UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa...

15
48 Cokrawala Pendidikan No.2 Volume VI 1987 UPAYAPENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARAN A KOMUNIKASI ILMIAH ,. Oleh Suhardi Abstrak Sebagaimana kita ketahui, perkembangan ilmu dan teknologi dewa- sa ini sangat pesat. Oleh sebab itu, hal tersebut harus dibarengi pengem-> bangan pola berpikir dan sarana yang dipergunakannya. Bahasa meru- pakan salah satu sarana utama untuk berpikir dan juga untuk mengko- munikasikan ide secara ilmiah. Untuk di Indonesia, salah satu sarana terse but adalah bahasa Indonesia. Dengan demikian, upaya pengem- bangan bahasa Indonesia perlu sekali. Dalam upaya pengembangan bahasa Indonesia sebagai sarana ko- munikasi ilmiah, ada dua masalah utama yang harus digarap, yaitu (I) masalah kosa kata (termasuk istilah) dan (2) masalah kaidah bahasa (termasuk tata bentukan, kalimat, dan paragraf). Pengembangan kosa kata/istilah bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain (1) dengan pembentukan atau penciptaan kata atau istilah, (2) dengan penerjemahan, dan (3) dengan pemungutan. Untuk penerjemah- an dan pemungutan, keselarasan dengan kaidah bahasa Indonesia harus diperhatikan. . > Dalam pengembangan kaidah, ada dua hal yang harus digarap yaitu (I) masalah tata bentukan kata dan (2) masalah tata kalimat dan para- graf. Pengembangan kaidah tata bentukan harus memperhatikan fungsi dan makna setiap afiks yang dipergunakan, cara pembantukan kata, dan bentuk dasar yang ada. Sedangkan, pengembangan tata kalimat harus diarahkan pada bangun kalimat efektif dan pengembangan paragraf ha- rus berlandaskan logika dan penalaran berpikir ilmiah. Di samping itu, ketaatan dan kedisiplinan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan kareria ada kalanya pemakai bahasa Indonesia itu telah mengerti kaidah yang benar, tetapi enggan menggunakannya. 1. PENDAHULUAN Hakikatnya, berpikir ilmiah itu diwujudkan dalam bentuk peng- ungkapan pikiran secara rasional, sistematis, jelas, padat dan efektif. Untuk melakukan kegiatan berpikir ilrniah diperlukan sarana berpi- kir, di antaranya bahasa, logika, matematika, dan statistika. Di anta-

Transcript of UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa...

Page 1: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

48 Cokrawala Pendidikan No.2 Volume VI 1987

UPAYAPENGEMBANGANBAHASA INDONESIA SEBAGAI SARAN A

KOMUNIKASI ILMIAH

,.Oleh

Suhardi

Abstrak

Sebagaimana kita ketahui, perkembangan ilmu dan teknologi dewa-sa ini sangat pesat. Oleh sebab itu, hal tersebut harus dibarengi pengem->bangan pola berpikir dan sarana yang dipergunakannya. Bahasa meru-pakan salah satu sarana utama untuk berpikir dan juga untuk mengko-munikasikan ide secara ilmiah. Untuk di Indonesia, salah satu saranaterse but adalah bahasa Indonesia. Dengan demikian, upaya pengem-bangan bahasa Indonesia perlu sekali.

Dalam upaya pengembangan bahasa Indonesia sebagai sarana ko-munikasi ilmiah, ada dua masalah utama yang harus digarap, yaitu (I)masalah kosa kata (termasuk istilah) dan (2) masalah kaidah bahasa(termasuk tata bentukan, kalimat, dan paragraf). Pengembangan kosakata/istilah bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa cara,antara lain (1) dengan pembentukan atau penciptaan kata atau istilah, (2)dengan penerjemahan, dan (3) dengan pemungutan. Untuk penerjemah-an dan pemungutan, keselarasan dengan kaidah bahasa Indonesia harusdiperhatikan. . >

Dalam pengembangan kaidah, ada dua hal yang harus digarap yaitu(I) masalah tata bentukan kata dan (2) masalah tata kalimat dan para-graf. Pengembangan kaidah tata bentukan harus memperhatikan fungsidan makna setiap afiks yang dipergunakan, cara pembantukan kata, danbentuk dasar yang ada. Sedangkan, pengembangan tata kalimat harusdiarahkan pada bangun kalimat efektif dan pengembangan paragraf ha-rus berlandaskan logika dan penalaran berpikir ilmiah. Di samping itu,ketaatan dan kedisiplinan pemakaian bahasa Indonesia yang baik danbenar sangat diperlukan kareria ada kalanya pemakai bahasa Indonesiaitu telah mengerti kaidah yang benar, tetapi enggan menggunakannya.

