USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model...

168
USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN BAGI PARA GURU DI YAYASAN ELIFA MITRA SETIA SAMARINDA DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Selestina Uduk NIM : 121124045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model...

Page 1: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN

BAGI PARA GURU DI YAYASAN ELIFA MITRA SETIA SAMARINDA

DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Selestina Uduk

NIM : 121124045

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada Yesus Sang Guru sejati yang telah mendidik

dan mengajariku dengan penuh kasih

Persaudaraan Suster Fransiskanes St. Elisabeth dan Yayasan Elifa Mitra Setia

Anggota keluargaku yang selalu mendoakanku

Almamaterku tercinta dan para Dosenku yang telah menorehkan ilmu dan cinta

Sahabat dan teman-temanku yang juga turut memberi warna bagi hidupku hingga

kini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

iv

MOTTO

Tuhan yang memulai dan Tuhan juga yang akan menyelesaikannya,

aku hanya melakukan apa yang dikehendaki-Nya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul USULAN PENERAPAN PARADIGMA

PEDAGOGI FRANSISKAN BAGI PARA GURU DI YAYASAN ELIFA

MITRA SETIA SAMARINDA DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS

FRANSISKAN, berawal dari ketertarikan penulis tentang paradigma pedagogi

Fransiskan. Pendidikan merupakan investasi masa depan, hal ini mendorong

penulis untuk mendalami paradigma pedagogi Fransiskan yang merupakan suatu

model pendidikan yang berlandaskan pada sikap hidup/Spiritualitas St. Fransiskus

dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-

generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, sesama

dan alam semesta sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidup mereka maka

skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para guru di yayasan Elifa Mitra Setia

dalam proses interaksi edukatif dapat menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan

di sekolah.

Permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah apa itu paradigma pedagogi

Fransiskan dan bagaimana penerapannya di sekolah. Untuk mengkaji masalah ini,

diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu wawancara terhadap para guru YEMS

telah dilaksanakan. Disamping itu studi pustaka juga sangat diperlukan untuk

memperoleh pemikiran-pemikiran yang direfleksikan sehingga memperoleh

gagasan yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan bagi para guru YEMS dalam

menerapkan pedagogi Fransiskan.

Hasil akhir menunjukkan bahwa sebagian besar guru YEMS belum

memahami secara mendalam paradigma pedagogi Fransiskan dalam penghayatan

spiritualitas Fransiskan. Namun sebagian guru sudah memahami dan

menghayatinya walaupun masih dikemas dalam bentuk aturan sekolah. Maka

penulis mengusulkan workshop untuk membantu para guru mendalami tentang

paradigma pedagogi Fransiskan dan penerapannya di sekolah. Penulis melihat

kegiatan ini sangat baik karena melalui kegiatan ini guru memperoleh banyak

informasi, menambah wawasan dan pemahaman tentang paradigma pedagogi

Fransiskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

ix

ABSTRACT

The title of this undergraduate Thesis is THE PROPOSAL OF THE

APPLICATION OF THE PARADIGM OF THE FRANCISCAN

PEDAGOGY FOR THE TEACHERS OF ELIFA MITRA SETIA

FOUNDATION SAMARINDA IN LIVING OUT THE FRANCISCAN

SPIRITUALITY, starting from the interest of the writer on the Franciscan

pedagogy paradigm. Education is an investment of the future. This statement has

encouraged the writer to explore the paradigm of the Franciscan pedagogy

as a model of education that is based on the way of life and the spirituality of St.

Francis of Assisi. This is the model of education which produces the young

generations who care and have a good relationship with God, human beings and the

universe. God, human beings and the universe cannot be separated. Based on this

background, the purpose of this undergraduate thesis is to help the teachers

in Elifa Mitra Setia foundation to implement the process of education by using the

paradigm of the Franciscan pedagogy at school.

The primary issue which is written in this undergraduate thesis : what

is the paradigm of the Franciscan pedagogy and how it is applied at

school. Accurate data is needed. Therefore, interviews with teacher YEMS have

been done. The literature study is important in order to obtain the ideas. Those

ideas can be used as a contribution to the teacher of YEMS in implementing

the paradigm of the Franciscan pedagogy.

The final results showed that most of the YEMS teachers have not

understood deeply the paradigm of the Franciscan pedagogy in the light of the

Franciscan spirituality. However, some teachers have understood and lived it while

still implemented in the form of school rules. The writer proposes a workshop to

help teachers in order to learn more about the paradigm of the Franciscan

pedagogy and its implementation at school. The writer sees that this activity is very

important because through this activities the teachers will get more information,

increase their knowledge and understand the paradigm of the Franciscan pedagogy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur bagi Yesus sang Guru sejati yang telah mendampingi,

membimbing dan mengajari penulis dengan rahmat dan kasih-Nya yang tiada batas

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul USULAN

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN BAGI PARA

GURU DI YAYASAN ELIFA MITRA SETIA SAMARINDA DALAM

MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN.

Penulis sungguh menyadari skripsi ini bisa berhasil ditulis karena dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu penulis dengan kesungguhan hati mengucapkan limpah terima kasih

kepada:

1. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar,

teliti, setia dan penuh kasih mendampingi, membimbing dan mencurahkan

seluruh pikiran pada penulisan skripsi ini.

2. Dr. Carolus Putranta, SJ selaku dosen penguji kedua sekaligus Dosen

pembimbing Akademik yang dengan tulus memberi sapaan dan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Drs. L. Bambang Hendarto Yuliwarsono, M. Hum selaku dosen penguji ketiga

yang dengan penuh keramahan menyapa dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xi

4. Segenap staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

5. Dewan Pemimpin Umum persaudaraan Fransiskanes Santa Elisabeth (FSE),

yang memberikan waktu dan kesempatan, kepercayaan, perhatian dan

dukungan kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan sampai pada

penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Para Suster FSE secara khusus Komunitas St. Yohanes Don Bosco Yogyakarta

yang selalu hadir sebagai teman sekaligus sahabat yang selalu mendukung dan

menemani penulis selama proses perkuliahan sampai dengan penulisan skripsi

ini.

7. Yayasan Elifa Mitra Setia (Sr. Yolanda FSE) yang selalu siap memberikan

informasi tentang para guru YEMS dalam membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini

8. Guru di sekolah St. Fransiskus Asisi Samarinda yang bersedia diwawancarai

penulis

9. Para saudara OFM (P. Darmin OFM, P. Vitalis OFM, P. Patris OFM, Br.

Damas OFM) yang selalu siap membantu penulis dengan meminjamkan buku-

buku referensi yang dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Staf perpustakaan Prodi PAK yang telah melayani penulis dalam

meminjamkan buku-buku dari Perpustakaan yang dibutuhkan oleh penulis

11. Sahabat dan kenalan yang turut mendukung penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

MOTTO .................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..... vii

ABSTRAK .............................................................................................. viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 6

C. Tujuan Penulisan ............................................................. 7

D. Manfaat Penulisan ........................................................... 7

E. Metode Penulisan ............................................................ 7

F. Sistematika Penulisan .................................................... 8

BAB II PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN ...................... 10

A. Siapakah Fransiskus dari Asisi ....................................... 10

1. Masa kecil Fransiskus dari Asisi ............................... 11

2. Masa remaja Fransiskus dari Asisi ............................ 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xiv

3. Panggilan Fransiskus dari Asisi ................................ 14

B. Nilai-Nilai Spiritualitas Fransiskan ................................. 18

1. Spiritualitas Kristiani ............................................... 18

2. Spiritualitas Fransiskan ............................................ 20

a. Persaudaraan Sejati .............................................. 24

b. Kemiskinan ......................................................... 27

c. Kebahagiaan Sejati .............................................. 31

d. Perdamaian ......................................................... 34

C. Paradigma Pedagogi Fransiskan ..................................... 36

1. Paradigma .................................................................. 36

2. Pedagogi .................................................................... 38

3. Fransiskan ................................................................. 38

4. Paradigma Pedagogi Fransiskan ............................... 39

a. Pendidikan Ekologi .............................................. 43

b. Ekopedagogi ....................................................... 51

D. Rangkuman ..................................................................... 60

BAB III SEMANGAT PELAYANAN PARA GURU DIJIWAI

OLEH SPIRITUALITAS ST. FRANSISKUS ASISI .......... 62

A. Tugas dan Peran Guru dalam Dunia Pendidikan ............ 63

1. Tugas & Tanggungjawab Guru dalam Pendidikan .. 65

2. Peran Guru dalam Pendidikan… ............................. 68

a. Guru sebagai Pendidik sekaligus Pengajar ......... 69

b. Guru sebagai Pembimbing ................................. 70

c. Guru sebagai Fasilitator ...................................... 71

d. Guru sebagai Inspirator ...................................... 72

e. Guru sebagai Motivator ...................................... 73

f. Guru sebagai Model/Teladan ............................. 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xv

g. Guru sebagai Korektor ....................................... 75

h. Guru sebagai Evaluator ...................................... 76

B. Semangat Pelayanan Para Guru YEMS Dijiwai oleh

Spiritualitas Fransiskan .................................................. 77

1. Sacrum ..................................................................... 85

2. Bonum ...................................................................... 86

3. Verum ...................................................................... 87

4. Iustum ...................................................................... 87

5. Honesti ..................................................................... 88

6. Humanum ................................................................ 88

7. Pulchrum ................................................................. 89

8. Unum ....................................................................... 89

9. Clarum ..................................................................... 90

10. Pacem ...................................................................... 91

C. Penerapan Paradigma Pedagogi Fransiskan bagi Para

Guru Dalam Menghayati Spiritualitas Fransiskan .......... 92

D. Rangkuman ..................................................................... 98

BAB IV USULAN PROGRAM PENERAPAN PARADIGMA

PEDAGOGI FRANSISKAN BAGI PARA GURU DI YEMS

DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN

DALAM PERUTUSANNYA .............................................. 100

A. Latar belakang penyusunan program .............................. 100

B. Tujuan program ............................................................... 102

C. Penerapan Pedagogi Fransiskan di Sekolah .................... 104

D. Kegiatan Dan Petunjuk Pelaksanaan Program ............... 106

E. Materi Workshop ............................................................ 107

F. Matrix Workshop ............................................................ 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xvi

G. Pelaksanaan Workshop ................................................... 114

BAB V PENUTUP .............................................................................. 139

A. Kesimpulan ................................................................... 139

B. Saran .............................................................................. 141

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 143

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 145

1. LAMPIRAN I ................................................................................... (1)

2. LAMPIRAN II ................................................................................. (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan kitab suci dalam skripsi ini mengikuti kitab suci

Deuterokanonika, yang diterbitkan Lembaga Biblika Indonesia

B. Singkatan dokumen Resmi Gereja

Kan : Kanon

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici),

diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal

25 Januari 1983

C. Singkatan Lain

AD : Anggaran Dasar

AD3R : Anggaran Dasar Ordo ketiga Regular Santo Fransiskus,

(diberikan di Roma, pada takhta Santo Petrus, dengan

meterai

Cincin Nelayan, pada 8 Desember 1982)

AngBul : Anggaran Dasar dengan Bulla, (anggaran dasar yang

diteguhkan dengan surat peneguhan/bulla)

AngTBul : Anggaran dasar Tanpa Bulla, (disusun tahun 1221, pada

masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xviii

paus Honorius III disebut “tanpa bulla” karena anggaran

dasar

ini tidak diteguhkan dengan surat peneguhan (bulla)

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

Cel : Celano

Dsb : Dan sebagainya

Dst : dan seterusnya

EG : Evangelii Gaudium (ensiklik pertama yang ditulis oleh

Paus

Fransiskus pada tanggal 24 November 2013 sebagai

ajakan

untuk hadir menjadi saksi suka cita injili)

FAK : Fransiskus Asisi dan Karya-karyanya

FSE : Fransiskanes Santa Elisabeth

GT : Go and Teach

GSS : Gita Sang Surya

Hal : Halaman

Konst : Konstitusi

K3S : Kisah Tiga Sahabat

LS : Laudato Si (ensiklik kedua yang ditulis oleh Paus

Fransiskus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

xix

pada tanggal 18 Juni 2015 yang berisi ajakan untuk

peduli

terhada alam sebagai ibu)

No : Nomor

OFM : Ordo Fratrum Minorum

Okt : Oktober

PPF : Pedoman Pendidikan Fransiskan

PPL : Program Pengalaman Lapangan

Psl : Pasal

Pth : Petuah

RI : Republik Indonesia

RT : Rukun Tetangga

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas

St : Santo atau Santa

Surkus : Surat kepada para Kustos

SurOr : Surat kepada Ordo

Tgl : Tanggal

UUD : Undang-Undang Dasar

Was : Wasiat

YEMS : Yayasan Elifa Mitra Setia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah Investasi masa depan. Ungkapan ini sudah tidak

menjadi sesuatu yang asing bagi kita. Hampir di setiap lembaga pendidikan tertulis

kalimat ini. Hal ini mau mengatakan bahwasanya pendidikan memiliki peran yang

sangat penting dalam membentuk manusia menjadi pribadi-pribadi yang utuh

sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa pejuang dalam memajukan

kehidupan bangsa ini. Pendidikan bukan suatu entitas yang terpisah dari entitas

lainnya, sehingga proses perkembangan dalam dunia pendidikan dipengaruhi oleh

berbagai aspek. Lawrence Cremin mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha

sengaja, sistematis, dan terus-menerus untuk menyampaikan, menimbulkan atau

memperoleh pengetahuan, sikap, nilai ataupun keahlian (bdk. Groome, 2010:29).

Kesengajaan proses pendidikan akan lebih nyata bila pendidikan itu dipandang

secara sosiologis. Artinya bahwa pendidikan itu bukan tanggung jawab pribadi tetapi

proses pendidikan merupakan tanggungjawab semua manusia terutama bagi para

pendidik dan pemerhati pendidikan.

Seiring dengan perkembangan zaman ini, pendidikan sedang berhadapan

dengan tantangan yang sangat serius. Hal ini terjadi karena pendidikan dihadapkan

pada berbagai dinamika yang selalu berubah dan tidak pernah konstan sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

2

perubahan yang ditimbulkan oleh globalisasi zaman ini. Terutama perkembangan

zaman dan pendidikan di Indonesia saat ini.

Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini ibarat seseorang yang sedang

mencari identitas dirinya. Di satu sisi, pendidikan di Indonesia sedang dirundung

masalah, di sisi lain perkembangan teknologi menuntut perjuangan yang lebih

ekstra. Demikian juga masalah-masalah dalam dunia pendidikan selalu berkaitan

dengan persoalan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Hal ini bisa dimengerti

karena pendidikan merupakan suatu proses belajar-mengajar yang melibatkan

banyak pihak. Misalnya pemerintah, kurikulum, perkembangan teknologi dan juga

tenaga pendidik yang berperan dalam proses pendidikan tersebut. Bertolak dari

masalah-masalah yang sedang terjadi dalam dunia pendidikan, menuntut para

pengajar di sekolah-sekolah dalam menyajikan bahan-bahan akademis harus

bertindak sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik (bdk Drost, 2002:1).

Dalam rangka mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, pada Bab II tentang

Dasar, Fungsi, dan Tujuan khususnya pada Pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang

sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan Bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

berilmu dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

3

Di sini jelas bahwa pendidikan sungguh berperan dan bertanggung jawab

dalam menumbuh-kembangkan kehidupan para generasi penerus bangsa ini sehingga

guru selaku tenaga pendidik harus sungguh-sungguh menyadari tugas dan tanggung-

jawabnya. Melalui kesadaran akan tugas dan tanggungjawab di atas, guru terbuka

untuk berusaha mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki demi

menciptakan dan menumbuh-kembangkan pribadi-pribadi yang menjadi harapan

bangsa dimasa yang akan datang. Akan tetapi, guru (dan juga para pemerhati

pendidikan) harus juga menyadari bahwasanya Pendidikan bukan semata-mata

untuk menciptakan teknokrat-teknokrat dengan keahlian yang tinggi, tetapi

pendidikan menciptakan manusia-manusia yang berpihak dalam memperjuangkan

keadilan dan perdamaian didalam dunia ini sehingga proses pendidikan harus

menyeluruh sebagaimana tertuang dalam buku pedoman pendidikan Fransiskan

(PPF) yang dikeluarkan oleh Sekretariat General untuk pendidikan Fransiskan art.

53 bahwa “studi tidak tebatas pada dimensi intelektual”. Hal ini mau mengatakan

bahwa dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menekankan pada segi kognitif

(intelektual) saja tetapi juga harus menyentuh segi afeksi (hati) peserta didik

sehingga peserta didik tergerak untuk ber-aksi (segi Psikomotorik).

Sejalan dengan apa yang tertuang dalam PPF art. 53, dalam ensikliknya yang

berjudul Evangelii Gaudium (EG) art. 242-243, paus Fransiskus dengan jelas

menguraikan tentang dialog antar iman dan ilmu pengetahuan menjadi bagian dari

karya evangelisasi demi terciptanya perdamaian. Beliau juga mengatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

4

gereja tidak menahan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada tetapi

perkembangan itu menghantar setiap orang untuk bersukacita dan mengakui

anugerah Allah yang sungguh besar bagi manusia melalui kemampuan berpikir

manusia.

Bertolak dari situasi yang ada, pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Elifa

Mitra Setia (YEMS) percaya bahwa pendidikan bisa berperan dalam

memperjuangkan perubahan sosial menuju kehidupan bersama yang lebih adil,

bersaudara, solider dan lebih memihak pada kaum lemah (option for the poor), dan

inilah yang menjadi alasan keberadaan sekolah-sekolah yang bernaung dalam

YEMS sehingga lembaga ini senantiasa berusaha dan bekerja keras untuk menata

sedemikian rupa tujuan dari keberadaan lembaga pendidikan ini yang tertuang dalam

visi dan misi dari YEMS. Selain visi dan misi, guru juga harus sungguh-sungguh

dibekali dan dipersiapkan sehingga guru sebagai tenaga pendidik dapat

membantu anak didik yang dianugerahkan Tuhan untuk dibimbing, dibantu dalam

usaha untuk mengembangkan diri mereka sehingga pada akhirnya anak didik ini

dapat tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang utuh baik dari segi jasmani maupun

rohani.

Proses pendidikan yang diselenggarakan oleh YEMS berdasar pada

spiritualitas Fransiskan yang tertuang dalam Kharisma Kongregasi Fransiskanes

Santa Elisabeth (FSE) hendak menciptakan lingkungan yang memungkinkan guru

menggunakan berbagai potensi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

5

dalam proses pendidikan di sekolah. Pengelolaan proses pendidikan yang relevan

dengan kebutuhan anak didik memungkinkan interaksi antara anak didik dan

guru akan berjalan dengan baik sehingga kebutuhan anak didik dapat terpenuhi.

Sebagaimana dalam PPF. art. 138 bahwa “para pendidik harus memiliki

kemampuan bekerjasama, untuk berdialog dan untuk mendengarkan saudara-saudara

yang dilayani”. Di sini jelas bahwa dalam pendidikan Fransiskan tidak hanya

memandang anak didik sebagai objek yang harus di didik tetapi anak didik adalah

saudara (sebuah anugerah) dari Tuhan yang harus dihormati dan dihargai sebagai

pribadi yang utuh.

Guru memiliki peran besar dalam membentuk pribadi-pribadi yang

dianugerahkan Tuhan ini sehingga guru harus sungguh-sungguh menyadari

tugasnya bukan semata-mata hanya suatu kewajiban tetapi sungguh menyadari

bahwa pekerjaan dan profesinya sebagai guru merupakan bentuk pelayanannya

bagi Tuhan. Dalam PPF art. 143 dikatakan sebagai seorang pendidik hendaknya

menyadari bahwa dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki menjadi

sarana bagi mereka untuk melayani Tuhan yang hadir dalam dan melalui setiap

saudara yang dianugerahkan dan dipercayakan kepada mereka untuk dibimbing

dan dituntun menuju pertumbuhan dan perkembangan yang utuh.

Sebagai salah satu karya dari Kongregasi FSE yang menghayati spiritualitas

St. Fransiskus dari Asisi, YEMS juga berusaha untuk memperkenalkan

spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi dengan menerapkan paradigma pedagogi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

6

Fransiskan sebagai salah satu model atau cara untuk mengembangkan, memajukan,

mencapai maksud dan tujuan Yayasan dalam dunia pendidikan, dengan

mengindahkan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku (bdk. KHK

kan. 801), sehingga para guru semakin mampu untuk memaknai dan menghayati

panggilannya sebagai seorang guru dan dapat membantu setiap anak didik yang

dianugerahkan Tuhan untuk dididik, dibimbing dan dibantu dalam perkembangan

menuju pribadi yang dewasa dan utuh. Dalam rangka itu penulis memberi judul

karya tulis ini USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI

FRANSISKAN BAGI PARA GURU DI YAYASAN ELIFA MITRA SETIA

SAMARINDA DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN.

B. RUMUSAN MASALAH

Nilai-nilai pedagogi Fransiskan tampak dalam sikap dan tindakan setiap hari.

Bahkan St. Fransiskus Asisi sendiri, seluruh hidupnya menampakkan nilai-nilai

pedagogis itu sendiri yang juga menjadi gambaran dari spiritualitas Fransiskan.

Oleh karena itu, penulis hanya membatasi permasalahan dalam dua

pertanyaan yang akan dibahas dan diperdalam melalui penulisan Skripsi ini.

1. Apa yang dimaksud dengan paradigma pedagogi Fransiskan?

2. Bagaimana paradigma pedagogi Fransiskan itu diterapkan bagi para

guru di YEMS Samarinda dalam menghayati spiritualitas Fransiskan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

7

C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan Skripsi ini bertujuan :

1. untuk mengetahui paradigma pedagogi Fransiskan

2. untuk mengetahui bagaimana paradigma pedagogi Fransiskan itu

diterapkan bagi para guru di YEMS Samarinda dalam menghayati

spiritualitas Fransiskan.

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang paradigma pedagogi

Fransiskan dalam penghayatan spiritualitas Fransiskan.

2. Sumbangan bagi para guru yang berkarya di YEMS untuk menerapkan

paradigma pedagogi Fransiskan dalam mendalami dan menghayati

spiritualitas St. Fransiskus Asisi sehingga dapat meneladani nilai-nilai

luhur dan semangat Fransiskan dalam tugas dan pelayanan setiap hari

E. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis

dengan menggunakan cara studi pustaka dan kajian literatur yang diperoleh dari

laporan/refleksi tahunan dan wawancara para guru di YEMS Samarinda. Metode

yang digunakan adalah cek, ricek dan kroscek untuk melihat semangat pelayanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

8

para guru yang dijiwai oleh semangat Fransiskan dalam melaksanakan tugas dan

perutusan mereka setiap hari terutama untuk membimbing dan membantu anak didik

menuju perkembangan pribadi yang utuh.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Karya tulis ini berjudul “Usulan Penerapan Paradigma Pedagogi Fransiskan

bagi Para Guru di Yayasan Elifa Mitra Setia Samarinda Dalam Menghayati

Spiritualitas Fransiskan”. Dari judul ini penulis mengembangkannya menjadi lima

bab yaitu:

Bab I. Penulis menguraikan secara singkat gambaran umum penulisan Skripsi

ini yang memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat,

Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

Bab II. Penulis akan menguraikan tentang paradigma pedagogi Fransiskan. Penulis

akan menguraikan dalam tiga bagian yakni: pertama penulis akan

menjelaskan tentang siapa itu Fransiskus Asisi. Bagian kedua penulis akan

menjelaskan tentang spiritualitas Fransiskan. Bagian ketiga penulis akan

menjelaskan tentang paradigma pedagogi Fransiskan.

Bab III. Penulis akan menjelaskan dalam tiga bagian juga. Pertama menguraikan

tugas dan peran guru dalam dunia pendidikan. Kedua menggambarkan

tentang penghayatan nilai spiritualitas Fransiskan bagi para guru dan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

9

ketiga penulis ingin menelusuri penerapan paradigma pedagogi Fransiskan

bagi para guru dalam menghayati spiritualitas Fransiskan.

Bab IV. Penulis akan merancang suatu usulan program yang akan dilaksanakan

sebagai pembekalan bagi para guru untuk memperdalam pemahaman mereka

tentang spiritualitas Fransiskan dan paradigma pedagogi Fransiskan sehingga

para guru dapat menghayati spiritualitas Fransiskan dan menerapkan

paradigma pedagogi Fransiskan dalam menjalani tugas dan perutusan

mereka setiap hari sebagai tenaga pendidik baik di sekolah maupun di

rumah.

Bab V. Penulis akan memberi kesimpulan secara keseluruhan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

10

BAB II

PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN

Pada bab dua ini akan diuraikan tentang paradigma pedagogi Fransiskan

dalam karya pelayanan Kongregasi Fransiskanes St. Elisabeth (FSE) di dunia

pendidikan. Siapakah Fransiskus dari Asisi, spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi

dan pada akhirnya akan diulas tentang paradigma pedagogi Fransiskan yang menjadi

kekhasan dalam dunia pendidikan Fransisikan.

A. Siapakah Fransiskus Asisi?

Asisi adalah sebuah kota kecil di Italia Tengah. Kota ini terletak di daerah

Umbria, tanah dataran manis permai yang membentang pada kaki gunung Subasio.

Kota Asisi terletak di lereng gunung itu. Dari kota Asisi orang bisa melayangkan

pandangan ke seluruh lembah Umbria yang subur serta penuh kebun anggur, kebun

zaitun dan ladang gandum. Karena terletak di lereng gunung dan tembok sehingga

jalan-jalan di kota Asisi sampai dewasa ini sangat sempit dan bertangga-tangga.

Orang tidak dapat masuk dengan kendaraan besar tetapi harus berjalan kaki atau

naik keledai. Di kota Asisi inilah lahir Fransiskus pada tahun 1181/1182 (Groenen

1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

11

1. Masa kecil Fransiskus dari Asisi

Waktu Fransiskus lahir pada bulan Desember 1181/1182, ayahnya sedang

bepergian ke Prancis. Ibunya memberi nama “Yohanes Pembabtis” tetapi oleh

ayahnya diubah menjadi “ Francesco” (orang Prancis). Ayah Fransiskus gemar akan

negeri Prancis. Ayah Fransiskus bernama Pietro Bernardone seorang pedagang

kain wol yang kaya raya dan terpandang di kota Asisi dan ibunya bernama

Yohana Dona Pica seorang putri bangsawan dari Prancis (Groenen 1997:13).

Melalui dagangannya ayah Fransiskus menjadi seorang yang terkenal. Ia

beragama Katolik tetapi tidak menjalankan tugas keagamaannya karena ia terlalu

sibuk dengan usahanya untuk mencari uang. Sebaliknya ibu Fransiskus adalah

wanita yang saleh dan taat beragama. Fransiskus adalah anak sulung dari Pietro

Bernardone dan Pica.

Sejak masa kecil Fransiskus diasuh oleh kedua orang tuanya menurut

patokan-patokan duniawi secara mewah dan karena ia lebih lama mengikuti cara

hidup dan tingkah laku orang tuanya sehingga hidupnya menjadi lebih hampa dan

sombong (Cel:1). Sebagaimana yang diketahui bahwa situasi pada saat itu menjadi

suatu kebiasaan bagi orang-orang di daerah Asisi berusaha untuk mendidik anak-

anak mereka dengan terlampau bebas tanpa terkekang sehingga anak-anak tersebut

dapat bertindak dan bersikap bebas yang pada akhirnya akan mengarahkan mereka

kepada hal-hal yang buruk dan jahat. Justru mereka dapat melakukan apa yang

mereka sukai sehingga dengan segala daya-upaya mereka membuat dirinya menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

12

budak dosa. Dalam dirinya tidak ada sesuatupun yang menunjukan corak kekristenan

baik dalam cara hidup maupun dalam tingkah lakunya, mereka hanya disebut Kristen

tetapi hidupnya jauh dari ciri kekristenan itu sendiri. Di dalam lingkungan dan

pendidikan seperti inilah yang menjadi lahan bertumbuh dan berkembangnya

Fransiskus kecil.

Fransiskus kecil menjadi kebanggaan dan harapan orang tuanya untuk

meneruskan usaha dagang ayahnya sehingga dalam situasi yang demikian Fransiskus

dididik dengan harapan bisa menjadi pedagang yang terkenal sehingga pada usia 14

tahun, setelah ia selesai mengikuti pendidikan umum, ia mengikuti suatu kursus

sebagai salah satu ketentuan bagi seorang pedagang sehingga bisa mengelola Toko

dengan baik (bdk. Rosetti, 1984: 146-147).

2. Masa remaja Fransiskus dari Asisi

Sejak kecil hingga Fransiskus berusia lebih kurang 25 tahun ia menghabiskan

waktunya dengan hidup dalam kesia-siaan dan berfoya-foya. Anehnya, dalam

situasi yang demikian ia menjadi pelopor kegiatan-kegiatan yang kurang pantas

(Cel: 2). Sama seperti ayahnya, Fransiskuspun sangat menyukai Prancis.

Fransiskus mendapat pendidikan yang pada zaman itu dianggap pantas bagi anak-

anak orang yang berada dan yang perlu untuk meneruskan usaha ayahnya. Dibawah

bimbingan imam-imam, Fransiskus belajar menulis, membaca, menghitung dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

13

sedikit bahasa Latin. Ibunya sendiri mengajarkan bahasa Prancis kepadanya karena

ibunya adalah orang Prancis (Groenen,1997:13)

Fransiskus mulai membantu ayahnya mengurus toko di Asisi. Hanya saja

Fransiskus ternyata tidak disibukkan dengan urusan dagang. Ia mempunyai watak

periang dan peka terhadap keindahan alam dan hal-hal indah yang lain. Ia suka

musik, pakaian bagus yang berwarna/warni bahkan yang sedikit aneh. Sebagai

pemuda yang gembira, Fransiskus Asisi suka menghambur-hamburkan uang

ayahnya bersama dengan teman-temannya di Asisi. Fransiskus menjadi pemimpin

mereka dalam mengadakan pesta-pesta, dan pada malam hari berkeliling di kota

sambil bernyanyi dan membuat keributan.

Fransiskus dikenal sebagai pria yang suka bersenang-senang dan berfoya-

foya dalam hidupnya dan ayahnya bangga dengan kehidupan putranya ini.

