USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · PDF fileALAT PENGOLAHAN BIOGAS LIMBAH CAIR INDUSTRI...
Transcript of USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA · PDF fileALAT PENGOLAHAN BIOGAS LIMBAH CAIR INDUSTRI...
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
RANCANG BANGUN
ALAT PENGOLAHAN BIOGAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
DI BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
BIDANG KEGIATAN :
PKM Penerapan Teknologi
Disusun Oleh :
Yonathan Laurendy E1F108059 2008
Hairullah E1F108204 2008
Shinta Jayanti E1F110076 2010
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Rancang Bangun Alat Pengolahan Biogas
Limbah Cair Industri Tahu di Banjarbaru,
Kalimantan Selatan
2. Bidang Kegiatan : PKM-T
3. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Yonathan Laurendy
b. NIM : E1F108059
c. Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
d. Universitas : Universitas Lambung Mangkurat
e. Alamat Rumah dan No HP : Jl. A. Yani KM. 36 Gg Purnama 2 No. 41
Banjarbaru 70714. HP 085248857789
f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Udiantoro, SP. MSi
b. NIP : 19670201 199403 1 001
c. Alamat Rumah dan No HP : Jl. Pendidikan RT. 006 No. F9 Martapura HP
08125001772
6. Biaya Kegiatan Total:
a. Dikti : Rp 9.959.500
b. Sumber lain : Rp -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Menyetujui
Ketua P.S. Teknologi Industri Pertanian Ketua Pelaksana Kegiatan,
Universitas Lambung Mangkurat,
Hj. Ir. Tanwirul Millati, MP Yonathan Laurendy
NIP.19620530 198903 2 002 NIM. E1F08059
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping,
Universitas Lambung Mangkurat,
Ir. H. Hamdani, MS Udiantoro, SP, MSi
NIP. 19591218 198763 1 003 NIP. 19670201 199403 1 001
A. JUDUL PROGRAM
Rancang Bangun Alat Pengolahan Biogas Limbah Cair Industri Tahu di Banjarbaru,
Kalimantan Selatan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan
masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai
kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini
disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius.
berbagai teknik pengolahan limbah baik cair maupun padat untuk menyisihkan bahan
polutannya yang telah dicoba dan dikembangkan selama ini belum memberikan hasil
yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode
penanganan limbah yang tepat, terarah, dan berkelanjutan (Fadholi, 2010).
Industri pengolahan tahu merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam
kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarbaru, terdapat 19
industri tahu formal dan 12 industri tahu informal. Selama proses produksi tentunya
terdapat waste atau bagian dari hasil produksi yang tidak dimanfaatkan secara
maksimal. Waste yang dihasilkan dari produksi tahu adalah berupa ampas kedelai,
arang/abu hasil pembakaran kayu sebagai bahan bakar, dan limbah cair.
Sejauh ini, dari segi limbah cair yang dihasilkan selama produksi berlangsung
tidak diolah atau dimanfaatkan dan hanya dibuang ke aliran anak sungai, yang secara
tidak langsung dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem sungai. Menurut
Nurhasan & Pramudianto (1991) setiap kuintal kedelai akan menghasilkan limbah 1,5
– 2 m3 air limbah. Selain itu, bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi tahu
masih menggunakan kayu. Ketersediaan kayu bakar semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akan menghambat keberlangsungan produksi yang dilakukan.
Permasalahan di atas membuat kami ingin membuat suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengubah limbah cair tahu menjadi biogas, yang akan digunakan
sebagai bahan bakar selama proses produksi tahu berlangsung. Selain itu, dengan
adanya Program Kreativitas Mahasiswa yang diadakan oleh DIKTI ini dapat
membantu kami untuk menerapkan mata kuliah terkait seperti Rekayasa Proses,
Mikrobiologi Industri, Manajemen Lingkungan Industri, Menggambar Teknik,
Peralatan Industri Pertanian dan mata kuliah lainnya yang relevan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul beberapa permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Ketersediaan kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar produksi tahu
semakin berkurang.
2. Keberadaan limbah cair yang belum dimanfaatkan namun memiliki nilai yang
ekonomis, yang akan diberikan nilai tambah dan dapat berguna bagi masyarakat
khususnya produsen tahu dengan mengubahnya menjadi biogas.
3. Implementasi mata kuliah dalam proses belajar mengajar yang belum maksimal
diterapkan pada masyarakat.
D. TUJUAN
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi ini dibuat
bertujuan:
1. Menciptakan sebuah alat yang memiliki nilai inovatif berbudaya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Mengurangi dampak negatif dari pembuangan limbah cair produksi tahu ke
aliran sungai di daerah Banjarbaru.
3. Mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan bakar selama proses produksi tahu
berlangsung.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dihasilkannya suatu alat yang
mampu menghasilkan biogas, yang akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti
kayu dalam produksi tahu pada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Banjarbaru,
Kalimantan Selatan.
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari hasil penerapan teknologi ini antara lain sebagai berikut :
1. Dasar bagi penerapan-penerapan teknologi selanjutnya.
2. Pendorong kreativitas mahasiswa dan masyarakat untuk mengembangkan dan
memanfaatkan teknologi-teknologi yang berkembang di waktu sekarang.
3. Masukan kepada pelaku industri tahu sebagai bahan pertimbangan dalam
pengolahan limbah cair yang dihasilkan sehingga pencemaran limbah cair
organik yang dihasilkan dapat dikurangi.
4. Wujud implementasi program belajar mengajar yang diterapkan oleh dosen dan
mahasiswa dengan memperhatikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengolahan Tahu
Kacang kedelai merupakan salah satu bahan pangan sumber protein dan
lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang
terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani. Kacang-kacangan dan
umbi-umbian termasuk kedelai cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga
mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu
diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe,
serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (Sediadi, 2000).
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar
proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung
singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim
kering (Sediadi, 2000).
Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein
hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan
makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi:
tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai
menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan
peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga,
kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan (Sediadi, 2000).
Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam
kedelai dengan menggunakan air sebaagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut,
diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai
terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Salah satu cara
pembuatan tahu ialah dengan menyaring bubur kedelai sebelum dimasak, sehingga
cairan tahu yang sudah terpisah dari ampasnya (Sediadi, 2000).
2. Limbah Cair Tahu
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air
sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu
bahan sebelum diproses lanjut (Rahayu, 2009).
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik
yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun
karena sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah orang-
orang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap pengolahan
limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang
tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung dibuang ke lingkungan. Kondisi
ini sangat tidak menguntungkan dan harus mendapat perhatian yang serius (Darsono,
2007).
Pengolahan limbah cair industri tahu sampai saat sekarang kebanyakan hanya
menampung limbah cair kemudian didiamkan beberapa saat lalu dibuang ke sungai.
Cara ini memerlukan kapasitas penampungan limbah cair yang sangat besar. Terlebih
lagi apabila kapasitas industri tahu cukup besar, maka dihasilkan limbah cair industri
tahu yang sangat banyak (Darsono, 2007).
Penguaraian polutan limbah cair tahu tersebut dilakukan oleh mikroorganisme
yang tidak memerlukan oksigen bebas atau secara anaerob. Memang hal tersebut
dapat berjalan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Supaya proses
pengolahan dapat berjalan lebih efektif, maka perlu dicari kondisi yang paling baik
bagi pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme dapat hidup dengan baik pada
kondisi pH limbah cair sekitar 7 atau pada keadaan normal. Limbah cair industri tahu
bersifat asam sehingga sebelum diolah perlu dinetralkan terlebih dahulu dengan kapur
agar kerja mikroorganisme berlangsung dengan baik (Darsono, 2007).
Mengingat waktu yang cukup panjang dalam proses pengolahan limbah cair
tahu secara anaerob, maka perlu dicari jalan ke luar untuk mendapatkan proses yang
singkat namun biayanya tetap murah (Darsono, 2007).
3. Rancang Bangun
Rancang bangun mesin pertanian merupakan perkembangan dari ilmu dan
teknologi tentang mesin di dalam ruang lingkup proses dan produksi pertanian dan
manajemen sumber daya alam. Rancang bangun mesin pertanian yang dapat
dikembangkan hingga saat ini meliputi mesin pengolah makanan dan bioproses.
Rancang bangun mesin pertanian dikembangkan sebagai salah satu jalan untuk
konservasi tanah dan air dan untuk meningkatkan proses di bidang pertanian,
makanan, dan produk yang dapat diperbarui (Mahmood, 2008).
Reaktor biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi
kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera
diaplikasikan, terutama untuk kalangan peternak dan pengusaha industri kecil dan
menengah. Dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga. Salah satu
upaya terobosan yang dilakukan adalah melaksanakan program Bio Energi Perdesaan
(BEP), yaitu suatu upaya pemenuhan energi secara swadaya (self production) oleh
masyarakat khususnya di perdesaan (Hamni, 2008).
Usaha pembuatan tahu di Propinsi Kalimantan Selatan cukup berkembang,
tapi pemanfaatan limbah cair pengolahan tahu selama ini belum optimal, pada hal
limbah cair pengolahan tahu dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk menghasilkan
energi terbarukan (renewable) dalam bentuk biogas. Permasalahan yang terjadi
sekarang ini adalah belum mampunya masyarakat dalam memanfaatkan limbah cair
pengolahan tahu sebagai penghasil energi alternatif pengganti kayu dan BBM,
dimana kegiatan sehari-hari mereka sangat tergantung pada BBM dan kayu baik
untuk memasak maupun penerangan. Hal ini sangat berdampak terhadap pendapatan
dari masyarakat (pengolah tahu) itu sendiri.
4. Biogas dan Sistem Operasi
Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi setiap hari
oleh orang Indonesia. Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat
dan limbah cairan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak,
sedangkan limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini
memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan
baik, limbah tahu menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit,
bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika
lingkungan sekitar (Macklin, 2009).
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu
adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan
ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini
sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga
menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal
dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan
serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh
industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan
pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg
bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai (EMDI & BAPEDAL,
1994 dalam Macklin, 2009).
Industri tahu merupakan salah satu industri penyumbang emisi yang
signifikan. Banyak pabrik tahu skala rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses
pengolahan limbah cair. Ketidakinginan pemilik pabrik tahu untuk mengolah limbah
cairnya disebabkan karena kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan limbah,
ditambah lagi menghasilkan nilai tambah (Macklin, 2009).
Jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit usaha. Dengan
kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun, industri tahu ini memproduksi
limbah cair sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dan menghasilkan emisi sekitar 1
juta ton CO2 ekivalen (Perdana, 2010).
Padahal, limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi
yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada
umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa
dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Dengan mengkonversi limbah
cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam
menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi
konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu (Macklin, 2009).
Unit pengolahan limbah cair tahu yang akan dikembangkan ini menggunakan
model Fixed Bed Reactor dan dibangun dengan sistem anerobik. Pertimbangannya,
sistem ini tidak memerlukan lahan yang besar dan tidak membutuhkan energi untuk
aerasi (Perdana, 2010).
Keuntungan lain dari sistem ini adalah dalam prosesnya menghasilkan energi
dalam bentuk biogas dan ampas dan air untuk makanan ikan dan ternak lain. Selain
itu, prosesnya lebih stabil dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit (Perdana, 2010).
Limbah cair tahu masih mengandung bahan-bahan organik yang mengandung
nutrisi yang cukup baik untuk pertumbuhan bakteri metanogenik. Adanya bakteri
metanogenik di dalam reaktor dapat menyebabkan terjadinya proses metanogenesis
yang dapat menghasilkan gas metana. Gas metana yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sebagai energi alternatif sehingga dapat mengurangi dampak
pemanasan global (Perdana, 2010).
Unit pengolah limbah cair tahu ini terdiri dari unit utama yang disebut
digester, jaringan pipa pengumpul limbah, penampung gas, trickling filter, jaringan
sisa limbah hasil olahan, kolam penampung air hasil proses (Perdana, 2010).
Menernakan mikroba anaerob yang dapat menyebabkan terjadinya proses
metanogenesis dan mendegerasi COD, TSS adalah langkah awal dalam membangun
bioreaktor. Untuk itu, reaktor terlebih dulu diisi oleh kotoran sapi untuk
memperbanyak bakteri atau mikroba anaerob. Selain itu reaktor juga diisi oleh
potongan bambu sepanjang 5-10 cm, sebagai „rumah‟ bagi mikroba. Proses ini
dilakukan selama dua hingga tiga bulan (Perdana, 2010).
Untuk menggunakan biogas hasil olahan limbah cair tahu, tak perlu kompor
khusus. Cukup menggunakan kompor yang ada di pasaran dengan sedikit modifikasi,
yakni mencabut spuyer, komponen yang berfungsi mengatur tekanan gas. Hal ini
karena gas metan sudah bertekanan rendah, tak seperti LPG yang bertekanan tinggi
(Perdana, 2010).
H. METODE PELAKSANAAN
Program dilaksanakan selama ± 6 bulan. Adapun tahapan pelaksanaan program
adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Skema tahapan pelaksanaan program.
1. Penentuan Mitra Kerja
Mitra kerja yang dipilih sebagai rekan untuk bekerjasama adalah seorang
pemilik usaha pengolahan tahu, didasarkan pada permasalahan yang terjadi dalam
proses produksi. Mitra kerja yang menjadi dasar program kami dilakukan berdomisili
di Jl. A. Yani KM. 29, Guntung Payung, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Selama ini mitra mengalirkan limbah cair hasil produksinya di aliran sungai
yang letaknya jauh dari perumahan warga. Meskipun tidak mengganggu kenyamanan
warga setempat, namun air buangan tersebut dapat merusak ekosistem air dan
lingkungan. Dengan adanya program kreativitas ini, limbah cair tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar dengan mengolahnya menjadi biogas.
Pengujian Alat
Perakitan Alat
Perancangan Desain Alat Biogas
Penentuan Mitra Kerja
Masy
Pembuatan Laporan
- Mencatat data
- Analisis data
- Lama waktu pembakaran,
- kemampuan pembakaran,
- bau dan jelaga, dan
- warna api.
2. Perancangan Desain Alat Biogas
Perancangan desain alat dilakukan, disesuaikan dengan perhitungan besarnya
kapasitas rata-rata debit air limbah yang dihasilkan selama proses produksi
berlangsung. Perancangan juga sekaligus menentukan bahan-bahan yang diperlukan
dalam perakitan alat.
3. Perakitan Alat
Alat dibuat sesuai dengan hasil perancangan yang telah dilakukan dengan
mengacu pada besar debit air limbah tiap kali produksi. Selama perakitan dilakukan
proses pengukuran, pemotongan, dan pengelasan. Proses tersebut mengikuti
keterangan yang telah ditetapkan pada proses peracangan desain alat biogas.
4. Uji Coba/Pengujian Alat
Alat yang telah dirakit kemudian dilakukan pengujian. Pengujian keefektifan
alat dilakukan sekaligus dengan pengujian lamanya waktu pembakaran, kemampuan
pembakaran biogas yang telah dihasilkan, bau dan jelaga yang ditimbulkan dan warna
api yang dihasilkan. Pengujian dilakukan beberapa kali hingga diperoleh hasil yang
maksimal sesuai dengan perencanaan dan target yang ingin dicapai.
5. Laporan
Setelah semua tahap di atas selesai dilakukan maka tahap terakhir adalah
pembuatan laporan akhir dari semua pelaksanaan program yang dilakukan.
Pembuatan laporan berdasarkan atas hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan
program hingga uji coba.
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan program yang kami ajukan berikut ini merupakan
jadwal utama dari tahap perencanaan yang akan dilakukan.
Tabel 1. Jadwal kegiatan program.
NO. KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan
mitra kerja
2. Perancangan
desain alat
biogas
3. Perakitan
alat
4. Pengujian
alat
5. Laporan
J. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2. Biaya perjalanan dan akomodasi
No Spesifikasi Jumlah
Satuan
Biaya/satuan
(Rp) Jumlah (Rp)
1.
2.
3.
Perjalanan dari Banjarbaru
ke lokasi produksi tahu
Perjalanan pembelian
peralatan dari Banjarbaru
ke Banjarmasin
Pengangkutan Peralatan
dari Banjarmasin ke lokasi
produksi tahu
20 x 3 orang
10 x 3 orang
1 kali
15.000
50.000
900.000
900.000
1.500.000
900.000 +
3.300.000
Tabel 3. Biaya bahan habis pakai
No. Spesifikasi Jumlah
Satuan
Biaya/satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Drum ukuran 200 liter
Drum ukuran 120 liter
Drum ukuran 35 liter
Pipa besi ukuran 0.5 inch
Pipa besi ukuran 2 inch
Kompor gas
Stop kran
Selang karet
Plat besi 3mm 50x30
Jasa Perakitan
3 buah
1 buah
2 buah
4 batang
250 cm
1 buah
4 buah
1 buah
2 lembar
400.000
285.000
150.000
100.000
100.000
200.000
15.000
75.000
300.000
2.500.000
1.200.000
285.000
300.000
400.000
250.000
200.000
60.000
75.000
600.000
2.500.000 +
5.870.000
Tabel 4. Biaya pembuatan laporan
No Spesifikasi Jumlah
Satuan
Biaya/satuan
(Rp) Jumlah (Rp)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Flash Disk 2 GB
Kertas A4
Penjilidan
Tinta hitam refill
Tinta warna refill
Akses Internet
1 buah
2 rim
10 buah
3 buah
2 buah
4 bulan
100.000
39.000
15.000
12.500
22.000
95.000
100.000
78.000
150.000
37.500
44.000
380.000 +
789.500
Tabel 5. Rekapitulasi biaya
No Spesifikasi Jumlah (Rp)
1.
2.
3.
Perjalanan dan akomodasi
Bahan habis pakai
Pembuatan Laporan
3.300.000
5.870.000
789.500 +
9.959.500
K. DAFTAR PUSTAKA
Darsono, V. 2007. Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob.
Jurnal Teknologi Industri Vol. XI No.1 Januari 2007: 9-20. Universitas Atma
Jaya. Yogyakarta.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota banjarbaru. 2006. Data Industri Kecil dan
Menengah Jenis Komoditi Tahu dan Tempe. Banjarbaru.
Hamni, A. 2008. Rancang Bangun dan Analisa Tekno Ekonomi Alat Biogas dari
Kotoran Ternak Skala Rumah Tangga.
http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/PROSIDING%20dies%20ke-
43%20UNILA%202008/ARTIKEL%20Pdf/Arinal%20Hamni%2018-24.pdf
Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.57 WITA.
Macklin, B. 2009. Limbah Tahu Cair Menjadi Biogas.
http://onlinebuku.com/2009/01/15/limbah-tahu-cair-menjadi-biogas/
Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 19.02 WITA.
Mahmood, I. 2008. Rancang Bangun Mesin Pertanian.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1779931-rancang-
bangun-mesin-pertanian/
Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.17 WITA.
Nurhasan dan Bb. Pramudiyanto. 1991. Penanganan Air Limbah Pabrik Tahu
Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari). http://menlh.go.id/usaha-kecil/index-
viev.php?sub=7
Perdana, H. 2010. Biogas dari Limbah Tahu.
http://hendrik-perdana.web.id/index.php/artikel/38-umum/242-biogas-dari-
limbah-tahu
Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.54 WITA
Rahayu, SS. 2009. Limbah Cair.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-
industri/limbah-cair/
Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.11 WITA.
Sediadi A, Esti. 2000. Tahu. Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta.
http://www.ristek.go.id
Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.08 WITA.
L. LAMPIRAN
1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
a. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Yonathan Laurendy
Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 23 Desember 1990
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah : Jl. A. Yani Km. 36 Gang Purnama II No. 41
Banjarbaru
Pendidikan : 1. SDN Alur 4 Lulus Tahun 2002
2. SMPN 1 Jorong Lulus Tahun 2005
3. SMAN 1 Jorong Lulus Tahun 2008
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Prestasi dan Pengalaman Organisasi :
1. Peserta Program Persiapan Belajar (P2B) Fakultas Pertanian Universitas
Lambung Mangkurat, Agustus 2008.
2. Peserta Acara Diskusi Bidang Penalaran dan Keilmuan ”Strategi Pengembangan
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam Menyongsong Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2009-1010”, November 2008.
3. Peserta Workshop Kewirausahaan ”Temukan Inspirasi Wirausahamu” Himpunan
Mahasiswa Budidaya Pertanian Faperta UNLAM, November 2008.
4. Peserta Seminar One Day With KTI ”Mantapkan Potensi Diri dengan Karya
Tulis Ilmiah”, Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian Faperta UNLAM,
Desember 2008.
5. Lulus Seleksi PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) Tahun 2008/2009 Bidang
Penerapan Teknologi dengan judul “Desain dan Rancang Bangun Alat
Penyulingan Minyak Nilam Skala Pilot Plant sebagai Sarana Penunjang
Praktikum di Program Studi”
6. Peserta Pelatihan Keterampilan Kejuruan Mesin Logam, Balai Latihan Kerja
Provinsi Kalimantan Selatan, Januari 2009.
7. Peserta Workshop Animasi dalam Rangka Ritech EXPO 2009, Juni 2009.
8. Panitia Workshop Evaluasi dan Desain Pola Diseminasi Hasil Litbangyasa
IPTEK Nuklir non Energi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Bidang
Pertanian dan Peternakan, Agustus 2009.
9. Panitia Acara Cinta Kasih Adikku (CIKHA ‟09) “Pengembangan Leadership
Melalui Program CIKHA” Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Fakultas
Pertanian UNLAM, September 2009.
10. Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Pertanian UNLAM,
Desember 2009.
11. Peserta Seminar Nasional ”Revitalisasi Pembangunan Lingkungan Pertanian
dalam Menghadapi Global Warming”, Maret 2010.
12. Peserta Pelatihan Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis, Mei 2010.
13. Peserta Lokakarya dan Diskusi Intensif Program Kreatifitas Mahasiswa Fakultas
Pertanian UNLAM, Juli 2010.
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Yonathan Laurendy
NIM E1F108059
b. Anggota Pelaksana Kegiatan
Nama : Shinta Jayanti
Tempat dan Tanggal Lahir : Jaar, 12 Maret 1992
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah : Jl. Sukarelawan RT.09 No.80 Sei-Paring Martapura
Pendidikan : 1. SDN 1 Jaar Lulus Tahun 2004
2. SMPN 1 Tamiang Layang Lulus Tahun 2007
3. SMAN 1 Tamiang Layang Lulus Tahun 2010
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Prestasi dan Pengalaman Organisasi :
1. Seksi Pelayanan Pemuda dan Remaja GKE Efata Jaar 2008 - 2009 (Sekretaris)
2. OSIS SMAN 1 Tamiang Layang 2008 – 2009 (Sie. BK)
3. Peserta Kegiatan Cinta Kasih Adikku (CIKHA „10) “Pengembangan Leadership
Melalui Program CIKHA” Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Pertanian UNLAM, September 2010.
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Shinta Jayanti
NIM. E1F110076
c. Anggota Pelaksana Kegiatan
Nama : Hairullah
Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 25 September 1988
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah : Jl.Pematang Panjang Km.05 Rt.01 No.56 Kec
gambut Kab. Banjar
Pendidikan : 1. SDN Gambut 5 Lulus Tahun 2001
2. MTsS Raudtul Yatama Lulus Tahun 2004
3. MAN 1 Martapura Lulus Tahun 2007
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung
Mangkurat
Prestasi dan Pengalaman Organisasi :
1. Pengurus + Koordinator Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Teknologi
Industri Pertanian (HIMATEKIN) Program Studi Teknologi Industri Pertanian.
Fakultas Pertanian UNLAM Periode 2010-2011
2. Ketua Pelaksana Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa 2010 (LDKM 2010)
Fakultas Pertanian UNLAM Juli 2010.
3. Lolos Seleksi Pendanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 UNLAM
dengan judul Pembuatan Cocofiber (Serat Sabut Kelapa) Juli 2010.
4. Peserta Kegiatan “Pelatihan Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis” Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 UNLAM Juli 2010.
5. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian UNLAM Bidang
Advokasi dan Kajian Periode 2010-2011.
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Hairullah
NIM. E1F10204
2. Biodata Dosen Pendamping
I. Data Pribadi
1. Nama : Udiantoro,SP,M.Si
2. N I P : 1967 0201 1994 03 1 001
3. Unit Kerja : Fak.Pertanian UNLAM
4. Bidang Keahlian : Teknologi Industri Pertanian
5. Tempat/tanggal lahir : Malang,1 Pebruari 1967
6. Agama/jenis kelamin : Islam/Laki-laki
7. Pangkat/Golongan : Pembina/IV-a
8. Jabatan Akademik : Lektor Kepala
9. Alamat rumah dan
No.telp./faks/HP/E-mail
: Jl.Pendidikan, Komp.CPB Blok V no. F-9 MTP
/tlp.0511 4786162 /HP. 08125001772
10. Alamat kantor dan
No.Telp/faks/E-mail
: Jl.A.Yani Km. 36 Banjarbaru/
Telp./Fax (0511) 4772254
II. Riwayat Pendidikan
Jenjang Pendidikan Bidang Perguruan Tinggi Tahun
Masuk
Tahun
Lulus
S1 Produksi Tanaman UNLAM Banjarbaru 1987 1993
S2 Teknologi Industri
Pertanian
(manajemen
Lingkungan Industri)
IPB Bogor 1996 1999
III. Pengalaman Penelitian
No Judul Kegiatan Tahun Sumber dana
1
2
3
4
Hubungan antara kandungan serat tanaman kenaf
dengan aplikasi dosis pupuk kompos Tandan Buah
Sawit.
Hubungan Fraksi Terhadap Kandungan Minyak dan
Kandungan Asam Lemak Bebas Minyak Sawit
Pengaruh Waktu Restan terhadap Kandungan Minyak
dan Kandungan Asam Lemak Bebas Minyak Sawit
Profil Usaha dan Proses Produksi Industri Makanan Sea
Food di Kalimantan Selatan
2000
2003
2003
2004
Mandiri
Mandiri
Mandiri
BPOM KalSel
5
6
7
Penggunaan Minyak Nabati pada Industri Makanan
Sifat Fisik Limbah Minyak Goreng Rumah tangga
Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Minyak Goreng
Industri Makanan Sea food sebagai Bahan Baku
Surfaktan N-etanol Alkil Amida
(Judul Utama Recovery Limbah Minyak Goreng
Industri Makanan Sea Food Sebagai Bahan Baku
Surfaktan N-etanol Alkil Amida)
2004
2006
2008
DIKTI (D M)
Mandiri
H.Pekerti Dikti
2008 Tahun I
IV. Pengalaman Profesi
KEGIATAN JABATAN LOKASI TAHUN KET.
Pembuatan IPAL Lumpur
Aktif
Tim
Konsultan
Gabkindo
PT. Karias
Tabing
Kencana,
Amuntai
2006
Anggota
Work Shop Enviromental
Pollutan Control Managemen I
(Gapkindo-JETRO)
Peserta
Banjarmasin
2006
Pembuatan IPAL Lumpur
Aktif
Tim
Konsultan
Gabkindo
PT. Banua
Lima Sajurus,
Banjarmasin
2007
Anggota
Work Shop Enviromental
Pollutan Control Managemen
II
(Gapkindo-JETRO)
Peserta
Banjarmasin
2007
Penyusunan AMDAL Kebun
dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli
LImbah
PT.
Kalimantan
Inti Utama
2008
Anggota
Work Shop Enviromental
Pollutan Control Managemen
III
(Gapkindo-JETRO)
Peserta
Banjarmasin
2008
Pembuatan Desain dan Operasi
Waste Water Treatment
Konsultan PT Indoofood
Sukses
Makmur Tbk,
Cabang
Banjarmasin
2009
Penyusunan AMDAL Kebun
dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli
LImbah
PT. Ladang
Rumpun Subur
Abadi
2010 Anggota
Penyusunan UPL Unit PLTA
Aranio
Tim Ahli
LImbah
PT PLN Wil
Kal-Sel Teng
2010 Anggota
Penyusunan UPL Unit PLTD
Kotabaru
Tim Ahli
LImbah
PT PLN Wil
Kal-Sel Teng
2010 Anggota
Penyusunan UPL Unit PLTD
Pagatan
Tim Ahli
LImbah
PT PLN Wil
Kal-Sel Teng
2010 Anggota
Penyusunan AMDAL Kebun
dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli
LImbah
PT. Kintap
Jaya Watindo
2010 Anggota
Penyusunan AMDAL Kebun
dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli
LImbah
PT. Barito
Putra
Plantation
2010 Anggota
V. Pengalaman Publikasi
No Judul Kegiatan Tahun Publikasi
1
2
3
4
5
Sifat fisiko kimia tepung pisang berbagai jenis varitas
di Kalimantan Selatan
Potensi Pengembangan Kelapa Sawit Di Kal-Sel
Performance dan efektivitas alat perajang kayuh pada
industri pembuatan simplisia Kencur kering
Mutu Beras Lokal di Kalimantan Selatan
Karakteristik Limbah minyak goreng bekas Industri
makanan Sea Food di Kalimantan Selatan
2003
2004
2005
2006
2009
Agroscientiae
Vol.11 (2) 2003
SKH
Banjarmasin
Post 5 Mei
2004
Agritech, Des.
2005
Temu Teknis
Ketahanan
Pangan, KalSel
Agroscientiae
Banjarbaru, Oktober 2010
Udiantoro, SP, MSi
NIP. 19670201 199403 1 001
3. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama
SURAT PERNYATAAN KERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama :
Umur : tahun
Alamat : Jl. A. Yani KM. 29, Guntung Payung,
Kalimantan Selatan
selaku pelaku usaha UMKM pengolahan tahu, dengan ini menyatakan
bersedia untuk melaksanakan kerjasama dengan tim Program
Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi, Program Studi Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung
Mangkurat dalam usaha pemanfaatan limbah cair produksi tahu
menjadi bahan bakar biogas.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya,
semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Guntung Payung, 16 Oktober 2010
4. Daftar Gambar
*Keterangan : Anak panah menunjukkan lokasi
Gambar 2. Lokasi Pelaksanaan Program
Gambar 3. Desain Digester Biogas Limbah Cair Tahu