Perencanaan Agregat
-
Upload
hajja-dewanti -
Category
Documents
-
view
141 -
download
15
description
Transcript of Perencanaan Agregat
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN AGREGAT
Perusahaan manufaktur seperti Anheuser-Busch, GE, dan Yamaha menghadapi keputusan
yang begat ketika berusaha untuk menjadwalkan produk seperti bit, alas pendingin, dan jet
ski, di mana permintaan sangat bergantung pada variasi musiman. Jika perusahaan
meningkatkan output dan pada saat tersebut musim panas lebih hangar daripada biasanya, maka
mereka dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Bagaimana pun, jika musim panas
agak dingin, maka bisa jadi banyak produk mahal yang tertahan tidak terjual. Mengembangkan
rencana yang dapat memperkecil biaya yang berkaitan dengan prediksi seperti itu adalah salah
satu fungsi utama manajer operasi.
Perencanaan agregat (aggregate planning) juga dikenal sebagai penjadwalan agregat
(aggregate scheduling) berhubungan dengan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada
jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan. Para manajer operasi berusaha
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan
nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak. dan
variabel lain yang dapat dikendalikan. Pada umumnya, tujuan perencanaan agregat adalah
memperkecil biaya pada periode perencanaan. Bagaimana pun, terdapat permasalahan strategis
lain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Strategi ini mungkin untuk mengurangi
permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingka-
pelayanan yang lebih tinggi.
Bagi pengusaha manufaktur, jadwal agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan
dengan rencana produksi, tetapi untuk organisasi jasa, penjadwalan agregat menghubungkan
sasaran dengan jadwal pekerja.
Empat hal yang diperlukan untuk perencanaan agregat:
Keseluruhan unit yang logic untuk mengukur penjualan dan output, seperti unit ala:
pendingin ruangan pada GE atau tempat bit pada Anheuser-Busch.
Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak
pada waktu agregat ini.
Metode untuk menentukan biaya yang didiskusikan dalam bab ini.
Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan
dapat dibuat untuk periode perencanaan.
Dalam bab ini dijelaskan keputusan perencanaan agregat, ditunjukkan bagaimana rencana
agregat berhubungan dengan prose perencanaan secara keseluruhan, dan dijelaskan beberapa teknik
yang : digunakan para manajer ketika mengembangkan sebuah rencana agregat. Pembahasan
dalarr. bab ini akan ditekankan pada perusahaan manufaktur dan jasa.
Dalam Bab 7, terlihat bahwa prediksi permintaan itu dapat menjawab permasalahan pada jangka
pendek, menengah, dan panjang. Prediksi jangka panjang membantu para manajer menangani
permasalahan kapasitas dan strategis dan menjadi tanggung jawab manajemen puncak (lihat Figur 1).
Manajemen puncak merumuskan pertanyaan yang terkait dengan kebijakan, seperti penempatan dan
perluasan fasilitas, pengembangan produk barn, pembiayaan penelitian, dan investasi untuk periode
beberapa tahun.
Perencanaan jangka menengah dimulai setelah keputusan kapasitas jangka panjang dibuat.
Perencanaan ini.menjadi pekerjaan seorang manajer operasi. Keputusan penjadwalan (scheduling
decision) mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas terhadap permintaan yang
berubah-ubah. Rencana ini harus konsisten dengan strategi jangka panjang manajemen yani, puncak
dan bekerja dengan sumber daya yang dialokasikan oleh keputusan strategis sebelumnya.
Perencanaan jangka menengah dapat dipenuhi dengan membuat sebuah rencana produksi
agregat.
Perencanaan jangka pendek dapat diperpanjang hingga satu tahun tetapi pada umumnya
kurang dari 3 bulan. Rencana ini juga merupakan tanggung jawab karyawan operasi, yang bekerja
dengan para penyelia dan mandor untuk "menguraikan" rencana jangka menengah menjadi jadwal
mingguan, harian, dan jam-an. Taktik untuk menangani perencanaan jangka pendek meliputi
pemuatan, pengurutan, percepatan, dan pengiriman, yang semuanya akan dibahas dalam selanjutnya.
Figur 1 menggambarkan horizon waktu dan fitur untuk perencanaan jangka pendek, menengah,
dan panjang.
B. SIFAT PERENCANAAN AGREGAT
Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti mengombinasikan
sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaan, kapasitas
fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang Baling berhubungan, perencana harus
memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang.