Walaupun demikian, Fransiskus tidak egois, Fransiskus memiliki hati yang peka

terhadap orang yang kecil dan miskin sehingga ia disukai oleh banyak orang

terutama teman-temannya, para gadis dan ibu-ibu. Ia sangat dimanjakan ayahnya

sehingga berkembang menjadi seorang pemuda yang suka berfoya-foya dan

pemboros. Fransiskus memiliki dua orang adik, yang satu bernama Angelo dan yang

lain tidak diketahui namanya. Kedua adik Fransiskus tidak senang pada kakak

mereka bahkan memusuhinya. Mereka tidak mengerti tingkah-laku kakak mereka.

Hubungan mereka yang retak itu sebenarnya tidak pernah pulih (Groenen,1997:13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

14

3. Panggilan Fransiskus dari Asisi

Fransiskus sungguh merasa bangga dengan keadaan hidupnya yang sudah

dijalani sejak masa kecilnya. Ia sungguh menikmati kehidupan dengan segala

kemewahan yang ada, dan selagi ia dengan semangat mudanya menceburkan diri ke

dalam dosa dan didorong kelincahan umurnya untuk memenuhi segala keinginannya

dan tidak ada sesuatupun yang bisa mengendalikan nafsu kemudaannya, saat itu juga

rahmat Allah hadir untuk pertama kalinya menyerbunya melalui pengalaman yang

sangat sederhana tetapi membawa efek yang sungguh luar biasa (Cel:3)

Pengalaman itu dialaminya pada tahun 1202, pada umur 20 tahun ia

bersama teman-temannya terlibat sebagai prajurit dalam perang saudara antar Asisi

dan Perugia. Dalam pertempuran itu, ia ditangkap dan dipenjarakan selama satu

tahun hingga jatuh sakit. Pengalaman pahit itu menandai awal hidupnya yang baru.

Allah hadir untuk memanggil pulang Fransiskus dari kesesatan hidupnya dengan

mendatangkan kegelisahan batin dan gangguan badan. Hal ini selaras dengan

perkataan nabi “sesungguhnya Aku menyekat jalannya dengan duri-duri dan

mendirikan pagar tembok mengurung dia” (Cel:3). Setelah sembuh, remuk-redamlah

hatinya dan ia berjalan kian kemari di rumah dengan bertongkat. Ketika ia berjalan

keluar rumah dan mulai melihat-lihat dengan penuh perhatian lingkungan sekitarnya,

keelokan pemandangan dan pemandangan kebun anggur yang indah sama sekali

tidak memikat hatinya. Ia tidak tertarik lagi dengan usaha dagang ayahnya dan corak

hidup mewahnya dahulu. Ia sendiri heran atas perubahan mendadak mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

15

dirinya dan orang-orang yang menyukai semua itu dianggapnya bodoh. Sebaliknya

ia lebih tertarik pada corak hidup sederhana dan miskin sambil lebih banyak

meluangkan waktunya untuk berdoa di Gereja, mengunjungi orang-orang di penjara

dan melayani orang-orang miskin dan sakit.

Sungguh suatu keputusan pribadi yang datang dari luar bayangan orang

sedaerahnya dan orang tuanya. Ketika sedang berdoa di gereja San Damiano di luar

kota Asisi, ia mendengar suatu suara keluar dari salib Yesus: “Fransiskus,

perbaikilah rumah-Ku yang hampir rubuh ini”. Fransiskus tertegun sebentar lalu

dengan yakin mengatakan bahwa suara itu adalah suara Yesus sendiri. Segera ia

berlari ke rumah. Tanpa pikir panjang ia mengambil setumpuk kain mahal dari

gudang ayahnya lalu menjual kain-kain itu. Uang hasil penjualan kain itu diberikan

kepada pastor paroki San Damiano untuk membiayai perbaikan gereja itu, tetapi

pastor menolak pemberian itu. Ayahnya marah besar dan memukulnya dan

menguncinya di dalam sebuah kamar. Ibunya jatuh kasihan lalu membebaskan dia

dari kurungan itu. Setelah dibebaskan ibunya, ia kembali ke gereja San Damiano.

Ayahnya mengikuti dia ke gereja San Damiano, memukulnya sambil memaksanya

mengembalikan uang hasil jualan kain itu. Dengan tenang ia mengatakan bahwa

uang itu sudah diberikan kepada orang-orang miskin. Ia juga tidak mau kembali lagi

ke rumah meskipun ayahnya menyeret pulang. Ayahnya tidak berdaya lalu meminta

bantuan uskup Asisi untuk membujuk Fransiskus agar mengembalikan uang itu.

Fransiskus patuh kepada uskup. Dihadapan uskup Asisi, ia melucuti pakaian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

16

dikenakan sambil mengatakan bahwa pakaian-pakaian itupun milik ayahnya. Sejak

saat itu, hanya Tuhanlah yang menjadi satu-satunya ayahnya. Sang uskup

memberikan kepadanya sehelai mantel dan sebuah ikat pinggang.

Fransiskus tidak kecut apalagi sedih hati dengan semua yang tejadi atas

dirinya. Ia bahkan dengan bangga berkata “nah, sekarang barulah aku dapat berdoa

sungguh-sungguh: “Bapa kami yang ada di surga”. Sejak itu, sabda Yesus “

barang siapa yang mau mengikuti Aku ia harus menjual segala harta kekayaannya

dan membagikannya kepada orang miskin” menjadi dasar hidupnya yang baru.

Sehari-harian ia mengemis sambil berkotbha kepada orang-orang yang ada di sekitar

gereja San Damiano. Ia menolong orang-orang miskin dan menderita lepra dengan

uang yang diperolehnya setiap hari. Ia sendiri hidup miskin, ia disebut dengan nama

“poverello” (lelaki miskin). Cara hidupnya yang miskin tetapi selalu gembira dan

penuh cinta kepada orang-orang miskin menarik perhatian dan minat banyak

pemuda.

Pada tahun 1209, mulai ada tiga orang yang datang dan bergabung dengan

Fransiskus dan bersama dengan tiga orang anggota baru tersebut Fransiskus mulai

membentuk sebuah komunitas persaudaraan yang kemudian berkembang menjadi

sebuah ordo yaitu Ordo saudara-saudara Dina atau Ordo Fransiskan. Tak ketinggalan

wanita-wanita. Klara, seorang gadis bangsawan Asisi meninggalkan rumahnya dan

bergabung juga bersamanya. Bagi Klara dan teman-temannya, Fransiskus

mendirikan sebuah perkumpulan khusus. Itulah awal dari kongregasi suster-suster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

17

Fransiskan atau ordo kedua Fransiskan. Dalam perjalanan selanjutnya Fransiskus

juga mendirikan ordo ketiga sekular bagi mereka yang ingin menghayati dan

mengikuti semangat dan cara hidup Fransiskus tetapi tetap membina keluarga dan

ordo ketiga regular bagi mereka yang berkaul itulah kongregasi-kongregasi yang

mewarisi semangat santo Fransiskus Asisi hingga saat ini. Ordo Fransiskan

berkembang dengan pesat dan menakjubkan. Dalam waktu relatif singkat

komunitas Fransiskan bertambah banyak terutama di Italia, Spanyol, Jerman dan

Hongaria.

Pada usia 43 ketika sedang berdoa di bukit La Verna, sekonyong-konyong

terasa sakit dibadannya dan muncul di kaki dan tangan serta lambungnya luka-luka

yang sama seperti luka-luka Yesus. Itulah stigmata Fransiskus. Pada tanggal 3

Oktober 1226 dalam usia 44 tahun Fransiskus meninggal Dunia di kapela Portiuncula

dan dua tahun berikutnya ia langsung dinyatakan Kudus oleh gereja. Fransiskus

adalah orang kudus besar yang dikagumi Gereja dan seluruh umat hingga saat ini.

Kebesaran St. Fransiskus terletak pada dua hal praktis yakni: “Kegembiraan

dalam hidupnya yang sederhana dan Cintanya yang merangkul seluruh alam ciptaan.

Ketika Gereja menjadi lemah dan sakit karena lebih tergiur dengan kekayaan dan

kekuasaan duniawi, Fransiskus menunjukkan kembali kekayaan iman Kristen

dengan menghayati sungguh-sungguh nasihat-nasihat dan cita-cita injil yang asli

yaitu kerendahan hati, kemiskinan dan cinta (Groenen 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

18

B. Nilai-Nilai Spiritualitas Fransiskan

1. Spiritualitas Kristiani

Manusia adalah makhluk Rohani. Kata Rohani berasal dari kata Ibrani:

Ruah yang berarti nafas. Manusia sebagai makhluk rohani mau mengemukakan

bahwa manusia sanggup dan mampu menjalin relasi dengan Allah sang sumber

kehidupan yang dinikmati oleh manusia. Istilah baru dari “kerohanian” dikenal

dengan istilah Spiritualitas. Spiritualitas mencakup dua segi yaitu: askese dan

mistik (Heuken, 2002: 11). Askese menandakan jalan dan mistik tujuan hidup

keagamaan manusia.

Heuken (2002:12) mengatakan bahwa “spiritualitas dapat disebut cara

mengamalkan seluruh kehidupan sebagai seorang beriman yang berusaha merancang

dan menjalankan hidup ini semata-mata seperti Tuhan menghendakinya”. Di sini

jelas bahwa spiritualitas bukan sekedar keinginan dan kemauan seorang manusia

untuk bertindak, sebalikya spiritualitas merupakan kehendak dari Tuhan sendiri

yang diamanatkan kepada manusia untuk dilaksanakan sesuai dengan situasi dan

tuntutan zaman yang ada.

Groenen (2012:1) mengatakan bahwa kata spiritualitas berasal dari istilah

asing yang diturunkan dari bahasa Latin yaitu Spiritus yang artinya Roh.

Bertolak dari arti tersebut, perlu diperhatikan bahwa Spiritualitas bukanlah suatu

“teori” atau ajaran khusus melainkan suatu penghayatan (Groenen, 2012:3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

19

Di sini dapat dimengerti bahwa Spiritualitas merupakan suatu penghayatan

injili. Dalam injil, yang menjadi tokoh utama adalah pribadi Yesus Kristus

sendiri sehingga dalam menghayati spiritualitas dapat juga berarti suatu cara khas

untuk mengikuti dan meneladani Yesus Kristus sebagaimana yang diwartakan dalam

seluruh kitab perjanjian baru secara khusus dalam keempat injil. Inilah yang menjadi

tolak ukur sekaligus sebagai pegangan dan sumber semua spiritualitas kristiani.

Situasi setelah konsili Vatikan II menjadi suatu berkat bagi gereja karena

sejak konsili Vatikan II, terjadi banyak pembaharuan dalam gereja secara khusus di

Gereja Indonesia. Misalnya hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan dan

istilah-istilah yang digunakan di dalam gereja katolik. Salah satu istilah yang

menjadi istilah favorit adalah kata spiritualitas. Setelah konsili Vatikan II, istilah

spiritualitas banyak digunakan umat katolik di Indonesia umumnya dan secara

khusus bagi kaum biarawan/biarawati.

Semua Spiritualitas bertujuan untuk menghayati dan mengikuti Yesus

Kristus tetapi masing-masing spiritualitas menekankan (tidak memisah-misahkan)

salah satu unsur atau segi yang dianggap paling penting (Groenen, 2012:5). Hal ini

mau mengatakan bahwasanya semua spiritualitas yang ada di dalam Gereja

katolik ini walaupun bermacam-macam tetapi memiliki tujuan dan arah yang satu

dan sama yaitu mengarah kepada Yesus Kristus sendiri.

Dalam hal ini Groenen (2012:7) mengatakan: “Spiritualitas atau penghayatan

serta penafsiran khas atas injil Yesus Kristus, mempunyai ciri holistik atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

20

menyeluruh”. Artinya, suatu spiritualitas (ikut) menentukan seluruh kehidupan

seseorang di bidang keagamaan serta sebagian hidup keduniaannya. Dari sini

kita bisa memahami bahwasanya spiritualitas merupakan suatu pola hidup

seseorang yang mengarahkan seluruh pikiran, perasaan, tindakan dan cara

berkarya sebagaimana yang dapat kita saksikan di dalam kehidupan Gereja Katolik

terdapat berbagai macam komunitas dengan spiritualitas masing-masing yang

tampak dalam berbagai karya yang ditangani. Di sini jelas bahwa spiritualitas

sama sekali tidak ditentukan oleh karya yang ditangani oleh komunitas yang

menghayati suatu spiritualitas tetapi spiritualitas itu lah yang menentukan jenis dan

cara suatu karya yang harus ditangani (Groenen, 2012 : 7).

Apabila spiritualitas ditentukan karya yang dikerjakan oleh setiap komunitas,

spiritualitas itu tidak akan bertahan lama dan orang akan mengalami apa yang

disebut krisis identitas karena makna spiritualitasnya menjadi kabur. Hal ini yang

mendorong banyak religius untuk menggali, memulihkan dan menghayati kembali

spiritualitas awal terbentuknya sebuah komunitas atau ordo.

2. Spiritualitas Fransiskan

Sebagaimana komunitas-komunitas religius dalam Gereja Katolik mulai

berusaha menggali spiritualitas mereka, demikian juga para fransiskan/nes

senantiasa menggali, memahami dan berusaha menghayati spiritualitas atau

semangat hidup rohani mereka yang berakar pada spiritualitas st. Fransiskus Asisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

21

Spiritualitas Fransiskan merupakan corak batin utama para pengikut St. Fransiskus

Asisi yang (semestinya) menguasai seluruh kehidupan Fransiskan/nes dan

memberikan warna tertentu dalam kehidupan mereka. Sebagaimana yang tertuang

dalam wasiat St. Fransiskus Asisi (Was. 1) bahwa corak batin utama yang menjiwai

hidup Fransiskus adalah kedinaan. Fransiskus ingin menjadi yang dina, rendahan,

pelayan, hamba. Seiring dengan jalan kedinaan-perendahan yang dijalani Fransiskus

agar dekat dan bersatu dengan Tuhan, kerendahan hati mewarnai seluruh hidupnya.

Ia tidak rendah diri (suatu kekurangan) melainkan rendah hati (suatu keutamaan,

malah induk segala keutamaan). Maka di sini akan dibahas secara singkat semangat

dasar kedinaan itu dan hal-hal yang berkaitan dengan itu, seperti persaudaraan sejati,

kemiskinan, kebahagiaan sejati, perdamaian.

Berkaitan dengan spiritualitas St. Fransiskus Asisi atau spiritualitas

Fransiskan itu, orang mudah berpikir tentang kemiskinan, persaudaraan,

perdamaian, kegembiraan dll. Jika digali lebih dalam dan teliti, hal yang mendasari

semua itu adalah kedinaan. Kedinaan merupakan dimensi dasariah dari

keberadaan para Fransiskan. Kedinaan bukanlah suatu konsep statis tetapi suatu

sikap dinamis yang menjadi semangat para Fransiskan yang bersatu dalam ikatan

cinta Kristus yang miskin yang selalu siap sedia melayani sesama saudara (bdk.

Iriarte,1995:113). St. Fransiskus dari Asisi menghendaki para pengikutnya hidup

sebagai saudara dina, paling kecil dari semua, hamba bagi semua. Menjadi saudara

dina bukan berarti menyiksa diri sendiri tetapi menjadi saudara dina mau menunjuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

22

pada sikap kerendahan hati yang mendalam sebagaimana yang diteladankan oleh

Yesus. Sekalipun Fransiskus diilhami arti sosial yang terkandung dalam kata

minores pada masa itu, akan tetapi sesungguhnya kata ini mau menunjuk pada injil.

Artinya sangat jelas bagi kita sebagaimana yang tertuang dalam AngTBul (psl 7:2)

“hendaklah mereka menjadi yang lebih rendah dan tunduk kepada semua orang”.

Di sini jelas bahwa menjadi rendah dan tunduk kepada semua orang lebih menunjuk

pada sikap kedinaan yang penuh cinta yang menganggap orang lain lebih tinggi

tanpa menyinggung atau merendahkan orang lain. Kedinaan, di atas segalanya

merupakan suatu cara berada di hadapan Allah yang maha tinggi (Iriarte, 1995:111).

Conti (2006: xxii) mengatakan bahwa “aspek kedinaan itu mengandung

pembebasan dari segala bentuk penguasaan atau manipulasi terhadap oran lain”.

Hal ini kiranya menjadi jelas bagi kita, karena apabila kita menghayati gaya hidup

kedinaan, warta perdamaian dan sukacita injil dapat ditumbuhkan. Seorang saudara

dina berusaha untuk senantiasa menyadari akan tugas dan kerjanya untuk

mengusahakan keadilan bagi setiap insan yang hidup. Saudara-saudara dina

memberikan kesaksian kepada dunia tentang Kristus yang miskin dan rendah

dengan menghayati hidup kedinaan sebagai seorang Fransiskan.

Dalam Anggaran Dasar dikatakan bahwa hidup saudara/i pengikut St.

Fransiskus Asisi adalah “menepati Injil suci Tuhan kita Yesus Kristus” (AD I.1;

AD3R 1). Injil suci yang dimaksudkan bukanlah buku injil melainkan Kabar

Gembira yang mempribadi dalam Yesus Kristus. Menepati Injil suci Tuhan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

23

Yesus Kristus berarti mengikuti jejak Tuhan Yesus yang hidup dan berkarya di bumi

Palestina sebagaimana tertulis dalam buku Injil. Mengikuti jejak berarti mengikuti

jalan yang ditempuh oleh Tuhan yaitu jalan perendahan Tuhan. Bagi Fransiskus

Asisi, Yesus di Palestina adalah Tuhan yang merendahkan diri untuk

menyelamatkan manusia. Awal perendahan Tuhan adalah Inkarnasi, lahir menjadi

manusia di Betlehem; Puncak perendahan adalah sengsara dan wafat di salib, yang

disusuli kebangkitan; perendahan Tuhan masih terus berlangsung dalam ekaristi di

mana Allah merendah-memberikan diri dalam rupa roti dan anggur untuk menjadi

makanan rohani kita sehari-hari. Oleh karena itu natal, paskah dan ekaristi mendapat

tempat penting dalam hidup Fransiskus Asisi. Sebagaimana yang dikisahkan dalam

Celano art. 84-87 tentang bagaimana Fransiskus Asisi merayakan natal dan

menjadikan kota kecil yang bernama Greccio menjadi Betlehem baru. Hal ini

menunjukkan bahwa Allah yang maha tinggi berkenan hadir di dunia dalam

perendahan untuk menyelamatkan manusia. Perendahan Allah tidak berhenti pada

natal tetapi puncak perendahan Allah yang sempurna terjadi di kayu salib dan

dikenang selalu dalam setiap kali mengikuti perayaan ekaristi yang dipersembahkan

oleh seorang pelayan tertahbis. Hal inilah yang selalu dihayati dan dihidupi oleh St.

Fransiskus dari Asisi dalam kehidupannya setiap hari (1SurKus: 7).

Dari Kedinaan melahirkan keutamaan-keutamaan yang menjadi kekhasan

dan daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang melihat dan mengalami cara hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

24

Fransiskus dari Asisi. Keutamaan-kautamaan yang didasarkan pada kedinaan antara

lain:

a. Persaudaraan sejati.

Persaudaraan Fransiskan berpola pada injil Tuhan kita Yesus Kristus seperti

yang dialami dan dilakukan oleh keduabelas rasul yang hidup disekitar Yesus (bdk.

Mat. 23: 8-11). Bagi Fransiskus Asisi, setiap saudara adalah pelayan sehingga ketika

Fransiskus berhadapan dengan sesama ia menempatkan diri sebagai saudara yang

berasal dari bapak yang satu dan sama (Mat 23:9), ketika berhadapan dengan

makhluk hidup (alam semesta), ia menempatkan diri sebagai ciptaan yang berasal

dari pencipta yang satu dan sama karena itu persaudaraan bagi Fransiskus tidak

hanya dengan manusia tetapi persaudaraan menyangkut seluruh alam ciptaan atau

yang sering disebut dengan istilah persaudaraan semesta.

Dalam injil Matius digambarkan dengan sangat jelas bahwa di dalam dunia

ini, tidak ada seorangpun yang disebut rabi karena hanya ada satu Rabi dan kita

semua adalah “saudara”. Teks inilah yang menjadi pegangan Fransiskus dalam

persaudaraannya, hal ini bisa dilihat bahwa di dalam persaudaraan Fransiskan hanya

ada istilah “saudara”. Melalui persaudaraan semesta St. Fransiskus dari Asisi mau

mendobrak perbedaan/golongan-golongan yang terjadi di dalam masyarakat karena

kedudukan, jabatan, dan kelas-kelas yang ada (Groenen, 2012 : 161). Bagi

Fransiskus, kelas-kelas, jabatan dan kedudukan manusiawi justru membedakan

pribadi yang satu dengan pribadi yang lainnya sehingga orang tidak lagi saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

25

bersaudara dalam hidup bersama, sebaliknya orang hidup dalam dunia masing-

masing, kurang peduli dan berusaha untuk mengejar keinginannya sendiri sekalipun

harus mengorbankan sesamanya dan situasi seperti ini sedang marak termasuk di

Indonesia. Dalam situasi seperti ini, para Fransiskan ditantang dalam menghayati

persaudaraan sejati.

Dalam persaudaraan Fransiskan, kesamaan itu tidak terletak pada kesamaan

hak dan kedudukan tetapi kesamaan itu tampak dalam keinginan dan panggilan

untuk saling melayani dan saling menaati satu dengan yang lainnya sehingga dalam

persaudaraan Fransiskan, sama bukan karena tidak ada bawahan tetapi karena semua

menjadi bawahan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Groenen dalam bukunya

(2012: 162) “dalam persaudaraan Fransiskan, semua menjadi sama rendah, sama

sekali tidak bernilai dan tidak berharga” oleh karena itu yang menjadi ciri khas

persaudaraan fransiskan adalah saling mentaati dan saling menghamba, karena itu

dalam peristilahan Fransiskus “persaudaraan” dengan mudah dapat disamakan

dengan “ketaatan” (AngTBull II:9-10). Artinya bahwa bagi Fransiskus,

persaudaraan itu diikat oleh ketaatan karena kasih sama halnya dengan tindakan

ketaatan Yesus kepada Bapa-Nya sampai rela wafat di kayu salib. Sebagaimana

yang telah dijelaskan bahwa dasar dari persaudaraan Fransiskan: injil Mat 23

sehingga bagi Fransiskus persaudaraan itu memiliki nilai yang sama dengan

ketaatan. Setiap orang yang ingin masuk dalam persaudaraan berarti siap untuk

melayani dengan tulus. Sejak awal pertobatannya Fransiskus tidak pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

26

menghimpun orang untuk mengikuti jejaknya, tetapi Tuhanlah yang mengirimkan

orang-orang untuk bergabung bersamanya dan menghayati apa yang sudah dimulai

dihidupi oleh Fransiskus sehingga setiap saudara yang datang harus diterima dengan

senang hati sebagai suatu anugerah/hadiah dari Tuhan, maka tanpa sikap kedinaan

akan sulit untuk membangun persaudaraan.

Groenen (2012:166) mengatakan “persaudaraan injili yang sejati diciptakaan

oleh Roh, lain sekali sifatnya. Kemampuan, kepandaian, dan bakat sesama saudara

dinilai dan dihargai bukan sebagai “milik” saudara/saudari yang bersangkutan

melainkan sebagai buah karya kebaikan Tuhan”. Hal ini dengan sangat jelas

digambarkan oleh Fransiskus bagi para pengikutnya sehingga setiap Fransiskan/nes

merasa yakin bahwa segala kebaikan yang dimiliki adalah karya tangan Tuhan dan

karena keyakinan inilah yang membuat para Fransiskan/nes, tidak ada yang

membanggakan segala bakat, kemampuan, dan menganggap dirinya lebih tinggi dan

lebih penting dari orang lain.

Persaudaraan Fransiskan juga merupakan persaudaraan Rasuli (Groenen,

2012:166). Artinya bahwa persaudaraan ini juga berpola pada gaya hidup Yesus dan

murid-murid yang hidup di sekitar Yesus. Perlu diingat kembali bahwasanya

Fransiskus adalah pribadi yang Injili sekaligus Rasuli. Artinya para pengikutnya

juga disebut Rasuli karena gaya hidupnya berpola pada gaya hidup rasul-rasul yang

hidup di sekitar Yesus. Hidup Rasuli bertujuan untuk merasul dan mewartkan injil

bagi sesama. Dalam arti merasul, Fransiskus memiliki pandangan yang berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

27

dimana merasul bukan sebatas karya kerasulan yang dalam arti sempit tetapi

kerasulan dalam arti gaya hidup rasuli (Groenen 2012:167). Gaya hidup rasuli itulah

yang diabdikan untuk pewartaan, perdamaian dan perawatan injil. Oleh karena itu

yang lebih ditekankan bagi para Fransiskan adalah hidup persaudaraan bukan

pekerjaan. Persaudaraan yang ditekankan tidak hanya bersifat intern tetapi

persaudaraan yang universal, persaudaraan dengan semesta. Persaudaraan semesta

berarti persaudaraan yang dibangun tidak hanya antar sesama manusia tetapi

bersaudara dengan seluruh alam ciptaan (bdk. Kidung Saudara Matahari).

b. Kemiskinan

Kemiskinan adalah lebih unggul-istimewa-luhur diantara

keutamaam/kebajikan yang mempersiapkan hati manusia untuk menerima Allah

(Marpaung, 2008: 221). Kemiskinan merupakan suatu unsur hakiki dalam injil

(pribadi Yesus sendiri), karena itu kemiskinan amat berperan dalam kehidupan

kristiani dan menjadi spiritualitas kristiani. Artinya kemiskinan juga tampil dalam

spiritualitas Fransiskan dan sejak awal ordo, kemiskinan dianggap sebagai unsur

yang menentukan dalam spiritualitas Fransiskan (Groenen, 2012: 84). Kemiskinan

merupakan kesadaran yang mendalam bahwa dalam hal keselamatan, manusia sama

sekali tidak berdaya. Dalam hal ini, miskin berarti sepenuhnya mengandalkan Allah

satu-satunya penyelamat manusia. Sikap merendah dengan sendirinya didukung dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

28

disuburkan oleh kemiskinan ekonomi. Kemiskinan berkaitan erat dengan pilihan

untuk merendah atau memilih hidup dina.

Kemiskinan bagi Fransiskus tidak dimengerti dalam arti yang sempit (Kaul

Kemiskinan). Bagi Fransiskus, kemiskinan lahir dari penghayatan akan kemiskinan

Kristus yang walaupun kaya tetapi rela mengosongkan diri (Flp 2:7). Kemiskinan

yang dihayati oleh para Sransiskan seturut gaya dan teladan hidup St. Fransiskus

dari Asisi, sebagai “musafir dan perantau” (AngBul VI :3) di dunia ini. Seluruh

ajaran dan pandangan Fransiskus mengenai harga sebuah kemiskinan bernada

eskatologis artinya menunjuk pada situasi dan keadaan akhir zaman. Para saudara

dina mengadakan suatu perjalanan di dunia tanpa memiliki apapun yang bisa

diandalkan. Dengan berpola pada Kristus yang “miskin dan penumpang” (AngTBul

psl 9:5), Fransiskus mengajak para saudara/i Fransiskan untuk hidup dan menjadi

seorang “musafir dan perantau di dunia ini”. Yang menjadi dasar biblis bagi

Fransiskus mengajak setiap saudara untuk menjadi musafir dan perantau; Mat 8:20:

serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak

mempunyai tempat untuk meletakkan kepala. Bagi Fransiskus, kemiskinan itu

menjadi pola bagi setiap saudara dalam bertindak, bersikap dalam berhadapan

dengan segala sesuatu dan sesama, terutama kepada Allah sendiri. Kemiskinan

selalu sejalan dengan kerendahan hati karena kemiskinan tanpa kerendahan hati

omong kosong. Dalam semangat kemiskinan ada sikap lepas bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

29

Fransiskus bersama para pengikutnya (para Fransiskan) menjadikan

kemiskinan sebagai unsur pokok dalam penghayatan atas injil secara menyeluruh.

Kemiskinan bagi Fransiskus sungguh merupakan harta yang tidak ternilai harganya

sehingga Fransiskus sangat menghormati dan menghargai kemiskinan bahkan

Fransiskus sendiri melihat keberadaan kemiskinan sebagai tuan baginya sehingga

Fransiskus menyebut kemiskinan sebagai “Tuan Putri Kemiskinan” karena dengan

menghormati kemiskinan membawa Fransiskus kepada kemiskinan yang

diteladankan oleh Allah sendiri melalui Putra-Nya Yesus kristus yang walaupun kaya

tetapi rela menjadi manusia yang lemah dan tidak berdaya demi keselamatan

manusia (bdk. Luk. 2).

Fransiskus tidak menuntut perbuatan-perbuatan yang hebat dalam hidup

persaudaraan tetapi Fransiskus meminta para pengikutnya untuk sungguh-sungguh

hidup dalam dan menghayati kemiskinan dalam Roh karena kasih kepada Kristus;

“tetapi jika datang seseorang yang tidak dapat memberikan harta miliknya karena

ada suatu halangan, namun ia mempunyai keinginan yang rohaniah, maka untuk dia

cukuplah meninggalkan harta benda itu” (AngTBul,psl 2:11). Di sini jelas bahwa

bagi Fransiskus, yang paling pokok dan paling penting bukanlah penampilan

“fisik/material” tetapi lebih menekankan sikap sederhana, rendah hati dan kejujuran

dalam menjalani kehidupan setiap hari. Sebagaimana yang sedang marak saat ini

bahwa penampilan luar bisa dipoles sedemikian rupa sehingga tampil menarik tetapi

sikap dan tindakan belum tentu menarik. Mengingat hal inilah sehingga sejak awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

30

Fransiskus sudah menegaskan bahwa yang paling pokok dan perlu diperhatikan

adalah soal sikap, tindakan dan perbuatan setiap hari sehingga keutamaan itu

sungguh membathin dalam diri setiap saudara sehingga setiap saudara yang memilih

dan memutuskan untuk menghayati dan menghidupi pola hidup miskin harus juga

selalu membina sikap merendah. Sikap merendah ini mau menunjuk kepada sikap

rendah hati dan bukan rendah diri/minder.

