User Education Dan Perkembangan Teknologi

5
User Education dan Perkembangan Teknologi Ketika kita memasuki sebuah perpustakaan untuk mencari sebuah koleksi tentang Mozart misalnya, kemana kita akan menuju?, langsung kepada rak koleksi?, bertanya pada petugas perpustakaan?, atau malah membaca seluruh kartu katalog?. Cara-cara seperti itu sering kali menjadi suatu pemandangan yang biasa di dalam sebuah perpustakaan. Dilihat dari sisi efektivitas dan efesiensi, kadang cara tersebut kurang menguntungkan. Menelusuri langsung ke tempat penyimpanan koleksi mungkin akan menimbulkan kebingungan karena tidak tahu dimana lokasi pasti koleksi tersebut. Bertanya ke petugas perpustakaan mungkin salah satu terbaik (minimal) untuk mengetahui petunjuk lokasi tempat koleksi berada. Cara yang terakhir, adalah cara yang paling membosankan dan menghabiskan banyak waktu. Lagipula, kartu katalog manual sudah tidak lagi diminati karena banyak perpustakaan yang sudah menggunakan katalog elektronik, baik on-line maupun off-line. Untuk mempermudah pengguna dalam menemukan koleksi bahan pustaka di perpustakaan diperlukan adanya suatu pembinaan terhadap pengguna agar mampu secara mandiri memanfaatkan perpustakaan. Hal ini harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan antara petugas perpustakaan dan penggunanya sehingga dengan adanya komunikasi yang baik dan formal diharapkan

description

Dampak perkembangan teknologi terhadap User Education di perpustakaan

Transcript of User Education Dan Perkembangan Teknologi

Page 1: User Education Dan Perkembangan Teknologi

User Education dan Perkembangan Teknologi

Ketika kita memasuki sebuah perpustakaan untuk mencari sebuah

koleksi tentang Mozart misalnya, kemana kita akan menuju?, langsung

kepada rak koleksi?, bertanya pada petugas perpustakaan?, atau malah

membaca seluruh kartu katalog?. Cara-cara seperti itu sering kali menjadi

suatu pemandangan yang biasa di dalam sebuah perpustakaan. Dilihat dari

sisi efektivitas dan efesiensi, kadang cara tersebut kurang menguntungkan.

Menelusuri langsung ke tempat penyimpanan koleksi mungkin akan

menimbulkan kebingungan karena tidak tahu dimana lokasi pasti koleksi

tersebut. Bertanya ke petugas perpustakaan mungkin salah satu terbaik

(minimal) untuk mengetahui petunjuk lokasi tempat koleksi berada. Cara yang

terakhir, adalah cara yang paling membosankan dan menghabiskan banyak

waktu. Lagipula, kartu katalog manual sudah tidak lagi diminati karena banyak

perpustakaan yang sudah menggunakan katalog elektronik, baik on-line

maupun off-line.

Untuk mempermudah pengguna dalam menemukan koleksi bahan

pustaka di perpustakaan diperlukan adanya suatu pembinaan terhadap

pengguna agar mampu secara mandiri memanfaatkan perpustakaan.

Hal ini harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan antara petugas

perpustakaan dan penggunanya sehingga dengan adanya komunikasi yang

baik dan formal diharapkan semua sumber informasi yang ada di

perpustakaan dapat dimanfaatkan secara tepat.

Sesuai dengan tuntutan tersebut, sudah menjadi tugas perpustakaan

untuk memulai hubungan yang harmonis tersebut. Kegiatan seperti ini biasa

disebut User Education/Pendidikan Pengguna, Bimbingan Pemakai, atau

Reader Advisory Work.

Kegiatan pendidikan pengguna adalah semua aktivitas yang dirancang

sedemikian rupa untuk mendidik pengguna agar sadar akan sumber-sumber

informasi, fasilitas-fasilitas yang ada di perpustakaan, dan melatih pengguna

dalam cara menggunakan hal tersebut secara tepat.

Berbagai kegiatan tersebut, bisa dikemas dalam bentuk yang beragam.

Keragaman ini disebabkan karena kebijakan lembaga; visi, misi, dan tujuan

Page 2: User Education Dan Perkembangan Teknologi

lembaga; hasil yang ingin dicapai lembaga dengan adanya kegiatan tersebut

serta pengguna perpustakaan sebagai subjek yang harus dilayani.

Sebagai contoh, perpustakaan perguruan tinggi yang memiliki kebijakan

yang berbeda dengan perpustakaan umum, akan melakukan kegiatan

pendidikan pemakai yang juga berbeda. Hal ini lebih disebabkan karena

pengguna perpustakaan tersebut. Perpustakaan perguruan tinggi yang

notabene penggunanya sebagian besar adalah mahasiswa dan tenaga

pendidik akan lebih baik bila menggunakan pendekatan komunikasi dua arah

bagi program pendidikan penggunanya.