Rencana ini dapat digunakan bagi perusahaan manufaktur seperti Anheuser-Busch dan Whirlpool,
rumah sakit, perguruan tinggi, atau Prentice Hall.
Contoh perusahaan manufaktur misalnya IBM atau Hewlett-Packard, yang masing-masing
memproduksi model mikrokomputer yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2) desktop (3)
komputer notebook, dan (4) mesin teknologi unggul dengan chip berkecepatan tinggi. Untuk setiap
bulan pada tiga triwulan yang akan datang, perencanaan agregat IBM atau Hewlett-Packard untuk
"keluarga" mikrokomputer mungkin memiliki output berikut (dalam unit produksi):
Gambar 1. Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Perhatikan bahwa rencana tersebut berdasarkan pada produksi dalam agregat, tidak
diuraikan per produk. Demikian juga dengan sebuah rencana agregat untuk GM menunjukkan pada
pengusaha pembuat mobil ini berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak
mobil dug pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau hijau. Hal ini
menunjukkan pada Nucor Steel berapa ton baja yang akan diproduksi, tetapi tidak membeclakan
kelas bajanya.
Pada sektor jasa, perhatikan Computrain, sebuah perusahaan yang menyediakan pelatihan
mikrokomputer untuk para manajer. Perusahaan menawarkan kursus spreadsheet (kertas kerja),
grafik, database, wordprocessing, clan Internet, serta mempekerjakan beberapa instruktur untuk
mengimbangi permintaan jasa dari para pebisnis dan pemerintah. Permintaan untuk pelatihan
cenderung menjadi sangat rendah menjelang liburan dan selama musim panas, ketika banyak orang
menikmati liburan mereka. Untuk memenuhi kebutuban kursus yang berubah-ubah, perusahaan dapat
mempekerjakan dan memberhentikan instruktur, memasang iklan untuk meningkatkan permintaan
pada musim yang kurang permintaannya, atau melakukan subkontrak pekerjaan kepada para agen
pelatihan lain selama periode puncak. Sekali lagi, perencanaan agregat adalah membuat keputusan
mengenai kapasitas jangka menengah, bukan keputusan mengenai instruktur atau kursus secara
spesifik.
Perencanaan agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaan produksi yang lebih besar.
Oleh karena itu, sangat bermanfaat untuk dapat memahami hubungan antara rencana dan beberapa faktor
internal dan eksternal. Figur 2 memperlihatkan bahwa manajer operasi tidak hanya menerima input dari
prediksi permintaan bagian pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personel,
kapasitas, dan ketersediaan bahan baku. Di dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk
menguraikan rencana agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disaggregation). Disagregasi
menghasilkan sebuah jadwal produksi induk (master production schedule), yang menyediakan input
bagi sistem perencanaan kebutuhan material (material requirementplanning—MRP system). Master
production schedule menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk membuat
produk akhir . jadwal kerja yang terinci bagi orang-orang dan prioritas penjadwalan bagi produk
menghasilkan tahap akhir sistem perencanaan produksi .
C. STRATEGI PERENCANAAN AGREGAT Ketika membuat sebuah rencana agregat, manajer operasi harus menjawab beberapa
pertanyaan:
Gambar 2. Hubungan Perencanaan Agregat
1. Perlukah persediaan digunakan untuk mengantisipasi perubahan permintaan selama periode
perencanaan ?
2. Perlukah perubahan diakomodasi dengan memvariasikan jumlah tenaga kerja?
2. Perlukah para pekerja paruh waktu dikaryakan, atau perlukah lembur dan waktu kosong
menyerap fluktuasi?
3. Perlukah para subkontraktor digunakan pada pesanan yang berubah-ubah sehingga kestabilan
tenaga kerja dapat terjaga?
4. Perlukah harga atau faktor lain diubah untuk memengaruhi permintaan?
Semua ini adalah strategi perencanaan yang benar. Strategi-strategi ini melibatkan manipulasi
persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja, kapasitas, dan variabel lain yang dapat
dikendalikan. Selanjutnya akan dibahas delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan yang
pertama disebut pilihan kapasitas (capacity option) sebab pilihan ini tidak berusaha untuk mengubah
permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan. Tiga pilihan yang terakhir adalah
pilihan permintaan (demand option) di mana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola
permintaan selama periode perencanaan.
