Ustek FS & RTT Pelabuhan Pulau Berhala_DWR

103
STUDI KELAYAKAN DAN RTT PELABUHAN PULAU BERHALA Usulan Teknis Usulan Teknis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Kepulauan Riau yang terbentuk berdasarkan Undang- undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga serta Kabupaten Anambas. Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 2 (dua) Kota dengan jumlah pulau sebanyak 2.408 pulau besar dan kecil, dimana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km², sekitar 96 % merupakan lautan dan hanya sekitar 4 % berupa daratan. Dengan kondisi seperti ini, maka transportasi PT ………………………. CONSULTANTS | 1-1

description

1. Kajian menyeluruh terhadap semua aspek pembangunan Pelabuhan.2. Sebagai pedoman dalam pembangunan Pelabuhan secara terpadu.3. Memperoleh dokumen teknis berupa (gambar desain,spek dan daftar kuantitas dan volume) bangunan fisik Pelabuhan Pulau Berhala.

Transcript of Ustek FS & RTT Pelabuhan Pulau Berhala_DWR

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangProvinsi Kepulauan Riau yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Lingga serta Kabupaten Anambas. Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 (lima) Kabupaten dan 2 (dua) Kota dengan jumlah pulau sebanyak 2.408 pulau besar dan kecil, dimana 40% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601 km, sekitar 96 % merupakan lautan dan hanya sekitar 4 % berupa daratan. Dengan kondisi seperti ini, maka transportasi angkutan air memiliki peranan yang sangat penting di dalam mendukung kegiatan transportasi secara keseluruhan.Beberapa daerah merupakan daerah terisolasi, dimana salah satunya adalah Pulau Berhala yang terletak di Kabupaten Lingga, diharapkan dapat dikembangkan melalui penyelenggaraan pengembangan moda transportasi laut. Dengan adanya pembangunan sarana transportasi laut ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas antar daerah yang pada akhirnya dapat membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara merata sehingga akan menunjang pembangunan dan perkembangan wilayah yang bersangkutan dan juga wilayah-wilayah pengaruhnya (hinterland). Oleh karena itu pembangunan pelabuhan di Pulau Berhala menjadi sangat mendesak sesuai dengan perkembangan otonomi daerah yang ditandai dengan semangat pemekaran wilayah yang disertai pesatnya pembangunan infrakstruktur wilayah.Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat bersandar, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang berada diatas pertumbuhan ekonomi nasional adalah suatu prestasi yang membanggakan bagi sebuah provinsi yang baru berdiri. Namun hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah daerah. Tanpa diiringi pengembangan sarana dan prasarana daerah yang memadai maka pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sulit untuk dipertahankan apalagi untuk ditingkatkan.Dengan keberadaan pelabuhan yang memadai memungkinkan terjadinya peningkatan iklim investasi. Provinsi Kepulauan Riau saat ini telah mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui proses birokrasi yang memudahkan investor, terutama setelah adanya penetapan Provinsi Kepulauan Riau sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone). Namun usaha peningkatan investasi ini akan menjadi kontra produktif jika tidak didukung oleh aksesibilitas wilayah yang memadai, karena tidak bisa dipungkiri bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan investor untuk berinvestasi selain kemudahan proses birokrasi.Pemerataan pembangunan daerah di wilayah kepulauan merupakan hal yang serius untuk diperhatikan, selain kebijakan pemerintah daerah, perlu dioptimalkan kondisi pembangunan yang merata terhadap faktor-faktor produksi serta adanya pelabuhan yang layak. Dengan pengembangan pelabuhan yang baik maka pembangunan dapat tersebar secara lebih merata dan berdampak pula terhadap percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di daerah Pulau Berhala.Atas dasar pemikiran diatas, maka perlu dilakukan studi kelayakan dan Rencana Teknis Terinci (RTT) Pelabuhan Pulau Berhala dengan memperhatikan kajian pengembangan Pelabuhan yang ada serta potensi pengembangan ekonomi dan finansial Pelabuhan di lokasi studi berdasarkan regulasi pengembangan yang berlaku serta studi lain yang berkompeten. 1.2. TujuanMaksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Rencana Teknis Terinci (RTT) Pelabuhan Pulau Berhala adalah sebagai berikut:a) MaksudMaksud dari pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala ini adalah untuk memberikan arahan/ pedoman pengembangan/ pembangunan Pelabuhan Pulau Berhala.

b) TujuanTujuan dari pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala ini adalah untuk menghasilkan Rencana Detail Pelabuhan Pulau Berhala yang merupakan :1. Kajian menyeluruh terhadap semua aspek pembangunan Pelabuhan.2. Sebagai pedoman dalam pembangunan Pelabuhan secara terpadu.3. Memperoleh dokumen teknis berupa (gambar desain,spek dan daftar Kuantitas dan volume) bangunan fisik Pelabuhan Pulau Berhala.

1.3. Target/Sasaran PekerjaanMerujuk tujuan kegiatan yang dijelaskan sebelumnya maka sasaran kegiatan studi, yaitu :1) Terkumpulnya data dan informasi kondisi Pelabuhan yang meliputi kondisi fisik, data teknis, lokasi, status operasional, fasilitas pokok, fasilitas penunjang, dan fasilitas pendukung serta informasi pendukung lainnya saat ini.2) Terpetakannya ketersediaan Pelabuhan dan kebutuhan akan Pelabuhan.3) Teridentifikasinya permasalahan dan kendala yang berkaitan dengan Pelabuhan.4) Tersusunnya suatu dokumen Rencana Teknis Terinci Pelabuhan yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan dan pembangunan Pelabuhan.

1.4. Lingkup Kegiatan1) Lingkup PeraturanPeraturan dan dasar hukum yang menjadi lingkup dalam studi ini adalah:a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Riau;b. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang;c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;e. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;g. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;h. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;i. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian;j. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan Jo Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;k. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;l. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;m. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;n. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan; o. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25Tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;p. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2011 Tentang Alur Pelayaran di Laut.

2) Ruang Lingkup Studia. Inventarisasi Pelabuhan saat ini dan rencana pengembanganya;b. Menganalisis dan mengevaluasi potensi, hambatan, peluang maupun ancaman terkait pengembangan Pelabuhan (kajian teknis dan lingkungan);c. Menganalisa tingkat permintaan (demand) dan kinerja pelayanan (supply) Pelabuhan.d. Merumuskan pengembangan Pelabuhan.e. Membuat gambar Maket Pelabuhan.f. Membuat perhitungan teknis Pelabuhan sebagaimana yang ditetapkan oleh peraturan yang akan menjadi dasar dalam pelaksanaan pembangunan Pelabuhan.g. Membuat gambar design, menghitung volume pekerjaan (Bill of Quantity), Engineering Estimate, jadwal pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan tenaga ahli dan tenaga pendukung, spesifikasi teknis dan metode pelaksanaan yang menjadi dasar dalam pembangunan Pelabuhan.h. Membuat laporan pekerjaan yang meliputi :1) Laporan Pendahuluan (Inception Report)a) Jadwal pelaksanaan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK pekerjaan;b) Isi dari Laporan Pendahuluan meliputi : inventarisasi, verifikasi dan kompilasi data, analisis kondisi tataruang kawasan Pelabuhan, kajian terhadap kondisi existing fisik, potensi, kondisi aktifitas dan pengguna serta kondisi fasilitas, analisa kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan Pelabuhan, analisis permasalahan dikawasan Pelabuhan, analisa rencana pengembangan dan kebijakan strategis daerah di kawasan Pelabuhan.c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh pemilik pekerjaan;d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudian disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen;e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.2) Laporan Studi Kelayakana) Jadwal pelaksanaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK Pekerjaan;b) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;c) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);d) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.e) Hasil studi kelayakan berupa :i. Aspek Keamanan dan Keselamatan Pelayaran;ii. Aspek Keselamatan ekonomis dan teknis operasional;iii. Aspek kelayakan lingkungan.3) DraftLaporanAkhir (Draft Dokumen RTT)a) Jadwal pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK Pekerjaan;b) Laporan ini mencakup laporan lengkap tentang keseluruhan data-data baik primer maupun sekunder terkait dengan maksud dan tujuan studi, hasil analisis keseluruhan dari data primer, sekunder, rencana umum dan peta berikut rekomendasi RTT yang direncanakan. c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/ dipaparkan untuk dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.4) LaporanAkhir (Dokumen RTT)a) Jadwal pelaksanaan 180 (seratusdelapan puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK Pekerjaan;b) Laporan Akhir merupakan hasil akhir studi yang merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir setelah dibahas bersama dengan Tim Pengarah dan Tim Teknis terkait dan dilengkapi dengan:i. Rekomendasi dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Dabo Singkep.ii. Rekomendasi dari Bupati Lingga.c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudian disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.5) Album GambarAlbum Gambar berisi gambar hasil dari analisis dan evaluasi berupa Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala.

1.5. Lokasi KegiatanLokasi Penyedia Jasa berada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di Kabupaten Lingga serta Pulau Berhala dan Pengguna Jasa di kantor Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau, apabila penyedia jasa di tunjuk sebagai pemenang untuk melaksanakan pekerjaan ini akan membuka kantor dalam waktu tertentu sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan.

1.6. Waktu Pelaksanaan PekerjaanPelaksanaan pekerjaan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala dijadwalkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.STUDI KELAYAKAN DAN RTTPELABUHAN PULAU BERHALAUsulan Teknis

PT . CONSULTANTS | 1-9

2.1. Profil PerusahaanPT. .. merupakan Konsultan Nasional yang turut berperan serta dalam berbagai aspek pembangunan, baik di pusat maupun di daerah melalui pelayanan jasa konsultansi yang bergerak dalam bidang Management, Engineering, Economic Consultant, Perencanaan dan Perancangan Transportasi, Pengolahan Data Komputer, Pengukuran, Pengembangan Lahan Pertanian, Industri dan Perdagangan, Analisa Lingkungan dan lain-lain.

