UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

159
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : STUDI PADA SMP SATAP NEGERI TENGAPADANGE KABUPATEN SOPPENG TESIS Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister Program Studi Magister Manajemen Kekhususan : Manajemen Pendidikan Islam Disusun dan Diajukan oleh AHMAD RAFI Nomor Induk Mahasiswa : 01.13.334.2012 Kepada PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Transcript of UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

Page 1: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : STUDI PADA SMP SATAP NEGERI

TENGAPADANGE KABUPATEN SOPPENG

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Manajemen

Kekhususan : Manajemen Pendidikan Islam

Disusun dan Diajukan oleh

AHMAD RAFI

Nomor Induk Mahasiswa : 01.13.334.2012

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

Page 2: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

TESIS

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJARPENDIDIKAN AGAMA

ISLAM: STUDI PADA SMP SATU ATAP NEGERI

TENGAPADANGE KABUPATEN SOPPENG

Oleh

AHMAD RAFI Nomor Induk Mahasiswa

01. 13. 334. 2012

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …
Page 4: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …
Page 5: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ………………………………

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ……………………….

ABSTRAK………………………………………………………………...

ABSTRACT……………………………………………………………….

ABSTRAK (BAHASA ARAB) …………………………………………...

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

DAFTAR TRANSLITERASI …………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………..

B. Rumusan Masalah …………………………………………

C. Tujuan Penelitian …………………………………………..

D. Manfaat Penelitian …………………………………………

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis ……………………………………………..

1. Motivasi Belajar ………………………………………...

2. Pendidikan Agama Islam ……………………………...

3. Upaya-upaya Peningkatan Motivasi Belajar ………...

B. Kajian Penelitian yang Relevan …………………………..

C. Kerangka Pikir ……………………………………………...

D. Hipotesis …………………………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian ………………………………

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………..

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

xi

xiii

xiv

1

7

8

8

9

9

33

49

57

60

63

64

64

Page 6: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

xii

C. Populasi dan Sampel ………………………………………

D. Metode Pengumpulan Data ……………………………….

1. Jenis Data ………………………………………………

2. Sumber Data ……………………………………………

3. Teknik Pengumpulan Data ……………………………

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ……………………………………………………

F. Teknik Analisis Data ……………………………………….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………….

1. Profil SMP SATAP Negeri Tengapadange…………..

2. Upaya Guru Agama Islam dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP

SATAP Negeri Tengapadange ……………………….

3. Motivasi Belajar Siswa terhadap Bidang Studi

Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri

Tengapadange …………………………………………

4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Sebelum Pemberian Strategi dan Berbagai

Upaya Peningkatan Motivasi Belajar …………….....

5. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Setelah Pemberian Strategi dan Berbagai

Upaya Peningkatan Motivasi Belajar …………….....

B. Pembahasan ………………………………………………..

C. Rekomendasi ……………………………………………….

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………

B. Saran ………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

65

67

67

67

68

70

71

72

72

78

85

99

102

104

116

118

119

120

Page 7: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

xiii

DAFTAR TABEL

Hal.

I. SKEMA : Kerangka Pikir 62

II.TABEL

Tabel 1 : Populasi 71

Tabel 2 : Sampel 72

Tabel 3 : Jumlah Guru SMP SATAP Negeri Tengapadange 75

Tabel 4 : Jumlah Siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange 76

Tabel 5 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 1) 87

Tabel 6 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 2) 88

Tabel 7 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 3) 89

Tabel 8 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 4) 91

Tabel 9 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 5) 92

Tabel 10 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 6) 94

Tabel 11 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 7) 95

Tabel 12 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 8) 96

Tabel 13 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 9) 98

Page 8: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

xiv

DAFTAR TRANSLITERASI

1. Konsonan

K = ك S = س B = ب

L = ل Sy = ش T = ت

M = م {s = ص \s = ث

N = ن {d = ض J = ج

W = و {t = ط {h = ح

H = ھـ {z = ظ Kh = خ

Y = ي a‘ = ع D = د

G = غ \z = ذ

F = ف R = ر

Q = ق Z = ز

Hamzah ( ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi

tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis

dengan tanda ( , ).

2. Vokal

Vokal (a) panjang = a> -- قال = qa>la

Vokal ( i) panjang = i> -- قیل = qi>la

Vokal (u) panjang = u> -- دون = du>na

3. Diftong

Aw قول = qawl Ay خیر = khayr

Page 9: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

xv

4. Kata Sandang

(al) Alif lam ma’rifah ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika terletak di

awal, maka ditulis dengan huruf besar (Al), contoh:

a. Hadis riwayat al-Bukha>ri>

b. Al-Bukha>ri meriwayatkan ...

5. Ta> marbu>tah ( ة ) ditransliterasi dengan (t), tapi jika terletak di akhir

kalimat, maka ditransliterasi dengan huruf (h) contoh; د رسة الة للم = الرس

al-risa>sa>lat li al-mudarrisah.

Bila suatu kata yang berakhir dengan ta> marbu>tah disandarkan kepada

lafz} al-jala>lah, maka ditransliterasi dengan (t), contoh; ى رحمة الله ف= fi> Rah}matilla>h.

6. lafz} al-Jala>lah ( الله ) yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf

lainnya, atau berkedudukan sebagai mud}a>fun ilayh, ditransliterasi

dengan tanpa huruf hamzah,

Contoh; با = billa>h عبدالله =‘Abdulla>h

7. Tasydid ditambah dengan konsonan ganda

Kata-kata atau istilah Arab yang sudah menjadi bagian dari

perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam

bahasa Indonesia, tidak ditulis lagi menurut cara transliterasi ini.

8. Singkatan

Cet. = Cetakan

saw. = S{allalla>hu ‘Alayhi wa Sallam

Page 10: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

xvi

swt. = Subh}a>nah wa Ta’a>la

QS = al-Qur’an Surah

t.p. = Tanpa penerbit

t.t. = Tanpa tempat

t.th. = Tanpa tahun

t.d. = Tanpa data

r.a. = Rad}iya Alla>hu ‘Anhu

M. = Masehi

H. = Hijriyah

h. = Halaman

Page 11: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

iv

ABSTRAK

Ahmad Rafi Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam : Studi pada SMP Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam, serta untuk mengetahui bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada SMP Satu Atap Negeri Tengapadange kabupaten Soppeng.

Jenis penelitian ini adalah analisis data secara kuantitatif dengan anggota sampelnya sebanyak 30 orang siswa di SMP Satu Atap Tengapadange kabupaten Sopppeng. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, angket, wawancara, observasi dan kajian pustaka.

Hasil penelitian dengan berdasar pada data angket hubungan antara pemberian motivasi siswa dengan prestasi belajar siswa di SMP Satu Atap Negeri Tengapadange kabupaten Soppeng setelah pemberian berbagai upaya motivasi belajar yang meliputi pemberian angka, member ulangan, mengetahui hasil, pujian, dan pembentukan kelompok belajar maka dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Satu Atap Negeri Tengapadange kabupaten Soppeng termasuk kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis data secara kualitatif, terjadi beberapa perubahan antara lain siswa menunjukkan sikap antusiasnya untuk mengikuti pelajaran agama Islam, keberanian murid menyampaikan pendapat, tanggapan, bertanya mengenai materi yang diajarkan. Secara kuantitatif, terjadi peningkatan hasil belajar siswa SMP Satu Atap Negeri Tengapadange terhadap pelajaran pendididikan agama Islam deng anskor rata-rata 77,83 sebelum pemberian upaya motivasi belajar menjadi 81, 17 setelah pemberian berbagai upaya motivasi belajar terhadap siswa.

Dengan berbagai upaya tersebut, pada akhirnya akan mewujudkan hasil belajar yang lebih baik dan untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas.

Page 12: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

v

Abstract

Ahmad Rafi; TheEffort of Increasing learning Motivation on Islamic Education at SMP Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng.

The purpose of this research is to know the students’ motivation on Islamic studies and the ways dealt by the teachers to increase their motivation at SMP Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng.

This research remained quantitative data analysis by taking thirty students as the sample in SMP Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng with the data collecting techniques of observation, questionnaire, interview and literary review.

This result of this research based on questionnaire showed that the correlation between students motivation and their achievement after giving them motivation such as giving score, test, result, reward and student group in SMP Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng is high enough. In qualitative, it showed that students gave their big enthusiasm on giving opinion, feedback and question of lesson. Meanwhile in quantitative, it showed an increasing of students learning output in SMP Satu Atap Negeri Tengapadange to Islamic studies in the average of 77, 83 prior to giving motivation to 81,17 after giving them motivation.

As a result, It would materialize a better learning result to enhance high quality education

Page 13: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

vi

ملخص

الحكومیة سقف واحد SMP تحسین الدافع للتعلم الإسلامي لمبحث التربیة والتعلیم على: ,احمد رافعTengapadange Soppeng

الحكومیة سقف SMP ھذا البحث یستعرض علي تحسین الدافع لتعلم الإسلامي لمبحث التربیة والتعلیم على TengapadangeSoppengواحد

ھذا البحث یستند على البحث المیداني باستخدام بیانات متعددة وتشمل طرق جمع مراجعة الأدبیات .ومن البیانات التي تم جمعھا، حلل الباحثون بیانات من الناحیة الكمیة. ملاحظة والمقابلة والاستبیانوال

Tengapadangeالحكمیة سقف واحد SMP وأظھرت النتائج التي في جوھرھا علي أن الدافع طالبSoppeng التي , مختلف الجھود عالیة جدا بما فیھ الكفایة على مجال الدراسات التربیة الإسلامیة باستخدام

تتضمن علي توفیر الحافز المباشر، وتحدید المھام، وأعلان نتائج الامتحانات وتطبیق المناقشة في الفصل، والجھود التي قدمت في خارج الفصل التي مرتبطة . وطلب مسؤولیة من المواد،وتشكیل مجموعات الدراسة

ء المحاضرة بعد صلاة الظھر، الصعود البرق، والحوار أحیاء الصلوات الجماعة وألقا: بتلاوة روتینیة،مثالولكن مھماكان ذلك، فإنھا لا تزال بحاجة ماسة إلى التشجیع من جھة المعلمین من الدراسة .الدیني كل عام

.وكذالك الجھد من المعلمین ولا تزال في حاجة لمواصلة تعزیز الدافع القائمةف نتائج تعلیمیة أفضل، وإنتاج نوعیة التعلیم الممتازمع ھذه الجھود، سوف ندرك في نھایة المطا

Page 14: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

iii

PRAKATA

حیمب حمن الر سم الله الر

Tiada kata yang patut diucapkan, selain puji dan syukur ke hadirat

Ilahi Rabbi, atas petunjuk dan rahmat-Nya, sehinggah Penulis sedikit demi

sedikit dapat menyelesaikan tesis ini, walaupun dengan memakan waktu

yang cukup lama, dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar

Pendidikan Agama Islam : Studi pada SMP Satu Atap Negeri

Tengapadange Kabupaten Soppeng”, sehingga dapat memenuhi

sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana S.2 pada Program

Studi Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar

Demikian juga salawat dan taslim terkirim kepada junjungan Nabi

Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan bimbingan kepada

seluruh umat manusia, terkhusus kepada umat Islam, sehingga kita telah

merasakan nikmatnya iman dan Islam yang membawa dari alam

kesesatan menuju alam kebenaran.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih sangat sederhana akibat

kemampuan penulis dan referensi yang sangat terbatas, di samping juga

karena pembahasan ini merupakan penelitian lapangan yang

membutuhkan berbagai kesiapan yang cukup memadai. Oleh karena itu,

saran dan kritikan sangat diharapkan untuk penyempurnaan hasil

penelitian ini.

Page 15: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

iv

Dalam proses penyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

Penulis bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

Prof. Dr. H. Abd. Rahman Getteng, M.A., dan Muh. Wayong,

M.Ed.M., Ph.D Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan

Penulis dalam proses penelitian ini.

Dr. H. Irwan Akib, M.Pd Rektor Universitas Muhammadiyah, Prof.

Dr. H.M. Ide Said D.M., M.Pd Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah, dan Prof. Dr. H. Abd. Rahman Getteng, M.A, Ketua

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan nasehat,

petunjuk, bimbingan dan arahan kepada Penulis. Demikian pula kepada

seluruh pegawai/staf, Kepala Perpustakaan dan seluruh karyawan

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membantu dalam proses penyelesaian pendidikan pada PPs UNISMUH

ini

Para Dosen dan Asisten Dosen PPs UNISMUH Makassar yang

dengan penuh keikhlasan yang telah memberikan ilmunya selama dalam

proses pendidikan pada PPs UNISMUH Makassar ini. Demikian pula

rekan-rekan mahasiswa PPs UNISMUH Makassar Magister Manajemen

Pendidikan Agama Islam yang senang tiasa memberikan semangat

kepada Penulis.

Page 16: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

v

Begitu pula, kepada Dr. H. Djamaluddin, S.Sos., M.Pd dan

Kakanda Ahdar, S.Ag., S.Sos., M.Pd dan Adinda Ahmad Rifai serta

seluruh sahabat IMADP (Ikatan Mahasiswa Madrasah Aliyah DDI Pattojo)

Kabupaten Soppeng yang selama ini telah banyak membantu Penulis

dalam menyelesaikan studi, baik bantuan moril maupun materi. Semoga

Allah Swt memberikan reski yang berlipat ganda, kepadanya, amin. Tidak

lupa juga Penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga yang

turut serta membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam penyelesaian studi di Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makasssar.

Kedua orang tua kami, Ayahanda H. Munus dan Ibunda Hj. I Dani

yang telah mengasuh kami dengan penuh kasih sayang dan selalu

mendoakan anak-anaknya untuk menjadi anak yang berguna dan

mempunyai pendidikan yang tinggi di kemudian hari kelak. Semoga

mereka dapat dibalas oleh Allah Swt sesuai dengan perbuatannya, amin.

Kepala Sekolah SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten

Soppeng, Muh. Jufri. S.Pd beserta rekan-rekan guru dan pegawai yang

telah memberikan waktunya kepada penulis dalam rangka membantu

penyelesaian penelitian ini di sekolah tersebut.

Demikian juga terima kasih Penulis sampaikan kepada istri

tercinta, Ibu Elvianita Nurdawiah Jidi yang setia mendampingi Penulis

dalam suka dan duka, dan tanpa mengenal lelah, sehingga dengan

berbagai hambatan dan kendala dapat menyelesaikan penelitian ini.

Page 17: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

vi

Akhirnya, Penulis berharap semoga Allah swt. memberikan balasan

dengan sebaik-baik balasan atas bantuan yang telah dipersembahkan.

Amin.

Makassar, 02 Juli 2015

Penulis,

AHMAD RAFI, S.Pd.I

Page 18: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

vii

DAFTAR TABEL

Hal.

I. SKEMA : Kerangka Pikir 45

II.TABEL

Tabel 1 : Populasi 49

Tabel 2 : Sampel 50

Tabel 3 : Teknik Kategorisasi 54

Tabel 4 : Jumlah Guru SMP SATAP Negeri Tengapadange 58

Tabel 5 : Jumlah Siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange 63

Tabel 6 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 1) 68

Tabel 7 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 2) 69

Tabel 8 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 3) 70

Tabel 9 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 4) 72

Tabel 10 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 5) 73

Tabel 11 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 6) 74

Tabel 12 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 7) 76

Tabel 13 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 8) 77

Tabel 14 : Hasil Jawaban Motivasi Belajar Siswa (Instrumen 9) 78

Page 19: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

viii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ahmad Rafi

Nomor Pokok : 01. 13. 334. 2012

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 02 Juli 2015

Yang menyatakan,

Ahmad Rafi

Page 20: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam belajar motivasi sangat menentukan kualitas perilaku

seseorang, apakah motivasi seseorang dalam melaksanakan suatu

kegiatan tinggi atau rendah dapat dilihat dari kualitas perilakunya,

yaitu yang ditunjukkan oleh kesungguhan, ketekunan, perhatian, dan

ketabahan. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar

menampakkan minat besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-

tugas belajar. Mereka memusatkan energi fisik maupun psikis

terhadap kegiatan tanpa mengenal rasa bosan apalagi menyerah.

Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah menampakkan

keengganannya, cepat bosan dan berusaha menghindari dari proses

kegiatan belajar mengajar.v Menurut Sukmadinata (2005:61) Motivasi

merupakan kondisi dalam diri individu yang dapat mendorong atau

menggerakkan individu tersebut untuk melakukan aktifitas tertentu

guna mencapai tujuan.

Motivasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam

menentukan intensitas usaha untuk belajar dan juga dapat dipandang

sebagai suatu usaha yang membawa anak didik ke arah pengalaman

belajar sehingga dapat menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa serta

memusatkan perhatian siswa pada suatu waktu tertentu untuk

mencapai suatu tujuan. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah

Page 21: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

2

laku tetapi juga dapat mengarahkan dan memperkuat tingkah laku.

Siswa yang mempunyai motivasi dalam pembelajarannya akan

menunjukkan minat, semangat dan ketekunan yang tinggi dalam

belajarnya, tanpa banyak bergantung kepada guru.

Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Peranannya yang khas yaitu dalam hal menumbuhkan

gairah dalam belajar, merasa senang dan mempunyai semangat untuk

belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berhasil secara

optimal.

Menurut Sumadi Suryobroto (2004:99) Berdasarkan

sumbernya, motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu (1)

motivasi intrinsik, yakni motivasi yang datang dari dalam peserta didik;

dan (2) motivasi ekstrinsik, yakni motivasi yang datang dari lingkungan

di luar diri peserta didik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari

dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan

belajar. Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul

dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya

dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin

memperoleh pengetahuan dan sebagainya. Faktor-faktor yang dapat

menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

Page 22: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

3

1. Adanya kebutuhan

2. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

3. Adanya cita-cita atau aspirasi.

Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari

luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan

belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang

tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa

rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh

orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah,

suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit

dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa

karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada

dorongan atau pengaruh orang lain. Perlu ditegaskan, bukan berarti

motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar

mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu

dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain

dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa

sehingga siswa tidak bersemangat dalam melakukan proses belajar

mengajar baik di sekolah maupun di rumah.

Tugas guru agama sebagai seorang pendidik tidak hanya

terbatas pada penyampaian materi atau pengetahuan agama kepada

siswa, tetapi guru juga mempunyai tanggung jawab dalam

Page 23: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

4

membimbing dan mengarahkan siswanya serta mengetahui keadaan

siswa dengan kepekaan untuk memperkirakan kebutuhan

siswanya. Oleh karena itu, guru agama Islam dituntut tanggap

terhadap berbagai kondisi dan perkembangan yang mempengaruhi

jiwa, keyakinan, dan pola pikir siswa. Hal ini dapat diupayakan dengan

disertai wawasan tertulis serta keterampilan bertindak, serta mengkaji

berbagai informasi dan keluhan mereka yang mungkin menimbulkan

keresahan.

Sesuai dengan UUD nomor 14 tahun 2005 bahwa :

“guru dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, sertamemiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”

Berdasar pada UUD diatas pendidikan merupakan suatu aspek

kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu

negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang

melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan

sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan

berpedoman pada seperangkatan aturan dan rencana tentang

pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum

Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menuntut adanya

partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat

Page 24: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

5

pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar

suasana kelas lebih hidup.