PILIHAN KAPASITAS
Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar (produksi) berikut:
1. Mengubah tingkat persediaan. Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode
permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa datang. Jika strategi ini
dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan,
pencurian, dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada umumnya
berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap tahunnya.) Pada sisi lain, ketika
perusahaan memasuki masa di mana permintaan meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat
mengakibatkan tidak terjadinya penjualan yang disebabkan waktu tunggu yang lebih panjang dan
pelayanan pelanggan yang lebih buruk.
2. Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan. Salah satu
cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan para
pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimana pun, Bering karyawan barn
memerlukan pelatihan, dan produktivitas rata-rata menurun untuk sementara karena mereka
menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu Baja, menurunkan moral semua pekerja dan
dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.
3. Meragamkan tingkatproduksi melalui lembur atau waktu kosong. Terkadang tenaga kerja dapat dijaga
tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika
permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan nark. Sekalipun begitu, ketika
permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa banyak lembur yang dapat dilakukan.
Upah lembur memerlukan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik
produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya
overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat tetap ber jalan. Pada sisi lain, di
saat permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong pekerja—yang biasanya
merupakan proses yang sulit.
4. Subkontrak. Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan
subkontrak selama periode permintaan tinggi. Bagaimana pun, subkontrak, memiliki beberapa
kekurangan. Pertama, mungkin mahal; kedua, membawa risiko dengan membuka pintu klien
bagi pesaing. Ketiga, Bering kali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang
selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.
5. Penggunaan karyawan paruh waktu. Terutama di sektor jasa, karyawan paruh waktu dapat
mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan di restoran, toko
eceran, dan supermarket. Kotak Penerapan MO pada halaman berikut, menguraikan Federal
Express dan United Parcel Service, memberikan dua pandangan atas strategi ini.
PILIHAN PERMINTAAN
Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut:
1. Memengaruhi permintaan. Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba
untuk meningkatkan permintaan melalui Man, promosi, kewiraniagaan, dan diskon.
Perusahaan penerbangan dan hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim
sepi perusahaan telepon membebankan biaya yang lebih murah pada malam hari; beberapa
perguruan tinggi memberi diskon bagi warga senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada
waktu musim dingin. Bagaimana pun, bahkan Man khusus, promosi, penjualan, dan penetapan
harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi.
2. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi. Tunggakan pesanan adalah pesanan
barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan)
untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik
mereka ataupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi yang mungkin dijalankan.
Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan, tetapi pendekatan ini Bering mengakibatkan
hilangnya penjualan.
3. Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim yang berbeda). Sebuah teknik
pelancar masalah aktif yang secara lugs digunakan para pengusaha manufaktur adalah
mengembangkan sebuah produk yang merupakan perpaduan dari barang counterseasonal.
Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan atau mesin
pemotong rumpus dan penyingkir salju. Bagaimana pun, perusahaan yang menerapkan
pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan produk atau jasa di luar area
keahlian atau target pasar mereka.
Delapan pilihan ini, termasuk keuntungan dan kerugian mereka, diringkas dalam Tabel 1
PILIHAN CAMPURAN UNTUK MENGEMBANGKAN SEBUAH RENCANA
Walaupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat -
menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi di antara pilihan
kapasitas dan pilihan permintaan mungkin lebih balk.
Banyak pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan
permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian pemasaran dan pilihan-pilihan yang
layak itu digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana
agregat berdasarkan pada prediksi itu. Bagaimana pun, dengan menggunakan lima pilihan
kapasitas dalam otoritasnya, manajer operasi masih memiliki banyak kemungkinan
rencana. Rencana ini dapat terdiri, pada satu sisi, sebuah strategi perburuan (chase
strategy) dan, di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling
strategy). Rencana-rencana ini tentu saja bisa berada di antara keduanya.
Strategi Perburuan Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai
tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode
tersebut. Strategi ini dapat pilihan Campuran untuk Mengembangkan sebuah Rencana
Walaupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat -
menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi di antara pilihan
kapasitas dan pilihan permintaan mungkin lebih balk.
Banyak pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan
telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu
digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat
berdasarkan pada prediksi itu. Bagaimana pun, dengan menggunakan lima pilihan
kapasitas dalam otoritasnya, manajer operasi masih memiliki banyak kemungkinan
rencana. Rencana ini dapat terdiri, pada satu sisi, sebuah strategi perburuan (chase
strategy) dan, di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling
strategy). Rencana-rencana ini tentu saja bisa berada di antara keduanya.terpenuhi dengan
berbagai jalan. Sebagai contoh, manajer operasi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja
dengan merekrut atau menghentikan karyawan, atau dapat memvariasikan produksi dengan
waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa
menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangat sulit atau mustahil untuk
diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi perburuan meliputL pendidikan, perhotelan,
dan konstruksi.