1. PENDAHULUAN

Hakikatnya, berpikir ilmiah itu diwujudkan dalam bentuk peng-ungkapan pikiran secara rasional, sistematis, jelas, padat dan efektif.Untuk melakukan kegiatan berpikir ilrniah diperlukan sarana berpi-kir, di antaranya bahasa, logika, matematika, dan statistika. Di anta-

,,-

-.f

.

Page 2: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Rmiah

ra keempat sarana tersebut, bahasa menduduki peringkat pertamadan paling vital karena hal itu dapat digunakan oleh manusia dalamberbagai keperluan dan bidang ilmu. Berdasarkan persepsi tersebut,dapat diasumsikan bahwa seseorang dapat mengungkapkan pikiran-nya secara ilmiah apabila ia menguasai bahasa yang dipakainya.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perkembangan ilmudan teknologi dewasa ini sangat pesat. Untuk mengimbangi masalahtersebut, bahasa" Indonesia sebagai salah satu sarana utama dalampengemba"ngan ilmu dan teknologi, harus dikembangkan pula. Haltersebut sejalan dengan pendapat Tisna Amidjaja (1986:4) bahwamasyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasaIndonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa Indonesia dengan pemekaran kata atau istilahilrniah dan peningkatan disiplin atau ketaatan pemakaian kaidah ba-hasa Indonesia yang baik dan benar oleh para ilmuwan merupakansyarat utama.

Berdasarkan konsepsi tersebut, agar bahasa Indonesia senantia-sa mampu sebagai saran a komunikasi ilmiah, ada dua aspek utamayang harus dikembangkan terus, yaitu pertama pengembangan kosakata atau istilah, dan kedua pembinaan pemakaian kaidah bahasaIndonesia yang baik dan benar. Pemakaian bahasa Indonesia yangbaik mengacu pada ragam bahasa, sedang pemakaian bahasa Indo-nesia yang benar mengacu pada kaidah (tat a bahasa) yang berlakudalam bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia memiliki berbagai ragam. Secara garis besar,ada dua ragam utama, yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasatulis. Kedua ragam itu pun dapat dikelompokkan menjadi berbagairagam yang lebih sempit, misalnya ragam baku, ragam resrni, ragamsantai~ ragam akrab, ragam sastra, dan laln sebagainya. Setiap ra-gam tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga ti-dak mungkin semua ragam bahasa tersebut dapat dibahas dalam tu-lisan ini. Oleh sebab itu, tulisan ini hanya akan mengetengahkanupaya pengembangan bahasa Indonesia ragam tulis yang resmi, mi-salnya pemakaian bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah (kritik,esai, kertas kerja dan lain-lain). Jadi, pembicaraan upaya pengem-bangan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah di sinidifokuskan pada kedudukan dan fungsinya sebagai sarana penalar-an.

49

~

I-I

.

Page 3: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

50 CakrawalizPendidikanNo.2 Volume Vl1987

2. HAKIKAT BAHASA DAN SARANA KOMUNIKASI IL-MIAH

2.1. Hakikat Bahasa

Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang diperguna-kan oleh manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Sis-tern Jersebut terdiri atas tiga subsistem yaitu bunyi, kaidah, dan mak-na. Hal ini tampak dengan jelas dalam bahasa tulis yang di dalamnya ftercermin hubungan yang erat antara sistem lambang bunyi, sistemkaidah, dengan sistem makna (arti).

Oalam kaitannya dengan kehidupan manusia, bahasa merupa-kan fenomena sosial yang memungkinkan manusia itu dapat berko-munikasi dengan orang lain, bahkan dengan lingkungannya. Na-mun, tidaklah berarti bahwa bahasa manusia itu bersifat instingtif,melainkan bersifat produktif dan kreatif. Hal ini dapat dibuktikanoleh adanya kemampuan ~eseorang untuk dapat memahami dan bah-kan mr.mbuat kalimat-kalimat yang belum pernah didengar sebelum-nya.

Oi samping kedua hal tersebut, bahasa juga merupakan bagiandari kebudayaan yang melahirkannya. Oleh sebab itu, perkembang-an bahasa harus sejalan dengan perkembangan peradaban manusiaitu sendiri. Oengan demikian, agar bahasa (Indonesia) itu senantiasadapat dipergunakan manusia sebagai sarana komunikasi denganbaik, bahasa terse but harus dikembangkan sesuai dengan perkem-bangan ilmu dan teknologi dewasa ini.

