URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE -...

53
i URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE : SEBUAH TELAAH LITERATUR Oleh : TIMOTIUS AGUNG WAHONO NIM : 232010039 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Transcript of URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE -...

Page 1: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

i

URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE : SEBUAH

TELAAH LITERATUR

Oleh :

TIMOTIUS AGUNG WAHONO

NIM : 232010039

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir
Page 3: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir
Page 4: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52-60

Telp : (0298) 21212, 311881

Telex 22364 ukwsa ia

Salatiga 50711 – Indonesia

Fax. (0298) 213433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Timotius Agung Wahono

NIM : 232010039

Program Studi: AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Unversitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Urgensi Environmental Disclosure : Sebuah

Telaah Literatur

Pembimbing : Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si, CMA

Tanggal diuji : 24 Januari 2014

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri

tanpa memberikan pengakuan tanpa penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau

meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana, termasuk pencabutan gelar keserjanaan yang telah

saya peroleh.

Semarang, Desember 2013

Yang memberi pernyataan,

TIMOTIUS AGUNG WAHONO

Page 5: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

iii

Page 6: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa selama proses perkuliahan dan penyelesaian

penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu serta memberikan semangat

dan motivasi kepada penulis.

Oleh karena itu dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Bapak Hari Sunarto, SE., MBA. PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Bapak Dr.Usil Sis Sucahyo, SE., MBA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si, CMA selaku pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga, dan pikiran selama proses bimbingan sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Ibu Yeterina Widi Nugrahanti, SE., M.Acc, Akt. selaku wali studi yang membimbing

dan memberi saran maupun kritik selama penulis menempuh studi.

Ibu Like Sugiono, SE., M.Si untuk diskusinya dalam proses penulisan skripsi ini.

Papaku Wahono Jahja, mamaku Fenny Iswati, adikku Theofilus Aldo yang selalu

menyayangi serta memberi dukungan.

Seluruh staf pengajar FEB-UKSW yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama menempuh studi.

Seluruh staf TU FEB-UKSW yang telah membantu penulis dalam pengurusan

persyaratan administrasi skripsi.

Page 7: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

v

Dosen-dosen pembimbing lomba akuntansi, Mbak Ery, Ko Paskah, Ko Ari, Mbak

Gustin, Mbak Pat yang telah mendukung penulis dalam persiapan

mengikuti perlombaan.

Yonathan, Kenneth, Marcell, Dimas “Cimol”, Ardy, Redya, sahabat-sahabatku yang

paling baik dan menyenangkan, terima kasih untuk kebersamaan di masa

kuliah ini.

Garry, Citra, Redya, Susan partner lomba terbaik sekaligus sahabatku, terimakasih

untuk semua momen menegangkan, mengecewakan, serta membahagiakan

selama mengikuti komepetisi-kompetisi akuntansi.

Wahyu, Dimaz Beruk, Joko, Rion, Tommy Sule, Shidqi, Eriza Mayang, Rara, Munk,

Diva, Yunita, Novenny, Tita, David, Taka, Eko, Risang, Dhoni, Frendy,

Ghea, Vonny, Fanny Djongkang, Harison, Ima, Diven, Luluk, Didha, Devi,

Giovanny, Monica, Winny, Ruth, Tri, Silvy, Livia, Mbak Cholina, Mas

Yulius Bolep. Terima kasih untuk dukungannya selama kuliah.

Adik-adik angkatan tersayang Michael, Adi, Ian, Boe, Gilang, Venny, Navika, Puspa,

Arin, Fadjar, Bella, Bayu, Maya, Marcia, Vania CK, Mateus, Elvina Rosa,

Vano. Terima kasih, senang bisa kenal kalian.

Anak-anak asistenku terkasih, Eli, Kevin, Freddy, Anne, Nerissa, Karina, Rafli, Nor

Khasanah, Anjar, Gery, Inneke, Amy, Ony, Pauline, Andriana, Melisa dan

Ade, terima kasih untuk waktunya yang menyenangkan.

Teman-teman Korps Asisten Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Semua teman dan pihak yang tidak dapat kusebutkan namanya satu persatu.

Tuhan Yesus Memberkati.

Salatiga, Desember 2013

Penulis

Page 8: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

vi

Kupersembahan skripsi ini kepada :

Papa , Mama, dan Adikku tercinta untuk doa, kasih sayang, dan

perhatiannya selama ini

Sahabat-sahabatku tersayang, Yonathan, Kenneth, Marcell, Cimol,

Garry, Citra, Ardy, Redya untuk kebersamaan, dukungan, dan semua

moment berharga di masa kuliah

MOTTO

Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,

yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,

tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang

percaya?

(Lukas 6:30)

Do it because you want to, not because you want something back in return

(NN)

People are often unreasonable, irrational, and self-centered,

forgive them anyway,

Remember, in the final analysis, it is between you and God,

It was never between you and them anyway

(Mother Theresa)

Belajar tenang karena saya pernah menyesal karena tergesa-gesa,

belajar sabar karena saya pernah menyesal karena marah,

belajar serius karena saya tahu sudah waktunya menata hidup

(NN)

Page 9: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

vii

Abstract

The increase of public attention to environmental issues makes the companies

need to be more responsible at those matters. Environmental disclosure is a

tool to meassure that responsibility. Based on the economic perpective, prior

studies tried to find out the relation hip beetwen voluntary environmental

disclosure (VED) and economic performance, and they found various results.

Another studies captured there are many enviromental disclosure-

performance gap phenomenon. Therefore, this study attemps to analyze

whether VED is neccesary or not and find out the cause of environmental

disclosure-performance gap. The results shows that companies with bad

environmental performance are recommended to release VED for creating a

good image in order to defend its self from the third parties assesment, and

companies with good environmental performance are recommended to

release VED only if it is possible to increase economic performance. The

result also shows that common causes of environmental disclosure-

performance gap are getting economic benefit as the concequences of being a

environmental-friendly company without doing any good environmental

performance, besides, the company might minimize cost because

environmental disclosure is predicited can’t give any economic benefit and

avoiding loss from the accuse of the third parties who might doubt the

credibility of data and look for the company’s environmental violation that

caused by producing environmental disclosure too extensively and self-

serving.

Keywords: Voluntary environmental disclosure, environmental performance,

economic performance, environmental disclosure-performance gap

Page 10: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

viii

SARIPATI

Meningkatnya perhatian publik terhadap isu lingkungan menyebabkan

perusahan menjadi perlu lebih bertanggungjawab pula terhadap

lingkungannya. Environmental disclosure merupakan salah satu alat untuk

mengukur tanggung jawab lingkungan tersebut. Berdasarkan perspektif

ekonomi, penelitian-penelitian sebelumnya yang mencari hubungan voluntary

environmental disclosure (VED) dengan economic performance menemukan

hasil yang beragam. Penelitian-penelitian lain juga menemukan banyak terjadi

environmental disclosure-perfomance gap. Berdasarkan realita tersebut, maka

penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan apakah VED perlu

dilakukan atau tidak, serta mencari penyebab terjadinya environmental

disclosure-performance gap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan

dengan kinerja lingkungan yang buruk direkomendasikan untuk melakukan

VED sebagai sarana pembentuk image untuk membela dirinya dari penilaian

pihak ketiga, sedangkan perushaan dengan kinerja lingkungan baik hanya

direkomendasikan untuk melakukan VED jika VED berpotensi meningkatkan

kinerja ekonomi perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

penyebab terjadinya environmental disclosure-performance gap umumnya

adalah keinginnan perusahaan untuk mendapatkan manfaat ekonomi karena

reputasi sebagai perusahaan peduli lingkungan tanpa harus melakukan kinerja

lingkungan yang baik atau sebaliknya, perusahaan ingin meminimalkan biaya

karena pengungkapan lingkungan dianggap tidak mendatangkan manfaat

ekonomi serta menghindari kemungkinan tuduhan dari pihak ketiga yang

meragukan kredibilitas informasi dan mencari-cari pelanggaran perusahaan

terkait lingkungan ketika pengungkapan lingkungan dilakukan terlalu luas dan

self-serving.

Kata kunci: Pengungkapan lingkungan sukarela, kinerja lingkungan, kinerja

ekonomi, environmental disclosure-performance gap.

Page 11: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas perkenanan-

Nya lah penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “URGENSI

VOLUNTARY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE: SEBUAH TELAAH

LITERATUR” ini dengan baik sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

Kristen Satya Wacana.

Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam

proses penulisan skripsi ini. Menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak

kekuarangan, maka kritik dan saran dari pembaca terus penulis tunggu untuk

perbaikan ke depan. Akhir kata, semoga tulisan ini berguna bagi para pembacanya.

Terimakasih.

