Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan

2
Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rabu, 28 Maret 2012 13.52 WIB (Vibizmanageme nt - Strategic) - Dengan berjamurnya rumah sakit yang menyebar diseluruh Indonesia ini maka perlu sekali dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang dilakukan agar masyarakat dapat juga memberikan kepercayaan kepada tiap rumah sakit didalam melayani dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut terhadap pasien yang berobat di rumah sakit tersebut. Tujuan yang sebenarnya dari pembang unan kesehatan adalah untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional. Tujuan Nasional mencakup tercapainya kemampuan hidup sehat bagi seluruh rakyat Indonesia dimana untuk itu perlu ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maka sistim nilaipun berubah. Masyarakat semakin menuntut pelayanan yang bermutu dengan menggunakan peralatan yang canggih. Rumah sakit sebagai mata rantai pelayanan kesehatan mempunyai fungsi utama penyembuhan dan pemulihan. Rumah sakit ini bersama dengan puskesmas melalui jalur rujukan di harapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi masyarakat. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan maka fungsi pelayanan rumah sakit secara bertahap perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efisien, sehingga dapat menampung rujukan dari puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. Sehubungan hal tersebut maka perlu ada kebijaksanaan Departemen Kesehatan tentang peningkatan mutu dan upay a- upaya yang dijalankan. Pelayanan di rumah sakit untuk sementara ini oleh Departemen Kesehatan sedang diupayakan agar meningkatkan mutu pelayanan dimana  juga akan diperhati kan pula akan peningkatan kema mpuan dari sdm yang dimiliki ole h setiap rumah sakit. Mutu pelaya nan suatu rumah sakit merupakan hasil akhir dari interaksi dan ketergantungan satu sama lain. Upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit sangat berhubungan dengan struktur seperti : sarana fisik, perlengkapan dan peralatan , organisasi dan manajemen , keuangan, tenaga, saran dan prasarana lainnya dan tidak ketinggalan juga melibatkan berbagai proses adalah semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya dalam interaksi profesional dengan pasien. Sehingga proses adalah merupakan apa dan bagaimana kegiatan profesional tersebut. Dimana dapat dilihat dari Output adalah hasil-akhir dari kegiat an dan tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien. Sedangkan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hasil akhir interaksi antara struktur dan proses sehingga mutu pelayanan yang baik sebagian besar tergantung dari mutu struktur dan mutu yang baik pula di rumah sakit. Sedangkan output yang buruk adalah disebabkan struktur atau proses yang juga buruk. Gambaran umum rumah sakit pada tahun 1990 ada 938 rumah sakit umum dengan 108.133 kelasnya, meskipun perangkat di rumah sakit tersebut masih sederhana. Pelayanan di rumah sakit sering terganggu karena : 1.Pemeliharaan sarana tidak memadai; di antara rumah sakit yang dikaji, tidak satupun yang melaksanakan preventive maintenance. 2.Keterpaduan antara tenaga dan peralatan kurang serasi. 3.Alat pembantu seperti reagensia didalam pemeriksaan laboratorium sebagai faktor penunjang pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa penyakit, tidak tersedia pada waktunya.Pengkajian ini juga menemukan bahwa kemampuan manajemen sangat menentukan mutu pelayanan. Lama perawatan pra-bedah ini menun jukkan kurangnya koordinasi antara pelayanan penun jang seperti laboratorium, radiologi, ruang rawat dan ruang bedah. 4.Selain itu pengkajian diagnosis rumah sakit dapat mengggunakan data kelengkapan catatan medik dimana masih terbatas sekali. Misalnya catatan mengenai penyakit terdahulu yang pernah diderita dan working diagnosis sering tidak ada. Telah dicoba untuk menilai mutu pelayanan terhadap penyakit-penyakit tertentu. Upaya ini juga tidak berhasil karena tidak lengkapnya catatan medik. Berdasarkan ternuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu catatan medik belum memadai untuk dapat digunakan sebagai penilai mutu pelayanan medik di rumah sakit. Hal ini dikarenakan sedikitnya tenaga fulltimer dibandingkan dengan banyaknya tenaga honorer yang bekerja di rumah sakit. Hal ini tentunya mempengaruhi mutu pelayanan. Mutu pelayanan tentunya tak terlepas dari mutu keperawatan, dimana masih banyak permasalahan yang dijumpai. Sampai saat kini belum ada standarisasi tenaga perawat yang sesuai dengan peran dan fungsinya. Upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga perawat melalui penataran-penataran yang ada belum mampu mengatasi kesenjangan antara tuntutan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan kemajuan Iptek kesehatan/keperawatan. Pengembangan karier tenaga perawat kearah profesionalisme, melalui penyelenggaraan pendidikan berjenjang belum terarah jelas. Tanpa melalui pendidikan mendasar tentang pengembangan profesionalisme hal itu akan sulit diwujudkan. Pemahaman terhadap etika profesi dirasakan kurang, terbukti antara lain perilaku perawat dalam melaksanakan tugas (contoh : tidak ramah). Selain itu uraian tugas, peran dan fungsi setiap katagori perawat berdasarkan jenjang pendidikan belum ditetapkan secara jelas dan kualifikasi tenaga perawat untuk jenjang dan jenis keperawatan tertentu belum ada kejelasan.Disadari mutu asuhan keperawatan masih belum baik. Berikut beberapa penyebabnya antara lain :

Transcript of Upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan

 

Upaya Peningkatan Pelayanan KesehatanRabu, 28 Maret 2012 13.52 WIB

(Vibizmanagement - Strategic) - Dengan berjamurnya rumah sakit yang menyebar diseluruh Indonesia ini maka perlu sekali dilakukan suatu

upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang dilakukan agar masyarakat dapat juga memberikan kepercayaan kepada tiap rumah sakit

didalam melayani dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit tersebut terhadap pasien yang berobat di rumah sakit tersebut.

Tujuan yang sebenarnya dari pembangunan kesehatan adalah untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional.

Tujuan Nasional mencakup tercapainya kemampuan hidup sehat bagi seluruh rakyat Indonesia dimana untuk itu perlu ditingkatkan upaya

untuk memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Sejalan

dengan meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maka

sistim nilaipun berubah. Masyarakat semakin menuntut pelayanan yang bermutu dengan menggunakan peralatan yang canggih. Rumah sakit

sebagai mata rantai pelayanan kesehatan mempunyai fungsi utama penyembuhan dan pemulihan. Rumah sakit ini bersama dengan puskesmas

melalui jalur rujukan di harapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi masyarakat. Dengan semakin meningkatnya

tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan maka fungsi pelayanan rumah sakit secara bertahap perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efisien,

sehingga dapat menampung rujukan dari puskesmas dan sarana kesehatan lainnya. Sehubungan hal tersebut maka perlu ada kebijaksanaan

Departemen Kesehatan tentang peningkatan mutu dan upaya- upaya yang dijalankan.

Pelayanan di rumah sakit untuk sementara ini oleh Departemen Kesehatan sedang diupayakan agar meningkatkan mutu pelayanan dimana

 juga akan diperhatikan pula akan peningkatan kemampuan dari sdm yang dimiliki oleh setiap rumah sakit. Mutu pelayanan suatu rumah sakit

merupakan hasil akhir dari interaksi dan ketergantungan satu sama lain.

Upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit sangat berhubungan dengan struktur seperti : sarana fisik, perlengkapan dan peralatan ,

organisasi dan manajemen , keuangan, tenaga, saran dan prasarana lainnya dan tidak ketinggalan juga melibatkan berbagai proses adalah

semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya dalam interaksi profesional dengan pasien. Sehingga proses adalah merupakan apa dan

bagaimana kegiatan profesional tersebut.

Dimana dapat dilihat dari Output adalah hasil-akhir dari kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien. Sedangkan

mutu pelayanan rumah sakit merupakan hasil akhir interaksi antara struktur dan proses sehingga mutu pelayanan yang baik sebagian besar

tergantung dari mutu struktur dan mutu yang baik pula di rumah sakit. Sedangkan output yang buruk adalah disebabkan struktur atau proses

yang juga buruk.

Gambaran umum rumah sakit pada tahun 1990 ada 938 rumah sakit umum dengan 108.133 kelasnya, meskipun perangkat di rumah sakit

tersebut masih sederhana.

Pelayanan di rumah sakit sering terganggu karena :

1.Pemeliharaan sarana tidak memadai; di antara rumah sakit yang dikaji, tidak satupun yang melaksanakan preventive maintenance.

2.Keterpaduan antara tenaga dan peralatan kurang serasi.

3.Alat pembantu seperti reagensia didalam pemeriksaan laboratorium sebagai faktor penunjang pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa

penyakit, tidak tersedia pada waktunya.Pengkajian ini juga menemukan bahwa kemampuan manajemen sangat menentukan mutu pelayanan.

Lama perawatan pra-bedah ini menun jukkan kurangnya koordinasi antara pelayanan penun jang seperti laboratorium, radiologi, ruang rawat

dan ruang bedah.

4.Selain itu pengkajian diagnosis rumah sakit dapat mengggunakan data kelengkapan catatan medik dimana masih terbatas sekali. Misalnya

catatan mengenai penyakit terdahulu yang pernah diderita dan working diagnosis sering tidak ada. Telah dicoba untuk menilai mutu pelayanan

terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Upaya ini juga tidak berhasil karena tidak lengkapnya catatan medik. Berdasarkan ternuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu catatan

medik belum memadai untuk dapat digunakan sebagai penilai mutu pelayanan medik di rumah sakit. Hal ini dikarenakan sedikitnya tenaga

fulltimer dibandingkan dengan banyaknya tenaga honorer yang bekerja di rumah sakit. Hal ini tentunya mempengaruhi mutu pelayanan. Mutu

pelayanan tentunya tak terlepas dari mutu keperawatan, dimana masih banyak permasalahan yang dijumpai. Sampai saat kini belum ada

standarisasi tenaga perawat yang sesuai dengan peran dan fungsinya.

Upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga perawat melalui penataran-penataran yang ada belum mampu mengatasi

kesenjangan antara tuntutan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan kemajuan Iptek kesehatan/keperawatan. Pengembangan karier

tenaga perawat kearah profesionalisme, melalui penyelenggaraan pendidikan berjenjang belum terarah jelas. Tanpa melalui pendidikan

mendasar tentang pengembangan profesionalisme hal itu akan sulit diwujudkan. Pemahaman terhadap etika profesi dirasakan kurang,

terbukti antara lain perilaku perawat dalam melaksanakan tugas (contoh : tidak ramah).

Selain itu uraian tugas, peran dan fungsi setiap katagori perawat berdasarkan jenjang pendidikan belum ditetapkan secara jelas dan kualifikasi

tenaga perawat untuk jenjang dan jenis keperawatan tertentu belum ada kejelasan.Disadari mutu asuhan keperawatan masih belum baik.

Berikut beberapa penyebabnya antara lain :

 

 

a.Belum adanya pembakuan mutu pelayanan kesehatan yang dapat dijadikan tolok ukur.

b.Perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya masih secara rutin dan tradisional belum secara profesional.

c.Manajerial skill dan Technical skill juga masih kurang diasah dan di kembangkan.

Selain upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga perawat, maka yang perlu diperhatikan juga adalah fasilitas dan lingkungan

yang diberikan oleh sebuah rumah sakit.

Fasilitas itu adalah :

a.Fasilitas gedung rumah sakit pemerintah maupun swasta kebanyakan dirancang tidak tuntas dan belum mengikuti kaidah-kaidah rumah sakit,

sehingga tidak efisien.

b.Selain itu, lingkungan rumah sakit banyak yang masih kotor terutama di rumah sakit pemerintah, sehingga menurunkan citra pelayanan

rumah sakit pemerintah.

c.Alat-alat di rumah sakit juga merupakan salah satu fasilitas yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit sebagai salah satu unsur yang

sangat penting.

Perubahan sosial ekonomi tidak dapat dipungkiri juga akan mempengaruhi rumah sakit dan pasti akan juga berpengaruh pula terhadap

penyediaan fasilitas di rumah sakit. Semakin jauh dari ibukota propinsi maka semakin buruk keadaannya. Dan itu seharusnya juga menjadi

beban pemikiran bagi pihak pemerintah untuk dapat meningkatkan akan mutu kesehatan rumah sakit di daerah.

Dengan berkembangnya iptek kedokteran, maka banyak ditemukan alat-alat canggih.Walaupun alat canggih tersebut dapat meningkatkan

mutu pelayanan, namun pasti akan menimbulkan permasalahan baru dalam hal biaya , karena dengan banyaknya alat canggih yang akan

disediakan maka biaya kesehatan yang diminta akan meningkat juga. Selain itu juga akan diperlukan tenaga yang profesional untuk dapat

menerapkan teknologi tersebut. Jadi banyak aspek yang harus dilakukan didalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit.