Upaya Pokok Gizi Landasan Ulin
-
Upload
ida-bagus-deny-prayudi -
Category
Documents
-
view
47 -
download
3
description
Transcript of Upaya Pokok Gizi Landasan Ulin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan SK Menkes No. 123 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Gizi Puskesmas adalah salah satu
pelayanan kesehatan perorangan maupun masyarakat yang merupakan salah satu
upaya wajib puskesmas. Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat
pertama bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
kesehatan gizi. Pelayanan kesehatan gizi meliputi pelayanan di dalam gedung dan
di luar gedung.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas menjalankan
program-program yang tercakup dalam kegiatan pokok Puskesmas yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi. Upaya perbaikan gizi melalui
Puskesmas bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status
gizi masyarakat.
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih perlu
ditanggulangi secara terpadu oleh berbagai sektor termasuk kesehatan. Masalah
gizi utama yang dihadapi masyarakat adalah kekurangan energi dan protein
(KEP), kekurangan Vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKY), Anemia Gizi. Salah satu faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut
adalah masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan adanya kebiasaan yang salah
1
terhadap konsumsi makanan. Masalah gizi menjadi bertambah luas dan kompleks
karena tingkat penghasilan penduduk yang masih rendah.
Kasus gizi buruk bukanlah kasus penyakit yang baru akan tetapi
merupakan kasus penyakit yang bersambung dan melibatkan banyak faktor.
Antara lain disebabkan oleh berkurangnya konsumsi pangan akibat pendapatan
yang rendah, harga pangan yang tinggi menyebabkan menurunnya asupan gizi
bagi individu terutama bayi dan balita. Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat
yang berpenghasilan rendah terutama di wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin.
Untuk memberikan pelayanan perbaikan gizi yang menyeluruh diperlukan
kerjasama lintas program (KIA, Imunisasi, BP, UKS) maupun lintas sektor (PKK,
PKH). Salah satu upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat adalah
melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang sebagian besar kegiatannya
dilaksanakan di Posyandu. Usaha perbaikan gizi keluarga selama ini
dititikberatkan pada kegiatan penyuluhan gizi dengan menggunakan pesan-pesan
gizi sederhana, pelayanan gizi, pemanfaatan lahan pekarangan yang keseluruhan
kegiatan tersebut dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri.
Penulisan makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan-
kebijakan yang telah ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
lingkungan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru.
2
B. Tujuan
Memberikan gambaran pelaksanaan program gizi di Puskesmas Landasan
Ulin selama tahun 2012 yang bertujuan meningkatkan perbaikan gizi terutama
penyakit kurang gizi yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat
berpenghasilan rendah terutama pada balita dan wanita. Hal ini mendukung upaya
penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu serta mendorong
terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
3
BAB II
UPAYA POKOK PROGRAM GIZIPUSKESMAS LANDASAN ULIN BANJARBARU
2.1 Definisi dan Cakupan Gizi
Gizi secara umum berhubungan dengan kesehatan manusia, yaitu suatu zat
yang diperlukan dalam penyediaan energi, membangun dan memelihara jaringan
tubuh. Status gizi mencerminkan kondisi seseorang yang terjadi dalam suatu
jangka yang lama dalam keseimbangan antara penyerapan dan penggunaan zat
gizi.
Zat gizi adalah bahan-bahan kimia dalam makanan yang memberi makan
kepada tubuh. Secara garis besar zat gizi terbagi atas 2 jenis yaitu makronutrisi
dan mikronutrisi. Makronutrisi, yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan
beberapa mineral, dibutuhkan tubuh sehari-hari dalam jumlah yang besar.
Makronutrisi merupakan bagian terbesar dari makanan dan menyediakan energi
yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan kegiatan tubuh.
Mikronutrisi diperlukan dalam jumlah kecil (miligram sampai mikrogram).
Termasuk ke dalam mikronutrisi adalah vitamin dan mineral tertentu yang
menyebabkan perubahan kimia dalam penggunaan makronutrisi.
Kebutuhan energi bervariasi mulai dari 1000-4000 kalori/hari tergantung
kepada umur, jenis kelamin dan kegiatan fisik :
1. Wanita yang tidak beraktivitas, anak-anak kecil dan dewasa tua membutuhkan
sekitar 1600 kalori/hari.
4
2. Anak-anak yang lebih tua, wanita aktif dan laki-laki yang tidak beraktivitas
membutuhkan sekitar 2000 kalori/hari
3. Remaja laki-laki yang aktif dan laki-laki dewasa muda membutuhkan sekitar
2400 kalori/hari.
Adapun komposisi dari kalori adalah 55% berasal dari karbohidrat, 30%
berasal dari lemak, 15% berasal dari protein. Bila asupan energi tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh, akan terjadi penurunan berat badan. Cadangan lemak
dalam tubuh akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan.
Dalam keadaan yang lebih parah, tubuh akan menggunakan protein sebagai
sumber energinya.
Tujuan dari makanan yang tepat adalah untuk mencapai dan
mempertahankan komposisi tubuh dan kekuatan fisik dan mental yang baik.
Kebutuhan zat gizi esensial sehari-hari tergantung kepada umur, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik dan metabolisme.
Upaya perbaikan gizi secara umum bertujuan untuk meningkatkan
perbaikan status gizi masyarakat yang ada diwilayah kerja Puskesmas Landasan
Ulin, sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas menuju Indonesia Sehat.
Lingkup pelayanan gizi di Puskesmas Landasan Ulin meliputi Pembinaan
dan pengembangan UPGK dan pelayanan gizi bagi balita, bumil dan masyarakat
terseleksi. Adapun sasarannya adalah bayi dan balita, ibu hamil dan anak sekolah.
Diwilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin program gizi melayani
penimbangan bayi dan balita, distribusi atau pemberian Vit. A dosis tinggi pada
5
bulan Februari dan Agustus, pemberian obat cacing ke sekolah-sekolah,
pemberian tablet tambah darah remaja/perempuan di SMP dan SMA, Pemberian
tablet tambah darah pada Bumil, dan tindak lanjut kasus-kasus gizi buruk dan
monitoring bayi BGT dan BGM serta deteksi tumbuh-kembang balita secara
umum, serta distribusi MP-ASI khususnya bagi bayi dan balita pemegang kartu
sehat. Dalam memberikan pelayanan, program gizi memperluas jangkauan
pelayanan dengan posyandu-posyandu, pustu-pustu dan kelompok bermain/TK.
Target dan hasil pencapaian dari kegiatan program perbaikan gizi
Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Kegiatan Program Perbaikan Gizi Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
NO
NAMA KEGIATAN INDIKATOR KINERJATARGET
TAHUNANSASARAN
REALISASI
% PENCAPAIAN
1
Pemantauan Pertumbuhan bayi dan balita di posyandu :
a. Tk Liputan Program (K/S) 100 % 545 545 100
b. Tk Partisipasi Masyarakat (D/S)
80 % 545 539 99
c. Tk Keberhasilan Penimbangan (N/D)
80 % 539 398 73,8
d. Tk Kelangsungan Peimbangan (D/K)
80 % 545 539 99
e. Tk Pencapaian Program (N/S) 75 % 545 398 73
2 Keluarga Mandiri Sadar Gizi :
a. Keluarga mendapat Penyuluhan Makanan Sehat dan Bergizi
100 % 200 200 100
b. Keluarga di Kal – Sel menjadi keluarga sadar gizi
80 % 200 112 56
3 Suplementasi Gizi :
a. Pemberian Vit. A pada Bayi ( 0-11 bln)
90 % 171 171 100
b. Pemberian Vit .A Balita (1-5 th) 90 % 1180 1128 95,6
c. Pemberian Vit. A pada Ibu Nifas
100 % 450 460 102,22
d. Pemberian Tablet FE pada Ibu Hamil :
- Fe 1 90 % 495 544 109,9
- Fe 3 90 % 495 489 98,79
4 Pemantauan Status a. Prevalensi Gizi Buruk (BB/U) < 1442 3 0,21
6
Gizi ( PSG ) : b. Prevalensi Gizi Kurang < 5 % 1442 48 3,33
c. Prevalensi Gizi Lebih 1442 7 0,49
5 Pemantauan Konsumsi Gizi :
a.Tk konsumsi energi angka kecukupan energi min 2100 kal
- - - -
b. Tk konsumsi protein
c.Rumah Tangga mengkonsumsi Garam Beryodium
100 % 250 241 96,4
d. Balita BGM mendapat MP-ASI / PMT
100 % 48 48 100
e. Balita 6-24 bl mengkonsumsi MP-ASI 645 sampel
- - - -
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
2.2. Pokok-Pokok Program Perbaikan Gizi
Program perbaikan gizi meliputi usaha-usaha sebagai berikut :
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) adalah kegiatan masyarakat
untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di
Indonesia. Kegiatan-kegiatan UPGK meliputi :
a). Penyuluhan gizi masyarakat.
Tujuan kegiatan ini adalah terjadinya proses perubahan pengertian, sikap
dan perilaku yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan pelayanan
gizi yang tersedia di masyarakat.
b). Pelayanan gizi melalui Posyandu
Adapun kegiatan pelayanan gizi yang dipadukan di Posyandu adalah :
pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan balita, suplementasi vitamin
A, suplementasi pil zat besi, pemberian oralit, penyuluhan gizi dan pemberian
makanan tambahan.
c). Peningkatan pemenfaatan tanaman pekarangan
7
Salah satu kegiatan pelayanan gizi di Posyandu adalah Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) kepada anak balita. Untuk mendukung kegiatan
ini, akan menggalakkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber bahan
makanan seperti sayuran dan buah-buahan.
Usaha perbaikan gizi institusi (UPGI)
UPGI adalah salah satu program pokok perbaikan gizi yang bertujuan
untuk mendorong agar berbagai institusi pemerintah dan swasta memberikan
perhatian lebih besar dalam peningktan keadaan gizi warganya. Peran tenaga
Puskesmas dalam UPGI adalah membimbing dan membina pengelola/kader di
institusi dalam melakukan kegiaatan pelayanan gizi berdasarkan pedoman
yang telah ditetapkan. Tenaga Puskesmas bersama sektor terkait, dapat
melakukan supervisi kegiatan UPGI ke Rumah Sakit, Perusahaan, Panti,
Sekolah, Asrama Haji atau Lembaga Pemasyarakatan di wilayahnya.
Pencegahan & penanggulangan kekurangan vitamin A
Prinsip dasar penggulangan kekurangan vitamin A di Indonesia adalah
menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh melalui 2 cara yaitu :
- Penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi vitamin A alami.
- Suplementasi vitamin A melalui
(a). Cara langsung : distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 IU)
(b). Cara tidak langsung : fortifikasi (penambahan) vitamin A pada
bahan makanan
8
Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi
Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar Hb lebih rendah dari normal
akibat kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan darah (misal : zat besi, asam folat, vitamin B12) tanpa
memandang penyebab kekurangan darah tersebut. Kegiatan yang dilakukan
meliputi :
- Pencegahan dan penanggulangan anemia besi dikaitakan dengan
kegiatan UPGK dalam bentuk pemberian tablet besi bagi bumil-
busu
- Penggalakan konsumsi bahan pangan alami sumber zat besi
Sistem kewaspadaan pangan dan gizi
Program ini bertujuan meningkatkan konsumsi pangan dan gizi serta
mencegah timbulnya konsumsi pangan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
- Sistem Isyarat Dini Dan Intervensi (SIDI) / pemantauan wilayah
setempat bidang pangan dan gizi
- Sistem Informasi Pangan dan Gizi (SIPG)
- Pemantauan Status Gizi (PSG)
- Pemantauan Program Gizi (PPG)
Perbaikan makanan bayi dan anak
Program ini bertujuan melestarikan dan meningkatkan kebiasaan
menyusui bayi / anak umur 0 – 24 bulan serta memperbaiki kebiasaan
pemberian MP-ASI. Kegiatannya meliputi :
- Peningkatan penggunaan ASI melalui :
9
(a). Pendidikan dan penyuluhan
(b). Peningkatan pelayanan masyarakat
(c). Perundang-undangan
(d). Penelitian dan monitoring
- Perbaikan MP-ASI / makanan balita
(a). Pengkajian tentang perilaku masyarakan tentang pemberian
MP-ASI
(b). Pendidikan dan penyuluhan
(c). Monitoring dan evaluasi
(d). Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk memproduksi
MP- ASI yang murah dan tersedia di tempat.
- Perbaikan makanan bumil-busu
Program ini bertujuan meningkatkan kesehatan para ibu melalui
penyuluhan, pemantauan dan penerapan teknologi tepat guna
secara terpadu dengan kegiatan perbaikan pemberian makanan bayi
dan anak.
2.3 Program Peningkatan Gizi Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru
Tahun 2013
Rencana program peningkatan gizi yang dilaksanakan di Puskesmas
Landasan Ulin Banjarbaru tahun 2013 antara lain :
1. Pemantauan Pertumbuhan bayi dan balita di posyandu
Program dilakukan setiap hari. Sasaran kegiatan yaitu balita sakit dan
sehat yang datang ke puskesmas dan posyandu. Target program yaitu
10
sebanyak 100% untuk tingkat liputan program (K/S), 80% untuk tingkat
partisipasi masyarakat (D/S), 80% untuk tingkat kelangsungan
penimbangan (D/K), dan 75% untuk tingkat pencapaian program (N/S).
Tujuan pelaksanaan Operasi Timbang adalah untuk mengetahui
perkembangan berat badan dan panjang/tinggi badan anak. Kegiatan ini efektif
karena bisa menghemat waktu dan biaya, dan terbukti bisa meningkatkan angka
kunjungan, secara banyak kasus gizi kurang dan buruk yang dapat terlacak.
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat
irreversible (tidak dapat pulih).
Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak
(dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya
kurang, maka status gizi kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah
disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk
memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur
anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas
garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi
buruk
Cakupan penimbangan balita di posyandu terangkum dalam tabel berikut
dibawah ini.
11
Tabel 2.2. Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
Sumber: Data Bulanan Puskesmas Landasan Ulin
12
No
Bulan KelurahanPencapaian
S K D NK/S N/S D/K D/S% % % %
1 Februari Land. Ulin Utara 659 657 651 412 99,75 59,5 99,3 96Land. Ulin Tengah 284 284 276 176 100 62,2 97,9 96
Total 943 941 927 586 99,88 60,2 98,6 962 April Land. Ulin Utara 753 753 613 356 100 43,7 81 81
Land. Ulin Tengah 261 261 218 145 100 46,7 49 76Total 1014 1014 831 501 100 49,4 82 82
3 Mei Land. Ulin Utara 750 750 610 468 100 62,4 81 81Land. Ulin Tengah 255 255 209 161 100 55,6 48 71
Total 1005 1005 819 629 100 62,6 81 814 Juni Land. Ulin Utara 727 727 601 471 100 64,8 83 83
Land. Ulin Tengah 248 248 207 160 100 62,5 48 80Total 976 975 808 631 100 64,7 83 83
5 Juli Land. Ulin Utara 730 730 628 480 100 65,8 86 86Land. Ulin Tengah 248 248 217 167 100 65 50 83
Total 978 978 845 647 100 66,2 86 866 Agustus Land. Ulin Utara 779 779 777 509 100 65,3 100 100
Land. Ulin Tengah 280 280 278 177 100 57,4 51 100Total 1059 1059 1055 686 100 64,8 100 100
Februari April Mei Juni Juli Agustus0
200
400
600
800
1000
1200
SKDN
Gambar 2.1. Grafik Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
Februari April Mei Juni Juli Agustus0
20
40
60
80
100
120
K/SN/SD/KD/S
Gambar 2.2 Grafik Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
13
Tabel 2.3. Penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu dan Puskesmas Landasan Ulin tahun 2008-2010
2008 2009 2010S 3514 1733 1838K 2804 1390 1686D 1250 1158 1517N 658 873 1277
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2008, 2009, 2010
2008 2009 20100
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
SKDN
Gambar 2.3. Grafik Penimbangan Bayi dan Balita di Posyandu dan Puskesmas Landasan Ulin tahun 2008-2010
14
Tabel 2.4. Tingkat Pencapaian Program UPGK Bayi dan Balita di Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
Janu
Febru
Maret
April
Mei
Juni
Juli Agust
Sept
Okt Nov
Des
(%)K/S
100 100 100 100 100 96,8
100 100 100 100 100 100
N/S
40,8
44,7 46,6 41,4 30,8
28,8
29,2
31,8 29,8
33,8
39,5
42,5
N/D
54,9
45,6 65,3 65,9 63,7
58,3
63,7
37,4 52,9
58,7
66,4
58,1
D/K
74,3
98,1 71,4 62,7 48,3
50,9
45,9
85,1 56,2
57,6
59,5
73,08
D/S
74,3
98,1 71,4 62,7 48,3
49,3
45,9
85,1 56,2
57,6
57,6
73,08
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
JanuariFebruari Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des0
20
40
60
80
100
120
K/SN/SN/DD/KD/S
Gambar 2.4. Grafik Tingkat Pencapaian Program UPGK Bayi dan Balita di Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
15
Tabel 2.5. Penimbangan Balita Bawah Garis Merah di Posyandu Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
No Bulan Kelurahan
Pencapaian
BGM BARU
BGM LAM
A
BGM BARU+LAMA
1 Februari Land. Ulin Utara 4 12 16Land. Ulin Tengah 8 18 26
2 April Land. Ulin Utara 1 12 13Land. Ulin Tengah 0 13 13
3 Mei Land. Ulin Utara 3 10 13Land. Ulin Tengah 1 11 12
4 Juni Land. Ulin Utara 3 10 13Land. Ulin Tengah 1 11 12
5 Juli Land. Ulin Utara 3 10 13Land. Ulin Tengah 1 11 12
6 Agustus Land. Ulin Utara 0 8 8Land. Ulin Tengah 4 7 11
Sumber: Data Bulanan Puskesmas Landasan Ulin
LUU LUT0
5
10
15
20
25
30
FebruariAprilMeiJuniJuliAgustus
Gambar 2.5. Grafik Penimbangan Balita BGM di Posyandu Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
16
Tabel 2.6 Hasil Pemantauan Status Gizi Balita Puskesmas Landasan Ulin Berdasarkan BB/ TB tahun 2012
No KriteriaPemantauan
BB/TB
1 Sasaran 539
2 Kurus Sekali 0
3 Kurus 53
4 Normal 463
5 Gemuk 23
Sumber: Data Dinding Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2013
Status Gizi Balita0
100
200
300
400
500
600539
0
53
SasaranKurus SekaliKurusNormalGemuk
Gambar 2.6 Grafik Hasil Pemantauan Status Gizi Balita Puskesmas Landasan Ulin Berdasarkan BB/ TB tahun 2012
17
Tabel 2.7 Cakupan Pemantauan BB/TB Balita Puskesmas Landasan Ulin Berdasarkan tahun 2012
No KriteriaPemantauan
BB/TB
1 Kurus Sekali 0 %
2 Kurus 10%
3 Normal 86%
4 Gemuk 4,27%
Sumber: Data Dinding Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2013
Pemantauan BB/TB0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0
10
86
Kurus SekaliKurus NormalGemukColumn1
Gambar 2.7 Grafik Cakupan Pemantauan BB/TB Balita Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
18
Tabel 2.8. Jumlah Posyandu dan Kader di Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
No Bulan KelurahanPYD
PYD AKTIF
KADER KDR AKTIF
1 Februari Land. Ulin Utara 12 11 76 71Land. Ulin Tengah 4 4 24 23
2 April Land. Ulin Utara 12 11 72 57Land. Ulin Tengah 4 4 23 21
3 Mei Land. Ulin Utara 12 11 72 60Land. Ulin Tengah 4 4 23 20
4 Juni Land. Ulin Utara 12 11 72 61Land. Ulin Tengah 4 4 23 20
5 Juli Land. Ulin Utara 12 11 72 61Land. Ulin Tengah 4 4 23 20
6 Agustus Land. Ulin Utara 12 11 72 70Land. Ulin Tengah 4 4 23 21
Sumber: Data Bulanan Puskesmas Landasan Ulin
Februari April Mei Juni Juli Agustus0
20
40
60
80
100
120
PYD PYD AktifKaderKader Aktif
Gambar 2.8. Grafik Jumlah Posyandu dan Kader di Kelurahan Landasan Ulin Utara dan Tengah Periode Februari-Agustus 2013
19
Taburia merupakan tambahan multivitamin dan multimineral untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita umur 6-24 bulan. Tujuan
pemberian taburia antara lain untuk membantu balita tumbuh kembang secara
optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mencegah
anemia dan mencegah kekurangan zat gizi. Kegiatan Pembagian Taburia
dilaksanakan selama 2 bulan, jumlah sasaran adalah 53 anak yang terdapat di
seluruh posyandu wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin.
