USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

76
i USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT.PLASTICOLORS EKA PERKASA Oleh Maresha Andaratama Alwika NIM: 004201405041 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2018

Transcript of USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

Page 1: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

i

USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING DI DEPARTEMEN PRODUKSI

PT.PLASTICOLORS EKA PERKASA

Oleh Maresha Andaratama Alwika

NIM: 004201405041

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

v

Kebersihan dalam kegiatan produksi materbatch adalah hal yang paling

diutamakan. Kebersihan diuatamakan karena jika terjadi kontaminasi akan

mengakibatkan hasil produk reject.Salah satu proses produksi dalam produksi

masterbatch adalah mixing. Untuk menjaga kebersihan pada proses mixing

penggunaan wadah untuk raw material yang sudah selesai dimixing sangat

diuatamakan. Perusahaan saat ini menggunakan wadah jumbo bag untuk menjadi

wadah penempatan raw material hasil mixing. Dampak yang terjadi saat

penggunaan jumbo bag mulai dari dampak buruk terhadap lingkungan dan

pemborosan biaya. Untuk meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan dan

pemborosan biaya perlu adanya perancangan wadah baru. Tujuan dari

perancangan wadah baru adalah mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan

dan pemborosan biaya pada perusahaan. Penelitian ini mencoba untuk merancang

wadah baru untuk menggantikan jumbo bag yang digunakan pada perusahaan

tersebut. Metode yang akan digunakan untuk menentukan desain wadah baru

yaitu house of quality (HOQ), perhitungan saving cost, depresiasi, dan pengetahui

dampak lingkungan dari wadah baru. Setelah dilakukan perancangan wadah baru

diketahui estimasi penurunan pengeluaran biaya sebesar 93% dan dampak

lingkungan wadah baru yang sudah bisa ditanggulangi oleh perusahaan.

Penurunan biaya ini diharapkan memiliki pengaruh yang besar sebagai saving cost

yang didapat oleh perusahaan, dan dampak lingkungan yang ramah terhadap

lingkungan.

Kata Kunci: masterbatch,proses mixing,jumbo bag, quality function development,

limbah produksi, saving cost,

Page 3: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

1

1.1 Latar Belakang Masalah Produk berbahan jenis plastik memiliki berbagai macam warna, warna tersebut

dihasilkan dari pencampuran suatu zat kimia yang disebut masterbatch.

Masterbatch ini adalah zat kimia yang berfungsi untuk mewarnai produk

berbahan dasar plastik. Masterbatch diaplikasikan dengan cara menginject resin

dengan masterbatch sehingga plastik memiliki warna sesuai keinginan.

Perusahaan PT. Plasticolors Eka Perkasa adalah perusahaan yang memproduksi

pewarna plastik atau yang disebut masterbatch, Untuk menghasilkan masterbatch

memiliki tahapan proses produksi dari mulai dari proses penimbangan raw

material, yaitu menimbangan raw material sesuai Bill Of Material (BOM).

Setelah proses penimbangan selesai, proses selanjutnya adalah mixing, yaitu

mencampurkan seluruh raw material yang sudah ditimbang dengan bantuan

mesin mixing. Setelah selesai proses mixing satu produk, container harus dicuci

dan dilakukan proses cleaning lainnya agar tidak ada sisa raw material yang

tertinggal didalam container.

Setelah proses mixing dilakukan, raw material hasil mixing yang ada pada

container dituang ke jumbo bag dan disimpan diarea antri sebelum masuk ke

proses extruder. Setelah semua material dituang ke mesin extruder, jumbo bag

dibuang ke area limbah. Pemakaian jumbo bag hanya bisa digunakan satu kali,

karena jumbo bag yang sudah digunakan mengandung sisa raw material yang

tertinggal didalam jumbo bag tersebut, sehingga jika digunakan kembali untuk

wadah raw material hasil mixing produk lain akan terjadi kontaminasi yang dapat

membuat produk tidak sesuai standart atau menjadi reject. Karena pemakain

jumbo bag hanya bisa digunakan satu kali mengakibatkan penimbunan limbah

jumbo bag.

Page 4: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

2

Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah tingginya biaya pemakaian jumbo bag

dan menumpuknya limbah jumbo bag yang memiliki dampak buruk untuk lingkungan.

Dari masalah tersebut perlu adanya perancangan wadah baru untuk wadah raw material

hasil mixing.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusalan masalah yang diangkat didasarkan latar belakang yang telah

dipaparkan diatas,rumusan masalah yang dapat diangkat adalah :

Bagaimana mencari wadah yang dapat menjadi wadah penempatan raw

material hasil mixing?

Apa wadah penempatan raw material hasil mixing yang berdampak baik bagi

lingungan ?

1.3 TujuanPenelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan seabagai berikut :

Menemukan wadah yang dapat dijadikan wadah penempatan raw material

hasil mixing.

Mengetahui wadah penempatan raw material hasil mixing yang berdampak

baik bagi lingungan.

1.4 Batasan

Berikutinimerupakan batasan masalah yang akan diteliti pada PT.Plasricolrs Eka

Perkasa agar masalah yang akan diteliti tidak menyimpang dari tujuan awal

penelitian. Batasan masalahnya antara lain:

Pengambilan data yang diambil merupakan data pemakaian jumbo bag dari

bulan September 2016 sampai September 2017.

Parameter yang digunakan adalah jumlah (quantity) pemakaian dan biaya

pemakaian jumbo bag.

Perencanaan pembuatan produk hanya pada perencanaan desain dan

pemilihan material.

Biaya pembuatan dihitung oleh supplier

Tidak menghitung berat produk, pemakaian sumber daya alam dan sumber

daya manusia

Page 5: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

3

1.5 Asumsi Beberapaasumsi yang diterapkan agaranalisis menjadi benar adalah sebagai

berikut:

Harga produk jumbo bag dalam periode September 2016 sampai September

2017 tetap.

Harga pembuangan limbah dalam periode September 2016 sampai September

2017 tetap.

Jumlah produk yang diproduksi tetap.

1.6 Sistematika Penulisan Sistematikalaporanpenelitianiniterdiridarilimabab.Limababtersebut terdiri dari:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi dari penjelasantentang hal-hal yang menjadi latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan laporan, batasan

masalah, asumsi dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori

Bab ini dijelaskan tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam

pengolahan data untuk melakukan pemecahan permasalahan yang

ditemukan. Teorti teori yang berkaitan dengan desain produk, biaya

dan postur tubuh.

Bab III Metodologi penelitian

Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam

melakukan penelitian. Tahapan dimulai dengan mengidentifikasi

masalah, merumuskan masalah, penetapan tujuan, pembatasan

masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, simpulan dan

saran

Bab IV Data dan analisis

Bab ini menjelaskan tentang proses analisis data penyebab timbulnya

masalah serta data setelah dilakukan perbaikan.

Page 6: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

4

Bab V Simpulan dan saran

Bab terakhir memberikan kesimpulan penelitian dan pemecahan

masalah serta rekomendasi untuk bahan pertimbangan sebagai solusi

pemecahan masalah yang terjadi. Kesimpulannya akan terdiri dari

solusi wadah baru untuk wadah raw material hasil mixing dan

wadah raw material hasil mixing yang ramah lingkungan.

Page 7: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

5

2.1. Life Cycle Impact Assessment (LCA)

Menurut Tapia M (2008) Life Cycle Assement (LCA) adalah suatu cara untuk

mengetahui hal hal yang bersangkutan dengan keseluruhan dari daur hidup

produk. Life cycle assement memiliki fungsi untuk mempelajari dampak baik dari

produk maupun fungsi yang diharapkan dari produk. Pemakaian metoda LCA

pada kegunannya juga dapat berfungsi sebagai metoda untuk mengidentifikasi dan

menghitung energy yang digunakan, sumber daya alam yan digunakan,

pembuangan pada lingkungan, serta memberikan evaluasi dan memberikan

kemungkinan perbaikan lingkungan yang dapat diaplikasikan. Oleh karena itu

LCA dapat digunakan untuk membantu stategi untuk menentukan hal hal yang

harus diambil agar dapat meningkatkan kualitas produk.

Pada LCA terdapat tingkatan tingkatan dari LCA adalah goal and scope, life

cycle inventory, life cycle impact assement, dan life cycle interpretation. Fase-

fase ini diatur dalam standar ISO meliputi ISO 14040 tentang prinsip umum LCA,

ISO :14041 tentang nventory dan goals and scope, ISO: 14040 tantang life cycle

assementi serta ISO :14043 tentang interprestasi LCA.

2.1.1 Tingkat Amatan Dalam Life Cycle Assement

Tingkat tingkatan yang dianalisis dalam LCA adalah sebagai berikut :

1. Geografis

Lokasi kegiatan terjadinya manufakturing yang memberikan pengaruhbesar

terhadap dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tahapan

pembuatanproduk yang dilakukan di daerah berbeda akan berdampak pada

hasil emisi yang berbeda.

2. Ekstraksi bahan baku

Rantai hidup produk diawali dengan perpindahan bahan baku dan sumber

energi dari bumi.

Page 8: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

6

3. Proses material

Tahapan terjadi adalah penentuan bahan yang dijadikan produk, tahapan proses

manufaktur dari awal bahan utama hingga menjadi produk yang didistribusikan

kepada konsumen. Terdapat 3 bagian pada material processing dan manufaktur

yaitu :

- Material manufacture

Bersangkutan untuk semua aktivitas yang mengubah bahan utama menjadi

satu produk.

- Product fabrication

Tahapan produk jadi yang siap untuk dikemas.

- Filling packaging distribution

Tahapan produk siap dikirim.

4. Use re-use maintanance

Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan distribusi pada konsumen.

5. Recycle waste management

Perhitungan energy yang dibuang ke lingkungan.

2.1.2 Tahapan pada LCA

Tingkatan proses untuk melakukan identidikasi dan evaluasi produk

menggunakan LCA adalah seperti berikut:

1. Pengertian dan cakupan (goal and scope definition)

Hal yang diutamakan untuk petunjuk yang dapat membantu konsistensi dari

penelitian LCA. Tujuan diharuskan menjelaskan sebab- sebab dilakukannya

penelitian dana pa kegunaan dari penelitian tersebut.

2. Tahap input analisis inventory (life cycle inventory)

Melakukan inventarisis masukan dan keluaran yang berhubungan dengan ruang

lingkup studi. Hal yang dituju dari penelitian ini adalah untuk menunjukan

dampak lingkungan berbasis life cycle.

3. Tahap perdugaan dampak (life cycle impact assement)

Menilai kembali terhadap dampak potensi terhadap lingkungan dengan

menggunakan hasil dari life cycle inventory dan menyediakan informasi untuk

menginterprestasikan pada fase terakhir ( hermawan, 2013)

Page 9: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

7

4. Tahap interprestasi ( life cycle inrterpretation)

Proses ditahap akhir analisis daur hidup menginformasikan simpulan,

rekomendasi, dan pengambilan keputusan.

2.2. Perancangan Produk

Perancangan dan pengembangan produk menurut Ulrich&Eppinger(2001) dapat

diterjemahkan sebagai serangkaian aktifitas yang saling berkaitan yang dimulai

dari analisis persepsi dan peluang pasar, sampai ke tahap produksi, penjualan serta

pengiriman produk.

Menurut Ulrich & Eppinger (2001) terdapat tiga fungsi penting dalam proyek

pengembangan produk, yaitu:

1. Pemasaran

Kegunaan pemasaran didalam mengembangkan produk adalah untuk

menghubungan antara tim pengembang produk dengan konsumen. Dalam

keadaan yang sesungguhnyaberkembangnya produk, identifikasi segmen pasar

dan identifikasi kebutuhan pelanggan, menetapkan target produk, merancang

peluncuran dan promosi produk.

2. Perancangan

Kegunaan perancangan merupakan kegunaan yang penting dalam

mengidentifikasi bentuk produk supaya dapat keinginan pelanggan dapat

dipenuhi. Bagian perancangan memiliki kewajiban meliputi desain engineering

(mekanik, elektrik, dll) dan desain industri (estetika, ergonomi, dll).

3. Manufaktur

Manufaktur memiliki kewajiban untuk memberikan rancangan dan

mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk untuk

menghasilkan produk.

2.3 House of Quality (HOQ) Menurut Cohen (1995) proses QFD melibatkan pembuatan satu atau lebih matriks

(disebut juga tabel kualitas). Matriks pertama yang dibuat disebut House of

Quality (HOQ). Matriks ini memperlihatkan kebutuhan pelanggan dan

Page 10: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

8

karakteristik teknis dari tim pengembang yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen tersebut.

Menurut Cohen (1995) HOQ adalah sebuah struktur, ekspresi sistematis dari

produk atau proses yang dilakukan oleh tim pengembang untuk memahami aspek-

aspek pada keseluruhan proses perencanaan produk baru, pelayanan atau proses.

Dalam menggunakan matriks House of Quality harus melalui prosedur sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk

Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen

terhadap suatu produk. Umumnya konsumen terhadap suatu produk.

Umumnya konsumen menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk ke

dalam atribut-atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam

tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan baik untuk

menghindari kesalahan interpretasi.

2. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut

Penentuan peringkat atribut ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot

persentase pada masing-masing atribut dengan menggunakan skala prioritas.

3. Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing

Performansi dari pesaing dianalisis, keterangan mengenai atribut yang

diprioritaskan pesaing dikaji.

4. Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik

Atribut-atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis pada

tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu matriks, dimana atribut diletakkan

vertikal pada tepi sebelah kiri, sedangkan karakteristik teknis diletakkan

horisontal pada tepi atas.

Karakteristik teknis yang dipilih harus nyata dan dapat diukur.

5. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut produk

Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik teknis dan

atribut, biasanya menggunakan skor, dimana skor yang tertinggi

menggambarkan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk

Page 11: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

9

mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling berpengaruh pada kepuasan

konsumen dan sebaliknya.

6. Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik teknis

Dalam House of Quality, besaran diletakkan pada bagian roof. Bekerja dengan

matriks roof seperti ini dapat memudahkan dalam memeriksa interaksi yang

terjadi pada setiap pasangan karakteristik teknis.

7. Menentukan Gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis

Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai untuk

pengukuran parameter karakteristik teknis dalam memuaskan keinginan

konsumen dan meningkatkan produknya melebihi produk pesaing.

2.4 Pengertian ErgonomiErgonomi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu: ergon yang

berarti ilmu dan nomos yang berarti hukum. Secara sederhana, ergonomi adalah

study tentang interaksi antara manusia dan object yang digunakan kemudian

dengan lingkungan tempat yang digunakan. Definisi ini mencakup unsur yang

paling penting yaitu: manusia, object, lingkungan dan juga interaksi yang

komplek antara bagian tersebut. Design for human use kata lain untuk

mendefinisikan ergonomi dan penekananya pada penggunaan peralatan, mesin

dan system buatan manusia. Ahli ergonomi sering menggunakan istilah human

Engineerd untuk menggambarkan bentuk yang sesuai dengan harapan manusia

atau yang digunakan manusia tanpa menimbulkan stress.Pulat (1997)

Menurut Nurmianto (1996) i

ERGO (kerja) dan NOMOS (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi

tentang aspekaspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara

anatomi, psikologi, fisiologi, engineering, manajemen dan perancangan.

Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan

kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah, dan rekreasi.

Menurut Sutalaksana (1979) ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis

untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan

keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat

Page 12: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

10

bekerja pada system itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan

melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman.

Menururt Madyana (1996) Ergonomi merupakan penerapan pengetahuan terpilih

tentang manusia secara sistematis dan perancangan sistem manusia benda,

manusia-fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan kata lain perkataan ergonomi

adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dengan berinteraksi dengan obyek-

obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

2.5 Anthropometri Menuurt Pulat (1997) Anthropometry merupakan study tentang dimensi tubuh

manusia. Manusia lahir dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Teknik

yang menggunakan informasi dan pengembangan baru mengenai hal tersebut

disebut teknik antropometri.

Survei awal dimensi manusia dilakukan pada akhir abad ke-14. Data antropometri

yang lengkap ada sejak tahun 1800an. Metode pengukuran distandarisasi beberapa

kali selama awal dan pertengahan abad ke-20. Standarisasi terbaru terjadi pada

tahun 1980 oleh International Standards Organization (ISO). Metode standar

mengasumsikan postur tubuh dan penunjuk, hanya pda beberapa dekade terakhir

ini dilakukan secara khusus untuk penggunaan teknik. Aplikasi data antropometri

adalah untuk desain pakaian, desain tempat kerja, desain lingkungan, desain

pelaratan dan mesin, yang terakhir adalah desain produk.

Manusia mempunyai ukuran tubuh yang bervariasi, yang membedakanya dapat

berasal dari etnis, suku, dan kebangsaan. Dalam kelompok yang sama, juga dapat

berbeda dikarenakan perbedaan gen. Gambar 2.1 menyajikan data variabilitas

berkenaan dengan antropometri antar berbagai bangsa dengan nilai percentil 5 dan

95%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa ada variabilitas 10-15% antar

kelompoketnis dengan jenis kelamin yang sama. Seseorang juga dapat

menyimpulkan bahwa 25-30% perbedaan dapat diharapkan dalam ukuran

populasi satu karakteristik antropometri pada jenis kelamin, etnis, dan rentang

persentil dipertimbangkan secara bersamaan.

Page 13: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

11

Sumber:Pullat , 1997, hal.129

Gambar 2. 1 Human Variability range ( 5th and 95th percentiles)

Pedoman utama untuk merancang tempat kerja yang mengakomodasi sebagian

besar individu sehubungan dengan ukuran struktur tubuh manusia. Ilmu untuk

mengukur tubuh manusia disebut antropometridan biasanya menggunakan

berbagai perangkat seperti caliper dalam pengukuranya. Misalnya, perawakan dan

panjang lengan bawah. Beberapa ahli ergonomi dan engineering mengumpulkan

data sendiri karena hampir ada 1000 variasi dari ukuran tubuh manusia. Proyek

CAESAR (Civilian American and European Surface Anthopometry Resource)

mengumpulkan lebih dari 100 dimensi yang sebagian disajikan pada Gambar 2.2.

Page 14: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

12

Sumber: Freivalds and Niebel,2014, hal.181-182

Gambar 2. 2 Selected body dimension and weight of U.S. Adult civilian

2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Data Antropometri Menurut Pulat (1997) seorang perangcang harus memperhitungkan factor yang

mempengaruhi data antropometri. Faktor yang paling penting adalah sebagai

berikut:

1. Umur

Secara umum dimensi manusia meningkat dari mulai lahir sampai dewasa

yaitu sekitar umur 20tahun. Roche dan Davila mempelajari sample orang

amerika dan menunjukan bahwa mereka yang mencapai usia dewasa

merekapada usia rata-rata 21,2 tahun untuk pria dan 17.3 tahun untuk

wanita. Namun sekitar 10% dari lelaki mencapai usia dewasa pada usia

Page 15: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

13

23.5 tahun dan untuk 10% wanita setelah usia 21.1 tahun. Setelah usia itu

tidak ada perubahan bentuk tubuh. Trotter dan gleser memperlihatkan

bahwa kita mulai menyusut pada usia 40tahun keatas. Oleh karena itu

penting bagi perancang untuk menentukan populasi pengguna dalam

merancang sesuatu yang berkaitan dengan umur kedua jenis kelamin

tersebut.

2. Jenis kelamin

Pada umumnya laki-laki memiliki ukuran dimensi yang lebih besar dari

pada wanita kecuali bagian pinggul dan paha. Wanita juga mempunyai

kulit yang lebih lembut dari pada laki-laki.

3. Posisi tubuh

Posture mempengaruhi ukuran tubuh. Untuk alasan ini posisi standar

harus digunakan selama survei. Pada saat posisi berdiri atau posisi duduk

harus mempertimbangkan posisi ini selama perancangan. Restraints juga

mempengaruhi dalam penerapan data. Inilah alasan mengapa dimensi

fungsional lebih besar dari pada static dimension. Dimensi static harus

dapat disesuaikan untuk gerakan bebas selama bekerja.

4. Pakaian

Pakaian memberikan tambahan untuk ukuran tubuh manusia. Dampak

lainya adalah mempersempit ruang gerak. Pada Gambar 2.3 dibawah ini

diperlihatkan bahwa dengan pakaian berbeda saat bekerja maka berbeda

pula data ukuran yang didapat.

Gambar 2. 3 Perbedaan ukuran dengan pakaian berbeda

Page 16: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

14

2.5.2 Data Antropometri Menurut Pulat (1997) Dalam kaitanya dengan posisi tubuh data antropometri

dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Structure Dimension

Data ini diambil dari ukuran tubuh dalam posisi standard dan posisi rileks.

Bisa disebut juga static anthropometry.

Berikut ini adalah contoh beberapa dimensi untuk populasi orang dewasa.

dibawah ini:

a. Weight, berat badan diukur dengan skala dokter. Sebagian besar

digunakan dalam dukungan structural untuk sistem pengekangan kursi

dan tubuh. Seperti pada Gambar 2.4

Sumber: Pulat,1997, hal.134-135

Gambar 2. 4 Weight Caracteristic b. Stature, dengan subjek yang berdiri tegak dan menatap lurus ke depan.

Ini adalah ukuran yang diambil dari permukaan sampai puncak kepala.

Seperti pad Gambar 2.5 .

Sumber: Pulat,1997, hal.134-135

Gambar 2. 5 Strature

Page 17: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

15

c. Stiing Hight, posisi ini adalah jarak vertical antara permukaan kursi

dengan bagian atas kepala dan dengan posisi duduk tegak. Seperti pada

Gambar 2.6

Sumber: Pulat,1997, hal.134-135

Gambar 2. 6 Sitting hight, erect

2. Functional Dimension

Data ini didapat dari ukuran tubuh dengan berbagai posisi saat kerja. Data

ini bisa disebut juga dynamic anthropometry.Menurut Pulat (1997) berikut

adalah contoh untuk functional dimension:

a. Prone length and height, subject terletak pada posisi tiarap dengan

kedua kaki lurus, dan tkedua tangan mengulur maksimal serta tangan

mengepal. Prone lenght diukur dari ujung tangn yang mengepal ke

ujung kaki secara horizontal. Sedangkan Prone height diukur secara

vertical dari tanah dan poin teratas dari kepala yang mana dada

maximal menempel pada lantai. Data dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Sumber: Pulat,1997, hal.134-135

Gambar 2. 7 Prone length and Height

Page 18: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

16

b. Squatting height, ini adalah jarak vertical antara lantai dan bagian atas

kepala subjek saat subjek menyeimbangkan jari-jari kakinya dengan

tubuh tegak. Data dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Sumber: Pulat,1997, hal.134-135

Gambar 2. 8 Squating Height

2.5.3 Dimensi Anthropometri Umum Menurut Wignjosoebroto(1995) Data anthropometri merupakan data yang

memiliki fungsi yang digunakan untuk menentukan dimensi ukuran barang yang

akan dirancang dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya.

Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk

maupun fasilitas dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini.

Sumber: Nurmianto, 1995, hal 52

Gambar 2. 9 Antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas

Page 19: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

17

Keterangan Gambar 2.9 di atas, yaitu:

1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung

kepala).

2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.

3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.

4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus).

5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri t

egak (dalam Gambar tidak ditunjukkan).

6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai

dengan kepala).

7 : Tinggi mata dalam posisi duduk.

8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk.

9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus).

10 : Tebal atau lebar paha.

11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut.

12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari

lutut betis.

13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk.

14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai denga paha.

15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk).

16 : Lebar pinggul ataupun pantat.

17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam

Gambar).

18 : Lebar perut.

19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam

posisi siku tegak lurus.

20 : Lebar kepala.

21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari.

22 : Lebar telapak tangan.

23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan

(tidak ditunjukkan dalam Gambar).

24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak.

Page 20: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

18

25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak.

26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai

dengan ujung jari tangan.

27 : Tinggi dalam posisi berdiri dari ujung kaki hingga pantat bagian bawah.

Data yang ada pada data antropometri indonesia memberikan informasi seperti

pada Gambar 2.10.

Sumber: http://antropometriindonesia.org.

Gambar 2. 10 Antropometri Pria Indonesia

Page 21: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

19

Berdasarkan Roebuck and Thomson(1975) dengan tujuan untuk menjelakan

kembali mengenai data anthropometri yang tepat diaplikasikan dalam berbagai

perancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan ukuran

dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran dimensi anthropometri

tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada Gambar 2.11.

Sumber: Roebuck&Thomson, 1975, hal 186

Gambar 2. 11 Pengukuran dimensi Tubuh

Page 22: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

20

2.6 Pemilihan Material Pemilihan material berfungsi untuk mengetahui material apa yang bisa digunakan

untuk membuat big container. Jenis material yang sering digunakan pada dunia

industri menurut Kalpakjian & Schmid (2006) seperti yang tertulis pada Tabel

2.1. Tabel 2. 1 Jenis Material Pada Dunia Industri

Material Jenis Ferrouse metal carbon, alloy, stainless, dan die steels Nonferrous metal aluminium, magnesium, copper, nickel,

titanium, superal-loys, refractory metals, berylilium, zirconium, low-melting alloys, dan precius metals.

Plastik ( polymer ) thermoplastics, thermosets, dan elastomers.

Ceramik, kaca, dan diamon. - Composite materials, rainforced plastics, metal-matrix dan ceramic-matrix composites

-

Nanomaterials, shape-memory alloys, amorphous aloys, semiconductror, superconductors

-

Dari jenis jenis material yang sering digunakan pada dunia industri yang tertulis

pada Tabel2.1 memiliki harga yang berbeda beda setiap jenisnya. Menurut

Kalpakjian & Schmid(2006) biaya material dijelaskan seperti pada Tabel 2.2. Tabel 2. 2 Perkiraan Harga Material

Jenis Material Perkiraan harga per unit volume (Rp)

Gold 60.000 Silver 600 Molybdenum alloys 200 - 250 Nickel 35 Titanium alloys 20 - 40 Copper alloys 5 - 6 Stainless steels 2 9 Magnesium lloys 2 4 Aluminium alloys 2 3 Hight-Streength low-alloy steels 1.4 Gray cast iron 1.2 Carbon steel 1 Nylons, acetals, dan silicon 1.1 - 2 Rubber 0.2 - 1 Jenis plastik lainnya 0.2 - 2

Page 23: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

21

harga yang dicantumkan pada Tabel 2.2 tersebut hanyalah perkiraan harga,

karena harga dipengaruhi oleh jumlah pembelian, jarak, dan pemilihan supplier.

2.6.1 Jenis Stainless steel Berdasarkan The American Iron & Steel Institue(AISI) dan Society of Automotive

Engineer(SAE) pada buku ASM handbook volume 1 steels dibagi menjadi

beberapa jenis seperti yang tertulis pada Tabel 2.3 .

Tabel 2. 3 Jenis Steels Berdasarkan AISI dan SAE nomer

AISI-SAE Kondisi Jenis Pemakaian 1010 Hot- rollerd Kawat, batang, paku, screw, beton 1020 As rolled Annealed Pelat baja dan stuktural penggunaan 1040 As rolled Annealed Tempered Batang baja, pipa baja 1060 As rolled Annealed Tempered Kawat spring, cetakan, rollood wheels. 1080 As rolled Annealed Tempered Helical spring, pahat, cetakan forging

1095 As rolled Annealed Tempered Cetakan, punches,keran, milling cutter,shear blodes, kawat

Jenis Steels juga ditentukan dengan jumlah kandungan karbon yang ada pada

Steels. Karena kandungan karbon yang berbeda dari sifat dan jenis pemakaian dari

setiap carbon steels memiliki perbedaan difat dan jenis pemakaiannya. Spesifikasi

penggolongan karbon berdasarkan pada sifat , kekuatan,kekerasan dan kandungan

karbon yang ada pada steels menurut Ashby (2005) Materials

seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2. 4 Sifat dan Jenis Pemakaian Baja

Baja Komposisi Sifat dan jenis pemakaian

Low- Carbon steel Fe: 0,04 - 0,3C ; 0,8 Mn Kontruksi, Proses las Medium - carbon steel Fe: 0,3 - 0,7C, 0,8 Mn Part Mesin, gear, shafts

Hight carbon stell Fe: 0,7 - 1,7 C, 0,8 Mn Spring cutting tool, cetakan

Low- Alloy stell Fe: 0,2C ; 0,8 Mn ; 1 Cr ; 2Ni Presure vissels, air craft part

Hight-alloy (stain lest) stell Fe: 0,1C ; 0,5 Mn ; 18 Cr ; 8Ni

Tahan karat, untuk dunia kimia atau steam plants

Dari Tabel 2.4 baja memiliki jenis yang berbeda beda menurut

Kalpakjian&Schmid (2006) anufacturing engineering and

technology memiliki lima jenis, seperti yang tertulis pada Tabel2.5 :

Page 24: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

22

Tabel 2. 5 Jenis Jenis Baja Berdasarkan Kandungan Karbon

Jenis Stainless Steels

Sifat Magnet

Sifat Anti karat

Proses pengerasan Penggunaan

Nomer Seri

Austenitic stainless steels

Tidak Sangat baik

hardned by cold working

Penggunaanya bisa digunakan diberbagai bidang industri

200 - 300

Ferritic stainless steels

Ya Baik hardned by cold working

seperti perlengkapan dapur dan hiasan pada dunia automotif

400

Martensitic Ya Cukup Heat treatment untuk valves, spring, dan alat alat pemotong

400 - 500

Precioitation-hardening

Tidak Baik - digunakan untuk dunia persawatan atau peralatan ruang angkasa

PH

Duplex structure

- Baik - Pemakaian sering digunakan pada peralatan yang digunakan pada lingkungan air.

2.7 Pengertian Penyusutan (Depresiasi) Menurut (Weygandt, 2007) yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto,

Wasilah, dan Rangga Handika, arti kata penyusutan (depresiasi) adalah:

adalah alokasi investasi dari asset tetap menjadi beban selama masa

2.7.1 Sebab-Sebab Penyusutan Menurut (Warren,2006) yang di alih bahasakan oleh Aria farahmita,

Amanugrahani dan Taufik hendrawan, sebab-sebab penyusutan yaitu:

1. Penyusutan fisik terjadi akibat dampak lingkungan yang mengakibatkan

produk menjadi rusak atau kehausan.

2. Penyusutan fungsional terjadi saat aktiva tetap tidak bias menghasilkan

manfaat yang diingikan lagi.

2.7.2 Faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan Menurut Weygandt (2007) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto,

Wasilah, dan Rangga Handika, faktor-faktor dalam menentukan biaya penyusutan

yaitu:

Page 25: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

23

1. Harga perolehan

2. Masa manfaat

3. Nilai sisa.

Menurut Reeve & Fess (2006) yang diterjemahkan oleh Aria

farahmita,Amanugrahani dan Taufik hendrawan, faktor-faktor dalam menentukan

biayapenyusutan yaitu:

1. .Biaya awal aktiva tetap

2. Umur manfaat yang siperkirakan

3. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat.

2.7.3 Metoda Perhitungan Penyusutan Metode perhitungan penyusutan Menurut Warren, Reeve & Fess (2006) yang di

alih bahsakan oleh Aria farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan, metode

perhitungan penyusutan yaitu:

1. Metode Garis lurus (straight-line method)

Pada metode ini depresiasi besarnya sama untuk setiap tahun selama produk

masih bias digunakan. Dasar prhitungan adalah waktu. Dengan metoda ini

cukup dengan menghitung beban depresiasi yang dapat disusutkan. Biaya

yang dapat disustkan adalah perolehan asset lalu dikurangi dengan nilai sisa.

Berikut persamaan untuk menghitung depresiasi dengan metode garis lurus :

Penyusutan =Biaya Nilai sisa (2-1)

Masa manfaat

2. Metode Jam jasa (service-hours method)

Metode yang memiliki teori bahawa pembelian suatu aktiva merupakan

sejumlah waktu jasa secara langsung. Harga perolehan dibagi dengan total

jam jasa yang digunakan.

3. Metoda hasil produksi ( production output methode)

Metoda hasil produksi didasarkan pada teori bahawa aktiva tetap diperoleh

untuk jasa yang dihasilkan dalam bentuk output produksi. Metoda ini

mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva tetap. Untuk dapat

menghitung beban penyusutan periodik, pertama kali dihitung penyusutan

untuk tiap unit produk. Kemudian tarif ini akan dikalikan dengan jumlah

produk yang dihasilkan dalam periode tersebut.

Page 26: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

24

Penyusutan per unit = Biaya Nilai sisa (2-2)

Total unit produksi

4. Metode Beban berkurang (reducing charge method)

Metode ini memiliki teori bahwa aktiva yang baru lebih baik dibanding

dengan aktiva yang lama. Sehingga beban depresisau tahun pertama akan

lebih besar di banding dengan beban depresisai tahun tahun kedepan.

5. Metode tarif menurun (declining rate on cost method)

Di samping metode-metode yang telah diuraikan di muka, kadang kadang

dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang

selalu menurun. Tarif (%) ini setiap periode dikalikan dengan harga

perolehan. Penurunan tarif (%) setiap periode dilakukan tanpa menggunakan

dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan

perusahaan. Karena tarif (%)-nya setiap periode selalu menurun maka beban

depresiasinya juga selalu menurun.

Page 27: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

25

Berikut merupakancara membuat langkah-langkah penelitian dalam diagram alir.

pada Gambar 3.1.

Diagram ini

merupakan ikhtisar

dari prosedur

penelitian yang

dilakukan.

Gambar 3. 1 Diagram Metodologi Penelitian

Studi Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Landasan Teori

Data Dan Analisis

Studi pendahuluan: Melakukan observasi permasalahan pemakaian

jumbo bag Mengamati langsung pemakaian jumbo bag Menjabarkan permasalahan yang terjadi pada

pemakaian jumbo bag Identifikasi masalah: Menentukan masalah yang terjadi pada pemakaian

jumbo bag Menentukan batasan masalah penelitian. Menentukan metode untuk menangani permasalahan

pemakaian jumbo bag Landasan teori: Penjelasan tentang metode LCA Penjelasan mengenai perancangan produk Penjelasan tentang metode house of quality Penejelasan tentang metoda ergonomi. Penjelasan tentang pemilihan material. Penjelasan tentang depresiasi.

Data dan analisis: Mengumpulkan data pemakaian jumbo bag, dampak

lingkungan dan biaya pemakaian jumbo bag Menetukan spesifikasi alat bantu menggunakan HOQ Menentukan material produk yang akan dibuat Mendesain produk Menghitung saving cost Analisis dampak lingkungan produk Perbandingan pemakaian jumbo bag dan produk baru

Simpulan dan saran:

Menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran

Kesimpulan Dan Saran

Page 28: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

26

3.1. Studi Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi di perusahaan.

Pada tahap ini, dilakukan dengan observasi langsung ke perusahaan yang

bersangkutan dan melakukan wawancara dengan bagian produksi PT. Plasticolors

Eka Perkasa untuk mendapatkan Gambaran keadaan perusahaan saat ini.Untuk

memastikan permasalahan, dilakukan pengamatan terhadap pemakaian jumbo

bag.

3.2. Identifikasi Masalah

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian ditetapkan latar belakang

masalah yang dihadapi oleh PT. Plasticolors Eka Perkasa. Setelah itu ditentukan

perumusan masalah dari latar belakang yang telah dijabarkan. Kemudian dari

rumusan masalah tersebut dapat diketahui tujuan dari penelitian yang akan

menjawab semua masalah yang telah dirumuskan tadi. Kemudian, ditentukanlah

batasan-batasan agar tidak keluar dari ruang lingkup penelitian yang telah

ditetapkan. Setelah itu, ditentukan juga beberapa asumsi guna membantu dalam

penyelesaian masalah yang telah dirumuskan. Hal hal diatas dijelaskan pada

Bab I.

3.3. Landasan Teori

Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang

penelitian dengan melengkapi teori teori yang digunakan sebagai landasan

penelitian dan berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk

memecahkan suatu permasalahan. Landasan teori dapat berasal dari buku buku

atau referensi referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahapan

ini, literatur yang digunakan yaitu LCA, perancangan produk, depresiasi,

ergonomi house of quality. dan ergonomi.

3.4. Data dan Analisis Bagian dari sistematika penelitian untuk menganalisis data, membuktikan,

menjelaskan, atau menjawab akar permasalahan penelitian. Data yang

dikumpulkan berkaitan dengan masalah proses pemakaian jumbo bag. Data-data

tersebut berupa data umum didalam internal perusahaan yang tingkat

Page 29: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

27

kerahasiaanya tidak terlalu tinggi namun dianggap sudah cukup untuk kemudian

diolah pada tahap selanjutnya. Kerangka penelitian untuk pengumpulan data dan

analisis ditampilkan pada Gambar 3.2

Gambar 3. 2 Kerangka penelitian

3.5. Simpulan dan Saran Pada langkah ini adalah menyimpulkan dari perbaikan yang sudah dilakukan

terhadap tempat penyimpanan sementara produk hasil mixing. Selain

menyimpulkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada tahapan ini adalah

memberikan saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan

untuk pengembangan penelitian berikutnya.

Page 30: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

28

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.1. Observasi Awal

Untuk mengetahui secara pasti proses produksi masterbatch yang ada pada

PT.Plasticolors Eka Perkasa, observasi awal dimulai memperhatikan proses

produksi mulai dari proses penimbangan raw material, proses mixing, penuangan

raw material ke jumbo bag, penuangan raw material ke mesin extruder. Proses

produksi masterbatch yang ada di PT.Plasticolors Eka Perkasa seperti

digamabarkan pada gambar 4.1.

`

Gambar 4. 1 Proses produksi masterbatch

Pada proses mixing menggunakan bantuan mesin mixing yang memiliki wadah

yang disebut container dengan kapasitas maksimal sebanyak 75Kg seperti terlihat

pada gambar 4.2, yang memiliki fungsi sebagai wadah saat proses mixing

dilakukan. Setelah selesai proses mixing satu produk, container harus dicuci dan

dilakukan proses cleaning lainnya (proses cleaning tidak dapat diinfokan) agar

tidak ada sisa raw material yang tertinggal didalam container.

Proses penimbangan raw material

Proses mixing

Penuangan raw material hasil mixing ke jumbo bag

Penuangan material ke mesin extruder dengan bantuan mesin crane

Pembuangan limbah jumbo bag

Page 31: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

29

Gambar 4. 2 Container Mesin Mixing

Setelah proses mixing dilakukan, raw material hasil mixing yang ada pada

container dituang ke jumbo bag untuk disimpan diarea antri sebelum masuk ke

proses extruder. Pemakaian wadah yang di sebutt jumbo bag seperti yang terlihat

pada gambar 4.3 hanya bisa digunakan satu kali, karena jumbo bag yang sudah

digunakan mengandung sisa raw material yang tertinggal didalam jumbo bag

tersebut, sehingga jika digunakan kembali untuk wadah raw material

hasilmixingproduk lain akan terjadi kontaminasi yang dapat membuat produk

tidak sesuai standart atau menjadi reject.

Gambar 4. 3 Wadah Penempatan Raw Material Hasil Mixing Saat Ini

Page 32: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

30

Pemakaian jumbo bag berfungsi untuk wadah raw material hasil mixing selama di

area antri untuk pemesanan diatas 300Kg. Ketika raw material akan masuk ke

proses extruder maka seluruh raw material yang ada didalam jumbo bag dituang

ke dalam mesin extruder. Setelah semua raw material sudah masuk ke mesin

extruder , jumbo bag dibuang ke area limbah. Alur pemakaian jumbo bag seperti

yang terlihat pada gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Alur Penggunaan Jumbo Bag Pemakaian jumbo bag yang hanya satu kali pakai menimbulkan tumpukan limbah

jumbo bag yang harus diangkut secara rutin. Tumpukan limbah jumbo bag seperti

terlihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4. 5 Tumpukan Limbah Jumbo Bag

Page 33: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

31

Pada sub bab ini akan dilakukan observasi terhadap dampak lingkungan dari

pemakaian jumbo bag, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembelian

jumbo bag, dan pembuangan limbah jumbo bag.

4.1.1 Dampak Lingkungan Jumbo Bag

Untuk mengetahui dampak lingkungan jumbo bag metode yang dipakai adalah

Life cycle assesement.Life cycle assesement memiliki tahapan analisis yaitu tahap

Life cycle impacts yaitu merupakan tahapan untuk mengetahui dampak yang

dihasilkan oleh setiap produk terhadap lingkungan. Jumbo bag terbuat dari bahan

polymer berjenis Polypropylene (PP) yang masa pakainya selama 5 tahun sampai

15 tahun, seperti penjelasan pada Tabel 4.1 dibawah ini berdasarkan buku Life

Cycle Assessment competing materialsCommissioned by the European

Commission, (2004). Tabel 4. 1 Jenis Penggunaan dan Masa Pakai Polimer

POLIMER JENIS PENGGUNAAN MASA PAKAI High Density Polyethylene (HDPE)

Film, botol, gelas , mainan , tanki , drum, krat, pembungkus kabel, pipa.

2 tahun -30 tahun

Low Density Polyethylene (LLDPE)

Film, botol, gelas , mainan , tanki , drum, krat, pembungkus kabel, pipa irigasi , plastik, pelapis.

2 tahun -20 Tahun

Polyethylene Terepthalate (PET)

botol, pengemas, pita rekaman, karpet, penguat ban kendaraan, serat.

5 tahun - 10 tahun

Polypropylene (PP)

Wadah plastik mentega dan yoghurt, pembungkus makanan, plastik pembungkus, penutup botol, kotak aki dan komponen kendaraan bermotor, komponen elektrikal

5 tahun - 15 tahun

Polystyrene (PS) Aplikasi pembungkus, wadah produk makanan, piring dan cangkir, peralatan elektrical, pita kaset

5 tahun - 10 tahun

Polyvinlychloride plasticized ( PVC-P)

lantai, insulasi kabel, kantong, sepatu, pipa untuk proses makanan , pembungkus bahan kimia

5 tahun

Berdasarkan Tabel 4.1 masa pakai Polypropylene (PP) selama lima tahun. Dari

penjelasan pada Tabel 4.1 maka produk yang terbuat dari Polypropylene (PP)

seperti jumbo bag akan rusak pada tahun kelima, namun untuk menjaga

kebersihan hasil mixing agar tidak terjadi kontaminasi produk, jumbo bag hanya

dapat digunakan satu kali saja. Jika dibiarkan maka jumbo bag akan rusak di

Page 34: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

32

tahun ke lima, maka limbah jumbo bag akan menumpuk hingga dapat terurai oleh

alam yaitu selama 1.000 tahun.

Daur hidup Polypropylene (PP) tidak bisa dipastikan secara pasti karena adanya

penambahan compoun. Daur hidup Polypropylene (PP) dibuat secara umum tanpa

membahas compoun yang digunakan untuk penambahan pada produk yang

terbuat dari Polypropylene (PP) agar terlihat jelas karakteristik dari Polypropylene

(PP). Grafik daur hidup Polypropylene (PP) dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Fase Produksi

Fase

penggunaan

Fase penggunaan

Akhir

Gambar 4. 6 Daur Hidup Polypropylene (PP)

Dari Gambar 4.7 siklus Polypropylene (PP) memiliki dampak buruk pada

lingkungan mulai dari fase produksi sampai ke fase penggunaan akhir. Dari siklus

hidup Polypropylene (PP)terdapat pelepasan dan pembentukan zat – zat kimia

yang bahaya bagi lingkungan. Proses pembentukan klorin sebagai bahan baku

menimbulkan bahaya seperti emisi dioksin dari merkuri. Polimerisasi pada fase

produksi juga menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Tabel 4. 2 Bahaya Daur Hidup Polypropylene (PP)

Fase Bahaya 1. Bahan baku • Kebocoran gas klorin di tangki penyimpanan 2. Produksi • Emisi udara dan air limbah yang dikeluarkan dari fasilitas

produksi. • Pembakaran limbah produksi

3. Penggunaan • Polimer untuk jenis Polypropylene (PP) adalah jenis yang

Produksi EDC/VCM

PP polimerisasi

Proses PP

Produk PP

Pembuangan / daur ulang

Page 35: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

33

Tabel 4.2 Bahaya Daur Hidup Polypropylene (PP)(Lanjutan)

paling ramah terhadap penggunanya, karena dapat digunakan untuk wadah makanan

Fase Bahaya 4. Pembuangan a. Recycling • Zat additif pada produk PP memiliki ragam yang banyak,

sehingga proses daur ulang akan menghasilkan produk yang kurang bagus.

• Tidak dapat dicampur ke jenis resin lain. • Tidak mempengaruhi penurunan produksi PP pertahunnya

b. landfill • Pembakaran di landfill melepaskan gas dioksin. • Zat aktif kimia akan terlepas ke cairan, sehingga dapat

mencemari air tanah. c. Pembakaran • Pembuangan dioksin.

• Pelepasan HCL. • Abu pembakaran mengandung logam berat yang bisa

mencemari udara. Dari Tabel 4.2 Polypropylene (PP) memiliki bahaya bagi lingkungan maupun

manusia dari fase produksi sampai ke fase pembuangan karena melepaskan zat –

zat kimia, logam berat pada lingkungan. Pelepasan zat – zat kimia pada

lingkungan seperti pada fase pembuangan landfill di fase pembuangan dapat

mencemari air tanah, pelepasan logam berat pada abu bekas pembakaran

Polypropylene (PP) dapat mencemari udara. Sehingga jika jumbo bag bekas yang

sudah digunakan terus menumpuk maka pencemaran terhadap lingkungan dapat

terjadi.

Kondisi saat ini di PT. Plasticolors Eka Perkasa, jumbo bag yang sudah

digunakan dibuang. Karena jumbo bag yang sudah digunakan menjadi barang

tidak terpakai di PT. Plasticolors Eka Perkasa maka disebut limbah jumbo bag.

Limbah jumbo bag dibuang bersama dengan limbah lain yang dihasilkan oleh PT.

Plasticolors Eka Perkasa. Pembuangan limbah jumbo bag ini menimbulkan biaya,

yaitu biaya buang limbah yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga yaitu

perusahaan pengangkut limbah pabrik. Setelah dibawa oleh pengangkut limbah,

perusahaan tidak mengetahui lagi proses yang dilakukan oleh pihak pengangkut

limbah.

4.2. Jumlah dan Biaya Pemakaian Jumbo Bag

Biaya yang dihitung pada bab ini mencakupi pada biaya pembelian jumbo bag dan

pembuangan limbah jumbo bag. Pemakaian jumbo bag dalam satu tahun sebanyak

Page 36: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

34

3.404 Pcs jumbo bag.Total biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun untuk

pembelian jumbo bag seperti yang tertulis pada Tabel 4.3. Tabel 4. 3 Biaya Pembelian Jumbo Bag Periode September 2016 sampai September

2017

Bulan Jumlah pemakaian (Unit)

Harga /Unit Total biayapembelian

SEPTEMBER 2016 306 Rp 125.000 Rp 38.306.792 OKTOBER 2016 218 Rp 125.000 Rp 27.234.917 NOVEMBER 2016 219 Rp 125.000 Rp 27.314.792 DESEMBER 2016 289 Rp 125.000 Rp 36.071.042 JANUARI 2017 268 Rp 125.000 Rp 33.557.542 FEBRUARI 2017 273 Rp 125.000 Rp 34.106.875 MARET 2017 282 Rp 125.000 Rp 35.240.958 APRIL 2017 225 Rp 125.000 Rp 28.167.042 MEI 2017 232 Rp 125.000 Rp 29.018.906 JUNI 2017 246 Rp 125.000 Rp 30.740.708 JULI 2017 264 Rp 125.000 Rp 32.943.708 AGUSTUS 2017 309 Rp 125.000 Rp 38.569.125 SEPTEMBER 2017 274 Rp 125.000 Rp 34.251.500 Total Pemakaian 3.404 Rp 425.523.906

4.2.1Biaya Pembuangan Jumbo Bag

Selain pembelian jumbo bagyang dikeluarkan perusahaan adalah biaya

pembuangan limbah jumbo bag. Total pembuangan limbah jumbo bag dalam satu

tahun seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4. 4 Biaya Pembuangan Limbah Jumbo Bag Periode September 2016 Sampai

September 2017 Bulan Jumlah

Pembuangan (kg)

Harga /Kg Total Biaya pembuangan limbah jumbo bag

SEPTEMBER 2016 613 Rp 4.000 Rp 2.451.635 OKTOBER 2016 436 Rp 4.000 Rp 1.743.035 NOVEMBER 2016 437 Rp 4.000 Rp 1.748.147 DESEMBER 2016 577 Rp 4.000 Rp 2.308.547 JANUARI 2017 537 Rp 4.000 Rp 2.147.683 FEBRUARI 2017 546 Rp 4.000 Rp 2.182.840 MARET 2017 564 Rp 4.000 Rp 2.255.421 APRIL 2017 451 Rp 4.000 Rp 1.802.691 MEI 2017 464 Rp 4.000 Rp 1.857.210 JUNI 2017 492 Rp 4.000 Rp 1.967.405 JULI 2017 527 Rp 4.000 Rp 2.108.397 AGUSTUS 2017 617 Rp 4.000 Rp 2.468.424 SEPTEMBER 2017 548 Rp 4.000 Rp 2.192.096 Total Pemakaian 6.808 Rp 27.233.530

Page 37: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

35

4.2.2 Analisis Permasalahan

Permasalahan yang ada saat ini di PT. Plasticolors Eka Perkasa adalah

penggunaan jumbo bag yang hanya bisa digunakan satu kali pemakaian yang

berdampak pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu biaya untuk

membeli jumbo bag dan biaya pembuangan limbah. Biaya pembuangan muncul

pada penggunaan Jumbo bag karena jumbo bag yang tidak terpakai disebut

limbah jumbo bag. Limbah yang ada di PT. Plasticolors Eka harus dibuang dan

pembuangan limbah ini menimbulkan biaya.

Setiap limbah yang dihasilkan PT. Plasticolors Eka Perkasa harus diangkut oleh

pihak yang berwenang menangani limbah perusahaan. Pengangkutan limbah PT.

Plasticolors Eka Perkasa harus mengeluarkan biaya buang limbah. Pembuangan

limbah jumbo bag ini menjadi hal yang rutin karena limbah jumbo bag bertambah

setiap harinya, bertambahnya limbah jombo bag disebabkan oleh penggunaan

jumbo bag yang terus terpakai setiap harinya mengikuti jumlah produksi. Jika

tidak ada pengangkutan limbah jumbo bag akan menumpuk.

Penurunan dan peningkatan jumlah produksi mempengaruhi pemakaian jumbo

bag. Pada periode September 2016 sampai September 2017 terjadi penurunan dan

kenaikan jumlah produksi, penurunan terjadi di bulan Oktober 2016 dan

November 2016, setelah itu terjadi peningkatan di bulan Desember 2016. Pada

bulan Januari 2017 sampai bulan Maret 2017 jumlah produksi masih terlihat

stabil. Kenaikan jumlah produksi pada periode September 2016 sampai september

2017 meningkat pada bulan April 2017 sampai bulan Agustus 2017. Jumlah

produksi pada periode September 2016 sampai september 2017 PT. Plasticolors

Eka terlihat pada Gambar 4.7.

Page 38: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

36

Gambar 4. 7 JumlahProduksi Periode September 2016 sampai September 2017

Selain masalah biaya, dampak lingkungan dari pemakaian jumbo bag yang

berbahan dasar Polypropylene (PP) memiliki dampak yang buruk bagi

lingkungan. Polypropylene (PP) baru bisa terurai oleh alam selama 1.000 tahun.

Sehingga pemakaian jumbo bag dapat menyumbang sampah berjenis

Polypropylene (PP)yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Jumlah

pembuangan limbah periode September 2016 sampai September 2017 seperti

yang terlihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4. 8 Jumlah Limbah Jumbo BagSeptember 2016 sampai September 2017

Dari data observasi dan penjelasan analisis permasalahan, terdapat permasalahan

pada penggunaan jumbo bag yang ada di PT.Plasticolors Eka Pekasa.