Strategi Bertingkat Strategi bertingkat (atau penjadwalan bertingkat) adalah sebuah
rencana agregat di mana produksi harian tetap sama dari periode ke periode. perusahaan
seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam
dan mungkin (1) membiarkan persediaan barang jadi naik atau turun untuk menopang
perbedaan permintaan dan produksi atau (2) menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan.
Filosofi mereka adalah bahwa tenaga kerja yang stabil menciptakan produk yang lebih
bermutu, lebih sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran, clan karyawan yang lebih
memiliki komitmen pada tujuan perusahaan. Penghematan lain mencakup karyawan yang lebih
berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan yang lebih mudah, Berta lebih sedikit
pembukaan dan penutupan yang dramatis. penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik
ketika permintaan stabil.
D. METODE UNTUK PERENCAAN AGREGAT
Bagi sebagian besar perusahaan, baik strategi perburuan maupun strategi bertingkat tidaklah
sehingga suatu kombinasi dari delapan pilihan—yang disebut strategi campuran (mixed
strategy)—harus diteliti untuk mendapatkan biaya minimal. Bagaimana pun, oleh
karena dapat kemungkinan strategi campuran yang sangat banyak, maka para manajer
mendapati ncanaan agregat sebagai tugas yang menantang. Rencana "optimal" tidak
selalu bisa roleh. Tentu saja, beberapa perusahaan tidak memiliki proses perencanaan
agregat yang al: Mereka menggunakan rencana yang sama dari tahun ke tahun, membuat
penyesuaian atau turun sehingga cukup sesuai untuk permintaan tahunan yang baru.
Metode ini tidak berikan banyak fleksibilitas, dan jika rencana yang asli kurang optimal,
maka keseluruhan es produksi akan menghasilkan kinerja yang juga kurang optimal.
Dalam bagian ini akan diperkenalkan beberapa teknik yang digunakan oleh para ajer
operasi untuk mengembangkan rencana agregat yang lebih bermanfaat dan sesuai. cana
agregat ini beragam mulai dari metode diagram (atau grafik) yang umum dipakai gga
serangkaian pendekatan maternatis yang lebih formal, termasuk metode transportasi
pemrograman linear.
METODE GRAFIK DAN DIAGRAM
Teknik grafik dan diagram (graphical and charting techniques) sangat terkenal karena mudah
dipahami dan digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variabel secara
bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan
kapasitas yang ada. Pendekatan ini merupakan pendekatan trial-and-erroryang tidak menjamin
wbuah rencana produksi yang optimal, tetapi hanya membutuhkan perhitungan yang terbatas dan
dapat dilakukan oleh karyawan administrasi. Berikut ini adalah lima tahapan dalam metode grafik :
1. Tentukan permintaan pada setiop periode.
2. Tentukan kapasitas untuk waktu reguler, lembur, dan subkontrak pada setiap
periode.
3. Tentukan biaya tenaga kerja, merekrut dan mem-PHK, dan biaya penyimpanan
persediaan.
4. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada pekerja atau tingkat
persediaan.
5. Buat rencana alternatif dan kaji biaya totalnya.
Tahap-tahap ini digambarkan dalam Contoh dibawah ini.
Sebuah manufaktur pasokan atap di Juarez, Meksiko, telah membuat prediksi bulanan untuk sebuah
produk yang penting dan menampilkan periode 6 bulan selama Januari hingga Juni Tabel 2.
Permintaan per hari dihitung dengan membagi permintaan yang diperkirakan dengan banyaknya hari
kerja atau produksi tiap bulan.
Untuk mengilustrasikan sifat alami permasalahan perencanaan agregat, perusahaan juga
menggambar sebuah grafik (Figur 3) yang memetakan permintaan harian setiap bulan. Garis putus-
putus pada bagan menggambarkan tingkat produksi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan rata-
rata selama periode 6 bulan tersebut. Perhitungan dilakukan sebagai berikut:
Permintaan rata-rata = Total permintaan yang diperkirakan = 6.200 = 50 unit /hari
Jumlah waktu produksi 124
Perhatikan bahwa dalam 3 bulan pertama, permintaan yang diharapkan lebih rendah dari rata-rata,
sedangkan permintaan yang diharapkan pada bulan April, Mei, dan Juni berada di atas rata-rata.
Grafik dalam Figur 3 menggambarkan bagaimana prediksi berbeda dengan permintaan rata- rata.
