USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

78
USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG JELI DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH SPECIAL EVENT, SEASONAL, DAN TREND DI PT. XYZ Oleh Mashudi NIM: 004201000140 Skripsi ini disampaikan kepada Fakultas Teknik President University diajukan untuk memenuhi Persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri 2015

Transcript of USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

Page 1: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAANAGREGAT TEPUNG JELI DENGAN

MEMPERHITUNGKAN PENGARUH SPECIALEVENT, SEASONAL, DAN TREND DI PT. XYZ

OlehMashudi

NIM: 004201000140

Skripsi ini disampaikan kepadaFakultas Teknik President University diajukan untuk memenuhi

Persyaratan akademik mencapai gelar Sarjana TeknikProgram Studi Teknik Industri

2015

Page 2: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

ii

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING

Skripsi berjudul “Usulan Peramalan dan Perencanaan Agregat

Tepung Jeli Dengan Memperhitungkan Pengaruh Special Event,

Seasonal, dan Trend Di PT. XYZ ” yang disusun dan diajukan oleh

Mashudi sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar

Strata Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap

memenuhi persyaratan sebuah skripsi. Oleh karena itu, Saya

merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 13 April 2015

Anastasia Lidya Maukar, ST., M.Sc., M.MT

Page 3: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Usulan Peramalan dan

Perencanaan Agregat Tepung Jeli Dengan Memperhitungkan

Pengaruh Special Event, Seasonal, dan Trend Di PT. XYZ”adalah hasil dari pengetahuan terbaik Saya dan belum pernah diajukan

ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian maupun secara

keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, 13 April 2015

Mashudi

Page 4: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

iv

USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAANAGREGAT TEPUNG JELI DENGAN

MEMPERHITUNGKAN PENGARUH SPECIALEVENT, SEASONAL, DAN TREND DI PT. XYZ

OlehMashudi

NIM. 004201000140

Disetujui oleh:

Anastasia Lidya Maukar, ST., M.Sc., M.MT Ir. Andira, MT

Pembimbing Skripsi 1 Pembimbing Skripsi 2

Herwan Yusmira, B.Sc. MET, MTech

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

v

ABSTRAK

Permintaan tepung jeli yang tinggi pada special event seperti Lebaran, Natal dan

Tahun Baru terjadi secara periodik setiap tahunnya (seasonal) dan cenderung

meningkat (positive trend). PT. XYZ merupakan perusahaan pembuat tepung jeli

berskala nasional, selama ini perusahaan tidak memiliki metode tertentu pada

proses peramalan dan perencanan produksi sehingga pada puncak permintaan

yaitu pada special event Lebaran terjadi lost sale sebesar 10%. Lost sale terjadi

karena jumlah permintaan telah melebihi kapasitas yang tersedia (regular time

dan over time) sedangkan pada periode dimana tidak terjadi lonjakan permintaan

(non special event) masih terdapat kapasitas yang dapat digunakan. Hal ini terlihat

dari utilisasi kapasitas regular time pada periode non special event yang rendah

yaitu 63,15%. Hasil ramalan pada periode Lebaran memerlukan faktor koreksi

karena tanggal berlangsungnya selalu bergeser setiap tahunnya pada kalender

Masehi. Oleh karena itu pemilihan metode peramalan dan perencanaan produksi

yang memperhitungkan pengaruh special event, seasonal dan trend diharapkan

dapat memprediksi permintaan dengan lebih akurat dan mengoptimalkan

kapasitas. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa perencanaan metode

transportasi dapat meningkatkan utilisasi kapasitas regular time pada non special

event meningkat menjadi 97,85% dan semua permintaan dapat terpenuhi (tidak

terjadi lost sale). Metode Decomposition dan Winters Method dapat digunakan

untuk meramalkan permintaan yang terdapat faktor special event, seasonal dan

trend.

Kata kunci : Peramalan, Perencanaan Agregat, Metode Transportasi, Special

Event, Decomposition, Winters Method, Linear Regression with Seasonal

Page 6: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala

karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Usulan Peramalan dan Perencanaan Agregat Tepung Jeli Dengan

Memperhitungkan Pengaruh Special Event, Seasonal, dan Trend Di PT.

XYZ” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai

gelar Sarjana Srata Satu (S1). Dalam menyusun skripsi ini banyak pihak yang

telah membantu dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

dengan baik. Oleh karena itu penulis memberi penghargaan dan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Herwan Yusmira B.Sc. MET, MTech. selaku Ketua Program Studi

Jurusan Teknik Industri.

2. Ibu Anastasia Lidya Maukar, ST., M.Sc., M.MT selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan skripsi

ini.

3. Ibu Ir. Andira, MT. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan dan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.

4. Kedua Orang tua dan semua anggota keluarga lainnya yang telah

memberikan bimbingan, doa serta semangat kepada penulis.

5. Ibu Kristianingsih selaku Technical Manager ditempat penulis bekerja

atas ijin yang telah diberikan kepada penulis untuk mengangkat topik pada

skripsi ini.

6. Seluruh rekan-rekan kerja ditempat penulis bekerja, khusunya bagian

marketing, laboratorium, produksi, dan PPIC yang telah memberikan

bantuan dan informasi yang terkait dengan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perusahaan dan pihak-pihak terkait

untuk menambah pengetahuan dan perbaikan sistem serta menjadi referensi untuk

Page 7: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

vii

penelitian-penelitian selanjutnya. Saran dan kritik penulis harapkan untuk

perbaikan dalam skripsi ini. Terima kasih

Cikarang, 13 April 2015

Penulis

Page 8: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING ................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TERMINOLOGI............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................. 3

1.4 Batasan Masalah ................................................................................ 3

1.5 Asumsi ............................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 4

BAB II STUDI PUSTAKA.............................................................................. 5

2.1 Peramalan........................................................................................... 5

2.1.1 Tujuan Peramalan .................................................................. 5

2.1.2 Fungsi Peramalan ................................................................... 6

2.1.3 Jenis Peramalan ...................................................................... 6

2.1.4 Pola Peramalan ....................................................................... 6

2.1.5 Langkah-Langkah Peramalan ................................................ 8

2.1.6 Metode Peramalan ................................................................. 8

2.1.6.1 Metode Linear Regression with Seasonal ................. 9

2.1.6.2 Metode Winters Method ............................................ 9

2.1.6.3 Metode Decomposition ............................................. 10

2.1.7 Uji Performansi Ramalan ........................................................ 10

Page 9: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

ix

2.1.8 Uji Kelayakan Model ............................................................... 11

2.1.8.1 Tracking Signal ............................................................ 11

2.1.8.2 Uji Residual IIDN ........................................................ 11

2.2 Perencanaan Produksi ........................................................................ 12

2.3 Perencanaan Agregat ......................................................................... 12

2.3.1 Tujuan Perencanaan Agregat ................................................... 13

2.3.2 Fungsi Perencanaan Agregat.................................................... 14

2.3.3 Strategi Perencanan Agregat.................................................... 14

2.3.3.1 Strategi Perencanaan Agregat Murni .......................... 16

2.3.3.2 Strategi Perencanaan Agregat Gabungan.................... 17

2.3.4 Metode Perencanaan Agregat .................................................. 18

2.3.4.1 Metode Trial and Error .............................................. 18

2.3.4.2 Metode Grafik ............................................................ 19

2.3.4.3 Metode Transportasi.................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 22

3.1 Lokasi dan Periode Penelitian............................................................ 22

3.2 Obyek dan Data Penelitian ................................................................ 23

3.3 Model Penelitian ............................................................................... 23

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 23

3.5 Metode Pengolahan Data .................................................................. 23

3.6 Frame work Penyelesaian Masalah..................................................... 24

3.6.1 Observasi.................................................................................... 24

3.6.2 Identifikasi Masalah................................................................... 24

3.6.3 Studi Pustaka.............................................................................. 26

3.6.4 Pengumpulan Data ..................................................................... 26

3.6.5 Pengolahan Data Kondisi Saat ini.............................................. 26

3.6.6 Pengolahan Data Peramalan untuk Permintaan tahun 2015 ...... 27

3.6.7 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik....................................... 28

3.6.8 Perencanaan Metode Transportasi ............................................. 29

3.6.9 Perbandingan Rencana Usulan dengan Kondisi Saat ini ........... 29

3.6.10 Hasil dan Pembahasan ............................................................. 29

3.6.11 Simpulan dan Saran ................................................................. 29

Page 10: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

x

BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................. 30

4.1 Kondisi Saat ini.................................................................................. 30

4.1.1 Peramalan Perusahaan Saat ini ................................................ 31

4.1.2 Perencanaan Produksi Metode Perusahaan tahun 2014.......... 32

4.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 33

4.2.1 Data Kapasitas Aktual ............................................................. 33

4.2.2 Data Permintaan Aktual tahun 2010-2014............................... 34

4.2.3 Data Biaya Produksi ............................................................... 35

4.2.4 Data Tanggal Lebaran tahun 2010-2015 ................................ 36

4.3 Peramalan........................................................................................... 36

4.3.1. Identifikasi Pola Permintaan .................................................... 37

4.3.1.1 Identifikasi Pola Musiman ............................................ 37

4.3.1.2 Identifikasi Pola Trend.................................................. 38

4.3.1.3 Identifikasi Pola Special Event ..................................... 38

4.3.1.4 Perhitungan Faktor Koreksi Special Event Lebaran ..... 40

4.3.1.5 Perhitungan Indeks Musiman ....................................... 41

4.3.2 Peramalan Linear Regression with Seasonal ............................ 43

4.3.3 Peramalan Winters Method ....................................................... 44

4.3.4 Peramalan Decomposition ........................................................ 45

4.3.5 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik...................................... 46

4.3.6 Adjustment Hasil Ramalan Special Event Lebaran tahun 2015 47

4.4 Perencanaan Agregat metode Transportasi........................................ 48

4.4.1 Perencanaan Agregat metode Transportasi tahun 2014............ 49

4.4.2 Perencanana Agregat metode Transportasi tahun 2015............ 51

4.5 Perbandingan Kondisi saat ini dengan Metode Usulan ..................... 54

4.5.1 Perbandingan Utilisasi Kapasitas.............................................. 54

4.5.2 Perbandingan Biaya dan Revenue ............................................. 56

4.5.3 Perbandingan Metode Peramalan ............................................. 58

4.5.4 Analisis Special Event pada Permintaan Tepung Jeli ............... 58

4.5.5 Analisis Faktor Koreksi pada Adjustment Periode bulan

Ramadhan .................................................................................. 59

Page 11: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

xi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 61

5.1 Simpulan ............................................................................................ 61

5.2 Saran .................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63

LAMPIRAN..................................................................................................... 64

Lampiran 1. Perhitungan Nilai a dan b untuk persamaan Y' = a +bt pada

Peramalan Linear Regression with Seasonal ....................... 64

Lampiran 2. Perhitungan Peramalan Linear Regression with Seasonal

tahun 2015............................................................................ 65

Lampiran 3. Perhitungan Nilai Kesalahan (Error) Linear Regression

with Seasonal tahun 2015 ..................................................... 66

Lampiran 4. Perhitungan Peramalan Winters Method

(α= 0.9, β = 0.1 γ=0.1) tahun 2015 ....................................... 68

Lampiran 5. Perhitungan Nilai Kesalahan (Error) Winters Method

(α= 0.9, β = 0.1 γ=0.1) tahun 2015....................................... 68

Lampiran 6. Perhitungan Peramalan Decomposition tahun 2015.......... 73

Lampiran 7. Perhitungan Nilai Kesalahan (Error) Decomposition

tahun 2015............................................................................ 76

Lampiran 8. Uji Kelayakan Model Linear Regression with Seasonal...... 78

Lampiran 9. Uji Kelayakan Model Winters Method

(α= 0.9, β = 0.1 γ=0.1) ........................................................ 80

Lampiran 10. Uji Kelayakan Model Decomposition ................................ 82

Lampiran 11. Tabel Perencanaan Metode Transportasi tahun 2014........ 84

Lampiran 12. Tabel Perencanaan Metode Transportasi tahun 2015........ 85

Page 12: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Strategi Murni .......................................................... 17

Tabel 2.2 Strategi Perencanaan Agregat Berdasarkan Jenis Produksi ............ 18

Tabel 2.3 Metode Perencanaan Agregat Berdasarkan Variabel Perencanaan 18

Tabel 2.4 Contoh Data Rencana Agregat Metode Transportasi ..................... 20

Tabel 2.5 Contoh Penyelesaian Metode Transportasi .................................... 21

Tabel 2.6 Contoh Jadwal Induk Produksi ...................................................... 21

Tabel 4.1 Akurasi Peramalan Perusahaan tahun 2014 ................................. 31

Tabel 4.2 Perencanaan Produksi tahun 2014 Kondisi Saat ini ........................ 32

Tabel 4.3 Biaya Produksi tahun 2014 Kondisi Saat ini .................................. 33

Tabel 4.4 Kapasitas Aktual tahun 2014 dan 2015 .......................................... 34

Tabel 4.5 Permintaan Aktual tahun 2010-2014 ............................................. 35

Tabel 4.6 Tanggal Berlangsungnya Lebaran tahun 2010-2015 .................... 36

Tabel 4.7 Identifikasi Special Event tahun 2014........................................... 39

Tabel 4.8. Rasio Permintaan Special Event Lebaran tahun 2015 ................... 40

Tabel 4.9 Faktor Koreksi Periode Special Event Lebaran tahun 2015 ........... 41

Tabel 4.10 Indeks Musiman ............................................................................ 41

Tabel 4.11 Kelompok Indeks Musiman .......................................................... 42

Tabel 4.12 Hasil Ramalan Linear Regression with Seasonal tahun 2015 ....... 43

Tabel 4.13 Hasil Ramalan Winters Method (α= 0.9, β = 0.1 γ=0.1)

tahun 2015...................................................................................... 44

Tabel 4.14 Hasil Ramalan Decomposition tahun 2015.................................... 45

Tabel 4.15 Uji Performansi dan Kelayakan Model ......................................... 46

Tabel 4.16 Adjustment Permintaan Special Event Lebaran tahun 2015.......... 48

Tabel 4.17 Utilisasi Metode Transportasi tahun 2014 .................................. 49

Tabel 4.18 Alokasi Inventori Metode Transportasi tahun 2014 .................... 49

Tabel 4.19 Biaya Simpan Metode Transportasi tahun 2014........................... 50

Tabel 4.20 Biaya Produksi Metode Transpotasi tahun 2014 ........................... 50

Tabel 4.21 Rencana Produksi dengan Hasil Ramalan Terbaik tahun 2015 ..... 51

Tabel 4.22 Utilisasi Metode Transportasi tahun 2015 .................................... 51

Tabel 4.23 Alokasi Inventori Metode Transportasi tahun 2015 ..................... 52

Page 13: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

xiii

Tabel 4.24 Biaya Simpan Metode Transportasi tahun 2015............................ 52

Tabel 4.25 Biaya Produksi Metode Transportasi tahun 2015 .......................... 53

Tabel 4.26 Utilisasi Metode Perushaan tahun 2015......................................... 53

Tabel 4.27 Perbandingan Utilisasi Kondisi saat ini dengan Metode Usulan

tahun 2015..................................................................................... 53

Tabel 4.28 Perbandingan Pemanfaatan Kapasitas Kondisi saat ini dengan

Metode Usulan tahun 2014 ............................................................ 54

Tabel 4.29 Perbandingan Biaya Kondisi saat ini dengan Metode Usulan

tahun 2014..................................................................................... 56

Tabel 4.30 Perbandingan Revenue Kondisi saat ini dengan Metode Usulan

tahun 2014..................................................................................... 56

Tabel 4.31 Perbandingan Akurasi Peramalan Kondisi saat ini dengan Metode

Usulan ........................................................................................... 58

Tabel 4.32 Signifikansi Special Event pada Kenaikan Permintaan ................ 58

Tabel 4.33 Puncak Permintaan tahun 2015..................................................... 59

Page 14: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambat 2.1 Pola Aditif dan Multiplikatif ...................................................... 7

Gambat 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian ............................................. 22

Gambar 3.2 Frame Work Penyelesaian Masalah ........................................... 25

Gambar 4.1 Grafik Permintaan tahun 2014 ................................................... 30

Gambar 4.2 Grafik Identifikasi Pola Musiman tahun 2010-2014 .................. 37

Gambar 4.3 Grafik Identifikasi Pola Trend tahun 2010-2014 ........................ 38

Gambar 4.4 Grafik Identifikasi Pola Special Event tahun 2014 ..................... 39

Gambar 4.5 Grafik Hasil Ramalan Regression With Seasonal tahun 2015 .. 43

Gambar 4.6 Grafik Hasil Ramalan Winters Method tahun 2015 .................... 44

Gambar 4.7 Grafik Hasil Ramalan Decomposition tahun 2015...................... 45

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Peramalan Terbaik tahun 2015 ................ 46

Gambar 4.9 Pembagian Hari yang Berpengaruh bulan Ramadhan ................ 47

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Utilisasi Kapasitas Regular Time............ 55

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Total Produksi......................................... 55

Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Over Time Cost ....................................... 57

Gambar 4.13 Grafik Perbandingan Revenue ................................................... 57

Gambar 4.14 Grafik Rasio Permintaan pada Peak period .............................. 59

Gambar 4.15 Grafik Hasil Ramalan Decomposition dengan Faktor Koreksi. 60

Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Akurasi Peramalan.................................. 60

Page 15: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

xv

DAFTAR TERMINOLOGI

Seasonal : Pola permintaan yang selalu berulang secara periodik

Trend : Pola Permintaan yang terdapat kecenderungan meningkat atau

menurun

Regular Time : Waktu kerja pada jam normal

Over Time : Waktu kerja diluar jam normal

Holding Cost : Biaya simpan inventori yang mencakup biaya pemeliharaan,

biaya fasilitas, dan kerugian yang mungkin timbul karena

penyimpanan tersebut

Revenue : Selisih total harga jual produk dikurangi total biaya yang

dikeluarkan

Special event : Periode dimana terjadi lonjakan permintaan yang tinggi seperti

Lebaran, Natal, dan Tahun baru

Non Special : Periode dimana tidak terjadi lonjakan permintaan.

