Laporan Mixing
-
Upload
enynurhayati -
Category
Documents
-
view
95 -
download
7
description
Transcript of Laporan Mixing
BAB II
LIQUID-LIQUID MIXING
I. TUJUAN
1. Mengetahui jenis pola alir dari proses mixing.
2. Menentukan bilangan Reynold, viskositas, dan densitas campuran yang
dimixing dalam tangki berpengaduk.
3. Menentukan mixing time dari campuran tersebut
4. Membandingkan pengaruh ukuran impeller terhadap mixing time yang
dihasilkan
5. Membandingkan densitas teoritis dan pengukuran (eksperimen)
II. DASAR TEORI
Pengadukan (agitation) adalah gerakan yang terinduksi menurut
cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu
biasanya mepunyai semacam pola aliran sirkulasi. Sedangkan
pencampuran (mixing) adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara
acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan
sebaliknya, sedang bahan-bahan tersebut sebelumnya terpisah dalam dua
fase atau lebih. (Christie Geankoplis, Transport Procesess and Unit
Operations, halaman 140)
Tujuan pengadukan antara lain adalah :
1) Membuat partikel padat tersuspensi.
2) Mencampurkan liquid yang saliang larut (miscible), misalnya metil
alkohol dan air.
3) Mendispersikan gas ke dalam zat cair dalam bentuk gelembung kecil.
4) Mendispersikan zat cair yang tidak dapat bercampur dengan zat cair
lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi butiran-butiran halus.
5) Mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau
mantel kalor.
(McCabe, Unit Operation of Chemical Engineering, halaman 236)
Biasanya zat cair diaduk di dalam tangki atau bejana berbentuk
silinder yang dapat tertutup maupun terbuka. Tinggizat cair yang
diigunakan adalah 2/3 dari tinggi tangki. Ada dua macam jenis impeller ,
yaitu yang menghasilkan arus sejajar (axial) dengan sumbu poros impeller
dan yang menghasilkan arus dalam arah tangensial (radial). Terdapat tiga
jenis utama dari impeller yaitu propeller, paddle, dan turbin. (McCabe,
Unit Operation of Chemical Engineering, halaman 236 – 237)
Macam-macam jenis impeller pencampuran :
1. Propeller
Merupakan contoh impeller aliran aksial, dengan kecepatan tinggi
untuk cairan viskositas rendah. Propeller berukuran kecil berputar pada
kecepatan penuh, baik 1150 atau 1750 r/min. Sedangkan propeller yang
berukuran besar berputar pada 400 hingga 800 r/min.
2. Paddles
Untuk masalah sederhana agitator yang efektif digunakan adalah
paddles datar yang berputar pada poros vertikal. Paddle yang umum
adalah paddle dengan dua bilah dan empat bilah. Paddle berputar
dengan kecepatan lambat di tengah vessel mendorong cairan secara
radial dan tangensial dengan hampir tidak ada gerak vertikal diimpeller.
Dalam industri paddle berputar pada kecepatan antara 20 dan 150 r/min.
3. Turbine
Bentuknya menyerupai paddle bilah banyak dengan pisau pendek, yang
berputar pada kecepatan tinggi diporos pusat vessel. Diameter impeller
lebih kecil dari paddle, mulai 30 sampai 50 persen dari diameter vessel.
Turbin biasanya efektif untuk jangkau viskositas yang cukup luas. Pada
cair berviskositas rendah, turbin itu menimbulkan arus yang sangat
deras yang berlangsung di keseluruhan bejana, menabrak kantong-
kantong yang stagnan dan merusaknya. Di dekat impeller itu terdapat
zone arus deras yang sangat turbulen dengan geseran yang kuat. Arus
utamanya bersifat radial dan tangensial. Komponen tangensialnya
menimbulkan vorteks dan arus putar, yang harus dihentikan dengan
menggunakan sekat (baffle) atau difuser agar impeller itu menjadi
sangat efektif. (McCabe, Unit Operation of Chemical Engineering, page
237-238)
Gambar II.1 Jenis – jenis Impeller (a) three-blade marine propeller;
(b) open straight-blade turbine; (c) bladed disk turbine; (d) vertical
curved-bladeturbine; (e) pitched-blade turbine.