Beberapa strategi yang digunakan untuk memenuhi prediksi didata terlebih dahulu. Sebagai contoh,
perusahaan dapat merekrut karyawan lebih banyak untuk dapat menghasilkan tingkat produksi yang
memenuhi permintaan rata-rata (ditandai oleh garis terputus). Perusahaan juga bisa memproduksi
secara stabil, sebagai contoh, 30 unit clan kemudian melakukan subkontrak atas kelebihan
permintaan yang ada kepada para pemasok asap yang lain. Rencana lain mungkin mengombinasikan
pekerjaan lembur dengan subkontrak untuk memenuhi permintaan. Contoh 2 hingga 4 menjelaskan
ketiga strategi yang mungkin digunakan.
Strategi yang mungkin digunakan (sebut rencana 1) oleh manufaktur yang dijelaskan dalam Contoh 1
adalah mempertahankan tingkat tenaga kerja yang tetap sepanjang periode 6 bulan. Strategi yang
kedua (rencana 2) adalah menjaga tingkat tenaga kerja yang tetap pada suatu tingkatan yang
diperlukan untuk memenuhi permintaan bulanan yang paling rendah (Maret) dan untuk memenuhi
semua permintaan di atas tingkatan ini dengan subkontrak. Kedua rencana 1 clan 2 memiliki tingkat
produksi dan oleh karena itu, disebut strategi bertingkat. Rencana 3 adalah dengan merekrut clan
memberhentikan pekerja sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kebutuhan bulanan
secara tepat—strategi perburuan. Tabel 3 menyediakan informasi biaya yang penting untuk
menganalisis ketiga alternatif ini:
Analisis Rencana 1. Ketika melakukan analisis pendekatan ini, diasumsikan produksi 50 unit per
hari, tenaga kerja yang ada tetap, tidak ada lembur atau waktu kosong, tidak ada persediaan pengaman,
dan tidak ada subkontraktor. Perusahaan menimbun persediaan sepanjang periode di mana permintaan
rendah, yaitu bulan Januari hingga Maret, clan menghabiskannya sepanjang permintaan tinggi di musim
hangar, yaitu bulan April hingga Juni. Diasumsikan persediaan awal = 0 dan persediaan akhir yang
direncanakan 0:
Total unit persediaan yang dibawa dari satu bulan ke bulan berikutnya = 1.850 unit
Tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan 50 unit per hari = 10 pekerja
Karena setiap unit membutuhkan 1,6 jam kerja, maka setiap pekerja dapat membuat 5 unit dalam
satu hari selama 8 jam. Jadi, untuk menghasilkan 50 unit diperlukan 10 pekerja. Biaya untuk
rencana 1 dihitung sebagai berikut:
BIAYA PERHITUNGAN
Penanganan persediaan $ 9.250 (= 1.850 unit x $5 per unit)
Jam kerja reguler $49.600 (= 10 pekerja x $40 per hari x 124
hari)
Biaya lain (lembur, perekrutan, PHK, subkontrak) 0
___________________________________________________________
Biaya total $58.850
Grafik untuk Contoh 2 diperlihatkan pada Figur 3. Beberapa perencana menyukai grafik kumulatif
untuk menampilkan secara visual bagaimana prediksi menyimpang dari permintaan rata-rata.
Perhatikan bahwa garis tingkat produksi dan garis prediksi menghasilkan total produksi yang sama.
Grafik tersebut disajikan dalam Figur .4.
gambar 4 Grafik kumulatif rencana 1
Pendekatan Matematis
Metode Transportasi Pemrograman Liniar
Sebuah metode untuk mendapatkan solusi optimal dalam perencanaan agregat yang menekankan
pada upaya mengurani biaya.
Model Koefisien Manajemen
Model keputusan formal di seputar pengalaman dan kinerja seorang manajer, dengan asumsi
kinerja manajer masa yang lalu cukup baik sebagai dasar untuk keputusan yang akan datang.
Teknik yang digunakan adalah sebuah teknik analisis regresi dari keputusan produksi masa
lalu yang dibuat manajer. Garis regresinya menyajikan hubungan antara variabel, seperti permintaan
dan tenaga kerja.
E. PERENCANAAN AGREGAT DI BIDANG JASA
Perencanaan agregat di bidang jasa lebih menekankan pada peran manajemen permintaan dan
tenaga kerja. Perencanaan agregat bidang jasa pada umumnya dilakukan dengan mencari kombinasi
dari delapan piihan kapasitas dan permintaan, sehingga diperoleh strategi campuran yang efektif dan
efisien.