2.2. Hakikat Sarana Komunikasi IImiah

Komunikasi adalah proses perhubungan antara berbagai pihak.Di dalam komunikasi terdapat pesan yang disampaikan dan alat atausarana yang dipergunakan. Ol~h sebab itu, dalam proses komunikasiterkandung sejumlah komponen utama, yaitu komunikator (pe-nyampai pesan), komunikan (penerima pesan), isi pesan yang diko-munikasikan, dan sarana (media) yang dipakai untuk menyampai-kan pesan yang ada. Jadi, sarana komunikasi adalah alat bantu yangdipergunakan dalam proses komunikasi.

Maksud kata i/miah dalam hal ini adalah hal yang bersifat ke-ilmuan. IImu adalah sebagian pengetahuan yang cara mendapatkan-nya dengan metode ilmiah. Oleh karena itu, komunikasi ilmiah ber-

'-

I-

.

Page 4: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengembangan Bahaso Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmilzh 51

arti proses penyampaian pesan keilmuan dengan menggunakan sara-na bahasa.

Dalam komunikasi ilmiah komunikator adalah ilmuwan dan ko-munikan adalah masyarakat atau ilmuwan yang lain. Sedangkan pe-san yang disampaikan dengan saran a tertentu itu adalah hasil kegiat-an berpikir ilmiah ilmuwan itu sendiri. Oengan demikian, hakikatkomunikasi ilmiah itu merupakan proses penyampaian hasil kegiatanberpikir ilmiah il~uwan kepada masyarakat.

Berdasarkan hal-hal di atas, dapatlah dikatakan bahwa hakikatsarana komunikasi ilrniah yang paling utama adalah bahasa. Bahasaitulah yang memberikan kemungkinan pada manusia untuk mem-bentuk, membina, dan mengembangkan, serta mewariskan kebuda-yaan kepada generasi berikutnya. Oi samping itu, dengan bahasamanusia dapat menanggapi, menguasai dunia sekitarnya dan meng-ekspresikan kembali kepada orang lain. Oleh sebab itu, Kneller yangdikutip oleh Jujun Suriasumantri (1985: 175) mengelompokkan fung-si bahasa itu atas tiga hal, yaitu fungsi simbolik, fungsi emotif, danfungsi efektif.

Oalam komunikasi ilmiah fungsi simbolik bahasa sangat diuta-makan, sedangkan fungsi emotif dan efektif ditekan sampai sekecil-kecilnya. Oengan demikian, ragam bahasa yang dipergunakan dalamkomunikasi ilmiah adalah ragam lugas yang baku. Oi samping itu,untuk menghindari ketaksaan makna, dalam komunikasi ilmiah di-pergunakan istilah-istilah khusus keilmuan sesuai dengan bidang il-mu yang digumuli.

Sebagai saran a komunikasi ilmiah yang utama, bahasa pun me-rniliki kekurangan. Hakikatnya, kekurangan itu pun terletak padabahasa itu sendiri yang bersifat multifungsi, multimakna. Artinya,satu kata dapat dipakai untuk mendukung beberapa fungsi atau be-berapa makna, dernikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, untukmengurangi kekurangan tersebut, pengetahuan matematika dan sta-tistika dapat dimanfaatkan karena kedua pengetahuan yang terakhirini akan membantu ilmuwan dalam proses berpikir secara cermat, te-pat, logis, dan singkat. Namun demikian, penekanan yang berlebih-an terhadap matematika dan statistika dalam komunikasi ilmiah da-pat menimbulkan bahaya, yaitu pesan yang dikomunikasikan makinabstrak sehingga makin jauh dari daya tanggap orang awam. Se-dangkan, kerangka berpikir ilmuwan itu bagaimanapun rum it dandalamnya, sebaiknya pesan yang dipikirkan itu dapat dikomunikasi-

-.I

.

Page 5: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

52 Cakrawaw Pendidikan No.2 Volume VI 1987

kan dengan kata-kata yang sederhana, susunan kalimat dan paragrafyang benar dan teratur sehingga pesan tersebut mudah dipahami.Oengan demikian, komunikasi yang ada akan bersifat reproduktif.

3. UPAYA PENGEMBANGANBAHASA INDONESIA

Oalam upaya pengembangan bahasa Indonesia sebagai saranakomunikasiilmiah ini ada dua aspek utama yang akan digarap, yaitu(1) pengembangan kosa kata bahasa Indonesia (termasuk istilah) dan r(2) pengembangan kaidah bahasa Indonesia (tata bentukan dan tatakalimat). Pembicaraan aspek yang kedua tersebut lebih ditekankanpada peningkatan ketaatan pemakai bahasa terhadap pemakaiankaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3.1; Pengembangan Kosa Kata

Upaya pengembangan kosa kata bahasa Indonesia sebagai sara-na kornunikasi ilmiah haruslah dikaitkan dengan struktur tata baha-sa Indonesia dan ditekankan pada daya pembeda yang cermat antarapernyataan yang salah dengan yang benar (Jujun, 1986:106-107). Disamping itu, kaidah sosial pun (termasuk profesi) harus diperhati-kan. Dengan demikian, dalam pengembangan kosa kata tersebut adatiga hal yang harus diperhatikan, yaitu kaidah tata bahasa, kaidahmakna, dan kaidah sosial.