Pendidikan agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di

sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk

siswa menjadi berkualitas, karena pendidikan agama Islam

merupakan suatu sarana berfikir untuk mengkaji sesuatu secara logis,

kritis, rasional, sistematis serta melatih kemampuan peserta didik agar

terbentuk kepribadian yang mulia sesuai dengan petunjuk agama

Islam. Karena itu hendaknya motivasi siswa dalam pembelajaran

agama Islam dapat terus ditingkatkan hingga mencapai taraf kualitas

yang baik, sebab dengan adanya peningkatan motivasi pembelajaran

agama Islam diharapkan berdampak positif pada peningkatan mutu

pembelajaran di Indonesia.

Kenyataan yang banyak dijumpai di lapangan saat ini adalah

rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran agama

Islam. Pelajaran agama Islam merupakan pelajaran yang terkenal sulit

dan memerlukan logika berfikir yang tinggi. Rendahnya motivasi

belajar siswa pada pembelajaran agama Islam juga dikarenakan

adanya berbagai cap negatif telah melekat dibenak siswa berkenaan

dengan pelajaran yang bias jadi itu dimunculkan oleh guru baik secara

langsung maupun tidak langsung, disadari maupun tidak disadari.

Proses pembelajaran akan berhasil selain ditentukan oleh

kemampuan guru dalam menentukan meetode dan alat yang

Page 25: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

6

digunakan dalam pengajaran juga ditentukan oleh motivasi dan minat

belajar siswa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP SATAP

Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng khususnya di kelas VII

yang berjumlah 21 siswa pada tanggal 25 agustus 2014 pada

semester ganjil 2014/2015 bahwa pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran, hal ini dibuktikan dari daftar hadir yang dimiliki oleh

guru selama lima kali pertemuan sebagian besar siswa tidak mengikuti

pembelajaran. Berdasarkan pengalaman lapangan kelemahan siswa

dalam pembelajaran agama Islam adalah (1) siswa kurang perhatian

terhadap materi yang diberikan oleh guru, (2) guru masih kurang tepat

dalam menggunakan metode dan model pembelajaran, (3) adanya

pengaruh lingkungan setempat seperti pergaulan sehari-hari di luar

sekolah, makin maraknya teknologi internet yang bersifat negatif.

Sesungguhnya permasalahan di atas yang menjadi kendala

dalam usaha guru agama Islam dalam melaksanakan proses belajar

mengajar khususnya dalam bidang studi pendidikan agama Islam di

SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng, walaupun

sudah melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti yang

meliputi praktek shalat, tadarusan al-Qur`an dan lain-lain. Dengan

demikian, upaya guru agama untuk menumbuhkan motivasi yang

Page 26: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

7

besar untuk belajar agama Islam masih perlu untuk disempurnakan

lagi.

Namun demikian, karena meningkatkan motivasi belajar agama

Islam bukanlah hal yang mudah, melainkan masih banyak problem-

problem yang dihadapi guru agama Islam, maka kreatifitas dan

profesionalitas guru-guru agama dan ketekunan serta keuletan

dengan berbagai upaya yang dapat mengantarkan pada tumbuhnya

motivasi belajar agama dengan baik.

Berdasarkan dengan ini, Penulis melakukan penelitian untuk

melihat upaya yang dilakukan oleh guru bidang studi Pendidikan

Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP

SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan pokok adalah motivasi belajar siswa terhadap bidang

studi Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange

Kabupaten Soppeng.

Untuk membatasi lingkup kajian tesis ini, perlu dirumuskan sub-

sub masalahnya.

Adapun yang menjadi sub masalah dalam tesis ini, yaitu :

1. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan

Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten

Soppeng?

Page 27: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

8

2. Apa upaya-upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP

Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka

tujuan penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap bidang studi

Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange

Kabupaten Soppeng.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru bidang

studi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap bidang

studi Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri

Tengapadange Kabupaten Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk

mengelola Pendidikan Agama Islam khususnya yang berkenaan

dengan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP

Negeri Tengapadange

2. Berguna bagi guru agama Islam di SMP SATAP Negeri

Tengapadange sebagai acuan pertimbangan dalam upayahnya

untuk meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam

pada siswa

Page 28: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan

keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran

motivasi tersebut, banyak para ahli yang membahas bagaimana

motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat mengembangkan

motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan

prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam

memberikan penghargaan hingga dapat meningkatkan motivasi

tersebut.

Menurut Sudirman ( Ahmad Rafi, 2009 : 6) Motivasi diartikan

sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi

aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk

mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Sedangkan Muhibbin

Syah (2011 : 153) mengemukakan bahwa motivasi ialah keadaan

internal organisme, baik manusia maupun hewan yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini, motivasi

berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.

Sementara itu Sumadi Suryabrata (2004 : 70) secara terminologi

mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu tenaga, dorongan,

Page 29: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

10

alasan, kemauan dari dalam yang menyebabkan kita bertindak,

dimana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak

dicapai.

Selanjutnya menurut Mc. Donald yang diikutp Sardiman AM

(2014:74) , mengemukakan bahwa :

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “Feeling” dan didahului dengan tanggapan–tanggapan terhadap adanya tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, maka di dalam

motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi

pada diri setiap individu manusia, dan penampakannya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa afeksi seseorang

dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan,

afeksi dan motivasi yang dapat menentukan tingkah laku

manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan, jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi

yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia,

tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh

adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang

siswa, misalanya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya

Page 30: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

11

dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab sebabnya. Sebab–sebab itu

biasanya bermacam–macam, mungkin ia tidak senang mungkin

sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain– lain hal ini berarti pada

diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya

untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau

kebutuhan belajar. Keadaan semacam itu perlu dilakukan daya

upaya yang dapat menemukan sebab musibahnya dan kemudian

mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang

seharusnya dilakukan yakni belajar. Dengan kata lain siswa itu

perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya.

Selanjutnya Sardiman (2014:75) . Mengemukkan bahwa :

Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi– kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, maka berusha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Senada dengan ini Akyas Azhari (2004 : 65). berpendapat

bahwa motivasi adalah sesuatu daya yang menjadi pendorong

seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah

kebutuhan nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan dan

masih banyak pengertian motivasi yang tidak sempat disebutkan

penulis dalam bagian ini. Akan tetapi, berdasarkan beberapa uraian

tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipahami

sebagai kekuatan yang tersembunyi di dalam diri seseorang yang

mendorong untuk melakukan dan bertindak dengan cara yang

khas. Atau sebagai daya penggerak yang ada dalam diri individu

Page 31: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

12

yang mempengaruhi kesiapan, mendorong serta mengarahkan

kegiatan, bahkan menentukan tingkat usaha yang mungkin

dilakukan dalam mencapai tujuan.

Sementara itu, berbagai pengertian tentang belajar juga

dapat ditemukan. Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di

definisikan sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya akibat suatu pengalaman”

Sunaryo, M. (Rafi 2011 : 23) menguraikan beberapa

pendapat tentang belajar, adalah sebagai berikut :

1. Pengertian tradisional,”Belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan” (Nasution 1980)

2. Mengutip pendapat Ernest H. Hilgard, “Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukannya sebelum ia belajar atau bila kelakuannya sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehinggah lain caranya menghadapi suatu situasi daripada sebelum itu” (Sumadi S, 1984)

3. Dalam pengertian singkat,”Belajar adalah “A change behavior” atau perubahan perilaku (Sumadi S, 1984)

4. Mengutip pendapat Cronback,”Belajar adalah sebaik-baiknya mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan panca indranya” (Sumadi S, 1984)

5. Belajar adalah “Bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan” (Oemar H, 1983)

Selanjutnya Muhibbin Syah (2011:71) menguraikan bahwa

belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat

dukungan dari fungsi ranah psikomotor yang meliputi mendengar,

melihat dan mengucapkan.

Berdasarkan berbagai pengertian belajar yang dikemukakan

di atas, maka dapat dipahami bahwa belajar itu bukan sekedar

Page 32: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

13

perubahan perbuatan, tetapi perubahan itu yang terjadi akibat

faktor–faktor yang diperoleh melalui usaha yang di sengaja berupa

kegiatan belajar. Oleh karena itu, dalam belajar harus ada unsur

sebagai berikut :

1. Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil

kegiatannya sendiri.

2. Belajar akan membawa perubahan dalam arti perubahan pada

tingkah laku aktual maupun potensial sebagai hasil interaksi

antara individu dengan lingkungannya.

3. Bahwa perubahan itu ditandai dengan diperolehnya kecakapan

baru.

4. Bahwa belajar yang terjadi itu karena adanya usaha yaitu yang

dilakukan sengan sengaja dan secara wajar dalam

lingkungannya.

Bertolak dari pengertian motivasi dan belajar yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa motivasi belajar

adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang hendak dicapai serta

memberikan arah pada kegiatan belajar. Oleh karena itu, motivasi

belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar hasil belajar sesorang

akan lebih optimal kalau rasa motivasi yang tepat. Sebaliknya,

Page 33: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

14

kegagalan belajar siswa jangan begitu saja menyalahkan pihak

siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi

motivasi, yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan

siswa untuk belajar. Dengan demikian tugas kita sebagai pendidik

adalah bagaimana mendorong para siswa agar dalam dirinya

tumbuh motivasi untuk belajar.

a. Jenis motivasi

Para pakar berbeda di dalam melihat jenis motivasi.

Perbedaan tersebut berdasarkan pada perbedaan penelitian

dan sudut pandang. Sumadi Suryabrata (2012:71)

menggolongkan motivasi terdiri atas tiga macam, yaitu:

pertama, kebutuhan-kebutuhan organik, yang meliputi

kebutuhan untuk minum, kebutuhan untuk makan, kebutuhan

untuk bernafas, kebutuhan seksual, kebutuhan untuk berbuat,

dan kebutuhan untuk beristirahat. Kedua, motivasi darurat yang

mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk

membalas, dorongan untuk berusaha, dan dorongan untuk

memburu. Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar.

Pada dasarnya dorongan-dorongan ini telah ada sejak lahir,

tetapi bentuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan

perangsang tertentu berkembang karena dipelajari. Ketiga,

motivasi objektif, yang mencakup kebutuhan untuk melakukan

eksplorasi, kebutuhan untuk melakukan manipulasi, dan

Page 34: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

15

kebutuhan untuk menaruh minat. Motivasi ini timbul karena

dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial dan non-

sosial) secara efektif.

Syah (2001 : 136-137) membedakan motivasi atas dua

macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik merupakan hal dan keadaan yang datang dari luar

individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan

kegiatan belajar. Sedang motivasi intrinsik merupakan hal dan

keadaan yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat

mendorongnya melakukan tindakan belajar. Yang termasuk

dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi

materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya,

untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

Selanjutnya Sardiman (2014:86). Mengemukakan

beberapa macama atau jenis motivasi yaitu :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya meliputi motif

bawaan dan motif–motif yang dipelajari.

2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

3. Motivasi intrinsik dan ekstrensik.

Untuk memberikan gambaran yang sederhana tentang

macam atau jenis motivasi tersebut, maka penulis akan

menguraikan seara singkat sebagai berikut :

Page 35: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

16

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

Dilihat dari dasar pembentukan motivasi tersebut,

maka motivasi ini dapat dibagi dua yaitu :

a) Motif – motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah

yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa

dipelajari. Sebagai contoh misalnya: dorongan untuk

makan, dorongan untuk bekerja, dorongan untuk

minum, dorongan untuk beristirahat, dorongan seksual.

Motif–motif ini seringkali disebut motif –motif yang

diisyaratkan secara biologis yang menurut Arden N.

Prandsen memberi istilah jenis motif psysiological

drives.

b) Motif – motif yang dipelajari

Maksudnya motif–motif yang timbul karena

dipelajari. Sebagai contoh dorongan untuk belajar suatu

cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar

sesuatu didalam masyarakat. Motif–motif ini sering ini

sering disebut dengan motif–motif yang diisyaratkan

secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan

sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga

motivasi itu terbentuk. Frandsen, mengisyaratkan

dengan affiliative needs. Sebab justru dengan

Page 36: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

17

kemampuan berhubungan, kerjasama di dalam

masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri, sehingga,

manusia perlu mengembangkan sifat –sifat ramah,

koferatif, membina hubungan baik dengan sesama

apalagi orang tua dan guru.

2) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis

motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan

motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah

seperti: refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang

termasuk motivasi rohaniah yaitu kemauan dan soal

kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui

empat moment yaitu :

a) Momen timbulnya alasan

b) Momen pilih

c) Momen putusan

d) Momen terbentuknya kemauan.

Timbulnya kemauan tersebut dapat memperngaruhi

oleh berbagai faktor, baik faktor karena adanya alasan,

maupun faktor adanya pilihan, bahkan karena adanya

putusan dan kemauan itu sendiri yang menyebabkan

seseorang terdorong atau ada kemauan untuk melakukan

sesuatu.

Page 37: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

18

3) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah

motif–motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidal perlu

dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai

contoh seseorang yang senang, membaca, tidak usaha ada

yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah yakin

memcari buku–buku untuk dibacanya. Sedangkan motivasi

ekstrnsik adalah motif–motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari lauar. Sebagai contoh:

seseorang itu belajar, karena tahun besok paginya akan

ujian dengan harapan untuk mendapatkan nilai baik,

sehingga dipuji oleh pacarnya, atau temannya, jadi yang

penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu,

tetapi ingin mendapatkan nilai baik, atau agar mendapat

hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

dilakukannya tidak secara langsung bergayut dengan

esensi apa yang dilakuknnya itu. Oleh karena itu motivasi

ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi

yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan akivitas belajar.

Page 38: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

19

Perlu ditegaskan disini bahwa motivasi ekstrinsik

bukan berarti tidak baik atau tidak penting. Dalam kegiatan

belajar mengajar motivasi ekstrinsik ini tetap penting.

Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis.

Berubah–ubah dan juga komponen–komponen lain dalam

proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi

siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrnsik. Dengan

demikian,dapat kita berkesimpulan bahwa baik motivasi

intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama–sama penting

dalam mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan

beljar, namun tetap diakui bahwa motivasi intrinsik juga

sangat dibutuhkan dalam belajar karena motivasi ini

memang timbul dari dalam diri siswa sendiri.

b. Pentingnya Motivasi dalam Belajar

Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi, sebab

hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin

tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula

pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan

intensitas usaha belajar bagi para siswa dengan demikian

motivasi itu memperngaruhi adanya kegiatan.

Page 39: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

20

Sardiman (2014:84) . Mengemukakan tiga fungsi

motivasi yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi, motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari sistem kegiatan yang

akan di kerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang

hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya

3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,

dengan menyisihkan perbuatan–perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut. seseorang siswa yang

akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu

akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau

membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Di samping itu, motivasi dapat berfungsi sebagai usaha

dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha

karena adanya motivasi adanya motivasi yang baik dalam

belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain

bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama

Page 40: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

21

didasarkan motivasi maka seseorang yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik.

Melihat fungsi–fungsi motivasi tersebut di atas, maka

guru sebagai motivator ia harus memberikan motivasi kepada

anak dalam rangka meningkatkan cara beljarnya. Motivasi akan

memperngaruhi tidak hanya belajar saja. Tetapi juga tingkah

lakuknya oleh karena itu guru diharapkan menjaga agar anak

tetap memiliki motivasi sehingga anak akan mengejar ilmu

meskipun sudah meninggalkan kelas. Tugas guru haruslah

menimbulkan motivasi belajar yang terus–menerus untuk

belajar, dan guru diharapkan menciptakan motivasi di dalam

kelas serta berupaya menemukan berbagai cara untuk dapat

memotivasi anak.

c. Teori-teori Motivasi

Secara umum, teori-teori tentang motivasi dapat

dikelompokkan berdasarkan sudut pandang dari para ahli. Salah

satu teori motivasi yang banyak mendapat sambutan yang amat

positif di bidang pendidikan adalah teroi “Hierarki Kebutuhan” yang

di kemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow dalam

mangkunegara, setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang

tersusun secara herarki dari tingkat yang paling mendasar sampai

pada tinkatan yang paling tinggi (mangkunegara, 2005:135).

Page 41: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

22

Kebutuhan manusia berlaku bagi setiap manusia dan

tersusun menurut hierarki kepentingannya. Pada suatu saat

kebutuhan yang belum terpenuhi akan mengendalikan perilaku

seseorang. Karena motivasi merupakan hal yang sering melatar

belakangi tingkah laku manusia, sehingga kita tidak dapat

melihatnya. Motivasi hanya dapat disimpulkan dari perilaku yang

tampak dari perbuatan seseorang yang didahului oleh adanya

sesuatu yang mendorongnya. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang

tersebut yang disebut motif.

A.H. Maslow (dalam Hasibuan 2003: 104-107)

mengemukakan bahwa orang termotivasi untuk melakukan sesuatu

karena didasari adanya kebutuhan dalam dirinya yang terbagi

menjadi 5 (lima) kebutuhan yaitu: (1) kebutuhan fisiologis yang

merupakan kebutuhan manusia untuk bertahan hidup atau juga

disebut kebutuhan pokok yang terdiri dari kebutuhan makan,

minum, pakaian, dan tempat tinggal; (2) kebutuhan rasa aman yang

meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan

kerja dan jaminan hari tua; (3) kebutuhan social yang berupa

kebutuhan-kebutuhan seseorang untuk diterima dalam kelompok

tertentu yang menyenangkan bagi dirinya; (4) kebutuhan

penghargaan seperti halnya kebutuhan bagi seorang siswa yang

belajar dengan sungguh-sungguh tentu ingin mendapat

Page 42: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

23

penghargaan dan nilai yang baik dari gurunya ataupun pujian dari

teman-teman sekelasnya atas prestasi yang dicapainya dan; (5)

kebutuhan aktualisasi diri yang berupa kebutuhan yang muncul dari

seseorang dalam proses pengembangan potensi dan

kemampuannya untuk menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.

Jadi kedudukan motivasi adalah sebagai motor penggerak

pada diri manusia (Handoko, 2000 : 77). “Motivasi merupakan

dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu ditentukan tingkat

kebutuhan hidup” (Siagian : 89).

Kebutuhan manusia seperti di kemukakan Maslow bagi

setiap manusia dan disusun menurut hierarki kepentingannya.

Motivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling rendah

merupakan motivasi paling rendah. Sedangkan untuk memenuhi

kebutuhan yang paling tinggi merupakan motivasi paling tinggi.

Rendah atau tingginya motivasi tidak terlepas dari kebutuhan

seseorang.