Fransiskus menggarisbawahi secara khusus nasihat injil kemiskinan dengan

saudarinya keutamaan kedinaan: kemiskinan dalam Roh (Syukur, 2014:301). Bagi

Fransiskus, kenyataan menghayati kemiskinan secara total merupakan identitas

seorang pengikut Kristus. Namun kemiskinan yang ditekankan oleh Fransiskus

adalah kemiskinan dalam Roh, hal ini berarti yang lebih penting dalam

penghayatan kemiskinan adalah soal sikap bukan soal miskin dalam hal material

saja.

Dari uraian tentang penghayatan dan unsur-unsur yang terkandung di dalam

spiritualitas Fransiskan, tidak sekedar menjadi slogan indah bagi para Fransiskan

tetapi sungguh menjadi pedoman dan pegangan bagi para Fransiskan dalam

menghidupi persaudaraan yang injili sekaligus juga persaudaraan yang rasuli

sebagaimana yang diharapkan oleh st. Fransiskus dari Asisi kepada para

pengikutnya yang hidup di zaman ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

31

c. Kebahagiaan sejati

Kebahagiaan menjadi sesuatu yang selalu dicari oleh setiap manusia. Akan

tetapi sering kali orang kurang memahami makna dari kata kebahagiaan itu sendiri.

Kebahagiaan berasal dari kata Bahagia. Bahagia adalah sebuah kata yang merupakan

dambaan (impian) bagi setiap insan di dunia ini (Chan, 2009: 88). Perlu disadari

bahwa tidaklah mudah untuk mendapatkan kebahagiaan terutama kebahagiaan sejati.

Untuk memperoleh kebahagiaan terutama kebahagiaan sejati membutuhkan suatu

sikap kerelaan untuk berkorban baik berkorban waktu, tenaga, pikiran dan perasaan

sehingga untuk memperoleh sebuah kebahagiaan sejati tidak mudah tetapi akan

menjadi mudah ketika orang berani terbuka dengan keadaan sekitarnya sebagaimana

yang dikatakan oleh Paulus Winarto bahwa “orang yang mendapatkan kebahagiaan

sejati adalah orang yang dapat membahagiakan orang lain”. Hal ini yang sering

dilupakan oleh kebanyakan orang karena merasa belum memiliki apa yang

diinginkan sehingga tidak jarang ada ungkapan “ saya saja belum bahagia apalagi

membahagiakan orang lain”. Hal ini terjadi karena orang belum memahami arti

kebahagiaan yang sesungguhnya sehingga masih menggantungkan kebahagiaan itu

pada hal-hal yang bersifat sementara.

Kebahagiaan merupakan suasana dimana orang merasa senang karena

mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Berbeda dengan Fransiskus, bagi St.

Fransiskus Asisi kebahagiaan sejati tidak berkaitan dengan hal-hal duniawi. Justru

ketika Fransiskus meninggalkan hal-hal duniawi, ia mengalami kebahagiaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

32

mendalam. Kebahagiaan sejati juga tidak dapat dipengaruhi oleh situasi dunia

sekitar tetapi juga tidak dapat menghindarinya (Groenen, 1997: 27). Seseorang

dapat dikatakan bahagia ketika mampu melihat dan menemukan makna dari setiap

pengalaman yang dialami baik pengalaman yang menyenangkan maupun

pengalaman yang kurang menyenangkan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa

salah satu dimensi dari kebahagiaan sejati ketika seseorang mampu mengatasi

tantangan dan kesulitan yang ada dengan hati yang tenang dan damai (Syukur

2014:287). Bagi Fransiskus, kebahagiaan sejati tidak ada di dalam kesuksesan tetapi

kebahagiaan sejati ada di dalam sikap tetap merendah. Dalam buku “Kisah 3

Sahabat” kebahagiaan terjadi bila orang berada di jalan yang sama dengan Yesus

Kristus sendiri. Dalam masyarakat umum, harta dan gelar belum tentu ada

kebahagiaan.

Kebahagiaan Fransiskan bersumber dari kebahagiaan St. Fransiskus Asisi.

Kebahagiaan St. Fransiskus Asisi merupakan suatu proses yang panjang dalam

rangka pencarian makna hidup sebagaimana yang dialami sendiri oleh Fransiskus

Asisi yang walaupun hidup dalam situasi kemewahan tetapi karena ia sendiri tidak

menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya sehingga mendorongnya untuk terus

mencari dan mencari, pada akhirnya St. Fransiskus Asisi menemukan kebahagiaan

sejati itu di dalam diri orang kusta. Biasanya Fransiskus merasa jijik ketika bertemu

dengan orang kusta dan kalaupun harus memberi uang, Fransiskus hanya akan

melemparnya dari jauh dan segera melarikan diri. Akan tetapi tiba-tiba Fransiskus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

33

ingin sekali merasakan penderitaan dan kesusahan yang dialami oleh orang-orang

kusta. Pada suatu saat Fransiskus sedang melakukan perjalanan, ketika bertemu

dengan orang kusta Fransiskus segera turun dari kudanya dan memeluk serta

mencium si kusta yang adalah penjelmaan Kristus yang sungguh hadir dalam diri si

kusta, saat itulah ia mulai merasakan kebahagiaan sejati (Bodo, 2002:27).

Dalam buku Fioretti, tercantum sebuah kisah yang menjelaskan arti

kebahagiaan sejati. Penulis Fioretti (hal. 45) menyampaikan suatu kisah yang

diceritakan oleh Fransiskus kepada saudara Leo ketika mereka sedang mengadakan

perjalanan dari Perugia menuju “santa Maria para malaikat” dimana ketika mereka

tiba di biara, mereka ditolak tetapi Fransiskus tetap merasa bahagia. Melalui kisah

itu menjadi jelas bahwa bagi Fransiskus, kebahagiaan sejati itu bukan mengarah

kepada hal-hal yang menyenangkan. kita mengalami kebahagiaan sejati ketika kita

mengalami penolakan, caci maki dan ejekan karena Kristus, bahkan kita

mengalami penolakan dari saudara sendiri, saat itulah kita mengalami kebahagiaan

sejati yang sempurna.

Kisah tentang kebahagiaan sejati mau mengungkapkan suatu realitas tentang

orientasi utama masyarakat pada zamannya Fransiskus. Kebahaggiaan Fransiskan

tidak hanya berhenti pada situasi dimana orang mengalami canda dan tawaria, akan

tetapi kebahagiaan sejati bagi Fransiskan mendapat penekanan dan kekuatan

bagaimana setiap pribadi mencapai kemampuan untuk menciptakan hidup yang

tenang dan damai dengan lingkungan sekitarnya, mampu merasakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

34

menemukan kehadiran Allah dalam segala situasi yang ada sekalipun situasi yang

sangat sulit (bdk. Syukur 2014:286).

Bagi sebagian orang tentu memiliki pandangan yang berbeda tentang arti dan

makna kebahagiaan yang sejati, dan merasa tidak masuk akal apa yang dihayati dan

dihidupi oleh para Fransiskan tentang arti dan makna kebahagiaan sejati. Akan tetapi

bagi para pencinta dan pengikut Fransiskus Asisi, untuk mencapai kebahagiaan

sejati ini pada akhirnya harus siap untuk dipandang bodoh oleh dunia.

Kemampuan untuk bisa mengalami hal yang demikian hanya jika setiap

saudara memiliki rasa cinta yang mendalam dan relasi yang intim dengan Yesus

Kristus sendiri. Untuk bisa sampai pada pengalaman yang demikian, membutuhkan

sikap yang radikal untuk mengikuti Yesus sumber kebahagiaan sejati itu.

d. Perdamaian

Sejalan dengan aspek-aspek lain yang berakar pada kedinaan (persaudaraan,

kemiskinan, kebahagiaan), salah satu aspek yang juga tidak kalah pentingnya dalam

kehidupan Fransiskus Asisi adalah perdamaian. Dalam buku Fioretti (92-96), ada

sebuah kisah tentang Fransiskus yang memperdamaikan penduduk kota Gubbio

dengan seekor serigala yang ganas. Dari kisah Gubbio ini dapat diketahui bahwa

Fransiskus Asisi memang seorang pribadi yang sangat mencintai kehidupan damai

dan bersaudara dengan semua makhluk ciptaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

35

Melihat kehidupan St. Fransiskus yang dipenuhi dengan damai dan cinta akan

lingkungan hidup, menimbulkan suatu pertanyaan bagaimana St. Fransiskus

sungguh dapat hidup damai dengan semua orang dan semua makhluk? Sumber-

sumber inspirasi manakah yang ia gali sehingga ia dapat hidup harmonis dengan

seluruh ciptaan? Pertama, Fransiskus tentu belajar dari ucapan yang penting dan

fundamental dari Yesus yang bangkit seperti kita dengarkan dalam Injil Yohanes

“Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh 20:19; 21). Dari teks ini Fransiskus sungguh

menyadari bahwa sumber kedamaian sejati itu datangnya dari Tuhan. Kedua,

Fransiskus tentu memahami juga, bahwa di dalam Yesuslah surga dan bumi

diperdamaikan dan dipersatukan kembali dengan Allah yang mahakuasa (SurOr 13;

bdk. Kol 1:20). Ketiga, Fransiskus tentunya dipengaruhi oleh “Sabda Bahagia” yang

berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut

anak-anak Allah.” (Mat 5:9). Orang yang membawa damai ini oleh Fransiskus

ditafsirkan sebagai “orang yang dalam segala penderitaannya di dunia ini tetap

memelihara kedamaian dalam jiwa dan raganya demi cinta kasih kepada Tuhan kita

Yesus Kristus” (Pth XV). Ketika ia dicaci maki, ditolak bahkan diusir, ia tetap

damai. Hal ini terjadi tentunya karena ia mengalami perdamaian dan bersatu dengan

Tuhan.

Bertolak dari inspirasi biblis, damai/damai sejahtera ini, menjadi pegangan

bagi Fransiskus Asisi untuk senantiasa hidup dalam damai dengan seluruh makhluk

ciptaan sebagaimana yang sangat khas dari Fransiskus Asisi yaitu setiap kali ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

36

bertemu dengan sesama, alam dan tumbuh-tumbuhan Fransiskus selalu menyapa

dengan pax et bonum artinya damai dan kebaikan karena Fransiskus merasa bahwa

yang paling penting dimiliki oleh semua orang bukanlah harta, kedudukan atau

pangkat tetapi memiliki hati yang damai dan kebaikan Allah tinggal serta bekerja

dalam diri kita. Di mana kebaikan Allah hadir dan bekerja di situlah damai dan

keselamatan Kerajaan Surga terwujud nyata.

C. Paradigma Pedagogi Fransiskan

Pada bagian ketiga dari bab II ini, disajikan tentang paradigma pedagogi

Fransiskan. Paradigma pedagogi Fransiskan menjadi suatu pedoman bagi para

fransiskan dalam melaksanakan pelayanannya terutama pelayanan dalam bidang

pendidikan untuk membantu setiap pribadi bertumbuh dan berkembang menuju

pribadi yang dewasa dan beriman.

1. Paradigma

Paradigma adalah suatu cara mendasar untuk memahami, berpikir, menilai

dan melakukan hal yang berkaitan dengan sesuatu yang khusus tentang realitas

(Moleong, 2004:49). Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma sesuai dengan

temuan mereka masing-masing. Diantaranya; Ritzer dan Zamroni mengatakan

bahwa paradigma merupakan pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang

apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

37

cabang/disiplin ilmu pengetahuan. Berbeda dengan Robert Friedrichs mengatakan

bahwa paradigma merupakan kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir

seseorang sebagai titik tolak pandangannya.

Dalam buku Paradigma Pedagogi Reflektif (2008:39) Paradigma adalah pola

pikir (semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama yang akan menjadi

fasilitator) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi

kristiani/kemanusiaan. Paradigma sangat menentukan pola berpikir dan pola

bertindak karena sudah menjadi semacam suatu “keyakinan”. Paradigma ini

biasanya menjadi bagian yang sangat sulit untuk diubah, kecuali jika yang

bersangkutan bersedia.

Di sini jelas bagi kita bahwasanya paradigma merupakan suatu pandangan

atau pola pikir seseorang dalam menghadapi setiap peristiwa yang ada di dalam

hidup ini. Hal yang sering terjadi bahwa ketika seseorang sudah mapan dengan

paradigma yang sudah menjadi tradisi dalam suatu masyarakat, akan sulit sekali

untuk mengubah atau membangun suatu pola baru tentang paradigma yang lazim di

lingkungan sekitarnya sehingga butuh perhatian yang khusus. Hal yang demikian

juga terjadi di lembaga pendidikan sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

membantu mengembangkan setiap pribadi anak didiknya untuk memiliki paradigma

yang membangun dan lebih terbuka dalam menghadapi setiap peristiwa yang terjadi

dalam kehidupan setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

38

2. Pedagogi

Secara etimologi kata pedagogi berasal dari bahasa Yunani : Paedagogos

yang berarti pengasuh anak. Dalam bahasa Yunani kuno : paedagogia biasa

diterapkan kepada para budak yang mengawasi pendidikan anak majikannya

termasuk menghantarkannya ke sekolah atau tempat latihan, mengasuhnya, dan

membawakan perbekalannya seperti membawakan alat musiknya (Supriyati,

2012:1).

Dalam buku Paradigma Pedagogi Reflektif (2010:22) “Pedagogi merupakan

seni dan ilmu mengajar”. Pedagogi adalah cara para guru atau fasilitator

mendampingi para anak didik dalam bertumbuh dan berproses, termasuk di

dalamnya pandangan hidup serta visi mengenai pendidikan (menjadi agen

perubahan sosial). Seni dan ilmu mengajar yang tidak dapat begitu saja direduksi

menjadi suatu metodologi. Pedagogi memuat suatu pandangan dan visi pribadi ideal

yang terdidik. Jelas bahwa dari kata ini lahir istilah pedagogi yang diartikan

sebagai suatu ilmu dan seni dalam mengajar dan mendidik anak-anak.

3. Fransiskan

Istilah Fransiskan digunakan untuk menunjuk kepada kelompok yang

paling terkenal yang mengikuti "aturan hidup St. Fransiskus dari Asisi" yaitu Ordo

Fratrum Minorum (seringkali disebut "Fransiskan "). Ordo Fratrum Minorum

adalah ordo keagamaan yang bermula dari St. Fransiskus Assisi. Disebut ordo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

39

Fratrum Minorum yaitu cara hidup mengikuti Yesus Kristus dan injil-Nya dalam

kedinaan dan kerendahan. (http://pojokseminari.blogspot.co.id/2011/06/ordo-

fratrum-minorum-ofm.html).

4. Paradigma Pedagogi Fransiskan

Paradigma pedagogi Fransiskan merupakan suatu model pendidikan yang

berlandaskan pada sikap hidup/spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi terhadap bumi

yang tertuang dalam Gita Sang Surya. Paradigma pedagogi Fransiskan menjadi

model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan

memiliki relasi yang baik dengan alam semesta sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari hidup mereka. Pedagogi Fransiskan mengembangkan hubungan

Tuhan dengan manusia yang dinyatakan dalam Yesus Kristus dan hidup

Fransiskus sendiri sebagaimana yang ditekankan dalam dokumen Go and Teach

(GT) yang dikeluarkan oleh Friars Minor sebagai pedoman untuk pendidikan

Fransiskan art. 22 yang berbicara tentang: relasi Vertikal (Manusia dengan

Tuhan) dan Horisontal (relasi sosial antara manusia dengan sesama). Di sini jelas

bahwa pedagogi Fransiskan menjadi salah satu sarana menghantar dan membantu

setiap anak didik untuk bisa menjalin relasi yang baik dan benar dengan Tuhan yang

hadir dalam pribadi Yesus Kristus yang diimaninya, dengan sesama dan dengan alam

semesta.

Sebagai sarana untuk menghantar anak didik dalam menjalin relasi dengan

Tuhannya, para pelaku pendidikan (para Fransiskan dan guru-guru) dituntut untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

40

tidak memandang anak didik yang datang sebagai sasaran atau objek yang

kepadanya pengetahuan ditransfer oleh guru tetapi setiap anak didik yang datang

merupakan anugerah dari Tuhan yang harus diterima dengan penuh syukur (GT

art.40). Pedagogi Fransiskan mengajak setiap pribadi untuk memahami dan

mendalami dunia tidak sekedar sebagai tempat alamiah eksistensi manusia tetapi

juga sebuah ungkapan cinta, kebijaksanaan, keagungan dan keindahan Allah. Jika

dunia ini merupakan ungkapan cinta dan keagungan terindah dari Allah, artinya

setiap makhluk terutama manusia yang diciptakan dengan akal budi yang mulia

dituntut suatu tanggung jawab untuk memelihara dan merawat dunia ini dengan

baik (bdk Kej.1:26-29). Dalam kitab kejadian jelas perintah Allah (Kej.1:28):

"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,

berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala

binatang yang merayap di bumi". Menghayati panggilan untuk melindungi dan

memelihara karya Allah merupakan bagian penting dari kehidupan yang saleh

bukan suatu pilihan kedua dari kehidupan ini (bdk. LS art. 217).

Kehendak Allah jelas bagi manusia, dan dalam kitab Kejadian, jelas bagi kita

bahwa Allah mempercayakan bumi beserta dengan segala isinya bagi manusia untuk

menjaga dan merawatnya. Berkuasa bukan berarti dengan seenaknya saja manusia

memperlakukan alam, tetapi kuasa yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah

untuk menjaga dan merawat alam ini sebagai tanggapan manusia atas cinta dan

keagungan Allah yang diberikan-Nya kepada manusia sehingga ketika manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

41

memperlakukan alam dengan tidak bertanggung jawab, sudah jelas bahwa manusia

menolak cinta Allah dan tidak mengakui keagungan dan kebesaran dari Allah

sendiri. Maka jika kita manusia terbuka untuk melihat situasi alam kita saat ini,

menjadi gambaran yang nyata bagaimana manusia menanggapi cinta Allah dalam

dunia kita saat ini. Jika kita ingin jujur, dunia kita saat ini sedang mengalami “sakit”

sehingga sebagai ciptaan yang mulia manusia perlu berbenah diri untuk

mengembalikan dunia yang harmonis, alam yang indah dan udara yang segar yang

memberi kehidupan bagi kita manusia.

Menyadari tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan Allah kepada

manusia untuk merawat alam ini, Pedagogi Fransiskan membimbing dan membawa

anak didik kepada sebuah pertobatan ekologis yang sejati dan sebuah keadilan

lingkungan sejati yang didasarkan pada nilai-nilai respek dan solidaritas yang

mengarah pada sikap cinta lingkungan. Paus Fransiskus dalam ensikliknya (LS,

art. 219) mengatakan bahwa “pertobatan ekologis yang diperlukan untuk

menciptakan suatu dinamisme perubahan yang berkelanjutan, juga merupakan

pertobatan komunal”. Jelas bagi kita bahwa untuk mencapai suatu usaha dalam

menciptakan relasi yang harmonis dengan lingkungan sekitar tidak semata-mata

menjadi tanggung jawab pribadi tetapi menjadi tanggung jawab bersama yang harus

dilakukan secara bersama di dalam suatu komunitas yang memiliki arah dan tujuan

yang sama. Pertobatan ekologis juga mau mengungkapkan suatu kesadaran bahwa

kehidupan manusia tidak terpisahkan dari makhluk ciptaan lainnya tetapi menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

42

suatu kesatuan yang tergabung dalam suatu persekutuan yang bersifat universal yang

memberi suatu warna yang indah dalam kehidupan setiap hari. Pertobatan ekologi

membawa suatu kesadaran baru bagi manusia bahwa setiap makhluk yang ada di

alam raya ini merupakan cerminan dari kasih Allah yang sungguh nyata bagi

manusia. Dengan kesadaran ini mengajak manusia untuk lebih peduli dan cinta

lingkungan dengan memelihara dan merawat bumi ini dengan penuh kasih sebagai

tanggapan akan cinta Allah yang besar bagi manusia yang diciptakan-Nya.

Pedagogi Fransiskan tidak hanya menekankan segi kognitif tetapi juga segi

afektif dan psikomotorik anak didik sehingga apa yang dipelajari sungguh nyata

dalam tindakan dan pengalaman hidupnya setiap hari.

Dalam GT art. 17 disajikan beberapa point pokok yang membutuhkan

tindakan atau perbuatan diantaranya:

a) Mengembangkan kemampuan untuk mengkontemplasikan dunia fisik dari titik

pandang kristiani dan Fransiskan.

b) Memahami masalah utama yang disebabkan oleh polusi dan bentuk kehancuran

alam lainnya.

c) Mengusahakan sebuah pendidikan lingkungan dengan mengembangkan sebuah

kesadaran untuk melindungi dan peduli ciptaan sesuai dengan kriteria yang ada

humanist, scientifik dan transenden.

d) Mendorong sebuah pembentukan budaya berdasarkan sebuah relasi keadilan dan

solidaritas pribadi dengan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

43

e) Merangsang sebuah penelitian untuk sebuah sosio-ekonomic alternatif sejalan

dengan proposal ekonomi keadilan.

f) Mempromosikan gaya hidup yang bertanggungjawab dalam menggunakan dan

mengkonsumsikan sumber-sumber alam.

g) Menyebarluaskan peraturan-peraturan tentang lingkungan sosial dalam

kerjasama dengan otoritas sipil dan religius.

Dalam menghadapi situasi dunia yang ditandai dengan globalisasi ini

membutuhkan suatu paradigma pedagogi yang baru terhadap dunia pendidikan dan

kehidupan ini. Melihat dan menyaksikan situasi yang ada, pedagogi Fransiskan

menawarkan suatu pendidikan yang menghantar setiap pribadi untuk bisa

membangun relasi yang baik dengan Tuhan, sesama dan alam sekitarnya. Model

pendidikan yang ditawarkan oleh pedagogi Fransiskan yaitu: pendidikan ekologis

dan Ekopedagogi.

a. Pendidikan Ekologis.

“Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

lingkungannya dan yang lainnya” (Daryanto & Suprihatin, 2013: 49). Secara singkat

dapat juga dikatakan bahwa ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi

antar makhluk hidup. Berbicara tentang ekologi tidak lepas dari ekosistem. Yang

dimaksud dengan ekosistem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh

hubungan timbal balik tidak terpisahkan antar makhluk hidup dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

44

lingkungannya (bdk. Daryanto & Suprihatin, 2013: 63). Ekologi memandang setiap

makhluk hidup sesuai dengan perannya masing-masing dan memandang individu

dalam species menjadi salah satu unsur terkecil dari alam sehingga ekologi

menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua komponen alam sebagai

satu kesatuan yang saling melengkapi. St. Fransiskus dari Asisi melalui karyanya

(bdk. Kidung saudara matahari) mengajak kita semua untuk menyadari bahwasanya

keberadaan manusia tidak lepas dari alam, sebaliknya keberadaan kita saling adanya

keterkaitan sebagai makhluk yang berasal dari satu pencipta yaitu Allah sendiri

sehingga Fransiskus dari Asisi mengajak setiap pribadi untuk memandang setiap

ciptaan sebagai saudara dan saudari.

Pendidikan ekologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antara

organisme dan lingkungan sekitar. Model pendidikan Fransiskan ini merupakan

bagian warisan dari sikap Fransiskus Asisi terhadap bumi. Sikapnya yang konkrit

nyata dalam tindakan yang tercantum dalam Gita Sang Surya yang memberikan

hadiah penting pada zaman ini. Bagi Fransiskus yang ilahi, yang manusiawi, kosmik

atau alam hadir bagi yang lain (dengan menggunakan pendapat Thomas Bery)

Fransiskus memiliki cinta yang mendalam bagi Yesus Kristus inkarnasi Allah;

hatinya berlimpah-limpah dengan syukur ketika ia memikirkan Allah menjadi

manusia, arsitek dunia menjadi anak bumi. Cinta Fransiskus dan persahabatannya

yang akrab dengan makhluk ciptaan seperti saudara ikan, saudari air, saudari

burung, saudara monyet dan saudara kelinci memiliki persahabatan yang saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

45

menguntungkan; bukan merupakan pelayanan yang di tujukan kepada seseorang

atau sesuatu yang didominasinya. Fransiskus berpikir melampaui pelayanan. Dia

berbicara kepada ciptaan yang lain, dan mereka berbicara kepadanya. Dia

menyampaikan kepada mereka tentang Allah, dan mereka menyampaikan

kepadanya tentang Allah. Dia mengajarkan kepada mereka tentang kesederhanaan

dan ucapan syukur dan mereka juga mengajarkan kepadanya tentang kesederhanaan

dan ucapan syukur. Cinta Fransiskus terhadap ciptaan di bumi dan inkarnasi Allah

dalam pribadi Yesus sebagai pribadi yang kudus. Fransiskus menghormati setiap

pribadi karena mereka memiliki integritas dan keutuhan dalam hati yang penuh

misteri sebagaimana diungkapkan oleh perancang ilahi. Sikap Fransiskus inilah yang

menjadi alasan untuk mengungkapkan bahwa pendidikan Fransiskan harus spesifik,

eksperiental, dan persaudaraaan/kekeluargaan (persaudaraan yang universal). Model

pendidikan ekologi Fransiskan itu sangat membumi dan berkaitan dengan

perkembangan dimensi manusia. Dalam pendidikan ekologi perlu menekankan

empat point pokok yang menjadi pertanyaan reflektif bagi para pendidik Fransiskan:

Siapakah kita?

Bagaimana relasi kita kepada Allah?

Bagaimana persahabatan kita terhadap sesama?

Bagaimana relasi kita dengan bumi?

Melalui pendidikan ekologi dengan memperhatikan empat point pokok

dengan harapan setiap anak didik dibantu oleh para guru dapat bertanggungjawab

untuk keberlangsungan dan masa depan bumi ini. Dengan menekanan pertanyaan-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

46

pertanyaan ini, Pendidik dalam sekolah/lembaga pendidikan yang dikelolah oleh

para Fransiskan dipanggil untuk mengajarkan secara bebas; pembedaan dan kritik.

Menurut Pirkl (1992:147) “relasi persahabatan antara empat pertanyaan

pokok dan apa yang dilihat sebagai tanggungjawab ini bagi para pendidik dan anak

didik bisa disetujui bisa juga tidak disetujui”. Orang yang percaya akan melihat

bahwa tanggung jawab terhadap pertanyaan fundamental akan mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh tanggungjawab pada tiga hal yang lain. Jika tuntutan Fransiskan

benar bahwa hidup kita tidak didasarkan pada struktur tetapi pada persahabatan, dan

siapakah kita (pertanyaan pertama) secara definitif bergantung pada persahabatan

kita dengan Allah, sesama dan bumi. Bagaimana relasi persahabatan kita dengan

Allah. Jika Allah adalah pencipta kita dan melalui misteri inkarnasi, imanen pada

keluarga bumi dan relasi kita dengan Allah (pertanyaan kedua) adalah persahabatan

makhluk ciptaan terhadap pencipta dan melalui Kristus. Bagaimana persahabatan

kita dengan manusia (pertanyaan ketiga) bila kita mempunyai pendekatan

pertanyaan siapa kita, kita juga mendekati pertanyaan siapakah orang lain dan

bagaimana kita berelasi dengan mereka sebagai ciptaan dan anak-anak dari Allah

yang sama, saudara dan saudari Kristus, dan anggota keluarga yang menghuni bumi

ini. Bagaimana persahabatan kita dengan bumi (pertanyaan keempat) bila kita

berpegang teguh pada persamaan ciptaan yang ada, kita tahu bagaimana relasi kita

kepada Allah dan kepada ciptaan yang lain (persaudaraan universal).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

47

Tujuan dari pendidikan yang ekologis adalah terwujudnya keselamatan dan

keutuhan ciptaan. Dalam ensiklik Laudato Si art. 209 dikatakan bahwa orang-

orang muda memiliki kepekaan ekologis dan semangat untuk membela lingkungan

dan sebagai ungkapan cinta mereka akan lingkungan, mereka berupaya untuk

membaharui lingkungan tetapi mereka hidup dan dibesarkan dalam lingkungan yang

berbudaya konsumatif dan budaya instan sehingga menjadi sulit bagi mereka

untuk menghidupi dan menghayati cara hidup yang baru yang menghantar mereka

kepada suatu kehidupan yang berdasarkan pada spiritualitas ekologis. Bermula

dari perubahan pola pikir dan pemahaman akan jati diri manusia sebagai individu

yang ada dalam kebersamaan dan untuk mencapai suatu kehidupan yang

didasarkan pada budaya ekologis, para pendidik harus mampu mengembangkan

suatu pendidikan yang mengajak anak didik sungguh menyadari keberadaan mereka

sebagai bagian dari alam ini sehingga setiap anak didik berusaha untuk memiliki

rasa cinta akan lingkungan dan menyadari bahwa setiap ciptaan yang ada di alam

semesta ini merupakan saudara bagi yang lain, sebagaimana yang dikatakan oleh

Daryanto & Suprihatin (2013: 1) bahwa pendidikan lingkungan hidup merupakan

pendidikan tentang lingkungan hidup dalam konteks internalisasi secara langsung

maupun tidak langsung dalam membentuk setiap pribadi menjadi pribadi yang

mandiri dan bertanggungjawab atas alam yang dipercayakan oleh Allah kepada

manusia untuk dijaga dan dirawat sebagai tanggapan atas cinta Allah kepada

manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

48

Dalam GT art. 18 mengatakan bahwa “Pedagogi Fransiskan dapat dan harus

memberikan sebuah model alternatif tentang pribadi yakni Pribadi yang menjalin

relasi dengan alam, sesama, Allah dan diri sendiri”. Bagi Fransiskus Asisi, relasi itu

ada 2 aspek : “Persaudaraan dan Kedinaan” adalah pusat dan inti fundamental dari

relasi interpersonal.

