Tugas Umum Fluid Mixing

26
TUGAS UMUM Industri – Industri Yang Menggunakan Fluid Mixing Defenisi Pencampuran (mixing) Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik. Tujuan Pencampuran 1. Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen. 2. Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul 3. Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik Derajat pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan yang ada dalam suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang homogen. Macam Macam Pencampuran Pencampuran Cair-Cair

description

fluid mixing aadalah proses pengadukan pada pencampuran fluida

Transcript of Tugas Umum Fluid Mixing

Page 1: Tugas Umum Fluid Mixing

TUGAS UMUM

Industri – Industri Yang Menggunakan Fluid Mixing

Defenisi Pencampuran (mixing)

Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan

bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat

pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik.

Tujuan Pencampuran

1. Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen.

2. Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar

tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang

besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suu,

mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap

yang timbul

3. Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses

selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik Derajat

pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan

yang ada dalam suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang

homogen.

Macam Macam Pencampuran

Pencampuran Cair-Cair

Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau

melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk

akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada

pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi. Metode yang paling sering

digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode turbulensi

didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar. Metode lainnya

adalah misalnya dengan menyampur dengan penyemprot, dengan pompa, dengan

menghembuskan gas kedalam cairan atau dengan mesin pengecil ukuran.

1. Pencampuran dengan alat pengaduk dan pencampur getar

Untuk persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat

larutan sejati, dapat digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk

Page 2: Tugas Umum Fluid Mixing

jangkar, pengaduk bingkai, pengaduk palet dan pengaduk impeler. Untuk

membuat emulsi halus dapat dipergunakan alat pengaduk dengan putaran cepat

seperti alat pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk cakram gigi, ataupun

pengaduk palet.

2. Pencampuran dengan alat semprot

Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang

dapat saling melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-

saluran pipa. Akan tetapi karena pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa

adanya alat pendukung lain tidak begitu besar, cairan dengan volume yang lebih

kecil seringkali dimasukkan bersama-sama cairan lain ke dalam pipa.

3. Pencampuran dengan Alat Pompa

Seringkali penggunaan pompa sentrifugal telah cukup untuk

menanggulangi persoalan pencampuran yang sederhana. Pompa tersebut dipasang

sebagai alat pendorong cairan pada saluran pipa. Untuk persoalan yang lebih

sukar, efek pencampuran yang baik dapat dicapai dengan memutar bahan secara

terus menerus secara sirkulasi. Bahan umumnya dihisap dari bejana campur

dengan sebuah pompa sentrifugal dan disalurkan kembali.

Pencampuran Cair-Gas

Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam

cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk

gas. Adapun contoh pencampuran cair-gas adalah pada proses hidrogenasi,

chlorinasi dan fosfogenasi.

Metode yang paling sering dilakukan untuk mencampur cairan dengan gas

adalah membuat gerakan turbulen di dalam bejana pengaduk dengan alat

pengaduk atau dengan pencampur getar. Untuk hal-hal yang khusus misalnya

pembuatan busa pemadam api, digunakan suatu injektor.

Pencampuran Gas-Padat

Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang

dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara

pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya

adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas

yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan

Page 3: Tugas Umum Fluid Mixing

terbentuk debu maupun asap. Metode terpenting untuk mencampur gas dengan

bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan

penyemburan dengan alat semprot.

Pencampuran Gas-Cair

Sama seperti pencampuran gas-padat, proses ini jarang dilakukan.

Pencampuran ini misalnya digunakan pada alat pengering sembur, pembakaran

minyak pada menara-menara linang (trickled tower). Persoalan dalam

pencampuran ini umumnya ialah bagaimana mendistribusikan cairan secara

merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan

cairan akan terjadi tetesan ataupun kabut.

Pencampuran Gas-Gas

Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan

campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengan gas

(misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur

gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor.

Berikut Industri-Industri Yang Menggunakan Proses Fluid Mixing :

1. Industri pembuatan cat

       Proses  Pembuatan Cat Secara Industri

Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih

teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih

tinggi teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan

catnya.

a.      Persiapan

Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai

dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari

gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau

rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau,

warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).

Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara

ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang

digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan

merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada

Page 4: Tugas Umum Fluid Mixing

penimbangan additive ataupigment. Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke

area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui

sistim pemipaan (untuk bahan cair).

b.      Produksi

Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

1. Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler

Pembuatannya hanya melibatkan proses

penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan

dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan

ukuran pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif

pelan, hingga diperoleh suatu campuran yang benar-benar merata di semua titik.

Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan

campuran.

Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat tinner, hardener, wood

stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung

pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau extender-nya

sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau

campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

Gambar 1. Macam-macam Pigment cat

2. Cat Dengan Pigment dan Extender

Page 5: Tugas Umum Fluid Mixing

Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa

halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika

diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50

mikro), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja

namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 mikro) maka

diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis

cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah dempul atau filler, cat

primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan

merupakan sifat yang harus dicapai.

Gambar 2. Mixing cat

3. Proses Dispersi

Tahapan dispersi merliputi:

a. Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan extender

oleh bahan-bahan cair (millbase).

b. Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel

pigment dan extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau

partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang

dikehendaki.

c. Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil

atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu

kembali.

Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip

dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat

Page 6: Tugas Umum Fluid Mixing

perhatian adalah kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter

cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi

tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC)

serta penambahan secara tepat additive wetting dan dispersi nya. Jika kondisi ideal

terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai donat,

terbentuk“doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi yang

optimal.

Gambar 3. Triple Roll Mill

4. Penggilingan

Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih

rendah dari 20 mikro, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan

extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-

partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih

kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.

Untuk memudahkan dalam pembuatan cat biasanya pigment, extender,

sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan

setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk

dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses

pembuatan cat tanpa pigment di atas.

c.       Penyelesaian

Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan

penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir

dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan

Page 7: Tugas Umum Fluid Mixing

penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-

partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut.

Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk

melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi

yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut.

Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka

menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan,

agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya.

Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan

antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses

pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat.

2. Industri Pembuatan Kertas

Proses Pembuatan Kertas Secara Industri

Dalam proses produksi kertas dilakukan beberapa tahapan proses utama, yaitu

penyediaan bahan baku, pulping, cleaning, refining, oksigen delignification,

bleaching, mixing, blending, dan paper making.

1. Penyediaan Bahan Baku

Penyediaan bahan baku adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi

bahan baku yang siap digunakan dalam proses pembentukan kertas. Proses bahan

baku ini dilakukan melalui proses penghancuran lembaran pulp dan pencampuran

bahan kimia untuk mendapatkan kualitas kertas yang baik. 

Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat

yang disebut Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik

yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor. Pulper ini dinamakan hydra

pulper. Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan

menguraikan serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah.

Kapasitas pulper mencapai 22 ton. 

2. Proses pembuatan pulp 

a. Proses Mekanik

Disini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan

mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini

memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-

Page 8: Tugas Umum Fluid Mixing

pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan -potongan kayu, yang akan

dijadikan pulp atau kertas.

Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada kayu sehingga

menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen

dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Proses

pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.

b. Proses Kimia

Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara

langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga

fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat

keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang

dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:

1. Proses Sulfat ( proses kraft )

2. Proses Soda

3. Proses Sulfit

1. Proses Sulfat ( proses kraft )

Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran

kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus

dimasukkan kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester (dimasak).

Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke dalam digester,

kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan

dengan uap dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester

tersebut.

Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp yang

telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga

liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki

penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan

saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium

hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan

CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.

2. Proses Soda 

Page 9: Tugas Umum Fluid Mixing

Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai

NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga

bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang

dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam

dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F). Pulp yang sudah

jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester.

Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk

direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter,

kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah

agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan.

Hasilnya terbentuklah pulp kering.

3. Proses Sulfit

Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian

dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk

mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan

dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar

SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang

melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh

air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.

Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah

dengan spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara

absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu

dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester

sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira

4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.

Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam

pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai

51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap)

dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu

yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.

Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp

dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini

Page 10: Tugas Umum Fluid Mixing

pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk

dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian

pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan

penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp

dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll

pulp. 

c. Proses Semikimia

Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh

Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan

yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan

yang paling baik.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:

1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu.

Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4.

Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna.

2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal

pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite

Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang

memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa

dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.

Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :

a. Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan

pada proses pembentukan kertas paper machine.

b. Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang

dapat memberikan efek pemutihan.

3. Cleaning

Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah

dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan

untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan

mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses

pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih

besar. 

Page 11: Tugas Umum Fluid Mixing

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk

menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa

black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses

selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas

dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :

a. Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu

memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat

pulp, seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.

b. HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu

memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat

berdasarkan berat jenisnya. 

4. Refining

Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk

menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah

kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau

pemotong yang berbentuk disc plate.

5. Oksigen Delignification

Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan

untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap

prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih

putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor

pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan

ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang

dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

6. Bleaching 

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan

lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap

dalam proses pemutihan. 

Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini : 

a. Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam 

Page 12: Tugas Umum Fluid Mixing

b. Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk

pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH. 

c. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

d. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

e. Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa 

f. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa 

g. Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam 

h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi

netral.

Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach,

yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya.

Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan

dibuat.

7. Mixing

Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan

penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat

ion – ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.

8. Blending

Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan

dikirim ke proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur

serat dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence Recording

Controller).

9. Paper Making

Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat

kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan

dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang

diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan

berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses

lebih lanjut

3. Industri Pembuatan Susu Kental Manis

Proses Pembuatan Susu Kental Manis Di Industri

a. Persiapan Bahan

Page 13: Tugas Umum Fluid Mixing

Persiapan  bahan  dilakukan  sebelum  proses  produksi  dilakukan. Bahan 

yang  dipersiapkan  disesuaikan  dengan  jenis  produk  yang  akan diproduksi. 

Hal  ini  karena  jenis  produk  yang  berbeda  dapat  memiliki formulasi yang

berbeda. Persiapan bahan meliputi jenis bahan (merek dan kode batch) dan jumlah

bahan yang akan digunakan. 

b. Pencampuran (Mixing)

Bahan-bahan  yang  sebelumnya  telah  disiapkan  dicampurkan dalam 

tangki  pencampur  bahan  (mix  tank).  Bahan  yang  terlebih  dahulu

dicampurkan adalah susu segar atau air yang telah dipanaskan sebelumnya

dengan  suhu  55-600C.  Kemudian  ditambahkan  bubuk  susu  seperti  Skim milk

powder(SMP), Butter Milk Powder (BMP), dan Whey Powder (WP) dari dumper. 

Selama penuangan terdapat blower  yang bekerja membantu menghisap 

partikel-partikel  susu  yang  berterbangan  sehingga  mencegah timbulnya polusi.

Setelah  penuangan  susu  bubuk,  dilanjutkan  dengan  penuangan gula  dan 

penuangan palm  oil.  Gula  dan  palm  oil  dituangkan  bersama-sama.  Palm  oil 

yang  dituangkan  sebelumnya  telah  dicampurkan  dengan bahan  tambahan 

seperti  vitamin  A,  B1,  D3,  dan  BHA. 

Tempat pencampuran antara palm oil dan bahan tambahan di dalam

tangki palm oil. Pada saat penuangan gula, campuran dalam mix tank dipanaskan

terus  hingga  suhu  510C.  Hal  ini  untuk  memudahkan  gula  larut  dalam 

campuran. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan mesin PHE (Plate Heat 

Exchanger).  Pada  tahap  ini  dilakukan  inspeksi  oleh  QC  mengenai besarnya 

total  solid  (TS),  pH,  lemak  dan  viskositas.  Apabila  telah memenuhi  standar 

yang  ditetapkan,  proses  dilanjutkan  ketahapan berikutnya. 

c. Penyaringan

Pada saat proses pencampuran, produk dilewatkan melalui filter  untuk 

dilakukan  penyaringan  sebelum  produk  menuju  PHE  untuk pemanasan. 