Kaidah tata bahasa dalam pengembangan kosa kata dimaksud-kan sebagai landasan untuk menentukan atau memilih bentuk katatertentu sesuai dengan konteks kalimat. Misalnya, karena keterba-tasan bentuk kata yang dimiliki, seorang penulis selalu memakai kata"mengemukakan" dalam berbagai konteks kalimat. Padahal, setiapkali penulis dapat memanfaatkan kata lain yang sesuai dengan kon-teks yang ada, seperti kata memaparkan, mengutarakan, melon tar-kan, membahas, dan lain sebagainya.

Kaidah makna mengacu pad a ketepatan konsep yang diwakilioleh kata yang dipadankan. Misalnya, "Oi kelasnya ia mendudukiranking kedua." Kata ranking tersebut dipadankan dengan kata pe-ringkat atau rank dalam bahasa Inggris. Oleh sebab itu, jelaslah bah-wa pemilihan kata rangking pada contoh kalimat tersebut tidak te-pat. Dengan demikian, kalimat tersebut perlu diperbaiki menjadi"Oi kelasnya ia menduduki peringkat kedua."

-.

.

Page 6: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengemba1/Kan BahaSJ1Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah 53

Kaidah sosial dalam hal ini dipakai sebagai dasar untuk menen-tukan ketepatan dan kesesuaian pilihan kata dengan lingkungan atauprofesi tertentu. Misalnya,

Istilah Asing Istilah Indonesia

maculamachine hours ,.main.drain

-makula, bintik-jam mesin-saluran buangan

tanah

Istilah dalam BidangII m u

-Anatomi-Manajemen-:reknik Sipil

I-rdan sebagainya.

Ketiga hal di atas tidak hanya dipakai sebagai dasar pengem-bangan kosa kata, tetapi juga dipergunakan sebagai dasar dalamupaya pengembangan kaidah bahasa Indonesia, terutama yang me-nyangkut kaidah bentukan dan tata kalimat.

Dalam upaya pengembangan kosa kata bahasa Indonesia, adatiga car a yang dapat ditempuh, yaitu (1) menciptakan kata atau isti-lah baru, (2) menerjemahkan kata atau istilah asing atau daerah, dan(3) memungut kata atau istilah asing atau daerah ke dalam bahasa In-donesia.

Penciptaan Kata atau Istilah

Yang dimaksud penciptaan kata atau istilah di sini tidaklah ber-arti membuat kata atau istilah yang sebelumnya tidak ada sarna seka-Ii, tetapi upaya penggalian kata atau istilah yang telah ada dalam ba-hasa Indonesia. Kata-kata itu terutama untuk memberikan padananterhadap kata atau istilah dalani bahasa asing. Misalnya,

Asing Indonesia Artisuperpower -adikuasa -paling berkuasa

(hebat)-menghilangkan ra-

cun-sebelum tanggal-tak bermoralltak

bersusila-kaca serat-tanpa gelar-kata pengantar /pen-

dahuluan

3.1.1

detoxify -awaracun

antedateimmoral

-pratanggal-dursusila .

fibreglassnondegreepreface

dan sebagainya.

-kaca serat-nongelar-prakata

.

Page 7: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

54 Cakrawala Pendidikan No.2 Volume VI 1987

3.1.2 PenerjemaJuznKata atau lstilah

Di samping khazanah kata bahasa Indonesia sendiri sebagaisumber pengembangan kosa kata atau istilah, bahasa asing danbahasa daerah pun merupakan sumber pengembangan kosa katabahasa Indonesia. Untuk keperluan terse~ut, penerjemahanmerupakan salah satu cara yang dapat ditempuh.

Penerjemahan kata atau istilahdari bahasa asingatau daerah ke _dalam bahasa Indonesia tidaklah berarti perbandingan satu kata rdengan satu kata (1:1)saja, tetapi dapat pula satu kata bahasa asingatau daerah menjadi dua kata atau lebih dalam bahasa Indonesia,atau dapat pula berlaku sebaliknya. Lebih jelasnya dapat dilihatpada contoh berikut.

Asing/Daerah Indonesiasnack --kudapanmicrowave --mikro gelombangshortwave --gelombang pendektable ware --peranti makanpressurecooker --panci masak cepatdeep magenta --padma (merah deli-

ma)bronze brown --perungguinflation rate --laju inflasikemiri(Jawa) --mata kakibenik (Jawa) --kancing bajudan sebagainya.