Untuk lebih memperlancar kegiatan pendidikan pengguna, petugas

perpustakaan harus mampu merancang suatu bentuk promosi yang menarik

agar pengguna (potential users) mau datang ke perpustakaan. Hal ini tentu

saja berhubungan dengan minat baca masyarakat. Anggapan bahwa minat

baca di Indonesia masih rendah masih menjadi halangan bagi perpustakaan

untuk menjaring konsumennya (pengguna potensial).

Anggapan tersebut sering menjadi alasan bagi pengembangan

perpustakaan di Indonesia. Kenyataan yang kini sedang berkembang adalah

bahwa tingginya minat baca masyarakat Indonesia tidak diimbangi dengan

fasilitas untuk menyalurkan minat baca tersebut.

Lalu juga, terpaan media yang sangat berpengaruh pada faktor budaya

menjadikan masyarakat Indonesia lebih senang menonton televisi daripada

sekedar meluangkan waktunya untuk membaca buku, membuat

perpustakaan kehilangan perannya di tengah masyarakat sebagai sarana

belajar dan pendidikan non-formal bagi masyarakat.

Oleh karena itu, merancang suatu promosi yang berhasil diharapkan

menjadi fasilitator atau jembatan bagi masyarakat dengan perpustakaan.

Untuk jangka panjang diharapkan peran perpustakaan di tengah masyarakat

mampu merubah budaya bangsa dari budaya menonton ke budaya baca.

Budaya baca tidak berarti membaca, membaca dan hanya membaca buku

atau literratur lainnya. Tetapi, dengan membaca diharapkan kita bisa

membaca perkembangan zaman, membaca kemajuan ilmu pengetahuan,

membaca kejadian dan peristiwa, serta membaca kehidupan.

Promosi yang berhasil tidak akan berarti apa-apa tanpa pengetahuan

petugas perpustakaan tentang siapa/profil penggunanya. Dengan mengetahui

Page 3: User Education Dan Perkembangan Teknologi

karakter pengguna perpustakaan, seorang petugas perpustakaan harus

mampu membimbing penggunanya untuk mendapatkan apa yang mereka

mau di perpustakaan. Tentunya kegiatan ini melibatkan proses komunikasi

dua arah. Disinilah peran petugas tersebut sangat menentukan kegiatan

bimbingan pengguna.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, beberapa perpustakaan telah

melakukan perubahan-perubahan. Beberapa perpustakaan sudah mulai

menerapkan sistem otomasi perpustakaan dengan atau tanpa berbasis web

untuk lebih mempermudah aktivitas pelayanan. Perubahan yang nampak

karena pengaruh kemajuan teknologi adalah berkembangnya perpustakaan

digital. Sebut saja Perpustakaan British Council yang sudah menerapkan

digitalisasi koleksinya, dan menghibahkan semua koleksi cetaknya ke

Perpustakaan Pendidikan Nasional.

Dengan maraknya perpustakaan berbasis digital maka terjadi variabilitas

dalam layanan bimbingan pengguna. Kegiatan bimbingan pengguna pun

disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Dari yang awalnya bertanya pada

petugas, kini lebih mudah dengan menggunakan komputer. Namun, tetap

saja penelusuran dengan menggunakan sistem otomasi ini memerlukan

bimbingan. Salah satu caranya bisa dengan menyebarkan leaflet/buku

petunjuk penelusuran, seperti yang dilakukan CISRAL UNPAD.

Lalu, kemajuan lainnya adalah berkembangnya online information

retrieval. Yang memungkinkan kita mengakses koleksi suatu perpustakaan

yang berbasis web. Adanya hal ini juga menyebabkan perlunya bimbingan.

Tujuan dari bimbingan ini adalah: pengguna tahu bagaimana menggunakan

basis data dan sistem informasi untuk penelusuran informasi dan mengetahui

metode penelusuran.

Pendidikan pengguna, bimbingan pengguna, apapun namanya, sudah

harus menjadi kewajiban bagi setiap perpustakaan agar penggunanya

memiliki wawasan pengetahuan yang luas karena didukung informasi

mutakhir melalui penelusuran di perpustakaan serta dapat memanfaatkan

perpustakaan untuk belajar seumur hidup atau bekal untuk long life

education.

Page 4: User Education Dan Perkembangan Teknologi

Daftar Pustaka:

Fjallbrant, Nancy & Ian Malley. 1983. User Education In Libraries. Clive

Bingley: London

Prytherch. R. J. 1988. The Basics of Readers Advisory Work. Clive Bingley:

London.

Dibuat sebagai tugas Mata Kuliah User Education, Semester Genap TA 2005-

2006