Event

Transportasi : Metode perencanaan produksi dengan prinsip optimalisasi

kapasitas dengan biaya total yang minimum.

Lost Sale : Kerugian akibat hilangnya kesempatan menjual produk karena

tidak terpenuhinya permintaan.

Page 16: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

v

ABSTRAK

Permintaan tepung jeli yang tinggi pada special event seperti Lebaran, Natal dan

Tahun Baru terjadi secara periodik setiap tahunnya (seasonal) dan cenderung

meningkat (positive trend). PT. XYZ merupakan perusahaan pembuat tepung jeli

berskala nasional, selama ini perusahaan tidak memiliki metode tertentu pada

proses peramalan dan perencanan produksi sehingga pada puncak permintaan

yaitu pada special event Lebaran terjadi lost sale sebesar 10%. Lost sale terjadi

karena jumlah permintaan telah melebihi kapasitas yang tersedia (regular time

dan over time) sedangkan pada periode dimana tidak terjadi lonjakan permintaan

(non special event) masih terdapat kapasitas yang dapat digunakan. Hal ini terlihat

dari utilisasi kapasitas regular time pada periode non special event yang rendah

yaitu 63,15%. Hasil ramalan pada periode Lebaran memerlukan faktor koreksi

karena tanggal berlangsungnya selalu bergeser setiap tahunnya pada kalender

Masehi. Oleh karena itu pemilihan metode peramalan dan perencanaan produksi

yang memperhitungkan pengaruh special event, seasonal dan trend diharapkan

dapat memprediksi permintaan dengan lebih akurat dan mengoptimalkan

kapasitas. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa perencanaan metode

transportasi dapat meningkatkan utilisasi kapasitas regular time pada non special

event meningkat menjadi 97,85% dan semua permintaan dapat terpenuhi (tidak

terjadi lost sale). Metode Decomposition dan Winters Method dapat digunakan

untuk meramalkan permintaan yang terdapat faktor special event, seasonal dan

trend.

Kata kunci : Peramalan, Perencanaan Agregat, Metode Transportasi, Special

Event, Decomposition, Winters Method, Linear Regression with Seasonal

president
Sticky Note
Page 17: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi tepung jeli yaitu bahan tambahan

makanan yang berfungsi sebagai gelling agent dan smoothing agent. Tepung jeli

ini diaplikasikan untuk berbagai macam jenis makanan dan minuman seperti sirup

, jelly cup, jelly motif, jelly instant, pudding, mie instant, sosis, selai, dan lain-

lain. Permintaan terhadap tepung jeli tersebut meningkat pesat saat terjadi special

event seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru dimana terjadi konsumsi yang tinggi

terhadap makanan dan minuman yang menggunakan bahan tepung jeli tersebut.

Permintaan tertinggi terjadi pada special event Lebaran dimana selama bulan

Ramadhan terjadi lonjakan permintaan hingga 82 % dari rata-rata permintaan

bulanan pada tahun 2014. Metode peramalan yang digunakan oleh perusahaan

selama ini tidak dapat memperhitungkan dengan baik periode-periode special

event tersebut, terlihat dari akurasi peramalan pada periode Mei, Juni, dan Juli

2014 berturut-turut adalah 71,43%, 79,19% dan 79% (periode 3 bulan sebelum

Lebaran) lebih rendah dari akurasi peramalan satu tahun periode Januari-

Desember 2014 yaitu sebesar 86,67%. Oleh karena itu diperlukan metode

peramalan yang mampu memperhitungkan pengaruh special event tersebut

terhadap pola permintaan tepung jeli agar akurasi hasil ramalan dapat meningkat.

Berdasarkan data permintaan aktual 5 tahun terakhir, periode dimana terjadi

lonjakan permintaan yang signifikan yaitu Lebaran, Natal dan Tahun Baru selalu

berulang secara periodik setiap tahunnya (seasonal) dan cenderung meningkat

dari tahun ke tahun (positive trend) tetapi khusus untuk Lebaran karena sistem

periodiknya menggunakan kalender Hijriah maka tanggal berlangsungnya

Lebaran tidak sama dari tahun ke tahun pada kalender Masehi. Hal ini akan

berpengaruh pada ketepatan prediksi permintaan karena pada perhitungan

peramalan, bulan Ramadhan diasumsikan selalu sama tanggal berlangsungnya.

Oleh karena itu diperlukan penyesuaian atau adjustment pada periode tersebut

Page 18: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

2

sehingga hasil ramalan bulan Ramadhan pada kalender Hijriah dapat dikonversi

pada kalender Masehi.

Peramalan perusahaan yang kurang tepat berpengaruh pada kurang optimalnya

rencana produksi yaitu pada saat terjadi lonjakan permintaan perusahaan tidak

mampu mengatur dengan baik penggunaan kapasitas sehingga terjadi lost sale

yang diakibatkan permintaan melebihi kapasitas yang tersedia. Pada tahun 2014

terjadi lost sale pada periode puncak permintaan (peak period) yang terjadi pada

special event Lebaran dimana terdapat permintaan 200.000 kg tetapi hanya

terpenuhi 180.000 kg sehingga terjadi lost sale sebesar 10%. Hal ini menyebabkan

berkurangnya revenue perusahaan. Perencanaan produksi yang kurang tepat juga

mengakibatkan tingginya biaya produksi karena perusahaan menerapkan strategi

lembur untuk memenuhi lonjakan permintaan tersebut padahal masih terdapat

kapasitas tersedia yang dapat dimanfaatkan pada periode yang tidak terdapat

lonjakan permintaan (non special event), rata-rata utilisasi kapasitas regular time

pada periode-periode non special event hanya 63,15%. Oleh karena itu diperlukan

perencanaan agregat untuk menjabarkan secara rinci rencana produksi satu tahun

kedepan sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan kapasitas dengan biaya

produksi yang minimum.

Perencanaan agregat akan memperhitungkan dengan tepat keseimbangan antara

supply dan demand untuk mengetahui kemampuan sumber daya dan kapasitas

produksi perusahaan selama satu tahun kedepan sehingga jika terdapat permintaan

yang tidak dapat dipenuhi pada periode tertentu maka akan dialokasikan ke

periode sebelumnya. Hal ini akan membuat penjadwalan produksi lebih teratur

dan waktu lembur (over time) berkurang karena memanfaatkan terlebih dahulu

jam normal yang tersedia (regular time).

Perencanaan tersebut kemudian dituangkan dalam Jadwal Induk Produksi (JIT)

sebagai acuan dalam perencanan produksi satu tahun ke depan sehingga dengan

adanya JIT maka jadwal produksi menjadi lebih teratur serta kapasitas dan

kebutuhan sumber daya menjadi lebih terukur.

Page 19: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

3

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk penelitian pada peramalan dan perencanan produksi ini

adalah sebagai berikut :

Apa metode peramalan yang tepat untuk meramalkan permintaan tepung

jeli yang terdapat pengaruh special event, seasonal dan trend ?

Bagaimana mengoptimalkan kapasitas dan meminimasi biaya produksi

dengan menerapkan perencanaan metode transportasi di PT. XYZ ?

1.3 Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menentukan motode peramalan yang tepat

dengan memperhitungkan adanya special event, seasonal dan trend agar dapat

meningkatkan akurasi peramalan dan mengusulkan perencanaan metode

transportasi pada produksi tepung jeli sehingga dapat memproduksi dengan biaya

produksi yang minimum, mengoptimalkan kapasitas yang tersedia dan memenuhi

semua permintaan konsumen.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

Alternatif subkontrak dikesampingkan karena pilihan alternatif tersebut

tidak sesuai dengan kebijakan perusahaan yang senantiasa menjaga

formulasi produk.

Alternatif penambahan dan pengurangan jumlah pekerja dikesampingkan

karena jumlah karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil

produksi (bukan proses perakitan).

Perencanaan hanya pada produk akhir dan bukan pada bahan baku.

Tidak membahas proses produksi karena terkait kebijakan perusahaan.

1.5 Asumsi

Asumsi pada penelitian ini adalah:

Persediaan bahan baku selalu tersedia pada periode 2015.

Tidak ada penambahan kapasitas mesin pada periode 2015.

Jumlah hari puasa adalah genap 30 hari.

Page 20: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

4

Kapasitas yang tersedia sudah memperhitungkan adanya waktu set up

mesin, maintenance serta hari libur.

Tidak ada perubahan variabel biaya selama proses perencanaan.

Inventori awal adalah 0 dan jumlah yang diproduksi sesuai dengan

permintaan

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan, batasan, asumsi, dan sistematika penulisan.

Bab II Studi Pustaka

Pada bab ini menyajikan teori-teori yang mendukung penelitian

mengenai Perencanaan Agregat, Jenis Perencanaan Agregat,

Peramalan Linear Regression with Seasonal, Winters Method, dan

Decomposition.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini membahas tentang pengumpulan data, waktu

pengumpulan data, analisa data, langkah–langkah pemecahan

masalah dan diagram pemecahan masalah.

Bab IV Data dan Analisis

Pada bab ini dilakukan pengolahan data dan analisisnya.

Pengolahan untuk menentukan jenis peramalan yang tepat sesuai

dengan pola data permintaan produk tepung jeli dan Perencanaan

produksi menggunakan metode transportasi.

Bab V Simpulan dan Saran

Pada bab ini berisi mengenai simpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran untuk penelitian berikutnya.

Page 21: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

5

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Peramalan

Peramalan adalah perhitungan yang obyektif dengan menggunakan data-data

masa lalu untuk menentukan sesuatu dimasa datang sedangkan menurut Barry

Render dan Jay Heizer (2011) peramalan adalah adalah seni dan ilmu

memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan dengan pengambilan data

historis dan memproyeksikannya ke masa depan dengan menggunakan

beberapa bentuk model matematis. Pada perencanaan produksi peramalan

merupakan aktivitas memperkirakan atau memprediksi tingkat permintaan

(demand) dimasa mendatang dengan menggunakan data-data dimasa lalu. Hasil

perkiraan ini dimodelkan dalam bentuk matematis yang merupakan pendekatan

terhadap kecenderungan suatu pola data pada rentang waktu tertentu. Peramalan

dapat dilakukan dengan baik jika informasi dari variabel-variabel yang diperoleh

dari masa lalu masih berkaitan dan dalam kondisi yang tidak jauh berbeda. Hasil

peramalan ini digunakan sebagai dasar atau landasan dalam strategi perencanaan

kedepan.

2.1.1 Tujuan Peramalan

Tujuan utama dari peramalan adalah memprediksi tingkat permintaan dimasa

yang akan datang dengan tepat dan sesuai dengan permintaan aktualnya sehingga

perusahaan mampu mengelola tingkat permintaan tersebut dengan membuat

perencanaan dalam hal kapasitas dan kebutuhan sumber daya yang disesuaikan

dengan tingkat permintaan tersebut. Perencanaan yang baik akan membantu

perusahaan dalam mencapai efektivitas dan efesiensi sumber daya. Oleh karena

itu akurasi hasil peramalan diharapkan mendekati dengan permintaan aktualnya

dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pemilihan metode peramalan yang

paling tepat. Pemilihan metode peramalan yang tepat berdasarkan tingkat

performansi dan kelayakan model dari peramalan tersebut yaitu metode peramalan

yang mempunyai nilai kesalahan (error) yang rendah serta lolos uji kelayakan

model.

Page 22: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

6

2.1.2 Fungsi Peramalan

Peramalan mempunyai peran yang besar dalam kaitannya dengan perencanaan

produksi. Berikut adalah fungsi dari peramalan:

1. Sebagai tools pengambilan keputusan dalam hal penetapan strategi jangka

panjang perusahaan seperti pengembangan produk baru maupun peningkatan

kapasitas produksi.

2. Sebagai bahan analisis trend permintaan suatu produk. Hasil ramalan dapat

memperlihatkan pola permintan suatu produk apakah terdapat kecenderungan

meningkat/menurun, musiman, atau adanya special event yang berpengaruh

signifikan pada permintaan.

3. Sebagai dasar pembuatan jadwal produksi yaitu harian, mingguan atau

bulanan.

2.1.3 Jenis Peramalan

Peramalan secara klasifikasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu peramalan secara sifat

dan peramalan secara jangka waktu.

Peramalan secara sifat dibagi menjadi:

1. Peramalan Kualitatif

Yaitu peramalan yang didasarkan pada data kualitatif dan pengolahannya

didasarkan pada intuisi, pengalaman, situasi, dan kondisi peramal.

2. Peramalan Kuantitatif

Yaitu peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif pada masa lalu yang

akan dimodelkan secara matematis atau statistik. Pada peramalan model ini

pemilihan metode sangat berpengaruh pada hasil ramalan. Oleh karena itu

pemilihan model ramalan harus disesuaikan dengan pola data dan informasi

variabel pada data tersebut.

2.1.4 Pola Peramalan

Pola data suatu permintaan berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakter suatu

produk. Oleh karena itu peramalan yang baik adalah peramalan yang mampu

memperhitungkan dengan tepat jenis pola permintaan tersebut dengan cara

mengidentifikasi masing-masing pola data. Keakuratan dalam proses identifikasi

Page 23: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

7

sangat berpengaruh pada pemilihan metode peramalan yang baik dan sesuai.

Berikut adalah jenis-jenis pola permintaan:

1. Pola Konstan

Yaitu pola permintaan yang pergerakan antar periodenya cenderung sama dan

mendekati nilai rata-rata dari permintaan tersebut serta tidak terdapat lonjakan

atau fluktuasi yang signifikan. Pola seperti ini adalah pola yang mudah untuk

diramalkan.

2. Pola Trend

Yaitu pola permintaan yang terdapat kecenderungan naik (positive trend) atau

turun (negative trend). Naik atau turunnya pola data tersebut dipengaruhi oleh

faktor-faktor atau hubungan sebab akibat tertentu.