Dalam desain agitator vessel, faktor yang penting adalah daya yang
diperlukan untuk menggerakan impeller. Karena daya yang diperlukan
untuk sistem tertentu tidak dapat diprediksi secara teoritis, dapat
dikorelasikan dengan impeller bilangan Reynolds (NRe).
............................................ (1)
Keterangan : N 'ℜ = Bilangan Reynold
D20 = Diameter pengaduk (m)
N = Kecepatan putar Pengaduk (rpm)
⍴ = Densitas Campuran (kg/m3)
µ = Viskositas Campuran (kg/m.s)
(Geankoplis, 1983)
Berdasarkan nilai Bilangan Reynolds diperoleh tiga pola aliran,
yaitu :
1) Aliran Laminer ( viscous flow ), pada N Re < 10 (aliran didominasi oleh
tingginya kekentalan cairan).
2) Aliran transisi ( transient ) pada N Re 10- 104
3) Aliran turbulen ( turbulent flow ) pada N Re > 104 (pencampuran terjadi
lebih cepat) (Galletti et al., 2004).
Dalam tangki aliran laminar untuk NRe < 10 dan aliran turbulen untuk
NRe > 104, dan untuk range antara 10 sampai 104 alirannya adalah transisi.
(Christie J. Geankoplis, Transport Process and Unit Operation, halaman
144).
Sedangkan untuk mencari viskositas campuran dari viscometer
ostwald, menggunaan persamaan :
µair
µcampuran❑=
t air .⍴air
t campuran .⍴campuran.................................... (2)
(Salzberg, Hugh W. dkk, A Modern Laboratory Course, halaman 116)
Mixing Time
Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang
dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang homogen untuk
menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang telah
ditentukan.Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju
dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu
pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :
Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, paddle).
Ukuran pengaduk (diameter, tinggi).
Laju putaran pengaduk.
Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki.
b. Pola pemasangan :
- Center, vertikal.
- Miring (inclined) dari atas.
- Horizontal.
c. Jumlah daun pengaduk.
d. Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk.
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :
Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk.
Perbandingan viskositas cairan yang diaduk.
Jumlah kedua cairan yang diaduk.
Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible).
Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari korelasi mengenai aliran
total yang dihasilkan dari berbagai jenis impeller. Untuk turbin :
q=0,92 n Da3( DtDa
)…………………………………………………..(4)
tT ≈ 5 Vq
=5 π Dt2 H4
10.92 n Da2 Dt
………….
……………………………………….(5)
Atau ntT (DaDt
¿2 ( DtH
)=konstan=4,3
…………………………………………………..(6)
Waktu pencampuran akan jauh lebih besar bila angka Reynolds berkisar
antara 10 sampai 1.000 walaupun konsumsi daya tidak banyak berbeda
daripada keadaan turbulen. Faktor waktu pencampuran dapat disusun
kembali untuk menunjukkan bagaimana perbedaannya dari yang
diramalkan untuk turbulen.
ft=tT (n Da2)
23 g
16
H12 Dt
=ntT (DaDt )
32 ( Dt
H )12 (
gn2 Da
)32……………………………
(7)
(Ali,Fachruddin)
Bilangan Reynold
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.