Semarang, Desember 2013

Penulis

Page 12: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ..................................................................... ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ..................................................................... iii

Halaman Moto dan Persembahan . ..................................................................... iv

Abstract . ............................................................................................................. v

Saripati . .............................................................................................................. vi

Kata Pengantar . .................................................................................................. vii

Ucapan Terima Kasih . ....................................................................................... viii

Daftar Isi . ........................................................................................................... ix

Pendahuluan ...................................................................................................... 1

Metode Penelitian dan Kerangka Berpikir ......................................................... 4

Environmental Disclosure ................................................................................. 8

Environmental Performance .................................... ......................................... 11

Latar Belakang Environmental Disclosure Menurut Perspektif Ekonomi ......... 13

Hubungan Environmental Disclosure dengan Environmental Performance ...... 15

Hubungan Environmental Performance dan Environmental Disclosure

dengan Economic Performance………………………………………….………....... 17

Konsekuensi Ekonomi Bagi Poor Environmental Performance ........................ 22

Apakah Environmental Disclosure Direkomendasikan untuk dilakukan? ......... 23

Mengapa Mungkin Terjadi Environmental Disclosure-Performance Gap? ...... 25

Kesimpulan ....................................................... ............................................... .. 28

Implikasi Terapan ............................................................................................ .. 30

Keterbatasan dan Saran .................................................................................... .. 31

Daftar Pustaka ................................................................................................... 32

Lampiran ............................................................................................................. 39

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ 41

Page 13: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

1

Pendahuluan

“Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir kering, dan ikan terakhir mati, maka

kita akan sadar uang tidak bisa kita makan” (Greenpeace). Slogan tersebut adalah

contoh betapa isu lingkungan semakin disorot publik. Istilah environmental

accounting yang menggambarkan kepedulian sektor bisnis terhadap lingkungan pun

makin sering terdengar. Meski demikian, laporan WALHI (Wahana Lingkungan

Hidup Indonesia) beberapa tahun terakhir masih menunjukkan berbagai kasus

kerusakan lingkungan akibat operasi bisnis perusahaan.

Fitriasari (2012) menyatakan penyesuaian peran akuntan terkait tuntutan akuntabilitas

lingkungan antara lain: kebutuhan akuntan dalam hal transparansi pelaporan kinerja

lingkungan, kebutuhan akuntan sebagai penyedia informasi dampak operasi

perusahaan atas lingkungan, dan kebutuhan akuntan sebagai penyedia informasi

dampak ekonomi dari aktivitas perusahaan terkait lingkungan. Perhatian dunia

akuntansi terhadap isu lingkungan juga tampak dari meningkatnya jumlah penelitian

tentang environmental disclosure. Menurut Rupley et al. (2012), meski fokus utama

shareholders adalah kinerja finansial perusahaan, terdapat pula non-shareholder

stakeholders yang memperhatikan isu-isu yang tidak berhubungan langsung dengan

kinerja finansial seperti isu lingkungan.

Bagi perusahaan di Indonesia, environmental disclosure termasuk kategori voluntary

diclosure (pengungkapan yang bersifat sukarela) kecuali untuk perusahaan di bidang

sumber daya alam (UU No.40 tahun 2002 tentang Perseroan Terbatas). Sebagian

Page 14: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

2

besar negara lain juga belum mewajibkan pengungkapan lingkungan, hanya beberapa

negara maju, antara lain: Amerika Serikat, Denmark, Swedia, dan Jepang yang telah

menetapkan environmental disclosure sebagai mandatory disclosure (pengungkapan

yang bersifat wajib).

Dalam konteks Indonesia, voluntary environmental disclosure berarti perusahaan

memiliki pilihan untuk mengungkapkan informasi lingkungannya atau tidak,

sementara di negara lain yang telah mewajibkan pengungkapan lingkungan, voluntary

environmental disclosure berarti pengungkapan informasi lingkungan secara lebih

luas daripada yang telah diwajibkan oleh otoritas terkait.

Secara umum, teori-teori yang mendorong voluntary environmental disclosure dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu teori dalam perspektif sosial yang menekankan

pentingnya environmental disclosure sebagai kewajiban sosial perusahaan kepada publik

dan teori dalam perspektif ekonomi yang meyakini environmental disclosure akan

memberikan economic benefit bagi perusahaan (Susi, 2007). Menurut economic based

voluntary disclosure theory, environmental disclosure berhubungan positif dengan

economic performance (Clarkson et al., 2006), maka, perusahaan dengan kinerja

lingkungan yang baik akan memperluas environmental disclosure untuk

mendefirensiasikan dirinya dengan perusahaan dengan kinerja lingkungan yang buruk

(Dye, 1985; Verrecchia, 1983 dalam Clarkson et al., 2006).

Di samping melalui environmental disclosure yang dilakukan perusahaan, penilaian

kinerja lingkungan juga dapat dilihat diamati melalui public disclosure programe,

Page 15: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

3

yaitu publikasi hasil penilaian kinerja lingkungan yang dilakukan pihak ketiga. Di

Indonesia, penilaian tersebut dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup lewat

PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja). Di luar negeri, antara lain terdapat

EPA (Environmental Protection Agency) dan CERES (Coalition for Environmentally

Responsible Economic).

Penelitian sebelumnya banyak membahas faktor-faktor yang melatarbelakangi

environmental disclosure dan environmental performance, cost and benefit dari

kedua kebijakan tersebut, serta implikasi kedua kebijakan tersebut terhadap economic

performance.

Hasil penelitian yang beragam menyebabkan perdebatan tentang relevansi isu

lingkungan bagi sektor bisnis tak kunjung usai. Sebagian pihak menilai, akuntabilitas

lingkungan yang sifatnya tidak wajib tersebut sangat costly namun tidak pasti

mendatangkan manfaat ekonomi. Di samping itu, hasil-hasil penelitian juga

menunjukkan environmental disclosure, yang idealnya selaras dengan environmental

performance, justru tidak menggambarkan kinerja lingkungan aktual atau

environmental performance perusahaan.

Adapun yang dimaksud urgensi dalam penelitian ini adalah apakah praktik

environmrntal disclosure yang bersifat sukarela perlu dilakukan atau tidak menurut

economic perspective. Selanjutnya, ketika sebagian pihak mendorong pengungkapan

lingkungan, justru pengungkapan tersebut tidak menggambarkan kinerja lingkungan

aktual, oleh sebab itu, penyebab terjadinya fenomena tersebut perlu diketahui.

Page 16: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

4

Berdasarkan realita di atas, penelitian ini akan berusaha menjawab dua persoalan

berikut :

1. Berdasarkan perspektif ekonomi, apakah voluntary environmental

disclosure direkomendasikan untuk dilakukan?

2. Mengapa mungkin terjadi environmental disclosure-performance gap?

Dengan menjawab kedua persoalan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kondisi-kondisi yang menyebabkan environmental disclosure bersifat

recommended atau tidak untuk dilakukan, menurut perspektif ekonomi. Disamping

itu, penelitian ini mencoba menganalisis penyebab terjadinya environmental

disclosure-performance gap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

penjelasan secara holistik bagi perusahaan, stakeholder, serta akademisi dalam

memanfaatkan dan memahami praktik environmental disclosure.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode studi literatur, yang artinya menjadikan

tulisan-tulisan, baik dari buku teks, artikel jurnal, artikel media massa, teks-teks

internet, maupun tulisan yang tidak dipublikasikan sebagai refrensi dalam melakukan

analisis pokok-pokok masalah yang dibahas dalam penelitian (FE UKSW, 2005).

Adapun langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah:

Page 17: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

5

1. Menjelaskan konsep environmental disclosure dan environmental

performance beserta masing-masing biaya dan manfaatnya dalam rangka

memberikan gambaran yang utuh tentang kedua kebijakan tersebut

2. Menjelaskan hubungan antara environmental disclosure dengan

environmental performance baik menurut teori maupun menurut hasil

pnelitian-penelitian sebelumnya, dengan tujuan menunjukkan bahwa kondisi

environmental disclosure yang secara teoritis idealnya menggambarkan

environmental performance tidak selalu terjadi

3. Menjelaskan perbandingan latar belakang kebijakan environmental disclosure

menurut perspektif ekonomi dan perspektif sosial untuk memberi penjelasan

tentang dasar perumusan rekomendasi dan menjelaskan terjadinya disclosure-

performance gap yang berpotensi berasal dari perbedaan perspektif tersebut.

4. Menggambarkan perbandingan pengaruh environmental performance dan

environmental disclosure terhadap economic performance perusahaan di

negara maju dan negara berkembang berdasarkan hasil-hasil penelitian

sebelumnya untuk menunjukksn bahwa perbedaan karakteristik stakeholder di

negara maju dan berkembang akan berimplikasi pada perbedaan respon pasar

5. Menjelaskan konsekuensi ekonomi bagi poor environmental performers dalam

rangka memberikan pertimbangan bagi perumusan rekomendasi, khusus untuk

perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk

Page 18: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

6

6. Menganalisis kondisi-kondisi yang menyebabkan environmental disiclosure

menjadi recomended atau tidak untuk dilakukan perusahaan menurut perspektif

ekonomi dengan cara menggambarkan perbandingan antara biaya

pengungkapan lingkungan dengan economic benefit yakni respon pasar

terhadap pengungkapan lingkungan perusahaan dengan kinerja baik maupun

buruk, kemudian membandingkan rekomendasi tersebut dengan latar belakang

environmental disclosure secara teoritis.

