Usuan Program Jangka Pendek IGD

17
USULAN PROGRAM JANGKA PENDEK A. Pendahuluan Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya memerlukan pertolognan yang cepat dan tepat, maka dari itu diperlukan adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya. Hal ini bertujuan untuk menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dibarengi dengan penanganan yang tepat. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan sarana. Prasarana, sumber daya manusia dan manajemen Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit yang sesuai dengan standar. Disisi lain, desentralisasi dan otonomi telah memberikan peluang bagi daerah untuk mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya serta siap mengambil alih tanggung jawab yang selama ini dilakukan oleh pemerintah pusat. Untuk itu daerah harus dapat menyusun perencanaan di bidang kesehatan khususnya pelayanan gawat darurat yang baik dan terarah agar mutu pelayanan kesehatan tidak menurun, namun sebaliknya meningkat dengan pesat. B. Prinsip Umum 1. Setiap rumah sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat dengan kemampuan: a. Melakukan pemeriksaan awal pada kasus-kasus gawat darurat. b. Melakukan resusitasi dan stabilisasi (life and limb saving). 2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kegawat daruratan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. 3. Rumah sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat darurat. 4. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di IGD. 5. Pengorganisasian IGD didasarkan pada organisasi multi disiplin, multi profesi namun saling terintegrasi, dengan struktur organisasi fungsional yang terdiri dari unsure pimpinan dan pelaksana, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat darurat di IGD dengan kewenangan penuh oleh dokter. 6. Rumah sakit Umum Daerah Agats menyelenggarkan pelayanan gawat darurat sesuai dengan klasifikasi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk rumah sakit Kelas D.

description

IGD RSUD

Transcript of Usuan Program Jangka Pendek IGD

Page 1: Usuan Program Jangka Pendek IGD

USULAN PROGRAM JANGKA PENDEK

A. PendahuluanPasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya memerlukan pertolognan yang cepat dan tepat,

maka dari itu diperlukan adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya. Hal ini bertujuan untuk menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dibarengi dengan penanganan yang tepat. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan sarana. Prasarana, sumber daya manusia dan manajemen Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit yang sesuai dengan standar.

Disisi lain, desentralisasi dan otonomi telah memberikan peluang bagi daerah untuk mengembangkan daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya serta siap mengambil alih tanggung jawab yang selama ini dilakukan oleh pemerintah pusat. Untuk itu daerah harus dapat menyusun perencanaan di bidang kesehatan khususnya pelayanan gawat darurat yang baik dan terarah agar mutu pelayanan kesehatan tidak menurun, namun sebaliknya meningkat dengan pesat.

B. Prinsip Umum1. Setiap rumah sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat dengan kemampuan:

a. Melakukan pemeriksaan awal pada kasus-kasus gawat darurat.b. Melakukan resusitasi dan stabilisasi (life and limb saving).

2. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kegawat daruratan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.

3. Rumah sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat darurat.4. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di IGD.5. Pengorganisasian IGD didasarkan pada organisasi multi disiplin, multi profesi namun

saling terintegrasi, dengan struktur organisasi fungsional yang terdiri dari unsure pimpinan dan pelaksana, yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat darurat di IGD dengan kewenangan penuh oleh dokter.

6. Rumah sakit Umum Daerah Agats menyelenggarkan pelayanan gawat darurat sesuai dengan klasifikasi Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk rumah sakit Kelas D.

C. Target pencapaian standar1. Target pencapaian Standar Instalasi Gawat Darurat RSUD Agats adalah 2 tahun.2. Rencana pencapaian dan penerapan Standar Instalasi Gawat Darurat rumah sakit

dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi daerah.

D. Jenis PelayananInstalasi Gawat Darurat dengan klasifikasi IGD Level I diharapakan mampu memberikan pelayanan kegawat daruratan minimal sebagai berikut:1. Diagnosis dan penanganan permasalahan pada

a. Airway → Jalan napasb. Breathing → Pernafasanc. Circulation → Sirkulasi

2. Melakukan stabilisasi dan evakuasi

E. Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia yang diharapkan ada di RSUD Agats sesuai dengan klasifikasi IGD Level I, yaitu:a. Dokter umum yang tersedia on site selama 24 jam. Persyaratan untuk dokter IGD adalah

pelatihan kegawat daruratan ATLS, ACLS, PPGD, GELS, dll.