Pada tangki berpengaduk bilangan Reynold dinyatakan sebagai berikut:
NRe = Da2.N.ρ
μ
Dengan
Da : diameter impeller (m)
N : kecepatan pengadukan (rps)
ρ : densitas cairan (kg/m3)
μ : viskositas cairan ( kg/m.s)
Aliran laminer jika Nre < 10 , dan turbulen jika > 104 (Geankoplis, 1983)
Densitas
Densitas fluida merupakan hubungan antara massa fluida dan volume
yang ditempatinya. Pengukuran densitas dapat menggunakan piknometer,
yaitu dengan menimbang berat piknometer yang telah berisi cairan yang
dicari densitasnya, lalu mengurangkannya dengan berat kosong piknometer,
selanjutnya dibagi dengan volume piknometer yang digunakan.
Persamaannya adalah sebagai berikut:
ρ = ∆ mV
Dengan: Δm: berat isi piknometer – berat kosong piknometer
V : volume piknometer
Viskositas
Pengukuran viskositas suatu fluida dapat menggunakan berbagai alat,
salah satunya adalah dengan Viscometer Ostwald. Pada Ostwald yang
diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu
untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk
melalui batas kedua batas pada viskometer dapat diukur menggunakan stop
watch. Biasanya digunakan pembanding yaitu air.
Persamaan yang dapat digunakan untuk mencari viskositas cairan adalah
sebagai berikut:
μ 1μ 2 =
t 1 x γ 1t 2 x γ 2
Dengan:
μ 1 = viskositas air
μ 1 = viskositas zat cair
t 1 = waktu penurunan air
t 1 = waktu penurunan zat cair
γ 1 = densitas air
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Beaker glass 2000 mL
Pengaduk jenis impeller
Piknometer 5 mL
Viscometer Ostwald
Stopwatch
Neraca analitik
Pipet ukur
Gelas arloji
Ball filler
Suntikan
2. Bahan
Air
Gula jawa
3. Gambar alat
Beaker glass 2000 mL Piknometer 10 ml Gelas arloji
Gambar II.2 Alat-alat praktikum liquid-liquid mixing
4. SKEMA KERJA
Gula jawa + air
1:7
Neraca analitik viskometer Pipet ukur
Ball filler Suntikan Stopwatch
Setiap
Gambar II. 3 Skema kerja praktikum liquid-liquid mixing
IV. DATA PENGAMATAN
Tabel II. 1 Data berat isi piknometer dan waktu penurunan
Campuran air dan gula jawa yang telah disisir
Campuran
Gula jawa dan air dimasukkan dalam beaker glass
Mixing dengan impeller 5 cm dan 9 cm
Diambil sampel 30 detik pertama dan 7 kali dengan interval 10 menit
Dimasukkan dalam piknometer
Dimasukkan dalam viskometer oswald
Campuran di dalam piknometer
Campuran di dalam viskometer
Ditimbang berat kosong dan berat isi, hitung densitas
Densitas campuran
Viskositas
Menghitung viskositas campuran
Densitas
campuran air dan gula jawa (menggunakan impeller 5cm)
Tabel II. 2 Data berat isi piknometer dan waktu penurunan campuran air
dan gula jawa (menggunakan impeller 9 cm)
Waktu Berat isi piknometer (gr) Waktu penurunan (s)
30 detik 19,88 9,68
10 menit 20,01 9,7
20 menit 20,02 9,72
30 menit 20,03 9,75
40 menit 20,06 9,77
50 menit 20,06 9,81
60 menit 20,06 9,86
70 menit 20,06 9,9
Waktu Berat isi piknometer (gr) Waktu penurunan (s)
30 detik 19,83 9,49
10 menit 19,94 9,54
20 menit 20,97 9,6
30 menit 20,01 9,67
40 menit 20,03 9,73
50 menit 20,07 9,76
60 menit 20,07 9,79
70 menit 20,07 9,8
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum mixing kali ini bertujuan untuk mengetahui
tentang pengaruh ukuran (diameter impeller) terhadap viskositas dan
densitas suatu larutan. Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis
dari pompa menjadi energi kecepatan pada bahan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga bahan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk
mengisi kekosongan akibat perpindahan dari bahan yang masuk
sebelumnya. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air dan
gula jawa yang akan digunakan sebagai bahan campurannya. Ukuran
impeller yang digunakan adalah impeller dengan diameter 5 cm dan 9 cm
yang diletakkan pada posisi ditengah larutan tersebut.