3. Pola Musiman (Seasonal)

Yaitu pola permintaan yang berulang secara periodik pada periode-periode

tertentu. Panjang musiman pada suatu pola permintaan berbeda-beda

tergantung pada faktor musiman yang mempengaruhinya. Pola musiman

terdapat dua tipe yaitu multiplikatif dan aditif seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Pola Aditif dan Multiplikatif

4. Pola Siklis

Yaitu pola permintaan yang membentuk siklis. Pola siklis besar atau panjang

periodenya susah untuk diprediksi dan cenderung tidak berulang dengan

besaran yang sama.

5. Pola Campuran

Yaitu pola peramalan yang terdiri atas dua atau lebih pola misalnya pola

musiman yang terdapat trend . Pola campuran ini harus diramalkan dengan

metode yang dapat memperhitungkan kesemua jenis pola tersebut.

Page 24: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

8

2.1.5 Langkah-Langkah Peramalan

Pada proses peramalan terdapat langkah-langkah kerja yang harus dilakukan agar

metode peramalan yang digunakan tepat dan sesuai. Berikut adalah langkah-

langkah peramalan tersebut:

1. Identifikasi Pola Permintaan

Tahap ini adalah langkah untuk mengetahui jenis pola data permintaan dengan

cara menplot data permintaan pada diagram pencar sehingga dapat diketahui

karakter polanya apakah konstan, trend, seasonal, atau campuran. Tahap ini

penting karena dengan identifikasi pola permintaan yang tepat maka pemilihan

peramalannya pun tepat dan sesuai.

2. Pemilihan Metode Peramalan

Tahap ini adalah proses menentukan model peramalan yang tepat untuk

digunakan pada proses peramalan. Pemilihan model tersebut berdasarkan pada

identifikasi pola data yang telah dilakukan sebelumnya. Keakuratan hasil

ramalan sangat tergantung pada pemilihan model ini. Oleh karena itu lebih baik

menggunakan lebih dari satu model untuk kemudian dibandingkan.

3. Uji Performansi Ramalan

Tahap ini adalah tahap untuk menguji kehandalan dari model peramalan yang

dipakai. Uji dapat dilakukan dengan menghitung nilai kesalahan atau error

pada hasil ramalan, semakin kecil nilai kesalahan maka hasil ramalan tersebut

semakin baik.

4. Uji Kelayakan Model

Tahap ini adalah proses untuk menentukan sebuah model ramalan apakah dapat

mewakili pola permintaanya atau tidak. Terdapat berbagai uji yang dapat

dilakukan yaitu tracking signal, control chart, Normalitas, ACF (auto

correlation fuction), dan PACF (partial auto correlation fuction).

2.1.6 Metode Peramalan

Terdapat berbagai metode dalam peramalan secara garis besar dibagi atas time

series dan kausal (sebab akibat). Pada bab ini akan dibahas metode peramalan

time series yang dapat memperhitungkan kecenderungan trend serta seasonal.

Page 25: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

9

2.1.6.1 Metode Linear Regression with Seasonal

Yaitu metode peramalan yang fungsi dasarnya adalah untuk memprediksi adanya

faktor kecenderungan peningkatan atau penurunan (trend) kemudian dikoreksi

dengan indeks musiman pada pola permintaan tersebut. Berikut persamaannya:

Yt' = (a + bt) St (2-1)

b = (∑ − ( ̅)( )/(∑ ^2 − (∑ )̅) (2-2)

a = (∑ ) − ∑ /̅ (2-3)

Dimana :

Yt = permintaan aktual

Yt’ = nilai peramalan pada periode t

n = jumlah periode yang digunakan

St = Indeks Musiman

2.1.6.2 Metode Winters Method

Metode peramalan Winters Method ini merupakan metode pemulusan yang

dikoreksi dengan unsur musiman dan tren. Pada ramalan ini terdapat konstanta

utama yaitu konstanta pemulusan (α), konstanta trend (β) dan konstanta musiman

(γ) yang nilainya (0,1). Berikut persamaannya (Model Multiplikatif):

Lt = + 1 − + ( + ) (2-4)

bt = ( + ) + (1- ) (2-5)

St = + 1 − (2-6)

ft+m = + − + (2-7)

Dimana:

s = Panjang Periodik Musiman

Lt = Pemulusan Keseluruhan

bt = Komponen Trend

St = Komponen Musiman

ft+m= Peramalan untuk periode selanjutnya

Page 26: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

10

2.1.6.3 Metode Decomposition

Metode Decomposition merupakan metode yang memecah suatu pola permintaan

menjadi komonen trend, musiman, dan siklis. selain ketiga unsur tadi juga

terdapat unsur acak atau random yang merupakan deviasi dari ketiga unsur

utamanya. Berikut adalah persamaannya (Model Multipikatif):

Yt = It . Tt .Ct .Et (2-8)

Dimana:

Yt = Data runtun waktu pada periode ke t

Tt = Komponen tren pada periode ke t

It = Komponen musiman pada periode ke t

Ct = Komponen siklis pada periode ke t

Et = Komponen random pada periode ke t

2.1.7 Uji Performansi Ramalan

Berikut adalah parameter-parameter error untuk menguji ketepatan peramalan:

1. Mean Absolute Deviation (MAD)

Nilai MAD mengukur nilai error mutlak secara rata-rata pada keseluruhan

periode peramalan dengan mengesampingkan apakah hasil peramalan lebih

besar atau lebih kecil dari data aktualnya.

MAD =∑

(2-9)

2. Mean Square Deviation (MSD)

Nilai MSD ini dihitung dengan mengkuadratkan nilai kesalahan pada masing-

masing periode kemudian dibagi dengan jumlah periode ramalan.

MSD =∑

(2-10)

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Nilai MAPE merupakan nilai error yang berupa prosentase kesalahan antara

hasil aktual dengan hasil peramalan. Nilai MAPE akan menunjukkan

prosentase kesalahan peramalan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Page 27: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

11

MAPE =∑ | |

(2-11)

Dimana:

et = Yt - Y't (error / kesalahan pada periode t)

Yt = Data aktual pada periode t

Y't = Data hasil ramalan pada periode ke t

n = Jumlah periode waktu

2.1.8 Uji Kelayakan Model

Yaitu uji untuk menentukan apakah model peramalan tersebut dapat diterima atau

tidak. Berikut adalah metode uji kelayakan model ramalan:

2.1.8.1 Tracking Signal

Yaitu uji sebaran acak nilai tracking signal, uji dinyatakan lolos jika sebaran

nilainya berada pada range -4 sampai dengan +4, dengan pergerakan nilainya

mendekati 0 dan distribusinya merata antara nilai positive dan negatif.

TS = = ∑ ( − ′)= 1 (2-12)

MAD = = ∑ ( − ′)= 1 (2-13)

Dimana:

Yt = Data aktual pada periode t

Y't = Data hasil ramalan pada periode ke t

n = Jumlah periode waktu

2.1.8.2 Uji Residual IIDN (Identik, Independen, Distribusi Normal)

Residual dari peramalan dilakukan uji pada masing-masing parameter tersebut.

Berikut adalah uji-uji tersebut:

1. Uji Residual Identik

Yaitu uji untuk melihat sebaran dari residual apakah identik yaitu sebarannya

random dan tidak membentuk pola tertentu.

Page 28: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

12

2. Uji Residual Independen

Pada uji ini menggunakan ACF (yaitu auto correlation function) dan PACF

(partial auto correlation function) yaitu jika semua lag berada pada garis

kontrol, jika terdapat lag yang di luar garis berarti model tersebut tidak layak.

3. Uji Distribusi Normal

Yaitu uji normalitas pada residual syaratnya α harus lebih dari 0.05 dan

sebarannya berada pada sekitar garis linear.

2.2 Perencanaan Produksi

Perencanan produksi adalah adalah aktivitas untuk menghasilkan produk sesuai

dengan kebutuhan secara tepat bagi konsumen maupun perusahaan atau dengan

kata lain proses untuk merencanakan dan mengendalikan input, melakukan proses

dan menghasilkan output dari suatu sistem produksi sehingga permintaan

konsumen dapat dipenuhi dengan jumlah dan waktu yang tepat serta biaya

produksi yang minimum (Diana Khairani Sofyan, 2013).

Perencanaan produksi merupakan tahapan/langkah awal sebagai tindakan untuk

menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan dalam masa yang akan datang

secara menyeluruh.

2.3 Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat adalah proses menggabungkan sumber daya yang tepat ke

dalam jangka waktu umum atau keseluruhan dengan prediksi permintaan,

kapasitas, fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang

berhubungan. (Jay Heizer dan Barry Render, 2011)

Perencanaan agregat adalah kegiatan menetapkan jenis produk yang akan

diproduksi, jumlah, waktu dan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk

proses produksi tersebut. Perencanaan agregat pada dasarnya menyesuaikan

kapasitas produksi dan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan tingkat

permintaan sehingga mampu memproduksi produk sesuai tingkat permintaan

dengan kuantitas serta waktu yang tepat dan biaya total yang minimum.

Perencanaan agregat dipergunakan untuk perencanaan jangka menengah 3-18

bulan.

Page 29: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

13

dalam perencanaan agregat satuan yang digunakan adalah satuan produk

pengganti dengan kata lain outputnya bukan dalam bentuk individual produk atau

setiap jenis / tipe produk.

Penggunaan satuan agregat memliki beberapa keunggulan dalam proses

perencanaan produksi yaitu : (Rosnani Ginting, 2012)

1. Mudah dalam pengelolaan data karena pengolahan data tidak dilakukan pada

setiap jenis produk.

2. Ketelitian hasil yang didapat, dengan pengolahan satu jenis produk maka

semakin besar tingkat ketelitian yang didapatkan.

3. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme sistem produksi yang

terjadi dalam implementasi rencana.

2.3.1 Tujuan Perencanaan Agregat

Tujuan dari perencanaan agregat adalah:

1. Sebagai tahap awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu merencanakan

aktivitas produksi yang lebih rinci.

2. Menjabarkan secara keseluruhan perencanaan produksi pada semua tingkatan

untuk mencapai keseimbangan antara tingkat supply dan demand dengan biaya

total yang minimum.

3. Menjabarkan secara rinci mengenai kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan

untuk keseluruhan proses produksi sehingga dapat sebagai masukan untuk

pengembangan perencanaan produksi.

4. Memberikan respon yang cepat terhadap fluktuasi permintaan yang tajam

dengan perubahan alokasi sumber daya.

Tujuan perencanaan agregat tersebut di atas sejalan dengan sasaran yang ingin

dicapai perusahaan dalam rangka memajukan perusahaan yaitu:

1. Tercapainya Kepuasan Pelanggan (customer satisfaction)

kepuasan pelanggan merupakan hal utama dalam perusahaan yang dapat

dicapai dengan menghasilkan produk yang berkualitas serta pemenuhan

kebutuhan konsumen yang tepat secara jumlah, waktu serta pengiriman.

Page 30: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

14

2. Tercapainya optimalisasi sumber daya (utility) yaitu penggunaan optimal

waktu kerja mesin dan manusia sehingga dapat meminimasi sumber daya yang

menggangur (idle).

3. Tecapainya biaya produksi yang minimal yaitu dengan mengoptimalkan

regular time.

2.3.2 Fungsi Perencanaan Agregat

Perencanan agregat berperan penting dalam proses perencanaan produksi yaitu:

1. Sebagai master plan perencanaan produksi yaitu langkah strategis perusahaan

dalam perencanaan ke depan.

2. Sebagai parameter atau tolak ukur performansi perencanaan produksi secara

keseluruhan aspek.

3. Sebagai alat ukur kemampuan produksi untuk menjamin konsistensi produksi

agar berjalan sesuai dengan rencana atau target produksi.

4. Sebagai dasar dalam penyusunan jadwal induk produksi (JIT).

2.3.3 Strategi Perencanaan Agregat

Permintaan produksi yang fluktuatif tentunya akan sangat berpengaruh pada

perencanan produksi dimana perusahaan perlu strategi tertentu agar tercapai

pemenuhan kebutuhan konsumen dengan nilai variabel biaya yang minimal.

Kondisi perusahaan yang berbeda-beda juga berpengaruh pada strategi yang akan

dipilih. Pada strategi perencanaan terdapat variabel yang saling berkaitan dan

sebagai input dalam pemilihan strategi perencanaan yaitu:

1. Jangka Waktu Periode Perencanaan

yaitu panjang atau lamanya jangka waktu agregat yang akan direncanakan.

Jangka waktu perencanaan agregat biasanya dalam jangka menengah yaitu 3-

18 bulan.

2. Sumber daya yang diperlukan dalam proses produksi seperti tenaga kerja,

kapasitas mesin, serta fasilitas produksi yang harus diketahui secara rinci

sepanjang periode untuk perhitungan kemampuan produksi yang optimal.

3. Data permintaan sebagai dasar dalam penentuan target produksi, data tersebut

harus diolah dulu sesuai dengan tren atau pola data permintaannya untuk

Page 31: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

15

melihat tingkat fluktuasi dan stabilitasnya karena perhitungan yang tepat pada

perhitungan permintaan ini akan berpengaruh pada rencana agregat tersebut.

4. Biaya aktivitas produksi

Berikut adalah variabel biaya yang terdapat pada aktivitas perencanaan

agregat:

a. Biaya Lembur (Overtime Cost)

Adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk karyawan yang

bekerja pada jam tambahan dan di luar jam kerja normal. Hal ini dilakukan

untun meningkatkan output sesuai dengan tingkat permintaan.

b. Biaya Memperkerjakan Karyawan Baru (Hiring Cost)

Adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk merekrut karyawan

baru mulai dari iklan hingga tahap seleksi.

c. Biaya Memberhentikan Karyawan (Layoff Cost)

Adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memberhentikan

karyawan yang sudah tidak difungsikan lagi karena laju produksi yang

normal seperti semula. Biaya yang dikeluarkan seperti uang pesangon atau

PHK.

d. Biaya Simpan (Holding Cost)

Adalah biaya karena inventori, adanya inventori ini untuk mengantisipasi

permintaan yang mendadak sehingga perusahaan perlu menyimpan produk

dalam jumlah lebih. Biaya ini mencakup biaya simpan, pajak, asuransi dan

kerusakan inventori.

e. Biaya Kekurangan Persediaan (Back Order Cost)

Adalah biaya yang dikeluarkan karena perusahaan tidak mampu memenuhi

kebutuhan konsumen.

f. Biaya Subkontrak (Subcontract Cost)

Adalah biaya yang dikeluarkan karena perusahaan mengalihkan order

melalui jasa outsource. Biasanya biaya untuk memproses produk tersebut

lebih besar jika dibandingkan diproses perusahaan sendiri.

Page 32: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

16

2.3.3.1 Strategi Perencanaan Agregat Murni

Strategi perencanaan agregat murni adalah strategi yang merubah atau mengatur

salah satu variabel pada proses perencanaan. Masing-masing variabel tersebut

diatur sesuai dengan laju produksinya tentunya masing-masing variabel

mempunyai karakteristik yang berbeda. Perencanaan agregat secara murni yaitu:

1. Pengaturan Jumlah Tenaga Kerja (perubahan tenaga kerja)

yaitu strategi penyesuaian tenaga kerja yang fleksibel artinya jumlah tenaga

kerja disesuaikan dengan tingkat produksi untuk pemenuhan permintaan pada

setiap periodenya dengan melakukan penambahan tenaga kerja maupun

pengurangan tenaga kerja berdasarkan tingkat permintaan.

2. Pengaturan Kecepatan Produksi (laju produksi)

yaitu strategi penyesuaian kecepatan produksi artinya tingkat laju produksi

disesuaikan dengan tingkat permintaan, jika permintaan meningkat maka laju

produksi ditingkatkan dengan penambahan jam kerja (over time). Kelemahan

dari strategi ini adalah tidak maksimalnya penggunaan kapasitas (utilisasinya

rendah) dimana terdapat kapasitas yang tidak dimanfaatkan saat permintaannya

rendah.

