Kualitas Air ( Urea)

download Kualitas Air ( Urea)

of 17

Transcript of Kualitas Air ( Urea)

LAPORAN PRAKTIKUMPENGELOLAAN KUALITAS AIR

PENGARUH PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN FITOPLANKTON

Kelompok 7

NAMA : SAIPUL SAPRUDDINNIM : L221 12 275

LABORATORIUM KUALITAS AIRPROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRANJURUSAN PERIKANANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014BAB IPENDAHULUANLatar Belakang Akuakultur adalah suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran. Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi. Akuakultur atau budidaya ini dapat berhasil jika dilakukan suatu pemupukan (Rifan, 2012). Pemupukan pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar.Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah. Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton, menciptakan suhu, pH yang konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah dan menciptakan keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri decomposer. Sehingga perlu dilakukan praktikum tentang pengaruh pemupukan dengan pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp agar mahasiswa dapat lebih memahami dan membuktikan keterkaitan antara pemupukan dengan pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp.

Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum pengolaan kualitas air mengenai pengaruh pemupukan menggunakan pupuk urea terhadap pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp yaitu untuk mengetahui pengaruh pupuk urea serta kadar nitrat pada wadah kultur terhadap pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp. Kegunaan dari praktikum pengolaan kualitas air mengenai pengaruh pemupukan menggunakan pupuk urea terhadap pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp yaitu agar mahasiswa dapat memahami dan membuktikan adanya pengaruh pemberian pupuk Urea terhadap petumbuhan fitoplankton Chlorella sp.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA Pupuk adalah yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen tambahan. Pupuk mengandung bahan baku pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormontumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. (Prasya, 2010). Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.Berdasarkan asalnya dibedakan :1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan / atau kimia.Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen (Palimbani, 2007).Pemupukan pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah. Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain :1.Penumbuhan phytoplankton dan zooplankton2.Menciptakan suhu, pH yang konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah3. Menciptakan keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai4. penyediaan pakan alami untuk starter maupun bakteri dekomposerNitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae.Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Oksidasi nitrit menjadi ammonia ditunjukandalam persamaan berikut: (Murnie, 2012).2NH3 + 3O2 nitromonas 2NO2 + 2H+ + 2H2O Sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat ditujukan dalam persamaan berikut: (Murnie, 2012).2NO2- + O2 nitrobakter 2NO3- Fitoplankton merupakan nama untuk plankton tumbuhan atau plankton nabati. Menurut Boney (2002) biota fitoplankton adalah tanaman yang diklasifikasikan ke dalam kelas alga. Ukurannya sangat kecil, tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2 200 mikro meter (1 mikro meter = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai.Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton.Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut .Jadi dapat disimpulkan bahwa fitoplankton adalah tumbuhan air autotrof yang bebas melayang dan hanyut dalam air laut yang berasal dari penggolongan plankton dengan ukuran dan jenis yang bervariasi (Ilham, 2011).Pengenalan umum tentang fitoplanktonFitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu perairan, selain sebagai dasar dari rantai pakan (primary producer) juga merupakan salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan.Fitoplankton membentuk sejumlah besar biomassa di laut, kelompok ini hanya diwakili oleh beberapa filum saja.Sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan mereka termasuk filum Chrysophyta, yakni alga kuning-hijau yang meliputi diatom dan kokolifotor.Selain ini terdapat beberapa jenis alga hijau-biru (Cyanophyta), alga coklat (Phaeophyta) dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata (Pyrophyta) (Ilham, 2011).Contoh FitoplanktonChlorella adalah fitoplankton genus ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, laut, dan tempat basah.Ganggang ini memiliki tubuh seperti bola .Di dalam tubuhnya terdapat kloroplas berbentuk mangkuk.Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif dengan membelah diri.Setiap selnya mampu membelah diri dan menghasilkan empat sel baru yang tidak mempunyai flagel.Ganggang ini sering digunakan di laboratorium untuk penyelidikan fotosintesis. Karena sifatnya yang unik, para ahli berpendapat bahwa Chlorella dapat ikut mengatasi kebutuhan pangan manusia di masa yang akan datang (Anjani, 2009). Chlorella merupakan salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya digunakan sebagai makanan rotifera atau sebagai media budidaya larva ikan. Budidaya Chlorella terdiri dari serangkaian kegiatan yang antara lain meliputi persiapan wadah dan air yang meliputi pencucian dan sanitasi wadah. Selanjutnya diikuti oleh kegiatan identifikasi, pemupukan dan inokulasi Chlorella di laboratorium(Anjani, 2009).Budidaya Chlorella dapat dilakukan dalam skala laboratorium dan skala lapangan.Dalam budidaya Chlorella di skala laboratorium digunakan wadah berupa erlenmeyer. Hasil budidaya pada skala laboratorium pada umumnya digunakan sebagai stock untuk budidaya massal. Dalam budidaya di dalam laboratorium sebaiknya dilakukan pada suhu antara 21o C -25 o C, dengan tujuan agar pertumbuhannya tidak terlalu cepat (Prasya, 2010).

Klasifikasi chlorellaFilum : ChlorophytaKelas : ChlorophyceaeOrdo : ChlorococcalesFamili : ChlorellaceaeGenus : ChlorellaSpesies : Chlorella sp (Sutedjo, 1999).

Morfologi dan Habitat Chorella Sel Chlorella berbentuk bulat, hidup soliter, berukuran 2-8 m. Dalam sel Chlorella mengandung 50% protein, lemak serta vitamin A, B, D, E dan K, disamping banyak terdapat pigmen hijau (klorofil) yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses fotosintesis (Anjani, 2009).Sel Chlorella umumnya dijumpai sendiri, kadang-kadang bergerombol.Protoplast sel dikelilingi oleh membrane yang selektif, sedangkan di luar membran sel terdapat dinding yang tebal terdiri dari sellulosa dan pektin. Di dalam sel terdapat suatu protoplast yang tipis berbentuk seperti cawan atau lonceng dengan posisi menghadap ke atas.Pineroid-pineroid stigma dan vacuola kontraktil tidak ada.Warna hijau pada alga ini disebabkan selnya mengandung klorofil a dan b dalam jumlah yang besar, di samping karotin dan xantofil (Anjani, 2009). Chlorella tumbuh pada salinitas 25 ppt. Alga tumbuh lambat pada salinitas 15 ppm, dan hampir tidak tumbuh pada salinitas 0 ppm dan 60 ppm. Chlorella tumbuh baik pada suhu 200 C, tetapi tumbuh lambat pada suhu 32o C. Tumbuh sangat baik sekitar 20 o -23 o C (Anjani, 2009).

ReproduksiChlorella sp. berkembang biak dengan membelah diri membentuk autospora. Sedangkan pada waktu membelah diri membentuk autospora, Chlorella sp. melalui empat fase siklus hidup Keempat fase tersebut adalah :(Anjani, 2009).1.Fase pertumbuhan (growth), periode perkembangan aktif sel massa yaituautospora tumbuh menjadi besar.2. Fase pematangan awal (early revening), autospora yang telah tumbuh menjadibesar mengadakan persiapan untuk membagi selnya menjadi sel-sel baru.3. Fase pematangan akhir (late revening), sel-sel yang baru tersebut mengadakanpembelahan menjadi dua.4. Fase autospora (autospora liberation), pada fase ini sel induk akan pecah danakhirnya terlepas menjadi sel-sel baru.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUMWaktu dan TempatPraktikum ini dilakukan pada Hari Selasa-Senin 24 April 02 Mei 2014Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp dapat dilihat pada table berikut :Tabel 1. Alat yang digunakanNo.AlatJumlahFungsi

1.Akuarium2 buahMedia tumbuh fitoplankton

2.Aerator2 buahMenyuplai udara ke dalam akuarium

3.Ember1 buahUntuk menyimpan air

4.Botol BOD4 buahUntuk mengukur nitrat

Tabel 2. Bahan yang digunakanNo.AlatJumlahFungsi

1.Chlorella sp1000 mlSampel pengamatan

2.AirSeperlunyaMedia hidup sampel

3.Pupuk UREA 8 gramBahan uji

Prosedur Kerja1. Siapkan dua buah akurium ukuran 30 cm x 25 cm x 28 cm2. Isi akuarium dengan 9 liter air 3. Taburkan pupuk Urea sebanyak 8 gr ke dalam tiap akuarium. 4. Ukur kandungan nitratnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali.5. Untuk akuarium 1, pengukuran pertama dilakukan pada hari ke 2 setelah pemberian pupuk dan pengukuran kedua dilakukan pada hari ke 5 setelah pemberian pupuk.6. Unttuk akuarium 2 pengukuran nitrat dilakukan pada hari ke 4 setelah pemberian pupuk dan pengukuran ke 2 dilakukan pada hari ke 8 setelah pemberian pupuk. 7. Pengamatan juga dilakukan pada perubahan warna air yang menandakan banyak sedikitnya fitoplankton yang terkandung.BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANHasilHasil yang didapatkan dari Praktikum Pengaruh Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Fitoplankton yaitu sebagai berikut :NoPengukuranNitrat (NO3)