3.1.3 Pemungutan Kata atau lstilah

Sumber pemungutan kata atau istilah untuk mencari padanandapat pula diambil dari bahasa asing atau daerah secara langsung.Hal ini disebabkan kata-kata 'atau istilah asing tersebut telah lazimdipergunakan di dunia internasional atau memang kata atau istilahitu tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Pemungutan kata atau istilah, baik dari bahasa asing maupundaerah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu (I) pemu-ngutan sepenuhnya, artinya memungutkata atau istilah sebagaimanaadanya, baik bunyi maupun tulisannya, dan (2) pemungutan katadengan adaptasi atau penyesuaiandengan bunyi atau tata.tulis dalamBahasa Indonesia. Misalnya,

I-~

.

Page 8: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah 55

(1) Pemungutan Sepenuhnya

Asing/Daerahslang (Inggris)normal (lnggris)stadion (Belanda)modern (Inggris)nyeri (Sunda)pantau (MiY{angkabau)timbel (Jawa)gambus (Arab)

dan sebagainya.

Indonesia-slang- normal-stadion- modern-nyen-pantau (monitor)-timbel-gambus (orkes hambus)

-.r

(2) Pemungutan dengan Adaptas;

Asing/Daerahzekering (Belanda)schakelar (Belanda)analysis (lnggris)geometry (Inggris)psychology (lnggris)stratosfeer (Belanda)logistic (lnggris)s:abda (Sansekerta)

dan sebagainya.Masalah pengembangan kosa kata bahasa Indonesia dengan

penciptaan tersebut bukan berarti penggantian kata-kata atau istilahyang sudah populer dalam masyarakat menjadi istilah atau kata ba-ru, melainkan berarti upaya untuk menunjukkan padanannya bahwakata atau istilah asing itu juga terdapat dalam perbendaharaan katabahasa Indonesia. Sedangkan, masalah penerjemahan itu untuk me-mudahkan penyerapan konsep, dan cara pengembangan kosa katadengan pemungutan dilakukan karena kata atau istilah yang dipu-ngut itu tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Ketiga carapengembangan kosa kata tersebut secara mendalam telah dikemuka-kan dalam buku Pedoman Umum Pembentukan IstUah yang dike-luarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Olehsebab itu, upaya pengembangan kosa kata bahasa Indonesia harusmengacu pada buku pedoman tersebut.

Di samping itu, perlu disadari bahwa usaha pengembangan kosakata seperti yang dicontohkan pada bagian terdahulu bersifat "pena-

Indonesia-sekering-sakelar-analisis-geometri-psikologi-stratosfer-logistik-sabda

.

Page 9: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

56 Cakrawala Pendidikon No.2 Volume Vl1987 -

waran". Artinya, keterpakaian kata-kata atau istilah tersebut ber-gantung kepada pemakai bahasa Indonesia. Jika kata atau istilahyang ditawarkan secara produktif dan reproduktif dapat diterimaoleh masyarakat dengan pertimbangan hal tersebut dapat mengung-kapkan konsepsi keilmuan secara tepat dan cermat, berarti kata atauistilah itu mampu menjadi padanan kata atau istilah asingnya. Apa-bila. yang terjadi sebaliknya, berarti kata atau istilah tersebut akanhilang dari peredaran dan pemakai bahasa dapat mencari kata atau Iistilah lain yang lebih tepat.

~3.2. Pengembangan Kaidah Bahasa Indonesia

Dalam upaya pengemoangan kaidah bahasa Indonesia agar ba-hasa Indonesia itu bisa menjadi sarana komunikasi ilmiah, ada duamasalah utama yang harus diperhatikan, yaitu (1) masalah tata ben-tukan kata dan (2) masalah tata kalimat.

3.2.1 ~Iasalah TataBentukanKata

Dalam kaidah bahasa Indonesia terdapat tiga cara pembentukankata jadian, yaitu dengan penambahan afiks, pengulangan. dan pe-majemukan (Ramlan, 1978:28).Penambahan afiks dapat berupa pe-nambahan awalan, sisipan, akhiran, atau kombinasi antara awalandan akhiran pada kata dasar. Pengulangan dapat berupa pengulang-an seluruhnya, sebagian, atau pengulangan bervariasi fonemnya.Sedangkan pemajemukan berupa penggabungan antara dua kataatau lebih yang membentuk satu kesatuan makna. Misalnya,

(1) Bentukan kata dengan penambahan afiks(a) didik

pendidik 'orang yang...'pendidikan 'proses...'didikan 'hasil...'· kependidikan 'hal pendidikan' - kependidikan (dalamhal ini terjadi proses penghilangan -an)

(b) /atihpelatih ' orang yang...'latihan 'hasil/yang dilatihkan'pelatihan 'proses melatih/latihan'· kepelatihan'hal pelatihan'- kepelatihan(dalamhal initerjadipenghilangan-an) dan lain-lain.

