Urea

11
1 Pengetahuan Pestisida INSEKTISIDA UREA Panut Djojosumarto Insektisida urea merupakan kelompok yang relatif baru. Kelompok urea merupakan insektisida yang ramah lingkungan karena sifatnya yang cukup selektif. Insektisida urea (kecuali diafentiuron) secara biokimia bekerja dengan cara menghambat biosintesa khitin. Seperti diketahui bahwa khitin adalah bahan penyusun kulit (kutikula) serangga. Serangga yang terpapar insektisida ini tidak mampu mensintesa khitin, sehingga mempengaruhi dan menggagalkan proses ganti kulit serangga. Secara umum dikatakan bahwa insektisida urea termasuk dalam kategori pengatur pertumbuhan serangga (insect growth regulator, IGR). Dalam klasifikasi mode of action dari IRAC (Insect Resistance Action Committee), urea dimasukkan ke dalam kelompok cuticle synthesis inhibitor (penghambat sitesa kutikula), sub kelompok inhibitor of chitine biosynthesis (penghambat biosintesa khitin). Kelompok urea bisa dibedakan menjadi beberapa sub-kelompok sebagai berikut. 1. Kelompok Benzoylurea: Kelompok ini bekerja sebagai penghambat sintesis kitin (chitine biosynthesis inhibitor) dan memengaruhi proses pergantian kulit serangga. Beberapa insektisida dan akarisida dari sub kelompok ini antara lain diflubenzuron, fluazuron (akarisida), flusikloksuron (insektisida dan akarisida), flufenoksuron, dan lufenuron. Dari antara insektisida urea, benzoylurea memiliki anggota yang paling banyak. 2. Organofluorurea: anggota kelompok ini antara lain teflubenzuron yang bekerja dengan cara menghambat sintesis kitin. 3. Trifluorometilurea. Anggota kelompok ini yang terpenting adalah klorfluazuron, yang juga bekerja dengan cara menghambat sintesis kitin. 4. Kelompok Thiourea: Dari kelompok tiourea yang paling penting adalah diafentiuron (insektisida dan akarisida). Diafenturon saat ini merupakan satu- satunya insektisida dari kelompok urea yang tidak bekerja sebagai insect growth regulator. Diafentiuron adalah racun metabolisme yang bekerja menghambat respirasi mitokondria. Dalam klasifikasi mode of action IRAC,

Transcript of Urea

Page 1: Urea

1

Pengetahuan Pestisida

INSEKTISIDA UREA

Panut Djojosumarto

Insektisida urea merupakan kelompok yang relatif baru. Kelompok urea

merupakan insektisida yang ramah lingkungan karena sifatnya yang cukup selektif.

Insektisida urea (kecuali diafentiuron) secara biokimia bekerja dengan cara

menghambat biosintesa khitin. Seperti diketahui bahwa khitin adalah bahan

penyusun kulit (kutikula) serangga. Serangga yang terpapar insektisida ini tidak

mampu mensintesa khitin, sehingga mempengaruhi dan menggagalkan proses

ganti kulit serangga. Secara umum dikatakan bahwa insektisida urea termasuk

dalam kategori pengatur pertumbuhan serangga (insect growth regulator, IGR).

Dalam klasifikasi mode of action dari IRAC (Insect Resistance Action Committee),

urea dimasukkan ke dalam kelompok cuticle synthesis inhibitor (penghambat sitesa

kutikula), sub kelompok inhibitor of chitine biosynthesis (penghambat biosintesa

khitin).

Kelompok urea bisa dibedakan menjadi beberapa sub-kelompok sebagai

berikut.

1. Kelompok Benzoylurea: Kelompok ini bekerja sebagai penghambat sintesis

kitin (chitine biosynthesis inhibitor) dan memengaruhi proses pergantian kulit

serangga. Beberapa insektisida dan akarisida dari sub kelompok ini antara lain

diflubenzuron, fluazuron (akarisida), flusikloksuron (insektisida dan akarisida),

flufenoksuron, dan lufenuron. Dari antara insektisida urea, benzoylurea memiliki

anggota yang paling banyak.

2. Organofluorurea: anggota kelompok ini antara lain teflubenzuron yang bekerja

dengan cara menghambat sintesis kitin.