7. Menganalisis penyebab terjadinya environmental disclosure-performance gap

dengan cara mengubungkannya dengan perbedaan latar belakang atau motivasi

perusahaan dan perbedaan cost-benefit untuk masing-masing kebijakan tersebut.

Page 19: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

7

Kerangka Berpikir Persoalan Penelitian 1

Kerangka Berpikir Persoalan Penelitian 2

Teori Rujukan:

Propiertryy Cost

of Environmental

Disclosure

Pro :

Economic Based

Voluntary

Disclosure Theory

Kontra :

Perspektif ekonomi

tradisional

Perusahaan berkinerja

lingkungan buruk akan

meminimalkan pengungkapan

Praktik

Voluntary

Environmental

Disclosure

Perusahaan berkinerja

lingkungan baik akan

memperluas pengungkapan

Realita :

-Hubungan disclosure dengan

economic performance

-Dampak ekonomi bagi poor

environmental performers

Perumusan

rekomendasi

berdasarkan relevansi

teori dengan fakta

Environmetal

Disclosure

GAP

Environmental

Performance

Perbedaan cost & benefit

dari environmental

disclosure dan performance

Perbedaan perspektif

(ekonomi dan sosial) dalam

environmental disclosure

Penyebab

disclosure-

performance gap

Page 20: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

8

Environmental Disclosure

Environmental disclosure atau pengungkapan lingkungan adalah pengungkapan

informasi-informasi terkait manajemen dan kinerja lingkungan perusahaan di masa

lalu, masa kini, dan masa datang, termasuk dampak ekonomi dari tiap-tiap kebijakan

lingkungan tersebut (Berthelot et al, 2003 dalam Ling 2007). Environmental

disclosure bisa terdapat pada bagian sustainability report, CSR report, ataupun notes

to financial statement dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Banyak

perusahaan yang menggunakan format pengungkapan lingkungan versi GRI (Global

Reporting Initiative), ataupun standar tersendiri yang diterbitkan otoritas terkait di

negara masing-masing.

Bagi perusahaan di Indonesia, environmental disclosure termasuk kategori voluntary

diclosure (pengungkapan yang bersifat sukarela) kecuali untuk perusahaan dibidang

sumber daya alam (UU No.40 tahun 2002 tentang Perseroan Terbatas). Maka, dalam

konteks Indonesia, voluntary environmental disclosure berarti perusahaan memiliki

pilihan untuk mengungkapkan informasi lingkungannya atau tidak, sementara di

negara lain yang telah mewajibkan pengungkapan lingkungan, voluntary

environmental disclosure berarti pengungkapan lingkungan secara lebih luas atau

item-item yang diungkapkan lebih banyak daripada standar yang diwajibkan oleh

otoritas terkait.

Ministry of Environment Japan (2005) dalam Ikhsan (2008) menjelaskan secara garis

besar ada tiga hal yang perlu diungkapkan terkait akuntansi lingkungan, yaitu:

Page 21: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

9

Proses dan hasil kegiatan lingkungan mencakup pengumpulan keseluruhan

hasil dari penerapan akuntansi lingkungan dan menyajikan ringkasan hasil kegiatan

konservasi lingkungan yang utama. Alasan-alasan peningkatan atau penurunan

kegiatan konservasi lingkungan dibanding periode sebelumnya serta kebijakan

konservasi lingkungan di masa kini dan masa depan.

Item-item dasar penyusun akuntansi lingkungan, meliputi status ( periode

target dan lingkup pengumpulan aktivitas lingkungan), indeks dan perhitungan

standar biaya konservasi lingkungan, rincian dari manfaat kegiatan konservasi

lingkungan dan standar perhitungannya, rincian dari keuntungan ekonomi yang

terkait kegiatan konservasi lingkungan, standar pengumpulan untunk

mengkonsolidasikan akuntansi lingkungan, dan revisi terhadap kebijakan akuntansi

lingkungan yang penting.

Hasil yang dikumpulkan dari akuntansi lingkungan, hal-hal terkait hasil

akuntansi lingkungan tersebut antara lain: biaya konservasi lingkungan, keuntungan

ekonomi maupun non ekonomi terkait kegiatan konservasi lingkungan.

Page 22: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

10

Berikut adalah perbandingan biaya dan pengungkapan lingkungan (Beierle,

2003) :

Biaya Pengungkapan Lingkungan Manfaat Pengungkapan Lingkungan

Cost of collecting and reporting

information, biaya kategori ini paling

tinggi jumlahnya dibanding biaya

lainnya. Chemical Manufacturers

Association memperkirakan rata-rata

biaya pengumpulan dan pelaporan data

lingkungan mencapai $1,5 juta untuk

tahun pertama dan $800.000 untuk

tahun berikutnya serta menghabiskan

150.000 jam pegawai untuk suatu

periode pelaporan (EPA,1995 dalam

Beierle,2003)

Normative benefits : Manfaat pada

tataran normatif dari pengungkapan

lingkungan adalah memberikan

informasi dan edukasi bagi komunitas

sekitar perusahaan tentang risiko

lingkungan yang mereka hadapi terkait

operasi perusahaan. Publik

berpandangan bahwa mereka memiliki

hak untuk mengetahui risiko tersebut.

Cost of dealing with public reaction,

ketika pengungkapan menunjukkan

kinerja lingkungan yang sangat baik,

publik mungkin meragukan kredibilitas

informasi tersebut dan menudingnya

self-serving. Ketika pengungkapan

dilakukan secara tidak maksimal, akan

terjadi kemungkinan misinterpretasi

publik. Namun, ketika full disclosure

dilakukan, LSM, pemerintah, dan

kompetitor mungkin menggunakannya

sebagai celah mencari kesalahan

perusahaan.

Substantive benefits : Ada dua

komponen dari manfaat jenis ini.

Pertama, pengungkapan lingkungan

akan membantu perusahaan untuk

mampu menargetkan, memahami, dan

mengevaluasi dampak lingkungan

besarta cara mengatasinya. Kedua,

meningkatnya keberanian publik untuk

berdialog dan bekerja sama dengan

perusahaan dalam rangka

meminimalkan dampak lingkungan dari

operasi perusahaan.

Cost of unintended use of data, potensi

penyalahgunaan informasi lingkungan

oleh mata-mata dan teroris. Ketika

jumlah, konten, dan proses produksi

kimiawi diungkapkan, ada

kemungkinan para kompetitor

mengetahui rahasia produksi

perusahaan. Sementara, fasilitas kimia

di suatu lokasi juga mungkin menjadi

serangan teroris.

Instrumental benefits: Pengungkapan

lingkungan akan mendorong

peningkatan kinerja lingkungan yang

selanjutnya akan membantu perusahaan

memenuhi regulasi terkait lingkungan

dan mengurangi tekanan publik terkait

lingkungan.

Page 23: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

11

Environmental Performance

Environmental performance mencakup segala upaya yang dilakukan perusahaan

dalam rangka menciptakan lingkungan yang baik atau green (Suratno et al, 2007).

Perusahaan dianggap bertanggung jawab terhadap lingkungan karena operasi

perusahaan mempeburuk kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008). Di Indonesia penilaian

kinerja lingkungan dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup lewat PROPER

(Program Penilaian Kinerja). Lewat program ini diharapkan kinerja lingkungan

meningkat karena penilaian investor mungkin dipengaruhi peringkat PROPER.

Tingkat

Penaatan

Peringkat Warna Area dan Metode Penilaian

Lingkup Penilaian Metoda Penilaian

Lebih dari

Taat

Emas

1.SistemManajemen

Lingkungan

2.Pemanfaatan Limbah

(Reduce, Reuse,

Recovery) dan

Konservasi Sumber Daya

3.Pengembangan

Masyarakat (Community

Development)

1.Orientasi

terhadap upaya

yang dilakukan

2.Pengukuran

kinerja dengan

sistem pembobotan

Hijau

Taat Biru 1.Pencamaran air

2.Pencemaran laut

3.Pencemaran udara

4.Pengelolaan limbah B3

5.Penerapan AMDAL

1.Orientasi

terhadap upaya

yang dilakukan

2.Pengukuran

kinerja penaatan

secara

komprehensif

Belum Taat Merah

Hitam

Tabel 1. Lingkup Penilaian PROPER

Page 24: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

12

Berikut adalah perbandingan biaya dan manfaat terkait kinerja lingkungan :

Environmental Cost

(Hansen dan Mowen, 2007)

Environmental Benefit

(Ikhsan, 2009)

Environmental prevention cost : biaya

atas aktivitas pencegahan

diproduksinya limbah yang dapat

merusak lingkungan. Contoh: evaluasi

dan pemilihan pemasok, evaluasi dan

pemilihan alat pencegah polusi, dan

audit risiko lingkungan.

