, mengapa kita di Indonesia bisa se­demikian acuh tak acuh pada ke­gelisahan bangsa tetangga terdekat? Alasan kita teTialu sibuk dengan masalah dalam negeTi sendiTi sulit diteTima.

Indonesia punya perhatian besar pada bangsa lain yang terletak jauh. Nasib rakyat Palestina mendapat perhatian lebih besar ketimbang Aceh. Negara asing yang paling di­perhatikan Indonesia adalah Ame­?ika SeTikat, entah sebagai idola atau musuh. Biarpun teTletak di ujung paling jauh daTi bulatnya bu­mi, AmeTika SeTikat menjadi kiblat dalam kehidupan politik elite sam­pai kegiatan rakyat sehaTi-haTi. Li­hat acara televisi kita, buku bacaan kita, tontonan di gedung bioskop kita, cara remaja kita berpakaian, berbahasa InggTis, bernyanyi di ka­mal' mandi, olahraga kita, atau me­nu jajan kita. Bahkan, cara sebagian orang Indonesia menyatakan keben­cian terhadap Ame?ika SeTikat pun miTip-miTip cara AmeTika melabrak musuh-musuhnya.

Mengapa publik Australia bisa kompak dalam kemarahan besar terhadap Indonesia? Mengapa se­jelek itu Indonesia di mata meTeka dalam kasus Corby?

Sejumlah intelektual Australia

berusaha menjelaskan. Ada yang mengatakan selain tidak paham du­duk persoalan, publik yang bera­mai-ramai memaki Indonesia juga agak "rasis" (eh kok miTip kita-kita di Tanah Ai?). Pasalnya, ada be­berapa warga Australia yang dalam kurun waktu hampiT sama m enjadi terdakwa di negeTi lain. Mengapa Corby mendapat perhatian sebesar

A< Kp (sangat

~ntuk seorang /. Hingga sekarang

itu, dan bukan yang lain? K cantik, muda, dan berkulit

Ada lagi yang menun to?'-faktor sosial ekonomi saat ini kalangan meneng< wah di Australia menghao trasi sosial ekonomi berc sejumlah kebijalwn pemeTi hantaman globalisasi. Kas memberikan kesempatan 9

J~OM~~ S PEMIMPIN UMUM: JAKOB OE TAMA WAKIL PEMIMPIN UMUM: ST. SU LARTO , AGUNG ADIPRASETYO PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB: SURYOPRATOMO WAKIL PEMIMPIN REDAKSI : BAMBANG SUKARTIONO. RIKARD BAGUN REDAKTUR SENIOR: A PELAKSANA: TAUFIK H. MIHARDJA SEKRETARI S REDAKSI : RETNO BIN TARTI WAK IL SEK RETARIS REDA KSI : OEMAR SAMSURI STAF REDAKSI : G.M . SUDAR TA , IN DRAWA N SM , KARTONO RYA DI , BAM BANG S. P., JU LIU S POURWAN TO, TONY D. WID IASTONO, BRE I NOOR, ABUN SANDA, DED I MU HTAD I, FANDRI YUN IARTI , IRWAN JULIAN TO, NINUK PAMBUDY, EF IX MULYADI, SI MON SA RA GIH, KE NEDI NURHAN , AGUS HERMAWAN , NUGROHO F. YU DHO , ANDI SURU JI , BANU ASTONO, A.w. SUBARKA H, M. NA SIR, IBRAHIM SYA H RAH~

GUNAWAN , RE INH ART SIMAN JUN TAK, JIMMY S. HAR IANTO , J. OSDAR , MARULI TOBIN G, MU ZN I MUIS, ANSE L DA LOPEZ, RUDY BADIL , GUNAWAN SETIADI , MUH .SUDARTO JS, DIAH MAR SIDI, JAME S LUH ULlMA , CHRIS PUDJIASTUTI, YESAYAS OKTOVIANUS , BUDIARTO SHAMBAZY, MARIA HARTININGSIH RENE L. PATT IRADJAWANE, ARDUS M . SAWEGA. SOE LA STRI , FRANS SARTONO, JOHNN Y TG , RATIH P. SUDARSONO, ELLY ROOSITA , BR IGITTA ISWORO LAK SMI , CORDU LA M . KUNTARI, SUHARTONO, SA LOM O SIMANUNGKALIT, C. W INDORO A.T, BAM BANG WISUDO P, RA KARYAN SUKARJAPU TRA , RUSDI FERRY SANTOSO , SUBUR TJ AHJONO, ELOK DYA H MESSWATI, YUNAS SANTHANI AZ IS . JOICE TAURIS SANTI, IDA SETYORINI , BUYUNG WIJAYA KUSUMA, NASRULLAH NARA, A. MARYOTO, PINGKAN ELiTA DUNDU , SO NYA HELE N SINOMBOR, JANNES EUDES WAWA , NASRU ALAM AZIZ, IMAM PRIHADIYOK KUSWORO, OSA TR IYATNA , AGUS SUSA NTO, SUTTA DHARMASAPUTRA, LUSIANA INDRIA SAR I, ALiF ICHWAN, DAHONO FITR IAN TO, SIDI K PRAMONO, NAWA TUN GGA L, GESI T ARIYANTO, IWAN SA NTOSA. SUS I IVVATY, M ARCELLUS HERNOWO DAERAH: TJAHJA GUNAWAN DIREDJA (BANDUN G) , FX PUN I HERUSANSONO, YOV ITA ARIKA (S EM ARA NG ) , HARIADI SAPTO NO, BAMBANG SIGAP SUMANTRI, THOMAS PUDJO WIDIJANTO (YOGYAKA RTA) , SU PR APTO (KU DU S) , HINDARYOEN NTS, SUSA NA RITA (PURWOK ERTO) , MOHAMMAD BAK IR , PEPIH NUGRAHA,ATIKA WALUJAN I M , ANWAR HUDIONO, ABDL FRAN S SARO NG (DENPA SA R) , PASCAL BIN SAJU (KUPAN G) , KHAERUL ANWAR ( MATARAM) , MOH AMMAD SUBHAN, RENY SR I AYU TASLIM (M AKASSAR) , YAMIN INDAS ( KENDARI ) , FREDY R0EROE, JEAN RIZAL LAYUCK (M ANAD O) , KORNELIS KEWA AMA (JAYAPURA ) , TRI HARIJONO (BALl KPAPAN ) , ~ ZULKAN I ( MEDA N) , YURNA LDI ( PADANG ) KEPALA LITBANG: DAN IEL DHAK IDAE WAKIL : BESTIAN NA INGGOL AN MANAJER DIKLAT: H. W ITDARMON O

KANTOR REDAKSI : JL. PALMERAH SELATA N 26· 28, JAKAR TA 10270 TELEPON : 534 7710/20/30, 530 2200 FA X: 548 6085 ALAMAT SURAT (S ELURUH BAGIAN) : P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: KOMPAS JAKAR TA PENERBIT: PT KOMPAS MEDIA NUSANTARA SURAT IZIN USAH. KEPUTUSAN LAK SUS PANGKOPKAM Tl BDA NO. 103/ PC/ 1969 TANGGAL 21 JANUAR I 1969 ANGGOTA SERIKAT PENERBIT SURAT KABAR : NO. 37/1965/ 11/A/2002 PERCETAKAN: PT GRAMEDIA ISS N 0215 • 207X 151 DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

PEMIMPIN PERU SAHAAN : LUKAS WIDJAJA MANAJER IKLAN : LUKAS W IDJ AJA MANAJER SIR KULASI: SUGE NG HARI SAN TOSO TARI F IKLAN: M INI RP 44 .000/ BAR IS ( M IN. 2 BRS.lMA KS . 10 BRS .); UMUM/ DI SPLAY/ 1 KOLOM RP 36.000/M MK: DUKA CITA SID 200 M MK RP 34.00 0/ MMK ; BELUM TI PU KU L 16 .00 WIB BAGIAN IKLAN: JL. GAJAH MADA 109·1IOA, JAKARTA 11140 TELEPON: 260 1234 ( 14 SALURA N) . 260 1555 (14 SALURA N) FAX: 260 1611 SEN IN SID JUMAT 08.30·16.00. SABTU 08.30·12.00, MINGGU 13.00·16.00 ; LOBBY GEDUNG KOMPAS GRAMEDIA, JL. PALMERAH SELATAN 26 08 .30 ·16.00, SABTU 08 .30'12.00, MINGGU TUTUP BAGIAN SIRKULASI ( LAN GG AN AN): JL. GAJAH MADA 104, JAKARTA 11140 TELEP ON ( LA NGSU NG): 260 1617· 18 PABX: 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 SID 1239 FAX : 2601622 HARGA LANGGANAN: DI PULAU JAWA RP 56.000/8ULAN NO. 0019.01000168308 • GIRO POS : A 13.444 • BCA JALAN GA JAH MADA NO. 122 B· C·D JAKARTA NO. 012 ·393 52 1· 4 KHUSUS BAGIAN IKLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELURUH BA GIAN BISNI S) : 260 1234 DAN 260 1555 ONLINE: HTTP://WWW.KOMPAS.COM E· MAIL : KOMPAS r@ KOMPAS.COM

• SETIAPARTIKEL ATAU TULISAN YANG DIKIRIM KE REDAKSI HENDAKNYA DITIK DENGAN SPASI RANGKAP, MAKSIMAL LIMA HALAMAN KUARTO. DITANDATANGANI, DAN DISERTAIIDENTITAS (KALAU ADA , CANTUMKAN NOMOR TEL EPON DAN FAKSIMILE). UNTUK FORMA

WARTAWA N " KOMPAS " SELALU DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN TlDAK OIPERK ENANKAN M EN ERI M A /M EM INTA A PA PUN DARI NARASUMBER

Diunduh dari <arielheryanto.wordpress.com>

tampak sangat canakan. aan m enjadi pa­ia m eliput lebih IS berisi serbuk ~aan Besar RI di rita di halaman

~ak kita Kamis oleh media In­, disebut sebagai tlasan teThadap

luar pengadilan, Irsalah?" bukan lenting. Itu per­t berbahaya ke­h stasiun televisi publik nasional,

9 mereka m em­wat telepon dan )a dan hubungan tg seperti acara

;aja pengumum­Iwa lebih dari 90 'tvonis Corby "ti­Ipi juga mening­publik te1'hadap

j, sendiri mening­dan pemasukan

• pertanyaan lain 1tapi lebih sehat

dan pantas untuk kita. Misalnya, mengapa kita di Indonesia bisa se­demikian acuh tak acuh pada ke­gelisahan bangsa tetangga terdekat? Alasan kita terlalu sibuk dengan masalah dalam negeri sendiri sulit diterima.

Indonesia punya perhatian besar pada bangsa lain yang teTletak jauh. Nasib rakyat Palestina mendapat perhatian lebih besar ketimbang Aceh. Negara asing yang paling di­perhatikan Indonesia adalah Ame­rika Serikat, entah sebagai idola atau musuh. Bia?pun terletak di ujung paling jauh dari bulatnya bu­mi, Amerika Serikat menjadi kiblat dalam kehidupan politik elite sam­pai kegiatan rakyat sehari-hari. Li­hat acara televisi kita, buku bacaan kita, tontonan di gedung bioskop kita, cara remaja kita berpakaian, berbahasa Inggris, bernyanyi di ka­maT mandi, olahraga kita, atau me­nu jajan kita. Bahkan, cara sebagian orang Indonesia menyatakan keben­cian terhadap Amerika Serikat pun mirip-mirip cara Amerika melabrak musuh-musuhnya.

Mengapa publik Austmlia bisa kompak dalam kemarahan besar teThadap Indonesia? Mengapa se­jelek itu Indonesia di mata m e1'eka dalam kasus Corby?

Sejumlah intelektual Austmlia

_. Rp (sangat

...ntuk seorang /. Hingga sekarang

'~,.

,'~~I!t • •. "', , /~­f.~~'

berusaha menjelaskan. Ada yang mengatakan selain tidak paham du­duk peTsoalan, publik yang bera­mai-ramai memaki Indonesia juga agak "msis" (eh kok mi1ip kita-kita di Tanah Air) . Pasalnya, ada be­berapa warga Australia yang dalam kurun waktu hampir sama menjadi terdakwa di negeri lain. Mengapa Corby mendapat perhatian sebesar

itu, dan bukan yang lain? Karena dia cantik, muda, dan berkulit putih?

Ada lagi yang menunjuk fak ­tor-faktor sosial ekonomi. Konon, saat ini kalangan menengah ke ba­wah di Australia menghadapi frus ­trasi sosial ekonomi berat akibat sejumlah kebijakan pemerintah dan hantaman globalisasi. Kasus Corby memberikan kesempatan gratis me-

hanya-sam U<",<& J - "r J

sebut . Namun, sayang, say~ dak sempat memerhat'i - .~

kan nama ibu tersebut.

lepaskan sebagian dari frustrasi yang tidak tertam­

pung dalam pmnata sosial po­litik Australia.

Terlepas dari yang terjadi di Australia, satu pertanyaan

lain masih menggantung: apa­kah gejala murka nasional serupa itu bisa terjadi di Indonesia? Mung­kinkah di Indonesia terjadi pem­belaan besar- besaran bagi seorang rekan sebangsa yang sedang diad iii di negeri lain? Kalau ya, kapan? Kalau tidak, m engapa tidak?

Sudah cukup banyak warga kita yang tertangkap dan diadili di ne­gara lain. Entah karena kasus me-

ngutil barang di toko serba, dituduh terlibat ter01isme, nelayan kita di­anggap m asuk wilayah asing secara gelap, atau TKW membunuh ma­jikan. Belum ada satu pun yang bisa membakar emosi publik kita secara besar-besaran.

Ketika Flor Contemplacion, se­orang TKW Filipina, diadili dan ke­mudian divonis mati di Singapura !carena dituduh membunuh maji­kannya, rakyat Filipina marah be­sar. Bertahun-tahun hubungan dip­lomasi kedua negara berantakan.

Sudah ribuan TKW kita mende­rita. Ada yang mati karena jatuh dari jendela rumah majikan di Si­ngapura, atau dicambuki di Malay­sia, atau diperkosa atau dibunuh di Timur Tengah. Ada sedikit solida­ritas yang tergugah di Tanah Air, tetapi tidak pernah dalam skala se­paruh apalagi sebesar kasus Con­templacion ataupun Corby.

Orang Indonesia lebih siap murka nasional bila yang menjadi obyek serangan di luar nege1i itu bukan man usia, tetapi benda lambang ke­daulatan negara. Misalnya sengketa perbatasan terit01i dalam kasus Am­balat. Atau pelecehan bendera na­sional tidak lama setelah terjadinya pelanggamn hak asasi manusia di Timor Timur.

Marah m enunjukkan bangsa. •

r ETYO PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB: SU RYOPRATOMO WAKIL PEMIMPIN REDAKSI : BAMBAN G SUKARTIONO, RIKARD BAGUN REDAKTUR SENIOR: AUGUST PAR ENGKUAN , NINOK LEKSONO REDAKTUR PELAKSANA: TR IAS KUN CA HYONO WAKIL REDAKTUR RIS REDAKSI : DEMAR SAMSURI STAF REDAKSI: G.M . SUDARTA , INDRAWAN SM , KARTONO RYA DI , BAM BANG S.P., JULIU S POURWANTO, TONY D. WIDIASTONO , BR E REDANA, MYRNA RATNA M ., AGNES AR ISTIAR INI, BUD IMAN TANUREDJO , SRI HARTATI, DIRMAN THOHA , IRVING R. X MULYAD I, SI MON SA RAG IH, KENEDI NUR HAN, AGU S HERMAWAN , NU GROH O F. YU DH O, AND I SU RUJI , BANU ASTONO, A.W. SUBAR KAH , M . NA SIR, IBRAHIMSYAH RA HMAN, AN TON SANJOYO, MARCUS SUPRIHADI , DJOKO POERNOMO , ARBAIN RAM BEY, MARKU S DU AN ALLO, IRWAN .. GUN AWAN SE T'-,DI , MUH.SUDARTO JS, DIAH MARSIDI, JAMES LUHULlMA , CHR IS PUDJIASTUTI , YESAYAS OKTOVIANUS, BUD IARTO SHAMBAZY, MARIA HAR TI NINGSIH , HASANUDDIN , PIETER P. GERO , JULIAN SIHOMBING, MULYAWAN KARIM , LIM BUN CHAI , FIT RISIA M , YU NIIK AWATI, RIG ITTA ISWORO LAKSM I, CORDU LA M. KUNTAR I, SUHARTONO, SA LOMO SIMANUNGKALlT, C. W IN DORO A.T, BAMBANG WISUDO P, RAKARYAN SUKAR JAPUTRA, RUSDI AMRA L, BAMBANG WAHYU W, CLARA WRESTI , KORANO NI COLA SH LM S, PUT U FAJAR ARCANA, FERRY IRWA NTO, • WIJ AYA KU SU MA, NA SRU LLAH NARA, A. MARYOTO, PINGKAN ELiTA DUND U, SON YA HELEN SINOMBOR, JANNES EUDES WAWA , NA SRU ALAM AZ IZ, IMAM PRIH ADI YOKO , SYA HNAN RANGKU TI , HANN I SU LI STYAN ING Tl AS, AD I PR INANTYO, EDNA CARO LINE , ARD HIAN NOV IANTO, DANU SIDIK PRAMONO. NAWA TUNGGAL , GES IT AR IYANTO, IWAN SA NTO SA, SUS I IVVATY, MARCELLUS HER NOWO DAERAH: TJAHJA GUNAWAN DIREDJA (BANDUNG) , FX PU NI MAN , RATI H P. SUDARSONO (BOG OR ) , P. TRI AGUNG KR ISTANTO, R. ADHI KU SUMAPUTRA, EDDY HASBY, WINARTO t AKARTA) , SU PRAPTO ( KUDUS) , HINDARYOEN NTS, SUSANA RITA ( PUR WOK ERTO), MOHAMMAD BAKIR, PEPIH NU GRA HA,ATlKA WALUJAN I M , ANWAR HUDIONO, ABDUL LATH IEF, AGNES SW ETTA PANDIA (SURABAYA) , DODY WISNU PRIBADI (MA LANG) , SYAMSU L HADI (JE M BER ), IIASLIM (M AKA SSAR ), YAMI N INDAS ( KENDARI ) , FREDY R'lEROE , JEAN RIZAL LAYUCK ( MANAOO), KORNELIS KEWA AMA ( JAYAPURA ) , TRI HARIJONO ( BALlKPAPAN) , MUHAMMAD SYAIFULLAH (PONTIANAK) , AGUS MULYADI ( PALEMBANG ) , NASRUL THAH AR (J AMB !) , AHMAD

