Urwick Dan Gulick

5
Urwick dan Gulick : Mooney dan Reilly Luther Gulick dan Lydall Urwick , menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahny A technical Problem dan The Function of Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja , koordinasi , penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan. Proses, personalia, dan tempat “ dan penggunaan staff. Urwick terutama melihat kesulitan – kesulitan administrasi ,penerapan kaidah- kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique. Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah : 1. Prinsip Koordinasi 2. Prinsip Skalar 3. Prinsip Fungsional Urwick dan Gulick : Mooney dan Reilly menekankan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut : 1. Prinsip koordinasi. Organisasi-organisasi bila orang-orang sebagai anggota mengkombinasikan usaha-usaha mereka untuk suatu tujuan tertentu.

Transcript of Urwick Dan Gulick

Page 1: Urwick Dan Gulick

Urwick dan Gulick : Mooney dan ReillyLuther Gulick dan Lydall Urwick , menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam

menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahny A technical Problem dan The Function of Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja , koordinasi , penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan. Proses, personalia, dan tempat “ dan penggunaan staff.Urwick terutama melihat kesulitan – kesulitan administrasi ,penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.

Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah :

1.    Prinsip Koordinasi2.    Prinsip Skalar3.    Prinsip Fungsional

Urwick dan Gulick : Mooney dan Reilly menekankan tiga prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut :

1. Prinsip koordinasi. Organisasi-organisasi bila orang-orang sebagai anggota mengkombinasikan usaha-usaha mereka untuk suatu tujuan tertentu.

2. Prinsip skalar. Prinsip skalar kadang-kadang disebut prinsip hirarkis. Berarti bahwa pembagian tugas atau kerja dilakukan atas dasar derajat wewenang dan hubungan tanggung jawab.

3. Prinsip fungsional. Istilah fungsionalisme dalam hal ini berarti pembedaan diantara macam-macam tugas.

Komunitas masyarakat diikat oleh suatu peraturan atau ketentuan yang harus ditaati, inilah yang dimaksud dengan organisasi. Komunitas masyarakat lebih bersifat bebas dan relative tidak ketat ikatan dalam suatu ketentuan atau peraturan, sanksinya pun tidak terlalu jelas. Sedangkan organisasi relative ikatan ketentuan atau peraturan ketat dan sanksinya pun sangat jelas (Makmur, 2008; 106)

Page 2: Urwick Dan Gulick

Menurut Makmur, secara fenomenologis, komunitas dan organisasi sangat sulit dibedakanbmisalnya dikatakan komunitas bisnis, komunitas birokrasi, komunitas politik, tetapi dilain pihak juga dapat dikatakan organisasi bisnis, organisasi birokrasi, organisai politik dan lain sebagainya. Hal semacam inilah merupakan keajaiban ilmu pengetahuan, dimana pandangan ilmuan administrasi lebih popular dengan menggunakan istilah organisasi, sedangkan bagi ilmuan sosiologi lebih popular dengan menggunakan istilah komunitas masyarakat

Kognitif pemikiran manusia terus menerus menemukan penalaran yang lebih banyak terhadap kandungan makna dalam suatu organisasi. Pemikiran yang sadar dipengaruhi oleh berfungsinya otak manusia untuk memahami dan diapresiasikan kedalam afektf, sehingga perilaku anggota organisasi akan dapat mencapai konatif, dengan digambarkan kedalam aktifitas yang beraneka ragam. Argumentasi semacam ini memberikan gambaran kepada kita bahwa organiasi itu adalah sesuatu yang bersifat abstrak, hanya dapat digambarkan dalam alam pemikiran manusia saja, sulit dilihat, atau dengan kata lain hanya dapat dirasakan eksistensi keberadaannya. (Makmur, 2008; 107)

Organisasi dikatakan berhubungan dengan aspek social, karena memang subjek dan objeknya adalah manusia yang diikat oleh nilai-nilai tertentu. Nilai adalah hakekat moralitas, kehendak untuk memenuhi kewajiban manusia, baik dalam organisasi formal maupun organisasi informal. Nomena nilai dalam suatu organisasi dapat diperoleh dari berbagai pengalaman. Pimpinan organisasi itu dikatakan jujur hanya bias diketahui melalui pengalaman, tetai kejujuran itu sendiri merupakan suatu nilai positif dan ketidakjujuran sebagai nilai negative.

Penilaian organisasi adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan pendirian, sikap dan pendapat seseorang atau beberapa orang tentang keadaan organisasi. Seluruh deretan nilai yang dikemukakan oleh penilai terhadap sebuah organisasi akan berbeda-beda tentang karakter nilai itu sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dan pemahaman setiap penilai. Kreatifitas penilai sesuatu organisasi juga dipengaruhi tindakan objektiftas dan subjektifitas cara memandang keberadaan organisasi itu, yang terdiri atas organisasi formal dan organisasi informal. (Makmur, 2008; 109)

PENDEKATAN ANALISIS ORGANISASI

Menurut Muh Tahir Malik, (2010), sifat abstrak organisasi dan keterkaitannya dengan aspek social menyebabkan cakupan organisasi menjadi sangat luas yang berakibat bahwa studi mengenai organisasi juga dapat dilakukan menurut berbagai sudut pandang yang berbeda. Beberapa pendekatan dalam teori organisasi yang masing-masing diengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Muh Tahir Malik dalam bukunya teori-teori organisasi (2010) menyebutkan pengelompokkan pedekatan teori organisasi itu menjadi tiga aliran utama sesuai dengan kurun waktu pemunculannya, dirangkum sebagai berikut:

Page 3: Urwick Dan Gulick

1. Pendekatan klasik

a. Teori Taylor

Pendekatan klasik dalam teori organisasi diilhami oleh sejumlah konsep yang dikemukakan Frederick W Taylor pada tahun 1919 Rumusan Frederick W Taylor berdasarkan pengalamannya bekerja di sbuah perusahaan baja Betlehem Steel di Amerika Serikat yang secara langsung menyangkut permasalahan organisasi.

Namun begitu, pengembangannya melahirkan pandangan klasik yang terutama berbicara mengenai anatomi organisasi. Konsep Taylor membahas pengaturan cara bekerja, khususnya untuk pekerja pelaksana seperti tukang, operator mesin dan lain sebagainya. Konsep ini mencoba merumuskan cara kerja yang paling efisien. Sebagai seorang ahli teori organisasi, Taylor memusatkan perhatian pada cara terbaik pembagian kerja di tempat kerja dan bukan pada pertanyaan-pertanyaan organisasi secara keseluruhan.

b. Teori Fayol

Sebagai seorang teoritis, Fayol pertama-tama harus berurusan dengan pertanyaan mengenai struktur organisasi, tetapi resep atau aturan-aturannya juga menyentuh pelaksanaan tenaga kerja. Dengan kecenderungan kearah struktur, dia menyarankan sesuatu yang lebih terpusat yang secara fungsional mengkhususkan struktur organisasi dimana setiap orang atau segala sesuatu menempati tempat yang telah ditetapkan.

c. Teori Urwick dan Gulick

Luther Gulick dan Lindal Urwick mengemukakan pengalaman manajerialnya lebih focus pada prinsip-prinsip yang mempengaruhi pembagian kerja, koordinasi, menciptakan departemen meliputi tujuan, proses, personil dan tempat.

d. Teori Max Weber

Menurut Max Weber birokrasi merupakan bentuk organisasi yang paling efisien bila digunakan dalam organisasi yang kompleks sebagai tuntutan masyarakat modern. Prinsip-prnsip birokrasi yang diungkapkan Max Weber adalah, hirarki otoritas yang meliputi hubungan atasan-bawahan dan rantai komando, pembagian tugas pekerjaan yang jelas berdasarkan kompetensi dan spesialisasi fungsional, adanya system aturan regulasi dan prosedur, adanya suatu aturan hokum yang tidak mengenal hubungan pribadi, adanya system prosedur kerja yang menggunakan standarisasi metode, adanya seleksi dan promosi pegawai berdasarkan kompetensi manajerial dan teknis serta otoritas kekuasaan haya berlaku di kantor atau tepat kerja dimana posisi dan jabatan bukan milik individu yang bersangkutan tetapi institusi yang mempekerjakannya.