PT . CONSULTANTS | 2-1

3.1 Pemahaman Terhadap Substansi PekerjaanKeberadaan pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Kepulauan Riau memiliki peran sangat strategis dalam mendukung perekonomian. Pelabuhan merupakan salah satu simpul jaringan transportasi yang mengandalkan kemampuan sarana kapal yang memiliki daya angkut logistik dalam jumlah besar. Kondisi topologi Kepulauan Riau sendiri yang dikelilingi oleh lautan menjadikan Kepulauan Riau sangat ketergantungan pada transportasi laut untuk mengakses intra dan antar wilayah lainnya serta ke luar negeri. Sistem angkutan laut sebagai sektor yang menentukan keberhasilan implementasi kebijakan pengembangan wilayah gugus pulau, perlu dipersiapkan untuk melayani kebutuhan sarana angkutan laut yang mampu mengangkut hasil produksi tiap gugus pulau untuk dipasarkan. Proyeksi pertumbuhan pergerakan barang dan produksi di gugusan pulau perlu dihitung sampai sepuluh tahun kedepan, dan dengan moda transportasi laut yang akan dikembangkan di wilayah Kepulauan Riau ini diharapkan dapat mengindikasikan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan per tahunnya. Disamping itu analisa terhadap kebutuhan armada laut yang meliputi tipe, ukuran, kapasitas dan kecepatan, serta spesifikasi sarana pelabuhannya sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat dari sektor maritime. Dalam pengembangan sistem transportasi, prasarana trasportasi yang dikembangkan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan wilayah Kepulauan Riau secara serasi dengan wilayah-wilayah lainnya adalah sarana transportasi laut sebagai sarana yang menghubungkan wilayah dan pusat pusat koleksi distribusi di wilayah Kepulauan Riau. Dengan perkembangan IPTEK yang demikian pesat dan kondisi perekonomian wilayah yang membaik serta kondisi persaingan baik regional dan internasional yang makin ketat, diperkirakan tuntutan akan ketersedian (supply) moda transportasi laut ini semakin meningkat dan akan dihadapkan pada permasalahan-permasalahan bagaimana menyediakan sarana dan prasarana transportasi laut keberbagai wilayah nasional maupun regional yang memerlukan standar tertentu. Penentuan moda transportasi laut pada wilayah Kepulauan Riau merupakan suatu proses yang kompleks, mengingat begitu luas wilayah dan banyaknya pulau-pulau serta daerah yang bersinggungan dengan negara lain, sehingga membutuhkan pendekatan dari berbagai segi dan tingkat kebutuhan, utamanya adalah bahwa pengembangan transportasi laut ini terkait erat dengan skala pelayanan, apakah pelayanan transportasi lokal, regional atau internasional.

3.1.1. Aspek Infrastruktur TransportasiPeran dan fungsi infrastruktur transportasi adalah memperlancar pergerakan arus barang secara efektif dan efisien serta dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim, yang mempunyai kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional (national economic security and souverignty), dan sebagai wahana pemersatu bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Ketersediaan jaringan infrastruktur transportasi yang memadai merupakan faktor penting untuk mewujudkan konektivitas lokal (local connectivity), konektivitas nasional (national connectivity), dan konektivitas global (global connectivity).a) Jaringan Transportasi LokalInfrastruktur dan jaringan transportasi lokal merupakan bagian dari konektivitas domestik yang diharapkan mampu menghubungkan masyarakat pedesaan, perkotaan (kota, kabupaten, dan propinsi), pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di dalam satu pulau atau di dalam satu koridor ekonomi. Pada tahun 2025, secara Nasional diharapkan jaringan infrastruktur transportasi massal baik darat (kereta api) maupun air (short sea shipping) yang menjadi tulang punggung harus sudah terbangun sehingga akan mengikat kuat interkoneksi antara kawasan-kawasan industri, perkotaan, dan pedesaan.b) Jaringan Transportasi Antar PulauInfrastruktur dan jaringan transportasi antar pulau merupakan bagian dari konektivitas domestik yang diharapkan mampu menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baik dalam (intra) koridor ekonomi dan wilayah dalamnya (hinterland), termasuk daerah tertinggal, terpencil dan terdepan (perbatasan) maupun antar koridor ekonomi, dan antar pulau (inter island). Pada tahun 2025, secara Nasional diharapkan jaringan infrastruktur transportasi harus sudah dibangun yang menghubungkan antara kawasan-kawasan industri, perkotaan, dan antar pulau. Titik simpul transportasi penting antar pulau adalah pelabuhan laut dan bandar udara yang harus terkoneksi dengan jalur pelayaran dan jalur penerbangan yang memadai dan efisien.Transportasi antar pulau (pelayaran dalam negeri) memegang peranan yang sangat strategis dan menjadi tulang punggung transportasi nasional karena sangat menentukan kelancaran arus barang dan biaya logistik. Oleh sebab itu, pelabuhan laut sebagai salah satu komponen sistem transpotasi laut perlu ditata sesuai dengan Undang-Undang No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran, khususnya yang terkait dengan penataan Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan Pelabuhan Pengumpan. Pada setiap Propinsi diharapkan memiliki minimal satu pelabuhan pengumpul, sedangkan pelabuhan pengumpan berada pada Kabupaten/Kota untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas komoditas unggulan ekspor, komoditas pokok, dan serta barang strategis.c) Arah Pengembangan Jaringan Transportasi LautDalam menyusun pengembangan jaringan transportasi, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang perlu mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: Jaringan transportasi yang ada saat ini Tata ruang jangka menengah dan jangka panjang Hirarki kota Pola produksi dan konsumsi Penggunaan prinsip-prinsip dasar (hirarkis, geografis, ekonomis dan mendukung pengembangan wilayah)Dalam rangka pengembangan jaringan transportasi wilayah Kabupaten Lingga perlu disusun pola yang memuat indikasi tatanan jaringan transportasi di seluruh wilayah kabupaten yang akan diwujudkan dalam jangka panjang, yang merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lingga. Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP No.61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, prasarana angkutan di perairan yaitu pelabuhan, yang akan melayani jenis angkutan yang terdiri atas: angkutan laut, angkutan penyeberangan, dan angkutan sungai dan danau.Dalam rencana pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala perlu ditetapkan hierarki pelabuhan, yang terdiri atas: pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul, dan pelabuhan pengumpan dalam setiap zona pengembangan transportasi Kepulaua Riau.

3.1.2. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lingga1) Letak Wilayah GeografisKabupaten Lingga merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis wilayah Kabupaten Lingga berada pada koordinat 0000-1000 Lintang Selatan 103030-105000 Bujur Timur, dengan batas administrasi sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Galang Kota Batam dan Laut Cina Selatan, sebelah timur berbatasan Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Bangka dan Selat Berhala, serta sebelah barat berbatasan dengan Laut Indragiri.2) Luas WilayahLuas wilayah Kabupaten Lingga 211.772 km2 yang terdiri dari daratan seluas 2.117,72 km2 dan lautan seluas 209.654,28 km2. Wilayah Kabupaten Lingga terdiri atas 531 pulau besar dan kecil. diantara pulau-pulau tersebut 92 pulau sudah berpenghuni,sedangkan 439 pulau belum berpenghuni. Kabupaten Lingga terdiri dari 9 Kecamatan, 7 Kelurahan dan 63 Desa, yaitu : Kecamatan Lingga terdiri dari 1 Kelurahan dan 10 Desa; Kecamatan Singkep terdiri dari 2 Kelurahan dan 3 Desa; Kecamatan Senayang terdiri dari 1 Kelurahan dan 18 Desa; Kecamatan Singkep Barat terdiri dari 1 Kelurahan dan 14 Desa; Kecamatan Lingga Utara terdiri dari 1 Kelurahan dan 11 Desa; Kecamatan Lingga Timur terdiri dari 6 Desa; Kecamatan Selayar terdiri dari 4 Desa; Kecamatan Singkep Pesisir terdiri dari 6 Desa; Kecamatan Singkep Selatan terdiri dari 3 Desa.3) TopografiDilihat dari topografinya, sebagian besar daerah Kabupaten Lingga adalah berbukit-bukit. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) terdapat 73.947 ha berupa daerah berbukit-bukit dan dataran hanya sekitar 11.015 ha. Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Lingga digolongkan dalam kelas kemiringan, yaitu : 0 - 2%, 2 - 8%, 8 - 15%, 25 - 40% dan > 40%. Wilayah Kabupaten Lingga memiliki kemiringan yang cukup tinggi, dimana sebanyak 76,92% wilayah dataran memiliki kemiringan diatas 15%. Hal ini sesuai dengan keadaan tofografi Kabupaten Lingga yang didominasi oleh daerah yang berbukit-bukit.Gambar 3.1 Peta Orientasi Kabupaten Lingga

4) Karakteristik WilayahJenis tanah pada umumnya podsolik merah kuning, litosol dan organosol dengan lapisan tanahnya berstruktur remah sampai gumpal. Sedangkan jenis bebatuan adalah batuan pluton asam (asid pluton) yang berupa batuan sejenis granit tersebar pada kawasan Gunung Daik di bagian barat pulau Lingga dan juga endapan dari zaman prateseiser yang tersebar di seluruh Pulau Lingga.Pada umumnya sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Lingga ditutupi oleh vegetasi hutan dengan kedalaman pada daerah datar sekitar 2-3 m sedangkan pada tempat yang berbukit antara 3 - 7 m.Kabupaten Lingga mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan rata-rata :- Tahun 2009 : 168,7 mm- Tahun 2010 : 197,2 mm- Tahun 2011 : 232,4.mm- Tahun 2012 : 192,8 mm

Rata-rata suhu udara tahun 2012 berkisar antara 21,40C 33,30C. Rata-rata kelembaban bervariasi antara 63 % sampai dengan 97 %.Musim yang terdapat di Kabupaten Lingga sama dengan musim yang terjadi di wilayah Indonesia lainnya yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni s.d September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau, sedangkan pada bulan Desember s.d Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan. Keadaan seperti itu terjadi setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April s.d Mei dan Oktober s.d November.5) Sosial BudayaStruktur sosial budaya masyarakat Kabupaten Lingga berasal dari berbagai suku bangsa, kebudayaan, dan golongan sosial. Umumnya masyarakat Kabupaten Lingga berasal dari suku Melayu yang masih kental budayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bahasa melayu, agama Islam dan berbagai adat istiadat berkenaan dengan lingkungan hidupnya. Karakteristik masyarakat melayu dikenal sebagai masyarakat yang identik dengan tradisi Islam, ramah, mementingkan hidup secara kekeluargaan. secara tradisional masyarakat melayu umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani kebun, dan pedagang serta pegawai negeri sipil.Selain suku Melayu terdapat suku lain seperti suku Jawa, Bugis, Minangkabau, dan sebagainya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Lingga memiliki heterogenitas suku bangsa yang secara langsung akan merupakan penggerak jalannya proses pembangunan.Berdasarkan data penduduk dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lingga pada tahun 2013, penduduk Kabupaten Lingga berjumlah 100.732 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 52.010 jiwa (51,63 %) dan jenis kelamin perempuan 48.722 jiwa (48,37 %) dengan jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Singkep (26.894 jiwa) sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Selayar (3.506 jiwa). Untuk lebih jelas jumlah penduduk Kabupaten Lingga tahun 2013 menurut kecamatan dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin diKabupaten Lingga Tahun 2013

Sumber: Dinas Kependudukan dan catatan sipil Kab. Lingga

3.1.3. Pelabuhan di Wilayah Kabupaten LinggaBerdasarkan data lampiran Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, pelabuhan yang ada di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut:

Gambaran Khusus Wilayah Pulau BerhalaPulau Berhala adalah sebuah Pulau kecil mungil, fenomena alamnya sungguh indah mempesona di sebelah utara sebuah Selat juga bernama Berhala. Di sekitarnya terdapat beberapa buah pulau-pulau kecil yaitu; Pulau Manjen, Pulau Telor, Pulau Layak, Pulau Selumar, Pulau Nyirih dan Pulau Niur, di kelilingi oleh air laut kebiru-biruan dan jernih, pantainya landai, sebagian merupakan hamparan pasir kuarsa putih dan sebagian lagi berbatu. Pulau Berhala ini di kelilingi oleh Laut dalam, namun sumur yang digali hanya dengan jarak 10-15 meter dari bibir pantainya memunculkan air tawar bening dan tidak berbau. Pulau ini sangat cocok dijadikan sebagai obyek wisata bahari. Potensi alam yang terdapat dipulau berhala, selain memiliki pantai putih yang indah dengan bebatuan besar juga terdapat beberapa pulau diantaranya Pulau Telur dan juga Pulau Lampu.

