Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui...

36
UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN PROSES IPA DALAM PEMBELAJARAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP NEGERI 3 BINANGUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Peneliti NIP 19680728 200801 2 006 SMP NEGERI 3 BINANGUN KABUPATEN CILACAP DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

description

proposal ptk

Transcript of Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui...

Page 1: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN PROSES IPA DALAM

PEMBELAJARAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP MELALUI

PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP NEGERI 3 BINANGUN TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

Peneliti

NIP 19680728 200801 2 006

SMP NEGERI 3 BINANGUN

KABUPATEN CILACAP

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 3 BINANGUN

KABUPATEN CILACAP

2013

Page 2: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh

kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman.

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud

apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Sejalan dengan itu, perlu dilakukan

penyempurnaan dan penggunaan pendekatan baru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level

kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia

hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara negara lain yang

terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).

Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat

disimpulkan dari hasil studi ini, hanya satu, yaitu yang kita ajarkan berbeda dengan

tuntutan zaman.

Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk

peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang

matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level

menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai

level tinggi dan advance. Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga

tidak jauh berbeda dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika.

Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik

Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik

Page 3: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Dengan keyakinan bahwa

semua anak dilahirkan sama, kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah bahwa

apa yang diajarkan kepada peserta didik di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan

atau distandarkan di tingkat internasional.

Pembelajaran IPA berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan

kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli

dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. IPA juga ditujukan untuk

pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai

keunggulan wilayah Nusantara.

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh

terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang

lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih

efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh

keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Melalui pembelajaran IPA, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,

sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan

konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat

menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik),

bermakna, autentik dan aktif.

Proses pembelajaran IPA semestinya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membentuk anak didik yang memiliki ketrampilan khusus yang dikenal sebagai

ketrampilan proses IPA, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Bagi pengajar perlu diingat bahwa salah satu hal yang penting untuk membuat

pembalajaran menjadi efektif adalah pemilihan dan penggunaan metode dan model

pembelajaran yang sesuai dengan topik-topik mata pelajaran yang diajarkan, khususnya

dalam melakukan komunikasi dengan anak didik agar mereka mudah memahami

informasi yang kita sampaikan sehingga sumber daya yang dihasilkan lebih berkualitas

dan sesuai dengan yang kita harapkan.

Page 4: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

Rendahnya tingkat kemampuan anak didik menguasai materi pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam karena dalam proses belajar mengajar, yang diterapkan guru selama ini

adalah dengan cara memberikan materi secara langsung melalui ceramah, membacakan

naskah pelajaran sementara anak didik diminta mendengarkan dan mencatat, sehingga

menjadikan anak didik hanya sekedar sebagai pendengar pasif dalam kelas yang

menyebabkan anak didik kurang berminat, bahkan bisa kehilangan motivasi belajarnya.

Dengan demikian, tingkat pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran atau hasil

belajar yang diperoleh anak didik rendah dan tidak maksimal.

Untuk meningkatkan hasil belajar anak didik, salah satu cara yang diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi anak didik adalah penggunaan metode dan

model pembelajaran yang membuat anak didik lebih mudah mengerti dan memahami

materi yang disampaikan oleh guru. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan

penelitian tentang penggunaan metode dan model pembelajaran dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam untuk meningkatkan hasil belajar anak didik, khususnya anak didik

penulis di SMP Negeri 3 Binangun, Kabupaten Cilacap.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu melakukan pengkajian

secara ilmiah salah satu model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam

kurikulum 2013 mendatang. Untuk maksud tersebut penulis akan melakukan penelitian

dengan judul, “Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses IPA Dalam Pembelajaran

Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di SMP Negeri 3 Binangun

Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah ketrampilan proses IPA anak didik

di SMP Negeri 3 Binangun dalam pembelajaran klasifikasi makhluk hidup dapat

ditingkatkan melalui pendekatan scientific?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ketrampilan proses IPA anak didik di SMP Negeri 3

Binangun dalam pembelajaran klasifikasi makhluk hidup dapat ditingkatkan melalui

pendekatan scientific?