107.100

76.300 76.650

101.150

93.80095.550

98.700

78.75081.200

86.100 92.400

108.150

95.900

60000

70000

80000

90000

100000

110000

120000

Demand Produksi

613

436 437

577

537 546

564

451 464492

527

617

548

400

450

500

550

600

650

Sep

tem

ber

20

16

OKT

OB

ER 2

016

No

vem

ber

20

16

DES

EMB

ER 2

016

JAN

UA

RI 2

017

FEB

RU

AR

I 20

17

MA

RET

201

7

Ap

ril 2

017

MEI

20

17

JUN

I 20

17

JULI

201

7

AG

UST

US

20

17

Sep

tem

ber

20

17

Jumlah Pembuangan (kg)

Page 39: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

37

Permasalahan yang didapat yaitu terdapat pada dampak lingkungan dan biaya.

Dampak lingkungan yang terjadi akibat pemakaian jumbo bag karena bahan

jumbo bag berdampak buruk pada lingkungan. Permasalahan biaya pada

penggunaan jumbo bag adalah pemborosan biaya, perusahaan harus

mengeluarkan biaya untuk membeli jumbo bag yang hanya bisa digunakan satu

kali dan biaya untuk membuang limnbah jumbo bag. Dari permasalahan tersebut

diusulkan untuk perbaikan, untuk menurunkan limbah jubmbo bag terhadap

lingkungan dan menurunkan pengeluaran perusahaan. Ringkasan masalah yang

ada seperti pada Tabel 4.5 Tabel 4. 5 Ringksan Permasalahan Penggunaan Jumbo Bag

Pokok permasalahan

Keterangan

Dampak lingkungan

Limbah jumbo bag yang sulit terurai oleh alam Bahan jumbo bag memiliki fase yang buruk terhadap alam

Biaya Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian produk satu kali pakai dengan harga yang tidak murah Biaya pembuangan limbah jumbo bag

4.3 Usulan Perbaikan

Dari analisi permasalahan, diketahui terdapat permasalahan yang terjadi di

PT.Plasticolors Eka Perkasa akibat penggunaan jumbo bag. Untuk memperbaiki

masalah yang ada, usulan yang diberikan adalah pembuatan produk baru, dengan

mempertimbangkan dampak lingkungan penggunaan produk, biaya yang

dikeluarkan perusahaan, serta desain produk baru agar dapat digunakan di

perusahaan.

Produk yang dibuat ini diberi nama big container. Perancangan produk diawali

dengan mengetahui keinginan pengguna produk atau yang disebut customer need.

Yang berfungsi untuk mengetahui hal – hal yang diinginkan customer pada

produk. Dengan adanya customer need dapat ditentukan bahan yang akan

digunakan, serta desain yang akan dibuat. Untuk mengetahui kebutuhan

konsumen dan menerjemahkan kebutuhan konsumen kedalam respon teknis yang

sesuai kebutuhan konsumen dilakukan analisis menggunakan metoda House Of

Quality (HOQ).

Page 40: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

38

4.3.2 Customer needs

Tahapan dari metoda house of quality (HOQ) yang pertama adalah menentukan

Customer need. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah pada kegiatan dan

kebutuhan customer, dengan melakukan wawancara pada 5 orang karyawan yang

bersangkutan pada pemakaian jumbo bag yaitu operator mixing, manager

produksi, manager finance, manager human resort management dan manager

purchasing. Beberapa hal yang ditanyakan adalah :

1. Kelebihan apa yang didapat pada penggunaan jumbo bag di depatment

produksi?

2. Keluhan apa saja yang dihadapi penggunaan jumbo bag pada departement

produksi?

3. Jika ada benda lain untuk menggantikan jumbo bag benda apa yang anda

inginkan?

4. Apa harapan anda jika benda tersebut terwujud?

Berdasarkan jawaban dari pertanyaan wawancara kepada 5 orang karyawan, maka

langkah selanjutnya membuat list customer need yang diperlihatkan pada Tabel

4.6. Tabel customer needs digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat

quisioner (data kuantitative) untuk mengetahui tingkat kepentingan kebutuhan

wadah yang akan dibuat. Tabel 4. 6 Customer Needs Produk Big Container

No Customer need

1 Menurunkan limbah jumbo bag 2 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 3 Produk yang bisa digunakan berulang kali 4 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan

5 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak

6 Bahan yang kokoh Berdasarkan customer needs yang ada di Tabel 4.6 disusun tingkat kepentingan

dengan membagikan kuesionerkepada lima orang karyawan yang sama pada saat

menyebar kuesioner untuk menentukan customer need, karena mereka yang

bersangkutan dengan produk yang sudah ada yaitu jumbo bag dan produk yang

akan dibuat yaitu big container. Untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut

Page 41: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

39

yang ada menggunakan nilai skala likert. Skala likert memiliki kategori sebagai

berikut:

1. Sangat tidak penting

2. Tidak penting

3. Kurang penting

4. Penting

5. Sangat penting

Hasil tingkat kepentingan dari setiap atribut seperti yang ada pada Tabel 4.7. Tabel 4. 7 Rangkuman Kunsioner Tingkat Kepentingan Atribut

Customer need

Skala Likert Total 1 2 3 4 5

Menurunkan limbah jumbo bag 1 2 2 5 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 1 2 2 5 Produk yang bisa di gunakan berulang kali 5 5 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 1 1 1 2 5 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak 2 1 2 5 Bahan yang kokoh 2 1 2 5

Dari Tabel 4.7 yang merupakan rangkuman dari kuesioner tingkat kepentingan

selanjutnya dihitung skala tingkat kepentingan dengan menggunakan rumus

seperti di bawah ini :

Skala kepentingan : ∑𝑁′

𝑁

: (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

N’ = Nilai tingkat kepentingan tiap atribut

N = Total responden

Dengan acuan pada Tabel 4.7 dilakukan perhitunga skala tingkat kepentingan

customer needs dengan rumus skala kepentingan. . Perhitungan seperti dibawah

ini:

Skala kepentingan atribut menurunkan limbah jumbo bag

= ∑𝑁′

𝑁

= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

= (1𝑥0)+(2𝑥0)+(3𝑥0)+(4𝑥1)+(5𝑥4)

5

= 4,8

Page 42: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

40

Skala kepentingan atribut dapat menjaga hasil mixing tetap bersih :

= ∑𝑁′

𝑁

= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

= (1𝑥0)+(2𝑥0)+(3𝑥2)+(4𝑥1)+(5𝑥2)

5

= 4

Skala kepentingan atribut produk yang bisa digunakan berulang kali

= ∑𝑁′

𝑁

= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

= (1𝑥0)+(2𝑥1)+(3𝑥0)+(4𝑥1)+(5𝑥3)

5

= 4,2

Skala kepentingan atribut produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran

perusahaan

= ∑𝑁′

𝑁

= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

= (1𝑥0)+(2𝑥1)+(3𝑥1)+(4𝑥1)+(5𝑥2)

5

= 3,8

Skala kepentingan atribut produk yang dapat mengeluarkan semua raw material

agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak

= ∑𝑁′

𝑁

= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

= (1𝑥0)+(2𝑥1)+(3𝑥0)+(4𝑥0)+(5𝑥4)

5

= 4,4

Page 43: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

41

Skala kepentingan atribut Bahan yang kokoh

= ∑𝑁′

𝑁

= (1𝑥𝑎)+(2𝑥𝑏)+(3𝑥𝑐)+(4𝑥𝑑)+(5𝑥𝑒)

𝑁

= (1𝑥0)+(2𝑥2)+(3𝑥0)+(4𝑥1)+(5𝑥2)

5

= 3,6

Setelah dilakukan pergitungan di dapatkan tingkat kepentingan customer needs

seperti yang ada pada Tabel 4.8.

Tabel 4. 8 Skala Tingkat Kepentingan Customer Need

Customer need Skala Kepentingan Rank

Menurunkan limbah jumbo bag 4,8 1

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 4 4 Produk yang bisa di gunakan berulang kali 4,2 3 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 3,8 5

Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak 4,4 2

Bahan yang kokoh 3,6 6 Dari data yang ada pada Tabel 4.8 di ketahui rank untuk customer need seperti

dibawah ini :

• Peringkat pertama adalah kebutuhan konsumen untuk menurunkan limbah

jumbo bag.

• Peringkat kedua adalah produk yang dapat mengeluarkan semua raw material

adar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak

• Peringkat ketiga adalah produk yang bias digunakan berulang kali

• Peringkat keempat adalah produk dapat menjaga hasil mixing tetap bersih

• Peringkat kelima adalah produk yang bianya dapat menurunkan pengeluaran

perusahaan

• Peringkat keenam adalah bahan yang kokoh

4.3.3 Menentukan Respon Teknis

Dalam perhitungan house of quality, langkah pertama yang dilakukan adalah

menentukan respon teknis. Respon teknis ditentukan berdasarkan customer

needs.Customer needs diterjemahkan kedalam bentuk istilah teknis.Pada setiap

Page 44: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

42

istilah teknis dibagi menjadi beberapa kategori. Tabel istilah teknik ditampilakn

pada Tabel 4.9. Tabel 4. 9 Respon Teknis

Kar

akte

rist

ik T

ekn

ik

Mem

iliki

wad

ah b

erdi

amet

er 1

150m

m

untu

k te

mpa

t has

il m

ixin

g , b

agia

n un

tuk

pros

es a

ngka

t den

gan

fork

lift

dim

ensi

200m

m x

75

mm

bag

ian

angk

at u

ntuk

cr

ane.

Pros

es p

encu

cian

wad

ah d

enga

n ca

mpu

ran

caria

n m

etha

nol

Mat

eria

l ter

buat

dar

i sta

inle

ss st

ell

kete

bala

n 10

mm

Pro

ses

pen

cuci

an s

etel

ah 1

kal

i pak

ai.

Ben

tu w

adah

ber

bent

uk c

oron

g, d

enga

n di

amet

er 3

50 m

m.

Men

ggun

akan

mat

eria

l bes

i ser

ies 3

00 –

40

0.

Customer need Des

ain

Fun

gsi

Mat

eria

l

Fun

gsi

Des

ain

Mat

eria

l

Menurunkan limbah jumbo bag V V

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih V V V

Produk yang bisa di gunakan berulang kali V V V

Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan V V

Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak V

Bahan yang kokoh V

4.3.4 Menentukan Matrik Kolerasi Teknis

Dalam matriks kolerasi ditentukan kolerasi antara sesama karakteristik teknis.

Simbol kolerasi teknis ada dua simbol, kedua simbol memberikan arti berbeda

satu simbol memiliki arti adanya gubungan kuat dan satu simbol lainnya memiliki

arti adanya hubungan sangat kuat. Simbol matrik kolerasi seperti yang ada pada

Tabel 4.10.

Page 45: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

43

Tabel 4. 10 Simbol Matrik Kolerasi

Simbol Arti Tidak ada hubungan Hubungan kuat Hubungan sangat kuat

Dari simbol kolerasi antar karakteristik teknik yang ada pada Tabel 4.10

ditentukan hubungan antara karakteristik teknik untuk mendapatkan matrik

kolerasi, berikut matrik kolerasi untuk produk big container yang ada pada Tabel

4.11. Tabel 4. 11 Matrik Kolerasi Produk Big Container

4.3.5 Menentukan Matrik Relasi

Maktrik relasi adalah hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan

konsumen atau customer need. Untuk matrik relasi ada tiga simbol, simbol

pertama memiliki arti adanya hubungan yang lemah dan bernilai nol , simbol

kedua mengartikan adanya hubungan yang sedang dan bernilai satu ,simbol yang

Impo

rtan

ce to

Cus

tom

er

Mem

iliki

wad

ah b

erdi

amete

r 115

0mm

unt

uk te

mpa

t has

il m

ixin

g , b

agian

unt

uk p

rose

s ang

kat d

enga

n fo

rklif

t di

men

si 20

0mm

x 7

5 m

m b

agian

angk

at un

tuk

cran

e

Pros

es pe

ncuc

ian w

adah

deng

an ca

mpur

an

caria

n meth

anol

Mate

rial te

rbua

t dari

stain

less s

tell k

eteba

lan

10mm

Pros

es pe

ncuc

ian se

telah

1 ka

li pak

ai.

Bentu

wad

ah be

rben

tuk co

rong

, den

gan

diame

ter 35

0 mm

Men

ggun

akan

mat

eria

l bes

i ser

ies

300

– 40

0.

Page 46: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

44

ketiga mengartikan adanya hubungan kuatdan bernilai tiga. Untuk simbol dari

matrik relasi seperti yang ada pada Tabel 4.12. Tabel 4. 12 Simbol Matrik Relasi

Simbol Arti Nilai Tidak ada hubungan 0 Hubungan lemah 1 Hubungan sedang 3 Hubungan kuat 9

Dari Tabel 4.12 diketahui simbol matrik relasi, dibuat Tabel matrik relasi

menggunakan Tabel yang ada pada Tabel 4.12. Matrik relasi untuk produk bing

container seperti yang ada pada Gambar 4.9.