1) Persaudaraan

Menjadi “saudara” memiliki dasarnya dalam kebenaran Wahyu bahwa kita

semua adalah Anak-anak dari Bapa yang sama (Mat 23:9). Santo Fransiskus dari

Asisi mengembangkan gagasan persaudaraan menjadi lebih luas dan menyeluruh

atau bersifat universal. Fransiskus tidak hanya membangun persaudaraan dengan

sesama manusia tetapi bahkan memandang seluruh ciptaan yang ada di dunia ini

sebagai saudara dan saudari. Ketika Fransiskus merenungkan bahwa segala sesuatu

yang ada berasal dari pencipta yang satu dan sama, ia dipenuhi dengan kasih sayang

yang besar dan memanggil semua makhluk, sekalipun yang terkecil sebagai saudara

dan saudari. Paus Fransiskus dalam ensikliknya (LS, 11:20) kembali menegaskan

bahwa sikap St. Fransiskus ini bukan sesuatu yang bersifat romantisme yang naïf,

karena berdampak pada pilihan-pilihan yang menentukan kita dalam bersikap dan

bertindak. Bercermin pada sikap sang santo, paus Fransiskus sangat menekankan

kepada seluruh dunia untuk peduli alam dengan gerakan ekologi karena beliau

meyakini bahwa dengan gerakan ekologi bisa membawa kemajuan yang besar bagi

dunia ini (bdk. LS, art. 14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

49

Persaudaraan semesta yang dicita-citakan Fransiskus Asisi akan dapat

terwujud bila dalam diri setiap makhluk terdapat sikap untuk tidak hanya mencintai

diri sendiri (egois) tetapi juga memiliki cinta akan lingkungan hidupnya. Cinta ini

pada akhirnya juga akan bermuara pada keselamatan dirinya sendiri sebab dunia kita

ini tercipta sebagai sebuah ekosistem di mana semua makhluk ada dalam suatu mata

rantai yang saling melengkapi satu sama lain. Cinta ini juga yang akan mendorong

setiap orang untuk terlibat dalam usaha untuk melestarikan alam ini sebagai bagian

dari hidupnya sebagaimana yang dikatakan oleh paus Fransiskus dalam ensikliknya

bahwa “pelestarian alam adalah bagian dari suatu gaya hidup yang melibatkan

kemampuan untuk hidup bersama dalam persekutuan” (LS art. 228).

2) Kedinaan

Menjadi “dina” memiliki dasarnya bahwa : Yesus adalah Guru dan Tuhan,

menjadi Hamba dan melayani saudara-saudara-Nya. Kedinaan memiliki nuansa

khusus dibandingkan dengan kemiskinan. Kedinaan lebih menunjukkan sikap hati

yang mau merendah. Fransiskus menghayati perendahan diri ini terdorong oleh

karena kekagumannya akan Allah yang dalam pengalaman imannya hadir sebagai

Allah yang merendah. Allah yang sudi menjadi manusia dalam diri Kristus dan

berbela rasa dengan penderitaan manusia. Maka sikap rendah hati berbeda dengan

perasaan rendah diri/minder yang lebih merupakan kerapuhan jiwa.

Sikap rendah hati pertama-tama lahir dari pengakuan diri akan nilai

manusia di hadapan Allah: sebagai abu yang tidak ada apa-apanya, namun belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

50

dari pengalaman umat beriman keberadaan kita yang bagaikan abu bukanlah suatu

fatalitas melainkan keadaan yang patut disyukuri karena Allah kita adalah Allah

yang tidak akan menolak hati yang remuk redam, Allah yang berbelaskasih atas

kerapuhan ciptaan-Nya sehingga meski kita abu tetapi Allah mengasihi kita dan

bahkan menganugerahkan rahmat-Nya dan bekerja melalui dan dalam diri kita

sehingga kita dapat berbuat banyak hal yang baik dan benar. Fransiskus mengakui

bahwa yang baik itu semuanya berasal dari Allah karena hanya Allahlah satu-satunya

yang baik bahkan Dialah kebaikan itu sendiri. Maka orang yang rendah hati adalah

orang yang tidak minder/rendah diri.

Minder adalah perasaan bahwa dirinya lebih rendah daripada yang lainnya,

sementara orang yang rendah hati memahami bahwa kenyataannya semua orang

sama, tidak ada yang lebih rendah dari yang lainnya, karena semua hanyalah debu

belaka di hadapan Tuhan. Tetapi orang yang rendah hati juga tidak sombong bila

mengalami kesuksesan dalam hidup karena sadar bahwa semua kebaikan itu dapat

terjadi dalam dirinya karena Allah yang berkenan bekerja dalam dirinya sehingga

Allah jugalah yang patut dipuji karenanya. Selain itu karena percaya akan penyertaan

Allah pada orang-orang yang rapuh dan kecil maka orang rendah hati yang

menyadari kerapuhan dan kekecilannya justru tidak akan pernah merasa putus asa

dalam hidup karena yakin Tuhan akan membantunya.

Kedinaan juga merupakan sikap hati terhadap kekayaan. Baik kekayaan

rohani seperti bakat, intelektual, atau talenta yang kita miliki juga kekayaan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

51

arti jasmani seperti uang, rumah, harta benda dsb. Kedinaan mengajak kita untuk

melihat dan memandang semua kekayaan tersebut bukan sebagai milik kita pribadi

tetapi milik Tuhan. Konsekuensinya adalah semua kekayaan itu hendaknya

digunakan bukan hanya menurut kemauan dan untuk kepentingan serta kesenangan

kita sendiri tetapi digunakan sesuai kehendak Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan.

Apa kehendak Tuhan dalam hal tersebut? Tuhan sendiri sudah menunjukkan diri

sebagai pribadi yang solider karena menginginkan semua makhluknya selamat

sejahtera maka kehendak Tuhan dalam penggunaan harta kekayaan tentunya agar

harta tersebut dipakai sebesar-besarnya untuk meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan semakin banyak orang/masyarakat. Oleh karena itu kedinaan pada

akhirnya akan mendukung dan menghasilkan persaudaraan yang lebih kokoh.

b. Ekopedagogi

Ekopedagogi merupakan suatu pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan

cita-cita ekologi baru-peradaban yang berkelanjutan sehingga anak-anak dan orang

muda dapat mewujudkannya dengan bantuan para pendidik dan orang-orang yang

ada di sekitarnya. Ekopedagogi mengajak manusia untuk tidak melihat dirinya

sebagai tuan dan penguasa atas bumi ini melainkan hadir sebagai anak dan murid

dari bumi yang merupakan “ibu” dan “guru” (Mater et magistra) karena sebagai ibu,

bumi mengasuh dan menyuap kita dengan aneka tumbuhan yang terhampar indah di

alam ini (bdk. Gita Sang Surya Fransiskus Asisi) dan sebagai Guru, bumi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

52

menampakkan dalam dirinya “sekolah Kehidupan” yang memberi hikmat dan

pengertian bahwa manusia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari alam ini.

Sumber ekopedagogi yang utama adalah berdasarkan pada inspirasi dari sikap dan

perilaku St. Fransiskus dari Asisi terhadap alam (bumi). Atas dasar ini, ekopedagogi

menekankan karakter pendidikan yang partikular (GSS edisi Mei-juni: 2). Artinya

pendidikan yang mengutamakan pengalaman yang berspiritkan persaudaraan dan

kekeluargaan. Melalui pengalaman, anak didik diberi kesempatan untuk mengalami

langsung realitas yang ada dalam berelasi dengan alam, sedangkan persaudaraan

dimaksudkan agar anak didik memiliki kesadaran untuk mengenal dan menemukan

diri mereka sendiri dengan semua ciptaan yang ada di bumi pertiwi ini sebagai

saudara satu sama lain. Apakah ekopedagogi mengabaikan Teori? Dalam

ekopedagogi, teori merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman.

Dalam ekopedagogi, teori tidak lagi sesuatu yang hanya berhenti di “kepala” tetapi

teori menyatu dan menyerap kedalam seluruh diri menjadi suatu keutuhan dari diri

anak didik dalam berelasi dengan seluruh alam ciptaan yang ada.

Ekopedagogi bertujuan untuk mewargabumikan manusia (Mbula, 2015:7).

Mewargabumikan manusia berarti mendorong setiap orang untuk mengintegrasikan

keadilan sosial, perdamaian dan pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan

hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai

pihak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang

nilai-nilai lingkungan hidup (bdk. Daryanto & Suprihatin, 2013: 20) tujuan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

53

pendidikan lingkungan hidup mendorong dan memberikan kesempatan bagi setiap

orang untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat

menumbuhkembangkan kepedulian untuk melindungi, memperbaiki dan

memanfaatkan alam secara bijaksana dan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Melalui ekopedagogi membantu manusia untuk memahami hubungannya dengan

alam. Ekopedagogi melihat pendidikan bukan untuk mencapai tujuan dalam dirinya

sendiri melainkan untuk mencapai masa depan bersama. Para Fransiskan dan para

pendidik (Guru-Guru YEMS) sebagai sasaran ekopedagogi untuk berkomitmen

terhadap hak asasi manusia, perdamaian, dan membina persahabatan dengan alam

yang harus ditanamkan bagi anak didik sehingga anak didik lebih peduli terhadap

alam sekitarnya.

Dohut (2015: 39-43) membahas soal ekopedagogi menjadi salah-satu

jawaban menuju pertobatan ekologi. Menurut Dohut, melalui ekopedagogi melatih

anak didik untuk bertangung jawab dan respek terhadap alam semesta. Beliau

menguraikan beberapa point penting dari ekopedagogi yakni:

1. Ekopedagogi berorientasi pada penyadaran kognitif bahwa bumi mengalami

kerusakan. Kerusakan bumi bukan lagi sesuatu yang rahasia tetapi suatu

kenyataan sehingga butuh kesadaran dari setiap pribadi untuk merawat bumi ini.

2. Penyadaran kognitif harus sampai menumbuhkan kepedulian untuk bertanggung

jawab atas keutuhan alam ini. Kesadaran dan pengetahuan tentang kerusakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

54

bumi harus menjadi penggerak bagi setiap pribadi untuk memberi perhatian

yang khusus bagi perkembangan alam di bumi pertiwi ini.

3. Tanggungjawab merupakan keutamaan yang perlu dilatih. Tanpa latihan terus-

menerus secara dini, akan menjadi sulit bagi seorang anak didik untuk

bertanggungjawab dalam memelihara bumi ini. Contoh konkritnya membuang

sampah pada tempatnya, membedakan antara sampah basah dan sampah kering

dst.

4. Aturan perlu diterapkan bagi mereka yang melampaui batasan tertentu. Aturan

yang diterapkan bukanlah suatu ancaman tetapi menjadi rambu-rambu yang

menuntun setiap pribadi menuju arah yang hendak dicapai terutama dalam

merawat dan memelihara bumi. Manusia ekologis mendekati alam dengan

semangat merawat bukan mengeksploitasi.

Nilai-nilai lain yang patut dikembangkan juga dalam membangun

persaudaraan dalam pendidikan Fransiskan yaitu mengembangkan dialog:

pluralitas, pembawa damai/non violence, kedinaan/ minor dll.

Menghormati perbedaan (pluralitas) : Semua saudara adalah anugerah dari

Tuhan. Bandingkan perumpamaan-perumpamaan tentang domba yang hilang,

dirham yang hilang, dan anak yang hilang (kerahiman Allah). Fransiskus Asisi

dalam mengembangkan kepribadian dan spiritualitas hidupnya dia bersumber

pada Injil Kristus dan juga belajar dari orang lain. Sejauh mana kita memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

55

kesaksian atau teladan hidup tentang keterbukaan pada sesama yang berbeda

latar belakang budaya, suku, agama, ras dan golongan. (GT : Art. 40)

Kedinaan : Berpihak, opsi, atau solider terhadap kaum yang lemah dan

terpinggirkan. (GT 76). GT art. 66: Ditandaskan bahwa berkhotbah bukan untuk

mengajar tetapi memberi kesaksian tentang pengalaman hidup beriman. Hal itu

telah ditunjukkan santo Fransiskus di hadapan Uskup Ostia. Setiap saudara

adalah saudara dina (minor). Dimensi kedinaan/minor :kecil di hadapan Allah,

kontemplasi Fransiskus akan Allah, semangat kasih persaudaraan, pemimpin

disebut minister atau pelayan persaudaraan bukan superior.

Pembawa damai (non violence). Misalnya M. Gandhi : pribadi yang setia pada

hati nurani dan kreatif dalam membaca tanda zaman. Komunikasi non violence

dalam situasi konflik yaitu Observing (mengamati bukan menilai), Feeling

(menyadari perasaan yang timbul), Need (kebutuhan yang mendasarkan lahirnya

perasaan tersebut, dan Request (menyampaikan permohonan secara positif).

Sebagaimana yang sudah diuraikan di atas bahwa salah satu aspek hakiki

dari pedagogi Fransiskan adalah persaudaraan. Sejak awal terbentuknya

persaudaraan ini, St. Fransiskus dari Asisi menekankan kepada para saudara dan

para pengikutnya untuk menghayati persaudaraan yang bersifat universal.

Persaudaraan yang ditekankan dalam pedagogi Fransiskan bahwa segala makhluk

yang ada memiliki dasar dalam kebenaran yang mengungkapkan bahwa kita semua

menjadi anak dari Bapa yang sama dan menjadi kecil dalam sikap Yesus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

56

menjadi Guru yang mengambil rupa seorang Hamba dan menempatkan diri-Nya

sebagai pelayan bagi “saudara-saudara-Nya ciptaan-Nya (GT:24).

Persaudaraan merupakan inti dan tempat yang tepat dari pendidikan (GT:25).

Hal ini jelas bahwa pendidikan itu terjadi dalam sebuah persaudaraan yang dibangun

atas dasar kasih. Artinya bahwa di dalam sebuah lembaga pendidikan tidak

dipandang sebagai suatu lembaga untuk mendidik setiap pribadi menjadi lebih pintar

tetapi setiap orang yang masuk dalam lembaga pendidikan tersebut merupakan

saudara yang dihadiahkan oleh Tuhan sendiri untuk dibantu dan dibimbing menuju

pribadi yang dewasa dan beriman. Jelas bahwa di dalam pendidikan Fransiskan,

tidak ada atasan dan bawahan, pemimpin dan yang dipimpin tetapi dalam pedagogi

Fransiskan ditekankan bahwa sebagai tenaga pendidik, harus siap untuk melayani

dan membantu mengembangkan setiap saudara yang datang sebagai anugerah yang

terindah dari Allah. Sebagai anugerah yang diterima secara cuma-cuma, mengajak

setiap pendidik (guru) untuk mensyukuri rahmat dan anugerah itu dengan melayani

setiap saudara dengan sepenuh hati dan penuh cinta sebagaimana yang ditekankan

dalam paradigma pedagogi Fransiskan.

Dalam paradigma pedagogi Fransiskan ditekankan pendidikan yang

berdasarkan pada pengalaman akan kasih Allah yang terwujud dalam persaudaraan

(Jurnal of contemporary Franciscan Vol. 2). Kasih merupakan jalan tertinggi

menuju Allah. Kasih memberi semangat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu

yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk memahami kasih yang sesungguhnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

57

seseorang harus berada pada dasar dari keinginannya untuk mengubah dunia dan

membantu orang lain untuk mencapai standar umum dimana setiap orang

membiarkan orang lain untuk hidup yang utuh secara manusiawi. Dasar yang benar

tentang relasi antar pribadi adalah kasih di mana kita membiarkan orang lain

menjadi dirinya dan pada saat yang bersamaan ia mengalami dan memenuhi

kebutuhan dirinya. Kasih mendorong seseorang untuk terus belajar dari setiap

pengalamannya dalam berelasi dengan Allah dan alam ciptaan-Nya. Pengetahuan

tidak akan pernah berakhir dan pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman

akan apa yang ditemukan melalui proses belajar yang diterima melalui pendidikan.

Pendidikan berarti membawa manusia pada kesadaran tertinggi akan martabatnya

dan keunikannya melalui sharing pendapat dengan segala kekayaan yang

dimilikinya. Pendidikan berarti menuntun manusia pada kebebasan dan damai,

agar ada kemungkinan untuk mencintai dirinya dan orang lain dalam cinta sebagai

pelepasan; cinta yang tidak mencari kuasa untuk menguasai orang lain, cinta yang

tidak memiliki motivasi lain, cinta yang mengenal nilai terdalam dari setiap

makhluk yang dijumpai.

Berbicara tentang pendidikan yang membebaskan mengajak setiap orang

untuk belajar dari pribadi St. Fransiskus dari Asisi dan karyanya (Kidung saudara

Matahari) tentang membina relasi yang harmonis dan hidup secara damai dengan

sesama, alam dan dengan Allah pencipta sendiri. Untuk bisa belajar dari hidup sang

santo, terlebih dahulu kita pahami dan dalami kemiskinan dan cinta yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

58

diikrarkan oleh St. Fransiskus dari Asisi sampai akhir. Dalam kata kemiskinan

ditemukan inti dari kehidupan dan visinya. Kemiskinan St. Fransiskus dari Asisi

berkembang dalam cintanya yang luar biasa kepada kristus saudaranya dan hal itu

merupakan afirmasi dari keberadaan dan kemartabatan dari setiap makhluk ciptaan.

Lebih tepat gambaran keindahan kemiskinannya diberikan oleh Louis Lavelle:

“makhluk ciptaan harus di cintai tetapi hanya sebagai ciptaan Allah dan dalam

semangat kemiskinan yang melarang cinta untuk memilikinya”.

Dalam kehidupan kemiskinan St. Fransiskus dari Asisi memiliki banyak segi

dan mengandung misteri. Fransiskus tidak dilahirkan dalam kemiskinan tapi dia

menghayatinya di kemudian hari. Fransiskus memilihnya secara bebas tidak seperti

penderitaan kemiskinan yang di alami oleh orang-orang pada umumnya.

Kemiskinan membebaskan diri dari ketakutan dalam hati dan makhluk ciptaan yang

masuk dalam kehidupannya. Ketidaktakutan menjadikan ciptaan sebagai

saudaranya. Cinta melarangnya untuk memiliki sesuatu dan hal ini menuntunnya

untuk merangkul kemiskinan. Dari sinilah lahir kebebasan, kekaguman dan perasaan

mendalam dari persaudaraan universal kepada ciptaan yang mendorongnya untuk

lebih mencintai segala ciptaanNya. Semua elemen ini merupakan visi spiritualnya

yang berkaitan satu sama lain sebagaimana yang digambarkan dalam diagram ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

59

Cinta

Persaudaraan kemiskinan

Keterpesonaan kebebasan

Cinta yang melahirkan penerimaan kemiskinan, pengakuan dan pelayanan

lainnya. Semuanya itu tidak memiliki motivasi tertentu dan juga bukan pencarian

identitas. Oleh karena itu ketidaktakutan dan kedamaian serta sukacita ada dalam

diri. Dalam kehidupan St. Fransiskus dari Asisi kemiskinan dan cinta tidak dapat

dipisahkan.

Ada kedekatan persahabatan antara kebebaan merangkul kemiskinan dan

mencintai mereka yang lahir untuk kemiskinan serta menghidupinya. Tetapi cinta ini

tidak mempengaruhinya untuk berhenti dalam kemiskinannya. Dengan kata lain cinta

itu menunjukkan kepada mereka ketidakadilan dan usaha untuk menghapuskannya

dari muka bumi dengan mengajarkan orang miskin untuk bekerja agar bisa

memperbaiki kondisi kehidupannya dengan melakukan segala sesuatu yang mungkin

untuk membangun keadilan di dalam dunia. Dengan cara ini kaum miskin akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

60

terangkat standar keberadaan kehidupan, sehingga merekapun bisa memilih

kemiskinan secara bebas.

Sebagaimana yang telah dikatakan sebelumnya bahwa ketidakadilan

ekonomi dan krisis ekologi berkaitan satu dengan yang lain dan ini merupakan gejala

kelesuan spiritual. Penyembuhan spiritualnya adalah cinta yang memberikan

inspirasi untuk mengorbankan diri dalam merangkul kemiskinan secara bebas. Inilah

kemiskinan yang oleh Fransiskus disebut ibu kemiskinan. Dia memperolehnya

sebagai mempelai dengan rahmat kebebasan, keterpesonaan dan menumbuhkan

kesadaran persaudaraannya dalam ciptaan.

D. Rangkuman

Paradigma pedagogi Fransiskan merupakan suatu model pembelajaran yang

di terapkan di dalam lembaga pendidikan Sransiskan yang berpola pada semangat

dari St. Fransiskus Asisi yang menghantar setiap pribadi untuk memahami dan

mendalami dunia tidak sekedar sebagai tempat tinggal manusia belaka tetapi juga

sebuah ungkapan cinta, kebijaksanaan, keagungan dan keindahan Allah sehingga

melalui pembelajaran dengan model ini menghantar setiap anak didik untuk lebih

menghargai dan menghormati alam ini sebagai saudara yang berasal dari pencipta

yang satu dan sama.

Paradigma pedagogi Fransiskan mengajak setiap pribadi menyadari

keberadaannya di dunia ini dalam menjalin relasi baik dengan sesama, alam dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

61

dengan Allah sendiri. Kesadaran itu menumbuhkan suatu tindakan untuk

memperlakukan alam sebagai saudara dan sesuai dengan fungsi dan tujuannya

masing-masing sebagaimana St. Fransiskus Asisi memperlakukan alam dan seluruh

ciptaan yang ada. Kesadaran itu menghantar setiap pribadi kepada suatu pertobatan

ekologis yaitu pertobatan yang mendorong setiap pribadi berusaha mengembangkan

semangat dan kreativitasnya sesuai dengan bakat dan kelebihannya masing-masing

dalam usaha untuk turut melindungi dan memberdayakan saudara alam (LS art.220).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

62

BAB III

SEMANGAT PELAYANAN PARA GURU

YANG DIJIWAI OLEH SPIRITUALITAS ST. FRANSISKUS ASISI

Karya pendidikan yang dikelolah oleh Yayasan Elifa Mitra Setia (YEMS)

merupakan salah satu bagian dari karya Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth

(FSE) yang mewarisi dan menghayati spiritualitas St. Fransiskus Asisi yang tertuang

dalam Kharisma Kongregasi yang hadir untuk melayani orang kecil, menderita dan

sakit. Salah satu penghayatan Kharisma pendiri, Kongregasi FSE berusaha untuk

selalu terbuka dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini sehingga

sebagai perwujudan dari Kharisma tersebut, Kongregasi FSE hadir untuk melayani

dan membantu anak-anak bangsa ini bertumbuh menjadi pribadi yang utuh melalui

karya pendidikan yang dikelolah oleh YEMS Samarinda.

Berangkat dari asal mula keberadaan lembaga pendidikan ini, pada bab ini

akan diuraikan tentang semangat pelayanan para guru yang berkarya di YEMS

dijiwai dan disemangati oleh spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi sebagai pelindung

sekolah sekaligus bapak spiritualitas para suster FSE, sebagai suatu tanggapan atas

panggilan Tuhan untuk melayani setiap anak didik yang hadir sebagai anugerah dari

Tuhan yang harus dibantu dan dididik untuk berkembang menuju pertumbuhan

pribadi yang utuh. Maka pada bagian ini akan diuraikan juga tentang tugas, peran

dan tanggung jawab sebagai seorang guru bagi anak didik di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

63

A. Tugas Dan Peran Guru Dalam Dunia Pendidikan

Pendidikan merupakan wadah untuk mendidik dan membimbing setiap orang

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan menuju pribadi yang utuh. Sebagai

wadah, lembaga pendidikan terbuka bagi semua orang. Dalam PPF art.129

dikatakan bahwa “setiap anggota masuk dalam persaudaraan itu dengan

kepribadian, sejarah, bakat-bakat dan kekurangan-kekurangannya masing-masing”.

Di sini jelas bahwa dengan latar belakang dan karakter yang berbeda dari setiap

saudara yang masuk dalam lembaga pendidikan tersebut perlu dibantu dan

dibimbing menuju pada pertumbuhan pribadi yang utuh sebagaimana yang

diharapkan sebagai generasi penerus bangsa ini.

Dalam arti yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu

pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat umum adalah

orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu (Djamarah,

2010:31). Bagi masyarakat, guru memiliki kedudukan dan peran yang sangat

penting karena guru dipandang sebagai figur yang mampu mengajar dan mendidik

pribadi-pribadi secara utuh dan menyeluruh menuju perkembangan masa depan yang

cerah. Melalui kepercayaan yang diberikan masyarakat bagi guru sehingga guru

mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat. “Mengemban tugas memang

berat tetapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab”. Artinya bahwa menjalani

panggilan sebagai seorang guru mengemban tugas untuk mengajar di kelas, akan

tetapi mengemban tanggung jawab sebagai guru, tidak hanya sebatas di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

64

kelas/sekolah tetapi juga di luar sekolah. Hal ini merujuk pada tanggung jawab

moral. Guru bertanggung jawab untuk hadir sebagai teladan bagi anak didiknya

dalam melakukan apa yang dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya

sebagaimana yang diamanatkan secara luhur oleh bapak pendidikan Indonesia, Ki

Hadjar Dewantara dengan tiga pilarnya: ing ngarsa sung tuladha, ing madya

mangun karsa, tut wuri handayani. Dari amanat Dewantara ini sangat jelas bahwa

kehadiran guru tidak hanya sekedar pengajar tetapi harus menjadi teladan dan

membangun kerjasama yang baik dengan anak didik dalam proses pendidikan yang

ada.

Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil

dan idola, seluruh kehidupannya menjadi pelajaran yang bermakna bagi anak

didiknya. Artinya bahwa sebagai teladan, guru mendapat tanggung jawab yang besar

untuk hadir sebagai sosok yang ideal. Sebagai sosok yang ideal, mengarah pada

sikap pengabdian yang tulus berdasarkan panggilan jiwa dan hati nurani bukan

sekedar tuntutan segi material belaka, walaupun situasi dan kesejahteraan guru

harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan. Guru yang ideal selalu ingin bersama

anak didiknya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Keselarasan antara perkataan

dan perbuatan menjadi tuntutan yang besar bagi guru. Bertolak dari situasi yang

ada, penulis menguraikan apa yang menjadi tugas dan peran sebagai seorang guru

dalam usaha untuk memajukan pendidikan yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

65

1. Tugas dan Tanggungjawab Guru dalam Pendidikan

Dalam pandangan umum, guru menjadi figur di dalam kehidupan

bermasyarakat karena guru dipandang sebagai seorang arsitektur yang dapat

membentuk karakter anak didik baik secara kejiwaan maupun watak anak didik.

Dalam hal ini, guru memiliki wewenang untuk membentuk dan membangun

kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.

Yang dimaksud dengan kepribadian di sini adalah “keseluruhan dari individu yang

terdiri dari unsur psikis dan fisik” (Djamarah, 2010:40).

Dalam PPF art.148 “Setiap pendidik hendaknya melaksanakan tugas dan

pelayanannya dengan mendidik dan mendampingi mereka yang berada dalam

lembaga pendidikan”. Jelas bahwa mengemban tugas sebagai guru bukanlah suatu

kewajiban yang harus dilaksanakan tetapi mengembang tugas sebagai seorang guru

adalah suatu bentuk pelayanan untuk membimbing dan mendampingi setiap saudara

yang bergabung dalam lembaga pendidikan tersebut sehingga tugas mengajar dan

mendidik menjadi suatu pelayanan yang mulia.

Menjalani panggilan sebagai seorang guru memiliki banyak tugas, baik tugas

yang berkaitan dengan dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Jikalau

dilihat lebih mendalam, tugas sebagai seorang guru tidak hanya sekedar profesi

atau jabatan tetapi sebagai suatu tugas kemanusiaan. Tugas guru sebagai suatu

jabatan atau profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitasnya

sebagai seorang guru sesuai dengan situasi dan perkembangan zaman yang semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

66

modern ini. Tugas guru sebagai profesi tampak dalam usaha guru untuk mengajar,

melatih dan membimbing anak didik. Selain sebagai profesi/jabatan, guru juga

memiliki tugas untuk mendidik. Tugas guru sebagai pendidik artinya, guru selalu

berusaha untuk meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup yang dimiliki

oleh seorang anak didik dimana guru mendidik anak didiknya untuk mampu

menghayati nila-nilai hidup yang sudah dimiliki oleh anak didik sejak semula.

Artinya bahwa menjadi seorang guru tidak hanya sekedar berdiri di depan kelas

untuk mentransfer ilmu yang dimiliki ke dalam otak anak didik tetapi lebih dari itu,

seorang guru dituntut untuk bisa mengkorelasikan antara ilmu pengetahuan dengan

nilai-nilai kehidupan yang sudah dimiliki oleh anak didik sejak awal. “Guru harus

menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik, dengan begitu anak didik

dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial” (Djamarah, 2010: 37). Dari

sini bisa dikatakan bahwa tugas guru tidak hanya sekedar berada di balik

tembok sekolah tetapi tugas guru juga merupakan jembatan antara sekolah dan

masyarakat.

Dalam mengemban tugas sebagai guru, seorang guru juga mengemban

tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Pada umumnya di dunia dan di

Indonesia secara khusus, guru bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan

anak bangsa ini (Djamarah, 2010:34). Jelas bahwa tidak ada seorang guru pun yang

mengharapkan anak didiknya menjadi “rusak”. Setiap guru akan berusaha dan

bekerja keras untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan anak didiknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

67

menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Menyadari tanggung

jawab yang besar terhadap anak didiknya, tantangan dan kesulitan bukanlah

penghalang bagi seorang guru untuk selalu hadir ditengah-tengah anak didiknya.

Seorang guru akan merasa sedih bila melihat dan menyaksikan anak didiknya

berlaku tidak sopan. “Guru tidak pernah memusuhi anak didiknya meskipun suatu

ketika anak didiknya yang berbuat kurang sopan kepada orang lain bahkan dengan

sabar dan bijaksana memberi nasihat bagaimana cara bertingkah laku yang sopan

kepada orang lain” (Djamarah, 2010:35).

Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma atau tata

aturan tentang nilai-nilai hidup agar anak didiknya mampu membedakan perbuatan

mana yang baik dan mana yang tidak baik sehingga guru tidak hanya berkata tetapi

bertanggung jawab juga dalam berbuat, tindakan seperti itulah yang akan menjadi

pelajaran yang sangat bermakna bagi seorang anak didik, sebagaimana pengalaman

penulis sendiri ketika berdinamika bersama anak didik di SD Tarakanita Bumijo

dalam program pengalaman lapangan (PPL), anak didik akan lebih patuh kepada

gurunya dari pada orang tuanya. Suatu contoh yang sangat menarik ketika itu,

belajar tentang “Ramah Lingkungan” dan guru menganjurkan kepada para anak

didiknya untuk memelihara tanaman tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah

seperti rajin menyiran bunga, dan salah seorang murid yang duduk di kelas IV SD

Tarakanita Bumijo berniat untuk rajin menyiram bunga tetapi karena asyik bermain,

sore itu dia lupa menyiram bunga dan baru teringat malam hari ketika hendak tidur,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

68

saat itu juga dia langsung mengambil air dan menyiram bunga di rumahnya, ketika

orang tuanya melarang, anak itu mengatakan bahwa bapak guru saya mengajarkan

kepada kami untuk ramah lingkungan dengan cara rajin memelihara tanaman.

