USAHA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA …/Usaha... · Bahasa Indonesia b. Keterampilan Berbicara...

50
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS USAHA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD N PILANGSARI I KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN Oleh : SUMARNI NIM :X8806528 PROGRAM S TUDI PENDIDIKAN GURU S EKOLAH DAS AR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET TAHUN 2009

Transcript of USAHA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA …/Usaha... · Bahasa Indonesia b. Keterampilan Berbicara...

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

USAHA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV

SD N PILANGSARI I KECAMATAN NGRAMPAL

KABUPATEN SRAGEN

Oleh :

SUMARNI

NIM :X8806528

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TAHUN 2009

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN

1 Judul Penelitian Usaha Peningkatan Keterampilan Berbicara

dengan Pembelajaran kooperatif Model Teams

Games (TGT) pada Kelas IV SDN Pilangsari I

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

2. a. Mata Pelajaran

b. Bidang Kajian

a. Bahasa Indonesia

b. Keterampilan Berbicara

3. Pelaksana

a. Nama dan gelar

b. Pangkat,gol, NIP

d. Program Studi

e. Fakultas

f. Universitas

g. Alamat rumah

NoTelepon/Hp

Email

a. Sumarni, A.Ma

c. Pembina/IV.a/19600213 1979 11 2 004

d. S1 PGSD

e. FKIP

f. Universitas Sebelas Maret

g. Jetis Pilangsari RT 07/26, Pilangsari, Ngrampal,

Sragen

085293092282

Sumarni [email protected]

5 Waktu 6 bulan (Juli sampai Desember 2009)

6 Biaya yang diperlukan

a. Sumber dari Ditjen

Dikti

b. Sumber lain, sebutkan

Dana pribadi

Jumlah

Rp -

Rp 1.300.000,00

Rp 1.300.000,00

Sragen, Desember 2009

Mengetahui

Kepala SD N Pilangsari 1 Peneliti

SUDARTO,S.Pd Sumarni

NIP : 19650710 198806 1 001 NIM : X8806532

Mengetahui

a.n Pembantu Dekan 1

Prof. Dr.rer. nat.Sajidan, M.Si

NIP : 19660415199103 1002

HALAMAN PERSETUJUAN

Usulan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Usaha Peningkatan

Keterampilan Berbicara dengan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games

(TGT) pada Kelas IV SDN Pilangsari I Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen”

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Supervisor/Guru Pendamping

Prof. Dr.St.Y. S lamet, M.Pd Sudarto, S .Pd

NIP : 194612081982031001 NIP : 19650710 198806 1

001

ABSTRAK

Sumarni , X8806532. ” USAHA PENINGKATAN KETRAMPILAN

BERBICARA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD N

PILANGSARI 1, KECAMATAN NGRAMPAL, KABUPATEN SRAGEN.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya ketrampilan

berbicara siswa kelas III SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal,

Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Guru merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan pembelajaran,

sebab gurulah yang menempati garis terdepan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Tidak aneh jika kegagalan suatu pembelajaran gurulah yang pertama kali

bertanggung jawab. Penggunaan berbagai pendekatan dan model dalam

pembelajaran merupakan upaya guru untuk mencapai tujuan yang optimal, dengan

salah satunya menggunakan pendekatan kooperatif model TGT.

Pendekatan kooperatif model TGT adalah pembelajaran kelompok dimana

kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan mempertimbangkan

keheteroginanya baik prestasi, ras, status sosial dan sebagainya. Dalam

pembelajaran ini menggunakan permainan untuk pertandingan sebagai upaya

kempetisi antar kelompok. Dengan permainan inilah yang membedakan TGT

dengan kooperatif lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam

penerapan pembelajaran kooperatif model TGT, sehingga dapat meningkatkan

ketrampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan

Ngrampal, Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alat pengumpul data yang

digunakan terdiri instrumen pembelajaran, evaluasi (tes dan non tes) serta

observasi untuk mengetahui validasi data. Subyek yang diteliti guru dan siswa

kelas IV di SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Penelitian ini menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan II dengan tema yang

sama. Tehnik analisa data dipergunakan analisis diskriptif untuk mengetahui hasil

tes (turnamen) dan hasil pengamatan (non tes) selama proses pembelajaran,

analisa interaktif dimana data atau hasil yang diperoleh dari non tes dengan cara

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif

model TGT ketrampilan berbicara siswa tiap siklusnya mengalami perubahan

secara signifikan. Secara berturut-turut (siklus I dan II) ketrampilan berbicara

siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 adalah 60,5 pada pra siklus,64,3 pada

siklus I, siklus II sebesar 65,8 untuk turnamen dan 69 siklus I, 74 siklus II untuk

Afektif . Untuk psikomotor adalah 67 siklus I, 75 siklus II dimana data tersebut

didapat melalui pengamatan. Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT pada

akhirnya dapat meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri

Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi berkat

limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan

Kelas (PTRK) dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

NEGERI PILANGSARI I KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

TAHUN AJARAN 2009/2010”.

Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

mencapai gelarSarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan meningkatkan

kemampuan guru dalam penerapan Pembelajaran kooperatif model TGT untuk

meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD N Pilangsari 1

Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Terima kasih penulis sampaikan atas bimbingan, bantuan dan

nasehat kepada :

1. Bapak Dr.St.Y.Slamet,M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas.

2. Bapak Sudarto,S.Pd Selaku Kepala SD N Pilangsari 1 yang telah memberikan

ijin dan membina peneliti, memberikan faslitas dan arahan serta bimbingan

pelaksanaan penelitian ini.

3. Bapak/Ibu guru SD NPilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu secara langsung

maupun tidak langsung yang telah membantu kelancaran penulisan

laporan penelitian tindakan kelas ini.

Mudah-mudahan segala kebaikan bapak/ibi, saudara/saudari

mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga penelitian tindakan kelas

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya untuk peniongkatan mutu

pendidikan Nasional.

Demi kelancaran dan perbaikan penelitian , untuk itu penuli

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

penelitinan ini.

Ngrampal, Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah dan Pemecahannya ......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ 6

E. Hepotesis Tindakan ........................................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 8

A. Kajian Teori .................................................................................................... 8

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 21

C. Kerangka Pikir ................................................................................................ 22

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................... 26

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 26

B. Subjek Penelitian ............................................................................................ 27

C. Prosedur Penelitian.......................................................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 39

A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 39

B. Pembahasan .................................................................................................... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 52

A. Simpulan ......................................................................................................... 52

B. Saran ................................................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Lembar Penilaian Psikomotor .............................................................. 29

Tabel 2 Lembar Penilaian Afektif ..................................................................... 30

Tabel 3 APKG 1 ................................................................................................ 30

Tabel 4 APKG 2 ................................................................................................ 32

Tabel 5 Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian Siklus I .................................. 40

Tabel 6 Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian Siklus II .................................. 43

Tabel 7 Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian ................................................ 50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Fungsi Media Pembelajaran Berlo ....................................................... 18

Gambar 2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ......................................................... 19

Gambar 3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 24

Gambar 4 Spiral Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 35

Gambar 5 Histogram Hasil Penilaian .................................................................... 50

Gambar 6 Histogram Ketuntasan Belajar .............................................................. 50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Tabel Daftar Nilai Ketrampilan Menulis Pra Siklus

Lampiran 4 Tabel Daftar Nilai Ketrampilan Menulis Siklus I

Lampiran 5 Tabel Daftar Nilai Ketrampilan Menulis Siklus II

Lampiran 6 Tabel Daftar Afektif dan Psikomotor Siklus II

Lampiran 7 Tabel Lembar Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I

Lampiran 8 Tabel Lembar Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………. i

Halaman Pengesahan ……………………………………………………… ii

Halaman Persetujuan ……………………………………………………… iii

Daftar isi …………………………………………………………………… iv

A. Judul Penelitian ……………………………………………………….. 1

B. Mata Pelajarann ……………………………………………………….. 1

C. Bidang Kajian ………………………………………………………… 1

D. Latar Belakang Peneliti ………………………………………………. 1

E. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 3

F. Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 4

G. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 4

H. Kajian Pustaka ………………………………………………………… 5

I. Kerangka Berpikir ……………………………………………………. 9

J. Hipotesis Tindakan ……………………………………………………. 11

K. Metode Penelitian …………………………………………………….. 11

L. Jadwal Penelitian ……………………………………………………… 18

M. Biaya Penelitian ……………………………………………………….. 19

Daftar Pustaka ……………………………………………………………… 20

Lampiran ……………………………………………………………………

1. Instrumen Peneliti …………………………………………………….. 21

2. Curicculum Vitae Peneliti …………………………………………….. 23

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakaang Masalah

Kurikulum Bahasa Indonesia dewasa ini telah mengedepankan standar

kompetensi Bahasa Indonesia yang bersumber pada hakekat pembelajaran

Bahasa Indonesia, yaitu belajar bahasa adalah belajar komunikasi dan belajar

sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh

karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan

kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan maupun tertulis serta

menghargai karya cipta bangsa Indonesia.