Penyaringan  berfungsi  untuk  mencegah  terjadinya kontaminasi fisik oleh

bahan-bahan yang tidak diinginkan seperti kotoran sisa-sisa karung dan pasir.

Filter  yang digunakan terbuat dari nilon  yang berukuran  500  mikron. 

Setelah  disaring  dan  dipanaskan  dalam  PHE, produk  kembali  ke 

tangki  pencampuran.    Dalam  tangki  pencampuran, produk terus diaduk hingga

Page 14: Tugas Umum Fluid Mixing

suhu mencapai 60oC. Dari  tangki  pencampuran,  produk  dialirkan  menuju 

tangki penampungan I (Balance Tank I). Balance Tank I (BT I) merupakan tangki

tempat  penampungan  sementara  produk  sebelum  dihomogenisasi  di

homogenizer. 

Selama  ditampung  dalam  BT  I,  produk  mengalami  proses

penyaringan  kembali.  Filter  yang  digunakan  terbuat  dari  nilon  dengan

ukuran  200  mikron.  Ukuran  filter  yang  makin  kecil  dimaksudkan  untuk

menyaring kotoran-kotoran  yang berukuran lebih kecil  yang sebelumnya tidak

ikut tersaring.

d. Homogenisasi

Produk  dari  BT  I  dialirkan  ke  dalam  homogenizer  untuk dilakukan

proses homogenisasi. Susu yang dihomenisasi mengalami suatu proses

pemecahan globula-globula susu sehingga dihasilkan globula susu yang 

ukurannya  lebih  kecil  dan  seragam.  Ukuran  globula  awal  200  µm diperkecil

menjadi 2µm.

Hal ini terjadi karena produk dilewatkan dalam suatu  celah  sempit 

dalam  kecepatan  dan  tekanan  tinggi  (450-1500  psi). Homogenisasi  dilakukan 

untuk  menstabilkan  emulsi  lemak  dalam  susu kental manis.  Viskositas  akhir 

proses  berkisar  3  poise  dan  ukuran  globula lemak  akan  membentuk cluster, 

yaitu  gabungan  dari  globula-globula lemak. Proses homogenisasi akan

mengakibatkan lebih banyaknya jumlah butiran lemak dan memperluas

permukaan lemak sehingga mempermudah proses pasteurisasi.

e. Pasteurisasi

Produk  yang  telah  dihomogenisasi  dialirkan  ke  dalam pasteurizer.  Di 

dalam  pasteurizer,  produk  akan  mengalami  proses pasteurisasi. Proses

pasteurisasi bertujuan untuk membunuh semua bakteri patogen dan 99% total

bakteri serta menginaktifkan enzim termasuk enzim lipase.  Dengan  demikian, 

produk  diharapkan  tetap  dalam  kondisi  baik selama  pendistribusian  dan 

lebih  awet  serta  amam  dikonsumsi  oleh konsumen. 

Metode yang digunakan untuk proses pasteurisasi adalah metode HTST

(High Temperature Short Time) dengan menggunakan sistem aliran kontinyu.

Suhu pasteurisasi untuk produk semi recombine adalah 90ºC + 2ºC  dan  suhu 

Page 15: Tugas Umum Fluid Mixing

pasteurisasi  untuk  produk  fully  recombine  adalah  85ºC  +  2ºC. Keduanya

dengan lama waktu pasteurisasi 30 detik. Saat  proses  pasteurisasi,  produk 

dilewatkan  ke  holding  tube, yaitu  pipa  berkelok-kelok  untuk  mempertahankan

suhu  selama pasteurisasi. 