Dari pengalaman penulis yang sederhana ini, mau menegaskan kepada kita

bahwa betapa besar tanggung jawab guru itu. Seorang murid sampai melakukan hal

itu karena gurunya tidak hanya berkata tetapi juga sudah terlebih dahulu

melakukannya. Dengan demikian, “tanggung jawab seorang guru adalah untuk

membentuk anak didiknya menjadi pribadi yang cakap, berguna bagi agama, nusa

dan bangsa di masa yang akan datang (Djamarah, 2010: 36).

2. Peran Guru dalam Pendidikan

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan orang lain dan

membutuhkan orang lain dalam proses perkembangannya. Sebagai makhluk sosial,

manusia sejak lahir sampai mati selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Hal

ini menandakan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri, lemah dan memiliki

keterbatasan dalam usaha untuk mencapai tujuan hidupnya. Demikian juga halnya

dengan pendidikan, guru dan murid saling melengkapi. Tidak ada murid jika tanpa

guru demikian juga sebaliknya, keduanya saling melengkapi. “Ketika orang tua

mendaftarkan anaknya di sekolah, pada saat itu juga orang tua menaruh harapan

pada guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal” (Mulyasa, 2011:35).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

69

Dari sini bisa dipahami betapa besar peran guru dalam dunia pendidikan

untuk membimbing dan membantu perkembangan anak didik menjadi pribadi yang

berguna bagi bangsa dan agama. Dalam hal ini guru memiliki peran penting dalam

proses perkembangan anak didik. Untuk kepentingan tersebut, dengan

memperhatikan kajian Mulyasa (2011:37) dan Djamarah (2010:43). Kedua tokoh ini

menguraikan beberapa point tentang peran guru sebagai pendidik dan pengajar,

pembimbing, fasilitator, inspirator, motivator, model/teladan, korektor, evaluator.

Dari berbagai-macam peran guru yang sudah disebutkan ini saling melengkapi atau

saling adanya keterkaitan satu dengan yang lainnya.

a. Guru sebagai Pendidik sekaligus Pengajar

Mengajar merupakan proses berelasi dan berkomunikasi secara efektif dan

afektif antar guru dan murid (Riyanto,2015:139). Jelas bahwa dalam suatu lembaga

pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar dibutuhkan suatu relasi dan

komunikasi yang baik antar guru dan anak didik untuk mencapai suatu pembelajaran

yang efektif sesuai dengan ketetapan yang ada dalam dunia pendidikan. Sebagai

pendidik sekaligus pengajar, guru tidak hanya mengajarkan tentang teori-teori yang

dimiliki, tetapi sebagai pendidik, guru juga harus hadir sebagai contoh bagi anak

didiknya, sehingga dalam menjalani kehidupannya setiap hari, guru harus “memiliki

standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, kewibawaan,

mandiri dan disiplin” (Mulyasa, 2011:37). Berbicara tentang kewibawaan seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

70

guru merujuk pada nilai-nilai spiritualitas yang dimiliki oleh seorang guru dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan sesuai dengan situasi dan perkembangan yang

ada. Nilai-nilai spiritualitas yang dimiliki oleh seorang guru menjadi arah dan

penunjuk jalan bagi para guru dalam membimbing dan membantu anak didik untuk

bertumbuh dan berkembang.

Nilai berarti sesuatu yang penting dan berharga, dimana orang rela menderita,

mengorbankan yang lain, membela, dan bahkan rela mati demi nilai tersebut

(Darminta, 2006:24). Jelas bagi kita bahwa dalam memperjuangkan suatu nilai

membutuhkan pengorbanan, sama halnya dengan usaha untuk menanamkan suatu

nilai bagi anak didik, guru harus berkorban baik waktu, tenaga, pikiran bahkan

harus berkorban perasaan sehingga nilai-nilai kehidupan yang diterapkan bagi anak

didik sungguh menyentuh afeksi anak didik. Disinilah salah satu usaha untuk

membangun kewibawaan seorang guru. Artinya bahwa kewibawaan seorang guru

juga tampak dalam usaha untuk menghayati nila-nilai spiritual yang dimilikinya

dalam tindakan dan perbuatan setiap hari.

b. Guru sebagai Pembimbing

Peran guru sebagai pembimbing tidak kalah pentingnya dari semua peran

yang ada. Peran guru sebagai pembimbing ini penting karena kehadiran guru di

sekolah sebagai pembimbing untuk membimbing anak didik menjadi manusia

dewasa yang bersusila dan memiliki kecakapan dalam bertindak. Djamarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

71

(2010:46) mengatakan bahwa kehadiran guru sebagai pembimbing sangat

membantu anak didik karena tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan

dalam menghadapi perkembangan.

Guru ibarat seorang guide dalam suatu kunjungan yang berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran suatu

perjalanan. Istilah “perjalanan merupakan suatu proses belajar baik di kelas maupun

di luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan”(Mulyasa, 2011:41). Analogi dari

perjalanan merupakan suatu proses pengembangan dari seluruh aspek yang terlibat

dalam proses pembelajaran. Setiap perjalanan tentu memiliki maksud dan tujuan

tertentu. Perjalanan dilakukan dari waktu ke waktu yang menuntut adanya tujuan

tertentu. Selaku seorang pembimbing, guru harus merumuskan suatu tujuan yang

jelas dari sebuah topik pembelajaran. Selain merumuskan tujuan, guru juga

membimbing anak didik untuk bisa mencapai tujuan yang sudah dirumuskan

tersebut. Dengan adanya bimbingan dari guru, anak didik memiliki arah yang jelas

untuk mencapai tujuan tersebut. Dari kenyataan yang ada, guru sebagai

pembimbing harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugasnya dalam

mendampingi anak didiknya.

c. Guru sebagai Fasilitator

Selaku fasilitator, guru sedapat mungkin menyediakan fasilitas yang

memungkinkan anak didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan nyaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

72

Lingkungan sekolah yang asri, suasana kelas yang nyaman, metode pembelajaran

yang menyenangkan sangat membantu para anak didik dalam mengikuti

pembelajaran dengan baik.

d. Guru sebagai Inspirator

Sebagai inspirator, guru berusaha untuk selalu memberikan ilham yang baik

bagi perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Guru harus memberikan

petunjuk/ilham yang bisa menghantar anak didik pada suatu kesadaran tentang

pentingnya pendidikan dalam hidupnya. Kesadaran itu mendorong anak didik untuk

berusaha menggapai tujuan hidupnya. Petunjuk tidak selalu berupa teori-teori yang

dipelajari, tetapi juga petunjuk bisa berupa pengalaman hidup yang bisa dijadikan

sebagai cara/metode bagaimana harus belajar dengan baik. Menurut Djamarah

(2010:44) bahwa sebagai petunjuk, yang terpenting bukan teorinya tetapi bagaimana

melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik.

Kartono (2011:31-34) mengisahkan bagaimana menjadi seorang guru yang

inspiratif bagi para anak didiknya. Dalam tulisannya beliau mengatakan dengan

sangat jelas bahwa, yang penting bukan hanya berhenti pada teori tetapi sikap dan

tindakan guru akan selalu membekas di hati anak didiknya dan inilah yang akan

menjadi inspirasi bagi perjuangan anak didiknya. Sebagaimana yang dikisahkan oleh

Kartono bahwa seorang anak didik pada akhirnya dapat berkembang menjadi

seorang yang terkenal karena terinspirasi dari pengalaman dipuji oleh guru SDnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

73

yang memuji karangannya, ketika beranjak ke sekolah menengah, karangannya

menjadi contoh yang dipakai oleh guru Bahasa Indonesia dan ketika di perguruan

tinggi ia ditantang dan dikritik (kritik yang membangun) oleh dosennya. Semua

pengalaman itu menjadi inspirasi dan menghantarnya menjadi seorang penulis

hingga saat ini.

Hu Wen Chiang, seorang pakar pendidikan dari Taiwan, menyebutkan ada

empat tipe guru yakni: Pertama, guru yang hanya bisa memindahkan informasi dari

buku kepada anak didik di depan kelas. Kedua, guru yang bisa menjelaskan sebuah

masalah atau bahan ajar. Ketiga, guru yang bisa menunjukan materi ajar dengan

baik. Keempat, yang paling ideal yaitu guru yang bisa menjadi inspirasi bagi anak

didiknya untuk maju.

e. Guru sebagai Motivator

Sebagai seorang motivator, guru harus mendorong anak didik untuk lebih

giat dan aktif dalam belajar. Namun dalam usaha memberi motivasi bagi anak didik,

guru harus terlebih dahulu mengenal dan mendalami karakter dan motif yang

melatarbelakangi setiap anak didik sehingga motivasi yang diberikan sungguh

menyentuh afeksi dari setiap anak didik. “motivasi dapat efektif bila dilakukan

dengan memperhatikan kebutuhan anak didik (Djamarah, 2010:45). Peran guru

sebagai motivator dalam proses pendidikan sangat penting karena menyangkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

74

eksistensi panggilan sebagai pendidik yang membutuhkan kemahiran sosial dalam

usaha untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa saat ini.

f. Guru sebagai Model/Teladan

Dalam lembaga pendidikan, guru juga berperan sebagai model atau teladan

bagi anak didiknya. Guru merupakan teladan bagi para anak didiknya dan semua

orang yang hidup bersama dengannya. Hadir sebagai teladan bagi para anak didik

merupakan unsur hakiki dalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai teladan ini

tidak perlu dipahami sebagai suatu beban hidup karena tidak pantas menjadi teladan

tetapi dihayati sebagai sebuah panggilan hati untuk membantu memperkembangkan

anak didik dalam bertumbuh dan berkembang sehingga pengalaman ini sungguh

memperkaya guru dalam menjalankan tugas dan perutusannya sebagai seorang guru.

Sebagai pribadi yang menjadi teladan tentu segala sesuatu yang dilakukan

oleh seorang guru akan menjadi sorotan anak didik dan orang-orang yang hidup

disekitarnya. Sebagai pribadi, orang muda (anak didik) membutuhkan teladan dari

orang lain terutama mereka (guru) yang bergulat dalam dunia pendidikan sebagai

figur yang bisa dijadikan contoh. Berkaitan dengan itu, Mulyasa (2011:46)

menyajikan beberapa point pokok yang perlu diberi perhatian diantaranya:

Sikap dasar: postur psikologis yang tampak dalam masalah-masalah penting

terkait dengan keberhasilan dan kegagalan dalam proses pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

75

Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa yang jelas dan tepat dalam

membantu pendengar untuk berpikir.

Kebiasaan bekerja: gaya atau cara yang dimiliki oleh seseorang dalam

bekerja turut memberi warna bagi hidupnya.

Sikap yang perlu diperhatikan dalam setiap tindakan.

Pakaian: merupakan unsur yang sangat penting juga dalam hidup manusia.

Cara berpakaian dapat menunjukan siapa dirinya dihadapan orang lain.

Hubungan kemanusiaan: menyangkut sikap yang terwujud dalam hubungan

sosial dengan sesama.

Pola pikir yang dimiliki seorang guru dalam mengahdapi setiap masalah yang

ada.

Keputusan: bijaksana dalam mengambil setiap keputusan yang ada

Kesehatan juga perlu dijaga sehingga tidak mengganggu dalam proses

pembelajaran.

g. Guru sebagai Korektor

Guru juga berperan sebagai seorang korektor yang bisa membedakan nilai-

nilai yang baik dan yang tidak baik. kedua aspek ini harus sungguh dipahami dalam

kehidupan bermasyarakat. Guru berhak untuk mempertahankan nila-nilai positif

yang dimiliki oleh setiap anak didik dan berhak juga untuk menyingkirkan nila-nilai

yang tidak baik yang merasuki jiwa dan watak anak didiknya. Koreski yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

76

dilakukan oleh seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai seorang korektor,

tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas karena perkembangan diri

sebagai makhluk sosial, anak didik juga berinteraksi dengan masyarakat di luar kelas

sehingga banyak peluang bagi anak didik untuk mengekspresikan dirinya.

h. Guru sebagai Evaluator

Evaluasi dan penilaian merupakan aspek pembelajaran yang kompleks karena

melibatkan banyak hal. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian karena penilaian

merupakan proses untuk mengetahui dan menetapkan kualitas hasil belajar

seseorang dalam mencapai tujuan dari pembelajaran yang telah disepakati bersama.

Bertolak dari kompleksnya penilaian sehingga guru dituntut untuk memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang memadai.

Sebagai evaluator yang baik dan jujur, guru dituntut untuk memberikan

penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Aspek intrinsik lebih

menyangkut kepribadian seorang anak didik. Penilaian terhadap kepribadian anak

didik perlu diperhatikan karena anak didik yang pintar belum tentu sikap dan

kelakuannya baik sehingga dalam mengadakan evaluasi atau penilaian perlu

mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan secara menyeluruh dan utuh.

Djamarah (2010:48) mengatakan bahwa “sebagai evaluator, guru tidak hanya

menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran)”.

Dari sini jelas bahwa kedua aspek ini harus diperhatikan secara seimbang karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

77

melalui kedua aspek ini akan diperoleh umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan

interaksi edukatif yang dilakukan dalam setiap lembaga pendidikan yang ada.

Interaksi edukatif merupakan suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru

dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan (Djamarah,

2010:11).

B. Semangat Pelayanan Para Guru YEMS Dijiwai Oleh Spiritualitas

Fransiskan

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan figur yang memegang peranan

penting karena setiap anak didik membutuhkan tuntunan dan bimbingan dari seorang

guru untuk berkembang menuju pribadi yang utuh. Hal ini merupakan sesuatu yang

sudah menjadi anggapan umum dari masyarakat luas karena “lembaga pendidikan

formal adalah dunia kehidupan guru” (Djamarah, 2010:1). Sekolah merupakan

rumah kedua bagi para guru karena sebagian besar waktu guru berada di sekolah

selebihnya berada di rumah dan masyarakat. Dikatakan rumah kedua karena dari

sekian banyak waktu, sebagian besar waktunya dihabiskan di sekolah untuk

mendidik, mendampingi dan membimbing setiap anak didiknya dalam

mengembangkan diri menjadi pribadi yang berbakti kepada bangsa, negara dan

agama.

Dalam dunia pendidikan, guru merupakan cerminan pribadi yang mulia

(Djamarah, 2010: 3). Guru menjadi cerminan pribadi yang mulia bukan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

78

potensi atau prestasi yang dimiliki tetapi guru dikatakan sebagai pribadi yang mulia

karena seluruh gerak hidupnya yang mencerminkan sikap dan ketulusan hati dalam

tindakan dan perbuatannya setiap hari baik dalam lembaga pendidikan maupun di

tengah-tengah masyarakat. Cerminan pribadi yang mulia turut dipengaruhi oleh

pandangan dan pemahaman seseorang tentang profesinya sebagai seorang guru.

Djamarah (2010:3) mengatakan bahwa “figur guru yang menjadi cerminan

yang mulia adalah sosok guru yang dengan rela hati menyisihkan waktunya demi

kepentingan anak didiknya”. Djamarah, menegaskan bahwa sebagai cerminan yang

mulia, guru dengan suka rela hadir untuk membimbing, mendidik, menasihati,

membantu kesulitan yang sedang dihadapi dalam belajarnya dan bersedia untuk

mendengarkan keluh-kesah anak didiknya. Guru yang mulia selalu menjalin relasi

dan kerja sama yang baik dengan anak didiknya baik dalam interaksi edukatif di

kelas maupun di luar jam pelajaran di kelas bukan sebaliknya membangun jembatan

antara guru dan anak didiknya.

Mengemban profesi sebagai guru berdasarkan tuntutan pekerjaan merupakan

suatu perbuatan yang sangat mudah. Akan tetapi menjadi guru berdasarkan

panggilan hati nurani adalah sesuatu yang tidak mudah karena kepadanya dituntut

suatu pengabdian yang lebih kepada anak didiknya daripada karena tuntutan

pekerjaan atau material oriented (Djamarah, 2010:2). Seorang guru yang

melaksanakan tugas keguruannya berdasarkan panggilan hati nurani akan lebih

dekat dengan anak didiknya dan selalu berusaha memikirkan yang terbaik bagi anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

79

didiknya sekalipun harus berkorban. Yang paling utama dari pelayanan seorang guru

karena kesadaran bahwa profesinya sebagai guru merupakan suatu panggilan dari

hati nurani adalah memberikan hatinya kepada anak didiknya dan senantiasa

menghayati panggilan profesi keguruannya di zaman ini sebagai tugas melanjutkan

keguruan Tuhan Yesus Kristus sang Guru sejati (bdk. Sufiyanta, 2014: 93).

Jika panggilan sebagai seorang guru merupakan partisipasi dalam

melanjutkan tugas keguruan Yesus Kristus, jelas setiap guru dituntut untuk belajar

dari Yesus, bagaimana cara Yesus mengajar sehingga apa yang diajarkan oleh Yesus

sungguh menyentuh hati dan kebutuhan manusia. Sebagai perpanjangan tangan dari

Yesus untuk melaksanakan tugas pengajaran-Nya, para guru tidak sekedar mengajar

dan mendidik. Akan tetapi para guru harus juga melakukan apa yang dilakukan oleh

Yesus dimana Yesus tidak hanya mengajar dengan kata-kata belaka tetapi juga

menjadi teladan bagi para murid-Nya sebagaimana yang diceritakan dalam kitab suci

perjanjian baru secara khusus dalam injil. Yesus mengajar dengan kata-kata tetapi

juga melakukan apa yang diajarkan melalui tindakan-Nya sehingga apa yang

diajarkan dan dilakukan oleh Yesus sungguh-sungguh memikat hati para murid-Nya.

Ketidakhadiran seorang anak didik di dalam kelas, menjadi pergulatan bagi

gurunya yang memunculkan berbagaimacam pertanyaan tentang sang anak didik

“mengapa anak didiknya tidak hadir? Apa yang terjadi dengan anak didiknya?

Kesulitan apa yang dihadapinya? dan lain sebagainya. Hal ini merupakan gambaran

seorang guru yang bekerja berdasarkan panggilan hati nuraninya dalam mendidik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

80

dan membimbing setiap pribadi (para anak didik) untuk bertumbuh dan berkembang

sebagaimana yang telah diteladankan oleh Yesus sang Guru sejati. Kehadiran guru

di sekolah yang dipengaruhi oleh pandangan bahwa profesi sebagai seorang guru

merupakan panggilan hati, akan menebarkan warna yang berbeda yang menjadi

semangat bagi seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk

mendidik setiap pribadi yang dipercayakan kepadanya dalam sebuah lembaga

pendidikan.

Fidelis Waruhu dalam tulisannya mengatakan bahwa “mendidik dan

mengajar dengan hati hanya mungkin dilakukan oleh guru yang sudah ‘selesai’

dengan masalahnya sendiri”. Jelas bahwa guru mempunya masalah dan kesulitan

tersendiri, akan tetapi setiap masalah dan kesulitan itu bisa menjadi pembelajaran

bagi seorang guru dalam menjalankan tugas dan profesinya asal saja guru mau

berusaha untuk mengolah diri sehingga apa yang dialaminya menghantar pada suatu

pemberian diri yang total dalam mendidik dan membimbing anak didiknya menuju

perkembangan pribadi yang utuh.

Bertolak dari apa yang diuraikan di atas, para guru YEMS berusaha untuk

selalu melakukan tugas dan perutusannya sesuai dengan panggilan hati nurani

mereka dalam mendidik dan membimbing setiap anak didik yang datang sebagai

anugerah terindah dari Tuhan dalam semangat St. Fransiskus Asisi sebagai

pelindung dari lembaga pendidikan yang bernaung di bawah YEMS sekaligus

sebagai bapa spiritualitas para suster Kongregasi FSE yang mendirikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

81

mengelola YEMS ini. Melaksanakan tugas dan perutusan sesuai dengan panggilan

hati nurani dalam semangat St. Fransiskus dari Asisi berarti tidak hanya sekedar

nama atau aturan tetapi setiap guru dituntut untuk sungguh mendalami nilai-nilai

yang ada dalam spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi sehingga semangat St.

Fransiskus Asisi sungguh hidup dalam diri setiap guru dalam melaksanakan tugas

dan perutusannya setiap hari.

Dalam menjalankan tugas dan pelayanannya setiap hari sebagai seorang guru

yang dijiwai semangat Fransisikan, para guru harus tetap menyadari nilai-nilai

yang mendasari spiritualitas Fransiskan. Sebagaimana St. Fransiskus Asisi yang

menganggap setiap saudara sebagai anugerah dari Allah (Konst: art. 77, bdk. Was.

Art. 14), demikian juga para guru di YEMS harus memandang setiap anak didik yang

masuk dalam lembaga ini sebagai anugerah terindah yang harus diterima untuk

dibantu, dididik dan dibimbing menuju perkembangan diri yang utuh.

Sejalan dengan pandangan Djamarah yang mengatakan bahwa sebagai

seorang guru yang melaksanakan tugas dan perutusannya sesuai dengan panggilan

hati nurani akan selalu mengutamakan kepentingan anak didik bukan kepentingannya

sendiri. Para guru yang berkarya di YEMS yang disemangati dan dijiwai oleh

spiritualitas Fransiskan berusaha untuk senantiasa menghayati nilai-nilai spiritualitas

Fransiskan yang hadir untuk melayani dengan setulus hati, hal ini tampak dalam

prinsip hidup yang selalu ditekankan kepada para guru yaitu: “money is not the first

but service is the first”. Hadir untuk melayani sesama, itulah semangat hidup yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

82

dimiliki oleh St. Fransiskus dari Asisi sehingga setiap orang yang menghayati

spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi harus sungguh memahami dan menyadari apa

yang menjadi semangat hidup sang Santo sehingga dalam menjalankan tugas dan

perutusannya setiap hari dapat menampakkan nilai-nilai spiritualitas St. Fransiskus

dari Asisi sebagai pelindung sekolah yang ada di bawah naungan YEMS.

Bagi St. Fransiskus dari Asisi, persaudaraan merupakan inti dan tempat yang

tepat dari pendidikan. St. Fransisikus Asisi memberi inspirasi bahwa bentuk

komunitas yang paling tepat untuk mengembangkan hidup manusia adalah

persaudaraan. Dalam inspirasi St. Fransiskus dari Asisi, persaudaraan mengandung

makna universal. Persaudaraan universal artinya persaudaraan semesta yakni

persaudaraan yang bukan hanya antar manusia tetapi persaudaraan yang terjadi

antar semua makhluk ciptaan (bdk. Kidung Saudara Matahari; FAK: 324). Semua

ciptaan di dunia ini adalah saudara karena sama-sama ciptaan Tuhan. Masing-masing

makhluk termasuk manusia saling solider dan peduli merawat kelestarian hidup satu

sama lain sehingga semua dapat merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.

Belajar dari semangat St. Fransiskus Asisi tentang persaudaraan, menghantar

setiap pribadi (para pencinta Fransiskus) untuk menghayati komunitas persaudaraan

yang dibangun oleh Yesus sebagai sang Guru Illahi (Mat. 23: 11). Persaudaraan

yang dibangun oleh Yesus sebagai Guru dengan keduabelas rasul-Nya mengajarkan

kepada setiap Fransiskan bahwa dalam persaudaraan ini tidak ada yang disebut

sebagai atasan dan bawahan tetapi semuanya menjadi hamba karena berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

83

pokok yang satu dan sama. Kesamaan yang dimaksud tidak terletak pada kesamaan

hak dan kedudukan tetapi dalam kesamaan perhambaan dan pelayanan (Groenen,

2012:162). Saudara-saudari ini justru ingin saling melayani dan mentaati satu sama

lain yang didasari dalam kasih Kristus yang tersalib.

Melalui uraian di atas menegaskan kepada para guru yang berkarya di YEMS

bahwa sebagai seorang guru yang hadir dan berkarya sesuai dengan panggilan hati

nurani yang dijiwai oleh semangat St. Fransiskus dari Asisi dituntut untuk melihat

kehadiran seorang anak didik pertama-tama bukan sebagai objek yang tidak tahu

apa-apa tetapi sebagai suatu anugerah terindah dari Allah yang harus diterima

untuk dididik dan dibantu dalam perkembangan menuju masa depan yang cerah.

Dalam persaudaraan Fransiskan, semua menjadi sama rendah, sama tidak bernilai

dan tidak berharga (Groenen, 2012:162).

Menjadi saudara bagi yang lain berarti peduli dan mau melayani kebutuhan

saudara/saudarinya (anak didiknya). Dalam hal ini kepedulian yang dituntut dari

lembaga ini nampak dalam prinsip subsidiaritas dan solidaritas. Hal yang

mendasari prinsip ini adalah sikap saling percaya bahwa setiap saudara memiliki

talenta dan kemampuan masing-masing sehingga dari perbedaan yang ada, saling

melengkapi dan menyempurnakan satu dengan yang lainnya. Kemampuan atau

talenta yang dimiliki oleh saudara lain tidak akan berkembang apabila tidak diberi

kepercayaan dan kesempatan untuk dikembangkan dalam persaudaraan dalam hal ini

di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

84

Persaudaraan juga dimaknai sebagai kesatuan dan kebersamaan dengan

makhluk hidup yang saling berpengaruh sehingga kepunahan salah satu unsur berarti

akan berdampak bagi keseluruhannya. Di sini jelas bahwa apapun profesi dan status

kita, semuanya sama di mata Allah sehingga dalam pendidikan Fransisikan

ditekankan sikap kerendahan hati yang mendalam untuk melaksanakan tugas dan

perutusannya setiap hari. Maka jelas bagi seorang guru bahwa setiap anak didik

yang hadir di sekolah dalam lembaga pendidikan yang bernaung di YEMS

merupakan saudara sehingga apapun situasinya, bagaimanapun latar belakangnya

dan keadaannya harus diterima dengan keterbukaan hati untuk dibimbing dan

dibantu.

Selain persaudaraan, salah satu semangat Fransiskan yang menjiwai para

guru yakni semangat kedinaan. Kedinaan bukanlah suatu konsep yang statis

melainkan suatu sikap dinamis yang bersatu dalam cinta dan dalam kerendahan hati

yang mendalam untuk selalu siap-sedia dalam melayani sesama (Iriarte, 1995: 113).

Kerendahan hati yang suci bukanlah sikap perendahan dan sikap dina yang dibuat-

buat. Kerendahan hati berazaskan kebenaran, yang memampukannya untuk bisa

membedakan apa yang baik dan apa yang tidak baik.

Di sini jelas bahwa guru dalam pelayanannya berarti bersedia untuk memberi

kesempatan dan kepercayaan bagi setiap anak didiknya untuk mengerjakan tugasnya

sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh setiap anak didiknya. Bakat

dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak didik berbeda-beda ada yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

85

berbakat dalam bidang eksakta, ada yang berbakat dalam bidang bahasa dll sehingga

kehadiran anak didik bukan sebagai objek pendidikan tetapi subjek dari pendidikan

itu maka pendidikan perlu memperhatikan kemampuan dari masing-masing anak

didiknya (bdk. Suparno dkk, 2002: 28-29). Guru harus yakin dengan keberadaan

anak didiknya sebagai subjek yang memiliki talenta dan kemampuan yang kuat

sehingga guru hadir sebagai fasilitator untuk membantu setiap anak didiknya dalam

menyelesaikan tugasnya.

Sebagai seorang guru yang menghayati spiritualitas Fransiskan dalam

menjalankan tugas dan perutusannya sesuai dengan panggilan hati nuraninya untuk

melayani anak didiknya perlu memperhatikan sepuluh nilai pedagogi/prinsip

persekolahan Fransiskan (bdk. pedoman pendidikan Fransiskan) yang semestinya

senantiasa dijalankan yaitu:

1. Sacrum ( Kekudusan )

Kudus berarti menjadi milik Allah. Menjalankan pendidikan berbasis nilai

kekudusan berarti menyadari bahwa dalam segala kegiatan pendidikan semua harus

dilihat kaitannya dengan kehendak Tuhan. Misalnya pendidikan kita hendaknya

bertujuan sesuai dengan kehendak Tuhan yakni supaya hasil pendidikan dibaktikan

pada kesejahteraan semua orang bukan hanya untuk kepentingan dan kesenangan

pribadi (kekayaan sendiri, popularitas pribadi) karena kehendak Tuhan adalah agar

semua orang selamat. Salah satu cara menanamkan nilai kekudusan dalam kegiatan

pendidikan misalnya dengan mengawali, mengiringi dan mengakhiri kegiatan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

86

mengajar dengan doa bersama sehingga semua disadarkan bahwa saya belajar supaya

dapat semakin memuliakan Tuhan yakni dengan cara belajar serius supaya dapat

sungguh menguasai bahan pelajaran sehingga kelak dapat memanfaatkan kepandaian

yang diperolehnya untuk kesejahteraan banyak orang.

2. Bonum ( Kebaikan )

Kitab Kejadian menyadarkan kita bahwa semua diciptakan Allah dengan

sungguh amat baik. Yang membuat baik adalah karena semua diciptakan dalam

martabat yang luhur. Keluhuran ini terjadi karena dalam semua ciptaan terpatri

keilahian Allah penciptanya. Dalam diri manusia terpatri gambar dan rupa Allah,

dalam diri ciptaan lain yang hidup terpatri jejak Allah (Vestigia Dei) serta dalam

ciptaan tidak hidup yang lain terpatri bayangan Allah (Umbra Dei). Menjunjung

tinggi nilai kebaikan berarti menghargai martabat seluruh ciptaan baik martabatnya

sendiri, martabat sesama, dan martabat semua makhluk lain di bumi ini yang

terwujud dengan sikap adil kepada semua: memberikan semua sesuai dengan haknya.