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah dengan menghitung
densitas gula, dengan melakukan eksperimen menimbang gula sebanyak
19 gram, kemudian gula tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml,
dan ditambahkan air sebanyak 20 ml menggunakan pipet volume, hingga
volume dalam gelas ukur menjadi 40 ml. Sehingga diperoleh volume gula:
40 ml – 25 ml = 15 ml
Setelah diketahui densitas gula kemudian proses mixing dilakukan,
yaitu dengan menggunakan gula jawa sebanyak 100 gram yang telah
terlarut di dalam air 1600 ml, sehingga air yang dibutuhkan dalam beaker
glass sebanyak 1600 ml - 79,36 ml = 1520,64 ml, setelah itu gula jawa
sebanyak 100 gram tersebut dapat langsung dimasukkan dalam beaker
glass. Jadi, campuran yang harus dibuat pada eksperimen ini adalah air
sebanyak 1520,64 ml dan gula jawa 100 gram. Serutan gula jawa + air
dimasukkan kedalam beker glass 2000 ml. Proses mixing menggunakan
vessel berupa beker glass 2000 ml dengan menggunakan impeller.
Setelah itu proses selanjutnya adalah memasang impeller dengan
diameter 5 cm berada di tengah tengah beaker glass, dan diamati alirannya.
Ternyata aliran yang dihasilkan selama 20 detik adalah aliran laminer
dengan Rpm = 209.
Pada variabel pertama yaitu menggunakan impeller dengan ukuran
5cm dengan posisi berada di tengah bejana. Air (1520,64 ml ) dan serutan
gula jawa (100 gram) dimasukkan ke dalam bejana lalu peralatan mixing
dipasang. Pada 30 detik pertama diamati pola aliran pada campuran di dalam
bejana.
Gambar II.4 Pola aliran yang terjadi dalam campuran
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa aliran dalam
campuran adalah turbulen Campuran diukur densitasnya dengan
menggunakan piknometer dan dicari viskositasnya dengan menggunakan
viskometer Ostwald. Kedua parameter tersebut digunakan untuk mencari
bilangan Reynold dari campuran saat 30 detik. Hasilnya adalah bilangan
Reynoldnya sebesar 270460,2273 sehingga dapat disimpulkan bahwa aliran
dalam bejana adalah aliran turbulen.
Untuk menentukan mixing time perlu diketahui parameter-parameter
yaitu densitas dan viskositas. Maka dari itu setiap interval 10 menit campuran
diukur densitas dan viskositasnya. Data densitas dan viskositas campuran
dapat dilihat pada Appendix 1. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 7
kali 10 sepuluh menit, karena diperkirakan mixing time terjadi saat 70 menit.
Dari data densitas dan viskositas dapat diketahui bahwa sebelum mixing time
terjadi campuran akan memiliki densitas dan viskositas yang berubah-ubah
selama pengukuran. Hal ini disebabkan campuran belum homogen sehingga
sisiran gula jawa belum terdistribusi secara merata di dalam air, sehingga
konsentrasi gula di tiap titik masih berbeda. Akibatnya densitas dan viskositas
campuran pun masih belum stabil. Saat menit ke 50 densitas dan viskositas
campuran sudah mulai stabil, sehingga dapat disimpulkan bahwa mixing time
untuk campuran pertama dengan perbandingan air dan gula jawa dengan
menggunakan impeller 5 cm adalah 50 menit.