3. Pengaturan Persediaan (perubahan persediaan)

yaitu strategi penyesuaian produksi berdasarkan jumlah permintaan rata-rata

jika terdapat kekurangan persediaan maka dapat ditutupi dengan persediaan

pada periode sebelumnya dan jumlah tenaga kerja tetap.

4. Menggunakan Karyawan Paruh Waktu

yaitu strategi dengan memperkerjakan karyawan paruh waktu (part time) untuk

melakukan pekerjaan yang ruang lingkupnya memungkinkan untuk pekerja

paruh waktu. Strategi dilakukan untuk meminimasi biaya pekerja. Kelemahan

menggunakan pilihan strategi ini adalah kemampuan dari pekerja paruh waktu

yang terbatas sehingga hanya dapat dilakukan untuk bidang-bidang pekerjaan

tertentu.

5. Subkontrak

yaitu strategi pemenuhan permintaan dilakukan oleh pihak luar yang bekerja

sama sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan secara keselurahan ataupun

Page 33: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

17

sebagian dengan asumsi bahwa pihak subkontrak mampu memenuhi semua

pesanan. Hal ini untuk menghindari terjadinya keterlambatan pengiriman

produk.

Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi murni:

Tabel. 2.1 Perbandingan Strategi Murni

No. Strategi Murni Kelebihan Kekurangan Keterangan

1.PengaturanJumlah TenagaKerja.

Untuk menghindaribiaya alternatiflainnya.

Biaya perekrutan, PHKdan pelatihan besar.

Digunakan untukjumlah tenaga kerjayang besar.

2.PengaturanKecepatanProduksi.

MenyesuaikanFluktuasipermintaan tanpabiaya perekrutan.

Biaya lembur tinggi,faktor kelelahansehingga tidak mampumemenuhi permintaan.

Memungkinkanfleksibilitas dalamrencana agregat.

3.PengaturanPersediaan.

Tidak adaperubahan lajuproduksi secaratiba-tiba.

Biaya penyimpanandapat meningkat,kekurangan penjualandapat mengakibatkankehilangan penjualan.

Diterapkan pada unitproduksi dan bukanjasa.

4.Karyawan ParuhWaktu.

Biaya karyawanlebih murah danfleksibel dari padakaryawan penuh.

Biayaperputaran/pelatihankaryawan tinggi, sulitmembuat jadwal.

Cocok untuk yangtidak membutuhkanketrampilan denganjumlah tenaga kerjasementara yangbanyak.

5. Subkontrak.Fleksibilitas tinggidan Hasil yangoptimal.

Kehilanganpengendalian mutu,mengurangi keuntungan,potensi kehilanganbisnis dimasamendatang.

Diterapkan terutamadalam penentuanproduksi.

2.3.3.2 Strategi Perencanaan Agregat Gabungan

Pada strategi murni tersebut masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan

kekurangan terutama menyangkut variabel biaya. Oleh karena jika salah satu

strategi murni tersebut sudah dapat menghasilkan perencanaan yang baik maka

salah satu strategi tersebut dapat dipilih tetapi jika strategi murni belum dapat

menghasilkan pilihan perencanaan yang optimal maka dapat dilakukan dengan

Page 34: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

18

mengkombinasikan pilihan strategi tersebut. Strategi campuran dilakukan dengan

menggabungkan dua atau lebih metode agregat dengan pertimbangan output yang

dihasilkan lebih optimum dan untuk mencegah timbulnya dampak negatif pada

salah satu metode yang dipilih.

Tabel. 2.2 Strategi Perencanaan Agregat Berdasarkan Jenis Produksi

No. Jenis Produksi Strategi Perencanaan Agregat

1. Produksi bervariasi sesuaitingkat demand yang terjadi

- Menambah atau mengurangi jumlahkaryawan atau mengubah shift

- Melakukan overtime ataumengurangi waktu kerja.

2. Produksi Konstan- Melebihkan jumlah karyawan- Menambah atau mengurangi subkontrak

2.3.4 Metode Perencanaan Agregat

Metode perencanaan agregat adalah teknik untuk merumuskan strategi

perencanaan agregat yang kita pilih ke dalam bentuk matematis maupun diagram

sehingga kita dapat mendapatkan perhitungan berupa perbandingan berbagai

variabel yang terkait yang tujuan akhirnya untuk mendapatkan total biaya yang

minimum. Pemilihan metode perencanaan agregat tergantung pada variabel

strategis yang akan kita pilih seperti pada tabel berikut:

Tabel. 2.3 Metode Perencanaan Agregat Berdasarkan Variabel Perencanaan

No. Variabel Perencanaan Metode

1. Jumlah tenaga tetap- Trial and Error

- Transportasi

2. Jumlah tenaga berubah- Program Linear

- Metode Heuristik

2.3.4.1 Metode Trial and Error

Metode Trial and Error merupakan yang paling sederhana tetapi memerlukan

ketelitian karena satu proses berpengaruh pada proses lainnya. Metode ini kurang

optimal dalam menghasilkan keputusan.

Page 35: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

19

2.3.4.2 Metode Grafik

Metode grafik adalah metode yang sederhana yaitu menggunakan beberapa

variabel secara bersamaan agar dapat membandingkan permintaan dengan

kapasitas. Berikut adalah langkah-langkah pada metode grafik:

1. Tentukan permintaan pada masing-masing periode.

2. Tentukan kapasitas untuk waktu regular, lembur, dan subkontrak pada

masing-masing periode.

3. Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi rata-rata

yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.

4. Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik

permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu, kemudian identifikasikan

periode-periode terjadinya kekurangan permintaan dan periode dimana terjadi

kelebihan permintaan.

5. Tentukan strategi yang akan dipilih untuk menanggulangi kekurangan dan

kelebihan permintaan tersebut.

6. Hitung biaya yang timbul oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan biaya

terkecil.

2.3.4.3 Metode Transportasi

Metode transportasi merupakan metode dengan tujuan mengoptimalkan kapasitas

dengan biaya produksi yang minimum. Metode ini dilakukan dengan pengaturan

kapasitas produksi yaitu mengalokasikan sejumlah permintaan yang tinggi ke

periode yang kapasitas aktual tersedianya masih dapat dimanfaatkan.

Berikut Persamaannya:

∑ = ∑ (2-14)

Pada persamaan tersebut, total supply (sumber) sama dengan total demand (tujuan

dengan biaya yang minimum. Permintaan harus selalu terpenuhi sedangkan

kapasitas tidak harus terpenuhi. Dalam mengalokasikan atau menempatkan ke

sumbernya alokasikan terlebih dahulu regular time baru kemudian ke pilihan

alternatif lain jika sumbernya sudah terbatas.

Page 36: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

20

Tabel 2.4 Contoh Data Rencana Agregat Metode Transportasi

Periode Permintaan(unit)

KapasitasSubcont.

KapasitasRegular

Time

KapasitasOverTime

1 540 200 350 150

2 400 200 450 150

3 420 200 350 150

4 498 200 400 150

Jumlah 1550 600

Tabel di atas adalah contoh data permintaan pada 4 periode. terdapat 3 pilihan

sumber produksi yaitu Regular Time (RT) ,Over Time (OT) dan Subcontract (SC).

Biaya untuk RT adalah Rp. 1000, OT adalah Rp.1500, SC adalah Rp.1700,

simpannya adalah Rp. 100/unit/periode. Berikut adalah langkah penyelesaiannya:

1. Membuat tabel model transportasi, seperti pada tabel 2.5. Letakkan sumber

atau pasokan pada sisi sebelah kiri, kapasitas di sebelah kanan, dan tujuan di

sebelah atas dengan total permintaan dibagian bawah.

2. Mengisi sumber dengan pilihan jenis produksi yang ada yaitu regular time,

over time dan subcontract. Masukkan unsur biaya pada masing-masing kolom

yang tersedia. Unsur biaya simpan dapat langsung ditambahkan pada masing-

masing biaya regular time, over time, dan subcontract dengan menambahkan

Rp. 100 pada periode berikutnya.

3. Alokasikan sebanyak mungkin produksi yang tersedia pada sebuah sel yang

memiliki biaya yang paling rendah tanpa melebihi kapasitas yang tersedia,

jika masih terdapat permintaan pada sel tersebut maka alokasikan sebanyak

mungkin pada sel dengan biaya rendah berikutnya.

4. Setelah semua terisi maka jumlah input dalam satu baris harus sama dengan

kapasitas total baris serta total input dalam suatu kolom harus sama dengan

permintaan untuk periode tersebut.

5. Hitung total biaya produksinya dengan mengalikan jumlah yang diproduksi

dengan faktor biaya masing-masing periode.

6. Buat rencana produksi yang menjabarkan jumlah permintaan dan jumlah yang

akan diproduksi dengan berapa total inventori.

Page 37: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

21

Tabel 2.5 Contoh Penyelesaian Metode Transportasi

SumberPeriode Kapasitas Kapasitas

1 2 3 4Tidak

Terpakai TersediaBulan Persediaan 20

1

RT 1000 1100 1200 13000 350

350OT 1500 1600 1700 1800

0 150150

SK 1700 1700 1700 1700180 200

20

2

RT 1000 1100 12000

450400 50OT 1500 1600 1700

150 150

ST 1700 1700 1700200 200

3

RT 1000 11000 350

350OT 1500 1600

130 15020

ST 1700 1700200 200

4

RT 10000 400

400OT 1500

32 150118

ST 1700200 200

Permintaan 540 400 420 518 1092 2950

Biaya Total = 350 (1000) + 150 (1500) + 20 (1700) + 400 (1000) + 50 (1100)

+ 350 (1000) + 20 (1500) + 400 (1000) + 118 (1500)

= 2.021.000

Jadwal Produksi Induknya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Contoh Jadwal Induk Produksi

Periode 1 2 3 4

Permintaan (kg) 520 400 420 518

Jumlah Produksi (kg) 520 450 370 518

Page 38: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah proses atau kerangka yang akan ditempuh dalam

melakukan penelitian agar langkah kerja penelitian menjadi lebih terarah sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai. Pada kerangka penyelesaian masalah juga

disebutkan dengan rinci variabel-variabel yang akan digunakan serta proses

pengolahannya sehingga proses penelitian dari awal hingga akhir berjalan dengan

baik dan menghasilkan simpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian . Berikut

ini adalah flow chart metodologi penelitian secara umum:

Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian

3.1 Lokasi dan Periode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.XYZ yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. PT.

XYZ adalah perusahaan yang memproduksi tepung jeli (jelly powder) yang

mempunyai area pemasaran di seluruh indonesia. Penelitian dilakukan pada

periode September 2014-Maret 2015.

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Data dan Analisis

Simpulan dan Saran

Page 39: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

23

3.2 Obyek dan Data Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah peramalan dan perencanaan produksi. Data pada

penelitian ini adalah variabel independent yaitu variabel yang akan mempengaruhi

variabel dependent seperti data permintaan, biaya jam normal (regular cost),

biaya lembur (overtime cost), biaya simpan (holding cost), dan kapasitas produksi

serta variabel dependent yaitu variabel yang dipengaruhi variabel independent

yaitu hasil ramalan, total biaya produksi dan revenue.

3.3 Model Penelitian

Berdasarkan jenis dan analisis data yang dilakukan, model penelitian ini melalui

pendekatan kuantitatif yaitu model penelitian yang menggunakan jenis data dan

variabel yang dapat diukur (measurable variable) serta pengolahan datanya

menggunakan model matematis berdasarkan rumusan baku. Simpulan akhir pada

penelitian ini merupakan parameter dari variabel yang diolah tersebut.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui observasi secara

langsung ke lapangan (divisi yang terkait) dengan melakukan wawancara secara

langsung pada pihak terkait terhadap kondisi nyata yang terjadi dilapangan

kemudian memverifikasi data-data hasil wawancara tersebut dengan menyalin

data dari perusahaan baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy sedangkan

untuk data yang bukan dari perusahaan (data eksternal) seperti data tanggal

berlangsungnya Lebaran dilakukan dengan menyalin dari internet kemudian

diverifikasi dengan kalender resmi nasional.

3.5 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini menggunakan bantuan software Excel

dan Minitap 17. Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan sesuai

jenis variabelnya dan dianalisa kecukupan datanya jika belum cukup maka

dilakukan penambahan data dan jika sudah cukup kemudian diverifikasi terlebih

dahulu agar data yang akan diolah benar-benar valid dengan melakukan cross

check dari sumber lain yang masih terkait. Data-data yang sudah terverifikasi

Page 40: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

24

tersebut kemudian diolah menggunakan software Excel dan Minitap 17 sesuai

dengan rumusan bakunya.

3.6 Frame Work Penyelesaian Masalah

Frame work penyelesaian masalah ini berisikan rincian langkah-langkah

pemecahan masalah mulai dari tahap awal hingga tahap akhir. Frame work ini

digunakan sebagai pedoman agar penelitian ini berlangsung secara sistematis dan

sesuai dengan tujuan penelitian. Frame Work penyelesaian masalah dapat dilihat

pada Gambar 3.2.

3.6.1 Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi awal atau survey lapangan pada bagian yang

terkait secara langsung yaitu pada proses perencanaan produksi tepung jeli.

Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai

permasalahan yang terjadi secara keseluruhan pada sistem yang terkait. Observasi

ini fokus pada perencanaan produksi yang meliputi proses peramalan,

penjadwalan, dan penggunaan sumber daya yang tersedia.

3.6.2 Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah secara rinci pada setiap bagian dan

proses yang telah diobservasi. Permasalahan tersebut kemudian dirangkum dan

dianalisa untuk dirumuskan dan dijadikan dasar pada penelitian ini untuk

dicarikan solusi dan pemecahannya dengan metode-metode yang sesuai.

Pada penelitian ini masalah yang dirumuskan adalah tidak akuratnya peramalan

perusahaan karena tidak memperhitungkan adanya special event, seasonal dan

trend , tidak optimalnya penggunaan kapasitas yang tersedia (utilisasi), biaya

lembur yang tinggi, dan tidak terpenuhinya permintaan (lost sale) konsumen pada

periode-periode tertentu dimana terdapat kenaikan permintaan (peak period)

Sebagai tolak ukur penyelesaian pada penelitan ini akan berdasarkan pada

pemilihan metode ramalan yang tepat, total biaya produksi, utilisasi kapasitas

regular time, dan revenue.

Page 41: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

25

Gambar 3.2 Frame Work Penyelesaian Masalah

Mulai

Observasi

Identifikasi Masalah Studi Pustaka

Pengumpulan Data: Permintaan Aktual Tahun 2010-2014 Kapasitas Produksi Tahun 2014 & 2015 Biaya-Biaya (regular time, over time, &

holding)

Perencanaan Produksitahun 2014 Kondisi

Saat ini : Menghitung Utilisasi Menghitung Biaya

Produksi Menghitung Revenue

Peramalan tahun 2015 : Identifikasi Pola Seasonal Identifikasi Pola Trend Identifikasi Special Event Menghitung Faktor Koreksi Peramalan Linear Regression,

Decomposition, & Winters Method

Pemilihan Ramalan Terbaik: Nilai Error (MAD) terendah Lolos Uji IIDN

Membandingkan Perencanan saat inidengan Metode Transportasi

Adjustment dengan Faktor Koreksipada Periode Special Event Lebaran

Hasil dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Perencanaan Produksitahun 2015 Metode Transpotasi

Perencanaan Produksitahun 2014 Metode

Transportasi : Menghitung Utilisasi Menghitung Biaya

Produksi Menghitung Revenue

Selesai

Membandingkan UtilisasiPerencanaan saat ini dengan Metode

Transportasi(Periode Januari,Maret, April 2015)

Page 42: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

26

3.6.3 Studi Pustaka

Pada tahap ini dipelajari teori-teori yang didapatkan dari buku, jurnal, seminar,

skripsi, atau halaman internet yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan

sumbernya yang dijadikan landasan untuk mendukung penyelesaian masalah pada

penelitian ini. Teori-teori tersebut kemudian dipelajari dan dikaji serta

dikomparasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan penjelasan teori yang

berimbang. Teori-teori yang dipelajari membahas tentang hal-hal berikut ini:

Fungsi dan tujuan peramalan.