Komunikasi perlu menjadi perhatian dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia. Sebab dengan komunikasi siswa dapat menangkap dan membuka

beragam informasi dan dapat menyaring yang berguna, belajar menjadi diri

sendiri, dan menyadari akan eksistensi budayanya sehingga tidak tercabut dari

lingkungannya.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu factor penting didalam

komunikasi. (Supriyanto : 1997: 1) mengatakan „‟keterampilan berbicara dapat

menentukan tingkat keberhasilan komunikasi. Demikian pentingnya berbicara

bagi seseorang dalam komunikasi dan setiap pembelajaran yang kita

laksanakan disekolah selalu dilandasi konsep -konsep berbicara sebagai sarana

komunikasi”.

Namun dalam kenyataanya pembelajaran Bahasa Indonesia masih

banyak dilaksanakan seperti dikatakan Lie (2003 : 3)

“Paradigma lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa

yang pasif. Dalam konteks pendidikan tinggi paradigma lama ini berarti jika

seseorang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang dia pasti

dapat mengajar Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahinya kedalam botol kosong yang siap menerimanya. Guru menganggab bahwa mereka

mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan dengan siswa datang

duduk dengar”.

Dari pendapat di atas terlihat ide-ide siswa tidak pernah dibangun

sehingga ketika pembelajaran bahasa Indonesia hampir tidak pernah

1

2

menyatakan pendapatnya. Seperti yang terjadi pada proses pembelajaran di

kelas IV SDN Pilangsari I. Hal tersebut terbukti ketika diberikan tugas untuk

mendiskripsikan sesuatu hanya bebrapa kata yang dapat dibuat. Penelitian ini

menawarkan pendekatan yang dapat membangkitkan kreatifitas, ide-ide siswa,

menyenangkan bagi siwa juga sekaligus untuk meningkatkan keterampilan

siswa dalam berbicara melalui pembelajaran kooperatif model TGT.

Pembelajarn kooperatif model TGT. Lie (2003:16) mengemukakan “

“Pendekatan pembelajaran kooperatif berusaha memperhatikan latar

belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan skemata agar bahan

pelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa bekerjasama dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan dan mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi”.

Ibrahim (2000 :16) mengemukakan “hasil penelitian menunjukkan

bahwa tehnik-tehnik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam

meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman

individual kompetitif. Sedangkan menurut Slavin ( Ibrahim 2000:16)

mengemukakan dari 45 penelitian 37 diantaranya menunjukkan bahwa kelas

kooperatif menunjukkan hasil akademik yang signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok control”. Dari pendapat tersebut terlihat betapa

tepatnya pembelajaran koopertif model TGT dipergunakan.

Berdasarkan uraian di atas keberhasilan proses pembelajaran yang

dilakukan guru sangatlah tergantung pada kecakapan dan kemampuan guru

untuk menggunakan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu rendahnya

keterampilan berbicara kelas IV mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN

Pilangsari 1 disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih pendekatan

pembelajaran.

Penelitian ini berfokus pada permasalahan tentang penerapan

pembelajaran kooperatif model TGT unutk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Pilangsari I

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010. Untuk

memperoleh hasil penelitian dengan mengamati kegiatan guru dalam

menciptakan kondisi aktif selama pembelajaran berlangsung dan hasil belajr

3

siswa yang meliputi kognitif diukur dengan pengamatan dan tes melalui

turnamen sedangkan afektif dan psikomotor diukur dengan pengamatan.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah tersebut maka dipandang perlu ada penelitian dengan judul USAHA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

PEMBELAJARN KOOPERATIF MODEL TGT PADA KELAS IV

SEKOLAH DASAR PILANGSARI 1.

B. Rumusan dan Pemecahannya

1. Rumusaan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas dan hasil diskusi peneliti, teman

sejawat dan kepala sekolah diketahui permasalahan yang masih dihadapi

siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen,

bahawa faktor penyebabnya antara lain :

a. Dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran sangat didominasi

oleh guru sehingga kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif sangat

sedikit, komunikasi yang terjalin hanya komunikasi satu arah ( komunikasi

multi arah tidak terjadi )

b. Dengan metode ceramah kebermaknaan belajar sangat rendah, karena siswa

kurang terlibat secara langsung dan hanya menghasilkan memori jangka

pendek (short time memory)

c. Dengan metode ceramah, guru merupakan satu-satunya sumber belajar

siswa, sehingga teman sebaya (peer taching) tidak dimanfaatkan.

d. Pendidik mengajar dengan metode ceramah hanya mengharapkan siswa

datang, duduk, dengar, catat dan hafal (3DCH) dari mengadu siswa satu

dengan yang lain.

e Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran (kurang variatif ).

f Kurang variatifnya guru dalam mempergunakan model atau metode

sehingga pembelajaran terkesan monoton.

g Penilaian kurang komprehensif, hanya cenderung pada ranah kognitif saja.

4

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan

adalah “Apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif model TGT dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa

Indonesia SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen?”

2. Pemecahan Masalah

Sedangkan upaya menjawab permasalahan di atas agar indikator

keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini tercapai dilakukan berbagai

upaya yang antara lain adalah :

a. Dipergunakan pembelajaran kooperatif model TGT dengan segala prinsip

dan unsurnya yaitu. saling ketergantungan positif; interaksi tatap muka,

akuntabilitas individual, evaluasi proses kelompok, dan keterampilan untuk

menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara

sengaja diajarkan.

b. Ditingkatkannya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga terwujud

pembelajaran yang student centered.

c. Dimaksimalkannya penggunaan media pembelajaran sehingga selain

meminimalisir verbalisme juga meningkatkan kebermaknaan dan

keterlibatan siswa, juga akan terbentuk long term memory seperti yang kita

harapkan.

d. Dilaksanakan penilaian yang komprehensif dan dapat mengukur ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa kelas IV dan kemampuan guru dalam pelaksanaannya

di SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

5

Tujuan khusus

Untuk meningkatakan kemampuan guru dalam pendekatan

pembelajaran koopertif model TGT sehingga dapat meningkatkan

keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal, Kabupaten Sragen.

D. Manfat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, manfaat pada

pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen secara nyata

b. Memperbaiki penedekatan kooperatif model TGT pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia yang telah ada secara lebih menarik, merangsang

kreatifitas dan menambah motivasi bagi siswa.

c. Memperkaya khasanah pendidikan yang berhubungan dengan proses

kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di sekolah.

d. Penelitian ini sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat pada murid yaitu

meningkatkan nilai kreatifitas motivasi belajar khususnya keterampilan

berbicara dan mata pelajaran yang lain, kedisiplinan dan tanggunngjawab.

b. Guru, dengan dilaksaakannya penelitian tindakan kelas ini guru dapat

mengetahui variasi dari beberapa model pembelajaran, meningkatkan

kinerja yang lebih profesional dan penuh inovasi serta memperbaiki proses

pembelajaran di kelasnya.

c. Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat

pada sekolah itu sendiri dalm rangka perbaikan pembelajaran Bahasa

Indonesia pada khususnya dan pelajaran lain.