Gambar 4. 9 Matrik Relasi Produk Big Container

4.3.6 Menentukan Nilai Absolute Weight

Menghitung nilai absolute weight untuk memperoleh hasil prioritas kebutuhan

konsumen yang akan diaplikasikan pada perancangan dan pengembangan produk

Page 47: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

45

pada tahap selanjutnya. Untuk mengetahui nilai absolute weight menggunakan

Persamaan (4-1).

Absolute Weight (AW) = ∑ i X r (4-1)

Keterangan :

I = User Importance

r = Relation Rating

Pada perhitungan nilai absolute weight produk big container dilakukan dengan

persamaan (4-1) yang dituliskan pada tabel yang berisi karakteristik teknis,

kebutuhan konsumen, status kolerasi, nilai relasi, dan nilai user important. Untuk

mengetahui urutan prioritas dihitung dengan persamaan (4-1) yaitu mengalikan

nilai relasi dengan nilai user important seperti pada Tabel 4.13. Karakteristik

teknis yang dihitung adalah:

1. Memiliki wadah berdiameter 1150mm untuk tempat hasil mixing , bagian untuk

proses angkat dengan forklift dimensi 200mm x 75 mm bagian angkat untuk crane

Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol. wadah yang terbuat dari

stainless.

2. Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol.

3. Menggunakan material satinless dengan ketebalan 10mm.

4. Pencucian setelah satu kali pakai.

5. Bentu wadah berbentuk corong, dengan diameter 350mm.

6. Menggunakan material besi series 300 – 400. Dengan perhitungan absolute weight akan diketahui urutan tingkat priorotas.

Page 48: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

28

Page 49: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

46

Tabel 4. 13 Nilai Absolute Weight

karakteristik Teknis Kebutuhan Konsumen Korelasi

Relasi (r)

User important

(i) I x r Hasil Urutan

Prioritas

Memiliki wadah berdiameter 1150mm untuk tempat hasil mixing , bagian untuk proses

angkat dengan forklift dimensi 200mm x 75 mm bagian angkat

untuk crane

Menurunkan limbah jumbo bag Kuat 9 4,8 43,2

98,2 2 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih lemah 1 4 4 Produk yang bisa di gunakan berulang kali kuat 9 4,2 37,8 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak Sedang 3 4,4 13,2 Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8

Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol.

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Kuat 9 4 36 84,6 3 Produk yang bisa di gunakan berulang kali Kuat 9 4,2 37,8

Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8

Menggunakan material satinless dengan ketebalan 10mm

Menurunkan limbah jumbo bag Sedang 3 4,8 14,4

74,4 5 Produk yang bisa di gunakan berulang kali Kuat 9 4,2 37,8 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Sedang 3 3,8 11,4 Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8

Page 50: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

47

Tabel 4.13 Nilai Absolute Weight (Lanjutan)

karakteristik Teknis Kebutuhan Konsumen Korelasi

Relasi (r)

User important

(i) I x r Hasil Urutan

Prioritas

Pencucian setelah satu kali pakai

Menurunkan limbah jumbo bag Sedang 3 4,8 14,4

131 1

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Sedang 3 4 12 Produk yang bisa di gunakan berulang kali Kuat 9 4,2 37,8 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Kuat 9 3,8 34,2 Bahan yang kokoh Sedang 9 3,6 32,4

Bentu wadah berbentuk corong, dengan diameter 350mm.

Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak Kuat 9 4,4 39,6 50,4 6 Bahan yang kokoh Sedang 3 3,6 10,8

Menggunakan material besi series 300 – 400

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Kuat 9 4 36

79,8 4 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Sedang 3 3,8 11,4 Bahan yang kokoh Kuat 9 3,6 32,4

Page 51: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

48

Perhitungan absolute weight seperti pada Tabel 4.13. yang menghasilkan tingkat

prioritas sebagai berikut :

1. Pencucian setelah satu kali pakai.

2. Memiliki wadah untuk tempat hasil mixing , bagian untuk proses angkat

dengan forklift bagian angkat untuk crane, dan memiliki lubang untuk

mengeluarkan material ke mesin extruder

3. Proses pencucian wadah dengan campuran carian methanol.

4. Menggunakan material besi series 300 – 400.

5. Menggunakan material satinless yang dapat dicuci, anti karat dan tahan lama

6. Bentuk wadah berbentuk corong, dengan diameter lubang corong yang

disesuaikan dengan diameter lubang mesin extruder

4.3.7 Analisis Benchmarking

Analisa benchmarking dilakukan dengan cara menyebarkan kesioner tingkat

kepentingan dari penggunaan big container. Kuesioner menggunakan atribut

kebutuhan pelanggan yang sudah dijabarkan pada kesimpulan model kano.

Kuesioner disebarkan kepada 5 karyawan. Hasil dari kuesioner tingkat

kepentingan yang dibagikan berdasarkan lampiran 6 ditunjukan pada tabel 4.14.

Tabel 4. 14 Hasil Kuesioner Tingkat Kepuasan Menggunakan Jumbo Bag dan Big

Container

Customer need Skala Likert big

cotainer Total Skala Likert jumbo bag Total

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Menurunkan limbah jumbo bag 5 5 4 1 5 Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 1 4 5 3 1 1 5 Produk yang bisa di gunakan berulang kali 1 4 5 5 5 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 1 1 3 5 1 2 2 5 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak 1 1 1 2 5 2 3 5 Bahan yang kokoh 1 1 3 5 1 3 1 5

Page 52: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

49

Setelah rangkuman kuesioner didapatkan, maka dihitung skala kepuasanya

dengan rumus seperti pada skala kepentingan. Hasil benchmarking ditampilkan

pada table 4.15. Tabel 4. 15 Analisa Benchmarking

Customer need

Skala Kepuasan

Big container

Skala Kepuasan

jumbo bag

Menurunkan limbah jumbo bag 5 1,2

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih 4,8 3,6

Produk yang bisa di gunakan berulang kali 4,6 1 Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan 4,2

2,2 Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak

3,8 2,6

Bahan yang kokoh 4,4 3,8

4.3.8 House Of Quality (HOQ)

Dari House of Quality (HOQ) dapat diketahui kebutuhan pelanggan dan

karakteristik teknis dari produk yang akan dibuat. House Of Qualit dari produk

big container seperti pada Gambar 4.10.

Gambar 4. 10 House Of Quality

Page 53: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

50

4.3.1 Analisis Kebutuhan Material Untuk Big Container

Untuk memilih material yang akan digunakan dilakukan perhitimbangan

mengenai ketebalan, kekuatan, kelenturan, kelembutan, kelelahan dan

biaya.Pemilihan material berfungsi untuk mengetahui material apa yang bisa

digunakan untuk membuat big container. Material yang digunakan untuk produk

big container dipilih dari jenis – jenis material yang sering digunakan pada dunia

industri. Sesuai pada Tabel 2.1 pada bab 2 yang berisi jenis material pada dunia

industri.

Untuk ketepatan dalam pemilihan material produk big container dilakukan analisi

proses mixing di PT. Plasticolors Eka Pekasa. Seperti yang ada pada Tabel 2.1

material yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang

memiliki sifat anti karat, kuat tidak memiliki sifat magnet dan biaya yang rendah.

Persyaratan material yang harus dipenuhi agar produk dapat digunakan pada

proses mixing seperti yang tertulis pada Tabel 4.16. Tabel 4. 16 Persyaratan Material

Persyaratan Untuk bagian Alasan

Anti karat Container Untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi

Kuat Rangka produk

Untuk menopang container yang berisi raw terial hasil mixing.

Tidak memiliki sifat magnet Container

Supaya tidak merusak karakter resin yang akan merusak hasil mixing

Biaya Keseluruhan Untuk menurunkan pengeluaran perusahaan

pemilihan material produk big container ini miliki pilihan bahan yang terbuat

dari Jenis Ferrous metal. Berdasarkan AISI (The American Iron & Steel Institue)

dan SAE (Society of Automotive Engineers) pada buku ASM handbook volume 1

steels dibagi menjadi beberapa jenis seperti yang tertulis pada Tabel 2.3.

Untuk rangka produk big container dipilih steels jenis 1020 berjenis SS400.

Karena seperti yang ada pada Tabel 2.3 jenis penggunaan baja 1020 untuk pelat

baja dan penggunaan yang struktural. Setelah ditentukan material untuk rangka

Page 54: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

51

produk big contaner, dilanjutkan pemilihan material untuk bagian container yang

tetap menggunakan materiak jenis Ferrous metal.

Jenis Steels juga ditentukan dengan jumlah kandungan karbon yang ada pada

Steels. Karena kandungan karbon yang berbeda dari sifat dan jenis pemakaian dari

setiap carbon steels memiliki perbedaan difat dan jenis pemakaiannya. Spesifikasi

penggolongan karbon berdasarkan pada sifat , kekuatan,kekerasan dan kandungan

karbon yang ada pada steels menurut ashby 2005 dalam bukunya “Materials

selection in mechanical design” seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Dari Tabel 2.4 baja yang dapat digunakan untuk produk big container untuk

bagian container menggunakan besi jenis hight- alloy ( stain lest ) steel. Karena

sifat yang tahan karat yang diperlukanagar tidak terjadi kontaminasi produk dari

bahan yang digunakan. hight- alloy ( stain lest ) steel menurut Kalpakjian dan

Schmid 2006: 161 dalambukunya “Manufacturing engineering and technology

fifth edition” memiliki lima jenis, seperti yang tertulis pada Tabel 2.5

Berdasarkan jenis – jenis stainless steels yang ada pada Tabel 2.5, bahan untuk

bagaian container pada produk big container ini memilih bahan stainless steels

304. Karena tidak memiliki sifat magnet, bahan yang bersifat magenet akan

mempengaruhi proses mixingdi PT. Plasticolors Eka Perkasa. Karena sifat magnet

tidak baik untuk raw material resin ( informasi tidak bisa diberikan).

Pemilihan material untuk produk big container dipilih berdasarkan karakteristik

dan jenis penggunan steel yang disesuaikan dengan persyaratan material yang ada

pada Tabel 4.16. Sesuai penjelasan diatas mengenai sifat dan jenis pemakaian

steels. Pemilihan material untuk produk big container seperti yang tertulis pada

Tabel 4.17. Tabel 4. 17 Pemilihan Material untuk Produk Big Container

Persyaratan Untuk bagian Material yang dipilih Anti karat Container stainless steels 304

Kuat Rangka produk Besi SS400

Tidak memiliki sifat magnet Container stainless steels 304 Biaya Keseluruhan Steel

Page 55: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

52

4.3.9 Analisi Ergonomi Ukuran Handle

Berdasarkan spesifikasi produk yang sudah dijabarkan pada Tabel 4.11, terdapat

faktor yang harus dipenuhi yaitu produk dapat dicuci. Pada proses mencuci

operator perlu memutar produk agar semua bagian dapat dibersihkan. Untuk

mempermudah memutar produk di perlukan adanya roda dan handle. Handle ini

harus dipenuhi faktor ergonominya.Genggaman handle harus sesuai dengan

rekomendasi popiulasi diarea pekerjaan. Software design tools version 4.1.1

berdasarkan buku yang berjudul “Design Tools for methods, standards, and work

design (11th ed)” yang ditulis oleh Benjamin Niebel dan Andris Freivalds

digunakan untuk menentukan tinggi total area kerja.

Pada software yang digunakan adalah menu antropometry. Karena pada prosesnya

hanya digunakan pada lingkup kerja ada di negara Indonesia yang mana masuk

dalam kawasan Asia, maka pada tab select population dipilih area Asia. Soft ware

menunjukan maksimum diameter hand tool adalah 1,7 inchesdan minimum tinggi

hand tool sebesar 4,3 inches yang ditampilkan pada Gambar 4.11.

Gambar 4. 11 Ukuran Ergonomi Handle

Page 56: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

53

Berdasarkan Gambar 4.11 ukuran untuk handle maximum sebesar 1.7 inches atau

sebesar 43,18 mm. Ukuran ini akan digunakan untuk mendesain handle yang ada

di produk big container.

4.3.10 Analisi Ergonomi Peletakan Handle

Menurut (Wignjosoebroto, 1995) Data anthropometri, Pengukuran dimensi

struktur tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk maupun fasilitas

dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Posisi handle yang baik untuk produk ini pada posisi 3 yaitu Tinggi bahu dalam

posisi berdiri tegak, karena penggunaan produk digunakan dengan posisi berdiri.

Untuk mengetahui ukuran yang akan digunakan untuk peletakan handle, maka

dilakukan pencarian data tinggi pria Indonesia, mengacu pada Gambar 2.10.

Mengacu pada Gambar 2.10 memberikan informasi bahwa tinggi pria indonesia

dengan dimensi yang ada pada Gambar 2.9. Dimensi yang diperlukan untuk

merancak tata letak handle adalah dimensi D3 yaitu tinggi bahu. Pria Indonesia

pada usia sampai 50 tahun dari kaki hingga ke bahu memiliki tinggi 125cm.

Ukuran tinggi tersebut digunakan untuk meletakan handle pada produk big

container agar ukuran peletakan sesuai dengan standar yang ada.

4.3.11 Desain Produk Big Container

Untuk mendesain big container, diperlukan untuk mengetahui proses yang terjadi

di departement produksi terutama proses mixing, agar dapat digunakan pada

proses produksi yang ada di PT. Plasticolors Eka Perkasa.Proses yang dilakukan

yang pertama adalah memasukan raw material hasil mixingkedalam big

container, proses ini dibantu dengan mesin crane sehingga tidak memerlukan

tenaga yang besar pada operator.

Setelah disimpan didalam big container , proses selanjutnya adalah memindahkan

big container ke area tunggu untuk masuk ke proses extruder. Proses

memindahkan big container dibantu oleh forklift, maka perlu didesain agar dapat

diangkat oleh forklift. Bagian ini diletakan dibagian bawah produk dengan

memberikan ruang untuk masuknya garpu forklift, agar proses pengankatan

Page 57: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

54

menggunakan forklift dapat dengan mudah. Lebar dan tingginya garpu forklift

yang ada di PT.Plasticolors Eka Perkasa sebesar 200cm x 75cm.

Proses saat akan memasukan raw material ke dalam mesin extruder dengan cara

menaikan big container ke atas platfrom, untuk proses ini diangkat dengan

bantuan crane. Mesin crane ini sudah ada di PT. Plasticolors Eka Pekasa,

sehingga tidak memerlukan investasi dimesin crane. Maka diperlukan adanya

lubang agar dapat dikaitkan pada mesin crane. Lubang ini didisain pada bagian

samping produk, seperti yang ada pada produk jumbo bag saat ini.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu dapat mengeluarkan seluruh raw

material, bentuk big container dibuat seperti corong, agar dapat mengeluarkan

seluruh raw material.Setelah semua raw material sudah masuk ke mesin extruder,

big container diturunkan dari platfrom dengan bantuan mesin crane. Setelah

berada dilantai big container dibawa ke area pencucian container. Untuk proses

ini diperlukan adanya roda agar proses pemindahan ke area pencucian container

dan proses pencucian dapat dilakukan dengan mudah. Pemakaian produk big

container seperti yang terlihat pada Gambar 4.12.

`

Gambar 4. 12 Diagram pemakaian produk big container

1. Bagian rangka produk

Bagian rangka produk memiliki dua bagain yaitu flange dan Frame. Flange

memiliki fungsi untuk menopang bagian container yang terbuat dari material

SS400 yang berjenis besi holow. Dengan dimensi 1200 cm x 1050 cm. Bagian

flange memiliki dua sisi yang tidak tertup dengan dimensi 200cm x 75cm yang

Proses mixing

Penuangan material ke big containerdengan bantuan mesin crane

Pemindahan big container ke area antri dengan bantuan

forklift

Penuangan material ke mesin extruder dengan bantuan mesin crane

Pencucian big container

Page 58: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

55

agar garpu forklift dapat mengangkat produk big container. Untuk desain dari

flange dapat dilihat seperti pada Gambar 4.13.

Gambar 4. 13 Usulan Desain Bagian Flange

Bagian kedua dari rangka produk adalah frame yang terbuat dari material

SS400 berjenis besi siku, dengan panjang 120 cm. Seperti yang ada pada

Gambar 4.14.

Gambar 4. 14 Usulan Desain Bagian Frame

2. Bagian container

Bagian container memiliki fungsi wadah penyimpanan material hasil mixing

dengan bentuk seperti corong, yang berfungsi untuk mempermudah mengeluarkan

seluruh material hasil mixing. Dengan volume sebesar 532Kg, agar memiliki

ruang jika masa jenis raw material rendah. Perhitungan volume big container

dengan menggunakan Persamaan (4.-2)

Page 59: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

56

Volume container= (𝜋 x 𝑟2x t ) + (( 13 x 𝑟2x t)- ( 1

3 x 𝑟2x t) (4-2)

= (3.14 x 0.575mx 0.685 m)+(1

3 x 3.14 x 0.331m x 0.689m ) - (1

3 x3.14 x 0.1m x

0.112m)

= 0.712𝑚3 x ( 0.239 𝑚3 − 0.001𝑚3)

= 0.712 𝑚3 + 0.238 𝑚3

= 0/95 𝑚3

Setelah diketahui volume container diubah kedalam kilogram, karena satuan

yang digunakan untuk menimbang raw material adalah kilogram. Untuk

mengetahui volume container dalam kilo gram dihitung dengan Persamaan (4-3).

= Volume container X massa jenis resin sintetik hancur (4-3)

= 0.95𝑚3X 561

= 532 Kg

Desain usulan untukbagian container seperti yang bisa dilihat pada gambar 4.15

Gambar 4. 15 Usulan Desain Bagian Container

3. Bagian valve

Valve memiliki fungsi untuk membuka dan menutup bagian bawah container.

Valve akan ditutup jika raw material hasil mixing dimasukan ke dalam container

dan akan dibuka jika raw material akan dikeluarkan ke mesin extruder.

4. Bagian roda

Roda ini memiliki fungsi untuk penggerak produk big container agar dapat

dengan mudah memindahkan produk.

Page 60: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

57

Penentuan dimensi produk berdasrkan bagian – bagian produk dengan

mempertimbangkan proses pemakaian produk, dan peletakan produk. Yaitu

memperhitungkan berapa besar, panjang dan tinggi dari produk. Penentuan

dimensi produk big container seperti yang ada pada Tabel 4.18. Tabel 4. 18 Penentuan Dimensi Produk Big Container

No Bagian Kebutuhan penentuan dimensi

1 Bagian rangka produk -Flange Lubang untuk masuknya garpu

forklift 200 mm x 75 mm

Panjang dan lebar yang mengikuti diameter container

1200 mm x 1050 mm

-Frame hanger untuk mengaitkan ke mesin crane

Diameter lubang 22mm

Bagian untuk menyangga container

120 mm x 10 mm

2 Bagian container Container Volume 532 Kg; Diameter 575mm; Tinggi kerucut 689mm; Tinggi Tabung 689mm.

Handel untuk pegangan operator saat proses cuci

Daimeter lingkaran 50mm ; posisi peletakan pada tinggi 125cm dari tanah.

3 Bagian valve Untuk membuka dan menutup lubang container

Beli

4 Bagian roda Untuk mempermudah saat mencuci

Beli

Setelah penentuan dimensi dari setiap bagian produk yang mengacu pada

customer need dilanjutkan dengan desain produk big conainer perbagian. Setelah

itu semua bagian dijadikan satu dan menjadi satu wadah baru sebagai wadah

usulan pengganti jumbo bag sebagai wadah penempatan raw material hadil

mixing berikut desain untuk big container yang diajukan seperti yang terlihat pada

Gambar 4.16

Page 61: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

58

Gambar 4. 16 Usulan Desain Big Container

Page 62: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

59

Pada Gambar 4.16 menggambarkan keseluruhan desain produk big container

yang terdiri dari bagian rangka produk dan container. Untuk lebih memperjelas

desain dari setiap bagian dari produk big container berikut penjelasan dan desain

per bagian dari produk big container :

4.4 Analisis Dampak Lingkungan Penggunaan Produk Big Container

Penggunaan big cintainer di PT. Plasticolrs Eka Perkasa diharapkan dapat

menurunkan limbah jumbo bag. Karena jumbo bag terbuat dari bahan

Polypropylene (PP) yang memiliki dampak buruk terhadap lingkungan.

Penggunaan big container diharapkan dapat menurunkan jumlah limbah buruk

yang dibuang ke lingkungan.

Penggunaan big container yang berdampak pada lingkungan terjadi karena

proses pencucian yaitu pembersihan sisa raw material yang masih tertinggal

didalam big container, pembersihan ini dilakukan dengan sumber daya alam yaitu

air. Sisa raw material tersebut megandung zat kimia, sehingga air yang telah

digunakan untuk membersihkan big container akan mengandung zat kimia. Zat

kimia yang terkandung dalam air yang telah digunana untuk mencucian container

beraneka ragam, sesuai dengan pemakaian raw material. Karena adanya

kandungan zat kimia pada air tersebut, diperlukan perlakuan khusus untuk

menghilangkan zat kimia yang ada pada air agar dapat dibuang ke lingkungan

secara aman. Di PT. Plasticolors Eka Perkasa limbah cair sudah ditanggulangi

dengan pengolahan limbah cair, sehingga limbah cair yang ada di PT.Plasticolors

Eka Pekasa diolah agar tidak mengandung bahan yang berbahaya jika dibuang ke

lingkungan. Limbah cair di PT. Plasticolors Eka Perkasa diuji oleh dinas

permukiman dan perumahan balai pengujian mutu kontruksi dan lingkungan.

Laporan pengujian limbah cair seperti yang terlihat pada Gambar 4.17.

Page 63: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

60

Gambar 4. 17 Laporan Uji Limbah Cair

Page 64: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

61

Gambar 4.17 Laporan Uji Limbah Cair (Lanjutan)

Dengan adanya pengolahan limbah cair di PT.Plasticolrs Eka Perkasa untuk air

yang mengandung bahan kimia karena digunakan untuk membersihkan sisa raw

material pada big conainer dapat dengan aman dibuang ke lingkungan. Namun,

terdapat limbah lumpur yangdihasilkan akibat proses pengolahan limbah cair,

limbah lumpur ini diangkut oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap limbah

lumpur pada perusahaan. Pembuangan limbah lumpur ini menimbulkan biaya.

Page 65: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

62

Biaya pembuangan limbah lumpur dibuang tiga bulan sekali yang dilakukan

secara rutin, biaya yang dikeluarkan untuk pemuangan limbah lumpur seperti

pada Tabel 4.19. Tabel 4. 19 Biaya Pembungan Limbah Lumpur

Bulan Frekuensi

Pembuangan Biaya pembuangan

SEPTEMBER 2016 1 Rp 2.500.000,0 OKTOBER 2016 0 Rp - NOVEMBER 2016 0 Rp - DESEMBER 2016 1 Rp 2.500.000,0 JANUARI 2017 0 Rp - FEBRUARI 2017 0 Rp - MARET 2017 1 Rp 2.500.000,0 APRIL 2017 0 Rp - MEI 2017 0 Rp - JUNI 2017 1 Rp 2.500.000,0 JULI 2017 0 Rp - AGUSTUS 2017 0 Rp - SEPTEMBER 2017 1 Rp 2.500.000,0

Total Biaya Rp 12.500.000,0

4.6 Depresiasi Produk Big Container

Suatu produk akan mengalami penyusutan, yaitu penurunan fungsi dari produk.

Pada buku Kalpakjian & Schmid (2006)life expectancy dari suatu produk seperti

pada Tabel 4.20. Tabel 4. 20 Life Expextancy Untuk Produk

Produk Tahun Car Battery 4 Central air-conditioning unit 15 Clothes dryer (gas) 13 Clothes washer 13 Dishwasher 10 Furnace (gas) 18 Hair dryer 5

Page 66: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

63

Tabel 4.20 Life Expextancy Untuk Produk (Lanjutan)

Produk big container termasuk jenis produk manufacturing cell yang memiliki

masa pakai selama 15 tahun. Dari umur pakai produk dapat mengetahui depresi

produk dengan metode garis lurus yang memiliki persamaan (4-3)

Straight line depreciation = 1

𝑁 ( Harga perolehan – Nilai residu) (4-3)

Harga perolehan diketahui dari biaya pembelian suatu produk, untuk hal ini biaya

pembelian produk big container sebanyak Rp. 47.850.000 sesuai penawaran dari

supplier yang ada pada Gambar 4.16.

Untuk nilai residu atau nilai sisa suatu produk di asumsikan sesbesar

Rp.2.000.000. Asumsi ini dihitung jika produk tidak bisa digunakan kembali bisa

dijual pada pengumpul limbah logam.

Untuk nilai N yaitu nilai masa pakai produk. Masa pakai produk big container

sesuai pada Tabel 4.25 untuk produk manufacturing cell memiliki masa pakai

selama 15 tahun, maka nilai N di isi dengan angka 15.

Biaya penyusutan dalam satu tahunnya dihitung dengan persamaan (4-3) yaitu :

Straight line depreciation = 1

15 (Rp. 47.850.000 – Rp.2.000.000)

= Rp. 3.056.667

Nilai depresiasi pertahunnya adalah Rp.3.056.667.Untuk mengetahui nilai

depresiasi selama 15 tahun dihitung pada Tabel 4.21.