Perlu dipahami bahwa suatu pengertian yang penting dalam

teori motivasi adalah bahwa orang karena sifatnya berusaha untuk

tumbuh dan berkembang menjadi masak, untuk sepenuhnya

melaksanakan apapun yang ingin terjadi. Dimana keinginan untuk

tumbuh dan berkembang ini menurut kodratnya tidak dapat

diajarkan. Hal ini merupakan bagian penting sifat manusia yang

tidak dapat diahalang-halangi, yang mengakibatkan individu-

Page 43: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

24

individu mengikuti pola-pola yang menghasilkan pengembangan

dan pertumbuhannya. Keinginan untuk terus memenuhi kebutuhan

ini, disamping adanya kekecewaan dan ketidak puasan, Maslow

memandangnya sebagai bagian yang sangat penting dari

perwujudan manusia. Seseorang tidak dapat diajar untuk tumbuh

dan untuk berusaha mencapai aktualisasi diri.

Aktualisasi diri menurut istilah Maslow di atas mengandung

arti pertumbuhan, pemenuhan setelah suatu jangka waktu tertentu

yang mungkin meliputi seumur hidup. Kebutuhan untuk

mengaktualisasikan diri yang dimaksud adalah kebutuhan untuk

menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk

berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian

dan kritik terhadap sesuatu (Mangkunegara, 2005:78)

Maka dari itu dalam menerapkan teori hierarki kebutuhan

Maslow dalam meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama

Islam di SMP Satu Atap Negeri Tengapadange. Pemecahan

masalah yang pertama-tama harus selalu diingat bahwa bagi orang

yang sangat kelaparan, tidak ada perhatian lain kecuali makanan.

Seorang guru jangan berharap terlalu banyak perhatian dari siswa

yang kelaparan. Berbeda dari kebutuhan-kebutuhan tingkat

berikutnya, kebutuhan pokok ini hanya bisa dipenuhi oleh pemicu

kekurangannya. Rasa lapar hanya dapat dipuaskan dengan

makanan. Seberapapun menariknya pembelajaran di kelas, dia

Page 44: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

25

tidak akan bisa konsentrasi terhadap pelajaran yang sedang

diikutinya. Untuk memotivasi siswa seperti ini, tentu saja makanan

solusinya. Guru sebaiknya memahami kondisi siswa yang sedang

kelaparan. Mungkin saja sebelum berangkat sekolah, siswa

tersebut belum sempat sarapan di rumah. Hal ini bisa disebabkan

karena orang tua di rumah tidak sempat masak ketika waktu pagi

karena harus segera persiapan untuk berangkat kerja atau mungkin

orang tua sudah membuat masakan untuk sarapan namun si anak

terlambat bangun pagi sehingga dia tidak punya waktu yang cukup

untuk sarapan. Ketika dia sampai di sekolah, dia tidak mempunyai

waktu untuk pergi ke kantin atau tidak punya uang saku untuk

membeli makanan. Dalam hal ini, seorang guru hendaknya

memberikan kelonggaran waktu dan juga memberikan uan atau

meminjami uang untuk siswa tersebut agar dapat mengisi perutnya

di kantin.

Selanjutnya kebutuhan akan rasa aman menampilkan diri

dalam perilaku siswa yang mendambakan situasi menyenangkan,

damai, tentram, tertib, dan di mana tidak terjadi hal-hal yang tak

disangka-sangka, atau berbahaya. Untuk dapat memotivasi siswa,

seorang guru harus memahami apa yang menjadi kebutuhan

siswanya. Bila yang mereka butuhkan adalah rasa aman dalam

belajar, mereka akan termotivasi oleh tawaran keamanan. Di

sekolah tingkat menengah biasanya dijumpai adanya genk-genk

Page 45: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

26

yang memberikan tekanan-tekanan kepada siswa di luar genknya.

Jika hal tersebut terjadi di dalam kelas, maka akan menimbulkan

rasa tidak aman pada diri siswa. Siswa akan merasa ketakutan

untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas jika para anggota

genk menguasai kelas. Jika dibiarkan secara terus menerus,

sangat dimungkinkan siswa tidak nyaman di kelas dan tujuan

belajar siswa tidak dapat tercapai.

Maka dari itu guru harus mampu bersikap tegas pada kasus

seperti ini. Dominasi anggota genk di dalam kelas harus diambil alih

sepenuhnya oleh guru. Seharusnya guru juga memberi peraturan-

peraturan yang tegas untuk menjaga stabilitas kelas. Guru juga

wajib menjamin keamanan seluruh siswa dari setiap gangguan

yang mengancam. Setiap individu menginginkan dirinya bergabung

dengan kelompok tertentu. Tidak terkecuali dengan seorang siswa,

dia juga ingin berasosiasi dengan siswa yang lain, diterima,

berbagi, dan menerima sikap persahabatan dan afeksi.

Walaupun banyak guru, memahami adanya kebutuhan

tersebut, kadang mereka terlalu acuh dalam pengelolaan kelas

terutama dalam hal kekeluargaan dan kebersamaan siswa di kelas.

Padahal kemungkinan ada sebagian dari mereka yang sulit bergaul

atau memulai pembicaraan dengan temannya yang lain karena

tidak adanya kedekatan emosional. Mereka juga ingin mendapat

perhatian sebagaimana teman-temannya yang lain sehingga rasa

Page 46: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

27

memiliki (sense of belonging) dapat muncul.Seharusnya siswa

pada level kebutuhan ini diberikan perhatian supaya mampu

berinteraksi dengan baik dan mempunyai rasa saling memiliki

terhadap teman-temannya serta lingkungan sekelilingnya.

Kebutuhan siswa yang besar terhadap penghargaan sangat

jarang sekali untuk dapat dipenuhi. Pemberian pujian terhadap hal-

hal yang dianggap membanggakan baginya seringkali ditanggapi

dengan biasa saja oleh guru. Memberi penghargaan ataupun pujian

ini penting supaya siswa tidak malas untuk berkarya lagi.

Dalam realita sering dijumpai banyak anak yang awalnya

terlihat menonjol namun lama kelamaan mereka semakin malas.

Mereka menjadi malas karena mereka menganggap apa yang

mereka lakukan adalah siasia karena tidak ada apresiasi atau

pengakuan terhadap apa yang telah mereka lakukan. Maka dari itu,

jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang baik untuk

memberikan pengakuan kepada prestasi siswa meskipun kecil. Hal

ini bisa menjadi motivator yang kuat pada siswa.

Bila pada level kebutuhan sebelumnya, siswa dimotivasi oleh

kekurangan, siswa di level akhir ini dimotivasi oleh kebutuhannya

untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan kemampuan-

kemampuan dan kapasitas-kapasitasnya secara penuh. Bahkan

istilah motivasi kurang tepat lagi untuk diterapkan pada siswa yang

berada di tahap aktualisasi diri. Mereka amat spontan, bersikap

Page 47: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

28

wajar, dan apa yang mereka lakukan adalah sekedar untuk

mewujudkan diri mereka yang sebenarnya. Mereka sudah sangat

paham dan sadar terhadap apa yang seharusnya mereka lakukan.

Tugas guru hanya tinggal memfasilitasi apa yang mereka butuhkan

dalam pembelajaran.

Selanjutnya Siagian (2002:107) mengungkapkan teori

motivasi yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg yang dikenal

dengan Hygiene theory. Menurut teori ini faktor-faktor yang

mendorong aspek motivasi adalah keberhasilan, pengakuan sifat

pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan

untuk meraih kemajuan dan pertumbuhan. Dalam teori ini ada yang

disebut dengan istilah faktor pendorong (motivation faktor). Faktor

ini dapat menyebabkan peningkatan hasil belajar siswa, namun

pengurangan terhadap faktor ini tidak secara otomatis

mengakibatkan munculnya ketidak puasan dalam belajar. Di lain

pihak adanya peningkatan faktor yang menimbulkan ketidak

puasan cenderung untuk mengurangi ketidakpuasan dalam belajar.

Jadi faktor pendorong merupakan faktor yang meningkatkan hasil

belajar sedangkan faktor penyehat sebagai pemelihara hasil

belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam

melaksanakan tugasnya, manusia membutuhkan kebutuhan

kesehatan dan selanjutnya setiap individu memiliki peluang untuk

mengembangkan dirinya.

Page 48: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

29

Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, Alderfer

memberikan penyempurnaan pada teori kebutuhan yang

dikemukakan oleh Maslow. Menurut Alderfer (Thoha 2004:233)

bahwa kelompok kebutuhan yang utama terdiri dari tiga tingkatan

yaitu : (1) kebutuhan akan keberadaan (existence needs)

berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia termasuk di

dalamnya physiological needs dan safety needs dari Maslow, (2)

kebutuhan akan afiliasi (related needs) menekankan akan

pentingnya hubungan antara individu dengan masyarakat.

Kebutuhan ini juga berkaitan dengan safety needs dan esteem

needs dari Maslow, (3) kebutuhan akan kemajuan (growth needs)

adalah keinginan intrinsic dari seseorang untuk maju atau

meningkatkan kesempatan pribadinya.

Selain itu, Mc Clelland (dalam Mangkunegara, 2005:85) juga

mengemukakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan

semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap orang

mempunyai tiga kebutuhan, yaitu; (1) Need for achievement adalah

bahwa setiap orang ingin dipandang orang yang ingin berhasil

dalam hidupnya. Bagi seseorang yang memiliki need for

achievement besar, maka akan berusaha berbuat sesuatu yang

lebih baik apabila dibandingkan dengan orang lain, (2) Need for

power adalah kebutuhan akan kekuasaan yang menamppakan diri

pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain.

Page 49: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

30

Orang yang mempunyai kebutuhan besar akan kekuasaan

biasanya mempunyai kondisi persaingan orientasi status serta

memberikan perhatian pada hal-hal yang memungkinkan untuk

memperbesar pengaruhnya, (3) Need for affiliation adalah

kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan nyata bagi manusia

sebagai mahluk social terlepas dari kedudukan, jabatan dan

pekerjaan.

Lebih lanjut Mc Clelland (dalam Mangkunegara, 2005:85)

menggambarkan orang-orang yang sungguh-sungguh memperoleh

motivasi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1) Mereka lebih menyukai menyerang dan memecahkan masalah-

masalah. Mereka mengembangkan perasaan memiliki tugas

yang dihadapi dan meskipun mereka dapat bekerja dengan

orang-orang lain, mereka lebih menyukai situasi-situasi di mana

mereka menganggap satu-satunya tanggung jawab untuk

pemecahan masalah atau penyelesaian tugas.

2) Orang-orang yang sungguh-sungguh memperoleh motivasi

cenderung menuju ke situasi-situasi dimana mereka dengan

segera dapat memperoleh umpan balik pada hasil kerja

mereka. Orang yang berhasil adalah orang yang suka

mengetahui secara terus-menerus betapa baik ia dalam bekerja

dan menginginkan suatu umpan balik untuk menjadi kenyataan.

Page 50: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

31

3) Orang yang berhasil adalah juga orang yang menentukan

dengan selayaknya tujuan yang mengandung resiko, sehingga

ia dapat menambah kesempatan untuk kepuasan hasil kerja.

Berbagai alasan bagi siwa untuk memenuhi segala

kebutuhannya, alasan itu mendorong siswa untuk berbuat guna

pemenuhan kebutuhannya. Apabila dorongan dirasa kuat maka

motivasi untuk belajar yang ditimbulkan akan tinggi sebaliknya jika

dorongan itu dirasakan rendah maka motivasinya untuk belajar

akan rendah pula. Oleh sebab itu kita sebagai pendidik perlu

mengetahui dan berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Selanjutnya Skiner (dalam Gitosudarmo, 2007:46) dengan

teroi penguatannya, memandang bahwa penguatan merupakan

konsep dari belajar. Teori pengutan mengemukakan, bahwa

perilaku merupakan fungsi dari akibat yang berhubungan dengan

perilaku tersebut. Menyatakan bahwa keberhasilan dalam

mencapai tujuan dan imbalannya berlaku sebagai insentif yang

positif dan mendorong perilaku yang berhasil, dan bila diulangi

kebutuhan yang sama dapat muncul kembali. Dengan kata lain

orang cenderung melakukan sesuatu yang mengarah kepada

konsekuensi yang positif dan menghindari konsekuensi yang tidak

menyenangkan. Teori penguatan yang dalam hal ini menggunakan

konsep pengkondisian operan dapat dipandang sebagai suatu

Page 51: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

32

model motivasi yaitu berkaitan dengan membentuk, mengarahkan,

mempertahankan dan mengubah perilaku siswa dalam belajar.

Lain halnya dengan teori motivasi melalui pendekatan

dorongan (drive). Istilah drive atau dorongan ini pertama kali

dikemukakan oleh Woodworth dalam Djalali (2001 : 67)

mengemukakan bahwa perilaku selain reflex-refleks tidak bakal

terjadi tanpa motivasi yang juga disebutnya dengan istilah drive.

Woodwoth menyatakan bahwa dorongan (drive) itu diperlukan demi

timbulnya suatu perilaku, karena tanpa dorongan tadi, tidak ada

suatu kekuatan yang mengarah kepada suatu mekanisme

timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh kebutuhan (need),

dalam arti kebutuhan tadi membangkitkan dorongan dan dorongan

ini akhirnya mengaktifkan perilaku. Dorongan membuat persisten

perilaku, untuk mengatasi kebutuhan yang menjadi penyebab

timbulnya dorongan itu sendiri.

Selanjutnya Woodwoth menambahkan bahwa motivasi

memiliki tiga karakteristik yaitu intensitas, arah dan persistensi.

Maksudnya motivasi dengan intensitas yang cukup akan

memberikan arah pada individu untuk melakukan sesuatu secara

tekun dan kontiniu. Djalali menyatakan tentang intensitas suatu

perilaku artinya intensitas suatu perilaku tergantung pada besar

kecilnya motivasi yang ada. Selanjutnya motivasi juga

dikonsepsikan sebagai indikator dari arah suatu perilaku. Misalnya

Page 52: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

33

motivasi seseorang yang lapar mengarahkan individu untuk

mencari berbagai cara untuk mendapatkan makanan.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa motivasi siswa dalam belajar didefenisikan sebagai proses

yang memperhitungkan intensitas (kesungguhan dan ketekunan),

arah, dan persisten usaha siswa dalam memenuhi kebutuhannya.

Karena itu kebutuhan merupakan dasar yang sangat fundamental

bagi perilaku siswa dalam belajar. Jika kebutuhan seorang siswa

tidak terpenuhi cenderung untuk malas belajar, sebaliknya jika

kebutuhannya terpenuhi maka seseorang akan memiliki gairah

kerja bahkan dengan semangat yang lebih tinggi.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan merupakan suatu aktivitas

mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang

berjalan seumur hidup. Dengan kata lain, pendidikan tidak

hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di

luar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal (sekolah)

saja, tetapi mencakup pula nonformal (masyarakat) dan

informal (keluarga). Dengan demikian, pendidikan

berlangsung dalam proses kehidupan secara konferehensif

(menyeluruh) dan berjalan sepanjang masa.

Page 53: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

34

Pendidikan bila dilekatkan dalam Islam, tetah

didefenisikan secara beragam oleh berbagai ilmuwan,

keragaman defensisi disebabkan oleh berbagai faktor, salah

satunya ialah factor pandangan keduniaan setiap ilmuwan

tersebut. Ahmad Tafsir (2000 : 26) mengatakan bahwa

sulitnya merumuskan defenisi pendidikan apalagi

menyeragamkan defenisi, karena disebabkan oleh dua faktor,

yaitu : pertama, banyaknya jenis kegiatan yang dapat disebut

sebagai kegiatan pendidikan; kedua, luasnya aspek yang

dibina oleh pendidikan. Namun, pandangan di atas

menunjukkan pengertian pendidikan dalam bentuk kesimpulan

awal, bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan

generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi

tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Untuk mengkaji hakekat pendidikan agam Islam, tidak

boleh terlepas dari doktrin Islam yang tertuang dalam Al-

Qur’an dan As-Sunnah, karena kedua sumber tersebut

merupakan pedoman autentik dalam penggalian khazanah

keilmuan apapun, terutama dalam menggali konsep-konsep

dasar tentang pendidikan agama Islam, antara lain terdapat

dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut :

Page 54: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

35

Terjemahnya :

…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Departemen Agama RI, 2008: 434)

Kemudian dalam surah Az-Zumar ayat 9 sebagai berikut :

Terjemahnya :

Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Departemen Agama RI, 2008: 366)

Dari beberapa uraian di atas dapatlah disimpulkan

bahwa pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling

utama bagi warga suatu negara, karena maju dan

keterbelakangan suatu negara akan ditentukan oleh tinggi dan

rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu

bentuk pendidikan yang mengacu kepada pembangunan

tersebut yaitu pendidikan agama adalah modal dasar yang

merupakan tenaga penggerak yang tidak ternilai harganya

bagi pengisian aspirasi bangsa, karena dengan

terselenggaranya pendidikan agama secara baik akan

membawa dampak terhadap pemahaman dan pengamalan

ajaran agama

Oleh karena itu, bila manusia berpredikat Islam, benar-

benar menjadi penganut agama yang baik, ia harus mentaati

Page 55: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

36

ajaran Islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada

pada dirinya. Ia harus memahami, menghayati dan

mengamalkan ajarannya yang didorong oleh Iman, sesuai

dengan akidah Islamiyah, sebagaimana dalam firman-Nya

dalam surat Adz-Dzariyat : 56, sebagai berikut :

Terjemahnya :

“Dan Aku (Allah) tidak akan menciptakan jin dan manusia kecuali mengabdi kepada-Ku.”

Dengan penciptaan Allah terhadap makhluk-Nya, yang

telah menjadi visi dan misi manusia sebagai pengabdi, agar

mendapatkan kemenangan di dunia dan keselamatan di

akhirat. Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui

proses pendidikan Islam. Berdasarkan pandangan di atas,

maka pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang

dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin

kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai

Islam telah menjiwa dan mewarnai corak kepribadiannya.

Lalu bagaimana pendidikan dalam agama Islam?

Dalam bahasa Arab pengertian pendidikan sering digunakan

beberapa istilah, antara lain, al-ta’lim, al-tarbiyah, dan al-

ta’dib. Al-ta’lim berarti pengajaran yang bersifat

pemberian/penyampaian pengetahuan dan keterampilan. Al-

Page 56: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

37

tarbiyah berarti mengasuh mendidik yang bermuara pada

penyempurnaan akhlak/moral peserta didik. Samsul Nizar

(2001 : 86-88).

Dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa

pendidikan agama Islam adalah :

Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat dalam mewujudkan persatuan nasional.

Pengertian pendidikan agama Islam di atas mengacu

kepada konsep pendidikan agama Islam yang diterapkan

pada sekolah umum yang berlaku secara nasional. Kemudian

target pencapaian pendidikan agama Islam di sekolah,

menurut Muhaimin (2001:76), diharapkan mampu

menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu

ukhuwah fi al-‘ubudiyah, ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi

al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al Islam.

Dari gambaran pengertian pendidikan agama Islam di

atas, ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu :

1. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni

suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan

Page 57: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

38

yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan

yang hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai

tujuan dalam arti ada yang dibimbing, diajari dan/atau

dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama

Islam.

3. Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang

melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau

latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk

mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

4. Kegiatan (pembelajaran) pendidikan agama Islam

diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari

peserta didik, yang di samping untuk membentuk

kesalehan atau kualitas pribadi, juga untuk membentuk

kesalehan sosial.

Dengan demikian, pendidikan agama Islam merupakan

suatu usaha sadar dalam melakukan proses bimbingan,

pengajaran, atau latihan untuk mencapai tujuan pendidikan

agama Islam, yakni mewujudkan kualitas kesalehan pribadi,

kesalehan sosial dan kesalehan terhadap alam sekitar,

Page 58: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

39

sehingga dapat menjalankan amanah di muka bumi sesuai

ajaran Islam.

Peran dan fungsi pendidikan agama Islam demikian

strategis dalam menciptakan kondisi masyarakat yang

bermoral, sejahtera, adil, dan makmur. Dalam hal ini,

penanganan atau bimbingan anak-anak bangsa termasuk

didalamnya. Karena dengan adanya pendidika agama Islam,

akhlak atau pun tingkah mereka dapat terkontrol dan terarah

dengan baik sesuai dengan ajaran dalam agama Islam.

Sehingga dapat terciptanya para pemuda, pelajar, mahasiswa,

dan masyarakat yang berakhlak baik dan berwawasan luas.

Pendidikan agama Islam harus diberikan sejak dini,

mulai dari usia kanak-kanak, remaja, bahkan dewasa. Dalam

Islam dikenal istilah pendidikan sepanjang hayat (life long

education). Artinya selama ia hidup tidak akan lepas dari

pendidikan, karena setiap langkah manusia hakikatnya adalah

belajar, baik langsung maupun tidak langsung

Agama Islam adalah agama yang universal yang

mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek

kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun

yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah

mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

Page 59: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

40

pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat

memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.

Adapun yang dimaksud dengan pendidikan agama

Islam sangat beragam, hal ini terlihat dari definisi pendidikan

Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan

berikut ini.

Pendidikan berasal dari kata didik, yang mengandung

arti perbuatan, hal, dan cara. Pendidikan Agama dalam

bahasa Inggris dikenal dengan istilah religion education, yang

diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk

menghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak

cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja,

tetapi lebih ditekankan pada feeling attituted, personal ideals,

aktivitas kepercayaan (Ramayulis 2001:3).

Sedangkan menurut Muzayyin Arifin (2009:6)

Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha membina dan

mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama

sekaligus mengajarkan ilmu agam islam sehingga ia mampu

mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan

agama.

Dapat di simpulkan bahwa pendidikan agama Islam

adalah pendidikan manusia seutuhnya yang dilakukan oleh

seorang guru kepada anak didik untuk mempersiapkan

Page 60: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

41

kehidupan yang lebih baik. Dalam prakteknya, pendidikan

agama Islam bukan hanya pemindahan pengetahuan kepada

anak didik, namun perlu diintegrasikan antara tarbiyah, ta’lim

dan ta’dib, sehingga dapatlah seseorang yang telah

mendapatkan pendidikan Islam memiliki kepribadian muslim

yang mengimplementasikan syari’at Islam dalam kehidupan

sehari-hari, serta hidup bahagia di dunia dan di akhirat.

Apabila dimaknai secara umum, menyeluruh dan

mendasar tentang pendapat dan pandangan-pandangan

tersebut, maka dapat dipahami bahwa pendidikan agama

Islam adalah usaha untuk mendidik jiwa, membina mental

intelektual dan melatih fisik agar bertindak sopan, ikhlas dan

jujur sebagai wujud akhlakul karimah.

Dengan demikian, dapat dikemukan bahwa Pendidikan

Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan

membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan

guru pendidikan agama Islam secara berencana dan sadar

dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh

kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama

Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang

keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang pada

Page 61: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

42

akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama

dan berakhlak mulia.

Agar hal di atas tercapai, maka guru pendidikan agama

Islam dituntut mampu mengembangkan kemampuannya

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, disinilah

pentingnya mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan

motivasi pembelajaran pendidikan agama Islam.

b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Dasar pendidikan agama Islam adalah al-Qur’an dan al-

Hadist, yang keduanya merupakan sumber hukum Islam yang

dapat diyakini kebenarannya. Selain Al Qur’an dan Al Hadits

sebagai dasar dalam pemikiran membina sistem pendidikan,

bukan saja dipandang kebenarannya dan diyakini saja, akan

tetapi wajar jika kebenaran itu kita kembalikan pada

pembuktian dan kebenarannya. Sebagai mana Allah berfirman

dalam Q.S Al-Baqarah ayat 2 berbunyi:

ى للمتقین ذ لك ا لكتب لا ریب فیھ ھد

Terjemahnya :

“ Kitab (Al qur’an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. Departemen Agama RI (2008:8)

Page 62: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

43

Selanjutnya sabda Nabi:

كتم ة رسو لھ بھما كتا بالقد تركت فیكم امرین لن تضلوا ماان تمس وسن

Terjemahnya : “Dari Ibnu Abbas ra, Rosulullah SAW bersabda : Telah aku tinggalkan dua perkara yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, niscaya tidak akan sesat yaitu Kitabullah dan Sunatullah”.

Sedangkan dalam proses kegiatan pendidikan,

diperlukan adanya landasan atau dasar sebagai pegangan

yang kuat, guna menjiwai usaha-usaha pedidikan.

Pelaksanaan pendidikan beragama di Indonesia mempunyai

dasar- dasar yang kuat, yaitu dasar ideal, struktural dan

opersional.

1) Dasar ideal

Dasar ideal adalah pancasila sebagai falsafah

hidup dasar negara Republik Indonesia. Dalam Abdul

Rahman Getteng (1997:43) mengemukakan bahwa :

Bangsa Indonesia mempunyai falsafah hidup sendiri yang menjadi dasar negara dan menjiwai segala undang-undang yang berlaku, yakni menjadi pedoman hidup dan kehidupan bangsa Indonesia termasuk pendidikan, yaitu pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Indonesia merupakan dasar ideal pelaksanaan pendidikan

agama Islam di Indonesia. Pada sila pertama

mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia

Page 63: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

44

harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau

tegasnya ia harus beragama.

Dengan sila ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa

Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan

terhadapa Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu,

manusia rakyat dan masyarakat Indonesia percaya

dengan Tuhan sesuai dengan agama dan keprcayaan

masing-masing.

Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 2

yang berbunyi sebagai berikut:

Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur undang-undang.

Di dalam GBHN sesuai dengan ketetapan MPR

Nomor II/1983 yang membahas tentang agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sosial

budaya dijelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa begitu

pentingnya pendidikan agama Islam dalam membentuk

Page 64: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

45

manusia Indonesia seutuhnya, sebab tanpa adanya

pendidikan agama terutama pada anak didik akan sulit

dalam mewujudkan sila pertama dari pancasila tersebut.

2) Dasar Struktural

Adapun dasar struktural dari pendidikan agama

Islam adalah Undang-Undang Dasar 1945, di mana di

dalamnya memuat berbagai peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan persoalan kehidupan

bangsa. Dalam batang tubuh UUD 1945 Bab XI Pasal 29

Ayat 1 dan 2 disebutkan :

a) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah

menurut agama dan kepercayaan itu.

Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka kehidupan

manusia dan masyarakat Indonesia harus benar-benar

selaras dalam hubungannya dengan Tuhan. Dalam bunyi

UUD 1945 di atas dapat dipahami bahwa bangsa

Indonesia harus beragama untuk menunaikan ajaran

agamanya dan beribadah menurut agamanya masing-

masing. Oleh karena itu, supaya umat beragama tersebut

dapat menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran

Page 65: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

46

agamanya masing-masing, maka diperlukan adanya

pelaksanaan pendidikan agama

3) Dasar opersional

Dasar operasional yang dimaksudkan adalah

sebagai kerangka acuan dalam rangka

menyelenggarakan sistem pendidikan nasional, termasuk

penyelenggaraan pendidikan agama, sehingga benar-

benar terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan dan

cita-cita bangsa.

Pendidikan agama merupakan usaha untuk

memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa sesuai agama yang dianut oleh anak didik

dengan tidak mengabaikan tuntunan untuk menghormati

agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar

umat beragama dalam masyarakat untuk menjadikan

persatuan Nasional. Lebih lanjut dalam Undang-Undang

Bab VI Pasal 30 ayat 2 Nomor 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan Nasional disebutkan :

Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.

Di samping dasar yuridis tersebut di atas sebagai dasar

pendidikan, namun tidak menutup kemungkinan agama,

Page 66: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

47

dalam hal ini agama Islam dengan Al- Qur’an dan Hadis

sebagai sumber materi pendidikan agama.

Adapun Penetapan tujuan pendidikan agama Islam

dapat dipahami, karena manusia dalam menjalankan

kehidupannya salah satu tugas utamannya adalah belajar,

sesuai dengan firman Allah dalam Q. S. al- Alaq ayat 1-5,

yang berbunyi :

Terjemahnya :

“1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dalam ayat ini, sangatlah jelas tujuan manusia

diciptakan oleh Allah, yaitu untuk menuntut ilmu khusunya

pendidikan Agama Islam.

Selanjutnya sabda Nabi :

كل مولود یولد على الفطرة

Terjemahnya:

“Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) (HR.Baihaki)”.

Page 67: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

48

Dengan demikian, manusia akan selalu berusaha untuk

mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai dengan agama yang

dianutnya. Itulah sebabnya, bagi orang-orang muslim

diperlukan adanya pendidikan agama Islam agar dapat

mengarahkan fitrah mereka kearah yang benar sehingga

mereka dapat mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran

Islam. tanpa adanya pendidikan agama dari satu generasi ke

generasi berikutnya, manusia akan semakin jauh dari agama

yang benar.

Sejalan dengan itu Undang-undang RI no. 20 tahun

2003 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mengcerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, ia

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Dari rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut

tentunya tidak jauh berbeda dengan tujuan pendidikan yang

ada dibawahnya, termasuk pendidikan agama Islam. Dan

pendidikan agama Islam itu sendiri yang tertuang dalam buku

Page 68: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

49

Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum/Garis-Garis Besar program

Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam, baik sekolah

dasar, sekolah menengah, maupun sekolah lanjutan

dikemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan

pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga

menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah Swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian, pendidikan agama Islam mempunyai

tujuan, pertama : tujuan secara umum yaitu membentuk manusia

yang memiliki kepribadian muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt.

yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua

larangan-Nya, berakhlak mulia, berbudi luhur, cakap dan memiliki

keterampilan. Kedua : tujuan khusus adalah agar anak mampu

mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

yang didasari atas kriteria-kriteria tertentu, yakni berusaha

berakhlak mulia dan berintegritas kepribadian, serta mempunyai

kehidupan yang seimbang antara kehidupan dunia ataupun pada

kehidupan pada akhirat kelak

3. Upaya-upaya Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Dalam dunia pendidikan, hasil perubahan prilaku akibat

belajar disebut denga perolehan/hasil belajar atau prestasi belajar.

Page 69: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

50

Prestasi belajar merupakan kemampuan maksimal yang dicapai

oleh seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan

pengetahuan-pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Dengan

belajar, seseorang memiliki sejumlah kemampuan, pengetahuan,

dan keterampilan tertentu sesuai dengan pengetahuan yang

didalaminya Muhibbin Syah (2001 : 136).

Sedangkan dalam Islam memandang bahwa motivasi yang

paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat berpengaruh

dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak-tanduknya.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ar-Rad ayat 11, sebagai

berikut :

Terjemahnya :

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11)

Ayat tersebut memberikan penjelaskan bahwa seorang guru

sebagai motivator harus memberikan dorongan kepada siswa

dalam rangka meningkatkan cara belajarnya. Dorongan yang

pertama adalah bagaimana siswa itu memiliki niat yang kuat untuk

belajar, karena motivasi tidak hanya mempengaruhi belajarnya

saja, tetapi juga tingkah lakuknya. sabda Rasullullah :

ورسولھ إنما الأعمال بالنیات، وإنما لكل امرئ ما نوى، فمن كانت ھجرتھ إلى الله فھجرتھ إلى الله

ومن كانت ھجرتھ لدنیا یصیبھا أو امرأة ینكحھا فھجرتھ إلى ما ھاجر إلیھ ورسولھ،

Page 70: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

51

Terjemahnya :

“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu)

Oleh karena itu, guru diharapkan menjaga agar siswa tetap

memiliki motivasi sehingga ia akan terus belajar. Tugas guru

haruslah memunculkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa,

dan berusaha menemukan berbagai cara untuk dapat memotivasi

anak.

Dengan demikian, guru di sekolah memegang peranan yang

sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk

mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai upaya yang harus

dilakukan oleh guru.

Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah

adalah pemberian angka, memberi hukuman, ulangan, tujuan yang

diakui, mengetahui hasil, hasrat untuk belajar, pujian, dan kelompok

belajar. (Djmarah dan zain, 2002 : 168). Dari kutipan di atas, maka

penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:

a. Pemberian Angka

Angka merupakan simbol dari nilai kegiatan belajar

siswa. Oleh karena itu banyak siswa belajar yang diutamakan

justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga

Page 71: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

52

siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai

pada raport angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan

motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga siswa belajar hanya

ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan

motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan

dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Martinis

Yamin (2003 : 90)

Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru

bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan

hasil belajar yang sesungguhnya. Oleh karena itu langkah

selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara

memberikan angka-angka sesuai dengan kemampuan siswa

sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para

siswa tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan

efeksinya.

Dengan memperhatikan keterangan tersebut di atas,

maka dapatlah memberikan pemahaman bahwa salah satu

bentuk atau cara untuk menumbuhkan dan memotivasi belajar

siswa adalah dengan memberi angka atau nilai kepada siswa

dari hasil pekerjaannya. Tentu siswa yang memperoleh nilai

yang baik akan berusaha untuk meningkatkan prestasinya yang

lebih sedangkan bagi siswa yang masih memperoleh nilai

Page 72: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

53

kurang akan berusaha pula agar ia memperoleh nilai yang lebih

baik.

b. Memberi Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif,

tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan

alat motivasi yang baik dan efektif Sardiman (2014 : 94).

Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan

pendekatan edukatif, bukan karena dendam. Pendekatan

edukatif dimaksud di sini sebagai hukuman yang mendidik dan

bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang

dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu

anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.

Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran. Akan lebih baik

bila anak didik berhenti melakukannya di hari mendatang.

Guthrie dalam Hamzah (2012:9) juga mengatakan

bahwa hukuman memegang peranan penting dalam proses

belajar sebab hukuman yang diberikan pada saat yang tepat

akan mampu mengubah kebiasaan seseorang. Oleh karena itu,

hukuman hanya diberikan oleh guru dalam konteks mendidik

seperti memberikan hukuman berupa membersihkan kelas,

menyiangi rumput di halaman sekolah, membuat resume atau

ringkasan, atau apa saja dengan tujuan mendidik.

Page 73: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

54

c. Memberi Ulangan

Menurut Sardiman (2014:93) Memberikan ulangan

merupakan salah satu bentuk usaha dalam menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap bidang studi

pendidikan Agama Islam, sebab para siswa akan menjadi giat

belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Namun

memberikan ulangan kepada siswa harus diperhatikan dengan

keadaan karena apabila guru memberikan ulangan setiap hari

atau terlalu sering maka akan membosankan kepada siswa

sehingga memberi ulangan dengan maksud memotivasi belajar

siswa justru akan terjadi sebaliknya.

d. Tujuan Yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak

didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab

dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak

sangat berguna dan menguntungkan, sehingga menimbulkan

gairah untuk terus belajar.

e. Mengetahui Hasil

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa angka atau nilai dari

hasil pekerjaan siswa merupakan salah satu usaha untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, agar

angka atau nilai tersebut benar-benar dapat berfungsi sebagai

motivator belajar siswa, maka angka tersebut harus

Page 74: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

55

disampaikan dan diumumkan kepada siswa, sehingga dengan

mengetahui hasil belajarnya siswa akan lebih giat dan

termotivasi untuk belajar. Sardiman (2014 : 15)

f. Hasrat Untuk Belajar

Menurut Sardiman (2014 : 94) hasrat untuk belajar

berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal

ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segala kegiatan

tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik

itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah pasti

hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak

berhasrat untuk belajar. Diakui, hasrat untuk belajar adalah

gejala psikologis yang tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan

dengan kebutuhan anak didik untuk mengetahui sesuatu dari

objek yang akan dipelajarinya. Kebutuhan itulah yang menjadi

dasar aktivitas anak didik dalam belajar. Tidak ada kebutuhan

berarti tidak ada hasrat untuk belajar. Itu sama saja tidak ada

minat untuk belajar.

g. Pujian

Pujian dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan

sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu,

supaya pujian ini dapat meningkatkan motivasi, maka

pemberiannya harus tepat karena pujian yang tepat akan

Page 75: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

56

memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi

gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar, khususnya

pembentukan kelompok belajar pendidikan agama Islam

merupakan salah satu usaha guru untuk dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa, karena dengan pembentukan kelompok

belajar tentu semua siswa diharapkan untuk terlibat belajar

bersama-sama dengan kelompoknya.

Menurut Maatrinis Yamin (2003:69) upaya ini merupakan

interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk

menganilis, memecahkan masalah, menggali atau

memperdebatkan topik atau masalah tertentu

Dalam kelompok belajar pendidikan agama Islam dan bidang

pendidikan lainnya terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh

dalam kelompoknya, yaitu masalah-masalah yang dihadapi dalam

bidang pelajaran tertentu dapat diselesaikan secara bersama-

sama, sedangkan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

dapat dibantu dengan teman kelompoknya.

Inilah beberapa upaya guru dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa terhadap bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Tentunya setiap guru mempunyai upaya sendiri berdasarkan

pengalaman dan situasi serta kondisi di mana ia berada.

Page 76: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

57

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang Pendidikan Agama Islam dan motivasi

belajar di sekolah menengah dan hal-hal yang berkaitan dengannya

telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Seperti yang pernah dilakukan oleh Elvirawaty salah seorang

mahasiswi Universitas Negeri Makassar (UNM), tahun 2014 dengan

judul “Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Terhadap Tingkat Keberhasilan

Belajar Sosiologi di SMAN 1 Watansoppeng”. Dalam penelitian ini

ditemukan bahwa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada

dasarnya peran orang tua, guru, teman serta lingkungan belajar

sangat menentukan besarnya motivasi belajar siswa. Dengan adanya

motivasi belajar yang tinggi dapat memacu keberhasilan siswa dalam

proses pembelajaran.

Kemudian yang pernah dilakukan oleh Sahariah salah seorang

mahasiswi Pakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Makassar, tahun 2009 dengan judul “Peranan Guru Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Mts. Palattae Kabupaten

Bone”. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa maka disarankan kepada guru untuk

memberikan motivasi belajar yang sebaik-baiknya sehingga motivasi

yang diberikan itu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Serta

menjadi temuan bahwa motivasi belajar siswa Mts. Palattae

khususnya pada mata pelajaran akidah ahlak sudah cukup tinggi. Hal

Page 77: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

58

ini dikarenakan siswa memiliki kenyakinan bahwa mata pelajaran ini

tidak sulit serta guru memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi pelajaran sehingga mudah dipahami oleh

siswa.

Selanjutnya penelitian yang telah dilakukan oleh Jamilah salah

seorang mahasiswi Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)

Alauddin Makassar, tahun 2003 dengan judul skripsi “Strategi

Pemberian Motivasi Guru Agama dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Pendidikan Agama Islam di SLTP Negeri 1 Batu–Batu

Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Dalam penelitian ini

ditemukan bahwa keberhasilan sistem belajar siswa banyak

ditentukan oleh faktor guru, hal ini sangat tergantung bagaimana cara

dan strategi pemberian motivasi belajar yang dapat dilakukan oleh

guru sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar yang lebih baik,

diantaranya dengan memberikan angka kepada siswa sesuai hasil

pekerjaan yang ia peroleh, memberikan ulangan, menyampaikan dan

mengumumkan hasil pekerjaan kepada siswa, memberikan pujian

bagi siswa yang berhasil, membentuk kelompok belajar, menetapkan

rangking kelas dan sebagainya.

Penelitian lain adalah dilakukan oleh Mansyur Ibrahim,

mahasiswa pascasarjana UMI Makassar 2003, dengan judul “Peranan

Media Pendidikan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

SMU Negeri 1 Sirenja Kabupaten Donggala. Dalam hasil penelitian ini

Page 78: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

59

ditemukan bahwa aplikasi penggunaan media pendidikan yang

berlangsung pada SMU Negeri 1 Sirenja Kabupaten Donggala cukup

menggembirakan dengan menggunakan model tradisional seperti

papan tulis, model audio seperti tape recorder, dan audio visual

seperti televise dan komputer. Model penggunaan itu semula

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, yaitu bias berlangsung di

dalam kelas atau laboratorium. Penggunaan media pembelajaran

semacam ini memberikan implikasi pada perubahan perilaku belajar

peserta didik sehingga dapat meningkatkan prestasi yang diraih oleh

sekolah itu dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik bagi peserta

didik, serta antara guru dan peserta didik selalu terjalin interaksi

belajar dalam mencapai tujuan bersama. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan oleh guru dalam pengelolaan pembelajaran adalah

bagaimana upaya guru memberikan motivasi kepada peserta didik

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

Berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya maka

setelah dianalisis secara tidak langsung memiliki keterkaitan yang erat

dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, tetapi masih bersifat

umum karena masih menyangkut seluruh aspek yang berkaitan

dengan kebutuhan pendidikan dan belum ada yang bersifat khusus

yaitu lebih diarahkan kepada peranan guru pendidikan agama islam

dan motivasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, focus yang akan

dikaji penulis dalam penelitian ini memiliki spesifikasi tersendiri dari

Page 79: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

60

penelitian sebelumnya, yaitu seberapa jauh upaya guru pendidikan

agama Islam dalam kaitannya dengan meningkatkan motivasi belajar

siswa pada pelajaran pendidikan agama Islam. Terlebih lagi jika

menunjukkan objek penelitian pada satu sekolah seperti SMP Satu

Atap Negeri Tengapadange kabupaten Soppeng belum ada yang

menelitinya.

C. Kerangka Pikir

Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran di

sekolah menengah Pertama merupakan pelajaran yang bertujuan

untuk membina peserta didik menjadi orang yang memiliki kepribadian

muslim secara utuh, yakni pribadi yang selalu taat menjalankan

perintah agama.

Hanya saja, pelaksanaan pendidikan agama Islam terkadang

tidak dapat menjangkau pemahaman, penghayatan dan pengamalan

peserta didik terhadap ajaran agama Islam yang mendalam. Ditambah

lagi jika motivasi peserta didik itu sendiri yang belum maksimal dalam

mempelajari mata pelajaran tersebut.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar

mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui

motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan

meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar

dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong

untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar

Page 80: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

61

dengan senang karena didorong motivasi. Sedangkan faktor dari luar

diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode

pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam

kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang

memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan

nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran

tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan

wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode

mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa

merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan

variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru sebagai motivator

harus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan motivasi

kepada siswa-siswanya agar dapat belajar lebih baik dan memperoleh

hasil belajar yang memuaskan.

Berikut ini, penulis membuat skema kerangka pikir untuk

memahami landasan berfikir dari penelitian ini.

Page 81: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

62

Skema I. Kerangka Pikir

Motivasi belajar siswa masih tergolong rendah

Temuan : Motivasi belajar siswa meningkat

Guru mengajar Siswa belajar Upaya-upaya meningkatkan motivasi siswa :

1. Pemberian angka 2. Memberi ulangan 3. Mengetahui hasil 4. Pujian 5. Kelompok belajar

Keadaan siswa 1. Kurangnya perhatian terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam 2. Ditemukan beberapa siswa absen saat belajar pendidikan agama Islam 3. Pekerjaan rumah tidak dikerjakan dengan maksimal 4. Adanya pengaruh lingkungan setempat yang berisfat negatif

Keadaan siswa 1. Siswa lebih perhatian terhadap mata pelajaran

pendidikan agama Islam 2. Siswa aktif mengikuti pembelajaran agama Islam 3. Pekerjaan rumah dapat dikerjakan dengan maksimal

Page 82: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

63

D. Hipotesis

Refleksi hasil tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “jika pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan upaya-upaya peningkatan

motivasi belajar, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

Page 83: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

64

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa perangkat penelitian

sebagai berikut :

A. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Yaitu penulis

melakukan penelitian langsung ke lokasi, yaitu pada SMP SATAP

Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng, untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data-data. Penelitian ini mempergunakan disain

Survey yang bersifat deskriptif kuantitatif.

Dengan demikian, Penulis berusaha memaparkan apa adanya

dari kondisi objek yang diteliti dengan menggunakan metode

pendekatan analsis kuantitatif. Dan suatu keuntungan penggunaan

metode kuantitaf ini adalah memudahkan Penulis dalam memberikan

pengertian dan pemaknaan terhadap kenyataan dan data yang

didapatkan melalui responden.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi dan waktu penelitian adalah SMP

SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten soppeng pada semester

ganjil tahun pelajaran 2014/2015

Page 84: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

65

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan atau agregasi dari seluruh

elemen atau individu-individu yang merupakan sumber informasi

dalam suatu penelitian (Soetrino dan Rota Hanafie 2007 : 175).

Sedangkan menurut Drs. S. Margono (2004:118) Populasi adalah

seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan

dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu

data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama

banyaknya dengan ukuran manusia. Populasi memiliki parameter

yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut.

Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan,

rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter

populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika

nilainya berubah, maka populasinyapun berubah

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh

siswa yang ada di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten

Soppeng yang berjumlah 68 siswa.

Berikut ini penulis membuat tabel populasi sebagaimana

berikut ini :

Page 85: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

66

Tabel 3.1 Populasi

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

5 16 7 7 19 14 68

2. Sampel

Sampel adalah anggota populasi yang dapat mewakili.

Pengambilan sampel ini digunakan untuk menduga populasi serta

sifat dari populasi dapat diketahui dari data-data yang

dikumpulkan melalui sampel terpilih. Suatu penelitian yang

dilakukan pada populasi yang besar tentu akan menghabiskan

banyak waktu, biaya dan tenaga yang besar pula. Untuk

menghemat semua itu maka dicarikan cara yang lebih mudah

yakni dengan teknik pengambilan sampel (Soetriono dan Rota

Hanafie 2007:176).

Penarikan sampel sangat urgen dalam sebuah penelitian,

karena pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, upaya yang ada

tidak memungkinkan peneliti menyelidiki atau mewawancarai

semua anggota populasi. Selain itu, yang dapat memahami gejala

yang ingin diteliti atau diwawancarai, biasanya tidak perlu semua

populasi dijadikan sasaran.

Karena populasi dalam penelitian ini terlalu banyak, maka

penulis mengambil sampel sebagai berikut :

Page 86: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

67

Table 3.2 Sampel

No. Populasi Jumlah Jumlah sampel

1.

2.

3.

Kelas I

Kelas II

Kelas III

21 siswa

14 siswa

33 siswa

10 siswa

10 siswa

10 siswa

Jumlah 30 siswa

D. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian

kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka.

Dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam

analisis data.

2. Sumber Data

Sumber data adalah segalah sesuatu yang dapat

memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya,

data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

a) Data Primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud

khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang

ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung

dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan

Page 87: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

68

yakni siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten

Soppeng

b) Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk

maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah literature, artikel, jurnal, serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2009

: 137)

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi seringkali orang mengartikan sebagai suatu

metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan

pengamatan suatu objek, dilaksanakan dengan berencana,

kontinu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat

atau merekam secara lengkap (Beni S. Ambarjaya 2012 :6)

Dalam hal ini, Penulis terjun langsung mengadakan

pengamatan tentang masalah yang diperlukan untuk dicatat,

yaitu proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama

Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten

Soppeng. Mengamati upaya dan strategi pembelajaran yang

diterapkan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam

dan melihat pengaruhnya terhadap siswa.

Page 88: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

69

Instrumen ini dapat pula dikatakan pengamatan karena

meliputi kegiatan memusatkan segala perhatian terhadap

suatu obyek yang akan dijadikan sasaran dalam penelitian

dengan menggunakan seluruh panca indra.

b. Wawancara

Wawancara sering juga disebut dengan kuiesioner

lisan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dengan mengungkapkan daftar

pertanyaan pada responden secara lisan. Interviu ini dilakukan

kepada kepala sekolah, dewan guru dan guru bidang studi

pendidikan agama Islam di SMP SATAP Negeri

Tengapadange Kabupaten Soppeng. Wawancara juga

dilakukan terhadap beberapa siswa yang dianggap perlu oleh

penulis untuk menambah informasi dan akurasi data.

Dalam pelaksanaan wawancara ini, penulis

menggunakan suatu pedoman wawancara yakni pertanyaan-

pertanyaan yang dibuat sebelum mengadakan wawancara,

dalam hal ini penulis membatasi pertanyaan pada hal-hal yang

berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini.

c. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data-data tertulis tentang SMP

SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng yang

Page 89: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

70

terkait dengan data guru, siswa, sarana dan prasarana, dan

data-data tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dalam

memahami maksud yang terkandung dalam judul ini, maka penulis

perlu memberikan pengertian terhadap berbagai istilah-istilah yang

terdapat di dalamnya.

1. Upaya-upaya Peningkatan

Adalah suatu usaha dan ikhtiyar dengan mengerahkan

tenaga dan pikiran yang dilakukan oleh guru bidang studi

Pendidikan Agama Islam untuk menggerakkan siswa dalam

meningkatkan kegiatan belajar atau dalam proses pembelajaran.

2. Motivasi Belajar

Daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat

terwujud serta memberikan arah pada kegiatan belajar.

Dengan demikian, penelitian ini yang berjudul “Upaya

Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Studi Pada

SMP SATAP NEGERI Tengapadange Kabupaten Soppeng” dapat

dipahami bahwa kegiatan yang sungguh-sungguh dilakukan oleh

guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam mendorong siswa

untuk lebih rajin dan giat belajar terhadap bidang studi Pendidikan

Page 90: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

71

Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten

Soppeng.

F. Tehnik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari

pelaksanaan penelitian dianalisis secara diskriptif dengan pendekatan

kuantitaif dan kualitatif dengan menggunakan tehnik persentase untuk

melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran

menurut standar yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan

nasional (Elvianita, 2012 : 32).

Tabel 3.3. Tehnik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan

Kementerian Pendidikan Nasional

Skor Kategori

0 – 54

55 – 64

65 – 79

80 – 89

90 – 100

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Page 91: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Profil SMP SATAP Negeri Tengapadange

a. Sekilas tentang SMP SATAP Negeri Tengapadange

SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng

adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang dikelolah oleh

Departemen Pendidikan Nasional. yang berdiri pada bulan Mei

tahun 2009. Sekolah ini sekarang dipimpin oleh M. Jufri S.Pd.

SMP SATAP Negeri Tengapadange merupakan salah satu

SMP yang ada di Kabupaten Soppeng yang berlokasi di Desa

Timusu Kecamatan Liliriaja. Letaknya di tengah-tengah

perkampungan sekitar 12 kilometer dari Kota Watansoppeng..

Keberadaan SMP SATAP Negeri Tengapadange

berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat untuk dapat

menampung anak-anaknya yang telah lulus dari Sekolah

Dasar, sehingga mereka tidak perlu lagi melanjutkan

sekolahnya ke kota Watansoppeng. Di samping itu, berdirinya

SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng juga

karena adanya program pemerintah mengenai pemerataan

pendidikan baik di kota–kota maupun di desa–desa, sehingga

dengan program pemerintah seperti inilah masyarakat

Page 92: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

73

membutuhkan peralihan generasilisasi yang mempunyai bekal

ilmu pengetahuan dan keterampilan lewat pendidikan sekolah.

Dengan demikian, SMP SATAP Negeri Tengapadange

telah memberikan kesempatan kepada tamatan Sekolah Dasar

untuk melanjutkan pelajarannya ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi serta membantu masyarakat yang ingin melanjutkan

pendidikan anak–anaknya.

Sekolah ini mempunyi visi, misi, tujuan dan sasaran.

Visinya adalah mewujudkan siswa berprestasi berakhlak mulia

berdasarkan IPTEK dan IMTAK. Misinya adalah meningkatkan

pembinaan profesionalisme guru, menerapkan manajemen

yang handal, menerapka berbagai perubahan pelajaran,

meningkatkan pelaksanaan ibadah, menjalin partisipaai

masyarakat terhadap pendidikan, menjadikan lingkungan

sebagai sumber belajar.

Sementara itu, SMP SATAP Negeri Tengapadange

bertujuan untuk berusaha meningkatkan rata-rata UN sampai

6.50, meningkatkn presentase jumlah siswa yang lulus Ujian

Nasional sampai 20 % dari jumlah siswa yang mendaftar,

memperkaya bahasa dan memperluas wawasan, prestasi

olahraga dan seni, mampu menjadi finalis lomba di tingkat

kabupaten, melahirkan siswa yang mampu bersaing dalam

Page 93: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

74

teknologi, tercipta siswa yang mampu bersaing dalam teknologi,

tercipta siswa yang beriman dan bertaqwa.

SMP SATAP Negeri Tengapadange merupakan salah

satu SMP yang cukup diperhitungkan di kota Watansoppeng.

Berbagai prestasi lokal telah diraih, di antaranya menjadi juara I

Lomba dalam Olimpiade IPS se-Kabupaten Soppeng pada

tahun 2012 - 2013, juara III dalam lomba cerdas cermat

pramuka penggalang pada perkemahan saka bakti husada

tahun 2011 - 2012,

Dengan demikian, SMP SATAP Negeri Tengapadange

adalah salah satu lembaga pendidikan yang berusaha untuk

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta

didik. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti lulur serta

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan.

b. Keadaan guru

Jumlah guru dan tenaga administrasi di SMP SATAP

Negeri Tengapadange sebanyak 15 yang terdiri dari 11 guru

yang berstatus pegawai negeri, 1 guru honor dan 3 tenaga

Page 94: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

75

administrasi. Dengan melihat keadaan guru SMP SATAP

Negeri Tengapadange seperti yang tersebut di atas, maka

sedikit banyaknya dapat mempengaruhi proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah tersebut, khususnya yang menyangkut

masalah kualitas. Oleh karena itu, peningkatan mutu

pendidikan dan pengajaran sangatlah dikedepankan dalam

sekolah ini.

Untuk mengetahui keadaan guru di SMP SATAP Negeri

Tengapadange, maka berikut ini dapat disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. : Jumlah Guru SMP SATAP Negeri

Tengapadange

No Jenis Jenis Kelamin

Jumlah Laki – laki Perempuan

1.

2.

2

Guru tetap (PNS)

Guru honor

Tenaga

administrasi

3

1

1

8

-

2

11

1

3

Jumlah 5 10 15

Sumber data: Papan potensi guru SMP SATAP Negeri Tengapadange tahun pelajaran 2014/2015.

Di samping itu, SMP SATAP Negeri Tengapadange

terdiri dari seorang kepala sekolah dan seorang wakil kepala

sekolah, 4 pengawas, 1 guru agama, 13 guru bidang studi, dan

Page 95: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

76

beberapa dari guru tersebut diberikan tugas tambahan, yaitu

sebagai wali kelas.

c. Keadaan Siswa

Siswa adalah salah satu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dengan sekolah, sebab tanpa siswa maka sekolah

tidak mungkin dapat berkembang. Demikian juga di SMP

SATAP Negeri Tengapadange, yang sangat memegang

peranan penting dalam memajukan dan mengembangkan

sekolah.

Pada tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah siswa di SMP

SATAP Negeri Tengapadange tercatat sebanyak 68 orang

yang terdiri 29 laki-laki dan 39 perempuan. Jumlah siswa ini

dibagi dalam 3 kelas yakni kelas VII, kelas VIII, kelas IX.

Untuk mengetahui keadaan siswa di SMP SATAP Negeri

Tengapadange, maka berikut ini dapat disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2. : Jumlah Siswa SMP Satu Atap Negeri

Tengapadange Kabupaten Soppeng

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki – laki Perempuan

1

2

3

VII

VII

IX

5

7

17

16

7

16

21

14

33

Jumlah 29 39 68

Page 96: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

77

Sumber data: Papan Potensi siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange.

d. Keadaan Sarana

Berdasarkan pengamatan dan data tertulis yang

diperoleh, dapat diketahui bahwa keadaan sarana pada SMP

SATAP Negeri Tengapadange sudah termasuk dalam kategori

cukup menunjang proses belajar mengajar, meskipun belum

sepenuhnya terpenuhi secara keseluruhan.

Sarana yang dimiliki SMP SATAP Negeri

Tengapadange, berupa ruangan kepala sekolah, ruangan

wakasek, ruang guru, ruangan tata usaha, ruangan tamu, ruang

kelas, ruangan perpustakaan, ruangan dapur, WC, serta

ruangan olah raga.

Berdasar dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa

keadaan sarana pada SMP SATAP Negeri Tengapadange

sudah cukup memadai dan dapat mendukung kelancaran

proses belajar mengajar.

e. Keadaan Prasarana

Di samping fasilitas, sarana yang menunjang

pelaksanaan proses belajar mengajar, prasarana juga tidak

kalah pentingnya karena keduanya sama-sama berperan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Prasarana yang dimiliki SMP SATAP Negeri

Tengapadange, berupa kursi/meja kepala sekolah, kursi/meja

Page 97: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

78

tamu, kursi/meja guru, kursi/meja pegawai, kursi/meja siswa,

brangkas, laptop, rak buku, computer, tape recorder dan lemari.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa keadaan

sarana dan prasarana di SMP SATAP Negeri Tengapadange

sudah cukup menunjang dalam segala kegiatannya. Di

samping kelengkapan yang penulis telah sebutkan di atas,

masih banyak hal-hal lain yang tidak sempat disebutkan satu

persatu. Seperti halnya dengan alat olahraga, alat peraga,

jumlah buku perpustakaan, alat-alat kesenian dan lain

sebagainya.

2. Upaya Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP NEGERI

TENGAPADANGE

Sebagaimana diketahui bahwa guru di sekolah

memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan

strategi dalam memberikan motivasi belajar yang tepat untuk

meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai macam

perangkat alat pendidikan, di samping itu diperlukan adanya

motivasi dari guru agama yang dapat membangkitkan

semangat belajar dan kesadaran siswa mengenai yang akan

dicapai serta manfaat pelajaran itu.

Page 98: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

79

Selain itu, guru sebagai subyek belajar yang paling

dekat dengan anak didiknya sehingga guru sangat dituntut

memiliki suatu kemampuan atau kompetensi yang

berhubungan dengan profesinya. Sedangkan kemampuan

dan kompetensi yang berhubungan dengan profesinya.

Sedangkan kemampuan dan kompetensi guru diperoleh

bukan dari pengalaman mengajarnya tetapi kemampuan dan

kompetensi guru dapat diperoleh dengan berbagai usaha

yang dilakukannya dan berhubungan dengan profesinya.

Oleh karenanya keberhasilan guru dalam melaksanakan

peranannya dalam bidang pendidikan dan pengajaran

sebagian besar terletak pada kemampuannya dalam

melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam

situasi belajar mengajar di kelas.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru sebagai

motivator ia harus melakukan peranannya sebagai motivator

dengan memberikan motivasi kepada siswa-siswanya agar

ia dapat belajar yang lebih baik dan memperoleh hasil

belajar yang memuaskan.

Mengingat pentingnya pemberian motivasi guru

kepada siswa dalam rangka pencapaian prestasi belajar

maka guru perlu menciptakan suatu strategi agar motivasi

yang diberikan kepada siswa dapat berpengaruh terhadap

Page 99: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

80

prestasi belajar siswa pada umumnya dan pendidikan

Agama Islam pada khususnya. Ini berarti bahwa semakin

tinggi motivasi yang diberikan kepada siswa akan semakin

berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka berikut ini

penulis akan mengemukakan beberapa bentuk atau cara

yang dapat dilakukan oleh guru baik guru umum maupun

guru agama dalam menumbuhkan dan memberikan motivasi

kepada siswa sebagai berikut

a. Pemberian Angka

Sebagaimana diketahui bahwa angka merupakan

simbol dari nilai kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu

banyak siswa belajar yang diutamakan justru untuk

mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga siswa

biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-

nilai pada raport angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa

merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga

siswa belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas

saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang

berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang

menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu

harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka

Page 100: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

81

seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati.

Oleh karena itu langkah selanjutnya yang ditempuh oleh

guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka

sesuai dengan kemampuan siswa sehingga setiap

pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa tidak

sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan

efeksinya.

Bentuk motivasi dengan memberikan angka

kepada siswa ini telah dilakukan pula oleh guru agama

Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasna, S.Pd.I ( Guru

PAI ), dalam wawancara penulis bahwa :

Memberikan angka atau nilai kepada siswa

terhadap hasil pekerjaannya sangat penting artinya bagi

siswa sebab nilai atau angka tersebut dapat menjadi

motivasi untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu,

kami sebagai guru agama di sekolah ini selalu

memperhatikan nilai-nilai yang diperoleh siswa baik nilai

ulangan harian maupun nilai-nilai dari tugas yang

diberikan.

Dengan memperhatikan keterangan tersebut di

atas, maka dapatlah memberikan pemahaman bahwa

salah satu bentuk atau cara untuk menumbuhkan dan

Page 101: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

82

memotivasi belajar siswa adalah dengan memberi angka

atau nilai kepada siswa dari hasil pekerjaannya. Tentu

siswa yang memperoleh nilai yang baik akan berusaha

untuk meningkatkan prestasinya yang lebih sedangkan

bagi siswa yang masih memperoleh nilai kurang akan

berusaha pula agar ia memperoleh nilai yang lebih baik.

b. Memberi Ulangan

Memberi ulangan merupakan salah satu bentuk

motivasi belajar pendidikan Agama Islam di SMP SATAP

Negeri Tengapadange, sebab para siswa akan menjadi

giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Namun

memberikan ulangan kepada siswa harus diperhatikan

dengan keadaan karena apabila guru memberikan ulang

setiap hari atau terlalu sering maka akan membosankan

kepada siswa sehingga memberi ulangan dengan

maksud memotivasi belajar siswa justru akan terjadi

sebaliknya.

Hasna, S.Pd.I (Guru PAI), dalam wawancara

penulis mengatakan bahwa :

Pelaksanaan ulangan di sekolah ini merupakan sesuatu yang telah diprogramkan seperti pelaksanaan semester, tetapi pelaksanaan ulangan harian, tergantung dari guru yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang telah diberikan, sehingga pemberian ulangan kepada siswa dapat berfungsi sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa

Page 102: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

83

pada umumnya dan pendidikan agama Islam pada khususnya.

Keterangan tersebut di atas, dapatlah dipahami

bahwa memberi ulangan merupakan salah satu bentuk

atau cara dalam memotivasi belajar siswa dalam bidang

pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri

Tengapadange.

c. Mengetahui Hasil

Dalam uraian terdahulu penulis telah menguraikan

bahwa angka atau nilai dari hasil pekerjaan siswa

merupakan bentuk atau cara untuk memotivasi belajar

siswa. Oleh karena itu, agar angka atau nilai tersebut

benar-benar dapat berfungsi sebagai motivasi belajar

siswa maka angka atau nilai harus disampaikan atau

diumumkan kepada siswa sehingga dengan mengetahui

hasil belajarnya siswa akan lebih giat dan termotivasi

untuk belajar.

Hasna ( Guru PAI ), mengatakan dalam

wawancara dengan penulis bahwa :

Setiap hasil pekerjaan siswa baik yang berupa hasil ulangan harian atau semester termasuk tugas-tugas yang telah diberikan hasilnya kita sampaikan kepada siswa untuk mengetahui hasil pekerjaan masing-masing, sehingga dengan mengetahui hasil pekerjaan tersebut ia dapat mengetahui kemampuan masing-masing sehingga pada akhirnya dapat menjadi motivasi belajar.

Page 103: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

84

Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka

dapatlah diketahui bahwa di SMP SATAP Negeri

Tengapadange salah satu bentuk motivasi yang

dilakukan oleh guru agama Islam untuk memotivasi

belajar siswa ialah dengan memberitahukan hasil-hasil

yang diperoleh siswa dalam pekerjaan atau tugas-tugas

masing-masing siswa.

d. Pujian

Pujian dapat berfungsi sebagai motivasi belajar

siswa apabila ada siswa yang sukses berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik. Pujian ini adalah

bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya

pujian ini merupakan motivasi maka pemberiannya harus

tepat karena pujian yang tepat akan memupuk suasana

yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar

sekaligus akan membangkitkan harga diri.

e. Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar di SMP SATAP

Negeri Tengapadange, khususnya pembentukan

kelompok belajar pendidikan agama Islam merupakan

salah satu usaha guru untuk dapat menumbuhkan dan

memotivasi belajar siswa karena dengan pembentukan

Page 104: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

85

kelompok belajar tentu semua siswa diharapkan untuk

terlibat belajar bersama-sama dengan kelompoknya.

Dalam kelompok belajar pendidikan agama Islam

dan bidang pendidikan lainnya terdapat banyak manfaat

yang dapat diperoleh dalam kelompoknya yaitu masalah-

masalah yang dihadapi dalam bidang pelajaran tertentu

dapat diselesaikan secara bersama-sama, sedangkan

siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat

dibantu dengan teman kelompoknya. Dengan demikian,

pembentukan kelompok belajar merupakan salah satu

bentuk atau cara untuk menumbuhkan dan memotivasi

belajar siswa.

3. Motivasi Belajar Siswa terhadap Bidang Studi Pendidikan

Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan,

maka dibutuhkan siswa dengan motivasi yang tinggi. Ada

perbedaan antara siswa yang tidak punya motivasi dengan siswa

yang bermotivasi tinggi. Siswa yang tidak punya motivasi, maka

semata-mata hanya pergi ke sekolah tanpa ada tujuan dan target

yang ingin dicapai. Sedangkan siswa yang bermotivasi tinggi

adalah siwa yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan

dalam belajar. Ia akan berusaha untuk memperoleh hal yang

Page 105: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

86

maksimal dengan semangat yang tinggi serta selalu berusaha

mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Hanya saja, untuk menciptakan sebuah motivasi belajar

yang tinggi tidaklah mudah. Guru mempunyai peran untuk

menciptakan motivasi tersebut kepada mereka, setidaknya

menjaga motivasi yang telah mereka miliki sebelumnya. Yaitu

bagaimana guru berusaha melakukan strategi untuk

mewujudkan hal tersebut.

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan motivasi

belajar para siswa di SMP SATAP Negeri Tengapadange

dengan melalui tes motivasi, dengan didukung oleh pernyataan-

pernyataan siswa dan guru di SMP tersebut.

Dalam menentukan tinggi rendahnya motivasi belajar

siswa, penulis memberikan lima alternatif pilihan jawaban yaitu

(a) Selalu, (b) Sering, (c) Kadang-kadang, (d) Jarang dan (e)

Tidak pernah, dengan ketentuan pilihan jawaban a dan b

merupakan indikasi siswa yang mempunyai motivasi belajar

yang tinggi, sementara pilihan jawaban c, d, dan e merupakan

indikasi siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah.

Page 106: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

87

Tabel 4.3 : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 1 (Siswa mengikuti bidang studi Pendidikan Agama Islam secara rutin )

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP Negeri SATAP Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan cukup bervariasi. 15 siswa memilih

Selalu (a) atau 50,00 %, 10 siswa memilih Sering (b) atau 33.33

%, 3 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 10,00 %, 1 siswa

memilih Jarang (d) atau 3,33 %, dan 1 orang siswa yang

memilih Tidak pernah (e) atau 3,33 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 25 orang atau 83,33 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 5 orang atau 16,67 %.

Hal ini dibenarkan oleh Hasna, S.Pd.I ( Guru PAI ) yang

mengatakan bahwa:

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

15 10 3 1 1

50,00 % 33,33 % 10,00 % 3,33 % 3,33 %

Jumlah 30 100 %

Page 107: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

88

Dalam mengikuti bidang studi Pendidikan Agama Islam, siswa SMP Satap Negeri Tengapadange memang cukup aktif. Hampir seluruh siswa hadir pada setiap jam bidang studi ini dan hanya beberapa siswa saja yang kadang tidak hadir karena dengan beberapa sebab.

Dalam hal ini, 25 siswa SMP Negeri Satap Tengapadange

atau 83,33% yang punya motivasi tinggi, sementara hanya 5

siswa atau 16,67 % yang mempunyai motivasi rendah

berdasarkan item pertanyaan ini.

Tabel 4.4. : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 2 (Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam )

Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP Negeri Satap Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan Hampir sama. 17 siswa memilih

Selalu (a) atau 56,67 %, 9 siswa memilih Sering (b) atau 30,00

%, 2 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 6,67 %, 1 siswa

memilih Jarang (d) atau 3,33 %, dan 1 siswa yang memilih Tidak

pernah (e) atau 3,33 %.

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

17 9 2 1 1

56,67 % 30,00% 6,67 % 3,33% 3,33%

Jumlah 30 100 %

Page 108: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

89

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 26 orang atau 86,67 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 4 orang atau 13,33 %.

Beberapa siswa membenarkan hal ini, seperti yang

dikemukakan oleh Lely Reski awalia, salah satu siswa kelas III

dengan mengatakan :

Kami selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, baik tugas individu maupun tugas kelompok dengan mengerjakan di rumah. Hal ini kami lakukan sejak kelas I sampai sekarang.

Dalam hal ini, 26 orang atau 86,67 % dari siswa SMP

SATAP Tengapadange mempunyai motivasi tinggi, sementara

hanya 4 orang atau 13,33 % dari siswa SMP Negeri Satap

Tengapadange yang bermotivasi rendah berdasarkan dengan

item pertanyaan ini.

Tabel 4.5. : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 3 (Siswa dalam melaksanakan tugas dari guru bidang studi PAI, menginginkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya )

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

20 5 4 1 0

66,67 % 16,67 %

13,33 % 3,33%

0 %

Jumlah 30 100 %

Page 109: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

90

Berdasarkan tabel 4.5. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP Negeri Satap Tengapadange yang berjumlah 68 orang

dalam menentukan pilihan hampir sama. 20 siswa memilih

Selalu (a) atau 66,67 %, 5 siswa memilih Sering (b) atau 16,67

%, 4 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 13,33%, 1 siswa

memilih Jarang (d) atau 3,33 %, dan tidak ada siswa yang

memilih Tidak pernah (e) atau 0 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 25 orang atau 83,33 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 5 orang atau 16,67 %.

Berdasarkan keterangan Sri Arya Humaerah , salah satu

siswa kelas III mengatakan :

Dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru bidang studi, pada umumnya kami berusaha untuk memperoleh nilai dan hasil yang lebih baik dari pekerjaan sebelumnya, dengan berbagai usaha yang kami lakukan.

Hal ini juga dibenarkan oleh Hasnah, S.Pd.I ( Guru PAI ),

salah satu guru agama dengan mengatakan :

Sesuai dengan pengamatan kami selama ini, mereka cukup bersemangat dalam mengerjakan tugas yang kami berikan baik tugas individu maupun tugas kelompok, bahkan mereka berusaha mendapatkan nilai yang lebih bagus dari hasil sebelumnya.

Page 110: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

91

Dalam hal ini, 25 orang atau 83,33 % dari siswa SMP

SATAP Negeri Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara hanya 5 orang atau 16,67 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini.

Tabel 4.6 : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 4 (Siswa merasa senang jika dapat melakukan semua tugas bidang studi dengan baik)

Berdasarkan tabel 4.6. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan hampir sama. 20 siswa memilih

Selalu (a) atau 66,67 %, 5 siswa memilih Sering (b) atau 16,67

%, 5 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 16,67 %, tidak ada

siswa memilih Jarang (d) atau 0 %, dan tidak ada siswa yang

memilih Tidak pernah (e) atau 0 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 25 orang atau 83,33 %, sementara yang memilih

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

20 5 5 0 0

66,67 % 16,67 % 16,67 %

0 % 0%

Jumlah 30 100 %

Page 111: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

92

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 5 siswa atau 16,67 %.

Salah satu siswa kelas II, Kurnia mengatakan :

Setiap mengetahui hasil pekerjaan yang diberikan oleh guru bidang studi, apalagi jika hasilnya memuaskan, kami sangat senang dengan hasil pekerjaan tersebut dan selalu berusaha untuk melakukan pekerjaan yang sama, kalau perlu lebih baik lagi dari apa yang telah kami dapat.

Dalam hal ini, 25 orang atau 83,33 % dari siswa SMP

SATAP Negeri Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara hanya 5 orang atau 16,67 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini.

Tabel 4.7 : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 5 (Siswa mengulangi pelajaran di rumah)

Berdasarkan tabel 4.7. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP Negeri Satap Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan bervariasi. 6 orang memilih Selalu (a)

atau 20,00 %, 8 siswa memilih Sering (b) atau 26,67 %, 10

siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 33,33 %, 3 siswa memilih

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

6 8

12 3 1

20,00% 26,67%

40,00 % 10,00% 3,33 %

Jumlah 30 100 %

Page 112: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

93

Jarang (d) atau 10,00 %, dan 1 siswa yang memilih Tidak pernah

(e) atau 3,33 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 14 orang atau 46,67 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 16 siswa atau 53,33 %.

Dalam hal ini, hanya 14 orang atau 46,67 % dari siswa

SMP Negeri Satap Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara 16 orang atau 53,33 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini.

Pada bagian ini lebih banyak siswa yang bermotivasi

rendah dibandingkan dengan siswa yang bermotivasi tinggi. Hal

ini disebabkan beberapa faktor, termasuk jam pulang siswa yang

kadang sore, di samping banyaknya siswa yang hanya

menempuh perjalanan dengan jalan kaki.

Hal ini dibenarkan oleh Sukirman salah satu siswa kelas II

dengan mengatakan :

Kami tidak selalu mengulangi pelajaran di rumah disebabkan rasa capek yang kami rasakan setelah hampir seharian penuh belajar di sekolah. Apalagi banyaknya siswa yang hanya berjalan kaki pulang, dan ditambah lagi dengan berbagai tugas bidang studi yang harus kami selesaikan. Namun demikian, kami juga tetap berusaha untuk mengulangi pelajaran walaupun tidak tiap hari.

Page 113: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

94

Tabel 4.8 : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 6 (Siswa belajar pada malam hari sebelum berangkat kesekolah)

Berdasarkan tabel 4.8. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan cukup bervariasi. 8 orang memilih

Selalu (a) atau 26,67 %, 5 siswa memilih Sering (b) atau 16,67

%, 13 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 43,33 %, 2 siswa

memilih Jarang (d) atau 6,67 %, dan 2 siswa yang memilih Tidak

pernah (e) atau 6,67 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 13 orang atau 43,33 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 17 siswa atau 56,67 %.

Salah satu siswa kelas II mengatakan bahwa :

Pada dasarnya, kami belajar pada malam hari untuk persiapan bidang studi yang kami pelajari untuk besok, terutama jika ada tugas yang harus dikumpul. Namun banyak juga teman-teman yang lain yang tidak belajar. Mungkin

No. Alternatif jawaban

Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

8 5

13 2 2

26,67 % 16,67 % 43,33 % 6,67 % 6,67%

Jumlah 30 100 %

Page 114: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

95

karena faktor capek atau karena memang malas atau faktor yang lainnya.

Dalam hal ini, hanya 13 orang atau 43,33 % dari siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara 17 orang atau 56,67 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini. Pada bagian ini lebih

banyak siswa yang bermotivasi rendah dibandingkan dengan

siswa yang bermotivasi tinggi.

Tabel 4.9. : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 7 (Siswa datang di sekolah tepat waktu)

Berdasarkan tabel 4.9. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan hampir sama. 15 orang memilih

Selalu (a) atau 50,00 %, 10 siswa memilih Sering (b) atau 33,33

%, 3 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 10,00 %, 1 siswa

memilih Jarang (d) atau 3,33 %, dan 1 siswa yang memilih Tidak

pernah (e) atau 3,33 %.

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

15 10 3 1 1

50,00%

33,33 % 10,00% 3,33% 3,33%

30 100 %

Page 115: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

96

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 25 orang atau 83,33 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 5 siswa atau 16,67 %.

Hal ini dibenarkan Hasnah,S.Pd.I ( Guru PAI ) dengan

mengatakan:

Salah satu kesyukuran kami selaku guru di SMP SATAP Negeri Tengapadange, yaitu adanya tingkat kedisipilinan siswa yang cukup tinggi, terutama ketepatan waktu mereka datang ke sekolah, walaupun banyak dari siswa yang rumahnya cukup jauh dari sekolah, sehingga hal ini sangat membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar, termasuk bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Dalam hal ini, hanya 25 orang atau 83,33 % dari siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara 5 orang atau 16,67 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini.

Tabel 4.10 : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 8 (Siswa mencari solusi ketika mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar)

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

15 9 4 2 0

50,00 %

30,00 % 13,33 % 6,67 %

0 %

Jumlah 30 100 %

Page 116: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

97

Berdasarkan tabel 4.10. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan cukup bervariasi. 15 orang memilih

Selalu (a) atau 50,00 %, 9 siswa memilih Sering (b) atau 30,00

%, 4 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 13,33 %, 2 siswa

memilih Jarang (d) atau 6,67 %, dan tidak ada siswa yang

memilih Tidak pernah (e) atau 0 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 24 orang atau 80,00 %, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 6 siswa atau 20,00 %.

Hal ini ditegaskan Hasnah, S.Pd.I ( Guru PAI ) bahwa :

Keinginan siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange dalam memperbaiki diri dan untuk lebih meningkatkan dirinya termasuk cukup tinggi. Salah satu indikasi yang bisa dilihat adalah banyaknya siswa yang bertanya langsung kepada kami ketika mereka menghadapi masalah dalam pelajaran, termasuk bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Dalam hal ini, 24 orang atau 80,00 % dari siswa SMP

SATAP Negeri Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara 6 orang atau 20,00 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini.

Page 117: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

98

Tabel 4.11 : Hasil jawaban dari tes motivasi belajar no. 9 (Siswa akan memperbaiki diri ketika melakukan kekeliruan dalam belajar )

Berdasarkan tabel 4.11. di atas, dapat dilihat bahwa siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadang yang berjumlah 30 orang

dalam menentukan pilihan cukup bervariasi. 20 orang memilih

Selalu (a) atau 66,67 %, 6 siswa memilih Sering (b) atau 20,00

%, 3 siswa memilih Kadang-kadang (c) atau 10,00 %, 1 siswa

memilih Jarang (d) atau 3,33 %, dan tidak ada siswa yang

memilih Tidak pernah (e) atau 0 %.

Dengan demikian, yang memilih jawaban a dan b

merupakan siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi

dengan jumlah 26 orang atau 86,67%, sementara yang memilih

jawaban c, d dan e merupakan siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah dengan jumlah 4 siswa atau 13,33 %.

Hasnah, S.Pd.I ( Guru PAI ) mengatakan :

Keinginan mereka untuk memperbaiki dalam berbagai kekeliruan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar sangat tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan aktifnya mereka

No. Alternatif jawaban Jumlah siswa yang memilih

Persentase

1. 2 3. 4. 5.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

20 6 3 1 0

66,67% 20,00% 10,00% 3,33 %

0 %

Jumlah 30 100 %

Page 118: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

99

mengikuti ceramah, ceramah, shalat berjamaah yang dilakukan oleh sekolah dengan prakarsa guru bidang studi agama. Dan sangat nampak dalam keseharian siswa di sekolah.

Dalam hal ini, hanya 26 orang atau 86,67 % dari siswa

SMP SATAP Negeri Tengapadange yang bermotivasi tinggi,

sementara 4 orang atau 13,33 % yang bermotivasi rendah

berdasarkan dengan item pertanyaan ini.

Dari sembilan item pertanyaan yang diajukan, tujuh item

yang menunjukkan motivasi belajar siswa, dan hanya dua item

yang menunjukkan motivasi belajar rendah. Ini berarti, secara

umum siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange mempunyai

motivasi belajar yang cukup tinggi. Dalam hal ini, indikasi

motivasi yang tinggi tersebut dapat dilihat dari peningkatan

prestasi siswa dalam belajar dan peningkatan pemahaman siswa

tentang ajaran agama Islam.

4. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP

Negeri Tengapadange Kab. Soppeng sebelum pemberian

strategi dan berbagai upaya motivasi belajar

Pada pembahasan sebelumnya ditekankan bahwa

guru yang bertanggung jawab dan memegang peranan

penting terhadap berhasil tidaknya siswa di sekolah. Dalam

hal ini guru bertugas mengevaluasi, memberi penilaian atas

ilmu yang dimiliki siswa, apakah tujuan pembelajaran dan

pengajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 119: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

100

Untuk mengetahui secara jelas rata-rata prestasi

belajar siswa pada SMP SATAP Negeri Tengapadange Kab.

Soppeng sebelum adanya pemberian upaya motivasi belajar,

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12.

Nilai rata-rata ulangan harian Siswa dalam Bidang Study Pendidikan Agama Islam pada SMP SATAP Negeri

Tengapadange Kab. Soppeng. Skor ( xi )

Banyak siswa ( fi )

xi.fi xi – (xi - )2 fi (xi - )2

80 1 80 2,17 4,71 4,71 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 83 1 83 5,17 26,73 26,73 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 83 1 83 5,17 26,73 26,73 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 77 1 77 -0,83 0,69 0,69 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 77 1 77 -0,83 0,69 0,69 80 1 80 2,17 4,71 4,71 80 1 80 2,17 4,71 4,71 80 1 80 2,17 4,71 4,71 80 1 80 2,17 4,71 4,71 80 1 80 2,17 4,71 4,71 80 1 80 2,17 4,71 4,71 80 1 80 2,17 4,71 4,71 83 1 83 5,17 26,73 26,73 75 1 75 -2.83 8,01 8,01 75 1 75 -2,83 8,01 8,01 77 1 77 -0,83 0,69 0,69 84 1 84 6,17 38,07 38,07

Page 120: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

101

76 1 76 -1,83 3,35 3,35 80 1 80 2,17 4,71 4,71

30 2335 0,1 270,20 Sumber data : Dokumen nilai rata-rata siswa dalam bidang studi

pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri tengapadange Kab. Soppeng Tanggal 27 desember 2014.

Nilai rata-rata ( ) = = = 77,83

Rentang skor = skor tertinggi – skor terendah = 84 – 75 = 9

Variansi ( s2 ) = =

= = 9, 32

Deviasi =

=

=

= = 3,05

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata siswa

tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, prestasi

belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama Islam di

SMP SATAP Negeri Tengapadange Kab. Soppeng,

termasuk kategori sedang.

Page 121: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

102

5. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP

Negeri Tengapadange Kab. Soppeng setelah pemberian

strategi dan berbagai upaya motivasi belajar

Berdasarkan hasil data angket, hubungan antara

pemberian motiviasi siswa dengan prestasi belajar siswa, di

SMP SATAP Negeri Tengapadannge Kab. Soppeng, setelah

pemberian berbagai upaya motiva belajar maka

menganalisis berdasarkan tabel berikut :

Tabel 4.13. Nilai rata-rata ulangan harian Siswa dalam Bidang Study

Pendidikan Agama Islam pada SMP SATAP Negeri Tengapadange Kab. Soppeng.

Skor ( xi )

Banyak siswa ( fi )

xi.fi xi – (xi - )2 fi (xi - )2

80 1 80 -1,17 1,37 1,37 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 87 1 87 5,83 33,99 33,99 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 77 1 77 -4, 17 17,39 17,39 88 1 88 6,83 46,65 46,65 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 79 1 79 -2, 17 4,71 4,71 75 1 75 -6, 17 38,07 38,07 85 1 85 3, 83 14,67 14,67 82 1 82 0, 83 0,69 0,69 95 1 95 13,83 191,27 191,27 80 1 80 -1, 17 1,37 1,37 82 1 82 0,83 0,69 0,69 79 1 79 -2, 17 4,71 4,71 75 1 75 -6, 17 38,07 38,07 75 1 75 -6, 17 38,07 38,07 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 79 1 79 -2,17 4,71 4,71

Page 122: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

103

90 1 90 8,83 77,97 77,97 100 1 100 18,83 354,57 354,57 88 1 88 6,83 46,65 46,65 92 1 92 10,83 117,29 117,29 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 75 1 75 -6,17 38,07 38,07 80 1 80 -1,17 1,37 1,37 79 1 79 -2,17 4,71 4,71 88 1 88 6,83 46,65 46,65

30 2435 -0,1 1390,20 Sumber Data : Hasil Olahan Data Nilai rata-rata ( ) = = = 81, 17

Rentang skor = skor tertinggi – skor terendah = 100 – 75 = 25

Variansi ( s2 ) = =

= = 47,94

Deviasi =

=

= = = 6 , 92

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata siswa

tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, prestasi

belajar siswa dalam bidang studi pendidikan agama Islam di

SMP SATAP Negeri Tengapadange Kab. Soppeng,

termasuk kategori tinggi.

Page 123: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

104

Kesimpulan yang dapat diambil adalah, bahwa

pemberian motivasi belajar memiliki pengaruh dan hubungan

yang erat terhadap peningkatan prestasi belajar siswa SMP

SATAP Negeri Tengapadange Kab. Soppeng pada mata

pelajaran pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari

hasil rata-rata prestasi belajar meningkat dari rata-rata

77,83 menjadi 81,17 setelah pemberian berbagai motivasi

belajar terhadap siswa

B. PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk

memberikan penjelasan yang lebih detail terhadap hasil-hasil

penelitian yang diperoleh di lapangan, yakni berbagai upaya

yang dilakukan oleh guru agama Islam dalam meningkatkan

motivasi belajar pendidikan Agama Islam.

1. Pemberian angka

Sebagaimana yang dijelaskan terdahulu bahwa angka

merupakan symbol dari nilai kegiatan belajar siswa. Oleh

karena itu banyak siswa belajar yang diutamakan adalah

untuk mendapatkan angka yang baik.

Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh gambaran

bahwa pemberian angka dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa pada SMP Satu Atap Negeri Tengapadange kabupaten

Page 124: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

105

Soppeng termasuk kategori tinggi (83,33%). Hal ini berarti

bahwa siswa di sekolah tersebut saling bersaing untuk

mendapatkan angka yang baik.

Namun demikian, sebagai seorang guru ia tetap harus

senantiasa berusaha memperbaiki dan meningkatkan motivasi

belajar siswanya, serta mengatasi masalah-masalah

pembelajaran dan senantiasa mengikuti perubahan, karena

tanpa motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan

mengalami kegagalan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan

pendapat Sukmadinata (2005:61) Motivasi merupakan kondisi

dalam diri individu yang dapat mendorong atau menggerakkan

individu tersebut untuk melakukan aktifitas tertentu guna

mencapai tujuan.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah melalui

pemberian angka. Karena dengan angka yang baik akan

memberi motivasi tersendiri bagi siswa untuk senantiasa

selalu belajar agar memperoleh angka yang baik. Hal ini

sejalan dengan pendapat Martinis Yamin (2003 : 90) Angka-

angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang

sangat kuat. Tetapi ada juga siswa belajar hanya ingin

mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi

Page 125: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

106

yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan

siswa-siswa yang menginginkan angka baik.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah

seorang murid di SMP Satu Atap Negeri Tengapadange

mengatakan bahwa, dalam mengerjakan semua tugas yang

diberikan oleh guru bidang studi, pada umumnya kami

berusaha untuk memperoleh nilai dan hasil yang lebih baik

dari pekerjaan sebelumnya, dengan berbagai usaha yang

kami lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian angka

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah tersebut

tergolong baik.

Asumsi penulis bahwa jika pemberian angka dilakukan

oleh guru, maka dampaknya akan meningkatkan cara belajar

siswa yang giat dan akan senantiasa selalu mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru.

2. Memberi ulangan

Yang dimaksud dengan memberi ulangan adalah upaya

yang dilakukan seorang guru terhadap siswa-siswanya agar

mereka selalu senantiasa untuk giat belajar. Sebab para siswa

akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

Menurut Sardiman (2014:93) Memberikan ulangan

merupakan salah satu bentuk usaha dalam menumbuhkan

Page 126: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

107

dan meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap bidang

studi pendidikan Agama Islam, sebab para siswa akan

menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh

gambaran bahwa hasil belajar siswa dirumah termasuk

kategori rendah (43,33%). Sebagian besar siswa lebih

cenderung untuk bermain dan menonton di malam hari. Akan

tetapi ketika akan ada ulangan maka siswa akan lebih giat

untuk belajar.

Oleh karena itu, untuk senantiasa meningkatkan

motivasi belajar siswa pada SMP Satu Atap Negeri

Tengapadange tersebut, maka para guru terkhusus guru mata

pelajaran pendidikan agama Islam senantiasa harus

memberikan ulangan terhadap peserta didiknya

Menurut asumsi penulis berdasarkan hasil analisis di

atas, bahwa apabila guru selalu memberikan ulangan, baik

berupa ulangan harian kepada siswanya, maka dampaknya

akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena

dengan pemberian ulangan peserta didik akan merasa

tertantang untuk dapat menyelesaikan soal dari ulangan

tersebut, kemudia hasil yang diperoleh merupakan suatu

dorongan tersendiri bagi siswa untuk lebih giat dalam belajar

Page 127: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

108

guna memperoleh hasil ulangan yang lebih baik. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sumadi Suryabrata (2004 : 70) secara

terminologi mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu tenaga,

dorongan, alasan, kemauan dari dalam yang menyebabkan kita

bertindak, dimana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu

yang hendak dicapai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru harus

memberikan ulangan kepada siswa guna meningkatkan motivasi

belajarnya namun harus diperhatikan dengan keadaan karena

apabila guru memberikan ulangan setiap hari atau terlalu sering

maka akan berdampak membosankan terhadap siswa.

3. Mengetahui hasil

Mengetahui hasil dari setiap tugas yang diberikan

kepada siswa baik berupa hasil ulangan harian, ulangan

semester, dan untuk hasil pekerjaan rumah maupun tugas-

tugas di sekolah, akan memiliki nilai motivasi yang tinggi

apabila diberikan dengan cara yang tepat. Terutama dalam

mengumumkan hasil terhadap tugas-tugas sekolah sehari-hari

sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Dari hasil wawancara dari salah seorang siswa

mengatakan bahwa, setiap mengetahui hasil pekerjaan yang

diberikan oleh guru bidang studi, apalagi hasilnya

Page 128: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

109

memuaskan, kami sangat senang dengan hasil pekerjaan

tersebut dan selalu berusaha untuk melakukan pekerjaan

yang sama, kalau perlu lebih baik lagi dari apa yang telah

kami dapat.

Menurut asumsi penulis berdasarkan hal tersebut,

bahwa apabila siswa mengetahui hasil dari pekerjaannya

maka akan munumbuhkan motivasinya untuk lebih melakukan

hal tersebut, ini karena siswa merasa berhasil dengan apa

yang ia telah kerjakan.

Sangat penting untuk menanamkan rasa berhasil dalam

diri siswa. Hal ini dapat pula di capai dengan memberikan

tugas sekolah yang bervariasi, memberi tugas yang sesuai

dengan kemampuan peserta didik sehingga setiap siswa akan

mempunyai kemungkinan untuk dapat berprestasi sesuai

dengan kemampuannya. Keberhasilan akan menumbuhkan

kepercayaan diri dalam mengerjakan suatu tugas sedangkan

kegagalan akan menyebabkan siswa membuat tujuan-tujuan

yang tidak realistik.

4. Pujian

Pemberian pujian berkaitan dengan kebutuhan harga

diri siswa. Pada umumnya memberikan pujian kepada siswa

sangat efektif untuk meningkatkan motivasinya dalam belajar.

Page 129: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

110

Pujian sebagai ganjaran merupakan insentiif yang tidak dapat

diabaikan perannya dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa agar mengulang perbuatannya yang dipuji itu.

Pujian tidak harus dinyatakan secara verbal. Suatu

anggukan kepala, senyum, dan bahkan perhatian yang tulus

terhadap hasil kerja siswa bernilai sama dengan pujian

langsung dan meningkatkan harga diri siswa karena ia dapat

merasakan kepuasan sebagai orang yang berhasil dan

mendapat pengakuan. Hal ini sejalan dengan teori Frederick

Herzberg dalam Siagian ( 2002: 107) yang mengemukakan

bahwa pengakuan akan keberhasilan yang dicapai merupakan

faktor pendorong untuk lebih meningkatkan hasil dari

pekerjaannya.

Maka dari itu sebagai seorang guru hendaklah

memberikan pujian kepada peserta didiknya dengan

sewajarnya. Harus memperhatikan berbagai faktor apakah

siswa tersebut berhak mendapat pujian atau mendapat

teguran. Karena pujian yang berlebihan akan juga berdampak

buruk bagi perilaku siswa, yang membuat siswa tersebut akan

merasa hebat dan sombong terhadap teman-temannya.

Page 130: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

111

5. Kelompok belajar

Pembentukan kelompok belajar merupakan salah satu

hal yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, karena dengan pembentukan kelompok belajar

diharapkan siswa mampu terlibat belajar bersama-sama tanpa

memandang perbedaan, sehingga siswa yang dulu merasa

tidak mampu akan berusaha semaksimal mungkin, sehinggah

akan memunculkan kebutuhan akan harga diri karena

mendapat pengakuan dari teman kelompoknya.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Maslow dan Alderfer kebutuhan akan harga diri dapat

dipenuhi oleh adanya kepercayaan diri dalam menggunakan

kemampuan, skill, dan potensi serta mampu berpendapat

dengan mengemukakan ide-ide dan kritik terhadap sesuatu.

(Mangkunegara, 2005:78).

Guna membentuk rasa harga diri yang tinggi dalam diri

siswa, guru haruslah dapat menemukan sesuatu sesuatu yang

mampu dilakukan oleh siswa sehingga dapat membuatnya

merasa penting, salah satunya pembentukan kelompok.

Dalam pembentukan kelompok ini guru haruslah

memperhatikan perbedaan individual siswa, guru haruslah

bijak dalam menentukan kelompok sehingga semua siswa

Page 131: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

112

dalam setiap kelompok bisa berpartisipasi bukan hanya pada

satu orang saja.

Dari hasil pembahasan diatas terhadap upaya yang dilakukan

oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat

disimpulkan bahwa, Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang

diinginkan, maka dibutuhkan siswa dengan motivasi yang tinggi. Ada

perbedaan antara siswa yang tidak punya motivasi dengan siswa yang

bermotivasi tinggi. Siswa yang tidak punya motivasi, maka semata-

mata hanya pergi ke sekolah tanpa ada tujuan dan target yang ingin

dicapai. Sedangkan siswa yang bermotivasi tinggi adalah siwa yang

merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam belajar. Ia akan

berusaha untuk memperoleh hal yang maksimal dengan semangat

yang tinggi serta selalu berusaha mendapatkan hasil belajar yang

lebih baik.

Hanya saja, untuk menciptakan sebuah motivasi belajar yang

tinggi tidaklah mudah. Guru mempunyai peran untuk menciptakan

motivasi tersebut kepada mereka, setidaknya menjaga motivasi yang

telah mereka miliki sebelumnya. Yaitu bagaimana guru berusaha

melakukan strategi untuk mewujudkan hal tersebut.

Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini terbukti, yaitu

“jika pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan upaya-

upaya peningkatan motivasi belajar, maka dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa. Upaya-upaya yang dimaksud dalam hipotesis

Page 132: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

113

tersebut adalah; pemberian angka, memberi ulangan, mengetahui

hasil, pujian dan kelompok belajar.

Diharapkan upaya-upaya tersebut dapat diterapkan oleh guru-

guru disekolah khususnya guru mata pelajaran pendidikan Agama

Islam, sehinggah motivasi belajar peserta didik dapat meningkat.

Maka dari itu guru pendidikan agama Islam harus memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai berbagai upaya yang dapat

digunakan dalam situasi tertentu secara tepat. Guru harus mampu

menciptakan suatu situasi yang dapat memudahkan tercapainya

tujuan pendidikan. Menciptakan situasi berarti memberikan motivasi

agar dapat menarik minat siswa terhadap pendidikan agama yang

disampaikan oleh guru. Karena yang harus mencapai tujuan

pendidikan itu adalah siswa, maka ia harus termotivasi untuk

mencapai tujuan tersebut. Untuk itu seorang guru harus menguasai

dan menerapkan berbagai upaya yang sesuai.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung

dari keberhasilan kegiatan pembelajaran sebagai sinergi dari

komponen-komponen pendidikan baik instrumen output maupun input

yang berupa kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana,

sistem pengolahan maupun lingkungan sosial dengan peserta didik

sebagai subyeknya. Dari komponen-komponen tersebut, kualitas

sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat

penting guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Page 133: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

114

Kualitas sumber daya manusia mencakup kinerja guru sebagai

motivator,pelaksana dan pengelola pendidikan.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tersebut dipengaruhi

oleh minat dan keinginan siswa mengikuti pelajaran. Dari hasil

peneitian diperoleh rata – rata siswa yang mengikuti pembelajaran

agama islam secara rutin sebesar 83,33 %. Hal ini menunjukkan

bahwa motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama islam

termasuk kategori cukup tinggi. Namun demikian dari hasil

pengamatan masih ada beberapa kekurangan terutama dalam

program tindak lanjut hasil penilaian hasil belajar terhadap siswa. Hal

ini disebabkan karena pemahaman guru terhadap kurikulum baru yaitu

kurikulum 2013 belum begitu optimal. Namun secara keseluruhan

upaya guru dalam meningkapatkan motivasi maupun prestasi belajar

siswa telah cukup baik.

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

siswa yang merasa senang jika dapat melakukan semua tugas bidang

studi PAI dengan baik sebesar 83,33 %. Hal ini berarti bahwa

motivasi siswa dalam mengerjakan tugas termasuk kategori sangat

tinggi. Motivasi kerja yang dimiliki oleh siswa sangatlah penting

nilainya karena hal ini menunjang prestasi belajar siswa itu sendiri.

Akyas Azhari (2004 : 65) Menyebutkan bahwa motivasi adalah

sesuatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana

Page 134: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

115

rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan nyata dan merupakan

muara dari sebuah tindakan.

Dengan motivasi belajar yang tinggi , siswa akan berusaha

mencari solusi ketika mengalami kesulitan dalam proses belajar

mengajar hal ini dapt dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan 80

% siswa memiliki motivasi untuk memperbaiki dan mencari solusi

ketika mengalami kesulitan. Sebaliknya dengan motivasi yang rendah

siswa akan mudah menyerah terhadap keadaan apabila mendapakan

kesulitan dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya sehinggah sulit

untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa, secara kualitiatif terjadi beberapa perubahan.

Siswa menunjukkan sikap antusiasnya untuk mengikuti pelajaran

agama islam, keberanian murid menyampaikan pendapat, tanggapan,

bertanya mengenai materi yang diajarkan. Secara kuantitatif, terjadi

peningakatan hasil belajar siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange

terhadap pelajaran pendidikan agama Islam dengan skor rata-rata

77,83 sebelum pemberian upaya motivasi belajar menjadi 81,17

setelah pemberian berbagai upaya motivasi belajar tehadap siswa,

Dengan demikian ada pengaruh motivasi belajar siswa

terhadap hasil belajar siswa. Semakin tinggi motivasi belajar siswa

maka semakin tinggi pula hasil belajar yang akan dicapai,. Begitupun

dengan kenerja guru sebagai motivator dalam kelas, semakin kreatif

Page 135: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

116

guru dalam memberikan upaya ataupun strategi belajar maka semakin

tinggi pula motivasi siswa mengukuti pelajaran.

C. REKOMENDASI

Berdasarkan simpulan penelitian tentang gambaran upaya-

upaya yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar terhadap

pendidikan agama islam. Maka dapat diajukan rekomendasi.

Rekomendasi ini diperuntukkan kepada (1) bagi akademis / lembaga

pendidikan, ( 2) bagi guru PAI, ( 3 ) bagi peneliti. Secara lebih rinci

rekomendasi tersebut dipaparkan dibawah ini :

a. Bagi akademis/lembaga pendidikan, upaya-upaya dalam

peningkatan motivasi ini dapat dijadikan sebagai landasan

pertimbangan dan sebagai informasi bagi guru-guru di Sekolah

Menengah Pertama untuk merancang dan melaksanakan proses

pembelajaran agama islam yang bermakna. Merangsang peserta

didik/ mahasiswa untuk berfikir tehap tinggi ( berfikir agamis ),

memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman belajar yang

dapat digunakan baik didalam maupun diluar ruang kelas sehingga

menjadi salah satu untuk mengubah sikap / anggapan kurang

menariknya terhadap pembelajaran agama islam.

b. Bagi guru PAI, pemberian upaya-upaya peningkatan motivasi

belajar ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

dalam bidang pendidikan, khususnya dalam kreatifitas dan

kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran yang

Page 136: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

117

bermakna kepada siswa, sehingga diharapkan semakin

memperkaya pengetahuan tentang metode, model dan pendekatan

dalam melaksanakan pembelajaran.

c. Bagi peneliti, agar melakukan pengembangan penelitian yang lebih

luas, terkait dengan upaya-upaya yang dilakukan guru dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap Pendidikan Agama

Islam. Mengingat penelitian yang telah dilakukan ini masih memiliki

keterbatasan – keterbatasan yakni baru dilaksanakan pada subjek

penelitian terbatas ( mahasiswa Pendidikan Agama Islam ), topik /

bahasan hanya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

dilakukan pada satu lokasi saja. Diharapkan juga penelitian ini

memberi gambaran kepada calon guru tentang keadaan

pembelajaran siswa di sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam pengembangan ide-ide dalam rangka perbaikan

proses pembelajaran.

Page 137: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

118

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penjelasan dan uraian bab perbab dari tesis ini,

maka penulis akan menarik dua poin penting yang merupakan

kesimpulan secara keseluruhan terhadap penjelasan-penjelasan yang

tertera dalam tesis ini sebagai berikut :

1. Pada dasarnya, motivasi belajar siswa SMP Satu Atap

Tengapadange Kabupaten Soppeng tergolong tinggi terhadap

bidang studi Pendidikan Agama Islam. Ini berdasarkan dengan tes

motivasi yang diberikan kepada jumlah responden dan dapat

dilihat dari hasil rata-rata prestasi belajar meningkat dari rata-rata

77,83 menjadi 81,17 setelah pemberian berbagai motivasi belajar

terhadap siswa.

2. Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Satu Atap

Tengapadange Kabupaten Soppeng terhadap bidang studi

Pendidikan Agama Islam, maka guru bidang studi melakukan

berbagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa yang

meliputi pemberian angka, memberi ulangan, mengumumkan hasil

ujian, pujian, dan pembentukan kelompok belajar. Hal ini terbukti

efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa hanya saja

memang masih diperlukan berbagai upaya-upaya dari guru bidang

studi untuk lebih meningkatkan lagi motivasi yang sudah ada,

Page 138: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

119

disamping masih ada sebagian siswa yang harus mendapat

perhatian dan dorongan dari guru

B. Saran

1. Diharapkan para siswa tetap mempertahankan dan lebih

meningkatkan lagi motivasi dan semangat belajarnya, untuk

menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Begitu pula, para

guru bidang studi Pendidikan Agama Islam tetap mengintensifkan

usaha-usaha tersebut, karena keberadaan guru sangat

menentukan turun naiknya motivasi belajar siswa.

2. Motivasi belajar siswa SMP SATAP Tengapadange terhadap

bidang studi Pendidikan Agama Islam termasuk dalam motivasi

tinggi. Hal ini sangat membantu guru dalam proses belajar

mengajar. Hanya saja, motivasi tersebut tetap harus didukung

oleh strategi dan upaya-upaya guru bidang studi PAI dalam

meningkatkan motivasi para siswa, dalam rangka mewujudkan

hasil belajar yang lebih baik.

Page 139: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama R.I. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Karya Putra Utama, 2008

Ahmad, Abdul Kadir. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. I; Makassar : CV. INDOBIS, 2003.

Ahmadi, Abu, Salimi Noor, 2008. MKDU Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, Cet. ke 5; Jakarta: Bumi Aksara, 2008..

Azhari, Akyaz. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan, Cet. I; Jakarta: Teraju, 2004.

Ambarjaya, Beni S. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran (teori dan praktik), Cet. I, Jakarta: PT. Buku Seru, 2012.

Bahri, Djamarah Syaiful. Strategi Belajar Mengajar (edisi revisi), Cet. 3; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Bahri, Syaiful. Strategi Belajar mengajar, edisi revisi, Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Danim Sudarwan, Khairil. Psikologi Pendidikan (dalam pendekatan baru), Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2011..

Djamaluddin, Ahdar. Strategi Belajar Mengajar, Cet II; Makassar: Gunadarma Ilmu, 2013.

Djalali, M. As’ad. Psikologi Motivasi. Minat Jabatan, Intelegensi, Bakat dan Motivasi Kerja: Wineka Media, Malang, 2001.

Elvianita. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Kooperatif Learning Tipe Jiksaw pada Kelas V SD Inpres Paccerakkang Daya. Tesis (tidak dipublikasikan). Program Studi Guru Pendidikan Sekolah Dasar Unismuh Makassar, 2012.

Getteng, Abdul Rahman. Pendidikan Islam dalam Pembangunan, Ujungpandang: Yayasan al- Ahkam, 1997.

Gitosudarmo, Indriyo, dan Sudita, I.Nyoman. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta, BPFE, 2002.

H. A. R, Tilaar. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Cet. 2; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.

Page 140: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

121

H. Baihaki, AK. Mendidik Anak dalam Kandungan Menurut Ajaran Pedagogis Islam, Cet. II; Jakarta: Darul Ulum Pers, 2001.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Cet. II; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.

Haling, Abdul. Belajar dan Pembelajaran, Cet. II; Makassar: Badan Penerbit UNM, 2007.

Handoko. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE: Yogyakarta, 2000.

Harjanto. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Hasibuan. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Indonesia, 2005. Undang-undang Tentang Guru dan Dosen, Nomor 14 Tahun 2005

J, Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Cet. II; Jakarta: Radja Grafindo, 2002.

M, Arifin. Perbandingan Pendidikan Islam, Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta.

Makmur, Abin Syamsuddin. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran, Cet. V; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Mangkunegara, A.A. Evaluasi Kinera Sumber Daya Manusia. Bandung, PT Refika Adimata, 2005.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.

Maudiarti, Sunti, dkk. Prinsip Desain Pembelajaran, Cet. 2; Jakarta: Kencana Pranada Media Group., 2008.

Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Cet. III; Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Mudyahardjo, Redja. Filsafat Ilmu Pendidikan, Cet. 1; Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2001.

Mustaqim. Makalah Pendidikan Agama Islam, (Online), (http://ilmumedia. blogspot. com/2014/04/makalah-pendidikan-agama - islam. html, diakses 01 Juli 2014)

Page 141: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

122

Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Agama Islam di Sekolah, Cet 3; Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.

Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa dalam Tumbun dan Berkembang, Jilid 2; Jakarta: Erlangga, 2008.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Rafi Ahmad. Motivasi Belajar. Makalah (tidak dipublikasikan) Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Parepare, 2009.

__________. Strategi Mengembangkan Minat Belajar Anak (Perspektif Pendidikan Islam). Skripsi (tidak dipublikasikan) Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Parepare, 2011.

Rahman, Nazarudin. Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I; Yogyakarta: Pustaka Felicha. 2009.

Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet III; Jakarta: Kalam Mulia, 2001.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi I; Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sabri, M. Alisuf. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. Ke 8; Bandung: Alfabeta, 2009.

Sadulloh, Uyo. Pengantar Filsafat Pendidikan, Cet. 1; Bandung: CV. Alfabeta, 2003.

Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet 22; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.

_____________. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Cet. 3; Jakarta: PT. Radja Grafindo, 2011.

Sa’ud, Udin Syaefuddin. Inovasi Pendidikan, Cet. 2; Bandung: CV. Alfabeta, 2009.

Page 142: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

123

Shaleh, Abd. Rahman. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Cet. 3; Kencana Prenada Group, 2008.

Siagian, P. Sondang. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Gunung Agung: Jakarta, 2000.

___________________. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 1999.

Soetriono, Rita Hanafie. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian, Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi, ed. 11; Bandung: Alfabeta, 2004.

Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung: Rosdakarya, 2005.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. XII; 2004.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

____________. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Cet. 5; Bandung: Remaja Rosda Karya , 2000.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. III; Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000.

Thoha, M. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika.

Undang-undang Dasar dan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR No. II/MPR/1983, Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Wandi. Pengertian Belajar Menurut Ahli. (Online). http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli, diakses 01 Juli 2014.

Page 143: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

124

Page 144: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

RIWAYAT HIDUP

Ahmad Rafi, lahir di Lajoa Soppeng pada tanggal 20

Oktober 1988 yang merupakan anak ke-1 dari dua bersaudara dari pasangan Munus

dan I Dani

Mulai mengenyam pendidikan formal pertamanya di SD Negeri 133 Takalala

kecamatan. Marioriwawo kabupaten Soppeng dan sekolah sore di Madrasah

Ibtidaiyya Cacaleppeng kecamatan Liliriaja kabupaten Soppeng, (tamat 2000), yang

kemudian melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren YASRIB Watansoppeng

Kab. Soppeng, (tamat 2003), dan memasuki bangku sekolah menengah pada tahun

2003 di Madrasah Aliyah DDI Pattojo Kab. Soppeng hingga pada tahun 2006

berhasil menembus bangku kuliah Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan

Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare, akhirnya bisa

selesai dengan interval waktu empat tahun (2006-2010). Memasuki tahun 2012,

setelah terbuka pendaftaran tahun ajaran baru berniat untuk melanjutkan studi pada

Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar (2012-sekarang).

Page 145: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Page 146: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

Page 147: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Page 148: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

WAWANCARA DENGAN SISWA

Page 149: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

DOKUMENTASI KEGIATAN PBM KELAS IX

Page 150: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

DOKUMENTASI KEGIATAN PBM KELAS VIII

Page 151: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

DOKUMENTASI KEGIATAN PBM KELAS VII

Page 152: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH (UNISMUH) MAKASSAR

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM : STUDI PADA SMP SATU ATAP NEGERI

TENGAPADANGE KABUPATEN SOPPENG

Responden yang terhormat !

dalam rangka penyusunan tesis sebagaimana judul tersebut diatas, dengan

ini dimohon kesediaan anda mengisi kuisoner berikut ini. kerahasiaan

identitas anda dari penelitian hasil dijamin hanya dipergunakan untuk

kepentingan akademik dan sumbangan pemikiran terhadap Upaya

Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Studi pada SMP

Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng

Terima kasih atas kesediaan Anda mengisi kuisioner ini,

Wassalam.

AHMAD RAFI, S.Pd.I Nim: 01. 13. 334. 2012

Page 153: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH (UNISMUH) MAKASSAR

PETUNJUK PENGISIAN

1. Pilihlah salah satu jawaban yang telah tersedia dan berilah tanda

silang (X) menurut pilihan anda !

2. Pilihan tersebut diharapkan sesubjektif mungkin, tanpa pengaruh

orang lain. ! 3. Kuisioner ini dipergunakan secara optimal bila seluruh pertanyaan

terjawab ! 4. Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan!

Identitas Responden

Nama : Kelas : Alamat :

KUISINER PENELITIAN I (INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR)

1. Apakah kamu mengikuti bidang studi Pendidikan Agama Islam

secara rutin ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

Page 154: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

2. Apakah anda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi PAI ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

3. Apakah dalam melaksanakan tugas dari guru bidang studi PAI, anda menginginkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

4. Apakah anda merasa senang jika dapat melakukan semua tugas bidang studi dengan baik ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

5. Apakah anda mengulangi pelajaran di rumah ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

Page 155: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

6. Apakah anda belajar pada malam hari sebelum berangkat ke sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

7. Apakah anda datang di sekolah tepat waktu ? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

8. Apakah anda mencari solusi ketika mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

9. Apakah anda akan memperbaiki diri ketika melakukan kekeliruan dalam belajar ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

Page 156: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

KUISIONER PENELITIAN II

(WAWANCARA DENGAN GURU TENTANG UPAYA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM STUDI PADA SMP SATU ATAP NEGERI

TENGAPADANGE KABUPATEN SOPPENG)

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu tentang motivasi belajar siswa ? 2. Apa usaha-usaha yang Bapak/Ibu lakukan dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa ? 3. Bagaimana pengaruh dari usaha-usaha yang Bapak/Ibu lakukan

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ?

4. Menurut pengamatan bapak/Ibu, Bagaimana sikap siswa dalam

mengikuti pembelajaran ?

5. Bagaimana frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti

pembelajaran ?

6. Bagaimana partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas yang

Bapak/Ibu berikan ?

Page 157: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …
Page 158: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

Keadaan Sarana di SMP SATAP Negeri Tengapadange pada potensi tahun Pelejaran 2014- 2015

No. Jenis Sarana Banyaknya Keadaan Sarana

1. Ruang Kepala Sekolah 1 Permanen

2. Ruang WAKASEK 1 Permanen

2. Ruangan guru 1 Permanen

3. Ruangan tata usaha 1 Permanen

4. Ruangan Tamu 1 Permanen

5. Ruangan Kelas 3 Permanen

6. Ruangan Perpustakaan 1 Permanen

7. Ruangan Dapur 1 Permanen

8. WC 3 Permanen

9. Ruang Olahraga 1 Permanen

Sumber data: Dokumentasi Tata Usaha SMP SATAP Negeri Tengapadange tahun Pelajaran 2014 – 2015

Page 159: UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA …

Keadaan Prasarana di SMP SATAP Negeri Tengapadange Tahun Pelajaran 2014/2015

No. Jenis Prasarana Banyaknya Keadaan Sarana

1. Kursi/Meja Kepala Sekolah 1 Buah Baik

2. Kursi/Meja Tamu 2 Pasang Baik

3. Kursi/Meja Guru 11 buah Baik

4. Kursi/Meja Pegawai 3 Buah Baik

5. Kursi/Meja Siswa 70 Buah Baik

6. Brankas 2 buah Baik

7. Laptop 3 buah baik

8. Rak buku 5 buah baik

9. Komputer 3 Buah Baik

10. Tape Recorder 1 Buah Baik

11. Lemari 10 Buah Baik

Sumber data: Dokumentasi Tata Usaha SMP SATAP Negeri Tengapadange tahun pelajaran 2014 / 2015