Page 5: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru dan pengelola

pembelajaran lain sehingga mampu menciptakan proses belajar mengajar yang baik.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai sarana pengembangan teori dan implementasi pendekatan scientific

dalam proses belajar mengajar di sekolah terkait dengan upaya

meningkatkan hasil belajar anak didik.

b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengkaji masalah yang

relevan dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak sekolah agar tetap memfasilitasi

dan mendukung dilaksanakannya pembelajaran melalui pendekatan

scientific dalam proses belajar mengajar

b. Sebagai bahan informasi bagi guru tentang sejauh mana peranan

pendekatan scientific dalam meningkatkan hasil belajar anak didik.

Page 6: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui

pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan

suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam

IPA yaitu: (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk

memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil

eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup

pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami

jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang

gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan

diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan

ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi

agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Carin dan Sund (1993) dalam Indrawati ( 2007) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan

yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa

kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.

Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA

meliputi empat unsur utama yaitu:

1. sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta

hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan

melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;

Page 7: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

2. proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah

meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,

pengukuran, dan penarikan kesimpulan;

3. produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

4. aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan

satu sama lain.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul,

sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami

fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara

ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. .

Pada kurikulum IPA tahun 2006 yang lalu dinyatakan bahwa “Pembelajaran IPA

sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai

aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah”. Hal ini menunjukkan bahwa

pendekatan scientific pada pembelajaran IPA bukanlah hal yang baru, penerapannya

diintegrasikan pada berbagai model, strategi, metode dan pendekatan lainnya yang sesuai

dengan karakteristik pembelajaran IPA.

B. Pendekatan Scientific pada Pembelajaran IPA

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati,

menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Uraian

mengenai aktivitas siswa dalam mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta telah diuraikan dengan lengkap pada handout Pendekatan–

pendekatan Ilmiah

Menurut McCollum (2009) dijelaskan bahwa komponen-komponen penting dalam

mengajar menggunakan pendekatan scientific diantaranya adalah guru harus menyajikan

pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder),

meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (

Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication)

Page 8: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

1. Meningkatkan rasa keingintahuan

Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari peserta didik

tentang ’siapa, apa, dan dimana‘atau “’who, what dan where” dari apa yang ada di

sekitar peserta didik. Pada kurikulum 2013, peserta didik dilatih bertanya untuk

meningkatkan rasa keingintahuannya sampai pada pertanyaan ’mengapa dan

bagaimana “why”and “how”

Pada pembelajaran rasa keingintahuan ini dapat difasilitasi dalam kegiatan tanya

jawab baik mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan penutup. Selain

tanya jawab, dapat juga dengan melalui memberikan suatu masalah, fakta-fakta

atau kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik.

2. Mengamati

Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin

tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang

tinggi. Dengan metode observasi peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada

hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan

oleh guru (Sudarwan, 2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan

kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara

teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,

menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka

pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang dilakukan hanya

menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang

dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Untuk

meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam pembelajaran sebaiknya

dimunculkan kegiatan yang memungkinkan siswa mengunakan berbagai panca

indranya untuk mencatat hasil pengamatan.

3. Menganalisis.

Wonder grows with understanding and understanding come of analysis. (Mc

Colum, 2009) Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik

perlu dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat

kemampuannya. Misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri. Berikan

kesempatan kepada peserta untuk meninjau kembali hasil pengamatan dan mereka

dilatih membuat pola-pola atau grafik dari data yang diperolehnya. Latih peserta

untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan dan menghitung.

Page 9: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

4. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepasa peserta

didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari.

C. Keterampilan Proses IPA

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam menggunakan

pendekatan pembelajaran. Pembelajaran IPA lebih menekankan pada penerapan

keterampilan proses. Aspek-aspek pada pendekatan scientific terintegrasi pada pendekatan

keterampilan proses dan metode ilmiah.

Langkah-langkah metode ilmiah : melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,

merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima atau

menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan (Helmenstine, 2013).

Keterampilan yang dilatihkan sering ini dikenal dengan keterampilan proses IPA.

