Usia Balita Adalah Periode Penting Dalam Proses Tubuh Kembang Anak

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG Usia balita adalah periode penting dalam proses tubuh kembang anak ,pada usia ini perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran social, emosional dan inteligensi anak berjalan sangat cepat. Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. anak yang berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat sebanyak 2-2,5kg,dan tinggi rata-rata sebesar 12 cm setahun(tahun kedua 12cm,ketiga 8-9cm).berdasarkan rumus dari WHO untuk anak 1-6 tahun =(usia x 2 + 8),dengan demikian berat anak 1 sampai 3 tahun masing-masing 10,12,14kg(dr.arisman,MB,2004). Diperkirakan sebesar 124.902 balita, sebanyak 90.046 (72,1%) telah terdaftar di Posyandu dan mempunyai KMS. Dalam program pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu dikenal dengan indikator K/S. “K” merupakan Jumlah Balita yang terdaftar dan memiliki Kartu Menuju Sehat sedangkan “S” adalah jumlah Balita yang ada yang berarti bahwa akses balita dalam pemantauan pertumbuhan mencapai 72,1 %. Dari 90.046 balita tersebut sebanyak 51,2% telah melakukan penimbangan minimal 8 kali dalam setahun (D). Dari 70.55% balita yang ditimbang, sebanyak 94.96% mengalami peningkatan berat badan(Profil kesehatan kota BATAM Tahun 2011).

description

kgikglhlh

Transcript of Usia Balita Adalah Periode Penting Dalam Proses Tubuh Kembang Anak

BAB IPENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANGUsia balita adalah periode penting dalam proses tubuh kembang anak ,pada usia ini perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran social, emosional dan inteligensi anak berjalan sangat cepat. Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia.anak yang berumur 1-3 tahun akan mengalami pertambahan berat sebanyak 2-2,5kg,dan tinggi rata-rata sebesar 12 cm setahun(tahun kedua 12cm,ketiga 8-9cm).berdasarkan rumus dari WHO untuk anak 1-6 tahun =(usia x 2 + 8),dengan demikian berat anak 1 sampai 3 tahun masing-masing 10,12,14kg(dr.arisman,MB,2004).Diperkirakan sebesar 124.902 balita, sebanyak 90.046 (72,1%) telah terdaftar di Posyandu dan mempunyai KMS. Dalam program pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu dikenal dengan indikator K/S. K merupakan Jumlah Balita yang terdaftar dan memiliki Kartu Menuju Sehat sedangkan S adalah jumlah Balita yang ada yang berarti bahwa akses balita dalam pemantauan pertumbuhan mencapai 72,1 %. Dari 90.046 balita tersebut sebanyak 51,2% telah melakukan penimbangan minimal 8 kali dalam setahun (D). Dari 70.55% balita yang ditimbang, sebanyak 94.96% mengalami peningkatan berat badan(Profil kesehatan kota BATAM Tahun 2011).Dalam menigkatkan status gizi balita tentu ada beberpa factor yang berpengaruh yaitu factor internal seperti genetic,dan factor eksternal yang salah satu nya adalah peranan orang tua.Pekerjaan,pendidikan,jumlah saudara,jenis kelamin dalam keluarga dan stabilitas rumah tangga sangat berpengaruh terhadap status gizi seorang anak.Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam penyusunan makan keluarga, pengasuhan dan perawatan anak (Suhardjo, 2003). Meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri maupun mengaktualisasi potensi dalam bentuk merintis karier maupun melakukan kegiatan sosial. karena dengan pendidikan yang baik,maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak dan bagaimana menjaga kesehatan anaknya,akan tetapi di era globalisasi tuntutan kebutuhan akan ekonomi yang semakin meningkat membuat para ibu harus bekerja untuk menambah pendapatan keluarga (Engle, 2000).Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nasional Tahun 2012 menunjukan bahwa dari 100% perempuan di Indonesia didapatkan 97,25% adalah perempuan bekerja dan sisanya 2,74% adalah perempuan tidak bekerja.Dari presentase tersebut wanita bekerja lebih banyak di bandingkan dengan wanita yang tidak bekerja,wanita yang bekerja akan mempunyai waktu sedikit untuk anaknya dan di khawatirkan akan mempengaruhi status gizi anaknya.Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan Pekerjaan ibu dengan status gizi balita di wilayah tersebut.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi balita di posyandu

1.3Tujuan Penelitian1.3.1Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi balita di posyandu