usulan penelitian2

download usulan penelitian2

of 24

description

vgg

Transcript of usulan penelitian2

BAB I

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahPada tahun 2020 nanti diperkirakan kematian akibat kebiasaan merokok akan lebih banyak dibandingkan dengan HIV, TBC, kematian persalinan, kecelakaan lalu-lintas, bunuh diri, dan pembunuhan.

Prediksi tersebut bukan tanpa alasan. Meskipun hampir setiap orang tahu bahwa merokok dapat menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi jumlah perokok terus saja bertambah. Kebiasaan merokok pun tidak lagi didominasi oleh kaum pria. Hampir di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, semakin banyak kaum wanita yang merokok dengan beragam alasan yang melatarbelakanginya.

Pada prinsipnya, merokok adalah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, baik bagi pria maupun wanita. Hubungan erat antara penyakit jantung, paru-paru, dan kanker dengan kebiasaan merokok tentunya sudah menjadi pengetahuan umum. Sayangnya, dampak negatif rokok terhadap wanita tidak sesempit itu. Begitu banyak gangguan kesehatan akibat kebiasaan merokok yang hanya menyerang kaum wanita, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

Gangguan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi tersebut dapat bermacam-macam bentuknya, mulai dari gangguan haid hingga sulit untuk hamil. Pada wanita perokok terjadi pula peningkatan risiko munculnya kasus kehamilan di luar kandungan dan keguguran. Selain itu, sebagaimana yang tertulis dengan jelas dalam setiap kemasan rokok, kebiasaan merokok dapat menyebabkan timbulnya kecacatan pada janin.

Sejauh ini terdapat kurang lebih dua puluh penelitian yang memaparkan kaitan merokok dengan infertilitas. Penelitian pada mencit menunjukkan, nikotin dalam rokok menyebabkan gangguan pematangan ovum (sel telur). Hal inilah yang diduga menjadi penyebab sulitnya terjadi kehamilan pada wanita yang merokok. Selain itu, nikotin juga menyebabkan gangguan pada proses pelepasan ovum dan memperlambat motilitas tuba, sehingga risiko seorang wanita perokok untuk mengalami kehamilan di luar kandungan menjadi sekira 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan wanita bukan perokok.

Nikotin pula yang menjadi penyebab timbulnya gangguan haid pada wanita perokok. Zat yang menyebabkan seseorang ketagihan merokok ini, ternyata memengaruhi metabolisme estrogen. Sebagai hormon yang salah satu tugasnya mengatur proses haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh. Gangguan pada metabolismenya akan menyebabkan haid tidak teratur. Bahkan dilaporkan bahwa wanita perokok akan mengalami nyeri perut yang lebih berat saat haid tiba.

Merokok berhubungan dengan risiko tinggi untuk mengalami kelainan dalam kehamilan, antara lain ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) dan gangguan pada plasenta. Kebiasaan merokok pun dikaitkan dengan kelahiran prematur dan berat badan bayi yang dilahirkan akan cenderung rendah. Bayi yang terlahir dengan berat badan rendah biasanya memiliki risiko tinggi untuk mengalami kesakitan bahkan kematian.Selain merusak kesuburan, kini diketahui bahwa wanita yang merokok akan mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok, bahkan mereka diduga akan mengalami perubahan hidup dua tahun lebih awal dibandingkan normal.

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal Reproductive Biomedicine Online menyebutkan bahwa merokok juga dapat membahayakan indung telur serta mempengaruhi kesuburan seseorang.

Penelitian ini dilakukan terhadap 350 wanita yang datang ke pusat menopause rumah sakit Civitanova Marche, Italia pada tahun 1996-2001 dan ditemukan adanya hubungan antara kebiasaan merokok mereka dengan gangguan pada indung telur.

Pada wanita perokok, menopause akan dimulai sekitar usia 47 tahun. Sedangkan pada wanita yang bukan perokok, menopause umumnya dimulai pada usia sekitar 49-50 tahun. Menurut para peneliti, adanya perbedaan dua tahun permulaan terjadinya menopause tersebut menunjukkan bahwa pengaruh rokok memang mengganggu fungsi telur dan akhirnya merusakSebenarnya belum diketahui dengan jelas bagaimana merokok dapat mempengaruhi menopause lebih awal, namun penelitian lainnya menyebutkan bahwa merokok dapat merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun yang selanjutnya akan mempengaruhi pembuatan sel telur.

Pada penelitian ini peneliti ingin membandingkan usia menopause antara wanita perokok dan wanita bukan perokok dan melihat adakah hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya menopause yang lebih awal.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Apakah wanita perokok akan mengalami menopause lebih awal dibanding wanita yang bukan perokok?

2. Bagaimana perbandingan usia menopause pada wanita perokok dan wanita bukan perokok di kota padang tahun 2006?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan disini adalah :

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui usia menopause wanita di kota Padang tahun 2006.1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui usia menopause pada wanita perokok dan wanita bukan perokok di kota Padang tahun 2006.

2. Untuk mengetahui perbedaan usia menopause antara wanita perokok dan wanita bukan perokok.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah dapat memberi informasi tentang usia menopause pada wanita perokok dan bukan perokok di kota Padang tahun 2006. Serta menambah pengetahuan mengenai hubungan merokok dengan terjadinya menopause yang lebih cepat.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menopause1Menopause berasal dari bahasa Yunani yang berarti berhenti haid. Namun Reitz (1979) mengatakan bahwa seharusnya istilah yang tepat adalah menocease karena pause dalam bahasa Inggris bukan berhenti permanen. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang kurang.

Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yang mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina dalam tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% wanita Indonesia telah mengalami menopause.2.1.1. Gejala Menopause6Menopause membawa perubahan pada kondisi fisik dan psikis wanita yang mengalaminya. Dampaknya bagi wanita sangat bervariasi, tergantung pada banyak faktor terutama lingkungan sosial dan keluarga.

Gejala menopause bermacam-macam, antara lain:

1. Keluhan vasomotor (yang berhubungan dengan pembuluh darah): a). Hot flushes (semburan panas tiba-tiba di wajah, leher dan dada), b). Night sweats (keringat berlebihan pada malam hari)2. Atrofi urogenital (penipisan mukosa vagina). Hal ini menimbulkan akibat lanjut berupa kekeringan liang vagina sehingga saat berhubungan suami istri terasa sakit dan terjadi penurunan libido.3. Perubahan pola haid. Biasanya haid menjadi tidak teratur. Hanya 10% wanita yang langsung tidak mendapat haid sama sekali.4. Gejala lain (dianggap sebagai gejala psikis dan sosio budaya), misalnya depresi, sakit kepala.Gejala lain yang timbul merupakan manifestasi dari rendahnya hormon estrogen, berupa kulit kering dan mulai keriput, payudara kendur, timbunan lemak (terutama di pinggul), gangguan mood, penurunan libido, dan sebagainya. Dalam jangka panjang, menopause meningkatkan risiko osteoporosis dan penyakit jantung koroner.2.1.2. Usia Menopause dan Penyebabnya

Rata-rata menopause dimulai pada usia antara 47 - 53 tahun. Dikatakan terjadi menopause prematur bila wanita mengalaminya kurang dari 40 tahun. Diagnosis menopause prematur tidak sukar dibuat, apabila penghentian haid sebelum waktunya disertai dengan hot flushes serta meningkatnya kadar hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala yang terakhir ini tidak ada, perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab-sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan menopause prematur ialah herediter, gangguan gizi yang berat, penyakit-penyakit menahun, dan penyakit-penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium.Petras (1999) menyebutkan beberapa penyebab biologis dari menopause prematur antara lain: kemoterapi (perawatan kanker)

operasi ovarium (hysterectomy)

konsumsi tamoxifen (bagian dari pengobatan kanker payudara)

ketidakteraturan kromosom Penyebab lainnya adalah gaya hidup seperti konsumsi alkohol, rokok, faktor stres dan faktor lingkungan (xenobiotics).2.2. Risiko Wanita PerokokWanita perokok berisiko lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan khususnya kesehatan reproduksi, seperti yang dijelaskan pada table berikut:

Tabel 1. Evidence for the effects of smoking on reproductive health4

Rokok mempunyai andil yang amat besar dalam mengeriputkan kulit wajah perempuan perokok. Asap rokok dapat mengurangi aliran oksigen dan menghambat absorpsi zat-zat gizi yang diperlukan sel kulit. Kondisi ini mendorong peningkatan pelonggaran kulit dan menstimulasi proses penuaan. Maka tak mengherankan, pada perokok kerap dijumpai kulit wajah berwarna pucat kecokelatan dan mengeriput.

Awalnya, efek rokok memang tak begitu terasa. Namun, setelah pengisapnya terjebak dalam ketergantungan, bibir yang tadinya tampak cerah, perlahan-lahan berubah jadi warna ungu kehitaman. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh suhu.