Gambar 3.2. Pulau Berhala Dikelilingi Oleh Hutan Hijau Yang Masih AlamiDengan potensi yang dimiliki pulau Berhala tersebut banyak hal dan investasi yang bisa dikembangkan untuk memajukan Pulau Berhala. Untuk itu, BPMP berencana membuka peluang investasi bagi para pengusaha yang ingin mengembangkan wisata Pulau Berhala. Selain itu, letaknya yang strategis, yakni berbatasan langsung dengan provinsi Jambi, kedepan Pulau Berhala akan menjadi pintu masuk pariwisata Lingga dari sebelah selatan, yakni pulau Sumatera. Selain tawaran wisata alam dan bahari yang dimiliki, pulau Berhala juga memiliki sejarah kental dengan Kerajaan Lingga. Batas-batas wilayah kerajaan Lingga saat itu memang mecakup pulau Berhala, sehingga wajarlah pulau berhala tetap dipertahankan dan masuk dalam wilayah kabupaten Lingga. Di Berhala, juga terdapat beberapa peninggalan, seperti meriam yang panjangnya hingga 4 meter. Selain itu, di Pulau Lampu, yang dipasang mercusuar juga terdapat batu bertulis dengan huruf China, Sangsekerta dan juga aksara serta tercantum tanggal 23-2-76. Namun sejarah pasti tulisan tersebut, baik penduduk setempat tidak mengetahuinya. Selain memiliki sejarah, juga terdapat pulau Telur yang merupakan tempat bertelurnya penyu atau sisik. Di pulau Berhala juga telah menjadi salah satu titik konservasi penyu di kabupaten Lingga. Sehingga potensi yang ada tersebut, hanya perlu sedikit lagi sentuhan agar kunjungan wisatawan meningkat. Pulau Berhala secara administrative merupakan sebuah Desa dari Kecamataan Singkep, Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau, posisinya di sebelah Selatan Pulau Singkep, terletak pada titik koordinat 104024"20' BT & 0051"00' LS, dengan luas wilayah 10 Km2 berpenduduk + 51 KK (termasuk Transmigrasi Lokal 2006). Jarak antara Desa Pulau Berhala ke Ibukota Kecamatan Singkep (Dabo) yaitu 25 mil atau 2 jam pelayaran menggunakan Kapal Motor Pompong (kapal kecil/nelayan) atau kurang lebih 35 menit dengan Speed Boat 200 PK. Mengenai penduduk asli pertama yang ada di Pulau Berhala, sesungguhnya berasal dari Dabo Singkep, Pulau Lalang dan Tanjung Batu (Kepulauan Riau) pada awalnya datang ke Pulau itu sebagai nelayan yang lama kelamaan menetap sebagai penduduk pulau Berhala.

3.2 Pemahaman Terhadap Output PekerjaanPerencanaan PelabuhanPelabuhan adalah suatu areal perairan yang terlindung dari pengaruh badai dan ombak sehingga memungkinkan kapal untuk melakukan bongkar muat barang dan naik turunnya penumpang dengan aman. Sedangkan dermaga adalah bagian dari pelabuhan sebagai tempat kapal untuk bersandar yang memiliki berbagai fasilitas. Pelabuhan ditinjau dari segi teknis, terbagi atas :1) Pelabuhan alam (Natural and Protector Harbour). Daerah yang menjurus ke dalam (inlet) terlindung oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di suatu teluk sehingga navigasi dan pelabuhan kapal dapat dilakukan.2) Pelabuhan buatan (Artificial Harbour). Daerah yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap badai arus dan ombak sehingga memungkinkan kapal merambat.3) Pelabuhan semi alam. Merupakan gabungan kedua jenis di atas.

Untuk dapat merealisasikan pembangunan suatu pelabuhan maka dibutuhkan data yang terbagi atas : Data yang berhubungan dengan fungsi pelabuhan, antara lain :1) Asal dan tujuan muatan (Original and Destination) jenis muatan.2) Rencana pembiayaan, ukuran-ukuran keberhasilan secara ekonomis dilihat dari segi investasi.3) Pendayagunaan modal ditinjau dari segi operasional, terutama penanganan muatan.4) Kaitan pelabuhan dan kapal yang akan dilayani serta sarana dan prasarana angkutan lain yang mendukung kegiatan pelabuhan dengan pendukung secara keseluruhan (komprehensif).5) Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya dalam rangka lalu lintas dan sistem jaringan untuk mendukung perdagangan.

Kelima data yang berhubungan dengan fungsi pelabuhan tersebut harus diusahakan saling kait mengait agar rencana dasar pelabuhan (port master plan) tersebut secara keseluruhan layak.Berdasarkan data-data yang telah diperoleh seperti yang disebutkan di atas maka perencanaan dermaga dapat dimulai dengan memperhatikan hal-hal di bawah ini :1) Letak dan kedalaman peralihan dermaga yang direncanakan.2) Beban yang dapat dipikul oleh dermaga baik beban merata maupun beban terpusat.3) Gaya-gaya lateral seperti manuver kapal ataupun gaya gempa.4) Karakteristik tanah, terutama daya dukung tanah, stabilitas tanah dan lingkungan, maupun kemungkinan penurunan bangunan akibat konsolidasi tanah.5) Sistem angkutan dan penanganan muatan.6) Manfaat dari bahan-bahan bangunan yang tersedia, melalui penyelidikan bahan agar dapat dicapai biaya investasi yang cukup wajar dan dengan kualitas konstruksi yang baik.7) Tenaga dan peralatan yang tersedia guna pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar dan waktu pelaksanaan yang sesuai dengan rencana.

STUDI KELAYAKAN DAN RTTPELABUHAN PULAU BERHALAUsulan Teknis

PT . CONSULTANTS | 3-6

4.1. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan KerjaSetelah membaca Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan mengikuti penjelasan kegiatan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala, pada dasarnya konsultan telah memahami dan mengerti mengenai tujuan, sasaran serta ruang lingkup kegiatan yang tercantum dalam KAK tersebut. Berbagai cakupan dan tahap proses penyusunan materi laporan juga telah dikemukakan dengan jelas dalam KAK. Berikut ini akan dilakukan berbagai kajian atau tingkat pendalaman sesuai daya tangkap dari konsultan untuk mengapresiasi kegiatan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala.Tanggapan terhadap kerangka acuan kerja ini disusun oleh Team Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pekerjaan ini berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan sejenis khususnya yang berkaitan dengan kajian studi kelayakan dan rencana teknis terrinci pada proyek-proyek lainnya.Secara umum uraian dibawah ini disusun setelah team melakukan :1. Mempelajari Dokumen Tender khususnya Kerangka Acuan Kerja (KAK).2. Mengikuti aanwijzing.3. Mempelajari berita acara hasil aanwijzing4. Review data-data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan penelusuran terkait melalui berbagai media informasi.Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, maka secara umum dapat dipahami dan dimengerti substansinya dengan cukup jelas. Kerangka Acuan Kerja telah memuat maksud dan tujuan dari pekerjaan secara jelas termasuk ruang lingkup pekerjaan dapat dimengerti dengan baik. Susunan Kerangka Acuan Kerja telah tersusun dengan baik sehingga latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, dan kebutuhan tenaga ahli dapat dipahami secara berurutan beserta keterkaitannya dengan substansi pekerjaan. Namun demikian secara khusus kami perlu menanggapi Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang akan dicapai. Sedangkan tanggapan tim konsultan secara khusus mengenai bagian-bagian tertentu dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang bertujuan untuk memberikan masukan untuk penyempurnaan dan kejelasan lebih detail sehingga pelaksanaan dan hasil pekerjaan diharapkan dapat tercapai dengan baik.4.1.1. Tanggapan Terhadap Latar BelakangDi dalam latar belakang yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja pemberi pekerjaan belum memberikan indikasi yang jelas terhadap permasalahan dalam sektor transportasi kelautan di Kabupaten Lingga, khususnya di kawasan Pulau Berhala. Adalah benar bahwa Provinsi Kepulauan Riau dan khususnya Kabupaten Lingga memepunyai luas wilayahnya didominasi oleh laut. Dimana wilayah-wilayah yang ada adalah pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Namun demikian pertimbangan awal untuk menjadi base line bagi konsultan pelaksana jika pemberi pekerjaan, memberikan indikasi-indikasi yang menunjukan prioritas penanganan permasalahan di kawasan Pulau Berhala dalam rencana pengembangan sektor transportasi laut di provinsi Kepulauan Riau.4.1.2. Tanggapan Terhadap Target/ Sasaran PekerjaanSelain teridentifikasinya substansi teknis yang berkaitan dengan kondisi kepelabuhanan di lokasi pekerjaan, konsultan berpendapat bahwa dalam studi kelayakan perlu diperhatikan kaitannya dengan kebijakan nasional dan regional dan internasional. Seperti yang diketahui bahwa Provinsi Kepulauan Riau memiliki posisi yang sangat strategis dalam perdagangan global. Untuk itu didalam melihat kajian kebijakan, konsultan akan memberikan paparan posisi provinsi kepulauan riau dalam konteks nasional (tatanan kepelabuhanan nasional, pelayaran) dan dalam konteks internasional (ASEAN, Dunia).4.1.3. Tanggapan Terhadap Lingkup PekerjaanSetelah membaca lingkup kegiatan pekerjaan ini, konsultan setuju dengan tahapan yang ada dalam kerangka acuan kerja. Namun delapan (8) ruang lingkup studi dalam KAK tersebut menurut konsultan belum melihat adanya sebuah korelasi yang kuat terhadap keluaran pekerjaan serta maksud dan tujuan pekerjaan. Konsultan memberikan saran pemberi pekerjaan dapat memberikan indikasi-indikasi serangkai lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan oleh konsultan agar mencapai maksud dan tujuan pekerjaan.4.1.4. Tanggapan Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan PekerjaanTanggapan tentang waktu pelaksanaan kegiatan, diharapkan konsultan dapat melaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan kerja yaitu selama 180 hari kalender, dengan memperhatikan waktu-waktu libur nasional, dan libur hari kerja regular, serta kendala mobilisasi dan transportasi di wilayah studi yang merupakan wilayah kepulauan tergantung kepada cuaca dan prasarana transportasi.