Jangan sampai orang lain kita korbankan demi upaya kita dalam meraih hak kita atau

juga sebaliknya diri kita diabaikan dan dirugikan karena pemenuhan kebutuhan

orang lain. Maka pendidikan berbasis nilai kebaikan berarti seluruh upaya dan

kegiatan pendidikan harus sedapat mungkin semakin menghormati, mengokohkan,

dan mengembangkan martabat manusia dan ciptaan lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

87

3. Verum (Kebenaran)

Benar dalam Bahasa Yunani adalah ‘Aletheia’ yang berarti adanya

(realitanya) dikenal, dipahami. Maka berbicara soal kebenaran berarti berbicara

tentang kesesuaiannya dengan kenyataan yang ada. Belajar dalam hal ini berarti

usaha untuk memahami realitas yang ada seutuhnya dalam kejernihan dan kejujuran

sehingga anak didik tidak jatuh pada pesimisme atau juga optimisme yang

berlebihan namun bisa memahami semuanya secara proporsional. Oleh karena itu,

belajar dalam semangat kebenaran berarti sedapat mungkin mengajak seluruh civitas

pendidikan untuk tidak hanya memahami segalanya dalam teorinya yang muluk-

muluk tetapi dengan pedagogi eksperiensial (learning by doing) mengalami

kenyataan dalam segala kekayaan dimensi dan pemaknaannya. Fransiskus sendiri

adalah pribadi yang amat menjunjung tinggi pembelajaran eksperiensial seperti

terungkap dalam peristiwa Greccio1.

4. Iustum ( Keadilan )

Adil berarti memberikan hak untuk tumbuh dan berkembang sampai

mencapai kesempurnaan sehingga seiring dengan perkembangannya tersebut dapat

terlibat dalam kehidupan masyarakat melalui pelaksanaan kewajiban-kewajibannya

1 Dalam Buku Riwayat Hidup St.Fransiskus karangan Celano dikisahkan bahwa menjelang Natal

Fransiskus mengutarakan keinginannya untuk “dengan mata kepalaku sendiri melihat dan

merasakan bagaimana Yesus Kristus, Allah Putra yang luhur lahir di dunia dalam keadaannya yang

papa”. Keinginan tersebut menyiratkan penghargaan Fransiskus akan pengalaman pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

88

secara tulus dan penuh kesediaan berdasarkan kesadaran pribadi bukan karena

paksaan. Maka pendidikan berbasis nilai keadilan harus benar-benar memberi ruang

tumbuh bagi semua yang terlibat di dalam pendidikan itu sehingga masing-masing

juga dapat melaksanakan kewajibannya dengan setia dan bakti.

5. Honestum ( Kejujuran )

Kejujuran selain berarti kesesuaian dengan kenyataan dan realita tanpa

dimanipulasi demi kepentingan dan keuntungan sendiri atau orang/golongan tertentu

juga bermakna tulus atau lurus hati yakni sikap kita terhadap orang lain di mana kita

selalu mengharapkan dan mengupayakan agar sesama kita senantiasa dalam

keadaan yang baik dan sejahtera. Pendidikan berbasis kejujuran mengajak kita

untuk membangun dalam diri semua yang terlibat dalam karya pendidikan untuk

mempunyai respek pada orang lain dan berusaha untuk membuat orang lain selamat

dan sejahtera tentu tanpa melupakan kebutuhan pribadi sehingga tertutup

kemungkinan untuk memanipulasi informasi demi keuntungan pribadi.

6. Humanum ( Kemanusiaan )

Tujuan pendidikan menurut Driyarkara adalah memanusiakan manusia

artinya membuat manusia menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang punya

jiwa, raga, keinginan dan harapan sehingga dapat memperlakukan yang lain juga

sebagai manusia dengan mengakui dan menghargainya sebagai manusia yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

89

makhluk yang sama dengan dirinya mempunyai keinginan, harapan, pendapat dan

sebagainya.

7. Pulchrum ( Keindahan )

Seni mengasah dan memperlembut jiwa. Seni membuka ruang ekspresi anak.

Oleh karena itu perkembangan batin anak amat membutuhkan seni. Melalui

pendidikan dan ekspresi seni manusia diasah kepekaannya akan keindahan,

keharmonisan, keselarasan yang dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan kita

untuk juga peka dan peduli akan keindahan dan keluhuran Tuhan dalam setiap

ciptaan-Nya. Seni memungkinkan orang untuk merasakan damai dalam hidupnya.

8. Unum ( Kesatuan, Keutuhan )

“Ut Omnes Unum Sint” adalah ungkapan dari Alkitab dalam bahasa Latin.

Kalimat yang sama dalam Alkitab bahasa Indonesia disebut :” Supaya mereka

menjadi satu”. Kalimat ini diangkat dari Injil Yohanes 17 : 21. Unum (persatuan,

kesatuan) adalah kata yang sering digunakan dalam Alkitab. Pemikiran yang

melatar-belakangi istilah ini adalah: adanya kesatuan umat Allah yang dalam

Kitab Suci Perjanjian Lama berasal dari satu Bapa. Persekutuan ini digambarkan

oleh pemazmur sebagai persekutuan yang diwarnai dengan kehidupan bersama

yang rukun dan damai (Mzm13:7).

Dalam Perjanjian Baru kesatuan itu lebih dimengerti sebagai keadaan akibat

dirobohkannya dinding pemisah antara orang Yahudi dengan orang kafir;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

90

antara orang Yunani dengan orang bukan Yunani; antara tuan dan hamba; antara

laki-laki dan perempuan. Semua menjadi satu di dalam Yesus Kristus (Ef. 2:12,

Gal. 3:26-29). Yesus Kristus adalah satu-satunya dasar dari kesatuan umat-Nya

yang beragama. Orang percaya adalah saudara-saudara dari Yesus Kristus. Dan

saudara satu terhadap yang lain dalam satu keluarga Allah. Mereka mempunyai satu

Allah dan Bapa dari semua (Gal. 4:6). Mereka dituntun oleh Roh yang satu

menjadi tempat kediaman Allah di dalam Roh (Gal. 2:22).

Injil Yohanes menyaksikan betapa dalamnya keinginan Yesus agar murid-

murid-Nya menjadi satu. Keinginan Yesus ini disampaikan melalui doa

permohonan-Nya kepada Bapa. Isi doa Yesus sangat penting, sebab menyangkut

eksistensi para murid di tengah dunia, termasuk eksistensi orang percaya. ”Supaya

semua menjadi satu” adalah doa Yesus yang tetap aktual hingga kini. Dengan

menjadi ”satu”, maka dunia percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Kita

dipanggil untuk ”menjadi satu” sama seperti Bapa dan Anak adalah satu. Hendaklah

persatuan dan kesatuan ini senantiasa diwujudkan dalam pelayanan kita di tengah-

tengah Gereja dan masyarakat.

9. Clarum (Cemerlang, Cahaya, Kecerdasan )

Pedagogi fransiskan berusaha mengarahkan dan mengembangkan

kepribadian anak didik holistik dan bermutu dalam aspek kemanusiaan, iman, moral

dan sosial. Dalam proses pendidikan itulah anak didik semakin memperoleh

wawasan dan khasanah pengetahuan yang luas dan memadai serta kritis (bijaksana)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

91

demi mencerdaskan dirinya dan sesama. Di sisi lain pedagogi fransiskan ini turut

mendukung visi dan misi negara RI seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD

1945 alinea ke-4:

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,...”

Nilai pedagogi Fransiskan yang integral inilah yang menjadi cahaya (terang)

baru dalam membangun dan mencerdaskan kehidupan Gereja, bangsa, dan dunia

yang bersatu dan damai.

10. Pacem : ( Damai )

Profil lulusan yang dicita-citakan oleh pendidikan YEMS adalah pribadi-

pribadi yang setelah mengalami pendidikan di lembaga pendidikan yang bernaung di

YEMS ini berkembang ke arah gambaran manusia ideal yakni manusia yang

didukung oleh kematangan/kedewasaan iman dan pribadinya serta perkembangan

seluruh talentanya secara optimal, utuh dan seimbang dan tergerak hatinya oleh Roh

Kudus dalam kasih untuk solider dengan sesamanya teristimewa yang miskin dan

tersingkir, melibatkan diri secara proaktif dan setia sebagai wujud baktinya kepada

Allah dalam upaya dan perjuangan untuk mewujudkan masyarakat yang damai dan

sejahtera yang semakin layak dihuni oleh siapapun manusia apapun agama, suku,

adat dan kepercayaannya demi tercipta kehidupan yang semakin harmonis dan saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

92

membahagiakan satu sama lain. Pedagogi fransiskan menghantar anak didik untuk

menginternalisasikan nilai kedamaian kepada semua orang. Fransiskus Asisi telah

memberi inspirasi kepada para pengikutnya yaitu selalu membawa damai (shalom)

kepada semua orang bahkan seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Pax et Bonum (Damai

dan Kebaikan).

C. Penerapan Paradigma Pedagogi Fransiskan Bagi Para Guru Dalam

Menghayati Spiritualitas Fransiskan

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab II tentang paradigma pedagogi

Fransiskan, pada bagian III dari bab ini akan lebih mendalami tentang penerapan

paradigma pedagogi Fransiskan bagi para guru di sekolah yang berada di YEMS.

Dalam paradigma pedagogi Fransiskan terdapat aspek-aspek yang menjadi ciri

pedagogi Fransiskan. Penerapan paradigma pedagogi Fransiskan bagi para guru di

YEMS merupakan salah satu sarana dalam menghayati semangat/spiritualitas St.

Fransiskus dari Asisi sebagai pelindung sekolah sehingga kehadiran para guru di

sekolah sungguh mencerminkan spiritualitas Fransiskan.

Penerapan paradigma pedagogi Fransiskan dalam lembaga pendidikan

Fransiskan menekankan aspek dasariah yaitu membina relasi dan keharmonisan

dengan sesama, Allah dan dengan alam. Sebagaimana yang sudah diuraikan pada bab

sebelumnya bahwa pedagogi Fransiskan bertolak dari sikap dasar dan spiritualitas St.

Fransiskus dari Asisi sehingga relasi yang dibangun berdasarkan relasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

93

diwariskan oleh St. Fransiskus dari Asisi sendiri yaitu relasi yang mengandung

aspek persaudaraan dan kedinaan. Persaudaraan yang dibangun oleh Fransiskus Asisi

bersifat universal atau yang sering dikenal dengan nama persaudaraan universal atau

persaudaraan semesta.

Persaudaraan universal atau persaudaraan semesta menekankan

persaudaraan yang tidak hanya dengan sesama manusia tetapi juga bersaudara

dengan alam dan segala isinya karena sama-sama berasal dari pencipta yang satu dan

sama (Allah sendiri) sehingga ada saudara Matahari, saudari Bulan, saudara semut,

saudara api bahkan mautpun disapa dengan saudari (bdk. Gita sang Surya). Bertolak

dari semangat Fransiskus Asisi dalam membangun persaudaraan, paradigma

pedagogi Fransiskan memunculkan model pendidikan yang dikenal dengan

pendidikan ekologi dan ekopedagogi. Sebagaimana yang diketahui bahwa

pendidikan yang ekologis merupakan suatu pendidikan yang membantu para anak

didik mempelajari tentang interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan

yang lainnya. Sedangkan ekopedagogi merupakan suatu pendidikan yang berjuang

untuk membangun komunitas persaudaraan semesta (bdk. GSS edidi Mei-Jun 2015).

Ekopedagogi berusaha untuk merekonstruksi kembali kesadaran hati nurani

manusia terutama anak didik untuk lebih menghargai, memelihara dan merawat

martabat semua makhluk sebagai sesama warga bumi. Selain ekopedagogi,

paradigma pedogogi fransiskan juga mengusahakan model pendidikan ekologi.

Artinya melalui pendidikan ekologi, anak didik dibantu oleh para pendidik/guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

94

untuk bertanggungjawab dalam melestarikan dan memelihara alam sebagai wujud

persaudaraan semesta yang dibangun oleh st. Fransiskus dari Asisi sendiri sebagai

tokoh dan pelindung ekologi.

YEMS sebagai salah satu karya dari Kongregasi FSE yang mewarisi

spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi. Sebagai salah satu karya dari para suster

Kongregasi FSE yang bergerak dalam bidang pendidikan yang hadir untuk

membantu, membimbing dan mendidik setiap pribadi menuju perkembangan yang

utuh dalam mencintai alam, YEMS menerapkan nilai-nilai yang menjadi kekhasan

dari paradigma pedagogi Fransiskan yang diwarisi dari spiritualitas St. Fransiskus

Asisi yang tertuang dalam visi-misi YEMS. Secara umum bisa dilihat visi-misi dan

tujuan dari sekolah yang dikelolah oleh YEMS yaitu mengusahakan sekolah yang

menjadi wadah dan persaudaraan yang pax et Bonum (kekhasan salam Fransiskus

dari Asisi).

Pax et Bonum berarti : damai dan kebaikan. Bertolak dari inspirasi Biblis,

damai atau damai sejahtera adalah keselamatan yang sebenarnya merupakan tujuan

hakiki manusia. Fransiskus Asisi dalam hidupnya setiap hari menggunakan salam

pax et bonum yang artinya damai dan kebaikan sebagai salam untuk menyapa semua

orang yang dijumpainya manusia, alam dan juga tumbuh-tumbuhan sebagai

saudara karena Fransiskus merasa bahwa yang paling penting dimiliki oleh semua

makhluk bukanlah harta, kedudukan atau pangkat tetapi memiliki hati yang damai

dan kebaikan Allah yang tinggal merajai diri setiap pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

95

Santo Fransiskus Asisi memberi inspirasi bahwa bentuk komunitas yang

paling tepat untuk mengembangkan hidup manusia adalah persaudaraan. Hal ini

dilandasi oleh unsur pedagogi fransiskan yang meyakini bahwa manusia

berkembang di dalam dan melalui relasi multidimensi. Persaudaraan yang dibangun

adalah persaudaran yang bernilai egaliter dan demokratif. Persaudaraan dikatakan

bernilai egaliter karena bagi Fransiskus Asisi semua orang memiliki kesamaan

sebagai saudara sehingga semua memiliki kedudukan yang setara (egaliter).

Persaudaraan dikatakan bernilai demokratis karena dengan menyadari bahwa

semuanya adalah saudara maka semua memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Persaudaraan juga dimaknai sebagai kesatuan dan kebersamaan dengan semua

makhluk hidup yang saling berpengaruh sehingga kepunahan salah satu unsur berarti

akan berdampak bagi keseluruhan. Dalam inspirasi Fransiskus persaudaraan yang

bermakna universal disebut sebagai persaudaraan semesta yakni bukan hanya antar

manusia melainkan antar semua makhluk ciptaan. Semua ciptaan di dunia ini adalah

saudara karena sama-sama ciptaan Tuhan. Masing-masing makhluk termasuk

manusia saling solider dan peduli merawat kelestarian hidup satu sama lain sehingga

semua boleh merasakan kebahagian dan kesejahteraan bersama.

Dari Visi-Misi dan tujuan yang dicapai oleh YEMS hendak membentuk dan

mendidik setiap saudara menjadi pribadi yang cerdas dalam menyikapi

perkembangan zaman yang ada dan terampil dalam memanfaatkan sumber daya

yang disediakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sebagaimana yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

96

tertuang dalam visi YEMS bahwa dengan kehadiran YEMS berusaha untuk

membangun masyarakat cerdas, terampil, disiplin, sehat, bermoral, dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan spiritualitas Kongregasi FSE. Melalui

apa yang tertuang dalam visi ini bisa dilihat bahwa YEMS tidak hanya mendidik

setiap pribadi menjadi manusia yang cerdas tetapi juga manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan. Di sini jelas bahwa sekolah-sekolah YEMS tidak hanya berjuang

untuk mengasah segi kognitif dari anak didiknya tetapi juga berusaha untuk

menyeimbangkan antara segi kognitif dan hati nurani anak didik sehingga bertumbuh

menjadi pribadi yang taqwa kepada Tuhan. Dalam rangka untuk mewujudkan visi-

misi dan tujuan dari YEMS, setiap guru diharapkan mampu merealisasikan apa yang

tertuang dalam visi-misi dan tujuan dari yayasan yang telah dijabarkan dalam visi

dan misi setiap unit sekolah yang ada dibawah naungan YEMS. Bertolak dari apa

yang menjadi harapan dari YEMS bagi para guru dalam menerapkan paradigma

pedagogi Fransiskan, setiap guru diharapkan dapat menerapkan pedagogi Fransiskan

dalam setiap pembelajaran di kelas sehingga anak didik dibantu untuk lebih

bersahabat dan bersaudara dengan alam.

Melalui wawancara penulis dengan beberapa guru yang berkarya di sekolah-

sekolah YEMS termasuk kepala sekolah SMA St. Fransiskus Asisi Samarinda

diketahui bahwa dalam melaksanakan tugas dan perutusan setiap hari di sekolah, ada

beberapa guru yang sudah berusaha untuk menerapkan unsur persaudaraan dan

kesederhanaan di sekolah, di SMA bahkan menjadi program tahunan yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

97

dilaksanakan tahun ajaran 2017/2018 bekerjasama dengan pemerintah daerah

setempat. Akan tetapi dari hasil wawancara tersebut, hampir semua guru mengatakan

bahwa secara praksis, mereka sudah mulai menerapkannya walaupun masih dalam

bentuk aturan sekolah, akan tetapi arti dan makna paradigma pedagogi Fransiskan

itu sendiri mereka belum tahu bahkan belum pernah mendengarnya. Secara praksis

yang sudah mereka lakukan seperti untuk mewujudkan persaudaraan semesta dan

untuk menghayati kedinaan/kesederhanaan yang diwariskan oleh St. Fransiskus

Asisi, sekolah membuat aturan untuk tidak membawa mobil ke sekolah (karena

hampir semua anak didik ekonomi menengah ke atas), tidak memakai perhiasan

seperti gelang dan anting, tidak merayakan ulang tahun di sekolah. Aturan ini dibuat

karena bertolak dari persaudaraan yang dibangun oleh St. Fransiskus Asisi bahwa

semua saudara sama dihadapan Tuhan dan sesama sehingga dengan menghayati

kedinaan/kesederhanaan maka tidak ada yang lebih kaya dan tidak ada yang miskin,

semua sama dan menjadi saudara satu dengan yang lainnya.

Maka, melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan beberapa

guru yang ada di sekolah-sekolah YEMS dapat dikatakan bahwa para guru yang

berkarya di sekolah yang dikelolah oleh YEMS belum memahami dan menerapkan

secara utuh di sekolah St. Fransiskus Asisi Samarinda-Kalimantan Timur model

pembelajaran dengan menggunakan paradigma pedagogi Fransiskan walaupun secara

praksis sudah ada sebagian yang dilaksanakan melalui aturan-aturan yang diterapkan

di sekolah YEMS. Akan tetapi dari hasil wawancara, secara utuh para guru belum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

98

mengerti apa yang dimaksudkan dengan paradigma pedagogi Fransiskan dan

bagaimana menerapkannya di dalam sekolah terutama dalam tindakan di dikelas

melalui interaksi edukatif walaupun secara praksis sudah ada sekolah yang

menerapkannya masih sebagai aturan sekolah.

D. Rangkuman

Pendidikan sebagai wadah untuk melahirkan tunas-tunas bangsa yang cerdas

dan terampil menuju perkembangan pribadi yang utuh. Dalam melahirkan tunas-

tunas bangsa itu membutuhkan seorang figur yang kita kenal dengan nama Guru.

Guru memiliki peran dan tanggungjawab yang besar dalam dunia pendidikan tetapi

guru juga tidak bisa dipisahkan dari anak didik. Guru dan anak didik menjadi partner

yang saling melengkapi.

Dalam menjalankan tugas dan profesi sebagai seorang guru yang disemengati

oleh kesadaran dari panggilan hati nurani untuk mendidik dan membantu setiap guru

untuk lebih mencintai panggilannya sebagai seorang guru. Hal ini tampak dalam

usaha setiap guru dalam pengabdiannya untuk mendidik dan membantu setiap anak

didik bertumbuh menjadi pribadi yang utuh. Para guru yang berkarya di YEMS

senantiasa disemangati dan dijiwai oleh semangat St. Fransiskus dari Asisi dalam

mendidik dan membantu setiap anak didik dalam bertumbuh menjadi pribadi yang

utuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

99

Semangat pelayanan guru yang dijiwai oleh semangat St. Fransiskus dari

Asisi menuntut setiap guru untuk memandang setiap anak didik sebagai anugerah

Tuhan yang terindah yang harus diterima untuk didik, dibantu dan dibimbing menuju

pribadi yang cerdas dan terampil dalam membina relasi yang baik dengan sesama,

alam dan dengan Allah sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

100

BAB IV

USULAN PROGRAM PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI

FRANSISKAN BAGI PARA GURU DI YAYASAN ELIFA MITRA SETIA

DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN DALAM

TUGAS PERUTUSANNYA

Pada bab IV ini penulis mengusulkan suatu program yang kiranya dapat

memberikan suatu pemahaman tentang apa itu paradigma pedagogi Fransiskan dan

bagaimana penerapannya bagi para guru dalam menghayati spiritualitas

Fransiskan. Pada bagian ini akan diuraikan tentang latar belakang penyusunan

program, tujuan dari program yang akan dilaksanakan dan penjelasan tentang materi

serta petunjuk pelaksanaan program yang dibuat.

A. Latar Belakang Penyusunan Program

Yayasan Elifa Mitra Setia (YEMS) merupakan salah satu karya dari

Kongregasi Fransiskanes St. Elisabeth Medan (FSE) yang secara khusus melayani

dalam bidang pendidikan. Sebagai yayasan yang mewarisi semangat St. Fransiskus

dari Asisi, setiap orang yang berkarya di YEMS dapat menghayati dan

menjadikan spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi sebagai semangat hidupnya dalam

melayani setiap saudara (anak didik) yang dianugerahkan Tuhan dalam lembaga ini

sebagaimana yang selalu ditekankan oleh St. Fransiskus dari Asisi bahwa setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

101

saudara adalah anugerah dari Tuhan yang harus diterima untuk dibantu, dibimbing

dan dididik menuju pribadi yang utuh.

Namun seringkali para pendidik merasa lebih tahu dari para anak didik

sehingga tidak jarang seorang pendidik memperlakukan anak didik sebagai objek

yang tidak tahu apa-apa. Pandangan seperti ini yang terkadang membuat guru

merasa lelah karena harus mempersiapkan berbagai metode pembelajaran yang

menarik untuk menyampaikan materi kepada anak didiknya. Sebaliknya ketika

seorang guru menyadari bahwa sebagai seorang pendidik/guru hadir untuk

membantu dan berperan sebagai fasilitator bagi anak didiknya karena setiap anak

didik merupakan subjek dalam pembelajaran, dengan demikian para guru akan lebih

bersemangat dalam menjalankan tugas dan pelayanan mereka dalam mendidik dan

membimbing setiap anak didik (saudara) yang dihadiahkan Tuhan dengan penuh

suka cita. Dalam usaha untuk sampai pada tahap ini, setiap guru YEMS harus

memahami nilai-nilai yang ada di dalam paradigma pedagogi Fransiskan dalam

menghayati spiritualitas Fransiskan sehingga dengan memahami dan menghayati

nilai-nilai tersebut, kehadiran setiap guru sungguh menjadi berkat bagi setiap anak

didik yang ada di lembaga pendidikan ini.

Berdasarkan pemikiran dalam bab-bab sebelumnya dan menanggapi masalah

yang dihadapi oleh para guru YEMS terkait dengan pemahaman dan wawasan para

guru tentang paradigma pedagogi Fransiskan dan penerapannya bagi anak didik di

sekolah dalam menghayati spiritualitas Fransiskan, penulis menawarkan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

102

program yang dikemas dalam bentuk Workshop. Hal ini menjadi langkah awal bagi

para guru dalam usaha untuk menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan dalam

menghayati spiritualitas Fransiskan.

Setelah para guru memahami paradigma pedagogi Fransiskan, diharapkan

setiap guru dapat menerapkannya bagi para anak didiknya melalui proses

pembelajaran baik dalam interaksi edukatif di kelas maupun dalam interaksi di luar

kelas melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk membangun semangat persaudaraan

dan membina sikap kedinaan bagi anak didik sehingga mereka semakin bertumbuh

dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.

B. Tujuan Program

Adapun kegiatan yang telah dilakukan selama ini bagi para guru dalam

meningkatkan wawasan dan penghayatan spiritualitas Fransiskan antara lain

seminar, rekoleksi dan retret tahunan. Penulis memilih workshop karena melalui

kegiatan workshop ini para guru bisa memperoleh banyak informasi tentang

paradigma pedagogi Fransiskan dan semakin memperluas wawasan mereka tentang

bagaimana menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan di sekolah dalam rangka

menghayati spiritualitas Fransiskan melalaui paparan teori tentang paradigma

pedagogi Fransiskan dan nilai-nilai yang ada dalam paradigma pedagogi

Fransiskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

103

Harapannya melalui workshop ini para guru yang berkarya di YEMS semakin

memahami apa itu paradigma pedagogi Fransiskan dan nilai yang harus

dipertahankan dalam pedagogi Fransiskan ini sehingga melalui pemahaman itu para

guru dapat menerapkannya di sekolah bagi para anak didik baik melalui kegiatan

interaksi edukatif di kelas maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di

sekolah ini sehingga setiap anak didik semakin mampu untuk sedikit demi sedikit

menghidupi spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi sebagai pelindung sekolah ini

terutama dalam hidup bersaudara (persaudaraan semesta) dan memelihara

kesederhanaan dalam kehidupan mereka setiap hari.

Materi tentang paradigma pedagogi Fransiskan ini disampaikan kepada para

guru karena mengingat peran guru dalam dunia pendidikan. Guru menjadi tonggak

dalam dunia pendidikan, sehingga guru harus sungguh-sungguh memahami apa

yang akan disampaikan kepada anak didiknya. Selain pemahaman, guru juga

dituntut untuk mampu memberi teladan bagi para anak didiknya melalui tindakan

dan aksi konkrit agar apa yang diajarkan sejalan dengan apa yang dilakukannya.

Sebelum disampaikan kepada anak didik, guru harus terlebih dahulu mengetahui

hal-hal yang terkait dengan paradigma pedagogi Fransiskan dan nilai-nilai yang

diperjuangkan dalam paradigma pedagogi Fransiskan. Dalam hal ini bukan

menunjuk kepada anak didik sebagai objek tetapi mau mengatakan bahwa kehadiran

guru sebagai pendidik harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih

sehingga dapat membimbing, membantu dan mendidik setiap anak didik (saudara)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

104

yang dianugerahkan Tuhan kepadanya melalui lembaga pendidikan yang menjadi

tempat perutusan bagi seorang guru.

C. Penerapan Pedagogi Fransiskan Di Sekolah

Sebagaimana yang sudah diuraikan dalam bab-bab terdahulu bahwa

pendidikan Fransiskan/pedagogi Fransiskan mengajak dan membimbing anak didik

untuk membangun relasi yang baik dan benar dengan Tuhan, sesama dan alam

semesta. Untuk dapat membangun relasi yang baik dengan Tuhan, sesama dan alam

semesta sebagai saudara, paradigma pedagogi Fransiskan menyajikan suatu model

pendidikan (ekologis dan ekopedagogi) yang membantu setiap pribadi dalam

memandang dunia tidak hanya sekedar tempat alamiah eksistensi manusia tetapi

juga sebuah ungkapan cinta, kebijaksanaan, keagungan dan keindahan Allah. Jika

dunia ini merupakan ungkapan cinta dan keagungan terindah dari Allah, artinya

setiap makhluk terutama manusia yang diciptakan dengan akal budi yang mulia

dituntut suatu tanggung jawab untuk memelihara dan merawat dunia ini dengan

baik (bdk Kej.1:26-29).

Sebagai ungkapan atau tanggapan atas cinta dan keagungan Allah ini, para

pendidik Fransiskan terutama para guru YEMS dituntut untuk mampu menerapkan

nilai-nilai pedagogi Fransiskan yang menjadi prinsip dalam persekolahan

Fransiskan dalam membantu setiap anak didik untuk menjalin relasi dan kesatuan

dengan Tuhan, sesama dan alam. Model pendidikan yang (harus) diterapkan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

105

pendidikan Fransiskan yaitu pendidikan yang menghantar orang untuk mampu

membina relasi yang baik dengan sesama, alam dan dengan Allah sendiri.

Penerapan paradigma pedagogi Fransiskan sangat relevan dan dapat

diterapkan dalam setiap mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Hal ini sangat

membantu dan mempermudah para guru untuk menerapkan paradigma pedagogi

Fransiskan baik dalam interaksi edukatif di kelas maupun melalui kegiatan

ekstrakurikuler. Contoh penerapan paradigma pedagogi Fransiskan dalam interaksi

edukatif di kelas melalui pelajaran Biologi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa

dalam pelajaran Biologi, anak didik diajarkan tentang alam, tumbuh-tumbuhan,

tanah dan lain-lain. Dalam mata pelajaran humaniora misalnya pelajaran sosiologi,

anak didik diajarkan tentang bagaimana hidup bersosial dengan orang lain. Dalam

mata pelajaran Agama, anak didik diajarkan tentang relasi Vertikal (dengan Allah)

dan relasi Horisontal (dengan sesama dan alam semesta). Hal ini sesuai dengan

semangat santo Fransiskus Asisi yang mengganggap setiap orang adalah saudara.

Penerapan paradigma pedagogi Fransiskan dalam kegiatan ekstrakurikuler

misalnya mengadakan kegiatan gerakan penghijauan sebagai wujud rasa cinta

kepada alam dan lingkungan sekitar, gerakan hidup sederhana yang didorong oleh

sikap saling berbagi dan peduli sesama sebagai saudara yang dihadiahkan Tuhan,

membangun budaya hidup sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan dll.

Oleh karena itu, melalui program workshop ini, guru dibekali dengan

pengetahuan dan pemahaman tentang penerapan paradigma pedagogi Fransiskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

106

sehingga dalam menjalankan tugas dan perutusannya setiap hari mampu menerapkan

juga bagi para anak didik yang dilayaninya setiap hari sehingga terbangun suatu

persaudaraan yang universal sebagaimana yang tertuang dalam spiritualitas dari

santo Fransiskus Asisi yang peduli dengan sesama, alam dan membangun suatu

persaudaraan yang bersifat universal.