Saat diisap, panas rokok mengenai bibir, sehingga darah sel-sel darah merah jadi "terganggu" dan mengalami kematian. Sel-sel darah merah yang mati tadi akan memproduksi pigmen yang kemudian tertimbun di bibir dan memicu warna hitam pada lapisan luar bibir. Selain itu, setiap hasil pembakaran pada ujung rokok akan menimbulkan karbon, yang juga akan menambah pekat warna bibir.

Untuk mengembalikan pertumbuhan dan pertukaran sel-sel darah merah, selain berhenti merokok, cobalah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung A,B,C, dan E.

Selain mengundang efek yang buruk pada kulit dan bibir, rokok juga amat mengganggu penampilan gigi. Ya, bagaimanapun juga, merokok pasti lewat mulut. Maka, dengan segera tar yang terkandung dalam rokok "bermesraan" dengan gigi. Awalnya, gigi jadi kekuningan. Lama-lama, berubah jadi kecokelatan, lantas menghitam. Nah, kadang-kadang, supaya kembali berwarna putih cerah, orang jadi nekat mengerok atau mengikis permukaan gigi. kalau hal itu kerap dilakukan, lapisan email jadi tipis. Ujung-ujungnya, gigi jadi rusak, mudah patah atau bolong, karena kehilangan pelindung.

Filter dari batang rokok yang menyelip di kedua jemari saat merokok, juga bisa mengubah warna kuku jadi coklat dan tampak kotor. Padahal, untuk mengetahui seseorang sehat atau tidak, dapat dideteksi lewat kuku. Kuku yang berwarna merah muda menandakan bahwa pemiliknya bertubuh bugar.

Asap rokok yang ada di sekitar perokok juga bisa mengganggu kesehatan rambut, sehingga rambut menjadi kusam, tidak bercahaya. Penyebabnya adalah karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok. Zat racun akan menghambat aliran darah yang mengangkut oksigen dan zat-zat nutrisi ke akar rambut.

Rokok tak hanya mengganggu penampilan. Tembakau yang terbungkus kertas juga dapat mengembangkan bakteri penghasil bau di mulut, sehingga menimbulkan aroma napas tak sedap. Indra penciuman juga bisa kehilangan sensitivitasnya.

Bagi orang yang sudah terbiasa dengan aroma rokok, biasanya tidak menyadari bahwa di sekelilingnya berbau asap rokok. Asap rokok memiliki bau yang tidak menyenangkan dan langsung menempel pada segala sesuatu, mulai dari kulit, rambut, busana yang dikenakan, dan tempat di sekitarnya.

Ancaman paling berbahaya dari rokok adalah kepulan asapnya. Dalam asap rokok, terkandung 4.000 bahan kimia (200 di antaranya dikenal sebagai racun). Selain nikotin, asap rokok tersusun atas selusin gas (sebagian besar adalah karbon monoksida, yang dapat menghambat penyerapan oksigen dalam sel darah merah) dan tar.

Tar adalah getah tembakau atau ampas asap yang dapat menyebabkan kanker paru-paru. Semua organ tubuh, mulai dari ujung rambut hingga ke ujung jari kaki, dapat terkena imbas buruk rokok.

Ketika seseorang mengisap rokok, gas karbon monoksida (CO) ikut masuk ke dalam tubuh. CO berebutan dengan oksigen untuk masuk ke dalam sel darah merah (hemoglobin). Sedangkan pada orang yang tidak merokok, ketika bernapas, oksigen akan diangkut oleh hemoglobin, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Oksigen di dalam darah kaum perokok akan dikalahkan CO, sehingga oksigen yang beredar ke seluruh tubuh berkurang. Karenanya, organ tubuh dan otak tidak mampu berfungsi dengan baik. Akibatnya, wajah menjadi pucat dan loyo.

Suatu penelitian mengungkapkan bahwa perokok wanita berpotensi mengalami penurunan gairah seksual, bahkan hingga mencapai fase frigiditas. Lebih buruk lagi, wanita perokok punya peluang yang lebih besar terhadap kasus menopause dini dibanding mereka yang tidak merokok.

Rokok juga memperlebar peluang terjadinya penyempitan pembuluh darah di seluruh badan (artherosclerosis) yang menyebabkan tubuh mengalami kekurangan oksigen, mengakibatkan pecahnya aorta, serta bisa merampas nyawa. Merokok sekaligus menggunakan pil KB juga meningkatkan risiko terkena serangan jantung koroner.

Asap rokok diyakini dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan kanker pada bagian organ tubuh ini. Pemicunya, tar yang terkandung dalam asap rokok akan menempel di permukaan saluran pernapasan sehingga menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel ganas. Sekira 87-90% kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok, dan 30% di antaranya dialami oleh perokok pasif. Kebiasaan merokok 20 batang per hari bisa mencetuskan kanker paru-paru 25 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak merokok.