Dengan densitas campuran sebesar 1134 kg/m3 dan viskositasnya adalah
0,00116 9kg/m.s. Hal ini dapat diterima karena densitas campuran lebih besar
daripada air yaitu 1000 kg/m3 karena sudah bercampur dengan serbuk batu
bata sehingga berat jenisnya bertambah. Sedangkan viskositasnya pun lebih
besar dari viskositas air yaitu 0,0008 kg/m.s yang mana menunjukkan bahwa
campuran tersebut lebih memiliki kekentalan yang lebih besar daripada air.
Tabel V.I Hasil mixing dengan ukuran impeller 5 cm
Waktu ρ (gr/cm-3) Visk.camp V V rps
Berat
kosong
Berat
isi t Re
0,5 1,086 0,001089444 209 3,483333 14,4 19,83 9,49 86808,04355
10 1,108 0,00111737 205 3,416667 14,4 19,94 9,54 84700,38435
20 1,314 0,001333446 206 3,433333 14,4 20,97 9,6 84581,59722
30 1,122 0,001146907 208 3,466667 14,4 20,01 9,67 84784,55705
40 1,126 0,001158137 209 3,483333 14,4 20,03 9,73 84666,83796
50 1,134 0,001169962 208 3,466667 14,4 20,07 9,76 84002,73224
60 1,134 0,001173558 208 3,466667 14,4 20,07 9,79 83745,31835
70 1,134 0,001174757 208 3,466667 14,4 20,07 9,8 83659,86395
Pada variabel kedua yaitu dengan menggunakan ukuran diameter impeller
9 cm. Air dan gula jawa dimasukkan dalam beaker glass. campuran diukur
densitasnya dengan menggunakan piknometer dan dicari viskositasnya dengan
menggunakan viskometer Ostwald. Kedua parameter tersebut digunaan untuk
mencari bilangan Reynold dari campuran saat 30 detik.
Untuk menentukan mixing time perlu diketahui parameter-parameter yaitu
densitas dan viskositas. Maka dari itu setiap interval 10 menit campuran diukur
densitas dan viskositasnya. Data densitas dan viskositas campuran dapat dilihat
pada Appendix 1. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 7 kali 10 sepuluh
menit, karena diperkirakan mixing time terjadi saat 70 menit. Dari data densitas
dan viskositas dapat diketahui bahwa sebelum mixing time terjadi campuran akan
memiliki densitas dan viskositas yang berubah-ubah selama pengukuran. Hal ini
disebabkan campuran belum homogen sehingga sisiran gula jawa belum
terdistribusi secara merata di dalam air, sehingga konsentrasi gula di tiap titik
masih berbeda. Akibatnya densitas dan viskositas campuran pun masih belum
stabil. Saat menit ke 40 densitas dan viskositas campuran sudah mulai stabil,
sehingga dapat disimpulkan bahwa mixing time untuk campuran pertama dengan
perbandingan air dan gula jawa dengan menggunakan impeller 9 cm adalah 40
menit.
Dengan densitas campuran sebesar 1132 kg/m3 dan viskositasnya adalah
0,001169 kg/m.s. Hal ini dapat diterima karena densitas campuran lebih besar
daripada air yaitu 1000 kg/m3 karena sudah bercampur dengan serbuk batu bata
sehingga berat jenisnya bertambah. Sedangkan viskositasnya pun lebih besar dari
viskositas air yaitu 0,0008 kg/m.s yang mana menunjukkan bahwa campuran
tersebut lebih memiliki kekentalan yang lebih besar daripada air.
