Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

16
Oleh : Gunawan

Transcript of Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Page 1: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Oleh : Gunawan

Page 2: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Kenapa Harus Ada UU Airmengisi kekosongan hukum hak rakyat atas

air. Artinya akan ada pengaturan hak apa saja terkait air, sumber air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalam air yang diakui dan dilindungi oleh negara. Selain itu akan diatur juga realisasi perlindungan dan pemenuhan hak atas warga negara yang merupakan tanggungjawab dan kewajiban negara serta pengaturan pembatasan pengusahaan air agar tidak menghalangi akses rakyat terhadap air.

Page 3: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Hak rakyat sebagai Pemilik Tanah-Air

Air adalah hak publik (res commune). hak yang dimiliki oleh masyarakat secara bersama-sama.

Rakyat sebagai sumber, pemilik dan sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam kehidupan bernegara, sesuai dengan doktrin “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam pengertian kekuasaan tertinggi tersebut, tercakup pula pengertian kepemilikan publik oleh rakyat secara kolektif.

hanya warganegara Indonesia dapat mempunyai hubungan yang sepenuhnya dengan bumi, air dan ruang angkasa

  Penggunaan sumber-sumber agraria tidak bertentangan dengan

kepentingan rakyat, yaitu bisa dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Bagi rakyat, air adalah kehidupan, penghidupan, kemakmuran, keadilan dan kedaulatan.

Page 4: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Air adalah HAMHak atas air atau hak rakyat atas air terkait hak-hak

tradisional, hak untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupan serta hidup sejahtera, hak anak, hak pemenuhan kebutuhan dasar, dan hak atas pelayanan kesehatan.

 hak-hak Ekosob sangat terkait dengan air, demikian juga dalam hak atas tingkat hidup yang memadai.

hak atas air meliputi hak atas standar kehidupan yang layak, hak untuk bebas dari kelaparan, hak atas peningkatan produksi pangan, hak atas konservasi pangan, pembaruan agraria, hak atas kesehatan, hak atas air minum yang sehat, hak atas sanitasi yang sehat, hak atas kondisi kerja yang sehat dan hak atas lingkungan hidup yang sehat.

Page 5: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Tanggung Jawab dan Kewajiban NegaraMemajukan kesejateraan umumRealisasi progresif pemenuhan hak atas airTanpa diskriminasiperaturan perundangan bukannlah tindakan paling akhir

yang dibutuhkan, namun peraturan perundangan adalah sarana untuk melihat landasan dari tindakan-tindakan negara.

Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan, tidak hanya menyangkut kebutuhan sekarang tetapi harus juga dijamin kesinambungannya untuk masa depan karena secara langsung menyangkut eksistensi manusia. Oleh karenanya negara juga perlu terlibat secara aktif dalam perencanaan yang tujuannya untuk menjamin ketersediaan air bagi masyarakat.

Page 6: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Kewenangan Pemerintah pemerintah kabupaten/kota mempunyai tanggung jawab memenuhi kebutuhan pokok

minimal sehari-hari atas air bagi masyarakat di wilayahnya tidak boleh diartikan sebagai tanggung jawab eksklusif bahwa hanya Pemerintah kabupaten/kota saja yang mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas air. Pemerintah dan Pemerintah provinsi melalui program-programnya juga berkewajiban untuk menjamin agar hak asasi atas air dapat terpenuhi;

volume kebutuhan pokok sehari-hari perlu untuk ditetapkan standard atau ukurannya yang berdasarkan pada ukuran yang berlaku secara universal tentang seberapa besar kebutuhan minimal akan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari;

wajib menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari, termasuk di dalamnya adalah kebutuhan masyarakat yang menggantungkan kepada saluran distribusi

  Kewenangan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam keadaan memaksa,

untuk mengatur dan menetapkan penggunaan air untuk kepentingan konservasi, persiapan pelaksanaan konstruksi, dan pemenuhan prioritas penggunaan air. Dalam menggunakan kewenangan tersebut Pemerintah haruslah mengutamakan pemenuhan hak asasi atas air dibandingkan dengan kepentingan lain, karena hak asasi atas air adalah hak yang utama;

Page 7: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

hak atas air yang pemenuhannya memerlukan saluran distribusi menempatkan air bukan sebagai objek yang dikenai harga secara ekonomi, ini sesuai dengan status air

sebagai “res commune”. Dengan prinsip ini seharusnya pemanfaat air membayar lebih murah dibandingkan apabila air dinilai dalam harga secara ekonomi, karena dalam harga air secara ekonomi, pemanfaat harus membayar di samping harga air juga ongkos produksi serta keuntungan dari pengusahaan air;

  PDAM harus diposisikan sebagai unit operasional negara dalam merealisasikan kewajiban negara bukan

sebagai perusahaan yang berorientasi pada keuntungan secara ekonomis. Besarnya biaya pengelolaan sumber daya air untuk PDAM harus transparan dan melibatkan unsur masyarakat dalam penghitungannya. Karena air adalah sangat vital serta terkait langsung dengan hak asasi, kewajiban Pemerintah Daerah untuk menganggarkan dalam APBD-nya sumber pembiayaan pengelolaan sumber daya air;

Pengembangan sistem penyediaan air minum diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi, serta harus menjadi prioritas program Pemerintah dan Pemerintah Daerah, karena dengan pengembangan sistem penyediaan air minum yang memadai, pemenuhan hak atas air akan meningkat kualitasnya, karena seseorang dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dalam jarak yang tidak terlalu jauh dapat memperoleh air;

  tanggung jawab penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum pada prinsipnya adalah

tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Peran serta koperasi, badan usaha swasta, dan masyarakat hanyalah bersifat terbatas dalam hal Pemerintah belum dapat menyelenggarakan sendiri, dan Pemerintah masih tetap memungkinkan menjalankan kewenangannya dalam pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan;

Page 8: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Penguasaan NegaraHMN bukanlah kepemilikan dalam konsepsi

hukum perdata, melainkan kepemilikan publik oleh rakyat secara kolektif (prinsip kedaulatan rakyat: dari, oleh dan untuk rakyat)

HMN adalah mandat rakyat secara kolektif kepada negara (kebijakan, pengurusan, pengaturan , pengelolaan dan pengawasan

HMN untuk melindungi kemakmuran rakyatHMN tidak dapat dikurangi atau ditiadakan

oleh pemberian hak atas tanah

Page 9: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Pewujudan HMN atas Air   Pengguna air untuk memenuhi kebutuhan pokok dan pertanian rakyat langsung dari sumber air tidak

dikenai biaya jasa pengelolaan. masyarakat yang tergantung terhadap saluran distribusinya, Pemerintah dan Pemda bertanggungjawab dalam pengembangan sistem penyediaan air minum dan harus menjadi prioritas progam;

  Konsep Hak Guna Air harus sejalan dengan konsep res commune yang tidak boleh menjadi objek harga

secara ekonomi.   Konsep hak atas air merupakan turunan (derivative) dari hak untuk hidup. Sedangkan pengusahaan air

lahir dari permohonan izin kepada Pemerintah dan Pemda. Pemberian izin tersebut harus melibatkan partisipasi masyarakat, izin bukan untuk penguasaan, sistem perizinan adalah sistem pembatasan dan pengendalian, pengusahaan air berdasarkan alokasi dari Pemerintah dan Pemda;

Prinsip penerima manfaat jasa pengelolaan wajib menanggung biaya pengelolaan harus dimaknai bukan menjadi air sebagai objek untuk dikenai harga secara ekonomi, sehingga tidak ada harga air sebagai komponen perhitungan. Di samping itu prinsip harus fleksibel dengan tidak mengambil perhitungan secara sama tanpa mempertimbangkan pemanfaatan air. Pemanfaatan air untuk menunjang perekonomian rakyat skala kecil seharusnya ditetapkan secara berbeda dengan industri besar;

Hak ulayat masyarakat hukum adat yang masih hidup atas sumber air diakui,. Adanya ketentuan tentang pengukuhan kesatuan masyarakat hukum adat yang masih hidup melalui Peraturan Daerah harus dimaknai tidak bersifat konstitutif, melainkan deklaratif.

Pada prinsipnya pengusahaan air untuk negara lain tidak diizinkan. Menjadi diizinkan apabila kebutuhan sendiri sudah terpenuhi.

Page 10: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Sebesar besar kemakmuran rakyat “untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” di bidang sumberdaya alam

diperlukan empat tolok ukur yaitu : (i). Kemanfaatan sumber daya alam bagi rakyat, (ii).Tingkat pemerataan manfaat sumber daya alam bagi rakyat, (iii).Tingkat partisipasi rakyat dalam menentukan manfaat sumber daya alam, (iv).Penghormatan terhadap hak rakyat secara turun temurun dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Merujuk pendapat Mahkamah Konstitusi seperti tersebut di atas, maka tolok ukur untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dalam bidang air adalah :

Kemanfaatan air, sumber air dan kekayaan alam yang terkandung dalam

air bagi rakyat; Tingkat pemerataan manfaat air, sumber air dan kekayaan alam yang

terkandung dalam air bagi rakyat; Tingkat partisipasi rakyat dalam menentukan manfaat air, sumber air dan

kekayaan alam yang terkandung di dalam air; Penghormatan secara turun temurun dalam pemanfaatan air, sumber air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalam air.

Page 11: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Semesta airAdanya siklus dan kebutuhan air

mengakibatkan harus adanya peran negara dalam rangka terwujudnya rencana semesta air.

Page 12: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Kajian Norma Bahwa norma-norma di dalam Undang-Undang Air haruslah berasaskan

pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial, sebagai asas Negara Republik Indonesia sebagaimana yang tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

  Prinsipnya adalah: pertama, air adalah anugerah Tuhan yang Maha Esa

yang harus dimiliki secara bersama dan dipergunakan untuk kemakmuran bersama (Ketuhanan); Kedua. Air adalah hak asasi setiap manusia yang berlaku secara universal, di mana setiap negara memliki kewajiban dan tanggungjawab dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak rakyat (warga negara) atas air (Kemanusiaan); Ketiga. Penguasaan negara atas air, sumber-sumber air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam air diperlukan guna melindungi hak asasi manusia atas air dan melindungi kesatuan tanah-air-rakyat sebagai bangsa; (sosio nasional atau kebangsaan); Keempat. Penguasaan negara atas air haruslan dijalankan secara demokratis yang berkedaulatan rakyat (sosio demokrasi atau kerakyatan); Kelima. Tujuan dari penguasaan negara atas air secara demokratis dan berkedaulatan rakyat adalah untuk perlindungan dan pemenuhan hak atas air dan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (keadilan sosial).

Page 13: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Kritik PenyelenggaraanPenggabungan fungsi negara dan pasar Pembebanan biaya irigasi kepada petaniKetidakmampuan negara mengelola sumber

airMunculnya konflik : antar warga, antara kota

dengan desa, antara rakyat dengan industri dan negara

Page 14: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Hukum Agraria : UUPA 1960 perlu aturan turunan pelaksanaan

Terkait air : UU Perairan Indonesia hanya mengatur persoalan hak teritori, UU Pengairan tidak mengenal hak rakyat atas air dan pembatasan pengusahaan air, UU P WP2Ktelah mengakui hak nelayan, hak nelayan tradisional, dan hak masyarakat lokal dan masyarakat adat, namun tidak ada pengaturan hak-hak tersebut terkait air dan sumber air.

UU Perikanan : tidak mengatur ulayat terkait air dan sumber air, serta belum ada pengaturan pengalokasian air untuk kepentingan budidaya ikan, terutama sekali perlindungan untuk hak atas air bagi kepentingan pembudidya ikan kecil atau petani ikan kecil

 

Page 15: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Peraturan perundangan terkait peruntukan dan penggunaan Sumber-sumber Agraria

Bahwa melihat peraturan perundangan seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwasannya rencana pembangunan, rencana tata ruang/wilayah, rencana kawasan (pertanian, pemukiman, pertambangan, perkebunan, dan lain-lain) tidak memperhatikan siklus hidrologi dan tanpa rencana semesta air, sehingga potensial menimbulkan konflik dalam penggunaan air dan tidak singkronnya antara konservasi dengan pengalokasian air, sehingga keduanya berpotensi melanggar hak rakyat atas air.

 

Page 16: Uraian Penjelasan tentang Naskah Akademik RUU Air

Terkait HAMAkan tetapi, sejumlah undang-undang seperti

tersebut di atas tidak spesifik memberikan pengaturan tentang penghormatan dan perlindungan hak atas air rakyat Indonesia pada umumnya, maupun kepada kelompok-kelompok khusus yang memiliki kerentanan.