3. Trifluorometilurea. Anggota kelompok ini yang terpenting adalah

klorfluazuron, yang juga bekerja dengan cara menghambat sintesis kitin.

4. Kelompok Thiourea: Dari kelompok tiourea yang paling penting adalah

diafentiuron (insektisida dan akarisida). Diafenturon saat ini merupakan satu-

satunya insektisida dari kelompok urea yang tidak bekerja sebagai insect

growth regulator. Diafentiuron adalah racun metabolisme yang bekerja

menghambat respirasi mitokondria. Dalam klasifikasi mode of action IRAC,

Page 2: Urea

2

diafentiuron dimasukkan dalam grup inhibitor of oxidative phosphorylation,

disruptor of ATP (penghambat fosforilasi oksidatif, perusak ATP).

Bistrifluron

Bistrifluron

- Penjelasan singkat: Insektisida, dilaporkan pertama kali pada tahun 2000,

dikembangkan oleh Dongbu Hannong Chemical.

- Hama yang dapat dikendalikan: Kutu kebul (Trialeurodes vaporariorum dan

Bemisia tabaci), serta hama dari ordo Lepidoptera, seperti Spodoptera exigua,

Plutella xylostella, dsb.

- Mode of action: penghambat sintesa khitin.

- LD50 oral: tikus >5000 mg/kg bb.

- LD50 dermal: dermal (tikus) >2000 mg/kg bb.

- NOEL: 13 minggu, pada tikus 220 ppm.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tapi sedikit pada mata.

Klorfluazuron (chlorfluazuron)

Klorfluazuron

Page 3: Urea

3

- Penjelasan singkat: Anggota kelompok trifluorometil-urea. Insektisida, ditemukan

oleh Ishihara Sangyo Kaisha, dilaporkan pertama kali pada tahun 1982, dan

pertama kali dipasarkan di Jepang pada tahun 1988.

- Hama yang dapat dikendalikan: Efektif mengendalikan Heliothis, Spodoptera,

Bemisia tabaci dan hama pengunyah lainnya pada kapas; Plutella, Thrips dan hama

pengunyah lainnya pada sayuran, serta digunakan pula pada tanaman buah,

kentang, tanaman hias dan teh.

- Mode of action: Penghambat sintesa khitin. Racun kontak dan racun perut yang

juga memiliki kemampuan sebagai ovisida.

- LD50 oral: Tikus >8500 mg/kg bb., mencit 7000 mg/kb bb.

- LD50 dermal: Tikus >1000 mg/kg bb., kelinci >2000 mg/kg bb.

- NOEL: 13 minggu, pada tikus 220 ppm.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tapi menyebabkan iritasi ringan pada

mata.

- Lain-lain: Non-mutagenik pada tes Ames.

Diflubenzuron

Diflubenzuron

- Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan oleh Philips-Duphar (sekarang

Crompton Corp.) ini dilaporkan pertama kali oleh J.J. van Daalen (1972) dan diulas

kembali oleh A.C. Grosscort (1980).

- Hama yang dapat dikendalikan: Mengendalikan berbagai jenis hama pemakan

daun pada tanaman kehutanan, tanaman hias, kedelai, jeruk, teh, sayuran dan

budidaya jamur. Juga efektif untuk mengendalikan larva nyamuk dan lalat,

karenanya juga digunakan dibidang peternakan untuk mengendalikan ektoparasit.

Page 4: Urea

4

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut,

bersifat non-sistemik.

- Selektivitas: Diflubenzuron memiliki selektivitas yang cukup tinggi, serta relative

cepat terurai dalam tanah dan air, sehingga tidak atau hanya sedikit pengaruhnya

terhadap kebanyakan serangga berguna.

- LD50 oral: Tikus dan mencit >4640 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Kelinci >2000 mg/kg, tikus >10.000 mg/kg bb.

- NOEL: 2 tahun pada tikus 40 mg/kg pakan.

- ADI: 0,003 mg/kg.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tetapi menyebabkan iritasi ringan pada

mata.

- Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik, non-onkogenik.

Flufenoksuron (flufenoxuron)

Flufenoksuron

- Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida ini dilaporkan pertama kali oleh M.

Anderson dkk. Pada tahun 1986. Mula-mula dievaluasi oleh Shell, dan selajutnya

dipasarkan oleh American Cyanamide (sekarang BASF).

- Hama yang dapat dikendalikan: Mengendalikan stadia larva dari berbagai akarina

(tungau) seperti Brevipalpus, Panonychus, Tetranychus, dan serangga hama pada

buah-buahan, sayuran, tanaman hias, teh, kapas, jagung dan kedelai.

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut.

- LD50 oral: Tikus dan mencit >3000 mg/kg bb (bahan aktif teknis).

- LD50 dermal: Tikus dan mencit >2000 mg/kg bb.

Page 5: Urea

5

- NOEL: Pada anjing (1 tahun) 100 mg/kg pakan (3,6 mg/kg bb/hari), pada tikus (2

tahun) 50 mg/kg pakan (2,5 mg/kg bb/hari), pada mencit 1000 mg/kg pakan (170

mg/kg bb/hari)

- ADI: 0,025 mg/kg bb.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).

Flusikloksuron (Flucycloxuron)

Flusikloksuron

- Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida diintroduksikan oleh Philips-Duphar

(sekarang Crompton Corp.) ini dilaporkan pertama kali oleh A.C. Grosscort (1988).

- Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan telur dan larva

tungau Eriophydae dan Tetranychidae pada berbagai tanaman buah, sayuran dan

tanaman hias. Juga mengendalikan sejumlah serangga hama.

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut,

bersifat non-sistemik.

- Selektivitas: Flusikloksuron memiliki selektivitas yang cukup tinggi.

- LD50 oral: Tikus >5000 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Tikus >10.000 mg/kg bb.

Page 6: Urea

6

- NOEL: 2 tahun pada tikus 120 mg/kg pakan.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit, tetapi menyebabkan iritasi ringan pada

mata (kelinci).

- Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik, serta tidak ada bukti karsinogenik.

Heksaflumuron (hexaflumuron)

Heksafumuron

- Penjelasan singkat: Insektisida dilaporkan oleh R.J. Sbragia dkk (1983),

diintroduksikan di Amerika Selatan pada tahun 1987 oleh Dow.

- OPT sasaran: Digunakan di bidang pertanian untuk mengendalikan Lepidoptera,

Coleoptera, Homoptera dan Diptera, pada buah-buahan, kapas, kentang, dsb. Juga

digunakan untuk mengendalikan rayap sebagai umpan.

- Mode of action: Secara biokimia bekerja sebagai chitin biosynthesis inhibitor,

terutama racun perut, bersifat sistemik.

- LD50 oral: >5000 mg/kg bb (tikus).

- LD50 dermal: >5000 mg/kg bb (tikus).

- NOEL: Pada tikus (2 tahun) 75 mg/kg bb/hari, anjing (1 tahun) 2 mg/kg bb/hari,

mencit (1,5 tahun) 25 mg/kg bb/hari.

- ADI: 0,02 mg/kg bb.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi kulit dan mata (Kelinci).

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas III dan IV.

Page 7: Urea

7

Lufenuron

Lufenuron

- Penjelasan singkat: Insektisida dan akarisida diintroduksikan oleh Ciba-Geigy

(sekarang Syngenta) ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1989.

- Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan larva Lepidoptera

dan Coleoptera pada kapas, jagung, sayuran, serta kutu kebul dan tungau pada

jeruk. Juga untuk mengendalian pinjal pada hewan peliharaan.

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Lufenuron terutama adalah racun

perut.

- LD50 oral: Tikus >2000 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.

- ADI: 0,01 mg/kg bb.

- NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas III.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).

Novaluron

Novaluron

Page 8: Urea

8

- Penjelasan singkat: Insektisida dikembangkan oleh Isagro, yang selanjutnya dijual

ke Makhteshim Chemical Works.

- Hama yang dapat dikendalikan: Dikembangkan untuk mengendalikan larva

serangga dari ordo Lepidoptera (Spodoptera, Plutella), Coleoptera (Leptinotarsa

decemlineata), Diptera (pengorok daun) dan kutu kebul (whitefly), pada kapas,

kentang, jeruk, sayuran dan jagung. Terutama efektif untuk mengendalikan larva,

tetapi juga memiliki efek toksik terhadap telur beberapa spasies serangga.

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Novaluron terutama adalah racun

perut, tetapi juga mempunyai efek kontak.

- LD50 oral: Tikus >5000 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.

- NOEL: Pada tikus (2 tahun) 1,1 mg/kg bb/hari.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).

Noviflumuron

Noviflumuron

- Penjelasan singkat: Insektisida dikembangkan oleh Dow AgroScience.

- Hama yang dapat dikendalikan: Rayap.

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Racun kontak dan racun perut,

bersifat non-sistemik.

Page 9: Urea

9

Teflubenzuron

Teflubenzuron

- Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan di Thailand oleh Celamerck GmbH

(sekarang BASF) pada tahun 1984. Dilaporkan pertama kali pada tahun 1983.

- Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan larva Lepidoptera,

Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, Hemiptera pada buah-buahan, sayuran,

kedelai, sorghum, tembakau dan kapas. Juga digunakan untuk mengendalikan lalat

dan nyamuk, serta larva kebanyakan spesies belalang.

- Mode of action: Penghambat biosintesa khitin. Teflubenzuron bersifat sistemik.

- LD50 oral: Tikus dan mencit >5000 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.

- NOEL: Pada tikus (90 hari) 8 mg/kg bb/hari, dan pada anjing 4,1 mg/kg bb/hari.

- ADI: 0,01 mg/kg bb.

- NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas IV.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).

- Lain-lain: Non-teratogenik, non-mutagenik.

Triflumuron

Triflumuron

Page 10: Urea

10

- Penjelasan singkat: Insektisida diintroduksikan oleh Bayer, dan dilaporkan pertama

kali pada tahun 1979.

- Hama yang dapat dikendalikan: Digunakan untuk mengendalikan larva

Lepidoptera, Psyllidae, Diptera dan Coleoptera pada tanaman buah, sayuran,

kehutanan, kedelai, dan kapas. Juga digunakan untuk mengendalikan ektoparasit di

bidang peternakan.

- Mode of action: Racun perut, bekerja sebagai penghambat biosintesa khitin.

- LD50 oral: Tikus dan mencit >5000 mg/kg bb, anjing >1000 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Tikus >5000 mg/kg bb.

- NOEL: Pada tikus dan mencit (2 tahun) 20 mg/kg pakan, dan pada anjing 20 mg/kg

pakan.

- ADI: 0,0072 mg/kg bb.

- NOEL: 2 tahun pada tikus 2 mg/kg bb/hari.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas U, EPA (formulasi) kelas IV.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata (kelinci).

Diafentiuron (diafenthiuron)

Diafentiuron

- Penjelasan singkat: Insektisida Urea, sub kelompok tiourea. Insektisida dan

akarisida, dilaporkan pertama kali pada tahun 1988, diintroduksikan oleh Ciba-Geigy

AG (sekarang Syngenta), pertama kali dipasarkan tahun 1990.

- Hama yang dapat dikendalikan: Efektif untuk mengendalikan tungau tanaman

(Tetranychidae, Tarsonemidae), Aleyrodidae, Aphididae dan Jassidae pada kapas,

field crops, buah-buahan, tanaman hias dan sayuran. Juga digunakan

untukmengendalikan Plutella xylostella pada kubis, dan lain-lain.

Page 11: Urea

11

- Mode of action: Tidak sebagaimana insektisida dari kelas urea pada umumnya

yang bekerja dengan menghambat biosintesa khitin, dalam jaringan tanaman

diafentiuron dirombak menjadi karbodiimida, yang merupakan penghambat respirasi

mitokondria. Dalam sistim klasifikasi IRAC, diafentiuron dimasukkan kedalam racun

metabolisme.

- Selektivitas: Aman bagi serangga berguna stadia dewasa dari familia

Anthocoridae, Coccinelidae dan Miridae, serta tungau predator (Amblyseus,

Typhlodromus), laba-laba (Erigonidae, Lycosidae), serta Chrysopa carnea. Tidak

selektif bagi larva Heteroptera.

- LD50 oral: Tikus 2068 mg/kg bb.

- LD50 dermal: Tikus >2000 mg/kg bb.

- NOEL: 90 hari, pada tikus 4, anjing 1,5 mg/kg bb/hari.

- ADI: 0,003 mg/kg.

- Kelas toksisitas: WHO (bahan aktif) kelas III.

- Iritasi: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.