Tabel 2.9 Hasil Pemberian Taburia di TK Wilayah Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru tahun 2012
No Kriteria Taburia Pencapaian (%)
1 Sasaran 53 100
2 Cakupan 53 100
Sumber: Data Dinding Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2013
Bumil KEK0
20
40
60
80
100
120
53 53
100
SasaranCakupanPencapaian (%)
Gambar 2.9 Grafik Hasil Pemberian Taburia di TK Wilayah Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru tahun
20
Taburia merupakan suplemen tambahan yang diberikan dengan
menaburkannya di hidangan makanan untuk anak yang dikatakan gizi kurang dan
gizi buruk. Pemberian suplemen Taburia dianjurkan 2x untuk 1 minggu yaitu pada
hari senin dan kamis selama 1 bulan dengan jumlah total 8 bungkus kecil
suplemen Taburia. Adapun cara penaburannya dihidangan yang tidak panas dan
tidak berkuah, gunanya disini agar terhindar kerusakan zat-zat yang terkandung
didalamnya akan proses panas dan terlarut dalam hidangan berkuah.
2. Pemberian paket pertolongan gizi
a. Distribusi kapsul vitamin A pada balita
Program dilakukan dilakukan 2 kali per tahun. Sasaran kegiatan yaitu
balita yang datang ke puskesmas, posyandu, dan murid sekolah TK. Target
program yaitu bayi sebanyak 90% dan anak balita sebanyak 90%. Lokasi
kegiatan yaitu di Puskesmas, posyandu, sekolah TK dan PAUD di
kelurahan Landasan Ulin Tengah dan Utara. Rincian kegiatan yaitu:
- Kapsul vitamin A dosis tinggi biru untuk umur 5-11 tahun
- Kapsul vitamin A dosis tinggi merah untuk anak balita umur 1-5 tahun.
Cakupan distribusi kapsul vitamin A bayi dan anak balita terangkum
dalam tabel berikut:
Tabel 2.10. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi dan Anak Balita Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru periode Februari 2013
No TempatBayi (target 90%) Anak Balita (target 90%)
Sasaran Cakupan % Sasaran Cakupan %
1 Posyandu LU Utara 89 89 100 539 536 99,44
2 Posyandu LU Tengah 24 24 100 238 234 98,32
21
3 Puskesmas LU 52 52 100 349 349 100
4 TK dan PAUD 2 2 100 486 486 100
Sumber: Data Bulanan Puskesmas Landasan Ulin
posyandu LU Utara Posyandu LU Tengah Puskesmas LU TK dan PAUD84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
Target (%)Anak BalitaBayi
Gambar 2.10. Grafik Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi dan Anak Balita Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru periode Februari 2013
Tabel 2.11. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru tahun 2012
No Kriteria Februari Agustus
1 Sasaran 186 171
2 Cakupan 185 171
Sumber: Data Dinding Puskesmas Landasan Ulin
22
Februari Agustus160
165
170
175
180
185
190
SasaranCakupan
Gambar 2.11. Grafik Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru tahun 2012
Tabel 2.12. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi dan Anak Balita Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru periode Agustus 2013
No TempatBayi (target 90%) Anak Balita (target 90%)
Sasaran Cakupan % Sasaran Cakupan %
1 Posyandu LU Utara 85 85 100 652 652 100
2 Posyandu LU Tengah 34 34 100 225 225 100
3 Puskesmas LU 132 132 100 210 210 100
4 TK dan PAUD 2 2 100 497 497 100
Sumber: Data Bulanan Puskesmas Landasan Ulin
23
posyandu LU Utara Posyandu LU Tengah Puskesmas LU TK dan PAUD84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
Target (%)Anak BalitaBayi
Gambar 2.12. Grafik Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bayi dan Anak Balita Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru periode Agustus 2013
b. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas
Program dilakukan dilakukan setiap hari. Sasaran kegiatan yaitu ibu
nifas/post partum (0-30 hari) yang datang ke puskesmas dan posyandu..
Target program yaitu sebanyak 100% sasaran. Lokasi kegiatan yaitu di
Puskesmas dan posyandu di kelurahan Landasan Ulin Utara dan Landasan
Ulin Tengah. Rincian kegiatan yaitu vitamin A dosis tinggi merah
diberikan 2 kapsul:
- Pertama diberikan 1 kapsul
- 24 jam kemudian 1 kapsul
Pemberian vitamin A pada ibu nifas terangkum dalam tabel berikut.