Page 2: Usuan Program Jangka Pendek IGD

b. Kepala Perawat yang melaksanakan kedinasannya sesuai dengan pengaturan jam kerja. Persyaratan untuk menjadi perawat kepala adalah Strata-I/D-III, yang telah mengikuti pelatihan kegawat daruratan: Emergency Nursing, BTCLS, PPGD, dll.

c. Perawat pelaksana yang tersedia on site selama 24 jam. Persyaratan minimal D-III yang telah mengikuti pelatihan kegawat daruratan: Emergency Nursing.

d. Tenaga non-medis: meliputi tenaga administrasi dan keuangan, tenaga pengamanan, dan pekarya IGD lainnya.

F. Sarana dan Prasarana1. Persyaratan Fisik Bangunan

a. Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja rumah sakit namun tetap memperhitungkan kemungkinan penanganan korban masal/bencana.

b. Lokasi gedung harus berada di bagian depan rumah sakit, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan memasang tanda-tanda yang nampak jelas baik dari dalam maupun luar rumah sakit.

c. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama (alur masuk pasien harus berbeda dengan alur keluar.

d. Untuk lantai IGD yang tidak sama tingginya dengan jalur masuk maka harus dibuatkan ramp.

e. Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.f. Susunan ruang harus diatur sedemikian rupa sehingga alur transfer pasien tetap lancer

namun menghindari risiko terjadinya cross infection, dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan rumah sakit, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh perawat kepala/perawat.

g. Area dekontaminasi ditempatkan pada bagian depan/luar IGD atau terpisah dari IGD.h. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar.i. Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.j. Tersedianya Apotik 24 jam yang dekat dengan IGD.k. Memiliki ruang untuk istirahat petugas.

2. Persyaratan Saranaa. Ruang Penerimaan, yang terdiri dari:

i. Ruang tungguii. Ruang administrasiiii. Ruang triaseiv. Ruang penyimpanan kursi roda/tanduv. Ruang informasi dan komunikasi

b. Ruang Tindakan, yang terdiri dari:i. Ruang resusitasiii. Ruang tindakan (Bedah/non-Bedah)iii. Ruang dekontaminasi

c. Ruang Operasid. Ruang Observasi

Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Kebutuhan Fasilitas Pada Ruang Gawat Darurat

No. Nama Ruangan Fungsi Kebutuhan Fasilitas Ket.

A. Ruang Penerimaan1. Ruang Tunggu Ruang di mana keluarga/ pengantar

pasien menunggu. Ruang ini perlu disediakan/ dilengkapi:1. Tempat duduk dengan jumlah

yang memadai2. Toilet dan wastafel

KursiMejaTelevisiAlat Pengkondisi Udara (AC)Telepon Umum

Page 3: Usuan Program Jangka Pendek IGD

3. Area keamanan/sekuriti4. Telepon umum5. Ruang Informasi dan

Komunikasi2. Ruang Administrasi Berfungsi untuk menyelenggarakan

kegiatan administrasi, meliputi:1. Pendaftaran pasien2. Keuangan3. Rekam Medik

MejaKursiLemari berkas/arsipIntercom/teleponSafety boxPeralatan kantor lainnya

3. Ruang Triase Ruang tempat memilah-milah kondisi pasien, true emergency/false emergency.

WastafelKit pemeriksaan sederhanaLabel

4. Ruang penyimpanan brankar/stretcher/kursi roda

Tempat meletakkan/parkir brankar pasien yang siap digunakan apabila diperlukan.

BrankarStretcherKursi roda

5. Ruang Dekontaminasi

Ruang untuk membersihkan/ dekontaminasi pasien setelah drop off dari ambulan dan sebelum memasuki area triase.