D. Kegiatan dan petunjuk pelaksanaan program

Dalam usaha untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan para guru

tentang paradigma pedagogi Fransiskan, materi yang disajikan bagi para guru dalam

kegiatan ini terkait dengan paradigma pedagogi Fransiskan: spiritualitas Fransiskan,

apa itu pedagogi Fransiskan, aspek hakiki pedagogi Fransiskan, nilai pedagogi

Fransiskan atau prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pendidikan

Fransiskan sebagai usaha untuk mewujudkan semangat/spiritualitas yang

diperjuangkan oleh St. Fransiskus dari Asisi.

Kegiatan ini dikemas dalam bentuk workshop yang akan dilaksanakan

dalam tiga sesi. Sesi pertama ini untuk memaparkan penjelasan tentang

spiritualitas Fransiskan, apa itu paradigma pedagogi Fransiskan dan aspek hakiki

dalam paradigma pedagogi Fransiskan. Sesi kedua membahas tentang sepuluh nilai

pedagogi yang harus diperhatikan dalam pendidikan Fransiskan. pada sesi kedua ini

diakhiri dengan Tanya-jawab tentang materi yang sudah dipaparkan. sesi ketiga

sharing pengalaman guru tentang penghayatan spiritualitas Fransiskan terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

107

dengan paradigma pedagogi Fransiskan, dan selanjutnya mendiskusikan aksi atau

tindakan konkrit yang akan diterapkan di sekolah baik dalam interaksi edukatif di

kelas maupun dalam interaksi di luar kelas berdasarkan nilai-nilai pedagogi

Fransiskan dalam penghayatan spiritualitas Fransiskan.

E. Materi Workshop

Dalam kegiatan workshop ini, materi yang akan disajikan kepada para guru

YEMS terkait dengan pemahaman mengenai: spiritualitas Fransiskan, apa itu

paradigma pedagogi Fransiskan, aspek-aspek yang ada dalam paradigma pedagogi

Fransiskan dan nilai pedagogi atau sepuluh prinsip persekolahan dalam pendidikan

Fransiskan.

F. Matrix Workshop

Program workshop dikemas dalam tiga sesi yang akan dilaksanakan di

sekolah Fransiskus Asisi-Samarinda Kalimantan Timur sesuai dengan jadwal yang

telah direncanakan sebagaimana yang tertuang pada Matrix Workshop di Tabel ini

(lih. Tabel yang ada di bawah ini):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

108

MATRIKS PROGRAM PENDAMPINGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN PARA GURU YEMS

DALAM MENGHAYATI SPIRITUALITAS FRANSISKAN

Tema Umum : Mengenal paradigma pedagogi Fransiskan melalui sepuluh nilai atau prinsip persekolahan

Fransiskan

Tujuan Umum : Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan para Guru yang berkarya di

YEMS tentang paradigma pedagogi fransiskan sehingga para guru dapat menerapkannya di sekolah

sesuai dengan semangat/spiritualitas Fransiskan.

Waktu

pelaksanaan

:

17 Juni 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

109

No WAKTU JUDUL

PERTEMUAN

TUJUAN

PERTEMUAN

URAIAN

MATERI

METODE SARANA

SUMBER

BAHAN

1 07.30-08.00 Pembukaan dan

pengantar singkat

tentang latar

belakang dan tujuan

dari workshop ini

Agar peserta (para

guru) mengetahui

rangkaian kegiatan

yang akan mereka

ikuti

Latarbelakang

kegiatan

Tujuan

kegiatan ini

Informasi

Tanya

jawab

Laptop

LCD

Speaker

2 08.00-09.30 Sesi I : tentang

spiritualitas

Fransiskan,

paradigma pedagogi

Fransiskan dan

Agar para guru

semakin memahami

spiritualitas

Fransiskan sebagai

sumber semangat

Spritualitas

Fransiskan

Paradigma

pedagogi

Fransiskan

Ceramah

(pemapar

an materi)

Informasi

Go and teach

dan ratio

formationis

franciscanae

(pedoman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

110

aspek hakiki dalam

paradigma pedagogi

Fransiskan

pelayanan mereka dan

semakin memahami

paradigma pedagogi

Fransiskan.

Aspek hakiki

paradigma

pedagogi

Fransiskan

pendidikan

fransiskan)

3 09.30-10.00 Snack

4 10.00-11.30 Sesi II: sepuluh nilai

pedagogi fransiskan

yang diterapkan di

sekolah

Agar para Guru dapat menerapkannya di

sekolah terutama dalam interaksi edukatif

di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah

Sepuluh prinsip pedagogi yang harus

diperhatikan dalam pendidikan fransiskan

Ceramah

dan

informasi

Laptop,

LCD dan

hand out

Buku pedoman

yayasan

pendidikan

untuk

pendidikan

fransiskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

111

(YEMS)

5 11.30—12.00 Tanya-jawab mengenai materi paradigma pedagogi yang sudah dipaparkan

6 12.00-12.30 Makan siang

7 12.30-13.30 Sesi III sharing

pengalaman guru,

Melalui sharing

para guru

memperoleh

informasi dan

saling memperkaya

dan meneguhkan

satu sama lain

dalam menjalankan

tugas dan

Penghayatan

spiritualitas

Fransiskan

Pemahaman

tentang

paradigma

pedagogi

Fransiskan

Sharing

Informasi

Tanya

jawab

Speaker

Pengalaman

peserta/pengala

man para guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

112

perutusan mereka

setiap hari

terutama tentang

penerapan

pedagogi

Fransiskan dan

penghayatan

spiritualitas

Fransiskan

8 13.30-14.00 Penutup :

mendiskusikan

bersama bagaimana

Agar para guru saling

memperkaya satu

Sepuluh

nilai/prinsip

tentang

Tanya-

jawab

speaker Materi

workshop

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

113

menerapkan nilai-

nilai pedagogi

Fransiskan di

sekolah terutama di

dalam kelas

sama lain. pendidikan

Fransiskan

9 14.00 Sayonara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

114

G. Pelaksanaan Workshop

1. Pengantar

a) Latar belakang dan tujuan kegiatan workshop

Suster, bapak/ibu guru yang terkasih di dalam Kristus, selamat pagi dan

selamat bertemu di dalam acara kita hari ini. Kita berkumpul di sini karena rahmat

dan kasih Tuhan. Pada pagi hari ini hingga sore hari nanti, kita akan mendalami

spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi sebagai pelindung sekolah kita ini dalam

menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa

sebagai lembaga pendidikan yang dikelolah oleh yayasan Elifa Mitra Setia, secara

operasional sekolah kita belum menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan. oleh

karena itu melalui kegiatan workshop ini, diharapkan kita sebagai tenaga pendidik di

lembaga ini semakin memahami apa itu paradigma pedagogi Fransiskan dan

bagaimana cara kita menerapkannya di dalam setiap mata pelajaran yang kita ajarkan

kepada anak didik kita. Oleh karena itu mari kita mohon rahmat Tuhan agar

kegiatan kita sepanjang hari ini dapat berjalan dengan baik.

b) Doa Pembuka

Allah Bapak asal dan tujuan hidup kami, kami bersyukur dan berterima kasih

atas segala rahmat dan berkat yang boleh kami terima hingga saat ini. Pada

kesempatan ini kami akan bersama-sama menggali semangat St. Fransiskus Asisi

sebagai pelindung sekolah kami dalam menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

115

kami mohon bantulah kami agar kami sungguh memahami apa yang menjadi

semangat St. Fransiskus Asisi sehingga kami mampu untuk menerapkannya dalam

tugas dan perutusan kami setiap hari. Berkatilah kami semua kiranya acara kami hari

ini berjalan dengan baik seturut rencana dan kehandak-Mu kini dan untuk selamanya.

Amin.

2. Sesi I : Spiritualitas Fransiskan, pedagogi Fransiskan dan aspek hakiki pedagogi

Fransiskan

a) Spiritualitas Fransiskan

Spiritualis Fransiskan merupakan corak batin utama para pengikut St.

Fransiskus Asisi yang (semestinya) menguasai seluruh kehidupan mereka dan

memberikan warna tertentu dalam kehidupan mereka. Spiritualitas itu berakar pada

spiritualitas St. Fransiskus Asisi. Maka berbicara tentang spiritualitas Fransiskan/nes

sama dengan berbicara tentang spiritualitas St. Fransiskus Asisi.

Sebagaimana yang tertuang dalam wasiat St. Fransiskus Asisi (Was. 1)

bahwa corak batin utama yang menjiwai hidup Fransiskus adalah kedinaan.

Fransiskus Asisi ingin menjadi yang dina, rendahan, pelayan, hamba. Seiring

dengan jalan kedinaan-perendahan yang dijalani Fransiskus agar dekat dan bersatu

dengan Tuhan, kerendahan hati mewarnai seluruh hidupnya. Ia tidak rendah diri

(suatu kekurangan) melainkan rendah hati (suatu keutamaan, malah induk segala

keutamaan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

116

Berkaitan dengan spiritualitas St. Fransiskus Asisi atau spiritualitas

Fransiskan itu, orang mudah berpikir tentang kemiskinan, persaudaraan, perdamaian,

kegembiraan dll. Jika digali lebih dalam dan teliti, hal yang mendasari semua itu

adalah kedinaan. Kedinaan merupakan dimensi dasariah dari keberadaan para

Fransiskan. Kedinaan bukanlah suatu konsep statis tetapi suatu sikap dinamis yang

menjadi semangat para Fransiskan yang bersatu dalam ikatan cinta Kristus yang

miskin yang selalu siap sedia melayani sesama saudara ( bdk. Iriarte,1995:113). St.

Fransiskus dari Asisi menghendaki para pengikutnya hidup sebagai saudara dina,

paling kecil dari semua, hamba bagi semua. Menjadi saudara dina bukan berarti

menyiksa diri sendiri tetapi menjadi saudara dina mau menunjuk pada sikap

kerendahan hati yang mendalam sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus.

Sekalipun Fransiskus diilhami arti sosial yang terkandung dalam kata minores pada

masa itu, akan tetapi sesungguhnya kata ini mau menunjuk pada injil. Artinya sangat

jelas bagi kita sebagaimana yang tertuang dalam AngTBul (psl 7:2) “hendaklah

mereka menjadi yang lebih rendah dan tunduk kepada semua orang”.

Aspek kedinaan itu mengandung pembebasan dari segala bentuk penguasaan

atau manipulasi terhadap oran lain. Hal ini kiranya menjadi jelas bagi kita, karena

apabila kita menghayati gaya hidup kedinaan, warta perdamaian dan sukacita injil

dapat ditumbuhkan. Seorang saudara dina berusaha untuk senantiasa menyadari

akan tugas dan kerjanya untuk mengusahakan keadilan bagi setiap insan yang hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

117

Saudara-saudara dina memberikan kesaksian di depan dunia tentang Kristus yang

miskin dan rendah dengan menghayati hidup kedinaan sebagai seorang Fransiskan.

Dalam Anggaran Dasar dikatakan bahwa hidup saudara/i pengikut St.

Fransiskus Asisi adalah “menepati Injil suci Tuhan kita Yesus Kristus” (AD I.1;

AD3R 1). Injil suci yang dimaksudkan bukanlah buku injil melainkan Kabar

Gembira yang mempribadi dalam Yesus Kristus. Menepati Injil suci Tuhan kita

Yesus Kristus berarti mengikuti jejak Tuhan Yesus yang hidup dan berkarya di bumi

Palestina sebagaimana tertulis dalam buku Injil. Mengikuti jejak berarti mengikuti

jalan yang ditempuh oleh Tuhan yaitu jalan perendahan Tuhan. Bagi Fransiskus

Asisi, Yesus di Palestina adalah Tuhan yang merendahkan diri untuk menyelamatkan

manusia. Awal perendahan Tuhan adalah Inkarnasi, lahir menjadi manusia di

Betlehem; Puncak perendahan adalah sengsara dan wafat di salib, yang disusuli

kebangkitan; perendahan Tuhan masih terus berlangsung dalam ekaristi di mana

Allah merendah-memberikan diri dalam rupa roti dan anggur untuk menjadi

makanan rohani kita sehari-hari.

Dari Kedinaan melahirkan keutamaan-keutamaan yang menjadi kekhasan

dan daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang melihat dan mengalami cara hidup

Fransiskus dari Asisi. Keutamaan-kautamaan yang didasarkan pada kedinaan antara

lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

118

1) Persaudaraan

Dengan menempatkan diri serendah-rendahnya dan dalam kedekatan dan

kesatuannya dengan Allah, Fransiskus melihat dan memperlakukan semuanya sebagai

saudara. Semua manusia, apa pun dan bagaimana pun perbedaan di antara mereka,

mempunyai Bapa yang satu dan sama, yaitu Bapa di Surga. Semua makluk adalah

ciptaan di hadapan Pencipta yang satu dan sama, yaitu Allah Pencipta. Oleh karena

itu semuanya adalah saudara dan diperlakukan sebagai saudara.

Dalam Persaudaraan tidak ada perbedaan antara ‘atasan’ dan ‘bawahan’, Ia

juga melihat semua saudara yang bergabung dalam cara hidupnya sebagai anugerah

(Was 14). Sikap bersaudara ditujukan juga kepada semua orang lain, di luar

Persaudaraan. Pengalaman mukjizat ‘kemanisan persaudaraan’ dalam pertemuan

dengan orang kusta (1Cel 17; K3S 1), ketika ia sudah bertekad-bulat meninggalkan

ambisi kesuksesan pribadi, terekam kuat dalam ingatan dan hati Fransiskus.

Kemanisan persaudaraan melampaui segala sekat dan perbedaan di antara manusia.

Di permukaan manusia berbeda jenis kelamin, kondisi kesehatan, status sosial, suku,

ras, agama dst, tetapi di dasar permukaan mereka itu sama saja. Mereka semua

manusia, berasal dari Bapa yang satu dan sama yaitu Bapa di surga. Mereka semua

adalah saudara. Orang-orang memusuhi kita pun adalah saudara (ADtB XX.3).

Persaudaraan dengan seluruh alam ciptaan bukan hanya ditunjukkannya

dalam sikap dan perlakuan melainkan juga dikidungkannya. Dalam kidung Puja-

Pujian Makhluk-Makhluk (Karya-Karya Fransiskus) ia bukan hanya menyapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

119

semuanya sebagai saudara/i melainkan juga memuji Allah atas semua anugerah itu

untuk kehidupan manusia. Perlu disadari bahwa unsur-unsur yang disapa Fransiskus

dalam Kidung itu adalah unsur-unsur yang membangun kehidupan manusia,seperti

air, udara, angin, matahari; bumi disapa ibu yang melahirkan kehidupan; bumi

menghasilkan bahan-bahan makanan. Jalan kedinaan-perendahan mengantar

Fransiskus dekat dan bersatu dengan Tuhan dan dari situ ia melihat dan

memperlakukan semuanya sebagai saudara.

2) Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu unsur hakiki dalam injil (pribadi Yesus sendiri).

Kemiskinan merupakan kesadaran yang mendalam bahwa dalam hal keselamatan,

manusia sama sekali tidak berdaya. Dalam hal ini, miskin berarti sepenuhnya

mengandalkan Allah satu-satunya penyelamat manusia. Kemiskinan berkaitan erat

dengan pilihan untuk merendah atau memilih hidup dina.

Kemiskinan bagi Fransiskus tidak dimengerti dalam arti yang sempit (Kaul

Kemiskinan). Bagi Fransiskus, kemiskinan lahir dari penghayatan akan kemiskinan

Kristus yang walaupun kaya tetapi rela mengosongkan diri (Flp 2:7). Kemiskinan

yang dihayati oleh para Fransiskan seturut gaya dan teladan hidup St. Fransiskus

dari Asisi, sebagai “musafir dan perantau” (AngBul VI :3) di dunia ini. Seluruh

ajaran dan pandangan Fransiskus mengenai harga sebuah kemiskinan bernada

eskatologis artinya menunjuk pada situasi dan keadaan akhir zaman. Para saudara

dina mengadakan suatu perjalanan di dunia tanpa memiliki apapun yang bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

120

diandalkan. Dengan berpola pada Kristus yang “miskin dan penumpang” (AngTBul

psl 9:5), Fransiskus mengajak para saudara/i Fransiskan untuk hidup dan menjadi

seorang “musafir dan perantau di dunia ini”. Yang menjadi dasar biblis bagi

Fransiskus mengajak setiap saudara untuk menjadi musafir dan perantau; Mat 8:20:

serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang tetapi Anak Manusia tidak

mempunyai tempat untuk meletakkan kepala. Bagi Fransiskus, kemiskinan itu

menjadi pola bagi setiap saudara dalam bertindak, bersikap dalam berhadapan

dengan segala sesuatu dan sesama, terutama kepada Allah sendiri. Kemiskinan

selalu sejalan dengan kerendahan hati karena kemiskinan tanpa kerendahan hati

omong kosong. Dalam semangat kemiskinan ada sikap lepas bebas.

Fransiskus bersama para pengikutnya (para Fransiskan) menjadikan

kemiskinan sebagai unsur pokok dalam penghayatan atas injil secara menyeluruh.

Kemiskinan bagi Fransiskus sungguh merupakan harta yang tidak ternilai harganya

sehingga Fransiskus sangat menghormati dan menghargai kemiskinan bahkan

Fransiskus sendiri melihat keberadaan kemiskinan sebagai tuan baginya sehingga

Fransiskus menyebut kemiskinan sebagai “Tuan Putri Kemiskinan” karena dengan

menghormati kemiskinan membawa Fransiskus kepada kemiskinan yang

diteladankan oleh Allah sendiri melalui Putra-Nya Yesus kristus yang walaupun kaya

tetapi rela menjadi manusia yang lemah dan tidak berdaya demi keselamatan

manusia (bdk. Luk. 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

121

Fransiskus menggarisbawahi secara khusus nasihat injil kemiskinan dengan

saudarinya keutamaan kedinaan: kemiskinan dalam Roh (Syukur, 2014:301). Bagi

Fransiskus, kenyataan menghayati kemiskinan secara total merupakan identitas

seorang pengikut Kristus. Namun kemiskinan yang ditekankan oleh Fransiskus

adalah kemiskinan dalam Roh, hal ini berarti yang lebih penting dalam

penghayatan kemiskinan adalah soal sikap bukan soal miskin dalam hal material

saja.

3) Kebahagiaan sejati

Kebahagiaan/kegembiraan mewarnai seluruh hidup Fransiskus, khususnya

periode kedua hidupnya yaitu hidup dalam pertobatan. Ketika pada awal menjalani

hidup pertobatannya ia sering diolok, diejek dan dianggap gila. Dalam semuanya itu

ia tetap bergembira dan memberikan salam damai kepada orang-orang di sekitarnya.

Sepanjang hidup tidak kurang ia mengalami situasi kedinaan seperti itu, seperti

merasa tidak dimengerti, malah dikhianati oleh saudara-saudara dan terutama sakit

badani yang semakin hebat pada tahun terakhir hidupnya. Dalam semuanya itu

Fransiskus tetap optimis dan bergembira. Dalam situasi sakit yang semakin hebat dan

merasa ajalnya sudah dekat ia menambahkan syair ‘saudari maut’ pada Kidung yang

ditulisnya, karena ia bergembira menyongsong maut badani.

Mengapa dalam situasi kedinaan seperti itu ia tetap bergembira. Hal ini

dikarenkakan ia merasa bahwa semakin ia berada dalam situasi seperti itu semakin

ia merasa dekat dan bersatu dengan Tuhan dalam Yesus Kristus yang mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

122

situasi sebagaimana yang dialaminya dalam hidup historis-Nya. Merasa dekat dan

bersatu dengan Tuhan itulah yang menjadi sumber kegembiraannya. Hal ini

diungkapkannya dengan cukup jelas dalam ‘karya-karyanya, Sukacita Yang Sejati

dan Sempurna. Dikatakan bahwa sukacita sejati tidak terletak dalam

kesuksesan…melainkan terjadi ketika (saudara) direndahkan….dan tetap sabar dan

tidak tersinggung (Karya-Karya Fransiskus). Situasi perendahan-kedinaan mengantar

Fransiskus dekat dan bersatu dengan Tuhan dan itulah yang menjadi sumber

kegembiraannya.

4) Perdamaian

Sejalan dengan aspek-aspek lain yang berakar pada kedinaan (persaudaraan,

kemiskinan, kebahagiaan), salah satu aspek yang juga tidak kalah pentingnya dalam

kehidupan Fransiskus Asisi adalah perdamaian. Dalam buku Fioretti (92-96), ada

sebuah kisah tentang Fransiskus yang memperdamaikan penduduk kota Gubbio

dengan seekor serigala yang ganas. Dari kisah Gubbio ini dapat diketahui bahwa

Fransiskus Asisi memang seorang pribadi yang sangat mencintai kehidupan damai

dan bersaudara dengan semua makhluk ciptaan.

Melihat kehidupan St. Fransiskus yang dipenuhi dengan damai dan cinta akan

lingkungan hidup, menimbulkan suatu pertanyaan bagaimana St. Fransiskus sungguh

dapat hidup damai dengan semua orang dan semua makhluk? Sumber-sumber

inspirasi manakah yang ia gali sehingga ia dapat hidup harmonis dengan seluruh

ciptaan? Pertama, Fransiskus tentu belajar dari ucapan yang penting dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

123

fundamental dari Yesus yang bangkit seperti kita dengarkan dalam Injil Yohanes

“Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh 20:19; 21). Dari teks ini Fransiskus sungguh

menyadari bahwa sumber kedamaian sejati itu datangnya dari Tuhan. Kedua,

Fransiskus tentu memahami juga, bahwa di dalam Yesuslah surga dan bumi

diperdamaikan dan dipersatukan kembali dengan Allah yang mahakuasa (SurOr 13;

bdk. Kol 1:20). Ketiga, Fransiskus tentunya dipengaruhi oleh “Sabda Bahagia” yang

berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut

anak-anak Allah.” (Mat 5:9). Orang yang membawa damai ini oleh Fransiskus

ditafsirkan sebagai “orang yang dalam segala penderitaannya di dunia ini tetap

memelihara kedamaian dalam jiwa dan raganya demi cinta kasih kepada Tuhan kita

Yesus Kristus” (Pth XV). Ketika ia dicaci maki, ditolak bahkan diusir, ia tetap damai.

Hal ini terjadi tentunya karena ia mengalami perdamaian dan bersatu dengan Tuhan.

Yang menjadi pegangan bagi Fransiskus Asisi untuk senantiasa hidup dalam

damai dengan seluruh makhluk ciptaan sebagaimana yang sangat khas dari

Fransiskus Asisi yaitu setiap kali ia bertemu dengan sesama, alam dan tumbuh-

tumbuhan Fransiskus selalu menyapa dengan pax et bonum artinya damai dan

kebaikan karena Fransiskus merasa bahwa yang paling penting dimiliki oleh semua

orang bukanlah harta, kedudukan atau pangkat tetapi memiliki hati yang damai dan

kebaikan Allah tinggal serta bekerja dalam diri kita. Di mana kebaikan Allah hadir

dan bekerja di situlah damai dan keselamatan Kerajaan Surga terwujud nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

124

b) Paradigma pedagogi Fransiskan

Paradigma pedagogi Fransiskan merupakan suatu model pendidikan yang

berlandaskan pada sikap hidup/spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi terhadap bumi

yang tertuang dalam gita sang surya. Paradigma pedagogi Fransiskan menjadi model

pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki

relasi yang baik dengan alam semesta sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

hidup mereka. Pedagogi Fransiskan mengembangkan hubungan Tuhan dengan

manusia yang dinyatakan dalam Yesus Kristus dan hidup Fransiskus sendiri.

Paradigma pedagogi Fransiskan menjadi suatu pedoman bagi para Fransiskan

dalam melaksanakan pelayanannya terutama pelayanan dalam bidang pendidikan

untuk membantu setiap pribadi bertumbuh dan berkembang menuju pribadi yang

dewasa dan beriman. Sebagai sarana untuk menghantar anak didik dalam menjalin

relasi dengan Tuhannya, para pelaku pendidikan (para Fransiskan dan guru-guru)

dituntut untuk tidak memandang anak didik yang datang sebagai sasaran atau objek

yang kepadanya pengetahuan ditransfer oleh guru tetapi setiap anak didik yang

datang merupakan saudara yang dianugerahkan Tuhan yang harus diterima dengan

penuh syukur (GT art.40). Pedagogi Fransiskan mengajak setiap pribadi untuk

memahami dan mendalami dunia tidak sekedar sebagai tempat alamiah eksistensi

manusia tetapi juga sebuah ungkapan cinta, kebijaksanaan, keagungan dan keindahan

Allah. Jika dunia ini merupakan ungkapan cinta dan keagungan terindah dari Allah,

artinya setiap makhluk terutama manusia yang diciptakan dengan akal budi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

125

mulia dituntut suatu tanggungjawab untuk memelihara dan merawat dunia ini

dengan baik.

Pedagogi Fransiskan tidak hanya menekankan segi kognitif tetapi juga segi

afektif dan psikomotorik anak didik sehingga apa yang dipelajari sungguh nyata

dalam tindakan dan pengalaman hidupnya setiap hari. Berhadapan dengan situasi

yang sedang terjadi saat ini, pedagogi Fransiskan menawarkan suatu pendidikan

yang menghantar setiap pribadi untuk bisa membangun relasi yang baik dengan

Tuhan, sesama dan alam sekitarnya. Model pendidikan yang ditawarkan oleh

pedagogi Fransiskan yaitu: pendidikan ekologis dan Ekopedagogi.

Pendidikan ekologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antara organisme

dan lingkungan sekitar. Model pendidikan Fransiskan ini merupakan bagian warisan

dari sikap Fransiskus Asisi terhadap bumi. Sikapnya yang konkrit nyata dalam

tindakan yang tercantum dalam gita sang surya yang memberikan hadiah penting

pada zaman ini. Bagi Fransiskus yang ilahi, yang manusiawi, kosmik atau alam hadir

bagi yang lain (dengan menggunakan pendapat Thomas Bery) Fransiskus memiliki

cinta yang mendalam bagi Yesus Kristus inkarnasi Allah; hatinya berlimpah-limpah

dengan syukur ketika ia memikirkan Allah menjadi manusia, arsitek dunia menjadi

anak bumi. Cinta Fransiskus dan persahabatannya yang akrab dengan makhluk

ciptaan seperti saudara ikan, saudari air, saudari burung, saudara monyet dan saudara

kelinci memiliki persahabatan yang saling menguntungkan; bukan merupakan

pelayanan yang di tujukan kepada seseorang atau sesuatu yang didominasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

126

Fransiskus berpikir melampaui pelayanan. Dia berbicara kepada ciptaan yang lain,

dan mereka berbicara kepadanya. Dia menyampaikan kepada mereka tentang Allah,

dan mereka menyampaikan kepadanya tentang Allah. Dia mengajarkan kepada

mereka tentang kesederhanaan dan ucapan syukur dan mereka juga mengajarkan

kepadanya tentang kesederhanaan dan ucapan syukur. Cinta Fransiskus terhadap

ciptaan di bumi dan inkarnasi Allah dalam pribadi Yesus sebagai pribadi yang kudus.

Fransiskus menghormati setiap pribadi karena mereka memiliki integritas dan

keutuhan dalam hati yang penuh misteri sebagaimana diungkapkan oleh perancang

Ilahi. Sikap Fransiskus inilah yang menjadi alasan untuk mengungkapkan bahwa

penidikan Fransiskan harus spesifik, eksperiental, dan persaudaraaan/kekeluargaan

(persaudaraan yang universal).

Ekopedagogi merupakan suatu pendidikan yang bertujuan untuk mewujudkan

cita-cita ekologi baru-peradaban yang berkelanjutan sehingga anak-anak dan orang

muda dapat mewujudkannya dengan bantuan para pendidik dan orang-orang yang ada

di sekitarnya. Ekopedagogi mengajak manusia untuk tidak melihat dirinya sebagai

tuan dan penguasa atas bumi ini melainkan hadir sebagai anak dan murid dari bumi

yang merupakan “ibu” dan “guru” (Mater et magistra) karena sebagai ibu, bumi

mengasuh dan menyuap kita dengan aneka tumbuhan yang terhampar indah di alam

ini (bdk. Gita Sang Surya Fransiskus Asisi) dan sebagai Guru, bumi menampakkan

dalam dirinya “sekolah Kehidupan” yang memberi hikmat dan pengertian bahwa

manusia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari alam ini. Sumber ekopedagogi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

127

yang utama adalah berdasarkan pada inspirasi dari sikap dan perilaku St. Fransiskus

dari Asisi terhadap alam (bumi). Atas dasar ini, ekopedagogi menekankan karakter

pendidikan yang partikular (GSS edisi Mei-juni: 2). Artinya pendidikan yang

mengutamakan pengalaman yang berspiritkan persaudaraan dan kekeluargaan.

Melalui pengalaman, anak didik diberi kesempatan untuk mengalami langsung

realitas yang ada dalam berelasi dengan alam, sedangkan persaudaraan dimaksudkan

agar anak didik memiliki kesadaran untuk mengenal dan menemukan diri mereka

sendiri dengan semua ciptaan yang ada di bumi pertiwi ini sebagai saudara satu sama

lain. Apakah ekopedagogi mengabaikan Teori? Dalam ekopedagogi, teori

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman.