6

BAB II

Kajian Pustaka

A. Kajian Teori

Pada bagian kajian pustaka ini secara berturut-turut akan dipaparkan

teori-teori yang berkaitan dengan (1) pembelajaran kooperatif, (2)

pembelajaran kooperatif model TGT, (3) keterampilan berbicara.

1. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan

pendekatan pembelajarn secara efektif yang mengintegrasikan keterampilan

social yang bermuatan akademis (Davidson dan Woors, 1992: 34). Sedangkan

menurut Hadi (2204 :112) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memaksimalkan pada pengalaman

kegiatan belajar yang optimal.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang didalamnya terdapat

elemen-elemen terkait (Hadi, 2004 : 112) saling ketergantungan positif,

interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan menjalin

hubungan. Saling ketergantungan positif adalah pembelajarn kooperatif guru

menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan.

Salingketergantungaaan dapat mencapai melalui : saling ketergantungan

mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling

ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, dan saling

ketergantungan hadiah.

Akuntabilitas individual, pembelajarn kooperatif menampilkan

wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Penilaian kelompok yang

didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara

individual. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, keterampilan social

seperti tenggang rasa, sikap sopan, mengkritik ide, berani mempertahankan

pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan bermanfaat.

6

7

Keuntungan pembelajaran kooperatif antara lain dapat meningkatkan kepekaan

dan kesetiakawanan social, menghilangkan sifat egois, meningkatkan rasa

saling percaya, membangun persahabatan hingga masa dewasa.

Guru sebagai fasilitator yang membimbing kegiatan pembelajarn siap

melayani pertanyaan atau perdebatan. Pembelajaran kooperatif menekankan

pada proses daripada hasil dengan mengasumsi, mengembangkan kompetensi

dan potensi siswa melalui pendidikan.

Berbagai model pembelajaran kooperatif menurut (Nur, 2005 : 5) lima

model pembelajaran tim siswa yang cocok seluruh mata pelajaran ditingkat

kelas : STAD, TGT, JIG SAW, CIRC, TAI.

2. Pembelajaran kooperatif model TGT

Merupakan salah satu model pembelajaran tim siswa yang

dikembangkan oleh Jhon Hopkins yang dimunculkan oleh Slavin (1990)

dalam Ibrahim (2001:16).

“Sebagai pengganti tes dan sistem perbaikan scor individu TGT

menggunakan turnamen dari tim rumah dengan anggota dalam

pengelompokkan yang homogen yaitu siswa dengan kemampuan yang

sebanding. Ada empat komponen utama dalam pembelajaran koopertif model TGT yakni, permainan, belajar tim, pertandingan, penghargaan tim”.

Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan

mereka harus membantu teman satu tim. Mereka dapat melakukan dengan cara

berpasangan dengan membandingkan jawaban-jawabannya, saling membantu

sama lain ketika menghadapi jalan buntu. Selain motivasi di atas walaupun

siswa belajar bersama mereka tidak boleh saling membantu dalam turnamen,

berarti setiap siswa harus menguasai materi tersebut.

TGT terdiri dari suatu siklus kegiatan pengajaran yang diatur dalam

(Nur, 2005 : 45) sebagai berikut : mengajar, belajar tim, turnamen,

penghargaan tim.

Fase-fase pembelajarn kooperatif model TGT, yakni (1) fase pertama

yaitu persiapan yang berarti guru menjelaskan materi-materi yang diperoleh,

menyiapkan lembar pertanyaan game untuk turnamen membuat kartu dari

nomer satu samapi nomer lima. Kemudian siswa ditugaskan membentuk lima

8

anggota tim yang heterogen. Setelah itu mewajibkan siswa untuk mengisi

turnamen. (2) fase ke dua presentasi kelas, dengan pembagian lks yang

selanjutnya dipresentasikan yang meliputi pendahuluan ,inti, yang dapat berisi

komponen presentasi bahan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran,

sedangkan kegiatan tim dan kuis mencangkup latihan bebas dan assessment

dalam Nur (2005 : 29) sebagai berikut pendahuluan katakan kepada siswa,

bangkitkan keingintahuan siswa dengan demontrasi, masalah kehidupan nyata

sehari-hari. Presentasi diupayakan tidak menyimpang dari tujuan yang kan

diujikan. Latihan terbimbing yakni seluruh siswa mengerjakan soal atau

membahas jawaban atas pertanyaan guru. (3) fase ke tiga yakni diskusi

kelompok atau tim studi dan bimbingan kelompok. (4) fase keempat yakni

pertandingan /turnamen /kuis. Untuk memulai permainan tiap siswa

mengambil kartu dari bungkusnya, siswa mendapat angka tertinggi menjadi

pembaca pertama, kemudian pembaca pertama memulai game tersebut dengan

membaca soal pada kartu lalu memberi jawaban sesuai hasil diskusi. Setelah

pembaca pertama memberi jawaban siswa menawarkan pada sebelah kirinya

jika mempunyai jawaban yang menantang, ia menjadi penantang pertama. Jika

ronde pertama penantang sudah menjawab atau pas pembaca pertama boleh

melihat kartu lembar jawaban, jika jawabannya benar dia boleh memiliki kartu

tersebut tapi jika jawabannya salah kartu diberiakan pada penantang yang

jawabannya benar untuk dicatat skornya, jika tak ada seorangpun jawaban yang

benar kartu dikembalikan kebungkus selanjutnya penantang pertama akan

menjadi pembaca dan pemabaca pertama menjadi penantang terkhir begitu

sterusnya sampai kartu habis. (5) fase kelima, pencatatan dan penjumlahan

skor kelompok. (6) fase keenam, kesimpulan dan penutup yakni

mengumumkan urutan skor dan masing-masing kelompok dilanjutkan

penyerahan penghargaan.

Evaluasi Pembelajaran Guru melakukan evaluasi terhadap proses dan

hasil belajar menurut Sujana (1996 :56) mengemukakan evaluasi pada

dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan criteria

9

tertentu berarti tujuan evaluasi adalah pengambilan keputusan hasil belajar

siswa dan pemahaman tentang pembelajarn tingkah lakunya.

Evaluasi Model Pembelajaran Kooperatif menggunakan sistim yang

menjiwai sifat gotong royong dimana dalam penilaiainnya siswa mendapat

nilai pribadi dan kelompok.

3. Keterampilam Berbicara

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di dalam kurikulum tahun (

Depdikbud ,2004) mempunyai pengertian sebagai berikut:

“Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi , saling berbagi

pengalaman, saling belajar, serta untuk meningkatkan kemampua ntelektual

dan kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut, mengembangkan pengetahuan , keterampilan berbahasa , dan sikap

positif terhadap Bahasa Indonesia”.

Fungsi-fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam Nur

Hadi (2004 :191) adalah sebagai berikut:

“Sarana pembinaan kesatuan dan perasatuan bangsa, sarana

peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan

pengembangan budaya, sarana peningkatan keterampilan untuk meraih dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni, saran penyebarluasan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia. Keterampilan tersebut meliputi

keterampiln berbicara, menulis, mendengarkan, membaca dan apresiasi sastra”

Kemampuan berbicara dapat dikatakan baik apabila seseorang dapat

menguasai beberapa faktor diantaranya adalah kemampuan mengucapkan

bunyi ujaran dengan benar, kemampuan mengorganisasikan bahan yang

hendak disampaikan, kemampuan memahami informasi secara tepat, efektif

dan kritis, serta mempunyai rasa kepemimpinan dan sikap mental berbicara

(Suprianto, 2000:1). Keterampilan berbicara merupakan alat komunikasi yang

didalamnya terdapat komponen-komponen yang harus dikuasai sebelum

melakukan kegiatan berbicara karena berbicara tidak hanya sekedar

pengucapan bunyi-bunyi melainkan penyampaian gagasan yang dikirim

pembicara kepada pendengar untuk meresapkan, menilai, mengembangkan

gagasan yang disampaikan.

10

Ruang lingkup kegiatan berbicara adalah pidato, diskusi, bercakap -

cakap, wawancara, deklamasi, bercerita, sandiwara, pemberitaan, dan lain-lain.

Sedangkan ruang lingkup berbicara di SD antara lain adalah pengungkapan

gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, tanaman,

binatang dan dapat dilakukan dengan model ulang ucap, lihat ucap,

memerikan, menjawab pertanyaan, bertanya, melanjutkan cerita, menceritaka

kembali, dan bermain peran.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Agus Muji Widodo ( 2007 ) dengan judul Penerapan Kombinasi

Problem Base Learning dengan Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative

Learning ) meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas III SD Negeri

Pilangsari 1.

Dari hasil penelitian didapat hahwa dengan kombinasi model

pembelajaran tersebut selain ketrampilan berbicara meningkat siswa dapat

mengungkapkan hasil pemecahan masalah dengan bahasanya sendiri. Kelas III

menggunakan Pembelajaran Tematik pembelajaran ini dapat dihubungkan

dengan masalah dari mata pelajaran yang lain.dimana kelas dibagi menjadi

kelompok-kelompok kecil dengan mempertimbangkan kehiteroginannya baik

prestasi, ras, status sosial dan sebagainya. Kelompok satu dengan yang lain

dapat memiliki bobot yang sama, ini terjadi sebab didalam pembagian

kelompok berdasarkan kehetoroginan ranking.

C. Kerangka Pikir

Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu

kewajiban dan wujud keprofesionalan guru. Untuk itu guru harus kreatif

menampilkan model-model pembelajaran yang inovatif yang dapat

merangsang kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam sekolah maupun

masyarakat sehingga siswa mempunyai keterampilan berbicara yang baik dan

benar.

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut

siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain yang memiliki karakter yang

heterogen sehingga siswa harus mampu berkomunikasi dengan bahasa yang

11

baik dan benar serta belajar secar aktif, bekarja, dan belajar dengan teman yang

lain untuk membangun pengetahuan dengan teman sebaya.

Pendekatan koopertif model yang mungkin dapat mengatasi rendahnya

minat siswa untuk berbicara kelas IV SDN Pilangsari 1. Dengan demikian

embelajaran koopertif dapat mendukung siswa untuk dapat berbicara dengan

baik, selain itu siswa dapat melakukan permainan dengan nuansa yang

menggembirakan. Kerangka pikir pembelajaran kooperatif model TGT dapat

digambarkan sebagai berikut :

GAMBAR 1. KERANGKA BERPIKIR

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti mengemukakan

hipotesis tindakan sebagai berikut “ Penerapan Pembelajaran Koopertif Model

TGT dapat Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN

Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen”.

Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek

keterampilan berbicara guru masih menggunakan teacher centered ;

a. Kemampuan siswa berbicara rendah b. Siswa kurang perhatian, pembelajaran

terkesan monoton c. Pembelajaran membosankan,

penggunaan alat peraga kurang variatif

Dalam keterampilan berbicara guru menggunakan

pembelajaran Kooperatif model TGT

Dalam Pembelajaran keterampilan berbicara

menggunakan pembelajaran Kooperatif model TGT

Kemampuan siswa berbicara meningkat a. Ketrampilan berbicara siswa meningkat.

b. Pembelajaran nejadi menyenangkan

KONDISI AWAL

KONDISI AKHIR

TINDAKAN

12

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil, dengan alasan

peneliti bekerja yang secara langsung mengetahui kondisi keterampilan

berbicara siswa, dalam pelaksanaannya tidak menggangu jam dinas.

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Juli sampai

bulan Desember tahun 2009.

B. Subjek dan objek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten

Sragen yang berjumlah 40 siswa .

b. Guru kelas IV sekaligus sebagai peneliti

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini mengacu pada Penelitian Tindakan Kelas dengan pusat

penekanan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses serta

praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penerapan

pembelajaran kooperatif model TGT sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar ketrampilan berbicara materi pokok Mendiskripsikan tempat

berdasakan denah pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen tahun 2009/2010. Dalam kegiatannya yang

berbentuk Randoms Siclus, sebanyak 2 (dua) siklus, dengan mengacu pada

model yang diadaptasi dari Suharsini Arikunto ( 2006 : 16 ) ”Penelitian

Tindakan Kelas secara garis besar terdapat empat tindakan yang lazim dilalui

, yaitu (1) Perencanaan ,(2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan , dan (4) Refleksi”

dan selanjutnya dikatakannya juga ” Penelitian tindakan harus sekurang

kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan . Informasi dari siklus

terdahulu menentukan bentuk siklus berikutnya ”.

12

13

Suharsini Arikunto ( 2006 : 16 ) ” Penelitian tindakan harus sekurang

kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan . Informasi dari siklus

terdahulu menentukan bentuk siklus berikutnya ”.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam Penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Siklus I

1). Perencanaan

Guru kelas IV ( peneliti ) SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen dan kolaborator mendiskusikan tentang materi ,

menyusun rencana pembelajaran , kegiatan pembelajaran, alat evaluasi serta

menyiapakan alat peraga maupun instrumen dan pedoman pengamatan.

Selanjutnya melakukan penjajagan sebagai dasar untuk mengetahui kondisi

pengetahuan awal siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok

Mendiskripsikan tempat berdasakan denah pada siswa kelas IV SDN

Pilangsari 1, dan sekaligus untuk menetukan ranking kelas guna menentukan

kelompok kooperatif. Selanjutnya melaksanakan tindakan .

Dalam penelitian ini indikator yang ingin dicapai adalah siswa

dapat mendiskripsikan suatu tempat berdasar denah ( ketrampilan berbicara )

serta pengalaman mempergunakannya dengan sekurang-kurangnya 75 %

siswa mendapat nilai Bahasa Indonesia materi pokok Mendiskripsikan tempat

berdasakan denah ≥ 65 ( enam puluh lima ) dan sekurang-kurangnya 75 %

nilai rata – rata prestasi kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia ( Ketrampilan

berbicara ) dengan materi pokok Mendiskripsikan tempat berdasarkan denah

mencapai ketuntasan ( nilai ≥ 65 )

2) Pelaksanaan

Guru ( peneliti ) melaksanakan kegiatan sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat, terdiri dari :

14

a) Kegiatan awal : apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran dan

pemberian materi

b) Kegiatan inti : presentasi kelas, pembagian kelompok kooperatif ,

diskusi, pengerjaan LKS skavolding dan pelaksanaan

penilaian pengamatan, presentasi kelas hasil

pengerjaan LKS dan penyimpulan maupun

penyamaan persepsi dilanjutkan turnamen.

c) Kegiatan akhir : Pemberian reward, penegasan kembali hal – hal

pokok/ penting, perbaikan/ pengayaan dan penutup.

Adapun pelaksanaan( sintak ) pembelajaran kooperatif model TGT adalah

sebagai berikut :

Fase kegiatan

Fase 1 Persiapan

Fase 2 Melaksanakan prensentasi kelas

Fase 3 Diskusi dalam kelompok

Fase 4 Pertandingan

Fase 5 Pencatatn dan penjumlahan skor

kelompok

Fase 6 kesimpulan dan penutup

Contoh pembagian waktu pembelajaran kooperatif model TGT waktu

2 jam peljaran @ 35 menit, 1x pertemuan, masing-masing kelompok terdiri

dari 5 atau 6 siswa.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Fase pertama persiapan, guru menjelaskan materi yang akan dibahas.,

siswa membentuk kelompok, mewajibkan siswa mengisi turnamen.

Fase kedua presentasi kelas, pembagian LKS dan memperkenalkan bahan

ajar melalui presentasi kelas secara langsung maupun diskusi.

15

Fase ketiga diskusi kelompok, siswa melakukan diskusi kelompok

mengenai materi yang sudah disampaikan.

Fase ke empat pertandingan turnamen :

a. siswa mengambil undian permainan, dan mengambil satu kartu dari

deck-nya, siapa saja yang akan menjadi pembaca pertama

b. pembaca pertama melalui game membaca soal pada kartu dengan suara

keras lalu memberi jawaban sesuai hasil diskusi

c. setelah pembaca pertama selasai, siswa tersebut menawarkan pada teman

disebelah kirinya jika mempunyai jawaban yang menantang degan

memberi jawaban yang berbeda, teman inilah penantang pertama

d. jika pada ronde pertama sudah menjawab, pembaca pertama boleh

memiliki kartu tersebut jika jawabannya benar, jika salah diberikan pada

penanntang

e. pada ronde berikutnya penantag pertama akan menjadi pembaca

berikutnya dan pembaca pertama akan menjadi penantang terakhir.

Fase kelima, Pencatatan dan penjumlahan skor kelompok, saat game

berakhir para pemain mecatat skor kartu yang mereka menangkan pada

lembar skor game pada kolom yang sudah disediakan kemudian

menjumlahkan nilai yang diperolehnya dalam kelompok masing-masing.

Fase keenam kesimpulan dan penutup, guru memberikaan penegasan

kembali mengenai konsep dan materi pelajarn pada pembelajaran model

TGT kemudian memberikan penghargaan pada kelompok yang memperoleh

skor terringgi.

3) . Pengamatan

Observer ( teman sejawat ) melaksanakan pengamatan selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan lembar pengamatan ( instrumen ) yang telah

dibuat bersama peneliti, teman sejawat ( observer) dan kepala sekolah pada

perencanaan, dan dilanjutkan pengolahan data yang telah diperoleh.

Adapun perolehan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a). Teknik Pengumpulan Data

16

Data yang akan diambil selama kegiatan pembelajaran diperoleh

dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes.

(1) Test yang terdiri dari :

(a) Tes penjajakan, test ini diberikan untuk mengetahui keterampilan

berbicara sebelum diberi tindakan dan sekaligus sebagai penentu

ranking guna pembagian kelompok TGT

(b) Test akhir, diambil dari hasil turnamen

(2). Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengukuran

tes unjuk kerja, kinerja afektif maupun psikomotor, untuk mengukur

indikator-indikator kerja, efisiensi, dan kerja sama antara siswa. APKG

1 dan APKG 2 untuk mengukur guru dan kolaborator dalam persiapan

maupun proses pembelajaran.

Adapun instrument pengamatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut

:

Tabel 1 Instrumen Penilaian Afektif

Nama Pengamat : NIP

:

No. Nama Siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah

Skor

Nilai 1 2 3 4

Rata - rata

Keterangan aspek yang dinilai:

1) Keaktifan memberikan pendapat/menyampaikan ide.

2) Kerja sama.

3) Keseriusan dalam melaksanakan tugas.

4) Kemampuan mengorganisir/ mengaktifkan kerja kelompok.

Penilaian

Skor 4 = Amat baik Nilai = Jumlah skor X 100

Skor 3 = Baik 16

17

Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

Tabel 2. Instrumen Penilaian Psikomotor

Nama Pengamat :

NIP :

No. Nama Siswa

Aspek – Aspek

Psikomotor Siswa Jumlah Skor

Nilai 1 2 3 4

Rata - rata

Keterangan :

1) Kemampuan dalam mengidentifikasi masalah yang diajukan guru.

2) Kemampuan mengkomunikasikan pendapat.

3) Kemampuan membuat kesimpulan dari data hasil diskusi.

4) Kemampuan membuat laporan tertulis hasil diskusi.

Penilaian

Skor 4 = Amat baik Nilai = Jumlah skor X 100

Skor 3 = Baik 16

Skor 2 = Cukup

Skor 1 = Kurang

18

Tabel 3. ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1

( APKG 1 )

No. Aspek-aspek Yang Diamati Pengamat

1 Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan tujuan/

indikator perbaikan pembelajaran 1.1 Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan

kurikulum dan masalah yang diperbaiki.

1.2 Merumuskan tujuan khusus/ indikator perbaikan pembelajaran

Rata – rata butir 1

2 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media ( alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar

2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran. 2.2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu perbaikan pembelajaran

2.3 Memilih sumber belajar

Rata – rata butir 2

3 Merencanakan Skenario perbaikan pembelajaran

3.1 Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran 3.2 Menyusun langkah – langkah perbaikan pembelajaran

3.3 Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran

3.4 Menentukan cara – cara memotivasi siswa 3.5 Menyiapkan pertanyaan

Rata – rata butir 3

4 Merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran

4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 4.2 Menentukan cara – cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat

berpartisipasi dalam perbaikan pembelajaran

Rata – rata butir

5 Merencanakan prosedure, jenis, dan menyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran

5.1 Menentukan prosedure dan jenis penilaian

5.2 Membuat alat – alat penilaian dan kunci jawaban

Rata – rata butir 5

6 Tampilan Dolumen rencana perbaikan pembelajaran

6.1 Kebersihan dan kerapihan

6.2 Penggunaan bahasa tulis.

Rata – rata butir 6

Nilai= %100

30

64321

ratarata

Diadaptasi dari APKG model P3G pada Buku PKP Andayani dkk.2008.

19

Tabel 4. ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU (APKG- 2)

Nama Observer :

NIP :

No. Aspek-aspek Yang Diamati Nilai Hasil

Pengamatan

1 Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran

1.1. Menata fasilitas dan sumber belajar

1.2. Melaksanakan tugas rutin di kelas

Rata – rata butir 1

2 Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran

2.1. Memilai pembelajaran

2.2. Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan ,siswa,situasi, dan lingkungan

2.3. Menggunakan alat bantu ( media ) pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan sisws, situasi, dan

lingkungan

2.4. Melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang

logis

2.5. Melaksanakan perbaikan pembelajaran secara

individual, kelompok atau klasikal

2.6. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien

Rata – rata butir 2

3 Mengelola interaksi kelas

3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran

3.2 Menangani pertanyaan dan respons siswa

3.3 Menggunakan ekspresi lisan , tulisan, isyarat,

dan gerakan badan

3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa

20

3.5 Memantapkan penguasaan materi pembelajaran

Rata – rata butir 3

4 Bersikap terbuka dan luwes serta membantu

pengembangan sikap positif siswa terhadap belajar

4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka,

penuh pengertian, dan sabar kepada siswa

4.2 Menunjukkan kegairahan dalam mengajar

4.3 Mengembangkan hubungan antar pribadi yang

sehat dan serasi

4.4 Membantu siswa menyadari kelebihan dan

kekurangannya

4.5 Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan

diri

Rata – rata butir 4

5 Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam

perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia :

5.1 Menampakkan konsep ketrampilan berbicara

melalui metode bervariasi yang sesuai dengan

karakterisitk materi.

5.2 Menguasai penggunaan kosa kata.

5.3 Memberikan latihan berbicara dalam kehidupan

sehari-hari menguasai keterampilan berbicara.

Rata – rata butir 5

6 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

6.1 Melaksanakan penilaian selama proses

pembelajaran

6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir

pembelajaran

Rata – rata butir 6

21

7 Kesan umum pelaksanaan pembelajaran

7.1 Keefektifan proses belajar

7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan

7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa

7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran

Rata – rata butir 7

Nilai= %100

35

764321

ratarata

Sumber : Andayani dkk (2007 : 73 )

b) Tehnik Uji Validitas Data

Untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan

terhadap data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu

tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang di

luar dat itu (Maleong, 1997:178). Trianggulasi yang digunakan adalah

trianggulasi yang memanfaatkan penggunaan isi dengan jalan

membandingkan data hasil pekerjaan siswa, observasi, catata lapangan dan

hasil wawancara. Disamping itu juga diskusi antara guru, kepala sekolah,

pengamat, dan rekan guru-guru yang lain.

c) Tehnik Analisa Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis

diskriptif dan analisis interaktif. Analisis diskriptif dimana tehnik analisis

data yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dilaksanakan

guru dengan siswa. Adapun data dan informasi yang dianalisis adalah

dalam bentuk hasil tes (hasil turnamen) dan non test (selama proses

pembelajaran). Selanjutnya data hasil tes tersebut dituangkan dalam bentuk

tabel untuk mengetahui perkembangan dan perbandingan hasil perolehan

tes siswa setiap siklusnya. Sedangkan analisis interaktif data dan informasi

diperoleh melalui non tes yang dilakukan dengan cara kaulitatif.

b. S iklus 2

1) Perencanaan

22

Guru dan pengamat mengidentifikasi dan mendiskusikan pelaksanaan

rencana pembelajaran mengacu dari siklus I yang telah diperbaiki serta

menyiapkan alat-alat pendukung beserta lembar pengamatan.

2) Pelaksanaan tindakan

Pada pelaksanakan ini guru dan pengamat melaksanakan tindakan

yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/ disempurnakan.

3) Pengamatan

Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah

sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa

maupun guru.

4) Refleksi

Diskusi bersama guru dan pengamat tentang pelaksanaan. Apakah

pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan hasil belajar Ketrampilan

berbicara dengan materi pokok mendiskripsikan suatu tempat berdasrkan

denah pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1? Dan masih adakah kekurangan

(kelemahan) dari sikus ini ? Jika kekurangan (kelemahan) dirasa sudah tidak

ada dan hasil telah memenuhi batas minimal ketuntasan ( indikator kerja )

maka tindakan berakhir. Namun jika masih ada kekurangan (kelemahan)

dalam pelaksanaan pembelajaran dan belum terlihat adanya peningkatan hasil

belajar matematika maka dilanjutkan dengan tindakan siklus selanjutnya yang

langkah-langkahnya seperti pada siklus sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya pelaksanan antar siklus dapat dilihat pada gambar

berikut :

23

GAMBAR 2 ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS DENGAN DUA

SIKLUS

Permasalahan P

Permasalahan baru

hasil refleksi

TERCAPAI/

Apabhila permasalahan

belum terselesaikan

Diadopsi dari Suharjono ( 2006 : 74 )

Perencanaan

tindakan 1

Pelaksanaan

tindakan 1

Refleksi 1 Pengamatan/pengu

mpulan data 1

Perencanaan

tindakan 2

Pelaksanaan

tindakan 2

Refleksi 2 Pengamatan/peng

umpulan data 2

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian.

1. Deskripsi Tiap Siklus

Pada awal bab ini diuraikan diskripsi secara singkat kondisi awal

proses dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil. Proses pembelajaran

ketrampilan berbicara dilaksanakan dengan prosedure berikut : pertama, guru

memberi contoh beberapa diskripsi suatu tempat, kedua, siswa mengerjakan

soal – soal yang ada dalam buku ajar siswa sedang guru mengawasi kegiatan

tersebut sambil mengerjakan tugas-tugasnya, misalnya membuat administrasi

guru, ketiga, guru menyuruh beberapa siswa maju kedepan kelas untuk

membacakan hasil diskripsi . Dari beberapa siswa yang disuruh maju oleh

guru banyak siswa yang tidak mau maju , dan yang mau majupun hanya

beberapa soal yang dapat dikerjakan dengan betul, dan siswa tidak pernah

menyelesaikan soal – soal yang ditugaskan guru.

a. Diskripsi Siklus 1

1) Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan sebelum tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Guru bersama teman sejawat ( kolabolator ) mengadakan diskusi menyusun

peta konsep pecahan, merumuskan tujuan pembelajaran, dan instrumen –

instrumen lainnya.

b) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam ketrampilan

berbicara yaitu siswa dapat :

- Siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian penting dari suatu tempat.

-Siswa dapat mendiskripsikan hasil pengamatan suatu tempat secara tertulis

maupun lisan dengan kata-katanya sendiri.

24

25

c) Menyusun rencana pembelajaran materi pokok Mendiskripsikan tempat

berdasakan denah

d) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran matematika materi pokok Mendiskripsikan tempat berdasakan

denah

e) Mempersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses

pembelajaran berkaitan dengan pembelajaran ketrampilan berbicara materi

pokok Mendiskripsikan tempat berdasakan denah

f) Mengadakan tes penjajagan yang sekaligus untuk menentukan ranking guna

membagi siswa dalam kelompok. Adapun dalam penelitian ini siswa dibagi

menjadi 8 kelompok (tim), yang masing-masing anggotanya lima orang. Dari

40 siswa kelas IV SD N Pilangsari 1 hasil tes penjajagan rata-rata kelas nilai

ketrampilan berbicara adalah 60,5 dengan rincian 2 siswa (nilai 80 ), 8 siswa

(nilai 70 ) 6 siswa (nilai 20 ) ,10 siswa (nilai 50 ).

g) Melakukan koordinasi dengan pengamat (I dan II) dan penjelasan cara

pengisian lembar pengamatan (observasi).

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu 22 Agustus 2009 pukul 07.30 –

08.40 pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan

20 siswa perempuan.

Selanjutnya dilaksanakan langkah – langkah sebagai berikut :

a) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran (rencana pembelajaran terlampir).

b) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan skenario kegiatan belajar mengajar.

c) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan

tentang aspek - aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan

26

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan

materi pokok menyelesaikan masalah yang

3. Observasi

a) Sasaran observasi perbaikan pembelajaran adalah aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu aspek, afektif dan psikomotor yang berhubungan

dengan materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pecahan

b) Data hasil penilaian baik kognitif ( tertulis ) maupun afektif dan

psikomotor ( pengamatan ) untuk siswa ,dan indikator aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai

dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran

yang dilakukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan

pemantapan sesuai dengan pedoman APKG 1 dan APKG 2 . Adapun data

hasil evaluasi dalam kegiatan pembelajaran materi pokok menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan pecahan adalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 5 Perolehan Hasil Evaluasi S iklus 1

Data pada tabel diatas menunjukkan hasil nilai kognitif ( evaluasi ),

Afektif dan psikomotor ( pengamatan ), terlihat bahwa rata-rata kelas ada

peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai

prestasi meningkat dari 60,5 ( pada pra siklus ) menjadi 64,3 dan ketuntasan

dari 30 % menjadi 60%.

Sedangkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai prestasi

individu siswa juga sudah meningkat dari 12 siswa yang mendapat nilai

SIKLUS

NILAI

KOG

NITIF

KETUN

TASAN

%

AFEKTIF PSIKO

MOTOR

APKG 2 APKG 1

64

65 I II RT I II RT I II RT I II RT

PENJA

JAGAN 28 12 60,5 30%

I 16 24 64,3 60% 75 63 69 66 67 67 74 74 74 79 80 79

II

27

dibawah ≤ 64 menjadi 24 siswa. Namun dari data di atas terlihat masih 16

siswa ( 40 %) yang belum mencapai nilai ketuntasan (indikator kerja). Berarti

masih banyak siswa yang belum menguasai mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ketrampilan

berbahasa.

Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru

dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang

dilakukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan pemantapan.

Adapun data hasil pengamatan pada siklus I tentang aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilasanakan guru sudah mencapai 60 % untuk

pelaksanaan dan 95 % untuk perencanaan / instrumen pembelajaran.

d. Refleksi

Dari rata-rata kelas hasil evaluasi 64,3 ada kenaikan dibanding nilai

rata-rata kelas hasil penjajaganyang hanya 60,5 Namun hasil tersebut masih

kurang dari batas minimal ketuntasan. Terlihat siswa yang tuntas (mendapat

nilai ≥ 65) hanya 24 siswa ( 60 % ) . Berarti siswa belum dapat menguasai

konsep materi pokok Mendiskripsikan tempat berdasakan denah, mungkin

disebabkan pembelajaran kooperatif adalah hal baru , kurangnya pemahaman

siswa dalam mempelajari/ menerima penjelasan dari guru ,kurang sistimatis

guru dalam presentasi dan diskusi kelas, kurangnya pemberian motivasi dari

guru, kurangnya bimbingan guru dalam diskusi. Untuk itu dalam siklus II

perlu pembenahan atas kelemahan kelemahan tersebut diatas. Beberapa hal

yang harus dilaksanakan dalam siklus II antara lain : memberikan contoh-

contoh yang akrab dengan siswa, presentasi jangan terlalu cepat, bimbingan

diskusi agar ditambah.

Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek proses pembelajaran

yang dilakukan guru dapat dikategorikan cukup (73 %) untuk pelaksanaan

dan 61 % untuk perencanaan, menunjukkan bahwa lebih dari setengah aspek-

aspek proses pembelajaran sudah dikuasai oleh guru , sehingga penampilan

mengajarnya dapat dikategorikan cukup,. Untuk itulah pada siklus II

penampilan mengajar guru akan ditingkatkan secara lebih baik dengan

28

mengacu kepada kelemahan-kelemahan aspek penampilan mengajar yang

telah terjadi. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan data yang

ada berhubungan dengan aspek merangsang perhatian siswa adalah

menyiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk diskusi, menyiapkan lembar

pengamatan untuk siswa dan merumuskan pertanyaan atau permasalahan

tentang materi pokok, presentasi, dan tambah bimbingan diskusi.

Secara keseluruhan rata-rata hasil belajar siswa dalam materi pokok

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan berdasarkan penilaian

pengamat I dan II pada siklus I untuk aspek afektif dan psikomotor memiliki

nilai yang diperoleh tidak terlalu jauh. Keadaan tersebut terbukti bahwa rata-

rata keseluruhan untuk aspek afektif 69 dan untuk aspek psikomotor 67.

Adapun yang menyebabkannya adalah perbedaan perolehan nilai rata-rata

berdasarkan sub aspeknya, yaitu aspek afektif 5 sub dan aspek psikomotor 3

sub. Untuk itulah kelemahan tersebut perlu diperbaiki guru maupun siswa

agar dalam melaksanakan proses pembelajaran lebih baik lagi pada siklus II

selanjutnya,yaitu memberikan bimbingan khusus pada siswa yang kesulitan

memahami materi pokok, berikan contoh yang lebih konkrit.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Peerbaikan Pembelajaran

Secara lebih rinci dan jelasnya perencanaan pembelajaran yang

dilakukan guru dan pengamat pada siklus II ini adalah sebagai berikut :

Mempersiapkan peta konsep materi pokok menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pecahan yang telah disusun berdasarkan siklus I.

1) Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Mempersiapkan rencana pembelajaran materi pokok Mendiskripsikan tempat

berdasakan denah

2) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses

pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran materi pokok Mendiskripsikan tempat berdasakan denah.

29

3) Mempersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses

pembelajaran berkaitan dengan materi pokok Mendiskripsikan tempat

berdasakan denah misalnya : menggunakan denah.

4) Melakukan koordinasi dengan tim pengamat (I dan II) dan penjelasan cara

pengisian lembar pengamatan (observasi).

b. Pelaksanaan

1) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan RPP dengan berupaya

memperbaiki kelemahan aspek-aspek pembelajaran yang telah dilakukannya

pada siklus I.

2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai

dengan buku panduan kegiatan belajar mengajar dengan berupaya

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, baik yang

berhubungan dengan aspek kognitif , aspek afektif maupun psikomotor.

3) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan

tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas

siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan materi pokok

Mendiskripsikan tempat berdasakan denah.

c. Observasi

4) Sasaran observasi perbaikan pembelajaran siklus II pada dasarnya sama

dengan sasaran observasi perbaikan pembelajaran siklus I yaitu aspek-aspek

proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran, yaitu aspek afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan

materi pokok Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keterampilan

berbicara siswa.

Analisis data perbaikan pembelajaran siklus II pada dasarnya sama

dengan analisis data siklus I, perbedaannya terletak pada hasil data yang

diperoleh, baik yang berhubungan dengan aspek-aspek proses pembelajaran

yang dilakukan guru maupun aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

Bahasa. Adapun data hasil evaluasi dan pengamatan pada siklus II tersaji

dalam tabel berikut :

30

Tabel 6 Perolehan Hasil Evaluasi S iklus II

Data pada tabel diatas menunjukkan hasil nilai kognitif ( evaluasi ),

Afektif dan psikomotor ( pengamatan ), terlihat bahwa rata-rata kelas ada

peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai

prestasi meningkat dari 64,3 ( pada siklus 1) menjadi 65,8 dan ketuntasan

dari 60 % menjadi 95 %.

Sedangkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi

individu siswa juga sudah meningkat dari 24 siswa yang mendapat nilai

dibawah ≤ 65 menjadi 38 siswa. dari data di atas terlihat bahwa sudah 95 %

siswa yang tuntas Berarti siswa sudah menguasai materi pokok

Mendiskripsikan tempat berdasakan denah dan telah memenuhi indikator

kerja .

Data indikator aspek-aspek proses kemampuan yang dilakukan guru

dengan instrumen pengamatan ( dengan APKG -2 ) yaitu aspek-aspek proses

pembelajaran yang dila kukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan

pemantapan. Adapun data hasil pengamatan pada siklus II tentang aspek-

aspek proses pembelajaran yang dilasanakan guru sudah mencapai 79 %

d. Refleksi

Dari rata – rata kelas yang 65,8 berarti bahwa siswa telah menguasai

materi pembelajaran yang artinya dalam siklus II ini nilai prestasi siswa

maupun persentase siswa sudah dapat memenuhi indikator kerja. Sedangkan

dari 40 siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten

Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 sudah 38 siswa ( 95 % )

mendapatkan nilai prestasi ≥ 65 , yang berarti 95% telah tuntas .atau sudah

SIKLU

S

NILAI

KOG

NITIF

KETUN

TASAN

%

AFEKTIF PSIKO

MOTOR

AKTIFITAS

GURU (APKG 2) APKG 1

≤ 64 ≥ 65 I II RT I II RT I II RT I II RT

PENJA

JAGAN 28 12 60,5 30%

I 16 24 64,3 60% 75 63 69 66 67 67 74 74 74 79 80 79

II

2

38 65,8 95% 76 73 74 76 74 75 83 75 79

8,1

8,2

8,1

31

memenuhi indikator kerja sekurang-kurangnya 65,8 % siswa kelas siswa kelas

IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil

Tahun Pelajaran 2009/2010 mendapat nilai ketrampilan berbicara siswa

pelajaran Bahasa.

Dengan rata- rata prestasi kelas ketrampilan berbicara siswa pelajaran

Bahasa yang 75 dan 95 % siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan

Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010

telah memenuhi indikator macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat

indra manusia mata pelajaran Bahasa siklus II dinyatakan tercapai.

Kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya dapat teratasi dan hasil yang

didapat telah tercapai dan dapat menjawab indikator kerja yang telah

ditetapkan.

Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek persiapan/ instrument

dan proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikategorikan baik 81 %

untuk APKG 1 dan 79 % untuk APKG 2, menunjukkan bahwa lebih dari

setengah aspek-aspek proses pembelajaran sudah dapat dikuasai oleh guru,

sehingga penampilan mengajarnya dapat dikategorikan baik,. Untuk itulah

pada siklus II penampilan mengajar guru sudah sangat optimal, sehingga

kelemahan-kelemahannya tidak ditemukan.

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus

1. Siklus I

Dari data-data yang telah didapat bahwa pelaksanaan pembelajaran

pada tiap- tiap siklus sangat bervariasi terlebih kekurangan/kelemahannya.

Pada siklus I rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi sudah

ada peningkatan dari 60,5 menjadi 64,25 prestasi individu siswapun

mengalami peningkatan dari 12 siswa yang mendapat nilai ≥ 65 pada tes

penjajagan menjadi 24 siswa , 24 siswa (60 % ) mendapatkan nilai tuntas dan

dari hasil pengamatan rata-rata 69 untuk afektif dan 67 untuk psikomotor

sedangkan rata-rata aspek-aspek yang dilaksanakan guru 60 % cukup. Dari

data diatas perlu adanya perbaikan /penyempurnaan pada siklus II.

Penampilan guru, pemahaman materi, pemberian motivasi, bimbingan

32

pelaksanaan diskusi maupun dalam pemahaman materi yang menjadi

kelemahan pada siklus ini.

2. Siklus II

Pada siklus II rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi

mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 64,3 menjadi 65,8

prestasi individu siswapun mengalami peningkatan dari 38 siswa yang

mendapat nilai dibawah 64 pada siklus I menjadi 2 siswa , dari 16 siswa (25 %

) mendapatkan nilai tuntas pada siklus I menjadi 24 siswa ( 60 % ) untuk

siklus ini. Sedangkan nilai hasil pengamatan meningkat dari 69 pada siklus I

menjadi 74 (afektif), dan dari 67 pada siklus I menjadi 75 (psikomotor).

