Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

15
Disusun Oleh: Nama : Aziz Bahrudin NIM : 2013114142 Makul : Ushul Fiqh E

description

Qiyas

Transcript of Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Page 1: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Disusun Oleh: Nama : Aziz BahrudinNIM : 2013114142Makul : Ushul Fiqh E

Page 2: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Pengertian

Secara etimologis, kata qiyas berarti (قدر) yang artinya mengukur, dan membandingkan sesuatu dengan yang semisalnya.

Ulama ushul mendefinisikan qiyas, yaitu menjelaskan hukum suatu masalah yang tidak ada nash hukumnya dianalogikan dengan masalah yang telah diketahui hukumnya melalui nash (Al-Qur’an atau Sunnah). Dan mereka juga mendefinisikan qiyas dengan redaksi lain yaitu menganalogikan sesuatu yang tidak ada nash hukumnya, karena kesamaan ‘Ilat hukumnya.

Page 3: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Dasar Hukum Qiyas

Al-Qur’anAllah SWT berfirman:

ل�ى إ�� ه� ه�و ه� ل ء� ىى ل� إ ى ى� ه� ى� ل� نل� ل� إ��ن ل � ى� �ه ��إ إ� �ى ل � ى! ٱ إ�ى وو ه � لو ل$ ه&و ل�� ٱ� ه'وو� إ(ي ل � لو ل* +� ل ٱ� ه'وو� إ(ي ل � و� وو ه� �ل ل�� ل- إ/ي ل�� ٱ ل�0 ه�ي ل � نلي ول2ا إوي ى � ل� ه- ل4 ى5 ل � لو ر� ىي ل7 ل8 إ� نل9 � إ� إ7 ل�� ى$ ٱ إ; ىو لي ى� لوٱ إ* +� ل إ=ٱ� لن ه�و �إ ى< ه� ى� ه� ه?� إ��ن إ$ ه&و ل�� لوٱ� إ* +� ل ٱ�

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS: An-Nisaa Ayat: 59)

Page 4: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Dasar Hukum Qiyas

Hadist

  ك�ي�ف� ل� ا ق� ف� ال�ي�م�ن ألى ذ�ا ع�ا م� ب�ع�ث� ل�م� س� و� ع�ل�ي�ه الله ل� ص� الله و� رس� ن�أ�

ب كت�ا في� ي�ك�ن� ل�م� ن� إ ف� ل� ا ق� الله ب كت�ا في ا بم� ي� ق�ضأ� ل� ا ق� ف� ضي� ت�ق�

ي�ك�ن�   ل�م� إن� ف� ال� ق� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه الله ل�ى ص� الله و�ل س� ر� ن�ة بس� ف� ال� ق� اللهال� ق� يي�

� أ ر� د� ت�ه ج�أ� ل� ق� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه الله� ل�ى ص� الله و�ل س� ر� ن�ة س� في�

ع�ل�ي�ه الله� ل�ى ص� الله ل� و� س� ر� ف�ق� و� ي� ال�ذ الله� ف�ق� و� ال�ذي� الله د� م� ال�ح�ل�م� و�س�

“Bahwa Rasulullah Saw mengutus Mu’az ke Yaman sebagai Qadhi.Rasul betrnya kepadanya, bagaimana kamu menmnutuskan apabila di hadapkan kepadamu suatu maslah hukum? Mu’az menjwab, aku memutuskannya dengan kitabullah, Rasul bertanya lagi, bagaimana caranya apabila kamu tidak menemukan jawabannya dalam kitabullah? Mu’az menjawab aku putuskan berdasarkan sunnah Rasulullah SAW. Bagaimana apabila dalam sunnah Rasulullah SAW juga tidak ada jawabannya? Mu’az menjawab, aku akan melakukan ijtihad untuk menetapkan hukumnya. Mendengar jawaban itu Rasulullah SAW berkata: Segala puji bagi Allah yang telah membimbing utusan Rasulullah SAW. (HR. Tirmidzi).

Page 5: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Kedudukan Qiyas

Qiyas sebagai dalil untik mengistinbathkan hukum , didsini ulama berbeda pendapat. Menurut jumhur ulama  qiyas di terima sebagaai dalil dalam urutan keempat setelah al-Qur’an,sunnah,dan ijma’.

Qiyas ini di gunakan ketika tidak di temukannya hukum tentang sutu peristiwa di dalam al-Qu’an, sunnah dan ijma’ sedangkan peristiwa itu memiliki ‘illat yang sama dengan kasus yang telah di tetapkan dalam al-Qur’an, sunnah, maupun ijma’.

Page 6: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Rukun Qiyas

Suatu wadah atau hal yang telah ditetapkan sendiri hukumnya oleh pembuat hukum. Ini disebut “maqis ‘alaih” atau “musyabbah bihi”.

Suatu wadah atau hal yang belum ditemukan hukumnya secara jelas dalam nash syara’. Ini disebut “maqis” atau “furu’” atau “musyabbah”.

Hukum yang disebutkan sendiri oleh pembuat hukum pada ‘ashl. Berdasarkan kesamaan ‘ashl itu dengan furu’ dan Ilatnya, para mujtahid dapat menetapkan hukum pada furu’. Ini disebut “hukm al-’ashl”.

‘Ilat hukum yang terdapat pada ‘ashl dan terlihat pula oleh mujtahid pada furu’.

Page 7: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Syarat-Syarat Qiyas

Menggunakan qiyas tidak akan terpenuhi kecuali bila syarat-syarat dari rukun qiyas terpenuhi. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: Syarat Hukum Ashl

• Hukum ashl merupakan hukum syara’ yang bersifat amaliyah, yang ditetapkan oleh nash Al-Qur’an atau As-Sunnah.

• Bersifat logis, dan diketahui oleh logika ilat dari hukum ashl, karena dasar qiyas adalah mengetahui ilat hukumnya, dan mengetahui hakikat dari hukum cabang.

• Hukum ashl itu bukan merupakan kekhususan bagi Nabi Muhammad Saw, misalnya kebolehan Rasulullah Saw beristri lebih dari empat orang wanita sekaligus.

Page 8: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Syarat-Syarat Qiyas

Syarat Hukum Caban (Far’u)• Kasus itu belum ada ketentuan hukumnya dalam Al-Qur’an

dan Hadist. Sebab qiyas tidak berlaku pada hukum-hukum yang telah jelas nashnya.

• Ilat hukum ashl harus ada di dalam hukum cabang (fur’u)

Page 9: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Syarat-Syarat Qiyas

Syarat Ilat• Ilat harus bersifat jelas dan tampak, sehingga ia menjadi

sesuatu yang menunjukkan.• Ilat harus kuat, tidak terpengaruh oleh perubahan individu,

situasi, maupun keadaan lingkungan.• Harus ada kolerasi antara dengan sifat yang menjadi ilat.• Sifat-sifat yang menjadi ilat yang kemudian melahirkan

qiyas harus berjangkuan, tidak terbatas hanya pada satu hukum tertentu.

• Sifat yang menjadi ilat tidak dinyatakan batal oleh satu dalil, misalnya karena ilat bertentangan dengan nash.

Page 10: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Macam-Macam Qiyas

Dilihat dari segi kekuatan ‘illat• Qiyas Aulawi

Yaitu illat yang terdapat pada furu’ lebih utama dari illat yang terdapat pada ashl.

• Qiyas Musawwa

Yaitu hukum pada furu’ sama kualitasnya dengan hukum yang ada pada ashl karena kualitas ‘illat pada keduanya juga sama.

• Qiyas Adna

Yaitu ‘illat yang ada pada furu’ lebih lemah dibandingkan dengan ‘illat yang ada pada ashl. Artinya ikatan ‘illat yang ada pada furu’ sangat lemah dibandingkan ikatan ‘illat yang ada pada ashl.

Page 11: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Macam-Macam Qiyas

Dari segi kejelasan ‘illa• Qiyas Jali

Yaitu qiyas yang ‘illatnya ditetapkan oleh nash bersamaan dengan hukum al-ashl atau nash tidak menetapkan illatnya, tetapi dipastikan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan antara ashl dengan furu’

• Qiyas Khafi

Yaitu qiyas yang illat-nya tidak disebutkan dalam nash.

Page 12: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Macam-Macam Qiyas

Dari segi keserasiaan• Qiyas al-mu’atstsir

Yaitu qiyas yang menjadi penghubun antara ashl dengan  furu’ ditetapkan melalui nash sharih atau ijma’ atau qiyas yang ‘ain sifa(sifatitusendiri)yangmenghubungkan ashl dengan furu’ berpengaruh pada hukum itu sendiri.

• Qiyas al-mula’im

Yaitu qiyas yang illat hukum ashl-nya mempunyai hubungan yang serasi. Misalnya, meng-qiyas-kan pembunuh dengan benda berat kepada pembunuhan dengan benda tajam yang telah disebutkan diatas. Illat pada hukum ashl mempunyai hubungan yang serasi.

Page 13: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Macam-Macam Qiyas

Dari  segi dijelaskan atau tidak• Qiyas al-Ma’na

Qiyas pada makna ashl, yaitu qiyas yang didalamnya tidak dijelaskan ‘illat-nya, tetapi antara ashl dengan furu’ tidak dapat dibedakan, sehingga furu’ seakan-akan ashl.

Qiyas al-Illat• Qiyas yang dijelaskan ‘illat-nya dan ‘illat itu sendiri merupakan

motivasi bagi hukum ashl.• Qiyas al-Dalalah

Qiyas yang illat-nya bukan pendorong bagi penetapan hukum itu sendiri, tetapi ‘illat itu merupakan keharusan yang memberi petunjuk adanya.

Page 14: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Macam-Macam Qiyas

Dari segi metode• Qiyas al-ikhalah

Yaitu ‘illat nya ditetapkan melalui munasabah dan ikhalah.• Qiyas al-syabah

Yaitu ‘illat-nya ditetapkan melalui metode syabah.• Qiyas al-sibru

Yaitu ‘illat-nya ditetapkan melalui metode al-sibru.• Qiyas al-thard

Yaitu ‘illat-nya ditetapkan melalui metode thard.

Page 15: Ushul Fiqh E_Tugas 5(Qiyas)_Aziz Bahrudin_2013114142

Referensi Syarifuddin Amirm, Ushul Fiqh Jilid 1, Logos, Jakarta Mardani, Ushul Fiqh , PT RajaGravindo Persada, Jakarta