.

Page 10: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagoi Sarana Komunikasi flmi/lh 57

(2) Bentukan kata dengan pengulangan

(a) pukul (kk)pukul-pukulan 'saling...'pukul-memukul'saling...'

(b) anakanak-anak 'banyak anak'anak -anakan 'sepertianak'

(c) sayur ~

sayur-sayuran 'bermacam-macam sayuran'sayur-mayur 'bermacam-macam sayur'dan sebagainya.

(3) Bentukan kata dengan pemajemukan dan diteruskan dengan pe-nambahan afiks(a) olah 'laku' dan raga 'badan/tubuh'

olah raga 'latihan gerak badan untuk menyehatkan badan'mengolahragakan membuat... jadi...'memperolahragakan 'membuat... gemar berolah raga'

(b) uji dan cobauji cobamengujicobakan 'melakukan uji coba'pengujicobaan 'proses uji coba'· kepengujicobaan 'hal pengujicobaan ' - kepengujicobaan(dalam hal ini terjadi proses penghilangan -an)

(4) Bentukan kata yang merupakan padanan 'kata jadian bahasaasingdan sebagainyaAsinganalyseranalyticalanal ysibility(to )normalisenormaliser

I~

keteranalisisanIndonesiapenganalisisberanalisisketeranalisisanmenormalkanpenormal

normalizationdan sebagainya.

(5) Bentukan kata yang kata dasarnya diawaligugus konsonan. Da-lam hal ini bunyi awal pada gugus konsonan tersebut tidak me-ngalami peluluhan.

penormalan

'orang yang...1alat. ..''proses.. .''haI.. .''proses menjadi...''orang/alat yang menja-dikan.. .''proses menjadikan...'

.

Page 11: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

58 CakrawallJPendidikan No.2 Volume VI 1987

Dasarskorstabilspesifiktransfusiproklamasi

~ dan sebagainya.

Contoh-contoh tersebut baru sebagian kecil yang dapat dikete-ngahkan dalam tulisan ini. Agar pemakaian bentuk-bentk kata itudapat tepat dan cermat, hendaknya pengguna bahasa Indonesiamemperhatikan fungsi dan makna setiap afiks dan juga konteks pe-makaiannya, baik konteks kalimat maupun konteks sosial termasukkeprofesian.

Jadianmenskor, penskoran, diskorkanmenstabilkan, penstabilan, distabilkanmenspesifikkan, penspesifikanmentransfusikan, pentransfusianmemproklamasikan

3.2.2 Masalah Tata Ka/imat

Suatu komunikasi, baik lisanmaupun tertulis ada kalanya sukardicerna isi pesannya. Hal ini seringbukan karena kosa katanya yangsukar dipahami, tetapi pengaturan kata, kelompok kata, dan klausake dalam bentuk kalimat atau paragraf yang rancu. Dengan katalain, unsur-unsur yang menduduki subjek, predikat, objek, atau ke-terangan sering tidak jelas. Hal ini dapat terjadi karena pemakai ba-hasa kurang memperhatikan atau menguasaikaidah tata kalimat ba-hasa Indonesia. Misalnya,(1) Suatu bangunan roboh kemungkinan cepat terjadi jika bahan

bangunannya tidak sesuai dengan aturan.Kalimat tersebut sukar dipahami dan bahkan bermakna ganda kare-na penempatan katanya tidak tepat. Seharusnya, kalimat tersebutdisusun seperti berikut.

"Suatu bangunan mungkin cepat roboh jika bahan bangunan-nya tidak sesuai dengan aturan."Di samping itu, ada juga bentuk kekacauan bahasa yang dise-

babkan oleh ketidakcermatan pemakai bahasa pada waktu menyu-sun kata-kata dalam mengungkapkan suatu peristiwaatau kejadian.Misalnya,(2) Pada setiap macam lerengyang mendapat perhatian teknik sipil

misalnya lereng yang terbentuk karena proses alam maupun le-reng buatan manusia perlu ditinjau kemungkinan terjadinyalongsor.

~

..