24
Tabel 2.13 Cakupan Vitamin A pada Ibu Nifas Puskesmas Landasan UlinPeriode Februari – Agustus 2013
No
Bulan KelurahanSasaran Bufas
Vitamin A
Bln iniKumulatif
Abs %1 Februari Land. Ulin Utara 266 24 48 18,05
Land. Ulin Tengah
184 13 29 15,76
Total 450 37 77 17,12 April Land. Ulin Utara 266 26 103 38,76
Land. Ulin Tengah
184 9 50 27,17
Total 450 37 153 343 Mei Land. Ulin Utara 266 30 128 48,12
Land. Ulin Tengah
184 22 61 33,15
Total 450 52 189 424 Juni Land. Ulin Utara 266 30 158 59,40
Land. Ulin Tengah
184 15 76 41,30
Total 450 45 234 525 Juli Land. Ulin Utara 266 30 188 70,68
Land. Ulin Tengah
184 22 98 53,26
Total 450 52 286 63,556 Agustus Land. Ulin Utara 266 33 191 71,80
Land. Ulin Tengah
184 29 105 57,07
Total 450 62 291 64,66Sumber: Data bulanan Puskesmas Landasan Ulin
25
Februari April mei juni Juli agustus0
20
40
60
80
100
120
17.1
3442
52
63.55 64.66
100 100 100 100 100 100
Cakupan (%)Target (%)
Gambar 2.13. Grafik Cakupan Vitamin A pada Ibu Nifas Puskesmas Landasan Ulin periode Februari – Agustus 2013
Tabel 2.14 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Ibu Nifas Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru tahun 2012
No Kriteria Bufas Pencapaian (%)
1 Sasaran 450 100
2 Cakupan 460 100
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
26
Distribusi Vit. A Bufas0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
SasaranCakupanPencapaian (%)
Gambar 2.14. Grafik Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Bufas Puskesmas Landasan Ulin Banjarbaru tahun 2012
c. Distribusi Tablet besi (Fe)
Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan
dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Anemia gizi dapat di derita oleh
semua golongan umur, terutama ibu hamil, anak balita, anak sekolah, remaja
putri, ibu nifas atau menyusui, dan tenaga kerja wanita berpenghasilan rendah.
Karena itu, mengkonsumsi makanan sumber zat besi perlu diperbanyak.
Khusus bagi ibu hamil dan penderita anemia gizi diharuskan untuk
mengkonsumsi tablet tambah darah (Pil besi) sesuai dengan anjuran, Anemia
atau kekurangan zat besi adalah : Suatu keaadaan dimana kadar haemoglobin
(Hb) dalam darah kurang dari batas normal. Untuk ibu hamil batas normal 11
gr %, bila kurang dari l l gr %, berarti ibu hamil terse but menderita anemia
gizi.
Tanda-tanda anemia dapat dilihat secara klinis, yaitu :
27
Kelopak mata bagian dalam pucat, bila anemia berat maka wajah, bibir,
kuku terlihat pucat.
Terlihat gejala 5 L, yaitu: lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai.
Sering pusing dan mata berkunang-kunang.
Pemberian tablet tambah darah di Puskesmas Landasan ulin diberikan
pada remaja/perempuan di SMP dan SMA dan pada Bumil. Di Puskesmas
Landasan Ulin tablet Fe di distribusikan pada ibu hamil. Untuk ibu hamil,
minum tablet tambah darah setiap hari selama 90 hari masa kehamilan atau 90
tablet selama kehamilan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya
pendarahan sebelum dan sesudah melahirkan dan mencegah anemia.
Pemberian tablet Fe pada siswi SMP dan SMA di wilayah kerja
Puskesmas Landasan Ulin dimaksudkan untuk program pencegahan anemia
pada remaja putri karena siswi mengalami siklus masa haid. Siswi diberikan
tablet Fe selama 7 hari sesuai hari haidnya, 1 hari siswi mendapat 1 tablet Fe.
Siswi diberikan tablet Fe selama 3 bulan, jadi 1 orang siswi mendapat 21 tablet
Fe untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya anemia pada remaja putri.
Tablet Fe di distribusikan di puskesmas pada saat hari pemeriksaan ibu hamil
yaitu hari Senin dan Kamis, juga di pustu dan posyandu, oleh petugas gizi yang
bekerja sarna dengan bidan dan Apotik.
Program dilakukan dilakukan setiap hari dimana sasaran kegiatan yaitu ibu
hamil, ibu nifas dan ibu menyusui yang datang ke puskesmas dan posyandu.
Target program yaitu sebanyak 90% sasaran. Lokasi kegiatan yaitu di Puskesmas
dan posyandu di kelurahan LUU dan LUT. Rincian kegiatan yaitu diberikan tablet
28
besi 1 sachet (30 tablet). Pencapaian program distribusi tablet Fe pada ibu hamil
di Puskesmas Landasan Ulin dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.15 Distribusi Tablet Fe Pada Ibu Hamil di Puskesmas Landasan Ulin Bulan Januari-Agustus Tahun 2013
Bulan Sasaran
bumil
Jumlah ibu hamil
Fe 1 % Fe 3 %
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
495495495495495495495
58
61
59
47
61
59
64
62
60,15
49,70
61,20
38,79
49,70
61,62
74,55
74,14
60
62
60
38
62
62
62
66
39,10
40,20
39,20
30,10
39,80
52,32
64,85
65,66
Sumber: Laporan Bulanan Poli Gizi Puskesmas Landasan Ulin
Jan Feb Mar Apr Mei juni juli agustus0
10
20
30
40
50
60
70
80
5861 59
47
61 5964 6260 62 60
38
62 62 6266
39 40 39
30
39
52
64 65
FE 1FE 1 %Fe 3 FE 3 %
Gambar 2.15. Grafik Distribusi tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Landasan Ulin bulan Januari-Agustus tahun 2013
29
Sasaran ibu hamil tahun 2013 sebanyak 495 orang. Target distribusi tablet
Fe1 dan Fe3 untuk 1 tahun sebanyak 445 orang (90%). Pencapaian distribusi Fe1
dan Fe3 pada bumil bulan Januari-Agustus 2013 sudah mencapai target yaitu:
Fe1 = 471, Fe3 = 472 .
Tabel 2.16 Pencapaian Program Gizi Melalui Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas Landasan Ulin Bulan Januari – Desember 2012
d. Pemberian Tablet FE pada Ibu Hamil :
Target tahunan
sasaran realisasi % pencapaian
- Fe 1 90 % 495 544 109,9
- Fe 3 90 % 495 489 98,79
Sumber: Laporan Bulanan Poli Gizi Puskesmas Landasan Ulin
Fe 1 Fe 30
100
200
300
400
500
600
90 90
495 495
544
489
Target (%)sasaranrealisasi% pencapaian
Gambar 2.16. Pencapaian Program Gizi Melalui Distribusi Tablet Fe pada Ibu Hamil di Puskesmas Landasan Ulin Bulan Januari – Desember 2012
Target pemberian tablet tambah darah (Fe) tahun 2009 :
Untuk Fe 1 = jumlah bumil yang mengkonsumsi 30 tablet tambah darah
selama hamil = 90 %
Untuk Fe 3 = jumlah bumil yang mengkonsumsi 90 tablet tambah darah
selama hamil = 80 %
30
Tabel di atas menggambarkan bahwa pencapaian cakupan program gizi
melalui distribusi Fe pada ibu hamil di Puskesmas Landasan Ulin sudah
mencapai target yang ditetapkan
d. Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita
Untuk melakukan penilaian status gizi terhadap balita dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain:
1. Pemantauan pertumbuhan anak
Penggunaan KMS untuk memantau pertumbuhan anak sudah
digunakan secara luas. Manfaat pemantauan ini adalah untuk keperluan
pencegahan terhadap gangguan kesehatan anak, ditandai dengan berat badan
yang menurun. Kegiatan pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan di
Puskesmas dan Posyandu.
2. Penilaian status gizi penduduk
Penilaian status gizi yang sudah ditetapkan adalah penilaian status gizi
yang bertujuan memberikan informasi untukperencanaan jangka panjang dan
jangka pendek. Penilaian status gizi yang dikenal dengan Pemantauan Satus
Gizi (PSG) tingkat kecamatan adalah penilaian status gizi penduduk yang
dapat memberikan gambaran status gizi tingkat kecamatan dan kabupaten.
Indeks yang digunakan adalah TB/U atau PB/U, BB/U dan BB/TB.
Pada saat ini, posyandu merupakan satu-satunya sumber dimana data
berat badan balita diperoleh dan digunakan semaksimal mungkin. Untuk
memperoleh data status gizi posyandu, harus mempertimbangkan beberapa
hal yaitu:
31
a. Balita yang tercakup di setiap posyandu
b. Balita yang secara rutin mengikuti penimbangan bulanan
c. Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan kader posyandu
d. Sistem pencatatan dan pelaporan posyandu
e. Distribusi Obat Cacing
Penyakit cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya cacing
pada usus manusia seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi dan
cacing camvuk.
Penyebabnya adalah telur cacing yang masuk ke dalam usus melalui
makanan/minuman atau kulit kemudian menetas serta berkembang biak. Penyakit
cacingan paling banyak diderita oleh anak usia sekolah dasar dan anak balita.
Tanda-tanda penyakit cacingan:
Mengeluarkan cacing saat buang air besar atau muntah
Badan kurus walau banyak makan
Muka, telapak tangan dan selaput mata pucat
Pada anak-anak perut buncit dan kurus
Badan lemas, lesu dan mengantuk
Sakit perut, kadang diare
Bahaya penyakit cacingan:
Kurang gizi, karena sari makanan diisap cacing
Kurang darah, karena darah diisap cacing
Anak sekolah sukar menerima pelajaran
Pertumbuhan anak terganggu
32
Mudah terserang penyakit lain
Hilangnya kemampuan kerja
Distribusi obat cacing dilakukan oleh petugas gizi puskesmas. Obat cacing
yang diberikan kepada murid-murid di sekolah dasar ada 2 macam, yaitu:
Obat cacing Pyrantel
Diberikan untuk murid-murid SD kelas satu atau murid yang baru
berumur < 6 tahun. Satu orang murid mendapatkan 2 tablet Pyrantel.
Obat cacing Albendazole atau Mebendazole
Diberikan untuk murid-murid SD kelas satu yang berumur > 6 tahun
dan murid-murid kelas dua sampai kelas enam dan juga murid-murid yang
tidak naik kelas. Satu orang murid mendapatkan 1 tablet Albendazole atau
Mebendazole.
Jumlah obat cacing yang diterima dari pengelola program gizi dinas
kesehatan kota untuk didistribusikan di sekolah dasar yaitu: obat cacing Pyrantel
sebanyak 156 tablet, obat cacing Albendazole sebanyak 614 tablet.
Tabel 2.18 Distribusi Obat Cacing di SD/MI Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
No Target Tahunan Sasaran Realisasi Pencapaian
%
1 100% 200 191 95,50
Sumber: Laporan Tahunan Gizi Puskesmas Landasan Ulin
33
0
50
100
150
200
250
300 257 257
SasaranCakupan
Gambar 2.18 Grafik Distribusi Obat Cacing di SD/MI Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
f. Pelatihan Kader Kesehatan Remaja dan Anak Sekolah
Tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan dokter remaja dan dokter kecil
adalah meningkatkan kemampuan remaja dan anak sekolah menuju kemandirian
untuk hidup sehat dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan dokter remaja dan dokter
kecil adalah gizi remaja dan gizi anak sekolah. Gizi remaja dan gizi anak sekolah
adalah hal penting yang harus disampaikan bagi kader kesehatan remaja dan anak
sekolah karena pertumbuhan fisik yang pesat memerlukan gizi yang baik dan
berimbang. Bila tidak terpenuhi maka dapat menimbulkan berbagai gangguan dan
masalah gizi pada remaja dan anak sekolah tersebut.
Dengan diberikannya materi gizi remaja dan gizi anak sekolah pada
pelatihan dokter remaja dan dokter kecil ini, diharapkan anak-anak remaja dan
sekolah mempunyai pengetahuan yang baik tentang masalah gizi, sehingga dapat
34
memilih makanan yang bergizi dan mampu hidup sehat secara mandiri karena
apapun penyebab suatu penyakit faktor utamanya adalah masalah gizi.