Tabel V.2 Hasil mixing dengan ukuran impeller 9 cm
Waktu
ρ(gr/
cm-3) Visk.camp V V rps
Berat
kosong
Berat
isi t Re
0,5 1,096 0,001121488 205 3,416666667 14,4 19,88 9,68 270460,2273
10 1,122 0,001150465 206 3,433333333 14,4 20,01 9,7 271219,1753
20 1,124 0,001154892 206 3,433333333 14,4 20,02 9,72 270661,1111
30 1,126 0,001160518 206 3,433333333 14,4 20,03 9,75 269828,3077
40 1,132 0,001169095 206 3,433333333 14,4 20,06 9,77 269275,9468
50 1,132 0,001173882 206 3,433333333 14,4 20,06 9,81 268177,9817
60 1,132 0,001179865 206 3,433333333 14,4 20,06 9,86 266818,0527
70 1,132 0,001184651 206 3,433333333 14,4 20,06 9,9 265740
Pada praktikum pertama dengan varabel impeller 5 cm tidak terdapat
vorteks, tetapi saat menggunakan impeller 9 cm terdapat vorteks dengan jelas. Hal
ini dapat terjadi akibat perbedaan ukuran impeller yang dilakukan dalam
praktikum. Vorteks ini akan semakin besar seiring dengan peningkatan ukuran
impeller ataupun peningkatan kecepatan putaran yang juga dapat meningkatkan
turbulensi dari fluida yang diaduk
Perbandingan densitas hasil eksperimen dan densitas ideal
a. Densitas hasil percobaan Massa piknometer rata-rata = 5,723 gramVolume = 5 ml
Densitas = mV
= 5,723
5= 1,4475 gr/ml
b. Densitas ideal (asumsi ⍴air = 1gr/ml)Massa (massa air+massa solid) = 1520,64 gr + 100 grVolume = 1600 ml
Densitas = mV
= 1620,641600
= 1,012 gr/ml
Perbedaan densitas tersebut diakibatkan karena adanya perbedaan jumlah padatan yang terlarut di dalam sistem, dimana pada percobaan tidak semua padatan teraduk.
Semakin lama waktu pengadukan mempengaruhi tekstur dan penampilan bahan yang dicampurkan. Hal itu dapat dilihat pada sampel yang semakin lama diaduk maka akan semakin homogen campurannya. Partikel-partikel gula jagung akan semakin banyak yang bertumbukan akibat kontak langsung dengan impeller pengaduk sehingga semakin lama teksturnya semakin homogen. Hal-hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan Fellows (1988) dalam Rizkiana dan Putra (2012) bahwa derajat pencampuran yang dicapai tergantung pada :
1. Ukuran relative partikel
2. Efesiensi alat pencampur untuk komponen yang dicampur
3. Kecenderungan komponen untuk membentuk agrerat
4. Kadar air, sifat permukaan dan aliran dari masing-masing komponen.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
1. Pola aliran dalam campuran gula jawa dengan air menggunakan
impeller adalah axial
2. Bilangan Reynold kedua campuran menunjukkan bahwa alirannya
adalah turbulen, dengan densitas dan viskositas campuran
menggunakan impeller 5 cm lebih kecil dari campuran dengan
impeller 9 cm
3. Mixing time campuran 1 adalah 50 menit sedangkan campuran 2
mixing time nya 40 menit.
4. Semakin besar ukuran impeller dalam campuran maka semakain
cepat pula waktu penvampuran dan mixing timenya.
b. Saran
1. Pastikan pengaduk berada ditengah bejana agar saat pengaduk
berputar tidak mengenai dinding bejana.
2. Karena larutan tersebut merupakan larutan suspensi, maka saat
ingin mengukur densitas dan viskositas jangan biarkan larutan
mengendap terlalu lama karena akan mempengaruhi hasil densitas
dan viskositasnya.
3. Pengambilan sampel untuk pengukuran densitas dan viskositas
menggunakan piknometer dan voiskometer Ostwald dilakukan
dalam waktu yang bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, J. C. 1993. Transport Processes and Unit Operation (3rd Edition).
Prentice-Hall. Inc: USA
Mc.Cabe, W. L. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering . Tioon Well
Finishing Co. Ltd. Singapura
Rowe, Raymond C. dkk. 2009. Handbook of Parmacheutical Exipients (6th
Edition). Pharmacheutical Press. Chicago. London
Coulson and Richardson’s. 2002. CHEMICAL ENGINEERING: Particle
Technology and Separation Processes (5thEdition ). Bath Press: Great
Britanian
APENDIX
Menghitung densitas gula ρ = massa gulavolume gula
= 19 gram
15 ml = 1, 26 gram/ml
Volume gula jawa : ρ = massa gulavolume gula
V = massa gula
ρ
V = 100 gram
1,26 gram /ml = 79,36 ml
A. Perhitungan bilangan reynold, densitas dan viskositas campiran 1
dengan ukuran impeller 5cm
Viskositas air = 0,001 Pa.s atau Viskositas air (μ 1 )= 0,0008 kg/m.s (Rowe,
Raymond C. dkk. 2009)
Densitas air = 1 gram/cm-3 s
t air (waktu penurunan = 9,46 s
Berat piknometer kosong = 14,4 gram
Visko air 0,001 Pa.sRho air 1 gr/cm^3
t air 9,46 sWakt
uRho
camp Visk.camp V V rpsBerat
kosong Berat isi t Re
0,5 1,086 0,001089444 2093,48333
3 14,4 19,83 9,4986808,0435
5
10 1,108 0,00111737 2053,41666
7 14,4 19,94 9,5484700,3843
520 1,314 0,001333446 206 3,43333 14,4 20,97 9,6 84581,5972
3 2
30 1,122 0,001146907 2083,46666
7 14,4 20,01 9,6784784,5570
5
40 1,126 0,001158137 2093,48333
3 14,4 20,03 9,7384666,8379
6
50 1,134 0,001169962 2083,46666
7 14,4 20,07 9,7684002,7322
4
60 1,134 0,001173558 2083,46666
7 14,4 20,07 9,7983745,3183
5
70 1,134 0,001174757 2083,46666
7 14,4 20,07 9,883659,8639
5
a) 30 detik
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,49 s x 1,086 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(19,83-14,4) gr 5 mL
µ = 0,00108944 gr/cm3
ρ = 1,086 g/mL= 1086 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (0,1086 m)2 x 52 x 3,4833 0,00108944 gr/cm3
= 86808,04 (turbulen)
a) 10 menit
Densitas: Viskositas:
ρ = ∆ mV
µ=¿ t 1x ρt 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,54 s x 1,108 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(19,94-14,4) gr 5 mL
µ = 0,00111737 gr/cm3
ρ = 1,108 g/mL= 1108 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (0,108 m)2 x 52x 3,41667 0,00111737 gr/cm3
= 84700,38435 (turbulen)
b) 20 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,6 s x 1,314 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,97-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001333446 gr/cm3
ρ = 1,314 g/mL= 1314 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,314 m)2 x 52 x 3,4333 0,001333446 gr/cm3
= 84700 (turbulen)
c) 30 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,67 s x 1,122 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,01-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001146907 gr/cm3
ρ = 1,22 g/mL= 1122 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (0,314 m)2 x 52 x 3,4667 0,001146907 gr/cm3
= 84784 (turbulen)
d) 40 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,73 s x 1,126 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,03-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001158137 gr/cm3
ρ = 1,126 g/mL= 1126 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,122 m)2 x 52 x 3,4833 0,001158137 gr/cm3
= 84666, 832 (turbulen)
e) 50 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,76 s x 1,134 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,07-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001169962 gr/cm3
ρ = 1,134 g/mL= 1134 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,134 m)2 x 52 x 3,4667 0,001169962 gr/cm3
= 84666, 832 (turbulen)
f) 60 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,79 s x 1,134 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,07-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001173558 gr/cm3
ρ = 1,134 g/mL= 1134 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,134 m)2 x 52 x 3,4667 0,001173558 gr/cm3
= 83745, 318 (turbulen)
g) 70 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,8 s x 1,134 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,07-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001174757 gr/cm3
ρ = 1,134 g/mL= 1134 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,134 m)2 x 52 x 3,4667 0,001174757 gr/cm3
= 83659,8639 (turbulen)
B. Perhitungan bilangan reynold, densitas dan viskositas campiran 1
dengan ukuran impeller 9 cm
Viskositas air = 0,001 Pa.s atau Viskositas air (μ 1 )= 0,0008 kg/m.s (Rowe,
Raymond C. dkk. 2009)
Densitas air = 1 gram/cm-3 s
t air (waktu penurunan = 9,46 s
Berat piknometer kosong = 14,4 gram
WaktuRho
camp Visk.camp V V rpsBerat
kosongBerat
isi t Re
Visko air 0,001 Pa.sRho air 1 gr/cm^3
t air 9,46 s
0,5 1,096 0,001121488 205 3,416666667 14,4 19,88 9,68 270460,227310 1,122 0,001150465 206 3,433333333 14,4 20,01 9,7 271219,175320 1,124 0,001154892 206 3,433333333 14,4 20,02 9,72 270661,111130 1,126 0,001160518 206 3,433333333 14,4 20,03 9,75 269828,307740 1,132 0,001169095 206 3,433333333 14,4 20,06 9,77 269275,946850 1,132 0,001173882 206 3,433333333 14,4 20,06 9,81 268177,981760 1,132 0,001179865 206 3,433333333 14,4 20,06 9,86 266818,052770 1,132 0,001184651 206 3,433333333 14,4 20,06 9,9 265740
a) 30 detik
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,68 s x 1096 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(19,88-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001121488 gr/cm3
ρ = 1,096 g/mL= 1096 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001121488 gr/cm3
= 270460 (turbulen)
b) 10 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,7 s x 1122 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,1-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001150465 gr/cm3
ρ = 1,122 g/mL= 1122 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001150465 gr/cm3
= 271219 (turbulen)
c) 20 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,72 s x 1124 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,02-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001154892 gr/cm3
ρ = 1,124 g/mL= 1124 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001154892 gr/cm3
= 270661 (turbulen)
d) 30 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,75 s x 1126 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,03-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001160518 gr/cm3
ρ = 1,126 g/mL= 1126 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001160518 gr/cm3
= 269828 (turbulen)
e) 40 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,77 s x 1132 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,06-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001169095 gr/cm3
ρ = 1,132 g/mL= 1132 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001169095 gr/cm3
= 269275 (turbulen)
f) Menit 50
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,81 s x 1132 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,06-14,4) gr µ = 0,001173883 gr/cm3
5 mLρ = 1,132 g/mL
= 1132 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001173883 gr/cm3
= 268177 (turbulen)
g) 60 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,86 s x 1132 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,06-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001179865 gr/cm3
ρ = 1,132 g/mL= 1132 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001179865 gr/cm3
= 266818 (turbulen)
h) 70 menit
Densitas: Viskositas:ρ = ∆ m
Vµ=¿ t 1x ρ
t 2x ρ x 0,001 Pa.s
=berat isi-berat kosongVolume piknometer
µ = 9,9 s x 1132 gr/cm3
9,46 s x 1 gr/cm3
=(20,06-14,4) gr 5 mL
µ = 0,001184651 gr/cm3
ρ = 1,132 g/mL= 1132 kg/m3
Bilangan Reynold:
NRe = Da
2.N.ρ μ
= (1,096 m)2 x 52 x 3,41666 0,001184651 gr/cm3
= 265740 (turbulen)
Perbandingan densitas hasil eksperimen dan densitas ideala. Densitas hasil percobaan
Massa piknometer rata-rata = 5,723 gramVolume = 5 ml
Densitas = mV
= 5,723
5= 1,4475 gr/ml
b. Densitas ideal (asumsi ⍴air = 1gr/ml)Massa (massa air+massa solid) = 1520,64 gr + 100 grVolume = 1600 ml
Densitas = mV
= 1620,641600
= 1,012 gr/ml
Lampiran gambar hasil praktikum