Environmental benefits merupakan

manfaat penerapan akuntansi

lingkungan, yang dapat berupa

penghematan biaya maupun pendapatan

lingkungan. Pendapatan lingkungan

aktual dapat berupa subsidi dan awards

eksternal yang berupa penerimaan

tunai, ataupun laba dari penjualan daur

ulang limbah. Sementara itu,

penghematan biaya lingkungan dapat

berupa pembebasan pajak terkait

proyek manajamen lingkungan, serta

penghindaran biaya yang lebih besar

karena kegagalan memenuhi regulasi

lingkungan, seperti ganti rugi kepada

masyarakat jika perusahaan terbukti

melakukan pencemaran yang

merugikan publik.

Environmental detection cost : biaya

atas aktivitas dalam rangka menentukan

bahwa produk, proses, dan aktivitas lain

di perusahaan telah memenuhi standar

lingkungan yang berlaku atau tidak.

Contoh : pengembangan ukuran kinerja

lingkungan, pengujian pencemaran, dan

pengukuran tingkat pencemaran.

Environmental internal failure cost:

biaya dalam rangka menghilangkan dan

mengolah limbah ketika diproduksi.

Aktivitas kegagalan internal memiliki

satu dari dua tujuan berikut: (1)

memastikan limbah yang diproduksi

tidak dibuang ke lingkungan, atau (2)

mengurangi tingkat limbah yang

dibuang sehingga jumlahnya tidak

melewati standar.

Environmental external failure cost :

biaya atas aktivitas yang dilakukan

setelah pelepasan limbah ke

lingkungan. Biaya kegagalan eksternal

yang direalisasi adalah biaya yang

ditanggung perusahaan, misalnya biaya

pembersihan tanah yang tercemar.

Sementara, biaya kegagalan eksternal

yang tidak direalisasi disebabkan

perusahaan namun dialami dan dibayar

oleh pihak eksternal, misalnya

perawatan medis karena polusi udara.

Page 25: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

13

Latar Belakang Environmental Disclosure : Economic Perspective VS Social

Perspective

Social Perspective Economic Perspective

Stakeholder theory berfokus bahwa

keberlangsungan hidup perusahaan

akan bergantung dari dukungan

stakeholder, seperti pelanggan,

karyawan, pemegang saham,

pemerintah, dan elemen sosial lain di

sekitar perusahaan, yang akan

memperhatikan isu lingkungan.

Environmental disclosure merupakan

salah satu cara untuk membentuk

persepsi stakeholder (Clarkson, 1995

dalam Susi, 2009)

Proprietary Cost of Environmental

Disclosure berfokus bahwa perusahaan

hanya akan melakukan environmental

disclosure jika benefit yang didapatkan

melebihi cost untuk melakukannya, maka

perusahaan akan mengungkapkan good

news saja, untuk mendiferensiasikan diri

dari perusahaan berkinerja lingkungan

buruk, yang akan minim mengungkapkan

karena bad news mereka berpotensi

menimbulkan proprietary cost

(menurunkan arus kas masa depan)

(Verrechia,1983; Dye,1985; Watts &

Zimmerman,1986, dalam Susi 2009).

Acccountability theory berfokus bahwa

atas nama etika, maka perusahaan perlu

mengungkapkan kewajiban yang harus

dan telah dilakukan terkait lingkungan

sebagai bentuk tanggung atas jawab

operasinya yang telah berdampak

terhadap lingkungan (Susi, 2009)

Political Cost Theory of Environmental

Disclosure berfokus bahwa kepedulian

terhadap lingkungan untuk

meminimalkan cost berupa tekanan-

tekanan politis dalam menjalankan

operasi bisnisnya dari pemerintah

maupun lembaga non pemerintah yang

terjadi ketika perusahaan tidak

mempedulikan isu lingkungan (Watts

dan Zimmerman, 1978 dalam Susi, 2009)

Legitimacy theory berfokus bahwa

legitimacy gap (ketika perusahaan

hanya mengejar profit tanpa

memperhatikan norma dan nilai sosial),

menyebabkan perusahaan mendapat

sorotan dari komunitas sosial dan harus

meresponnya untuk tetap mendapat

social legitimacy, salah satunya lewat

environmental disclosure (Oliver 1991;

Goodstein 1994, dalam Susi, 2009)

Page 26: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

14

Secara umum ada dua perpektif yang menjelaskan latar belakang perusahaan

melakukan environmental disclosure. Pertama, persepektif sosial, yang berisi teori-

teori yang berlandaskan pendekatan etis atau normatif (stakeholder theory, legitimacy

theory, accountability theory). Kedua, perpektif ekonomi, yang berisi teori-teori yang

murni berdasarkan pertimbangan cost-benefit (theory of discretionary cost, theory of

political cost) (Susi, 2009).

Perpektif ekonomi sendiri telah mengalami perubahan paradigma, karena perspektif

ekonomi tradisional yang meyakini bahwa kepedulian lingkungan hanya akan

menurunkan daya saing perusahaan karena menimbulkan biaya besar (Blanco et al,

2009) tampaknya telah terbantahkan dengan banyaknya fakta empiris yang

menyatakan bahwa kepedulian perusahaan terhadap isu lingkungan akan

meningkatkan pula kinerja ekonomi perusahaan.

Cornier dan Magnan (2003) berpendapat economic incentives merupakan faktor yang

mempengaruhi kebijakan environmental disclosure. Semakin luas informasi yang

diungkapkan akan meminimalkan asimetri informasi antara manajemen dan

stakeholder sehingga dapat menurunkan information cost. Turunnya information cost

menguntungkan perusahaan, antara lain karena: akan meningkatkan citra perusahaan

di mata investor, meningkatkan stock liquidity, meningkatkan stock valuation

multiplies dan menurunkan cost of capital. Di sisi lain perusahaan harus mengingat

pengungkapan lingkungan berpotensi menimbulkan biaya, karena ketika informasi

Page 27: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

15

yang diungkapkan terlalu self-serving, maka akan ada celah untuk mengkritik

kredibilitas informasi tersebut.

Hubungan Environmental Disclosure dengan Environmental Performance

Secara teoritis, environmental disclosure akan berhubungan positif dengan

environmental performance karena menurut discretionary disclosure theory (Al

Tuwaijri et al.,2004) dan voluntary disclosure theory (Dye, 1985; Verecchia, 1983

dalam Patten 2002) pelaku kinerja lingkungan yang baik akan mengungkapkan

kinerjanya, karena hal tersebut merupakan good news bagi pelaku pasar dan dapat

mendiferensiasikan dirinya dengan pelaku kinerja lingkungan yang buruk, yang akan

lebih minimal atau tidak melakukan pengungkapan, maka semakin baik kinerja

lingkungan akan semakin luas pengungkapan lingkungan.

Faktanya, Greenpeace menyoroti banyaknya terjadi fenomena green washing, artinya

upaya pembentukan public image sebagai perusahaan, termasuk lewat pengungkapan,

padahal faktanya kinerja lingkungan perusahaan berbeda dari yang dicitrakan.

Fenomena tersebut disebut Marquis dan Toffel (2012) sebagai corporate symbolic

compliance yakni upaya perusahaan menunjukkan kepatuhan terhadap regulasi

lingkungan lewat pengungkapan lingkungan semata, tanpa ingin memperbaiki kinerja

lingkungan aktualnya.

Di sisi lain, good environmental performers mungkin memilih meninimalkan atau

meniadakan pengungkapan karena ternyata terdapat pihak ketiga dengan tujuan sosial

atau politik tertentu yang berpotensi menggunakan environmental disclosure sebagai

Page 28: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

16

celah untuk mencari kesalahan perusahaan terkait lingkungan.( Li et al., 1997 dalam

Al-Tuwaijri et al, 2004).

Maka tak heran, apabila salah satu masalah yang belum terselesaikan terkait

akuntansi lingkungan adalah bagaimana mencapai konsistensi antara environmental

disclosure dengan environmental performance (Chen and Metcalf, 1980; Hughes et

al., 2001, Al Tuwaijri et. al., 2004 dalam Clarkson, 2006). Font 2012 menyebut

fenomena tersebut sebagai disclosure-performance gap

Berikut adalah beberapa kasus environmental performance-disclosure gap:

Nama Peneliti dan

Tahun

Judul Penelitian Hasil

Font (2012) Corporate Social

Responsibility:

The Disclosure-

Performance Gap.

Aspek CSR yang memiliki disclosure-

performance gap terbesar adalah

informasi lingkungan

Graf dan Kock

(2011)

Do Directors With

A Political

Background Make

Firms Greener?

Perusahaan dengan direksi para politisi

melakukan pengungkapan lingkungan

dalam rangka pembentukan image

semata, bukan berkomitmen sungguh

terhadap lingkungan

Patten (2002) The relation

between

environmental

performance and

environmental

disclosure: a

research note

Terdapat hubungan negatif antara

environmental disclosure dan

performance, perusahaan dengan

limbah yang semakin banyak justru

makin luas mengungkapkan, demikian

pula sebaliknya

Hora dan

Subramanian

(2013)

Relationship

Between

Environmental

Disclosure dan

Enviornmental

Performance.

Perusahaan dengan environmental effort

yang besar justru menurunkan tingkat

environmental disclosurenya

Page 29: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

17

Penelitian Cho et al. (2012) di Amerika Serikat menemukan bahwa perusahaan yang

terdaftar di Dow Jones Sustainability Index (DJSI) melakukan environmental

disclosure dengan lebih ekstensif untuk membentuk reputasi sebagai “green

company”, padahal kinerja lingkungan perusahaan-perusahaan tersebut tidak sebaik

yang mereka ungkapkan. Penyebabnya pasar ternyata lebih memperhatikan

environmental disclosure daripada peringkat kinerja lingkungan perusahaan.

Hubungan Environmental Performance dan Environmental Disclosure dengan

Economic Performance

Economic performance merupakan kinerja keuangan secara makro dari perusahaan-

perusahaan dalam industri sejenis (Suratno et al, 2006). Pengukuran economic

performance dapat menggunakan capital market based (profitability, price earning

ratio, dll) maupun accounting based meassure (rasio-rasio dalam neraca dan laporan

rugi laba) (Nuraini, 2010).

Meski hasilnya beragam, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dapat

disimpulkan, bahwa secara umum penelitian di negara berkembang menunjukkan

pengaruh yang tidak signifikan serta hubungan negatif antara environmental

performance dan evironmental disclosure dengan economic performance, sementara

penelitian di negara maju secara umum menunjukkan pengaruh yang signifilkan

artaupun hubungan yang positif.

Page 30: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

18

Hasil Penelitian di Negara Maju

Nama Peneliti dan

Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil Penelitian

Gozali, Janice,

dan Verhoeven

(2002)

Australia The Economic

Consequences of

Voluntary

Environmental

Information Disclosure

Positive

environmental

disclosure

berpengaruh positif

terhadap kinerja

perusahaan di pasar

modal

Yusoff dan

Lehman (2005)

Australia

dan

Malaysia

International

Differences On

Corporate

Envioronmental

Disclosure Practices: A

Comparison Between

Malaysia And Australia

Environmental

disclosure

berpengaruh

signifikan terhadap

economic

performance

perusahaan di

Australia

Al-Tuwaijri,

Christensen, and

Hughes (2004)

Amerika

Serikat

The Relations Among

Environmental

Disclosure,

Environmental

Performance, and

Economic

Performance: A

Simultaneous Equations

Approach

Environmental

performance dan

environmnetal

disclosure

berhubungan

positif dengan

profitabilitas

Ling (2007) Amerika

Serikat

Voluntary

Environmental

Disclosure Strategy and

Environmental

Disclosure Quality

Environmnetal

disclosure

meningkatkan

investasi dalam hal

brand image dan

research and

development

program

Clarkson , Yue Li,

Richardson, dan

Vasvari (2006)

Amerika

Serikat

Revisiting the Relation

Between Environmental

Performance and

Environmental

Discosure: An

Empirical Analysis

Environmental

performance

berhubungan

positif dengan

economic

performance

Page 31: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

19

Nama Peneliti dan

Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil Penelitian

King, A. dan Lenox

M. (2001) Amerika

Serikat

Does it Really Pay to be

Green? An Empirical

Study of Firm

Environmental and

Financial Performance

Environmental

performance

berhubungan

positif dengan

economic

performance Beatty dan

Shimshack (2010) Amerika

Serikat

“The Impact of Climate

Change Information:

New Evidence from the

Stock Market

Informasi kinerja

terkait perubahan

iklim berpengaruh

siginifikan

terhadap capital

market return Lyon dan

Shimshack (2011) Amerika

Serikat

Environmental

Disclosure: Evidence

from Newsweek’s

Green Companies

Rankings

Kinerja lingkungan

yang baik

meningkatkan

abnormal return

Konar dan Cohen

(2001) Amerika

Serikat

Does Market Value

Environmental

Performance?

Kinerja lingkungan

berpengaruh positif

terhadap market

value

Plumlee, Brown,

Hayes, dan

Marshall (2011)

Amerika

Serikat

Voluntary

environmental

disclosure quality and

firm value: Further

evidence

Environmental

disclosure

berbanding terbalik

dengan cost of

capital

Hasil Penelitian di Negara Berkembang

Nama Peneliti

dan Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil

Nuraini (2011) Indonesia Pengaruh Environmental

Performance dan

Environmental Disclosure

Terhadap Economic

Performance (Studi pada

Perusahaan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

Baik Environmental

performance maupun

environmental

disclosure tidak

berpengaruh signifikan

terhadap economic

performance

Page 32: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

20

Nama Peneliti

dan Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil

Almalia dan

Wijayanto

(2007)

Indonesia Pengaruh Environmental

Performance dan

Environmental Disclosure

Terhadap Economic

Performance

Environmental

disclosure berpengaruh

negatif signifikan

terhadap economic

performance

Handayani

(2010)

Indonesia Pengaruh Environmental

Performance Terhadap

Environmental Disclosure

dan Economic

Performance Serta

Environmental Disclosure

Terhadap Economic

Performance

Baik environmental

performance maupun

environmnetal

disclosure tidak

berpengaruh signifikan

terhadap economic

performance

Susi (2009) Indonesia The Occurance of

Environmental

Disclosures In The Annual

Report

Tidak ada hubungan

antara environmental

disclosure dengan

profitabilitas

Yusoff dan

Lehman (2005)

Australia

dan

Malaysia

International Differences

On Corporate

Envioronmental

Disclosure Practices: A

Comparison Between

Malaysia And Australia

Environmental

disclosure tidak

berpengaruh terhadap

economic performance

perusahaan di Malaysia

Sarumpaet

(2005)

Indonesia The Relation Between

Environmental

Performance and

Financial Performance of

Indonesian Companies

Kinerja lingkungan

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

kinerja keuangan

Elijido-Ten

(2004)

Malaysia Determinants of

Environmental Disclosure

In a Developing Country:

An Application of

Stakeholder Theory

Environmental

disclosure tidak

berpengaruh terhadap

economic performance

Smith, Yahya,

dan Amarudin

(2007)

Malaysia Evironmental Disclosure

and Performance

Reporting in Malaysia

Environmental

disclosure berhubungan

negatif dengan

economic performance

Page 33: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

21

Nama Peneliti

dan Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil Penelitian

Suratno,

Darsono, dan

Mutmainah

(2006)

Indonesia Pengaruh Environmental

Performance Terhadap

Environmental Disclosure

Dan Economic

Performance: Studi

Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek

Jakarta Periode 2001-2004

Environmental

performance

berpengaruh positif

signifikan terhadap

economic performance

Secara umum, penelitian di negara berkembang (Indonesia dan Malaysia)

menunjukkan bahwa kinerja dan pengungkapan lingkungan tidak berpengaruh

signifikan ataupun berhubungan negatif terhadap kinerja ekonomi perusahaan. Realita

tersebut sesuai dengan penelitian Nuswantara (2008) bahwa tekanan pasar terhadap

isu lingkungan yang relatif rendah dan tidak ada standar mengenai akuntansi

lingkungan menyebabkan akuntabilitas lingkungan perusahaan di Indonesia lebih

rendah dibanding perusahaan di negara maju dengan perhatian publik yang lebih

tinggi terhadap isu lingkungan.

Penelitian di negara maju umumnya menunjukkan bahwa kinerja dan pengungkapan

lingkungan berpengaruh signifikan ataupun berhubungan positif terhadap kinerja

ekonomi perusahaan. Ganzi et al. (2004) menyatakan bahwa dibesarnya pengaruh

ekonomi dari socially responsible investment community di sana menjadi faktor kunci

penyebabnya. Socially responsible investment sendiri merupakan perspektif investasi

yang tidak hanya memperhatikan faktor return namun juga environment

sustainabiliity (www.forbes.com). Di sisi lain, meski sebagian pihak mendorong

Page 34: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

22

perusahaan melakukan environmental disclosure, Commision for Environmental

Cooperation (CEC) (2006) menyatakan informasi lingkungan yang diungkapkan

sering tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga informasi lingkungan tidak

menjadi pertimbangan signifikan dalam penilaian perusahaan.

Konsekuensi Ekonomi Bagi Poor Environmental Performers

Berdasarkan pengamatan peneliti, studi tentang dampak ekonomi bagi perusahaan

dengan kinerja lingkungan buruk belum banyak dilakukan, namun berdasarkan data

yang diperoleh, secara umum pasar merespon negatif kinerja lingkungan yang buruk.

Nama Peneliti dan

Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil Penelitian

Gupta dan Goldar

(2004)

India Do Stock Markets

Penalize

Environment-

Unfriendly

Behaviour? Evidence

From India

Kinerja lingkugan

yang buruk

menyebabkan

negative abnormal

return di pasar modal.

Tagle (2006) Chile How Do Capital

Markets Respond To

Environmental News?

Bad environmental

news yang diungkap

media nasional

menyebabkan harga

saham turun secara

signifikan

Romi dan Sam

(2008)

Amerika

Serikat

Determinants of

Environmental

Sanction Disclosure:

Firm Fears of

Impairment to

Reputation and

Legitimacy.

Kinerja lingkugan

yang buruk

menyebabkan

negative abnormal

return di pasar modal.

Page 35: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

23

Nama Peneliti dan

Tahun

Lokasi Judul Penelitian Hasil Penelitian

Dasgupta,

Laplante,

Mamingi (1997)

Argentina,

Chile,

Filipina,

Meksiko

Capital Market

Responses To

Environmental

PerformanceIn

Developing Countries

Negative

environmental events

menyebabkan

menurunnya market

value

Heal Amerika

Serikat

Do Principal Pay ? Poor environmental

performance

berdampak negatif

terhadap firm

performance

Apakah Environmental Disclosure Direkomendasikan untuk Dilakukan?

The question whether or not it pays to be green can not have an unconditional

answer (Reindhart, 1999 dalam Blanco et al, 2009).

Dalam konteks perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk, secara teoritis

(discretionary theory, propierty cost of voluntary disclosure) perusahaan akan

mempersempit atau tidak melakukan voluntary environmental disclosure untuk

menutupi bad news tersebut. Penelitian ini tidak merekomendasikan hal tersebut

karena meski perusahaan tidak melakukan voluntary environmental disclosure,

seringkali akan tetap ada penilaian kinerja lingkungan yang dilakukan pihak ketiga

(pemerintah, media dan LSM) yang hasilnya dipublikasikan. Fakta menunjukkan

bahwa pasar memang tidak selalu merespon positif ketika perusahaan melakukan

kinerja lingkungan dengan baik, namun pasar sering bereaksi negatif terhadap

perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk, termasuk pasar modal di India dan

Page 36: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

24

Chili yang notabene nya merupakan negara berkembang dengan perhatian publik

terhadap isu lingkungan yang relatif rendah

Berdasarkan realita tersebut, maka perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk

sebaiknya melakukan voluntary environmental disclosure dalam rangka pembentukan

reputasi sebagai friendly-environmental company sebagai upaya pembelaan untuk

meminimalkan respon negatif pasar. Hal ini juga menunjukkan perusahaan berkinerja

lingkungan buruk tidak bisa mendasarkan keputusan environmental disclosure pada

economic perspective (propietary cost of voluntary disclosure) yang menyatakan

tidak perlu mengungkapkan kinerja lingkungan yang buruk untuk menghindari

timbulnya cost akibat bad news tidak sepenuhnya berlaku ketika perhatian publik

terhadap isu lingkungan tinggi seperti masa kini karena akan ada pihak ketiga yang

menilai kineja lingkungan perusahaan, dan fakta menunjjukkan penilaian buruk dari

pihak ketiga tersebut akan menurunkan kinerja ekonomi perusahaan.

Dewasa ini, tampaknya perusahaan berkinerja lingkungan buruk harus lebih

mendasarkan praktik environmenrtal disclosure pada social perspective (legitimacy

theory, stakeholder theory) bahwa ketika lingkungan tidak diperhatikan, maka

legitimasi dari stakeholder akan turun (terbukti dari respon negatif pasar) dan

perusahaan dapat mengubah persepsi stakeholder tersebut lewat pengungkapan

lingkungan (stakeholder theory).

Rekomendasi tersebut didukung penelitian Cho et al. (2012) yang menyatakan the

worst environmental performers berhasil menggunakan pengungkapan sukarela untuk

Page 37: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

25

menghindari dampak negatif dari buruknya kinerja mereka menunjukkan bahwa pasar

lebih mempercayai pengungkapan lingkungan daripada peringkat kinerja lingkungan

menurut pihak ketiga.

Dalam konteks perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang baik, voluntary

environmental disclosure direkomendasikan jika karakteristik stakeholder memiliki

perhatian yang tinggi terhadap isu lingkungan, karena faktor tersebutlah yang

menyebabkan environmental disclosure mampu meningkatkan kinerja ekonomi

perusahaan. Jika syarat tersebut terpenuhi, perusahaan harus juga membandingkan

manfaat ekonomi tersebut dengan biaya pengungkapan lingkungan, antara lain: cost

of collection and reporting, cost of dealing with public reaction, cost of unintended

use of data (Beierle, 2003), sesuai economic perspective (propierty cost of disclosure

theory). Jika pengungkapan lingkungan tidak berpotensi mendatangkan economic

benefit, perusahaan tidak perlu melakukannya, selain karena pertimbangan cost-

benefit, pihak ketiga pun tidak akan menilai negatif kinerja lingkungannya sehingga

kemungkinan respon negatif pasar tidak perlu dikhawatirkan.

Studi di negara maju umumnya menunjukkan environmental disclosure akan

berhubungan positif atau berpengaruh signifikan untuk meningkatkan kinerja

ekonomi perusahaan. Di sisi lain, studi di negara berkembang umumnya

menunjukkan environmental disclosure berhubungan negatif atau tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan.

Page 38: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

26

Mengapa Mungkin Terjadi Environmental Disclosure-Performance Gap ?

Realita menunjukkan bahwa kondisi environmental disclosure yang idealnya

menggambarkan environmental performance perusahaan seringkali tidak terjadi. Font

et al.(2012) menyebutnya dengan istilah disclosure-performance gap.

Perusahaan dengan environmental disclosure yang tampak jauh lebih baik daripada

kinerja lingkungannya yang aktual ingin memanfaatkan adanya potensi peningkatan

kinerja ekonomi karena tingginya perhatian stakeholder terhadap isu lingkungan,

tanpa harus meningkatkan kinerja lingkungannya. Hal tersebut dilakukan karena

“mempercantik” pengungkapan lingkungan dengan informasi yang self-serving

sebagai strategi untuk membentuk citra environmental-friendly company lebih murah

dilakukan daripada perusahaan harus benar-benar meningkatkan kinerja

lingkungannya yang akan berbiaya besar (biaya pencegahan, penilaian, kegagalan

internal, kegagalan eksternal). Ironisnya konidis ini juga terjadi pada perusahaan

dengan direksi para politisi, yang sering mengaku peduli pada isu lingkungan (Graf

dan Kock,2011).

Realita di atas didukung studi yang menunjukkan pasar lebih memilih mempercayai

atau menilai perusahaan berdasarkan environmental disclosure daripada

environmental performance (Cho et al, 2012). Maka, tak heran, Marquais dan Toffel

(2012) menyatakan:

“Under increased pressure to report environmental impacts, some firms selectively

disclose relatively benign impacts, creating an impression of transparency while

masking their true performance.”

Page 39: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

27

Sebaliknya, ketika tingkat environmental disclosure perusahaan lebih rendah

dibandingkan environmental performance, maka perusahaan merasa bahwa

pengungkapan lingkungan yang dilakukan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

ekonomi perusahaan, karena karakteristik stakeholder perusahaan yang belum terlalu

concern terhadap isu lingkungan (umumnya di negara berkembang). Maka,

perusahaan merasa cukup melakukan kinerja lingkungan dengan baik dalam rangka

meminimalkan terjadinya future cost yakni biaya yang lebih besar di masa depan

akibat kegagalan memenuhi regulasi lingkungan (Ikhsan, 2009) (misalnya tekanan

publik dan ganti rugi kepada masyarakat akibat terjadinya pencemaran lingkungan)

sebagai tujuan utama perusahaan.

Perusahaan tidak merasa perlu untuk melakukan banyak pengungkapan atas

kinerjanya lingkungan karena pengungkapan lingkungan menimbulkan biaya, namun

tidak berpotensi mendatangkan manfaat ekonomi. Realita tersebut sekaligus

mengindikasikan bahwa perusahaan masih berfokus pada economic benefit dalam

melaksanakan komitmennya terhadap lingkungan (economic perspective theory),

karena perusahaan mengesampingkan manfaat-manfaat pasti environmental

disclosure yang umumnya memang lebih bersifat sosial (social persepective theory),

seperti pemberian edukasi terhadap masyarakat terkait risiko lingkungan dan

pelestarian lingkungan, serta pemantauan berkelanjutan kinerja lingkungan

perusahaan itu sendiri (normative benefit, substantive benefit, instrumental benefit;

Beierle, 2003).

Page 40: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

28

Adanya kemungkinan bahwa pengungkapan lingkungan yang terlalu luas dan self-

serving justru akan membuka celah bagi pihak ketiga untuk mengktitik kredibilitas

informasi dan mencari kesalahan perusahaan terkait lingkungan (environmental

disclosure cost) juga menjadi pertimbangan bagi perusahaan melakukan banyak

voluntary environmental disclosure (Beierle, 2003, Li 1997 dalam Al-Tuwaijri,

2004).

Kesimpulan

1. Perusahaan dengan kinerja lingkungan buruk direkomendasikan untuk melakukan

voluntary environmental disclosure karena meskipun secara teoritis perusahaan tidak

perlu melakukannya dalam rangka meminimalkan timbulnya cost akibat bad news

(kinerja lingkungannya yang buruk), perhatian publik yang tinggi terhadap isu

lingkungan di masa kini menyebabkan sering ada penilaian kinerja lingkungan oleh

pihak ketiga yang hasilnya dipublikasikan. Realita menunjukkan meski pasar tidak

selalu merespon positif pengungkapan dan kinerja lingkungan yang baik, namun

pasar umumnya bereaksi negatif terhadap kinerja lingkungan yang buruk. Voluntary

environmental disclosure menjadi sarana pembentukan image sebagai upaya

pembelaan terhadap penilaian pihak ketiga dalam rangka meminimalkan respon

negatif pasar karena ternyata lebih dipercayai pasar daripada penilaian pihak ketiga.

Dalam konteks perusahaan memiliki kinerja lingkungan baik, voluntary

environmental disclosure direkomendasikan untuk dilakukan hanya jika

environmental disclosure dinilai berpotensi berpengaruh positif terhadap kinerja

ekonomi, dan manfaat ekonomi tersebut lebih besar daripada biaya-biaya

Page 41: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

29

pengungkapan lingkungan. Studi di negara maju umumnya menunjukkan voluntary

environmental disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi perusahaan.

Sebaliknya, studi di negara berkembang umumnya menunjukkan environmental

disclosure berpengaruh negatif atau netral terhadap kinerja ekonomi perusahaan.

2. Ketika environmental disclosure menampilkan informasi yang jauh lebih baik

dibanding kinerja lingkungan perusahaan, artinya perusahaan ingin membentuk

image sebagai environmental-friendly company tanpa harus meningkatkan kinerja

lingkungan aktualnya. Upaya tersebut dipilih karena lebih murah dibandingkan

dengan perusahaan harus peningkatan kinerja lingkungan aktual terlebih dahulu dan

lebih dipercaya pasar. Namun, kebijakan tersebut hanya akan dilakukan jika

perusahaan melihat adanya potensi bahwa pengungkapan informasi lingkungan yang

berkualitas akan berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi.

Ketika perusahaan dengan kinerja lingkungan baik melakukan voluntary

environmental disclosure secara sempit, bahkan tidak sama sekali, artinya perusahaan

merasa bahwa pengungkapan lingkungan tidak berpotensi meningkatkan kinerja

ekonomi. Maka, kinerja lingkungan dilakukan hanya dalam rangka meminimalkan

terjadinya biaya yang lebih besar akibat kegagalan memenuhi regulasi lingkungan.

Kondisi tersebut mengindikasikan perusahaan mengabaikan manfaat-manfaat sosial

dari environmental disclosure dan masih bersifat profit-oriented semata terkait

kepeduliannya kepada lingkungan. Pertimbangan lain adalah adanya potensi bahwa

pengungkapan lingkungan yang terlalu luas dan self serving justru dapat digunakan

Page 42: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

30

sebagai sarana bagi pihak ketiga untuk mengkritik kredibilitas informasi dan mencari

celah kesalahan perusahaan terkait lingkungan.

Implikasi Terapan

Studi terdahulu banyak membahas hubungan antara pengungkapan sukarela dan

kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi, artinya penelitian lebih banyak

dilakukan dalam lingkup economic perspectif, begitu pula penelitian ini.

Lebih dari sekedar merekomendasikan kapan pengungkapan sukarela menjadi

recommended atau tidak, penulis juga ingin merekomendasikan kepada regulator

untuk berani menaikkan status pengungkapan lingkungan dari voluntary (sukarela)

menjadi mandatory (wajib), karena perusahaan bertanggung jawab secara etis

terhadap lingkungan.. Kepedulian perusahaan terhadap isu lingkungan sudah

merupakan hal yang urgent atau mendesak untuk dilakukan terlepas dari ada atau

tidak manfaat ekonominya, karena masyarakat berhak mengetahui risiko-risiko

kerusakan lingkungan akibat dampak operasi bisnis, serta mengontrol upaya

perusahaan untuk mengatasinya. Bencana alam dan perubahan iklim ekstrim yang

menjadi feneomena yang menjamur di masa kini baik di dalam, maupun luar negeri,

yang salah satunya akibat operasi bisnis yang tidak mempedulikan aspek lingkungan.

Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah masih minimnya jumlah literatur tentang

dua hal, yaitu: praktik environmental disclosure di negara berkembang dan pengaruh

kinerja lingkungan yang buruk terhadap kinerja ekonomi perusahaan. Hal tersebut

Page 43: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

31

bisa jadi mengurangi tingkat keandalan hasil rekomendasi yang diberikan dalam

penelitian ini.

Penelitian selanjutnya dapat mencoba membuktikan apakah rekomendasi menurut

hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk semua kondisi atau apakah ada

penegecualian atas rekomendasi tersebut dan mencoba menganalisis apakah sudah

saatnya regulator menetapkan pengungkapan lingkungan menjadi bersifat mandatory

bagi seluruh perusahaan di Indonesia.

Page 44: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

32

DAFTAR PUSTAKA

Afdal, 2012, “Pengaruh Penalaran Moral dan Sikap Lingkungan terhadap

Akuntabilitas Lingungan”, Simposium Nasional Akuntansi IAI XV

Banjarmasin.

Al-Tuwaijri, S. A., Christensen T. E., and Hughes K. E., 2004, “The Relations

Among Environmental Disclosure, Environmental Performance, and

Economic Performance: A Simultaneous Equations Approach”,

Accounting, Organizations and Society 29.

Almilia, L.S. dan Wijayanto, D., 2007, "Pengaruh Environmental Performance

dan Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance”, 1st

Accounting Conference, Department Accounting Conference, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Beatty, T. K. M. dan Shimshack, J. P., 2010, “The Impact of Climate Change

Information: New Evidence from the Stock Market”, Contributions to

Economic Analysis and Policy: The Berkeley Electronic Journals of

Economic Analysis and Policy.

Beierle, T.C., 2003, “The Benefits and Cost of Environmental Information

Disclosure: What Do We Know About Right-to-Know?”, Resources For

the Future Discussion Paper 03-05.

Page 45: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

33

Blanco, E., Rey-Maquieira, J. dan Lozano, J. 2009, “The Economic Impacts Of

Voluntary Environmental Performance Of Firms: A Critical Review”,

Journal of Economic Surveys (2009) Vol. 23, No. 3, pp. 462–502.

Cho, C. H., Guidry, R. P., Hageman, Amy, M., dan Patten, D. M. 2012, “Do actions

speak louder than words? An empirical investigation of corporate

environmental reputation”, Accounting, Organization, and Society. Volume

37, Issue 1, Januari 2012.

Clarkson, P.M. , Yue Li, Richardson, G.D., dan Vasvari F. P., 2006. Revisiting the

Relation Between Environmental Performance and Environmental

Discosure: An Empirical Analysis. http://www.ssrn.com.1 Maret 2013.

Connors, E. dan Johnston, H. H. 2013. “Voluntary Environmental Disclosures in

10-Ks and Environmental Reports: Determinants and Relationship to

Firm Risk Permium”. http://www.ssrn.com.2 Maret 2013.

Cormier, D. dan Magnan, M. 2003, Does Disclosure Matter?, Chartered Acountants

of Canada Magazine.

Darwin, A. 2012, “Manajemen dan Pelaporan Keberlanjutan; Peran Baru

Profesi Akuntan?”, Seminar Nasional “Green Accounting : Wujud

Kepedulian Akuntan Terhadap Pembangunan Indonesia yang Berkelanjutan”.

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Elijido-Ten, E. 2004, “Determinants of Environmental Disclosure In a

Developing Country: An Application of Stakeholder Theory”, Fourth Asia

Pacific Interdisciplinary Research in Accounting Conference.

Page 46: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

34

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. 2005, Panduan Penulisan dan

Penyajian Skripsi, FE UKSW, Salatiga.

Fitriasari, D., 2012, Akuntansi Lingkungan, Peran Akuntan, dan Pembangunan

Berkelanjutan. Seminar Nasional, Green Accounting : Wujud Kepedulian

Akuntan Terhadap Pembangunan Indonesia yang Berkelanjutan”. Universitas

Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Font, Walmsley, Cogotti, McCombes, and Hausler. 2012. Corporate Social

Responsibility: The Disclosure-Performance Gap. Occasional Paper 23.

http://www.icrtourism.org. 6 Maret 2013

Ganzi, J. T., Steedman, E. dan Quenneville, S. 2004. Lingking Environmental

Performance to Business Value: A North American Perspective.

Commision For Environmental Cooperation.http://www.cec.org. 5 Maret

2013.

Gozali, N. O., Janice C.Y., dan Verhoeven, P. 2002. The Economic Consequences

of Voluntary Environmental Information Disclosure. International

Environmental Modelling and Modell Society Procedings.

http://www.iemss.org/society/. 7 Maret 2013.

Graf T. dan Kock C.J. 2011. “Do Directors With A Political Background Make

Firms Greener?” IE Business School Working Paper 31-08-2011.

Gupta, S. dan Goldar, B. 2004 “Do Stock Markets Penalize Environment-

Unfriendly Behaviour? Evidence From India”. Ecological Economics 52

(2005) 81–95.

Page 47: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

35

Handayani, A. R. 2010. “Pengaruh Environmental Performance Terhadap

Environmental Disclosure dan Economic Performance Serta

Environmental Disclosure Terhadap Economic Performance”. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponergoro.

Hora, M. dan Subramanian R. 2013. Relationship Between Environmental

Disclosure dan Enviornmental Performance.http://www.ssrn.com.6 Maret

2013.

Hansen D. R., Mowen M.M., Fitriasari D., Kwary, D.A. 2004. Akuntansi

Manajerial. Salemba Empat. Jakarta.

http://www.cec.org

http://www.forbes.com/sites/feeonlyplanner/2013/04/24/socially-responsible-

investing-what-you-need-to-know/

https;//www.globalreporting.org/sourcelibrary/Bahasa-Indonesia-G3-Reporting-

Guidelines.pdf

http://www.greenpeace.org/usa/en/

http://www.menlh.go.id/proper/

http://walhi.or.id/

Idris, 2012, “Akuntansi Lingkungan Sebagai Instrumen Pengungkapan

Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Lingkungan di Era Green

Market”, Seminar and Call For Paper “Improving Performance by Improving

Environment”. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Page 48: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

36

Ikhsan, A., 2008, Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya, Graha Ilmu,

Yogyakarta.

Ikhsan, A., 2009, Akuntansi Manajemen Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

King, A. dan Lenox M. 2001. Does it Really Pay to be Green? An Empirical Study

of Firm Environmental and Financial Performance.

http://www.stern.nyu.edu/~mlenox/. 6 Oktober 2013.

Kwarto, F., 2012, “Synchronization Of Green Accounting With Company

Managerial Accounting; A Corporate Financial Department”, Simposium

Nasional Akuntansi IAI XV Banjarmasin.

Ling, Q. 2007. Voluntary Environmental Disclosure Strategy and Environmental

Disclosure Quality. Disertasi Doctor of Philosopy Oklahoma State

University. http://dc.library.okstate.edu/cdm/singleitem/collection/Dissert/id/

73362/rec/10. 7 Maret 2013.

Lyon, T. P. dan Shimshack, J. P. 2011. Environmental Disclosure: Evidence from

Newsweek’s Green Companies Rankings. www.erb .umich.edu.10

September 2013.

Marquis, C. dan Toffel M. W., 2012. “When Do Firms Greenwash? Corporate

Visibility, Civil Society Scrunity, and Environmental Disclosure”. Harvard

Business School Working Paper 10 Desember 2012.

Ministry Of Environment Japan. 2005. Environmental Accounting Guideline.

www.env.go.jp/en/policy/ssee/eag05.pdf. 7 Maret 2013.

Page 49: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

37

Nuraini, E.F. , 2010, “Pengaruh Environmental Performance dan Environmental

Disclosure Terhadap Economic Performance (Studi pada Perusahaan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi, Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro, Semarang.

Nuswantara, D. A. ,2008, “Akuntansi Lingkungan : Antara Mandatory Atau

Voluntary” , Call For Paper Bursa Efek Indonesia.

Paranoan, N. 2010. “Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya di Indonesia”,

Adiwia September 2010 No.1.

Patten D. M., 2002, “The relation between environmental performance and

environmental disclosure: a research note”, Accounting, Organizations and

Society 27 (2002) 763-773.

Plumlee M., Brown, D., Hayes, R.M., Marshall R.S. 2011. Voluntary

environmental disclosure quality and firm value: Further evidence.

www2.business.umt.edu/seminar/draft_Montana.pd. 10 Juni 2013.

Romi, A. W dan Sam M. 2008. Determinants of Environmental Sanction

Disclosure: Firm Fears of Impairment to Reputation and Legitimacy.

http://www.business.utah.edu. 10 Juni 2013.

Rupley K.H, Brown D., dan Marshall S. 2012. Governance, Media, and the Quality

of Environmental Disclosure. http://www.ssrn.com. 6 Maret 2013.

Sarumpaet, S. 2007. The Relation Between Environmental Performance and

Financial Performance of Financial Performance. http://puslit.petra.ac.id/

Page 50: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

38

files/published/journals/ AKU/AKU050702/AKU05070201.pdf. 6 Maret

2013.

Smith, M., Yahya, K., Amarudin, A.M. 2007, “Evironmental Disclosure and

Performance Reporting in Malaysia”. Asian Review of Accounting Vol. 15

No. 2, 2007.

Suratno, Darsono, dan Mutmainah, S. 2006, “Pengaruh Environmental

Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic

Performance: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004”. Simposium

Nasional Akuntansi IX Padang.

Susi, 2009, “The Occurance Of Environmental Disclosures In The Annual

Report” Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, Vol 13, No.1.

Susi, 2009, “Why Firms Disclose Environmental Information? A Literatur

Riview” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 14, Nomor 2, Juli 2009. FE

Universitas Lampung.

Tagle, M. T. R., 2006, “How Do Capital Markets Respond To Environmental

News?” Discussion Paper Series. Department of Land Economy, Unviersity

Of Cambridge.

Yusoff, H. dan Lehman, G., 2012, “ International Differences On Corporate

Envioronmental Disclosure Practices: A Comparison Between Malaysia

And Australia” International Journal of Business and Manegement; Vol. 7,

No. 14.

Page 51: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

39

LAMPIRAN

Lampiran 1

Indikator Sustainability Reporting

Aspek Lingkungan

Material Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume.

Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang

Energi Penggunaan Energi Langsung dari Sumber daya Energi Primer.

Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi

yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai

akibat dari inisiatif tersebut.

Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan

pengurangan yang dicapai.

Air Total pengambilan air per sumber

Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air

Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur

ulang

Biodiversitas Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh

organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan

dengan daerah yang diproteksi (dilindungi) atau daerah-daerah yang

memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang

diproteksi

Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh

aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap

keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di

daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar

daerah yang diproteksi (dilindungi)

Perlindungan dan Pemulihan Habitat

Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak

terhadap keanekaragaman hayati

Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk

dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk

dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah

yang terkena dampak operasi

Emisi, efluen Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci

Page 52: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

40

dan limbah berdasarkan berat

Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS)

diperinci berdasarkan berat NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan

berat Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap

berbahaya menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase

limbah yang diangkut secara internasional.

Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati

badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh

pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor.

Produk dan jasa Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana

dampak pengurangan tersebut.

Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik

menurut kategori.

Kepatuhan

Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter

atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi lingkungan.

Transportasi Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan

barang-barang lain serta material yang digunakan untuk operasi

perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan.

Keseluruhan Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut

jenis.

Sumber : Global Reporting Iniciative, 2006

Page 53: URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5855/2/T1_232010039_Full... · Pendahuluan “Ketika pohon terakhir tumbang, sungai terakhir

41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : TIMOTIUS AGUNG WAHONO

NIM : 232010039

ALAMAT ASAL : JL. TAMAN KETAPANG TIMUR AG/129

JUDUL SKRIPSI : URGENSI ENVIRONMENTAL DISCLOSURE :

SEBUAH TELAAH LITERATUR

RIWAYAT PENDIDIKAN :

SD KATOLIK SANG TIMUR SEMARANG, LULUS TAHUN 2004

SMP KRISTEN YSKI SEMARANG, LULUS TAHUN 2007

SMA KARANGTURI SEMARANG, LULUS TAHUN 2010

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS, UKSW SALATIGA, LULUS

TAHUN 2014

PRESTASI :

JUARA 3 “ACCONTING COMPETITION FOR COLLEGE STUDENT”

UNS SURAKARTA, 22-24 NOVEMBER 2012

JUARA 2 “DIPONEGORO ACCOUNTING COMPETITION” UNDIP

SEMARANG, 7-9 NOVEMBER 2013

JUARA 2”ACCOUNTING COMPETITION FOR COLLEGE STUDENT”

UNS SURAKATA, 18-20 NOVEMBER 2013

PENGALAMAN PANITIA / KERJA:

PANITIA “NATIONAL SEMINAR ON ACCOUNTING” 5 APRIL 2013

PANITIA “LOMBA DEBAT ILMU EKONOMI” FEBRUARI 2011

ASSISTEN DOSEN “AKUNTANSI MANAJEMEN” SMT GENAP

2012/2013

ASSISTEN DOSEN “LAB AKUNTANSI BIAYA” SMT ANTARA

2012/2013

ASSISTEN DOSEN “PENGANTAR AKUNTANSI” SMT GANJIL

2013/2014

ASSISTEN DOSEN “AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN” SMT

GANJIL 2013/2014