Page 12: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengembangan.Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah 59

Secara sepintas, kalimat tersebut juga sulit dipahami. Sebenarnya isipokok kalimat tersebut adalah "Setiap macam lereng perlu diperha-tikan." Namun, si pembuat kalimat tersebut ingin menjelaskan ber-bagai aspek secara bersama-sama, yaitu siapa yang harus memperha-tikan, mengapa harus diperhatikan, dan contoh jenis lereng yangmana yang harus diperhatikan sehingga kalimat tersebut menjadi ku-rang jelas. Untuk itu, kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi:

"Dalam ketekniksipilan setiap macam lereng perlu mendapatperhatian. Hal tersebut berlaku, baik pada Jereng yang alamimaupun lereng buatan manusia. Peninjauan terhadap kemung-kinan kelongsorannya perlu dilakukan."Kadang-kadang ketidakjelasan jabatan kalimat bukan karena

ketidaktepatan letak unsur-unsur kalimat, melainkan karena pema-kaian bentuk kata atau pilihan kata-kata di dalamnya. Misalnya,(3) Untuk peningkatan mutu pendidikan dari perguruan tinggi

swasta di mana memerlukan ketekunan dan keuletan para pe-ngelola.

Ketidakjelasan contoh kalimat (3) terletak pada pemakaian bentukkata peningkatan, memerlukan, kata tugas dari dan di mana. Seha-rusnya pada bentuk kata peningkatan digunakan meningkatkan,pada bentuk kata memerlukan dipakai kata diper/ukan, dan katatugas dari dan di mana ditiadakan. Dengan demikian, kalimattersebut dapat diperbaiki menjadi:

"Untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi swasta, diperlu-kan ketekunan dan keuletan para pengelolanya."Selain ketiga contoh tersebut, sering dijumpai pemakaian baha-

sa Indonesia yang menimbulkan ketaksaan makna karena ketidakte-patan penempatan keterangan. Misalnya,(4) Mereka mengambil botol bir dari dalam peti yang menurut pe-

meriksaan petugas tercemar cairan racun.Apa yang berisi racun itu? Apabila jawabannya peti, kalimat terse-but sudah baik. Namun demikian, jika jawabannya b01o1 bir, kali-mat tersebut harus diperbaiki letak keterangannya. Perbaikannyadapat dikemukakan sebagai berikut.

"Dari dalam peti mereka mengambil botol bir yang menurut pe-meriksaan petugas berisi cairan racun.' ,

Dalam kaitannya dengan penalaran ilmiah, kaidah tata bahasaharus diperhatikan. Kekacauan makna sering terjadi bukan karenakata atau istilah yang dipergunakan terlalu sulit atau asing bagi pem-

I-I

.

Page 13: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

60 CakrawoloPendidikan No.2 Volume VI 1987

baca, rnelainkan si penulis kurang rnernperhatikan kaidah tata baha-sa Indonesia dan pengaturan urutan kalirnat dalam paragraf. Akibat-nya, pesan yang disampaikan itu tidak reproduktif. Misalnya,(5) Pengambilan contoh tanah dalarn tabung biasanya di lapangan

dilakukan pernukulan dengan palu pada ujung stang alat handboring untuk penyelidikan dangkal, hal inilah yang rnengakibat-

."kan terjadinya perubahan akibat gesekan dengan dinding ta-bung yang keras sehingga rnengakibatkan perubahan strukturtanah, kepadatan dan ketergantungannya contoh tersebut, yangseharusnya hal ini cukup ditekan saja, tetapi pada lapisan tanahyang keras terjadi kesulitan untuk rnendapatkannya, kecuali pa-da lernpung lunak.

(Indreswari Guritno, 1985:47)

Dilihat dari segi isi pesan yang ingin dipaparkan pada contoh (5)tersebut, seharusnya hal tersebut dipisahkan atas beberapa kalirnatsehingga satuan-satuan idenya jelas dan hubungan antara satuan ideyang satu dengan yang lain lebih jelas pula. Dengan dernikian, peng-ungkapannya akan rnenjadi lebih baik, sisternatis, dan rnudah dipa-harni. Oleh karena itu, contoh tersebut dapat diperbaiki rnenjadi:

"Contoh tanah diarnbil dari dalarn tabung. Pengarnbilannya dilapangan rnenggunakan alat bor tangan (hand boring). Pada pe-nyelidikan tanah yang dangkal cara rnernasukkan tabung ke da-lamnya dilakukan dengan rnernu~ul stang alat tersebut. Akibat-nya, terjadi gesekan yang besar antara dinding tabung dengantanah. Hal ini rnengakibatkan pula struktur tanah berubah dankepadatannya terganggu. Seharusnya, pernasukan tabung cu-kup dengan rnenekan a1at bor saja, terutarna untuk lapisan lern-pung lunak. Sedangkan, untuk lapisan tanah keras cara pernu-kulan terpaksa harus dilakukan karena terjadi kesulitan untukrnendapatkannya." . .