1Hari 1 Tanpa Pupuk Urea0,000 ppm

2Hari ke 2 Setelah di beri Pupuk Urea1,395 ppm

3Hari ke 4 Setelah di beri Pupuk Urea1, 526 ppm

4Hari ke 5 setelah diberi pupuk Urea dan fitoplankton 1,051 ppm

5Hari ke 8 Setelah di beri pupuk Urea dan fitoplankton1,267 ppm

PembahasanPertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada nutrisi atau unsur hara baik makro maupun mikro yang terkandung dalam media kultur. Salah unsur hara makro yang dibutuhkan oleh fitoplankton adalah Nitrat (Cahyaningsih, 2006). Dari hasil praktikum di dapatkan data bahwa pada hari 1 pertama tanpa pemberian pupuk nilai nitrat 0,000 ppm, pada hari ke 2 setelah di beri pupuk Urea nilai nitrat 1,395 ppm, pada hari ke 4 setelah pemberian pupuk Urea nilai nitrat 1,526 ppm, pada hari ke 5 setelah diberi pupuk dan fitoplankton Chlorella sp nilai nitrat 1,051 ppm dan pada hari ke 8 setelah diberi pupuk dan fitoplankton Chlorella sp nilai nitrat 1,267 ppm. Sehingga dari data tersebut dapat di jelaskan bahwa pada hari ke 2 dan ke 4 setelah pemupukan kandungan nitratnya lebih tinggi dari hari ke 5 dan ke 8 setelah pemberian pupuk dengan fitoplankton Chlorella sp hal ini karena adanya fitoplankton yang ada pada wadah sehingga nilai kandungan ntratnya menurun karena digunakan oleh fitoplankton Chlorella sp untuk proses fotosintesis dan perkembangbiakan (Sutedjo, 1999) . Kandungan nitrat dalam kadar yang berbeda dibutuhkan oleh setiap jenis alga untuk keperluan pertumbuhannya. Agar fitoplankton dapat tumbuh optimal diperlukan kandungan nitrat antara 0,9 3,5 mg/l, tetapi apabila kadar nitrat dibawah 0,1 atau diatas 45 mg/l maka nitrat dapat merupakan faktor pembatas (Chu, 1943dalam Suminto, 1984). Hal ini berarti bahwa kadar nitrat dari hasil praktikum masih dalam taraf yang baik untuk pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp karena masih berkisar 1,051 ppm- 1,526 ppm . Selain itu, pengaruh pemberian pupukj terhadap pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp uga dapat di lihat dari perbedaan kepadatan fitoplankton pada hari ke 5 dan ke 8 setelah pemberian pupuk urea dan fitoplankton Chlorella sp dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 1. Hari ke 5 Setelah pemupukan Urea dan Fitoplankton

Gambar 2. Hari ke 8 setelah pemberian pupuk Urea dan fitoplankton Chlorella spSehingga dapat di simpulkan bahwa pupuk Urea dapat meningkatkan kandungan nitrat pada wadah kultur yang akan di manfaatkan oleh fitoplankton Chlorella sp untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.BAB VPENUTUP5.1. SimpulanDari hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa pemberian Pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan fitoplankton Chlorella sp.5.2. SaranSebaiknya dalam praktikum ini ada asisten, agar dalam praktikum bisa berjalan dengan baik dan sesui dengan waktu yang telah di tentukan.

DAFTAR PUSTAKAAnjani, Alusia. 2009. Laporan Budidaya Plankton sebagai Pakan Alami. http://alussajah.blogspot.com. Diakses pada hari Jumat, 04 April 2014 pukul 09:17 WITACyaningsih, 2006. Pemupukan Kolam. PT. Gramedia : Jakarta. Ilham. 2011. Definisi dan Pengenalan Umum Fitoplankton. https://www.ilhamsukses.com. Diakses pada hari Rabu, 02 April 2014 pukul 18:45 WITAMurnie, Mudin. 2012. Nitrat Oskim. http://mudinmurnie.blogspot.com. Diakses pada hari Kamis, 03 April 2014 pukul 19:04 WITAPalimbani. 2007. Pupuk Urea. https://www.palimbani.com. Diakses pada hari Kamis, 03 April 2014 pukul 19:04 WITARifanasri. 2012.Pengertian Definisi Arti Kata Budidaya. https://www.rifanasri.com. Diakses pada hari Kamis, 03 April 2014 pukul 19:04 WITASetyawan, 2010. Pemupukan Kolam Budidaya Ikan Air Tawar. https://www.vancajero.com. Diakses pada hari Rabu, 02 April 2014 pukul 18:45WITA.Suminto, 1984. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Pupuk terhadap pertumbuhan Chlorella sp. Skripsi. Fakultas Biologi UNSOED. Purwokerto.Sutedjo, 1999. Pupuk dan cara pemupukan. PT Bina Aksara. JakartaSusanti, Bella. 2012. Industri Pupuk Urea. https://www.bellasusanti.com. Diakses pada hari Rabu, 02 April 2014 pukul 18:45 WITAYoudastyo. 2010. Pemberian Pupuk di Tambak Wonorejo. Institut Surabaya. Surabaya.

Lampiran Gambar