Rokok juga menyebabkan penyakit paru-paru okstruksi kronis (PPOK). Selain itu, asap rokok mengubah perubahan struktur saluran udara. Bulu getar yang dalam keadaan normal berfungsi membersihkan lendir akan lumpuh, sehingga terjadi penimbunan lendir berlebihan yang merupakan media perkembangbiakan kuman, sehingga berkembang jadi bronkitis.

Rokok juga dapat mengakibatkan kerusakan menetap pada struktur paru-paru, akibat lumpuhnya serat elastis yang mengakibatkan udara yang masuk sulit dikeluarkan dan tertinggal di kantong-kantong udara. Kondisi ini bisa berujung pada penyakit emfisema, yaitu gangguan atau penurunan faal paru, yang semakin lama semakin berat. Gangguan yang muncul berupa penyakit paru-paru obstruksi menahun, dengan gejala klinis berupa sesak napas yang tidak dapat disembuhkan.

Sedangkan asap tembakau yang tersebar di tempat terbuka akan memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Asap rokok menyebabkan iritasi pernapasan yang cukup berat dan merupakan faktor pencetus serangan asma.

Dalam kasus infeksi paru-paru, wanita perokok lebih dominan dibanding pria. Nikotin akan beraksi menurunkan ketahanan permukaan saluran udara dalam paru-paru, sehingga mempersubur bakteri maupun virus.

Lebih buruk lagi, bayi yang lahir dari seorang wanita perokok, berbobot lebih 170 gram dibandingkan dengan wanita tidak merokok. Wanita perokok seringkali mengalami keguguran dan kematian bayi. Bayi dari wanita perokok umumnya memiliki kondisi fisik maupun intelektual lebih rendah dibandingkan bayi dari wanita yang sama sekali tidak merokok (Prasanti, 2002).2.3. Mekanisme Rokok Menyebabkan Menopause Yang Lebih AwalAda hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dan menopause dini. Rata-rata menopause terjadi dua tahun lebih cepat pada perokok dibanding yang tidak merokok4 5.

Mekanisme biologik yang mendasari efek merokok terhadap kejadian menopause sebenarnya belum jelas, tapi mekanisme yang mungkin dapat diterima adalah :

1. Efek toksik asap rokok terhadap ovarium.

2. Atresia folikular yang disebabkan asap rokok.

3. Efek negatif nikotin terhadap gonadotropin yang berdampak merugikan terhadap fungsi ovarium3 8.Para peneliti dari Harvard Medical School, Boston, USA, melaporkan suatu pengetahuan bagaimana mekanisme molekuler dibalik kasus early menopause (menopause dini) pada wanita perokok. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia pada asap rokok yang bertanggung jawab pada early menopause tidak menyebabkan kerusakan sel yang non-spesifik (J.Tilly, 2001). Bahkan PAH (polisiklik aromatik hidrokarbon) yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan serangkaian kejadian yang menginisiasi kematian sel yang prematur9.Wanita perokok mengalami menopause 2-3 tahun lebih cepat dibanding wanita bukan perokok dan juga cenderung menjadi kurang subur. Tilly dkk yang telah mempelajari kematian sel ovarium dan hubungannya dengan early menopause selama satu dekade, sebelumnya mengatakan bahwa angka kematian sel tergantung berapa lama ovarium akan berfungsi. Regulator utama rupanya adalah Bax, suatu protein apoptotik. Dengan mematikan ekspresi Bax, proses penuaan pada ovarium dapat diperlambat9.PAH yang terdapat pada asap rokok dan juga pada hasil pembakaran bahan bakar, berikatan dengan reseptor aromatik hidrokarbon (Ahr) pada oosit. Hal ini mengaktifkan transkripsi gen Bax dan menyebabkan kematian sel. Jika gen Bax dan Ahr dimusnahkan secara genetik, oosit tidak akan mati ketika terpajan oleh PAH9.

Hasil penelitian ini telah membuka peluang untuk dibuatnya suatu program pengobatan atau pun pencegahan infertilitas yang disebabkan oleh pajanan PAH (Jodi Flaws, Maryland School of Medicine, Baltimore, MD, USA). Namun usaha terbaik bagi perokok adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok. Pesan bagi gadis muda, bahwa merokok secara ireversibel akan merusak populasi sel ovarium9.BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Hipotesis

Wanita perokok memiliki proporsi yang lebih besar untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara observasi yang bersifat explanatory research dengan pendekatan secara cross sectional study. Dipilih jenis penelitian ini karena peneliti ingin membandingkan distribusi kasus menopause berdasarkan umur antara wanita perokok dengan yang tidak merokok. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kota Padang. Penelitian ini dilakukan segera setelah proposal penelitian ini disetujui.

4.3. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan SampelPopulasi penelitian ini adalah perempuan menopause/pascamenopause usia 5 batang per hari

b. Tidak perokok ( tidak pernah merokok atau merokok tapi < 5 batang per hari

Skala ukur : nominal.4.7. Analisa Data

Data yang diperoleh yaitu berupa data kategorikal dan di analisis dengan analisis bivariat, yaitu analisa terhadap variabel umur menopause dan variabel kebiasaan merokok pada wanita. Data disajikan dalam bentuk grafik dan diuji kemaknaan dengan metode chi-square.DAFTAR PUSTAKA

1. Prawiroharjo S, 1999. Ilmu Kandungan. Ed 2, Jakarta. Hlm 96-101, 128-131.2. Lasmini, Zuherdi, Sulin D. Hubungan Paritas Dengan Usia Menopause Alamiah Di Kotamadya Padang. Indonesian J Obstet Gynecol 1999; 23: 35

3. Midgette AS & Baron JA (1990) Cigarette smoking and the risk of natural menopause. Epidemiology 1(6):474-80. 15

4. U.S. Department of Health and Human Services (2001) Women and smoking: A report of the Surgeon General (Chap. 3) U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service, Office of the Surgeon General: Rockville, MD. 145. Kinney A, Kline J & Levin B (2005) Alcohol, caffeine and smoking in relation to age at menopause. Maturitas Oct 28. 55

6. Whiteman MK, Staropoli CA, Langenberg PW, McCarter RJ, Kjerulff KH & Flaws JA (2003). Smoking, body mass, and hot flashes in midlife women. Obstetrics and Gynecology 101(2):264-72. 56

7. Torgerson DJ, Avenell A, Russell IT & Reid DM (1994) Factors associated with onset of menopause in women aged 45-49. Maturitas 19(2):83-92. 57

8. International Agency for Research on Cancer (2004) IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans: Tobacco smoke and involuntary smoking. Vol. 83. Lyon: IARC Press. 18

9. Jane Bradbury. Mechanism found for smoking-induced early menopause. The Lancet; Jul 21, 2001; 358, 9277; ProQuest Medical Library pg. 215

LAMPIRANKuesioner Penelitian

Faktor Risiko Merokok Terhadap Kejadian Menopause Dini

Nama:

Umur:

Pekerjaan:

1. Apakah Anda seorang perokok?

a. Ya

b. Tidak

Jika jawabannya tidak, langsung ke pertanyaan no.4.

2. Sudah berapa lama Anda merokok?

3. Berapa batang rokok per hari?

4. Kapan Anda mendapatkan haid terakhir?

5. Apakah Anda pernah mengalami kejadian di bawah ini?

a. kekurangan gizi yang berat

b. penyakit menahun, misalnya DMc. tumor ovarium atau kista ovarium

d. histerektomi

e. kemoterapi

Lingkari jawaban yang benar, jawaban boleh lebih dari satu. 10. Stein Z. Smoking and reproductive health. J Am Med Wom Assoction 1996; 51(1&2): 29-30.

11. Jornal of Epidemiology and Community Health 2002; 56: 851-860

12. Matthews, T.J., "Smoking During Pregnancy, 1990-96," National Vital Statistics Report November 1998; 47(10): 1-12.

13. Sharara FI, Beatse SN, Leonardi MR, Navot D, Scott RT. Cigarette smoking accelerates the development of diminished ovarian reserve as evidenced by the clomiphene citrate challenge test. Fertil Steril 1994; 62: 25762.14. The Lancet.London: Jul 21, 2001.Vol.358,Iss.9277;pg.215,1pgsJane Bradbury. Mechanism found for smoking-induced early menopause. The Lancet; Jul 21, 2001; 358, 9277; ProQuest Medical Library pg. 215

Kinney A, Kline J & Levin B (2005) Alcohol, caffeine and smoking in relation to age at menopause. Maturitas Oct 28. doi:10.1016/j.maturitas.2005.10.001.

Herediter

Gangguan gizi yang berat

Penyakit menahun

Penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium

Operasi ovarium (histerektomi)

Kemoterapi

Konsumsi tamoxifen

Ketidateraturan kromosom

Gaya hidup (alkohol, rokok, faktor stres dan faktor lingkungan)

MENOPAUSE

YANG

LEBIH AWAL

524