Dalam ekopedagogi, teori tidak lagi sesuatu yang hanya berhenti di “kepala”

tetapi teori menyatu dan menyerap kedalam seluruh diri menjadi suatu keutuhan dari

diri anak didik dalam berelasi dengan seluruh alam ciptaan yang ada. Ekopedagogi

bertujuan untuk mewargabumikan manusia. Mewargabumikan manusia berarti

mendorong setiap orang untuk mengintegrasikan keadilan sosial, perdamaian dan

pendidikan lingkungan.

c) Aspek paradigma pedagogi Fransiskan

Yang manjadi aspek hakiki dari pedagogi Fransiskan: persaudaraan yang

berdasarkan pada kedinaan. Bagi Fransiskus, setiap saudara adalah pelayan sehingga

ketika ia berhadapan dengan sesama ia menempatkan diri sebagai saudara yang

berasal dari Bapa yang satu dan sama, ketika ia berhadapan dengan makhluk hidup ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

128

menempatkan diri sebagai ciptaan yang berasal dari satu pencipta. Menjadi

“saudara” memiliki dasarnya dalam kebenaran Wahyu bahwa kita semua adalah

Anak-anak dari Bapa yang sama (Mat 23:9). Santo Fransiskus dari Asisi

mengembangkan gagasan persaudaraan menjadi lebih luas dan menyeluruh atau

bersifat universal. Bercermin pada sikap sang santo, paus Fransiskus sangat

menekankan kepada seluruh dunia untuk peduli alam dengan gerakan ekologi karena

beliau meyakini bahwa dengan gerakan ekologi bisa membawa kemajuan yang besar

bagi dunia ini (bdk. LS, art. 14)

Persaudaraan semesta yang dicita-citakan Fransiskus Asisi akan dapat

terwujud bila dalam diri setiap makhluk terdapat sikap untuk tidak hanya mencintai

diri sendiri (egois) tetapi juga memiliki cinta akan lingkungan hidupnya. Cinta ini

pada akhirnya juga akan bermuara pada keselamatan dirinya sendiri sebab dunia kita

ini tercipta sebagai sebuah ekosistem di mana semua makhluk ada dalam suatu mata

rantai yang saling melengkapi satu sama lain. Cinta ini juga yang akan mendorong

setiap orang untuk terlibat dalam usaha untuk melestarikan alam ini sebagai bagian

dari hidupnya sebagaimana yang dikatakan oleh paus Fransiskus dalam ensikliknya

bahwa “pelestarian alam adalah bagian dari suatu gaya hidup yang melibatkan

kemampuan untuk hidup bersama dalam persekutuan” (LS art. 228).

Menjadi “dina” memiliki dasarnya bahwa : Yesus adalah Guru dan Tuhan,

menjadi Hamba dan melayani saudara-saudara-Nya. Kedinaan memiliki nuansa

khusus dibandingkan dengan kemiskinan. Kedinaan lebih menunjukkan sikap hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

129

yang mau merendah. Fransiskus menghayati perendahan diri ini terdorong oleh

karena kekagumannya akan Allah yang dalam pengalaman imannya hadir sebagai

Allah yang merendah. Allah yang sudi menjadi manusia dalam diri Kristus dan

berbela rasa dengan penderitaan manusia. Maka sikap rendah hati berbeda dengan

perasaan rendah diri/minder yang lebih merupakan kerapuhan jiwa.

Kedinaan juga merupakan sikap hati terhadap kekayaan. Baik kekayaan

rohani seperti bakat, intelektual, atau talenta yang kita miliki juga kekayaan dalam

arti jasmani seperti uang, rumah, harta benda dsb. Kedinaan mengajak kita untuk

melihat dan memandang semua kekayaan tersebut bukan sebagai milik kita pribadi

tetapi milik Tuhan. Tuhan sendiri sudah menunjukkan diri sebagai pribadi yang

solider karena menginginkan semua makhluknya selamat sejahtera maka kehendak

Tuhan dalam penggunaan harta kekayaan tentunya agar harta tersebut dipakai

sebesar-besarnya untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan semakin

banyak orang/masyarakat. Oleh karena itu kedinaan pada akhirnya akan mendukung

dan menghasilkan persaudaraan yang lebih kokoh

3. Sesi II : Sepuluh nilai pedagogi Fransiskan

Sepuluh nilai pedagogi/prinsip persekolahan Fransiskan (bdk. pedoman

pendidikan Fransiskan) yang semestinya senantiasa diperhatikan dan dijalankan

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

130

a) Sacrum ( Kekudusan )

Kudus berarti menjadi milik Allah. Menjalankan pendidikan berbasis nilai

kekudusan berarti menyadari bahwa dalam segala kegiatan pendidikan semua harus

dilihat kaitannya dengan kehendak Tuhan. Misalnya pendidikan kita hendaknya

bertujuan sesuai dengan kehendak Tuhan yakni supaya hasil pendidikan dibaktikan

pada kesejahteraan semua orang bukan hanya untuk kepentingan dan kesenangan

pribadi (kekayaan sendiri, popularitas pribadi) karena kehendak Tuhan adalah agar

semua orang selamat. Salah satu cara menanamkan nilai kekudusan dalam kegiatan

pendidikan misalnya dengan mengawali, mengiringi dan mengakhiri kegiatan belajar

mengajar dengan doa bersama sehingga semua disadarkan bahwa saya belajar supaya

dapat semakin memuliakan Tuhan yakni dengan cara belajar serius supaya dapat

sungguh menguasai bahan pelajaran sehingga kelak dapat memanfaatkan kepandaian

yang diperolehnya untuk kesejahteraan banyak orang.

b) Bonum ( Kebaikan )

Kitab Kejadian menyadarkan kita bahwa semua diciptakan Allah dengan

sungguh amat baik. Yang membuat baik adalah karena semua diciptakan dalam

martabat yang luhur. Keluhuran ini terjadi karena dalam semua ciptaan terpatri

keilahian Allah penciptanya. Dalam diri manusia terpatri gambar dan rupa Allah,

dalam diri ciptaan lain yang hidup terpatri jejak Allah (Vestigia Dei) serta dalam

ciptaan tidak hidup yang lain terpatri bayangan Allah (Umbra Dei). Menjunjung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

131

tinggi nilai kebaikan berarti menghargai martabat seluruh ciptaan baik martabatnya

sendiri, martabat sesama, dan martabat semua makhluk lain di bumi ini yang

terwujud dengan sikap adil kepada semua: memberikan semua sesuai dengan haknya.

Jangan sampai orang lain kita korbankan demi upaya kita dalam meraih hak kita atau

juga sebaliknya diri kita diabaikan dan dirugikan karena pemenuhan kebutuhan orang

lain. Maka pendidikan berbasis nilai kebaikan berarti seluruh upaya dan kegiatan

pendidikan harus sedapat mungkin semakin menghormati, mengokohkan, dan

mengembangkan martabat manusia dan ciptaan lainnya.

c) Verum (Kebenaran)

Benar dalam Bahasa Yunani adalah ‘Aletheia’ yang berarti adanya

(realitanya) dikenal, dipahami. Maka berbicara soal kebenaran berarti berbicara

tentang kesesuaiannya dengan kenyataan yang ada. Belajar dalam hal ini berarti

usaha untuk memahami realitas yang ada seutuhnya dalam kejernihan dan kejujuran

sehingga anak didik tidak jatuh pada pesimisme atau juga optimisme yang berlebihan

namun bisa memahami semuanya secara proporsional. Oleh karena itu, belajar dalam

semangat kebenaran berarti sedapat mungkin mengajak seluruh civitas pendidikan

untuk tidak hanya memahami segalanya dalam teorinya yang muluk-muluk tetapi

dengan pedagogi eksperiensial (learning by doing) mengalami kenyataan dalam

segala kekayaan dimensi dan pemaknaannya. Fransiskus sendiri adalah pribadi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

132

amat menjunjung tinggi pembelajaran eksperiensial seperti terungkap dalam peristiwa

Greccio2.

d) Iustum ( Keadilan )

Adil berarti memberikan hak untuk tumbuh dan berkembang sampai mencapai

kesempurnaan sehingga seiring dengan perkembangannya tersebut dapat terlibat

dalam kehidupan masyarakat melalui pelaksanaan kewajiban-kewajibannya secara

tulus dan penuh kesediaan berdasarkan kesadaran pribadi bukan karena paksaan.

Maka pendidikan berbasis nilai keadilan harus benar-benar memberi ruang tumbuh

bagi semua yang terlibat di dalam pendidikan itu sehingga masing-masing juga dapat

melaksanakan kewajibannya dengan setia dan bakti.

e) Honestum ( Kejujuran )

Kejujuran selain berarti kesesuaian dengan kenyataan dan realita tanpa

dimanipulasi demi kepentingan dan keuntungan sendiri atau orang/golongan tertentu

juga bermakna tulus atau lurus hati yakni sikap kita terhadap orang lain di mana kita

selalu mengharapkan dan mengupayakan agar sesama kita senantiasa dalam

keadaan yang baik dan sejahtera. Pendidikan berbasis kejujuran mengajak kita

2 Dalam Buku Riwayat Hidup St.Fransiskus karangan Celano dikisahkan bahwa menjelang Natal

Fransiskus mengutarakan keinginannya untuk “dengan mata kepalaku sendiri melihat dan

merasakan bagaimana Yesus Kristus, Allah Putra yang luhur lahir di dunia dalam keadaannya yang

papa”. Keinginan tersebut menyiratkan penghargaan Fransiskus akan pengalaman pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

133

untuk membangun dalam diri semua yang terlibat dalam karya pendidikan untuk

mempunyai respek pada orang lain dan berusaha untuk membuat orang lain selamat

dan sejahtera tentu tanpa melupakan kebutuhan pribadi sehingga tertutup

kemungkinan untuk memanipulasi informasi demi keuntungan pribadi.

f) Humanum ( Kemanusiaan )

Tujuan pendidikan menurut Driyarkara adalah memanusiakan manusia

artinya membuat manusia menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang punya jiwa,

raga, keinginan dan harapan sehingga dapat memperlakukan yang lain juga sebagai

manusia dengan mengakui dan menghargainya sebagai manusia yakni makhluk

yang sama dengan dirinya mempunyai keinginan, harapan, pendapat dan sebagainya.

g) Pulchrum ( Keindahan )

Seni mengasah dan memperlembut jiwa. Seni membuka ruang ekspresi anak.

Oleh karena itu perkembangan batin anak amat membutuhkan seni. Melalui

pendidikan dan ekspresi seni manusia diasah kepekaannya akan keindahan,

keharmonisan, keselarasan yang dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan kita

untuk juga peka dan peduli akan keindahan dan keluhuran Tuhan dalam setiap

ciptaan-Nya. Seni memungkinkan orang untuk merasakan damai dalam hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

134

8. Unum ( Kesatuan, Keutuhan )

“Ut Omnes Unum Sint” adalah ungkapan dari Alkitab dalam bahasa Latin.

Kalimat yang sama dalam Alkitab bahasa Indonesia disebut :” Supaya mereka

menjadi satu”. Kalimat ini diangkat dari Injil Yohanes 17 : 21. Unum (persatuan,

kesatuan) adalah kata yang sering digunakan dalam Alkitab. Pemikiran yang

melatar-belakangi istilah ini adalah: adanya kesatuan umat Allah yang dalam

Kitab Suci Perjanjian Lama berasal dari satu Bapa. Persekutuan ini digambarkan

oleh pemazmur sebagai persekutuan yang diwarnai dengan kehidupan bersama

yang rukun dan damai (Mzm13:7).

Dalam Perjanjian Baru kesatuan itu lebih dimengerti sebagai keadaan akibat

dirobohkannya dinding pemisah antara orang Yahudi dengan orang kafir; antara

orang Yunani dengan orang bukan Yunani; antara tuan dan hamba; antara laki-

laki dan perempuan. Semua menjadi satu di dalam Yesus Kristus (Ef. 2:12, Gal.

3:26-29). Yesus Kristus adalah satu-satunya dasar dari kesatuan umat-Nya yang

beragama. Orang percaya adalah saudara-saudara dari Yesus Kristus. Dan saudara

satu terhadap yang lain dalam satu keluarga Allah. Mereka mempunyai satu Allah

dan Bapa dari semua (Gal. 4:6). Mereka dituntun oleh Roh yang satu menjadi

tempat kediaman Allah di dalam Roh (Gal. 2:22).

Injil Yohanes menyaksikan betapa dalamnya keinginan Yesus agar murid-

murid-Nya menjadi satu. Keinginan Yesus ini disampaikan melalui doa

permohonan-Nya kepada Bapa. Isi doa Yesus sangat penting, sebab menyangkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

135

eksistensi para murid di tengah dunia, termasuk eksistensi orang percaya. ”Supaya

semua menjadi satu” adalah doa Yesus yang tetap aktual hingga kini. Dengan

menjadi ”satu”, maka dunia percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Kita

dipanggil untuk ”menjadi satu” sama seperti Bapa dan Anak adalah satu. Hendaklah

persatuan dan kesatuan ini senantiasa diwujudkan dalam pelayanan kita di tengah-

tengah Gereja dan masyarakat.

9. Clarum (Cemerlang, Cahaya, Kecerdasan )

Pedagogi Fransiskan berusaha mengarahkan dan mengembangkan

kepribadian anak didik holistik dan bermutu dalam aspek kemanusiaan, iman, moral

dan sosial. Dalam proses pendidikan itulah anak didik semakin memperoleh

wawasan dan khasanah pengetahuan yang luas dan memadai serta kritis (bijaksana)

demi mencerdaskan dirinya dan sesama. Di sisi lain pedagogi Fransiskan ini turut

mendukung visi dan misi negara RI seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD

1945 alinea ke-4:

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia

yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial,...”

Nilai pedagogi Fransiskan yang integral inilah yang menjadi cahaya (terang)

baru dalam membangun dan mencerdaskan kehidupan Gereja, bangsa, dan dunia

yang bersatu dan damai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

136

10. Pacem : ( Damai )

Profil lulusan yang dicita-citakan oleh pendidikan YEMS adalah pribadi-

pribadi yang setelah mengalami pendidikan di lembaga pendidikan yang bernaung di

YEMS ini berkembang ke arah gambaran manusia ideal yakni manusia yang

didukung oleh kematangan/kedewasaan iman dan pribadinya serta perkembangan

seluruh talentanya secara optimal, utuh dan seimbang dan tergerak hatinya oleh Roh

Kudus dalam kasih untuk solider dengan sesamanya teristimewa yang miskin dan

tersingkir, melibatkan diri secara proaktif dan setia sebagai wujud baktinya kepada

Allah dalam upaya dan perjuangan untuk mewujudkan masyarakat yang damai dan

sejahtera yang semakin layak dihuni oleh siapapun manusia apapun agama, suku, adat

dan kepercayaannya demi tercipta kehidupan yang semakin harmonis dan saling

membahagiakan satu sama lain. Pedagogi Fransiskan menghantar anak didik untuk

menginternalisasikan nilai kedamaian kepada semua orang. Fransiskus Asisi telah

memberi inspirasi kepada para pengikutnya yaitu selalu membawa damai (shalom)

kepada semua orang bahkan seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Pax et Bonum (Damai

dan Kebaikan).

4. Sesi Tanya jawab

Pada sesi ini, diberi waktu bagi para peserta workshop/para guru untuk

semakin mendalami tentang penghayatan spiritualitas Fransiskan dalam menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

137

paradigma pedagogi Fransiskan di sekolah terutama dalam proses interaksi edukatif

di kelas melalui setiap mata pelajaran.

Contoh panduan pertanyaan:

a. Apa yang mendasari spiritualitas Fransiskan?

b. Bagaimana menghayati nilai/keutamaan dari spiritualitas Fransiskan?

c. Situasi apa yang melatarbelakangi munculnya paradigma pedagogi Fransiskan

ini?

d. Bagaimana menerapkan pedagogi Fransiskan ini di sekolah terutama dalam

dinamika di dalam kelas?

5. Sesi III : Sharing pengalaman guru

Dalam sesi ketiga ini, menjadi kesempatan yang baik bagi para peserta/para

guru untuk mensharingkan pengalamannya tentang semangat St. Fransiskus Asisi

yang menjiwai setiap guru dalam menjalankan tugas dan perutusannya dalam

mendidik setiap pribadi yang ada di sekolah ini. Dalam sharing ini, setiap guru

diberi kesempatan untuk membagikan pengalamannya tentang sejauh mana

pemahamannya terkait dengan spiritualitas Fransiskan, sejauh mana semangat St.

Fransiskus Asisi menjiwainya dalam tugas perutusannya dan bagaimana peranan

nilai-nilai spiritualitas Fransiskan itu dalam hidup hariannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

138

6. Penutup : Diskusi bersama untuk menerapkan pedagogi Fransiskan di sekolah

terutama melalui setiap mata pelajaran yang berlaku di sekolah.

Pada bagian penutup ini, masih diberi kesempatan bagi para peserta/guru

untuk mendiskusikan bagaimana cara menerapkan paradigma pedagogi Fransiskan

dalam interaksi edukatif di kelas melalui setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada

anak didik dan juga tindakan yang bisa dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler

yang ada di sekolah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

139

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari skripsi ini dan saran yang

dapat membangun dan berguna bagi para pembaca yang budiman terutama bagi

Kongregasi Fransiskanes St. Elisabeth Medan secara khusus bagi Yayasan Elifa

Mitra Setia (YEMS) Samarinda-Kalimantan Timur.

A. Kesimpulan

Paradigma pedagogi Fransiskan merupakan suatu model pendidikan yang

berlandaskan pada sikap hidup/spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi terhadap bumi

yang tertuang dalam Gita Sang Surya. Paradigma pedagogi Fransiskan menjadi

model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan

memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, sesama dan alam semesta sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari hidup mereka. Pedagogi Fransiskan mengembangkan

hubungan Tuhan dengan manusia yang dinyatakan dalam Yesus Kristus dan hidup

Fransiskus sendiri. Bagi Fransiskus Asisi, tujuan dari suatu pendidikan tidak hanya

sekedar untuk perkembangan dan kemajuan diri sendiri tetapi untuk suatu nilai yang

lebih luhur dan mulia yakni kemuliaan Tuhan dan demi kebaikan sesama bahkan

seluruh alam semesta. Nilai-nilai dalam paradigma pedagogi Fransiskan merupakan

warisan dari semangat hidup St. Fransiskus Asisi. Untuk menanamkan nilai-nilai

pedagogi Fransiskan ini kepada setiap anak didik, maka guru-guru YEMS harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

140

memahami paradigma pedagogi Fransiskan sehingga dapat menerapkannya bagi para

anak didik di sekolah yang bernaung dan di kelolah oleh YEMS.

Yayasan Elifa Mitra Setia adalah suatu bentuk Institusi berbadan hukum yang

didirikan pada tgl 14 Okt 1993 berlokasi di jalan Belatuk No. 23 RT. 18 Kelurahan

Temindung Permai Kecamatan Sungai Pinang Kalimantan Timur dalam rangka

melaksanakan Program Pendidikan Nasional. Yayasan Elifa Mitra Setia (YEMS)

merupakan salah satu karya pelayanan dari para suster Kongregasi Fransiskanes St.

Elisabeth (FSE) yang melayani dalam bidang pendidikan. Karya pendidikan yang

dikelolah oleh YEMS juga merupakan perwujudan dari semangat/spiritualitas St.

Fransiskus Asisi yang dihidupi dan dihayati oleh para suster FSE yang tertuang

dalam Kharisma Kongregasi (Daya kasih Kristus yang menyembuhkan) yakni

dipanggil untuk melayani mereka yang sakit dan menderita.

Dari hasil wawancara dengan para guru YEMS dapat dikatakan bahwa

sebagian besar para guru YEMS belum sungguh-sungguh memahami paradigma

pedagogi Fransiskan sehingga dalam menjalani tugas dan pelayanan setiap hari

sebagai pendidik/guru, dalam menghayati spiritualitas Fransiskan masih dalam

bentuk aturan-aturan yang diterapkan di sekolah dan belum sungguh-sungguh

menghayati spiritualitas Fransiskan. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman

tentang paradigma pedagogi Fransiskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

141

B. Saran

Bertolak dari kesimpulan di atas, penulis merasa ada beberapa pokok yang

perlu diperhatikan oleh Kongregasi secara khusus Yayasan Elifa Mitra Setia yang

menaungi sekolah-sekolah Asisi di Samarinda yang menjadi tempat karya para guru

antara lain: pemahaman dan wawasan tentang paradigma pedagogi Fransiskan dan

cara penerapan paradigma pedagogi Fransiskan di sekolah. Maka untuk

meningkatkan dan menambah wawasan para pendidik/guru YEMS tentang

penerapan paradigma pedagogi Fransiskan dalam menghayati spiritualitas

Fransiskan, penulis memberikan saran sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman para guru tentang pedagogi Fransiskan:

1. Mengadakan rekoleksi/penyegaran tentang paradigma pedagogi Fransiskan bagi

para Fransiskan/para suster FSE yang berkarya di bidang pendidikan, sehingga

para suster sungguh menjadi teladan bagi para guru yang berkarya di YEMS

dalam menerapkan pedagogi Fransiskan sebagai wujud penghayatan spiritualitas

Fransiskan.

2. Mengadakan pertemuan (pembicara bisa dari para saudara OFM yang sungguh

ahli dalam bidang ini) untuk mendalami paradigma pedagogi Fransiskan dalam

membantu pemahaman dan penghayatan para guru YEMS tentang paradigma

pedagogi Fransiskan sehingga spiritualitas Fransiskan sungguh menjadi

semangat yang menjiwai pelayanan dan perutusan para guru YEMS setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

142

3. Agar pertemuan itu berkelanjutan, tema tentang pedagogi Fransiskan bisa

dikemas dalam program retret/rekoleksi tahunan Guru YEMS sehingga selalu

ada penyegaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

143

DAFTAR PUSTAKA

Anggaran Dasar Dan Cara Hidup Saudara-Saudari Ordo Ketiga Regular St.

Fransiskus. (1984). ( diterjemahkan oleh Augustinus Card, Casaroli, Prefek

urusan umum Gereja, diberikan di Roma, pada takhta Santo Petrus, dengan

meterai Cincin Nelayan, pada tanggal 8 Desember 1982). Jakarta: SEKAFI

Bodo, Murray. (2002). Fransiskus Perjalanan Dan Impian. Bogor : Grafika Mardi

Yuana

Bruno Syukur, Paskalis. (2014). Discermen. Jakarta: JPIC-OFM Indonesia.

Celano, Thomas (1979). St. Fransiskus Dari Asisi. Jakarta : SEKAFI

Chan, Yance. (2009). The wise lesson & Inspiring Words. Yogyakarta : Kanisius

Conti, Martino. (2006). Identitas Fransiskan. Bogor: Grafika Mardi Yuana

Darminta, J. (2006). Praksis Pendidikan Nilai. Yogyakarta : Kanisius

Daryanto dan Agung Suprihatin. (2013). Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup.

Yogyakarta : Gava Media

Dohut, Jhony. (2015). Ekopedagogi: perubahan radikal atau mati. (Majalah Gita

Sang Surya edisi mei-Juni). Jakarta: JPIC OFM

Drost, J. (2002). Pedagogi Ignasian. Manuskrip yang berisi teori tentang Manajemen

Berbasis Sekolah.

E, Mulyasa. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda

Fransiskus. (2014). Evangelii Gaudium. Diterjemahkan oleh Adisusanto, F.X dan

Harini Tri Prasasti, Bernadeta. Bogor: Grafika Mardi Yuana

_________. (2015). Laudato Si. Diterjemahkan oleh Martin Harun. Jakarta : Obor

Go And Teach (2009). Manuskrip yang berisi pedoman umum untuk pendidikan

Fransiskan yang dikeluarkan oleh Sekretariat General Fransiskan

Groenen, Cletus. (1997) Fransiskus Dari Asisi. Jakarta : SEKAFI

________. (2012). Hendaklah berjalan terus dengan kaki cepat, ringan, tanpa

tersandung. Bogor: Grafika Mardi Yuana

________. (1987). Kisah Tiga Sahabat. Jakarta : SEKAFI

Groome, Thomas H.(2010). Christian Religious Education. Jakarta : Gunung Mulia

Heuken, A. (2002). Spiritualitas Kristiani. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka

http://pojokseminari.blogspot.co.id/2011/06/ordo-fratrum-minorum-ofm.html).

Iriarte, Lazaro. (1995). Panggilan Fransiskan. Sibolga: Capusin

Kartono, ST. (2011). Menjadi Guru Untuk Muridku. Yogyakarta : Kanisius

Kitab Hukum Kanonik. (2006). Dokumen asli diterbitkan tahun 1983 (R. D. R.

Rubiyatmoko, Ed). Bogor : Grafika Mardi Yuana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

144

Konstitusi Kongregasi Fransiskanes St. Elisabeth. (2000). Manuskrip yang berisi

konstitusi dan statuta yang disahkan oleh Uskup Keuskupan Agung

Medan pada 20 November 2010.

Ladjar, Leo Laba. (2000). Karya-karya Fransiskus dari Asisi. Bogor : Grafika Mardi

Yuana

Leo, Sherley. (1997). Fioreti. Disadur dari buku the little flowers of saint Francis

with five consideration on the sacred stigmata oleh tim sekafi. Bogor :

grafika mardi yuana

Marpaung, Manangar C. (2008). Introduksi Spiritualitas Fransiskan. Medan:Bina

Media.

Mbula, V. Darmin. (2015). Ekopedagogi: membangun komunitas persaudaraan

semesta (Majalah Gita Sang Surya edisi mei-Juni). Jakarta: JPIC OFM

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

(NN). (2008). Paradigma Pedagogi Reflektif . Yogyakarta : Kanisius

(NN). (2010) .Paradigma Pedagogi Reflektif . Yogyakarta : Kanisius

Pirkl, Margaret. (1992) Spirit And Life. Manuskrip yang berisi jurnal untuk

pendidikan Fransiskan

Ratio Formationis Fransiscanae (2003). Manuskrip yang beisi pedoman pendidikan

Fransiskan yang dikeluarkan oleh Sekretariat General Fransiskan

Riyanto, Theo. (2015). Guru Komunikatif Pembelajaran Jadi Efektif. Yogyakarta :

Kanisius

Rosetti Felice. (1984). Orangtua Santo Fransiskus. Jakarta : SEKAFI.

Mintara Sufiyanta, A. (2012). Guruku Malaikat Jiwaku. Jakarta :Obor.

Suparno, Paul dkk. (2002). Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta:

Kanisius

Supriyati, Y. (2012). “Pengantar Pendidikan”. Diktat untuk mahasiswa semester I,

Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan

Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma

Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta : Rineka cipta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

[1]

LAMPIRAN I

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN GURU YEMS

1. Bagaimana wujud penghayatan spiritualitas Fransiskan oleh para guru YEMS

dalam melaksanakan tugas pelayanannya setiap hari di sekolah?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para guru sebagai wujud penghayatan

semangat Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah terutama yang berkaitan

dengan alam atau lingkungan hidup?

3. Kegiatan apa saja yang sering dilaksanakan di sekolah sebagai suatu sarana untuk

mendalami spiritualitas St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah di

YEMS?

4. Apa yang dipahami oleh para guru tentang paradigma pedagogi Fransiskan?

5. Bagaimana hubungan atau relasi guru dengan karyawan/i dan terutama relasi

guru dengan anak didik dalam proses interaksi di sekolah baik interaksi edukatif

di kelas maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

[2]

LAMPIRAN 2

JAWABAN/HASIL WAWANCARA DENGAN GURU YEMS

1. Wujud penghayatan spiritualitas Fransiskan oleh para guru YEMS dalam

melaksanakan tugas pelayanannya setiap hari di sekolah yaitu:

Yang paling konkrit dalam penghayatan spiritualitas Fransiskan di sekolah

yaitu persaudaraan dan kesederhanaan walaupun masih dalam bentuk aturan

sekolah seperti : dalam mengambil setiap kebijakan terutama menentukan

tempat untuk mengadakan suatu kegiatan yang melibatkan seluruh warga

sekolah, menanamkan motivasi kepada para guru bahwa dalam tugas perutusan

sebagai pendidik di sekolah Fransiskus Asisi Samarinda ini hadir sebagai

pelayan karena setiap anak didik adalah saudara, atau yang sering diistilahkan

dengan : “Service is the first, not Money”

Dalam penghayatan kesederhanaan ditetapkan juga dalam aturan sekolah

bahwa: di sekolah tidak diperkenankan membawa mobil ke sekolah (latar

belakang ekonomi anak didik yang sebagian besar menengah ke atas), tidak

diperkenankan memakai perhiasan, tidak merayakan ulang tahun yang besar-

besaran di sekolah hanya mendoakan teman yang berulang tahun dengan acara

yang sederhana saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

[3]

Menyapa setiap orang sebagai saudara baik karyawan maupun anak didik

dengan salam Fransiskus : Pax et Bonum/Pace e Bene

2. Kegiatan yang dilakukan oleh para guru sebagai wujud penghayatan semangat

Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah terutama yang berkaitan dengan alam

atau lingkungan hidup yaitu :

Penghijauan melalui penanaman pohon, cinta lingkungan dengan menjaga

kebersihan, tidak merokok dan program pembersihan sungai Kamamumus

bekerjasama dengan organisasi pungut sampah Samarinda.

3. Kegiatan yang sering dilaksanakan di sekolah sebagai suatu sarana untuk

mendalami spiritualitas St. Fransiskus Asisi sebagai pelindung sekolah di YEMS

yaitu :

Seminar dalam menyambut ulang tahun sekolah, rekoleksi/retret tahunan

sekolah (kadang-kadang pemberinya dari saudara OFM Cap Medan)

4. Yang dipahami oleh para guru tentang paradigma pedagogi Fransiskan yaitu:

Secara praksis para guru sudah menghayati spiritualitas Fransiskan walaupun

masih dalam bentuk aturan, akan tetapi teori tentang paradigma pedagogi

Fransiskan dan penerapannya di sekolah belum tahu bahkan belum pernah

mendengar tentang pedagogi Fransiskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: USULAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI FRANSISKAN … · dari Asisi terhadap bumi, suatu model pendidikan dalam melahirkan generasi-generasi muda yang peduli dan memiliki relasi yang

[4]

5. Hubungan atau relasi guru dengan karyawan/i dan terutama relasi guru dengan

anak didik dalam proses interaksi di sekolah baik interaksi edukatif di kelas

maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yaitu :

Secara umum dalam membina relasi dengan karyawan selalu ditekankan

budaya sapa-menyapa (salam Fransiskus) sebagai saudara sehingga tidak ada

perbedaan antara guru dan karyawan tetapi semuanya adalah sama.

Relasi dengan anak didik : pendekatan Dialogal yaitu melihat anak didik

sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan, walaupun dalam

kenyataannya setiap hari masih ada beberapa guru yang memandang anak

didiknya sebagai objek dari pendidikan itu. Pandangan yang mengatakan

bahwa anak didik sebagai objek pendidikan ini dipengaruhi oleh latar

belakang dan karakter dari guru yang bersangkutan sehingga sulit untuk

mengubah pandangan tersebut, apalagi guru ini sudah termasuk dalam

golongan senior.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI