urinalis lengkap111

download urinalis lengkap111

of 29

Transcript of urinalis lengkap111

BAB IPENDAHULUANUrinalisis adalah analisa fisik, kimia, dan mikroskopik terhadap urine. Uji urine rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Sampai saat ini, urine diperiksa secara manual terhadap berbagai kandungannya, tetapi saat ini digunakan berbagai strip reagen untuk melakukan skrining kimia dengan cepat.urinalisis berguna untuk mendiagnosa penyakit ginjal atau infeksi saluran kemih, dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolic yang tidak berhubungan dengan ginjal. ( Tika Chan, 2012)Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. (Riswanto, 2010 )Urine adalah suatu larutan kompleks yang mengandung bahan-bahan organik dan anorganik sisa dari metabolisme tubuh yang di filtrasi oleh gamerolus ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih. ( Cendana, 2012 )Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi pembawa. ( Arief Yats, 2013 ) Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh,urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. ( Arief yats, 2013 )Adapun maksud dari percobaan yaitu untuk mengetahui dan memahami unsur- unsur yang terdapat dalam urin melalui pemeriksaan makroskopis ( bau, warna, dan endapan), Uji pH urin ( latmus red, latmus blue, dan kertas pH), dan pemeriksaan strip ( leukosit, protein, urobilinogen, blood, glukosa, keton, bilirubin, nitrit, pH, dan SG ( spesific gravit ), dengan menggunakan beberapa macam sampel urin yaitu urin pagi, sewaktu, 2 jam post prondial, dan urin 24 jam pada probandus.Adapun tujuan percobaan yaitu untuk mengetahui dan menentukan unsur- unsur yang terdapat dalam urin melalui pemeriksaan makroskopis ( bau, warna, dan endapan), Uji pH urin ( litmus red, litmus blue, dan kertas pH), dan pemeriksaan strip ( leukosit, protein, urobilinogen, blood, glukosa, keton, bilirubin, nitrit, pH, dan SG ( spesific gravit ) dengan menggunakan beberapa macam sampel urin yaitu urin pagi, sewaktu, 2 jam post prandial, dan urin 24 jam pada probandus.Adapun prinsip percobaan yaitu berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada sampel urin melalui pemeriksaan makroskopis ( bau, warna, dan endapan), Uji pH urin ( litmus red, litmus blue, dan kertas pH), dan pemeriksaan strip ( leukosit, protein, urobilinogen, blood, glukosa, keton, bilirubin, nitrit, pH, dan SG ( spesific gravit ) dengan menggunakan beberapa macam sampel urin yaitu urin pagi, sewaktu, 2 jam post prondial, dan urin 24 jam pada probandus

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pemeriksaan urinHasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dan lain sebagainya. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar. 1. Jenis pengambilan sampel urine :a. Urine sewaktu/urine acak (random)Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.b. Urine pagiPengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.c. Urine tampung 24 jamUrine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene. (Anonim, 2013)2. Parameter pemeriksaan urinTelah dikenal 10 parameter hasil pemeriksaan medis khusus terkait Pemeriksaan Darah Lengkap antara lain :a. Volume urinBanyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.b. Warna urinPemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat.c. Bau urinUntuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urin yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

d. pHIni adalah derajat keasaman air seni. pH urine pada orang normal adalah 4,8 7,4. pH di bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali). Beberapa keadaan dapat menyebabkan pH urine menjadi basa , misalnya : diet vegetarian, setelah makan, muntah hebat, infeksi saluran kencing oleh bakteri Proteus atau Pseudomonas, urine yang disimpan lama, terapi obat-obatan tertentu, atau gangguan proses pengasaman pada bagian tubulus ginjal. Sebaliknya, pH urine bisa menjadi rendah atau asam dapat dijumpai pada : diabetes, demam pada anak, asidosis sistemik, terapi obat-obatan tertentu.e. Berat jenisBerat jenis (BJ) atau specific gravity (SG) dipengaruhi oleh tingkat keenceran air seni. Pada orang normal, berat jenis urine adalah 1,015 1,025. Seberapa banyak Anda minum atau berkemih akan mempengaruhi BJ urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ, demikian sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan meningkatkan BJ urine. Jika ada protein dalam urine, maka setiap 1% proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam urine, maka setiap 1% glukosuria BJ bertambah 0,004.

f. GlukosaBiasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia (=peningkatan kadar gula dalam darah), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral). Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak. g. ProteinBiasanya tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya darah dalam air kencing atau infeksi kuman. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosih. Bilirubin dan UrobilinogenBilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh sel-sel retikuloendotel yang tersebar di seluruh tubuh. Bilirubin semula bersifat tidak larut air, kemudian oleh hati dikonjugasi sehingga larut air. Selanjutnya, bakteri-bakteri dalam usus akan mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Karena proses oksidasi, urobilinogen berubah menjadi urobilin, suatu zat yang memberikan warna yang khas pada urine. Dalam keadaan normal bilirubin tidak ada dalam urine. Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu. Peningkatan urobilinogen dalam urine menggambarkan adanya kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau peningkatan perombakan hemoglobin. Sedangkan pada sumbatan saluran empedu, urobilin tidak dijumpai dalam urine.i. DarahDalam keadaan normal, tidak ada darah atau hemoglobin dalam air seni. Adanya darah dalam urine (hemoglobinuria) dapat menunjukkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal atau saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.

j. NitritDalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolism protein. Jika terdapat infeksi saluran kemih (urinary tract infection) oleh kuman dari spesies Enterobacter, Citrobacter, Escherichia, Proteus dan Klebsiela yang mengandung enzim reduktase, maka nitrat akan diubah menjadi nitrit.( Anonim, 2010 )3. Pemeriksaan komponen urinPemeriksaan urin Lengkap adalah Pemeriksaan makroskopik, uji pH urin, dan pemeriksaan strip.a. Pemeriksaan makroskopis Pemeriksaan makroskopis terdiri bau, warna, dan endapan1) BauBau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap ( amoniak ).2) Warna Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin. Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal, berupa hasil metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan.3) Endapan Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu (bilirubin) dalam urine. (Arief yats, 2010)b. Pemeriksaan uji pH urinPenetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, karena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar 4,5 8,0. Selain itu, penetapan pH pada infeksi saluran dapat memberi petunjuk kearah etiologi. (Dachi, 2013)Peringatan : reaksi urin asam : jika lakmus biru menjadi merahreaksi urin basa: jika lakmus merah menjadi birureaksi urin netral: jika lakmus merah/biru tidak berubah warna. (Dachi, 2013)

c. Pemeriksaan strip Carik celup yang paling lengkap dapat menguji 10 parameter pemeriksaan kimia urine sekaligus terdiri dari pH, berat jenis, glukosa, bilirubin, urobilinogen, keton, protein, darah, leukosit esterase, dan nitrit.a) Pemeriksaan pH urinePemeriksaan pH urine berdasarkan adanya indicator ganda (methyl red dan bromthymol blue), dimana akan terjadi perubahan warna sesuai pH yang berkisar dari jingga hingga kuning kehijauan dan hijau kebiruan. Rentang pemeriksaan pH meliputi pH 5,0 sampai 8,5.b) Pemeriksaan Berat Jenis UrinePemeriksaan berat jenis dalam urine berdasarkan pada perubahan pKa (konstanta disosiasi) dari polielektrolit (methylvinyl ether/maleic anhydride). Polielektrolit terdapat pada carik celup akan mengalami ionisasi, menghasilkan ion hydrogen (H+). Ion H+yang dihasilkan tergantung pada jumlah ion yang terdapat dalam urine. Pada urine dengan berat jenis yang rendah, ion H+yang dihasilkan sedikit sehingga pH lebih ke arah alkalis. Perubahan pH ini akan terdeteksi oleh indikator bromthymol blue. Bromthymol blue akan berwarna biru tua hingga hijau pada urine dengan berat jenis rendah dan berwarna hijau kekuningan jika berat jenis urine tinggi.c) Pemeriksaan Glukosa UrinePemeriksaan glukosa dalam urine berdasarkan pada glukosa oksidase yang akan menguraikan glukosa menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida. Kemudian hydrogen peroksida ini dengan adanya peroksidase akan mengkatalisa reaksi antara potassium iodide dengan hydrogen peroksida menghasilkan H2O dan On (O nascens). O nascens akan mengoksidasi zat warna potassium iodide dalam waktu 10 detik membentuk warna biru muda, hijau sampai coklat. Pada cara ini, kadar glukosa urine dilaporkan sebagai negative, trace (100 mg/dl), +1 (250 mg/dl), +2 (500 mg/dl), +3 (1000 mg/dl), +4 (>2000 mg/dl). Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 100 mg/dl, dan pemeriksaan ini spesifik untuk glukosa.d) Pemeriksaan Bilirubin UrineBilirubin secara normal tidak terdapat dalam urine, namun dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berada dalam urine, tanpa terdeteksi melalui pemeriksaan rutin. Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin dan ditranspor menuju hati, tempat bilirubin berkonjugasi atau tak langsung bersifat larut dalam lemak, serta tidak dapat diekskresikan ke dalam urine. Bilirubinuria mengindikasikan kerusakan hati atau obstruksi empedu dan kadarnya yang besar ditandai dengan warna kuning. Pemeriksaan bilirubin urine berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam kuat yang menimbulkan kompleks yang berwarna coklat muda hingga merah coklat dalam waktu 30 detik. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, +1 (0,5 mg/dl), +2 (1 mg/dl) atau +3 (3 mg/dl). Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 0,2 0,4 mg/dl..e) Pemeriksaan Urobilinogen UrineEmpedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin yang terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat bakteri dalam usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen berkurang dalam feses dan sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah. Kemudian urobilinogen diproses ulang menjadi empedu kira-kira ejumlah 1% diekskresi oleh ginjal di dalam urine. Spesimen urine harus segera diperiksa dalam setengah jam karena urobilinogen urine dapat teroksidasi menjadi urobilin. Pemeriksaan urobilinogen dalam urine berdasarkan reaksi antara urobilinogen dengan reagen Ehrlich (paradimethylaminobenzaldehyde, serta buffer asam). Intensitas warna yang terjadi dari jingga hingga merah tua, dibaca dalam waktu 60 detik, warna yang timbul sesuai dengan peningkatan kadar urobilinogen dalam urine. Urine yang terlalu alkalis menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih tinggi, sedangkan urine yang terlalu asam menunjukkan kadar urobilinogen yang lebih rendah dari seharusnya. Kadar nitrit yang tinggi juga menyebabkan hasil negative palsu.f) Pemeriksaan Keton dalam UrineBadan keton diproduksi untuk menghasilkan energy saat karbohidrat tidak dapat digunakan seperti pada keadaan asidosis diabetic serta kelaparan / malnutrisi. Ketika terjadi kelebihan badan keton, akan menimbulkan keadaan ketosis dalam darah sehingga menghabiskan cadanagn basa (misalnya:bikarbonat) dan menyebabkan status asidotik. Ketonuria (badan keton dalam urine) terjadi sebagai akibat ketosis. Berdasarkan reaksi antar asam asetoasetat dengan senyawa nitroprusida. Warna yang dihasilkan adalah coklat muda bila tidak terjadi reaksi, dan ungu untuk hasil yang positif. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (5 mg/dl), +1 (15 mg/dl), +2 (40 mg/dl), +3 (80 mg/dl) atau +4 (160 mg/dl).Hasil positif palsu dapat terjadi apabila urine banyak mengandung pigmen atau metabolit levodopa serta phenylketones. Urine yang mempunyai berat jenis tinggi, pH yang rendah, dapat memberikan reaksi hingga terbaca hasil yang sangat sedikit (5 mg/dl).g) Pemeriksaan Protein UrineProteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal akibat kerusakan glomerulus dan atau gangguan reabsorpsi tubulus ginjal. Pemeriksaan protein dalam urine berdasarkan pada prinsip kesalahan penetapan pH oleh adanya protein. Sebagai indikator digunakan tertrabromphenol blue yang dalam suatu system buffer akan menyebabkan pH tetap konstan. Akibat kesalahan penetapan pH oleh adanya protein, urine yang mengandung albumin akan bereaksi dengan indikator menyebabkan perubahan warna hijau muda sampai hijau. Indikator tersebut sangat spesifik dan sensitive terhadap albumin. Perubahan warna yang terjadi dalam waktu 60 detik. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, +1 (30 mg/dl), +2 (100 mg/dl), +3 (300 mg/dl) atau +4 (2000 mg/dl).h) Pemeriksaan Darah dalam UrinePemeriksaan darah samar dalam urine berdasarkan hemoglobin dan mioglobin akan mengkatalisa oksidasi dari indikator 3,35,5 tetramethylbenzidine, menghasilkan warna berkisar dari kuning kehijau-hijauan hingga hijau kebitu-biruan dan biru tua. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (10 eri/L), +1 (25 eri/ L), +2 (80 eri/ L), atau +3 (200 eri/ L). vitamin C serta protein kadar tinggi dapat menyebabkan hasil negative palsu. Hasil positif palsu kadang-kadang dapat dijumpai apabila dalam urine terdapat bakteri.