American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi

keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Klasifikasi keterampilan

proses tersebut tertera pada tabel sebagai berikut :

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu

Pengamatan Pengontrolan variabel

Pengukuran Interpretasi data

Menyimpulkan Perumusan hipotesa

Meramalkan Pendefinisian variabel secara operasional

Menggolongkan Menggolongkan

Mengkomunikasikan Merancang eksperimen

Pada pembelajaran IPA pendekatan scientific dapat diterapkan melalui

keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat

keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.

Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-

pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung

seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Pada tabel

berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.

No

Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

1 Mengamati Menggunakan sebanyak mungkin alat indera

Page 10: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

No

Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan

2 Mengelompokkan / Klasifikasi

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

Mencari perbedaan, persamaan ; Mengontraskan ciri-ciri ; Membandingkan

Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

3 Menafsirkan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan ; Menyimpulkan

4 Meramalkan Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum diamati

5 Mengajukan pertanyaan

Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.

Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

6 Merumuskan hipotesis

Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.

Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

7 Merencanakan percobaan

Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

Mentukan variabel/ faktor penentu;

Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat;

Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

8 Menggunakan alat/bahan

Memakai alat/bahan

Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan ; Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.

9 Menerapkan konsep

Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

10 Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian

Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram; Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis; Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian; Membaca grafik atau tabel atau diagram; Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.

Page 11: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

Untuk lebih memahami bagaimana menerapkan keterampilan proses pada

pembelajaran IPA, berikut ini uraian beberapa jenis keterampilan proses dasar dan

keterampilan proses terpadu yang dapat dilatihkan pada peserta didik tingkat SMP.

1. Pengamatan

Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat

inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil

pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam

rangka pengumpulan data atau informasi (Nuryani,1995). Mengamati dapat pula

diartikansebagaiproses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan

menggunakan inderanya. Keterampilan pengamatan dilakukan dengan cara

menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan

pendengar. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut

pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan

alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Pengamatan dapat dilakukan pada obyek

yang sudah tersedia dan pengamatan pada suatu gejala atau perubahan. Contoh :

Sekelompok peserta didik diminta mengamati beberapa tepung yang berbeda jenisnya

baik rasa, warna, ukuran serbuk dan baunya.

2. Pengukuran

Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas,

isi, waktu, massa, dan sebagainya. Menurut Carin dalam Poppy, 2010 mengukur

adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar

yang kovensional atau standar non konvensional.

Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan termometer,

menimbang massa benda dengan berbagai neraca, mengukur volume cairan

menggunakan gelas ukur, mengukur panjang dengan menggunakan penggaris atau

mengukur benda dengan jangka sorong.

3. Klasifikasi

Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan

atau pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi

dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini.

a. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari

sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.

Page 12: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

b. Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek

Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan persamaan, perbedaan

dan hubungan timbal baliknya. Sebagai contoh peserta didik mengklasifikasikan jenis-

jenis hewan, tumbuhan, sifat logam berdasarkan kemagnetannya

4. Menyimpulkan

Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi

adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil

inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya.

Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya

menggunakan pembelajaran konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan

sendiri inferensinya.

5. Komunikasi

Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil

keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa

berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan

mengkomunikasikan ini diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Mengutarakan suatu gagasan.

b. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat suatu

objek atau kejadian.

c. Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara

akurat.

6. Prediksi

Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang

nyata. Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada

keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai

hasil penemuan. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan

mengajukan perkiraan sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu

kecenderunganatau pola yang sudah ada.

Contoh : Peserta didik diminta membuat suatu prediksi

Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan berhari-

hari?

Apa yang akan terjadi pada lampu senter jika ada pemasangan batu batereynya

terbalik?

Page 13: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

7. Mengidentifikasikan Variabel

Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau

berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak

dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah

besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume

diukur dalam liter dan suhu diukur dalam 0C.

Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran

berikut.

a. Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu

eksperimen.

b. Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu

eksperimen.

c. Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu

eksperimen.

Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu

variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.

Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau

dimanipulasi dalam suatu situasi.

Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan

manipulasi.

Variabel control adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak

berpengaruh terhadap variable respon.

8. Interpretasi Data

Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan suatu pola.

Pola dari fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang

logis. Karakteristik keterampilan interpretasi diantaranya : mencatat setiap hasil

pengamatan, menghubungkan-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau

keteraturan dari suatu seri pengamatan dan menarik kesimpulan.

Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis

data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam

bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang

sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu

Page 14: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang

membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

9. Hipotesis

Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan

pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terhadap

variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan,

pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur,

1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan

secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori.

Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.

10. Definisi Variabel Secara Operasional

Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu

variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan

bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang

akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen.

Keterampilan ini merupakan komponen keterampilan proses yang paling sulit

dilatihkan karena itu harus sering di ulang-ulang (Nuh dalam Poppy, 2010).

11. Eksperimen

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk

menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu

eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang

diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-

kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak

harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan

menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam

kurikulum.

Pada saat guru menyajikan pembelajaran IPA menggunakan pendekatan keterampilan

proses peserta didik akan belajar mengamati, mengolah data atau menganalisis data,

dan memkomunikasikan hasil pengamatan dan analisisnya. Keterampilan bertanya

dapat ditingkatkan jika guru memberikan suatu fenomena yang menarik dan

menimbulkan rasa ingin tahu mereka. Melalui penerapan keterampilan proses pada

pembelajaran IPA yang disajikan dengan strategi dan metode yang tepat, mudah-

mudahan siswa dapat terlatih dalam keterampilan scientific. Dan memenuhi apa yang

Page 15: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

diharapkan Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik

yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

D. Materi Pelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup

Secara esensial, pembelajaran pada topik ini mengenalkan peserta didik pada

keberagaman makhluk hidup di muka bumi dan salah satu cara yang efektif untuk

mempelajarinya adalah dengan mengelompokkan sesuai kesamaan dan perbedaan yang

dimiliki. Aktivitas ini disebut klasifikasi.

Kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap makhluk hidup di sekitar,

menganalisis perbedaan makhluk hidup tersebut, berdiskusi, menarik kesimpulan, dan

membuat tulisan dari berbagai pengamatan yang dilakukan. Dalam Kurikulum 2013

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP adalah

sebagai berikut :

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.

2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas

Page 16: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan kimia untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan.

2.4. Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.2. Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup dari benda-benda dan makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar.

3.3. Memahami prosedur pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak- hidup sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak-hidup berdasarkan ciri yang diamati.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4.2. Menyajikan hasil analisis data observasi terhadap benda (makhluk) hidup dan tak hidup.

4.3. Mengumpulkan data dan melakukan klasifikasi terhadap benda-benda, tumbuhan, dan hewan yang ada di lingkungan sekitar

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran materi klasifikasi makhluk hidup umumnya dianggap sebagai salah

satu materi IPA yang membutuhkan kemampuan menghafal yang tinggi. Hal ini terkait

dengan materi atau konsep yang ditekankan oleh guru selama ini pada tuntutan untuk

mengenal nama makhluk hidup dalam bahasa ilmiah atau bahasa latin. Dengan pendekatan

semacam ini siswa tentu akan merasa bahwa materi IPA sangat sulit, karena istilah dan

kata atau bahasa yang dipakai sangat asing bagi anak didik. Sementara konsep yang sangat

diperlukan anak didik dalam keseharian hidup justru terabaikan, seperti kemampuan untuk

mengobservasi / mengamati dan mengelompokkan.

Page 17: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

Proses Belajar Mengajar

Pendekatan ScientificKonsep Klasifikasi Makhluk Hidup

Siklus I Siklus II

Hasil Belajar

Analisis

Temuan

Rekomendasi

Refleksi Mengajar

Agar siswa tidak merasa sulit perlu dilakukan perubahan pendekatan pembelajaran

melalui penekanan pada ketrampilan proses, sehingga anak didik merasa nyaman dan

dapat lebih focus pada konsep mendasar yang diperlukan sehingga anak didik dapat lebih

mudah memahami konsep klasifikasi makhluk hidup ini.

Setelah guru mengajarkan kepada siswa tentang konsep klasifikasi makhluk hidup

dengan pendekatan scientific melalui siklus I kemudian di refleksi dan dilanjutkan pada

siklus II, maka akan menghasilkan hasil belajar dari anak didik. Dari hasil belajar anak

didik tersebut, lalu akan di analisis. Kemudian dari hasil analisis itu akan di temukan hasil

peningkatan ketrampilan proses IPA anak didik dan akan direkomendasikan untuk

pelaksanaan proses belajar mengajar pada materi yang sama.