Untuk penampilan guru juga mengalami kenaikan dari 74 % menjadi 79 %

untuk APKG 2 dan dari 79 % menjadi 81 % pada APKG 1. Perbaikan

kekurangan pada siklus I menjadi treatment pada siklus ini.

Dari uraian pada siklus II diatas indikator kerja yang telah ditetapkan

tercapai, maka siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal

Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 telah tuntas

dalam materi pokok Mendiskripsikan tempat berdasakan denah mata

pelajaran Bahasa.

3. Pembahasan Antar Siklus

Dari uraian tiap-tiap siklus dapat kita simpulkan bahwa dalam setiap

siklus terlihat ada peningkatan dibanding keadaan/pada siklus sebelumnya,

baik prestasi belajar yang diukur melalui tes maupun dari hasil pengamatan

ketika kegiatan berlangsung.

Peningkatan antara kondisi awal dengan siklus 1 khusunya pada rata-

rata prestasi kelas dari 60,5 menjadi 64,3 sedangkan rata-rata hasil

pengamatan pada siklus 1 adalah 69 (afektif ) ,67 ( psikomotor ), jadi masih

jauh dari target ketuntasan ini disebabkan antara lain : bagi siswa

pembelajaran kooperatif adalah hal baru, siswa belum terbiasa melaksanakan

pembelajaran model kooperatif sebab selama ini pembelajaran berlangsung

secara tradisional sehingga keberanian siswa untuk menjawab atau

mengeluarkan pendapat tidak ada, guru pada siklus ini belum begitu dapat

33

menguasai skenario pembelajaran, bagaian mana yang harus diberi penguatan-

penguatan dan masih banyak kelemahan/kekurangan pada siklus ini.

Antara siklus I dan II tidak seperti perkembangan pada siklus ini begitu

menggembirakan baik dalam evaluasi maupun dari hasil pengamatan terbukti

untuk rata-rata prestasi kelas hasil evaluasi dari 64,3 menjadi 65,8 sedangkan

dari hasil pengamatan rata-rata dari 69 menjadi 74 ( afektif ) dan dari 67

menjadi 75 ( psikomotor) sedangkan aspek –aspek penampilan guru dari 74 %

cukup menjadi 79 % baik , dari 60 % siswa yang tuntas belajar menjadi 95 %,

ini desebabkan antara lain : siswa sudah semakin akrab dengan pembelajaran

kooperatif, kerja kelompok pun sudah terlihat kekompakan , keberanian siswa

untuk mengeluarkan pendapat sudah baik, gurupun dalam menguasai

keadaan/ situasi kelas sudah begitu baik terbukti meningkatnya hasil dari

pengamatan. Dalam siklus II inilah kegiatan belajar mengajar mengalami

peningkatan yang cukup signifikan.

Untuk lebih jelasnya perubahan dan perkembangan data hasil belajar

siswa mulai dari pra siklus ,siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

TABEL 7 REKAPITULASI HASIL EVALUASI

SIKLUS KOG

NITIF

AFEK

TIF

PSIKO

MOTOR

KETUN

TASAN APKG 2 APKG 1

PENJAJAGAN 60,5 - - 30 % - -

I 64,3 69 67 60 % 74 79

II 65,8 74 75 95 % 79 81

34

0

20

40

60

80

KOGNITIF PSIKOMOTOR

PRA SIKLUS

SIKLUS 1

SIKLUS 2

GRAFIK 1 HISTOGRAM NILAI KOGNITIF, AFEKTIF, PSIKOMOTOR

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

KETUNTASAN APKG 1 APKG 2

PRA SIKLUS

SIKLUS 1

SIKLUS 2

GRAFIK 2 HISTOGRAM KETUNTASAN , AKTIFITAS KEGIATAN GURU

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa setiap

siklus terdapat perubahan dan perkembangan yang sangat signifikan, sehingga

dapat dikatakan bahwa indikator kerja yang telah ditetapkan dalam penelitian

yang berjudul “Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT meningkatkan

hasil belajar Ketrampilan berbicara siswa kelas IV SDN Pilangsari 1

Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat

tercapai.

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka

dapat diketahui bahwa :

1. Pembelajaran kooperatif model TGT mampu meningkatkan kreatifitas berfikir

siswa untuk memecahkan suatu masalah, karena dengan suasana kegembiraan

melaui permainan siswa menjadi menyenangi Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia.

2. Dengan pembelajaran kooperatif model TGT peranan guru sebagai fasilitator

sangat terasa, kehadiran guru sebagai pembimbing dan sumber belajar siswa .

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif

model TGT hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari

yang kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I, II,

dan III) hasil belajar ketrampilan berbicara kelas IV SD Negeri Pilangsari 1

Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen dengan rata-rata prestasi kelas

sebesar 64,3 pada siklus I, siklus II sebesar 65,8

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

penerapan pembelajaran kooperatif model TGT meningkatkan ketrampilan

berbicara siswa SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

B. Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam kajian penelitian ini

selanjutnya dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif,

kreatif, inovatif dan menyenangkan , termasuk dalam menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif model TGT agar hasil belajar siswa

menjadi lebih baik.

b. Hendaknya menganjurkan para guru agar selalu menggunakan pembelajaran

kooperatif

35

36

2. Untuk Guru

a. Hendaknya guru selau inovatif terhadap pembelajaran agar paradigma lama

bahwa guru mengajar hanya duduk,diam,dengar,catat,hafal dapat terkikis.

Untuk itu penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT menjadi salah satu

pilihan dalam pembelajaran.

b. Hendaknya guru menjadi fasilitator dan sumber belajar bagi siswa.

c. Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi terhadap

peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal.

d. Melakukan bimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat dalam

memahami materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa lain yang

lebih pandai.

e. Melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, sehingga

dapat segera dicarikan solusinya.

3. Untuk Peserta Didik

a. Hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan

kooperatif model TGT, sehingga hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih

baik.

b. Hendaknya mampu melakukan analisis yang tajam, akurat dan tepat terhadap

setiap permasalahan yang terjadi agar segera dapat dicarikan solusinya.

c. Jangan segan-segan bertanya kepada guru apabila terdapat kesulitan dalam

memahamai materi pelajaran.

37

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin , 1986 . Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar . Solo :

Harapan Massa.

Agus Supriyanto, 1997. Mode Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia Modul

D-II PGSD. Bandung : Depdikbud.

Anita Lie , 2002 . Cooperative Learning . Jakarta : Gramedia.

Depdikbud, 1999 . Model Pembelajaran Kooperatif . Semarang : Depdikbud.

Dimyati , 1999 . Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta.

Hanif N, 2005 . Saya Senang Berbahasa Indonesia Kelas III. Jakarta : Erlangga.

Mohammad Nur, 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA

Moh. Nasir , 1988 . Metode Penelitian . Jakarta : Ghalia Indonesia.

Moleong, L.J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda

Karya.

Muslimin Ibrahim, 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA.

Nana Sudjana , 1995 . Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung :

Remaja Rosda Karya.

Ngalim Purwanto , 1997 . Psikologi pendidikan . Bandung : Remaja Rosda Karya.

Noehi Nasution , 1996 . Psikologi Pendidikan . Jakarta : universitas Terbuka.

Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Gramedia.

Oemar Hamalik , 1992 . Psikologi Belajar dan Mengajar . Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Ratna Wilis Dahar , 1989 . Teori-teori Belajar . Jakarta : Erlangga.

Sudjana , 1992 . Metode Statistik . Bandung : Tarsito.

Suharsimi Arikunto , 1992 . Prosedur Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung ; Alfabeta.

Sunarto , 1999 . Perkembangan Peserta Didik . Jakarta : Rineka Cipta.

Whirtherington, Psikologi Pendidikan. Akasara Baru.

Winarno Surachmat , 1978 . Dasar-dasar Teknik Research . Bandung : Tarsito.

Winkel W.S , 1999 . Psikologi Pengajaran . Jakarta : Gramedia

37