Kegiatan pelatihan kader kesehatan remaja atau dokter remaja
dilaksanakan di SMP dan SMA atau yang sederajat, untuk SD disebut pelatihan
dokter kecil. Di puskesmas Landasan Ulin pelatihan dokter remaja tahun 2009 ini
dilaksanakan di SMP Sabilal Muhtadin dan pelatihan dokter kecilnya
dilaksanakan di SDN Pasar Lama 6. Materi gizi remaja dan gizi anak sekolah
disampaikan oleh ahli gizi puskesmas Landasan Ulin.
g. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
SKPG merupakan kegiatan yang dinamis yaitu secara terus-menerus
mengumpulkan, menganalisis data, menyebarluaskan informasi, menetapkan
langkah-langkah tindakan yang diperlukan dan melakukan tindakan pencegahan
ataupun penanggulangan. Dalam keadaan krisis pangan informasi yang dihasilkan
sangat berguna untuk melakukan penanggulangan masalah kelaparan dan gizi
buruk secara cepat dan tepat. Dalam keadaan normal informasinya dapat
digunakan untuk merumuskan kebijaksanaan, perencanaan program dan evaluasi
perkembangan situasi pangan dan gizi di tingkat kota. Tindakan penanggulangan
bisa berupa tindakan jangka pendek bisa juga tindakan jangka panjang.
SKPG dapat membantu pemda untuk selalu waspada dalam menghadapi
ancaman rawan pangan, kelaparan dan gizi buruk secara dini, sehingga akibat
yang lebih buruk dapat dihindari.
Tujuan SKPG adalah:
35
1. Untuk mewaspadai timbulnya ancaman kerawanan pangan, kelaparan dan
gizi buruk dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan gizi penduduk.
2. Untuk mencegah dan menanggulangi kejadian kelaparan dan gizi buruk.
Salah satu indikator SKPG adalah indikator pemantauan status gizi balita dan
pola konsumsi pangan.
h. Pemantauan Status Gizi
Pemantauan status gizi menggunakan 2 indikator yaitu prevalensi KEP
balita berdasarkan survei khusus (PSG) dan penimbangan bulanan di posyandu
(SKDN), yang mencakup pertumbuhan balita dan kasus gizi buruk. Indikator yang
dipakai adalah N/D, D/S dan BGM.
Tabel 2.19 Hasil kegiatan Pemantauan Status Gizi Program SKPG di Puskesmas Landasan Ulin bulan Januari-Desember tahun 2012
NAMA KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUNAN
SASARAN
REALISASI
% PENCAPAIAN
Pemantauan Status Gizi
( PSG ) :
a. Prevalensi Gizi Buruk (BB/U) < 1442 3 0,21
b. Prevalensi Gizi Kurang < 5 % 1442 48 3,33
c. Prevalensi Gizi Lebih 1442 7 0,49
Sumber : Laporan Tahunan 2012 Puskesmas Landasan Ulin
36
Prevalensi Gizi Buruk (BB/U)
Prevalensi Gizi Kurang
Prevalensi Gizi Lebih
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
0 0 0
1442 1442 1442
3 48 7
Target (%)sasaranrealisasi% pencapaian
Gambar 2.19 Hasil kegiatan Pemantauan Status Gizi Program SKPG di Puskesmas Landasan Ulin bulan Januari-Desember tahun 2012
i. ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian air susu kepada bayi sejak pertama bayi lahir
dan ASI keluar tanpa diberikan minuman/makanan selain ASI itu sendiri termasuk
air putih maupun susu formula sampai umur bayi 6 bulan. Setelah bayi berusia 6
bulan, baru bisa diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Adapun
beberapa manfaat ASI yaitu, mengandung semua zat-zat gizi yang dibutuhkan
oleh pertumbuhan bayi, memberikan kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai
penyakit seperti diare, dan biayanya hemat praktis dan ramah lingkungan.
Pemantauan ASI eksklusif dilakukan selama 12 bulan. Berikut ini dapat
dilihat tabel mengenai cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Landasan Ulin Tahun
2012.
Tabel 2.21 Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
No Target Tahunan Sasaran Realisasi Pencapaian
%
1 100% 263 122 46,40
Sumber: Laporan Tahunan Gizi Puskesmas Landasan Ulin
37
0
50
100
150
200
250
300 263
122
SasaranCakupan
Gambar 2.21 Grafik Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Landasan Ulin
Tahun 2012
Tabel 2.22 Pemberian MP-ASI Balita di Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
No Target Tahunan Sasaran Realisasi Pencapaian
%
1 100% 48 48 100
Sumber: Laporan Tahunan Gizi Puskesmas Landasan Ulin
38
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
48 48
Sasaran Cakupan
Gambar 2.22 Grafik Pemberian MP-ASI Balita di Puskesmas Landasan Ulin
Tahun 2012
Dari data diatas dapat dilihat pencapaian program ASI eksklusif masih
jauh dibawah target yaitu hanya 46,40%. Banyak hal yang menyebabkan
kurangnya kesadaran ibu menyusui untuk tidak memberikan ASI nya kepada
bayinya. Seperti tidak adanya pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif,
bahwa ASI eksklusif itu lebih sehat dan bergizi seimbang dibandingkan susu
formula pada masa usia bayi 0-6 bulan. Untuk pemberian MP-ASI pencapaiannya
sudah mencapai 100%.
g. Garam Beryodium
Kegiatan garam beryodium dilakukan diposyandu, di sekolah dan RT.
Berikut ini dapat dilihat hasil pemantauan garam beryodium di Puskesmas
Landasan Ulin Tahun 2012.
39
Tabel 2.23 Hasil Pemantauan Garam Beryodium di Masyarakat Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
No Target Tahunan Sasaran Realisasi Pencapaian
%
1 100% 257 257 100
Sumber: Laporan Tahunan Gizi Puskesmas Landasan Ulin
0
50
100
150
200
250
300 257 257
SasaranCakupan
Gambar 2.23 Grafik Hasil Pemantauan Garam Beryodium di Masyarakat Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012
Dari data diatas terlihat bahwa masyarakat yang mengkonsumsi garam
beryodium masih dibawah target yaitu sejumlah 191 orang atau 95,50%. Untuk
itu penting dilakukan promosi kesehatan mengenai pentingnya mengkonsumsi
garam beryodium bagi masyarakat.
40
BAB III
ANALISA SWOT PUSKESMAS BERDASARKAN DATA-DATA PUSKESMAS
DAN TEMUAN DI LAPANGAN
Kekuatan
1. Puskesmas Landasan Ulin mempunyai petugas bagian Gizi yang
komitmen dalam mensukseskan program perbaikan gizi di masyarakat.
2. Tersedianya obat cacing, vitamin A, tablet Fe yang akan didistribusikan
ke masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
3. Adanya posyandu sehingga dapat melaksanakan program gizi di seluruh
wilayah kerja Puskesmas, seperti dilakukan penimbangan balita dan bayi
tiap bulan di Posyandu yang memudahkan pengontrolan gizi di wilayah
kerja Puskesmas.