Area terbuka dengan/tanpa penutupFasilitas air bersih dan drainase

B. Ruang Tindakan1. Ruang Resusitasi Ruangan yang dipergunakan untuk

melakukan tindakan penyelamatan penderita gawat darurat akibat gangguan ABC.

Nasopharyngeal tubeOropharyngeal tubeLaryngoscope set anak/dewasaEndotracheal tubeLaryngeal Mask AirwaySuction MachinesBag Valve Mask Anak/DewasaKanul OksigenOxygen Mask Anak/DewasaChest TubeCricotyrotomyECGVena SectionDefibrilatorGluko StickStetoskopTermometerNebulizerOksigen MedisNeck ColarSplintLong Spine BoardScoop stretcherKEDUrine bagNGTWound Toilet SetTracheostomy setVentilator TransportVital Sign MonitorInfusionPumpSyringe PumpWarmer

Page 4: Usuan Program Jangka Pendek IGD

2. Ruang Tindakana. Bedah Ruang untuk melakukan tindakan

bedah ringanTT tindakanDressing SetTiang InfusLampu tindakanTermometer,StetoskopSuctionSterilisatorBidaiSplintInkubatorMikro Drips SetVena Section SetTorakosintesis SetMetal KauterFilm ViewerCPAP

b. Non Bedah Ruang untuk melakukan tindakan non bedah

Kumbah Lambung SetEKGBrankarIrigatorNebulizerSuctionOksigen MedisNGTLampu KepalaOtoscope SetTiang InfusBronchoscopySyringe PumpOphtalmoscopeInfusion Pump

c. Anak Ruang untuk melakukan tindakan pasien anak

Inkubator, Mikro Drips Set,CPAP

d. Kebidanan Ruang untuk melakukan tindakan kebidanan

Kuret SetPartus SetSuction BayiMejaGinekologiMeja PartusVacuum SetForcep SetCTGResusitasi SetDopplerSuction BayiTiang InfusTTFilm Viewer

3. Ruang Observasi Ruang untuk melakukan observasi terhadap pasien setelah diberikan tindakan medis.

TT Periksa

4. Ruang Pos Perawat(Nurse Station)

Ruang Pos Perawat Meja, kursiWastafelKomputer, dll

C. Ruang Penunjang Medis1. Area/Ruang Farmasi Area/ Ruang tempat menyimpan Lemari obat

Page 5: Usuan Program Jangka Pendek IGD

obat untukkeperluan IGD

2. Area/Ruang Penyimpanan Linen

Area/ Ruang tempat penyimpanan bahan-bahan linen bersih.

Lemari

3. Area/Ruang Alat Medis

Area/ Ruang tempat penyimpanan peralatanmedik yang setiap saat diperlukan. Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam kondisi siap pakai dan dalam kondisi yang sudah bersih/ steril.

Lemari instrument

4. R. Radiologi Cito Tempat melaksanakan kegiatan diagnostik cito.

Mobile X-RayMobile ECGApron timbaleAutomatic film processorFilm viewer

5. Laboratorium Standar

Ruang pemeriksaan laboratorium yang bersifat segera/cito untuk beberapa jenis pemeriksaan tertentu.

Lab rutin, elektrolit, kimiadarah, analisa gas darah,(CKMB (jantung) dan labkhusus boleh ada/tidak)

6. R. Petugas/ Staf Ruang tempat kerja, istirahat, diskusi petugas IGD, yaitu Kepala IGD, Dokter, Dokter Konsulen, Perawat.

SofaLemariMejaKursiWastafelPantri

7. Gudang Kotor(Spoolhoek/Dirty Utility)

Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal).

Kloset leher angsaKeran air bersih (Sink)

8. Toilet petugas KM/WC9. R. Sterilisasi Tempat pelaksanaan sterilisasi

instrumen dan barang lain yang diperlukanan di Ruang Gawat Darurat.

Workbench1 sink/2 sink lengkap dengan Ruang air bersih & air buanganAutoclave

10. R. Loker Ruang tempat menyimpan barang-barang milik petugas/staf IGD dan ruang ganti pakaian.

Loker

Kebutuhan Obat-Obatan dan Alat Habis PakaiNo.

Nama Obat-Obatan dan Alat Habis Pakai Keterangan

1. Cairan Infus Koloid Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di IGD tanpa harus diresepkan

2. Cairan Infus Kristaloid3. Cairan Infus Dextrose4. Adrenalin (Epinefrin 1:1000) inj.5. Sulfas atropine inj. 6. Kortikosteroid7. Lidocain inj.8. Dextrose 40%9. Aminophilin inj.

Page 6: Usuan Program Jangka Pendek IGD

10. ATS dan TT11. Thrombolytic agent12. Amiodaron inj.13. Alat Pelindung Diri (Masker, handschoen, kacamata pengaman)14. Manitol15. Furosemid inj.16. Analgetik17. Antiseptik18. Serum Anti Bisa Ular19. Vaksin Anti Rabies20. Jarum dengan benang21. Morphin22. Anti konvulsi23. Dopamin24. Dobutamin25.

G. USULAN PROGRAM KERJAProgram/ Rencana Kerja Instalasi Gawat Darurat RSUD Agats didasarkan STANDAR

INSTALASI GAWAT DARURAT sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009. Rencana pencapaian dan penerapan STANDAR INSTALASI GAWAT DARURAT untuk RSUD Agats akan dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi daerah. Berikut pemaparan rencana kerja Instalasi Gawat Darurat RSUD Agats secara deskriptif:

SARANAI. Penataan Bangunan Instalasi

1. Penataan ulang interior IGD agar disesuaikan dengan Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Gawat Darurat (Kemenkes 2012) yaitu ruang triage. Penataan ulang interior IGD antara lain:a. Merombak ruang kantor, nurse station, kamar tidur perawat dan kamar tidur dokter

menjadi ruang tindakan resusitasi medik dan bedah serta ruang tindakan resusitasi dan dekontaminasi.

b. Merombak ruang tindakan bedah menjadi ruang kantor dan loket pendaftaran.c. Merombak ruang tindakan kamar sunti menjadi ruang istirahat dan loker bagi petugas

IGD.d. Menempatkan nurse station pada bagian depan ruang tindakan resusitasi dan

dekontaminasi.e. Merubah fungsi ruang nebulisasi menjadi ruang penyimpanan kursi roda dan tandu.f. Menambah dan memperluas area ruang tunggu pasien pada bagian depan IGD.g. Merubah jalan masuk IGD dan menambah jalur menjadi jalur masuk dan keluar

untuk mempermudah akses masuk pasien gawat darurat ke pintu masuk IGD.h. Pembuatan alur triage sesuai dengan klasifikasi dan alur pelayanan gawat darurat di

IGD.2. Perbaikan kamar mandi pasien dan kamar mandi petugas.3. Perbaikan talang air.4. Perbaikan sarana pembuangan limbah, baik limbah medis maupun non medis.5. Penempatan botol sanitasi berisi alkohol.6. Perbaikan sarana pembuangan limbah mendesak.7. Pengecatan ulang dinding interior dan eksterior IGD.8. Pemasangan kain sekat untuk tiap ruang observasi.9. Apotik UGD (Deppo obat dan alat kesehatan UGD) beserta tenaganya.

Page 7: Usuan Program Jangka Pendek IGD

II. Alat-alat KesehatanA. Medis

1. Monitor dengan probe tensimeter, SpO2, suhu, lead EKG 3 set.2. 3 brankar Emergency Bed + Matras brankar3. 6 Brankar dorong4. Glukometer (alat pemeriksaan gula darah) 1 unit.5. Hecting set minimal 6 set.6. Kom alcohol bertutup 3 buah.7. Methlin 2 buah.8. Suction pump 2 unit.9. Standing tensimeter portable 1 buah.10. Tensimeter Nova 1 buah.11. Tensimeter ABN clock 1 buah.12. Ambulatory bag bayi 1 buah.13. Tabung oksigen kecil + Regulator dan dorongannya 2 set.14. Tempat sampah medis stainless bertutup dengan pedal 5 buah.15. Tempat sampai biasa bertutup dan pedal 2 buah.16. Meja tindakan mobile 4 set.17. Barak scoort 10 buah.18. Serumen Haq (THT set) 1 set.19. ETT set anak (mandarin ETT) 2 set.20. ETT set dewasa (mandarin ETT) 2 set.21. Toples bertutup ukuran sedang 5 buah.

B. Non-Medis1. Alat komunikasi (Telepon rumah atau telepon selular) untuk keperluan pelayanan

gawat darurat dan sistem rujukan.2.

PRASARANAI. Kebijakan

1. Penyusunan usulan pengorganisasian pelaksanaan pelayanan gawat darurat di IGD.2. Penambahan uang jaga menjadi Rp 250.000 per orang untuk tiap shift jaga perawat.

II. Pedoman Teknis1. Perumusan dan penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Instalasi Gawat Darurat.2. Perumusan dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Instalasi Gawat Darurat.3. Perumusan dan penyusunan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.4. Perumusan dan penyusunan pedoman pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja lain dalam

lingkup RSUD Agats.5. Perumusan dan penyusunan pedoman Sistem Tanggap Darurat Kebakaran pada Instalasi

Gawat Darurat.6. Perumusan dan penyusunan pedoman pelaksanaan koordinasi lintas program pelayanan

gawat darurat dalam Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dengan instansi lain.

III. Sumber Daya Manusia1. Perencanaan kebutuhan SDM untuk pelayanan gawat darurat di IGD:

a. Kebutuhan tenaga medis, para medis, dan non medis.b. Sertifikasi perawat IGD.c. Peningkatan, pengembangan dan pemenuhan kompetensi tenaga medis dan para

medis.i. Mengikuti pelatihan ATLS, ACLS, PPGD, GELS dan pelatihan kegawat

daruratan lainnya.

Page 8: Usuan Program Jangka Pendek IGD

ii. Mengikuti pelatihan BTCLS, PPGD, Emergency Nursing dan pelatihan kegawat daruratannya lainnya untuk seluruh tenaga perawat IGD.

d. Pengadaan peralatan pelatihan untuk peningkatan kemampuan dan keterampilan komunikasi dan penanganan kegawat daruratan di IGD.

2. Pelatihan dan penerapan service of excellence sebagai bagian pelayanan gawat darurat di IGD.

Page 9: Usuan Program Jangka Pendek IGD

NOTULEN RAPAT BULANANINSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AGATS

Hari : KamisTanggal : 1 Oktober 2015Waktu : 09.00 WITPeserta rapat : 1. dr. Henry C. P. Kaunang

2. Abdul Munir, S.Kep,Ns3. Astuti Lotong, S.Kep,Ns4. Jumriani, S.Kep,Ns5. Waluyo, S.Kep,Ns6. Selfi Bulaka, S.Kep,Ns7. Ambrosius Ban, AMK8. Carolina B. Bhala, AMK9. Christina Tonapa, AMK10. Lensivilina K. Gebze, AMK11. Neneng, AMK12. Yustina B. Sikteubun, AMK13. Alberthin, Amd.Kep14. Fitri Hasan, Amd.Kep15. Marlina Paembonan, Amd.Kep16. Weli, Amd.Kep17. Yosep Okos

Pemimpin Rapat : dr. Henry C. P. KaunangNotulis : dr. Henry C. P. KaunangDaftar Acara : 1. Pembukaan

2. Rapat Bulanan IGD3. Penutup

Jalannya Rapat1. Pembukaan

Rapat dibuka pada jam 09.00 WIToleh dr. Henry selaku pemimpin rapat, kemudian diikuti dengan doa pembukaan oleh Zr. Neneng.

2. Rapat Bulanan IGDRapat dimulai dengan penentuan jumlah tim perawat di IGD. Usulan dr. Henry agar dibagi antara tim perawat dinas dan tim perawat jaga. Usulan disetujui oleh semua peserta rapat, dan dilanjutkan dengan perubahan jam kerja perawat agar kembali seperti sedia kala yaitu jam kerja pagi dari jam 08.00-14.00, jam kerja siang dari jam 14.01-21.00, jam kerja malam dari jam 21.01-08.00 keesokan harinya. Rapat kemudian dilanjutkan dengan penyusunan struktur organisasi IGD dan secara aklamasi terbentuk susunan struktur IGD, sbb: Kepala Ruangan dijabat oleh Zr. Neneng; Tim Dinas Pagi diketuai oleh Yosep Okos yang beranggotakan Zr. Keti dan Zr. Alberthin; Tim I diketuai oleh Br. Ambo yang beranggotakan Zr. Kiki dan Zr. Marlina; Tim II diketuai oleh Br. Abdul yang beranggotakan Zr. Astuti dan Zr. Selfi; Tim III diketuai oleh Br. Weli yang beranggotakan Zr. Fitri dan Zr. Jumriani; serta Tim IV yang diketuai oleh Zr. Tince dan beranggotakan Br. Waluyo dan Zr. Carolina.Rapat kemudian dilanjutkan dengan saran dari Br. Weli agar isi dari trolley emergency diperiksa kembali dan disesuaikan sebagaimana mestinya contohnya tidak adanya ambulatory bag untuk bayi. Rapat diteruskan dengan saran dari Zr. Selfi agar IGD menambah persediaan tabung oksigen mengingat tingginya kebutuhan pasien. Rapat diteruskan kembali dengan permintaan dari Zr Astuti dan Zr Fitri agar IGD menambah peralatan tensimeter mengingat alat yang tersedia masih dirasa kurang baik. Rapat dilanjutkan kembali dengan pertanyaan dr. Henry mengenai keadaan brankar

Page 10: Usuan Program Jangka Pendek IGD

yang tersedia di IGD namun disarankan oleh Br. Munir untuk bertanya ke manajemen RSUD Agats. Br. Weli kembali mempertanyakan mengenai penyediaan monitor untuk mengawasi keadaan pasien mengingat sudah sejak beberapa tahun terakhir ini selalu diusulkan namun belum pernah diadakan. Pertanyaan dari Br. Munir menyambung jalannya rapat adalah apakah bisa diusulkan agar fasilitas dispenser air panas dan dingin dapat difungsikan kembali mengingat hal ini sangat membantu dalam perawatan pasien.Kembali pertanyaan diajukan oleh dr. Henry mengenai kesiapan para petugas IGD untuk menghadapi bahaya kebakaran namun masih belum ditanggapi oleh peserta rapat. Selanjutnya permintaan dari Zr. Selfi agar semua pasien yang menjalani nebulisasi agar diklaim sebagai pasien IGD karena tindakannya dilakukan oleh petugas IGD namun klaimnya ditagih oleh Poliklinik Umum. Terkait dengan permintaan lanjutan dari Zr. Selfie agar kiranya dokter-dokter membuat jadwal pelayanan USG supaya pasien tidak lama menunggu di IGD. Saran dari Zr. Neneng agar pelayanan IGD tidak hanya sebagai tempat ganti verban dan rawat luka maka kamar suntik sekiranya dapat dikembalikan ke Poliklinik Umum. Hal ini didukung oleh Zr. Keti dan Zr. Selfi karena pasien sering marah-marah ke perawat IGD akibat lamanya waktu menunggu padahal penyebabnya adalah petugas kamar suntik sering tidak berada ditempat.Selanjutnya rapat menyinggung mengenai permasalahan sampah sebagaimana diangkat oleh Zr. Tince karena seringkali petugas kebersihan tidak segera mengeluarkan limbah medis ketika tempat penampungannya telah penuh. Keluhan dari dr. Henry mengenai sudah beberapa kali petugas HCU tidak berada di tempat pada saat jam dinas dan susahnya untuk menghubungi petugas yang berdinas. Tambahan dari Br. Waluyo agar IGD juga turut membahas kasus-kasus yang terjadi di IGD untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas IGD. Rapat bulanan diakhiri dengan mengamini permasalahan air yang dialami petugas IGD untuk mencuci alat-alat yang telah terpakai.

3. PenutupRapat kemudian ditutup dengan doa penutup yang dibawakan oleh Zr. Tince. Rapat akan dilanjutkan kembali pada awal bulan berikutnya.

Hasil Rapat1. Sesuai hasil kesepakatan bersama, diputuskan bahwa Tim jaga di IGD terbagi atas 1 tim dinas pagi

dan 4 tim jaga. Rotasi jaga dilakukan untuk 1 tim jaga pagi, 1 tim jaga siang dan 1 tim jaga malam dan 1 tim on call.

2. Pengaturan jam kerja untuk tim dinas dan jaga pagi IGD pagi adalah jam 08.00 – 14.00 WIT, jam kerja untuk tim jaga siang adalah jam 14.00 – 21.00, jam kerja untuk tim jaga malam adalah jam 21.00 – 08.00 hari berikutnya. Pengaturan jam kerja ini akan berlaku efektif secepatnya.

3. Untuk melengkapi struktur organisasi IGD, telah dilakukan pemilihan secara aklamasi dan tersusun sebagai berikut:a. Kepala Ruangan: Zr. Neneng.b. Tim Perawat Dinas Pagi: Zr. Keti, Zr. Alberthin dengan Br. Okos sebagai ketua tim perawat.c. Tim Perawat I: Zr. Kiki, Zr. Marlina dengan Br. Ambrosius sebagai ketua tim perawat.d. Tim Perawat II: Zr. Fitri, Zr. Jumriani dengan Br. Weli sebagai ketua tim perawat.e. Tim Perawat III: Zr. Selfie, Zr. Astuti dengan Br. Munir sebagai ketua tim perawat.f. Tim Perawat IV: Br. Waluyo, Zr. Carolina dengan Zr. Tince sebagai ketua tim perawat.

4. Ketersediaan dan kesiapan alat dan obat yang terdapat Emergency Trolley harus diperiksa kembali dan disesuaikan isinya sesuai dengan kebutuhan penanganan kegawat daruratan.

5. Ketersediaan tabung oksigen di IGD sangat diperlukan untuk masing-masing ruang observasi pasien baik observasi medis maupun tindakan. Untuk menunjang kecepatan pelayanan diharapkan tersedia tabung oksigen sebanyak 7 tabung oksigen dengan perincian 5 tabung untuk ruang observasi dan 2 tabung untuk ruang tindakan.

6. Tensimeter sebagai salah satu kit pemeriksaan sederhana merupakan alat kesehatan esensial yang harus dimiliki IGD. Kebutuhan tensimeter di IGD adalah portable tensimeter, desk tensimeter, dan clock tensimeter.

Page 11: Usuan Program Jangka Pendek IGD

7. Untuk menunjang kecepatan transfer dan transport pasien gawat darurat di IGD, diharapkan penyesuaian jenis brankar baik untuk ruang observasi dan tindakan dengan mengganti jenis brankar yang ada dengan brankar yang memiliki spesifikasi emergency dengan roda bergerak. Khusus untuk ruang tindakan diharapkan dapat segera diganti mengingat spesifikasi brankar yang tersedia cukup menyulitkan petugas dalam memberikan pelayanan gawat darurat.

8. Pengadaan Vital Sign Monitor untuk masing- masing ruang pelayanan di IGD baik observasi maupun tindakan adalah suatu kebutuhan mendesak karena pengawasan keadaan/keselamatan pasen gawat darurat harus bisa terpantau setiap saat. Hal tersebut dapat meningkatkan waktu pemberian pelayanan gawat darurat kepada pasien yang mengalami perburukan keadaan secara tiba-tiba oleh petugas IGD.

9. Khusus untuk penanganan kasus kegawat daruratan seperti hipotermia maupun demam sumer dan panas tinggi, seringkali diperhadapkan dengan kesulitan untuk menyiapkan air hangat maupun air dingin untuk digunakan sebagai kompres. Diharapkan agar IGD kembali dapat memfungsikan kembali fasilitas dispenser air hangat dan dingin sebagai upaya memberikan pelayanan kegawat daruratan secara cepat dan tepat.

10. Mencermati belum adanya pedoman/panduan penanganan dan kesigapan pada saat terjadinya kebakaran, diharapkan agar manajemen segera mengeluarkan dan memberlakukan pedoman dimaksud. Diharapkan juga agar diadakan pelatihan/simulasi untuk melatih dan mempersiapkan petugas agar mampu membantu mengatasi masalah kebakaran.

11. Untuk pasien yang mengalami masalah kegawat daruratan berupa sesak napas, dapat langsung dilayani di IGD. Sejalan dengan hal itu, maka pasien-pasien rawat jalan yang menjalani terapi inhalasi (Nebulizer) akan menjadi pasien rawat jalan di IGD. Begitu pula pasien rawat jalan dari Poliklinik Umum akan berubah statusnya menjadi pasien rawat jalan IGD.

12. Mengingat keterbatasan tenaga dan waktu pelayanan pasien gawat darurat di IGD. Diharapkan ada kerjasama dan kesepakatan dari para tenaga medis untuk pelaksanaan pemeriksaan IGD berupa pengaturan jadwal pelayanan untuk pemeriksaan USG di IGD. Hal diatas terkecuali untuk pemeriksaan USG dengan status cito, maka petugas IGD akan membantu mempersiapkan pasien dan alat pemeriksaan USG.

13. Pemahaman masyarakat/pasien secara umum bahwa pelayanan bedah sederhana (rawat luka/ganti verban/cabut benang injeksi obat mengakibatkan tidak efektifnya penggunaan sarana dan prasarana IGD untuk penanganan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan IGD. Ditakutkan bahwa pelayanan kegawat daruratan di IGD akan terganggu pada saat sedang berlangsungnya kasus kegawat daruratan yang cukup memakan waktu sehingga terkesan membiarkan pasien-pasien rawat jalan terutama pasien-pasien dengan kasus bedah sederhana. Disarankan kepada manajemen agar kamar suntik dipindah atau digabung bersama dengan pelayanan poliklinik bedah di pagi hari. Untuk itu diharapkan kerjasama dari seluruh pihak terkait agar membantu memberikan pemahaman yang sejelas-jelasnya kepada pasien mengenai pelayanan kasus bedah sederhana tersebut diatas.

14. Permasalahan sampah non medis dan limbah medis masih menjadi masalah pada hamper semua fasilitas pelayanan di RSUD Agats. Khusus untuk IGD, tenaga petugas kebersihan yang masih kurang menegakkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab menjadi masalah tersendiri terutama mengenai penanganan limbah medis. Dimana sering terjadi penumpukan limbah medis padahal sudah seharusnya diangkat dan dpindahkan keluar IGD untuk selanjutnya menjalani pengolahan limbah medis sesuai prosedur RSUD Agats.

15. Demi kecepatan dan ketepatan pelayanan kegawat daruratan pasien, diperlukan kerjasama yang baik dengan semua petugas kesehatan di RSUD Agats. Pengalaman buruk yang pernah beberapa kali dialami adalah tidak sigapnya petugas HCU yang stand by pada saat diperlukan perawatan lanjut dan observasi keadaan pasien yang ketat di HCU. Hal ini berdampak pada meningkatnya masa tenggat antara pelayanan gawat darurat di IGD dan di HCU. Diharapkan kepatuhan dari petugas HCU terhadap kesepakatan yang sudah disepakati secara bersama-sama dengan manajemen RSUD Agats dan dapat melaksanakan tugasnya baik stand by/on call secara penuh dengan rasa tanggung jawab.

Page 12: Usuan Program Jangka Pendek IGD

16. Perlunya peningkatan kemampuan perawat IGD melalui pembahasan dan diskusi kasus, SPM, buku pedoman keperawatan. Dapat dilakukan dengan bantuan dan bimbingan dari komite medik.

17. Permasalahan air.

Agats, 1 Oktober 2015

Kepala Instalasi Gawat DaruratRSUD Agats

Dr. Henry C. P. KaunangNRPTT 01.1.064.057