Jenis-jenis pola permintaan seperti pola seasonal, trend, siklis, dan campuran.

Metode Peramalan yang memperhitungkan adanya pengaruh special event,

seasonal, dan trend yaitu Linear Regression with Seasonal, Winters Method,

dan Decomposition.

Uji error dan kelayakan model.

Fungsi dan tujuan perencanaan agregat.

Perencanaan Agregat metode transportasi.

3.6.4 Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk dijadikan

bahan penelitian yang akan diolah dan dianalis pada langkah selanjutnya.

Variabel-variabel data yang dikumpulkan tersebut sesuai dengan hasil observasi

dan identifikasi pada tahap sebelumnya. Data yang dikumpulkan adalah sebagai

berikut:

1. Data permintaan aktual tahun 2010-2014.

2. Kapasitas aktual tahun 2014 dan 2015

3. Tanggal berlangsungnya Lebaran tahun 2010-2015

4. Biaya-biaya (regular time cost, over time cost, holding cost)

3.6.5 Pengolahan Data Kondisi Saat ini

Pada tahap ini dilakukan perhitungan akurasi ramalan perusahaan, lost sale yang

terjadi, utilisasi kapasitas produksi , dan total biaya produksi, serta revenue yang

dihasilkan selama 2014. Data ini nantinya digunakan sebagai data pembanding

untuk perhitungan pada metode transportasi.

Page 43: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

27

3.6.6 Pengolahan Data Peramalan Untuk Permintaan Tahun 2015

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data berupa peramalan menggunakan metode

time series. Hasil peramalan ini digunakan sebagai dasar dalam perencanaan

agregat satu tahun ke depan. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Pola Permintaan

Yaitu dengan plotting data untuk mengidentifikasi pola seasonal, trend dan

special event.

Pola Seasonal, identifikasi apakah terdapat pola yang berulang secara

periodik dan apakah berulangnya di sertai tren yang kenaikannya sama

(aditif) atau kenaikannya berlipat (multiplikatif)

Pola Trend, identifikasi apakah terdapat kecenderungan permintaan yang

meningkat (positive trend) atau menurun (negative trend).

Pola Special Event, identifikasi special event apa saja yang berpengaruh

signifikan terhadap lonjakan permintaan dan dikelompokan periode yang

termasuk special event dan non special event.

2. Perhitungan Indeks Musiman (seasonal index)

Perhitungan Indeks Musiman ini sebagai koefisien pengaruh special event pada

permintaan aktual. Periode dimana terjadi lonjakan permintaan maka nilai

indeksnya lebih dari 1 sedangkan yang permintaanya di bawah rata-rata

permintaan tahunan maka indeksnya kurang dari 1.

3. Menentukan Faktor Koreksi

Faktor koreksi digunakan untuk proses adjustment atas hasil ramalan pada

special event Lebaran dimana hari terjadinya Lebaran tidak sama dari tahun ke

tahun pada kelender Masehi. Dengan menghitung faktor ini maka hasil

ramalan dapat terkoreksi sesuai dengan permintaan aktualnya. Langkah

penentuan faktor koreksi adalah sebagai berikut:

3.1 Hitung tingkat permintaan tepung jeli pada bulan Ramadhan dengan

periode mingguan menggunakan data 2013 dan 2014 kemudian hitung

rasionya.

3.2 Hitung pembagian rasio pada periode dimana terjadi bulan Ramadhan

dengan menghitung berapa hari puasa pada bulan tersebut.

Page 44: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

28

3.3 Faktor koreksi ini kemudian digunakan untuk adjustment hasi ramalan

pada bulan Ramadhan.

4. Peramalan

Metode Peramalan yang digunakan antara lain Linear Regression with

Seasonal, Winters Methods, dan Decomposition. Berikut adalah langkah

kerjanya untuk masing masing peramalan:

4.1. Linear Regression with Seasonal (menggunakan sofware excel)

Hitung persamaan garis lurusnya untuk menentukan nilai trend.

Hitung Indeks musiman.

Hitung Nilai ramalannya.

Uji Error dan Kelayakan Model (IIDN).

4.2 Winters Method (menggunakan software minitap 17)

Menentukan nilai α, γ, dan β (dicoba dengan trial and error)

Input Data: Data permintaan 2013 dan 2014, Panjang musiman, komponen

peramalan (nilai α, γ, dan β), tipe musiman (multiplikatif), dan panjang

periode yang akan diramalkan.

Hitung Nilai Ramalannya.

Uji Error dan Kelayakan Model (IIDN).

4.3 Decomposition (menggunakan software minitap 17)

Input Data: Data permintaan 2013 dan 2014, Panjang musiman, Jenis

Peramaan (trend plus seasonal), tipe musiman (multiplikatif), dan panjang

periode yang akan diramalkan.

Hitung Nilai Ramalannya.

Uji Error dan Kelayakan Model (IIDN)

3.6.7 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik

Pada tahap ini dilakukan pemilihan metode yang terbaik dari hasil peramalan yang

telah dilakukan dengan cara membandingkan performansi dari masing-masing

peramalan dan uji verifikasi

1. Uji Error

Page 45: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

29

Tahap ini dengan membandingkan nilai performansi ramalan berdasarkan nilai

MAD yang terendah dibandingkan dengan metode permalan yang lain.

2. Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model ini untuk menilai apakah suatu metode peramalan

tersebut dapat mewakili pola data tersebut atau tidak. pada uji kali ini verifikasi

peramalan yang dipakai adalah IIDN (identik, Independen, Distribusi Normal)

3.6.8 Perencanaan Metode Transportasi

Pada tahap ini dilakukan perhitungan perencanaan agregat tahun 2014 dan tahun

2015 dengan metode transportasi, data yang digunakan untuk perencanaan agregat

tahun 2015 adalah berdasarkan peramalan yang terbaik yang sudah dilakukan

proses adjustment dengan faktor koreksi.

3.6.9 Perbandingan Rencana Usulan dengan Kondisi Saat ini.

Pada tahap ini dilakukan komparasi hasil perhitungan antara metode usulan

dengan metode perusahaan yang meliputi pemanfaatan kapasitas , biaya, revenue,

dan peramalan. Periode yang dibandingkan untuk tahun 2014 sebanyak 12 periode

(Jan-Des) sedangkan untuk tahun 2015 adalah 3 periode yaitu (Jan-Maret) karena

saat penelitian berlangsung periode berjalan pada tahun 2015 baru sampai Maret

2015.

3.6.10 Hasil dan Pembahasan

Pada tahap ini dilakukan pembahasan atas keseluruhan proses penelitian yang

dilakukan dengan memproyeksikan permasalahan yang dirumuskan dengan hasil

pengolahan data.

3.6.11 Simpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap terakhir pada penelitian yaitu menarik simpulan

terhadap penelitian ini berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisanya

yang mencakup inti dari penelitian ini serta memberikan saran terhadap penelitian

di masa mendatang yang mempunyai topik yang berkaitan sebagai bahan

pengembangan

Page 46: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

30

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Kondisi Saat ini

Kurangnya perusahaan dalam mengantisipasi lonjakan permintaan pada periode

special event khususnya Lebaran membuat biaya produksi menjadi tinggi karena

pada periode tersebut pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan over time,

ditambah dengan terjadinya lost sale membuktikan bahwa perencanaan produksi

perusahaan saat ini tidak optimal. Berikut adalah pola permintaan tepung jeli

pada tahun 2014:

Gambar 4.1 Grafik Permintaan tahun 2014

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pola permintaan tepung jeli berfluktuasi

yaitu naik turun pada periode tertentu. Periode dengan tanda panah merah

merupakan periode dimana permintaannya di bawah rata-rata permintaan bulanan

sedangkan periode dengan tanda panah hijau merupakan periode dimana

permintaannya di atas rata-rata permintaan bulanan. Pola permintaan yang

berfluktuasi tersebut memerlukan perencanaan produksi yang rinci dan metode

peramalan yang sesuai agar penjadwalan produksi berjalan optimal yaitu dapat

mengoptimalkan kapasitas dengan biaya produksi yang minimum.

Page 47: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

31

4.1.1 Peramalan Perusahaan Saat ini

Perusahaan selama ini tidak menggunakan metode peramalan tertentu untuk

memprediksi tingkat permintaan tepung jeli. Rencana produksi hanya berdasarkan

permintaan tahun lalu, jika terdapat kenaikan permintaan maka di lakukan

penyesuaian (adjustment) pada rencana produksi. Berdasarkan permintaan tepung

jeli tahun 2014. Hasil ramalan perusahaan mempunyai akurasi yang rendah

terutama pada 3 periode menjelang special event Lebaran. Periode tersebut adalah

Mei, Juni, dan Juli. Berikut adalah akurasi ramalan perusahaan:

Tabel 4.1 Akurasi Ramalan Perusahaan tahun 2014

Periode(Bulan)

RamalanPerusahaan

(kg)

PermintaanAktual (kg) Akurasi (%)

1 63.000 70.000 902 60.000 69.000 86,963 78.000 85.000 91,764 66.000 80.000 82,55 105.000 147.000 71,436 118.000 149.000 79,197 158.000 200.000 798 63.000 70.000 909 70.000 75.000 93,3310 80.000 85.000 94,1211 129.000 140.000 92,1412 130.000 145.000 89,66

Rata-rata 86,67%

Berdasarkan tabel di atas rata-rata akurasi peramalan periode Januari-Desember

2014 adalah 86,67%, terdapat 9 periode yang akurasinya di atas 80% dan 3

periode yang akurasinya di bawah 80% yaitu bulan Mei, Juni, dan Juli berturut-

turut 71,43%, 79,19% dan 79% dimana pada periode tersebut terjadi lonjakan

permintaan tepung jeli karena menjelang special event Lebaran. Efek special

event tersebut berpengaruh pada akurasi peramalan karena pada special event

tersebut terdapat kenaikan permintaan yang signifikan yang besarnya hingga 80%

dari rata-rata permintaan bulanan dan selama ini belum dapat diantisipasi dengan

baik oleh perusahaan. Lonjakan permintaan ini harus dapat diprediksi dengan

baik. Oleh karena itu diperlukan metode peramalan yang sesuai dengan pola data

permintaan tersebut.

Page 48: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

32

4.1.2 Perencanaan Produksi Metode Perusahaan tahun 2014

Perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan selama ini dilakukan secara

bulanan bukan perencanaan yang dilakukan secara tahunan. Data permintaannya

berdasarkan ramalan perusahaan yang mempunyai tingkat akurasi yang rendah

pada periode special event sehingga rencana produksinya pun menjadi tidak

optimal karena pada periode dimana tidak terjadi lonjakan permintaan (non

special event) utilisasinya rendah dan pada periode puncak permintaan (peak

period) terjadi lost sale yaitu kehilangan penjualan karena permintaan yang tidak

dapat dipenuhi. Lost sale terjadi karena permintaan melebihi kapasitas aktual

yang tersedia (regular dan over time) dan hal tersebut menyebabkan menurunnya

tingkat keuntungan perusahaan (revenue). Berikut adalah tabel perencanaan

produksi tahun 2014:

Tabel 4.2 Perencanaan Produksi tahun 2014 Kondisi Saat ini

Periode(Bulan)

Permintaan(kg)

KapasitasRT (kg)

Produksi (kg) Utilisasi RT(%)RT OT

1 70.000 95.000 70.000 0 742 69.000 100.000 69.000 0 693 85.000 100.000 85.000 0 854 80.000 105.000 80.000 0 765 147.000 85.000 85.000 62.000 1006 149.000 105.000 105.000 44.000 1007 200.000 90.000 90.000 90.000 1008 70.000 100.000 70.000 0 709 75.000 110.000 75.000 0 6810 85.000 115.000 85.000 0 7411 140.000 100.000 100.000 40.000 7412 145.000 105.000 105.000 40.000 69

Jumlah 1.019.000 1.315.00 1.019.000 276.000Rata-rata 84,64

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa utilisasi kapasitas regular time periode

satu tahun adalah 84,64% dan utilisasi kapasitas regular time pada periode

dimana tidak terjadi lonjakan permintaan (non special event) hanya 63,15%. Pada

periode ke 7 dimana terjadi puncak permintaan yaitu pada special event Lebaran

terdapat kekurangan permintaan sebesar 20.000 kg. Permintaan pada periode

tersebut adalah 200.000 kg tetapi yang dapat dipenuhi hanya 180.000 kg atau

terjadi lost sale sebesar 10%. Hal ini menunjukkan tidak optimalnya penggunaan

Page 49: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

33

kapasitas pada periode non special event. Adapun biaya produksi tahun 2014

dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Biaya Produksi tahun 2014 Kondisi Saat ini

No. Jenis Biaya Biaya/unit(Rp/kg)

Produksi(kg) Biaya (Rp)

1 Reguler Time 2.000 1.019.000 2.038.000.0002 Over Time 4.000 276.000 1.104.000.0003 Holding Cost 0 0 0

Jumlah 1.295.000 3.142.000.000

Biaya Produksi tahun 2014 = Rp. 3.143.000.000

Lost sale tahun 2014 = Rp. 50.000/kg x 20.000 kg = Rp.1.000.000.000

Revenue = Income - Biaya Produksi

= (1.295.000 x Rp. 50.000) - Rp. 3.142.000.000

= Rp. 61.608.000.000

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa revenue perusahaan berkurang karena

adanya lost sale.

4.2 Pengumpulan Data

Berikut adalah data-data yang dikumpulkan sebagai bahan untuk proses

peramalan dan perencanaan.

4.2.1 Data Kapasitas Aktual

PT. XYZ menerapkan hari kerja efektif adalah 5 hari/minggu (senin-jumat), hari

sabtu dan minggu digunakan untuk proses sanitasi serta maintenance. PT.XYZ

tidak melakukan pembatasan waktu lembur selama waktu masih tersedia. Berikut

adalah waktu kerja efektifnya:

Regular Time (07.30-16.30) = 8 jam kerja efektif/hari, 1 jam istirahat

Over Time (16.30-01.30) = 8 Jam kerja efektif/hari, 1 jam istirahat

Kapasitas Efektifnya:

Mesin I = 2.000 kg/hari, Mesin II = 1.000 kg/hari, Mesin III = 1.000 kg/hari

Mesin IV = 1.000 kg/hari.

Total Kapasitas efektif = 5.000 kg/hari

Page 50: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

34

Tabel 4.4 Kapasitas Aktual tahun 2014 dan 2015

Periode(Bulan)

HariAktual2014

HariAktual2015

Kapasitas Aktual2014

Kapasitas Aktual2015

RT/Periode

OT/Periode

RT/Periode

0T/Periode

1 19 20 95.000 95.000 100.000 100.0002 20 19 100.000 100.000 95.000 95.0003 20 22 100.000 100.000 110.000 110.0004 21 21 105.000 105.000 105.000 105.0005 17 18 85.000 85.000 90.000 90.0006 21 21 105.000 105.000 105.000 105.0007 18 18 90.000 90.000 90.000 90.0008 20 20 100.000 100.000 100.000 100.0009 22 21 110.000 110.000 105.000 105.00010 23 21 115.000 115.000 105.000 105.00011 20 21 100.000 100.000 105.000 105.00012 21 21 105.000 105.000 105.000 105.000

Jumlah 242 243 1.210.000 1.210.000 1.215.000 1.215.000Rata-rata 100.833 100.833 101.250 101.250

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kapasitas produksi yang rendah terjadi

pada periode ke 5 (Mei) dan 7 (Juni) baik pada tahun 2014 dan 2015. Periode ke

7 (Juni) merupakan periode puncak permintaan (peak period) tetapi kapasitas

aktual yang tersedia justru di bawah rata-rata permintaan tahunan. Oleh karena itu

diperlukan pemanfaatan kapasitas yang optimal terutama pada periode non special

event agar permintaan yang tinggi pada periode puncak tersebut dapat

dialokasikan ke periode non special event. Kapasitas aktual tersebut sudah

memperhitungkan waktu maintenance, set up, dan hari libur.

4.2.2 Data Permintaan Aktual tahun 2010-2014

Data permintaan aktual tepung jeli ini menggambarkan bagaimana pola atau

karakteristik produk tersebut. Pola permintaan tersebut akan dianalisis lebih lanjut

pada proses peramalan. Data permintaan tepung jeli ini juga digunakan sebagai

dasar dalam perhitungan perencanaan produksi agregat untuk kemudian

dibandingkan antara kondisi saat ini dengan metode transportasi. Data permintaan

tepung jeli ini merupakan data 5 tahun terakhir yaitu tahun 2010 hingga 2014.

Berdasarkan data permintaan tepung jeli tersebut menunjukkan permintaan

tepung jeli tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan terdapat

indikasi kecenderungan positive trend.

Page 51: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

35

Tabel 4.5 Permintaan Aktual tahun 2010-2014

Periode(Bulan)

Data Permintaan Aktual (kg)2014 2013 2012 2011 2010

1 70.000 63.000 57.000 50.000 47.0002 69.000 60.000 60.000 68.000 51.0003 85.000 78.000 70.000 68.500 46.5004 80.000 66.000 60.000 57.000 39.9505 147.000 105.000 90.000 66.000 54.0006 149.000 118.000 90.000 80.000 59.0007 200.000 158.000 130.000 80.000 78.9508 70.000 63.000 60.000 100.000 91.8009 75.000 70.000 70.000 50.000 42.00010 85.000 80.000 70.000 65.000 57.90011 140.000 129.000 90.000 78.000 75.00012 145.000 130.000 110.000 87.000 86.300

Jumlah 1.315.000 1.120.000 957.000 849.500 729.400Rata-rata 109.583,33 93.333,33 79.750,00 70.791,67 60.783,33

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa permintaan tepung jeli selalu

meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata permintaan tahun 2010

sebesar 60.783,33 kg terus meningkat hingga menjadi 109.583,33 kg pada

tahun 2014 atau meningkat sebesar 80,28 % selama 5 tahun.

4.2.3 Data Biaya Produksi

Biaya produksi pada penelitian ini mencakup biaya tenaga kerja langsung

dan overhead tetapi tidak mencakup biaya bahan baku sehingga revenue

yang dihitung pada penelitian ini merupakan keuntungan kotor yang belum

dikurangi dengan biaya bahan baku.

Berikut ini adalah biaya-biaya pada produksi tepung jeli:

Regular Time Cost = Rp. 2.000/kg

Over Time Cost = Rp. 4.000/kg

Holding Cost = Rp. 100/kg/periode

Selling Price = Rp. 50.000/kg

Berdasarkan rincian biaya di atas terlihat bahwa over time cost dua kali lipat

(100%) lebih tinggi dibandingkan dengan regular time cost sehingga jika

terjadi over time yang tinggi maka akan berpengaruh signifikan pada biaya

produksi sedangkan holding cost nilainya 5% dari regular time cost dan

2,5% dari over time cost.

Page 52: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

36

4.2.4 Data Tanggal Lebaran tahun 2010-2015

Special event Lebaran, Natal, dan Tahun Baru memberikan efek positif pada

permintan tepung jeli yaitu terjadi lonjakan permintaan yang tinggi terutama pada

special event Lebaran. Pada Natal dan Tahun Baru berlangsungnya special event

tersebut selalu sama yaitu pada tanggal 25 Desember dan 1 Januari tetapi untuk

Lebaran karena menggunakan kalender Hijriah maka tanggal berlangsungnya

selalu bergeser kedepan. Hal ini berpengaruh pada hasil ramalan karena periode

untuk tahun berikutnya juga bergeser. Oleh karena diperlukan koreksi atau

adjustment atas hasil ramalan tersebut agar sesuai dengan kondisi aktualnya pada

kalender Masehi. Berikut adalah hari berlangsungnya Lebaran tahun 2010-2015:

Tabel 4.6 Tanggal Berlangsungnya Lebaran 2010-2015

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tanggal berlangsungnya Lebaran selalu

bergeser kedepan sekitar 10-11 hari ke minggu di depannya.

4.3 Peramalan

Peramalan diperlukan untuk memprediksi tingkat permintaan tepung jeli pada

periode selanjutnya sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan dengan

baik sesuai dengan hasil ramalan tersebut. Peramalan dikatakan baik jika memiliki

tingkat akurasi yang tinggi, mempunyai nilai kesalahan (error) yang rendah, pola

datanya sesuai dengan data permintan, serta lolos uji verifikasi dan validasi. Pada

peramalan tepung jeli ini terdapat indikasi adanya seasonal dan trend serta

pengaruh special event. Oleh karena itu metode peramalan yang digunakan harus

dapat memperhitungkan pengaruh special event, seasonal, dan trend tersebut agar

hasil ramalan dapat mewakili pola permintaan tepung jeli dan mempunyai akurasi

yang tinggi.

TahunSpecial Event Lebaran

Bulan Minggu ke Tanggal2010 9 (September) 1 102011 9 (September) 1 12012 8 (Agustus) 3 192013 8 (Agustus) 2 82014 7 (Juli) 4 282015 7 (Juli) 3 17

Page 53: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

37

4.3.1 Identifikasi Pola Permintaan

Identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui jenis pola permintaan. Pola data

mempunyai beberapa karakter seperti statis, fluktuatif, musiman, linear atau jenis

lainnya. Oleh karena itu untuk mempermudah dalam analisis pola permintaan

maka masing-masing karakter tersebut di uji dengan cara memploting data

permintaan tersebut kemudian dilihat kecenderungannya. Jenis pola data tersebut

sangat penting dalam penentuan metode peramalan yang tepat.

4.3.1.1 Identifikasi Pola Musiman (Seasonal)

Tahap ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat kecenderungan pola

musiman atau tidak pada permintaan tepung jeli. Pola musiman (seasonal) adalah

pola dimana kenaikan atau penurunan permintaan terjadi pada periode-periode

tertentu dan selalu berulang pada periode berikutnya.

Gambar 4.2 Grafik Identifikasi Pola Musiman tahun 2010-2014

Grafik di atas memperlihatkan bahwa pada permintaan tepung jeli terdapat pola

musiman yaitu permintaan periode ke satu terulang diperiode tahun selanjutnya.

dan permintaanya cenderung meningkat pada periode berikutnya (multiplikatif).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada permintaan tepung jeli peningkatan

permintaan ataupun penurunan terjadi pada periode-periode tertentu. Angka 1-5

60544842363024181261

200000

175000

150000

125000

100000

75000

50000

Bulan

Permintaan(Kg)

Identifikasi Pola Musiman

12

3

4

5

Page 54: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

38

pada plot data menunjukkan adanya permintaan yang berulang pada special event

Lebaran.

4.3.1.2 Identifikasi Pola Trend

Tahap ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat kecenderungan pola

trend atau tidak pada permintaan tepung jeli. Pola trend adalah pola dimana terjadi

kecenderungan peningkatan atau penurunan permintaan. Pola trend ini sangat

berpengaruh pada peramalan karena mempengaruhi besarnya peningkatan atau

penurunan permintaan hasil ramalan.

Gambar 4.3 Grafik Identifikasi Pola Trend tahun 2010-2014

Grafik di atas adalah pola data permintaan pertahun tepung jeli. Grafik tersebut

menunjukkan permintaan tahunan tepung jeli meningkat dari tahun ke tahun

sehingga pada pola permintaan tepung jeli ini terdapat positive trend yaitu

permintaan yang cenderung meningkat dari satu periode ke periode selanjutnya.

4.3.1.3 Identifikasi Special Event

Tahap ini adalah untuk mengidentifikasi special event apa saja yang berpengaruh

pada permintaan tepung jeli. Special event yang dimaksud adalah periode dimana

terjadi lonjakan permintaan yang lebih tinggi dari rata-rata permintaan pada

periode-periode lainnya. Dengan mengidentifikasi special event tersebut maka

akan diketahui special event apa yang paling besar memberikan pengaruh pada

54321

110000

100000

90000

80000

70000

60000

Tahun

Permintaan(Kg)

Identifikasi Pola Trend

Page 55: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

39

kenaikan permintaan tepung jeli serta dapat mengelompokkan periode-periode

mana saja yang masuk kategori special event dan non special event.

Gambar 4.4 Grafik Identifikasi Pola Special Event tahun 2014

Grafik di atas memperlihatkan titik-titik pada periode dimana terjadi lonjakan

permintaan atau penurunan permintaan.

Tabel 4.7. Identifikasi Special Event tahun 2014

Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat indikasi adanya special event pada pola

permintaan tepung jeli. Berikut adalah keterangan selengkapnya:

1. Peningkatan signifikan pertama terjadi pada bulan Mei, Juni, dan puncaknya

pada bulan Juli. Kenaikan terjadi karena menjelang special event Lebaran

yang berlangsung pada tanggal 28 Juli pada tahun 2014.

2. Peningkatan signifikan kedua terjadi pada bulan November dan Desember.

dipastikan bahwa kenaikan tersebut terjadi karena menjelang special event

Natal dan Tahun Baru.

121110987654321

200000

175000

150000

125000

100000

75000

50000

Bulan

Permintaan(Kg) 1 2

3

4

5

Identifikasi Special Event

6

Kecenderungan Plot Keterangan

Peningkatan Signifikan ke 1 1,2, & 3Terjadi pada bulan Mei, Juni, danJuli

Peningkatan Signifikan ke 2 5 & 6Terjadi pada bulan November danDesember

Penurunan Signifikan 4 Terjadi pada bulan Agustus

Page 56: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

40

3. Penurunan signifikan terjadi pada bulan Agustus dapat dipastikan bahwa

penurunan tersebut terjadi setelah periode special event Lebaran.

4. Periode yang masuk kategori special event adalah Mei, Juni, Juli, November,

dan Desember.

5. Periode yang masuk kategori non special event adalah Januari, Februari, Maret,

April, Agustus, September, dan Oktober.

4.3.1.4 Perhitungan Faktor Koreksi Special Event Lebaran

Special event Lebaran menggunakan sistem kalender Hijriah sehingga tanggal

berlangsungnya Lebaran selalu bergeser ke depan. Hal ini akan membuat

perbedaan tanggal berlangsungnya Lebaran pada kalender Masehi. Perbedaan

tersebut akan berpengaruh pada hasil ramalan karena pada perhitungan ramalan

diasumsikan tanggal berlangsungnya Lebaran selalu sama. Oleh karena itu

diperlukan faktor koreksi yang berfungsi sebagai koefisien koreksi sehingga hasil

peramalan pada sistem kalender Masehi sesuai dengan kondisi aktualnya.

Penentuan faktor koreksi menggunakan rasio permintaan yang akan

mengidentifikasi pola penjualan pada periode special event tersebut.

Berikut adalah rasio penjualan pada periode puncak (peak period) tahun 2013 dan

2014:

Tabel 4.8 Rasio Permintaan Special Event Lebaran tahun 2015

Minggu HariEfektif

PemintaanJuli2014

PemintaanJuli2013

RasioPermintaan

2014

RasioPermintaan

2013

Rata-rataRasio

1 1-5 40.000 32.000 0,222 0,203 0,212 6-10 80.000 60.000 0,444 0,380 0,413 11-15 50.000 60.000 0,278 0,380 0,334 16-20 10.000 6.000 0,056 0,038 0,05

Jumlah 180.000 158.000 1 1 1

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa puncak permintaan terjadi pada minggu

ke 2 dengan rasio 0,41 dan kemudian terus turun sampai minggu terakhir. Hal

tersebut menunjukan bahwa pada minggu ke 4 atau menjelang hari raya Lebaran

tingkat permintaannya sangat rendah sehingga rasionya juga kecil yaitu 0,05.

Perhitungan rasio permintaan tersebut menggunakan hari kerja efektif yaitu senin

sampai dengan jumat karena pada hari sabtu dan minggu tidak ada aktivitas

Page 57: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

41

penjualan (hari libur). Berdasarkan nilai rasio tersebut maka didapatkan faktor

koreksi untuk bulan Juni dan Juli dengan menghitung terlebih dahulu jumlah hari

pada bulan Ramadhan yang berada di ke dua periode tersebut (Juni dan Juli).

Berikut adalah tabel faktor koreksi tersebut:

Tabel 4.9 Faktor Koreksi Periode Special Event Lebaran tahun 2015

Bulan Range HariRamadhan

Hari KerjaEfektif Rasio

Juni 17-31 10 0,62Juli 1-17 11 0,38

Hari Lebaran pada tahun 2015 berlangsung pada tanggal 17 Juli 2015 oleh karena

itu hasil ramalan pada bulan Juli dan juni akan dikoreksi sesuai dengan tingkat

rasio hari yang berpengaruh tersebut.

4.3.1.5 Perhitungan Indeks Musiman (Seasonal Index)

Pada proses identifikasi pola permintaan yang telah dilakukan, memperlihatkan

bahwa pola pemintaan tersebut terdapat unsur permintaan musiman (seasonal

demand). Perhitungan indeks musiman ini digunakan untuk mengelompokkan

periode berdasarkan nilai indeks musimannya.

Tabel 4.10 Indeks Musiman

Periode(Bulan)

Permintaan Aktual(kg)

Rata-rataPermintaan(2013&2014)

Rata-rataPermintaan

pertahun

IndeksMusiman

2014 2013 (1) (2) (1)/(2)1 70.000 63.000 101.500 156.250 0,652 69.000 60.000 99.000 156.250 0,633 85.000 78.000 124.000 156.250 0,794 80.000 66.000 113.000 156.250 0,725 147.000 105.000 199.500 156.250 1,286 149.000 118.000 208.000 156.250 1,337 200.000 158.000 279.000 156.250 1,798 70.000 63.000 101.500 156.250 0,659 75.000 70.000 110.000 156.250 0,7010 85.000 80.000 125.000 156.250 0,8011 140.000 129.000 204.500 156.250 1,3112 145.000 130.000 210.000 156.250 1,34

Rata-rata 156.250Jumlah 12

Page 58: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

42

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa terdapat periode-periode

yang nilai seasonal indeksnya di bawah 1 dan periode-periode yang nilainya

di atas 1. Periode-periode tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan

nilai seasonal indeksnya seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.11 Kelompok Indeks Musiman

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh keterangan sebagai berikut:

1. Terdapat 7 periode yang indeks musimannya kurang dari 1 (satu) dengan nilai

terendah yaitu 0,63 dan nilai tertinggi 0,80. Periode-periode tersebut adalah

Januari, Februari, Maret, April, Agustus, September, dan Oktober. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pada periode-periode tersebut tingkat

permintaannya di bawah permintaan rata-rata bulanan.

2. Terdapat 5 periode yang indeks musimannya lebih dari 1 (satu) dengan nilai

terendah yaitu 1,28 dan nilai tertinggi 1,79. Periode-periode tersebut adalah

Mei, Juni, Juli, November, dan Desember. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pada periode-periode tersebut tingkat permintaannya di atas rata-rata

permintaan bulanan.

Nilai indeks musiman tersebut digunakan sebagai faktor koreksi seasonal effect

dalam peramalan metode Linear Regression with Seasonal sehingga hasil ramalan

yang diperoleh sesuai dengan kondisi pola datanya yaitu terdapat pola seasonal.

KelompokIndeks

Musiman

KelompokPeriode

Periode(Bulan)

IndeksMusiman Keterangan

≤ 1

11 0,65

Periode sebelum Special EventLebaran

2 0,633 0,794 0,72

28 0,65

Periode sebelum Special EventNatal dan Tahun Baru

9 0,7010 0,80

≥ 13

5 1,28Periode Special Event Lebaran6 1,33

7 1,79

411 1,31 Periode Special Event Natal

dan Tahun Baru12 1,34

Page 59: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

43

4.3.2 Peramalan Linear Regression With Seasonal

Peramalan ini menggunakan persamaan Yt' = (a + bt) St, dimana St adalah indeks

musiman. Berikut hasil ramalan untuk periode Januari-Desember 2015:

Tabel 4.12 Hasil Ramalan Regression With Seasonal tahun 2015

Periode(Bulan)

IndeksWaktu (t)

IndeksMusim

(St)

Nilai TrendY=74.800, 72

+ 2132,61 t

RamalanY'= (74.800,72

+ 2132,61)StJanuari 25 0,65 128.115,97 83.224,13Februari 26 0,63 130.248,58 82.525,50Maret 27 0,79 132.381,19 105.057,71April 28 0,72 134.513,80 97.280,38Mei 29 1,28 136.646,41 174.470,14Juni 30 1,33 138.779,02 184.742,63Juli 31 1,79 140.911,63 251.611,81Agustus 32 0,65 143.044,24 92.921,54September 33 0,70 145.176,85 102.204,50Oktober 34 0,80 147.309,46 117.847,57November 35 1,31 149.442,07 195.589,78Desember 36 1,34 151.574,68 203.716,37

Perhitungan peramalan metode Linear Regression With Seasonal secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran No. 1 dan 2 halaman 64-65. Adapun Plotting hasil

ramalan dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini.

Gambar 4.5 Grafik Hasil Ramalan Regression With Seasonal tahun 2015

3632282420161284

250000

200000

150000

100000

50000

0

Bulan

Permintaan(kg)

ForecastActual

Variable

Plot Permintaan Aktual dengan Hasil RamalanLinear Regression with Seasonal

Page 60: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

44

4.3.3 Peramalan Winter's Method

Pada peramalan Winter's Method ini menggunakan variasi koefisien, yaitu

pemulusan (α), trend (β), dan seasonal (γ). Berikut hasil ramalan untuk periode

Januari-Desember 2015:

Tabel 4.13 Hasil Ramalan Winters Method (α= 0.9, β = 0.1 γ=0.1) tahun 2015

Periode(Bulan)

IndeksWaktu (t)

Ramalan(α= 0.9, β = 0.1

γ=0.1)Januari 25 73.936Februari 26 71.852Maret 27 91.362April 28 82.219Mei 29 142.510Juni 30 152.096Juli 31 205.095Agustus 32 76.741September 33 84.166Oktober 34 96.314November 35 157.842Desember 36 162.184

Perhitungan peramalan metode Winters Method secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran No. 4 halaman 68-70. Adapun Plotting hasil ramalan dapat dilihat pada

gambar 4.6 di bawah ini.

Gambar 4.6 Grafik Hasil Ramalan Winters Method tahun 2015

3632282420161284

250000

200000

150000

100000

50000

0

α (level) 0.9γ (trend) 0.1δ (seasonal) 0.1

Smoothing Constants

MAPE 5MAD 4739MSD 41932183

Accuracy Measures

Bulan

Permintaan(Kg)

ActualFitsForecasts95.0% PI

Variable

Plot Permintaan Aktual dengan Hasil RamalanWinters Method Multiplikatif

Page 61: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

45

4.3.4 Peramalan Decomposition

Pada peramalan Decomposition ini koefisiennya adalah trend (T), seasonal (S),

siklis (C) dan faktor random (I) dengan persamaan Y' = T .S. C.I. Berikut hasil

ramalan untuk periode Januari-Desember 2015:

Tabel 4.14 Hasil Ramalan Decomposition tahun 2015

Periode(Bulan)

IndeksWaktu (t)

Ramalan(Y')

Januari 25 75.687

Februari 26 73.830

Maret 27 91.329

April 28 86.378

Mei 29 159.117

Juni 30 161.061

Juli 31 200.468

Agustus 32 80.044

September 33 89.060

Oktober 34 101.698

November 35 161.419

Desember 36 159.081

Perhitungan peramalan metode Decomposition secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran No. 6 halaman 73-75. Adapun Plotting hasil ramalan dapat dilihat pada

gambar 4.7 di bawah ini.

Gambar 4.7 Grafik Hasil Ramalan Decomposition tahun 2015

3632282420161284

200000

175000

150000

125000

100000

75000

50000

MAPE 5MAD 4722MSD 49502333

Accuracy Measures

Bulan

Permintaan(Kg)

ActualFitsTrendForecasts

Variable

Plot Permintaan Aktual dengan Hasil RamalanDecomposition Multiplikatif

Page 62: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

46

4.3.5 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik

Peramalan terbaik pada penelitian ini adalah berdasarkan nilai MAD (mean

absolute deviation) yang terendah dan lolos uji kelayakan model.

Tabel 4.15 Uji Performansi dan Kelayakan Model

Uji Linear RegressionWith Seasonal

WintersMethod Decomposition

MAD 6.674 4.739 4.722

Independen Tidak Valid Valid Valid

Identik Valid Valid Valid

Distribusi Normal Valid Valid Valid

Pola Data Mewakili Mewakili Mewakili

Peramalan dengan niai MAD terendah adalah Decomposition. Oleh karena itu

hasil ramalan metode Decomposition yang akan digunakan dalam perencanaan

agregat tahun 2015. Perhitungan nilai error secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran No. 3 hal. 66-67, No. 5 hal. 71-72 dan No. 7 hal. 76-77 sedangkan uji

kelayakan model dapat dilihat pada lampiran No. 8-10 hal. 78-83.

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Peramalan Terbaik

Berdasarkan Grafik di atas menunjukkan bahwa pola data dari semua metode

peramalan dapat mewakili pola aktualnya yaitu terdapat seasonal dan trend.

121110987654321

250000

200000

150000

100000

50000

Bulan

Permintaan(Kg)

ActualLinear Regression with SeasonalWinters MethodDecomposition

Variable

Perbandingan Peramalan Terbaik

Page 63: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

47

4.3.6 Adjustment Hasil Ramalan Special Event Lebaran tahun 2015

Hasil ramalan metode Decomposition tersebut sebelum digunakan untuk

perencanaan agregat maka terlebih dahulu dikoreksi yaitu pada special event

Lebaran dimana asumsi dari model ramalan bahwa puncak Lebaran terjadi pada

bulan Juli, tetapi berdasarkan kalender Masehi maka bulan Ramadhan terbagi

dalam dua bulan yaitu Juni dan Juli.

Juni 1 2 3 --- 1717 --- 28 29 30 Juli

Gambar 4.9 Pembagian Hari yang Berpengaruh Bulan Ramadhan

Berdasarkan perhitungan rasio hari yang berpengaruh pada pembahasan

sebelumnya maka didapatkan rasio 0,62 untuk periode Juni dan 0,38 untuk

periode Juli. Berikut adalah langkah-langkah untuk mengoreksi hasil ramalan

pada periode special event Lebaran tahun 2015:

1. Jumlahkan Permintaan pada periode Juni dan Juli sebelum dikoreksi

Juni = 161.061 kg

Juli = 200.468 kg

Jumlah = 361.529 kg

2. Koreksi Permintaan pada bulan Juni

Kalikan faktor koreksi pada bulan Juni yaitu 0,62 dengan permintaan pada

periode Juli dan 0,38 dengan permintaan pada bulan Juni.

0,62 x 200.468 Kg = 124. 290,16 kg

0,38 x 161.061 Kg = 61.203, 18 kg

Jumlah = 185.493,34 kg

3. Koreksi Permintaan pada bulan Juli

Kalikan faktor koreksi pada bulan Juli yaitu 0,38 dengan permintaan pada

bulan Juli dan 0,38 dengan permintaan pada bulan Agustus.

0,38 x 200.468 kg = 76.177,84 kg

0,62 x 80.044 kg = 49.627,28 kg

Jumlah = 125.805,12 kg

Puncak Permintaan (peak period) Special Event Lebaran 2015

Page 64: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

48

4. Jumlahkan permintaan pada bulan Juni dan Juli yang sudah dikoreksi

Juni = 185.493,34 kg

Juli = 125.805,12 kg

Jumlah = 311.298,46 kg

5. Syaratnya adalah ∑ Permintaan sebelum dikoreksi = ∑ Permintaan setelah

dikoreksi. 361.529 kg ≠ 311.298,46 kg

karena hasilnya masih belum sama dengan jumlah permintaan periode Juni

dan Juli maka selisihnya kembali dikalikan faktor koreksi yaitu:

361.529 - 311.298,46 = 50.230,54 kg

0,62 x 50.230,54 kg = 31.142, 93 kg

0,38 x 50.230,54 kg = 19.087,61 kg

6. Hasil akhir adjustment adalah =

Juni = 185.493,34 kg + 31.142, 93 = 216.636,27 kg

Juli = 125.805,12 kg + 19.087,61 = 144.892,73 kg

Jumlah = 361.529 kg

Jumlah permintaan sebelum dikoreksi dan sesudah dikoreksi sudah sama

Adapun hasil koreksi peramalan pada periode Juni dan Juli secara rinci dapat

dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini.

Tabel 4.16 Adjustment Permintaan Special Event Lebaran tahun 2015

Periode SebelumAdjustment (kg)

SesudahAdjustment (kg)

Juni 161.061 216.636,27Juli 200.468 144.892,73Jumlah 361.529 361.529

4.4 Perencanaan Agregat Metode Transportasi

Perencanaan agregat dengan model transportasi pada prinsipnya adalah

menyeimbangkan antara permintaan dan kapasitas aktual dengan tujuan untuk

meminimasi biaya. Pada perencanaan metode transportasi ini permintaan yang

tinggi pada periode special event tersebut dialokasikan ke periode dimana

permintaannya rendah (non special event) dengan tujuan untuk memaksimalkan

kapasitas dan mengurangi biaya lembur dengan konsekuensi terdapat inventori

pada periode tersebut.

Page 65: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

49

4.4.1 Perencanaan Agregat Metode Transportasi tahun 2014

Perencanan metode transportasi menggunakan prinsip keseimbangan antar tingkat

permintaan dan penggunaan kapasitas yang tersedia. Tabel lengkap perencanaan

metode transportasi dapat dilihat pada lampiran No. 11 hal. 84. Berikut adalah

utilisasi kapasitas regular time perencanaan metode transportasi:

Tabel 4.17 Utilisasi Metode Transportasi tahun 2014

Periode(Bulan)

Permintaan(kg)

KapasitasRT (kg)

Produksi (kg) Utilisasi RT(%)RT OT

1 70.000 95.000 95.000 0 1002 69.000 100.000 100.000 0 1003 85.000 100.000 100.000 0 1004 80.000 105.000 105.000 0 1005 147.000 85.000 85.000 0 1006 149.000 105.000 105.000 30.000 1007 200.000 95.000 90.000 90.000 1008 70.000 100.000 85.000 0 859 75.000 110.000 110.000 0 10010 85.000 115.000 115.000 0 10011 140.000 100.000 100.000 0 10012 145.000 105.000 105.000 0 100

Jumlah 1.315.000 1.210.000 1.195.000 120.000Rata-rata 98,75

Alokasi inventori pada perencanan metode transportasi dapat dilihat pada tabel

4.18 di bawah ini:

Tabel 4.18 Alokasi Inventori Metode Transportasi tahun 2014

Periode(Bulan)

Permintaan(kg)

TotalProduksi

(kg)

Inventory

Holding (kg) Allocation (Periode ke)

1 70.000 95.000 25.000 62 69.000 100.000 31.000 22.000 (5), 9.000 (6)3 85.000 100.000 15.000 54 80.000 105.000 25.000 55 147.000 85.000 0 -6 149.000 135.000 20.000 77 200.000 180.000 0 -8 70.000 85.000 15.000 129 75.000 110.000 35.000 10.000 (11), 25.000 (12)10 85.000 115.000 30.000 1111 140.000 100.000 0 -12 145.000 105.000 0 -

Jumlah 1.315.000 1.315.000 196.000

Page 66: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

50

Berdasarkan tabel 4.17 utilisasi kapasitas produksi regular time selama periode

Januari-Desember 2014 adalah 98,75 % dan utilisasi kapasitas produksi regular

time non special event adalah 97,85%.

Berdasarkan tabel 4.18 perencanaan produksi dengan metode transportasi terdapat

inventori sejumlah 196.000 kg. Perhitungan biaya simpan dari hasil alokasi

perencanaan metode transportasi dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini.

Tabel 4.19 Biaya Simpan Metode Transportasi tahun 2014

No. Periode Holding(kg)

PeriodeSimpan

Biaya 100/kg/Periode

Total BiayaSimpan (Rp)

1 Januari 25.000 5 12.500.000 12.500.000

2 Februari22.000 3 6.600.000

3.600.00010.200.000

9.000 43 Maret 15.000 2 3.000.000 3.000.0004 April 25.000 1 2.500.000 2.500.0005 Mei 0 0 0 06 Juni 20.000 1 2.000.000 2.000.0007 Juli 0 0 0 08 Agustus 15.000 4 6.000.000 6.000.000

9 September10.0000 2 2.000.000

9.500.00025.000 3 7.500.000

10 Oktober 30.000 1 3.000.000 3.000.00011 November 0 0 0 012 Desember 0 0 0 0

Jumlah 196.000 48.700.000

Perhitungan biaya produksi secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.20 di

bawah ini.

Tabel 4.20 Biaya Produksi Metode Transportasi tahun 2014

No. Jenis Biaya Biaya(Rp/kg)

Produksi(kg) Total Biaya (Rp)

1 Regular Time 2.000 1.195.000 2.390.000.0002 Over Time 4.000 120.000 482.000.0003. Holding Cost 100 196.000 48.700.000

Jumlah 2.918.700.000

Biaya Produksi tahun 2014 = Rp. 2.918.700.000

Revenue = Income - Biaya produksi

= (1.315.000 x Rp. 50.000) - Rp. 2.918.700.000

= Rp. 62.831.300.00

Page 67: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

51

4.4.2 Perencanaan Agregat Metode Transportasi tahun 2015

Hasil ramalan dengan menggunakan metode Decomposition yang sudah dilakukan

adjustment kemudian dibuatkan perencanaan agregatnya menggunakan metode

transportasi. Tabel transportasi dapat dilihat pada lampiran No. 12 hal. 85

Berikut adalah tabel rencana produksi tahun 2015 dengan hasil ramalan terbaik:

Tabel 4.21 Rencana Produksi dengan Hasil Ramalan Terbaik tahun 2015

PeriodeJumlah Hariyang tersedia

PeramalanDecomposition

Pembulatansesuai satuanunit Produk

Januari 20 75.687 75.700

Februari 19 73.830 73.900

Maret 22 91.329 91.350

April 21 86.378 86.400

Mei 20 159.117 159.150

Juni 21 216.636 216.650

Juli 18 144.892 144.900

Agustus 20 80.044 80.050

September 21 89.060 89.100

Oktober 21 101.698 101.700

November 21 159.081 159.050

Desember 21 161.061 161.050

Adapun tabel utilisasinya dapat dilihat pada tabel 4.22 dibawah ini:

Tabel 4.22 Utilisasi Metode Transportasi tahun 2015

Periode(Bulan)

Permintaan(kg)

KapasitasRT (kg)

Produksi (kg)Utilisasi RT

(%)RT OT

1 75.700 100.000 100.000 0 1002 73.900 95.000 95.000 0 1003 91.350 110.000 110.000 0 1004 86.400 105.000 105.000 0 1005 159.150 100.000 100.000 0 1006 216.650 105.000 105.000 88.150 1007 144.900 90.000 90.000 54.900 1008 80.050 100.000 100.000 0 1009 89.100 105.000 105.000 0 10010 101.700 105.000 105.000 14.900 10011 159.050 105.000 105.000 56.050 10012 161.050 105.000 105.000 0 100

Jumlah 1.439.000 1.225.000 214.000 100Rata-rata 100

Page 68: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

52

Berikut adalah tabel alokasi inventori pada perencanan metode transportasi 2015:

Tabel 4.23 Alokasi Inventori Metode Transportasi tahun 2015

Periode(Bulan)

Permintaan(kg)

TotalProduksi

(kg)

Inventory

Holding (kg) Allocation (Periode ke)

1 75.700 100.000 24.300 52 73.900 95.000 21.100 53 91.350 110.000 18.650 13.750 (5), 4.900 (6)4 86.400 105.000 18.600 65 159.150 100.000 0 -6 216.650 105.000 0 -7 144.900 90.000 0 -8 80.050 100.000 19.950 119 89.100 105.000 15.900 1110 101.700 105.000 3.300 1111 159.050 105.000 0 -12 161.050 161.050 0 -

Jumlah 1.439.000 1.439.000 121.800

Adapun biaya simpan pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.24 Biaya Simpan Metode Transportasi tahun 2015

No. Periode Holding (kg) PeriodeSimpan

Biaya100/kg

/Periode

Total BiayaSimpan (Rp)

1 Januari 24.300 4 9.720.000 9.720.0002 Februari 21.100 3 6.330.000 6.330.000

3 Maret13.750 2 2.750.000

4.220.0004.900 3 1.470.000

4 April 18.600 2 3.720.000 3.720.0005 Mei 0 0 0 06 Juni 0 0 0 2.000.0007 Juli 0 0 0 08 Agustus 19.950 3 5.985.000 5.985.0009 September 15.900 2 3.180.000 3.180.00010 Oktober 3.300 1 330.000 330.00011 November 0 0 0 012 Desember 0 0 0 0

Jumlah 121.800 33.485.000

Page 69: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

53

Biaya Produksi tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.25 Biaya Produksi Metode Transportasi tahun 2015

No. Jenis Biaya Biaya(Rp/kg)

Produksi(kg) Total Biaya (Rp)

1. Regular Time 2.000 1.225.000 2.450.000.0002. Over Time 4.000 214.000 856.000.0003. Holding Cost 100 121.800 33.485.000

Jumlah 3.339.485.000

Pada penelitian ini, perencanaan agregat tahun 2015 dengan metode transportasi

tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan periode dengan metode perusahaan

karena periode berjalan sekarang baru sampai pada periode ke 3 (Maret) tahun

2015. Oleh karena itu parameter yang akan dibandingkan adalah utilisasi antara

metode transportasi dengan metode perusahaan. Berikut adalah utilisasi regular

time metode perusahaan tahun 2015:

Tabel 4.26 Utilisasi Metode Perusahaan tahun 2015

Periode(Bulan)

Permintaan(kg)

KapasitasRT (kg)

Produksi (kg)Utilisasi RT

(%)RT OT

1 75.000 100.000 75.000 0 752 74.000 95.000 74.000 0 783 90.000 110.000 90.000 0 82

Tabel 4.27 Perbandingan Utilisasi Kondisi Saat ini dengan Metode Usulan tahun

2015

PeriodeUtilisasi

RT (%) 2015Kondisi saat Ini Metode Usulan

Januari 75 100Februari 78 100Maret 82 100Rata-rata 78,2 100

Berdasarkan tabel 4.27 di atas menunjukkan bahwa utilisasi regular time pada 3

periode berjalan kondisi saat ini hanya 78,2 % sehingga masih terdapat kapasitas

yang tidak terpakai sebesar 21,8% sedangkan metode usulan 100%. Meskipun

baru 3 periode hal ini membuktikan bahwa metode kondisi saat ini penggunaan

kapasitasnya tidak optimal.

Page 70: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

54

4.5 Perbandingan Kondisi Saat ini dengan Metode Usulan

Berikut adalah perbandingan kondisi saat ini dengan metode usulan yang meliputi

perbandingan utilisasi kapasitas, biaya dan revenue serta peramalan:

4.5.1 Perbandingan Utilisasi Kapasitas

Utilisasi kapasitas non special event pada perencanaan kondisi saat ini sangat

rendah yaitu hanya 63,15%. Hal tersebut karena tidak optimalnya penggunaan

kapasitas. Salah satu tujuan dari perencanaan agregat adalah mengoptimalkan

kapasitas aktual yang tersedia sesuai dengan tingkat permintaan dan berikut

adalah perbandingan antara perencanaan kondisi saaat ini dengan perencanaan

metode transportasi dalam hal pemanfaatan kapasitas aktual produksi:

Tabel 4.28 Perbandingan Pemanfaatan Kapasitas Kondisi Saat ini dengan Metode

Usulan tahun 2014

Perbandingan KondisiSaat ini

MetodeUsulan

Utilisasi Kapasitas 1 tahun 84,64% 98,75%Utilisasi KapasitasPeriode Non Special event

63,15% 97,85%

Total Produksi 1.295.000 1.315.000Lost sale pada periode special event 20.000 kg 0

Dari tabel diatas terlihat bahwa dengan metode transportasi maka akan menaikkan

utilisasi pada periode non special event menjadi 97.85% serta rata-rata utilisasi

tahunan menjadi 98,75%, hal ini menunjukkan bahwa dengan metode transportasi

maka penggunaan kapasitas menjadi optimal dimana pada periode non special

event sebelumnya banyak kapasitas yang tidak terpakai kemudian dapat

dimanfaatkan secara optimal. Pada metode usulan juga tidak terdapat lost sale

artinya semua permintaan dapat dipenuhi. Hal tersebut terlihat dari total produksi

pada keseluruhan periode dimana metode usulan mampu memproduksi lebih

banyak yaitu sejumlah 1.315.00 kg yang merupakan keseluruhan jumlah

permintaan periode satu tahun sedangkan pada kondisi saat ini hanya mampu

memproduksi sejumlah 1.295.000 kg.

Page 71: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

55

Gambar 4.10 menunjukkan bahwa utilisasi kapasitas regular time periode non

special event metode usulan meningkat sebesar 34,70% menjadi 97,85%.

Gambar. 4.10 Grafik Perbandingan utilisasi RT non special event

Gambar 4.11 menunjukkan bahwa metode usulan mampu memenuhi semua

permintaan tepung jeli sejumlah 1.315.000 kg (tidak terdapat lost sale) sedangkan

kondisi saat ini hanya mampu memenuhi sejumlah 1.295.000 kg.

Gambar. 4.11 Grafik Perbandingan Total Produksi

63.15%

97.85%

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

100.00%

Kondisi Saat ini Metode Usulan

%Utilisasi Kapasitas Regular time Non Special Event

1.295.000

1.315.000

1285000

1290000

1295000

1300000

1305000

1310000

1315000

1320000

Kondisi Saat ini Metode Usulan

Perm

inta

an (K

g)

Total Produksi

Page 72: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

56

4.5.2 Perbandingan Biaya dan Revenue

Pada perencanaan produksi kondisi saat ini biaya produksi menjadi tinggi karena

faktor biaya over time. Biaya over time tersebut tinggi karena perencanaan

produksi yang kurang optimal pada periode-periode special event. Pada metode

transportasi ini tujuan utamanya selain mengoptimalkan kapasitas adalah

meminimasi biaya produksi dan target biaya yang diminimasi adalah biaya over

time karena besarnya biaya over time besarnya dua kali lipat dari biaya regular

time. Berikut adalah perbandingan biaya antara kondisi saat ini dengan metode

usulan:

Tabel 4.29 Perbandingan Biaya Kondisi Saat ini dengan Metode Usulan tahun 2014

Jenis BiayaKondisi Saat

ini(Rp)

Metode Usulan(Rp)

Selisih(Rp) Keterangan

Over Time Cost 1.104.000.000 482.000.000 622.000.000 Turun 56,34 %Regular Time Cost 2.038.000.000 2.390.000.000 (352.000.000) Naik 17,27%Holding Cost 0 48.700.000 (48.700.000)Biaya Produksi 3.142.000.000 2.918.700.000 223.300.000 Naik 7,10 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa metode transportasi dapat menurunkan

biaya over time sebesar 56,34 %, biaya holding meningkat karena pada metode

transportasi terdapat inventori yang disimpan untuk periode berikutnya, biaya

regular time meningkat karena kuantitas jeli yang diproduksi lebih banyak 10%

dari kondisi saat ini seperti yang dibahas pada point 5.2 mengenai utilisasi

kapasitas. Naiknya biaya simpan tersebut tidak signifikan jika dibandingkan

dengan penghematan yang dilakukan karena biaya over time yang turun hingga

56,34%. Hal tersebut terlihat pada reveneu yang diperoleh berdasarkan metode

usulan adalah sebesar Rp. 62.831.300.000 lebih besar 1,98 % dari kondisi saat ini

seperti yang terlihat pada tabel 4.30 berikut ini:

Tabel 4.30 Perbandingan Revenue Kondisi Saat ini dengan Metode Usulan tahun

2014

Parameter Kondisi Saat ini(Rp)

Metode Usulan(Rp)

Selisih(Rp) Keterangan

Revenue 61.608.000.000 62.831.300.000 1.223.300.000 Naik 1,98%

Page 73: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

57

Gambar 4.12 menunjukkan bahwa metode usulan dapat menurunkan over time

cost hingga 56,34% menjadi Rp. 482.000.000.

Gambar. 4.12 Grafik Perbandingan Over Time Cost

Gambar 4.13 menunjukkan bahwa reveneu metode usulan Rp. 62.831.300.000lebih besar Rp. 1.223.300.000 dari kondisi saat ini.

Gambar. 4.13 Grafik Perbandingan Revenue

1.104.000.000

482.000.000

0

200000000

400000000

600000000

800000000

1000000000

1200000000

Kondisi Saat ini Metode Usulan

(Rp)

Over Time Cost

61.608.000.000

62.831.300.000

608000000006100000000061200000000614000000006160000000061800000000620000000006220000000062400000000626000000006280000000063000000000

Kondisi Saat ini Metode Usulan

(Rp)

Revenue

Page 74: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

58

4.5.3 Perbandingan Metode Peramalan

Berdasarkan hasil peramalan metode Decomposition dan Winters method lolos uji

kelayakan model dan mempunyai nilai MAD yang tidak jauh berbeda yaitu 4.739

(Winters Method), 4.722 (Decomposition) serta pola data permintaannya dapat

mewakili pola permintaan aktualnya sehingga kedua metode tersebut dapat

digunakan pada peramalan dengan pola permintaan yang terdapat special event,

seasonal dan trend tetapi karena nilai MAD metode Decompositon lebih rendah

maka yang digunakan sebagai dasar Perencanaan agregat tahun 2015 adalah

metode Decomposition.

Tabel 4.31 Perbandingan Akurasi Peramalan Kondisi Saat ini dengan Metode

Usulan

PeramalanAkurasi Peramalan

(%)% Kenaikan Akurasi

Metode Perusahaan 86,678,1

Decomposition 94,77

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa metode usulan dapat menaikkan akurasi

peramalan sebesar 8,1%. Akurasi peramalan metode usulan berdasarkan nilai

MAPE yaitu 5,23 sehingga akurasinya adalah 94,77%.

4.5.4 Analisis Special Event pada permintaan tepung jeli

Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh special event dengan menghitung indeks

musimannya dan permintaan maka special event Lebaran memiliki pengaruh

yang signifikan pada pola permintaan tepung jeli kemudian disusul dengan special

event Natal dan Tahun Baru.

Tabel 4.32 Signifikansi Special Event pada kenaikan Permintaan

Special EventPanjangperiode

Rata-rataIndeks

musiman

TotalPermintaan (kg)

%SignifikansiPermintaan

Lebaran 3 1,68 496.000 352,62Natal & Tahun Baru 2 1,32 285.000 160,07

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa periode special event lebaran

menyumbang sebesar 352,62% kenaikan permintaan.

Page 75: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

59

Sedangkan Natal dan Tahun baru menyumbang 160,07 % kenaikan permintaan.

Kenaikan permintaan yang dimaksud adalah kenaikan dari rata-rata permintaan

bulanan.

4.5.5 Analisis Faktor Koreksi untuk Adjustment Periode Bulan Ramadhan

Periode special event Lebaran berlangsung pada tanggaL 17 bulan juli 2015

sehingga bulan Ramadhan terbagi pada bulan Juni dan Juli. Berdasarkan

perhitungan faktor koreksi yang didasarkan pada rasio permintaan maka terdapat

62% permintaan yang terdapat pada bulan Juni dan 38% pada bulan Juli seperti

pada tabel dibawah ini:

Gambar. 4.14 Grafik Rasio Permintaan pada Peak Period

Tabel di atas menunjukkan rasio permintaan pada bulan Juni dan Juli. Rasio pada

bulan Juli lebih rendah karena tingkat permintaan terjadi pada minggu ke 2 dan

terun menurun menjelang Lebaran. Puncak permintaan (peak period) berdasarkan

hasil ramalan Decomposition yang sebelumnya berangsung pada periode Juli

maka sesuai rasio permintaan pada grafik di atas maka puncak permintaan

bergeser ke bulan Juni. sehingga dengan faktor koreksi ini puncak permintaan

yang terjadi pada bulan Ramadhan pada kalender Hijriah dapat dikonversi dengan

tepat pada kalender Masehi.

Tabel 4.33 Puncak permintaan tahun 2015

Parameter Peak PeriodeBefore adjustment JuliAfter Adjustment Juni

Juni Juli

Series1 0.62 0.38

-0.1

0.1

0.3

0.5

0.7

Rasio

Rasio Permintaan

Page 76: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

60

Adapun hasil ramalan Decomposition yang telah dikoreksi dapat dilihat pada

gambar 4.15 berikut ini:

Gambar. 4.15 Grafik Hasil Ramalan Decomposition dengan Faktor Koreksi

Adapun hasil perbandingan akurasi ramalan dapat dilihat pada gambar 4.16

berikut ini:

Gambar. 4.16 Perbandingan Akurasi Peramalan

121110987654321

220

200

180

160

140

120

100

80

60

Bulan

Permintaan(Kg)

After AdjustmentBefore Adjustment

Variable

Plot Hasil Ramalan Decomposition

86.67

94.77

82

84

86

88

90

92

94

96

Kondisi Saat ini Metode Usulan

%

Akurasi Peramalan

Page 77: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan dapat diambil simpulan sebagai

berikut:

1. Metode peramalan yang sesuai dengan karakteristik pola permintaan tepung

jeli dimana terdapat pengaruh special event, seasonal, dan trend adalah

Decomposition dan Winters Method dengan nilai MAD sebesar 4.739 (Winters

Method) dan 4.722 (Decomposition). Akurasi peramalan berdasarkan metode

Decomposition meningkat menjadi 94,77% yang sebelumnya 86,67% atau naik

8,1% dibandingkan peramalan metode perusahaan.

2. Periode special event yang berpengaruh pada peningkatan permintaan adalah:

Lebaran dengan 3 periode (Mei, Juni, Juli) dengan rata-rata indeks

musimannya 1,68.

Natal dan Tahun Baru dengan 2 periode (November dan Desember)

dengan rata-rata indeks musimannya adalah 1,32.

3. Faktor koreksi berdasarkan rasio penjualan pada bulan Ramadhan dapat

digunakan untuk adjustment hasil ramalan periode special event Lebaran yang

tanggal berlangsungnya selalu bergeser setiap tahunnya pada kalender Masehi.

4. Metode perencanaan transportasi dapat digunakan untuk perencanaan produksi

tepung jeli karena dapat mengoptimalkan kapasitas dengan biaya minimum

dengan hasil sebagai berikut:

Menaikkan utilisasi kapasitas regular time pada periode non special event

yang sebelumnya 63,15% menjadi 97,85% atau naik 34,7%.

Semua permintaan dapat terpenuhi (tidak terdapat lost sale).

Menurunkan over time cost yang sebelumnya Rp. 1.104.000.000 menjadi

Rp. 482.000.000 atau turun 56,34%.

Menghasilkan revenue lebih tinggi yang sebelumnya Rp. 61.608.000.000

menjadi Rp. 62.831.300.000 atau naik Rp. 1.223.300.000.

Page 78: USULAN PERAMALAN DAN PERENCANAAN AGREGAT TEPUNG …

62

5.2 Saran

Saran yang perlu dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Peramalan dengan pola data trend dan seasonal dapat dilakukan dengan

metode ARIMA dengan input variasi kalender, karena model ARIMA dapat

melakukan proses koreksi di awal dengan membuat hari dummy sebagai

variabel koreksi.

2. Pada penelitian ini terdapat batasan pada pilihan strategi produksi yaitu

subkontrak karena sesuai dengan kebijakan perusahaan. Pilihan tersebut dapat

dipertimbangkan untuk digunakan jika tidak terdapat batasan dan sesuai

dengan kebijakan perusahaan.