Produk Tahun Kitchen disposal 10 Machinery 30 Manufacturing Cell 15 Passenger car 8 Personal computer 4 Refrigator 17 Vacum cleaner 10 Water heater (eletric) 14 Water heater (gas) 12

Page 67: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

64

Tabel 4. 21 Perhitungan Depresiasi Produk Big Container

Tahun Biaya

penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku

0 Rp 47.850.000 1 Rp 3.056.667 Rp 3.056.667 Rp 44.793.333 2 Rp 3.056.667 Rp 6.113.333 Rp 41.736.667 3 Rp 3.056.667 Rp 9.170.000 Rp 38.680.000 4 Rp 3.056.667 Rp 12.226.667 Rp 35.623.333 5 Rp 3.056.667 Rp 15.283.333 Rp 32.566.667 6 Rp 3.056.667 Rp 18.340.000 Rp 29.510.000 7 Rp 3.056.667 Rp 21.396.667 Rp 26.453.333 8 Rp 3.056.667 Rp 24.453.333 Rp 23.396.667 9 Rp 3.056.667 Rp 27.510.000 Rp 20.340.000

10 Rp 3.056.667 Rp 30.566.667 Rp 17.283.333 11 Rp 3.056.667 Rp 33.623.333 Rp 14.226.667 12 Rp 3.056.667 Rp 36.680.000 Rp 11.170.000 13 Rp 3.056.667 Rp 39.736.667 Rp 8.113.333 14 Rp 3.056.667 Rp 42.793.333 Rp 5.056.667 15 Rp 3.056.667 Rp 45.850.000 Rp 2.000.000

Dari Tabel 4.21 memberikan informasi sebagai berikut :

1. Pengeluran pertama kali dikeluarkan pada tahun nol sebesar Rp. 47.850.000.

2. Mengalami penyusutan pertahunnya sebanyak Rp.3.056.777.

3. Penyusutan selama 15 tahun.

4. Akumulasi depresiasi produk big container sebesar Rp.45.850.000.

5. Nilai sisa sebanyak Rp.2.000.000.

4.7 Perhitungan Saving Cost

Untuk mengetahui harga pembuatan big container desain dan material yang

diinginkan dalam permasalahan kali ini diberikan kepada supplier. Harga yang

diberikan oleh supplier akan dijadikan acuan dalam menghitung saving cost.

Penawaran yang diberikan seperti yang terlihat di Gambar 4.18 .

Page 68: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

65

Gambar 4. 18 Penawaran Harga Big Container

Untuk menghitung berapa banyak big container yang harus dibeli oleh

PT.Plasticolors Dilakukan diskusi dengan manager produksi dan manager

inventory, dengan mempertimbangkan jumlah mesin yang dimiliki. Beliau

menganjurkan untuk membeli minimal 5 unit agar dapat digunakan pada proses

produksi PT.Plasticolors Eka Perkasa. Pembelian big container hanya 5 unit

karena penggunaanya yang bisa dicuci, sehingga ketika sudah selesai

digunakan bisa dibersihkan dan digunakan kembali.

Perhitungan saving cost untuk pembelian big container dengan cara

membandingkan biaya pembelian big container dengan biaya yang

dikeluarakan untuk pemakaian jumbo bag diperiode september 2016 sampai

september 2017. Biaya pembelian jumbo bag pada periode September 2016

sampai September 2017 sebesar Rp.425.523.90 dan pembuangan limbah jumbo

bag pada periode September 2016 sampai September 2017 sebesar Rp

27.233.530. Total pengeluaran untuk pemakaian jumbo bag periode september

Page 69: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

66

2016 sampai september 2017 sebesar Rp.452.757.436 Sedangkan biaya untuk

penggunaan big container sebanyak Rp. 31.506.667. Untuk melihat

perhitunagn saving cost dapat dilihat pada Tabel 4.22. Tabel 4. 22 PerhitunganTotal Penghematan Biaya

Bulan

(A)

Harga

Pembelian

jumbo bag

(B)

(Rp)

Harga

Pembuan

gan

limbah

jumbo

bag (C )

(Rp)

Total

pengeluaran

D=(B+C)

(Rp)

Biaya

Pembelian Big

Container

(E )

(Rp)

Saving Cost

F= (D-E)

(Rp)

Sep-16 38.306.792 2.451.635 40.758.426 Pembelian 1 unit seharga: 47.850.000

Total pengeluaran saat menggunakan jumbo bag: 425.757.436

Oct-16 27.234.917 1.743.035 28.977.951

Pembelian 5 unit seharga : 239.250.000

Nov-16 27.314.792 1.748.147 29.062.938

Biaya pembuangan limbah cair selama satu tahun : 12.500.000

Investasi pembelian big container

31.506.667

Dec-16 36.071.042 2.308.547 38.379.588 Biya depresiasi per tahun :

Jan-17 33.557.542 2.147.683 35.705.224 3.056.667.000 Total saving

cost : 421.250.76

Feb-17 34.106.875 2.182.840 36.289.715 Mar-17 35.240.958 2.255.421 37.496.380

Apr-17 28.167.042 1.802.691 29.969.732 May-17 29.018.906 1.857.210 30.876.116 Jun-17 30.740.708 1.967.405 32.708.114 Jul-17 32.943.708 2.108.397 35.052.106 Aug-17 38.569.125 2.468.424 41.037.549 Sep-17 34.251.500 2.192.096 36.443.596

Total

Biaya 425.523.906 27233530 452757436 31.506.667

4.8 Perbandingan Penggunaan Jumbo Bag Dan Big Container

Perbandingan anatar penggunaan jumbo bag dan big container dilihat dari

dampak lingkungan, biaya yang dikeluarkan dan fungsi. Untuk menentukan

pilihan penggunaan produk yang tepat.

Page 70: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

67

4.8.1 Perbandingan Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan untuk jumbo bag adalah limbah jumbo bag yang berdampak

buruk pada lingkungan, karena lamanya penguraian jumbo bag di lingkungan.

Sedangkan penggunan big containeri memiliki dampak lingkungan berupa limbah

cair, limbah cair ini mengandung sisa material sehingga mengandung unsur kimia

yang buruk bagi alam. Unsur – unsur kimia tersebut beraneka ragam karena

bergantung dari sifat raw material yang digunakan. Namun untuk limbah cair di

PT. Plasticolors Eka Perkasa sudah ditanggulangi dengan pengolahan limbah cair,

sehingga limbah cair yang ada di PT.Plasticolors Eka Pekasa diolah agar tidak

mengandung bahan yang berbahaya jika dibuang ke lingkungan.

Sedangkan dampak lingkungan yang dihasilkan dari raw material big container

tidak terlalu berdampak buruk, seperti yang tertulis pada situs greenspec sebanyak

42% logam diproduksi dengan cara mendaur ulang logam – logam yang sudah

tidak terpakai. Perbandingan dampak lingkungan dari raw material produk big

container dan jumbo bag seperti yang ada pada table 4.23. Tabel 4. 23 Perbandingan Dampak Lingkungan

Nama Produk

Qty Pengguaan

Lama terurai Dampak lingkungan

Jumbo bag 3.404 Pcs/1 Tahun

15 Tahun - Menghasilkan gas klorin , HCL dan abu yang mengandung logam berat.

Big Container

5 Pcs / 15 Tahun

Dapat didaur ulang - Menghasilkan emisi gas carbon saat proses daur ulang

4.8.2 Perbandingan Biaya

Pembuatan produk big container dengan tujuan menurunkan pengeluaran

perusahaan, maka dicarilah produk yang lebih ekonomis dibanding jumbo bag.

Produk yang akan dibuat untuk menggantikan jumbo bag adalah big container ,

perbandingan biaya produk big container dan jumbo bag seperti ada Tabel 4.24. Tabel 4. 24 Perbandingan Biaya dan Dampak Lingkungan

Produk Biaya pemakaian Jumbo bag Rp 452.757.436 Big Container Rp 31.506.667 Persentasi saving cost 93 %

Page 71: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

68

Biaya pemakaian jumbo bag lebih tinggi dibanding jumlah biaya pemakaian big

conaiener. Biaya pemakaian jumbo bag diambil dari baiaya pemakaian perioder

september 2016 – september 2018. Persentasi saving cost sebesar 87% atau

sebanyak Rp. 392.407.436 . Gambar 4.19 yang memperjelaskan penurunan biaya.

Gambar 4. 19 Persentase Saving cost

Perbandingan dapat dilihat dari custome need yang telah dipenuhi oleh produk big

container. Berikut perbandingan pemenuhan customer need produk big container

dengan jumbo bag. Terlihat terjadinya penurunan biaya jika menggunakan produk

big container. Hal ini dapat terlihat jika pemakaian big containet lebih ekonomis

dibanding menggunakan jumbo bag.

4.8.3 Perbandingan Fungsi Produk

Untuk mengetahui perbandingan fungsi dari big container dan jumbo bag diambil

dari kebuuhan customer untuk produk wadah penempatan raw material hasil

mixing. Perbandingan fungsi dari jumbo bag dan big containerseperti yang ada

pada Tabel 4.25.

Rp-

Rp100,000,000.00

Rp200,000,000.00

Rp300,000,000.00

Rp400,000,000.00

Rp500,000,000.00

Jumbo Bag Big container

Biaya pemakaian

Biaya pemakaian

Rp. 452.757.436

Rp. 31.506.667

93%

Page 72: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

69

Tabel 4. 25 Perbandingan Pemenuhan Customer Need

Customer need Jumbo

bag

Big

container

Menurunkan limbah jumbo bag X Y

Dapat menjaga hasil mixing tetap bersih Y Y

Produk yang bisa di gunakan berulang kali X Y Produk yang biayanya dapat menurunkan pengeluaran perusahaan Y

Y

Produk yang dapat mengeluarkan semua raw material agar jumlah produk jadi tidak berkurang banyak X

Y

Bahan yang kokoh Y Y

Dari Tabel 4.25 dapat diketahu kebutuhan customer untuk wadah raw material

hasil mixing telah dapat dipenuhi oleh big container. Fungsi big container

memiliki kelebihan dari jumbo bag pada fungsi produk yaitu :

1. Dapat mengeluarkan seluruh hasil mixing sehingga hasil produk tidak

berkurang banyak.

2. Produk bisa digunakan berulang kali

4.8.4 Perbandingan Masa Pakai

Masa pakai jumbo bag sudah diketahui hanya bisa digunakan satu kali pakai, dan

untuk big container bisa digunakan berulang kali. Berdasarkan pembahasan pada

depresiasi produk big container diketahui bahwa umur pakai bigcontainer dapat

bertahan 15 tahun. Sehingga produk big containet bisa digunakan hingga 15

tahun. Berikut Tabel 4.26 perbandingan masa pakai produk big container dan

jumbo bag. Tabel 4. 26 Perbandingan Masa Pakai

Produk Masa Pakai Jumbo bag Satu kali pakai Big Container 15 Tahun

masa pakai produk hingga 15 tahun perusahan memiliki waktu yang lama untuk

mengganti porduk untuk wadah penempatan raw material hasil mixing. Masa

pakai kedua produk memiliki perbedaan karena salah satu fungsi produk yang

berbeda yaitu fungsi produk yang bisa dicuci.

Page 73: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

70

4.8.5 Perbandingan Desain

Ukuran jumbo bag dengan big container memiliki kapasitas yang sama yaitu

dapat menampung 500 kg raw material hasil mixing. Namun bentuk dari kedua

wadah ini berbeda. Dimensi jumbo bag seperti yang ada pada gambar 4.17. dan

dimensi jumbo bag seperti yang ada pada gambar 4.20.

Gambar 4. 20 Dimensi Jumbo Bag

Page 74: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

71

5.1 Simpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui wadah yang dapat menjadi wadah penempatan raw

material hasil mixing dilakukan penyebaran konsioner untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan agar dapat menghasilkan wadah yang

dibutuhkan, menentukan raw material, desain dan saving cost. Lalu

diketahui wadah yang dapat dijadikan usulan sebagai wadah

penempatan raw material Ihasil Imixing adalah big container dengan

biaya infestasi sebesar Rp.239.250.000 selama 15 tahun, dan

Rp.31.506.677 selama satu tahun. Biaya pemakaian big container jika

dibandingkan dengan biaya pemakaian jumbo bag menghasilkan

saving cost sebesar 93%.

2. Wadah penempatan raw material hasil mixing yang berdampak baik

bagi lingkungan adalah bigcontainer karena proses pembuangan limbah

yang dihasilkan saaat penggunaan big container sudah bisa

ditanggulangi oleh perusahaan, yaitu dengan pengolahan limbah cair.

5.2 Saran Berdasarkan penelitian didapatkan hasil yang cukup baik maka disarankan untuk

melakukan pergantian jumbo bag dengan produk big container yang ramah

lingkungan dan menurunkan pengeluaran perusahaan.

Page 75: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

72

John R Hauser and Don, Clausing The House Of Quality. Harvard Business

Review, may-june 1998.

Kalpakjian and Schmid, Manuufacturing Engineering and Technology fifth

edition, 2006.

Madyana Universitas Atmajaya Yogyakarta Press, Yogyakarta, 1996.

Nurmianto, E , ITS, PT Guna Widya, Surabaya, 1996.

Pringgajaya, et al. , Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan

Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp

yang Ramah Lingkungan. Jurnal Teknik ITS Vol. 1 No. 1, 515-520. 2012

Pulat, B.Mustafa, Fundamentals of Industrial Ergonomis Second edition , United State of America: Waveland Press,Inc, 1997.

Quality Funcional Develoyment, Product Brief Development Tool By AUT

University. 2001

Engineering

U.S.A:Wiley. Sutalaksana, Iftikar Z.Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung: ITB Bandung. 2006. Sutalaksana, I. Z Tekni Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung Press, Bandung, 1979. Ulrich, Karl T., Steven D. Eppinger, Product Design and Development fifth edition, Singapore: McGraw-Hill Companies,Inc. 2012.

Page 76: USULAN PENGGANTIAN WADAH RAW MATERIAL HASIL MIXING …

73

Weygandt J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2007. Pengantar Akuntansi.

Edisi Tujuh . Buku Satu . diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Wsailah,

Rangga Handika, Penerbit : Salemba Empat . Jakarta