Dalam  holding  tube  terdapat  Flow  diversion  Valve  (FDV) yang 

merupakan  sensor  suhu  selama  pasteurisasi.  Pada  proses  produksi susu 

kental  manis  semi  recombine,  apabila  suhu  kurang  dari  90ºC  maka valve ke

bagian pendingin akan tertutup dan susu akan kembali ke small balance tank

untuk diresirkulasikan dengan melewati proses homogenisasi dan pasteurisasi

kembali. Jika suhu lebih dari 92ºC, produk akan dialirkan ke plat pendingin.

Demikian pula pada proses produksi susu kental manis fully  recombine, 

apabila  suhu  kurang  dari  83ºC  maka  valve  ke  bagian pendingin  akan 

tertutup  dan  susu  akan  kembali  ke  small  balance  tank untuk  diresirkulasikan 

dengan  melewati  proses  homogenisasi  dan pasteurisasi kembali. Jika suhu lebih

dari 87ºC, produk akan dialirkan ke plat pendingin. Produk yang telah

dipasteurisasi akan dialirkan ke dalam BT II. BT II adalah tempat sementara untuk

menampung produk sebelum produk dikentalkan di vacuum cooler.

f. Proses Pengentalan (Evaporasi)

Produk  susu  dari  BT  II  dialirkan  ke  vacuum  cooler  untuk

dikentalkan.  Dalam  vacuum  cooler,  produk  akan  mengalami  proses

penguapan pada  kondisi  vakum  sehingga  lama  kelamaan  produk  akan

menjadi  kental.  Tekanan  yang  digunakan  agar  tercapai  kondisi  vakum

sebesar  –  40  cmHg. 

Proses  penguapan  pada  kondisi  vakum  terjadi  pada suhu yang lebih

rendah dibanding proses penguapan biasa yaitu 30-31 ºC. Hal ini dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya pencoklatan, perubahan citarasa  dan  aroma  serta 

peningkatan  viskositas  produk  selama penyimpanan. Dalam  proses 

pengentalan  juga  dilakukan  penambahan  kristal laktosa  dalam  ukuran  kecil. 

Proses  ini  dinamakan  lactose  seeding.

Diameter kristal laktosa yang ditambahkan kira-kira berukuran 10 mikron. 

Proses  di  vacuum  cooler  berhenti  setelah  suhu  susu  mencapai  27-28ºC. Pada

Page 16: Tugas Umum Fluid Mixing

tahap ini produk telah menjadi susu kental manis  Sebelum  susu  kental  manis 

dialirkan  ke  storage  vat,  QC melakukan  inspeksi  untuk  mengukur  kadar 

lemak,  viskositas,  gula,  TS, dan  protein.  Apabila  parameter  proses  yang 

diukur  telah  memenuhi standar yang ditetapkan di perusahaan maka susu kental

manis dialirkan ke storage vat. 

Storage vat  merupakan tangki penampungan akhir dari adonan susu yang

siap filling. Tangki penampungan ini dilengkapi dengan agitator yang  berfungsi 

sebagai  pengaduk  adonan  susu  hingga  diperoleh  produk akhir dengan

campuran yang seragam. Proses agitasi dilakukan selama 2 jam untuk

memperoleh campuran adonan susu yang seragam dari beberapa batch yang

ditampung dalam storage vat

Page 17: Tugas Umum Fluid Mixing

DAFTAR PUSTAKA

Yulianti,Nia.2013. Proses Pembuatan Susu Kental Manis. Diperoleh pada 17

maret 2014,dari http://niayulianty.blogspot.com/2013/11/proses-pembuatan-

susu-kental-manis.html

Zuriadi,Rizki. Proses Pembuatan Kertas. Diperoleh pada 17 maret 2014, dari

http://rizkizuriadi.blogspot.com/2011/07/makalah-pulp-and-paper.html

Husnilubis,Ahmad. Macam- Macam Pencampuran. Diperoleh pada 17 maret 2014, dari

http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-

mixing-process.html

Anonim. 2013. Proses Pembuatan Cat. Diperoleh pada 17 maret 2014, dari

http://www.erfolgkimia.com/2013/06/proses-pembuatan-cat-dan-bahaya.html