Berdasarkan contoh-contoh dan uraian tersebut, pada hakikat-nya bahasa Indonesia cukup berpotensi dan rnarnpu dijadikan saranakornunikasi ilrniah. Masalahnya sekarang, apakah pernakai ataupengguna bahasa Indonesia telah benar-benar rnernaharni aturanatau kaidah bahasa Indonesia dan sekaligus telah taat asas terhadapaturan-aturan yang ada? Hal yang terakhir inilah rupanya yang perlurnendapat penekanan karena sering pengguna bahasa Indonesia itusudah rnengerti aturannya, tetapi tidak taat atau disiplin dalarnrnenggunakannya.

I-

.

Page 14: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

Upaya Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah 61

Masalah keraguan atau kekhawatiran pengguna bahasa Indone-sia bahwa bahasa Indonesia itu miskin istilah, sebenarnya tidak perluada sebab bahasa Indonesia tetap membuka kemungkinan menerimapengaruh dari bahasa asing atau daerah. Dengan ketentuan,pengaruh tersebut harus diselaraskan dengan tata tulis dan kaidahyang berlaku dalam bahasa Indonesia.

I ~"

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Pertama, aspek pokok yang perlu dikembangkan dan ditingkat-kan agar bahasa Indonesia mampu sebagai saran a komunikasi ilmiahada dua, yaitu (1) aspek kosa kata (termasuk istilah), (2) aspekkaidah bahasa (terutama tata bentukan dan tata kalimat/paragraf).

Kedua, pengembangan kosa kata bahasa Indonesia dapat dila-kukan dengan beberapa cara, antara lain (1) pembentukan atau pen-ciptaan kata/istilah baru sebagai padanan katalistilah dari bahasaasing atau daerah; (2) dengan penerjemahan katalistilah asing ke da-lam bahasa Indonesia; dan (3) dengan pemungutan kata/istilah asingatau daerah ke dalam bahasa Indonesia, baik secara penuh maupundengan adaptasi.

Ketiga, pengembangan kaidah tata bentukan harus memperhati-kan fungsi dan makna setiap afiks, dan cara pembentukannya, sertabentuk dasar yang dipergunakannya.

Keempat, pengembangan tata kalimat harus diarahkan pada ba-ngun kalimat efektif, yaitu kalimat yang sempurna, padat, berisi,dan mudah dipahami.

Kelima, pemakai bahasa Indonesia tidak perlu ragu akan ke-mampuan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah kare-na bahasa Indonesia tetap membuka kemungkinan untuk menerimakosa kata atau istilah bahasa asing atau daerah ke dalam bahasaIndonesia, sepanjang dalam bahasa Indonesia tidak ada padanan-nya.

4.2. Saran

Untuk menjamin kelancaran proses perwujudan bahasa Indone-sia sebagai sarana komunikasi ilmiah, sangat diharapkan:

.

Page 15: UPAYAPENGEMBANGAN - core.ac.uk · masyarakat ilmiah Indonesia tidak mungkin terwujud apabila bahasa Indonesia tidak diangkat ke taraf bahasa ilmiah. Dalam hal ini pe-ngembangan bahasa

62 CakrawalaPendidikan No.2 Volume VI 1987

Pertama, agar para ilmuwan, cendekiawan, atau calon ilmuwanikut memberikan teladan pemakaian bahasa Indonesia yang baik danbenar.

Kedua, agar semua lembaga keilmuan dan pendidikan di Indo-nesia mewajibkan pemakaian istilah, kata bentukan, kalimat yangbenar, jelas, dan mudah dipahami, serta ikut memasyarakatkan isti-lali bahasa Indonesia sebagai padanan istilah bahasa asing.

Ketiga, agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa seba-gai lembaga yang khusus menggarap masalah kebahasaan lebihmemperlebar strategi penyebarluasan hasil penelitian atau buku-bu-ku pedoman yang telah dihaslIkannya ke berbagai instansi atau lem-baga pendidikan di seluruh Indonesia. Misalnya, Pedoman Pemben-tukan Istilah, Kamus Istilah, Daftar Komulatif Istilah, dan sebagai-nya.

DAFTARPUSTAKA

Amidjaja, Dodi Tisna, "Tingkatkan Bahasa Indonesia ke Taraf Ba-hasa IImiah," Kompas, 19November 1986.Dep. P & K,1975.

Guritno, Indreswari, 1986."Komunikasi IImiah dan Pembinaan Ba-hasa Indonesia," PembinaanBahasaIndonesia. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Panitia Pengem-bangan Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pe-ngembangan Bah~a.

Ramlan, M. 1978. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogya-karta VB Karyono.

Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu: Sebuah PengantarPopuler. Jakarta: Sinar Harapan.

.1986. Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik.Jakarta: Gramedia.

~

.