Bagan kerangka berfikir ditampilkan dalam skema / bagan di bawah ini.

Bagan Kerangka Pikir

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesis tindakan penelitian adalah

jika menggunakan pendekatan scientific pada materi klasifikasi makhluk hidup, maka

tarjadi peningkatan hasil belajar IPA anak didik SMP Negeri 3 Binangun, Kabupaten

Cilacap.

Page 18: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif-deskriktif.

Dikatakan kualitatif karena penelitian berlangsung dengan memperoleh data melalui

observasi untuk melihat gambaran seluruh aktivitas guru dan anak didik selama proses

pembelajaran berlangsung. Dikatakan deskriptif karena akan disajikan gambaran

mengenai hasil belajar IPA anak didik dengan mencari nilai rata-rata dan persentase

ketrampilan proses IPA. Melalui pendekatan penelitian ini akan mengungkapkan

kemampuan dan pengetahuan anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

efektif.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

research) yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

B. Fokus Penelitian

Fokus yang diteliti dalam memberikan pemecahan yang tepat terhadap

permasalahan penelitian yang di kemukakan adalah :

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan scientific yaitu

bagaimana penerapan dan peranan pendekatan scientific dalam meningkatkan

ketrampilan proses IPA anak didik.

2. Ketrampilan proses IPA yang dimaksud disini adalah dengan melihat kemampuan

siswa dalam mengobservasi, menggolongkan dan mengkomunikasikan hasil belajar

yang diperoleh anak didik diakhir pembelajaran setiap siklus untuk mengetahui adanya

perubahan ketrampilan proses IPA anak didik di SMP Negeri 3 Binangun, Kabupaten

Cilacap melalui pendekaran scientific.

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 3 Binangun, Kabupaten Cilacap. Sekolah

ini terdiri dari 21 ruangan masing-masing 14 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang UKS,

dan 1 ruang kantor, 1 ruang laboratorium, 1 ruang computer, serta 350 orang siswa dengan

Page 19: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

Perencanaan

Refleksi PelaksanaanSiklus I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi?

15 orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 14

orang guru mata pelajaran, 9 orang guru tidak tetap, dibantu oleh 11 staf tata usaha.

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas 7.A SMP Negeri 3 Binangun,

Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, dan waktu pelaksanaan tindakan penelitian ini

adalah pada tahun 2014.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas adalah semua anak didik kelas 7.A sebanyak 36

anak didik, yang terdiri dari 20 orang anak didik laki-laki dan 16 orang anak didik

perempuan. Tindakan ini dilakukan oleh peneliti sendiri selaku guru mata pelajaran IPA

SMP Negeri 3 Binangun, dengan dibantu kepala sekolah dan teman sejawat yang

bertindak sebagai observer yang telah membaca dan memahami pendekatan scientific.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui proses pengkajian yang terdiri

dari 4 tahapan utama yaitu mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan dan refleksi.

Arikunto, dkk (2008: 16) mengemukakan bahwa tindakan dilakukan dalam siklus,

dapat dilihat pada skema berikut :

Skema Siklus PTK

Page 20: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

1. Tahapan Siklus I

a. Tahapan perencanaan

1) Menelaah Kurikilum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) dan dilengkapi dengan

kurikulum 2013, sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan yaitu

klasifikasi makhluk hidup.

2) Menyusun dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (lampiran 1).

3) Menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan scenario pembelajaran yang

telah ditetapkan (lampiran 2).

4) Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dan anak didik selama

tindakan berlangsung (lampiran 3)

5) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan proses belajar mengajar dengan mengacu

pada skenario pembelajaran yang telah dibuat dengan materi klasifikasi makhluk hidup.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti

disesuaikan dengan silabus yang digunakan. Siklus 1 dilaksanakan selama 2 x pertemuan,

masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini ada dua perlakuan yaitu observasi dan evaluasi. Pelaksanaan tahap

observasi terhadap aktivitas anak didik sebanyak 36 orang secara langsung pada proses

belajar mengajar. Dengan menggunakan lembar observasi yang meliputi : kehadiran anak

didik, perhatian anak didik terhadap pembahasan materi pelajaran, pengamatan terhadap

aktifitas pengamatan, keaktifan anak didik dalam bertanya, kerja sama dalam kelompok,

mengganggu teman yang belajar mengambil giliran untuk berbagi tugas, kemampuan anak

didik dalam mengemukakan pendapat, anak didik yang mengikuti pelajaran dari awal

hingga akhir, dan perilaku anak didik dalam kelas. Pelaksanaan evaluasi yaitu memberikan

tes berupa soal-soal latihan yang dilakukan pada akhir tindakan.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, demikian pula hasil tes

belajar anak didik, kemudian dianalisis dan direfleksi. Refleksi yang dimaksudkan untuk

melihat apakah rencana telah terlaksana secara optimal atauperlu dilakukan perbaikan.

Hasilanalisis siklus I inilah yang dijadikan acuan penulis untuk merancang siklus II di

Page 21: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

mana yang dianggap bagus tetap dipertahankan sedangkan kekurangannya menjadi

pertimbangan dan refisi pada siklus berikutnya.

2. Tahapan Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, terlebih dahulu dilakukan

persiapan pelaksanaan pembelajaran berupa penyusunan rencana perbaikan pembelajaran

seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar kerja anak didik,

media serta penilaian yang digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Hal-hal yang seharusnya dilakukan pada pelaksanaan tindakan adalah memahami

rencana yang telah dirumuskan dan dimengerti bagaimana proses belajar dengan

menggunakan pendekatan scientific. Pada siklus ini guru merubah posisi kelompok

menjadi lurus yang sebelumnya posisi kelompok berbentuk segitiga. Diharapkan proses

pembelajaran lebih efektif dan efisien.

c. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengumpulan data dengan

menggunakan lembar observasi.

d. Analisis dan Refleksi

Rangkaian kegiatan berupa perancanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi

akhir. Setelah berdiskusi dengan guru dan kepala sekolah selaku observer untuk melihat

kegagalan dan keberhasilan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

E. Tehnik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian tindakan kelas, format observasi digunakan untuk merekam data

proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Adapun format observasi yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu :

a) format observasi aktivitas guru dan

b) format observasi aktivitas anak didik.

2. Dokumentasi

Dokumentasi hasil belajar anak didik, yaitu hasil tes yang diberikan guru kepada

anak didik sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajar anak didik

setelah proses pembelajaran berlangsung.

Page 22: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

3. Teknik

Tes adalah suatu kegiatan yang diberikan guru kepada anak didik untuk

mengetahui hasil belajar atau kemampuan anak didik. Tes juga dapat diberikan sebagai

alat ukur. Adapun tes yang digunakan yaitu tes tulis.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses belajar mengajar,

selanjutnya dianalisis secara kualitatif-deskriptif sehingga dapat diketahui apakah

penggunaan pendekatan scientific sudah mencapai sasaran atau belum. Adapun hasil

belajar dianalisis secara deskriptif sehingga dapat diketahui apakah hasil belajar dengan

menggunakan pendekatan scientific sudah mencapai sasaran atau bahkan tidak mencapai

sasaran.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari meningkatnya proses belajar

anak didik dengan menggunakan pendekatan scientific dan meningkatnya nilai rata-rata

belajar anak didik secara klasikal yaitu mencarai 75 % anak didik yang memperoleh skor

minimum 65 dari skor ideal 100.

Page 23: Upaya Peningkatan Ketrampilan Proses Ipa Dalam Pembelajaran Klasifikasi Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Scientific Di Smp Negeri 3 Binangun Tahun Pelajaran 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Saharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998 / 1999. Strategi Belajar Mengajar. Ditjen

Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dimyati, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim, R. dan Syaodih, Nana. 1992. Perencanaan Pengajaran. Makassar: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Karim, Abdul. 2007. Media Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Guang Persada.

Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Padang : Quantum

Teaching.

Sardiman. 1992. Interaksi & Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensido.

Syah, Muhibbin. 2009. Psikoligi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:

Fokus Media.

Usman, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Julian Holland. 2005. Ensiklopedia Iptek. Jakarta: PT. Lentera Abadi.