4.2. Tanggapan Terhadap Pelaksanaan KegiatanJangka waktu pelaksanaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja adalah 180 hari kalender terhitung sejak penandatangan kontrak, termasuk mobilisasi personil dan peralatan sehingga bila dikonversikan dalam satuan bulan menjadi 6 bulan kalender. Dengan mempertimbangkan jangka waktu pelaksanaan dan volume pekerjaan, maka jangka waktu ini sudah cukup. Namun sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan pengalaman dalam penyelesaian pekerjaan yang sejenis serta wilayah kajian yang berupa kepulauan dengan keterbatasan transportasi di daerah lokasi dan sekitarnya, maka waktu yang disediakan harus bear-benar dipergunakan dengan optimal sehingga hasil pekerjaan dapat dicapai sesuai dengan sasaran dan menghasilkan keluaran dengan sebaik-baiknya.Tim yang terlibat di dalam pelaksanan kegiatan ini terdiri dari :1. Tenaga Ahli Ahli Kepelabuhanan (Team Leader), 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan Magister Teknik Sipil dengan pengalaman 5 (lima) tahun atau S1 dengan pengalaman kerja 8 (delapan) tahun pada bidang yang sejenis. Melakukan koordinasi semua kegiatan tim agar sasaran dapat tercapai, bertindak sebagai pejabat penghubung antara tim dan pemberi kerja, bekerjasama dengan anggota tim lainnya menentukan metoda dan format, jenis data yang diperlukan untuk analisis, menentukan desain standard, melakukan koordinasi dengan instansi terkait..

Ahli Ekonomi Pembangunan, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun. Bertanggung jawab untuk melakukan analisa terkait pertumbuhan ekonomi wilayah dan pengaruh pembangunan Pelabuhan.

Ahli Struktur, 1 (satu) orang, dengan Kualifikasi pendidikan S1 dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun. Bertanggungjawab dengan analisis dan desain struktur yang menyokong atau menahan beban.

Ahli Arsitek, 1 (satu) orang, Yang memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun bertanggung jawab dalam membuat gambar bangunan dan mendesain bangunan yang akan direncanakan.

2. Tenaga Pendukung Asisten Geodesi/Surveyor, 1 (satu) orang, Kualifikasi pendidikan D-3 Teknik/Komputer/Desain Grafis dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun. Bertugas pengukuran dan pemetaan permukaan bumi yang juga mencakup permukaan dasar laut, serta pengukuran dan pengamatan titik-titik teliti atau luas dari suatu bagian besar bumi.

Administrasi Proyek, 1 (satu) orang, Kualifikasi minimal D-3 Adminitrasi bertugas menyiapkan kelengkapan administrasi selama pelaksanaan kegiatan.

Dalam pelaksanaan tugas nantinya tim tersebut akan didukung oleh satu orang dua orang operator komputer dan satu orang drafter sebagai staf pendukung dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar proses pelaksanaan kegiatan ini.

PT . CONSULTANTS | 4-5

5.1. Apresiasi Terhadap Wilayah Kajian5.1.1 Dampak Ekonomi Pelabuhan Pulau BerhalaPertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah. Propinsi Kepulauan Riau, menjadi salah satu propinsi dengan peran sebagai pintu gerbang Indonesia Barat yang berbatasan dengan Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, juga memegang kunci penting laju industri (khususnya pariwisata) dan perdagangan, maka tak dapat ditolak jika jalur transportasi menjadi bagian penting laju percepatan roda ekonomi wilayah.Sementara di sisi lain, Pulau Berhala yang menjadi bagian dari provinsi Kepulauan Riau, mengalami kondisi yang agak tertinggal. Diharapkan dengan pergerakan jalur transportasi yang meningkat membuat pembangunan serta penataan wilayah dan tata guna lahan di Pulau Berhala dan sekitarnya juga akan terbentuk secara proporsional.Pembangunan di Pulau Berhala tidak hanya sekedar membangun pelabuhan saja tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan perekonomian di kawasan Pulau Berhala yang tertinggal dibandingkan dengan daerah lain di Kepulauan Riau. Oleh akrena itu ada dua jenis manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar, yaitu manfaat langsung dari pembangunan pelabuhan adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang. Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya. Manfaat selanjutnya adalah merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian. Manfaat langsung lainnya yang dapat diperhitungkan adalah nilai penerimaan dari tarif pelayanan pelabuhan yang diberlakukan. Transportasi barang dan orang yang semakin meningkat, akan meningkatkan penerimaan dari tarif pelayanan pelabuhan.Sedangkan Manfaat tidak langsung atau manfaat sekunder adalah multiplier effect dari adanya Pelabuhan Pulau Berhala. Ini merupakan dinamika yang timbul dan merupakan pengaruh sekunder (secondary effect), antara lain: Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya kegiatan perekonomian, berkembangnya usaha di sektor industri pariwisata, perdagangan, jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Berhala dan sekitarnya. Meningkatnya kebutuhan untuk kawasan pemukiman dan infrastruktur. Meningkatkan PDRB dan kesejahteraan masyarakat.

5.1.2. Dampak Sosial Pelabuhan Pulau BerhalaKetidakmerataan dalam distribusi pembangunan akan membawa implikasi pada social cost seperti keresahan dan kecemburuan sosial, misalnya pembagian pendapatan yang sangat senjang tidak hanya mempunyai konsekuensi ekonomi tapi juga sosial bahkan fisik. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, namun lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas. Dalam proses pembangunan selain mempertimbangkan aspek pertumbuhan dan pemerataan juga mempertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat. Kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh suatu daerah dapat menunjukan adanya tingkat pelayanan bagi masyarakatnya.Diharapkan dengan dibangunnya Pelabuhan di Pulau Berhala ini akan merupakan upaya pemerataan yang akan diusahakan sebagai redistribution with growth atau redistribution before growth. Selain itu dengan terbangunnya pelabuhan ini diharapkan akan memberikan motivasi bagi seluruh stakeholcder Pulau Berhala untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata Pulau Berhala;

5.2. Inovasi Terhadap KajianPayung Konsep yang diajukan untuk Kegiatan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala Konsep Place Branding. Dimana kita akan mengembangkan sebuah Identity dari Kawasan yang akan dikembangkan, sehingga memiliki ke-khas-an atau Positioning tersendiri yang kuat dan berbeda dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya khususnya di Kepulauan Riau. Pelabuhan Pulau Berhala berpotensi menjadi Ikon baru bagi Kepulauan Riau ataupun Kabupaten Lingga khususnya. Berbagai keistimewaan yang membedakan Pelabuhan ini dengan pelabuhan-pelabuhan ataupun objek-objek lainnya bisa dijadikan nilai keunggulan untuk menjual kawasan Pulau Berhala dan sekitarnya yang akan dikembangkan dan dipromosikan sebagai kawasan industri pariwisata alam, sehingga selain mengembangkan obyek tujuan wisata juga akan mengundang investor dalam mengembangkan industri pariwisata di kawasan Pulau Berhala. Konsep Place Branding adalah proses membangun sebuah identity pada sebuah tempat atau kawasan tertentu agar bisa memiliki daya tarik atau kesan tertentu untuk dikunjungi oleh target khalayaknya.Konsep Place Branding atau Destination Branding memiliki target khalayak atau target pasar paling tidak 6 (enam) segmen pasar, yaitu : Tourist : wisatawan domestik dan asing Trader : para pedagang menengah besar Investor : para investor industri dan perdagangan Talent : Sumber Daya Manusia berkualitas, pakar, praktisi industri, dll. Developer : para pengembang kota baik di bidang properti maupun fasilitas industri pariwisata. Organizer : para entertainer, penyelenggara pertunjukan, dan sejenisnya.Dalam konteks usulan teknis ini, pekerjaan akan difokuskan pada satu segmen utama yaitu Investor Industri Pariwisata. Pada dasarnya segmen-segmen lainnya akan mengikuti seiring dengan berkembangnya kawasan.Tahapan Pengembangan Brand Kawasan Pelabuhan Pulau Berhala dapat digambarkan melalui ilustrasi di bawah ini:

Konsep Place Branding untuk Pelabuhan Pulau Berhala dapat diwujudkan salah satunya dengan : Bangunan arsitektural pelabuhan yang khas Disain kapal-kapal yang memiliki artistik budaya Melayu Riau Paket pelayanan tourisme yang dikemas sesuai degan potensi wisata yang khas menjadi unggulan Pulau Berhala.Sebagai pintu gerbang perdagangan lintas batas dari dan ke Pulau Berhala, maka tampilan bangunan harus menunjukkan kesan modern namun konteks dengan arsitektur setempat. Perencanaan dan perancangan terminal pelabuhan yang lebih representatif dan menimbulkan kesan/citra sebagai bangunan transportasi laut. Konsep arsitektur budaya Melayu Riau dipilih sebagai penekanan desain dengan pertimbangan konsep arsitekturnya dimana melalui konsep tersebut dapat tercipta sebuah bangunan yang respons terhadap konteks alam dan sejarah namun tetap dapat menggunakan teknologi-teknologi baru.

. CONSULTANTS | 5-6

6.1. Kerangka PemikiranPendekatan dan Metodologi pelaksanaan pekerjaan merupakan deskripsi pendekatan dan langkah-langkah yang disusun secara jelas dan rinci yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan KAK. Metodologi ini dibuat berdasarkan dasar-dasar pemikiran dalam penyelesaian pekerjaan yang merupakan landasan dalam upaya untuk mencapai maksud dan tujuan dengan menggunakan ruang lingkup pekerjaan yang telah ditentukan. Selanjutnya akan dipaparkan dasar-dasar pemikiran dalam penyelesaian pekerjaan dan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan. Dalam bab ini akan dijelaskan kerangka pikir, pendekatan dan metodologi yang akan dijalankan oleh Konsultan dalam menangani Pekerjaan.Perencanaan suatu pelabuhan laut merupakan suatu pekerjaan yang bersifat kompleks dan terintegrasi dengan berbagai bidang pekerjaan, disiplin ilmu dan tingkat keahlian yang benar-benar terkualifikasi dikarenakan keterkaitannya dengan pedoman, standar dan aturan teknis yang diberlakukan secara internasional dan terkait dengan keterpaduan intra dan antar moda transportasi dalam cakupan wilayah yang akan dilayani. Oleh karenanya di dalam perencanaan suatu pelabuhan diperlukan pendekatan dan metodologi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, meliputi strategi pengembangan wilayah, teknis, ekonomis, keselamatan operasi pelayaran, lingkungan serta pertahanan dan keamanan agar investasi yang ditanamkan dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) mengingat pembangunan dan atau pengembangan pelabuhan laut merupakan pekerjaan yang padat modal dan memerlukan teknologi.

6.2. PendekatanDidalam pekerjaan ini konsultan akan mengunakan beberapa pendekatan untuk dapat menjawab tujuan dari pekerjaan ini. Namun sebelum itu konsultan akan memberikan gambar proses skematik yang diharapkan dapat menjadi panduan.

Lingkup PekerjaanTujuan Pekerjaan

Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja

Seperti yang telah dijelaskan dalam kerangka acuan pekerjaan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh Provinsi Kepulauan Riau adalah luas lautan sebesar 96% sedangkan 4 % sisanya adalah daratan. Oleh karena karakteristik daerah tersebut diperlukan sebuah kajian transportasi laut sebagai solusi untuk menghubungkan berbagai pulau (daratan) sebagai usaha untuk meningkatkan interaksi ekonomi, sosial dan politik.6.2.1. Pendekatan Normatif/KebijakanUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengamanatkan prioritas dalam hal peningkatan efisiensi dan kesinambungan pembangunan pelabuhan, keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim. Arah kebijakan di bidang kepelabuhanan menekankan pada penataan penyelenggaraan pelabuhan, reformasi kelembagaan, peningkatan persaingan, penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan antara fungsi regulator dan operator, pembagian peran pemerintah daerah dan swasta secara proporsional dalam penyelenggaraan dan perencanaan pengembangan pelabuhan, serta penyiapan sumber daya manusia yang profesional untuk memenuhi kebutuhan sektor pemerintah maupun swasta.Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan pelabuhan didasarkan pada pendekatan penilaian kapasitas pelabuhan dan memperhatikan skema pembangunan untuk masing-masing pelabuhan. Selain kebijakan pemerintah, juga telah diperhatikan program pembangunan pelabuhan strategis di Indonesia.Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan laut di Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan hierarki yang terdiri atas:1) Pelabuhan Utama (yang berfungsi sebagai Pelabuhan Internasional dan Pelabuhan Hub Internasional);2) Pelabuhan Pengumpul; dan3) Pelabuhan Pengumpan, yang terdiri atas:i. Pelabuhan Pengumpan Regional;ii. Pelabuhan Pengumpan Lokal.Konsultan menilai bahwa melihat posisi dan kondisi eksisting lokasi Desa Pulau Berhala, rencana Pelabuhan Pulau Berhala dapat dikategorikan kepada Pelabuhan Pengumpan Lokal, dengan kriteria sbb:a. Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pemerataan serta peningkatan pembangunan kabupaten/kota;b. Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota;c. Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan terlindung dari gelombang;d. Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota dan/atau antar kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota;e. Berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan/atau Pelabuhan Pengumpan Regional;f. Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, daerah terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;g. Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut untuk mendukung kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat disekitarnya;h. Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi laut reguler kecuali keperintisan;i. Kedalaman maksimal pelabuhan 4 m-LWS;j. Memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang maksimal 70 m;k. Memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal lainnya 5 20 mil.Berikut ini beberapa peraturan yang akan ditinjau sebagai bahan masukan terhadap Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala:1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Riau; 2) Undang-Undang penataan ruang No. 26 tahun 2010;3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;5) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;6) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;7) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;8) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;9) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian;10) Peraturan Pemerintah No 61 tahun tentang Kepelabuhanan;11) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan Jo Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;12) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;13) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;14) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;15) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan; 16) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25Tahun 2011 Tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran;17) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2011 Tentang Alur Pelayaran di Laut.18) Keputusan Menteri Perhubungan No. 414, Tahun 2013 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional.

6.2.2. Pendekatan TeknisPendekatan teknis dalam proposal teknis ini disesuaikan dengan lingkup kegiatan yang akan dicapai sesuai kerangka acuan pekerjaan. Metode pendekatan teknis Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala ini adalah :1) Menguraikan kondisi Provinsi Kepri yang melatar-belakangi permasalahan kebutuhan moda transportasi angkutan laut meliputi :a. Kebijaksanaan pembangunan sistem transportasib. Keadaan perkembangan ekonomic. Kondisi angkutan laut saat ini.2) Pengkajian terhadap kondisi kelautan, faktor sosial-ekonomi penduduk, tingkat aksesibilitas dan kebutuhan (demand) serta faktor-faktor pendukung lainnya. Pengkajian ini dimaksudkan untuk melihat potensi dan kecenderungan perkembangan kebutuhan (demand) serta ketersediaan pelayanan (supply) angkutan laut.3) Melakukan identifikasi faktor-faktor pendukung, melihat kecenderungan perkembangan pelayanan, fasilitas dan tingkat pelayanan serta faktor-faktor keamanan, kenyamanan dan serta variasi tujuan perjalanan.4) Merumuskan berbagai indikator perkembangan dan kecenderunganperkembangan berdasarkan analisis supply dan demand, tingkat pelayanan serta skala pelayanan pelayaran (lokal, regional, internasional). Perumusan tersebut sebagai bahan perumusan alternatif pengembangan transportasi laut baik aspek fisik, prasarana, pelayanan, pengelolaan maupun kelembagaan.5) Rekomendasi Pengembangan dengan berbagai alternatif pengembangan dan pelaksanaan program-program dan kegiatan pembangunan.

6.2.3. Kriteria Perencanaan Teknis Pelabuhan1) Kriteria Perencanaan TeknisDengan kriteria perencanaan teknis ini perencanaan dimulai dari pemilihan lokasi penempatan dermaga. Pemilihan lokasi penempatan dermaga ini berdasarkan keadaan topografi (garis ketinggian tanah dasar) dan kondisi alam yaitu angin, arus dan pasang surut.Dalam kriteria perencanaan teknis ini termasuk juga data-data kapal berupa gross tonnage, panjang kapal, kemudian full load draft dan kecepatan standar. Pembebanan dalam perencanaan teknis ini terdiri dari beban mati yaitu: berat sendiri konstruksi dan beban hidup yang terdiri dari beban merata, beban truk dan beban crane cap.2) Kriteria Bangunan Atas (Upper Structure)a) Perencanaan Konstruksi DermagaDalam perencanaan konstruksi dermaga, hal-hal yang menjdi pokok perhatian adalah perencanaan plat lantai. Dalam perencanaan plat lantai faktor pembebanan sangat menentukan yaitu berupa beban mati, beban hidup, beban bergerak terpusat berupa beban crane dan beban truk.b) Perencanaan FenderUntuk menyerap energi yang ditimbulkan oleh benturan kapal pada dermaga maka digunakan fender. Pada saat ini dikenal ada tiga jenis fender yaitu : Fender hidaraulis (Hidraulic Fender) Fender per baja (Steel Spring) Fender karet (Rubber Fender)Dari ketiga jenis fender ini maka fender karetlah yang lebih banyak dipakai karena relatif lebih ringan dan mudah pemasangannya, dibandingkan dengan fender hidraulis yang tidak elastis. Bentuk fender karet ini bermacam-macam antara lain berbentuk persegi (rectanguler), silindris, tipe V atau tipe H dan lainnya. Dalam penentuan jenis fender rencana kapal yang akan merapat sangat penting selain data kecepatan berlabuh kapal juga diperlukan.c) Perencanaan Bollard/BoulderBollard dipakai untuk memikul gaya-gaya horizontal yang timbul akibat bergesernya kapal yang diakibatkan oleh pengaruh angin dan arus. Bollard biasanya terbuat dari baja dengan bentuk berongga maupun dengan bentuk tanpa rongga. Pada saat akan dipasang di dermaga, bollard dengan berongga diisi dengan campuran beton.Pemilihan jenis bollard yang akan dipakai berdasarkan hal-hal berikut : gaya akibat angin gaya akibat arus tinggi bidang yang terkena angin luas bidang yang terkena angin luas bidang yang terkena arus.

d) Perencanaan PoerDalam perencanaan poer, hal yang menjadi pertimbangan utama adalah pembebanan yang terjadi pada poer.Pembebanan yang terjadi pada poer : berat sendiri poer berat balok berat plat lantai beban hidup beban truk dan crane cap.

3) Kriteria Bangunan Bawah (Sub Struktur)a) Perencanaan Tiang Pancang DermagaDalam perencanaan tiang pancang diperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada tiang pancang tersebut. Gaya-gaya yan bekerja adalah : gaya horizontal akibat gaya tarik fender gaya horizontal akibat tarikan kapal pada bollard gaya horizontal akibat torsi (momen torsi pada pusat dermaga) gaya horizontal akibat gempa gaya vertikal akibat beban di atas dermaga.

b) Perencanaan Tiang TrestleHal-hal yang diperhitungkan dalam perencanaan tiang pancang trestle sama dengan perencanaan tiang pancang dermaga. Masalah khusus yang biasanya terdapat dalam melaksanakan perencanaan pembangunan pelabuhan adalah : Pembangunan pelabuhan di daerah baru (virgin) / peningkatan pelabuhan lama. Pelaksanaan pengembangan konstruksi pada kondisi tanah lumpur atau terjal. Pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang mempunyai kedalaman yang besar (pelaksanaan yang sukar). Pengerukan alur pelayaran untuk kapal-kapal yang diakibatkan kemungkinan terjadinya endapan di dalam kolom atau alur pelayaran. Pemakaian material konstruksi yang baru.Data yang berhubungan dengan perencanaan : Jenis kapal yang mengunjungi pelabuhan/dermaga tersebut. Kecepatan kapal yang akan dilayani. Data klimatologi yang meliputi : Angin dan tekanan angin. Pasang surut dan elevasi-elevasi. Gelombang dan gaya gelombang. Arus dan gaya arus. Sifat air laut. Topografi dan struktur tanah. Gaya-gaya yang bekerja pada lantai struktur. Gaya-gaya hidrolik pada dasar laut dan proses pengendapan. Kondisi tanah dasar. Gempa dan gaya gempa. Tekanan tanah. Tekanan air. Beban mati. Muatan merata. Aspek yang diperlukan seperti lingkungan (AMDAL). Mutu beton yang dipakai untuk pembangunan pelabuhan. Mutu baja yang dipakai dalam pembangunan pelabuhan.6.3. Metodologi6.3.1. Logical Framework Pelaksanaan PekerjaanBerdasarkan pendekatan seperti yang telah disebutkan di atas, konsultan membaginya dalam beberapa langkah teknis kegiatan sebagai berikut:KEGIATAN DESK STUDY: Kajian Literatur dan Kebijakan Pengkajian data dan informasi dari pemberi pekerjaan dan instansi terkait Pengkajian kondisi wilayah studi

PERSIAPAN KEGIATAN SURVEY: Penyiapan peta-peta dasar di kawasan studi Penyusunan daftar data dan dokumen yang diperlukan Penyusunan questioner atau disebut daftar pertanyaan Penyiapan peralatan lain seperti GPS, dll

KEGIATAN SURVEY: Survey Instansional, mengenai keadaan system pengangkutan; Peran dan fungsi angkutan Peran dan fungsi pelabuhan Kondisi fasilitas dan tingkat pelayanan transportasi Survey lapangan, pengujian data instansional; Lingkup wilayah makro Lingkup kawasan studi (mikro) meliputi (i) daya dukung tanah, (ii) hidrologi sumber air, (iii) kondisi jalan dan sanitasi, (iv) penggunaan pelabuhan, (v) kondisi pelabuhan, (vi) panjang dan lebar jalan, (vii) jenis dan kondisi perkerasan, (viii) saluran pengeringan, (ix) jaringan utilitas air, listrik, limbah, Objek khusus/tertentu Observasi dan interview. Survey teknis pelabuhan; Data batimetri, Data pasang surut, Data angin, Data gelombang.

KOMPILASI DATA: Skala makro; Kebijaksanaan regional; Aspek kependudukan; Aspek perekonomian; Aspek sumber daya alam; Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana; Skala mikro (kawasan studi terpilih); Aspek social; Aspek perekonomian; Aspek fisik dasar; Aspek tata guna tanah; Aspek fasilitas pelayanan; Aspek administrasi pengelolaan; Kondisi saat ini, potensi dan masalah yang dihadapi.

KEGIATAN ANALISIS: Analisis keadaan dasar; Analisis kecenderungan perkembangan; Analisis system kebutuhan ruang, yaitu menilai hubungan ketergantungan antara sub system atau antar fungsi dan pengaruhnya; Analisis kemampuan pengelolaan, pengawasan dan personalia dan kebutuhan mendatang. Analisis volume kegiatan pelabuhan (terpilih); Daya tampung pelabuhan; Potensi dan kemampuan; Jumlah penumpang dan perkembangannya; Jumlah trayek dan perkembangannya Analisis penentuan elemen kawasan studi serta hubungan fungsionalnya: Gambaran kegiatan operasional di kawasan studi; Penentuan elemen kawasan serta hubungan fungsionalnya,yakni (i) elemen primer, (ii) elemen sekunder sedangkan hubungan fungsional, yakni (i) internal, (ii) eksternal Analisis kebutuhan ruang, yakni menguraikan perhitungan kebutuhan dan rekomendasinya Penilaian penggunaan ruang yang ada, dengan maksud mendapatkan indikator: Perlunya pengaturan lahan kembali; Perluasan kawasan yang sudah ada; Kedua-duanya; Analisis fisik kawasan studi dan sekitarnya, dengan tujuan untuk melihat kemungkinan pengembangan kawasan, yakni (i) jenis bangunan yang sudah ada, (ii) kondisi lahan/ kontur, (iii) batas-batas kawasan studi. Analisis kawasan sentra ekonomi, yakni aktifitas dan gambaran kawasan sentra ekonomi yang memiliki akses ke kawasan studi Analisis batas-batas area pengembangan; Analisis mikro; Analisis perekonomian; Analisis khusus unsur-unsur utama kawasan studi.

Secara kronologis, pekerjaan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala, akan dibagi ke dalam 7 (tujuh) tahap kegiatan utama (lihat gambar), yakni: Tahap-1 Identifikasi dan Konfirmasi Isu Pokok Studi Tahap-2 Pengumpulan Data dan Survei Lapangan Tahap-3 Identifikasi Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi Kabupaten Lingga Saat Ini Tahap-4 Analisa Pemetaan Permasalahan Sistem Transportasi Laut Kabupaten Lingga Saat Ini Tahap-5 Analisa Perspektif Perkembangan Wilayah Kabupaten Ligga di Masa Mendatang Tahap-6 Analisa Pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala Tahap-7 Penyusunan Rencana Teknis Terinci Pelabuhan Pulau Berhala. Perencanaan desain pelabuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tinggi gelombang, batimetri, pasang surut, angin dan kapal yang akan berlabuh di pelabuhan tersebut. Hal-hal tersebut mempengaruhi dalam pemilihan jalur datang kapal ke pelabuhan, tinggi elevasi dermaga, kebutuhan breakwater, jenis struktur dermaga, panjang dermaga, lebar alur pelayaran, kedalaman alur pelayaran, luas kolam putar, kedalaman kolam putar dan luas kolam putarDari tiap tahapan pekerjaan di atas, secara metodologis akan dijabarkan ke dalam logical framework yang akan digambarkan dalam skema kerja yang disusun berdasarkan ruang lingkup pekerjaan disesuaikan dengan sumberdaya yang disiapkan dan dibatasi dengan waktu pelaksanaan kerja yang dipersyaratkan dalam kerangka acuan kerja, sehingga tujuan dan sasaran pekerjaan akan tercapai degan baik.Berikut di bawah ini akan digambarkan logical framework pelaksanaan pekerjaan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala.STUDI KELAYAKAN DAN RTTPELABUHAN PULAU BERHALAUsulan Teknis

. CONSULTANTS | 6-4

Gambar 6.1. Logical Framework Pekerjaan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau BerhalaTahap 1Identifikasi dan Konfirmasi Isu Pokok

Studi Literatur

Konfirmasi Isu Pokok Studi

Penyusunan Rencana Kerja Terinci

Rencana Kerja Terinci

Laporan Pendahuluan

Tahap 2Pengumpulan Data dan Survei Lapangan

Persiapan Survey

Pengumpulan Data dan Survey Lapangan

Data SekuderKebijaka dan RencanaSosial EkonomiFisik dan LingkunganPrasarana dan Sarana TransportasiStudi-studi Terkait

Data PrimerSurvey Kondisi Pelabuhan dan Armada Kapal LautOnboard Survey (OD Penumpang dan Barang)Observasi dan Pengukuran di Pelabuhan Pulau BerhalaTahap 3Identifikasi Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi

Kajian Kondisi Fisik dan Lingkungan

Kajian Penggunaan Lahan dan Struktur Ruang Wilayah

Kajian Potensi Sosial Ekonomi

Tahap 4Analisa Pemetaan Masalah Transportasi Laut Kepulauan Riau/Kab. Lingga

Identifikasi Kondisi dan Masalah Transportasi Laut

Analisa Pemetaan Masalah Transportasi Laut

Laporan Antara

Tahap 5Analisis Perspektif Perkembangan Kabupaten Lingga

Tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah

Tinjauan Rencana Tatrawil/Tatralok

Analisis Perkembangan Sistem Transportasi Laut

Tahap 6Analisa Pembangunan Pelabuhan Laut Pulau Berhala

Prediksi Permintaan Perjalanan Transportasi Laut

Analisa Pengembangan Pelabuhan Laut Pulau Berhala

Tahap 7Penyusunan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala

Analisis Kelayakan Pelabuhan Pulau Berhala

Pengembangan dan kebijakan strategis daerah di kawasan Pelabuhan Pulau BerhalaAspek Keamanan dan Keselamatan Pelayaran;Aspek Ekonomis dan Teknis Operasional;Aspek kelayakan Lingkungan

Rencana Teknis Terinci Pelabuhan Pulau Berhala

Laporan AkhirDraft Laporan Akhir

STUDI KELAYAKAN DAN RTTPELABUHAN PULAU BERHALAUsulan Teknis

6.3.2. Teknik Penyusunan RencanaPenyusunan rencana dilakukan dari hasil analisis dan prediksi aspek-aspek kepelabuhan yang telah dilakukan. Teknik penyusunan rencana secara ringkas adalah sebagai berikut :1) Rencana penetapan fungsi kegiatan pokok dan penunjang pelabuhan jangka pendek, menengah dan panjang: Review fungsi eksisting Penetapan fungsi berdasarkan kebutuhan pengembangan.2) Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas dan utilitas pelabuhan: Review kinerja fasilitas dan utilitas eksisting Menghitung kebutuhan berdasarkan skenario pengembangan menggunaan standar kebutuhan fasilitas dan utilitas pelabuhan.3) Rencana pengelolaan lingkungan geofisika dan arahan jenis-jenis penanganan lingkungan: - Review metode pengelolaan eksisting serta permasalahannya: Rencana pengelolaan berdasarkan dampak pengembangan pelabuhan.4) Rencana pelaksanaan tahapan pembangunan dan pengembangan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang: Penyusunan alternatif skenario pengembangan berdasarkan prediksi pengembnagan berbagai aspek terkait, terutama potensi hinterland Analisis SWOT untuk setiap skenario pengembangan Menyusun rencana pengembangan jangka pendek, menengah dan panjang.5) Rencana kebutuhan ruang daratan dan perairan serta pemanfaatan ruang daratan (land use) maupun ruang perairan (water use): Penyusunan alternatif skenario pengembangan berdasarkan prediksi pengembnagan berbagai aspek terkait, terutama potensi hinterland Review ketersediaan lahan dan perairan Analisis kebutuhan ruang berdasarkan skenario pengembangan pelabuhan menggunakan standar kebutuhan lahan dan perairan. Plotting kebutuhan lahan dan perairan pada peta dengan mempertimbang-kan faktor alam, guna lahan dan perairan eksisting.

6.3.3. Metode Analisis KelayakanPenentuan Model Pengambilan Keputusan Pembangunan Pelabuhan Pulau Berhala dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi dasar dari usulan jenis pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala yang layak ditindak lanjuti dan untuk mengetahui secara lebih pasti tingkat kelayakan dari beberapa aspek yang ditinjau, yaitu aspek Teknis, Ekonomi, Sosial dan Finansial, sehingga dalam pengambilan keputusan pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala akan lebih obyektif.a) Aspek Teknis Kondisi Fisik Pelabuhan Operasional Kinerja Operasional Pelabuhan

b) Aspek Ekonomi Analisa Aspek Ekonomi Alternatif Jenis Pengembangan Pelabuhan Pendapatan dari Jasa Jasa Fasilitas Pelabuhan Biaya Operasional Pelabuhan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lingga.

c) Aspek Sosial Analisa Sosial Opportunity Cost Analisis Dampak Eksternalitas Lingkungan Dampak Sosial dan Ekonomi

d) Aspek Finansial Membuat Perkiraan Investasi Pengembangan Pelabuhan dari Jenis Pengembangan Pelabuhan. Melakukan Penilaian Kelayakan Investasi Pengembangan Pelabuhan dengan Metode Kriteria Evaluasi : Pay Back Period Net Present Value (NPV) Internal Rate of Return (IRR) Minimum Attractive Rate of Return (MARR)Tahapan analisis penentuan model pengambilan keputusanpengembangan Pelabuhan Pulau Berhala dengan menggunakan Metode MultiCriteria Decision Makingyang merupakan teknik pengambilankeputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada. Metode MultiCriteria Decision Makingpada umumnya digunakan untukmengevaluasi berdasarkan sistem hirarki dari kriteria yang lebih daribeberapa tinjauan aspek. Setelah mengumpulkan semua informasiyang berpengaruh terhadap pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala, maka tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut untuk menganalisa tingkat kelayakan pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala, kemudian dengan menggunakan Model Sensitivitas Analisis untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara aspek-aspek yang ditinjau yaitu aspek Teknis, Ekonomi, Sosial dan Finansial dalam menentukan pilihan alternatif jenis pengembangan Pelabuhan Pulau Berhala.

Sesuai dengan metodologi penanganan pekerjaan yang telah diurakan dalam bab sebelumnya, maka rencana kerja untuk pelaksanaan studi ini akan meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :7.1. Identifikasi dan Konfirmasi Isu Pokok Studi1) Pengumpulan Informasi dan Studi Literatur.Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pekerjaan ini, dilakukan studi literatur, mencakup: referensi dan buku-buku pedoman, laporan hasll studi terdahulu terkait, serta pengumpulan data sekunder di tingkat Pusat, antara lain meliputi: Referensi: Perundangan, Kebijakan, Peraturan, Juklak, Juknis. Data Sekunder: Buku Statistik, Data Prasarana Perhubungan Laut, Data Kepelabuhanan, Studi-studi perencanaan pelabuhan dan pengembangan transportasi laut, yang ada di provinsi Kepulauan Riau.

2) Konfirmasi Isu Pokok Studi.Dalam kegiatan ini konsultan akan melakukan konfirmasi kepada pihak Pemberi Tugas tentang isu-isu pokok pekerjaan ini, menyangkut : materi, tujuan, sasaran, lingkup kegiatan, serta filosofi dan kerangka kerja (framework) dari studi ini.3) Penyusunan Rencana Kerja Terinci.Berdasarkan hasil studi literatus, dan konfirmasi isu pokok studi, selanjutnya dalam kegiatan ini akan disusun metode dan rencana kerja secara lebih rinci yang akan dibahas bersama Pihak Pemberi Tugas, untuk disepakati bersama, dan untuk selanjutnya metode dan rencana kerja tersebut akan digunakan sebagai acuan (gudelines) dalam pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan dalam pekerjaan ini.

7.2. Pengumpulan Data dan Survei Lapangan1) Persiapan Survei.Dalam kegiatan ini, metode dan rencana kerja yang telah disepakati sebelumnya, akan dijabarkan lebih lanjut, sehingga dapat diidentifikasi kebutuhan secara lengkap tentang seluruh data dan informasi yang diperlukan dalam pekerjaan ini, mencakup nama, jenis, skala, lingkup, dan periode data. Dalam kegiatan ini juga dirumuskan tentang metode pengumpulan data dan sumber-sumber data, teknik survei, jadwal terinci pelaksanaan survei, serta penyiapan formulirformulir survei.2) Pengumpulan Data dan Survei Lapangan.a) Pengumpulan Data SekunderDalam kegiatan ini akan dilakukan pengumpulan data sekunder di wilayah provinsi Kepulauan Riau dan Kabupaten Lingga, meliputi : Data Kebijakan dan Rencana Pengembangan Wilayah Data Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah Data Kondisi Fisik dan Lingkungan Data Kondisi Sistem Transportasi Data Permintaan Perjalanan (Asal Tujuan) Penumpang dan Barang, menurut jenis moda transportasi yang ada. Data Sistem Prasarana dan Sarana Angkutan Laut. Studi-studi perencanaan pelabuhan dan pengembangan transportasi laut, yang ada di Kabupaten.

b) Pengumpulan Data Primer/ Survei PrimerSurvei primer yang dilakukan meliputi: Survei Kondisi Pelabuhan dan Armada Kapal LautSurvei ini dilakukan melalui kunjungan lapangan ke 20 pelabuhan laut yang ada di Kabupaten Lingga. Perlu dicatat bahwa pelabuhan laut di sini tidak termasuk pelabuhan pelabuhan perikanan dan pelabuhan ferry karena pelabuhan Ferry (Ro-ro) termasuk lingkup transportasi darat. Survei Penumpang dan Barang di Atas Kapal (On-Board Survey) Survei Asal Tujuan Penumpang, Survei Perhitungan Jumlah Penumpang, Survei Asal Tujuan Barang, Survei Wawancara Nakhoda. Survei Pengamatan dan Pengukuran di Calon Lokasi Pelabuhan Pulau Berhala.Survei ini ditujukan untuk mengetahui kondisi lapangan dari calon lokasi pelabuhan baru berdasarkan studi perencanaan terdahulu atau masukan dari pihak Pemberi Tugas. Survei dilakukan melalui metode pengamatan visual serta pengambilan foto terhadap kondisi jalan akses pelabuhan, ketersediaan jaringan utilitas (listrik dan telepon), penggunaan lahan sekitar, gelombang, tinggi gelombang, batimetri, pasang surut, angin dan jenis kapal yang akan berlabuh di pelabuhan tersebut.

7.3. Identifikasi Kondisi Fisik dan Sosial EkonomiBerdasarkan hasil pengumpulan data sebelumya, pada tahap ini akan dianalisis tentang kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah studi saat ini, yang dibagi dalam 3 (tiga) kegiatan sebagai berikut :1) Identifikasi Kondisi Fisik dan Lingkungan2) Kajian Penggunaan Lahan dan Struktur Ruang Wilayah3) Identifikasi Potensi Sosial Ekonomi Wilayah

7.4. Analisa Pemetaan Masalah Transportasi Laut Kepulauan Riau/Kab. Lingga

1) Identifikasi Kondisi dan Permasalahan Umum Sistem Transportasi di Provinsi Kepulauan Riau/Kab. Lingga Saat Ini2) Analisa Pemetaan Permasalahan Sistem Transportasi Laut di Provinsi Kepulauan Riau/Kab. Lingga Saat Ini

7.5. Analisis Perspektif Perkembangan Kabupaten Lingga

1) Identifikasi Kebijakan dan Rencana Tata Ruang Kabupaten LinggaDalam kegiatan ini akan ditinjau berbagai arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lingga, antara lain meliputi :i. Arahan struktur ruang, sistem pusat-pusat pelayanan,ii. Arahan pola pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan,iii. Arahan pengembangan kependudukan, perekonomian wilayah, dan sektor-sektor unggulan.Pada dasarnya berbagai arahan di atas akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk memperkirakan skenario perkembangan di masa mendatang, yang pada gilirannya akan digunakan juga untuk memperkirakan bangkitan dan distribusi perjalanan (trip generation and distribution) orang dan barang di provinsi Aceh pada masa mendatang.2) Identifikasi Kebijakan dan Rencana Sistem Transportasi Kabupaten LinggaDalam kegiatan ini akan ditinjau berbagai rencana dan program pengembangan system transportasi Kabupaten Lingga dan sekitanya, berdasarkan : hasil kajian dari studi terdahulu, Rencana Tata Ruang yang ada, RENSTRA, RPJM, daftar program/ proyek yang sudah definitif, maupun yang sifatnya masih berupa usulan dari Pemda.

3) Analisa Prediksi Perkembangan Sistem Kegiatan dan Sistem Transportasi di Masa Mendatang Kabupaten LinggaPemilihan skenario akan ditentukan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola perkembangan wilayah yang mencakup:a. Pola pemanfaatan ruang, arah perkembangan, dan ketersediaan ruangb. Potensi sosial ekonomi wlayah dan perkembangannya,c. Kebijakan dan Rencana pengembangan wilayah,Sebagai bahan pertimbangan, dalam analisis ini juga ditinjau pengaruh global yang secara umum mempengaruhi perkembangan ekonomi makro dewasa ini.

7.6. Analisa Pembangunan Pelabuhan Laut Pulau Berhala

1) Prediksi Permintaan Perjalanan di Masa Mendatang2) Analisa Pengembangan Pelabuhan Laut Pulau Berhala Analisa Pengembangan Sarana Angkutan Laut Analisa Pengembangan Prasarana Pelabuhan Laut Analisa Pengembangan Rute Pelayaran

7.7. Penyusunan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala

1) Perumusan Kebijakan Dasar dan Strategi Pengembangan2) Analisis Kelayakan Pelabuhan Pulau Berhala3) Penyusunan Dokumen Rencana Teknis Terinci Pelabuhan Pulau Berhala.Dalam penerapannya, proses penyusunan studi kelayakan di atas akan dibuat dalam kesatuan yang tak terpisahkan, sehingga akan menghasilkan Dokumen Kelayakan Pelabuhan Laut yang menyeluruh, andal, dan terpadu dalam melayani tuntutan permintaan transportasi laut di Kabupaten Lingga umumnya dan Pulau Berhala khususnya di masa mendatang.

7.8. Tahap Pelaporan dan PresentasiMerupakan tahap akhir studi dengan menghimpun semua substansi yang dianalisis dengan mempertimbangkan masukan, koreksian dan tanggapan dari stakeholder. Selanjutnya mempresentasikan hasil studi secara menyeluruh.Kegiatan ini mulai dari tahap penyiapan sampai dengan penyusunan laporan akhir memerlukan waktu 6 (enam) bulan kalender terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani. Semua laporan baik dalam bentuk hard copy maupun dalam bentuk soft copy dari kegiatan ini menjadi hak milik Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau. Adapun jenis laporan yang harus disusun dan diserahkan adalah sebagai berikut:

1. Laporan Pendahuluan, a) Jadwal pelaksanaan 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK pekerjaan;b) Isi dari Laporan Pendahuluan meliputi : inventarisasi, verifikasi dan kompilasi data, analisis kondisi tataruang kawasan Pelabuhan, kajian terhadap kondisi existing fisik, potensi, kondisi aktifitas dan pengguna serta kondisi fasilitas, analisa kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan Pelabuhan, analisis permasalahan dikawasan Pelabuhan, analisa rencana pengembangan dan kebijakan strategis daerah di kawasan Pelabuhanc) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh pemilik pekerjaan;d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudian disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen;e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.

2. Laporan Studi Kelayakan, a) Jadwal pelaksanaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK Pekerjaan;b) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;c) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);d) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.

Hasil studi kelayakan berupa:1) Aspek Keamanan dan Keselamatan Pelayaran;2) Aspek Keselamatan ekonomisdan teknis operasional;3) Aspek kelayakan lingkungan.

3. Draft LaporanAkhir (Draft Dokumen RTT), a) Jadwal pelaksanaan 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK Pekerjaan;b) Laporan ini mencakup laporan lengkap tentang keseluruhan data-data baik primer maupun sekunder terkait dengan maksud dan tujuan studi, hasil analisis keseluruhan dari data primer, sekunder, rencana umum dan peta berikut rekomendasi RTT yang direncanakan. c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudiaan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);e) Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.

4. LaporanAkhir (Dokumen RTT), a) Jadwal pelaksanaan 180 (seratusdelapan puluh) hari kalender sejak tanggal SPMK Pekerjaan;b) Laporan Akhir merupakan hasil akhir studi yang merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir setelah dibahas bersama dengan Tim Pengarah dan Tim Teknis terkait dan dilengkapi dengan:i. Rekomendasi dari Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Dabo Singkep.ii. Rekomendasi dari Bupati Lingga.c) Laporan yang telah dibuat agar didiskusikan/dipaparkan untuk dikoreksi oleh Pemilik Pekerjaan;d) Laporan yang telah dikoreksi kemudian diperiksa oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudian disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);Laporan yang telah disetujui kemudian diperbanyak 10 buku dan soft copy dalam bentuk CD sebanyak 10 keping.

5. Album GambarAlbum Gambar berisi gambar hasil dari analisis dan evaluasi berupa Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala.

. CONSULTANTS | 7-9

BAB VIII

Pekerjaan Studi Kelayakan dan Rencana Teknis Terrinci Pelabuhan Pulau Berhala akan dilaksanakan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.Adapun jadwal pelaksanaan pekerjaan dan pelaporan yang akan dikemukakan di sini, disusun dengan mengacu pada jangka waktu pelaksanaan, metode penanganan pekerjaan, serta pentahapan kegiatan seperti yang telah dijelaskan pada sub bab 7. Untuk lebih jelasnya, Jadwal Pelaksanaan dari masing-masing tahap kegiatan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 8-1 di bawah ini.

Tabel 8.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Studi Kelayakan dan Rencana Teknis Terrinci Pelabuhan Pulau Berhala

. CONSULTANTS |8-2

9.1. Penugasan Tenaga AhliKeterlibatan tenaga ahli dalam pelaksanaan kegiatan memiliki tanggung jawab dan tugas sesuai dengan keahliannya. Tenaga Ahli akan dikoordinasi oleh Team Leader yang juga merangkap tenaga ahli. Selain Tenaga Ahli juga akan dibantu dengan beberapa Tenaga Pendukung terutama pada saat survey lapangan dan juga beberapa tenaga drafter serta operator komputer.

1) Team Leader.Seorang Ahli Kepelabuhanan, dengan kualifikasi pendidikan Magister Teknik Sipil dengan pengalaman 5 (lima) tahun atau S1 dengan pengalaman kerja 8 (delapan) tahun pada bidang pembangunan/pengembangan pelabuhan. Melakukan koordinasi semua kegiatan tim agar sasaran dapat tercapai, bertindak sebagai pejabat penghubung antara tim dan pemberi kerja, bekerjasama dengan anggota tim lainnya menentukan metoda dan format, jenis data yang diperlukan untuk analisis, menentukan desain standard, melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Bertanggungjawab dalam kualitas dan ketepatan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.Tugas yang dilakukan : Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau, Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga, Bupati Kabupaten Lingga, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Dabo Singkep, beserta instansi terkait lainnya baik di provinsi Kepulauan Riau maupun kabupaten Lingga. Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli lain dalam melaksanaan pekerjaan, Memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan, Melakukan koordinasi dalam penyusunan laporan sesuai dengan jadwal. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan keahliannya.

2) Ahli Ekonomi PembangunanKualifikasi pendidikan S1 dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun. Bertanggung jawab untuk melakukan analisa terkait pertumbuhan ekonomi wilayah dan pengaruh pembangunan Pelabuhan.

3) Ahli StrukturKualifikasi pendidikan S1 dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun. Bertanggungjawab dengan analisis dan desain struktur yang menyokong atau menahan beban.

4) Ahli ArsitekYang memiliki Kualifikasi pendidikan S1 pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahunbertanggung jawab dalam membuat gambar bangunan dan mendesain bangunan yang akan direncanakan.5) TenagaPendukung

a. Asisten Geodesi/SurveyorKualifikasi pendidikan D-3 Teknik/Komputer/Desain Grafis dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun. Bertugas pengukuran dan pemetaan topografi permukaan bumi yang juga mencakup permukaan dasar laut, serta pengukuran dan pengamatan titik-titik teliti atau luas dari suatu bagian besar bumi.

b. AdministrasiKualifikasi minimal D-3 Adminitrasi bertugas menyiapkan kelengkapan administrasi selama pelaksanaan kegiatan.

9.2. Tanggung Jawab Tenaga AhliTanggung jawab Tenaga Ahli dalam kegiatan ini yaitu :1. Melaksanakan seluruh tahapan pekerjaan, baik primer maupun sekunder, dengan berpedoman kepada kerangka acuan kerja, proposal/usulan teknis yang telah diklarifikasi dengan pihak pemberi kerja, serta berita-berita acara pembahasan setiap tahap pekerjaan.

2. Menyusun Laporan antara lain :a) Laporan Pendahuluan, yaitu laporan yang menjelaskan tentang pendekatan dan metode kerja konsultan, rincian kegiatan dan jadual pelaksanaannya (program kerja), serta rincian penugasan masing-masing tenaga ahli yang disertai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya (matriks) serta rencana konsep outline laporan akhir. b) Laporan Antara, yaitu laporan yang memuat seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan terumuskannya laporan antara tersebut. c) Laporan Akhir Sementara/Draft Laporan Akhir Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala, yaitu laporan yang memuat seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan telah adanya gambaran mengenai keluaran yang diharapkan dari adanya kegiatan ini. Laporan ini dicetak dalam 20 eksemplar dan diserahkan paling lambat 5 (lima) bulan setelah dikeluarkannya SPMK. d) Laporan Akhir Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala, yaitu laporan yang merupakan penyempurnaan dari laporan akhir sementara yang telah disusun sebelumnya. e) Executive Summary, yaitu ringkasan eksekutif yang diselesaikan pada akhir masa kontrak.

Untuk menciptakan mekanisme kerja yang efektif sehingga tercapainya maksud, tujuan dan sasaran kegiatan maka telah disusun suatu organisasi kerja pelaksanaan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya sebagaimana telah ditetapkan. Organisasi pelaksana pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut :

Direktur Utama KonsultanPemerintah Provinsi Kepulauan Riau,Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan RiauTeam LeaderAhli Kepelabuhanan T. Sipil (S2)Ahli Ekonomi Pembangunan (S1)Ahli Struktur(S1)Ahli Arsitektur(S1)Asisten Geodesi(D3)Drafter(D3)Administrasi/Operator Komputer(D3)Pejabat Pembuat Komitmen dan PPTK, Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 9.1 Organisasi Pekerjaan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala

. CONSULTANTS |9-5

Dalam pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala mengacu kepada dokumen Kerangka Acuan Kerja, bahwa harus menyediakan tenaga ahli professional, adapun penugasan tenaga ahli dalam kegiatan ini berjumlah 39 man-month dengan rincian sebagai berikut :

NONAMA TENAGA AHLIBulan 1Bulan 2Bulan 3Bulan 4Bulan 5Bulan 6Total

Man-Month

1.Team Leader (Ahli Kepelabuhanan6

2. Ahli Ekonomi Pembangunan6

3Ahli Struktur6

4..Ahli Arsitek6

5.. Asisten Geodesi3

6.. Drafter Gambar Teknis3

7 Operator Komputer3

8 Administrasi Proyek6

JUMLAH MAN-MONTH39

Tabel 10.1 Jadwal Penugasan Personil Pekerjaan Studi Kelayakan dan RTT Pelabuhan Pulau Berhala. CONSULTANTS |10-1

Dalam pelaksanaan kegiatan, selain tenaga ahli professional yang mutlak harus dipenuhi sesuai dengan disiplin ilmunya, untuk kelancaran dan ketertiban serta optimalnya pelaksanaan pekerjaan, konsultan didukung pula oleh Fasilitas pendukung yang memadai, sehingga bisa diperoleh hasil kajian yang optimal.A. Fasilitas Kantor/StudioFasilitas Studio disediakan oleh konsultan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini. Studio ini nantinya dikhususkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini sehingga di studio ini terfokuskan pada pekerjaan dan target waktu dari pekerjaan ini akan dapat tercapai.B. Fasilitas TransportasiFasilitas transportasi disediakan oleh konsultan sebagai alat untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, berupa kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.C. Fasilitas Peralatan Fasiltias peralatan yang diperlukan dalam kegiatan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tabel 11.1 Fasilitas Pendukung Pelaksanaan Pekerjaan Studi Kelayakandan RTT Pelabuhan Pulau Berhala

No.Jenis PeralatanJumlah PeralatanBulan 1Bulan 2Bulan 3Bulan 4Bulan 5Bulan 6

1Kendaraan Mobil2

2Kendaraan Motor3

3Komputer5

4Scanner1

5Printer3

6Mesin Fotokopi1

7White Board2

8Telepon1

9Faccimile1

10Alat Tulis Kantor1 paket

11Jaringan Internet Wifi1

12Theodolite1 set

13Waterpass1 set

14GPS3 unit

15ECHO SOUNDER dan HIDROFON1 Set

16Current Meter Aandera Type RCM-71 Set

PT. . CONSULTANTS | 11-2

BAB XII PENUTUP

PT . CONSULTANTS sangat berterima kasih kepada panita Pengadaan Jasa Konsultansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Riau, dengan telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti pelelangan pekerjaan Studi Kelayakan dan Rencana Teknis Terrinci Pelabuhan Pulau Berhala. Proposal Teknis ini kami susun sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan dokumen penawaran administrasi dan dokumen usulan biaya, untuk dijadikan bahan penilaian.Atas perhatian dan kerjasamanya, PT. .. CONSULTANTS menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Hormat Kami,PT. ..CONSULTANTSPT. .. CONSULTANTS | 12-1