i) Pemeriksaan Leukosit dalam UrinePemeriksaan ini berdasarkan adanya reaksi esterase yang merupakan enzim pada granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit. Esterase akan menghidrolisis derivate ester naftil. Naftil yang dihasilkan bersama dengan garam diazonium akan menyebabkan perubahan warna dari coklat muda menjadi warna ungu. Banyaknya esterase menggambarkan secara tidak langsung jumlah leukosit di dalam urine. Apabila urine tidak segar, pH urine menjadi alkalis, neutrofil mudah lisis sehingga jumlah neutrofil yang dijumpai dalam sedimen urine berkurang dibandingkan dengan derajat positifitas pemeriksaan esterase leukosit. Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (15 leu/L), +1 (70 leu/L), +2 (125 leu/L), atau +3 (500 leu/L). jika terdapat glukosa dan protein dalam konsentrasi tinggi atau pad urine dengan berat jenis tinggi, dapat terjadi hasil negative palsu, karena leukosit mengkerut dan menghalangi penglepasan esterase.j) Pemeriksaan Nitrit dalam UrineTest nitrit urine adalah test yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya bakteriuri. Test ini berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri penyebab infeksi saluran kemih dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. Penyebab utama infeksi saluran kemih yaitu E.coli, Pseudomonas, Staphylococcus dapat merubah nitrat menjadi nitrit. Hasilnya dilaporkan sebagai positif bila pita dalam 40 detik menjadi merah atau kemerahan yang berarti air kemih dianggap mengandung lebih dari 105kuman per ml. negative bila tidak terdapat nitrit maka warna tidak berubah. Warna yang terbentuk tidaklah sebanding dengan jumlah bakteri yang ada. Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 0,075 mg/dl nitrit. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh vitamin C dengan kadar lebih dari 75 mg/dl dalam urine yang mengandung sejumlah kecil nitrit (0,1 mg/dl atau kurang), kuman yang terdapat dalam urine tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit seperti Streptococcus, Enterococcus atau urine hanya sebentar berada dalam kandung kemih. Selain itu juga dipengaruhi oleh diet yang tidak mengandung nitrat, antibiotika yang menghambat metabolism bakteri dan reduksi nitrit menjadi nitrogen. (Tika chan, 2013)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil pengamatan1. Pemeriksaan Urin (Urinalisa)a. Pemeriksaan MakroskopikNo.Jenis urinWarnaBauEndapan

1Urin sewaktubeningAmonia_

2Urin pagibeningAmonia_

3Urin 2 Jam PPKuningAmonia_

4Urin 24 jamKuning keruhAmonia_

b. Uji pH urinNoJenis urinRedLitmusBlueLitmusKertas pHpH meter

1Urin sewkatuMerahBiru7-

2Urin pagiMerahBiru7-

3Urin 2 Jam PPMerahBiru8-

4Urin 24 jamMerahmerah6-

C. Pemeriksaan StripNoJenis urinLeuNitUroPropHBloSGKetBilGlu

1Urin sewkatuSmallWeakly +N 0,57-1,015-++_

2Urin pagiSmallWeakly +N 0,157-1,020-++_

3Urin 2 JPPSmallWeakly +33 0,158-1,010-++_

4Urin 24 jamSmallStrongly+33 0,156-1,010-++_

Urin atau air seni atau air kencing cairan sisa yang diekresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urinalisis merupakan sebuah tes atau pemeriksaan untuk mencari tanda-tanda perubahan kimia dalam urine yang dapat menjadi pertanda masalah dalam kesehatan. Urinalisis digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan untuk mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih. Jenis sampel urin adalah urin sewaktu yakni urine yang dikeluarkan suatu waktu yang tidak ditentukan secara khusus. Urine pagi yakni urine yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun pagi, urine postprandial yakni urine yang dikeluarkan 1,5-3 jam setelah makan, urine 24 jam yakni urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Pada praktikum ini jenis sampel urine yang digunakan adalah urin sewaktu, urine pagi, urine 2 jam post prandial, dan urine 24 jam. Pemeriksaan yakni pemeriksaan makroskopik yang meliputi warna, bau dan endapan, uji pH urine, pemeriksaan stryp yang meliputi pemeriksaan leukosit, nitrit, urobilin, protein, pH, blood SG, keton, bilirubin dan glukosa.Pada pemeriksaan makroskopik sampel urine sewaktu, urin pagi, urine 2 Jam post prandial, urine 24 jam diamati secara langsung dengan mata, yaitu warna urine, bau urine dan endapan. Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan, pada pemeriksaan makroskopik untuk urine sewaktu berwarna bening, bau amoniak dan tidak terdapat endapan. Untuk urine pagi terlihat warna bening, bau amoniak dan tidak terdapat endapan. Untuk urine 2 jam post prondial warna kuning, bau amoniak dan tidak terdapat endapan. Untuk urine 24 jam terlihat warna kuning keruh, bau amoniak dan tidak terdapat endapan. Sehingga dapat dikategorikan untuk pemeriksaan makroskopis urine probandus masih dikategorikan normal.Pada uji pH urine, digunakan kertas lakmus biru dan kertas pH. Kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah digunakan untuk mengetahui apakah urine tersebut bersifat asam atau basa dengan perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru (basa), dan lakmus biru menjadi merah (asam), yang dicelupkan dalam urine, kemudian diamati perubahannya. Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan, pada pemeriksaan menggunakan kertas lakmus, dimana urine sewaktu dan urin pagi dikategorikan bersifat netral, urine 2 jam post prandial bersifat basa, dan urin 24 jam bersifat asam. Kertas pH digunakan untuk mengetahui pH dari urine dengan cara kertas pH dicelupkan dalam urine kemudian kertas pH tersebut dibandingkan dengan skala pH. Sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu, dengan maksud agar urinenya tidak menetes pada saat pembacaan dan agar warna yang diinginkan tampak jelas sesuai dengan indikator yang tersedia. Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan dengan menggunakan kertas pH, untuk urine sewaktu pH 7 netral untuk urine pagi 7 (netral), untuk urine 2 pH jam post prondial 8 (basa) dan untuk urine 24 jam pH 6 (asam). Pemeriksaan uji pH urin dikategorikan normal pada probandus.Pemeriksaan strip digunakan untuk mengetahui kadar leukosit, nitrat, urobilinogen, protein, pH, darah, SG, bilirubin dan glukosa yang terdapat pada urine, dengan cara stryp tersebut dicelupkan pada urine kemudian dibandingkan dengan indikator yang tersedia.Sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu, dengan maksud agar urinenya tidak menetes pada saat pembacaan dan agar warna yang diinginkan tampak jelas sesuai dengan indikator yang tersedia.Pada pemeriksaan menggunakan stryp, untuk urine sewaktu kadar leukositnya small, kadar nitratnya wealky +, kadar urobilinogennya normal, kadar proteinnya 0,5, kadar pHnya 5, kadar blood negatif, kadar SG 1,015, kadar ketonnya -, kadar bilirubin ++ 50, maupun kadar glukosanya negatif juga. Untuk urine pagi, kadar leukosit small, kadar nitratnya weakly +, kadar urobilinnya normal, kadar proteinnya 0,15, kadar pH 6, kadar blood negatif, kadar SG 1,020, kadar ketonnya negatif, kadar bilirubinnya ++ 50, dan kadar glukosanya negatif. Untuk urine 2 jam p0st prondial , kadar leukositnya small, kadar nitrat weaky +, kadar urobilinnya +33, kadar proteinnya + 0,15, kadar pH 8, kadar blood negatif, kadar SG 1,010, kadar ketonnya negatif, kadar bilirubinnya ++50, dan kadar glukosanya negatif. Urine 24 jam, kadar leukositnya small 70, kadar nitratnya weaky +, kadar urobilinnya +33, kadar protein 0,15, kadar pH 6, kadar blood negatif, kadar SG 1,010, kadar ketonnya negatif, kadar bilirubinnya +50, dan kadar glukosanya negatif.Kelebihan semua jenis pemeriksaan terhadap urine ini adalah praktis dan murah, sedangkan kerugiaannya adalah dibutuhkan ketelitian atau kejelian karena menggunakan mata, bila hasilnya negatif belum tentu normal jadi, perlu pemeriksaan selanjutnya, begitupun sebaliknya bila hasilnya positif belum tentu ada kelainan.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa urine probandus manusia yang digunakan dikategorikan interpretasinya normal. Dengan menggunakan pemeriksaan makroskopis, uji pH urin, dan pemeriksaan strip.B. SaranKami sebagai praktikan sangat mengharapkan arahan dan bimbingan dari para asisten guna menyempurnakan laporan hasil praktikum ini.

SKEMA KERJAa. Pemeriksaan makroskopik

warnaendapanDi alkukan pemeriksaan makroskopikDi ambil urinnyaIIIUrin sewaktu,urin 2 JPP (setelah di beri minum air gulaIIUrin 24 jamIUrin pagiProbandus

Di masukkan dalam tabung reaksi

bau

Di amati endapannyaDi cium baunyaDi amati warnanyaDi buat kesimpulanDi buat pembahasanDi catat hasilnya

b. Pemeriksaan pH urine

Probandus

IIIUrin sewaktu,urin 2 JPP (setelah di beri minum air gulaIIUrin 24 jamIUrin pagi

Di ambil urinnya

Di masukkan dalam tabung reaksirex

Di lakukan pemeriksaan urine

Kertas pHKertas Lakmus

Di celupkan dalam tabung,ditiriskan

Di amati skalanya sesuai indikator

Di catat hasilnya

Di buat pembahasan

Di buat kesimpulanc. Pemeriksaan Strip

Probandus

IIIUrin sewaktu,urin 2 JPP (setelah di beri minum air gula

IUrin pagiIIUrin 24 jam

Di ambil urinnya

Di masukkan dalam tabung reaksirex

Di lakukan pemeriksaan Strip

BilGluBloSGKetPropHUroNitLeu

Di celupkan dalam tabung,ditiriskan

Di catat hasilnya

Di amati skalanya sesuai indikator

Di buat pembahasan

Di buat kesimpulanGambar Perlakuan1. Gambar perlakuan pada uji makroskopik

Keterangan :1. Tabung reaksi2. Sampel urin (Urin sewaktu, urin pagi, urin 2 jam postprandial, dan urin 24 jam)3. Rak tabung

2. Gambar perlakuan pada uji kertas lakmus, uji PH dan uji Strip

Keterangan :1. Kertas lakmus merah2. Kertas lakmus biru3. Kertas PH4. Kertas Carik Selup

DAFTAR PUSTAKAAnonim,2012,Pemeriksaanurinalisa,http://lacunata.blogspot.com/2012/04/pemeriksaan-urinalisa-bab-i-pendahuluan, diakses tanggal 19 januari 2014

Anonym,2010,ParameterPemeriksaanUrine,http://dokterkesehatan.blogspot.com/2010/mengenal-beberapa-parameter-hasil-pemeriksaan-medis (pemeriksaan urin), html. diakses tanggal 19 januari 2014

Cayalab,2010,Pemeriksaanurine,http://www.cayalab.co.id/2010/pemeriksaan urine. diakses tanggal 19 januari 2014

Cahyono J.B .2008,. Gaya hidup dan penyakit modern, kanisius : Yogyakarta.

William dan wilkins,2008.Biokimia kedokteran dasar, sebuah pendekatan klinis. EGC : Jakarta