Pengemdalian tenaga kerja menjadi sangat penting, dan upaya pengedalian dilakukan dengan teknik
yang dianggap sukses, yaitu:
1. Melakukan penjadwalan jam kerja yang akurat untuk memastikan respon cepat terhadap
permintaan pelanggan.
2. Merekrut dan memberhentikan tenaga kerja siap panggil untuk memenuhi permintaan yang
tidak terduga.
3. Menyediakan tenaga kerja yang memiiki keterampilan yang fleksibel secara individu
sehingga dapat dialokasikan ulang.
4. Adanya tingkat out put atau jam kerja karyawan yang fleksibel untuk memenuhi permintaan
yang meningkat.
Lima skenario perencanaan agregat bidang jasa, yaitu:
Restoran
Perencanaan agregat pada jasa restoran ditujukan untuk:
1. Memperlancar tingkat produksi
2. Menentukan jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan
Pendekatan:
Memerlukan penumpukan persediaan pada tingkat rendah selama periode kosong dan
menghabiskan persediaan selama periode puncak, tetapi menggunakan tenaga kerja untuk
mengakomodasi hampir seluruh perubahan permintaan.
Rumah Sakit
Permasalah yang terjadi dalam rencana agregat jasa rumah sakit adalah pada pengaokasian dana,
karyawan, dan pasokan untuk memenuhi permintaan pasien.
Perencanaan yang terfokus pada karyawan telah mendorong terciptanya kumpulan staf perawat
mengambang yang baru
Rantai Bisnis Perusahaan Jasa Kecil Berskala Nasional
Bentuk usaha ini contohnya jasa rumah duka, bengkel mobil, toko fotokopi/ percetakan, dan pusat
komputer.
Permasalahan: perencanaan agregat vs perencanaan mandiri di awal penetapan bisnis. Baik output
maupun pembelian direncanakan secara terpusat ketika permintaan dapat dipengaruhi melalui
promosi khusus. Pendekatan pada penjadwalan agregat ini sangat menguntungkan karena
mengurangi biaya pembelian dan promosi, serta membantu mengelola arus uang secara mandiri
untuk setiap lokasi.
Layanan Lain-lain
Bentuk usaha ini seperti keuangan, transportasi, serta banyak jasa komunukasi dan rekreasi.
Kebanyakan usaha jasa ini memberikan output yang intangible (tidak terlihat). Perencanaan
agregat ditujukan pada hal berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia dan mengelola
permintaan, dengan tujuan menentukan puncak permintaan dan merancang metode yang secara
penuh memanfaatkan sumber daya tenaga kerja selama p[eriode permintaan rendah.
Industri Penerbangan
Perencanaan agregat pada industri penerbangan akan terdiri dari tabel atau jadwal mengenai:
1. Jumlah penerbangan yang keluar-masuk dari setiap pusat kegiatan.
2. Jumlah penerbangan pada semua jalur.
3. Jumlah penumpang yang akan dilayani pada semua penerbangan.
4. Jumlah awak pesawat dan landasan yang diperlukan pada setiap pusat kegiatan dan bandara.
5. Penentuan jumah tempat duduk untuk dialokasikan ke berbagai kelas biaya.
F. MANAJEMEN IMBAL HASIL
Manajemen imbal hasil atau pendapatan (yield or revenue management) adalah proses perencanaan
agregat dalam mengalokasikan sumberdaya bagi pelanggan pada harga yang akan memaksimalkan
imbal hasil atau pendapatan.
Cara ini diperkenalkan pada tahun 1980-an, ketika sistim reservasi American Airlines mengubah
harga tiket secara langsung untuk jalur manapun berdasarkan pada kondisi permintaan, dimana jika
permintaan tempat duduk yang mahal rendah maka ditawarkan lebih banyak tempat duduk dengan
diskon. Sebaliknya jika permintaan tempat duduk yang mahal tinggi maka tempat
duduk diskon dikurangi.
Keberhasilan American Airlines ini banyak diadopsi oleh perusahaan lain termasuk jasa perhotelan.
Cara imbal hasil ini menjadi menarik dalam kerangka perencanaan agregat karena beberapa hal sbb:
1. Jasa atau produk dapat dijual terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
2. Permintaan fluktuatif.
3. Kapasitas relatif tetap.
4. Permintaan dapat dibagi
5. Biaya variabel rendah dan biaya tetap tinggi.