IT SURAT (S ELURUH BAGIAN) : P.O. BOX 4612 JAKARTA 12046 ALAMAT KAWAT: KOMPAS JAK AR TA PENERBIT: PT KOMPA S MEDIA NU SANTARA SURAT IllN USAHA PENERBITAN PERS: SK MEN PEN NO. 013/S K/ MENPEN/S IUPP/ A.7/1985 TAN GGAL 19 NOVEMBER 1985, SERTA

IABAR : NO. 37/1965/11/A/2 002 PERCETAKAN : PT GRAMEDIA ISS N 0215 . 207X lSI 01 LUAR TANGGUN G JAWAB PER CETAKAN

TARI F IKLAN: M INI RP 44.000/BARIS ( MIN . 2 BRS./MAK S. 10 BRS .) ; UMUM/ DI SPLAY/ l KOLOM RP 36 .000/MMK; DUKA CITA SI D 200 MMK RP 34.00 0/ MMK; BELUM TERMASUK PPN 10%, PEMBAYARAN DI MUKA. IKLAN DUKA CITA UNTUK DIMUAT BESOK DAPAT DI TERIMA SAMPAI , SALU RAN) FA X: 260 1611 SENIN SID JUMAT 08.30'16.00, SABTU 08 .30·12.00, MINGGU 13.00 ' 16.00 ; LOBBY GEDU NG KOMPA S GRAMEDIA, JL. PA LMERAH SELATAN 26 · 28, JAKARTA 10270 TELEPON: 534 7710/2 0/3 0 PESAWAT 5462 - 5464 FA X: 536 2426 SENIN SI D JUMAT ~LEPO N ( LANGSUNG ) : 260 1617·18 PABX : 260 1234 DAN 260 1555 PESAWAT 1230 SI D 1239 FAX : 260 1622 HARGA LANGGANAN: DI PULAU JAWA RP 56.000 / BU LAN , LUAR PU LAU JAWA RP 57.000/BULAN REKENING: BNI1946 JAK ARTA KOTA NO. 14132806 • BR I JAKARTA KOTA GIAN I KLAN NO. 012.300467.9 TELEPON (SELU RUH BAGIAN BI SNI S) : 260 1234 DAN 260 1555

IL LIMA HALAMAN KUARTO, OITANDATANGANI, DAN DISERTAIIDENTITAS (KALAU ADA, CANTUMKA N NOM OR TELEPON DAN FAKSIMILE). UNTUK FORMAT DIGITAL , DIKIRIM KE ALAMAT OPINI @KOMPA S.COMATAU OPINI @KOMPAS.CO.ID

II APA PUN DARI NARASOMBER

Ir)w , s J ilt); ;Z{l~J; /6

Diunduh dari <arielheryanto.wordpress.com>