4. Tingkat liputan program (K/S) sudah memenuhi target 100%
5. Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) sudah di atas target 80%
6. Tingkat kelangsungan penimbangan (D/K) sudah di atas target 80%
7. Jumlah posyandu dan kader aktif melebihi 50% dari total yang ada
sehingga memudahkan masyarakat untuk konsultasi kesehatan dan
perbaikan gizi.
8. Seluruh anak telah memiliki KMS.
9. Program-program tertentu, seperti pemberian vitamin A mencakup
pelaksanaan diluar puskesmas, tidak hanya menunggu kesadaran
masyarakat untuk datang ke puskesmas.
41
10. Cakupan distribusi vitamin A bayi dan balita sudah di atas target 90%
11. Tersedianya obat cacing, taburia, vitamin A, tablet Fe yang akan
didistribusikan ke masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
12. Sebagian besar (86%) status gizi balita berdasarkan BB/TB normal dan
tidak ada balita yang kurus sekali
13. Pencapaian distribusi Fe1 dan Fe3 pada bumil tahun 2012 telat
memenuhi taget pencapaian dan pada bulan Januari-Agustus 2013 sudah
hampir memenuhi target.
14. Pihak Puskesmas rutin ke Posyandu, sehingga mudah bagi masyarakat
untuk mendapatkan pengobatan serta perbaikan gizi
15. Pencapaian distribusi Fe1 dan Fe3 pada bumil tahun 2012 telat
memenuhi taget pencapaian dan pada bulan Januari-Agustus 2013 sudah
hampir memenuhi target.
16. Pemberian MP-ASI pada balita pencapaiannya sudah mencapai 100%.
17. Distribusi obat cacing di SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Landasan
Ulin sudah mencapai target, yaitu sebesar 100%.
Kelemahan
1. Sistem pendataan program gizi tidak lengkap dan terkesan sulit untuk
diakses.
2. Masih ditemukan kasus gizi kurang (BGM) di wilayah kerja Puskesmas
kurang lebih 50 orang balita.
42
3. Pencapaian program ASI eksklusif masih jauh dibawah target yaitu
hanya 46,40%.
4. Masyarakat yang mengkonsumsi garam beryodium masih dibawah
target yaitu sejumlah 191 orang atau 95,50%.
5. Program Penimbangan Balita belum sesuai target tingkat pencapaian
program (N/S), yaitu masih di bawah target 75%
6. Cakupan program puskesmas untuk menjadikan keluarga di Kalsel
menjadi keluarga sadar gizi masih dibawah target yaitu 56%
7. Cakupan distribusi vitamin A ibu nifas selama periode Februari-Agustus
2013 masih kurang dari 70%
8. Tidak ada laporan yang lengkap mengenai program gizi berkaitan
dengan Pemantauan Konsumsi Gizi
Kesempatan
1. Adanya SMP di wilayah kerja puskesmas sehingga dapat dilakukan
kerjasama dengan pihak UKS dalam upaya mengurangi angka anemia
pada remaja putri dengan pemberian tablet Fe.
2. Jumlah penduduk usia produktif yang cukup banyak dapat dijadikan
sumber kaderisasi posyandu yang potensial.
3. Lahan sekitar puskesmas yang subur dapat dmanfaatkan untuk
penanaman toga dan buah serta sayuran yang bergizi.
4. Tingkat pendidikan masyarakat cukup baik (SMA) dapat digunakan
sebagai pendukung upaya puskesmas dalam mencapai target
43
5. Berdasarkan kegiatan, banyaknya majelis ta’lim dan pesantren dapat
digunakan untuk ajang melakukan promosi kesehatan di bidang gizi
Ancaman
1. Kenaikan berat badan bayi dan balita yang ditimbang masih di bawah
target, hal ini kemungkinan karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai
makanan sehat bergizi
2. Kesadaran masyarakat untuk konsultasi gizi masih kurang, sebagai
contohnya cakupan ASI eksklusif masih di bawah 50% dan masih ada
masyarakat yang tidak menggunakan garam beryodium
Alternatif Pemecahan Masalah
Kekuatan Kelemahan
Kesempata
n
1. Diadakannya perlombaan antarposyandu jumlah kader dan posyandu yang aktif dapat maksimal. Dengan begitu, tingkat pencapaian program meningkat.
2. Pelatihan dan promosi kesehatan terjadwal dilaksanakan bagi kader sekaligus mempersiapkan perekrutan kader baru yang bisa dilaksanakan di majelis ta’lim dll.
1. Diadakannya lomba bayi dan balita sehat yang dilaksanakan 6 bulan sekali dengan kriteria status gizi sasaran di atas BGM (cenderung naik tiap bulannya). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan Kadarzi dan menurunkan angka BGM bayi dan balita.
2. Sistem pendataan seharusnya dibuat lebih rapi dan teratur per program yang dilaksanakan baik dalam bentuk print out maupun soft file.
44
3. Kader dapat mengunjungi bufas untuk pemberian Fe sehingga tidak hanya menunggu kesadaran masyarakat untuk datang ke puskesmas agar cakupan Fe bufas memenuhi target.
4. Menyusun permohonan permintaan piramida makanan.
Ancaman
Perawat gizi dibantu dengan kader dapat melakukan promosi kesehatan terutama penyuluhan mengenai makanan sehat bergizi, ASI eksklusif, dan penggunaan garam beryodium. Agar sasaran tercapai, penyuluhan bisa dilakukan saat posyandu.
1. Promosi penggunaan vitamin A untuk bufas sehingga keluarga yang kurangnya pengetahuan akan gizi akan meningkat.
2. Dorong ibu agar dapat memilih makanan sehat bergizi bagi keluarga
45
BAB IV
PENUTUP
Puskesmas Landasan Ulin telah memiliki unit-unit kegiatan yang masing-
masing unit tersebut memiliki program kesehatan tersendiri dan masing-masing unit
yang telah melaksanakan program tersebut. Hasil kegiatan pada umumnya mengalami
peningkatan dibanding tahun lalu dan banyak yang sudah mencapai target yang telah
di tentukan.
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin secara
keseluruhan sudah menyadari akan pentingnya gizi mereka serta anaknya, namun
kesadaran masyarakat untuk konsultasi gizi masih kurang. Penyuluhan kesehatan dan
promosi kesehatan mengenai gizi masih perlu ditingkatkan.
46
Daftar Pustaka
1. Laporan Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Landasan Ulin
Tahun 2012 - 2013
2. Profil Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2012 – 2013
3. Data Dinding Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2012 - 2013
47